PENGEMBANGAN BUKU ELEKTRONIK (EBOOK) UNTUK PEMBELAJARAN WAJIB PRAMUKA DI SMK NEGERI 11 SEMARANG

(1)

PENGEMBANGAN BUKU ELEKTRONIK (E-BOOK)

UNTUK PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER WAJIB

PRAMUKA DI SMK NEGERI 11 SEMARANG

SKRIPSI

diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

Adytya Wahyu Prasetyo 1102413112

KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017


(2)

(3)

(4)

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

“...dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkan (pahala) di sisi Allah”. (QS. Al-Baqarah:110)

“Jika ilmu bermanfaat tanpa keikhlasan, maka tidak mungkin Allah mencela orang-orang munafik”. (Ibnu Qayyim)

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada: 1. Bapak (Tarjo) dan Ibu (Jaetun) yang telah memberikan pendidikan hingga sekarang;

2. Kakak Diky Kusuma Raharjo yang selalu membantu meraih kesuksesan; 3. Mbak Sefi yang selalu membantu meraih kesuksesan;

4. Keluarga besar Mbah Takmid dan Mbah Suratman;

5. Teman-teman yang selalu


(6)

vi

ABSTRAK

Adytya, Wahyu Prasetyo. 2017. “Pengembangan Buku Elektronik (E-Book) untuk Pembelajaran Ekstrakurikuler Wajib Pramuka di SMK Negeri 11 Semarang”. Skripsi. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. Yuli Utanto, S.Pd., M.Si., Pembimbing II Dr. Kustiono, M.Pd.

Kata Kunci: E-book, ekstrakurikuler, pembelajaran, pengembangan, pramuka. Beberapa hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah memenuhi kebutuhan kekurangan waktu dalam penyampaian materi, kurangnya sumber materi untuk pembina pramuka, pengefektifan pelatihan/pembelajaran bagi peserta didik dan sebagai alternatif media pembelajaran bagi pembina pramuka. Hal ini yang dialami oleh siswa/siswi dan pembina pramuka SMK Negeri 11 Semarang. Hal ini disebabkan oleh waktu pelatihan tiap minggu hanya satu jam (60 menit), pembina pramuka hanya diberikan sumber referensi, dan tidak adanya buku panduan atau buku pegangan bagi siswa, serta kurangnya media pembelajaran yang diterapkan oleh pembina pramuka. Berdasarkan paparan tersebut, tujuan penelitian ini adalah mengembangkan e-book pramuka untuk kelas 10 SMK Negeri 11 Semarang dan mengetahui keefektifan e-book pramuka untuk meningkatkan pelatihan dan pembelajaran siswa kelas 10 jurusan multimedia SMK Negeri 11 Semarang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Variabel dalam penelitian ini berupa kelayakan e-book serta keefektifannya yang diketahui dengan meningkatnya hasil pelatihan dan pembelajaran siswa/siswi. Pendekatan penelitian ini adalah dengan metode eksperimental one group pretest posttest design. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan non tes (observasi, wawancara, dan angket). Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model ADDIE yaitu: (1) analysis, (2) design, (3) development, (4) implementation, (5) evaluation. Hasil kelayakan e-book dari ahli media menyatakan bahwa sangat layak dengan rata-rata persentase 88,5% dan dari ahli materi menyatakan bahwa sangat layak untuk diterapkan dalam pelatihan dan pembelajaran dengan rata-rata persentase 86%. Selain itu, keefektifan e-book menunjukan peningkatan hasil pelatihan dan pembelajaran. Hasil pretest siswa/siswi adalah 47,2% tuntas dalam tes, sedangkan pada posttest siswa/siswi adalah 89% tuntas dalam tes. Peningkatan pelatihan dan pembelajaran siswa/siswi meningkat 41,8%. Siswa sebaiknya memiliki motivasi yang tinggi dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka, dikarenakan tujuan pembelajaran mandiri menggunakan e-book tidak akan tercapai jika minat belajar siswa rendah, sedangkan guru lebih membuka wawasan teknologi dan memanfaatkannya sebagai media dalam kegiatan pelatihan dan pembelajaran pramuka.


(7)

vii

PRAKATA

Bismillaahirrahmaanirrahiim, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga skripsi

dengan judul “Pengembangan Buku Elektronik (E-Book) untuk Pembelajaran Ekstrakurikuler Wajib Pramuka di SMK Negeri 11 Semarang” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Sehubungan dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi S1 di Universitas Negeri Semarang;

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah telah memberikan izin dan rekomendasi penelitian;

3. Drs. Sugeng Purwanto, M.Pd., Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang telah memberikan telah memberikan izin dan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi ini;

4. Dr. Yuli Utanto, S.Pd., M.Si., Dosen Pembimbing I yang dengan sabar memberikan bimbingan, arahan, peringatan, dan masukan terhadap penyusunan skripsi ini hingga selesai;

5. Dr. Kustiono, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang dengan sabar memberikan bimbingan, arahan, peringatan, dan masukan terhadap penyusunan skripsi ini hingga selesai;


(8)

viii

6. Bapak dan Ibu dosen jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama perkuliahan;

7. Drs. H. Samiran, M.T., Kepala Sekolah SMK Negeri 11 Semarang yang telah memberikan izin penelitian;

8. Bapak Ghanis Putra Widhanarto, M.Pd dan Ibu Sony Zulfikasari, M.Pd. yang telah memberikan bimbingan sebagai ahli media pembelajaran dalam penelitian;

9. Bapak Sujinarto, S.Pd., M.Pd. dan Bapak Slamet, S.Pd. Ketua Gugus Depan dan Pembina Pramuka yang telah memberikan bimbingan dan arahan sebagai ahli materi pembelajaran dalam penelitian;

10. Muhammad Hamrowi, S.Si., M.Kom. Ketua jurusan Multimedia SMK Negeri 11 Semarang yang tak henti-hentinya memberikan dukungan moril serta membantu kelancaran dalam penelitian;

11. Siswa siswi Kelas 10 jurusan Multimedia 2 SMK Neegeri 11 Semarang atas partisipasi dan kerjasamanya dalam kelancaran penelitian;

12. Teman-teman Teknologi Pendidikan 2013 khususnya Ali, Mubashiro, Aida, Linda, Afi, Puji, Tina, Ratih, Khairul, Albir, Hadi, Diwan, Niam, Fuad, Toriq yang telah membantu dan mendukung penulis;

13. Alvin Adji, Naufal Agassy, Y. Revandi sebagai sahabat segaligus sebagai saudara yang saling mendoakan dan memberikan dukungan moril kepada penulis;

14. Y. Revandi, Rokhim, Fahmi, Fian, Kharis, Nurul, Yono, Kholik, Iwan yang telah menjadi sahabat kos sekaligus saudara bagi penulis;


(9)

ix

15. Segenap pihak yang telah ikut andil dalam proses penyelesaian penulisan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Demi perbaikan untuk penulis, saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Sehingga pada akhirnya skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Semarang, Oktober 2017


(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... Error! Bookmark not defined. PENGESAHAN KELULUSAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ... Error! Bookmark not defined. MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

ABSTRAK ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 17

1.1 Latar Belakang Masalah ... 17

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Penegasan Istilah ... 8

1.6 Spesifikasi Produk ... 10

1.7 Batasan Pengembangan ... 11

BAB II LANDASAN TEORI ... 13

2.1 Definisi Teknologi Pendidikan ... 13


(11)

xi

2.3 E-Book dan Terapannya dalam Kawasan Teknologi Pendidikan ... 16

2.4 Media Pembelajaran ... 17

2.5 E-Book (Buku Elektronik) ... 24

2.6 Perangkat Lunak Pendukung Pengembangan ... 29

2.7 Ekstrakurikuler Pramuka ... 31

2.8 Kerangka Berpikir ... 39

2.9 Hipotesis ... 41

BAB III METODE PENELITIAN... 42

3.1 Desain Penelitian ... 42

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 44

3.3 Model Pengembangan ... 44

3.4 Prosedur Penelitian ... 48

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 52

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 59

3.7 Teknik Analisis Data ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 72

4.1 Hasil Penelitian ... 72

4.2 Pembahasan ... 83

BAB V PENUTUP ... 104

5.1 Simpulan ... 104

5.2 Saran ... 105

Daftar Pustaka ... 106


(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3. 1 Range Persentase dan Kriteria Klasifikasi Kelayakan Ahli Media... 67

Tabel 3. 2 Range Persentase dan Kriteria Klasifikasi Kelayakan Ahli Materi ... 69

Tabel 3. 3 Range Persentase dan Kriteria Klasifikasi Kelayakan Angket Tanggapan ... 70

Tabel 4. 1 Studi Pustaka dan Studi Lapangan ... 73

Tabel 4. 2 Analisis Kebutuhan ... 74

Tabel 4. 3 Hasil Desain E-Book Pramuka ... 75

Tabel 4. 4 Hasil Validasi Ahli Materi ... 78

Tabel 4. 5 Hasil Validasi Ahli Media... 79

Tabel 4. 6 Hasil Revisi E-Book Pramuka ... 80

Tabel 4. 7 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest ... 81

Tabel 4. 8 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest ... 82

Tabel 4. 9 Hasil Angket Tanggapan Siswa ... 82


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2. 1 Definisi Teknologi Pendidikan, AECT 2004 ... 14

Gambar 2. 2 Fungsi Media dalam Proses Pembelajaran ... 21

Gambar 2. 3 Posisi Media Pembelajaran ... 24

Gambar 2. 4 Disain Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan dalam Konteks Kurikulum 2013. ... 34

Gambar 2. 5 Kerangka Berpikir ... 41

Gambar 3. 1 Langkah-langkah Model Pengembangan ADDIE ... 44

Gambar 3. 2 Langkah-langkah Model R&D ... 45

Gambar 3. 3 Model Pengembangan 4-D Thigarajan ... 46

Gambar 3. 4 Bagan Alur Pengembangan Model ADDIE ... 49

Gambar 3. 5 Desain One Group Pretest-Postest ... 52

Gambar 4. 1 Bagan Persentase Hasil Uji Kelayakan ... 90

Gambar 4. 2 Tampilan Revisi Bendera Gerakan Pramuka ... 91

Gambar 4. 3 Tampilan Revisi Materi Dasadarma ... 91

Gambar 4. 4 Tampilan Revisi menghapus Bahasa Inggris Trisatya dan dasadarma. ... 92

