MANAJEMEN INVESTASI DAN PASAR MODAL TEOR (2)

TEORI DAN KONSEP INVESTASI
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Manajemen Investasi dan Pasar Modal Syariah”

Dosen Pengampu:
Rike Selviasari, SE, MM.

Disusun Oleh :
Dwi Wahyuni Rahma W.

(931305715)

Afifah

(931357115)

Sevi Latifatul Chonifah

(931331215)


Aviva Amirul

(931303115)

Rona Qurrotul A’ yun

(931300815)

Arinda Anwaroh

(931349615)

Sururin Ni’ matus S.

(931347815)

Kelas L

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’ AH
JURUSAN SYARI’ AH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2018

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia
yang dilimpahkan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dengan baik. Makalah ini yang berjudul “Teori dan Konsep Investasi”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Manajemen Investasi dan Pasar Modal Syariah di Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Kediri.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami

miliki terbatas. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah di masa yang akan datang.

Kediri, 6 Maret 2018

Penulis

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB II PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan................................................................................................... 2
BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Pengertian Investasi dan Tujuan Investasi ........................................... 3
B. Bentuk dan Tipe Investasi ................................................................... 4

C. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Investasi................................... 6
D. Proses Investasi .................................................................................... 7
E. Perhitungan Investasi pada Kondisi yang Stabil .................................. 8
F. Investasi di Negara Berkembang dan Permasalahannya...................... 9
G. Penanaman modal ................................................................................ 9
H. Lembaga Keuangan dan Investasi...................................................... 11
I. Teori Keynes dan Investasi ................................................................ 11
J. Pengertian dan Tujuan Portofolio ...................................................... 12
K. Portofolio Efisien dan Diversifikasi Portofolio.................................. 13
L. Investasi Pada Saham ......................................................................... 14
M.Kategori Investor................................................................................ 15
N. Risiko Dalam Investasi....................................................................... 16
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 18
A. Kesimpulan......................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini, perekonomian dunia semakin berkembang. Kegiatan
ekonomi tidak lagi hanya sebatas perdagangan semata. Namun telah
merambah ke dunia investasi juga. Orang berbondong-bondong melakukan
investasi dengan harapan memperoleh keuntungan yang lebih maksimal.
Pemahaman investasi secara mendalam bagi banyak pihak menjadi dirasa
penting dewasa ini. Tidak hanya perusahaan saja yang melakukan investasi,
tetapi perorangan juga tidak kalah dalam hal ini terutama mereka yang
memiliki penghasilan lebih.
Perkembangan teknologi dan informasi yang begitu pesat telah
menyebabkan ilmu investasi ikut mengalami perubahan dalam rangka
menyesuaikan dengan kondisi dan keadaan yang terjadi. Saat ini keputusan
dan tindakan berinvestasi tidak lagi seperti atau serumit yang terjadi pada
masa dahulu ketika kedua belah pihak harus hadir dan menyetujuinya.
Sekarang ini cukup dengan hanya mempergunakan jaringan dan perangkat
lunak seperti internet, kedua belah pihak sudah bisa berinvestasi.
Pembahasan tentang investasi tidak akan lengkap tanpa pembahasan
mengenai portofolio, karena portofolio itu sendiri adalah membicarakan
tentang bagaimana suatu investasi dihindari dari berbagai risiko yang
mungkin akan terjadi nantinya. Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai

teori dan konsep investasi serta keterkaitannya dengan portofolio.
B. Rumusan Masalah
1.

Apa definisi dan tujuan investasi?

2.

Apa sajakah bentuk-bentuk dan tipe-tipe investasi?

3.

Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi investasi?

4.

Bagaimana tahapan proses investasi?

5.


Bagaimana perhitungan investasi pada kondisi stabil?

6.

Bagaimana prospek investasi di negara berkembang?

7.

Bagaimana hubungan antara lembaga keuangan dan investasi?

1

8.

Bagaimana teori Keynes tentang investasi?

9.

Apa definisi dan tujuan portofolio?


10. Apa yang dimaksud portofolio efisien dan diversifikasi portofolio?
11. Bagaimana investasi pada saham?
12. Apa sajakah kategori investor dan bagaimana risiko investasinya?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dan tujuan investasi.
2. Mengetahui bentuk-bentuk dan tipe-tipe investasi.
3. Mengetahu faktor-faktor yang memepengaruhi investasi.
4. Mengetahui tahapan proses investasi.
5. Mengetahui perhitungan investasi pada kondisi stabil.
6. Mengetahui prospek investasi di negara berkembang.
7. Mengetahui hubungan antara lembaga keuangan dan investasi.
8. Mengetahui teori Keynes tentang investasi.
9. Mengetahui definisi dan tujuan portofolio.
10. Mengetahui portofolio efisien dan diversifikasi portofolio.
11. Mengetahui investasi pada saham
12. Mengetahui kategori investor dan bagaimana risiko investasinya.

