REVIEW BUKU HAM DALAM DINAMIKA DIMENSI H (1)
REVIEW BUKU HAM DALAM DINAMIKA/DIMENSI
HUKUM,POLITIK,EKONOMI,DAN SOSIAL
Fani Amalia Wibowo
[email protected]
DATA BUKU
Nama/Judul Buku :HAM Dalam Dinamika/Dimensi Hukum, Politik, Ekonomi, dan
Sosial Serta Pedoman Beracara Dalam Kasus
Pelanggaran/Kejahatan HAM yang Berat
Penulis/Pengarang
:Prof. A.Masyhur Effendi, S.H.,M.S. dan Taufani
S.Evandri, S.H., M.H.
Penerbit
:Ghalia Indonesia
Tahun Terbit
:2014(Edisi Keempat)
Kota Penerbit
:Bogor
Bahasa buku
:Bahasa Indonesia
Jumlah Buku
:356 Halaman
ISBN Buku
:978-979-450-535-9
Pada awal wacana, buku ini memilih pembahasan HAM dimulai dengan
menjelaskan secara lengkap tentang teori hukum alam, yang menurut Marcus
G. Singer adalah suatu konsep dari prinsip prinsip umum moral tentang sistem
keadilan yang berlaku untuk semua umat manusia, di mana umumnya diakui
dan diyakini oleh umat manusia itu sendiri.Teori ini berasal dari ide dasar
pemikiran Yunani, pemikiran pemikiran berikutnya mengembangkan dan
menerjemahkan secara lebih rasional, kemudian dipakai sebagai landasan
pemerintahan di berbagai negara Eropa, tidak hanya membahas tentang
hukum alam saja namun juga hubungannya dengan hak asasi
manusia.Berbicara mengenai hukum alam dan HAM maka akan terkait dengan
persoalan antara justice/gerecht/adil dengan truth/rechting/benar dalam
hukum(law,recht) yang dibicarakan terus sepanjang masa, karena hal ini terkait
dengan hakikat kemanusiaan dan martabat manusia sendiri.Selain dua hal
tersebut, pembahasan dalam bab 1 juga mengenai tentang HAM dalam
berbagai pandangan.Buku ini akan membuat kita mengerti secara jelas
bagaimana HAM dalam pandangan Liberalisme, Sosialis/Komunis,Negara Dunia
Ketiga juga mengenai HAM dalam Bidang Politik dan Ekonomi di Indonesia
mulai dari pengertian hingga perkembangannya.
Berlanjut dari pembahasan bab 1 saya beralih ke pembahasan yang
diterangkan dalam bab 2,yang pertama terdapat pembahasan mengenai ilmu
Hukum dengan HAM, tujuan hukum yang paling utama adalah untuk
melindungi hak asasi manusia, sehingga kalau berbicara penegakan hukum
sama artinya dengan menegakkan dan menghormati hak asasi manusia.Lalu
yang kedua mengenai Aktualisasi HAM dalam Negara Hukum,bertolak dari
pandangan pandangan tersebut, terbukti hukum selain berisi kaidah dan cita
cita, juga berfungsi sebagai alat untuk mengubah dan merekayasa
masyarakat.Dengan demikian, hukum berfungsi “as tool of social engineering”
(untuk merekayasa/mengubah masyarakat), sebagaimana yang dikemukakan
oleh Roscoe Pound lewat The Functional School.Karena itu pula, kata
Pound,”.....law is more than a set of abstract norms or legal order, it is also a
process of balancing conflicting interest and securing the satisfaction of the
maximum of wants with the minimum of friction”(1953:18).Dengan demikian,
penulis
berpendapat
bahwa
di
dalam
negara
kekuasaan(machtsaats),paradigma keberadaan hukum “dibalik”: law is a toy,
not as a tool(hukum sekedar aksesoris/mainan).Selengkapnya akan dijelaskan
secara detail di dalam buku ini, kemudian yang ketiga mengenai HAM dan
Lingkungan hidup.Kita akan mengetahui bahwa manusia adalah subjek hukum
yang sempurna sehingga lingkungan hidup merupakan subjek hukum
semu/kuasi subjek hukum, karena kehidupan dan masa depan manusia tidak
dapat lepas dengan kualitas lingkungannya.Dengan demikian, lingkungan dari
perspektif hak asasi pada hakikatnya mempunyai hak hukum, yaitu hak hidup,
tetapi tidak mempunyai kewajiban hukum/tanggung jawab hukum.
Dari kata katanya yang mudah dipahami saya dapat dengan mudah
mengerti maksud dan inti dari apa yang disampaikan penulis di bab
1&2.Kemudian di bab 3 saya dapat menerima pemahaman dari Hubungan
Sistem Hukum dan Sistem Politik dari Sudut Pandang HAM yang dijelaskan oleh
penulis, yaitu agar terbina harmonisasi sistem hukum dan sistem politik dalam
tatanan bermasyarakat, maka hidup bermasyarakat berarti siap/mau mengikuti
pola
hubungan
antarindividu
dalam
kelompok
yang
telah
ada
sebelumnya.Dalam interaksi yang terjaga dengan baik, akan terjalin semangat
kerja sama yang baik pula.Sistem politik dan sistem hukum yang ada sangat
berpengaruh terhadap kehidupan masyarakatnya.Lalu diperdalam dengan HAM
dalam Sistem Politik Demokrasi mulai dari kekuasaan, tugas, dan masalah
masalah yang ada akan dijelaskan di dalamnya.
