this PDF file PENGARUH TERPAAN IKLAN MIE SEDAP DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI PRODUK MIE SEDAP | Wati | SOCIAL HUMANITY 1 SM

So cial Humanity:Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Volume 1 Nomor 1 (Desember 2017) 24-31

http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JH/index
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK | UNIVERSITAS TADULAKO
PENGARUH TERPAAN IKLAN MIE SEDAP DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN
MEMBELI PRODUK MIE SEDAP
Yulia Eka Wati1,
1

Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Tadulako

INFO ARTIKEL
* Corresponding author.
HP: 085122988120
E-mail:
yuliaekawati9179@gmailcom
Alamat: Program Studi Ilmu
Komunikasi FISIP Universitas
Tadulako Jln. Soekarno Hatta
Km. 9 Kota Palu Sulawesi
Tengah


Keywords : Terpaan Iklan,

Keputusan Membeli

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Terpaan Iklan Mie Sedap di televisi
terhadap keputusan membeli khususnya di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi dan untuk
mengetahui variabel terpaan manakah yang paling berpengaruh terhadap keputusan membeli. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengukur seberapa besar pengaruh signifikan Iklan Mie
Sedap White Curry terhadap Keputusan Membeli. Jenis penelitian adalah eksplanatif. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling dengan jumlah
sampel sebanyak 59 (lima puluh sembilan) orang sesuai dengan kriteria yang ditentukan peneliti.
Untuk pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner dengan pengukuran Skala Likert.
Variabel yang diteliti yaitu: variabel independen berupa terpaan iklan yang terdiri dari dua subvariabel
yaitu frekuensi menonton dan durasi menonton, serta variabel dependen yaitu keputusan membeli.
Untuk pengujian hipotesisnya menggunakan rumus regresi linear berganda dengan bantuan program
SPSS for windows versi 19.0 . Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh antara terpaan
iklan Mie Sedap White Curry terhadap Keputusan Membeli, pengaruh yang terjadi berada dalam
kategori kuat. Hal ini terlihat pada nilai multiple-R sebesar 0,519 (51,9%). Untuk mengetahui pengaruh

kelompok variabel (X) terhadap variabel (Y), maka dilakukan analisis varian. Pengujian hipotesis pada
penelitian ini adalah dengan membandingkan nilai Fhitung > Ftabel sebesar (10,325 > 2,40) dan
membandingkan nilai Sig.F 0,000 < 0,1. Dengan ini dapat disimpulkan untuk menolak Ho dan
menerima H1. Hal tersebut dapat diartikan bahwa variabel independen (Terpaan Iklan Mie Sedap
White Curry) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (keputusan membeli).
Sedangkan variabel yang lebih besar pengaruhnya terhadap keputusan membeli (Y) adalah frekuensi
menonton (X1).
para produsen berlomba-lomba merebut perhatian konsumen.
Iklan televisi merupakan salah satu cara berpromosi yang banyak
dipilih oleh perusahaan. Iklan adalah segala bentuk pesan tentang
suatu produk atau jasa yang disampaikan melalui media dan
ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat (Widyatama,
2009:16). Dari sini dapat ditarik benang merah bahwa iklan
memiliki fungsi utama menyampaikan informasi tentang produk
kepada massa (non personal). Ia menjadi penyampai informasi
yang sangat terstruktur, yang menggunakan elemen-elemen
verbal. Dalam menjalankan fungsi utama komunikasi ini, iklan
memiliki berbagai gaya, baik dalam penyajian maupun isi iklan
itu sendiri.
Persaingan dunia bisnis yang berperan mengalihkan

berbagai macam barang atau jasa dilakukan semata-mata untuk
kepentingan perusahaan. Dalam arti untuk mendapatkan
keuntungan finansial seperti laba. Sekarang ini banyak
perusahaan yang mengalirkan barang atau jasa yang sama
jenisnya khususnya dibidang industri makanan dengan salah satu
contohnya yaitu produk mie instan. Hal ini dapat dilihat dari
persaingan antara PT. Sayap Mas Utama (Wings Group) merek
mie sedap dan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, merek
indomie.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mempertahankan maupun merebut perhatian para konsumen
adalah mengkomunikasikan produk dengan cara beriklan. Sebagai
penunjang bagi kegiatan periklanan dibutuhkan media penyalur
iklan. Dimana dalam penelitian ini akan menitik beratkan pada

PENDAHULUAN
Komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan kita
sehari-hari. Melalui komunikasi kita dapat menyampaikan pesan
kepada orang yang ingin kita berikan pesan. Secara teori,
komunikasi didefinisikan sebagai pesan yang disampaikan oleh

komunikator melalui lisan atau media kepada komunikan. Dengan
harapan komunikan memberi feedback terhadap pesan yang
disampaikan.
Begitu juga dalam beriklan, dalam meningkatkan
penjualan produk, perusahaan melakukan berbagai macam cara.
Komunikasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
penjualan produk yang mereka miliki. Komunikasi pemasaran
adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan
informasi,
mempengaruhi
atau
membujuk,
dan/atau
meningkatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar
bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang
ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono,
2002:219).
Periklanan merupakan segala bentuk penyajian dan
promosi ide, pada saat ini banyak sekali produk dan pelayanan
jasa yang berkembang di Indonesia. Konsumen dibuat senang

dengan semakin bervariasinya produk untuk dikonsumsi dalam
memenuhi kebutuhan. Keberagaman produk tersebut membuat
konsumen menjadi lebih leluasa memilih produk yang akan
mereka konsumsi.
Munculnya beragam produk yang diiklankan membuat
24

