View of HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PERILAKU K3 PADA KARYAWAN SUB DEPARTEMEN PRODUKSI

  

HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

(K3) DENGAN PERILAKU K3 PADA KARYAWAN SUB

DEPARTEMEN PRODUKSI

  1

  2 Laili Nurjannah , 1 Heni Fa’riatul Aeni 2 Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKes Cirebon

  Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKes Cirebon

  

ABSTRAK

  Teknologi industri di segala sektor semakin berkembang pesat dimana penggunaan mesin dan peralatan mekanik yang serba canggih dapat diikuti dengan peningkatan kondisi kerja yang memberikan permasalahan atau dampak yang negatif terhadap kesehatan dan keselamatan kerja pekerja. Mempromosikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di kalangan tenaga kerja, pengusaha, dan masyarakat merupakan hal yang penting bagi perusahaan, guna terciptanya hubungan industri yang harmonis, dinamis serta berkeadilan yang menjamin ketenangan usaha, ketenangan kerja dan produktifitas. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara promosi keselamatan dan kesehatan kerja dengan perilaku K3 pada karyawan bagian produksi PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Cirebon tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional, besar sampel 51 orang (Sampel Jenuh). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan wawancara. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square. Hasil uji univariat diperoleh penerapan promosi K3 yaitu rambu-rambu K3, pelatihan, pengawasan, komunikasi dan kegiatan kegiatan bulan K3 mayoritas responden menyatakan baik dengan persentase masing - masing, rambu- rambu K3 sebanyak 56,9%, pelatihan 51%, pengawasan 52,9%, komunikasi 51% dan kegiatan bulan K3 51%. Hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan signifikan antara promosi K3 pada pelatihan dan pengawasan dengan perilaku K3 dengan masing - masing nilai p value sebesar 0,003, dan 0,000. Tidak ada hubungan promosi K3 pada (rambu-rambu, komunikasi, dan kegiatan bulan K3) dengan perilaku K3.

  Kata kunci : Promosi, perilaku, keselamatan dan kesehatan kerja

  

ABSTRACT

Technology in all sectors of is growing rapidly in which the use of machinery and mechanical equipment

are all sophisticated (modern) can be followed by an increase in working conditions that give problems

or negative impact on the health and safety of workers. Promoting occupational health and Safety

among workers, employers, and the community is essential for the company, in order to create a

harmonious industrial relations, dynamic and equitable efforts that ensure peace, tranquility and

productivity work. The purpose of this study is to find out what the relationship between the promotion

of health and safety with behavior of health and safety on the production PT. Japfa Comfeed Indonesia

Tbk. Unit Cirebon. The research quantitative with cross sectional design, the samples are 51 people

(saturated sampling). The instruments are used in this study is the questionnaire and the data collection

used by the interview. Analysis of the data used univariate and bivariate analysis using the chi-square

test. Univariate test results obtained by the application of health and safety promotion, safety sign,

training, supervision, communication and the health and safety months activities the majority of

respondents said it was good to the percentage of health and safety sign as many 56,9%, training many

51%, supervision many 52,9%, communication many 51% and health and safety months activities many

51%. The results of the chi square test showed no significant relationship between of health and safety

promotion (training and supervision) with health and safety behavior with each of p value of 0.003 and

0,000. There is no relationship promotion K3 on the safety sign, communication, and activities of the

month K3 with behavior occupational health and safety.

  Keyword: Promotion, behavior, occupational health and safety

  PENDAHULUAN

  Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja sekaligus melindungi aset perusahaan. Pelaksanaan K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

  Setiap proses pekerjaan di perusahaan beresiko mengakibatkan kecelakaan kerja mulai dari ringan sampai dengan berat. Kecelakaan tersebut bisa terjadi karena kondisi tempat kerja yang tidak aman (unsafe condition) maupun karena kelalaian pekerja (unsafe action). 1 Menurut Heinrich memperkirakan bahwa 85% kecelakaan kerja terjadi adalah kontribusi dari perilaku kerja yang tidak aman. Dari hasil analisa terhadap beberapa insiden, disimpulkan bahwa 95% kecelakaan kerja secara langsung berkaitan dengan perilaku tidak selamat sesaat sebelum kejadian kecelakaan kerja. 2 Berdasarkan data dari Internasional