Jika di bab ke 3 terdapat penjelasan hubungan sistem hukum dan sistem
politik menurut HAM maka di bab ke 4 ini akan dipaparkan lebih ke
status/posisi individu dari sudut pandang HAM, manusia merupakan satu
pribadi otonom yang dalam satu masyarakat tidak hilang jati diri dan
kepribadiannya sebagai manusia, ia mempunyai hak atas dirinya sendiri lepas
dari orang lain.Namun demikian, manusia, sifat dasarnya adalah makhluk
bermasyarakat, di mana baru dapat hidup di tengah dan bersama sama
manusia lain dan menuntut adanya kemauan serta kemampuan untuk saling
menghormati dan menghargai dalam satu tatanan hidup yang sudah
disepakati.Kemudian ada pula Hubungan Hak Asasi Manusia dengan Kelompok
Bangsa/Etnik/Ras/Agama,buku ini mengangkat kehidupan bermasyarakat
dengan beragam pengelompokan yang ada,baīk akibat perbedaan suku, etnik,
ras, agama hingga paham politik dan golongan, disamping pengelompokan
yang diciptakan karena tuntutan politik yang ikut mewarnai praktik
pelaksanaan HAM.Kondisi ini pun perlu mendapat perhatian kita
bersama.Justru, perbedaan yang seharusnya menjadi hikmah sering menjadi
awal pelanggaran HAM.Disebutkan pula di dalam buku oleh Maurice Cranston
yang membagi dua hak, yaitu legal rights dan moral rights.Yang terakhir dari
pembahasan di bab 4 adalah tentang Hak asasi, Kewajiban Asasi, dan
Tanggung Jawab Asasi, terdapat penjelasan bagaimana hak, kewajiban, dan
tanggung jawab dari sudut pandang HAM lengkap beserta pasal pasal yang ada
di dalamnya.Jadi kita tidak hanya sekedar tahu tetapi juga mengerti dasardasar hukumnya.
Di dalam bab 5,penulis hanya akan membahas satu materi yaitu tentang
Dimensi Absolut dan Relatif Hak Asasi Manusia,di bab ini akan dijelaskan oleh
penulis bahwa HAM memiliki pandangan yang dipecah menjadi 4(empat)
kelompok,yang masing masing pandangan ada penganutnya,termasuk di
Indonesia.Pertama adalah Pandangan Universal Absolut, pandangan ini melihat
HAM sebagai nilai nilai universal sebagaimana dirumuskan dalam dokumen
dokumen HAM Internasional, seperti the International Bill of Human
Rights.Dalam hal ini, profil sosial budaya yang melekat pada masing-masing
bangsa tidak diperhitungkan.Kedua ialah Pandangan Universal Relatif, jika
pandangan universal absolut melihat HAM sebagai nilai nilai universal maka
pandangan universal relatif melihat persoalan HAM sebagai masalah
universal.Namun demikian, perkecualian dan pembatasan yang didasarkan
atas asas asas hukum nasional tetap diakui keberadaannya.Sebagai contoh,
ketentuan yang diatur dalam Pasal 29 ayat 2 UDHR.Lalu yang ketiga
Pandangan Partikularistik Absolut, pandangan ini melihat HAM sebagai
persoalan masing-masing bangsa, tanpa memberikan alasan yang kuat,
khususnya dalam melakukan penolakan terhadap berlakunya dokumen
dokumen internasional.Pandangan ini sering kali menimbulkan kesan
chauvinist,egois,defensif,dan pasif tentang HAM.Terakhir yang ke empat ialah
Pandangan Partikularistik Relatif,HAM dilihat disamping sebagai masalah
universal juga merupakan masalah nasional masing masing bangsa.Berlakunya
dokumen-dokumen HAM internasional harus diselaraskan,diserasikan,dan
diseimbangkan, serta memperoleh dukungan budaya bangsa.Pandangan yang
terakhir ini tampak menonjol dalam The Jakarta Message tahun 2005.
Berlanjut ke bab yang ke 6,dalam dunia yang semakin transparan ini,PBB
masih diharapkan menjadi salah satu organisasi yang mampu menjembatani
langkah langkah tersebut.Sejauh mana langkah PBB dalam mengoordinasikan
hubungan antarnegara, dapat dibaca dalam bab 6 ini yang akan menerangkan
Langkah-Langkah PBB dalam Menyusun HA-KHAM,mulai dari rintisan
pembentukan PBB dan penghormatan hak asasi manusia.Seperti yang saya
sudah baca di buku ini, piagam PBB disepakati dan ditandatangani oleh 50
negara di San Francisco pada tanggal 24 Juni 1945 merupakan hasil perjuangan
yang cukup panjang dari para pemimpin dunia yang dirintis sejak dekade
dekade sebelumnya.Lewat pengalaman yang cukup panjang negarawan dunia
tanpa mengenal lelah terus-menerus mengadakan perundingan untuk
memperkecil dan menjembatani perbedaan-perbedaan yang ada.Dewasa ini
anggota
PBB
mencapai
193
negara.Disamping
itu,
organisasi
nonpemerintah/LSM internasional pun banyak mengambil peran untuk tujuan
yang sama.Bagaimanapun juga, setiap negara cenderung mengambil sikap
untuk menjaga hubungan dengan negara tetangga, baik karena faktor
kedekatan geografis, politik, maupun keamanan.Terbukti, dalam setiap
kawasan ada langkah-langkah positif menyusun perjanjian terkait dengan hak
asasi manusia, berdasarkan pendekatan kawasan yang dapat membantu
proses aplikasi hak asasi manusia secara lebih baik dengan adanya peran PBB
di Tengah dan di antara Negara Berdaulat yang dijelaskan secara rinci oleh
penulis.Diawali dengan tugas utama PBB, peran, serta langkah-langkah yang
harus ditempuh,di perdalam dengan penjelasan langkah Yuridis dan Politik PBB
dalam Membangun Ha-kham. Sebagaimana diketahui, hubungan hukum dan
politik dalam bernegara dan bermasyarakat menjadi tak terpisahkan.Antara
kedua subsistem tersebut, idealnya ditempatkan dan menempati posisi
seimbang, kapan pendekatan politik di depan dan kapan hukum di
depan.Sulitnya dalam praktik bernegara sudah diketahui/dirasakan bersama,
terutama ketika etika politik, norma politik, dan praktik politik” jalan sendirisendiri”. Langkah yuridis yang dimaksud menyusun konvensi,treaty dalam
tentang HAM, sedangkan langkah politik mendorong negara anggota PBB
membangun sistem politik demokrasi yang kuat.Di dalam buku ini juga akan
disebutkan beberapa instrumen hukum hak asasi manusia yang mempunyai
kekuatan
mengikat/mki
dan
yang
belum
mempunyai
kekuatan
mengikat/bmki,ada pula mengenai Indonesia yang telah meratifikasi beberapa
konvensi dan jumlah negara yang telah meratifikasi konvensi-konvensi HAM
PBB(sampai maret 2000).Dicantumkan juga tentang beberapa topik menonjol
di dalam Konferensi Wina 1993 hingga fungsi dari OHCHR.Dengan membaca
buku ini kita dapat mengetahui bahwa di dalam hukum internasional, cara
ramah dan damai dalam rangka menyelesaikan konflik internasional ada 4
macam
yaitu:arbitration,judicial
settlement(penyelesaian
secara
hukum),negotiation,good
offices,mediation,conciliation,or
inquiry(negosiasi,penyelesaian
damai,
perantara,
bermufakat,
atau
pemeriksaan) dan settlement under the auspices of the United Nations
Organization (penyelesaian di bawah pengawasan/perlindungan PBB).
