MakalahKONSEP EKONOMI PASAR SOSIAL DALAM
KONSEP EKONOMI PASAR SOSIAL DALAM BADAN
USAHA MILIK DESA DI KABUPATEN BANTAENG
Oleh : A. Shernylia Maladevi, S.si
ABSTRAK
Kemajuan suatu Negara sangat tergantung
dari pertumbuhan ekonominya yang sudah pasti
sangat dipengaruhi oleh konsep ekonomi yang
dianutnya. Kebanyakan Negara maju di dunia ini
menganut
konsep
kapitalisme(liberal/bebas)
ekonomi
.Indonesia
sebagai
Negara berkembang hadir dengan pilihan sendiri
yang tentu saja dengan konsep ekonomi yang sesuai
dengan falsafah Negara kita yaitu Pancasila.
Konsep ekonomi yang bedasarkan Pancasila
ini dicetuskan oleh founding father kita yang
mengadopsi liberalisasi dan sosialisme secara
bersamaan membuat ekonomi kita kehilangan
jatidiri dan terkesan tidak maksimal. Tentu saja
pandangan ini perlu untuk dikaji dalam sebuah
kasus, tulisan ini memilih Badan usaha Milik Desa di
Kabupaten
Bantaeng untuk mengujinya, lebih
condong ke arah manakah sebenarnya pilihan
konsep ekonomi Negara kita? Dan akhirnya bisa
diketahui bahwa dalam kasus Badan Usaha Milik
Desa Kabupaten Bantaeng pilihan konsep ekonomi
Pancasila lebih condong kearah konsep ekonomi
Pasar Sosial.
PENDAHULUAN
Sistem
perkonomian
adalah
sistem
yang
digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan
sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu
maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan
mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan
sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara
sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam
beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki
semua faktor produksi. Sementara dalam sistem
lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh
pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia
berada di antara dua sistem ekstrim tersebut.
INDONESIA sebagai Negara berkembang hadir
dengan pilihan yang berbeda, kita menganut Sistem
perekonomian yang berdasarkan pada Pancasila. Hal
ini jelas terdapat dalam UUD 1945 sebagai satu –
satunya konstitusi di Negara kita. Bagaimanakah
sistem ekonomi Pancasila itu ?
Konsep ekonomi dalam sistem perekonomian
yang bedasarkan Pancasila mengadopsi liberalisasi
dan sosialisme secara bersamaan, hal inilah yang
membuat Negara kita beda dengan Negara lain,
namun bagi sebagian pakar ekonomi menganggap
ketidakjelasan sistem yang kita anut adalah bagian
dari hilangnya jati diri bangsa kita. Oleh karena itu
tulisan ini dibuat untuk mengkaji lebih dalam
apakah
konsep
ekonomi
dalam
sistem
perekonomian Pancasila lebih condong ke sistem
perekonomian Liberal atau Sosial. Dalam hal ini
Kami mengambil kasus dalam sebuah Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes) di Kabupaten Bantaeng.
PEMBAHASAN
A. Sistem Ekonomi Pancasila
Dasar hukumnya adalah UUD 1945, konsep
ekonomi Pancasila merupakan konsep ekonomi
yang dijiwai oleh ideologi Pancasila, suatu tata
ekonomi nasional yang merupakan usaha bersama
dan
berazaskan
kekeluargaan
dan
kegotongroyongan dibawah pimpinan pemerintah.
Ciri utama sistem ekonomi Pancasila : perkoperasian
sebagai
soko
guru
perekonomian
perekonomian;
digerakkan
oleh
roda
rangsangan
ekonomis dan juga oleh pertimbangan sosial dan
moral; pemerataan sebagi perwujudan solidarita
dan nasionalisme; adanya perimbangan yang jelas
antara perencanaan di tingkat nasional dan
desentralisasi; peranan negara penting tapi tidak
dominan; sistem ekonomi tidak didominasi oleh
modal tapi atas
asa kekeluargaan;
produksi
dikerjakan oleh semua, untuk semua, dibawah
pengawasan
menguasai
anggota
bumi,
air,
masyarakat;
kekayaan
negara
alam,
yang
terkandung dalam bumi.