  Labour Organization (ILO) tahun 2015

  mencatat, setiap hari terjadi sekitar 6000 kecelakaan, kecelakaan kerja mengakibatkan korban fatal di dunia. Di Indonesia, ada 20 kasus kecelakaan dialami para buruh dari setiap 100 ribu tenaga kerja, dan 30 persen terjadi sektor kontruksi. Data dari Jamsostek, secara keseluruhan 9 orang meninggal perhari. 3 orang di tempat kerja, 6 orang dihubungan kerja. Ini meliputi saat perjalanan menuju atau setelah dari tempat kerja, kata Dafi Armada, kasie pengawasan norma K3 kontruksi bangunan dalam diskusi publik yang diadakan di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) jakarta senin 29 Juni 2015. 3 Angka kecelakaan kerja di Indonesia masih tinggi. Mengutip data Badan

  Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenaga kerjaan hingga akhir 2015 telah terjadi kecelakaan kerja sebanyak 105.182 kasus.Sementara itu untuk kasus kecelakaan berat yang mengakibatkan kematian tercatat sebanyak 2.375 kasus dari total jumlah kecelakaan kerja. 3 Berdasarkan data BPJS

  (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan, jumlah kecelakaan kerja di Provinsi Jawa Barat sepanjang tahun 2014 berjumlah 3.751 kasus dengan besaran klaim mencapai Rp 16,77 miliar rupiah. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Cirebon menyebutkan, untuk di Kabupaten Cirebon pada tahun 2014 berdasarkan data laporan kecelakaan kerja terjadi kasus kecelakaan kerja dengan korban meninggal 11 orang, luka ringan 185 orang dan luka berat 10 orang. 4 Pencegahan kecelakaan merupakan hal yang mendasar bagi perusahaan, karena menyangkut jiwa manusia atau tenaga kerjanya dan lingkungan kerja itu sendiri yang menjadi sebab timbulnya kecelakaan. Oleh karena itu mempromosikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dikalangan tenaga kerja, pengusaha, dan masyarakat merupakan hal yang penting bagi perusahaan, guna terciptanya hubungan industri yang harmonis, dinamis serta berkeadilan yang menjamin ketenangan usaha, ketenangan kerja dan produktifitas melalui pengembangan budaya Keselamatan dan Kesehatan kerja. 5 Menurut Bond dan Fried Meyer perilaku kerja yaitu kemampuan kerja dan perilaku-perilaku dimana hal tersebut sangat penting disetiap pekerjaan atau situasi kerja.

  Perilaku kerja aman adalah aplikasi sistematis pada seseorang karyawan/tenaga kerja tentang masalah keselamatan ditempat kerja sehingga terhindar dari Penyakit Akibat Kerja (PAK). Perilaku kerja aman lebih menekankan pada aspek perilaku manusia terhadap tejadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. 6 Promosi kesehatan dalam arti pendidikan, secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan dan batasan ini tersirat unsur- unsur input, proses, output. Hasil yang diharapkan dari suatu promosi atau pendidikan kesehatan adalah perilaku kesehatan atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif. 7 Promosi K3 secara regular dilakukan agar pekerja dapat selalu ingat dan lebih memahami tentang aspek-aspek K3 yang disampaikan. Menurut PP No 50 tahun 2012 bentuk promosi K3 dilakukan dengan pemasangan rambu-rambu K3, pelatihan, pengawasan, komunikasi dan kegiatan bulan K3 yang terdapat pada Kepmenaker No 386 tahun 2014. Bentuk promosi juga dapat dilakukan dengan suatu program yang menarik, seperti dibuatkan lomba, kuis, dan bentuk program lainnya. Intinya, petugas K3 melakukan sosialisasi dan promosi-promosi yang menarik agar pekerja lebih memiliki awareness yang tinggi terhadap aspek K3. 8 Penelitian yang dilakukan Siti Halimah

  (2010) tentang faktor - faktor yang mempengaruhi perilaku aman karyawan di PT. SIM PLANT TAMBUN II menyatakan bahwa ada hubungan antara peran pengawasan dan peran rekan kerja dengan perilaku aman. 9 Penelitian yang dilakukan Riska

