PERAN SWASTA DALAM PENGOLAHAN PESISIR UJ

MAKALAH
TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER 2

PERAN SWASTA DALAM PENGOLAHAN PESISIR UJUNG PANGKAH
KABUPATEN GRESIK

Oleh:
Nama Kelompok
1. Khoirul Anam

11.312.006

2. Firman Syahrianto

11.312.012

Mata kuliah : Ilmu Alamia Dasar

Jurusan Ekonomi
Program Studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah

Gresik 2012

Pengolahan Pesisir Ujung Pangkah

1

B A B

I

PE N D A HU L U A N

Latar Belakang
Sebagai wilayah pesisir utara Jawa Timur dan sebagai hillir dari Sungai Bengawan
Solo,kecamatan Ujungpangkah didominasi oleh pertambakan yang memanfaatkan
systemtradisional dan teknologi semi intensive. Hanya sebagian kecil, wilayah pesisir
tertutup oleh mangrove. Dari 62,17 km2 luas wilayah desa pesisir, hanya 84,1 Ha
mangrove yangtersisa dengan kerapatan yang rendah. Tiga jenis mangrove sejati yang
dominanmelingkupi pesisir Ujungpangkah, yakni: Api-api (Avicennia alba), Pedada
(Sonneratiacaseolaris), dan Bakau (Rhizophora mucronata). Dari aspek biologis hutan

mangrove sangat penting untuk tetap menjaga kestabilanproduktivitas dan ketersediaan
sumberdaya hayati wilayah pesisir. Hal ini mengingatbahwa hutan mangrove juga
merupakan daerah asuhan (nursery ground) danpemijahan (spawning ground) beberapa
biota laut seperti udang, ikan dan kekerangan. Dari 13 desa di Ujungpangkah, terdapat 4
desa di wilayah pesisir, yaitu Pangkah Wetan,Pangkah Kulon, Banyuurip dan Ngemboh
dimana wilayah tersebut sebagian besarmasyarakatnya bekerja sebagai nelayan dan
terkena dampak langsung (ring 1) darikegiatan HESS (Indonesia-Pangkah)Ltd., sebuah
kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) BPMIGAS yang beroperasi di perairan Ujung
pangkah. Oleh sebab itu HESS wajib bekerjasama dengan masyarakat di 4 desa pesisir
tersebut dan melakukan kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan melalui
proses perencanaan secarapartisipatif yang diakukan sejak tahun 2006.
Masalah di Ujung pangah
Pada perencanaan program bersama masyarakat, sering diungkapkan bahwa semakin
tahun Ujungpangkah mengalami degradasi alam, hasil tangkapan nelayandan hasil panen
tambak semakin menurun baik secara kualitas maupun kuantitas.Berdasarkan
permasalahan tersebut,Maka pada tahun 2008 HESS bekerjasamadengan IPB
memfasilitasi sebuah tilik-kaji (assessment) untuk program pemulihan kawasan pesisir di
Ujungpangkah.
Permasalahan yang teridentifikasi di Ujungpangkah sbb :
1. Pencemaran

Akibat pembukaan lahan pertanian di daerah hulu, limbahindustri di daerah aliran
sungan (DAS). Sektor industri yang menghasilkanlimbah kimiawi (hidrokarbon,
logam berat, dll) yang masuk melalui aliransungai sangat potensial mencemari
perairan pesisir dan laut.
2. Degradasi Fisik Habitat
Kawasan pesisir Ujungpangkah akan mengakibatkan penurunan kualitas ekosistem
pesisir, mangrove dan terumbukarang. Habitat yang mengalami kerusakan seperti
konversi hutan mangroveuntuk kepentingan pembukaan lahan tambak, penambangan
Pengolahan Pesisir Ujung Pangkah

2

batu karanguntuk bahan bangunan, pengendapan dan peningkatan
sedimentakibat erosi tanah, eksploitasi berlebihan sumberdaya ikan.

beban

3. Eksploitasi Sumber Daya Yang Berlebihan
Menipisnya stock sumberdaya ikan tersebut dipicu oleh aktifitas ekonomi,baik secara
langsung maupun tidak langsung merusak ekosistem danlingkungan, sehingga

perkembangbiakan sumberdaya ikan terganggu. Disamping itu, penipisan tersebut
juga dipengaruhi oleh kurangnya apresiasidan pengetahuan masyarakat untuk
melakukan konservasi ekosistem penunjang sumberdaya ikan, mangrove, terumbu
karang dan ekosistem lain.
4. Abrasi Pantai
Factor-faktor yang menyebabkan terjadinya abrasi pantai yaitu: proses alami karena
gerakan gelombang pada pantai terbuka dan karena aktifitas manusia (penebangan
ekosistem mangrove, pengambilan terumbu karang)

