HUBUNGAN MOTIVASI PADA SAAT SELEKSI MAHASISWA BARU DAN PADA SAAT PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR THE CORRELATION BETWEEN MOTIVATION AT THE TIME OF SELECTION OF NEW STUDENTS AND DURING LEARNING WITH LEARNING ACHIEVEMENT Hanny Yuli Andini e-mail : hann

  

HUBUNGAN MOTIVASI PADA SAAT SELEKSI MAHASISWA BARU

DAN PADA SAAT PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR

THE CORRELATION BETWEEN MOTIVATION AT THE TIME OF

SELECTION OF NEW STUDENTS AND DURING LEARNING

WITH LEARNING ACHIEVEMENT

Hanny Yuli Andini

e-mail :

ABSTRAK

  Wawancara sering digunakan dalam seleksi mahasiswa baru untuk menilai kesiapan calon mahasiswa terutama aspek motivasi. Intensitas motivasi seorang mahasiswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara motivasi pada saat seleksi mahasiswa baru dan pada saat pembelajaran dengan prestasi belajar mahasiswa Kebidanan. Penelitian analitik korelasional dilakukan terhadap 114 mahasiswa Program Studi D III Kebidanan Poltekes TNI AU Ciumbuleuit Bandung pada bulan April-Agustus 2013. Analisis data menggunakan Spearman Rank dan Regresi Linier Ganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara motivasi pada saat seleksi masuk dengan prestasi belajar (p > 0,05). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi pada saat pembelajaran dengan prestasi belajar (p > 0,05). Dari hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan regresi linier ganda, maka didapatkan bahwa secara simultan motivasi seleksi masuk dan motivasi pada saat proses pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar (p < 0,05). Prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi mahasiswa dapat dinilai sejak dilakukannya wawancara seleksi mahasiswa baru, karena hanya dengan wawancara kita bisa memperoleh kesiapan calon mahasiswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar nantinya. Namun, ketika mahasiswa sudah mengikuti proses pembelajaran akan terdapat beberapa hal yang mempengaruhi prestasi belajarnya, baik itu dari faktor kurikulum, sarana, fasilitas maupun dosen.

  Kata kunci : Motivasi, seleksi mahasiswa baru, wawancara, pembelajaran, prestasi belajar

  

ABSTRACT

Interviews are often used in the selection of new students in order to see the readiness of

prospective students, especially in view of motivation. The intensity of motivation a student

will determine the level of achievement of academic achievement. The purpose of this study

was to analyze the relationship between motivation at the time of the selection of new

students and during the learning with learning achievement of Midwifery students.

Correlational analytic study conducted on 114 students of DIII midwifery Poltekes TNI AU

Ciumbuleuit Bandung in April-August 2013. Data analysis using the Spearman Rank and

Multiple Linear Regression .The results showed that there was no significant relationship

between motivation at the time of selection into the learning achievement (p > 0.05). There

is no significant relationship between motivation during the learning into the learning

achievement (p > 0.05). From the analysis performed using multiple linear regression , it

was found that simultaneously selection into motivation and motivation during the learning

process affects the learning achievement (p < 0.05) . Learning achievement is influenced

by many factors, such as the intrinsic motivation and extrinsic motivation. Student

motivation can be assessed since the new student selection interview, because we can only

obtain an interview with the prospective student's readiness to follow the teaching and

learning activities in the future. However, when the student has followed the learning

process there will be another things that can affect academic achievement, it can be from

the curriculum factors, tool, facilities and lecturer.

  

Keywords : Motivation, the new student selection, interviewing, learning, learning

achievement

Pendahuluan

  Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan adalah upaya pengadaan tenaga kesehatan sesuai jenis, jumlah dan kualifikasi yang telah direncanakan serta peningkatan kemampuan sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan. Tujuan yang ingin dicapai oleh institusi pendidikan tenaga kesehatan adalah menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional dengan karakteristik memiliki bekal kemampuan dalam berhubungan dengan orang lain, bekerja dengan benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademik, sanggup menggunakan wewenang secara arif dan bijaksana, dan mampu berperan aktif sebagai perencana, pelaksana dan penggerak pembangunan. Salah satu isu yang perlu mendapat perhatian dalam pendidikan tenaga kesehatan adalah produksi lulusan belum sesuai dengan mutu yang diinginkan oleh pengguna. 1 Oleh karena itu dibutuhkan seleksi penerimaan mahasiswa sebelum dilaksanakannya proses belajar mengajar.

