MODUL PEMELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDI
MODUL PEMELAJARAN
MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNTUK KELAS X / TIK
MEMAHAMI SUMBER HUKUM ISLAM ,
HUKUM TAKLIFI DAN HIKMAH IBADAH
KODE KOMPETENSI : 5
Guru Pembimbing :
M. Amin Wahyudi, S.Ag.
NIP : 19710927 200701 1 008
1
SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM
MODUL 4
I.
Pendahuluan
Sumber hukum Islam adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan dasar aturan atau
pedoman agama Islam. Sudah menjadi kesepakatan bahwa sumber pokok hukum Islam
adalah Al quran dan Al hadits.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
Yang artinya :
"Aku tinggalkan dua perkara yang jika kamu sekalian berpegang teguh kepada keduanya tidak
akan tersesat selamanya yaitu Al quran dan sunnahku" (HR. Baihaqi).
Karena Al quran banyak menyebutkan tentang peranan dan fungsi akal, maka para ulama
menjadikan akal sebagai sumber hukum ketiga, yaitu ra'yu (akal) yang pelaksanaannya
melalui ijtihad. Hal ini berdasarkan ketetapan Rasulullah SAW ketika Muadz bin Jabal ke
Yaman.
II.
Tujuan Pemelajaran
Setelah mempelajari modul ini siswa diharapkan dapat :
1.
Menyebutkan sumber-sumber hukum Islam
2.
Menjelaskan pengertian Al quran dan fungsi-fungsi Al quran dalam kehidupan muslim
serta isi kandungan Al quran
3.
Menjelaskan pengertian, macam, fungsi, dan pembagian atau tingkatan al hadits dan
fungsi-fungsinya
4.
Menjelaskan pengertian dan bentuk-bentuk ijtihad
5.
Membedakan pengertian ijma' dan qiyas
6.
Menjelaskan hukum dalam Islam dan macam-macamnya.
III.
Materi Pemelajaran
Untuk memahami sumber-sumber hukum Islam tersebut, berikut ini akan dijabarkan
penjelasannya.
A.
Al-QURAN
Menurut bahasa Al quran berarti "bacaan atau dibaca", sedang menurut istilah berarti;
kumpulan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui
perantara Malaikat Jibril sebagai mukjizat dan bagi yang membacanya adalah ibadah.
Al quran adalah wahyu Allah SWT (QS. Asysyura: 7) yang berfungsi sebagai mu'jizat bagi
Rasulullah Muhammad SAW (QS. Al Isra': 88, Yunus: 38), sebagai pedoman hidup muslim
(QS. Annisa': 105, al maidah: 49, al jatsiyah: 20) dan sebagai korektor serta
penyempurnaan terhadap kitab-kitab Allah SWT yang diturunkan sebelumnya (QS. Al
maidah: 48, annahl: 64) serta Al quran bernilai abadi.
Sebagai pedoman hidup, Al quran tidak memberatkan dan menyulitkan (QS. Thaha: 2):
……………………………………………………………………………………...
Artinya: "Kami tidak menurunkan Al quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah"
Sebagai mu'jizat, Al quran telah menjadi salah satu sebab penting masuknya orang-orang
Arab di zaman Rasulullah SAW ke dalam agama Islam dan menjadi sebab penting bagi
masuknya orang-orang non muslim sekarang (QS. Al baqarah: 23, al Isra': 88).
Sebagai pedoman hidup, Alquran banyak mengemukakan pokok-pokok serta prinsipprinsip umum pengaturan hidup dalam hubungan antara manusia dengan Allah SWT,
2
manusia dengan sesamanya dan manusia dengan lingkungannya, (QS. Al isra': 7-9, Ali
Imran: 146, 70-71).
Isi kandungan Alquran
Isi kandungan Alquran dilihat dari segi kuantitas dan kualitas.
1.
Segi kuantitas
Alquran terdiri dari 30 juz, 114 surat, 6.236 / 6666 ayat, 323.015 huruf dan 77.439 kosa
kata.
2. Segi kualitas
Isi pokok Alquran (ditinjau dari segi hukum) terbagi menjadi 3 bagian:
a.
Hukum yang berkaitan dengan ibadah: hukum yang mengatur
hubungan rohaniah dengan Allah SWT dan hal-hal lain yang berkaitan dengan
keimanan, ilmu yang mempelajarinya disebut ilmu tauhid atau ilmu kalam seperti :
sholat dll.
b.
Hukum yang berhubungan dengan amaliah yang mengatur
hubungan dengan Allah, dengan sesama dan alam sekitar. Hukum ini tercermin
dalam rukun Islam dan disebut ilmu fiqih contoh : jual beli, syirkah….
c.