5. Konflik Pemanfaatan
banyak terjadi pergeseran, kawasan lindung menjadilahan pelabuhan, pertambakan,
pariwisata. Akibatnya terjadi kerusakan ekosistem, terutama mangrove. Maka yang
terjadi adalah regenerasi stokikan / udang terancam, pencemaran laut, yang
sebelumnya dapat diikat oleh mangrove, pendangkalan perairan pantai, erosi garis
pantai dan intrusi air asin.
Rekomendasi Program
Dari penilikan kawasan pesisir Ujungpangkah maka direkomendasikan 3 (tiga)
program sinergis yang berbasis masyarakat dan pemangku kepentingan dalam
pengelolaan sumberdaya pesisir serta pengembangan mata pencaharian masyarakat
pesisir, yakni :

1. Fasilitasi penyusunan profil sumber daya pesisir Uung pangkah sebagai sumber data
untuk penyusunan rencana pengelolaan berkelanjutan dan dapatdireplikasi secara
terpadu pada desa-desa Kabupaten Gresik lainnya.
2. Fasilitasi penyusunan
kurikulum muatan lingkungan hidup, khususnya pesisir untuk Sekolah Menegah
Umum (SMU), dan
3. Pembelajaran pengembangan wanamina pola tambak – mangrove sebagai upaya
konservasi mangrove sekaligus budi daya ikan (aqua-culture).
HESS berharap dapat berperan serta dalam pemulihan pesisir Ujung pangkah pada
khususnya dan ikut serta dalam pengolahan pesisir Gresik pada umumnya bersama
dengan stakeholder terkait, secara terpadu demi kelestarian sumber daya alam pesisir di
Gresik.

Pengolahan Pesisir Ujung Pangkah

3

Goal dan objective
Goal kegiatan tersebut yaitu:
1. Ikut serta dalam mempertahankan, memperbaiki kualitas sumberdaya pesisirdan

lingkungan Ujungpangkah.
2. Ikut serta dalam meningkatkan kualitas social dan ekonomi masyarakat melalui
peningkatan ketahanan pangan diwilayah pesisir Ujung pangkah.
Objektives :
1. Profil Sumber Daya Pesisir Ujung Pangka menyediakan informasi yang objektif
dan akurat serta dapat diakui oleh berbagai pihak yang terkait dalam pengelolaan
wilayah pesisir.
2. Penyusunan Kurikulum Lingkungan Pesisir bertujuan agar siswa dapat mengenali
dan memahami ekosistem dan lingkungan hidup pesisir dan lautsehinga tercipta
generasi yang mengenal dan mencintai lingkungan hidupnya,dalam jangka
panjang pembangunan yang dilaksanakan di Kabupaten Gresik senantiasa
berorientasi pada pembangunan yang berwawasan lingkungan.
3. Wanamina (silvofisher) sebagai pembelajaran konservasi sekaligus sebagai
sumber mata pencaharian masyarakat (tambak) tetap dipertahankan, sehingga
pembabatan mangrove secara besar-besaran dapat dihindari.

Pengolahan Pesisir Ujung Pangkah

4


BAB II
METODELOGI

Metodelogi
1. Profil Sumber Daya Alam Pesisir Ujung Pangkah
• Pengumpulan Data
Secara umum data yang akan dikumpulkan baik primer maupun
sekunderdikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu: (1) data biofisik, (2) data
ekonomi, (3)data sosial, dan (4) data kelembagaan, serta (5) data pendukung
lainnya.
• Analisis data
Analisis ini digunakan untuk mengetahui status sumberdaya alam yang ada
dilokasi kajian, meliputi aspek potensi, status pemanfaatan, tingkat pemanfaatan
saat ini, dan tingkat kerusakan yang terjadi. Dalam konteksini,analisis yang
digunakan adalah deskriptip kualitatif dan kuantitatif untuk menggambarkan
kondisi secara umum yang terjadi dilokasi. Analisis yang dilakukan : 1. Analisis
potensi biofisik dan sumber daya, 2. Analisis kesesuaian.
•. Arahan Pengelolahan
Atas dasar hasil analisis sebelumnya (analisis potensi sumberdaya alam dan
analisiskeruangan), selanjutnya dikembangkan arahan pengelolaan kawasan