Penjelasan bagaimana Yuridiksi Mahkamah Agung dalam memutuskan
sengkeran dan Elemen konsep pembangunan menurut PBB.Dengan demikian,
hukum hak asasi manusia mendapat porsi besar di dalam hukum
internasínal.Setiap negara, termasuk Indonesia, tidak bisa “mengelak” dari
perjanjian internasional, terutama yang terkait dengan hukum hak asasi
manusia, walaupun di dalam pelaksanaannya diperlukan beberapa instrumen
hukum lagi, baik berupa ratifikasi maupun harmonisasi.Terakhir yang dijelaskan
di bab 6 oleh penulis ialah beberapa pengertian dasar kejahatan(pelanggaran)
HAM Berat.Bangkitnya agama-agama besar di dunia salah satu tujuannya
adalah menegakan hak asasi manusia.Hakikatnya semakin taat seseorang
beragama, maka semakin kuat pula penghormatannya terhadap hak asasi
manusia orang lain.Adanya tindakan keras bersifat teror kepada paham,
kepercayaan, keyakinan, maupun agama lain merupakan akibat berfikir naif,
sempit, dan fanatik dari sebagian penganut kepercayaan, agama, atau
mungkin ada faktor lain.Kondisi tersebut merupakan sebagian dari tantangan
umat manusia.Dengan demikian, perkembangan ide, pengertian, kesadaran,
dan penghormatan terhadap hak asasi manusia akan semakin baik ketika
manusia mengetahui dan memahaminya secara benar.Untuk itu, perlu
disebarluaskan sehingga diharapkan pemahaman HAM semakin luas dan
pelanggaran HAM semakin berkurang, termasuk pelanggaran berat dapat
diminimalisasikan atau ditiadakan.Di dalam bab 6 yang terakhir ini akan
dijelaskan beberapa tindak kejahatan dalam HAM juga mengenai hak asasi
pengungsi dan hak pekerja migran.
Bab yang ke 7 penulis membahas mengenai dinamika perjuangan HAM di
berbagai belahan dunia, mulai dari perkembangan hak asasi manusia di benua
Eropa, kawasan Amerika, kawasan Afrika hingga di kawasan Asia.Akan
dijelaskan secara lengkap dan jelas di dalam buku ini.Dimulai dari
perkembangan hak asasi manusia di Benua Eropa dari tercetusnya hingga
perkembangannya begitu pula dengan perkembangan hak asasi manusia di
kawasan Amerika.The Inter-American Commision on Human Rights sebagai
badan/komisi yang menangani masalah masalah hak asasi manusia negara
negara anggota telah memiliki landasan hukum/kerja yaitu:American
Declaration of the Rights and Duties of Man,Revolusi Hak Asasi Manusia
No.XXII,American Convention on Human Rights.Organisasi yang bertanggung
jawab/menangani perkara-perkara yang menyangkut hak asasi manusia ialah
the Inter-American on Human Rights(disebut Commission/Komisi) dan the InterAmerican
Court
of
Human
Rights(the
Court/Mahkamah).Kemudian
perkembangan hak asasi manusia di kawasan Afrika.Negara-negara Afrika
sudah membentuk Organisasi Negara Negara Afrika(Organization of Africa
Unity/OAU).Negara-negara Afrika telah menyelenggarakan Konferensi I pada
tanggal 15-22 April 1958 di Akar/Ghana yang menghasilkan beberapa isi
deklarasi, lalu pada tanggal 15-24 Juni 1960 diadakannya Konferensi ke- 2 di
Adisi Ababa(Ethiopia) menegaskan kembali tentang penghapusan kolonialisme,
mencegah munculnya kolonialisme baru di Afrika, serta mengajak semua
negara untuk melawan politik apartheid di Afrika Selatan.Tidak berselang lama
Konferensi ke- 3 diadakan di Lagos(Nigeria) tahun 1961,dihadiri para sarjana
hukum Afrika, membahas the Rule of Law dalam rangka menegakan hak asasi
manusia, antara lain terkait dengan ketatanegaraan,kepidanaan,serta
kepengacaraan.Dalam konferensi tersebut dibentuk 3 komisi berikut.
1.Komisi Hak Asasi Manusia dan Keamanan Pemerintah(legislatif,eksekutif,dan
yudikatif)
2.Komisi Hak Asasi Manusia dan Aspek Hukum Pidana dan Hukum Administrasi.
3.Tanggung jawab pengadilan dan kepengacaraan dalam rangka melindungi
hak hak perseorangan dan masyarakat.
Perkembangan Hak Asasi Manusia di Kawasan Asia, negara-negara Asia belum
mempunyai piagam hak asasi manusia, sebagaimana dimiliki negara-negara
Eropa, Amerika, maupun Afrika.Hal ini disebabkan oleh kuat dan dalamnya
tradisi dan agama-agama besar di kebanyakan negara-negara Asia.Pengaruh
tradisi dan agama pada sebagian besar negara-negara Asia mewarnai pola
pikir tindak dan sikap sebagian besar negara-negara Asia.Buku ini
mempermudahnya dengan menambahkan penjelasan mengenai Deklarasi Karo
dan Deklarasi HAM ASEAN.