Hukum yang berkaitan dengan akhlak. Yakni tuntutan agar setiap
muslim memiliki sifat-sifat mulia sekaligus menjauhi perilaku-perilaku tercela.
Seperti : berbakti kepada orang tua.
Bila ditinjau dari hukum syara' terbagi menjadi 2 kelompok:
a. Hukum ibadah seperti sholat, puasa dll.
b. Hukum muamalah, termasuk hukum ini adalah:
Hukum munakahat (pernikahan)
Hukum faraid (waris)
Hukum jinayah (pidana)
Hukum hudud (perdata)
Hukum jual beli dan perjanjian
Hukum al khilafah (tata negara)
Hukum makanan dan penyembelihan
Hukum aqdhiyah (pengadilan)
Hukum jihad (peperangan)
Hukum dualiyah (antar bangsa).
B.
AL-HADITS
1.
Pengertian
Alhadits adalah segala perilaku Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan,
perbuatan, dan ketetapan Nabi. Pengertian hadits tersebut adalah identik dengan
"sunnah" yang berarti : "jalan atau tradisi juga undang-undang yang tetap berlaku".
Alhadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua setelah Alquran. Sebagai
muslim, di samping diwajibkan mentaati Alquran, berkewajiban pula mentaati apa-apa
saja yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW(QS. Alhasyr: 7).
2.
Macam-macam hadits
a. Hadits qauliyah : Hadits yang didasarkan atas segenap
perkataan dan ucapan
Nabi Muhammad SAW
b. Hadits fi'liyah : hadits yang didasarkan atas segenap perilaku dan perbuatan Nabi
Muhammad SAW
c. Hadits taqririyah: Hadits yang didasarkan pada persetujuan Nabi Muhammad SAW
terhadap apa yang dilakukan sahabatnya.
Selain itu dikenal hadits lain yang disebut hadits hammiyah, yaitu hadits yang berupa
keinginan Rasulullah SAW, namun belum sempat terlaksana.
3.
a.
Fungsi hadits terhadap Alquran
"Bayan taqrir" yaitu berfungsi memperkuat hukum yang telah
ditetapkan Alquran. Sebagai contoh Alquran melarang berdusta (QS. Alhajj: 30):
……………………………………………………………………………
3
" …. Dan jauhilah perkataan-perkataan dusta".
Larangan ini diperkuat hadits:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
"Sebesar-besar dosa adalah syirik kepada Allah SWT, membunuh jiwa, durhaka
kepada orangtua dan berkata dusta" (H.R. Imam Bukhari).
b.
"Bayan tafsir" yiatu memberikan rincian dan penjelasan terhadap
ayat-ayat Alquran yang masih bersifat umum (global). Misalnya ayat Alquran yang
memerintah shalat, menunaikan haji atau membayar zakat, semua bersifat umum.
Untuk rinciannya dapat kita temukan di dalam hadits, seperti hadits:
……………………………………………………………………………
"Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku (nabi) mendirikan shalat"
Adalah merupakan tafsiran dari salah satu ayat Alquran yang umum yaitu (QS.
Annur: 56)
c.
"Bayan tasyri'" yaitu menetapkan hukum aturan-aturan yang
tidak terdapat di dalam Alquran. Misalnya diharamkan menghimpun dalam
pernikahan seorang wanita dengan bibinya. Sabda rasulullah SAW:
……………………………………………………………………………
"Tidak boleh seseorang mengumpulkan (memadu) seorang wanita dengan seorang
bibi dari pihak bapak ("amah"), dan seorang wanita dengan khalah (bibi dari pihak
ibu)". (Disepakati Imam Bukhari dan Muslim)
4.
C.
Pembagian hadits
Istilah-istilah yang dipakai dalam ilmu hadits adalah:
a.
Matan: ialah materi yang disampaikan oleh perawi
b.
Rawi : ialah orang yang meriwayatkan
c.
Sanad: ialah orang yang menjadi perantara sampai kepada Nabi
Ditinjau dari matan, rawi, dan sanadnya hadits terbagi menjadi dua:
a. Hadits maqbul yaitu hadits yang bisa dijadikan sumber hukum, contoh:
1) Mutawatir
: yaitu hadits yang memiliki banyak sanad dan mustahil
perawinya berdusta
2) Shahih
: yaitu hadits yang cukup sanadnya dari awal sampai akhir
dan para perawinya sempurna hafalannya
3) Hasan
: yaitu hadits yang dari segi hafalan rawinya kurang bila
dibandingkan hadits shahih
b. Hadits mardud yaitu hadits yang tidak dapat dijadikan sebagai sumber hukum,
Contoh:
1) Dhaif
: yaitu hadits yang tidak bersambung sanadnya
2) Mauquf
: yaitu segala sesuatu yang berasal dari para sahabat
3) Munqathi'
: yaitu hadits yang salah seorang perawi-nya tidak disebutkan
namanya.
