FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INTRA UTERINE FETAL DEATH (IUFD) DI RSUD CIBABAT KOTA CIMAHI TAHUN 2015 Wisdyana Saridewi PWP ABSTRAK - View of FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INTRA UTERINE FETAL DEATH (IUFD) DI RSUD CIBABAT
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INTRA
UTERINE FETAL DEATH (IUFD) DI RSUD CIBABAT KOTA CIMAHI TAHUN
2015
Wisdyana Saridewi PWP
ABSTRAK
Ibu dengan gangguan atau masalah kesehatan akan sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan janin. Penyebab AKI dan AKB meningkat di RSUD Cibabat yaitu akibat preeklampsia (37%), hipertensi (22%), (IUFD 14%), dan yang lainnya (27%). Berdasarkan data rekam medik RSUD Cibabat, kasus IUFD tahun 2015 mengalami peningkatan drastis sebesar 7,1% dari tahun sebelumnya. Tahun 2014, peningkatan kasus IUFD hanya 0,4% dari tahun sebelumnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian IUFD di RSUD Cibabat Kota Cimahi. Metode penelitian survey analitik dengan rancangan penelitian case control. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin dengan IUFD di RSUD Cibabat Kota Cimahi dengan jumlah sampel 108 responden diambil dengan teknik quota sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar checklist dan analisa data yang digunakan adalah chi-
square .Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2016. Analisa data dengan menggunakan
uji Chi-square. Hasil penelitian tidak ada hubungan antara faktor umur dengan kejadian
IUFD (p value=0,167), tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian IUFD (p value = 1,000) dan ada hubungan antara riwayat hipertensi dengan kejadian IUFD (p
value =0,006). Ibu dengan riwayat hipertensi memiliki peluang terjadinya IUFD 3,396 kali
dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat hipertensi (OR = 3,396). Kesimpulan dan ada hubungan antara riwayat hipertensi dengan kejadian IUFD. Kata kunci: IUFD, hipertensi, umur, paritas
A. PENDAHULUAN
Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari rahim ibu. Persalinan normal merupakan suatu proses yang diharapkan bagi setiap ibu hamil. Peranan ibu sangat besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin yang optimal di dalam rahim. Bila ibu mengalami gangguan atau masalah kesehatan, tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan janin dan secara jangka panjang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan di ekstra uterin.
Menurut World Health
Organization (WHO), Angka
Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2013 34/1000 kelahiran hidup, AKB di Negara berkembang 37/1000 KH, dan AKB di Negara maju 5/1000 KH. AKB di Asia Timur 11/1000 KH, Asia Selatan 43/1000 KH, Asia Tenggara 24/1000 KH, dan Asia Barat 21/1000 KH Pada tahun 2013 AKB di Indonesia mencapai 25 per 1000 kelahiran hidup(WHO, 2014).
AKB di Jawa Barat masih tergolong tinggi walaupun AKB sudah mengalami penurunan saat ini sebesar 51% kasus tahun 2011 menjadi 48% kasus pada tahun
2012. AKB di Kota Cimahi pada tahun 2015 adalah 32/1.000 KH (Profil Kesehatan Kota Cimahi, 2015). Periode neonatus menyumbangkan angka kematian bayi sebesar lebih dari tiga perempat dari semua kematian dalam tahun pertama kehidupan anak.
Kematian perinatal adalah kematian bayi sejak bayi berumur 28 minggu dalam uterus, kematian bayi baru lahir hingga berumur 7 hari di luar kandungan (Manuaba, 2007). Menurut WHO dan The
American College of Obstetricians and Gynecologist, IUFD adalah
janin yang mati dalam rahim dengan berat badan 500 gram atau lebih.
Penyebab AKI dan AKB meningkat di RSUD Cibabat yaitu akibat preeklampsia (37%), hipertensi (22%), (IUFD 14%), dan yang lainnya (27%). Berdasarkan data rekam medik RSUD Cibabat (2015), kasus IUFD tahun 2015 mengalami peningkatan drastis sebesar 7,1% dari tahun sebelumnya. Tahun 2014, peningkatan kasus IUFD hanya 0,4% dari tahun sebelumnya. Tentunya banyak faktor yang mempengaruhi kejadian
IUFD, diantaranya faktor umur, paritas dan penyakit degeneratif (hipertensi) yang dialami ibu baik sebelum hamil maupun saat hamil.
