HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN TERJADINYA GANGGUAN MAKAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM RIYADOL MAHIRIN CIMAHI Setiawati Stikes Jenderal A. Yani Cimahi ABSTRAK - View of HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN TERJADINYA GANGGUAN MAKAN PA

  

HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN TERJADINYA

GANGGUAN MAKAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI YAYASAN

PENDIDIKAN ISLAM RIYADOL MAHIRIN CIMAHI

Setiawati

Stikes Jenderal A. Yani Cimahi

  

ABSTRAK

Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh beberapa factor baik

internal maupun eksternal. Salah satu factor eksternal adalah nutrisi yang didapat

oleh anak. Usia Balita adalah usia kritis dimana seorang anak akan tumbuh dengan

pesat baik secara fisik maupun mental. Dimasa inilah seorang anak membutuhkan

nutrisi yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan tubuh dan otaknya.

Sebagai orang tua pasti sering mengalami masalah anak susah makan, bahkan

waktu makan menjadi waktu “Perang” antara anak dan orang tua. Penenelitian ini

bertujuan mengetahui hubungan kebiasaan makan dengan terjadinya gangguan

makan Pada Anak Usia Pra Sekolah di Yayasan Pendidikan Islam Riyadol Mahirin

Cimahi .Rancangan penelitian yang digunakan cross sectional, teknik pengumpulan

data dengan menggunakan kuesioner dengan total sampling 30 orang. Hasil

penelitian menunjukkan hampir seluruh responden 86.7% mempunyai kebiasaan

menyukai jenis makananan tertentu dan sebagian kecil responden 26.7%

mengalami gangguan makan. Secara statistic tdk ada hubungan yang significant

antara kebiasaan makan dengan gangguan makan. Saran sediakan selalu lingkungan

yang menyenangkan saat makan, buat menu makanan sehat yang bervariasi untuk

dibawa bekal ke sekolah. Kata kunci : Kebiasaan makan, gangguan makan, usia prasekolah

  Pendahuluan

  Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal.Salah satu faktor eksternal adalah nutrisi yang didapat oleh anak. Orang tua diharapkan mempunyai pemahaman yang tepat tentang nutrisi yang diperlukan anak untuk tumbuh dan berkembang, serta zat gizi yang dibutuhkan anak pada usia tertentu sehingga dapat diberikan dengan tepat walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa lingkungan dan status social ekonomi keluarga sangat mempengaruhi ketersediaan nutrisi untuk anak. Pemberian nutrisi untuk anak tidak hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhan fisik atau fisiologis anak, tetapi juga berdampak pada aspek psikodinamik, perkembangan psikososial, dan maturasi organic. Usia balita adalah usia kritis dimana seorang anak akan tumbuh dengan pesat baik secara fisik maupun mental. Dimasa inilah seorang anak sangat membutuhkan nutrisi yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan tubuh dan otaknya.Untuk dapat tumbuh dan berkembang secara normal anak memerlukan nutrisi yang adekuat. Sebagai orang tua pasti sering mengalami masalah anak susah makan, bahkan terkadang waktu makan menjadi waktu “perang” antara orang tua dengan anak. Memaksa anak makan tanpa mengetahui alasan mengapa ia sulit makan hanya akan membuat ia trauma dan takut untuk makan, oleh karena itu sebelum orang tua membuat keputusan tertentu, cari tahu penyebab anak susah makan

  Metode

  Rancangan penelitian yang digunakan adalah pendekatan cross sectional (potong lintang). Data dikumpulkan dengan cara membagikan kuesioner kepada orang tua dan menimbang berat badan anak.

  Analisis data

  Data dianalisa dengan menggunakan uni variat dan bivariat

  Hasil dan Pembahasan

  Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan kebiasaan makan pada anak usia pra sekolah di Yayasan Pendidikan Islam Riyadol Mahirin Cimahi” Periode October sampai dengan Desember 2014

  Kebiasaan Makan Frekuensi Persentase (%) anak menyukai jenis makanan tertentu anak memakan makanan bervariasi

  26

  4 86,7 13,3

  Jumlah 30 100,0

  hampir seluruhnya responden (86,7%) mempunyai kebiasaan menyukai jenis makanan tertentu. Anak pra sekolah sering tidak berselera untuk makan sehingga orang tua sering menjadi was-was. Dalam memberikan makan pada anak, orang tua harus memperhatikan porsi. Tidak perlu porsi maksimal disajikan dalam sekali makan.Cara lain yang juga dianggap baik ialah dengan mengizinkan mereka mengambil sendiri porsi yang mereka inginkan. Hal ini akan membuat anak merasa dihormati dan memiliki hak yang sama dengan orang tuanya saat di meja makan. Dalam membentuk pola makan anak TK itu bukanlah urusan yang mudah.Pada masa ini sebenarnya anak belajar makan dari apa yang tersedia di rumah. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam membentuk pola makan yang baik adalah dengan menciptakan situasi lingkungan yang nyaman.Hal ini dapat meningkatkan gairah makan dan membuat anak menyukai makanan yang disajikan. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan gangguan makan pada anak usia pra sekolah di Yayasan Pendidikan Islam Riyadol Mahirin Cimahi” Periode Oktober sampai dengan Desember 2014.