Yang harus dihindarkan dalam demokrasi
ekonomi pancasila : Sistem ekonomi liberal yang
mengeksploitasi dan menindas; sistem ekonomi
komando
yang
dikuasai
oleh
pemerintah;
persaingan tidak sehat ( pemusatan ekonomi pada
satu
kelompok
/
monopoli
yang
merugikan
masyarakat ).
Dalam
sistem
ekonomi
pancasila,
perekonomian liberal maupun komando harus
dijauhkan karena terbukti hanya menyengsarakan
kaum yang lemah serta mematikan kreatifitas yang
potensial. Persaingan usaha pun harus selalu terusmenerus diawasi pemerintah agar tidak merugikan
pihak-pihak yang berkaitan.
B. Sistem Ekonomi Kapitalisme
Milton H. Spencer (1977), menulis dalam
uku ya Co te porary E o o i s:
Kapitalis e
merupakan sebuah sistem organisasi ekonomi yang
dicirikan oleh hak milik privat (individu) atas alatalat produksi dan distribusi (tanah, pabrik-pabrik,
jalan-jalan
kereta
api,
dan
sebagainya)
dan
pemanfaatannya untuk mencapai laba dalam
kondisi-ko disi ya g sa gat ko petitif.
Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang
memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap
orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian
seperti memproduksi baang, manjual barang,
menyalurkan barang dan lain sebagainya. Dalam
sistem ini pemerintah bisa turut ambil bagian untuk
memastikan
kelancaran
dan
keberlangsungan
kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa
juga pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi.
Dalam perekonomian kapitalis setiap warga
dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan
kemampuannya. Semua orang bebas bersaing
dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesarbesarnya. Semua orang bebas malakukan kompetisi
untuk memenangkan persaingan bebas dengan
berbagai cara.
Ciri-ciri sistem ekonomi Kapitalis :
Pengakuan
yang luas atas hak-hak pribadi; perekonomian diatur
oleh mekanisme pasar; manusia dipandang sebagai
mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar
kepentingann (keuntungan) sendiri. Sistem ini
sangat lekat dengan Paham individualisme yang
didasarkan materialisme, warisan zaman Yunani
Kuno (disebut hedonisme), dengan kata lain dalam
siste
eko o i kapitalis
Li eralis
siste
erlaku
persai ga
Free Fight
e as . “iapa ya g
memiliki dan mampu menggunakan kekuatan modal
(Capital) secara efektif dan efisien akan dapat
memenangkan pertarungan dalam bisnis.
C. Sistem Ekonomi Sosial
Sosialis adalah suatu sistem perekonomian
yang memberikan kebebasan yang cukup besar
kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan
ekonomi tetapi dengan campur tangan pemerintah.
Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk
mengatur tata kehidupan perekonomian negara
serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara
seperti air, listrik, telekomunikasi, gas, dan lain
sebagainya.
Sistem
Sosialis
berpandangan
bahwa
kemakmuran individu hanya mungkin tercapai bila
berfondasikan
kemakmuran
bersama.
Sebagai
Konsekuensinya, penguasaan individu atas aset-aset
ekonomi atau faktor-faktor produksi sebagian besar
merupakan kepemilikan sosial.
Prinsip Dasar Ekonomi Sosialis : Pemilikan harta
oleh Negara; kesamaan ekonomi dan
politik.
Ciri-ciri
mengutamakan
Ekonomi
kebersamaan
Sosialis:
disiplin
Lebih
(kolektivisme);
Peran pemerintah sangat kuat dan sifat manusia
ditentukan oleh pola produksi.
