LAPORAN KINERJA 2015 full

(1)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur patut kita panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat, taufiq dan hidayahNya, sehingga Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Malang Tahun 2015 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan Kinerja (LKj) memuat informasi kinerja, baik keberhasilan maupun kegagalan Pemerintah Kabupaten Malang dalam menyelenggarakan pemerintahan sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Malang Tahun 2010-2015.

Laporan Kinerja (LKj) ini disusun berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, yang memuat gambaran tingkat keberhasilan kinerja Pemerintah Kabupaten Malang pada tahun 2015.

Demikian Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Malang ini disusun, agar dapat bermanfaat untuk perbaikan perencanaan, penilaian pelaksanaan program dan kegiatan, peningkatan kinerja serta penilaian kinerja.

Malang, Maret 2015

BUPATI MALANG


(2)

IKHTISAR EKSEKUTIF

A. Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah merupakan kewajiban

suatu

Instansi

Pemerintah

untuk

mempertanggungjawabkan

keberhasilan/kegagalan pelaksanaan tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan dalam mencapai Misi Organisasi. Disamping itu, LKj dapat

digunakan sebagai alat untuk menilai kinerja aparatur pemerintah dalam

melaksanakan tugasnya.

Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi

pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5

(lima) tahun

secara

sistematis

dan

berkesinambungan

dengan

memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau yang

mungkin timbul. Proses ini menghasilkan suatu rencana strategis instansi

pemerintah, yang setidaknya memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi,

kebijakan, dan program serta ukuran keberhasilan dan kegagalan dalam

pelaksanaannya.

Pengukuran

Kinerja

adalah

proses

sistematis

dan

berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan

kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah

ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah.

Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja

guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan

pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya dilakukan pula analisis

akuntabilitas kinerja yang menggambarkan keterkaitan pencapaian kinerja

kegiatan dengan program dan kebijakan dalam rangka mewujudkan

sasaran, tujuan, visi dan misi sebagaimana ditetapkan dalam rencana

strategis.

Setiap

instansi

pemerintah

sebagai

unsur

penyelenggara

pemerintahan mempunyai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan

penyelenggaraan

pemerintahan

dengan

didasarkan

pada

suatu

perencanaan strategis yang telah ditetapkan, sebagaimana telah diatur


(3)

dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

Visi yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Malang tahun

2010-2015 adalah :

“TERWUJUDNYA

MASYARAKAT KABUPATEN MALANG

YANG MANDIRI, AGAMIS, DEMOKRATIS, PRODUKTIF, MAJU, AMAN,

TERTIB DAN BERDAYA SAING ATAU MADEP MANTEB

Dalam mencapai Visi Kabupaten Malang, telah dijabarkan melalui 8

(delapan) Misi yang pada tahun 2015 telah mencapai tingkat keberhasilan

pada tiap-tiap Misi sebagai berikut :

MISI 1

:

Mewujudkan pemahaman dan pengamalan

nilai-nilai agama, adat-istiadat dan budaya tercapai

100 %, dengan parameter penilaian

Sangat

Berhasil;

MISI 2

:

Mewujudkan pemerintahan

good governance

(tata kelola kepemerintahan yang baik),

clean

government

(pemerintah

yang

bersih),

berkeadilan, dan demokratis, tercapai 93,82 %,

dengan parameter penilaian

Sangat

Berhasil;

MISI 3

:

Mewujudkan supremasi hukum dan HAM dengan

parameter penilaian

Berhasil;

MISI 4

:

Mewujudkan kondisi lingkungan yang aman,

tertib, dan damai tercapai 187,44 %, dengan

parameter penilaian

Sangat Berhasil;

MISI 5

:

Mewujudkan peningkatan ketersediaan dan

kualitas infrastruktur tercapai 96,90 %, dengan

parameter penilaian

Sangat

Berhasil;

MISI 6

:

Mewujudkan

sumber

daya

manusia

yang

produktif dan berdaya saing tercapai 109,16 %,

dengan parameter penilaian

Sangat

Berhasil.

MISI 7

:

Mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi

yang berbasis pertanian dan pemberdayaan

masyarakat perdesaan tercapai 134,34 %,

dengan parameter penilaian

Sangat Berhasil

.


(4)

MISI 8

:

Mewujudkan peningkatan kualitas dan fungsi

lingkungan hidup, serta pengelolaan sumberdaya

alam yang berkelanjutan tercapai 93,265 %,

dengan parameter penilaian

Sangat Berhasil

.

B. Akuntabilitas Kinerja Keuangan

Pada tahun Anggaran 2015

pencapaian Visi Kabupaten Malang yang

dijabarkan melalui misi-misi Kabupaten didukung dengan Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dengan Belanja Daerah Tahun 2015

dianggarkan sebesar Rp. 3.847.980.791.548,56 dan dapat direalisasikan

Rp 3.538.276.305.821,74 atau mencapai 91.95 %.

Demikian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Malang

yang menggambarkan Capaian Kinerja tiap-tiap misi pada Tahun 2015 dalam

mendukung pencapaian Visi Kabupaten Malang.

Malang, Maret 2015

BUPATI MALANG


(5)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Ringkasan Eksekutif ... ii

Daftar Isi ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Maksud dan Tujuan ... 2

C. Gambaran Umum ... 3

1. Kondisi Geografis ... ... 3

2. Kondisi Topografis... 3

3. Wilayah Rawan Bencana ... 7

4. Organisasi Perangkat Daerah... 7

5. Sumber Daya Aparatur... 9

D.Capaian Kinerja Tahun 2014... 11

E. Dasar Hukum ... 34

F. Sistematika ... 35

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 37

A. Perencanaan Strategis ... 37

1. Visi ... 38

2. Misi ... 39

3. Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program ... 40

4. Kegiatan... 50

B. Perjanjian Kinerja ... 89

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 92

A. Capaian Kinerja Organisasi ... 94

1. Capaian Kinerja ... 94

1.1. Perbandingan Antara Target & Realisasi Kinerja Tahun 2015 ... 94

1.2. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 dengan Tahun 2014 ... 99

1.3. Perbandingan Capaian Kinerja s.d Akhir Periode RPJMD... ... 104

1.4. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Capaian Nasional... 109


(6)

3. Analisis Penggunaan Sumber Daya Anggaran ... 132

3.1. Alokasi Per Sasaran Pembangunan ... 132

3.2. Perbandingan Pencapaian dan Anggaran... 134

3.3. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ... 137

B. Realisasi Anggaran ... 139

C. Prestasi Tahun 2015 ... 145

BAB IV PENUTUP

... ...

149

LAMPIRAN-LAMPIRAN

- Perjanjian Kinerja Tahun 2015 - Rencana Kinerja Tahun 2015 - Pengukuran Kinerja Tahun 2015


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan Kinerja (LKj) Pemerintah merupakan komitmen nyata kinerja Instansi Pemerintah dalam satu tahun. LKj disusun untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan, sasaran, kebijakan dan program yang tertuang dalam rencana strategis Pemerintah Kabupaten Malang Tahun 2010-2015, juga menyajikan data capaian kinerja setiap sasaran yang tertuang dalam dokumen perencanaan pembangunan berupa Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Malang Tahun 2015 yang telah ditetapkan melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada pokoknya adalah instrumen yang digunakan Instansi Pemerintah dalam memenuhi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi, terdiri dari berbagai komponen yang merupakan satu kesatuan, yaitu perencanaan strategis, perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, dan pelaporan kinerja.

Sasaran Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah :

a. Menjadikan Instansi Pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif, dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya;

b. Terwujudnya transparansi Instansi Pemerintah;

c. Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan nasional;

d. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah bahwa penyelenggaraan SAKIP dilaksanakan untuk penyusunan Laporan Kinerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta dilaksanakan secara selaras dan sesuai dengan penyelenggaraan Sistem Akuntansi Pemerintahan dan tata cara pengendalian serta evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan.

Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis. Hasil dari proses ini berupa Rencana Kinerja Tahunan. Sedangkan pengukuran kinerja dilakukan dengan cara


(8)

membandingkan target setiap indikator kinerja sasaran dengan realisasinya, indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap kegiatan meliputi indikator masukan (Input), keluaran (Output), dan hasil (Outcome).

Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa Laporan Kinerja Tahunan Pemerintah Kabupaten berdasarkan Perjanjian Kinerja yang telah ditandatangani dan menyampaikannya kepada Gubernur, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Pendayagunaan Aparur Negara dan Reformasi Birokrasi, serta Menteri Dalam Negeri paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir dengan menyajikan Indikator Kinerja Utama yang ditetapkan oleh Kepala Daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama Di Lingkungan Instansi Pemerintah.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah adalah untuk menggambarkan penerapan Rencana Strategis dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi dimasing-masing perangkat daerah, serta keberhasilan capaian saat ini untuk percepatan dalam meningkatkan kualitas capaian kinerja yang diharapkan pada tahun yang akan datang. Melalui penyusunan LKj juga dapat memberikan gambaran penerapan prinsip-prinsip Good Governance, yaitu terwujudnya transparansi dan akuntabilitas dilingkungan Pemerintah Kabupaten Malang. Laporan Kinerja Pemerintah juga untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan pembangunan dan penilaian terhadap kinerja pemerintah selama Tahun 2015 sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malang Tahun 2010-2015, sebagai bahan pengambilan kebijakan, penyusunan rencana program dan pelaksanaan kegiatan yang lebih efektif dan efisien pada tahun-tahun berikutnya.


(9)

C. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis

Karakter Lokasi dan Wilayah

Wilayah Kabupaten Malang terletak pada wilayah dataran tinggi dengan koordinat antara 112O17’10,90” – 122O57’00,00” Bujur Timur, 7O44’55,11” – 8O26’35,45” Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Malang adalah 3.534,86 km2atau 353.486 Ha (sumber : Kab. Malang dalam angka Tahun 2015) terletak pada urutan luas terbesar kedua setelah Kabupaten Banyuwangi dari 38 Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Timur, terdiri dari 33 Kecamatan 12 Kelurahan, 378 Desa, 3.156 Rukun Warga (RW) dan 14.695 Rukun Tetangga (RT), yang tersebar pada wilayah perkotaan dan perdesaan dan terletak antara 0-2000 m dari permukaan laut.

Wilayah datar sebagian besar terletak di Kecamatan Bululawang, Gondanglegi, Tajinan, Turen, Kepanjen, Pagelaran, Pakisaji sebagian Kecamatan Singosari, Lawang, Karangploso, Dau, Pakis, Dampit, Sumberpucung, Kromengan, Pagak, Kalipare, Donomulyo, Bantur, Ngajum, Gedangan. Wilayah bergelombang terletak di wilayah Sumbermanjing Wetan, Wagir dan Wonosari. Daerah terjal perbukitan sebagian besar di Kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembon, Poncokusumo, Jabung, Wajak, Ampelgading dan Tirtoyudo. Secara administrasi wilayah Kabupaten Malang berbatasan dengan : Sebelah Utara : Kabupaten Pasuruan, Probolinggo, Mojokerto dan

Jombang

Sebelah Timur : Kabupaten Lumajang Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

Sebelah Barat : Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri Lingkar dalam : Kota Malang dan Kota Batu

2. Kondisi Topografis

Kabupaten Malang merupakan dataran tinggi yang dikelilingi oleh beberapa gunung dan dataran rendah atau daerah lembah pada ketinggian 250-500 meter dari permukaan laut yang terletak di bagian tengah wilayah Kabupaten Malang. Daerah dataran tinggi merupakan daerah perbukitan kapur (Gunung Kendeng) di bagian Selatan pada ketinggian 0-650 meter dari permukaan laut, daerah lereng Tengger Semeru di bagian timur membujur dari utara ke selatan pada ketinggian 500-3600 meter dari permukaan laut dan daerah lereng Kawi Arjuno di bagian barat pada ketinggian 500-3.300 meter dari permukaan laut. Terdapat 9 gunung dan 1 pegunungan yang menyebar merata di sebelah utara, timur, selatan dan barat wilayah Kabupaten Malang: G. Kelud


(10)

(1.731 m), G. Kawi (2.651 m), G. Panderman (2.040 m), G. Anjasmoro (2.277 m), G. Welirang (2.156 m), G. Arjuno (3.339 m), G.Bromo (2.329 m), G. Batok (2.868 m), G.Semeru (3.676 m), Pegunungan Kendeng (600 m). Dengan kondisi topografi seperti ini mengindikasikan potensi hutan yang besar, memiliki sumber air yang cukup yang mengalir sepanjang tahun melalui sungai-sungainya untuk mengaliri lahan pertanian. Memiliki 18 sungai besar, diantaranya Sungai Brantas sungai terbesar dan terpanjang di Jawa Timur.