Masuk ke dalam bab 8 mengenai Hubungan Hukum Internasional dengan
Hukum Hak Asasi Manusia(HA-KHAM), Memang hak asasi manusia merupakan
persoalan umat manusia sehingga wajar jika masalah ini banyak dibahas dan
diperdebatkan secara internasional.Dari perdebatan sampai ditemukan
kesepakatan internasional tersebut menjadi” modal” membangun hukum hak
asasi manusia(ha-kham).Hukum Internasional sebagai satu bagian dari hukum
pada umumnya, di dalam “dirinya” mengalir ide, pemikiran cita-cita dan prinsip
yang banyak mengambil dari asas hukum Romawi kuno, hukum alam, maupun
asa
hukum
lainnya.Asas,
sebagaimana
dikemukakan
Satjipto
Raharjo,merupakan alasan lahirnya peraturan hukum/ratio leges/maksud
undang-undang.Dalam asas terkandung nilai dan tuntutan etis.Hukum
alam/Romawi banyak digunakan sebagai dasar hukum internasional.Asas
tersebut antara lain asas pasta sunti servanda( saling menghormati, atas
persetujuan atau perjanjian yang telah disepakati), asas bonavida(asas iktikad
baik), asas reciprocity(asas timbal balik) asas et. Aeguo et bono (asas
berdasarkan keadilan), asas clausula sic stantibus/ceteris paribus (asas
persetujuan hanya berlaku bila keadaannya tetap sama/tidak berubah). Bagi
kalian yang membaca buku ini akan mengerti dengan jelas mengenai
hubungan hukum internasional dengan hak asasi manusia karena didalamnya
dijelaskan beserta sumber dan unsur-unsurnya.
Pada bab ke- 9 penulis membahas tentang Aplikasi Hukum Hak Asasi
Manusia dalam Negara RI, penegakan Hak Asasi Manusia Bagian dari Cita-Cita
Perjuangan Bangsa.Dari pendekatan kultural(budaya) terbukti perjuangan
menegakan hak asasi manusia pada hakikatnya merupakan bagian dari
tuntutan sejarah dan budaya dunia, termasuk Indonesia.Karena itu,
memperjuangkan HAM sama dengan memperjuangkan budaya bangsa atau
“membudayakan” bangsa antara manusia dan kemanusiaan seluruh dunia
sama dan satu.Perbedaan budaya yang beragam di seluruh dunia hendaknya
dipandang sebagai “keragaman bunga indah” di taman firdaus, Justru, disinilah
indahnya sebuah keragaman.Kredo” Bhineka Tunggal Ika” merupakan
kristalisasi dan pengakuan akan hal ini.Dengan adanya perbedaan dan budaya,
bila ada budaya yang bertentangan dengan spirit HAM, maka diperlukan
adanya dialog, pendekatan, dan penyelesaian yang bertahap dan terusmenerus.Di dalam buku ini diuraikan juga HAM yang terdapat dalam kultur
budaya daerah hingga hukum adat yang ada.penulis juga menerangkan
mengenai class action,ICCPR,dan RANHAM Indonesia.Lalu ada pula HAM dalam
Hukum Positif dan dari Komisi(Sekarang Dewan)HAM PBB.
Di buku ini juga terdapat materi mengenai pedoman beracara di
Pengadilan Kriminal Internasional dan Pengadilan Ad Hoc HAM Indonesia yaitu
di bab ke- 10.dimulai dari sekilas mengenai Pengadilan Kriminal Internasional
lalu pertanggungjawaban yang berdasarkan syarat syarat dijatuhi pidana,
tanggung jawab komando atas terjadinya kejahatan kemanusiaan.Kemudian
struktur organisasi dan admistrasi pengadilan pidana intensional(ICC) penulis
akan menjelaskan mulai dari struktur organisasi, administrasi, penyelidikan,
hak tersangka, dan peranan divisi prayustisi.Dicantumkan pula mengenai
pengadilan Ad Hoc HAM Indonesia.
Pada bab 11 buku ini berfokus pada Diseminasi/Penyebarluasan Hak
Asasi Manusia, penulis dapat memaparkan secara terang mulai dari pengertian
hak asasi manusia berlanjut ke penyebarluasannya melalui pendidikan dan
pengajaran hak asasi manusia berdasarkan petunjuk UNESCO, terdapat juga
tujuan khusus dari pendidikan HAM.
Buku ini menutup materi di bab 12&13 dengan menjelaskan hubungan
hak
asasi
manusia
dengan
hukum
humaniter
yang
berisi
hukum,kemanusiaan,dan ham,berlanjut pada titik singgung ham dan hukum
humaniter,lalu prinsip-prinsip hukum humaniter dan yang terakhir aplikasi
hukum humaniter.Kemudian di bab yang terakhir mengenai tentang penjelasan
secara lengkap pengertian terorisme dan langkah langkahnya dalam
politik/hukum PBB,tidak lupampenulis juga menerangkan terkait ketidakadilan.
Setelah saya membaca seluruh isi buku ini,saya dapat mengerti dan
memahami secara luas mengenai Hak Asasi Manusia Dalam Dinamika/Dimensi
Hukum,Politik,Ekonomi,dan Sosial karena penulis menjelaskan dengan bahasa
yang mudah dipahami,yang saya suka dari buku ini yaitu penulis memberikan
terjemahan disetiap kalimat atau kutipan berbahasa Inggris,kelebihan dari
buku ini selain penjelasannya yang sangat lengkap,dibuku ini juga dicantum
banyak sekai lampiran-lampiran seperti Piagam Madinah,Magna Charta,The
Petition of Rights dan lain lain.Penulis juga memberikan pendapatnya mengenai
setiap materi di buku ini.Dengan demikian buku ini sangat cocok sebagai buku
pegangan untuk memahami HAM secara lebih komprehensif,buku ini tepat bagi
anggota masyarakat,dosen,pengajar,aktivis,pengamat,kelompok kajian,dan
mahasiswa.
