PENGARUH EARNING PER SHARE DAN UKURAN PE

PENGARUH EARNING PER SHARE DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN FARMASI DI
BURSA EFEK INDONESIA
Penulis : Ida Hariati
Kontributor : Dra. Siti Istikhoroh, MSi.
Program Studi Akuntansi
E-mail : hariyatiida@ymail.com

ABSTRACT
Stock prices reflects the an enterprise. If the company achieve a feat good, so
investors will be interested to have the company stock. One factor that can influence
prices share as follows Earning Per Share (EPS) and the size of the company. This report
aims to understand influence owned Earning Per Share (EPS) and the size of the
company to share prices.
Several variables analysis as a factor that affects stock prices are, Earning Per
Share (EPS) and the size of the company. Research population is financial statements
pharmaceutical company as many as 10 company and the sample is financial statements
pharmaceutical company period 2012-2014 set based on technique purposive sampling
about 6 company. Data collected through technique documentation and analysis using
analysis linear regression multiple.
The result showed that Earning Per Share (EPS) will not affect stock prices, the

size of the company in opposite effect on stock prices, and both the variables influential
simultaneously to share prices.
Keywords: Earning Per Share (EPS), the size of the company , and stock prices.

ABSTRAK
Harga saham mencerminkan nilai suatu perusahaan. Jika perusahaan mencapai
prestasi yang baik, maka investor akan tertarik untuk memiliki saham perusahaan
tersebut. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi harga saham yaitu Earning Per
Share (EPS) dan ukuran perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh yang dimiliki Earning Per Share (EPS) dan ukuran perusahaan terhadap
harga saham.
Beberapa variabel yang dianalisa sebagai faktor yang mempengaruhi harga
saham yaitu, Earning Per Share (EPS) dan ukuran perusahaan. Populasi penelitian
adalah laporan keuangan perusahaan farmasi sebanyak 10 perusahaan dan sampel
penelitian adalah laporan keuangan perusahaan farmasi periode 2012-2014 yang
ditetapkan berdasarkan teknik purposive sampling sebanyak 6 perusahaan. Data
dikumpulkan melalui teknik dokumentasi dan dianalisa menggunakan Analisis Regresi
Linear Berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) tidak
berpengaruh terhadap harga saham, ukuran perusahaan berpengaruh secara

berlawanan terhadap harga saham, dan kedua variabel tersebut berpengaruh secara
simultan terhadap harga saham.
Kata Kunci

: Earning Per Share (EPS), Ukuran Perusahaan, dan Harga Saham

PENDAHULUAN
Suatu perusahaan besar pasti
membutuhkan modal yang besar untuk
kegiatan usaha, pengembangan, serta
perluasan usahanya. Modal tersebut dapat
diperoleh dari pihak intern (modal sendiri)
atau dari pihak ekstern (bank atau pasar
modal). Pasar modal merupakan wadah
bertemunya pihak-pihak yang ingin
menjual
atau
membeli
instrumeninstrumen keuangan jangka panjang, baik
dari sisi permintaan modal oleh perusahaan

yang biasa disebut emiten maupun sisi
penawaran oleh pemilik modal, yaitu
masyarakat yang biasa disebut investor.
Perkembangan bisnis perusahaan
go public (emiten) sangat berharga bagi
para investor maupun calon investor.
Setiap informasi yang relevan tentang
emiten, dengan cepat diterima oleh pasar
dan
dengan
cepat
pula
pasar
mengekspresikannya dalam bentuk harga
atau perubahan harga saham. Penting bagi
investor maupun calon investor untuk
dapat mengetahui faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap perubahan harga
saham.


Menurut Alwi (2003, 87) salah
satu
faktor
internal
yang
dapat
mempengaruhi perubahan harga saham
yaitu Earning Per Share (EPS) dan ukuran
perusahaan. Earning Per Share (EPS)
sebagai salah satu rasio yang biasa
digunakan dalam laporan tahunan kepada
pemegang saham yang merupakan laba
bersih setelah bunga dan pajak dibagi
dengan jumlah saham yang beredar akan
menghasilkan laba per lembar saham,
sehingga Earning Per Share (EPS)
merupakan jumlah pendapatan yang
diperoleh dalam satu periode untuk tiap
lembar saham yang beredar. Ukuran
perusahaan

menggambarkan
besar
kecilnya
suatu
perusahaan
yang
ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah
penjualan, rata-rata total penjualan, dan
rata-rata total aktiva.
Perusahaan
sektor
farmasi
merupakan sektor yang kurang mendapat
perhatian dari investor. Tidak seperti
saham emiten tambang yang selalu
berfluktuasi dengan tajam, saham farmasi
cenderung kurang likuid. Berdasarkan data
historis di BEI, saham emiten farmasi
hanya bergerak aktif di saat tertentu saja.