Gambar 4. 5 Tampilan Revisi Merubah Kata “Pekan” Menjadi “Pakaian” ... 92

Gambar 4. 6 Tampilan Revisi Menghapus Ukuran Setangan Leher yang Salah. . 93

Gambar 4. 7 Tampilan Revisi Menghapus Materi Tongkat Dan Permainan. ... 93

Gambar 4. 8 Tampilan Revisi MUSRAN. ... 94


(14)

xiv

Gambar 4. 10 Tampilan Revisi Menambahkan Daftar Referensi. ... 95

Gambar 4. 11 Tampilan Revisi Setting Sampul dengan Informasi yang Jelas. .... 95

Gambar 4. 12 Tampilan Revisi Materi Menjadi Lebih Sederhana. ... 96

Gambar 4. 13 Tampilan Revisi File Audio, Layout dan Sajian Teks. ... 96

Gambar 4. 14 Tampilan Revisi Menambahkan Style Glosarium dan Referensi. . 97

Gambar 4. 15 Tampilan Revisi Tampilan Video Sesuai dengan Materi... 97

Gambar 4. 16 Tampilan Revisi Menambahkan Petunjuk Penggunaan. ... 98

Gambar 4. 17 Tampilan Revisi Penyelasaian Masalah. ... 98

Gambar 4. 18 Persentase Hasil Nilai Pretest ... 99

Gambar 4. 19 Persentase Hasil Nilai Posttest. ... 100

Gambar 4. 20 Diagram Rentang Peningkatan Pretest Posttest ... 100

Gambar 4. 21 Bagan Persentase Hasil Angket Tanggapan Siswa ... 101


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Soal Tes Pramuka ... 112

Lampiran 2. Program dan Jadual Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka ... 117

Lampiran 3. Rencana Persiapan Mengajar (RPM) ... 120

Lampiran 4. Presensi Pretest ... 125

Lampiran 5. Presensi Posttest ... 126

Lampiran 6. Kisi-kisi Instrumen Validasi untuk Ahli Materi ... 127

Lampiran 7. Instrumen Angket Ahli Materi ... 128

Lampiran 8. Kisi-kisi Instrumen Validasi untuk Ahli Media ... 131

Lampiran 9. Instrumen Angket Ahli Media ... 132

Lampiran 10. Lembar Expert Judgement ... 136

Lampiran 11. Angket Tanggapan untuk Siswa ... 137

Lampiran 12. Hasil Penilaian Ahli Media 1... 140

Lampiran 13. Lembar Expert Judgement Ahli Media 1 ... 143

Lampiran 14. Hasil Penilaian Ahli Media 2... 144

Lampiran 15. Lembar Expert Judgement Ahli Media 2 ... 147

Lampiran 16. Hasil Penilaian Ahli Materi 1 ... 148

Lampiran 17. Lembar Expert Judgement Ahli Materi 1 ... 151

Lampiran 18. Hasil Penilaian Ahli Materi 2 ... 152

Lampiran 19. Lembar Expert Judgement Ahli Materi 2 ... 155

Lampiran 20. Angket Tanggapan Siswa 1 ... 156


(16)

xvi

Lampiran 22. Jawaban Pretest dan Posttest Siswa 1 ... 160

Lampiran 23. Jawaban Pretest dan Posttest Siswa 2 ... 162

Lampiran 24. Surat Telah Melaksanakan Penelitian... 164

Lampiran 25. Hasil Pretest ... 165

Lampiran 26. Hasil Posttest ... 166

Lampiran 27. Hasil Tanggapan Siswa (Quisionare) ... 167

Lampiran 28. Perhitungan Paired Sample T Test ... 168


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Praja Muda Karana disingkat Pramuka, yang berarti rakyat muda yang senang bekerja/berkarya. Pramuka adalah sebuah organisasi yang merupakan wadah proses pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan di Indonesia. Dalam dunia Internasional, Pramuka disebut dengan istilah "Kepanduan" (Boy Scout). Gerakan pramuka selaku penyelenggara pendidikan Kepramukaan mempunyai peran besar dalam pembentukan kepribadian generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Gerakan Pramuka yang bersifat sukarela, nonpolitik, terbuka untuk semua, tanpa membedakan asal-usul, ras, suku dan agama, yang menyelenggarakan kepramukaan melalui suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka. Lebih jelasnya ketentuan umum gerakan Pramuka sebagaimana tersirat dalam UU RI Nomor 12 Tahun 2010 Pasal 1 sebagai berikut :

(a) Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan kepramukaan; (b) Pramuka adalah warga negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan kepramukaan serta mengamalkan Satya Darma Pramuka; (c) Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan Pramuka; (d) Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.

Melalui kegiatan kepramukaan pada sekolah berfungsi untuk mendukung perkembangan personal melalui potensi, dan pembentukan karakter dan sekaligus


(18)

2 melatih kepemimpinan. Fungsi sosial kegiatan Kepramukaan yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggungjawab dalam praktek keterampilan sosial, nilai moral dan nilai sosial. Selain itu juga fungsi rekreatif yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang menggembirakan, dan menyenangkan. Kegiatan Kepramukaan juga berfungsi untuk menanamkan nilai karakter peserta didik, Nilai karakter yang bisa dikembangkan adalah nilai religius, kejujuran, toleransi, disipiln, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi orang lain, cinta damai, bersahabat dan komunikatif, peduli lingkungan, suka membaca, peduli sosial, dan tanggung jawab. Tujuan dari gerakan Pramuka mengacu pada Permendikbud 81A Tahun 2013, tujuan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di satuan pendidikan adalah untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik dan untuk mengembangkan bakat, minat dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya. Berdasarkan tujuan tersebut ada tiga kemampuan yang dicapai siswa/siswi yakni, kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.

Tujuan tersebut dapat dicapai dengan, kegiatan–kegiatan melalui di lingkungan sekolah (intramural) dan di luar sekolah (ekstramural) sebagai upaya memperkuat proses pembentukan karakter bangsa yang berbudi pekerti luhur sesuai dengan nilai dan moral Pancasila. Pendidikan Kepramukaan dinilai sangat penting. Pendidikan Kepramukaan akan timbul rasa memiliki, saling tolong menolong, mencintai tanah air dan mencintai alam. Karenanya kementerian pendidikan dan kebudayaan mewajibkan setiap sekolah melaksanakan ekstrakurikuler pendidikan Kepramukaan.


(19)

3 Dalam Kurikulum 2013, Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib pada pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs) dan pendidikan menengah (SMA/MA dan SMK/MAK). Pelaksanaannya dapat bekerja sama dengan Kwartir Ranting atau Kwartir Cabang. Oleh karena itu pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler wajib merupakan program kegiatan yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkan untuk mengikutinya.

Pengelolaan pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib pada satuan pendidikan dasar dan menengah merupakan tanggung jawab kepala sekolah dengan pelaksana pembina Pramuka. Pembina Pramuka adalah Guru kelas/Guru mata pelajaran yang telah memperoleh sertifikat paling rendah kursus mahir dasar atau Pembina Pramuka yang bukan guru kelas/guru mata pelajaran. Guru kelas/guru mata pelajaran yang melaksanakan tugas tambahan sebagai Pembina Pramuka dihitung sebagai bagian dari pemenuhan beban kerja guru dengan beban kerja paling banyak 2 jam pelajaran per minggu.

SMK Rujukan adalah SMK yang memiliki kinerja unggul, akses besar, dan efektif dalam mengelola institusi sebagai model, acuan, dan pemberdaya sekolah binaan yang dapat dijadikan rujukan bagi sekolah-sekolah menengah kejuruan di sekitarnya. Berdasarkan smkn1-tuban.sch.id, ada enam fokus program SMK Rujukan, yaitu: (1) peningkatan layanan SMK, (2) peningkatan manajemen sekolah, (3) peningkatan kualitas proses pembelajaran, (4) peningkatan sarana dan prasarana, (5) peningkatan lulusan SMK dan, (6) pembinaan SMK sebagai pusat pelatihan. Keenam fokus tersebut dituangkan dalam SDP (School Development


(20)

4 Plan). Menurut smkn1-tuban.sch.id, pendekatan yang digunakan dalam SDP berupa paradigma baru dalam perencanaan program pengembangan SMK, antara lain: (1) program pengembangan yang diusulkan harus berbasis kinerja (performance based activity) yaitu menempatkan implikasi pengembangan pada peningkatan mutu pendidikan sebagai capaian utama dibandingkan dengan investasi (bangunan atau peralatan yang dibutuhkan), (2) mempertimbangkan efisiensi dan keefektifan pemanfaatan dana dengan mengukur pencapaian sasaran dengan indikator kinerja, (3) melaksanakan monitoring dan evaluasi untuk menjaga akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan program, (4) mempertimbangkan keberlanjutan program pengembangan yang telah dianggap berhasil selama 4 tahun mendatang.

Melalui Surat Keputusan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 705/D5.2/KP/2016 tertanggal 8 April 2016 tentang Penetapan Sekolah yang Berpotensi Untuk Dikembangkan Menjadi SMK Rujukan. SMK Negeri 11 Semarang adalah salah satu SMK yang ditunjuk sebagai SMK Rujukan di Kota Semarang. Selain sebagai sekolah rujukan, SMK Negeri 11 Semarang termasuk dalam kelompok Eks SMK SBI INVEST (Sekolah Bertaraf Internasional

–Indonesian Vocational Education Strengtening) atau dengan kata lain merupakan salah satu SMK MODEL di Jawa Tengah. Di SMK Negeri 11 Semarang pembelajaran pramuka dilakukan satu jam setiap Minggunya, hari Kamis untuk

kelas X, hari Jum’at untuk kelas 11 dan kelas 12, dengan waktu belajar hanya satu


(21)

5 Sebagai teknolog pendidikan seperti yang diungkapkan Miarso (2005: 458), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali. Seorang teknolog pendidikan perlu hadir untuk memberikan inovasi pembelajaran yang efektif dan efesien dengam menghadirkan media interaktif. Sehingga dengan kurangnya waktu belajar siswa di sekolah dapat diberikan solusi yakni sebuah media belajar alternatif, media pembelajaran buku elektronik (E-Book).