HUKUM,POLITIK,EKONOMI,DAN SOSIAL
Fani Amalia Wibowo
[email protected]
DATA BUKU
Nama/Judul Buku :HAM Dalam Dinamika/Dimensi Hukum, Politik, Ekonomi, dan
Sosial Serta Pedoman Beracara Dalam Kasus
Pelanggaran/Kejahatan HAM yang Berat
Penulis/Pengarang
:Prof. A.Masyhur Effendi, S.H.,M.S. dan Taufani
S.Evandri, S.H., M.H.
Penerbit
:Ghalia Indonesia
Tahun Terbit
:2014(Edisi Keempat)
Kota Penerbit
:Bogor
Bahasa buku
:Bahasa Indonesia
Jumlah Buku
:356 Halaman
ISBN Buku
:978-979-450-535-9
Pada awal wacana, buku ini memilih pembahasan HAM dimulai dengan
menjelaskan secara lengkap tentang teori hukum alam, yang menurut Marcus
G. Singer adalah suatu konsep dari prinsip prinsip umum moral tentang sistem
keadilan yang berlaku untuk semua umat manusia, di mana umumnya diakui
dan diyakini oleh umat manusia itu sendiri.Teori ini berasal dari ide dasar
pemikiran Yunani, pemikiran pemikiran berikutnya mengembangkan dan
menerjemahkan secara lebih rasional, kemudian dipakai sebagai landasan
pemerintahan di berbagai negara Eropa, tidak hanya membahas tentang
hukum alam saja namun juga hubungannya dengan hak asasi
manusia.Berbicara mengenai hukum alam dan HAM maka akan terkait dengan
persoalan antara justice/gerecht/adil dengan truth/rechting/benar dalam
hukum(law,recht) yang dibicarakan terus sepanjang masa, karena hal ini terkait
dengan hakikat kemanusiaan dan martabat manusia sendiri.Selain dua hal
tersebut, pembahasan dalam bab 1 juga mengenai tentang HAM dalam
berbagai pandangan.Buku ini akan membuat kita mengerti secara jelas
bagaimana HAM dalam pandangan Liberalisme, Sosialis/Komunis,Negara Dunia
Ketiga juga mengenai HAM dalam Bidang Politik dan Ekonomi di Indonesia
mulai dari pengertian hingga perkembangannya.
Berlanjut dari pembahasan bab 1 saya beralih ke pembahasan yang
diterangkan dalam bab 2,yang pertama terdapat pembahasan mengenai ilmu
Hukum dengan HAM, tujuan hukum yang paling utama adalah untuk
melindungi hak asasi manusia, sehingga kalau berbicara penegakan hukum
sama artinya dengan menegakkan dan menghormati hak asasi manusia.Lalu
yang kedua mengenai Aktualisasi HAM dalam Negara Hukum,bertolak dari
pandangan pandangan tersebut, terbukti hukum selain berisi kaidah dan cita
cita, juga berfungsi sebagai alat untuk mengubah dan merekayasa
masyarakat.Dengan demikian, hukum berfungsi “as tool of social engineering”
(untuk merekayasa/mengubah masyarakat), sebagaimana yang dikemukakan
oleh Roscoe Pound lewat The Functional School.Karena itu pula, kata
Pound,”.....law is more than a set of abstract norms or legal order, it is also a
process of balancing conflicting interest and securing the satisfaction of the
maximum of wants with the minimum of friction”(1953:18).Dengan demikian,
penulis
berpendapat
bahwa
di
dalam
negara
kekuasaan(machtsaats),paradigma keberadaan hukum “dibalik”: law is a toy,
not as a tool(hukum sekedar aksesoris/mainan).Selengkapnya akan dijelaskan
secara detail di dalam buku ini, kemudian yang ketiga mengenai HAM dan
Lingkungan hidup.Kita akan mengetahui bahwa manusia adalah subjek hukum
yang sempurna sehingga lingkungan hidup merupakan subjek hukum
semu/kuasi subjek hukum, karena kehidupan dan masa depan manusia tidak
dapat lepas dengan kualitas lingkungannya.Dengan demikian, lingkungan dari
perspektif hak asasi pada hakikatnya mempunyai hak hukum, yaitu hak hidup,
tetapi tidak mempunyai kewajiban hukum/tanggung jawab hukum.
Dari kata katanya yang mudah dipahami saya dapat dengan mudah
mengerti maksud dan inti dari apa yang disampaikan penulis di bab
1&2.Kemudian di bab 3 saya dapat menerima pemahaman dari Hubungan
Sistem Hukum dan Sistem Politik dari Sudut Pandang HAM yang dijelaskan oleh
penulis, yaitu agar terbina harmonisasi sistem hukum dan sistem politik dalam
tatanan bermasyarakat, maka hidup bermasyarakat berarti siap/mau mengikuti
pola
hubungan
antarindividu
dalam
kelompok
yang
telah
ada
sebelumnya.Dalam interaksi yang terjaga dengan baik, akan terjalin semangat
kerja sama yang baik pula.Sistem politik dan sistem hukum yang ada sangat
berpengaruh terhadap kehidupan masyarakatnya.Lalu diperdalam dengan HAM
dalam Sistem Politik Demokrasi mulai dari kekuasaan, tugas, dan masalah
masalah yang ada akan dijelaskan di dalamnya.