B. METODE
Rekam medik RSUD Cibabat Kota Cimahi.
1 Risiko rendah (multipara) Ordinal
Risiko tinggi(Primi para/grande multipara
Rekam medis RSUD Cibabat Kota Cimahi.
Jumlah kehamilan, persalinan, dan abortus yang pernah dialami ibu. Tercatat dalam register ruang bersalin di status ibu.
Nominal Paritas Wanita yang pernah melahirkan bayi aterm (Manuaba, 2008).
1 Resiko rendah (20-35 tahun).
Risiko tinggi (<20 atau> 35 tahun)
Jenis penelitian survey analitik dengan rancangan penelitian case
control . Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin dengan
Lamanya waktu hidup ibu pada saat di diagnosis
1 Tidak Nominal Umur Lama hidup atau proses kehidupan dari sejak dilahirkan sampai dengan ulang tahun terakhir. (Mochtar, 2008).
IUFD
IUFD Kematian yang terjadi saat kehamilan dari 20 minggu atau lebih dimana janin sudah mencapai ukuran 500 gram atau lebih. (WHO, 2010) Kematian janin dalam kandungan pada usia kehamilan 20 minggu dan tercatat dalam register ruang bersalin Rekam medik RSUD Cibabat Kota Cimahi.
Definisi Operasional
Variabel Definisi Konseptual Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur SkalaBerikut definisi operasional dalam penelitian ini:
Tabel 1.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2016. Sampel dalam penelitian ini
diambil dengan menggunakan teknik quota sampling. Kriteria inklusi sampel
penelitian ini adalah ibu bersalin dengan hipertensi kronik maupun gestasional, ibu
bersalin dengan IUFD, umur kehamilan 20 ≥ minggu dan berat janin ≥ 500 gram.
Kriteria eksklusi penelitian ini adalah ibu bersalin dengan data kurang lengkap.IUFD di RSUD Cibabat Kota Cimahi berjumlah 108 orang. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 108 responden dengan tingkat kepercayaan 90%. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar checklist dan analisa data yang digunakan adalah chi-square.
IUFD. Tercatat dalam register ruang bersalin di status ibu. Riwayat Tekanan darah Riwayat tekanan Rekam
0 Ya Nominal Hipertensi persisten darah sistolik medis
1 Tidak dimana sistolik >140 mmHg dan RSUD > 140 mmHg Cibabat diastolik ≥ 90 dan diastolik mmHg. Kota ≥ 90 mmHg Cimahi. (Smeltzer dan Bare,2001 dalam Ahmad, 2009)
C. HASIL PENELITIAN
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Umur, Paritas dan Riwayat Hipertensi di RSUD
Cibabat Cimahi Tahun 2015 Jumlah sampel Variabel n % Umur 1.42 38,9 Risiko tinggi 2.
66 61,1 Risiko rendah
Paritas 1.
55 50,9 Risiko tinggi 2.
53 49,1 Risiko rendah
Riwayat Hipertensi 1.
67
62 Ya 2.
41
38 Tidak Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada kisaran umur 20- 35 tahun (risiko rendah) yaitu sebesar 61,1%, hampir sebagian memiliki paritas 2-4 anak atau multipara (risiko rendah) yaitu sebesar 50,9%, dan sebagian besar memiliki riwayat hipertensi sebesar 62%.