Selain daripada itu, Sanjaya dan Restiyowati (2012), menyatakan bahwa: E-Book adalah buku teks yang dikonversi menjadi format digital, dimana E-Book berfungsi sebagai lingkungan belajar yang memiliki aplikasi yang mengandung database multimedia dengan berbagai sumber daya instruksional yang menyimpan presentasi multimedia tentang topik dalam sebuah buku.Buku elektronik berisikan informasi digital yang juga dapat berwujud teks, gambar, animasi bahkan video. Contoh alat elektronik: komputer, gadget, handphone dan perangkat lainnya. E-Book ini berupa file dengan format bermacam-macam, ada yang berupa pdf (portable document format) yang dapat dibuka dengan program Acrobat Reader atau sejenisnya. Ada juga yang dengan bentuk format html, yang dapat dibuka dengan browsing atau internet eksplorer secara offline. Ada juga yang berbentuk format exe yang dikonvert menjadi apk.


(22)

6 Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, timbul gagasan dan inovasi, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang Pengembangan E-Book untuk pembelajaran ekstrakurikuler wajib Pramuka di SMK Negeri 11 Semarang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka diperoleh beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengembangan Buku Elektronik (E-Book) untuk pembelajaran ekstrakurikuler wajib Pramuka di SMK Negeri 11 Semarang? 2. Bagaimanakah implementasi Buku Elektronik (E-Book) untuk pembelajaran

ekstrakurikuler wajib Pramuka di SMK Negeri 11 Semarang?

3. Bagaimanakah keefektifan Buku Elektronik (E-Book) untuk pembelajaran ekstrakurikuler wajib Pramuka di SMK Negeri 11 Semarang?

1.3 Tujuan Penelitian

Tidak ada kegiatan tanpa tujuan, begitu juga dengan penelitian ini. Adapun tujuanya yang diharapkan dari penelitian ini adalah

1. Mengetahui pengembangan Buku Elektronik (E-Book) untuk pembelajaran ekstrakurikuler wajib Pramuka di SMK Negeri 11 Semarang.

2. Mengimplementasikan Buku Elektronik (E-Book) untuk pembelajaran ekstrakurikuler wajib Pramuka di SMK Negeri 11 Semarang.

3. Menguji keefektifan Buku Elektronik (E-Book) untuk pembelajaran ekstrakurikuler wajib Pramuka dalam upaya meningkatkan kualitas


(23)

7 pembinaan/pelatihan kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler Pramuka di SMK Negeri 11 Semarang.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat mengefektifkan waktu pelatihan/pembelajaran, meningkatkan motivasi belajar, menambah pilihan media pembelajaran interaktif baru dan dapat menambah wacana baru tentang pengembangan media pembelajaran yang bermanfaat dalam proses pembelajaran ekstrakurikuler wajib Pramuka di SMK Negeri 11 Semarang dan perkembangan dunia pendidikan pada umumnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Menambah pengalaman dan pengetahuan dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama peneliti menimba ilmu di bangku perkuliahan terhadap masalah yang dihadapi di dunia pendidikan secara nyata.

1.4.2.1 Bagi Peneliti

Menambah pengalaman dan pengetahuan dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama peneliti menimba ilmu di bangku perkuliahan terhadap masalah yang dihadapi di dunia pendidikan secara nyata.


(24)

8 1.4.2.2 Bagi Sekolah

Diharapkan dengan adanya hasil dari penelitian ini dapat menjadi salah satu hal yang positif untuk kemajuan dan alternatif media pembelajaran yang baru.

1.4.2.3 Bagi Pemerintah

Membantu pemerintah khususnya dinas pendidikan dan gerakan Pramuka dalam mengembangkan media pembelajaran yang inovatif dan sebagai solusi dalam memberikan media dan konten pembelajaran yang interaktif.

1.4.2.4 Bagi Program Studi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan masukan bagi pihak jurusan dalam upaya meningkatkan kompetensi mahasiswa program studi Teknologi Pendidikan.

1.5 Penegasan Istilah

Seiring dengan kemampuan penulis yang terbatas dan untuk menghindari terjadi kesalahan pengertian, penafsiran judul dan pelebaran pokok dari tujuan dalam skripsi ini, penulis merasa perlu membuat batasan yang mempelajari dan mempertegas istilah yang digunakan tersebut, yaitu :

1.5.1 Pengembangan E-Book

Buku elektronik (E-Book) sebagai bentuk elektronik dari sebuah buku dengan fitur mirip seperti buku cetak tradisional dengan fitur digital yang dapat membantu pembaca seperti video, animasi, dan suara Korat dan Shamir dalam Moody (2010). Sedangkan menurut Sanjaya dan Restiyowati (2012), menyatakan bahwa: E-Book adalah buku teks yang dikonversi menjadi format digital, dimana


(25)

9 E-Book berfungsi sebagai lingkungan belajar yang memiliki aplikasi yang mengandung database multimedia dengan berbagai sumber daya instruksional yang menyimpan presentasi multimedia tentang topik dalam sebuah buku.

1.5.2 Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah alat yang mampu membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna yang di sampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna (Kustandi dan Sutjipto, 2013 : 8). Korat dan Shamir dalam Moody (2010) mendefinisikan buku elektronik (E-Book) sebagai bentuk elektronik dari sebuah buku dengan fitur mirip seperti buku cetak tradisional dengan fitur digital yang dapat membantu pembaca seperti video, animasi, dan suara. E-Book bisa merupakan versi digital dari buku yang sudah ada, namun tidak jarang juga sebuah buku diterbitkan hanya dalam bentuk digital.

1.5.3 Ekstrakurikuler Pramuka

Ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan yang berada diluar program yang tertulis di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa. Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan diluar jam mata pelajaran wajib, jadi siswa diberi kebebasan untuk memilih kegiatan ekstrakurikuler yang diminatinya Alwi (2002:291). Menurut Depag RI (2004:45), yang dimaksud kegiatan Kepramukaan adalah kegiatan ekstrakurikuler yang ditujukan untuk melatih dan membidik siswa melalui berbagai bentuk latihan yang berorientasi pada


(26)

10 ketahanan hidup (survival of live), pembentukan kepribadian yang luhur, jiwa sosial dan solidaritas kemanusiaan.

1.6 Spesifikasi Produk

Dalam penelitian pengembangan ini, diharapkan akan ada sebuah E-Book dibuat dengan aplikasi Exe-Learning untuk ekstrakurikuler Pramuka yang layak digunakan dalam proses pembelajaran. Spesifikasi produk yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1.6.1 Materi, Materi meliputi materi pembelajaran pramuka untuk kelas X SMA/SMK atau sederajat.

1.6.2 Produk nantinya akan dipakai oleh:

1.6.2.1 Siswa, merupakan sasaran utama dari pengguna E-Book yang dapat melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) dapat mempelajari teks materi, (2) melihat video pembelajaran terkait materi.

1.6.2.2 Pembina Pramuka, pembina bisa menjadikan E-Book ini sebagai salah satu sumber referensi dalam pembelajaran.

1.6.3 Gambar, Audio dan Video adalah sebagai menunjang agar E-Book menjadi lebih menarik, sehingga minat siswa untuk belajar menjadi menigkat. Selain itu gambar, audio dan video juga dibutuhkan untuk meningkatkan daya ingat siswa terhadap materi yang dipelajari. Format gambar yang di-upload berupa jpg. sedangkan untuk audio, format yang dapat di-upload diantaranya berupa, MP3 dan lain-lain. Untuk video dapat di-upload dengan format 3gp/flv.


(27)

11 1.7 Batasan Pengembangan

Mengingat akan kemampuan penulis yang terbatas untuk menghindari adanya penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah dari tujuan dan lebih terarah maka dilakukan pembatasan masalah yaitu media yang dibuat ditujukan untuk siswa SMK Negeri 11 Semarang kelas X, pembuatan produk menggunakan Exe-Learning, dan proses pengembangannya menggunakan metode penelitian dan pengembangan dengan model pengembangan ADDIE.

Menurut Sugiyono (2009:407) metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tertentu. Untuk dapat menghasilkan suatu produk perlu dilakukannya analisis kebutuhan terlebih dahulu dan untuk menguji keefektifan produk penelitian perlu dilakukannya penelitian. Sehingga metode penelitian ini dapat bersifat longitudinal.

Model pengembangan ADDIE dipilih karena model ini sering digunakan untuk mengembangkan pendekatan sistematis untuk pengembangan intruksional. ADDIE mencakup lima aspek yaitu Analyze (analisis), Design (perancangan),

Development (pengembangan), Implementation (penerapan), dan Evaluation

(penilaian). Model ADDIE dikembangkan oleh Dick and Carry (1996) untuk merancang sistem pembelajaran.

Tahapan pertama dalam model ADDIE yaitu analisis, peneliti menganalisis kebutuhan sebelum mengembangkan produk, setelah analisis kebutuan didapat selanjutnya tahap Desain yang akan dikembangkan, baru selanjutnya Development


(28)

12 secara maksimal sebelum diterapkan, setelah tahapan Implementation atau penerapan maka tahap terakhir yaitu Evaluasi produk, akankan sudah sesuai dengan tujuan atau belum sehingga dapat disempurnakan lagi.


(29)

13

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Teknologi Pendidikan

AECT (2004), telah mengemukakan definisi teknologi pendidikan yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia bahwa Teknologi Pendidikan adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses teknologi yang sesuai dan sumber daya (Januszewski & Molenda, 2008). Definisi ini mengandung beberapa kata kunci di antaranya studi, etika praktek, fasilitasi, pembelajaran, peningkatan, penciptaan, pemanfaatan, pengelolaan, teknologi, proses, dan sumber daya.