Jika di bab ke 3 terdapat penjelasan hubungan sistem hukum dan sistem
politik menurut HAM maka di bab ke 4 ini akan dipaparkan lebih ke
status/posisi individu dari sudut pandang HAM, manusia merupakan satu
pribadi otonom yang dalam satu masyarakat tidak hilang jati diri dan
kepribadiannya sebagai manusia, ia mempunyai hak atas dirinya sendiri lepas
dari orang lain.Namun demikian, manusia, sifat dasarnya adalah makhluk
bermasyarakat, di mana baru dapat hidup di tengah dan bersama sama
manusia lain dan menuntut adanya kemauan serta kemampuan untuk saling
menghormati dan menghargai dalam satu tatanan hidup yang sudah
disepakati.Kemudian ada pula Hubungan Hak Asasi Manusia dengan Kelompok
Bangsa/Etnik/Ras/Agama,buku ini mengangkat kehidupan bermasyarakat
dengan beragam pengelompokan yang ada,baīk akibat perbedaan suku, etnik,
ras, agama hingga paham politik dan golongan, disamping pengelompokan
yang diciptakan karena tuntutan politik yang ikut mewarnai praktik
pelaksanaan HAM.Kondisi ini pun perlu mendapat perhatian kita
bersama.Justru, perbedaan yang seharusnya menjadi hikmah sering menjadi
awal pelanggaran HAM.Disebutkan pula di dalam buku oleh Maurice Cranston
yang membagi dua hak, yaitu legal rights dan moral rights.Yang terakhir dari
pembahasan di bab 4 adalah tentang Hak asasi, Kewajiban Asasi, dan
Tanggung Jawab Asasi, terdapat penjelasan bagaimana hak, kewajiban, dan
tanggung jawab dari sudut pandang HAM lengkap beserta pasal pasal yang ada
di dalamnya.Jadi kita tidak hanya sekedar tahu tetapi juga mengerti dasardasar hukumnya.
Di dalam bab 5,penulis hanya akan membahas satu materi yaitu tentang
Dimensi Absolut dan Relatif Hak Asasi Manusia,di bab ini akan dijelaskan oleh
penulis bahwa HAM memiliki pandangan yang dipecah menjadi 4(empat)
kelompok,yang masing masing pandangan ada penganutnya,termasuk di
Indonesia.Pertama adalah Pandangan Universal Absolut, pandangan ini melihat
HAM sebagai nilai nilai universal sebagaimana dirumuskan dalam dokumen
dokumen HAM Internasional, seperti the International Bill of Human
Rights.Dalam hal ini, profil sosial budaya yang melekat pada masing-masing
bangsa tidak diperhitungkan.Kedua ialah Pandangan Universal Relatif, jika
pandangan universal absolut melihat HAM sebagai nilai nilai universal maka
pandangan universal relatif melihat persoalan HAM sebagai masalah
universal.Namun demikian, perkecualian dan pembatasan yang didasarkan
atas asas asas hukum nasional tetap diakui keberadaannya.Sebagai contoh,
ketentuan yang diatur dalam Pasal 29 ayat 2 UDHR.Lalu yang ketiga
Pandangan Partikularistik Absolut, pandangan ini melihat HAM sebagai
persoalan masing-masing bangsa, tanpa memberikan alasan yang kuat,
khususnya dalam melakukan penolakan terhadap berlakunya dokumen
dokumen internasional.Pandangan ini sering kali menimbulkan kesan
chauvinist,egois,defensif,dan pasif tentang HAM.Terakhir yang ke empat ialah
Pandangan Partikularistik Relatif,HAM dilihat disamping sebagai masalah
universal juga merupakan masalah nasional masing masing bangsa.Berlakunya
dokumen-dokumen HAM internasional harus diselaraskan,diserasikan,dan
diseimbangkan, serta memperoleh dukungan budaya bangsa.Pandangan yang
terakhir ini tampak menonjol dalam The Jakarta Message tahun 2005.
Berlanjut ke bab yang ke 6,dalam dunia yang semakin transparan ini,PBB
masih diharapkan menjadi salah satu organisasi yang mampu menjembatani
langkah langkah tersebut.Sejauh mana langkah PBB dalam mengoordinasikan
hubungan antarnegara, dapat dibaca dalam bab 6 ini yang akan menerangkan
Langkah-Langkah PBB dalam Menyusun HA-KHAM,mulai dari rintisan
pembentukan PBB dan penghormatan hak asasi manusia.Seperti yang saya
sudah baca di buku ini, piagam PBB disepakati dan ditandatangani oleh 50
negara di San Francisco pada tanggal 24 Juni 1945 merupakan hasil perjuangan
yang cukup panjang dari para pemimpin dunia yang dirintis sejak dekade
dekade sebelumnya.Lewat pengalaman yang cukup panjang negarawan dunia
tanpa mengenal lelah terus-menerus mengadakan perundingan untuk
memperkecil dan menjembatani perbedaan-perbedaan yang ada.Dewasa ini
anggota
PBB
mencapai
193
negara.Disamping
itu,
organisasi
nonpemerintah/LSM internasional pun banyak mengambil peran untuk tujuan
yang sama.Bagaimanapun juga, setiap negara cenderung mengambil sikap
untuk menjaga hubungan dengan negara tetangga, baik karena faktor
kedekatan geografis, politik, maupun keamanan.Terbukti, dalam setiap
kawasan ada langkah-langkah positif menyusun perjanjian terkait dengan hak
asasi manusia, berdasarkan pendekatan kawasan yang dapat membantu
proses aplikasi hak asasi manusia secara lebih baik dengan adanya peran PBB
di Tengah dan di antara Negara Berdaulat yang dijelaskan secara rinci oleh
penulis.Diawali dengan tugas utama PBB, peran, serta langkah-langkah yang
harus ditempuh,di perdalam dengan penjelasan langkah Yuridis dan Politik PBB
dalam Membangun Ha-kham. Sebagaimana diketahui, hubungan hukum dan
politik dalam bernegara dan bermasyarakat menjadi tak terpisahkan.Antara
kedua subsistem tersebut, idealnya ditempatkan dan menempati posisi
seimbang, kapan pendekatan politik di depan dan kapan hukum di
depan.Sulitnya dalam praktik bernegara sudah diketahui/dirasakan bersama,
terutama ketika etika politik, norma politik, dan praktik politik” jalan sendirisendiri”. Langkah yuridis yang dimaksud menyusun konvensi,treaty dalam
tentang HAM, sedangkan langkah politik mendorong negara anggota PBB
membangun sistem politik demokrasi yang kuat.Di dalam buku ini juga akan
disebutkan beberapa instrumen hukum hak asasi manusia yang mempunyai
kekuatan
mengikat/mki
dan
yang
belum
mempunyai
kekuatan
mengikat/bmki,ada pula mengenai Indonesia yang telah meratifikasi beberapa
konvensi dan jumlah negara yang telah meratifikasi konvensi-konvensi HAM
PBB(sampai maret 2000).Dicantumkan juga tentang beberapa topik menonjol
di dalam Konferensi Wina 1993 hingga fungsi dari OHCHR.Dengan membaca
buku ini kita dapat mengetahui bahwa di dalam hukum internasional, cara
ramah dan damai dalam rangka menyelesaikan konflik internasional ada 4
macam
yaitu:arbitration,judicial
settlement(penyelesaian
secara
hukum),negotiation,good
offices,mediation,conciliation,or
inquiry(negosiasi,penyelesaian
damai,
perantara,
bermufakat,
atau
pemeriksaan) dan settlement under the auspices of the United Nations
Organization (penyelesaian di bawah pengawasan/perlindungan PBB).