Social Humanity:Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Volume 1 Nomor 1 (Desember 2017) 23-31

media televisi yang diyakini memiliki fungsi yang sangat efektif.
Menurut Jefkins dikutip dari buku periklanan menulis, televisi
yang sifatnya audio visual lebih berpengaruh dibandingkan surat
kabar, majalah, radio dan sebagainya. Hal ini disebabkan pada
media televisi orang dapat melihat gambar dan mendengarkan
suara. Media yang paling efektif adalah media yang dapat dilihat
dan didengar. Sedangkan pada media cetak, orang hanya dapat
melihat saja tetapi tidak mendengar pesan yang disampaikan.
Kelebihan televisi tersebut menjadikan pemilik perusahaan besar
berlomba-lomba mengiklankan produk yang mereka tawarkan
kepada khalayak.

Dengan iklan televisi diharapkan dapat menyampaikan
informasi yang dapat menimbulkan perhatian, minat, keinginan,
keputusan dan tindakan untuk membeli produk yang ditawarkan.
Iklan adalah pesan atau berita yang bertujuan untuk
memberitahukan dan mempersuasif masyarakat luas dan khalayak
ramai tentang produk atau jasa yang dimiliki oleh perusahaan dan
siap untuk dipindah hak kepemilikannya melalui proses jual beli.
Periklanan tidak hanya berkaitan dengan pemberian
informasi. Iklan harus dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik
minat khalayak, original serta memiliki karakteristik tertentu dan
persuasif sehingga para konsumen atau khalayak secara suka rela
terdorong untuk melakukan sesuatu tindakan sesuai dengan yang
diinginkan pengiklan.
Salah satu merek produk yang akan dikaji adalah merek
produk Wings Food yaitu mie instan sedap. Karena Dari semua
merek pesaing, Mi Sedaap yang paling mungkin menggoyang
posisi market leader Indomie di pasar. Terbukti memang Mi
Sedaap-lah yang diam-diam sedikit menggerogoti pangsa pasar
Indomie. Ini benar terutama pada awal Mi Sedaap muncul di
pasaran dan konsumen banyak yang tertarik untuk menjajal mie

instan baru ini. Mie Instan Sedaap adalah merek mie instan
populer kedua seteleh produk Indomie yang diproduksi oleh PT.
Indofood (Wikipedia). Mie Sedaap merupakan mie instan yang
diproduksi oleh PT. Wings Food sejak 2003. Mie Sedaap awalnya
mempunyai tiga varian rasa, yaitu mie goreng dengan “kriukkriuk”, rasa soto dengan koya, dan rasa ayam bawang dengan
bawang goreng. Mi Sedaap dengan gigih mencoba mendapatkan
posisi kuat dalam pasar mie instan yang sudah lebih dulu dirajai
Indomie. Dengan mereknya, Mi Sedaap seakan menanamkan
image mie yang memang sedap dan harus dicoba oleh
masyarakat, sesuai dengan tagline-nya “Puas Sedapnya!”. Selain
itu, Mi Sedaap juga gencar beriklan pada berbagai media. Sebagai
pendatang baru, Mi Sedaap hadir dengan strategi promosi agresif
untuk segera mendongkrak awareness merek produk. Mi Sedaap
sebagai merek mie instan yang relatif baru telah menjadi
fenomena karena berhasil menggerogoti pangsa pasar sang
market leader Indomie. Kehadiran mie Sedaap langsung
mengubah peta bisnis industri Mie Instan, belum genap dua tahun
diluncurkan mereka sudah berhasil menggerus sedikitnya 12 %
pangsa pasar Indofood yg selama 30 tahun merajai produk mie
instan. Selain di Indonesia, mie sedap juga mampu menembus

mancanegara seperti Malaysia dan Nigeria. Segala prestasi yang
diraih oleh Mi Sedaap adalah berkat bumbu dan rasa yang

berhasil memenuhi ekspektasi konsumen, sehingga sedikit demi
sedikit pangsa pasar bisa diraih, walaupun variasi rasa memang
belum
bisa
sebanyak
pesaing
terkuatnya,
Indomie.
(www.marketing.co.id)
Mie sedap adalah merek dengan belanja iklan terbesar
kedua setelah indomie dan market share Indomie sebagai market
leader mie instan di Indonesia (www.nielsen.com). Mie Sedaap
juga gencar beriklan pada berbagai media untuk meningkatkan
awareness pasar. Salah satunya dengan cara mengiklankan
produknya di televisi. Telah banyak iklan - iklan produk mie
sedap di televisi bermunculan agar khalayak luas dapat
mengetahui dan menerima produk tersebut. Salah satu iklannya

adalah mie sedaap white curry yg dibintangi oleh Syahrini, dalam
iklan tersebut syahrini menjabarkan kelezatan mie sedaap white
curry dengan sebuah lagu.
Berdasarkan data Top Brand Awards, berikut adalah
market share mie instan tahun 2012, 2013, 2014, 2015 yang
disajikan dalam bentuk tabel 1.1
Tabel 1.1
Market share mie instan
Merek
2012
2013
2014
2015
Indomie
77,5%
80,6%
75,9%
75.9%
Mie Sedap
15,7%