Kondisi topografis pegunungan dan perbukitan menjadikan wilayah Kabupaten Malang sebagai daerah yang sejuk dan banyak diminati sebagai tempat tinggal dan tempat peristirahatan. Suhu udara rata-rata berkisar antara 19,1º C hingga 26,6º C. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 71º C hingga 89º C dan curah hujan rata-rata berkisar antara 2 mm hingga 780 mm. Curah hujan rata-rata terendah terjadi pada bulan Juni, dan tertinggi pada bulan Desember.

Struktur penggunaan lahan meliputi: permukiman/kawasan terbangun 22,89%; industri 0,21%; sawah 13,10%; pertanian lahan kering 23,70%; perkebunan 6,21%; hutan 28,75%; rawa/waduk 0,20%; tambak kolam 0,03% padang rumput/tanah kosong 0,30%; tanah tandus/tanah rusak 1,55%; tambang galian C 0,26%; lain-lain 2,82%. (sumber : Kab. Malang dalam angka Tahun 2015).

Secara geografis wilayah Kabupaten Malang merupakan pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah dan pesisir. Klasifikasi pengembangan wilayah adalah hutan bakau, perikanan darat, perkebunan, permukiman dan hutan. Beberapa permasalahan pengembangan wilayah adalah kerusakan alam dan lingkungan seperti banjir, erosi, longsor, kerusakan hutan, kekeringan, alih fungsi lahan, sumber daya manusia yang rendah, pengangguran, terbatasnya ketersediaan lahan. Sedangkan potensi pengembangan wilayah diarahkan ke pengembangan kawasan:

a) Gunung Bromo di Kecamatan Poncokusumo meliputi potensi alam yang sangat indah, aktifitas keagamaan dan acara ritual Yadnya Kasada dari masyarakat Tengger yang memiliki keunikan sendiri, vegetasi yang beragam seperti bunga abadi edelweis, flora fauna yang sangat indah;

b) Gunung Kawi di Kecamatan Wonosari dengan aktifitasnya antara lain adanya mitos dan kepercayaan tentang Gunung Kawi dan komodifikasi budaya termasuk Kirab Budaya Agung, Pesarean yang dikeramatkan, kirab dan gebyar Suroan;

c) Wisata Selorejo di Kecamatan Ngantang yaitu keindahan bendungan yang dikelilingi gunung;


(11)

d) Potensi alam Sendangbiru di Kecamatan Sumbermanjing Wetan memiliki potensi perikanan tangkap dan olahan yang sangat besar.

Untuk efektifitas dan efisiensi percepatan dan pemerataan pembangunan Kabupaten Malang dibagi menjadi 6 Wilayah Pengembangan (WP) :

1) Wilayah Pengembangan lingkar Kota Malang yang berorientasi ke Kota Malang (meliputi Kecamatan Dau, Kecamatan Karangploso, Kecamatan Lawang, Kecamatan Singosari, Kecamatan Pakisaji, Kecamatan Wagir, Kecamatan Tajinan, Kecamatan Bululawang, Kecamatan Pakis), memiliki potensi pengembangan sub sektor perdagangan dan jasa, pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan), industri, pariwisata serta transportasi udara, dengan prioritas pengembangan infrastruktur:

a. Peningkatan akses jalan tembus terkait Kota Malang; b. Pengembangan jalan Malang–Batu;

c. Peningkatan konservasi lingkungan;

d. Peningkatan kualitas koridor jalan Kota Malang - Bandara Abdul Rahman Saleh; dan

e. Pengembangan permukiman.

2) Wilayah Pengembangan Kepanjen dengan pusat di perkotaan Kepanjen (meliputi Kecamatan Kepanjen, Kecamatan Wonosari, Kecamatan Ngajum, Kecamatan Kromengan, Kecamatan Pagak, Kecamatan Sumberpucung, Kecamatan Kalipare, Kecamatan Donomulyo, Kecamatan Gondanglegi, Kecamatan Pagelaran), memiliki potensi pengembangan sub sektor perdagangan dan jasa skala Kabupaten, pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan), peternakan, perikanan darat, industri, pariwisata, kehutanan serta pariwisata pilgrim, dengan prioritas pengembangan infrastruktur:

a. Jalan Lingkar Timur dan penyelesaian Jalan Lingkar Barat Kepanjen; b. Peningkatan akses menuju Gunung Kawi dan Wisata Ngliyep;

c. Jalan penghubung antar sentra ekonomi di perdesaan dengan pusat kecamatan;

d. Percepatan penyelesaian JLS;

e. Peningkatan sediaan air bersih pada kawasan rawan kekeringan; dan f. Pengembangan permukiman.

3) Wilayah Pengembangan Ngantang dengan pusat pelayanan di perkotaan Ngantang (meliputi Kecamatan Ngantang, Kecamatan Pujon, Kecamatan Kasembon), memiliki potensi pengembangan di sub sektor pariwisata antara lain Bendungan Selorejo, pertanian (tanaman pangan, hortikultura dan


(12)

perkebunan), peternakan, industri serta perikanan air tawar, dengan prioritas pengembangan infrastruktur:

a. Jalan menuju sentra produksi pertanian di perdesaan; b. Jalan penghubung dengan Blitar dari Ngantang;

c. Peningkatan pengelolaan tanah pada kawasan rawan longsor sepanjan Pujon–Ngantang–Kasembon–Kandangan;

d. Peningkatan sediaan air di perdesaan dan penunjang irigasi.

4) Wilayah Pengembangan Tumpang dengan pusat pelayanan di perkotaan Tumpang (meliputi Kecamatan Tumpang, Kecamatan Poncokusumo, Kecamatan Wajak, Kecamatan Jabung), memiliki potensi pengembangan sub sektor pariwisata, pertanian (tanaman pangan, sayuran, hortikultura, dan perkebunan), Peternakan, Perikanan serta Industri; dengan prioritas pengembangan infrastruktur:

a. Jalan utama Pakis–Tumpang–Poncokusumo–Ngadas–Bromo; b. Jalan pada pusat ekonomi di perdesaan;

c. Jalan tembus utama antar kecamatan; d. Perbaikan sistem irigasi dan sediaan air.

Di WP ini dikembangkan Kawasan Agropolitan Poncokusumo termasuk pengembangan kawasan wisata menuju Gunung Bromo dan kawasan Minapolitan Wajak.

5) Wilayah Pengembangan Turen dan Dampit (meliputi Kecamatan Turen, Kecamatan Dampit, Kecamatan Tirtoyudo, Kecamatan Ampelgading) dengan pusat pelayanan sosial di Turen, dan pusat pelayanan ekonomi di Dampit, memiliki potensi pengembangan sub sektor pertanian (tanaman pangan dan perkebunan), peternakan, perikanan laut, industri, pariwisata serta kehutanan, dengan prioritas pengembangan infrastruktur:

a. Jalan menuju perdesaan pusat produksi;

b. Jalan menuju pantai selatan (untuk perikanan dan pariwisata);

c. Jalan khusus penunjang ekonomi sekaligus untuk evakuasi bencana (bila terjadi letusan Gunung Semeru) dan kemungkinan tsunami;

d. Peningkatan irigasi dan sediaan air.

Di kawasan ini dikembangkan peternakan kambing Peranakan Etawa (PE). 6) Wilayah Pengembangan Sumbermanjing Wetan dengan pusat pelayanan di

perkotaan Sendangbiru (meliputi Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kecamatan Gedangan, Kecamatan Bantur), memiliki potensi pengembangan sub sektor pertanian (perkebunan, tanaman pangan), perikanan laut, pertambangan, industri, pariwisata serta kehutanan, dengan prioritas pengembangan infrastruktur:


(13)

a. Jalan kearah perdesaan pusat produksi;

b. Jalan menuju pantai selatan terutama ke Sendangbiru dan Bajulmati (untuk perikanan dan pariwisata);

c. Pengembangan pelabuhan berskala nasional;

d. Jalur jalan khusus untuk evakuasi bencana (kemungkinan tsunami); e. Peningkatan irigasi dan sediaan air.

Di kawasan ini dikembangkan Pelabuhan Perikanan Nusantara Sendangbiru dan direncanakan pembangunan pelabuhan umum.

3. Wilayah Rawan Bencana

Dengan kondisi topografis Kabupaten Malang yang bergunung-gunung serta memiliki bentang wilayah yang sangat luas selain memiliki potensi keindahan dan kesuburan juga memiliki potensi rawan bencana banjir, erosi, longsor dan juga tsunami, antara lain:

1) Daerah rawan longsor berada di wilayah sebelah Timur dan Selatan meliputi Kecamatan Tumpang, Jabung, Poncokusumo, Bantur, Gedangan dan Sumbermanjing Wetan;

2) Daerah rawan banjir meliputi wilayah Kabupaten Malang sebelah Barat yaitu Kecamatan Ngantang, Pujon dan Kasembon;

3) Daerah rawan tsunami meliputi wilayah Kabupaten Malang bagian Selatan yaitu Donomulyo, Bantur, Gedangan, Sumbermanjing Wetan dan Ampelgading.

4. Organisasi Perangkat Daerah

Dalam rangka melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan yang menjadi kewenangan daerah, Pemerintah Kabupaten Malang telah membentuk Kelembagaan Perangkat Daerah yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 9 Tahun 2014 tentang tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, selengkapnya sebagai berikut :

a. Staf Ahli

b. Sekretariat Daerah terdiri dari : 1) Asisten Pemerintahan membawahi :


(14)

b) Bagian Tata Pemerintahan Desa; c) Bagian Hukum;

d) Bagian Pertanahan.

2) Asisten Perekonomian dan Pembangunan membawahi : a) Bagian Perekonomian;

b) Bagian Kerjasama;

c) Bagian Administrasi Pembangunan; d) Bagian Pengelola Data Elektronik. 3) Asisten Administrasi membawahi :

a) Bagian Umum dan Protokol; b) Bagian Tata Usaha;

c) Bagian Hubungan Masyarakat; d) Bagian Organisasi.

4) Asisten Kesejahteraan Rakyat membawahi : a) Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat; b) Bagian Administrasi Bina Mental dan Kerohanian. c. Dinas-dinas, terdiri dari:

1) Dinas Pendidikan;

2) Dinas Pemuda dan Olahraga; 3) Dinas Kesehatan;

4) Dinas Sosial;

5) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

6) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; 7) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 8) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;

9) Dinas Bina Marga; 10) Dinas Pengairan;

11) Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang;

12) Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; 13) Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar;

14) Dinas Pertanian dan Perkebunan; 15) Dinas Kelautan dan Perikanan; 16) Dinas Kehutanan;

17) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral; 18) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan;


(15)

d. Lembaga Teknis Daerah 1) Inspektorat Kabupaten; 2) Badan Kepegawaian Daerah;

3) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; 4) Badan Penelitian dan Pengembangan; 5) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik; 6) Badan Lingkungan Hidup;

7) Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan; 8) Badan Pemberdayaan Masyarakat;

9) Badan Pendidikan dan Pelatihan; 10) Badan Keluarga Berencana;

11) Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi; 12) Badan Penaggulangan Bencana Daerah; 13) Badan Perumahan;

14) Badan Pelayanan Terpadu Perizinan 15) Kantor Penanaman Modal;

16) Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; 17) Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan Kepanjen;

18) Rumah Sakit Umum Daerah Lawang;

e. Satuan Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat; f. Kecamatan;

g. Kelurahan.