  Sebagai langkah awal pendidikan tenaga kesehatan program diploma, setiap tahun ajaran baru dilaksanakan seleksi penerimaan mahasiswa baru yang berasal dari lulusan pendidikan sekolah menengah atas. Dari kegiatan itu diharapkan akan diperoleh calon peserta didik yang berkualitas sehingga dapat memenuhi tuntutan pelayanan kesehatan yang semakin kompleks dan kompetitif. 2 Model komprehensif digunakan untuk memilih calon mahasiswa yang didasarkan pada pilihan teoritis dan empiris, dan dibentuk berdasarkan penelitian dan pengalaman. Model tersebut terdiri dari beberapa komponen yaitu, informasi pilihan, prestasi akademik, kemampuan kognitif melalui tes psikometri, kepribadian melalui tes psikometri, dan keterampilan interpersonal melalui wawancara. yang tidak dapat secara memadai diperoleh dengan metode lainnya. 3 Format wawancara, terdiri dari pewawancara terlatih yang melakukan wawancara yang terstruktur pada calon mahasiswa dan menilainya dengan skala penilaian yang telah ditentukan. 4 Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menghasilkan nilai keseluruhan dari setiap calon mahasiswa. Kesempatan untuk Perguruan Tinggi dalam mengembangkan prosedur wawancara mereka sendiri dan banyak Perguruan Tinggi yang telah melakukannya. 3 Wawancara baik digunakan dalam seleksi mahasiswa baru dalam rangka mengobservasi kesiapan calon mahasiswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar nantinya. Terutama dalam menilai motivasi mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan pada Program Studi Kebidanan.

  Politeknik Kesehatan TNI AU sebagai salah satu Perguruan Tinggi Kesehatan Swasta juga menyelenggarakan seleksi mahasiswa baru dengan metode komprehensif, salah satunya adalah wawancara. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit Bandung, terdapat perbedaan prestasi akademik antara mahasiswa yang telah melaksanakan seleksi ujian masuk tanpa wawancara dengan mahasiswa yang telah melaksanakan seleksi ujian masuk dengan wawancara. Terdapat peningkatan Prestasi Akademik/Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada Angkatan

  II dengan rata-rata IPK 3,09 dibanding Angkatan I dengan rata-rata IPK 3,03. Angkatan II melalui tes wawancara pada saat seleksi penerimaan mahasiswa baru, sedangkan Angkatan I tidak. Setiap tahunnya terdapat beberapa mahasiswa yang bermasalah sehingga harus dikeluarkan dari Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit Bandung. Mereka pada mahasiswa selama proses belajar mengajar, karena tes wawancara sepertinya tidak cukup untuk menilai motivasi calon mahasiswa. Komponen yang dinilai dalam wawancara adalah motivasi belajar calon mahasiswa dalam memilih Program Studi D III Kebidanan dan mengikuti perkuliahan pada program studi tersebut.

  Dengan adanya motivasi, minat mahasiswa dalam belajar akan tumbuh, yang pada akhirnya akan menguatkan keinginannya pula dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dapat digunakan sebagai indikator mutu pendidikan. Prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu tingkat kecerdasan atau inteligensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi belajar. Dari berbagai teori motivasi yang berkembang, Keller (1983) telah menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut sebagai ARCS model, yaitu Attention (Perhatian), Relevance (Relevansi),

  Confidence (Kepercayaan diri) dan Satisfaction (Kepuasan). Keempat

  kondisi motivasional tersebut sangat penting dipraktikkan untuk terus dijaga sehingga motivasi mahasiswa terpelihara selama proses belajar dan pembelajaran berlangsung. 9 Melalui motivasi belajar yang terarah dengan baik, maka mahasiswa akan dapat membantu mahasiswa dalam menghadapi perkuliahan dan meningkatkan prestasi belajarnya.

  Beberapa penelitian tentang prestasi belajar mahasiswa menunjukkan motivasi sebagai faktor yang banyak berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar mahasiswa. Sebagai contoh, studi yang dilakukan oleh Walberg dkk (1983) dikutip Suciati dan Prasetya, menyimpulkan bahwa motivasi mempunyai kontribusi antara 11 sampai 20 persen terhadap prestasi belajar.