IJTIHAD
Alquran dan hadits tidak akan berubah dan mengalami penambahan isi bersamaan
dengan berakhirnya wahyu, sementara permasalahan dan problematika kehidupan
senantiasa muncul sejalan dengan perkembangan peradaban manusia. Untuk menjawab
masalah tersebut, Islam menggariskan ijtihad sebagai sumber hukum ketiga.
1.
Pengertian
a.
Menurut arti bahasa ijtihad berarti : memeras pikiran,
mencurahkan tenaga secara maksimal atau berusaha dengan sungguh-sungguh
b.
Menurut istilah ijtihad berarti : berusaha dengan sungguhsungguh untuk memecahkan suatu masalah yang tidak ada ketetapan hukumnya,
baik dalam Alquran maupun hadits, dengan menggunakan akal pikiran serta
berpedoman kepada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Orang yang
melakukan ijtihad disebut mujtahid
Adapun dasar keharusan ijtihad antara lain terdapat di dalam QS. Annisa': 59 dan
sabda rasulullah SAW kepada Abdullah bin Mas'ud:
4
"Berhukumlah engkau dengan Alquran dan assunnah apabila persoalan itu kau
temukan pada dua sumber tersebut, tapi apabila engkau tidak menemukannya
pada dua sumber tersebut maka berijtihadlah!"
c.
Syarat-syarat melakukan ijtihad.
Mengetahui isi dan kandungan Alquran dan alhadits
Mengetahui seluk beluk bahasa Arab dengan segala
kelengkapannya
Mengetahui ilmu ushul dan kaidah-kaidah fiqh secara
mendalam
Mengetahui soal-soal ijma' (kesepakatan para ulama
ahli hukum)
Adapun hal-hal yang bisa diijtihadkan adalah hal-hal yang di dalam Alquran dan
hadits tidak diketemukan hukumnya secara pasti.
2.
Bentuk-bentuk ijtihad
a. Ijma'
1.
kesepakatan para pakar Islam tentang hukum
suatu masalah yang belum disebutkan dalam Alquran dan hadits
2.
Kesepakatan seluruh mujtahid tentang hukum
syara' yang belum ditentukan hukumnya setelah rasulullah SAW wafat
Berpegang pada hasil ijma' diperbolehkan berdasarkan QS. Annisa': 59.
3.
Berdasarkan ayat tersebut setiap muslim di
samping diperintahkan untuk taat dan patuh kepada Allah dan Rasul-Nya,
juga harus taat kepada yang mempunyai keahlian (kekuasaan) di bidangnya,
termasuk para mujtahid (ulama). Contoh ijma' adalah mengumpulkan ayatayat Alquran yang masih berserakan kemudian membukukannya sebagai
mushaf sebagaimana yang kita miliki sekarang.
b.
Qiyas
Menurut istilah, qiyas berarti menetapkan hukum suatu masalah atau kejadian
yang tidak ada hukumnya dengan masalah yang sudah ada hukumnya, karena di
antara keduanya ada persamaan illat (sebab-sebab hukum).
Contoh: mengharamkan minuman keras seperti bir atau wiski. Haramnya
minuman ini karena diqiyaskan dengan khamar yang disebutkan dalam Alquran
(QS. Almaidah: 90-91) karena antara kedua-duanya terdapat persamaan illat
(sebab, alasan, sifat) yaitu sama-sama memabukkan atau najis.
Perihal ijtihad ini, dapatlah disimpulkan bahwa problematika kehidupan manusia
yang muncul senantiasa bisa dijawab oleh Islam melalui pintu ijtihad. Serta Islam
sangat menghargai peran akal, asal peran akal ini dipergunakan melalui ramburambu yang telah ditetapkan. Dari segi inilah Islam sangat menghargai ijtihad.
Sebagaimana sabda rasulullah SAW:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
"Apabila seseorang hakim memutuskan perkara, kemudian ia melakukan ijtihad
dan ternyata hasil ijtihadnya benar, maka ia memperoleh dua pahala, namun
apabila ijtihadnya salah, maka ia memperoleh satu pahala" (HR. Bukhari Muslim)
c. Istihsani
Yaitu memindahkan hukum dari ketentuan umum kepada pengecualian karena
adanya alasan yang lebih kuat.
d. Istishab
Yaitu Menetapkan sesuatu menurut keadaan sebelumnya sampai adanya dalil
yang merubah keadaan tersebut.,
e. Maslahatul Mursalah
Yaitu mencari kemaslahatan sedangkan menurut ahli ushul fiqh adalah
menetapkan hukum suatu masalah yang tidak ada nashnya atau tidak ada
ijma’nya, dengan berdasar pada kemaslahatan semata ( yang oleh syara’ tidak
dijelaskan dibolehkan atau dilarang) atau bila juga sebagai memberikan hukum
5
syara’ kepada suatu kasus yang tidak ada dalam nas atau ijma’ atas dasar
memelihara kemaslahatan.