5. Sumber Daya Manusia Aparatur

Dalam menyelenggarakan kewenangan daerah yang dijabarkan dalam tugas pokok dan fungsi, salah satu pendukung keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan adalah tersedianya Sumber Daya Manusia Aparatur yang memadai sesuai dengan kebutuhan. Adapun Sumber Daya Manusia Aparatur yang melaksanakan tugas pokok fungsi penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Malang adalah sebagai berikut :


(16)

Tabel 1

DATA PEGAWAI KABUPATEN MALANG

GOLONGAN RUANG

JUMLAH PERSENTASE

Tahun Tahun

2012 2013 2014 2015 2012 2013 2014 2015 GOLONGAN I

I/a s.d I/d

Jumlah 449 365 374 298 2,69% 2,26% 2,28% 1,87% GOLONGAN II

II/a s.d II/d

Jumlah 3.247 3.148 3.195 3170 19,46% 19,57% 19,5% 19,89% GOLONGAN III

III/a s.d III/d

Jumlah 5.722 5.308 5.869 5820 34,29% 33% 35,83% 36,52% GOLONGAN IV

IV/a s/d IV/d

Jumlah 7.268 7.268 6.940 6648 43,55% 45,17% 42,37% 41,72% Jumlah PNS 16.686 16.089 16.378 15.936 100% 100% 99,98%

Sumber : Data BKD Kabupaten Malang diolah 31 Desember 2015

Berdasarkan tabel 1 data Pegawai, dapat digambarkan bahwa pada tahun 2015, Pegawai Negeri Sipil (PNS) Golongan IV merupakan kelompok Golongan PNS yang terbanyak dengan persentase 41,72%, dan bila dibandingkan dengan jumlah PNS Golongan IV pada tahun 2014 dengan persentase 42,37%, mengalami penurunan sebesar 0,65% kemudian diikuti Golongan III pada tahun 2015 dengan persentase 36,52% bila dibandingkan dengan jumlah PNS Golongan III pada tahun 2014 sebesar 35,83% mengalami kenaikan sebesar 0,69%. Sedangkan Golongan II pada tahun 2015 sebesar 19,76% apabila dibandingkan PNS Golongan II pada tahun 2014 dengan persentase 19,50% mengalami kenaikan sebesar 0,39%. Selanjutnya untuk PNS Golongan I pada tahun 2015 dengan persentase 1,87% apabila dibandingkan PNS Golongan I pada tahun 2014 dengan presentase sebesar 2,28% mengalami penurunan sebesar 0,41%. Sedangkan dari keseluruhan jumlah PNS pada tahun 2015 sejumlah 15.936 orang apabila dibandingkan dengan jumlah PNS tahun 2014 sejumlah 16.378 orang mengalami penurunan sebesar 2,69%. Hal ini dikarenakan pada tahun 2015 ada penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) baru.


(17)

Grafik Data Pegawai Kabupaten Malang

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah diolah Desember 2015

D.

Capaian

Kinerja Pemerintah Kabupaten Malang Tahun 2014

Sebelum diuraikan perencanaan strategis, perencanaan kinerja dan pengukuran kinerja Tahun 2015 terlebih dahulu disampaikan capaian kinerja Tahun 2014 guna memberikan gambaran terhadap capaian kinerja Tahun 2014 yang merupakan tingkat keberhasilan kinerja Kabupaten Malang pada periode tahun keempat, sejak ditetapkannya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 sebagaimana tertuang dalam Peraturan Bupati Malang Nomor 5 Tahun 2014 yang memuat Capaian Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis dalam mewujudkan Visi Kabupaten Malang Tahun 2010-2015.


(18)

Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2014 yang telah disusun dalam Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Malang Tahun 2014 dan telah disampaikan kepada Presiden melalui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sebagai berikut :

Misi 1 : Mewujudkan Pemahaman & Pengamalan Nilai-nilai Agama, Adat-istiadat dan Budaya

Tujuan : Terwujudnya masyarakat yang berakhlak mulia dan berkesholehan sosial

No Sasaran Strategis /

Kinerja Utama Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian(%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Terwujudnya

kehidupan beragama

yang baik di

lingkungan masyarakat

1. Persentase kesepakatan/reko mendasi hasil pertemuan FKUB yang ditindaklanjuti

100 % 100 % 100 %

2. Tingkat keaktifan Forum Kerukunan

antar Umat

Beragama (FKUB)

100 % 100 % 100 %

Misi 2 : Mewujudkan pemerintahan good governance (tata kelola

kepemerintahan yang baik), clean government (pemerintah yang bersih), berkeadilan, dan demokratis

Tujuan : Meningkatnya kualitas pelayanan pemerintah.

No Sasaran Strategis /Kinerja Utama Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian(%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Meningkatnya

kualitas layanan

publik dan

meningkatnya

kualitas tata kelola (governance)

Pemerintah

Kabupaten Malang

1. Indeks Kepuasan

Masyarakat 78 77,62 99,51 %

2. Opini Badan

Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia WTP WTP 100 %

3. Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Malang

Minimal


(19)

Misi 3 : Mewujudkan Supremasi Hukum dan HAM

Tujuan : Terwujudnya kesadaran dan tertib hukum masyarakat. No Sasaran Strategis /

Kinerja Utama Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian(%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Terpenuhinya hak dan perlindungan hukum terhadap anak serta meningkatnya kepatuhan masyarakat terhadap peraturan perundang-undangan 1. Persentase pengaduan kasus kekerasan anak yang ditindaklanjuti

100 % 100 % 100 %

2. Persentase

Penurunan kasus

pelanggaran Perda 5 % 3,59 % 128,2% Misi 4 : Mewujudkan Kondisi Lingkungan yang Aman, Tertib, dan Damai Tujuan : Terwujudnya kondisi masyarakat yang aman, tertib dan damai. No Sasaran Strategis /

Kinerja Utama Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian(%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Terwujudnya kondisi masyarakat yang aman, tertib, dan

damai serta meningkatnya ketertiban dan keamanan 1. Persentase Penurunan Konflik Politik yang ditangani

15 % 13,3 % 88,67 %

2. Angka kriminalitas

yang tertangani < 5,7 5,3 107,01% Misi 5 : Mewujudkan peningkatan ketersediaan dan kualitas infrastruktur Tujuan : Meningkatnya ketersediaan, kuantitas maupun kualitas infrastruktur

kebinamargaan, pengairan dan keciptakaryaan/permukiman serta energi untuk mendukung aktivitas ekonomi, sosial dan budaya

No Sasaran Strategis /Kinerja Utama Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian(%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Meningkatnya Ketersediaan, kuantitas maupun kualitas infrastruktur kebinamargaan, pengairan dan keciptakaryaan/ permukiman serta energi untuk mendukung aktivitas ekonomi, sosial dan

1. Persentase

penduduk yang mendapatkan air minum

67,20 % 63,62 % 94,67 % 2. Persentase

pemanfaatan ruang yang sesuai dengan RTR yang ditetapkan

45 % 24,41 % 54,24 % 3. Persentase


(20)

budaya Kabupaten dalam kondisi baik 4. Persentase jembatan Kabupaten yang memenuhi standar

39,75% 39,75% 100%

5. Persentase peningkatan ketersediaan rumah layak huni di Kabupaten Malang

1,92% 1,92% 100%

6. Persentase bauran penggunaan energi

baru terbarukan 25 % 25 % 100 %

Misi 6 : Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Produktif dan Berdaya Saing.

Tujuan : Meningkatnya Kualitas dan Produktivitas Sumberdaya Manusia.

No Sasaran Strategis /Kinerja Utama Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian(%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Meningkatnya taraf pendidikan dan kesehatan serta aksesibilitas, kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan

1. Angka Partisipasi Kasar PAUD SD SMP SMA/SMK a. 77,19% b. 113,17 % c. 95,50 % d. 75 %

a.77,19% b.113,17% c.96,39% d.80%

a. 100 % b. 100 % c. 100,93% d. 106,67% 2. Angka Partisipasi

Murni SD SMP SMA/SMK

a. 99,32 % b. 79,83 % c. 62 %

a. 99,32% b. 79,83% c. 65 %

a. 100 % b. 100 % c. 104,83% 3. Angka Melek Huruf 98,81 % 98,81% 100 % 4. Angka Kematian

Ibu (AKI) 100.000 KH118/ 100.000 KH62,28/ 147,22 % 5. Angka Kematian

Bayi (AKB) 24/1000 KH 1000 KH6,09/ 174,62 %

6. Angka Lulus

Sekolah SD SMP SMA/SMK

a. 100 % b. 100 % c. 100 %

a. 100 % b. 100 % c. 100 %

a. 100 % b. 100 % c. 100 %


(21)

Misi 7 : Mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berbasis pertanian dan pemberdayaan masyarakat perdesaan

Tujuan : Meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang lebih merata hingga perdesaan

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Terwujudnya kesejahteraan masyarakat yang lebih merata hingga perdesaan serta meningkatnya kontribusi sektor pendukung PDRB terhadap kesejahteraan masyarakat Persentase capaian indikator kinerja pembangunan a. PDRB ADHB b. PDRB ADHK

c. PDRB ADHB

perkapita d. Pertumbuhan ekonomi e. Inflasi f. Angka kemiskinan g. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) a. 52.695.739 (juta rupiah) b. 19.107.101 (juta rupiah) c. 20.870.732 (rupiah)

d. 6,79 % e. 6,2 % f. 8,8 % g. 73 %

a.65.972.648,56 (juta rupiah) b.52.546.618,59 (juta rupiah) c.26.106.204 (rupiah)

d.5,7 % e. 6 % f. 11,07 % g. 65,59 %

a.

a. 125,2 % b. 275,01% c. 125,08%

d. 83,94 % e. 96,77% f.125,79 % g. 89,84 % Misi 8 : Mewujudkan peningkatan kualitas dan fungsi lingkungan hidup,

serta pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan

Tujuan : Meningkatnya kualitas fungsi lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam

No Sasaran Strategis /Kinerja Utama Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian(%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Meningkatnya kualitas fungsi lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam 1. Persentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang memenuhi baku mutu limbah cair

70 % 60 % 85,71 %

2. Persentase tingkat kelestarian wilayah tambang

2,1 % 2,1 % 100 %

Dengan membandingkan capaian sasaran tahun sekarang dengan tahun sebelumnya diharapkan dapat diketahui tingkat perkembangan baik secara positif maupun negatif terhadap beberapa sasaran yang hendak dicapai.


(22)

Indikator sasaran secara umum yang dicapai tentunya juga ada kaitannya dengan indikator-indikator pada setiap urusan baik wajib maupun pilihan.