  Sedangkan pada penelitian Suciati menyimpulkan bahwa kontribusi motivasi sebesar 36 persen, McClelland menunjukkan bahwa motivasi berprestasi (achievement motivation) mempunyai kontribusi sampai 64 persen terhadap prestasi belajar. 8,9 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Lestari dapat diketahui bahwa motivasi mahasiswa dalam memilih jurusan memiliki pengaruh terhadap hasil belajar para mahasiswa. 5 Metode

  Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik korelasional untuk menganalisis hubungan antara variabel motivasi mahasiswa pada saat seleksi mahasiswa baru dan pada saat pembelajaran terhadap prestasi belajar mahasiswa Kebidanan Semester II. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa D III Kebidanan pada Tahun Akademik 2012/2013. Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah mahasiswa D III Kebidanan semester II pada Tahun Akademik 2012/2013 dan sampel yang digunakan adalah seluruh mahasiswa Tingkat I D III Kebidanan semester II pada Tahun Akademik 2012/2013 yaitu sebanyak 114 orang.

  Pada tahap awal dilakukan pengambilan data hasil wawancara mahasiswa yang merupakan data sekunder, setelah itu melakukan pembuatan kuesioner untuk medapatkan hasil dari motivasi mahasiswa selama pembelajaran. Langkah awal yang dilakukan setelah kuesioner dibuat adalah melakukan uji validitas dengan menggunakan pearson product moment dan uji reliabilitas dengan menggunakan

  cronbach alpha (> 0,6). Pada hari yang

  telah ditentukan dilakukan pengambilan data dengan menyebarkan kuesioner kepada 114 orang. Analisis data bivariabel menggunakan spearman rank, sedangkan analisis data multivariabel menggunakan regresi linier ganda.

  Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. Hubungan antara Motivasi Mahasiswa Kebidanan pada Saat Seleksi

Mahasiswa Baru dengan Prestasi Belajar

  Motivasi mahasiswa kebidanan pada saat seleksi mahasiswa baru Prestasi Belajar (IP Semester I) P Cukup Baik Total n % n % n Kurang 4 66,7 2 33,3

  6 0,271 Baik

  47 43,5 61 56,5 108 Ket: uji spearman rank

  Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara motivasi mahasiswa kebidanan pada saat seleksi mahasiswa baru dengan prestasi belajar. Mahasiswa yang memiliki motivasi kurang pada saat seleksi masuk sebagian besar memiliki prestasi belajar yang cukup, sedangkan mahasiswa yang memiliki motivasi baik pada saat seleksi masuk sebagian besar memiliki prestasi belajar yang baik.

  Pada saat seleksi mahasiswa baru, salah satu metode yang digunakan adalah wawancara. Wawancara dilakukan oleh Poltekes TNI AU Ciumbuleuit untuk menilai motivasi calon mahasiswa baru. Lembar wawancara yang digunakan merupakan lembar wawancara terstruktur. Namun penilaian wawancara yang dilakukan belum sesuai dengan standar, karena pada dasarnya seluruh calon mahasiswa tetap diterima dalam penerimaan mahasiswa baru. Wawancara berguna untuk memprediksi akademik di masa yang akan datang atau keberhasilan klinik, banyak sekolah kesehatan yang menggunakan wawancara sebagai komponen dasar dari penerimaan mahasiswa baru. 11 Wawancara digunakan dalam seleksi mahasiswa baru untuk mengobservasi kesiapan calon mahasiswa dalam mengikuti kegiatan

  Motivasi merupakan suatu kondisi yang dapat menimbulkan perilaku tertentu. 9 Setiap individu memiliki motivasi yang berbeda. Ada motivasi intrinsik yang berasal dari dalam dirinya sendiri, dan ada pula motivasi ekstrinsik yang menempatkan tujuan belajarnya diluar faktor-faktor situasi belajar. 18 Motivasi calon mahasiswa dalam hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik itu dari dalam diri mahasiswa sendiri, maupun dukungan keluarga. Karena pada saat wawancara calon mahasiswa masih dipengaruhi oleh kondisi dari keluarga, mereka belum mengetahui secara langsung proses pembelajaran di Poltekes TNI AU Ciumbuleuit dan Program Studi Kebidanan. Wawancara yang dilakukan melibatkan calon mahasiswa beserta kedua orangtuanya. Hal ini dilakukan untuk melihat dan menilai kesiapan dari calon mahasiswa dan orangtua agar dapat dipertimbangkan untuk diterima di Poltekes TNI AU Ciumbuleuit. Oleh karena itu, pada saat wawancara ada beberapa dari mereka yang mengatakan memilih untuk melanjutkan pendidikan di Poltekes TNI AU Ciumbuleuit Program Studi Kebidanan karena keinginan sendiri, dan adapula yang karena dukungan dari keluarga. Seseorang yang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar terus menerus. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar.