2.2 Kawasan Teknologi Pendidikan

Pada definisi Teknologi Pendidikan menurut AECT (2004) dalam Molenda (2008), mengandung beberapa kata kunci, yaitu: Study (studi) merupakan pemahaman teoritis yang diperlukan dalam praktek teknologi pendidikan untuk konstruksi dan perbaikan pengetahuan melalui penelitian dan refleksi praktek pembelajaran. Etichal Practice (etika praktek) mengacu pada standar etika praktis sebagaimana yang didefinisikan oleh Komite Etika AECT tentang apa saja yang harus dilakukan oleh praktisi Teknologi Pendidikan. Berikut adalah gambar definisi teknologi menurut AECT 2004:


(30)

14

Gambar 2. 1 Definisi Teknologi Pendidikan, AECT 2004 Sumber: Molenda (2008)

Studi merupakan pemahaman teoritis, sebagaimana dalam praktek teknologi pendidikan memerlukan konstruksi dan perbaikan pengetahuan yang berkelanjutan melalui penelitian dan refleksi praktek, yang tercakup dalam istilah studi. Dalam hal ini, studi diartikan sebagai pengumpulan informasi dan analisis diluar konsepsi penelitian tradisional, termasuk didalamnya penelitian kuantitatif dan kualitatif serta berbagai macam bentuk disiplin penelitian seperti pengungkapan teori, analisis filosofis, penyelidikan historis, proyek perkembangan, analisis kesalahan, analisis sistem dan evaluasi.

Penelitian telah menjadi generator ide-ide baru serta merupakan sebuah proses evaluatif untuk membantu memperbaiki praktik. Penelitian dapat dilaksanakan dengan berdasarkan pada berbagai gagasan metodologi maupun perbandingan teori.

Penelitian dalam teknologi pendidikan telah berkembang dari usaha penyelidikan untuk membuktikan bahwa media dan teknologi merupakan perangkat efektif untuk pengajaran, penyelidikan dilakukan untuk memeriksa

Penciptaan

Proses Dan Sumber

Pengelolaan

Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran

Dan

Peningkatan Kinerja

Praktek Studi


(31)

15 aplikasi yang sesuai digunakan baik dalam proses maupun teknologi untuk meningkatkan pembelajaran.

Elemen yang kedua yaitu etika praktek, mengacu kepada standar etika praktis sebagaimana didefinisikan oleh AECT secara aktif mendefinisikan bahasan standar etis dan menyajikan contoh kasus didalamnya untuk didiskusikan dan dipahami serta penerapan urusan etis dalam praktik.

Perhatian terbaru dalam masyarakat dalam hal penggunaan media secara etis berkenaan dengan properti intelektual telah disampaikan oleh komite AECT dalam bidang teknologi pendidikan. Etika praktik sesuatu yang esensial untuk kesuksesan profesional dimana tanpa adanya perhatian terhadap etika, sukses tidak akan mungkin tercapai.

Elemen yang ketiga yaitu fasilitas pembelajaran. Pergeseran paradigma ke-arah kepemilikan dan tanggung jawab pembelajar yang lebih besar telah merubah peran teknologi dari pengontrol menjadi pemfasilitasi pembelajaran. Fasilitas Pembelajaran mencangkup pula desain lingkungan, pengorganisasian sumber, dan penyediaan peralatan. Kegiatan belajar dapat dilaksanakan secara tatap muka maupun lingkungan virtual seperti pembelajaran jarak jauh.

Elemen yang empat peningkatan kinerja. Peningkatan Kinerja berkenaan dengan perbaikan produk, yang menyebabkan pembelajaran lebih efektif, perubahan dalam kapabilitas, yang membawa dampak pada aplikasi dunia nyata.

Penjelasan di atas merupakan penjabaran dari masing-masing elemen kunci definisi teknologi pendidikan menurut AECT tahun 2004. Definisi teknologi pendidikan yang dikeluarkan tahun 2004 ini mencakup fungsi-fungsi penting,


(32)

16 meliputi: penciptaan, penggunaan, dan pengelolaan. Fungsi-fungsi ini sangat penting dalam aktivitas desain dan pengembangan bahan serta program pembelajaran yang merupakan aktivitas inti dalam bidang teknologi pendidikan.

2.3 E-Book dan Terapannya dalam Kawasan Teknologi Pendidikan

Teknologi pembelajaran baik sebagai disiplin ilmu, program studi maupun profesi terus mengalami perkembangan yang pesat. Perkembangan teknologi pembelajaran yang pesat ini dengan mengambil empat ciri utama, yaitu: (1) menerapkan pendekatan sistem, (2) menggunakan sumber belajar seluas mungkin, (3) bertujuan meningkatkan kualitas belajar manusia, dan (4) berorientasi pada kegiatan instruksional individual (Suparman, 2004:30-31). Sedangkan menurut Miarso (2004:201) perkembangan ini pada gilirannya merangsang dan memperkuat perkembangan profesi dalam bidang teknologi pembelajaran.

Pengembangan E-Book (Buku Elektronik) merupakan bagian dari kawasan creating dan using. Dalam kawasan creating, seorang teknolog pendidikan akan menganalisis masalah yang ada dalam pembelajaran untuk membuat sebuah media pembelajran. Pemilihan media E-Book adalah untuk menyampaikan materi secara detail dan tidak terbatas waktu. Dalam bukunya, Sanjaya dan Restiyowati (2012), menyatakan bahwa: E-Book adalah buku teks yang dikonversi menjadi format digital, dimana E-Book berfungsi sebagai lingkungan belajar yang memiliki aplikasi yang mengandung database multimedia dengan berbagai sumber daya instruksional yang menyimpan presentasi multimedia tentang topik dalam sebuah buku. Dalam pengembangannya E-Book telah banyak perubahan menjadi lebih interaktif, yang kemudian disebut E-Book interaktif. Dengan menggunakan media


(33)

17 interaktif seperti E-Book memungkinkan kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa dan memberikan interaksi antara siswa dengan E-Book (Zhang, 2005).

Setelah membuat media yang sesuai kebutuhan, seorang teknolog harus mengimplementasikan media tersebut dalam sebuah proses pembelajaran. Disinilah teknolog akan memasuki kawasan using. Kawasan using yang berarti menggunakan, mengharuskan teknolog untuk menggunakan media ini dalam pembelajaran. Tak hanya menggunakannya, teknolog haruslah menguji kevalidan dan keefektifan media tersebut. Setelah itu barulah media yang telah dibuat dapat dipublikasi untuk digunakan secara masal.

2.4 Media Pembelajaran 2.4.1 Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin, medium yang secara harfiah berarti

‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Atau dengan kata lain media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan (Sanjaya, 2012:65).

Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.

Media juga dikatakan sebagai perantara manusia, menurut Hamidjojo (dalam Azhar, 2003:4) menjelaskan bahwa “media adalah sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide,


(34)

18 gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan

itu sampai kepada penerima dengan baik”.

Pengertian media menurut Suparman (2001:187) adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Pengirim dan penerima pesan itu dapat berbentuk orang atau lembaga, sedangkan media tersebut dapat berupa alat-alat elektronik, gambar, buku, dan sebagainya. Sedangkan menurut Smaldino, Lowther, dan Russell (2008:372) menyatakan bahwa:“medium, a means of communication. Derived from the latin

medium (“between”), the term refers to anything that carries information between

a source and a receiver". Media merupakan sebuah komunikasi. Yang melibatkan antara sumber dan penerima.

Konsep lain tentang media juga diungkapkan oleh Gerlach dan Ely dalam (Arsyad, 2009:3) yang mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.

Dari uraian diatas disimpulkan bahwa media merupakan sarana komunikasi dalam penyampaian pesan/informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan sehingga mudah diterima dan dicerna dengan baik.

2.4.2 Pengertian Media Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran terdapat dua aktivitas yang berlangsung, belajar dan mengajar. Banyak cara untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran, salah satunya yaitu guru serta siswa harus banyak berinteraksi dengan sumber belajar (Kamsinah, 2008). Media dikatakan sebagai alat komunikasi yang efektif,


(35)

19

Hamalik (1980:23) menyatakan bahwa ”media pembelajaran adalah alat, metode

dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di

sekolah”. Penekanan definisi ini adalah ”efektifitas” komunikasi dan interaksi

dalam suatu proses belajar mengajar, Media pembelajaran adalah komponen integral (satu kesatuan) dari sistem pembelajaran. Menurut Razak et al (2012) yang menyatakan bahwa pembelajaran efektif dapat tercapai apabila:

(1) Siswa termotivasi dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang diikutinya, (2) Siswa menyadari akan kemajuan dan kelebihan yang dimilikinya, (3) Siswa mengalami kemajuan prestasi belajar dari hasil yang dicapai sebelumnya, (4) Siswa memiliki rasa tanggung jawab serta berperan aktif di sekolah dan lingkungannya, (5) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran serta menunjukan peningkatan prestasi, dan (6) Siswa diperlakukan secara adil dan dihormati.

Adapun media pembelajaran sebagai alat kegiatan belajar, menurut Latuheru dalam Suryani dan Agung (2012:137) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi pendidikan antara guru dan siswa berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

Penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disajikan diharapkan dapat meningkatkaan minat dan motivasi siswa. Dengan begitu, maka kompetensi dan tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan baik. Seperti yang disampaikan oleh Miarso (2005:458) bahwa media pembelajaran adalah segala


(36)

20 sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali.

2.4.3 Fungsi Media Pembelajaran

Jika dilihat dari proses pembelajaran yang menempatkan media pembelajaran sebagai proses komunikasi, maka fungsi media adalah pembawa informasi dari sumber ke penerima. Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu peserta didik dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.

Di samping menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorang siswa. Rowntree dalam Sihkabuden (2005)mengemukakan enam fungsi media, yaitu: (1) membangkitkan motivasi belajar, (2) mengulang apa yang telah dipelajari, (3) menyediakan stimulus belajar, (4) mengaktifkan respon murid, (5) memberikan umpan balik dengan segera, (6) menggalakkan latihan yang serasi.