Tabel 3. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian IUFD di RSUD
Cibabat Cimahi Tahun 2015 OddIUFD Total p value Ratio Variabel
Tidak Ya n % n % N %
Umur
1. 21,0 31,5 21,0 46,3 42 38,9 0,167 0,533 Risiko tinggi
2. 33,0 68,5 33,0 53,7 66 61,1 Risiko rendah
Paritas
1. 27,5 50,0 27,5 51,9 55 50,9 Risiko tinggi
1,000 0,929
2. 26,5 50,0 26,5 48,1 53 49,1 Risiko rendah
Riwayat Hipertensi
1. 33,5 48,1 33,5 75,9 67 62,0 0,006 3,396 Ya
2. 20,5 51,9 20,5 24,1 41 38,0 Tidak
Keterangan : *) berdasarkan Uji Chi-square Tabel 3 menunjukkan bahwa memiliki peluang terjadinya IUFD 0,5
ibu bersalin yang mengalami IUFD kali dibandingkan dengan umur ibu
hampir sebagian pada umur risiko antara 20-35 tahun (risiko tinggi) (OR =
rendah (20-35 tahun) sebesar 53,7%, 0,533).hampir sebagian memiliki paritas risiko Tabel 3 menunjukkan bahwa
tinggi (primipara dan grandemultipara) tidak ada hubungan antara paritas
sebesar 51,9% dan sebagian besar dengan kejadian IUFD (p value =
memiliki riwayat hipertensi sebesar 1,000). Ibu dengan multipara (risiko
75,9%. rendah) memiliki peluang terjadinya
Tabel 3 menunjukkan bahwaIUFD 0,9 kali dibandingkan dengan
tidak ada hubungan antara faktor umur primipara atau grandemultipara (risiko dengan kejadian IUFD (p value = tinggi) (OR = 0,929).
0,167). Umur ibu kurang dari 20 tahun Tabel 3 menunjukkan bahwa
dan lebih dari 35 tahun (risiko tinggi) adanya hubungan antara riwayat hipertensi dengan kejadian IUFD (p value = 0,006). Ibu dengan riwayat hipertensi memiliki peluang terjadinya
IUFD 3,396 kali dibandingkan dengan tidak memiliki riwayat hipertensi (OR = 3,396).
D. PEMBAHASAN
Pada penelitian ini ibu yang mengalami
IUFD hampir sebagian pada umur risiko rendah (20-35 tahun) sebesar 53,7%, lebih besar dibandingkan dengan yang risiko tinggi (46,3%). Wanita yang mengalami kehamilan dan persalinan di bawah 20 tahun dan diatas 35 tahun sebenarnya lebih rentan dalam berproduksi karena usia di bawah 20 tahun organ-organ reproduksi belum siap untuk menerima kehamilan dikarenakan belum cukup matang.
Pada usia lebih dari
35 tahun, lebih rentan mengalami berbagai penyakit dalam bentuk hipertensi, eklampsia dan lainnya yang berisiko terhadap kehidupan ibu bahkan janin. Hal ini disebabkan karena terjadinya perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir yang tidak lentur lagi. Selain itu juga disebabkan karena tekanan darah yang meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Sehingga pada usia 35 tahun atau lebih dapat cenderung meningkatkan risiko terjadinya hipertensi (Cuningham, 2006).
Hasil penellitian menunjukkan umur ibu kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun (risiko tinggi) memiliki peluang terjadinya
IUFD 0,5 kali dibandingkan dengan umur ibu antara 20-35 tahun (risiko rendah) (OR = 0,533). Kondisi ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa salahsatu faktor penyebab IUFD adalah umur Ibu lebih dari 40 tahun. Hal ini bisa disebabkan karena pada penelitian ini, ibu bersalin yang mengalami IUFD lebih banyak pada umur risiko rendah dibandingkan dengan risiko tinggi.
Hasil penelitian juga menunjukkan tidak ada hubungan antara faktor umur dengan kejadian IUFD (p value = 0,167).
IUFD dapat disebabkan oleh faktor maternal, fetal, atau kelainan patologik plasenta. Faktor maternal lainnya yang bisa menyebabkan IUFD adalah post term (>42 minggu), diabetes mellitus tidak terkontrol, sistemik lupus eritematosus, infeksi, hipertensi, pre- eklampsi, eklampsi, hemoglobinopati, ketidakcocokan rhesus, rupture uteri, antifosfolipid sindrom, hipotensi akut ibu, dan kematian ibu (Winkjosastro, 2009).
Pada penelitian ini, hampir sebagian responden Ibu memiliki paritas primipara dan grandemultipara (risiko tinggi) sebesar 51,9%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian IUFD (p value = 1,000). Ibu dengan primipara, multipara maupun grandemultipara hampir sama-sama berpeluang mengalami
IUFD. Hal ini dibuktikan dengan nilai OR (0,9).