Misalnya saat merebaknya kekhawatiran
penyebaran virus flu babi atau saat nilai
tukar
rupiah
berfluktuasi
tajam.
Sebenarnya perusahaan farmasi sangat
menarik untuk dijadikan bahan penelitian
mengingat besarnya omset penjualan
produk farmasi di dalam negeri.
Sesuai dengan uraian di atas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul: “Pengaruh Earning Per
Share dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Harga Saham Pada Perusahaan Farmasi di
Bursa Efek Indonesia.”
Berdasarkan uraian di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Apakah Earning Per Share (EPS)

berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan farmasi?
2. Apakah
ukuran
perusahaan
berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan farmasi?
3. Apakah Earning Per Share (EPS) dan
ukuran
perusahaan
berpengaruh
terhadap harga saham pada perusahaan
farmasi?
TUJUAN PENELITIAN
a. Untuk mengetahui pengaruh antara
Earning Per Share (EPS) terhadap
harga saham pada perusahaan farmasi.
b. Untuk mengetahui pengaruh antara
ukuran perusahaan terhadap harga
saham pada perusahaan farmasi.

c. Untuk mengetahui pengaruh antara
Earning Per Share (EPS) dan ukuran
perusahaan terhadap harga saham pada
perusahaan farmasi.
TELAAH PUSTAKA
1. Penelitian Terdahulu
a. Uswatun Hasanah (2007), meneliti
tentang Pengaruh Return On Assets
dan Earning Per Share terhadap
Harga Saham PT. Gudang Garam
Tbk. di Bursa Efek Surabaya.
b. Dwi Fatmawati (2007), meneliti
tentang
Pengaruh
Tingkat

Profitabilitas terhadap Harga Saham
Perusahaan Manufaktur yang Go
Public di Bursa Efek Surabaya.
c. Iwan Hermansyah dan Eva Ariesanti

(2008), meneliti tentang pengaruh
Laba Bersih terhadap Harga Saham
(Sensus Pada Perusahaan Food and
Beverage yang Terdaftar di Bursa
Efek Jakarta).
d. Rahmat Saleh Siregar (2010),
meneliti tentang Analisis Pengaruh
Ukuran Perusahaan dan Good
Corporate Governance Pada Harga
Saham (Studi Pada Perusahaan yang
Masuk Dalam CGPI Periode 20062009).
e. Ruriana Ulfa (2011), meneliti
tentang
Pengaruh
Ukuran
Perusahaan, Leverage, Economic
Value Added, Return On Investment,
dan Earning Per Share terhadap
Return yang Diterima Pemegang
Saham (Studi Empiris Pada Industri

Makanan dan Minuman di Bursa
Efek Indonesia).
2. Landasan Teori
a. Earning Per Share (EPS)
Fahmi
(2012,
96)
mengatakan bahwa Earning Per
Share
(EPS)
adalah
bentuk
pemberian
keuntungan
yang
diberikan kepada para pemegang
saham dari setiap lembar saham
yang dimiliki
b. Ukuran Perusahaan
Jogiyanto

(2008,
8)
mengatakan
bahwa
ukuran
perusahaan
dapat
ditentukan
berdasarkan total aktiva perusahaan
sesuai laporan keuangan terakhir
perusahaan
c. Harga Saham
Martono dan Harjito (2007,
13) mengatakan bahwa harga saham
merupakan refleksi dari keputusankeputusan investasi, pendanaan
(termasuk kebijakan dividen), dan
pengelolaan asset.