Media pembelajaran, menurut Kemp dan Dayton (1985:28), dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi. Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak. Pencapaian tujuan ini akan mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi.


(37)

21 Secara keseluruhan menurut, McKnow dalam (Sihkabuden, 2005:19) media terdiri dari fungsi yaitu Mengubah titik berat pendidikan formal, yang artinya dengan media pembelajaran yang sebelumnya abstrak menjadi kongkret, pembelajaran yang sebelumnya teoritis menjadi fungsional praktis. Membangkitkan motivasi belajar, memperjelas penyajian pesan dan informasi. Memberikan stimulasi belajar atau keinginan untuk mencari tahu.

Fungsi media pembelajaran dapat di perjelas degan bagan sebagai berikut:

Gambar 2. 2 Fungsi Media dalam Proses Pembelajaran Sumber: Daryanto (2013)

2.4.4 Manfaat Media Pembelajaran

Secara umum, manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Menurut Harjanto (dalam Suryani, 2012:156), manfaat media pembelajaran adalah: (1) memperjelas sajian pesan agar tidak terlalu verbalistis (tahu kata-katanya tetapi tidak tau maksudnya), (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra, (3) dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat mengatasi sifat pasif siswa, (4) dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.

Guru MEDIA PESAN Siswa


(38)

22 Ada beberapa manfaat dari media pembelajaran, menurut Arsyad (2009: 17-18) menyatakan bahwa manfaat media pembelajaran di dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

(1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.

(2) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera seperti: (a) objek yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio, atau model, (b) objek yang terlalu kecil, dibantu dengan proyektor mikro, film, atau gambar, (c) kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu dapat ditampilkan kembali melalui rekaman film, video, film bingkai, foto, maupun secara verbal, (d) objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi komputer, (e) objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikakan dengan model, diagram, dll, (f) konsep yang terlalu luas seperti peristiwa alam yakni terjadinya letusan gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain, dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.

(3) Penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan memungkinkan siswa untuk belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

(4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungan.


(39)

23 Adapun kegunaan media pembelajaran, Miarso (2007:458-460) mengemukakan kegunaan media dalam pembelajaran: (1) media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak, sehingga otak dapat berfungsi secara optimal, (2) media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa, (3) media dapat melampaui batas ruang kelas, (4) media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dan lingkungannya, (5) media menghasilkan keseragaman pengamatan, (6) media membangkitkan keinginan dan minat baru, (7) media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar, (8) media memberikan pengalaman yang integral/meyeluruh dari sesuatu yang konkret maupun abstrak, (9) media memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, pada tempat dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri, (10) media mampu meningkatkan kemampuan new literacy yaitu kemampuan untuk membedakan dan menafsirkan objek, tindakan, dan lambang yang tampak, baik yang alami maupun buatan manusia, yang terdapat dalam lingkungannya, (11) media mampu meningkatkan efek sosialisasi, (12) media dapat menigkatkan kemampuan ekspresi diri pengajar maupun siswa.

2.4.5 Posisi Media Pembelajaran

Selayaknya pembelajaran secara umum, diyakini merupakan suatu sistem yang di dalamnya terkandung berbagai komponen yang saling terkait satu sama lain dan berpengaruh terhadap rangsang pada sasaran pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut pernyataan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan juga merupakan suatu sistem, maka dapat disepakati bahwa posisi media pembelajaran merupakan komponen dari sistem


(40)

24 pembelajaran. Dapat dibayangkan, tanpa media maka komunikasi tidak mungkin dapat terjadi, demikian pula proses pembelajaran juga tidak akan dapat berlangsung tanpa adanya media pembelajaran.

Berdasarkan wawasan bahwa proses pembelajaran adalah proses komunikasi, demikian pula bahwa proses pembelajaran adalah suatu sistem, maka posisi media pembelajaran adalah sebagai komponen sistem pembelajaran (Ibrahim,dkk, 2000:4). Jadi bisa dikatakan bahwa media pembelajaran adalah sebuah sarana penyampaian informasi atau suatu ilmu dari sumber belajar ke peserta didik. Berikut adalah bagan posisi media pembelajaran sebagai komponen komunikasi:

Gambar 2. 3 Posisi Media Pembelajaran Sumber: Daryanto (2013) 2.5 E-Book (Buku Elektronik)

2.5.1 Pengertian E-Book

E-book dalam Bahasa Indonesia merupakan buku elektronik atau buku digital. Jika buku pada umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang dapat berisikan teks atau gambar, maka buku elektronik berisikan informasi digital yang juga dapat

Sumber Pengalaman Pengalaman Penerima

IDE MEDIA PENAFSIRAN

KODE

IDE DIMENGERTI PENGKODEAN

UMPAN BALIK GANGGUAN


(41)

25 berwujud teks atau gambar. Singkatnya, E-Book adalah versi digital dari sebuah buku. Sebagai salah satu sarana pendukung konsep E-Learning, E-Book tetap harus memenuhi syarat buku ajar sesuai ketentuan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Menurut Shiratuddin (2003), E-Book didefinisikan sebagai berikut:

E-book atau electronic book adalah buku teks yang dikonversi menjadi format digital, e-book juga memiliki pengertian sebagai lingkungan belajar yang memiliki aplikasi yang mengandung database multimedia sumber daya instru-ksional yang menyimpan presentasi multimedia tentang topik dalam sebuah buku.

Adapun definisi lain tentang E-Book yakni Korat dan Shamir dalam Moody (2010) mendefinisikan bahwa buku elektronik (E-Book) sebagai bentuk elektronik dari sebuah buku dengan fitur mirip seperti buku cetak tradisional dengan fitur digital yang dapat membantu pembaca seperti video, animasi, dan suara. Sedangkan menurut Sanjaya dan Restiyowati (2012), menyatakan bahwa: E-Book adalah buku teks yang dikonversi menjadi format digital, dimana E-Book berfungsi sebagai lingkungan belajar yang memiliki aplikasi yang mengandung database multimedia dengan berbagai sumber daya instruksional yang menyimpan presentasi multimedia tentang topik dalam sebuah buku.

Dalam pengembangannya E-Book telah banyak perubahan menjadi lebih interaktif, yang kemudian disebut E-Book interaktif. Dengan menggunakan media interaktif seperti E-Book memungkinkan kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa dan memberikan interaksi antara siswa dengan E-Book (Zhang, 2005).


(42)

26 2.5.2 Fungsi E-Book

E-Book difungsikan sebagai media belajar yang dapat meningkatkan produktivitas belajar dan sebagai alat bantu pendidik dalam mengefektifkan dan mengefisienkan waktu pembelajaran.

Berdasarkan yang disampaiakan Fatah (2015) melalui kompasiana.com beberapa fungsi E-Book sebagai media belajar yaitu dapat meningkatkan produktivitas belajar. Proses pembelajaran tidak lepas kaitannya dengan sumber belajar yang berupa buku-buku bacaan seperti E-Book. E-Book juga sebagai referensi yang tidak terbatas, jadi tidak terpaku pada satu sumber belajar. E-Book membantu pendidik dalam mengefektifkan dan mengefisienkan waktu pembelajaran. Pendidik repot jika harus membawa banyak buku bacaan dalam bentuk fisiknya yang berat.

E-Book yang berupa data digital sangat mudah untuk dibawa dalam banyak file, sehingga pendidik tidak kehabisan bahan belajar untuk peserta didik. E-Book dapat mengurangi beban pendidik dalam menyajikan informasi, informasi yang diberikan melalui E-Book lebih konkret dan memungkinkan pembelajaran besifat individual sebab tidak tergantung pada informasi yang diberikan pendidik, peserta didik dapat belajar sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, bakat dan minatnya, pembelajaran lebih terarah, dapat memberikan pengetahuan langsung hasil dari membaca, memungkinkan pemberian informasi yang lebih luas kepada pesertadidik.

Berdasarkan palukomputer.com fungsi E-Book seperti buku-buku lainnya, di mana fungsi utamanya adalah sebagai media pembelajaran (untuk mencari ilmu


(43)

27 dari E-Book atau berbagi ilmu ke E-Book). Anda bisa mendapatkan banyak sekali ilmu-ilmu dari E-Book yang telah dibuat oleh banyak orang. Dan E-Book tersebut bahkan ada yang dibagikan secara gratis dengan berbagai jenis E-Book.

2.5.3 Tujuan E-Book

Perangkat pembelajaran yang telah mengacu pada pembelajaran terpadu yang mendukung guru dan siswa, salah satunya yaitu dengan mengembangkan bahan ajar E-Book Pramana, Dkk (2014). Konsep E-Book atau buku digital sekarang hadir di masyarakat dengan berbagai alternatif media. Mulai dari E-Book berbasis cakram (CD), Website, Hingga aplikasi (app) Hasyim, N dan Ali, M (2015).

Fungsi E-Book dapat mengurangi beban pendidik dalam menyajikan informasi dan memungkinkan pembelajaran bersifat individual serta pemberian informasi yang lebih luas kepada peserta didik.

Media E-Book ini diharapkan dapat mengurangi kejenuhan siswa sehingga lebih bersemangat dalam belajar (Achmad, 2015). Beberapa tujuan pengembangan buku digital: (1) memberikan kesempatan bagi pembuat konten untuk lebih mudah berbagi informasi dengan cara yang lebih menarik dan interaktif, (2) melindungi informasi yang disimpan berbeda dengan buku cetak dapat rusak, basah ataupun hilang, (3) mempermudah proses memahami materi ajar.

2.5.4 Manfaat E-Book

Berdasarkan yang disampaiakan Fatah (2015) melalui kompasiana.com mengemukakan manfaat E-book jika dilihat dari bentuk fisiknya yang berupa data


(44)

28 digital yaitu ukuran fisik kecil karena dapat disimpan dalam penyimpanan data seperti flashdisk dan lain-lain. E-Book juga tidak lapuk layaknya buku biasa, format digital bertahan sepanjang masa dengan format yang tidak berubah. E-book juga media belajar yang interaktif dalam penyampaian informasi karena dapat ditampilkan ilustrasi multimedia. Manfaat media E-Book ini diharapkan akan memotivasi siswa untuk belajar mandiri, kreatif, efektif dan efisien (Achmad, 2015).