Penjelasan bagaimana Yuridiksi Mahkamah Agung dalam memutuskan
sengkeran dan Elemen konsep pembangunan menurut PBB.Dengan demikian,
hukum hak asasi manusia mendapat porsi besar di dalam hukum
internasínal.Setiap negara, termasuk Indonesia, tidak bisa “mengelak” dari
perjanjian internasional, terutama yang terkait dengan hukum hak asasi
manusia, walaupun di dalam pelaksanaannya diperlukan beberapa instrumen
hukum lagi, baik berupa ratifikasi maupun harmonisasi.Terakhir yang dijelaskan
di bab 6 oleh penulis ialah beberapa pengertian dasar kejahatan(pelanggaran)
HAM Berat.Bangkitnya agama-agama besar di dunia salah satu tujuannya
adalah menegakan hak asasi manusia.Hakikatnya semakin taat seseorang
beragama, maka semakin kuat pula penghormatannya terhadap hak asasi
manusia orang lain.Adanya tindakan keras bersifat teror kepada paham,
kepercayaan, keyakinan, maupun agama lain merupakan akibat berfikir naif,
sempit, dan fanatik dari sebagian penganut kepercayaan, agama, atau
mungkin ada faktor lain.Kondisi tersebut merupakan sebagian dari tantangan
umat manusia.Dengan demikian, perkembangan ide, pengertian, kesadaran,
dan penghormatan terhadap hak asasi manusia akan semakin baik ketika
manusia mengetahui dan memahaminya secara benar.Untuk itu, perlu
disebarluaskan sehingga diharapkan pemahaman HAM semakin luas dan
pelanggaran HAM semakin berkurang, termasuk pelanggaran berat dapat
diminimalisasikan atau ditiadakan.Di dalam bab 6 yang terakhir ini akan
dijelaskan beberapa tindak kejahatan dalam HAM juga mengenai hak asasi
pengungsi dan hak pekerja migran.
Bab yang ke 7 penulis membahas mengenai dinamika perjuangan HAM di
berbagai belahan dunia, mulai dari perkembangan hak asasi manusia di benua
Eropa, kawasan Amerika, kawasan Afrika hingga di kawasan Asia.Akan
dijelaskan secara lengkap dan jelas di dalam buku ini.Dimulai dari
perkembangan hak asasi manusia di Benua Eropa dari tercetusnya hingga
perkembangannya begitu pula dengan perkembangan hak asasi manusia di
kawasan Amerika.The Inter-American Commision on Human Rights sebagai
badan/komisi yang menangani masalah masalah hak asasi manusia negara
negara anggota telah memiliki landasan hukum/kerja yaitu:American
Declaration of the Rights and Duties of Man,Revolusi Hak Asasi Manusia
No.XXII,American Convention on Human Rights.Organisasi yang bertanggung
jawab/menangani perkara-perkara yang menyangkut hak asasi manusia ialah
the Inter-American on Human Rights(disebut Commission/Komisi) dan the InterAmerican
Court
of
Human
Rights(the
Court/Mahkamah).Kemudian
perkembangan hak asasi manusia di kawasan Afrika.Negara-negara Afrika
sudah membentuk Organisasi Negara Negara Afrika(Organization of Africa
Unity/OAU).Negara-negara Afrika telah menyelenggarakan Konferensi I pada
tanggal 15-22 April 1958 di Akar/Ghana yang menghasilkan beberapa isi
deklarasi, lalu pada tanggal 15-24 Juni 1960 diadakannya Konferensi ke- 2 di
Adisi Ababa(Ethiopia) menegaskan kembali tentang penghapusan kolonialisme,
mencegah munculnya kolonialisme baru di Afrika, serta mengajak semua
negara untuk melawan politik apartheid di Afrika Selatan.Tidak berselang lama
Konferensi ke- 3 diadakan di Lagos(Nigeria) tahun 1961,dihadiri para sarjana
hukum Afrika, membahas the Rule of Law dalam rangka menegakan hak asasi
manusia, antara lain terkait dengan ketatanegaraan,kepidanaan,serta
kepengacaraan.Dalam konferensi tersebut dibentuk 3 komisi berikut.
1.Komisi Hak Asasi Manusia dan Keamanan Pemerintah(legislatif,eksekutif,dan
yudikatif)
2.Komisi Hak Asasi Manusia dan Aspek Hukum Pidana dan Hukum Administrasi.
3.Tanggung jawab pengadilan dan kepengacaraan dalam rangka melindungi
hak hak perseorangan dan masyarakat.
Perkembangan Hak Asasi Manusia di Kawasan Asia, negara-negara Asia belum
mempunyai piagam hak asasi manusia, sebagaimana dimiliki negara-negara
Eropa, Amerika, maupun Afrika.Hal ini disebabkan oleh kuat dan dalamnya
tradisi dan agama-agama besar di kebanyakan negara-negara Asia.Pengaruh
tradisi dan agama pada sebagian besar negara-negara Asia mewarnai pola
pikir tindak dan sikap sebagian besar negara-negara Asia.Buku ini
mempermudahnya dengan menambahkan penjelasan mengenai Deklarasi Karo
dan Deklarasi HAM ASEAN.