3. Pengaruh Earning Per Share (EPS)
dan Ukuran Perusahaan terhadap
Harga Saham
Earning Per Share (EPS)
adalah kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan per lembar
saham pemilik dengan cara membagi
laba bersih setelah bunga dan pajak
dengan jumlah saham yang beredar.
Saat laba bersih naik dan jumlah lembar
saham turun maka Earning Per Share
(EPS) akan naik. Semakin tinggi
kemampuan
perusahaan
untuk
mendistribusikan pendapatan kepada
pemegang sahamnya, maka semakin
besar
keberhasilan
usaha
yang
dilakukannya.
Menurut Tandelilin
(2001, 236) yang mengemukakan
bahwa jika laba perusahaan tinggi maka
para investor akan tertarik untuk
membeli saham tersebut, sehingga
harga saham tersebut akan mengalami
kenaikan.
Ukuran perusahaan merupakan
cerminan besar kecilnya perusahaan
yang nampak dalam nilai total aktiva.
Semakin besar ukuran perusahaan,
maka ada kecenderungan lebih banyak
investor yang menaruh perhatian pada
perusahaan tersebut. Hal ini disebabkan
karena
perusahaan
yang
besar
cenderung memiliki kondisi yang lebih
stabil. Kestabilan tersebut menarik
investor untuk memiliki saham
perusahaan tersebut, sehingga menjadi
penyebab atas naiknya harga saham
perusahaan di pasar modal. Investor
memiliki ekspektasi yang besar
terhadap perusahaan besar. Ekspektasi
insvestor berupa perolehan dividen dari
perusahaan tersebut. Apabila dividen
yang dibagikan kepada investor tinggi,
maka
permintaan
saham
akan
meningkat. Peningkatan permintaan
saham perusahaan akan dapat memacu
pada peningkatan harga saham di pasar
modal.

METODE PENELITIAN
1. Kerangka Konseptual

Gambar 1
Kerangka Konseptual

Bagan (a) menunjukkan pengaruh
Earning Per Share (EPS) terhadap harga
saham. Bagan (b) menunjukkan pengaruh
ukuran perusahaan terhadap harga saham.
Bagan (c) menunjukkan pengaruh Earning
Per Share (EPS) dan ukuran perusahaan
terhadap harga saham.
Berdasarkan dari rumusan masalah
yang diajukan peneliti, maka ditarik
hipotesis penelitian sebagai berikut:
H1
= Earning Per Share (EPS)
berpengaruh terhadap harga saham
pada perusahaan farmasi.
H2
= Ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap harga saham pada
perusahaan farmasi.
H3
= Earning Per Share (EPS) dan
ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap harga saham pada
perusahaan farmasi.
2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini yaitu
laporan keuangan perusahaan farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan yang
menjadi sampel adalah laporan keuangan
perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode tahun 2012-2014.
Berikut sampel yang digunakan dalam
penelitian ini:

Tabel 1
Sampel Penelitian

No.
Nama Perusahaan
1. Darya Varia Laboratoria Tbk.
2. Kimia Farma (Persero) Tbk.
3. Kalbe Farma Tbk.
4. Pyridam Farma Tbk.
5. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.
6. Tempo Scan Pasific Tbk.
Sumber : Data yang diolah
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pemilihan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling yaitu dilakukan
dengan cara memilih subyek bukan
didasarkan atas strata, random, atau
daerah, tetapi didasarkan atas adanya
tujuan tertentu. Perusahaan sampel harus
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Perusahaan farmasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama periode
2012-2014.
b. Laporan keuangan dibatasi pada
laporan keuangan perusahaan farmasi
periode 2012-2014 yang diunggah di
website resmi Bursa Efek Indonesia
yaitu www.idx.co.id.
c. Perusahaan
farmasi
yang
tidak
mengalami kerugian selama periode
2012-2014.
d. Perusahaan farmasi yang memiliki data
harga saham lengkap pada periode
2012-2014.
4. Variabel dan Definisi Operasional
Variabel
a. Earning Per Share (X1)
Merupakan jumlah pendapatan
yang diterima oleh para pemegang saham
untuk setiap lembar saham yang beredar
dalam periode waktu tertentu. Satuan dari
variabel ini adalah prosentase dan skala
datanya adalah skala rasio. Dalam
penelitian ini data yang digunakan adalah
data setiap tahun yaitu dari tahun 20122014.

b. Ukuran Perusahaan (X2)
Merupakan ukuran atau besarnya
asset yang dimiliki oleh perusahaan.
Satuan dari variabel ini adalah rupiah dan
skala datanya adalah rasio. Dalam
penelitian ini data yang digunakan adalah
data setiap tahun yaitu dari tahun 20122014.