D.
PEMBAGIAN HUKUM ISLAM
Hukum Islam dibagi menjadi 5 bagian, yaitu:
1.
wajib (fardhu), adalah suatu keharusan. Pengertiannya
adalah segala perintah Allah yang harus dikerjakan. Adapun macam-macam wajib
antara lain:
a.
wajib syar'i, adalah suatu ketentuan yang apabila dikerjakan
mendatangkan pahala, sebaliknya jika tidak dikerjakan terhitung dosa
b.
Wajib aqli, adalah suatu ketetapan hukum yang harus diyakini
kebenarannya karena masuk akal atau rasional.
c.
Fardhu aini, adalah suatu ketetapan yang harus dikerjakan oleh
setiap muslim dan tidak boleh diwakilkan, antara lain shalat lima waktu, shalat
Jumat, Puasa wajib di bulan Ramadhan dan lain sebagainya
d.
Fardhu Kifayah. Adalah suatu ketetapan yang apabila sudah
dikerjakan oleh sebagian orang muslim, maka orang muslim lainnya terlepas dari
kewajiban itu. Akan tetapi jika tidak ada yang mengerjakannya, maka berdosalah
semuanya.
2.
"Sunnah" adalah perkara yang apabila dikerjakan akan
mendapat pahala, dan apabila ditinggalkan tidak berdosa. Adapun macam sunnah
antara lain:
a. Sunnah muakkad, adalah sunnah yang sangat dianjurkan, misalnya shalat tarawih
dan shalat Idul fitri
b. Sunnah ghairu muakkad, adalah sunnah biasa. Misalnya memberi salam kepada
orang lain dan puasa pada hari Senin dan Kamis
c. Sunnah hai’at, adalah perkara-perkara dalam shalat yang sebaiknya dikerjakan,
seperti mengangkat kedua tangan ketika takbir, mengucapkan Allahu Akbar ketika
akan ruku' dan sujud, dan sebagainya
d. Sunnah ab'adh, adalah perkara-perkara dalam shalat yang harus dikerjakan, dan
kalau terlupakan maka harus melakukan sujud sahwi, seperti: membaca tasyahud
awal, dan sebagainya.
3.
Haram, adalah suatu perkara yang dilarang
mengerjakannya, seperti minum minuman keras, mencuri, judi dan lain-lain. Apabila
dikerjakan terhitung dosa. Sebaliknya jika ditinggalkan kita memperoleh pahala
4.
Makruh, adalah suatu hal yang tidak disukai/diinginkan.
Akan tetapi apabila dikerjakan tidak berdosa, dan jika ditinggalkan berpahala, seperti
merokok, makan bawang mentah, dan sebagainya
5.
Mubah, adalah suatu perkara yang apabila dikerjakan
atau ditinggalkan tidak berpahala dan juga tidak berdosa. Seperti tidur, makan, minum
E.
IV.
IKHTISAR SYARIAT ISLAM
Evaluasi dan Tugas
1.
Evaluasi
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar dan tepat!
1)
Jelaskan yang dimaksud dengan
sumber-sumber hukum Islam!
2)
Sebutkan sumber-sumber hukum
Islam!
3)
Jelaskan
pengertian Alquran
secara bahasa dan istilah!
4)
Sebutkan 4 (empat) fungsi
Alquran beserta dalilnya!
5)
Sebutkan isi kandungan Alquran!
6)
Sebutkan dan jelaskan macammacam hadits!
6
7)
Sebutkan
fungsi-fungsi
hadits
terhadap Alquran beserta dalilnya!
8)
Sebutkan tingkatan hadits ditinjau
dari segi matan, rawi dan sanad!
9)
Sebutkan
pembagian
hukum
Jelaskan
pembagian
hukum
dalam Islam!
10)
dalam Islam!
2.
Tugas
a.
Perorangan
1)
Salinlah
dan
simpulkan
kandungan QS. Annisa': 105 dan al jatsiyah: 20!
2)
Jelaskan tiga fungsi hadits
terhadap Alquran berikut contoh-contoh lain yang tidak tercantum di dalam modul!
3)
Jelaskan
pentingnya
ijtihad
berkaitan dengan problematika manusia yang selalu berkembang!
b.