Gambaran capaian indikator sasaran secara umum dikaitkan dengan strategi pencapaian Visi dan Misi Kabupaten Malang yang terbagi dalam 8 (delapan) prioritas pembangunan dengan beberapa indikator sasaran antara lain:

Prioritas pertama : Peningkatan infrastruktur untuk mendukung perekonomian dan pariwisata;

Prioritas pertama ini lebih difokuskan pada peningkatan ketersediaan, kuantitas serta kualitas infrastruktur kebinamargaan, pengairan, keciptakaryaan, perumahan, permukiman, energi terbarukan dan listrik perdesaan untuk mendorong perekonomian masyarakat dan daya tarik wisatawan; dengan sasaran kinerja yang dicapai sebagai berikut :

Bidang Kebinamargaan : Jalan di wilayah Kabupaten Malang tahun 2014 yang terdiri dari jalan nasional sepanjang 115,63 km dengan kondisi cukup baik, jalan provinsi sepanjang 110,12 km juga dalam kondisi baik. Untuk jalan kabupaten sepanjang 1.668,76 km secara bertahap kondisinya terus ditingkatkan. Sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas pada tahun 2014 telah ditingkatkan sepanjang 160 km, dan untuk mempertahankan kondisi jalan yang ada telah dilaksanakan pemeliharaan rutin jalan pada sepanjang 450 km dan pemeliharaan berkala sepanjang 284 km. Jalan kabupaten dalam kondisi baik tahun 2013 sepanjang 1.465,67 km atau 87,83% dan pada tahun 2014 naik menjadi 1.550,78 km atau 92,93%.

Peningkatan jembatan sesuai standar di tahun 2013 sepanjang 468 m, pada tahun 2014 menjadi 736 m atau meningkat 268 m. Dari sisi kuantitas, total jembatan kabupaten sebanyak 395 buah, yang memenuhi standar di tahun 2013 sebanyak 138 buah atau 34,94% dan pada tahun 2014 menjadi 157 buah atau naik 39,75%.

Selain kinerja penanganan jalan dan jembatan kabupaten sebagaimana yang disebutkan di atas, maka juga dilakukan penanganan jalan desa di Kabupaten Malang yang tercatat sepanjang 6.907,90 km. Pada tahun 2014 telah dilaksanakan penanganan sepanjang 320 km melalui program pemeliharaan rutin jalan dan peningkatan infrastruktur perdesaan. Sehingga kondisi jalan desa yang berkategori baik pada tahun 2013 sepanjang 4.358,71 km atau 63,10% dan pada tahun 2014 sepanjang 4.475,10 km atau 64,78%.

Selanjutnya untuk peningkatan kenyamanan dan keamanan pengguna jalan terutama di malam hari, maka telah ditingkatkan kualitas dan kuantitas sarana penerangan jalan umum. Pada tahun 2013 sudah terpasang sebanyak 13.081 titik


(23)

lampu jalan, dan di tahun 2014 menjadi 13.556 titik, bertambah 475 titik atau naik 3,63%.

Bidang Transportasi: Dalam upaya meningkatkan kelancaran arus barang dan jasa serta mobilitas orang antar wilayah, maka selain perbaikan sarana dan prasarana jalan, juga dilakukan pengawasan terhadap kelaikan kendaraan bermotor. Pengawasan dimaksud melalui uji kendaraan bermotor dengan peralatan pengujian lulus kalibrasi sesuai ambang batas bagi kendaraan wajib uji agar layak jalan. Pada tahun 2013 telah dilakukan terhadap 44.931 kendaraan wajib uji yang lulus dan pada tahun 2014 sebanyak 47.507 kendaraan wajib uji yang lulus atau naik sebesar 5,73%.

Dalam rangka memenuhi kelengkapan keselamatan bagi pengguna jalan, sudah dilaksanakan penambahan fasilitas kelengkapan jalan, dimana tahun 2013 terdapat fasilitas kelengkapan jalan yang terdiri dari rambu-rambu lalu lintas, Warning Light, Traffic Light, sejumlah 7.912 unit dan pada tahun 2014 menjadi 8.069 unit, atau naik 1,98%. Selain itu, untuk membagi dan mengarahkan arus lalu lintas agar lebih meningkatkan keamanan, keselamatan, dan kelancaran serta ketertiban lalu lintas, maka dibuat marka jalan yang pada tahun 2013 seluas 34.026 m2 dan untuk tahun 2014 menjadi seluas 37.576 m2atau naik 10,43%.

Sebagaimana dimaklumi, bahwa pesatnya kebutuhan transportasi udara khususnya bagi masyarakat Kabupaten Malang dan sekitarnya, dapat dilihat dari lonjakan penumpang dimana pada tahun 2013 jumlah penumpang angkutan udara yang melalui Bandara Abdulrachman Saleh sebanyak 526.036 orang, dan cargo seberat 1.685.417 kg. Pada tahun 2014 jumlah penumpang menjadi 626.638 orang atau mengalami kenaikan 19,12% dan cargo seberat 2.184.441 kg atau mengalami kenaikan 29,61%. Dari sisi frekuensi penerbangan sipil selama tahun 2014, Bandara Abdulrachman Saleh melakukan 5.638 kali penerbangan yang dilayani oleh maskapai penerbangan Garuda Indonesia 1.410 kali, Sriwijaya Air 2.486 kali, Wings Air 688 kali, Citilink 724 kali, dan Kalstar Air 330 kali. Untuk itu, kedepan perlu lebih mengoptimalkan Bandara Abdulrachman Saleh dengan pelibatan secara aktif antar Pemerintah Daerah se-Malang Raya, koordinasi pemerintah dan pemerintah provinsi, sehingga menambah kenyamanan, ketertiban dan keselamatan bagi pengguna moda udara.

Bidang Pengairan: Pembangunan prasarana pengairan yang bertujuan untuk menopang urusan ketahanan pangan dan menunjang sektor pertanian, pengendalian banjir, serta penyediaan air baku, untuk itu telah dilaksanakan peningkatan fungsi jaringan irigasi melalui perbaikan bendung, bangunan air dan pintu air. Pada tahun 2013 telah direhabilitasi dan dipelihara saluran irigasi sepanjang 11.889,88 m; perbaikan pintu air sebanyak 16 buah; dan rehabilitasi embung sebanyak 1 buah.


(24)

Tahun 2014 dilanjutkan dengan melakukan rehabilitasi dan pemeliharaan saluran irigasi sepanjang 4.224,87 m; perbaikan pintu air sebanyak 83 buah; dan rehabilitasi embung sebanyak 1 buah. Sehingga kondisi saluran irigasi dari total sepanjang 887.751 m; pada tahun 2013 sepanjang 517.956,91 m atau sebesar 58,34% dalam kondisi baik, menjadi sepanjang 557.973,98 m di tahun 2014 atau meningkat 62,85% yang mampu mengairi lahan pertanian seluas 46.050,50 ha.

Bidang Keciptakaryaan: Dalam rangka perbaikan kualitas lingkungan permukiman, telah dilakukan pembangunan jalan lingkungan secara bertahap terhadap total panjang jalan lingkungan di Kabupaten Malang sepanjang 5.474,86 km. Tahun 2013 telah dibangun sepanjang 449 km yang sebagian besar didanai dari APBN, dan pada tahun 2014 sepanjang 86,68 km yang bersumber dari APBD Kabupaten Malang. Sedangkan untuk drainase lingkungan permukiman pada tahun 2013 dibangun sepanjang 125,59 km dan tahun 2014 sepanjang 26 km dari total drainase lingkungan permukiman sepanjang 4.846,96 km.

Dalam upaya pelayanan air bersih bagi masyarakat telah dilakukan pelayanan air melalui sistem perpipaan. Pada tahun 2013 untuk masyarakat perkotaan terlayani sebanyak 398.315 jiwa, dan untuk masyarakat perdesaan sebanyak 647.142 jiwa. Selanjutnya pada tahun 2014 untuk masyarakat perkotaan terlayani sebanyak 443.635 jiwa dan masyarakat perdesaan sebanyak 668.492 jiwa, sehingga terjadi kenaikan pelayanan untuk masyarakat perkotaan sebanyak 45.320 jiwa atau sebesar 11,38%, dan masyarakat perdesaan sebanyak 21.350 jiwa atau 3,30%.

Untuk penanganan air limbah domestik melalui program pembangunan sanitasi pelayanan air limbah domestik, pada tahun 2013 telah mencapai 71,9%. Selanjutnya pada tahun 2014 telah mencapai 72,25% atau terjadi kenaikan sebesar 0,35% dari total penduduk Kabupaten Malang.

Untuk pembangunan rumah layak huni bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dilaksanakan melalui Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Program ini pada tahun 2013 telah dibangun sebanyak 1.197 unit rumah dari target 1.230 unit, dan tahun 2014 sebanyak 847 unit dari target sebanyak 864 unit. Sehingga total jumlah rumah layak huni untuk keluarga miskin atau MBR yang dibangun di Kabupaten Malang sampai dengan tahun 2013 sebanyak 35.528 unit menjadi 36.375 unit di tahun 2014 atau naik sebesar 2,38%.

Sedangkan Pembangunan Rumah Susun Sewa (Rusunawa) yang diperuntukkan bagi Kawasan Pendidikan dan Kawasan Pondok Pesantren sampai dengan tahun 2013 sebanyak 10 Twin Block (TB), dan tahun 2014 dibangun 4 TB sehingga secara keseluruhan Pembangunan Rusunawa telah terbangun 14 TB.

Bidang Listrik Perdesaan: Kebutuhan energi listrik sangat penting bagi masyarakat khususnya wilayah yang belum terjangkau PLN. Rasio elektrifikasi di


(25)

Kabupaten Malang pada tahun 2013 sebanyak 567.468 KK atau sebesar 85,40% dan tahun 2014 sebanyak 581.089 KK atau 87,45% meningkat 2,05%. Untuk pengembangan energi terbarukan telah dikembangkan pembangkit listrik tenaga air sebanyak 7 unit, mikro hidro sebanyak 6 unit, dan tenaga surya 1.284 titik untuk penerangan rumah dan jalan di daerah terpencil. Sedangkan untuk biogas pada tahun 2013 telah dibangun sebanyak 5.393 unit biodigester, tahun 2014 sebanyak 5.692 unit biodigester atau meningkat 5,54%.

Prioritas Kedua : Memacu ekonomi andalan dan pengembangan produk unggulan dengan mengarusutamakan koperasi dan UMKM;

Prioritas kedua ini diarahkan pada percepatan pertumbuhan ekonomi unggulan dan andalan yang pada tahun 2014 difokuskan peningkatan pertumbuhan sektor pertanian dalam arti luas untuk menjaga stabilitas ketahanan pangan, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani serta nelayan.

Adapun tujuan prioritas ini meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang lebih merata khususnya di perdesaan melalui pertumbuhan sektor pertanian dalam arti luas, sektor industri, sektor perdagangan dan sektor pariwisata yang ditopang oleh peran UMKM dan koperasi, dengan capaian atas sasaran kinerja sebagai berikut :

Bidang Pertanian dan Perkebunan :Hasil pembangunan pertanian tanaman pangan antara lain peningkatan produksi padi, yang pada tahun 2013 mencapai 461.291 ton, dan pada tahun 2014 sebesar 461.306 ton. Produksi perkebunan yang terdiri dari tembakau, tebu rakyat, kelapa, kopi, kakao, cengkeh, teh, kapuk randu, jambu mente, kenanga dan vanili, dengan total produksi tahun 2013 sebanyak 441.601 ton, dan pada tahun 2014 menjadi 442.175 ton atau naik 0,13%. Untuk produk olahan hasil perkebunan, berupa gula pasir pada tahun 2013 sebanyak 327.771 ton, dan tahun 2014 sebanyak 328.197 ton atau naik 0,13%. Selanjutnya pendapatan perkapita petani tanaman pangan pada tahun 2014 mencapai Rp.11.917.181,- sedangkan pendapatan petani tanaman perkebunan sebesar Rp.13.901.517,- .