  Theodora Sipayung (2014) tentang hubungan promosi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan perilaku aman (safe behavior) pada karyawan bagian produksi pengolahan minyak sawit di PTPN IV Kebun Dolok Ilir menyatakan bahwa ada hubungan antara pelatihan dengan perilaku aman dan ada hubungan antara kegiatan bulan K3 dengan perilaku aman. 10 PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk adalah salah satu perusahaan agri-pangan terintegrasi terbesar di Indonesia. Kegiatan bisnis intinya meliputi pengadaan bahan baku, produksi pakan ternak, pembibitan Day Old

  Chicks (DOC), peternakan ayam, ayam saus,

  dan pengolahan unggas, budidaya pertanian, serta distribusi. Dari proses produksinya yang menggunakan mesin dan alat-alat berat, maka PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Cirebon mempunyai resiko untuk terjadinya kecelakaan kerja. 11 Resiko yang terjadi ditimbulkan dari penggunaan mesin yang menjadi sumber kebisingan, alat-alat kerja yang berat dan kondisi lingkungan/tempat produksi yang bau dan berdebu sehingga hal tersebut tentu berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK).

  PT. Japfa Comfeed Indonesia telah melaksanakan program SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dimana promosi K3 ada di dalam bagian SMK3. Bentuk promosi K3 yang telah dilaksanakan meliputi rambu-rambu K3, pelatihan, pengawasan, komunikasi dan kegiatan bulan K3. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada bulan April 2016 dari bentuk promosi tersebut ada beberapa yang belum dilaksanakan secara maksimal seperti beberapa poster K3 pudar dan belum dilakukan penggantian, komunikasi berupa safety briefing tidak dilakukan setiap hari sebelum melakukan pekerjaan, pelatihan dimana karyawan yang sudah melakukan pelatihan K3 belum dilakukan evaluasi penerapannya. Masih ditemukan pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan, penggunaan helm yang asal pakai dan masih ditemukannya putung rokok di area pabrik yang sudah terpasang papan/spanduk himbauan dilarang merokok.

  Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang “Hubungan promosi kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dengan perilaku K3 pada karyawan sub departemen produksi di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Cirebon tahun 2016”.

  METODE PENELITIAN Alat dana Bahan

  Instrumen/alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner dengan pertanyaan tertutup terdiri dari 9 pertanyaan tentang perilaku K3, Promosi K3 (rambu K3 4 pertanyaan, pelatihan 4, pengawasan 5, komunikasi 4, dan kegiatan bulan K3 6 pertanyaan) dilakukan dengan cara wawancara. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan sub departemen produksi di PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Cirebon berjumlah 51 responden.

  Jalannya Penelitian 1.

  Permohonan ijin penelitian kepada perusahaan atau instansi tempat penelitian

  Unit Cirebon untuk pengambilan data primer dan sekunder sebagai bahan penelitian.

  3. Responden sebelumnya akan mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penelitian, selanjutnya dibuat imfoemed consent.

  4. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner, dengan waktu yang telah disetujui kedua belah pihak (antara peneliti dan responden) di luar jam kerja.

  5. Proses pemberian kode kepada setiap variabel yang telah dikumpulkan untuk memudahkan dalam pengolahan lebih lanjut.

  6. Membuat Angka (Scoring). Pemberian skor jawaban responden pada beberapa pertanyaan di kuesioner sehingga dapat digabungkan menjadi satu variabel.

  7. Menyusus Tabel (Tabulating). Langkah- langkah yang termasuk dalam kegiatan tabulasi adalah: 1)

2. Persetujuan dari Kepala Sub Departemen Produksi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk.

  Memberikan skor item-item yang tidak diberikan skor. 2)

  Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberikan skor. 3)

  Mengubah jenis data disesuaikan dengan teknik analisis yang akan digunakan.Menginput data, pemberian kode, dan skoring data

  8. Menganalisa data univariat dan bivariat dengan uji chi square.

  HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel I. Distribusi Responden Mengenai Promosi K3 (Rambu-rambu K3, pelatihan, Pengawasan, komunikasi, dan kegiatan bulan K3) dan Perilaku K3 Variabel Kategori Frekuensi Presentase Promosi K3