  

Tabel 2. Hubungan antara Motivasi Mahasiswa Kebidanan pada Saat Pembelajaran

dengan Prestasi Belajar Motivasi mahasiswa kebidanan pada saat pembelajaran Prestasi Belajar (IP Semester I) P Cukup Baik Total n % n % n Baik

  25 45,5 30 54,5

  55 0,883 Baik sekali

  26 44,1 33 55,9

  59 Ket: uji spearman rank

  Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara motivasi mahasiswa kebidanan pada saat seleksi mahasiswa baru dengan prestasi belajar. Mahasiswa yang memiliki motivasi baik pada saat proses belajar mengajar sebagian besar memiliki prestasi belajar yang baik, sedangkan mahasiswa yang memiliki motivasi baik sekali pada saat proses belajar mengajar sebagian besar memiliki prestasi belajar yang baik.

  Kegiatan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan dosen dan mahasiswa. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang mempengaruhi keberhasilan belajar. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar tersebut, baik itu secara internal maupun eksternal. Faktor internal yang bisa mempengaruhi proses pembelajaran adalah kondisi fisiologis seperti kondisi kesehatan mahasiswa.

  Pada Program Studi Kebidanan mahasiswa harus menyelesaikan perkuliahan dengan waktu lebih kurang 6-7 jam. Ditambah dengan kegiatan praktik di laboratorium. Selain itu mahasiswa diberikan tugas setelah perkuliahan selesai di kelas. Dalam hal ini, jika terdapat mahasiswa yang kurang sehat dan banyaknya tugas yang harus diselesaikan dapat mempengaruhi prestasi belajar mereka. Dari hasil analisis data didapatkan bahwa masih banyak mahasiswa yang merasa bahwa materi perkuliahan pada mata kuliah kebidanan sulit untuk dipahami, dan banyak kata yang tidak mereka mengerti

  Begitupula dengan mahasiswa yang tidak memperhatikan materi yang diberikan oleh dosen dengan baik pada saat pembelajaran, karena akan menimbulkan kebosanan sehingga ia tidak suka lagi belajar. Begitu pula dengan faktor instrumental seperti kurikulum, misalnya sejumlah mata kuliah yang terpaksa dipelajari oleh mahasiswa dengan waktu yang sedikit tersisa karena ingin mencapai target kurikulum, sehingga mahasiswa akan belajar dengan keras tanpa mengenal lelah. Tentu saja hasil belajarnya akan kurang memuaskan dan cenderung mengecewakan.

  Dalam penilaian prestasi belajar atau

  IP (Indeks Prestasi) di Poltekes TNI AU Ciumbuleuit terdapat perbedaan standar dengan institusi lain. Kebijakan pimpinan dalam membuat standar IP lebih tinggi dikarenakan harapan institusi agar mahasiswanya bisa memotivasi dirinya untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. Selain itu juga karena diharapkan dapat diterima bekerja di instansi-instansi pemerintah maupun swasta dengan nilai IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang sesuai dengan standar. Mahasiswa mendapatkan A jika nilainya adalah 86-100 (4,00), B jika nilainya 71- 85 (3,00-3,99), C jika nilainya 56-70 (2,00-2,99), D jika nilainya 41-55 (1,00- 1,99), E jika nilainya 1-40 (0,00).

  Mahasiswa dianggap lulus jika memiliki nilai minimal 67 atau 2,75. Jika nilai yang diperoleh dibawah 67 atau 2,75 maka mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti ujian perbaikan atau her.

  

Tabel 3. Hubungan antara Motivasi Mahasiswa Kebidanan pada Saat Seleksi Masuk

Mahasiswa Baru dan Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Variabel B Std. error R 2 P Motivasi pada saat seleksi masuk

  4,001 1,637 0,067 0,021 Motivasi pada saat proses pembelajaran

  0,055 0,034 Ket: uji regresi linier ganda

  Dari hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan antara motivasi mahasiswa kebidanan pada saat seleksi masuk mahasiswa baru dan pembelajaran dengan prestasi belajar. Dari hasil penelitian yang didapatkan melalui data wawancara pada saat seleksi masuk dan data kuesioner pada saat pembelajaran, dapat dianalisis beberapa pola peningkatan maupun penurunan motivasi selama kurun waktu tersebut. Sebagian besar mahasiswa yang memiliki hasil wawancara baik, terdapat peningkatan motivasi pada saat pembelajaran menjadi baik sekali, sehingga didapatkan prestasi belajar yang baik. Sebagian besar mahasiswa memiliki prestasi belajar yang baik.