Bidang Peternakan: Setiap tahunnya terjadi peningkatan produk-produk perternakan, yang dapat dilihat dari peningkatan produksi daging, susu dan telur, serta pendapatan peternak itu sendiri. Populasi sapi potong tahun 2013 sebesar 189.145 ekor pada tahun 2014 meningkat menjadi 199.453 ekor atau sebesar 5,45%. Peningkatan ini didukung oleh keberhasilan program Inseminasi Buatan (IB) yang dilihat dari jumlah kelahiran dari hasil IB sapi potong pada tahun 2013 sebanyak 57.382 ekor dan pada tahun 2014 menjadi 58.831 ekor atau meningkat 2,53%. Jika diasumsikan harga anak sapi lepas sapih senilai Rp.5.000.000,- per ekor, maka nilai


(26)

tambah yang diukur dari total pendapatan peternak sapi potong yang mengikuti program IB di Kabupaten Malang pada tahun 2014 mencapai Rp.294.155.000.000,-. Sedangkan untuk populasi sapi perah pada tahun 2013 sebanyak 72.217 ekor dan di tahun 2014 menjadi 75.683 ekor atau mengalami kenaikan sebesar 4,80%. Populasi kambing dan domba tahun 2013 sebanyak 255.766 ekor, pada tahun 2014 sebanyak 266.617 ekor atau meningkat 4,24%. Populasi unggas yang terdiri dari ayam petelur, ayam pedaging, ayam buras, itik dan entok pada tahun 2013 sebanyak 21.426.071 ekor dan pada tahun 2014 menjadi 23.285.809 ekor atau meningkat 8,68%.

Dari populasi tersebut, Kabupaten Malang telah berswasembada produk-produk peternakan berupa daging, susu dan telur. Adapun produksi daging sapi, kambing dan unggas pada tahun 2013 mencapai 21.866,55 ton dan tahun 2014 sebanyak 22.325,74 ton, atau mengalami kenaikan sebesar 2,10%. Produksi telur tahun 2013 sebesar 25.080,21 ton dan pada tahun 2014 menjadi 27.510,13 ton atau mengalami kenaikan sebesar 9,69%. Produksi susu pada tahun 2013 sebesar 116.033,57 ton dan pada tahun 2014 menjadi sebesar 117.235,67 ton atau terjadi kenaikan sebesar 1,04%.

Dari uraian tersebut di atas, secara keseluruhan pendapatan per kapita peternak mengalami kenaikan cukup signifikan, yaitu peternak sapi potong tahun 2013 sebesar Rp.13.380.660,- pada tahun 2014 menjadi Rp.14.028.642,- atau meningkat 4,84%. Pendapatan peternak sapi perah tahun 2013 sebesar Rp.14.575.600,- dan tahun 2014 menjadi Rp.14.938.382 atau meningkat 2,49%. Sedangkan pendapatan peternak unggas pada tahun 2013 sebesar Rp.14.108.400,- dan pada tahun 2014 menjadi Rp.14.938.382,- atau meningkat 5,88%.

Bidang Kelautan dan Perikanan: Kinerja pembangunan pada bidang kelautan dan perikanan dapat dilihat dari total produksi perikanan pada tahun 2013 sebesar 28.019,45 ton yang meliputi produksi ikan tangkap sebesar 10.949,29 ton dan budidaya sebesar 17.070,16 ton. Pada tahun 2014 total produksi perikanan sebesar 30.633,51 ton yang terdiri dari produksi ikan tangkap sebesar 11.077,66 ton dan ikan hasil budidaya sebesar 19.555,84 ton atau secara keseluruhan naik 9,33%. Sedangkan untuk produksi olahan ikan pada tahun 2013 sebesar 5.856,22 ton pada tahun 2014 sebesar 6.355,75 ton atau meningkat 8,53%.

Pendapatan perkapita nelayan pada tahun 2013 mencapai Rp.24.625.000,-kemudian pada tahun 2014 menjadi Rp.25.158.000,- atau meningkat 2,16%. Untuk pendapatan perkapita pembudidaya perikanan pada tahun 2013 sebesar Rp.14.717.700,- dan pada tahun 2014 menjadi Rp.16.687.155,- atau meningkat 13,38%. Sementara pendapatan perkapita pengolah ikan pada tahun 2013 sebesar


(27)

Rp.18.144.532,- pada tahun 2014 menjadi Rp.19.143.000,- atau meningkat 5,50%. Peningkatan pendapatan dimaksud antara lain dipengaruhi oleh peningkatan konsumsi ikan masyarakat Kabupaten Malang pada tahun 2013 sebesar 21,47 kg perkapita per tahun, dan pada tahun 2014 menjadi 22,85 kg perkapita per tahun atau meningkat sebesar 6,43%.

Meningkatnya kinerja sektor pertanian dalam arti luas berdampak pada peningkatan ketahanan pangan pada tahun 2014 sebagaimana diuraikan di atas. Hal ini dapat dilihat dari beberapa komoditas pangan utama yang menunjukkan kondisi surplus yaitu: surplus beras sebesar 71.409 ton, surplus jagung 225.799 ton, surplus ubi kayu 238.573 ton, surplus gula 269.996 ton, dan surplus daging 16.348 ton, serta surplus susu 101.912 ton.

Selain kondisi di atas, indikator lain untuk mengukur kinerja ketahanan pangan adalah skor Pola Pangan Harapan (PPH), yang pada tahun 2013 mencapai 87 dan pada tahun 2014 sebesar 87,30 dari skor ideal PPH yaitu 100. Untuk Angka Kecukupan Protein (AKP), pada tahun 2013 mencapai 51,90 gram/kapita/hari atau 99,81% dan pada tahun 2014 sebesar 52,10 gram/kapita/hari atau 100,19% dibandingkan standar nasional sebesar 52 gram/kapita/hari. Sedangkan Angka Kecukupan Energi (AKE) dibandingkan dengan standar nasional yaitu sebesar 2.000 kilokalori/kapita/hari pada tahun 2013 mencapai 1.853 kilokalori/kapita/hari atau 92,65% dan pada tahun 2014 mencapai 1.912,4 kilokalori/kapita/hari meningkat menjadi 95,62%.

Bidang Kehutanan: Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat bidang kehutanan telah dilaksanakan pembinaan kepada masyarakat dalam pengembangan usaha perhutanan dan pengembangan hutan rakyat. Produksi hasil hutan rakyat pada tahun 2013 berupa kayu sebanyak 135.980 m3 dan tahun 2014 menjadi 302.586 m3 atau menigkat 122,52% seiring dengan tertibnya pemerintah desa dalam memberikan laporan. Sedangkan produksi hasil hutan yang berasal dari hutan negara, komoditas kayu pada tahun 2013 sebanyak 37.718 m3 dan pada tahun 2014 menjadi 23.279 m3, getah pinus tahun 2013 sebanyak 801,17 ton, kemudian tahun 2014 menjadi 929,21 ton.

Bidang Industri: Kemajuan pembangunan industri dapat dilihat dari perkembangan beberapa indikator, antara lain unit usaha industri pada tahun 2013 sebanyak 21.895 unit usaha dan tahun 2014 menjadi 22.234 unit usaha, atau meningkat 1,55%. Tenaga kerja yang terserap dari bidang industri di tahun 2013 sebanyak 160.222 orang dan pada tahun 2014 menjadi 162.237 orang, atau naik sebesar 1,26%. Perkembangan industri tersebut terbagi menjadi industri formal dan informal, sektor formal tahun 2013 sebanyak 1.767 unit usaha, dan pada tahun


(28)

2014 menjadi 1.804 unit usaha, atau meningkat 2,09%. Tenaga kerja yang terserap di sektor industri formal juga mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebanyak 105.651 orang, menjadi 107.121 orang pada tahun 2014 atau meningkat 1,39%. Sedangkan pada industri informal dan industri rumah tangga juga menunjukkan adanya peningkatan dari tahun 2013 sebanyak 20.128 unit dan pada tahun 2014 menjadi 20.430 unit atau meningkat 1,50%. Penyerapan tenaga kerja dari sektor ini pada tahun 2013 sebanyak 54.571 orang dan pada tahun 2014 menjadi 55.116 orang atau bertambah sebesar 1%.

Bidang Perdagangan: Perkembangan kinerja sektor perdagangan juga menunjukkantrendyang terus meningkat, hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator yaitu: Tanda Daftar Perusahaan (TDP) pada tahun 2013 sebanyak 19.495 perusahaan dan tahun 2014 secara kumulatif menjadi sebanyak 20.598 perusahaan atau meningkat 5,66%. Nilai ekspor pada tahun 2013 sebesar US$.338.273.135,89 pada tahun 2014 menjadi US$.345.541.449,41 atau meningkat 2,15%. Selanjutnya nilai impor pada tahun 2013 sebesar US$.71.671.674,94 dan pada tahun 2014 sebesar US$.76.000.142,85 atau naik 6,04%. Dengan demikian, angka neraca perdagangan selama tahun 2014 mengalami surplus US$.269.541.306,56.

Bidang Investasi:Total investasi dalam kerangka Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tahun 2013 sebesar Rp. 6.326.277.000.000,-. dan tahun 2014 total nilai investasi meningkat menjadi Rp. 6.346.277.158.745,- atau naik 0,32%. Peningkatan nilai investasi tersebut disebabkan masuknya PMA baru dari Korea Selatan yaitu PT. Hong In Rubber. Penambahan nilai penanaman modal dimaksud memberikan dampak untuk penyerapan tenaga kerja, yaitu pada tahun 2013 sebanyak 24.802 orang yang diserap oleh PMA/PMDN, sedangkan pada tahun 2014 menyerap tenaga kerja sebanyak 25.052 orang. Untuk nilai investasi sektor industri formal pada tahun 2013 sebesar Rp. 2.684.923.643.000,- dan tahun 2014 mencapai Rp. 2.729.225.460.000,- meningkat Rp. 44.301.817.000,- atau 1,65%.

Bidang Pariwisata: Dalam rangka pengembangan sektor pariwisata telah dikembangkan destinasi agro-ekowisata, wisata budaya, dan wisata buatan. Upaya tersebut menarik banyak wisatawan yang ditunjukkan dengan kunjungan pada tahun 2013 sebanyak 2.384.478 orang terdiri dari 2.362.584 orang wisatawan nusantara dan 21.895 orang wisatawan mancanegara. Tahun 2014 menjadi 2.905.536 orang atau naik 21,85%, yang terdiri dari 2.868.977 orang wisatawan nusantara dan 36.559 orang wisatawan mancanegara. Untuk pengembangan wisata budaya dapat dilakukan melalui pembinaan seni budaya lokal yang


(29)

berlandaskan nilai-nilai luhur bangsa agar dapat dinikmati oleh para wisatawan dalam dan luar negeri. Dalam rangka peningkatan destinasi pariwisata utamanya wisata alam, maka telah dan sedang dikembangkan konsep pariwisata berbasis ekologi yaitu Taman Buah Jeru Tumpang, kampung Ekowisata Desa Bendosari Kecamatan Pujon, Wisata Mangrove di Desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Wetan dan Desa Wisata Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo.

Bidang Koperasi dan UMKM :Perkembangan koperasi dan UMKM ditandai dengan meningkatnya jumlah koperasi yang pada tahun 2013 sebanyak 1.095 koperasi dan tahun 2014 menjadi 1.104 koperasi, atau naik 0,82%. Jumlah anggota koperasi pada tahun 2013 sebanyak 265.788 orang, pada tahun 2014 menjadi 273.070 orang atau bertambah sebanyak 7.282 orang. Nilai aset pada tahun 2013 mencapai Rp. 1.378.462.939.000,- dengan volume usaha mencapai Rp. 1.704.325.149.000,- dan Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp. 29.110.571.000,- yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 4.679 orang. Sedangkan pada tahun 2014, aset koperasi mencapai Rp. 1.485.346.075.000,-atau terjadi kenaikan 7,75% dari tahun 2013. Adapun volume usahanya mencapai Rp. 1.890.928.632.000,- atau naik sebesar 10,95% dan SHU sebesar Rp. 33.263.263.000,- atau naik 14,27% dengan serapan tenaga kerja sebesar 4.776 orang atau naik 2,07%. Khusus koperasi wanita, sampai dengan tahun 2014 telah terbentuk 398 lembaga koperasi dengan jumlah anggota mencapai 31.724 orang, dan total nilai aset Rp. 39.010.488.000,- serta volume usaha selama tahun 2014 mencapai Rp. 43.938.556.000,-.