2

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Investasi dan Tujuan Investasi
Kata investasi berasal dari bahasa Inggris yaitu investment. Kata invest
sebagai kata dasar dari investment memiliki arti menanam. Dalam kamus
istilas Pasar Modal dan keuangan kata investasi diartikan sebagai penanaman
uang dan modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan
memperoleh keuntungan.
Dan dalam Kamus Lengkap Ekonomi, definisi dari investasi adalah
penukaran uang dengan bentuk-bentuk kekayaan lain seperti saham atau harta
tidak bergerak yang diharapkan dapat ditahan selama periode waktu tertentu
supaya menghasilkan pendapatan.
Sedangkan ada pendapat lainnya yang menyatakan bahwa investasi
diartikan sebagai komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya
yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa mendatang. Jadi dapat disimpulkan bahwa investasi
adalah penenpatan sejumlah kekayaan untuk memperoleh keuntungan di
masa yang akan datang.
Sedangkan tujuan investasi adalah mendapatkan sejumlah keuntungan.
Dalam konteks perkonomian menurut Tandelin, ada beberapa motif mengapa
seseorang melakukan investasi, diantaranya adalah: 1

1.

Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan
datang
Kebutuhan untuk mendapatkan hidup yang layak merupakan
keinginan setiap manusia, sehingga upaya-upaya untuk mencapai hal
tersebut di masa depan selalu akan dilakukan.

2.

Mengurangi tekanan inflasi
Faktor inflasi tidak pernah dapat dihindarkan dalam kehidupan
ekonomi, yang dapat dilakuakn adalah meminimalkan resiko akibat
adanya inflasi, hal tersebut karena variabel inflasi dapat mengoreksi

1

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah (Jakarta:
Kencana, 2008), 7-9.


3

seluruh pendapatan yang ada. Investasi dalam sebuah bisnis tertentu
dapat dikategorikan sebagai langkah mitigasi yang efektif.
3.

Sebagai usaha untuk menghemat pajak
Di beberapa negara belahan dunia banyak yang melakukan
kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat
melalui pemberian fasilitas perpajakan pada masyarakat yang melakukan
investasi pada usaha tertentu.
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam investasi, antara lain:2

1.

Terciptanya keberlanjutan dalam investasi tersebut.

2.

Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang diharapkan.

3.

Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham.

4.

Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa.

B. Bentuk dan Tipe Investasi
Pada umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada
financial asset dan investasi pada real asset. Investasi pada financial asset
dilakukan di pasar uang, misalnya sertifikat deposito, commercial paper,
Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dan lainnya. Investasi juga dapat
dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, warrant, opsi dan
yang lainnya. Sedangkan investasi pada real asset dapat dilakukan dengan
pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan,
perkebunan, dan yang lainnya.3
Pada saat seorang pebisnis atau mereka yang memiliki kelebihan dana
dan ingin berinvestasi maka ia dapat memilih dan memutuskan tipe aktiva
keuangan seperti apa yang akan dipilihnya. Dalam hal ini ada dua tipe
investasi yang dapat dipilihnya yaitu:
1. Direct Investment
Direct investment (investasi langsung) adalah mereka yang memiliki
dana dapat langsung berinvestasi dengan membeli secara langsung suatu
aktiva perusahaan yang dapat dilakukan baik melalui perantara atau

2
3

Irham Fahmi, Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Bandung: Alfabeta, 2011), 6-7.
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah.,8.

4

berbagai cara lainnya.4 Investasi langsung ada beberapa macam yaitu dapat
disarikan sebagai berikut:5
a. Investasi langsung yang tidak dapat diperjualbelikan, seperti tabungan
dan deposito.
b. Investasi langsung dapat diperjualbelikan, diantaranya:
1) Investasi langsung dipasar uang, seperti T-bill dan deposito yang
dapat dinegosiasikan.
2) Investasi langsung di pasar modal
a) Surat-surat berharga pendapatan tetap (fixed income securities),
diantaranya T-bond, federal agency securities, municipal bond,
corporate bond, dan convertible bond.
b) Saham-saham