Kelompok
Salinlah dan terjemahkan serta simpulkan QS. Almaidah: 73 dan Ali Imran: 49 serta
annisa': 157
7
MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNTUK KELAS X / TIK
MEMAHAMI SUMBER HUKUM ISLAM ,
HUKUM TAKLIFI DAN HIKMAH IBADAH
KODE KOMPETENSI : 5
Guru Pembimbing :
M. Amin Wahyudi, S.Ag.
NIP : 19710927 200701 1 008
1
SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM
MODUL 4
I.
Pendahuluan
Sumber hukum Islam adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan dasar aturan atau
pedoman agama Islam. Sudah menjadi kesepakatan bahwa sumber pokok hukum Islam
adalah Al quran dan Al hadits.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
Yang artinya :
"Aku tinggalkan dua perkara yang jika kamu sekalian berpegang teguh kepada keduanya tidak
akan tersesat selamanya yaitu Al quran dan sunnahku" (HR. Baihaqi).
Karena Al quran banyak menyebutkan tentang peranan dan fungsi akal, maka para ulama
menjadikan akal sebagai sumber hukum ketiga, yaitu ra'yu (akal) yang pelaksanaannya
melalui ijtihad. Hal ini berdasarkan ketetapan Rasulullah SAW ketika Muadz bin Jabal ke
Yaman.
II.
Tujuan Pemelajaran
Setelah mempelajari modul ini siswa diharapkan dapat :
1.
Menyebutkan sumber-sumber hukum Islam
2.
Menjelaskan pengertian Al quran dan fungsi-fungsi Al quran dalam kehidupan muslim
serta isi kandungan Al quran
3.
Menjelaskan pengertian, macam, fungsi, dan pembagian atau tingkatan al hadits dan
fungsi-fungsinya
4.
Menjelaskan pengertian dan bentuk-bentuk ijtihad
5.
Membedakan pengertian ijma' dan qiyas
6.
Menjelaskan hukum dalam Islam dan macam-macamnya.
III.
Materi Pemelajaran
Untuk memahami sumber-sumber hukum Islam tersebut, berikut ini akan dijabarkan
penjelasannya.
A.
Al-QURAN
Menurut bahasa Al quran berarti "bacaan atau dibaca", sedang menurut istilah berarti;
kumpulan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui
perantara Malaikat Jibril sebagai mukjizat dan bagi yang membacanya adalah ibadah.
Al quran adalah wahyu Allah SWT (QS. Asysyura: 7) yang berfungsi sebagai mu'jizat bagi
Rasulullah Muhammad SAW (QS. Al Isra': 88, Yunus: 38), sebagai pedoman hidup muslim
(QS. Annisa': 105, al maidah: 49, al jatsiyah: 20) dan sebagai korektor serta
penyempurnaan terhadap kitab-kitab Allah SWT yang diturunkan sebelumnya (QS. Al
maidah: 48, annahl: 64) serta Al quran bernilai abadi.
Sebagai pedoman hidup, Al quran tidak memberatkan dan menyulitkan (QS. Thaha: 2):
……………………………………………………………………………………...
Artinya: "Kami tidak menurunkan Al quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah"
Sebagai mu'jizat, Al quran telah menjadi salah satu sebab penting masuknya orang-orang
Arab di zaman Rasulullah SAW ke dalam agama Islam dan menjadi sebab penting bagi
masuknya orang-orang non muslim sekarang (QS. Al baqarah: 23, al Isra': 88).
Sebagai pedoman hidup, Alquran banyak mengemukakan pokok-pokok serta prinsipprinsip umum pengaturan hidup dalam hubungan antara manusia dengan Allah SWT,
2
manusia dengan sesamanya dan manusia dengan lingkungannya, (QS. Al isra': 7-9, Ali
Imran: 146, 70-71).
Isi kandungan Alquran
Isi kandungan Alquran dilihat dari segi kuantitas dan kualitas.
1.
Segi kuantitas
Alquran terdiri dari 30 juz, 114 surat, 6.236 / 6666 ayat, 323.015 huruf dan 77.439 kosa
kata.
2. Segi kualitas
Isi pokok Alquran (ditinjau dari segi hukum) terbagi menjadi 3 bagian:
a.
Hukum yang berkaitan dengan ibadah: hukum yang mengatur
hubungan rohaniah dengan Allah SWT dan hal-hal lain yang berkaitan dengan
keimanan, ilmu yang mempelajarinya disebut ilmu tauhid atau ilmu kalam seperti :
sholat dll.
b.
Hukum yang berhubungan dengan amaliah yang mengatur
hubungan dengan Allah, dengan sesama dan alam sekitar. Hukum ini tercermin
dalam rukun Islam dan disebut ilmu fiqih contoh : jual beli, syirkah….
c.