Ada banyak keuntungan dan manfaat dalam proses operasional E-Book, Menurut Haris (2011) ada beberapa keuntungan dan manfaat jika menulis, membuat, dan mempublikasikan E-Book, diantaranya adalah: (1) ukuran fisik kecil Karena E-Book memiliki format digital, dia dapat disimpan dalam penyimpanan data (Harddisk, CD, USB), (2) mudah dibawa, beberapa buku dalam format E-Book dapat dibawa dengan mudah, baik melalui cakram DVD, USB, dan media penyimpanan lainnya, (3) tidak lapuk, E-Book tidak akan menjadi lapuk seperti layaknya buku biasa. Format digital dari E-Book dapat bertahan sepanjang masa dengan kualitas yang tidak berubah, (4) mudah diproses, isi dari E-Book dapat dilacak atau dijelajahi dengan mudah dan cepat, (5) dapat dibaca oleh orang yang tidak mampu/tidak bisa membaca. Hal ini dikarenakan format E-book dapat diproses oleh komputer, isinya dapat dibacakan oleh sebuah komputer, (6) mudah digandakan, penggandaan atau copying E-Book sangat mudah dan murah. Untuk membuat ribuan salinan dari E-Book dapat dilakukan dengan murah, mudah dan cepat, sementara untuk mencetak ribuan buku membutuhkan biaya yang sangat mahal dan waktu yang tidak sebentar, (7) mudah dalam pendistribusian,


(45)

29 pendistribusian dapat menggunakan media seperti internet. Pengiriman E-Book dari Amerika ke Indonesia dapat dilakukan dalam periode menit. Buku langsung dapat dibaca pada saat itu juga, (8) interaktif, E-Book mampu menyampaikan informasi yang interaktif bagi pembacanya, (9) kecepatan publikasi, rata-rata buku memerlukan waktu 1-3 bulan untuk terbit dan dijual di pasaran, namun E-Book hanya memerlukan waktu beberapa jam saja.

E-Book memanfaatkan kemajuan teknologi untuk didayagunakan dalam pembelajaran. E-Book yang dibuat, akan bisa disimpan dalam perangkat elektronik seperti HP, laptop, ataupun ipad, sehingga siswa bisa membawa materi pelajaran keman-mana tanpa merasa terberatkan dan dapat dibaca kapan saja dan dimana saja, dalam kata lain E-Book lebih fleksibel jika dibandingkan dengan buku cetak. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah media pembelajaran berupa E-Book, dapat meningkatkan motivasi siswa, dan layak digunakan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran ekstrakurikuler wajib Pramuka di SMK Negeri 11 Semarang.

2.6 Perangkat Lunak Pendukung Pengembangan 2.6.1 eXeLearning XHTML editor (eXe)

eXe merupakan salah satu program aplikasi opensource yang dipergunakan untuk pembuatan bahan ajar berbasis E-Learning. Bahan ajar yang disusun dengan eXe, tersusun secara hierarki yang benar mencakup topik, section dan unit. Susunan yang demikian akan memudahkan mahasiswa untuk lebih memahami materi perkuliahan. Dalam eXe juga dapat dibuat soal dengan tipe pilihan ganda, jawaban singkat, benar-salah dan kuis sehingga dapat dipergunakan untuk uji kompetensi


(46)

30 mahasiswa (Warjana, 2008). Adapun manfaat dari penggunaan E-Learning dalam pembelajaran antara lain: (1) menghemat waktu proses belajar, (2) peserta didik menjadi mandiri dalam mendapatkan pengetahuan, (3) menghemat biaya pendidikan, (4) menjangkau daerah yang secara geografis terpencil.

Pengertian lain tentang eXe Learning, menurut (Rohmani, 2013) eXe Learning editor XHTML adalah media yang memudahkan pengajar dan akademisi, dalam mendisain, mengembangkan dan publishing kontent pembelajaran berbasiskan web tanpa diperlukan keahlian dalam penulisan HTML, XML atau program aplikasi pembuatan web.

2.6.2 Apache Cordova

Apache Cordova (dulunya adalah PhoneGap) adalah framework pengembangan aplikasi mobile yang awalnya dibuat oleh perusahaan bernama Nitobi. Pada tahun 2011 kemudian Adobe System membeli perusahaan tersebut, dan menyerahkan pengembangan open sourcenya kepada Apache Software Foundation dengan nama baru Apache Cordova. Apache Cordova memungkinkan pengembang untuk membuat aplikasi mobile dengan menggunakan CSS3, HTML5 dan JavaScript daripada menggunakan API yang spesifik untuk masing-masing platform seperti Java untuk Android, Swift untuk iOS dan C# untuk Windows Phone. Dengan satu kode sumber yang sama, Apache Cordova dapat membungkus aplikasi agar dapat berjalan di banyak jenis device (Haryanto, 2016).

Apache Cordova sendiri berisikan satu set API perangkat yang memungkinkan developer dapat melakukan pengembangan aplikasi mobile dengan mengakses fungsi asli perangkat mobile seperti kamera maupun akselerometer


(47)

31 dengan menggunakan JavaScript. Selain itu, dengan kombinasi dari UI framework seperti JQuery Mobile, Dojo Mobile, atau Sencha Touch ini memungkinkan developer dapat mengembangkan aplikasi di perangkat mobile hanya menggunakan HTML, CSS, dan JavaScript (Putra, 2015).

2.7 Ekstrakurikuler Pramuka

2.7.1 Konsep Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka

Kegiatan ekstrakurikuler biasa digunakan sebagai wadah pembinaan peserta didik untuk mengikuti kegiatan diluar jam pelajaran yang diinginkanya atau sesuai dengan minat yang dimilikinya. Melalui bimbingan dan pelatih guru, dapat memberikan sifat positif bagi kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler yang diminati oleh siswa diharapkan dapat mengasah kreatifitas dan mengembangkan potensi, minat dan bakat siswa. Menurut Alwi (2002:291), ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan yang berada diluar program yang tertulis di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa. Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan diluar jam mata pelajaran wajib, jadi siswa diberi kebebasan untuk memilih kegiatan ekstrakurikuler yang diminatinya.

Mengenai tujuan kegiatan dalam ekstrakurikuler dijelaskan menurut Suryosubroto (1997:272) kegiatan ekstrakurikuler mempunyai tujuan sebagai berikut: (1) kegiatan ekstrakurikuler dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, (2) mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif, (3) dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan pelajaran lain. Sedangkan menurut Sutisna (1989:69) tujuan ekstrakurikuler


(48)

32 terbagi menjadi tiga, yaitu tujuan yang bersifat individual, tujuan yang bersifat sosial dan tujuan sivic dan etis.

Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler, Noor (2012:76) mengungkapkan pendapatnya mengenai prinsip dari kegiatan ekstrakurikuler, yaitu: (1) individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat, dan minat peserta didik masing-masing, (2) pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti secara suka rela peserta didik, (3) keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh, (4) menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang disukai dan menggembirakan peserta didik, (5) etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil, (6) pemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakn untuk kepentingan masyarakat.

Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan non formal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang di laksanakan di Indonesia. Menurut Soedarsono (1992:17), kata Pramuka merupakan rangkaian dari tiga kata yaitu Pra yang merupakan singkatan dari Praja yang berarti rakyat atau warga negara, Muadalah singkatan dari Muda, yang berarti belum dewasa dan Ka, yang merupakan singkatan dari Karana yang artinya adalah perbuatan, penghasilan, pertunjukan, aksi, tindakan, upacara, perusahaan, alat, pengertian, badan, pesawat. Dengan demikian gerakan Pramuka berarti : gerakan rakyat atau warga negara yang masih muda (belum dewasa = pemuda) yang sanggup dan mampu berkarya. Menurut Aqib, dkk (2011:81), Gerakan Pramuka adalah


(49)

33 gerakan pendidikan kaum muda yang menyelenggarakan Kepramukaan dengan dukungan dan bimbingan anggota dewasa. Sebagai gerakan pendidikan, usaha gerakan pramuka tidak lepas dari pola dasar pendidikan nasional dan merupakan salah satu sarana pendidikan, disamping sarana pendidikan yang lain (keluarga, sekolah, kelompok sebaya, lingkungan kerja dan masyarakat).

Menurut Depag RI (2004:45), yang dimaksud kegiatan Kepramukaan adalah kegiatan ekstrakurikuler yang ditujukan untuk melatih dan membidik siswa melalui berbagai bentuk latihan yang berorientasi pada ketahanan hidup (survival of live), pembentukan kepribadian yang luhur, jiwa sosial dan solidaritas kemanusiaan. Menurut Rahmat (2010:10), Kepramukaan pada hakekatnya adalah: (1) suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan pemuda di bawah tanggungjawab orang dewasa, (2) yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan di luar lingkungan pendidikan keluarga dan di alam terbuka, (3) dengan menggunakan prinsip dasar dan metode Kepramukaan.

Berikut adalah disain ekstrakurikuler wajib pendidikan Kepramukaan dalam konteks Kurikulum 2013, pada dasarnya berwujud proses aktualisasi dan penguatan capaian pembelajaran Kurikulum 2013, ranah sikap dalam bingkai KI-1, KI-2, dan ranah keterampilan dalam KI-4, sepanjang yang bersifat konsisten dan koheren dengan sikap dan kecakapan Kepramukaan.


(50)

34

Gambar 2. 4 Disain Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan dalam Konteks Kurikulum 2013.

Sumber: Kemendikbud Badan Penelitian dan Pengembangan (2014)

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, yang dimaksud Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar Kepramukaan dan metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.

2.7.2 Scoupe Pembelajaran/Pelatihan kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Secara konstitusional, pendidikan


(51)

35 peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional).