  • Tidak Baik

  Baik 29 56,9 Rambu-rambu K3

  22 43,1

  • Baik

  26

  51 Pelatihan Tidak Baik

  25

  49 Baik 27 52,9 Pengawasan

  • Tidak Baik

  24 47,1 Baik

  • Tidak Baik

  26

  51 Komunikasi

  25

  49

  • Baik

  26

  51 Kegiatan Bulan K3 Tidak Baik

  25

  49 Perilaku K3 Baik

  26

  51 Tidak Baik

  25

  49 Tabel II. Hubungan Promosi K3 dengan Perilaku K3

  P value Variabel Kategori Perilaku K3 N Promosi K3 Tidak Baik Baik

  Rambu-rambu K3 Tidak Baik

  11

  11 22 1,000 Baik

  14

  15

  29 Pelatihan Tidak Baik

  18

  7 25 0,003 Baik

  7

  19

  26 Pengawasan Tidak Baik

  19

  5 24 0,000 Baik

  6

  21

  27 Komunikasi Tidak Baik

  10

  15 25 0,325 Baik

  15

  11

  26 Kegiatan Bulan K3 Tidak Baik

  15

  10 25 0,208 Baik

  10

  16

  26 Hubungan Rambu-Rambu K3 Dengan

  Perilaku K3

  Hasil uji statistik menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara rambu-rambu Hasil analisis responden pada kategori rambu-

  K3 dengan perilaku K3 (p=1,000). Hasil rambu K3 baik lebih banyak yaitu sebanyak 29 penelitian ini sesuai dengan penelitian yang responden (56,9%). Kondisi di PT. Japfa dilakukan Riska Theodora Sipayung tahun 2014

  Comfeed Indonesia Tbk. Unit Cirebon pada tentang hubungan promosi keselamatan dan setiap departemen telah terpasang rambu-rambu kesehatan kerja (K3) dengan perilaku aman K3. Namun responden yang menyatakan bahwa

  (safe behaviour) pada karyawan bagian rambu K3 tidak baik kemungkinan karena produksi pengolahan minyak sawit di PT.PTPN beberapa poster pudar dan belum dilakukan

  IV Kebun Dolok Ilir, menyatakan bahwa tidak penggantian. ada hubungan antara rambu-rambu K3 dengan perilaku aman pada karyawan bagian produksi pengolahan minyak sawit di PT.PTPN IV Kebun Dolok Ilir. 10 Suma’mur menyatakan bahwa poster yang merupakan bentuk media dari rambu-rambu K3 dapat dipakai untuk pengarahan suatu sikap atau tindakan yang aman dan selamat. 2 Perbedaan hasil penelitian dengan teori kemungkinan terjadi karena adanya perbedaan

  Hubungan Pelatihan Dengan Perilaku K3

  Hasil analisis pada kategori pelatihan baik lebih banyak yaitu sebanyak 26 responden (51%). Kondisi di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Cirebon sendiri telah melakukan berbagai macam pelatihan meliputi pelatihan APAR dan pelatihan K3 dasar, K3 lanjutan dan first aid namun masih ada karyawan yang tidak mengikuti pelatihan dan karyawan yang sudah melakukan pelatihan belum dilakukan evaluasi penerapannya. Hasil uji statistik menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pelatihan dengan perilaku K3 (p=0,003). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Riska Theodora Sipayung tahun 2014 tentang hubungan promosi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan perilaku aman (safe

  behaviour ) pada karyawan bagian produksi

  pengolahan minyak sawit di PT.PTPN IV Kebun Dolok Ilir, menyatakan bahwa ada hubungan antara pelatihan dengan perilaku aman pada karyawan bagian produksi pengolahan minyak sawit di PT.PTPN IV Kebun Dolok Ilir. 10 Sedangkan hasil penelitian

  Siti Halimah tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku aman karyawan di PT SIM PLANT TAMBUN II tahun 2010,