Hukum yang berkaitan dengan akhlak. Yakni tuntutan agar setiap
muslim memiliki sifat-sifat mulia sekaligus menjauhi perilaku-perilaku tercela.
Seperti : berbakti kepada orang tua.
Bila ditinjau dari hukum syara' terbagi menjadi 2 kelompok:
a. Hukum ibadah seperti sholat, puasa dll.
b. Hukum muamalah, termasuk hukum ini adalah:
Hukum munakahat (pernikahan)
Hukum faraid (waris)
Hukum jinayah (pidana)
Hukum hudud (perdata)
Hukum jual beli dan perjanjian
Hukum al khilafah (tata negara)
Hukum makanan dan penyembelihan
Hukum aqdhiyah (pengadilan)
Hukum jihad (peperangan)
Hukum dualiyah (antar bangsa).
B.
AL-HADITS
1.
Pengertian
Alhadits adalah segala perilaku Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan,
perbuatan, dan ketetapan Nabi. Pengertian hadits tersebut adalah identik dengan
"sunnah" yang berarti : "jalan atau tradisi juga undang-undang yang tetap berlaku".
Alhadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua setelah Alquran. Sebagai
muslim, di samping diwajibkan mentaati Alquran, berkewajiban pula mentaati apa-apa
saja yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW(QS. Alhasyr: 7).
2.
Macam-macam hadits
a. Hadits qauliyah : Hadits yang didasarkan atas segenap
perkataan dan ucapan
Nabi Muhammad SAW
b. Hadits fi'liyah : hadits yang didasarkan atas segenap perilaku dan perbuatan Nabi
Muhammad SAW
c. Hadits taqririyah: Hadits yang didasarkan pada persetujuan Nabi Muhammad SAW
terhadap apa yang dilakukan sahabatnya.
Selain itu dikenal hadits lain yang disebut hadits hammiyah, yaitu hadits yang berupa
keinginan Rasulullah SAW, namun belum sempat terlaksana.
3.
a.
Fungsi hadits terhadap Alquran
"Bayan taqrir" yaitu berfungsi memperkuat hukum yang telah
ditetapkan Alquran. Sebagai contoh Alquran melarang berdusta (QS. Alhajj: 30):
……………………………………………………………………………
3
" …. Dan jauhilah perkataan-perkataan dusta".
Larangan ini diperkuat hadits:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
"Sebesar-besar dosa adalah syirik kepada Allah SWT, membunuh jiwa, durhaka
kepada orangtua dan berkata dusta" (H.R. Imam Bukhari).
b.
"Bayan tafsir" yiatu memberikan rincian dan penjelasan terhadap
ayat-ayat Alquran yang masih bersifat umum (global). Misalnya ayat Alquran yang
memerintah shalat, menunaikan haji atau membayar zakat, semua bersifat umum.
Untuk rinciannya dapat kita temukan di dalam hadits, seperti hadits:
……………………………………………………………………………
"Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku (nabi) mendirikan shalat"
Adalah merupakan tafsiran dari salah satu ayat Alquran yang umum yaitu (QS.
Annur: 56)
c.
"Bayan tasyri'" yaitu menetapkan hukum aturan-aturan yang
tidak terdapat di dalam Alquran. Misalnya diharamkan menghimpun dalam
pernikahan seorang wanita dengan bibinya. Sabda rasulullah SAW:
……………………………………………………………………………
"Tidak boleh seseorang mengumpulkan (memadu) seorang wanita dengan seorang
bibi dari pihak bapak ("amah"), dan seorang wanita dengan khalah (bibi dari pihak
ibu)". (Disepakati Imam Bukhari dan Muslim)
4.
C.
Pembagian hadits
Istilah-istilah yang dipakai dalam ilmu hadits adalah:
a.
Matan: ialah materi yang disampaikan oleh perawi
b.
Rawi : ialah orang yang meriwayatkan
c.
Sanad: ialah orang yang menjadi perantara sampai kepada Nabi
Ditinjau dari matan, rawi, dan sanadnya hadits terbagi menjadi dua:
a. Hadits maqbul yaitu hadits yang bisa dijadikan sumber hukum, contoh:
1) Mutawatir
: yaitu hadits yang memiliki banyak sanad dan mustahil
perawinya berdusta
2) Shahih
: yaitu hadits yang cukup sanadnya dari awal sampai akhir
dan para perawinya sempurna hafalannya
3) Hasan
: yaitu hadits yang dari segi hafalan rawinya kurang bila
dibandingkan hadits shahih
b. Hadits mardud yaitu hadits yang tidak dapat dijadikan sebagai sumber hukum,
Contoh:
1) Dhaif
: yaitu hadits yang tidak bersambung sanadnya
2) Mauquf
: yaitu segala sesuatu yang berasal dari para sahabat
3) Munqathi'
: yaitu hadits yang salah seorang perawi-nya tidak disebutkan
namanya.