(equity

securities),

seperti

saham

preferen

(preffered stock) dan saham biasa (common stock).
3) Investasi langsung di pasar turunan, berupa Opsi maupun Future
contract
Dalam pembahasan direct investment sering disinggung tentang
keinginan untuk mengundang masuknya investasi dari luar negeri, atau
yang biasa disebut dengan Foreign Direct Investment. Foreign Direct
Investment (FDI) atau yang biasa dikenal dengan sebutan investasi
langsung yang berasal dari luar negeri, ataupun dana yang berasal dari
investor luar negeri yang ditanamkan di suatu negara.
2. Indirect Investment
Indirect investment (investasi tidak langsung) adalah mereka yang
memiliki kelebihan dana dapat melakukan keputusan investasi dengan
tidak terlibat secara langsung atau pembelian aktiva keuangan cukup
hanya dengan memegang dalam bentuk saham atau obligasi saja. Mereka
yang melakukan kebijakan indirect investment umumnya cenderung tidak
terlibat dalam pengambilan keputusan penting pada suqtu perusahaan.
Contohnya membeli saham dan obligasi yang dijual di pasar modal dan itu
juga biasanya dilakukan melalui perusahaan investasi atau adanya
perantara (agent). Dengan begitu kita dapat memahami bahwa perantara
4
5

Irham Fahmi, Pengantar Politik Ekonomi (Bandung: Alfabeta, 2010), 72.
Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Yogyakarta: BPFE, 2008), 9.

5

(agent) tersebut akan mendapatkan sejumlah keuntungan yang dianggap
sebagai fee.
Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa
keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik dan menggunakan
dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam portofolionya.6
C. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Investasi
Sebelum mengambil keputusan investasi, hal penting yang perlu
dipertimbangkan dahulu adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
investasi, antara lain:7
1. Pribadi Anda
Anda harus menilai dan memperhitungkan secara cermat berapa usia
anda, bagaimana anda di masa depan dan pribadi anda sendiri, termasuk
juga apakah anda tergolong orang yang menyukai risiko atau tidak.
2. Pajak
Anda harus menghitung berapa kira-kira keuntungan bersih anda
setelah dikenai pajak.
3. Likuiditas
Likuiditas menunjukkan tingkat kemudahan mencairkan modal
investasi anda. Bila anda sewaktu-waktu membutuhkan uang tunai dengan
segera, apakah pilihan investasi anda mudah atau sulit dicairkan.
4. Situasi Ekonomi Internasional
Dalam era globalisasi saat ini, ketergantungan antar negara amat
besar, perubahan kebijakan ekonomi suatu negara dapat berdampak
terhadap negara lainnya. Oleh karena itu, informasi tentang situasi
ekonomi internasional perlu dipertimbangkan sebelum berinvestasi.
5. Situasi Ekonomi Nasional
Situasi ekonomi nasional berpengaruh besar terhadap bidang usaha
atau industri dimana obyek investasi yang anda tanamkan. Mengikuti
perubahan perundang-undangan dan kebijakan pemeritah akan bermanfaat
dalam menentukan strategi investasi anda.
6

Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, 9.
Rusdin, PASAR MODAL: Teori, Masalah dan Kebijakan dalam Praktik (Bandung: Alfabeta,
2008), 62-64.
7

6

6. Situasi Industri
Situasi industri dimana obyek investasi anda berada sangat
berpengaruh terhadap obyek investasi anda. Anda harus senantiasa
memantau perkembangan industri tersebut untuk pertimbangan mengambil
keputusan dalam investasi anda.
7. Sains dan Teknologi
Perkembangan sains dan teknologi patut diperhatikan karena hal ini
sangat bermanfaat bagi strategi dan perencanaan investasi anda.
8. Siklus dan Trend
Setiap kejadian di masa lampau umumnya akan terulang kembali
dalam skala yang berbeda. Ini dikenal dengan analisis teknik dan daur.
Tujuan analisis ini adalah untuk meramalkan hal-hal di masa depan
berdasarkan kejadian/trend ke masa depan, dan biasanya digunakan untuk
perencanaan investasi jangka panjang.
D. Proses Investasi
Setiap melakukan keputusan investasi selalu memerlukan proses, yang
mana proses tersebut akan memberikan gambaran setiap tahap yang akan
ditempuh perusahaan. Secara umum, proses manajemen investasi meliputi 5
(lima) langkah:8
1. Menetapkan Sasaran Investasi
Penetapan sasaran artinya melakukan keputusan yang bersifat fokus
atau menempatkan target sasaran terhadap yang akan diinvestasikan.
Penetapan sasaran investasi sangat disesuaikan dengan apa yang akan
ditujukan pada investasi tersebut.
2. Membuat Kebijakan Investasi
Pada tahap proses kedua ini menyangkut dengan bagaimana
perusahaan mengelola dana yang berasal dari stock, bond, dan lainnya
untuk kemudian didistribusikan ke tempat-tempat yang dibutuhkan.
3. Memilih Strategi Portofolio

8

Irham Fahmi, Pengantar Politik Ekonomi, 75.