Dalam sistem ekonomi pasar sosial negara
mendapat tugas yaitu kewajiban menata kebijakan
ekonomi sehingga negara tidak boleh menjauhkan
diri dari urusan ekonomi.
D. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kab.
Bantaeng
Kab. Bantaeng menyukseskan gerakan BUMDes
melalui penerbitan Perda No.10 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pembentukan dan Pengelolaan BUMDes.
Pemerintah
Kabupaten
menggandeng
Jaringan
Organisasi Masyarakat Sipil (Jaringmas), jejaring
organisasi masyarakat Sipil mitra ACCESS. Sebagai
dukungan terhadap cita – cita itu pemerintah
Kabupaten membantu Rp. 100 juta tiap BUMDes
atau senilai Rp. 4,6 miliar dari APBD Tahun Anggaran
2009. Sebagai contoh adalah BUMDes Ganting di
Desa Labbo Kecamatan Tompobulu. BUMDes
tersebut mengelola air bersih dan hutan desa.
Meskipun baru efektif berdiri tahun 2010, BUMDes
Ganting sudah memberikan masukan Pendapatan
Asli Desa sebanyak 1,5 juta pada tahun 2012.
Namun keuntungan sosial desa jauh lebih besar
karena BUMDes mampu mengelola kebutuhan
dasar air bersih yang sebelumnya menjadi sumber
konflik antar warga.
Perubahan di desa Labbo merupakan hasil
komitmen
Pemkab
Bantaeng
di
bawah
kepemimpinan Nurdin Abdullah untuk mendorong
pemberdayaan ekonomi lokal melalui pendirian
BUMDes di tiap desa. Membentuk BUMDes bukan
hal yang mudah, dibutuhkan kesadaran dan
partisipasi warga desa untuk mewujudkannya.
BUMDEs
menjadi
badan
yang
menyokong
kebutuhan masyarakat, organisasi pemberdayaan
warga, pengelolaan ekonomi, juga sebagai lembaga
simpan pinjam. Nilai yang akan didorong dalam hal
ini adalah partisipasi masyarakat desa.
Penguatan desa dengan gerakan satu desa,
satu rencana dan satu anggaran adalah hal yang
ingin dicapai, dan penguatan desa ini hanya bisa
didapat jika desa mendapatkan kewenangan untuk
mengelola wilayahnya sendiri dan inilah yang
menjadi fondasi kemandirian desa.
KESIMPULAN
Dari
hasil
pembahasan
di
atas
dapat
disimpulkan bahwa Badan usaha Milik Desa
(BUMDes) di Kab. Bantaeng pada umumnya lebih
condong mengarah kepada sistem ekonomi sosialis.
Hal ini jelas terlihat bahwa BUMDes didirikan karena
adanya kesamaan ekonomi dan disiplin politik dari
Kab.
Bantaeng,
selain
itu
BUMDes
juga
menempatkan kemakmuran sebagai tujuan yang
berfondasikan kemakmuran bersama (kolektivisme)
bukan kemakmuran individu, dan kepemilikan
BUMDes adalah kepemilikan bersama (kepemilikan
sosial). Meskipun demikian masyarakat desa masih
terikat pada pemerintah daerah karena Dalam
BUMDes Pemerintah tetap turun tangan dengan
cara pemberian
modal yang sama kepada tiap
BUMDes di tiap desa.
Dengan melihat semangat dari pendirian
BUMDes diharapkan desa bisa menjadi pelopor
sebuah BUMN dalam Negara kecil yaitu desa. Dan
bisa menularkan sebuah virus sistem perekonomian
yang
lebih
mengutamakan
pemberdayaan
masyarakat demi kebangkitan ekonomi Bangsa yang
berlandaskan Pancasila.
REFERENSI
D.Lazwanti. 2014. Tinjauan Ideologis: Liberal, Sosialis dan
Ekonomi "Kerakyatan" Indonesia.
Wijaya, mahendra.2007. Perspektif Sosiologi Ekonomi
dari Masyarakat Prakapitalis Hingga Kapitalisme Neoliberal. Surakarta: Lindu Pustaka.