KecamatanUjungpangkah. Pengembangan arahan pengelolaan ini menggunakan
metode KeKePan (kekuatan-kelemahan-peluang-ancaman) atau analisis SWOT
2. Pembelajaran model wanamia (silvo-fishery)
Kegiatan pengembangan model percontohan wanamina di Ujungpangkah
dilakukanmelalui metode berikut:
 Persiapan dan sosialisasi yang merupakan kegiatan awal yang dilakukanuntuk
menyampaikan rencana program dan menjaring aspirasi, tanggapan serta
keinginan masyarakat, terutama kelompok petambak.
 Survey lokasi berupa kegiatan mengumpulkan berbagai informasi dan
permasalahan pengelolaan tambak dan mangrove yang terdapat di lokasikegiatan.
 Melakukan lokalatih di lokasi percontohan pengelolahan tambak-mangrove
(Pangkahkulon dan Pangkahwetan).
 Penyiapan lokasi untuk penerapan model contoh wanamina (silvo-fishery).
 Pembibitan mangrove yaitu menyemai bibit dan persiapan lahan serta, penanaman
mangrove di lokasi percontohan yang telah disepakatikelompok petambak.
 Monitoring
dan
evaluasi
kemajuan
program

bersama
dengan
masyarakat(kelompok petambak, pemerintah desa, Dinas Kelautan Perikanan
3. Kurikulum Pendidikan Lingkungan Pesisir
 Pengumpulan Informasi
Kebutuhan informasi secara garis besar diringkaskan sebagai berikut :
(1)Karakteristik biofisik lingkungan, (2) Pemanfaatan Sumber daya pesisir dan
lautan, dan (3) Sistem Pengelolaan Sumberdaya pesisir dan laut.
Pengolahan Pesisir Ujung Pangkah

5

 Fasilitasi Penyusunan Kurikulum
Secara konseptual dilakukan sejak sosialisai, semiloka, pengumpulan informasi
sampai dengan penyusunan modul kurikulum muatan lokal.

Progres output
kegiatan yang sudah dilaksanakan antara lain:
 Terselesaikannya dan diresmikannya
profile sumberdaya alam pesisir ujungpangka yang diresmikan oleh Bupati Gresik

pada tanggal 20 Juli 2010.
 Percontohan Tambak mangrove (wanamia)
pada salah satu lokasi tambakdi desa Pangkah Kulon seluas 9,375 m2 Saat ini telah
melewati tahap pemilihanlokasi, lokalatih penanaman dan penanaman mangrove. Saat
ini sedang memasuki tahap pemeliharaan (3bulan) dan kemudian dilakukan
pembudidayaan ikan bandeng. Seluruh tahap kegiatan pembelajaran akanselesai bulan
Desember 2010.
 Fasilitas Penyusunan Kurikulum Lingkungan Hidup.
untuksiswa SMU saat ini sudah tersusun dan akan disosialisasikan dalam
sebuahlokakarya sebagai finalisasi dan akan diresmikan oleh Kepala Dinas
PendidikanKabupaten Gresik pada tahun 2011.

Pengolahan Pesisir Ujung Pangkah

6

BAB III
PEMBAHASAN

Profil Sumberdaya Wilayah Pesisir Ujungpangkah

Kompleksitas wilayah pesisir sebagai multi-use zone menuntut adanya upaya-upaya
pengelolaan secara terpadu dengan tahapan yang jelas. Dalam konteks otonomidaerah,
pemerintah daerah sebaiknya mengembangkan program formal pengelolaanwilayah
pesisir terpadu (Integrated Coastal Management /ICM), yang memberikankesempatan
lembaga-lembaga, baik pemerintah maupun non-pemerintah, sektorswasta, perguruan
tinggi dan pengguna sumberdaya bekerja bersama secara efektif.Bagi suatu daerah yang
mengandalkan basis pembangunan pada wilayah pesisir,informasi yang terintegrasi
tentang pengelolaan wilayah pesisir disusun agar semuadata dan informasi mengenai
pesisir dapat tersaji dengan baik. Semua data daninformasi tersebut dapat disajikan secara
komprehensif melalui penyusunan profilsumberdaya pesisir dengan pendekatan terpadu.
Untuk menjamin bahwa data tersebut bersifat objektif dan dapat dimanfaatkan olehsemua
pihak terkait (stakeholder), maka dalam proses penyusunan profilsumberdaya pesisir
kawasan Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, harus dilakukan secara
partisipatif dengan melibatkan seluruh komponen pesisir. Dengan demikian profil sumber
daya pesisir kawasan Kecamatan Ujungpangkah yang disusun secara partisipatif dapat
menyajikan data yang akurat dan aktual sebagailangkah awal bagi penyusunan Rencana
Pengelolaan yang tepat sasaran bagi pengembangan dan pembangunan suatu daerah.
Pada Profil Sumberdaya WilayahPesisir Ujungpangkah menampilkan antara lain:
 Realitas Biogeofisik Lingkungan.
 Dimensi sosial budaya dan ekonomi masyarakat.
 Isu dan permasalahan.
 Perspektif strategi pengelolaan sumberdaya pesisir Ujungpangkah