7

Ini menyangkut keputusan peranan yang akan diambil oleh pihak
perusahaan, yaitu apakah bersifat aktif atau pasif saja. Pada saat
perusahaan melakukan investasi aktif maka semua kondisi tentang
perusahaan akan dapat cepat tergambarkan di pasar saham. Sedangkan
secara pasif hanya dapat dilihat pada indeks rata-rata saja, atau dengan
kata lain berdasarkan pada reaksi pasar saja tanpa ada sikap atraktif.
4. Memilih Aset
Di sini pihak perusahaan berusaha memilih aset investasi yang
nantinya akan memberi return yang tertinggi (maximal return). Return
disini dilihat sebagai keuntungan yang akan mampu diperoleh.
5. Mengukur dan Mengevaluasi Kinerja
Tahap ini menjadi tahap reevaluasi bagi perusahaan untuk melihat
kembali apa yang telah dilakukan selama ini dan apakah tindakan yang
telah dilakukan selama ini betul-betul maksimal atau belum.
E. Perhitungan Investasi pada Kondisi yang Stabil
Pada kondisi investasi yang tumbuh dengan tanpa ada masalah dan
pengharapan keuntungan juga terjadi tanpa ada fluktuasi. Maka buatlah
formula untuk kondisi seperti itu.
I

=(

)

+(



+(



+(

)

+(

)

+....∞

Keterangan:
I

G
t

= Investasi tanpa ada fluktuasi
= nilai yang diinvestasikan (RP, $, ¥, £, dan lain-lain)
= rate of return atau keuntungan yang diharapkan dari pertumbuhan



investasi secara stabil setiap waktunya
= dan seterusnya
Sebagai catatan perlu kita garisbawahi bahwa investor adalah mereka
yang menyukai wilayah investasi yang jauh dari resiko. Karena investor pada
umumnya adalah para penghindari resiko. Mereka selalu saja berusaha
menempatkan dana pada tempat yang memiliki resiko kecil dan mampu
memberikan tingkat keuntungan yang tinggi, dengan harapan dari keuntungan

8

yang diperolehnya akan dipergunakan untuk melakukan penempatan dana
lagi pada tempat lain dan seterusnya.9
F. Investasi di Negara Berkembang dan Permasalahannya
Investasi di negara berkembang (develop countries) dianggap oleh
banyak pihak memiliki tingkat resiko yang lebih tinggi dibandingnya dengan
di negara maju. Ini terjadi karena kontruksi hukum-politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan masih dianggap rapuh atau sangat riskan untuk bisa
mengalami goncangan. Contohnya di Venezuela dimana pemerintahan Hugo
Chaves berusaha untuk menasionalisasikan beberapa perusahaan asing yang
berada di negara yang bersangkutan, sehingga menyebabkan banyak investor
asing memberi catatan khusus atau berupa rekomendasi yaitu dibutuhkannya
sikap prudent (hati-hati) dalam menempatkan atau menginvestasikan dananya
ke setiap negara berkembang.

Atas dasar rekomendasi seperti itu maka

banyak pihak investor yang lebih baik memilih keputusan investasi dengan
cara memportofoliokan dananya, atau menganekaragamkan investasinya.
Ada sebuah pertanyaan yang timbul di kalangan investor, yaitu
“Apakah benar jika pada suatu negara financial investment lebih tinggi maka

dianggap akan mampu menekan angka pengangguran dan menciptakan
lapangan pekerjaan yang tinggi ?”. Jika pertanyaan ini kita jabarkan pada
kondisi

yang

terjadi

pada

negara

berkembang

dan

negara-negara

keterbelakangan.
Maka pertanyaan ini dapat kita jawab bahwa pada negara berkembang
dan

terbelakang

lebih

membutuhkan

real

investment

yang

tinggi

dibandingkan financial investment jika kita menempatkannya pada konteks
usaha untuk mengurangi angka pengangguran dan menciptakan lapangan
pekerjaan. Karena real investment lebih berusaha untuk menciptakan pabrikpabrik dan industri-industri yang akan menampungg banyak tenaga kerja
sehingga otomatis akan mampu menekan tingkat pengangguran.10
G. Penanaman modal
Investasi juga dikenal dengan istilah penanaman modal. Konsep
penanaman modal ini sebenarnya merupakan salah satu bentuk yang sering
9

Irham Fahmi, Pengantar Politik Ekonomi, 77.
Irham Fahmi, Pengantar Politik Ekonomi, 77.