  Gangguan Makan Frekuensi Persentase (%) anak susah makan sehingga BB kurang dari normal anak mau makan dan BB normal

  8

  22 26,7 73,3

  Jumlah 30 100,0 sebagian kecil 8 orang (26,7%) anak mengalami gangguan makan Gangguan sulit makan sering dialami anak-anak usia 1 –5 tahun.

  Usia 1-5 tahun biasanya anak menjadi sulit makan karena semakin bertambahnya aktivitas mereka seperti bermain dan berlari sehingga kadang mereka menjadi malas untuk makan. Selain itu, pola pemberian makan yang tidak sesuai dengan keinginan anak dapat menyebab anak menjadi sulit makan, sedangkan pada balita terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan yang membutuhkan kecukupan nutrisi. Nutrisi yang dikonsumsi pada usia balita mengalami banyak perubahan mulai dari perubahan bentuk makanan mulai dari ASI, makanan bertekstur halus dan sampai akhirnya makanan bertekstur padat sebagai asupan utama Liza, 2010., dalam Nurjanah (2013) Masalah sulit makan pada anak sifatnya kompleks dan perlu dicermati factor penyebabnya. Kesulitan makan pada anak dibedakan menjadi tiga factor yaitu hilang nafsu makan, gangguan proses makan di mulut dan pengaruh psikologis. Penanganan sulit makan pada anak secara optimal diharapkan akan mencegah timbulnya masalah gizi, terutama masalah kurang gizi, sehingga dapat meningkatkan kualitas anak Indonesia Liza,( 2010 ) dalam Nurjanah (2013).

  Berdasarkan hasil tabulasi silang antara kebiasaan makan dengan gangguan makan pada anak prasekolah, dari 26 anak yang memiliki kebiasaan makan dengan kategori anak menyukai jenis makanan tertentu dan mengalami susah makan berjumlah 8 orang dan kategori anak menyukai jenis makanan tertentu dan mau makan berjumlah 18 orang.

  Tidak ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan makan dengan gangguan makan pada anak prasekolah di Yayasan Pendidikan Islam Riyadol Mahirin Cimahi dengan nilaiX

  2

  = 0,550 dengan p = 0,267 > ɑ = 0,05.

  Meskipun berdasarkan hasil uji statistic tidak ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan makan dengan terjadinya gangguan makan, tetapi kalau dilihat dari hasil univariat terdapat 86,7% dari responden yang menyukai satu jenis makanan tertentu, dan ada 26,7% responden yang mengalami susah makan sehingga BB kurang dari normal sesuai dengan usianya.

  Beberapa kemungkinan anak susah makan menurut Lukito dalam talkshow "Feeding Difficulty in

  Children

  ", di Tirtayu Healing Center, Jakarta, Sabtu (6/8/2011) yang pertama gangguan otot dan saraf yang menyebabkan pergerakan motorik pada daerah sekitar mulut terganggu, kedua gangguan saluran cerna, penyakit infeksi akut atau kronis (TBC, cacing, dan lain-lain), alergi makanan, intoleransi makanan, dan lain sebagainya. Kemungkinan ketiga dan yang merupakan kemungkinan paling umum dialami oleh anak-anak adalah, ia termasuk “picky eaters” atau pemilih yaitu mulai dari membuka mulutnya makanan. tanpa paksaan, mengunyah, menelan

  Judarwanto (2010) menjelaskan hingga sampai terserap dipencernaan gangguan psikologis dahulu dianggap secara baik tanpa paksaan dan tanpa sebagai penyebab utama kesulitan pemberian vitamin dan obat tertentu. makan pada anak. Gangguan pskologis bisa dianggap sebagai penyebab bila kesulitan makan itu waktunya