c. Harga Saham (Y)
Merupakan nilai suatu saham
yang berada di bursa efek pada saat
tertentu dan terbentuknya nilai tersebut
dipengaruhi oleh banyak faktor. Indikator
pengukuran menggunakan satuan rupiah
dan skala datanya adalah skala rasio.
Harga saham dalam penelitian ini
merupakan harga saham dari closing
price akhir tahun.
5. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan data
adalah teknik dokumentasi. Jenis data yang
digunakan adalah data sekunder berupa
laporan keuangan perusahaan farmasi
tahun 2012-2014 yang meliputi laporan
rugi laba dan neraca yang diunduh dari
website Bursa Efek Indonesia (idx).
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1. Data Penelitian
A. Earning Per Share (EPS)
Tabel 2
Perhitungan Earning Per Share (EPS)
Perusahaan Farmasi Tahun 2012-2014

B. Ukuran Perusahaan

Tabel 3
Hasil Perhitungan Ukuran Perusahaan
Farmasi Tahun 2012-2014

Gambar 2
Hasil Uji Normalitas

C. Harga Saham
Tabel 4
Harga Saham Perusahaan Farmasi
Tahun 2012-2014

2. Analisa Data
Tabel 5
Tabel Persiapan Analisa Data

3. Uji Asumsi Klasik
Hasil uji asumsi klasik dapat dilihat
sebagai berikut:

A. Uji Normalitas
Berdasarkan gambar 2 dapat
dilihat bahwa data penelitian memiliki
penyebaran dan distribusi yang normal
karena berada di sekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal. Hal
tersebut menunjukkan bahwa model
regresi yang dipakai di penelitian ini
layak memenuhi asumsi normalitas,
maka dapat dikatakan bahwa distribusi
data harga saham adalah normal dan
model
regresi
memenuhi
asumsi
normalitas.
B. Uji Multikolinearitas
Pada
uji
multikolinearitas
menunjukkan bahwa masing-masing
variabel memiliki nilai tolerance
mendekati angka 1 dan nilai VIF
dibawah 10, dimana Earning Per Share
(EPS) dan ukuran perusahaan sama-sama
memiliki nilai tolerance 0,487 dan nilai
VIF 2,055. Artinya kedua variabel
independen tersebut tidak terdapat
hubungan multikolinearitas dan dapat
disimpulkan bahwa persamaan regresi
tidak terdapat problem multiko.
C. Uji Autokorelasi
Pengambilan keputusan ada atau
tidaknya autokorelasi berdasarkan pada
kriteria autokorelasi yang menyebutkan
bahwa nilai Uji DW = 1,795. Nilai
tersebut berada di daerah tidak ada
autokorelasi yaitu antara 1,55 s.d. 2,46,
sehingga dapat disimpulkan bahwa pada

persamaan regresi tersebut tidak terdapat
gejala autokorelasi.

Gambar 3
Hasil Uji Heterokedastisitas

D. Uji Heterokedastisitas
Pada gambar 3 dapat dilihat titiktitik menyebar secara acak dan tidak
membentuk pola terentu serta tersebar di
atas dan di bawah angka nol (0) pada
sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
heterokedastisitas
sehingga
dapat
disimpulkan bahwa penelitian ini bebas
dari gejala heterokedastisitas.
4. Analisis Regresi Linear Berganda
A. Koefisien Determinasi
Korelasi antara harga saham
dengan seluruh variabel independen
(Earning Per Share dan ukuran
perusahaan) adalah kuat karena R =
0,724 berada pada daerah 0,60 – 0,799
(Sugiyono, 2010, 231) dan hasil R
determinasi atau R Square (R2) sebesar
0,524. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel independen (Earning Per Share
dan
ukuran
perusahaan)
dapat
mempengaruhi variabel Y (harga saham)
sebesar 52,4% sedangkan 47,6% harga
saham dapat dipengaruhi oleh faktorfaktor yang tidak disertakan dalam
penelitian ini.
B. Persamaan Garis Regresi Berganda
Y = 11.801 + 0,287 Earning Per
Share (EPS) – 0,259 Ukuran
Perusahaan
Sesuai dengan persamaan garis
regresi berganda tersebut, maka dapat
dijelaskan sebagai berikut:

1. Konstanta (a) = 11.801, menunjukkan
besarnya harga saham, jika Earning
Per Share (EPS) dan ukuran
perusahaan sebesar nol, maka harga
saham sebesar 11.801 point.
2. Koefisien regresi Earning Per Share
(EPS) = 0,287, hal ini menunjukkan
bahwa apabila semua variabel lainnya
konstan dan apabila nilai variabel
Earning Per Share (EPS) mengalami
kenaikan sebesar satu point. maka
harga saham akan naik sebesar 0,287
point.
3. Koefisien regresi ukuran perusahaan =
-0,259, hal ini menunjukkan bahwa
apabila semua variabel lainnya
konstan dan apabila nilai variabel
ukuran
perusahaan
mengalami
kenaikan sebesar satu point, maka
harga saham akan turun sebesar
-0,259 point.
5. Pengujian Hipotesis
A. Hipotesis Pertama (H1)
Nilai yang diperoleh thitung =
1,898 dengan tingkat signifikansi
Earning Per Share (EPS) sebesar 0,077 >
0,05 maka H1 ditolak berarti tidak ada
pengaruh secara signifikan antara
Earning Per Share (EPS) terhadap harga
saham pada perusahaan farmasi.
B. Hipotesis Kedua (H2)
Nilai thitung = -2,594 dengan
tingkat signifikansi ukuran perusahaan
sebesar 0,020 < 0,05 maka H2 diterima
berarti ada pengaruh yang berlawanan
antara ukuran perusahaan terhadap harga
saham pada perusahaan farmasi.
C. Hipotesis Ketiga (H3)
Nilai fhitung = 4,769 dengan
signifikansi 0,019 < 0,05 maka H3
diterima berarti Earning Per Share (EPS)
dan ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap harga saham pada perusahaan
farmasi.

6. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan
analisis
yang
dilakukan didapatkan hasil bahwa korelasi
antara harga saham dengan seluruh
variabel independen (Earning Per Share
dan ukuran perusahaan) adalah kuat karena
R = 0,724 berada pada daerah 0,60 – 0,799
(Sugiyono, 2010, 231) dan hasil R
determinasi atau R Square (R2) sebesar
0,524. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel independen (Earning Per Share
dan
ukuran
perusahaan)
dapat
mempengaruhi variabel Y (harga saham)
sebesar 52,4% sedangkan 47,6% harga
saham dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang tidak disertakan dalam penelitian ini.
Pada pengujian hipotesis pertama
(H1) ditolak. Hal ini berarti tidak ada
pengaruh secara signifikan antara Earning
Per Share (EPS) terhadap harga saham
pada perusahaan farmasi. Hasil ini
mengindikasikan bahwa investor tidak lagi
menggunakan Earning Per Share (EPS)
sebagai patokan untuk membeli saham,
karena jika Earning Per Share (EPS) yang
diberikan perusahaan kepada investor
bernilai kecil atau sedikit maka investor
merasa tidak tertarik untuk berinvestasi
dalam perusahaan tersebut. Hasil yang
didapat mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Uswatun Hasanah (2007),
yaitu Earning Per Share (EPS) tidak
bernilai signifikan terhadap harga saham
PT. Gudang Garam Tbk. sedangkan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Dwi Rahmawati (2007) memberikan hasil
yang berbeda, yaitu Earning Per Share
(EPS) bernilai signifikan terhadap harga
saham perusahaan manufaktur yang go
public di Bursa Efek Surabaya.
Pada pengujian hipotesis kedua
(H2) diterima. Hal ini berarti ada pengaruh
yang berlawanan antara ukuran perusahaan
terhadap harga saham pada perusahaan
farmasi. Hasil yang didapat pada pengujian
kedua memiliki persamaan dan perbedaan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rahmat Saleh Siregar (2010), jadi ukuran
perusahaan sama-sama memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap harga saham