Pembelajaran wanamina (silvo fishery)
Pertambakan tradisional dan tradisional plus terlihat dominan di pesisir Ujungpangkah
yang umumnya membudidaya kan ikan bandeng. Di beberapa jalur pematang dan dalam
tambak masih terlihat ditumbuhi mangrove. Sebagian tambak yang dekat dengan garis
pantai masih ditumbuhi mangrove dengan jenisApi-api (Avicennia sp) terlihat dominan
dan sebagian kecil ditumbuhi bakau (Rhizophora sp). Jarak dari garis pantai pada saat air
surut ke tambak sekitar 100m. Sebagian besar masyarakat pesisir Ujungpangkah bermata
pencaharian budidaya ikan (petambak) dan nelayan. Selain bandeng sebagai komoditas
budi daya utama, juga dibudidaya udang. Sebagian masyarakat menangkap kepiting
sebagai sumber mata pencaharian alternatif. Melihat kondisi tambak yang sebagian masih
bermangrove di pesisir Ujungpangkah, didominasi substrat lumpur berpasir yang masih
sesuai bagi jenisApi-api dan Bakau. Selain itu, kelompok petambak Pangkahkulon
berinisiatif untuk menyediakan lahan (tambak) untuk dijadikan percontohan. Maka
Pengolahan Pesisir Ujung Pangkah

7

desaPangkahkulon direkomendasikan sebagai lokasi pembelajaran wanamina (silvofishery) yang dapat direplikasi.Konsep wanamina (silvo-fishery) merupakan konsep yang
akomodatif dimana konservasi dan sumber pencaharian (aqua-culture) dapat berjalan
bersama, dan penebangan mangrove dapat dihindari. Tambak percontohan yang dijadikan
model wanamina di desa Pangkahkulon seluas 9,375m2, didasarkan pada pemanfaatan
suatu tambak berpematang mangrove, dengan sistem penanaman jalur di tengah tambak
sebanyak 3 jalur,sehingga berpola empang bermangrove. Tambak percontohan tersebut
ditanami semaian mangrove berumur sekitar 3-4 bulan untuk budidaya ikan, sehingga
terdapat perpaduan antara tanaman mangrove (wana) seluas sekitar 70% luasantambak
dan budidaya ikan (mina) yang menempati badan air seluas 30% luasantambak.

Kurikulum Pendidikan Lingkungan Hidup
Menyadari bahwa ketersediaan sumberdaya manusia merupakan faktor penting dalam
pembangunan dan pengelolaan sumber daya pesisir dan laut kabupaten Gresik, guna
mencapai pembangunan yang optimal dan berkelanjutan, maka disadari betapa penting
mempersiapkan kader-kader pembangunan yang memahami nilai-nilai lingkungan sejak
awal. Untuk mencapai tujuan tersebut maka salah satu program yang diusulkan olehDinas
Pendidikan Kabupaten Gresik adalah mengembangkan modul kurikulum muatan lokal
lingkungan hidup. Upaya yang dilakukan adalah pengenalan dan pemahaman nilai-nilai
ekosistem dan lingkungan hidup pesisir dan laut sejak dini kepada murid-murid SMU di
Kabupaten Gresik dengan mengintegrasikan muatan lokal kedalam kurikulum Sekolah
Menengah Umum.Penyusunan dilakukan oleh kelompok guru SMU di Kabupaten Gresik.
Untukmembantu kegiatan ini Dinas Pendidikan bekerja sama dengan Badan Lingkungan
Hidup dan Universitas (IPB). Penyusunan diawali dengan lokal karya oleh kelompok
guru dan stakeholders terkait

Pengolahan Pesisir Ujung Pangkah

8

Pengolahan Pesisir Ujung Pangkah

9