Paritas sebenarnya berpeluang mengakibatkan IUFD. Paritas yang berisiko melahirkan IUFD adalah paritas nol yaitu bila ibu pertama kali hamil dan paritas lebih dari empat. Pada umur ibu yang terlalu muda, organ-organ reproduksi dan emosi belum cukup matang. Kondisi rahim pada ibu grandemultipara sering digunakan untuk pertumbuhan janin sehingga membuat dinding rahim tidak tumbuh dengan baik dan masih tipis sehingga mudah terjadi penyimpangan atau kelainan. Semakin tinggi paritas ibu maka kurang baik endometriumnya. Hal ini dapat pengaruh pada kehamilan berikutnya karena kondisi rahim ibu belum pulih untuk hamil kembali diakibatkan oleh vaskularisasi yang berkurang ataupun perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan yang lampau sehingga dapat mengakibatkan terjadinya kematian janin dalam rahim (Winknjosastro, 2010).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden ibu bersalin yang mengalami IUFD memiiki riwayat hipertensi (75,9%). Hasil penelitian juga menunjukkan ada hubungan antara riwayat hipertensi dengan kejadian IUFD (p
value = 0,006). Ibu dengan riwayat
hipertensi memiliki peluang terjadinya
IUFD 3,396 kali dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat hipertensi (OR = 3,396).
Hipertensi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Hipertensi gestasional merupakan penyebab terjadinya kematian ibu dan janin. Hipertensi dapat menyebabkan kekurangan O 2 pada janin yang disebabkan oleh berkurangnya suplai darah ibu ke plasenta yang disebabkan oleh spasme dan kadang-kadang thrombosis dari pembuluh darah ibu (Prawiroharjo, 2011).
Selain itu, hipertensi juga mengakibatkan pembuluh darah mengalami vasokontriksi (penyusutan/penyempitan). Akibatnya suplai darah ke jaringan tubuh akan berkurang. Organ akan kehilangan asupan nutrisi dan oksigen, sehingga lambat laun mengakibatkan organ tidak berfungsi dan bahkan kematian organ, nutrisi dan oksigen bagi pertumbuhan janin disuplai dari ibu. Bila suplai terganggu, janin bisa meninggal dan kurang gizi.
Selain itu, paritas primigravida dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah, karena pada ibu primigravida cenderung mengalami tingkat kecemasan yang lebih berat dari pada multigravida sehingga mudah terjadi hipertensi dan preeklampsi. Menurut Bobak (2006) banyak ibu hamil terutama primigravida mengalami kecemasan karena takut akan proses persalinan yang akan dihadapi sehingga akan menimbulkan peningkatan tekanan darah.
Stress emosi yang terjadi pada primigravida menyebabkan peningkatan pelepasan
Corticotrophic Releasing Hormone
(CRH) oleh hypothalamus, sehingga menyebabkan peningkatan kortisol dan hormon adrenalin yang dapat merespon simpatis termasuk respon untuk meningkatkan curah jantung dan tekanan darah (Bobak, 2006).
Hipertensi pada kehamilan sangat menentukan tingkat kematian perinatal karena dapat terjadi gangguan tumbuh kembang janin
intra uterine (IUGR) akibat
pertumbuhan plasenta yang terlalu kecil atau terjadi infark yang luas. Selain itu juga dapat disebabkan oleh menurunnya perfusi uteroplasenta, hipovolemia, vasospasme, dan kerusakan sel endotel pembuluh darah plasenta.
Pada pre-eklampsia/eklampsia terjadi abnormalitas plasenta yang berakhir pada vasospasme pembuluh darah, sehingga terjadi kegagalan invasi trofoblas gelombang kedua pada arteri spiralis yang menyebabkan kegagalan
remodelling arteri yang mengakibatkan aliran darah uteroplasenta menurun. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya hipoksia dan iskemia plasenta dan sering berakhir pada kematian janin.