USAHA MILIK DESA DI KABUPATEN BANTAENG
Oleh : A. Shernylia Maladevi, S.si
ABSTRAK
Kemajuan suatu Negara sangat tergantung
dari pertumbuhan ekonominya yang sudah pasti
sangat dipengaruhi oleh konsep ekonomi yang
dianutnya. Kebanyakan Negara maju di dunia ini
menganut
konsep
kapitalisme(liberal/bebas)
ekonomi
.Indonesia
sebagai
Negara berkembang hadir dengan pilihan sendiri
yang tentu saja dengan konsep ekonomi yang sesuai
dengan falsafah Negara kita yaitu Pancasila.
Konsep ekonomi yang bedasarkan Pancasila
ini dicetuskan oleh founding father kita yang
mengadopsi liberalisasi dan sosialisme secara
bersamaan membuat ekonomi kita kehilangan
jatidiri dan terkesan tidak maksimal. Tentu saja
pandangan ini perlu untuk dikaji dalam sebuah
kasus, tulisan ini memilih Badan usaha Milik Desa di
Kabupaten
Bantaeng untuk mengujinya, lebih
condong ke arah manakah sebenarnya pilihan
konsep ekonomi Negara kita? Dan akhirnya bisa
diketahui bahwa dalam kasus Badan Usaha Milik
Desa Kabupaten Bantaeng pilihan konsep ekonomi
Pancasila lebih condong kearah konsep ekonomi
Pasar Sosial.
PENDAHULUAN
Sistem
perkonomian
adalah
sistem
yang
digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan
sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu
maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan
mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan
sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara
sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam
beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki
semua faktor produksi. Sementara dalam sistem
lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh
pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia
berada di antara dua sistem ekstrim tersebut.
INDONESIA sebagai Negara berkembang hadir
dengan pilihan yang berbeda, kita menganut Sistem
perekonomian yang berdasarkan pada Pancasila. Hal
ini jelas terdapat dalam UUD 1945 sebagai satu –
satunya konstitusi di Negara kita. Bagaimanakah
sistem ekonomi Pancasila itu ?
Konsep ekonomi dalam sistem perekonomian
yang bedasarkan Pancasila mengadopsi liberalisasi
dan sosialisme secara bersamaan, hal inilah yang
membuat Negara kita beda dengan Negara lain,
namun bagi sebagian pakar ekonomi menganggap
ketidakjelasan sistem yang kita anut adalah bagian
dari hilangnya jati diri bangsa kita. Oleh karena itu
tulisan ini dibuat untuk mengkaji lebih dalam
apakah
konsep
ekonomi
dalam
sistem
perekonomian Pancasila lebih condong ke sistem
perekonomian Liberal atau Sosial. Dalam hal ini
Kami mengambil kasus dalam sebuah Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes) di Kabupaten Bantaeng.
PEMBAHASAN
A. Sistem Ekonomi Pancasila
Dasar hukumnya adalah UUD 1945, konsep
ekonomi Pancasila merupakan konsep ekonomi
yang dijiwai oleh ideologi Pancasila, suatu tata
ekonomi nasional yang merupakan usaha bersama
dan
berazaskan
kekeluargaan
dan
kegotongroyongan dibawah pimpinan pemerintah.
Ciri utama sistem ekonomi Pancasila : perkoperasian
sebagai
soko
guru
perekonomian
perekonomian;
digerakkan
oleh
roda
rangsangan
ekonomis dan juga oleh pertimbangan sosial dan
moral; pemerataan sebagi perwujudan solidarita
dan nasionalisme; adanya perimbangan yang jelas
antara perencanaan di tingkat nasional dan
desentralisasi; peranan negara penting tapi tidak
dominan; sistem ekonomi tidak didominasi oleh
modal tapi atas
asa kekeluargaan;
produksi
dikerjakan oleh semua, untuk semua, dibawah
pengawasan
menguasai
anggota
bumi,
air,
masyarakat;
kekayaan
negara
alam,
yang
terkandung dalam bumi.