2.7.2.1 Alokasi Waktu

Kegiatan ekstrakurikuler sebuah program pendidikan yang alokasi waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan perangkat operasional (supplement dan complements) kurikulum, yang perlu disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan. Kegiatan ekstrakurikuler menjembatani kebutuhan perkembangan peserta didik yang berbeda, seperti perbedaan rasaakan nilai moral dan sikap, kemampuan, dan kreativitas. Melalui partisipasinya dalam kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat belajar dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain, serta menemukan dan mengembangkan potensinya. Kegiatan ekstrakurikuler juga memberikan manfaat sosial yang besar.

Model pelaksanaan ekstrakurikuler wajib Kepramukaan dalam kurikulum 2013. Seiring dengan diberlakukannya kurikulum 2013, Kepramukaan (latihan pramuka) ditetapkan menjadi ekstrakurikuler wajib di tingkat Sekolah Dasar (SD/MI), SMP dan MTs, serta SMA, MA, dan SMK. Sebagai ekstrakurikuler wajib, Kepramukaan harus diikuti oleh seluruh peserta didik dalam sekolah tersebut.


(52)

36 Karenanya, pelaksanaan Kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib dalam kurikulum 2013 diorganisasikan dalam model-model tertentu.

Penetapan Kepramukaan sebagai ekstrakulrikuler wajib di tingkat Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah adalah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dalam Permen ini salah satunya mengatur tentang pengorganisasian model pelaksanaan ekstrakurikuler Kepramukaan pada kurikulum 2013. Adapun ekstrakurikuler wajib Kepramukaan dilaksanakan dengan menggunakan tiga model yaitu berikut :

a. Penyelenggaraan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dengan menerapkan sistem Blok yakni, bentuk kegiatan pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan pada awal peserta didik masuk di satuan pendidikan. Dibawah ini adalah karakteristik dari Model Blok:

1. Diikuti oleh seluruh siswa.

2. Dilaksanakan pada setiap awal tahun pelajaran.

3. Untuk kelas I, kelas VII dan kelas X diintegrasikan didalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

4. Untuk SD/MI dilaksanakan selama 18 Jam, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK/MAK dilaksanakan selama 36 Jam.


(53)

37 6. Pembina kegiatan adalah Guru Kelas/Guru Mata pelajaran selaku Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka).

b. Selain dari model diatas adapun Model Aktualisasi, Model Aktualisasi merupakan kegiatan wajib dalam bentuk penerapan sikap dan keterampilan yang dipelajari didalam kelas yang dilaksanakan dalam kegiatan Kepramukaan secara rutin, terjadwal, dan diberikan penilaian formal. Berikut adalah karakteristiknya: 1. Diikuti oleh seluruh siswa.

2. Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali.

3. Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120 menit.

4. Kegiatan aktualisasi merupakan kegiatan latihan ekstrakurikuler Pramuka.

c. Sedangkan model yang terkahir yakni Model Reguler, berikut adalah karakteristiknya:

1. Diikuti oleh siswa yang berminat mengikuti kegiatan Gerakan Pramuka di dalam Gugus Depan.

2. Pelaksanaan kegiatan diatur oleh masing-masing Gugus Depan.

Dengan ketiga model tersebut, SMK Negeri 11 Semarang menggunakan semua model, baik model aktualisasi, model Blok, dan model reguler, dasar dari penggunaan ketiga model tersebut adalah Permendikbud No.63 Tahun 2014.

2.7.2.2 Cakupan Materi

Dalam Kurikulum 2013, pendidikan Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib. Hal ini mengandung makna bahwa pendidikan


(54)

38 Kepramukaan merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang secara sistemik diperankan sebagai wahana penguatan psikologis-sosial-kultural (reinfocement) perwujudan sikap dan keterampilan kurikulum 2013 yang secara psikopedagogis koheren dengan pengembangan sikap dan kecakapan dalam pendidikan Kepramukaan. Dengan demikian pencapaian Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI 1), Sikap Sosial (KI 2), dan Keterampilan (K3) memperoleh penguatan bermakna (meaningfull learning) melalui fasilitasi sistemik-adaptif pendidikan Kepramukaan di lingkungan satuan pendidikan.

2.7.2.3 Muatan Nilai Sikap dan Keterampilan dalam Kurikulum 2013 Sesuai dengan landasan filosofis dan kerangka dasarnya, Kurikulum 2013, memiliki karakteristik mengandung muatan sikap spiritual, sikap sosial, dan keterampilan yang sangat signifikan. Muatan sikap dan keterampilan dikemas secara generik dalam KI-1, KI-2, dan KI-4. Masing-masing muatan sikap dan keterampilan dalam kurikulum 2013 adalah: (1) beriman, (2) kebhinneka-tunggalikaan, (3) toleransi, (4) kebersamaan, (5) syukur, (6) disiplin, (7) tanggung-jawab, (8) percaya diri, (9) berani, (10) cinta tanah air, (11) pemaaf, (12) jujur, (13) kesatria, (14) rela berkorban, (15) teladan, (16) sadar kewajiban dan hak, (17) demokratis, (18) cakap, (19) peduli, (20) santun kritis, (21) sopan, (22) cekatan, (23) peka, (24) tanggap, (25) komunikatif, (26) mandiri, (27) cermat, (28) taat aturan, (29) rasa ingin tahu, (30) pantang menyerah, (31) berpikir logis, (32) kreatif, (33) inovatif, (34) produktif, (35) menghargai, (36) ilmiah, (37) tekun, (38) hati-hati, (39) terbuka, (40) bijaksana, (41) bersahaja, (42) rasa kebangsaan, (43) estetis,


(55)

39 (44) gotong-royong, (45) partisipatif, (46) imajinatif, (47) citra diri, (48) sadar bahaya, (49) kerjasama, (50) sadar, (51) berbagi, (52) sportif, dan (53) cinta tradisi.

2.7.2.4Muatan Nilai Sikap dan Kecakapan Pendidikan Kepramukaan

Muatan nilai sikap dan kecakapan pendidikan Kepramukaan yang terkandung dan dikembangkan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU) adalah: (1) keimanan kepada Tuhan YME, (2) ketakwaan kepada Tuhan YME, (3) kecintaan pada alam, (4) kecintaan kepada sesama manusia, (5) kecintaan kepada tanah air Indonesia, (6) kecintaan kepada bangsa Indonesia, (7) kedisiplinan, (8) keberanian, (9) kesetiaan, (10) tolong menolong bertanggungjawab, (11) dapat dipercaya, (12) jernih dalam berpikir, (13) jernih dalam berkata, (14) jernih dalam berbuat, (15) hemat, (16) cermat, (17) bersahaja, (18) rajin, dan (19) terampil.

2.8 Kerangka Berpikir

Perkembangan zaman dan teknologi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku peserta didik dalam belajar. Peserta didik tanpa disadari sudah ikut menjadi digital native, yaitu generasi yang hidup di zaman digital dimana mereka bisa dengan mudah mendapatkan informasi dan kemudahan lainnya melalui media digital, diantaranya melalui perangkat gadget dan perangkat komputer. bahkan tidak sedikit siswa yang menggunakan smartphone namun pada kenyataannya alat komunikasi ini lebih banyak digunakan untuk jejaring sosial dari pada untuk keperluan pembelajaran.

Sisi lain proses pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga peserta didik kurang terlibat secara aktif, baik fisik maupun mental secara baik yang


(56)

40 berpengaruh kepada kegairahan dan semangat belajar serta rasa percaya diri siswa. Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui sistem pembelajaran aktif yang dikembangkan oleh guru. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran dua arah, dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa (Kidwell, 2010). Di SMK Negeri 11 Semarang pembelajaran pramuka dilakukan satu jam setiap Minggunya, hari Kamis untuk kelas X, hari Jum’at untuk kelas XI dan kelas XII, dengan waktu belajar hanya satu jam, pemberian materi dan pengaruh sikap terhadap siswa kurang maksimal..

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan dan dirancang sebuah media pembelajaran yang diharapkan mampu mengatasi kedua permasalahan tersebut. Salah satu media yang bisa dirancang adalah Electronic Book (E-Book). E-Book diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif bagi siswa untuk mempelajari kembali materi yang sudah mereka dapatkan melalui pembina disekolah tanpa harus membawa buku kemana-mana. Materi pelajaran cukup disimpan siswa dalam smartphone maupun perangkat elektronik digital lainnya. Hal ini diharapkan mampu menumbuhkan motivasi dan partisipasi belajar serta meningkatkan pelatihan/pembelajaran siswa.


(57)

41 Kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan dalam skema berikut:

Gambar 2. 5 Kerangka Berpikir

2.9 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan Sugiyono (2013:96). Penelitian ini menggunakan hipotesis diskriptif yang pada dasarnya merupakan proses pengujian generalisasi hasil penelitian yang didasarkan dengan satu sampel. Dalam pengujian ini variabel penelitianya bersifat mandiri, oleh karena itu hipotesis penelitian tidak terbetuk perbandingan atau hubungan dua variabel atau lebih.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

� : Penggunaan E-Book dapat meningkatkan kualitas pembinaan/pelatihan kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler Pramuka.

� : Penggunaan E-Book tidak dapat meningkatkan kualitas pembinaan/pelatihan kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler Pramuka.

Pembelajaran Pramuka di SMK N 11 Semarang saat ini: 1. Perkembangan teknologi

mempengaruhi perilaku peserta didik.

2. Pembelajaran pramuka kelas X masih mengajar dengan cara konvensional 3. Jam pelajaran hanya 1 jam

dirasa kurang untuk memahami materi.

Pengembangan media pembelajaran E-Book pada ekstrakurikuler pramuka, berisi materi

dan video Efektivitas media E-Book untuk meningkatkan sikap peserta didik Tidak Uji coba produk

Revisi Produk akhir


(58)

104

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengembangan buku elektronik (E-Book) untuk pembelajaran ekstrakurikuler wajib pramuka di SMK Negeri 11 Semarang telah sesuai dengan permasalahan dan analisis kebutuhan yang ada.