Pada pre-eklampsi volume plasma yang beredar menurun, sehingga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hemotokrit maternal. Perubahan ini membuat perfusi organ maternal menurun, termasuk ke unit janin uteroplasenta. Vasospasme siklik lebih lanjut menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel- sel darah merah, sehingga kapasitas oksigen maternal menurun.
E. KESIMPULAN
Saran dari hasil penelitian ini
Kemenkes Banjarmasin
Preeklamsia dan Perdarahan Antepartum dengan Kejadian Kematian Janin Dalam Rahim di Ruang Bersalin RSUD Ulin Banjarmasin Journal Poltekkes
Kirana, Rita. (2012). Hubungan
Jemmy, dkk, (2006). Kajian Kematian Janin Dalam Rahim di RS Dr.Wahidin Sudirohusodo Makasar.
Jawa Barat. Bandung : Dinkes Jabar.
Dinkes, (2010).Profil Dinas Kesehatan Kota Cimahi :Dinkes Jabar. _____, (2012).Profil Dinas Kesehatan Kota Cimahi :Dinkes Jabar. _____, (2012).Profil Dinas Kesehatan
Hartono, Y.Joko Suyono. Editor : Huriawati Hartono [et al], edisi 21, volume 1. Jakarta. EGC
William. Alih bahasa : Andry
Cunningham, FG [et al] (2006). Obstetri
adalah melakukan deteksi dini komplikasi dengan melakukan pengelolaan yang tepat dengan cara rujukan segera sejak trimester satu pada pasien dengan riwayat hipertensi sehingga dapat mencegah terjadinya IUFD yang terjadi di usia kehamilan 20 minggu keatas.
IUFD 3,396 kali dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat hipertensi (OR = 3,396).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1.
IUFD (pvalue=0,006). Ibu dengan riwayat hipertensi memiliki peluang terjadinya
3. Ada hubungan antara riwayat hipertensi dengan kejadian
IUFD 0,9 kali dibandingkan dengan primipara atau grandemultipara (OR = 0,929).
Ibu dengan multipara memiliki peluang terjadinya
IUFD (p value = 1,000).
2. Tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian
IUFD 0,5 kali dibandingkan dengan umur ibu antara 20- 35 tahun (OR = 0,533).
kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun memiliki peluang terjadinya
value =0,167). Umur ibu
IUFD (p
Tidak ada hubungan antara faktor umur dengan kejadian
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, (2010).Ilmu Kebidanan,
IV (patologi kebidanan) . Jakarta: Trans Info
_____, (2010). Ilmu Kebidanan Edisi
Ketiga . Jakarta :Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. _____, (2009). Ilmu Kebidanan Edisi
Kebidanan Edisi Ketiga. Jakarta
H. (2008). Ilmu
Winkjosastro,
Study Of Maternal And Perinatal Risk Factors On Intrauterine Fetal Death, 51(9), 965-973
SH, Park. (2008). A Retrospective Cohort
_____, (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Nasiona Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal . Jakarta
Media Saifuddin, A. B. (2008). Bukun Acuan
Kebidanan
Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana . Jakarta :
Rukiyah, A. dan Lia, Y. (2010). Asuhan
Jakarta :Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Rekam Medik, (2013). Rumah Sakit Umum Daerah Cimahi. Rekam Medik, (2014). Rumah Sakit Umum Daerah Cimahi.
Yogyakarta: Nuha Medika Prawirohardjo, (2008). Ilmu Kebidanan.
2. Jakarta: Erlangga Nugroho, Taufan. (2012). Patologi Kebidanan .
dan Ginekologi . Edisi
Norwitz. (2008). At a Glance Obstetri
Jakarta : EGC Notoatmodjo, S. (2010). Metode Penelitian Klinis. Jakarta :Rineka Cipta.
Journal Universitas Hasanudin. Makasar. Mochtar, R. (2008). Sinopsis Obstetri.
Kematian Janin dalam Rahim di RSKDIA Siti Fatimah Makasar
Info Media Mike (2011). Faktor Resiko Kejadian
Asuhan Kegawatdaruratan dalam Kebidanan. Jakarta: CV Trans
ECG Maryuni, Anik dan Yulianingsih. (2012).
Ketiga . Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.