10

9

dikampanyekan oleh pemerintah dalam rangka menarik minat investor baik
domestik maupun internasional. Untuk penanaman modal dari luar negeri itu
biasa disebut Foreign Direct Investment (FDI).
Di Indonesia kegiatan menggalakkan masuknya investasi langsung ke
dalam negeri sudah dikampanyekan dengan kuat oleh pemerintah semenjak
tahun 1967 dengan diundangkannya undang-undang nomor 1 tahun 1967
tentang penanaman modal asing. Dimana undang-undang tersebut dibuat atas
dasar pertimbangan (dalam konsiderasinya).
Pengertian penanaman modal asing dalam undang-undang ini pasal 1
hanyalah meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan
menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan undang-undang ini yang
digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia dalam arti bahwa
pemilik modal secara langsung mengandung resiko dari penanaman modal
tersebut.
Sedangkan pengertian penanaman modal asing dalam pasal 2 adalah :
1. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan
devisa Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah digunakan
pembiayaan perusahaan di indonesia.
2. Alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuan-penemuan baru milik
orang asing dan bahan-bahan, yang dimasukkan dari luar ke dalam
wilayah indonesia, selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari kekayaan
devisa indonesia.
3. Bagian dari hasil perusahaan yang berdasarkan undang-undang ini untuk
membiayai perusahaan di indonesia.
Selain undang-undang tentang penanaman modal asing atau yang biasa
disingkat dengan PMA, pemerintah beserta dengan lembaga yang terkait juga
menetapkan undang-undang yang membahas tentang penanaman modal
dalam negeri agar tercipta suatu bentuk keteraturan dalam penanaman modal
yang lebih baik dan tertata tentunya yaitu UU No. 6 Tahun 1968 tentang
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).11

11

Irham Fahmi, Pengantar Pasar Modal (Bandung: Alfabeta, 2012), 12-20.

10

H. Lembaga Keuangan dan Investasi
Keberadaan lembaga keuangan di suatu negara dirasa sangat penting
dalam usaha turut menumbuh-kembangkan ekonomi bangsa tersebut, maka
ada beberapa lembaga keuangan yang keberadaannya dirasa dipentingkan,
seperti perusahaan asuransi, reksadana, dan pensiunan, bank-komersial, dan
usaha simpan pinjam.
Peranan bank sebagai mediator atau yang menghubungkan mereka yang
kelebihan dana dengan yang kekurangan dana kiranya menjadi sesuatu yang
vital dalam suatu negara. Adapun pengertian bank menurut undang-undang
republik indonesia nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas udangundang nomor 7 tahun 1992 dijelaskna tentang pengertian bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Lebih
lanjut adapun pengertian dari perbankan adalah segala sesuatu yang
menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara
dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.12
I.

Teori Keynes dan Investasi
Banyak teori tentang investasi yang dikemukakan oleh para pakar
ekonomi

diantaranya

adalah

teori

Keynes

(teori

multiplier)

yang

dikemukakan oleh John Maynard Keynes (1883-1946). Teori ini membahas
tentang pengaruh anggaran pemerintah (government budget) terhadap
pertumbuhan

ekonomi.

mempengaruhi jalannya

Dimana

Keynes

mengatakan

bahwa

untuk

perekonomian, pemerintah dapat memperbesar

anggaran pengeluaran dalam keadaan perekonomian mengalami kelesuan
(recession) sehingga lapangan pekerjaan meningkat dan akhirnya pendapatan
riil masyarakat juga akan mengalami peningkatan. Perubahan yang terjadi
yang mana diakibatkan oleh pengeluaran pemerintah akan berpengaruh pada
besarnya pendapatan nasional yang selanjutnya akan menimbulkan perubahan
pada golongan pengeluaran tertentu dan pada akhirnya pendapatan nasional
akan bertambah beberapa kali lipat yang disebut sebagai proses multiplier.
12

Irham Fahmi, Pengantar Pasar Modal., 20-23.

11

Maka dengan terjadinya multiplier effect akan menyebabkan terjadinya
perubahan ekonomi ke arah yang lebih dinamis, yaitu seperti akan terciptanya
lapangan pekerjaan yang diantaranya disebabkan oleh tingginya pendapatan
masyarakat yang memberi efek pada meningkatnya kebutuhan masyarakat
dan dibutuhkannya sumber-sumber produksi untuk memuaskan kebutuhan
tersebut. Yang otomatis dibutuhkan pula sumber daya manusia untuk
mengolahnya.
Dengan demikian, jika investasi tersebut mempunyai peran penting
dalam perekonomian suatu negara, maka investasi mampu menciptakan
pendapatan dan dapat memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan
cara meningkatkan stock modal. Pendapat ini adalah sejalan dengan yang
dikemukakan oleh Harrod Domar bahwa investasi tidak hanya mempengaruhi
permintaan melalui multiplier effect, akan tetapi juga mempengaruhi
penawaran melalui pengaruhnya terhadap peningkatan kapasitas produksi.13
J.