Masuk ke dalam bab 8 mengenai Hubungan Hukum Internasional dengan
Hukum Hak Asasi Manusia(HA-KHAM), Memang hak asasi manusia merupakan
persoalan umat manusia sehingga wajar jika masalah ini banyak dibahas dan
diperdebatkan secara internasional.Dari perdebatan sampai ditemukan
kesepakatan internasional tersebut menjadi” modal” membangun hukum hak
asasi manusia(ha-kham).Hukum Internasional sebagai satu bagian dari hukum
pada umumnya, di dalam “dirinya” mengalir ide, pemikiran cita-cita dan prinsip
yang banyak mengambil dari asas hukum Romawi kuno, hukum alam, maupun
asa
hukum
lainnya.Asas,
sebagaimana
dikemukakan
Satjipto
Raharjo,merupakan alasan lahirnya peraturan hukum/ratio leges/maksud
undang-undang.Dalam asas terkandung nilai dan tuntutan etis.Hukum
alam/Romawi banyak digunakan sebagai dasar hukum internasional.Asas
tersebut antara lain asas pasta sunti servanda( saling menghormati, atas
persetujuan atau perjanjian yang telah disepakati), asas bonavida(asas iktikad
baik), asas reciprocity(asas timbal balik) asas et. Aeguo et bono (asas
berdasarkan keadilan), asas clausula sic stantibus/ceteris paribus (asas
persetujuan hanya berlaku bila keadaannya tetap sama/tidak berubah). Bagi
kalian yang membaca buku ini akan mengerti dengan jelas mengenai
hubungan hukum internasional dengan hak asasi manusia karena didalamnya
dijelaskan beserta sumber dan unsur-unsurnya.
Pada bab ke- 9 penulis membahas tentang Aplikasi Hukum Hak Asasi
Manusia dalam Negara RI, penegakan Hak Asasi Manusia Bagian dari Cita-Cita
Perjuangan Bangsa.Dari pendekatan kultural(budaya) terbukti perjuangan
menegakan hak asasi manusia pada hakikatnya merupakan bagian dari
tuntutan sejarah dan budaya dunia, termasuk Indonesia.Karena itu,
memperjuangkan HAM sama dengan memperjuangkan budaya bangsa atau
“membudayakan” bangsa antara manusia dan kemanusiaan seluruh dunia
sama dan satu.Perbedaan budaya yang beragam di seluruh dunia hendaknya
dipandang sebagai “keragaman bunga indah” di taman firdaus, Justru, disinilah
indahnya sebuah keragaman.Kredo” Bhineka Tunggal Ika” merupakan
kristalisasi dan pengakuan akan hal ini.Dengan adanya perbedaan dan budaya,
bila ada budaya yang bertentangan dengan spirit HAM, maka diperlukan
adanya dialog, pendekatan, dan penyelesaian yang bertahap dan terusmenerus.Di dalam buku ini diuraikan juga HAM yang terdapat dalam kultur
budaya daerah hingga hukum adat yang ada.penulis juga menerangkan
mengenai class action,ICCPR,dan RANHAM Indonesia.Lalu ada pula HAM dalam
Hukum Positif dan dari Komisi(Sekarang Dewan)HAM PBB.
Di buku ini juga terdapat materi mengenai pedoman beracara di
Pengadilan Kriminal Internasional dan Pengadilan Ad Hoc HAM Indonesia yaitu
di bab ke- 10.dimulai dari sekilas mengenai Pengadilan Kriminal Internasional
lalu pertanggungjawaban yang berdasarkan syarat syarat dijatuhi pidana,
tanggung jawab komando atas terjadinya kejahatan kemanusiaan.Kemudian
struktur organisasi dan admistrasi pengadilan pidana intensional(ICC) penulis
akan menjelaskan mulai dari struktur organisasi, administrasi, penyelidikan,
hak tersangka, dan peranan divisi prayustisi.Dicantumkan pula mengenai
pengadilan Ad Hoc HAM Indonesia.
Pada bab 11 buku ini berfokus pada Diseminasi/Penyebarluasan Hak
Asasi Manusia, penulis dapat memaparkan secara terang mulai dari pengertian
hak asasi manusia berlanjut ke penyebarluasannya melalui pendidikan dan
pengajaran hak asasi manusia berdasarkan petunjuk UNESCO, terdapat juga
tujuan khusus dari pendidikan HAM.
Buku ini menutup materi di bab 12&13 dengan menjelaskan hubungan
hak
asasi
manusia
dengan
hukum
humaniter
yang
berisi
hukum,kemanusiaan,dan ham,berlanjut pada titik singgung ham dan hukum
humaniter,lalu prinsip-prinsip hukum humaniter dan yang terakhir aplikasi
hukum humaniter.Kemudian di bab yang terakhir mengenai tentang penjelasan
secara lengkap pengertian terorisme dan langkah langkahnya dalam
politik/hukum PBB,tidak lupampenulis juga menerangkan terkait ketidakadilan.
Setelah saya membaca seluruh isi buku ini,saya dapat mengerti dan
memahami secara luas mengenai Hak Asasi Manusia Dalam Dinamika/Dimensi
Hukum,Politik,Ekonomi,dan Sosial karena penulis menjelaskan dengan bahasa
yang mudah dipahami,yang saya suka dari buku ini yaitu penulis memberikan
terjemahan disetiap kalimat atau kutipan berbahasa Inggris,kelebihan dari
buku ini selain penjelasannya yang sangat lengkap,dibuku ini juga dicantum
banyak sekai lampiran-lampiran seperti Piagam Madinah,Magna Charta,The
Petition of Rights dan lain lain.Penulis juga memberikan pendapatnya mengenai
setiap materi di buku ini.Dengan demikian buku ini sangat cocok sebagai buku
pegangan untuk memahami HAM secara lebih komprehensif,buku ini tepat bagi
anggota masyarakat,dosen,pengajar,aktivis,pengamat,kelompok kajian,dan
mahasiswa.