  Hubungan Pengawasan Dengan Perilaku K3

  Hasil analisis pada kategori Pengawasan baik lebih banyak yaitu sebanyak 27 responden (52,9%). Kondisi di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Cirebon sendiri pengawasan telah diterapkan dan dilakukan oleh P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja). karakteristik responden seperti masa kerja dimana karyawan yang masa kerjanya lebih lama memiliki perilaku yang kurang peduli dengan perubahan kondisi lingkungan tempat kerjanya sehingga karyawan itu sendiri tidak memperhatikan atau tidak menyadari bahwa adanya rambu-rambu K3 yang telah terpasang. menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pelatihan dengan perilaku aman pada karyawan bagian produksi di PT SIM PLANT TAMBUN II Tahun 2010. 9 Perbedaan hasil penelitian tersebut kemungkinan disebabkan oleh perbedaan karakteristik responden seperti pendidikan dimana karyawan di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk.Unit Cirebon mayoritas pendidikan SMA hal tersebut kemungkinan menyebabkan keterbatasan pengetahuan sehingga karyawan merasa pelatihan itu bermanfaat/penting untuk menambah ilmu pengetahuannya. Pelatihan merupakan suatu program yang diharapkan dapat memberikan rangsangan/stimulus kepada seseorang untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam pekerjaan tertentu dan memperoleh pengetahuan umum dan pemahaman terhadap keseluruhan lingkungan kerja atau organisasi. 12 Pelatihan sebaiknya dilakukan sesuai dengan kebutuhan karyawan sehingga pelatihan tersebut dapat berhasil dan melakukan beberapa perubahan metode dalam menyampaikan materi dalam pelatihan tersebut sehingga karyawan lebih mudah untuk memahami materi pelatihan yang diberikan oleh narasumber.

  Hasil uji statistik menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengawasan dengan perilaku K3 (p=0,000). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Siti Halimah tahun 2010 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku aman karyawan di PT SIM PLANT TAMBUN II Tahun 2010, menyatakan bahwa ada hubungan antara peran pengawas dengan perilaku aman pada karyawan II Tahun 2010. 9 Sedangkan hasil penelitian Riska Theodora Sipayung tahun 2014 tentang hubungan promosi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan perilaku aman (safe

  behaviour ) pada karyawan bagian produksi

  pengolahan minyak sawit di PT.PTPN IV Kebun Dolok Ilir, menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pengawasan dengan perilaku aman pada karyawan bagian produksi

  Hubungan Komunikasi Dengan Perilaku K3

  Hasil analisi kategori komunikasi baik lebih banyak yaitu sebanyak 26 responden (51%). Kondisi di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Cirebon sendiri bentuk promosi yang berupa komunikasi yaitu belum dilakukannya

  safety briefing

  setiap hari sebelum melakukan pekerjaan. Hasil uji statistik menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara Komunikasi dengan perilaku K3 (p=0,325). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Riska Theodora Sipayung tahun 2014 tentang hubungan promosi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan perilaku aman (safe

  behaviour ) pada karyawan bagian produksi

  pengolahan minyak sawit di PT.PTPN IV Kebun Dolok Ilir, menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara komunikasi dengan perilaku aman pada karyawan bagian produksi pengolahan minyak sawit di PT. PTPN IV Kebun Dolok Ilir. 10 Menurut Soekidjo komunikasi adalah sebuah proses pengoperasian rangsangan (stimulus) dalam bentuk lambing atau symbol bahasa atau gerak (non verbal) untuk

  Perbedaan hasil penelitian tersebut kemungkinan disebabkan oleh perbedaan karakteristik responden seperti masa kerja dimana masa kerja yang lebih lama merasa tidak nyaman saat diawasi dan merasa terganggu konsentrasinya saat bekerja. Pengawasan adalah proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. 10 Pengawasan sangat diperlukan untuk mendorong motivasi karyawan agar berperilaku aman dan memperhatikan aspek kehati-hatian dalam bekerja, PT Japfa Comfeed telah melakukan pengawasan sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat mempengaruhi perilaku orang lain. 7 Perbedaan hasil penelitian dengan teori kemungkinan terjadi karena adanya perbedaan karakteristik responden seperti umur dan pendidikan biasanya sering terjadi salah mengartikan atau salah persepsi dengan apa yang orang lain sampaikan. Komunikasi keselamatan dan kesehatan kerja digunakan untuk mendorong perilaku, sehingga pekerja termotivasi untuk bekerja dengan selamat. Komunikasi yang baik akan mempermudah untuk memahami semua informasi yang diperlukan dan menciptakan kerjasama yang baik.