  Wawancara merupakan langkah awal yang dilakukan dalam penerimaan mahasiswa baru untuk menilai kesiapan calon mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan. Selain kesiapan mahasiswa secara fisik maupun materiil, motivasi dinilai dalam wawancara. Dari hasil penelitian Wilkinson dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara skor wawancara dengan prestasi belajar. Di Poltekes TNI AU Ciumbuleuit pewawancara adalah ketua beserta sekretaris masing-masing program studi. Wawancara melibatkan calon mahasiswa dan orangtuanya.

  Untuk melihat apakah terdapat peningkatan motivasi selama pembelajaran, maka dilakukan penelitian sebelum mahasiswa mengikuti UTS/UAS semester II, terdapat jarak sekitar 6 bulan setelah dilakukannya tes wawancara masuk. Sebagian besar mahasiswa yang pada saat wawancara memiliki motivasi baik, terjadi peningkatan motivasi menjadi baik sekali. Mahasiswa yang awalnya memiliki motivasi kurang pada saat wawancara sebagian besar memiliki motivasi yang baik sekali pada saat pembelajaran, namun prestasi belajarnya tidak baik, mereka hanya memperoleh prestasi belajar yang cukup. Selama proses pembelajaran motivasi mahasiswa akan dipengaruhi oleh lingkungan kampus. Dengan menilai keduanya motivasi mahasiswa akan lebih terpantau sehingga bisa didapatkan prestasi belajar yang lebih baik.

  Keterbatasan Penelitian

  Penelitian ini dilakukan hanya selama satu semester, yaitu semester II. Pada saat semester

  II mahasiswa telah mendapatkan mata kuliah dengan substansi kebidanan. Penilaian motivasi yang dilakukan pada penelitian ini hanya dua kali, yaitu pada saat tes wawancara seleksi mahasiswa baru, dan pada saat proses pembelajaran. Pengukuran terstruktur yang telah dibuat institusi dengan penilain yang tinggi dan rendah. Sedangkan pengukuran motivasi pada saat pembelajaran menggunakan kuesioner dengan penilaian berdasarkan skala likert, karena kuesioner dalam bentuk pernyataan- pernyataan.

Daftar Pustaka

  Lumb AB et al. Equity In Interviews : do personal characteristics impact on admission interview scores?. Blackwell Publishing. 2010; 44: 1077-1083

  Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan antara motivasi pada saat seleksi mahasiswa baru dan pada saat pembelajaran dengan prestasi belajar mahasiswa kebidanan.

  Kesimpulan

  Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. 2011

  Motivasi Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo.

  2008; 188: 349-354 Nurma IZ. Hubungan Antara Minat Dan

  Selection Criteria and The Prediction of Academic Performance. School of Medicine, University of Queensland, Brisbane.

  2011; 33: 997-1004 Wilkinson D et al. Medical School

  Mercer A et al. Admission Selection Criteria As Predictors Of Outcomes In An Undergraduate Medical Course : A Prospective Study. The University of Western Australia.

  Direktorat Kesehatan Dan Gizi Masyarakat Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Dan Kebudayaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Kajian Kebijakan Perencanaan Tenaga Kesehatan.

  2005 Departemen Kesehatan RI. Keputusan

  E. Teori Belajar dan Pembelajaran. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor. 2011

  Siregar

  Jakarta. 2011 Suciati. Teori Belajar dan Pembelajaran.

  Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Rajagrafindo persada.

  Semarang. 2009 Suryabrata S. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2005

  Lestari S. Model Penerimaan Mahasiswa Baru Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris IKIP PGRI Semarang.

  Eva KW et al. An Admission OSCE: The Multiple Mini-Interview. Med Educ 2004; 38:314-326.

  Bore M et al. A Comprehensive Model For The Selection Of Medical Students. The University of Newcastle Australia. 2009; 31: 1066-1072

  Menteri Kesehatan RI No.850/Menkes/SK/V/2000 tentang Kebijakan Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2000-2010. 2004

  McManus IC et al. Intellectual Aptitute Test and A Levels for Selecting UK School Leaver Entrants for Medical School. Brit Med J. 2005; 331:555- 559 Ngudi Waluyo Tahun 2012. Syah, M. Psikologi Pendidikan dengan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.