Pengertian dan Tujuan Portofolio
Portofolio adalah sebuah bilang ilmu yang khusus mengkaji tentang
bagaimana cara yang dilakukan oleh seorang investor untuk menurunkan
risiko dalam berinvestasi secara seminimal mungkin, termasuk salah satu nya
dengan menganekaragamkan risiko tersebut.
Tujuan pembentukan portofolio secara umum adalah untuk memberikan
kepuasan yang maksimum kepada para pemegang saham. Para pemegang
saham selalu saja menuntut secara maksimal kepada pihak management untuk
bekerja dan mampu meningkatkan keuntunhan setiap tahunnya, dan jika
pihak management tidak mampu untuk meningkatkan keuntungan maka
pihak pemegang saham khusus nya komisaris perusahaan bisa langsung
mendapat teguran. Ini disebabkan komisaris perusahaan adalah memiliki
karakteristik sebagai para penghindar risiko.
Adapun tujuan pembentukan portofolio adalah:14
1. Berusaha untuk memberikan keuntungan yang maksimjm sesuai dengan
yang diharapkan atau adanya return yang diharapkan (expected return).
2. Menciptakan risiko yang minimum.

13
14

Irham Fahmi, Pengantar Pasar Modal., 23.
Irham Fahmi, Teori Portofolio dan Analisis Investasi., 2-3.

12

3. Menciptakan continuity dalam bisnis.
K. Portofolio Efisien dan Diversifikasi Portofolio
Portofolio efisien adalah portofolio yang berada di dalam kelompok
(set) yang layak menawarkan ke para investor ekspektasi return maksimum
atas berbagai level risiko dan juga risiko minimum untuk berbagau level
ekspektasi return. Efisien selalu dilihat dari segi biaya (cost), maka portofolio
yang efisien juga melihat dari segi biaya yang paling efektif dari berbagai
portofolio yang ditawarkan, karena setiap investor tidak menginginkan
investasi dana pada tempat-tempat yang dianggap tidak efisien.15
Salah satu cara untuk mewujudkan return maksimum dengan risiko
yang minimum adalah dengan diversifikasi portofolio. Diversifikasi adalah
proses pembentukan investasi portofolio, melalui pemilihan kombinasi
sejumlah aset sedemikian rupa sehingga risiko dapat diminimalkan. Cara
melakukan diversifikasi adalah menyusun isi portofolio dengan instrumen
keuangan seperti saham, obligasi, dan lain-lain, yang hasilnya disebut dengan
portofolio.16
Diversifikasi kerap menjadi salah satu rekomendasi para pakar atau
investor yang sudah sangat berpengalaman yang ditujukan bagi investor lain
diluar sana terlebih bagi investor pemula. Diversifikasi sebagai salah satu
stategi

investasi,

merupakan

senjata

yang

sangat

ampuh

dalam

memaksimalkan keuntungan.
Lima

langkah

penting

mempermudah

diversifikasi

portofolio

investasi:17
1. Pahami risk tolerance
Ketika kita berbicara tentang risk tolerance, apa yang kita rujuk
sebenarnya adalah batasan tingkat resiko yang bisa kita terima dan batas
minimum resiko yang bisa kita ambil. Bila tidak mempertimbangkan
potensi keuntungan, memahami cara kerja instrumen investasi yang kita

15

Irham Fahmi, Pengantar Pasar Modal., 25.
Tyas Auruma S. dan I Made Sudana, “Diversifikasi Investasi Saham: Perbandingan Risiko Total
Portofolio Melalui Diversifikasi Domestik Dan Internasional’ , Jurnal Manajemen Teori dan
Terapan Tahun 6, 1 (April, 2013), th.
17
https://koinworks.com/blog/difersifikasi-portofolio-investasi/
16

13

pilih, dan merujuk pada dana investasi yang siap diinvestasikan, investasi
bisa saja kurang maksimal.
2. Tentukan target aset yang siap di investasikan
3. Rutin melakukan rebalancing
Rebalancing merupakan suatu proses dimana investor menyelaraskan atau
menyeimbangkan bobot aset yang diinvestasikan dalam portofolio
investasi. Dalam hal saham, misalnya rebalancing dapat merujuk pada
kegiatan yang melibatkan aktifitas membeli atau menjual aset dalam
portofolio untuk menjaga tingkat alokasi aset sesuai yang diinginkan.
4. Pahami kapasitas resiko
5. Fokus terhadap tujuan financial jangka panjang
Ketika mengelola portofolio investasi gunakan berbagai pendekatan
seperti keseimbangan, disiplin, dan jangka panjang sehingga investasi
anda bisa lebih fokus terhadap tujua jangka panjang.
L. Investasi Pada Saham
Investasi pada pasar modal adalah investasi yang bersifat jangka
pendek. Ini dilihat pada return (pengembalian) yang diukur dengan capital
gain. Bagi para spekulator yang menyukai capital gain, maka pasar modal
bisa menjadi tempat yang menarik, dimana investor bisa membeli pada saat
harga turun dan menjual kembali pada saat harga naik, dan selisih yang
dilihat secara abnormal return itulah nantinya yang akan dihitung
keuntungannya.18
Suatu perusahaan mengalami kelebihan dana lantaran usahanya
mengalami “booming” atau mampu mencapai target sasaran. Manajer

keuangan sebagai orang yang mempunyai accountability dalam mengatur lalu
lintas dana perusahaan harus mampu mengoptimalkan penggunaan dana,
artinya jangan sampai terjadi idle money. Ada beberapa cara memanfaatkan
kelebihan dana sekaligus memperoleh keuntungan, salah satunya melalui
investasi dalam bentuk saham.
Investasi dalam bentuk saham,atau biasa disebut investasi saham
merupakan pembelian atau penyertaan atau kepemilikan saham perusahaan
18

Irham Fahmi, Pengantar Pasar Modal., 25.