13,5%
14,4%
15.9%
Supermi
2,5%
2,1%
3.0%
2.7%
Sarimi
0,7%
1,2%
3.6%
2.2%
Lainnya
3,8%
2,6 %
3,1%
3,3%
Sumber: www.topbrandaward.com
Berdasarkan data pada tabel di atas mie sedap menduduki

posisi kedua dalam market share mie instan. Pada tahun 2012
market share mie sedap sebesar 15,7% dan pada tahun 2013
mengalami penurunan sebesar 2,2% yakni menjadi 13,5%. Pada
tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi 14,4% dan ditahun
2015 15,9%.
Berhubungan dengan pengaruh Terpaan Iklan Mie Sedap
Terhadap Keputusan Membeli terdapat penelitian terdahulu yang
telah mengangkat tema tersebut yaitu penelitian oleh
Rahmadayanti (2013) tentang Hubungan Antara Menonton Iklan
Mie Instan di Televisi dengan Keputusan Pembelian Mahasiswa
Makassar. Dari hasil analisis data dan pembahasan masalah yang
telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat
hubungan antara menonton iklan mie instan di televisi dengan
keputusan membeli mahasiswa Makassar.
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk
meneliti dengan judul penelitian “Pengaruh Terpaan Iklan Mie
Sedap di Televisi Terhadap Keputusan Konsumen Membeli
Produk Mie Sedap (Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Tadulako)”.
Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris
communication berasal dari kata latin commu nicatio dan
bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini
maksudna adalah sama mkana (Effendy, 2004:9). Akan tetapi,
pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas sifatnya dasariah,
dalam
arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus
mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat.
Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya
25

So cial Humanity:Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Volume 1 Nomor 1 (Desember 2017) 24-31

informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga
persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham
atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.
Seorang ahli psikologi dan ahli politik asal Amerika Serikat yaitu
Carl I. Hovland mengemukakan komunikasi adalah proses
dimana seorang individu (komunikator) mengoperkan perangsang
(biasanya lambang-lambang bahsasa) untuk merubah tingkah laku
individu-individu yang lain (komunikan) (Setiadi, 2003:239).
Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat
dilakukan secara efektif, para peminat komunikasi sering
mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell,
Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan
komunikasi ialah menjawab pertanyaan berikut: Who Says What
In Which Channel To Whom With What Effect? (Effendy,
2004:10)
Paradigma di atas menunjukkan bahwa komunikasi
meliputi lima unsur, yaitu:
1. Komunikator (communicator/sender )
2. Pesan (messeage)
3. Media (channel)
4. Komunikan (communicant, receiver, recipient)
5. Efek (effetc, impact influence)
Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut,
komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan melalui meia yang menimbulkan efek tertentu.
Pengertian Komunikasi Massa
Definisi komunikasi massa merupakan penjabaran tentang
arti istilah komunikasi massa itu sendiri berdasarkan oencetusnya
ada yang menekankan pada tujuan tapi ada pula yang
menekankan pada medianya maupun sifatnya. Komunikasi massa
adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa
dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan
informasi kepada khalayak luas ( Bungin, 2006:71).
Ada definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh
Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble dalam Nurudin (
2007 : 35-36). Menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai
komunikasi massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Komunikator dalam komunikasi mengandalkan peralatan
modern untuk menyebarkan pesan secara cepat kepada
khalayak yang luas dan tersebar. Artinya alat yang
digunakan dalam penyampaian pesan yaitu media massa
sehingga proses penyebaran informasi berlangsung secara
serempak dan bersamaan.
2. Komunikator dalam komunikasi massa menyebarkan
pesan-pesannya bersmaksud mencoba berbagai pengertian
dengan jutaan yang tidak saling kenal. Antara pengirim
dan penerima tidak mengenal satu sama lain.
3. Pesan adalah publik. Artinya
bahwa pesan bisa
didapatkan dan diterima banyak orang dan bukan untuk
sekelompok orang tertentu.
4. Sebagai sumber, komunikator massa melembaga, artinya
terdiri dari kumpulan beberapa orang dengan gabungan
dari unsur-unsur yang berbeda yang memiliki kesatuan
sistem.

5.

Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (peznapis
informasi), artinya orang-orang yang memiliki peranan
penting dalam proses penyebaran informasi. Seperti
reporter, editor, layouter dan laiin-lain.
6. Umpan balik dalam omunikasi massa bersifat tertunda
(delaiyed)
Berdasarkan pengertian komunikasi massa tersebut maka
secara langsung mempunyai peranan yang sangat penting.
Melalui sifatnya pesan komunikasi yang disampaikan bersifat
umum dan terbuka, dalam memperoleh pesan komunikasi erat
hubungannya dengan sifat heterogen komunikan.
Bentuk-Bentuk Media Massa
1. Media Massa Tradisional
Media massa tradisional adalah media massa dengan
otoritas dan memiliki organisasi yang jelas sebagai media massa,
dimana terdapat ciri-ciri :
a. Informasi dari lingkungan diseleksi, diterjemahkan
dan didistribusikan.
b. Media massa menjadi perantara dan mengirim
informasinya melalui media tertentu.
c. Penerima pesan tidak pasif dan merupakan bagian
dari masyarakat dan menyeleksi informasi yang
mereka terima.
d. Interaksi antara sumber berita dan penerima sedikit
(Nurudin, 2007:120)
Macam-macam media tradisional antara lain adalah surat
kabar, majalah, radio siaran, televisi dan film.
2.
Media Massa Modern
Seiring dengan perkembangan sosial budaya, telah
berkembang media massa lain yang kemudian dikelompokkan
dalam media massa modern seperti internet dan telepon selular.
Media massa modern ini memiliki ciri-ciri seperti :
a. Sumber dapat mentransmisikan pesannya kepada
banyak penerima (misalnya melalui SMS atau
Internet).
b. Isi pesan tidak hanya disediakan oleh lembaga atau
organisasi namun juga oleh individual.
c. Tidak ada perantara, interkasi terjadi pada individu.
d. Komunikasi mengalir (berlangsung) ke dalam.
e. Penerima yang menentukan waktu interaksi (Bungin,
2008 : 107)
Media komunikasi modern meliputi media yang berbasis
pada komputer / computer- mediated communicarion yang secara
serempak menyatukan berbagai media seperti mesin ketik, mesin
atau alat-alat hitung, perangkat lunak matematika dan statistik,
desain grafis dan arsitektur sampai kepada media pengganti
seperti film dan video dalam VCD dan DVD, MP3, hingga ke
internet, e-mail, news mail, surat kabar dan majalah elektronik
(Liliweri, 2011:882).
Media komunikasi modern kini telah membuat semua
penduduk dunia dapat dijangkau dengan mudah. Jadi kehadiran
teknologi media telah ikut membuat revolusi baru dibidang
komunikasi di mana terjadi perubahan radikal atas struktur
komunikasi yang bergerak dari pengiriman dan pertukaran yang
26

Social Humanity:Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Volume 1 Nomor 1 (Desember 2017) 23-31

sebelumnya mengendalkan one-to-many communication (televisi,
film, radio, surat kabar, dan majalah) ke many-to-many
communication melalui e-mail, internet forum (Liliweri,
2011:883).
Iklan
Iklan atau advertising dapat didefinisikan sebagai setiap
bentuk komunikasi non personal mengenai suatu organisasi,
produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang
diketahui. Adapun maksud „dibayar‟ pada definisi tersebut
menunjukan fakta bahwa ruang atau waktu bagi melibatkan media
massa (TV, radio, majalah, koran) yang dapat mengirimkan pesan
kepada sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan.
Dengan demikian sifat nonpersonal iklan berarti pada
umumnyatidak tersedia kesempatan untuk mendapatkan umpan
balik yang segera dari penerima pesan. Karena itu, sebelum pesan
iklan
dikirim,
pemasang
iklan
harus
betul-betul
mempertimbangkan bagaimana audiensis akan memberikan
respon terhadap pesan iklan dimaksud. (Morissan, 2010:17)
Terdapat sejumlah alasan mengapa perusahaan atau
pemasang iklan memilih iklan di media massa untuk
mempromosian barang atu jasa. Pertama, iklan di media massa
dinilai efisien dari segi biaya untuk mencapai audiensi dalam
jumlah besar. Iklan di media massa dapat digunakan untuk
menciptakan citra merek dan daya tarik simbolis bagi suatu
perusahaan atau merek. Hal ini menjadi sangat penting khususnya
bagi produk yang sulit dibedakan dari segi kualitas maupun
fungsinya dengan produk saingannya. Pemasang iklan harus dapat
memanfaatkan iklan di media massa untuk memosisikan
produknya dimata konsumen. (Morissan, 2010:18)
Keuntungan lain dari iklan melalui media massa adalah
kemampuannya menarik perhatian konsumen terutama produk
yang iklannya populer atau sangat dikenal masyarakat. Hal ini
tentu saja pada akhirnya akan meningkatkan penjualan. Sifat dan
tujuan iklan berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan
lainnya, antara satu jenis industri dengan industri lainnya, dan
antara satu situasi dengan situasi lainnya. Demikian juga
konsumen yang menjadi target suatu iklan juga berbeda antar satu
jenis produk dengan produk lainnya. Suatu perusahaan beriklan
dengan tujuan untuk mendapatkan respon atau aksi segera melalui
iklan media massa. Perusahaan lain mungkin bertujian untuk
lebih mengembangkan kesadaran atau ingin membentuk citra
positif dalam jangka panjang bagi barang atau jasa yang
dihasilkannya. (Morissan, 2010:19)
Iklan Televisi
Televisi merupakan salah satu media yang disukai oleh
perusahaan-perusahaan dalam mengiklankan produknya agar
lebih dikenal oleh masyarakat.
Kelebihan Iklan Televisi
Televisi memiliki berbagai kelebihan dibandingkan
dengan jenis media lainnya yang mencakup :
1. Daya Jangkau Luas
Daya jangkau siaran yang luas memungkinkan
pemasar memperkenalkan dan mempromosikan produk
barunya secara serentak dalam wilayah yang luas bahkan
ke seluruh wilayah suatu negara.

2.