2. Pengembangan buku elektronik (E-Book) untuk pembelajaran ekstrakurikuler wajib pramuka di SMK Negeri 11 Semarang dinyatakan sangat layak untuk digunakan dalam pembelajaran dengan melalui tahap analisis kebutuhan, perancangan produk, pengembangan produk, implementasi produk dan evaluasi produk (model ADDIE). Dikatakan layak berdasarkan hasil angket tanggapan siswa/siswi dengan rata-rata 74% (baik), hasil validasi ahli materi dan validasi media dengan persentase masing-masing 86% (sangat layak) dan 88,5% (sangat layak).

3. Pengembangan buku elektronik (E-Book) untuk pembelajaran ekstrakurikuler wajib pramuka di SMK Negeri 11 Semarang dinyatakan efektif dilihat dari peningkatan nilai pretest dan posttest yang melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan persentase peningkatan 41,8% dengan demikian dikatakan efektif karena peningkatannya >25%.


(59)

105

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka disarankan:

1. Perlunya pengembangan lebih lanjut dari E-Book dengan memperkecil ukuran file dan bisa digunakan pada perangkat iphone.

2. Dalam pelatihan dan pembelajaran, pembina pramuka memanfaatkan perkembangan teknologi dengan memanfaatkan E-Book sebagai media dan sumber belajar.

3. Direkomendasikan untuk bidang penyusunan E-Book agar dapat menambahkan menu tes SKU dan SKK.


(60)

106

Daftar Pustaka

AECT. 2004. “The Definition of Educational Technology”. http:// ocw.metu.edu.tr/file.php/118/molenda_definition.pdf. (diunduh pada hari Senin, 27 Februari 2017).

Alwi, Hasan dkk. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka.

Aqib, Zainal dan Sujak. 2011. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Jakarta: Gaung Persada Press.

Arif, S. S. dkk. 2006. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Arikunto, S. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakaeta: Bumi Aksara Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi).

Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka

Cipta.

Borg, W.R. dan Gall, M.D. 1983. Educational Research: An Introduction. New York: Longman.

Daryanto. 2013. Media Pembelajaran, Peranya Sangat Penting dalam Mencapai

Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Depag RI. 2004. Kegiatan Ekstrakulikuler Pendidikan Agama Islam pada Sekolah

Umum dan Madrasah. Jakarta: Departemen Agama RI.

Djojosuroto, Kinayati dan M.L.A. Sumaryati. 2000. Prinsip-prinsip Dasar Penelitian Bahasa dan Sastra. Bandung: Nuansa Cendikia.

Endang, Mulyatiningsih. 2013. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.


(1)

106

Daftar Pustaka

AECT. 2004. “The Definition of Educational Technology”. http:// ocw.metu.edu.tr/file.php/118/molenda_definition.pdf. (diunduh pada hari Senin, 27 Februari 2017).

Alwi, Hasan dkk. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka.

Aqib, Zainal dan Sujak. 2011. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Jakarta: Gaung Persada Press.

Arif, S. S. dkk. 2006. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Arikunto, S. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakaeta: Bumi Aksara Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi).

Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka

Cipta.

Borg, W.R. dan Gall, M.D. 1983. Educational Research: An Introduction. New York: Longman.

Daryanto. 2013. Media Pembelajaran, Peranya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Depag RI. 2004. Kegiatan Ekstrakulikuler Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum dan Madrasah. Jakarta: Departemen Agama RI.

Djojosuroto, Kinayati dan M.L.A. Sumaryati. 2000. Prinsip-prinsip Dasar Penelitian Bahasa dan Sastra. Bandung: Nuansa Cendikia.

Endang, Mulyatiningsih. 2013. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.


(2)

Fatah, Arjun. 2015. Peran E-book dalam Pembelajaran. http://www.kompasiana. com/arjun_fatah_amitha/peranebook-dalam-pembelajaran_550fd75381 3311b62cbc6800. (diakses pada hari Jum’at 05 Mei 2017, pukul. 22.37).

Fauzi, Achmad. 2015. “Pengembangan Media Pembelajaran E-Book pada Materi

Jenis dan Karakteristik Bahan Baja Kelas X TGB SMK Negeri 1

Mojokerto”. Pendidikan Teknik Bangunan, Vol. 01, No. 01/JKPTB/15, Hal.

148 – 151.

Hamalik, Umar. 1980. Media Pendidikan. Bandung: Transito.

Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif : Aplikasi Praktis Pembuatan P roposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM PRESS.

Haris, D. 2011. Panduan Lengkap book: Strategi Pembuatan dan Pemasaran E-Book. Yogyakarta. Cakrawala.

Haryanto, Toni. 2016. Membuat Aplikasi Android Berbasis HTML5 dengan Cordova.https://www.codepolitan.com/membuat-aplikasi-android-berbasis -html5-cordova. (diakses pada hari Selasa, 10 Mei 2017, pukul. 18.10). Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Hasyim, N dan Ali, M. 2015. “Inventarisasi Cerita Rakyat dari Kabupaten Demak Melalui Aplikasi buku Digital (E-Book) Interaktif”. Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia. Vol. 01, No. 02.

Ibrahim, dkk. 2000. Media Pembelajaran Bahan Sajian Program Pendidikan Akta Mengajar. Malang: Depdiknas, Universitas Negeri Malang, FIP.

Januszewki, Alan and Molenda, Michel. 2010. Educational Technology. New York: Lawrence Erlbaurn.

Kamsinah. 2008. “Metode dalam Proses Pembelajaran: Studi Tentang Ragam dan Implementasinya”. Jurnal Pendidikan, 11(1): 101-114

Kemp dan Dayton (1985:28) dalam kutipan Arsyad (2002) Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Garfindo Perasada.

Kidwell CFL. 2010. “The impact of student engagement on learning: the critical

10th EPC for California”. Journal Assoc California. Sch Adm: 1-5.

Kustandi, Cecep dan Sujipto, Bambang. 2013. Media pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.


(3)

Mardalis. 2008. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Miarso, Yusufhadi. 2005. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Miarso, Yusufhadi. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitaian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya

Moody, A. K. 2010. “Using Electronic Book in the Classroom to Enhance Emergent Literacy Skills in Young Children”. Journal of Literacy and Technology, 11 (4): 22-52.

Muljono. P & Djaali. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Noor, Rohinah. M. 2012. Mengembangkan Karakter Anak Secara Efektif di Sekolah dan di Rumah. Yogyakarta: Pustaka Insan Mandiri.

Permendikbud 81a Tahun 2013, tentang Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan di Satuan Pendidikan. Jakarta: Mendikbud RI.

Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014, tentang P endidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Mendikbud RI.

Permendikbud Nomor 705/D5.2/KP/2016, tentang P enetapan Sekolah yang Berpotensi untuk Dikembangkan Menjadi SMK Rujukan. Jakarta: Mendikbud RI.

Pramana, Wenang D dan Novi, Ratna D. 2014. “Pengembangan E-Book IPA Terpadu Tema Suhu dan Pengukuran untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Siswa”. Unnes Science Education Journal, 3(3).

Putra, Adhitya Wibawa. 2015. Buat Aplikasi Mobile Multi-Platform Menggunakan HTML5 dengan Apache Cordova. https://teknojurnal.com/buat-aplikasi-mobile-multi-platform-enggunakan-html5-dengan-apache-cordova/. (diakses pada hari Selasa, 10 Mei 2017, pukul. 18.50).


(4)

Rahmat, Dimas PSAP. 2010. Buku Materi Pramuka Penegak. Purwodadi: DRPSAP Turtle.

Razak AA, Connoly TM & Hainey. 2012. “Teachers’ view on the approach of digital games-based learning within the curriculum for excellence”.

International Journal of Game-Based Learning. 2(1):33-51.

Rohmani, Nani. 2013. “Penyajian Teori Relativitas Khusus pada Pembelajaran Jarak Jauh dengan Menggunakan Exelearning”. Jurnal Kementerian Agama Balai Diklat Keagamaan Bandung.

Sanjaya, I. G. M. dan Restiyowati, I. 2012. “Pengembangan E-Book Interaktif pada Materi Kimia Semester Genap Kelas XI SMA”. Unesa Jurnal of Chemical Education, 1 (1): 130-135.

Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana.

Shiratuddin, N. 2003. “Ebook Technology and Its Potential Application in Distance Education”. Journal of Digital Information, 3(4).

Sihkabuden, Setyosari Punaji. 2005. Media Pembelajaran. Malang : Elang Press. Smaldino, Sharon E., Lowther , Deborah L., Russel, James D.. 2008. Instructional

Technology and Media for Learning (Ninth Edition). NJ: Pearson Education Inc.

Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

SMK 1 ditetapkan sebagai SMK Rujukan di Tuban. http://www.smkn1- tuban.sch.id/home/readmore/15/smk-1-ditetapkan-sebagai-smk-rujukan-di-tuban. (diakses pada hari Senin, 17 April 2017, pukul. 21.47).

Soedarsono, Mertoprawiro. 1992. Pembinaan Gerakan Pramuka dalam Membangun Watak & Bangsa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Sugiarta, Awandi Nopyan. 2007. Pengembangan Model Pengelolaan P rogram Pembelajaran Kolaboratif untuk Kemandirian Anak Jalanan di Rumah Singgah (Studi Terfokus di Rumah Singgak Kota Bekasi). Desertasi tidak diterbitkan. Bandung: PPS UPI.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(5)

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suparman, M. Atwi. 2004. Desain Instruksional. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Suryani, Nunuk dan Agung, Leo. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Yogjakarta: Ombak.

Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineksa Cipta.

Sutisna, Oteng. 1989. Administrasi Pendidikan (Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional). Bandung: Angkasa.

Tegeh, I M. dan I M. Kirna. 2010. Metode P enenlitian Pengembangan Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

UU RI Nomor 12 Tahun 2010 Pasal 1, tentang Ketentuan Umum Gerakan Pramuka. Jakarta: UU RI.

Warjana dan Abdul Razaq. 2009. Membuat Bahan Ajar Berbasis Web dengan eXe. Jakarta: Elexmedia Komputindo.

Zhang, D. 2005. Interactive Multimedia-Best E-Learning: A Study of Effectiveness. Am. J. Discover. Education, 19(3).


(6)