  Kesimpulan dan Saran

  bersamaan dengan masalah psikologis yang dihadapi. Bila faktor psikologis

  (86,7%) responden mempunyai

  tersebut membaik maka gangguan

  kebiasaan menyukai jenis makanan

  kesulitan makanpun akan membaik. tertentu dan (26,7%) mengalami Untuk memastikannya kadangsulit, gangguan makan. Saran: a) Kenalkan

  jenis makanan sehat yang bervariari ,

  karena dibutuhkan pengamatan yang Ajarkan anak supaya terbiasa memakan cermat dari dekat dan dalam jangka makan sehat yang bervariasi waktu yang cukup lama. Karenanya hal b) Sediakan selalu makanan sehat yang tersebut hanya mungkin dilakukan oleh bervariasi setiap harinya supaya anak orang tua bekerjasama dengan psikater tidak bosan. Supaya anak tidak atau psikolog. mengalami gangguan makan :a) Ciptakan

  Kesulitan makan bukanlah lingkungan yang menyenangkan saat makan.b) Ajarkan anak untuk diagnosis atau penyakit, tetapi bereksplorasi mengenai cara merupakan gejala atau tanda adanya menggunakan alat - alat makan.c) Jangan penyimpangan, kelainan dan penyakit terlalu panik dan langsung memberikan yang sedang terjadi pada tubuh anak. vitamin atau membawa anak ke dokter

  Pengertian kesulitan makan adalah jika untuk diberikan suplemen..d) Alangkah anak tidak mau atau menolak untuk lebih baik kalau anak tidak mau makan makan, atau mengalami kesulitan cari terlebih dahulu apa penyebab mereka tidak mau makan. mengkonsumsi makanan atau minuman dengan jenis dan jumlah sesuai usia secara fisiologis (alamiah dan wajar),

DAFTAR PUSTAKA

  Judarwanto W. ( 2004). Mengatasi kesulitan makan Anak, Dini.| Selasa, 9 Agustus 2011.3 Puspaswara, publisher

  Alasan Anak Susah Makan .

  Nurjanah. (2013) Faktor-faktor yang Judarwanto W.(2010). Pengalaman Berhubungan dengan Penatalaksanaan Kesulitan Terjadinya Picky Eater Pada

  Makan pada Anak Picky Anak Balita di TK negeri Eaters di Clinic Jakarta.

  Pembina Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten . Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 11 No. 3, Desember 2016

  47

Dokumen yang terkait

View of PENGARUH ASAP ROKOK TERHADAP SKOR GEJALA TOTAL PENDERITA RINITIS ALERGI PERSISTEN (The Effect of Cigarette Smoke on Total Symptom Score of Persistent Allergic Rhinitis Patients)

0 1 13

View of EFEKTIVITAS LATIHAN BEBAN TERHADAP KADAR SERUM KREATINFOSFOKINASE SEBAGAI INDIKATOR ADANYA KERUSAKAN JARINGAN OTOT PADA MAHAISWA KEOLAHRAGAAN FPOK UPI

0 1 7

View of BMI SEBELUM HAMIL MENENTUKAN BERAT LAHIR BAYI

1 2 13

View of HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN KEBIASAAN BERMAIN GAME PADA REMAJA DI SMPN 3 CIMAHI

0 0 12

View of Hubungan Senam Hamil Dengan Efektifitas Persalinan Kalai Pada Ibu Primigravida Di RSIA Hermina Pasteur Tahun 2015

0 0 9

View of QUALITY OF LIVE MODERATE HEAD INJURY OF THE MIDLE POST OF NURSING IN INJURY MEDICAL SURGICAL NERVOUS SYSTEM Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG HOSPITAL

0 0 16

View of MOTIVASI MENJADI PERAWAT YANG TEREFLEKSI PADA INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA KEPERAWATAN

0 0 8

PEMBERDAYAAN KELUARGA DALAM STIMULASI, DETEKSI, DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK 1–3 TAHUN MELALUI PEMBELAJARAN MODUL DI RW-05 KELURAHAN KUJANGSARI KECAMATAN BANDUNG KIDUL Susy Hermaningsih1 , Iryanti2 Jurusan Keperawatan Bandung Poltekkes Kemenkes

0 1 13

HUBUNGAN PANDANGAN BUDAYA DAN KEPERCAYAAN DALAM MENYUSUI DENGAN MOTIVASI IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUANG PERINATOLOGI RSUD CIBABAT CIMAHI Chatarina Suryaningsih STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi E-mail: Chatarina.suryayahoo.com

0 6 7

View of HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN USIA AKTIVITAS SEKSUAL PERTAMA KALI DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RUANG RAWAT INAP (ALAMANDA & KEMUNING) RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT 16 MARET – 16 APRIL 2016

2 4 13