Selektifitas dan Fleksibilitas
Televisi dapat menjangkau audiensi tertentu
karena adanya variasi komposisi audiensi sebagai hasil
dari isi program, waktu siaran, dan cakupan geografis
siaran televisi. Stasiun televisi juga dapat menayangkan
program siaran yang mampu menarik perhatian kelompok
audiensi tertentu yang menjadi target promosi suatu
produk tertentu. Selain audiensi yang besar, televisi juga
menawarkan fleksibilitasnya dalam hal audiensi yang
dituju.
3. Fokus Perhatian
Siaran iklan televisi akan selalu menjadi pusat
perhatian audiensi pada saat iklan ditayangkan.jika
audiensi tidak menekan remote control-nya untuk melihat
prigram stasiun televisi lain, maka ia harus menyaksikan
tayangan iklan televisi itu satu persatu.
4. Kreatifitas dan Efek
Televisi merupakan media iklan yang paling
efektif karena dapat menunjukan cara bekerja suatu
produk pada saat digunakan. Iklan yang disiarkan televisi
dapat menggunakan kekuatan personalitas manusia untuk
mempromosikan produknya. Cara seseorang berbicara dan
bahasa tubuh (body language) yang ditunjukannya dapat
membujuk audiensi untuk membeli produk yang
diiklankan tersebut.
5. Prestise
Perusahaan yang mengiklankan prroduknya di
televisi biasanya akan menjadi sangat dikenal orang. Baik
perusahaan yang memproduksi barang tersebut maupun
barang itu sendiri akan menerima status khusus dari
masyarakat. Dengan kata lain, produk tersebut
mendapatkan prestise tersendiri.
6. Waktu Tertentu
Suatu produk dapat diiklankan di televisi pada
waktu-waktu tertentu ketika pembeli potensialnya berada
di depan televisi. Dengan demikian, pemasang iklan akan
menghindari waktu-waktu tertentu pada saat target
konsumen mereka tidak menonton televisi. (Morissan,
2010:240)
Kelemahan Iklan Televisi
Selain memiliki banyak kelebihan, iklan di televisi juga
memiliki kelemahan, yaitu :
1. Biaya Mahal
Walaupun televisi diakui sebagai media yang
efisien dalam menjangkau audiensi dalam jumlah besar
namun televisi merupakan media paling mahal untuk
beriklan. Biaya iklan televisi yang mahal ini tidak saja
disebabkan tarif penayangan iklan yang mahal dan biaya
yang dikenakan kepada pemasang iklan televisi dihitung
berdasarkan detik, tetapi juga biaya produksi iklan
berkualitas yang juga mahal.

27

So cial Humanity:Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Volume 1 Nomor 1 (Desember 2017) 24-31

2.

Informasi Terbatas
Dengan durasi iklan yang rata-rata hanya 30 detik
dalam sekali tayang, maka pemasang iklan tidak memiliki
cukup waktu untuk secara leluasa memberi informasi yang
lengkap.
3. Selektivitas Terbatas
Walaupun televisi menyediakan selektivitas
audiensi melalui program-program yang ditayangkannya
dan juga melalui waktu siarannya namun iklan televisi
bukanlah pilihan yang paling tepat bagi pemasang iklan
yang ingin membidik konsumen yang sangat khusus dan
spesifik yang jumlahnya relatif sedikit.
4. Penghindaran
Kelemahan lain siaran iklan televisi adalah
kecenderungan audiensi untuk menghindari pada saat
iklan ditayangkan. Audiensi sering memindahkan channel
ketika stasiun televisi tengah menayangkan iklan atau
mengecilkan volume suara.
5. Tempat Terbatas
Stasiun televisi tidak dapat memperpanjang waktu
siaran iklan tanpa mengorbankan waktu penayangan
program. Jika waktu penayangan program banyak diambil
untuk iklan, maka hal itu justru akan mengganggu atau
bahkan merusak program itu sendiri, sebagai akibatnya
audiensi akan meninggalkan acara itu. (Morissan,
2010:244)
Minat Beli
Mehta dalam sutisna (2003:32) mendefinisikan minat beli
sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek
atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian
yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan
pembelian. Sedangkan definisi minat beli menurut Thamri adalah
merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam
sikap mengkonsumsi, kecenderungan, respon untuk bertindak
sebelum keputusan untuk membeli benar-benar dilaksanakan.
Umumnya seseorang cenderung untuk selalu memenuhi
setiap keinginan yang timbul dari dalam dirinya. Pada awalnya
proses perilaku konsumen dalam mengkonsumsi produk atau jasa
diawali oleh timbulnya keinginan atau minat pada diri konsumen
untuk memiliki demi pemenuhan kebutuhannya.
Menurut Assael yang dikutip oleh Sutisna (2003:6) ada
tiga faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen
yaitu sebagai berikut :
1. Faktor Konsumen Individual
Artinya pilihan untuk membeli suatu produk
dengan merek tertentu dipengaruhi oleh hal-hal yang ada
pada diri konsumen. Kebutuhan, persepsi terhadap
karakteristik merek, sikap, kondisi demografis, gaya hidup
dan
karakteristik
kepribadian
individu
akan
mempengaruhi pilihan individu itu terhadap berbagai
alternatif yang tersedia.

2.

Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Konsumen
Pilihan-pilihan
konsumen
terhadap
merek
dipengaruhi oleh lingkungan yang mengitarinya. Jadi
interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang akan turut
mempengaruhi pilihan-pillihan merek yang dibeli.
3. Faktor Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang banyak dibahas adalah
salah satunya variabel dalam model ini dikendalikan oleh
pemasar. Dalam daln ini, pemasar berusaha
mempengaruhi konsumen dengan menggunakan stimulistimuli pemasaran seperti iklan dan sejenisnya agar
konsumen bersedia memilih merek produk yang
ditawarkan.
Teori AIDA
Menurut Kotler dan Keller (2009:197) menjelaskan teori
AIDA (Attention, Interest, Desire and Action) merupakan suatu
pesan yang harus mendapatkan perhatian, menjadi ketertarikan,
menjadi minat, dan mengambil tindakan. Teori ini menyimpulkan
akan kualitas dari pesan yang baik.
Definisi di atas dapat diaplikasikan bahwa AIDA
(Attention, Interest, Desire and Action) merupakan alat
penyampaian suatu pesan yang ideal kepada konsumen di mana
melalui suatu tahapan yang terdiri dari perhatian
(Attention/Awareness), ketertarikan (Interest), minat (Desire) dan
mengambil tindakan (Action). Hal ini di mana seorang pemasar
harus menyadari bahwa pesan yang disajikan tentang AIDA
(Attention, Interest, Desire and Action), yaitu:
1. Perhatian (Attention)
Menimbulkan perhatian pelanggan berarti sebuah
pesan harus dapat menimbulkan perhatian baik dalam
bentuk dan media yang disampaikan. Perhatian itu
bertujuan secara umum atau khusus kepada calon
konsumen atau konsumen yang akan dijadikan target
sasaran. Hal tersebut dapat dikemmukakan lewat tulisan
dan gambar yang menonjol dan jelas, perkataan yang
menarik atau mudah diingat, dan mempunyai karakteristik
tersendiri. Pesan yang menarik perhatian merupakan suatu
langkah awal bagi perusahaan dimana pesan tersebut akan
dikenal, diketahui dan diingat oleh konsumen. Proses
tersebut bisa dikatakan sebagai proses awareness /
kesadaran akan adanya produk yang disampaikan ke
konsumen.
2. Ketertarikan (Interest)
Tertarik berarti pesan yang
disampaikan
menibulkan perasaan ingin tahu, ingin mengamati, dan
ingin mendengar serta melihat lebih seksama. Hali
tersebut terjadi karena adanya minat yang menari
kerhatian konsumen akan pesan yang ditunjukan.
3. Keinginan (Desire)
Pemikiran terjadi dari adanya keinginan ini,
berkaitan dengan motif dan motivasi konsumen dalam
membeli suatu produk. Motif pembelian dibedakan
menjadi dua, yaitu motif rasional dan emosional. Hal ini
di mana motif rasional mempertimbangkan konsumen
28

Social Humanity:Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Volume 1 Nomor 1 (Desember 2017) 23-31

4.

literatur yang digunakan serta data lain yang didapat
dari sumber sekunder.
Sesuai dengan penelitian ini, yaitu penelitian kuantitatif,
maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
Kuesioner.skala yang digunakan pada penelitian ini adalah skala
likert. Pengujian hipotesisnya menggunakan rumus regresi linear
berganda dengan rumusnya adalah sebagai berikut :
(Sugiyono, 1997:251)
Y = a + b1X1 + ... + bnXn +
Dimana :
Y = variabel tidak bebas (subjek daalm variabel tak
bebas/dependen yang diprediksi)
X = variabel bebas (subjek pada variabel independen
yang mempunyai nilai tertentu)
a = nilai intercept (konstan) atau harga Y bila X = 0
b = koefisien regresi yaitu angka peningkatan atau
penurunan variabel dependen yang didasarkan pada
variabel independen. Bila b (+) maka naik, bila b (-) maka
terjadi penurunan.
e = kesalahan pengganggu (eror)
Apabila formulasi tersebut diimplementasikan dalam
penelitian ini, maka model yang digunakan adalah :
Y = a + b 1X1 + b 2X2 + e
Dimana :
Y = keputusan membeli produk Mie Sedap
X1 = frekuensi iklan
X2 = durasi menonton
A = nilai intercept (konstan)
b = koefisien regresi
e = kesalahan pengganggu (error)
Standar Pedoman Untuk Memberikan interpretasi
INTERVAL KOEFISIEN
TINGKAT HUBUNGAN

akan keuntungan dan kerugian yang didapatkan,
sedangkan motif emosional terjadi akibat emosi akan
pembelian produk.
Tindakan (Action)
Tindakan terjadi dengan adanya keinginan kuat
konsumen sehingga terjadi pengambilan keputusan dalam
melakukan pembelian produk yang ditawarkan. (Kotler
dan Keller 2009:178).

METODE PENELITIAN
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah eksplanatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian
eksplanatif yaitu penelitian yang menghubungkan atau mencari
sebab akibat antara dua atau lebih konsep (variabel) yang akan
diteliti (Kriyantono, 2007:69). Penelitian ini menjelaskan
pengaruh antara dua variabel yaitu terpaan iklan Mie Sedap di
televisi dan keputusan konsumen melakukan pembelian.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan metode survei yaitu
metode riset yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen
pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi
tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi
tertentu (Kriyantono, 2007:60). Sedangkan jenis survei yang
digunakan adalah survei eksplanatif, yaitu survei yang digunakan
untuk mengetahui mengapa situasi atau kondisi tertentu terjadi
atau apa yang mempengaruhi terjadinya sesuatu.
Penelitian di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Tadulako Program Studi Ilmu Komunikasi
angkatan 2014, karena penelitian ini membahas tentang
periklanan, sehingga diharapkan mahasiswa angkatan 2014 dapat
memberikan jawaban yang akurat sebagai responden.
Pengertian populasi menurut sugiyono (2007:55), adalah
wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang telah
ditetapkan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi Universitas Tadulako
angkatan 2014 yang berjumlah
146 orang. (Prodi Ilmu
Komunikasi)
Sampel adalah bagian dari populasi yang kemudian
dijadikan objek penelitian. Dalam penelitian ini, teknik
pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah teknik
simple random sampling yaitu pengambilan sampel yang
memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota yang
ada dalam satu populasi untuk dijadikan sampel (Sugiyono, 2007:
56).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua,
yaitu :
1. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber
data pertama atau tangan pertama dilapangan. Sumber
data ini bisa responden atau subjek penelitian, dari hasil
pengisian kuesioner, wawancara, dan observasi
(Kriyantono, 2007:41)
2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber
kedua atau sumber sekunder (Kriyantono 2007:44).
Data sekunder dalam penelitian ini berupa buku - buku