Untuk jumlah UMKM tahun 2013 sebanyak 406.180 unit, menjadi 414.516 unit pada tahun 2014 atau meningkat sebesar 2,05% dengan omset pada tahun 2013 sebesar Rp.29.068.087.000.000,- dan pada tahun 2014 sebesar Rp. 41.848.153.300.000 atau naik 43,97%. Pada tahun 2013, UMKM menyerap tenaga kerja sebanyak 1.102.539 orang dan tahun 2014 sebanyak 1.225.043 orang atau naik 11,11%. Untuk pembinaannya dilakukan melalui Konsultasi Bisnis oleh Klinik KUMKM dan sarana promosi pemasaran di Griya KUMKM, serta permodalan melalui dana bergulir yang telah menerapkan pola pengelolaan keuangan BLUD secara penuh di akhir tahun 2014.

Prioritas ketiga: Menjaga situasi dan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat yang senantiasa kondusif dan harmonis serta tidak terjadinya SARA;

Hal tersebut bertujuan mewujudkan kondisi masyarakat yang aman, tertib, damai dan berkesadaran hukum yang tinggi serta mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia dan berkeshalehan sosial; dengan sasaran kinerja yang dicapai sebagai berikut:


(30)

Bidang Keamanan dan Ketertiban: Secara umum upaya mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat sudah dilakukan secara maksimal melalui komunikasi dan koordinasi dengan para pimpinan di daerah sehingga dapat dirasakan hasilnya. Sebagai contoh lancarnya pemilihan umum secara langsung baik Legislatif dan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2014. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa, masih terjadi sedikit gangguan Kamtibmas sepanjang tahun 2014, tetapi masih dalam batas-batas yang dapat diatasi dan dikendalikan melalui komunikasi dan koordinasi tersebut.

Dalam kesempatan yang baik ini, saya juga menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada jajaran TNI dan POLRI atas kerjasama yang baik selama ini dalam upaya menciptakan kondisi keamanan dan ketertiban baik di wilayah Kabupaten Malang maupun Malang Raya. Tidak lupa juga, kami sampaikan terima kasih kepada seluruh unsur Forum Koordinasi Pimpinan di Daerah (FORKOPIMDA), Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) dan Tim Terpadu Penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri yang secara rutin menyampaikan laporan tentang situasi dan kondisi keamanan di wilayah Kabupaten Malang kepada Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan di Jakarta sebagaimana Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri Tahun 2014, sehingga dapat tercipta situasi dan kondisi keamanan wilayah di Kabupaten Malang yang aman, tertib dan kondusif, termasuk pada saat pelaksanaan pemilihan umum sampai dengan pelantikan di tahun 2014.

Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia: Upaya pemerintah untuk menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih (good governance and clean government) yang secara universal diyakini menjadi prinsip yang diperlukan untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dalam hal mewujudkan kepastian hukum, dimana pada tahun 2014 telah diterbitkan sebanyak 13 Peraturan Daerah, 36 Peraturan Bupati dan 771 Keputusan Bupati sebagai landasan untuk menjalankan kegiatan agar memiliki kepastian hukum.

Dalam upaya menegakkan Peraturan Daerah dan menekan jumlah pelanggaran, maka dilakukan upaya pendekatan secara persuasif lewat pembinaan dan sosialisasi sebanyak 4 kali untuk SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang dan penyuluhan hukum kepada 28 desa pada tahun 2014. Khusus untuk reklame insidentil telah dilakukan penertiban sejumlah 4.814 buah, sedangkan reklame terbatas sejumlah 258 buah yang 85 diantaranya telah dibongkar, 121 harus mengurus izin kembali, dan 52 kasus dalam proses sidang tindak pidana ringan.


(31)

Bidang Keagamaan: Peningkatan kualitas kehidupan sosial yang berlandaskan agama dan kepercayaan pada dasarnya telah menunjukkan perkembangan yang positif. Hal ini terlihat dari animo masyarakat yang semakin tinggi dalam melaksanakan dan mengikuti berbagai aktivitas sosial keagamaan. Kondisi tersebut nampak pada jumlah kegiatan keagamaan yang dilaksanakan oleh masyarakat pada tahun 2013 sebanyak 250 kegiatan, dan pada tahun 2014 menjadi 285 kegiatan atau meningkat sebesar 14%. Jumlah jamaah haji asal Kabupaten Malang tahun 2013 sebanyak 1.536 orang, namun tahun 2014 menjadi 1.462 orang atau turun 4,82% sebagai dampak pengurangan kuota haji oleh Pemerintah Arab Saudi.

Dalam mewujudkan pengamalan nilai-nilai agama, pemerintah daerah bersama tokoh dan pimpinan organisasi keagamaan serta masyarakat, secara terus menerus berupaya untuk meningkatkan kemudahan umat beragama dalam menjalankan ibadahnya. Pembangunan fasilitas peribadatan terus menjadi perhatian bersama, yang dilihat dari jumlah tempat ibadah dan sarana pendidikan keagamaan di Kabupaten Malang sampai dengan tahun 2014 telah tercatat sebanyak 16.583 unit, yang terdiri dari Masjid 2.054 unit, Langgar/musholla 11.176 unit, Gereja 329 unit, Pura 40 unit, Vihara 29 unit, Klenteng 2 unit, Pondok Pesantren 579 unit, dan TPQ/TPA 2.374 unit.

Dalam upaya membina toleransi dan kerukunan hidup beragama, maka telah dilaksanakan kegiatan pembinaan umat beragama melalui kerja sama dan komunikasi dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Malang yang diharapkan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan umat secara musyawarah dan mufakat.

Prioritas keempat : Peningkatan pelayanan pendidikan dalam rangka kemudahan akses untuk percepatan capaian indeks pendidikan;

Tujuan utama prioritas keempat ini agar masyarakat semakin mudah dalam mengakses layanan pendidikan dengan sasaran kinerja yang dicapai sebagai berikut:

Bidang Pendidikan: Untuk mendukung Program Pendidikan Dasar 9 Tahun, salah satu strategi yang dilaksanakan adalah pengembangan sekolah di wilayah terpencil dan sulit transportasi yaitu SD-SMP Satu Atap, sehingga memberikan kemudahan bagi anak-anak yang berdomisili di wilayah tersebut. Sampai dengan tahun 2014 telah tersedia 28 SD-SMP Satu Atap, selain itu untuk meningkatkan pelayanan pendidikan telah dilaksanakan pula kegiatan pembangunan dan rehabilitasi ruang kelas untuk SD, SMP, SMA/SMK Negeri maupun Swasta yang tersebar di 33 kecamatan. Pada tahun 2014 dilaksanakan kegiatan rehabilitasi dan


(32)

pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) bersumber dari DAK 2014, untuk jenjang SD telah direhabilitasi pada 67 lembaga, pembangunan ruang kelas baru pada 11 lembaga, sedangkan dari sumber belanja hibah/bantuan tahun 2014 untuk jenjang SD swasta mendapatkan rehabilitasi 36 lokal, pembangunan ruang kelas baru 7 lokal dan pembangunan perpustakaan sebanyak 24 unit. Untuk jenjang SMP Negeri telah dilaksanakan rehabilitasi ruang kelas pada 14 lembaga, dan untuk SMP Swasta telah direhabilitasi ruang kelas sebanyak 19 lembaga, pembangunan RKB 11 lembaga. Selanjutnya untuk tingkat SMA Negeri telah direhabilitasi sebanyak 5 lembaga, dan dibangun RKB pada 9 lembaga. Untuk SMA Swasta sudah direhabilitasi ruang kelas pada 12 lembaga, pembangunan ruang kelas baru di 2 lembaga, sedangkan SMK Negeri direhabilitasi ruang kelas sebanyak 8 lokal untuk 2 lembaga, RKB sebanyak 25 lokal kelas baru di 7 lembaga serta pembangunan laboratorium sebanyak 6 lembaga.

Terkait dengan kualifikasi atau kompetensi guru dan tenaga kependidikan lainnya manakala dilihat dari jumlah sertifikasi pendidik hingga tahun 2013 sudah mencapai 13.294 orang. Pada tahun 2014 menjadi 13.985 orang atau naik 5,20%.

Dilihat dari hasil ujian nasional dan ujian sekolah SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA baik Negeri maupun Swasta, tingkat kelulusan dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan. Pada tahun ajaran 2013/2014, tingkat kelulusan SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA sangat menggembirakan. Angka kelulusan jenjang SD/MI tahun 2013 sebesar 100% dan pada tahun 2014 dipertahankan sebesar 100%, SMP/MTs tahun 2013 sebesar 99,99% dan pada tahun 2014 menjadi 100%. Tingkat SMA/MA tahun 2013 sebesar 99,90% dan untuk tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,07% menjadi 99,97%. Sedangkan pada jenjang SMK pada tahun 2013 kelulusan sebesar 100% dan tahun 2014 dapat dipertahankan 100%.

Angka Partisipasi Kasar (APK) yaitu prosentase jumlah siswa dibanding dengan jumlah penduduk usia sekolah pada satu jenjang pendidikan. APK PAUD pada tahun 2013 sebesar 62,27% dan pada tahun 2014 sebesar 78,73%, APK SD/MI pada tahun 2013 sebesar 113,19%, tahun 2014 menjadi sebesar 113,17%. APK SMP/MTs pada tahun 2013 sebesar 96,41%, dan tahun 2014 menjadi 96,43%. APK SMA/SMK/MA pada tahun 2013 sebesar 55,62%, tahun 2014 menjadi 59,34%.

Sedangkan untuk Angka Partisipasi Murni (APM) yaitu prosentase jumlah siswa usia sekolah dibanding jumlah penduduk usia sekolah pada satu jenjang pendidikan. APM SD/MI pada tahun 2013 sebesar 99,29%, tahun 2014 meningkat menjadi sebesar 99,32%. APM SMP/MTs pada tahun 2013 sebesar 79,80%, dan tahun 2014 meningkat menjadi sebesar 79,83%. APM SMA/SMK/MA pada tahun 2013 sebesar 44,51% dan tahun 2014 meningkat menjadi 47,38%. Capaian kinerja tersebut masih perlu ditingkatkan di masa mendatang melalui kerja keras bersama


(33)

terutama untuk jenjang SMP/MTs, SMA/SMK/MA. Tingkat serapan lulusan pendidikan kejuruan pada dunia kerja menunjukkan peningkatan, pada tahun 2013 sebanyak 9.066 lulusan dan tahun 2014 sebanyak 9.906 lulusan atau meningkat 9,27%.

Bidang Kepemudaan dan Olahraga : Pemerintah Kabupaten Malang senantiasa memfasilitasi berbagai kegiatan kepemudaan dan olah raga. Melalui program pembinaan dan pemasyarakatan olah raga, telah dilakukan pembinaan terhadap cabang-cabang olahraga berprestasi maupun olah raga kemasyarakatan sebanyak 257 atlet dari berbagai cabang olah raga, dan pelaksanaan lomba olah raga rekreasi serta olah raga tradisional yang pada tahun 2013 diikuti oleh 825 peserta menjadi 1.023 peserta di tahun 2014. Program peningkatan sarana dan prasarana olah raga, berupa pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana olah raga termasuk Stadion Kanjuruhan Kepanjen dan Kahuripan Turen yang akan tetap menjadi perhatian kita bersama. Khusus program peningkatan peran serta kepemudaan, antara lain pengembangan Pemuda Pelopor sesuai bidangnya dan mengikutkan pada Jambore Pemuda Indonesia sebanyak 2 orang di tahun 2013 menjadi 5 orang pada tahun 2014.