14

lain dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dan lainnya. Keuntungan
diperoleh dari dividen yang dibagikan sesuai dengan penyertaan modalnya.
Keuntungan lainnya berupa control management yaitu hak menentukan
kebijakan atas perusahaan yang dibeli (jika kepemilikan saham mencapai
jumlah mayoritas).
Perusahaan yang melakukan investasi dalam bentuk saham mempunyai
beberapa alasan, antara lain: menebarkan risiko (risk spread), memperkokoh
jaringan pasar, memperkuat distribusi, menjaga suplay bahan baku jika
perusahaan yang dibeli merupakan supplier bahan baku dan memperkuat
manajemen.19
M. Kategori Investor
Para investor dalam dunia pasar modal memiliki preferensi serta
karakter yang berbeda satu sama lain, dan karena perbedaan inilah seorang
manajer investasi diharuskan memahami dan menganalisis tipikal serta
perilaku para investor di dalam aktivitas investasi. Secara garis besar, tipikal
investor terbagi menjadi 2 macam, yaitu tipikal yang berani mengambil risiko
(risk taker) dan mereka yang tidak berani mengambil risiko (nonrisk taker).
Risk taker terbagi lagi menjadi 3 bagian, antara lain:
1. Mereka yang berani mengambil risiko tinggi dengan harapan imbal hasil
yang relatif tinggi juga (high risk high return).
2. Mereka yang cukup berani mengambil risiko yang moderat dengan imbal
hasil yang juga moderat (medium risk, medium return).
3. Mereka yang hanya berani mengambil risiko dalam tingkat yang relatif
rendah dengan imbal hasil yang juga relatif rendah (low risk low return).
Ditinjau dari faktor pelaku, maka investor dapat dibagi menjadi dua
pelaku utama, yaitu investor perorangan (private) dan investor yang bersifat
institutional (corporate). Menurut Schweser, terdapat beberapa perbedaan
arahan investasi antara keduanya, yaitu:20
Investor Individu
Subjektif dalam mendefinisikan Lebih
19

Investor Institusi
objektif (diukur dengan

Sri Kartika Fanty, “Investasi Dalam Saham”, Online, http://srikartikafanty.blogspot.com/, 20
November 2012, diakses tanggal 6 Maret 2018.
20
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah., 10-14.

15

risiko (diukur dengan losing money)
Karakternya dipengaruhi faktor
psikologi
Dipengaruhi oleh stage in life
Bebas menempatkan dananya
Ketentuan perpajakan menjadi issue
yang sangat penting

standar deviasi)
Dipengaruhi oleh siapa penerima
manfaat
Dipengaruhi oleh aset liabilities
Diatur oleh ketentuan pemerintah
Ketentuan perpajakan bukan menjadi
issue yang penting

N. Risiko Dalam Investasi
Setiap keputusan investasi selalu menyangkut dua hal yaitu risiko dan
return. Risiko mempunyai hubungan positif dan linear dengan return yang
diharapkan suatu investasi., sehingga semakin besar return yang diharapkan
semakin besar pual risiko yang harus ditanggung oleh seorang investor.
Dalam melakukan keputusan investasi, khususnya pada sekuritas saham,
return yang diperoleh berasal dari dua sumber yaitu dividen dan capital gain,
sedangkan risiko investasi saham tercermin pada variabilitas pendapatan
(return saham) yang diperoleh.
Analisis investasi modern membagi risiko total menjadi dua bagian,
yaitu:
1. Risiko sistematis adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor makro
yang mempengaruhi semua sekuritas sehingga tidak dapat dihilangkan
dengan diversifikasi. Risiko ini tercermin dalam beta saham. Adapun
faktor-faktor makro yang mempengaruhi sekuritas diantaranya kondisi
perekonomian, perubahan tingkat suku bunga, inflasi, kebijakan pajak,
dan lain-lain. Faktor-faktor ini menyebabkan adanya kecenderungan
semua saham bergerak bersama, sehingga selalu ada dalam setiap saham.
2. Risiko tidak sistematis, adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor
mikro pada suatu sekuritas, dan dapat dihilangkan dengan melakukan
diversifikasi. Faktor-faktor tersebut antara lain: struktur modal, struktur
aktiva, tingkat likuiditas, ukuran perusahaan, serta kondisi dan
lingkungan kerja.