0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000

Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat

HASIL & PEMBAHASAN
Pengaruh Terpaan Iklan Mie Sedap Di Televisi Terhadap
Keputusan Konsumen Membeli Produk Mie Sedap (Studi
Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Tadulako).
Berdasarkan tabel 1 Tersebut, nilai koefisien korelasi
(Multiple R) adalah sebesar 0,519 atau sebesar 51,9 % dengan
tingkat signifikansi 0,136. Hal tersebut menunjukan pengaruh
yang kuat dan nyata antara variabel bebas Frekuensi menonton
(X1) dan Durasi menonton (X2) dengan variabel terikat Keputusan
Membeli (Y)
Nilai R Square adalah 0,269 menunjukan bahwa secara
simultan variabel bebas terpaan iklan mie sedap white curry di
televisi yang terdiri dari Frekuensi menonton (X 1) dan Durasi
menonton (X2) memberikan kontribusi sebesar 26,9% terhadap
variabel terikat Keputusan Membeli. sedangkan sisanya 73,1%
merupakan variabel lain yang tidak disertakan dalam penelitian
29

So cial Humanity:Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Volume 1 Nomor 1 (Desember 2017) 24-31

disebabkan dalam tujuan penyampaiannya menggunkan unsurunsur komunikasi yang terdiri dari komunikator, pesan, media
Dalam penelitian ini lebih tepatnya meneliti tentang
(melalui televisi), komunikan atau khalayak, dan efek yang
terpaan iklan televisi. Iklan televisi merupakan salah satu bentuk
produk yang dihasilkan oleh media komunikasi (media televisi),
diharapkan dari tayangan televisi itu sendiri.
yang sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Hal ini
Table 1 Analisis regresi linear berganda
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized oefficients
t - hitung
Sig - t
B
Standard. Error
Beta
(Constant)
1,924
1,273
1,511
0,136
Frekuensi Menonton X1
0,763
0,294
0,352
2,600
0,012
Durasi Menonton X2
0,489
0,280
0,236
1,744
0,087
Multiple R
= 0,519
F-hitung
= 10,325
R Square
= 0,269
F-tabel
= 2,40
Adjusted R Square = 0,243
T-tabel
= 1,672
mahasiswa Ilmu Komunikasi, yang pada akhirnya ketika tayangan
Televisi juga merupakan sarana komunikasi utama
tersebut terus menerus disaksikan perlahan-lahan mampu
disebagian besar masyarakat kita, tidak ada media lain yang dapat
merubah pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu yang
menandingi televisi dalam hal volume teks budaya yang
kemudian berefek ke sikap dan tindakan masyarakat (penonton).
diproduksinya karena media televisi merupakan media yang
Proses
perubahan
pengetahuan
tersebut
paling banyak diminati oleh khalayak. Sedangkan efek
menggambarkan proses belajar pada individu dalam hal ini
komunikasi merupakan hasil atau pengaruh yang ditimbulkan dari
mahasiswa Ilmu Komunikasi yang terdiri dari:
suatu proses komunikasi, yakni perubahan tingkat pengetahuan
Pertama, Attention (Perhatian) yang diberikan pada
dan sikap bahkan sampai pada tingkah laku dari komunikan, baik
penerima dapat diterima atau ditolak. Dalam penelitian ini Iklan
yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan apa yang
Mie Sedap White Curry menampilkan tema iklan yang menarik
diinginkan atau dikehendaki ataupun yang diharapkan oleh
dan mudah diingat sehingga berhasil mempengaruhi perhatian
komunikator sebagai pihak yang menyampaikan pesan.
mahasiswa Ilmu Komunikasi karena dianggap mampu menjadi
Iklan Mie Sedap White Curry adalah salah satu dari
pendukung dalam hal pengambilan keputusan membeli.
sekian banyak iklan di televisi, di mana dalam menyajikan iklan
Kedua, Apabila stimulus (pesan) telah mendapat
tersebut pembuat iklan menggunakan tema yang unik, sehingga
perhatian dari penerima maka ia mengerti, stimulus (pesan) ini
masyarakat mudah mengingat iklan tersebut.
dapat dilanjutkan kepada proses berikutnya. Merujuk pada hasil
Adapun yang menjadi sub variabel sekaligus merupakan
penelitian ini bahwa iklan Mie Sedap White Curry di Televisi
kunci utama dalam mengukur ada tidaknya pengaruh terpaan
selain mampu menarik perhatian khalayak (penonton) juga
Iklan Mie Sedap di Televisi Terhadap keputusan Konsumen
mampu menumbuhkan minat (Interest) khalayak
untuk
Membeli Produk Mie Sedap adalah Frekuensi dan Durasi.
mengetahui iklan tersebut.
Frekuensi adalah tingkat keseringan masyarakat dalam menonton
Ketiga, Setelah penerima mengolah stimulus (pesan)
tayangan Iklan Mie Sedap White Curry. Sedangkan Durasi adalah
tersebut sehingga terjadi kesedian untuk bertindak demi
lamanya masyarakat dalam menonton tayangan Iklan Mie Sedap
rangsangan (pesan) yang diterimanya. Artinya informasi yang
White Curry.
diperoleh melalui iklan Mie Sedap White Curry di televisi
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa Frekuensi
menarik perhatian khalayak (penonton) dan membuat khalayak
Menonton (X1) dan Durasi Menonton (X2) mempunyai pengaruh
berkeinginan (Desire) untuk membeli produk tersebut baik secara
yang signifikan terhadap Keputusan Membeli Mahasiswa Ilmu
rasional maupun emosional. Maksud dari secara rasional adalah
Komunikasi (Y). Hal ini ditunjukan dari hasil data responden
khalayak ingin membeli produk dengan memperhitungkan
yang di analisi menggunakan regresi linear berganda yang
keuntungan dan kerugian, sedangkan secara emosional hanya
menunjukan nilai multiple R sebesar 0,519 atau 51,9%. Hasil ini
didasarkan oleh keinginan mencoba produk tersebut.
didasarkan pada standar kategori Guilford dalam Sugiyono bahwa
Keempat, Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta
kisaran angka (0,40 – 0,599) mempunyai pengaruh sedang. Yang
dorongan dari lingkungan maka dalam hal ini informasi yang
Artinya kedua variabel mempunyai pengaruh sedang.
diperoleh dari iklan Mie Sedap White Curry di televisi tersebut
Untuk uji simultan (serempak) diperoleh nilai Fhitung
mempunyai efek tindakan (Action) dari individu terjadi keputusan
sebesar 10,325 lebih besar dari Ftabel yang nilainya 2,40 (10,325 >
pembelian.
2,40) dengan tingkat signifikan lebih kecil dari taraf nyata (0,00 <
Fungsi iklan antara lain, memberi informasi, membujuk
0,1) nilai Fhitung. Hal ini berarti nilai Fhitung lebih besar dari nilai
atau mempengaruhi menciptakan kesan, memuaskan keinginan
Ftabel. Dengan demikian hasil ini memberikan makna bahwa
dan sebagai alat komunikasi. Hasil penelitian ini menunjukan
secara simultan (serempak) Frekuensi dan Durasi menonton
bahwa iklan Mie Sedap White Curry telah sesuai dengan
tayangan iklan Mie Sedap White Curry berpengaruh signifikan
fungsinya, yaitu tersampaikannya pesan oleh komunikator
terhadap Keputusan Membeli Mahasiswa Ilmu Komunikasi.
(pengiklan) kepada khalayak (penonton) agar mau membeli
Jika melihat pada perspektif teori, hasil penelitian ini
produk tersebut.
sejalan dengan teori AIDA (Attention, Interest, Desire, Action )
Berdasarkan penelitian tersebut, maka periklanan
sebagai grand theory dalam penelitian ini, audiens dalam hal ini
dengan melalui televisi merupakan media yang paling efektif
mahasiswa Ilmu Komunikasi mengetahui bahwa Iklan Mie Sedap
untuk menyampaikan pesan. Televisi merupakan media yang
White Curry mudah diingat dan memiliki ciri khas tersendiri,
memberikan kontribusi yang luar biasa dalam kehidupan
sehingga iklan tersebut menjadi menarik bagi sebagian besar
ini.