Bidang Pengarusutamaan Gender dan Perlindungan Anak: Peran serta perempuan dalam proses pembangunan di segala bidang ditandai dengan kesempatan bagi perempuan di lembaga pemerintah sebesar 49,99% dari 16.378 PNS, untuk DPRD sebesar 18% dari 50 anggota. Sedangkan partisipasi perempuan di lembaga non pemerintahan atau sektor informal tercatat 560.613 orang perempuan atau 62,12% dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja perempuan sebesar 902.479 orang. Pemenuhan hak-hak anak untuk capaian indikator Kabupaten Layak Anak (KLA) yang meliputi pencatatan kelahiran sebanyak 1.009.504 anak, pelayanan kesehatan dan pendidikan termasuk 10 lembaga pendidikan berkebutuhan khusus, 6 sekolah dasar inklusif, serta partisipasi anak melalui forum anak tingkat kecamatan dan kabupaten dalam musyawarah perencanaan pembangunan.

Prioritas kelima : Peningkatan pelayanan kesehatan dalam rangka kemudahan akses untuk percepatan capaian indeks kesehatan;

Tujuan utama dari prioritas ini yaitu agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan lebih mudah, berkualitas dan terjangkau; dengan sasaran kinerja yang dicapai sebagai berikut:

Bidang Kesehatan : Dalam upaya meningkatkan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sampai dengan tahun 2014 telah dilaksanakan optimalisasi fungsi 39 puskesmas, menyiagakan 93 puskesmas pembantu, 58 puskesmas keliling, 14 ambulans serta melakukan penguatan terhadap 2.816


(34)

posyandu, dan peningkatan status polindes menjadi ponkesdes untuk dikukuhkan masing-masing pada 390 desa/kelurahan siaga. Pada tahun 2013 telah dilakukan pengembangan dan rehabilitasi RSUD Lawang, rehabilitasi 13 puskesmas beserta fasilitas pengolahan air limbah untuk 30 puskesmas, 3 rumah dinas dokter, 31 puskesmas Pembantu dan 2 ponkesdes. Tahun 2014 dilanjutkan dengan peningkatan status RSUD Lawang dari tipe D menjadi tipe C sekaligus penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) secara bertahap, rehabilitasi 20 puskesmas, 44 puskesmas pembantu dan pembangunan laboratorium kesehatan beserta fasilitas pengolahan air limbahnya.

Adapun indikator kinerja lain bidang kesehatan antara lain adalah Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2013 sebesar 4,68 per seribu kelahiran hidup, dan tahun 2014 sebesar 6,09 per seribu kelahiran hidup. Kenaikan AKB ini berdasarkan hasil evaluasi lebih banyak disebabkan oleh lemahnya kompetensi petugas dalam kegawatdaruratan neonatal di puskesmas, sehingga mulai tahun 2015 ini sedang digiatkan upaya peningkatan kemampuan dan keterampilan petugas di lapangan. Sedangkan angka kematian ibu melahirkan pada tahun 2013 sebesar 94,52 per seratus ribu kelahiran hidup, pada tahun 2014 turun menjadi 62,28 per seratus ribu kelahiran hidup. Prosentase balita dengan status gizi kurang pada tahun 2013 sebanyak 0,92%, dan pada tahun 2014 turun menjadi 0,87%. Dilihat dari indikator kecamatan bebas rawan gizi, pada tahun 2013 sudah mencapai 100% dan tahun 2014 dapat dipertahankan tetap 100%.

Status kesehatan masyarakat sebagai akumulasi kinerja dari pelaksanaan program-program bidang kesehatan, yang antara lain dapat dinilai melalui indikator Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) berdasarkan publikasi dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Rebuplik Indonesia, IPKM Kabupaten Malang pada tahun 2013 sebesar 68,97, naik bila dibandingkan tahun 2007 sebesar 54,08 dan pada tahun 2014 belum dilakukan survei. Umur Harapan Hidup (UHH) di Kabupaten Malang tahun 2013 sebesar 69,70 dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 69,87. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan bidang kesehatan di samping dari sentuhan melalui program-program pemerintah, juga yang paling dominan adalah semakin meningkatnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta kesehatan mandiri. Tingginya tingkat kesadaran dimaksud antara lain dapat dilihat dari data BPJS Kesehatan Kabupaten Malang, untuk cakupan jaminan kesehatan penduduk Kabupaten Malang sampai akhir tahun 2014 tercatat sebanyak 1.478.008 orang atau 58,48% dari jumlah penduduk menurut Badan Pusat Statistik.

Bidang Keluarga Kecil yang Berkualitas : Upaya peningkatan kualitas keluarga yang dilaksanakan melalui Program Keluarga Berencana, Pasangan Usia


(35)

Subur (PUS) terus mengalami penyesuaian seiring dengan dinamika jumlah penduduk. Pasangan Usia Subur pada tahun 2013 sebanyak 522.800 pasangan, selanjutnya pada tahun 2014 sebanyak 521.995 pasangan atau turun 0,15%. Sedangkan Pasangan Usia Subur yang menjadi peserta KB Aktif pada tahun 2013 sebesar 401.087 akseptor atau 76,70% dan tahun 2014 sebanyak 397.748 akseptor atau 76,20%, yang penurunannya disebabkan terutama kepesertaan PUS secara mandiri dalam program KB atau menggunakan jasa medis non-pemerintah sehingga tidak terekam dalam basis data. Untuk tingkat kelahiran tahun 2013 sebanyak 2,20% dan tahun 2014 menurun sebesar 2,15%.

Prioritas keenam : peningkatan pelayanan publik melalui reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik, serta peningkatan pelayanan perizinan usaha dan administrasi kependudukan;

Tujuan prioritas keenam ini dimaksudkan agar semakin meningkatnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat; dengan sasaran kinerja yang dicapai sebagai berikut :

Bidang Perizinan :Prinsip pelayanan perizinan adalah cepat, tepat, murah, transparan, tidak diskriminatif dan sederhana, maka perlu diikuti dengan pola-pola pelayanan yang inovatif misalnya pelayanan keliling (on the spot), pelayanan paralel baik yang dilaksanakan pada pra pelayanan, saat pelayanan maupun pasca pelayanan, serta pelimpahan wewenang pelayanan administrasi perizinan dari Bupati Malang kepada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu. Sampai dengan tahun 2013 sebanyak 37 jenis izin dan ditingkatkan menjadi 61 jenis izin di tahun 2014. Pada tahun 2013 diterbitkan perizinan sebanyak 8.089 buah izin, sedangkan pada tahun 2014 sebanyak 7.053 buah izin dengan perincian, 3.429 izin mendirikan bangunan, 334 izin HO, 383 IPPT, 835 izin reklame, 504 izin trayek, 1.230 izin usaha perdagangan dan 338 jenis izin lain lain.

Bidang Pencatatan Sipil : Peningkatan pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dilaksanakan mekanisme jemput bola di 33 kecamatan serta penyederhanaan prosedur dan mengutamakan kecepatan pelayanan melalui teknologi infomatika dengan menerapkan sistem kependudukan berbasis perekaman biometrik Kartu Tanda Penduduk elektronik (KTP-el), pada tahun 2013 telah dilayani perekaman biometrik sebanyak 1.700.817 orang dari kuota 1.693.955 orang atau 100,41% dan telah di distribusikan kepada masyarakat sebanyak 1.628.908 keping, kemudian pada akhir tahun 2014 telah dilakukan perekaman biometrik sebanyak 47.357 orang atau secara kumulatif yang telah dilakukan perekaman biometrik KTP-el sebanyak 1.713.763 orang dan telah terdistribusikan sebanyak 1.629.930 keping. Untuk pelayanan Kartu Keluarga (KK) pada tahun


(36)

2013 sebanyak 887.122 KK, dan tahun 2014 menjadi 902.800 KK atau meningkat 1,77%. Peningkatan tersebut disebabkan antara lain karena upaya perbaikan pelayanan, dan terutama dari kesadaran masyarakat sendiri yang bertambah. Sedangkan untuk penerbitan akta kelahiran tahun 2013 sebanyak 60.986 kutipan dan tahun 2014 sebanyak 59.183 kutipan.

Bidang Perpustakaan :Peningkatan pelayanan perpustakaan ditandai oleh adanya minat baca masyarakat yang meningkat. Hal ini bisa dilihat berdasarkan jumlah anggota perpustakaan umum dari 3.882 Kartu Tanda Anggota (KTA) pada tahun 2013 dan tahun 2014 menjadi 4.002 KTA atau naik 3,09%. Jumlah pengunjung perpustakaan umum pada tahun 2013 sebanyak 21.290 orang dan pada tahun 2014 menjadi 22.200 orang atau naik 4,27%. Meningkatnya budaya baca bagi masyarakat juga dapat dilihat dari jumlah pengunjung pada perpustakaan keliling, pada tahun 2013 sebanyak 8.295 orang dan pada tahun 2014 menjadi 8.596 orang atau naik 3,63%. Untuk meningkatkan minat baca masyarakat perdesaan, Pemerintah Kabupaten Malang mengupayakan pembentukan perpustakaan desa/kelurahan, dimana pada tahun 2013 telah terbentuk perpustakaan desa/kelurahan sebanyak 97 lembaga, dan pada tahun 2014 bertambah menjadi 129 lembaga atau mengalami kenaikan 32,99%.

Bidang Aparatur Pemerintahan : Dari sisi sumber daya manusia aparatur, pada tahun 2013 PNS Daerah Kabupaten Malang berjumlah 16.089 orang atau dengan rasio 1 PNS melayani 191 penduduk, dan pada tahun 2014 menjadi 16.378 dengan rasio 1 PNS melayani 188 penduduk yang terdiri dari 10.531 PNS tenaga pendidikan, 1.127 PNS tenaga kesehatan dan 4.720 PNS tenaga strategis. Dalam upaya meningkatkan kualitas aparatur pada tahun 2014 telah dilaksanakan Diklat Kepemimpinan sebanyak 62 orang, Diklat Teknis 420 orang, dan Diklat Fungsional sebanyak 160 orang.

Untuk meningkatkan mutu pelayanan publik, pada tahun 2014 telah dilaksanakan reaudit atas Standar Manajemen Mutu Pelayanan, agar pelayanan tetap memenuhi standar ISO 9001 versi 2008 terhadap 10 SKPD yang ditargetkan bersertifikat ISO. Penerapan ISO dimaksudkan untuk memberikan pelayanan yang lebih tepat, cepat, efisien dan akuntabel. Peningkatan pelayanan juga diupayakan dengan mengadakan berbagai pelatihan serta memfasilitasi kemampuan kinerja aparat kecamatan dan kelurahan, serta perangkat desa. Pelatihan tersebut perlu dilakukan secara intensif, mengingat pelayanan publik terdepan berada di kecamatan, kelurahan dan desa, sekaligus memperkokoh implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang dimulai tahun 2015 ini.