IJTIHAD
Alquran dan hadits tidak akan berubah dan mengalami penambahan isi bersamaan
dengan berakhirnya wahyu, sementara permasalahan dan problematika kehidupan
senantiasa muncul sejalan dengan perkembangan peradaban manusia. Untuk menjawab
masalah tersebut, Islam menggariskan ijtihad sebagai sumber hukum ketiga.
1.
Pengertian
a.
Menurut arti bahasa ijtihad berarti : memeras pikiran,
mencurahkan tenaga secara maksimal atau berusaha dengan sungguh-sungguh
b.
Menurut istilah ijtihad berarti : berusaha dengan sungguhsungguh untuk memecahkan suatu masalah yang tidak ada ketetapan hukumnya,
baik dalam Alquran maupun hadits, dengan menggunakan akal pikiran serta
berpedoman kepada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Orang yang
melakukan ijtihad disebut mujtahid
Adapun dasar keharusan ijtihad antara lain terdapat di dalam QS. Annisa': 59 dan
sabda rasulullah SAW kepada Abdullah bin Mas'ud:
4
"Berhukumlah engkau dengan Alquran dan assunnah apabila persoalan itu kau
temukan pada dua sumber tersebut, tapi apabila engkau tidak menemukannya
pada dua sumber tersebut maka berijtihadlah!"
c.
Syarat-syarat melakukan ijtihad.
Mengetahui isi dan kandungan Alquran dan alhadits
Mengetahui seluk beluk bahasa Arab dengan segala
kelengkapannya
Mengetahui ilmu ushul dan kaidah-kaidah fiqh secara
mendalam
Mengetahui soal-soal ijma' (kesepakatan para ulama
ahli hukum)
Adapun hal-hal yang bisa diijtihadkan adalah hal-hal yang di dalam Alquran dan
hadits tidak diketemukan hukumnya secara pasti.
2.
Bentuk-bentuk ijtihad
a. Ijma'
1.
kesepakatan para pakar Islam tentang hukum
suatu masalah yang belum disebutkan dalam Alquran dan hadits
2.
Kesepakatan seluruh mujtahid tentang hukum
syara' yang belum ditentukan hukumnya setelah rasulullah SAW wafat
Berpegang pada hasil ijma' diperbolehkan berdasarkan QS. Annisa': 59.
3.
Berdasarkan ayat tersebut setiap muslim di
samping diperintahkan untuk taat dan patuh kepada Allah dan Rasul-Nya,
juga harus taat kepada yang mempunyai keahlian (kekuasaan) di bidangnya,
termasuk para mujtahid (ulama). Contoh ijma' adalah mengumpulkan ayatayat Alquran yang masih berserakan kemudian membukukannya sebagai
mushaf sebagaimana yang kita miliki sekarang.
b.
Qiyas
Menurut istilah, qiyas berarti menetapkan hukum suatu masalah atau kejadian
yang tidak ada hukumnya dengan masalah yang sudah ada hukumnya, karena di
antara keduanya ada persamaan illat (sebab-sebab hukum).
Contoh: mengharamkan minuman keras seperti bir atau wiski. Haramnya
minuman ini karena diqiyaskan dengan khamar yang disebutkan dalam Alquran
(QS. Almaidah: 90-91) karena antara kedua-duanya terdapat persamaan illat
(sebab, alasan, sifat) yaitu sama-sama memabukkan atau najis.
Perihal ijtihad ini, dapatlah disimpulkan bahwa problematika kehidupan manusia
yang muncul senantiasa bisa dijawab oleh Islam melalui pintu ijtihad. Serta Islam
sangat menghargai peran akal, asal peran akal ini dipergunakan melalui ramburambu yang telah ditetapkan. Dari segi inilah Islam sangat menghargai ijtihad.
Sebagaimana sabda rasulullah SAW:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
"Apabila seseorang hakim memutuskan perkara, kemudian ia melakukan ijtihad
dan ternyata hasil ijtihadnya benar, maka ia memperoleh dua pahala, namun
apabila ijtihadnya salah, maka ia memperoleh satu pahala" (HR. Bukhari Muslim)
c. Istihsani
Yaitu memindahkan hukum dari ketentuan umum kepada pengecualian karena
adanya alasan yang lebih kuat.
d. Istishab
Yaitu Menetapkan sesuatu menurut keadaan sebelumnya sampai adanya dalil
yang merubah keadaan tersebut.,
e. Maslahatul Mursalah
Yaitu mencari kemaslahatan sedangkan menurut ahli ushul fiqh adalah
menetapkan hukum suatu masalah yang tidak ada nashnya atau tidak ada
ijma’nya, dengan berdasar pada kemaslahatan semata ( yang oleh syara’ tidak
dijelaskan dibolehkan atau dilarang) atau bila juga sebagai memberikan hukum
5
syara’ kepada suatu kasus yang tidak ada dalam nas atau ijma’ atas dasar
memelihara kemaslahatan.