30

Social Humanity:Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Volume 1 Nomor 1 (Desember 2017) 23-31

masyarakat. Televisi dipandang sebagai alat komunikasi yang
“harus” ada dalam sebuah keluarga. Singkatnya, media televisi
telah menjadi bagian tak terpisahkan bagi sebagian besar
masyarakat indonesia
Hal ini di dukung dengan adanya kelebihan dari iklan
televisi yang telah dijelaskan sebelumnya. Salah satu kelebihan
iklan televisi adalah daya jangkau yang luas. Karena daya
jangkau iklan yang luas, membuat khalayak yang mulanya tidak
tahu menjadi tahu tentang iklan mie sedap White Curry dan
membuat khalayak pada akhirnya melakukan tindakan untuk
membeli produk tersebut.

KESIMPULAN
Secara simultan (bersama-sama) ada pengaruh antara
kedua variabel terpaan iklan mie sedap white curry yang terdiri
dari Frekuensi menonton dan Durasi Menonton terhadap
Keputusan Membeli di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi.
REFERENSI
Ardianto, Elvinaro. 2007. Komunikasi Massa . Bandung:
Simbiosa Rakatama Media
Azwar, Saifuddin. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat
Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
Jefkins, Frank. 1997. Periklanan. Jakarta: Erlangga
Kasali, Rhenald. 1992. Manajemen Periklanan: Konsep dan
Aplikasinya di Indonesia . Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
Kotler dan keller. 2009. Manajemen Pemasaran, edisi 13 jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi.
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi: Serba ada Serba Makna.
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
Morissan. 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada
Rachmat, Jalaluddin. 1993. Metode Penelitian Komunikasi.
Bandung: Remadja Rosdakarya
Ruslan, Rosad. 2008. Metode Penelitian Public Relation dan
Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Setiadi, Nugroho. J. 2003. Perilaku Konsumen . Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif:
Dilengkapi Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS.
Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi.Bandung:
Alfabeta
Sutisna. 2003. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Swastha, Basu. 1995. Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta:
Liberty
Tjiptono, Fandy. 2002. Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi

31