perusahaan yang masuk dalam CGPI tahun
2006-2009, namun dalam penelitian ini
pengaruh yang dimiliki oleh ukuran
perusahaan terhadap harga saham adalah
pengaruh yang berlawanan, artinya jika
nilai
ukuran
perusahaan
tinggi
mengakibatkan penurunan pada harga
saham begitu pula sebaliknya. Hal ini bisa
terjadi bila perusahaan memiliki total asset
yang besar, namun perusahaan tidak bisa
mengelola asset tersebut dengan baik
dalam kegiatan operasionalnya, sehingga
menyebabkan laba yang dihasilkan dari
kegiatan operasional menjadi kecil. Jika
laba yang didapat perusahaan kecil, maka
investor merasa tidak tertarik lagi untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan
tersebut.
Pada pengujian hipotesis ketiga
(H3) diterima. Hal ini berarti Earning Per
Share (EPS) dan ukuran perusahaan secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap
harga saham pada perusahaan farmasi.
Hasil yang didapat mendukung penelitian
yang dilakukan oleh Dwi Rahmawati
(2007) dan Rahmat Saleh Siregar (2010).
SIMPULAN
1. Tidak ada pengaruh Earning Per Share
(EPS) terhadap harga saham pada
perusahaan farmasi.
2. Ada pengaruh yang berlawanan antara
ukuran perusahaan terhadap harga
saham pada perusahaan farmasi.
3. Ada pengaruh signifikan Earning Per
Share (EPS) dan ukuran perusahaan
secara simultan terhadap harga saham
pada perusahaan farmasi.
SARAN
1. Untuk
para
investor
dalam
memprediksi harga saham suatu
perusahaan
hendaknya
harus
memperhatikan faktor lain yang
berpengaruh baik faktor internal seperti
ukuran perusahaan, Earning Per Share
(EPS), dan lain-lain serta perlu juga
memperhatikan faktor eksternal yang

dapat mempengaruhi kondisi sosial,
politik, dan ekonomi.
2. Untuk
perusahaan
hendaknya
menerbitkan laporan keuangan secara
lengkap berupa laporan laba rugi,
laporan perubahan modal, neraca, serta
laporan arus kas sehingga dapat
membantu investor dalam melakukan
keputusan investasi.
3. Untuk penelitian berikutnya diharapkan
memasukkan variabel lain yang belum
dimasukkan di dalam penelitian ini. Hal
ini karena masih terdapat variabel bebas
lain yang mungkin juga berpengaruh
terhadap harga saham selain Earning
Per Share (EPS) dan ukuran
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Eduardus, Tandelilin. 2001. Analisis
Investasi
dan
Manajemen
Portofolio. Yogyakarta: BPFE.
Fahmi, Irham. 2012. Pengantar Pasar
Modal.
Edisi
1.
Bandung:
Alfabeta.

Fatmawati, Dwi. 2007. Pengaruh
Tingkat Profitabilitas Terhadap
Harga Saham Perusahaan
Manufaktur Yang Go Public Di
Bursa Efek Surabaya Periode
Tahun 2001-2005, skripsi yang
tidak dipublikasikan, Fakultas
Ekonomi
Universitas
PGRI Adi Buana Surabaya.
Harjito, A dan Martono. 2005. Manajemen
Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.

Hasanah, Uswatun. 2007. Pengaruh
ROA dan EPS Terhadap Harga
Saham PT
Gudang Garam
Tbk Di Bursa Efek Surabaya
Periode 2001-2005, skripsi
yang tidak dipublikasikan,
Fakultas Ekonomi Universitas
PGRI Adi Buana Surabaya.

Hermansyah, Iwan dan Eva Ariesanti.
2008. Pengaruh Laba Bersih
Terhadap Harga Saham (Sensus
Pada Perusahaan Food And
Beverage Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Jakarta). Vol. 3 No. 1.
Tasikmalaya: Program Akuntansi
Fakultas Ekonomi UNSIL.

Iskandar Z., Alwi. 2003. Pasar Modal,
Teori, dan Aplikasi. Jakarta:
Nasindo Internusa.
Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio Dan
Analisis Investasi. Edisi Kelima.
Yogyakarta: BPFE.
Siregar, Rahmat Saleh. 2010. Analisis
Pengaruh Ukuran Perusahaan
Dan Good Corporate Governance
Pada Harga Saham (Studi Pada
Perusahaan Yang Masuk Dalam
CGPI
Periode
2006-2009).
Jakarta:
Fakultas
Ekonomi
Universitas Gunadarma.
Ulfa, Ruriana. 2011. Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Leverage, Economic
Value
Added,
Return
On
Investment, Dan Earning Per
Share Terhadap Return Yang
Diterima Pemegang Saham (Studi
Empiris Pada Industri Makanan
Dan Minuman di Bursa Efek
Indonesia).
Jakarta:
Program
Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.
www.idx.co.id
www.sahamok.com