D.
PEMBAGIAN HUKUM ISLAM
Hukum Islam dibagi menjadi 5 bagian, yaitu:
1.
wajib (fardhu), adalah suatu keharusan. Pengertiannya
adalah segala perintah Allah yang harus dikerjakan. Adapun macam-macam wajib
antara lain:
a.
wajib syar'i, adalah suatu ketentuan yang apabila dikerjakan
mendatangkan pahala, sebaliknya jika tidak dikerjakan terhitung dosa
b.
Wajib aqli, adalah suatu ketetapan hukum yang harus diyakini
kebenarannya karena masuk akal atau rasional.
c.
Fardhu aini, adalah suatu ketetapan yang harus dikerjakan oleh
setiap muslim dan tidak boleh diwakilkan, antara lain shalat lima waktu, shalat
Jumat, Puasa wajib di bulan Ramadhan dan lain sebagainya
d.
Fardhu Kifayah. Adalah suatu ketetapan yang apabila sudah
dikerjakan oleh sebagian orang muslim, maka orang muslim lainnya terlepas dari
kewajiban itu. Akan tetapi jika tidak ada yang mengerjakannya, maka berdosalah
semuanya.
2.
"Sunnah" adalah perkara yang apabila dikerjakan akan
mendapat pahala, dan apabila ditinggalkan tidak berdosa. Adapun macam sunnah
antara lain:
a. Sunnah muakkad, adalah sunnah yang sangat dianjurkan, misalnya shalat tarawih
dan shalat Idul fitri
b. Sunnah ghairu muakkad, adalah sunnah biasa. Misalnya memberi salam kepada
orang lain dan puasa pada hari Senin dan Kamis
c. Sunnah hai’at, adalah perkara-perkara dalam shalat yang sebaiknya dikerjakan,
seperti mengangkat kedua tangan ketika takbir, mengucapkan Allahu Akbar ketika
akan ruku' dan sujud, dan sebagainya
d. Sunnah ab'adh, adalah perkara-perkara dalam shalat yang harus dikerjakan, dan
kalau terlupakan maka harus melakukan sujud sahwi, seperti: membaca tasyahud
awal, dan sebagainya.
3.
Haram, adalah suatu perkara yang dilarang
mengerjakannya, seperti minum minuman keras, mencuri, judi dan lain-lain. Apabila
dikerjakan terhitung dosa. Sebaliknya jika ditinggalkan kita memperoleh pahala
4.
Makruh, adalah suatu hal yang tidak disukai/diinginkan.
Akan tetapi apabila dikerjakan tidak berdosa, dan jika ditinggalkan berpahala, seperti
merokok, makan bawang mentah, dan sebagainya
5.
Mubah, adalah suatu perkara yang apabila dikerjakan
atau ditinggalkan tidak berpahala dan juga tidak berdosa. Seperti tidur, makan, minum
E.
IV.
IKHTISAR SYARIAT ISLAM
Evaluasi dan Tugas
1.
Evaluasi
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar dan tepat!
1)
Jelaskan yang dimaksud dengan
sumber-sumber hukum Islam!
2)
Sebutkan sumber-sumber hukum
Islam!
3)
Jelaskan
pengertian Alquran
secara bahasa dan istilah!
4)
Sebutkan 4 (empat) fungsi
Alquran beserta dalilnya!
5)
Sebutkan isi kandungan Alquran!
6)
Sebutkan dan jelaskan macammacam hadits!
6
7)
Sebutkan
fungsi-fungsi
hadits
terhadap Alquran beserta dalilnya!
8)
Sebutkan tingkatan hadits ditinjau
dari segi matan, rawi dan sanad!
9)
Sebutkan
pembagian
hukum
Jelaskan
pembagian
hukum
dalam Islam!
10)
dalam Islam!
2.
Tugas
a.
Perorangan
1)
Salinlah
dan
simpulkan
kandungan QS. Annisa': 105 dan al jatsiyah: 20!
2)
Jelaskan tiga fungsi hadits
terhadap Alquran berikut contoh-contoh lain yang tidak tercantum di dalam modul!
3)
Jelaskan
pentingnya
ijtihad
berkaitan dengan problematika manusia yang selalu berkembang!
b.
Kelompok
Salinlah dan terjemahkan serta simpulkan QS. Almaidah: 73 dan Ali Imran: 49 serta
annisa': 157
7