  Pendekatan Baru. Remaja 2012

  Rosdakarya. Bandung. 2008 Setiawan A. Observasi dan Wawancara. Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang

  diakses

  Mempengaruhinya. Rineka Cipta. pada tanggal 20 Juli 2012

  Jakarta. 2003

  Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Muhidin, S. Analisis Korelasi, Regresi,

  Kualitatif dan R & D . Alfabeta.

  Bandung. 2010 dan Jalur Dalam Penelitian. CV

  Djamarah, S. Psikologi Belajar. Penerbit

  Pustaka Setia. Bandung. 2007

  Rineka Cipta. Jakarta. 2011

  Riduwan. Metode dan Teknik Menyusun Frith Connie. Motivation To Learn.

  Educational Communications and Tesis. Alfabeta. Bandung. 2008 Technology, University of

  Riduwan. Cara Menggunakan dan Saskatchewan. memakai Path Analysis (Analisis

  Driscoll M. Psychology of Leaarning for

  Jalur). Alfabeta. Bandung. 2012

  Instruction. Boston : Allyn & Bacon.1994

  Dahlan, S. Statistik untuk Kedokteran

  Hamalik O. Proses Belajar Mengajar. PT

  dan Kesehatan. Penerbit Salemba

  Bumi Aksara. Jakarta. 2010

  Medika. Jakarta. 2011

  Renny Yusniati. Lingkungan Sosial Dan Motivasi Belajar Dalam Pencapaian

  Sudjana, N. Penilaian Hasil Proses Prestasi Akademik Mahasiswa.

  Belajar Mengajar. Penerbit Rosda.

  Program Studi Komunikasi Dan

  Bandung. 2009

  Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian Institut Pertanian Dimyati. Belajar dan Pembelajaran. Bogor. 2008

  Rineka Cipta. Jakarta. 2006

Dokumen yang terkait

View of HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN KEBIASAAN BERMAIN GAME PADA REMAJA DI SMPN 3 CIMAHI

0 0 12

View of QUALITY OF LIVE MODERATE HEAD INJURY OF THE MIDLE POST OF NURSING IN INJURY MEDICAL SURGICAL NERVOUS SYSTEM Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG HOSPITAL

0 0 16

View of MOTIVASI MENJADI PERAWAT YANG TEREFLEKSI PADA INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA KEPERAWATAN

0 0 8

PEMBERDAYAAN KELUARGA DALAM STIMULASI, DETEKSI, DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK 1–3 TAHUN MELALUI PEMBELAJARAN MODUL DI RW-05 KELURAHAN KUJANGSARI KECAMATAN BANDUNG KIDUL Susy Hermaningsih1 , Iryanti2 Jurusan Keperawatan Bandung Poltekkes Kemenkes

0 1 13

HUBUNGAN PANDANGAN BUDAYA DAN KEPERCAYAAN DALAM MENYUSUI DENGAN MOTIVASI IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUANG PERINATOLOGI RSUD CIBABAT CIMAHI Chatarina Suryaningsih STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi E-mail: Chatarina.suryayahoo.com

0 6 7

View of HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN USIA AKTIVITAS SEKSUAL PERTAMA KALI DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RUANG RAWAT INAP (ALAMANDA & KEMUNING) RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT 16 MARET – 16 APRIL 2016

2 4 13

HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN TERJADINYA GANGGUAN MAKAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM RIYADOL MAHIRIN CIMAHI Setiawati Stikes Jenderal A. Yani Cimahi ABSTRAK - View of HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN TERJADINYA GANGGUAN MAKAN PA

0 1 5

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN II MAHASISWA PRODI KEBIDANAN (D-3) STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI TAHUN 2016 Flora Honey Darmawan ABSTRAK - View of HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRE

0 0 8

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INTRA UTERINE FETAL DEATH (IUFD) DI RSUD CIBABAT KOTA CIMAHI TAHUN 2015 Wisdyana Saridewi PWP ABSTRAK - View of FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INTRA UTERINE FETAL DEATH (IUFD) DI RSUD CIBABAT

1 3 9

DETEKSI RESISTENSI INH (gen inhA) PADA PENDERITA TUBERCULOSIS KASUS BARU DENGAN MENGGUNAKAN KULTUR CAIR MGIT (Mycobacteria Growth Indicator Tube) DAN METODE PCR (Polymerase Chain Reaction)

0 0 9