  Hubungan Kegiatan Bulan K3 Dengan Perilaku K3

  Hasil analisis Kategori kegiatan bulan K3 baik lebih banyak yaitu sebanyak 26 responden (52,9%). Kondisi di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Cirebon sendiri telah melaksanakan Kegiatan bulan K3 seperti upacara bulan K3, Pemasangan Spanduk dengan Tema Bulan K3 untuk memperingati bulan K3 Nasional. Hasil uji statistik menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kegiatan bulan K3 dengan perilaku K3 (p=0,208). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Riska Theodora Sipayung tahun 2014 tentang hubungan promosi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan perilaku aman (safe behaviour) pada karyawan bagian produksi pengolahan minyak sawit di PT.PTPN

  IV Kebun Dolok Ilir, menyatakan bahwa ada hubungan antara kegiatan bulan K3 dengan perilaku aman pada karyawan bagian produksi pengolahan minyak sawit di PT. PTPN IV Kebun Dolok Ilir. 10 Perbedaan hasil penelitian tersebut kemungkinan disebabkan oleh perbedaan karakteristik responden berdasarkan masa kerja dimana masa kerja yang lebih lama terbiasa dengan mengikuti kegiatan bulan K3

  KESIMPULAN

  Distribusi responden berdasarkan bentuk promosi K3 yang menyatakan Rambu

  yang dilakukan oleh perusahaan sehingga karyawan turut ikut serta dalam peringatan bulan K3 tersebut. Kegiatan bulan K3 ini dilaksanakan setiap peringatan bulan K3 pada 12 Februari, kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan budaya K3 di tempat kerja dengan melaksanakan berbagai kegiatan yang bertemakan K3. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan bulan K3 dilakukan bertujuan untuk meningkatkan budaya K3 di tempat kerja dan meningkatkan kesadaran dan partisipasi semua pihak dalam efektifitas pelaksanaan K3 dan mendorong terciptanya budaya K3 sebagai kebutuhan individu dan masyarakat.

  D istribusi responden berdasarkan perilaku K3 pada kategori Perilaku K3 baik lebih banyak yaitu sebanyak 26 responden (51%) sedangkan perilaku K3 tidak baik sebanyak 25 responden (49%). Tidak ada hubungan antara promosi K3 (rambu-rambu K3, komunikasi K3 dan kegiatan bulan K3) dengan perilaku K3 pada karyawan sub departemen produksi PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Cirebon tahun 2016. Ada hubungan antara promosi K3 (pelatihan dan pengawasan) dengan perilaku K3 pada karyawan sub departemen produksi PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Cirebon tahun 2016.

  • – rambu K3 baik yaitu sebanyak 29 responden responden (56,9%). Pada kategori pelatihan baik lebih banyak yaitu sebanyak 26 responden (51%). Pada kategori Pengawasan baik lebih banyak yaitu sebanyak 27 responden (52,9%). Kategori komunikasi baik lebih banyak yaitu sebanyak 26 responden (51%). Kategori kegiatan bulan K3 baik lebih banyak yaitu sebanyak 26 responden (51%).

DAFTAR PUSTAKA

  Analisis kecelakaan kerja. Tersedia: http//katigaku.com.2015/06/04analisiskecel akaan kerja . Download: 16 Maret 2016 Anonim.Hubungan pengetahuan tentang ergonomi dengan perilaku kerja aman pada tenaga kerja mengangkat barang di gudang PT. coca- cola Karawaci Tangerang.Skripsi.[diunduh tanggal 31Mei 2016].Tersedia dari : digilib. Esaunggul .ac.id /hubungan