16

Karena sebagian risiko dapat dihilangkan dengan diversifikasi, maka
ukuran risiko dari suatu portofolio bukan lagi standar deviasi (risiko total),
tetapi hanya risiko sistematis. 21

21

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah., 14-16.

17

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Investasi diartikan sebagai penanaman uang dan modal dalam suatu
perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Adapun
tujuan investasi adalah menciptakan keberlanjutan investasi, memperoleh
profit, menciptakan kemakmuran, dan turut andil dalam pembangunan
bangsa.
2.

Bentuk investasi ada 2 macam, yaitu investasi pada financial assets dan
real assets. Adapun tipe-tipe investasi terbagi menjadi 2, diantaranya:
direct investment dan indirect invesment.

3.

Faktor-faktor yang mempegaruhi antara lain: pribadi anda, pajak,
likuiditas, situasi ekonomi internasional, situasi ekonomi nasional, situasi
industri, sains dan teknologi, serta siklus dan trend.

4.

Proses manajemen investasi ada 5 langkah, antara lain: 1) menetapkan
sasaran investasi; 2) membuat kebijakan investasi; 3) memilih strategi
portofolio; 4) memilih aset; dan 5) mengukur dan mengevaluasi kinerja.

5.

Perhitungan investasi pada kondisi yang stabil dapat menggunakan
rumus:
I

6.

=(

)

+(



+(



+(

)

+(

)

+....∞

Negara berkembang dan terbelakang lebih membutuhkan real investment
yang tinggi dibandingkan financial investment jika kita menempatkannya
pada konteks usaha untuk mengurangi angka pengangguran dan
menciptakan lapangan pekerjaan.

7.

Adanya lembaga keuangan adalah penting karena turut membantu dalam
proses investasi.

8.

Dalam teori Keynes, jika investasi tersebut mempunyai peran penting
dalam perekonomian suatu negara, maka investasi mampu menciptakan
pendapatan dan dapat memperbesar kapasitas produksi perekonomian
dengan cara meningkatkan stock modal.
18

9.

Portofolio adalah ilmu yang mengkaji bagaimana cara menurunkan risiko
investasi

seminimal

mungkin.

Adapun

tujuannya

adalah

untuk

memberikan kepuasan maksimum kepada para pemegang saham.
10. Portofolio efisien adalah portofolio yang berada dalam kelompok yang
layak menawarkan ekspektasi return maksimum atas berbagai level risiko
dan risiko minimum untuk berbagai level ekspektasi return. Diversifikasi
portofolio merupakan cara untuk mewujudkan return maksimum dengan
risiko seminimal mungkin.
11. Investasi saham merupakan pembelian atau penyertaan atau kepemilikan
saham perusahaan lain dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan
dan lainnya. Perusahaan yang melakukan investasi saham mempunyai
beberapa alasan, antara lain: menebarkan risiko (risk spread),
memperkokoh jaringan pasar, memperkuat distribusi, menjaga suplay
bahan baku jika perusahaan yang dibeli merupakan supplier bahan baku
dan memperkuat manajemen.
12. Investor dibagi dalam 2 kategori yaitu tipikal yang berani mengambil
risiko (risk taker) dan mereka yang tidak berani mengambil risiko
(nonrisk taker). Risiko dalam investasi terbagi menjadi 2, yaitu risiko
sistematis dan tidak sistematis. Karena sebagian risiko dapat dihilangkan
dengan diversifikasi, maka ukuran risiko dari suatu portofolio bukan lagi
standar deviasi (risiko total), tetapi hanya risiko sistematis.

19

DAFTAR PUSTAKA
Auruma S., Tyas dan I Made Sudana, “Diversifikasi Investasi Saham:
Perbandingan Risiko Total Portofolio Melalui Diversifikasi Domestik Dan
Internasional”. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan Tahun 6, 1 (April,

2013).
Fahmi, Irham. Pengantar Pasar Modal. Bandung: Alfabeta. 2012.
---------. Pengantar Politik Ekonomi. Bandung: Alfabeta. 2010.
---------. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Bandung: Alfabeta. 2011.
Fanty, Sri Kartika “Investasi Dalam Saham”. Online. http://srikartikafanty.
blogspot.com/, 20 November 2012, diakses tanggal 6 Maret 2018.
https://koinworks.com/blog/difersifikasi-portofolio-investasi/
Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution. Investasi Pada Pasar Modal Syariah.
Jakarta: Kencana. 2008.
Jogiyanto. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE. 2008.
Rusdin. PASAR MODAL: Teori, Masalah dan Kebijakan dalam Praktik.
Bandung: Alfabeta. 2008.

20