(37)

Prioritas ketujuh : Percepatan pengentasan kemiskinan dan desa tertinggal;

Dengan tujuan untuk pemerataan pembangunan guna peningkatan kesejahteraan, dengan sasaran kinerja yang dicapai sebagai berikut:

Bidang Pengentasan Kemiskinan dan Desa Tertinggal : Keberhasilan pembangunan tidak semata-mata diukur dari pengentasan kemiskinan, namun yang juga penting adalah pertumbuhan kelas menengah agar masyarakat yang sudah diatas garis kemiskinan tidak mudah turun menjadi miskin kembali karena suatu keadaan. Dalam mengupayakan kesejahteraan, Pemerintah Kabupaten Malang mempunyai tujuan yakni menurunkan secara sistematis dan signifikan angka kemiskinan dan desa tertinggal serta bersamaan dengan itu meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya masyarakat rentan miskin. Berdasarkan hasil perhitungan Badan Pusat Statistik angka kemiskinan Kabupaten Malang tahun 2013 sebesar 11,44% atau di bawah angka kemiskinan rata-rata Provinsi Jawa Timur sebesar 12,73% dan Nasional sebesar 11,47%. Untuk tahun 2014, data resmi dari Badan Pusat Statistik belum dipublikasi, namun diharapkan tetap dapat diturunkan melalui program-program pengentasan kemiskinan, baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Malang maupun bersama Pemerintah dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Dengan demikian dalam 2 tahun terakhir Kabupaten Malang diperkirakan mampu mencapai penurunan tingkat kemiskinan hingga berada di bawah rata-rata Provinsi Jawa Timur maupun Nasional.

Sedangkan untuk desa tertinggal sampai akhir tahun 2014 masih berjumlah 16 desa dari 110 desa pada tahun 2010, yang akan dituntaskan melalui kegiatan pembangunan yang terfokus pada desa miskin, dalam rangka pemberdayaan dan penguatan sarana dan prasarana perdesaan. Untuk itu mohon dukungan semua pihak, agar pada akhir tahun 2015 seluruh desa di Kabupaten Malang akan menjadi desa maju atau sangat maju.

Bidang Ketenagakerjaan dan Transmigrasi : Salah satu upaya untuk mengatasi pengangguran adalah melalui peningkatan kualitas angkatan kerja melalui pelatihan kerja, pada tahun 2013 telah dilakukan pelatihan sebanyak 26 kali dengan peserta 970 orang, dan tahun 2014 sebanyak 11 kali untuk 900 orang. Selain itu untuk program transmigrasi melalui peningkatan ketrampilan bagi calon transmigran, yaitu pada tahun 2013 sebanyak 60 orang dan pada tahun 2014 sebanyak 25 orang. Sedangkan jumlah transmigran yang telah ditempatkan pada tahun 2013 sebanyak 23 KK, kemudian tahun 2014 sebanyak 5 KK.


(1)

34. Nominasi 5 Besar Nutrisionis Teladan (Puskesmas Poncokusumo) Tingkat Provinsi Jawa Timur

35. Kesiap siagaan penanggulangan bencana Piagam Bencana Gunung Kelud Tingkat Provinsi

36. Pemantau Jentik Harapan II Lomba Jumantik Desa Turen Tingkat Provinsi Jawa Timur

37. Juara I Kelompok Koperasi Produsen (KUD Sumber Makmur, Kec Ngantang) 38. Juara I Kelompok Koperasi Pemasaran (KPTR Bululawang, Kec. Bululawang) 39. Juara III Kelompok Koperasi Produsen (KUD Gondanglegi, Kec Gondanglegi) 40. Juara III Kelompok Koperasi Simpan Pinjam (Kopdit Pancara Bahagia)

41. Juara II Uji Kompetensi Koperasi Wanita (Kopwan Roro Jonggrang, Desa Ngadilangkung, Kec. Kepanjen)

42. Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POR SD/MI) Tahun 2015 memperoleh 7 medali emas, 15 perak, dan 7 perunggu

43. Juara III dan Juara Harapan III tingkat Provinsi - Pemilihan Petugas Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Teladan

44. Petugas Informasi Harga Pasar Juara I 'Tk Provinsi Thn.2015

45. Juara III Kategori Sapi Potong Kereman dari Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

46. Juara I Kategori Sapi Perah Induk dari Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

47. Juara II KategoriSapi Perah Calon Induk dari Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

48. Juara I Kategori Kambing Peranakan Etawa Betina dari Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

49. Juara II Kelompok Sapi Perah Impor dari Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

50. Juara III Tempat Penampung Susu (TPS) dari Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

51. Juara Harapan II lomba Desa siaga dari Dinkes Provinsi Jatim

52. Piagam Penghargaan sebagai Pelaksana Terbaik I Kecamatan Sayang Ibu (KSI) dari Gubernur Jawa Timur

53. Juara Kampung Berseri untuk Desa Mojosari dan Kelurahan Cepokomulyo dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur

54. Juara Harapan I Sinergitas Kinerja Kecamatan Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 dari Gubernur Jawa Timur.


(2)

BAB IV

PENUTUP

Laporan Kinerja (LKj) disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban

Pemerintah

Kabupaten

Malang

berkaitan

dengan

penyelenggaraan

pemerintahan pada tahun 2015 dan sebagai bahan pengambilan keputusan

dalam perencanaan tahun kedepannya. Dari hasil evaluasi terhadap kinerja

Pemerintah Kabupaten Malang dapat disimpulkan bahwa sasaran - sasaran

pada tiap - tiap Misi yang ditetapkan pada Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah dikategorikan berhasil dicapai karena nilai capaiannya diatas

standar penilaian skala ordinal sebagai komitmen kinerja sebagai berikut:

Misi 1 :

Mewujudkan Pemahaman & Pengamalan Nilai-nilai Agama,

Adat-istiadat dan Budaya

INDIKATOR SASARAN Target

2015

Realisasi

2015 Capaian

Persentase kesepakatan/rekomendasi hasil

pertemuan FKUB yang ditindaklanjuti 100 % 100 % 100 %

Tingkat keaktifan Forum Kerukunan antar Umat

Beragama (FKUB) 100 % 100 % 100 %

Rata – Rata Capaian (%) 100 %

Misi 2

:

Mewujudkan Pemerintahan

Good Governance

(Tata Kelola

Kepemerintahan yang Baik),

Clean Government

(Pemerintah

yang Bersih), Berkeadilan, dan Demokratis

INDIKATOR SASARAN Target

2015

Realisasi

2015 Capaian

Indeks Kepuasan Masyarakat

78 77,26 99 %

Opini Badan Pemeriksa Keuangan Republik

Indonesia WTP

Masih dalam

proses - Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

Kabupaten Malang

Minimal nilai

B Nilai CC 90%


(3)

Misi 3 : Mewujudkan Supremasi Hukum dan HAM

INDIKATOR SASARAN Target

2015

Realisasi

2015 Capaian

Persentase pengaduan kasus kekerasan

anak yang ditindaklanjuti 100 % 100 % 100 % Persentase Penurunan kasus pelanggaran

Perda

Menurun 5 %

Meningkat 30,52 %

Tidak tercapai

Rata – Rata Capaian (%) -

Misi 4 : Mewujudkan Kondisi Lingkungan yang Aman, Tertib, dan Damai

INDIKATOR SASARAN Target

2015

Realisasi

2015 Capaian

Persentase Penurunan Konflik Politik yang

ditangani 15 % 38,4% 256 %

Angka kriminalitas yang tertangani < 5,3 4,3 118,87 %

Rata – Rata Capaian (%) 187,44 %

Misi 5 : Mewujudkan peningkatan ketersediaan dan kualitas infrastruktur

INDIKATOR SASARAN Target

2015

Realisasi

2015 Capaian

Persentase penduduk yang mendapatkan

air minum 68 % 66,64 % 98 %

Persentase pemanfaatan ruang yang sesuai

dengan RTR yang ditetapkan 50 % 41,11 % 82,22 % Persentase panjang jalan Kabupaten dalam

kondisi baik 93,95 % 95,07 % 101,19 %

Persentase jembatan Kabupaten yang

memenuhi standar 44,81 % 44,81 % 100 %

Persentase peningkatan ketersediaan

rumah layak huni di Kabupaten Malang 2,95 % 2,95 % 100 % Persentase bauran penggunaan energi baru

terbarukan 25 % 25% 100%


(4)

Misi 6

:

Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Produktif dan

Berdaya Saing

INDIKATOR SASARAN Target

2015

Realisasi

2015 Capaian

Angka Partisipasi Kasar PAUD SD SMP SMA/SMK 83,06 % 113,20 % 98 % 80 % 83,06% 113,19% 96,42% 85% 100% 99,99 % 98,39 % 106,25 % Angka Partisipasi Murni

SD SMP SMA/SMK 99,34 % 80 % 75 % 99,34% 80% 75% 100 % 100 % 100%

Angka Melek Huruf 98,81 % 99,30% 100,49 %

Angka Kematian Ibu (AKI) 118/ 100.000 KH

72,22/

100.000 KH 138,8 % Angka Kematian Bayi (AKB)

24/1000 KH 5,95/

1000 KH 175,21 % Angka Lulus Sekolah

SD SMP SMA/SMK 100% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

Rata – Rata Capaian (%) 109,16 %

Misi 7 : Mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berbasis pertanian dan pemberdayaan masyarakat perdesaan

INDIKATOR SASARAN

Target 2015

Realisasi

2015 Capaian

Persentase capaian indikator kinerja pembangunan

PDRB ADHB 58.086.549.000 (juta rupiah)

73.984.062,6 (juta rupiah)

127,37% PDRB ADHK 20.555.992 (juta rupiah) 55.457.752,2 (juta

rupiah)

269,79% PDRB ADHB perkapita 22.510.415 (rupiah) 28.214.596,90

(rupiah)

125,34%

Pertumbuhan ekonomi 6,87 % 5,54 % 80,64 %

Inflasi 6 % - 7% 6,26 % 104,33 %

Angka kemiskinan 6,90 % 10,96 % 158,84%

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

73,59 % 66,23 % 89,99 %


(5)

Misi 8

: Mewujudkan peningkatan kualitas dan fungsi lingkungan

hidup,

serta

pengelolaan

sumberdaya

alam

yang

berkelanjutan

INDIKATOR SASARAN Target

2015

Realisasi

2015 Capaian

Persentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang memenuhi baku mutu limbah cair

75 % 64,9 % 86,53 % Persentase tingkat kelestarian wilayah

tambang 2,1 % 2,1 % 100%

Rata – Rata Capaian (%) 93,265 %

Berdasarkan uraian capaian kinerja sasaran yang merupakan capaian

kinerja sasaran pada setiap Misi dalam mencapai Visi Kabupaten Malang, dapat

diuraikan sebagai berikut :

MISI 1

:

Mewujudkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai

agama, adat-istiadat dan budaya tercapai 100 %,

dengan parameter penilaian

Sangat

Berhasil;

MISI 2

:

Mewujudkan pemerintahan

good governance

(tata

kelola kepemerintahan yang baik),

clean government

(pemerintah

yang

bersih),

berkeadilan,

dan

demokratis, tercapai 94,5 %, dengan parameter

penilaian

Sangat

Berhasil;

MISI 3

:

Mewujudkan supremasi hukum dan HAM

dengan

parameter penilaian

Berhasil;

MISI 4

:

Mewujudkan kondisi lingkungan yang aman, tertib,

dan damai telah tercapai, dengan parameter

penilaian

Sangat Berhasil;

MISI 5

:

Mewujudkan peningkatan ketersediaan dan kualitas

infrastruktur tercapai 96,90 %, dengan parameter

penilaian

Sangat

Berhasil;

MISI 6

:

Mewujudkan sumber daya manusia yang produktif

dan berdaya saing tercapai 91,62 %, dengan

parameter penilaian

Sangat

Berhasil.


(6)

parameter penilaian

Sangat Berhasil

.

MISI 8

:

Mewujudkan peningkatan kualitas dan fungsi

lingkungan hidup, serta pengelolaan sumberdaya

alam yang berkelanjutan tercapai 93,265 %, dengan

parameter penilaian

Sangat Berhasil

.

Demikian Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Malang yang

menggambarkan capaian kinerja tiap-tiap Misi pada Tahun 2015 dalam

mendukung pencapaian Visi Kabupaten Malang.

Malang, Maret 2015

BUPATI MALANG