  • –pengetahuan-tentang- ergonomi-denganperilaku-kerja-aman-pada- pekerja-mengangkat-dan menaikan-barang- digudang-pt-coca-8722-cola-tangerang- 4117.html Danggur Konradus. (2006). Membangun SDM pekerja yang sehat, produktif dan kompetitif. Ismed Somad, 2013. Teknik efektif dalam membudayakan keselamatan dan kesehatan kerja. Dian Rakyat. Jakarta Kecelakaan Kerja di Indonesia Masih Tinggi. Tersedia : http://www. beritasatu.com/ekonomidan bisnis/ ancaman-kecelakaankerja-di-indonesia- masih-tinggi. Download. 28 Mei 2016 PT. Japfa Comfeed Indonesia. (2016) Profil

  Perusahaan.Cirebon Riska Theodora Sipayung. Hubungan promosi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan perilaku aman (safe behavior) pada karyawan bagian produksi pengolahan minyak sawit di PTPN IV Kebun Dolok Ilir.Skripsi.Universitas Sumatera Utara.

  Tersedia : Repository.usu.ac.id>bitstream. Download. 18 Mei 2016 Ropiah. Promosi K3 sebagai upaya meningkatkan budaya K3. Tersedia: https//core.ac.uk/download/files/478/16508 322.pd. Download. 18 Maret 2016 Siti Halimah. Faktor - faktor yang mempengaruhi perilaku aman karyawan di PT. SIM PLANT TAMBUN

  II.Skripsi.Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tersedia : perpus.fkik.uinjkt.ac.id>file_digital.

  Download : 30 Mei 2016 Soekidjo Notoatmodjo, 2012, Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Rieneka Cipta. Jakarta Sugeng Budiono, 2003, Bunga Rampai Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang Suma’mur PK., Soedirman,

  2014, Kesehatan Kerja Dalam Perspektif Hiperkes & Keselamatan Kerja. Erlangga. Jakarta

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN TERJADINYA GANGGUAN MAKAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM RIYADOL MAHIRIN CIMAHI Setiawati Stikes Jenderal A. Yani Cimahi ABSTRAK - View of HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN TERJADINYA GANGGUAN MAKAN PA

0 1 5

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN II MAHASISWA PRODI KEBIDANAN (D-3) STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI TAHUN 2016 Flora Honey Darmawan ABSTRAK - View of HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRE

0 0 8

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INTRA UTERINE FETAL DEATH (IUFD) DI RSUD CIBABAT KOTA CIMAHI TAHUN 2015 Wisdyana Saridewi PWP ABSTRAK - View of FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INTRA UTERINE FETAL DEATH (IUFD) DI RSUD CIBABAT

1 3 9

DETEKSI RESISTENSI INH (gen inhA) PADA PENDERITA TUBERCULOSIS KASUS BARU DENGAN MENGGUNAKAN KULTUR CAIR MGIT (Mycobacteria Growth Indicator Tube) DAN METODE PCR (Polymerase Chain Reaction)

0 0 9

HUBUNGAN MOTIVASI PADA SAAT SELEKSI MAHASISWA BARU DAN PADA SAAT PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR THE CORRELATION BETWEEN MOTIVATION AT THE TIME OF SELECTION OF NEW STUDENTS AND DURING LEARNING WITH LEARNING ACHIEVEMENT Hanny Yuli Andini e-mail : hann

0 0 10

KAJIAN PELAKSANAAN KEGIATAN COOKING CENTER DAN OJEK MAKANAN BALITA (OMABA) DALAM PENANGGULANGAN GIZI BURUK BAGI BALITA DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMASRIUNG BANDUNG Dini Marlina

0 0 20

HUBUNGAN KONSUMSI SERAT DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA SISWA SMAN 3 CIMAHI TAHUN 2016 Susilowati), Ayu Laili Malik2 , Astrina Tarigan3 , Tya Nita Ariffah4

0 0 11

View of LAJU PERTUMBUHAN PROBIOTIK Lactobacillus bulgaricus ATCC 11842 PADA MEDIA MRSB

0 0 8

View of GAMBARAN ABNORMALITAS ORGAN HATI DAN GINJAL PASIEN TUBERKULOSIS YANG MENDAPATKAN PENGOBATAN

0 0 11

View of PENGARUH DELAY CORD CLAMPING TERHADAP KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI KOTA CIMAHI

1 1 14