Yang harus dihindarkan dalam demokrasi
ekonomi pancasila : Sistem ekonomi liberal yang
mengeksploitasi dan menindas; sistem ekonomi
komando
yang
dikuasai
oleh
pemerintah;
persaingan tidak sehat ( pemusatan ekonomi pada
satu
kelompok
/
monopoli
yang
merugikan
masyarakat ).
Dalam
sistem
ekonomi
pancasila,
perekonomian liberal maupun komando harus
dijauhkan karena terbukti hanya menyengsarakan
kaum yang lemah serta mematikan kreatifitas yang
potensial. Persaingan usaha pun harus selalu terusmenerus diawasi pemerintah agar tidak merugikan
pihak-pihak yang berkaitan.
B. Sistem Ekonomi Kapitalisme
Milton H. Spencer (1977), menulis dalam
uku ya Co te porary E o o i s:
Kapitalis e
merupakan sebuah sistem organisasi ekonomi yang
dicirikan oleh hak milik privat (individu) atas alatalat produksi dan distribusi (tanah, pabrik-pabrik,
jalan-jalan
kereta
api,
dan
sebagainya)
dan
pemanfaatannya untuk mencapai laba dalam
kondisi-ko disi ya g sa gat ko petitif.
Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang
memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap
orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian
seperti memproduksi baang, manjual barang,
menyalurkan barang dan lain sebagainya. Dalam
sistem ini pemerintah bisa turut ambil bagian untuk
memastikan
kelancaran
dan
keberlangsungan
kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa
juga pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi.
Dalam perekonomian kapitalis setiap warga
dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan
kemampuannya. Semua orang bebas bersaing
dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesarbesarnya. Semua orang bebas malakukan kompetisi
untuk memenangkan persaingan bebas dengan
berbagai cara.
Ciri-ciri sistem ekonomi Kapitalis :
Pengakuan
yang luas atas hak-hak pribadi; perekonomian diatur
oleh mekanisme pasar; manusia dipandang sebagai
mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar
kepentingann (keuntungan) sendiri. Sistem ini
sangat lekat dengan Paham individualisme yang
didasarkan materialisme, warisan zaman Yunani
Kuno (disebut hedonisme), dengan kata lain dalam
siste
eko o i kapitalis
Li eralis
siste
erlaku
persai ga
Free Fight
e as . “iapa ya g
memiliki dan mampu menggunakan kekuatan modal
(Capital) secara efektif dan efisien akan dapat
memenangkan pertarungan dalam bisnis.
C. Sistem Ekonomi Sosial
Sosialis adalah suatu sistem perekonomian
yang memberikan kebebasan yang cukup besar
kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan
ekonomi tetapi dengan campur tangan pemerintah.
Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk
mengatur tata kehidupan perekonomian negara
serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara
seperti air, listrik, telekomunikasi, gas, dan lain
sebagainya.
Sistem
Sosialis
berpandangan
bahwa
kemakmuran individu hanya mungkin tercapai bila
berfondasikan
kemakmuran
bersama.
Sebagai
Konsekuensinya, penguasaan individu atas aset-aset
ekonomi atau faktor-faktor produksi sebagian besar
merupakan kepemilikan sosial.
Prinsip Dasar Ekonomi Sosialis : Pemilikan harta
oleh Negara; kesamaan ekonomi dan
politik.
Ciri-ciri
mengutamakan
Ekonomi
kebersamaan
Sosialis:
disiplin
Lebih
(kolektivisme);
Peran pemerintah sangat kuat dan sifat manusia
ditentukan oleh pola produksi.
Dalam sistem ekonomi pasar sosial negara
mendapat tugas yaitu kewajiban menata kebijakan
ekonomi sehingga negara tidak boleh menjauhkan
diri dari urusan ekonomi.
D. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kab.
Bantaeng
Kab. Bantaeng menyukseskan gerakan BUMDes
melalui penerbitan Perda No.10 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pembentukan dan Pengelolaan BUMDes.
Pemerintah
Kabupaten
menggandeng
Jaringan
Organisasi Masyarakat Sipil (Jaringmas), jejaring
organisasi masyarakat Sipil mitra ACCESS. Sebagai
dukungan terhadap cita – cita itu pemerintah
Kabupaten membantu Rp. 100 juta tiap BUMDes
atau senilai Rp. 4,6 miliar dari APBD Tahun Anggaran
2009. Sebagai contoh adalah BUMDes Ganting di
Desa Labbo Kecamatan Tompobulu. BUMDes
tersebut mengelola air bersih dan hutan desa.
Meskipun baru efektif berdiri tahun 2010, BUMDes
Ganting sudah memberikan masukan Pendapatan
Asli Desa sebanyak 1,5 juta pada tahun 2012.
Namun keuntungan sosial desa jauh lebih besar
karena BUMDes mampu mengelola kebutuhan
dasar air bersih yang sebelumnya menjadi sumber
konflik antar warga.
Perubahan di desa Labbo merupakan hasil
komitmen
Pemkab
Bantaeng
di
bawah
kepemimpinan Nurdin Abdullah untuk mendorong
pemberdayaan ekonomi lokal melalui pendirian
BUMDes di tiap desa. Membentuk BUMDes bukan
hal yang mudah, dibutuhkan kesadaran dan
partisipasi warga desa untuk mewujudkannya.
BUMDEs
menjadi
badan
yang
menyokong
kebutuhan masyarakat, organisasi pemberdayaan
warga, pengelolaan ekonomi, juga sebagai lembaga
simpan pinjam. Nilai yang akan didorong dalam hal
ini adalah partisipasi masyarakat desa.
Penguatan desa dengan gerakan satu desa,
satu rencana dan satu anggaran adalah hal yang
ingin dicapai, dan penguatan desa ini hanya bisa
didapat jika desa mendapatkan kewenangan untuk
mengelola wilayahnya sendiri dan inilah yang
menjadi fondasi kemandirian desa.
KESIMPULAN
Dari
hasil
pembahasan
di
atas
dapat
disimpulkan bahwa Badan usaha Milik Desa
(BUMDes) di Kab. Bantaeng pada umumnya lebih
condong mengarah kepada sistem ekonomi sosialis.
Hal ini jelas terlihat bahwa BUMDes didirikan karena
adanya kesamaan ekonomi dan disiplin politik dari
Kab.
Bantaeng,
selain
itu
BUMDes
juga
menempatkan kemakmuran sebagai tujuan yang
berfondasikan kemakmuran bersama (kolektivisme)
bukan kemakmuran individu, dan kepemilikan
BUMDes adalah kepemilikan bersama (kepemilikan
sosial). Meskipun demikian masyarakat desa masih
terikat pada pemerintah daerah karena Dalam
BUMDes Pemerintah tetap turun tangan dengan
cara pemberian
modal yang sama kepada tiap
BUMDes di tiap desa.
Dengan melihat semangat dari pendirian
BUMDes diharapkan desa bisa menjadi pelopor
sebuah BUMN dalam Negara kecil yaitu desa. Dan
bisa menularkan sebuah virus sistem perekonomian
yang
lebih
mengutamakan
pemberdayaan
masyarakat demi kebangkitan ekonomi Bangsa yang
berlandaskan Pancasila.
REFERENSI
D.Lazwanti. 2014. Tinjauan Ideologis: Liberal, Sosialis dan
Ekonomi "Kerakyatan" Indonesia.
Wijaya, mahendra.2007. Perspektif Sosiologi Ekonomi
dari Masyarakat Prakapitalis Hingga Kapitalisme Neoliberal. Surakarta: Lindu Pustaka.