BELAJAR BUDAYA DAN BAHASA ASING

BELAJAR BUDAYA DAN BAHASA ASING
UNTUK KEMAJUAN BANGSA
*Istiqomah Dewi Agustina
Universitas Negeri Semarang

Abstrak
Masuknya berbagai budaya asing di Indonesia membuat bahasa
asing pun kian populer di kalangan masyarakat Indonesia. Selain
karena ingin mengetahui budaya asing tersebut lebih mendalam,
bahasa asing banyak diminati juga karena kini semakin banyak
perusahaan milik asing di Indonesia serta kerjasama pemerintah
Indonesia dengan negara-negara asing mengenai ketenagakerjaan
(TKI/TKW) sehingga menuntut penguasaan bahasa asing demi
kelancaran dalam dunia kerja ini. Di lain pihak, budaya dan bahasa
Indonesia juga kini tengah diminati dan dipelajari di negara-negara
asing karena keanekaragaman dan keunikan yang dimilikinya. Saling
ketertarikan terhadap budaya dan bahasa antar negara-negara ini
dapat dimanfaatkan sebagai sarana memajukan bangsa masingmasing ke arah yang lebih baik serta semakin mempererat hubungan
persahabatan antar negara.
Kata kunci : budaya asing, bahasa asing, negara-negara asing,
diminati, Indonesia

I.

PENDAHULUAN
Mempelajari budaya dari negara-negara asing memang sangat menarik. Kita
menjadi tahu bagaimana kehidupan masyarakat selain kehidupan masyarakat kita sendiri.
Ternyata banyak sekali hal-hal yang ada di negara-negara asing tersebut tapi tidak dapat
kita temukan di negara kita, begitu juga sebaliknya. Seperti misalnya, di Indonesia kita
hanya mengenal 2 musim, yakni musim kemarau dan musim penghujan. Sedangkan di
negara seperti Jepang ada lebih dari 2 musim dimana musim-musim ini tidak sama seperti
musim di Indonesia dan dengan kata lain ini merupakan hal yang asing. Jepang
mempunyai 4 musim, yaitu musim panas, musim semi, musim gugur, dan musim dingin.
*Mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Asing
2302411005
Selain Jepang, kini yang sedang populer adalah budaya Korea terutama musik
dan drama/filmnya. Drama-drama Korea sebenarnya sudah masuk ke Indonesia sejak
1

2

beberapa tahun silam. Namun, baru akhir-akhir ini mulai populer di Indonesia terutama di

kalangan remaja yang sangat menyukai K-POP. Saking populernya musik dan drama
Korea di Indonesia, budaya negeri ginseng ini pun juga banyak diikuti oleh masyarakat
Indonesia terutama musik Indonesia yang kini banyak terpengaruh oleh musik Korea.
Budaya negara-negara asing tersebut sungguh sangat menarik bukan? Meskipun
demikian, tapi kita juga tidak boleh melupakan kebudayaan negara kita sendiri. Jangan
sampai budaya kita tergeser dan tergantikan oleh budaya-budaya asing tersebut. Sebagai
generasi penerus bangsa kita wajib menjaga dan melestarikan budaya-budaya Indonesia
agar tidak punah ditindas arus globalisasi. Lalu, bagaimanakah kita menyikapi budaya
negara-negara asing yang masuk ke Indonesia? Apakah salah jika kita menyukai dan
menerapkan budaya asing tersebut di kehidupan kita?
II.

BELAJAR BUDAYA ASING = BELAJAR BAHASA ASING, BELAJAR BAHASA
ASING = BELAJAR BUDAYA ASING
Belajar budaya negara asing tak lepas dari bahasa yang digunakan negara asing
tersebut pula. Karena bahasa merupakan bagian dari budaya sehingga bila ada budaya
asing yang masuk ke Indonesia, maka otomatis bahasa asing juga mengiringinya.
Sebaliknya pula bila kita belajar bahasa asing, maka kita juga harus mempelajari
kebudayaan yang ada di negara asing tersebut. Misalnya, di Jepang ada aturan tersendiri
untuk memanggil nama seseorang yang baru kita kenal maupun dengan orang yang lebih

tua yaitu dengan menambahkan “san” di akhir nama, seperti : Tanaka san, Yamada san dll.
sedangkan untuk memanggil seseorang yang sudah akrab atau dengan teman sebaya
biasanya dengan menambahkan akhiran “kun” untuk laki-laki (contoh: Ichigo-kun,
Satoshi-kun dll) dan “chan” untuk perempuan (contoh : Hinoe-chan, Nami-chan dll) dan
anak-anak (contoh: Maroko-chan, Sin-chan). Selain itu, seperti dalam bahasa Jawa dimana
ada aturan jika berbicara dengan orang tua harus menggunakan krama alus sedangkan jika
berbicara dengan teman sebaya menggunakan ngoko, bahasa Jepang pun memiliki aturan
yang hampir serupa yang bisa disebut bentuk sopan (teineikei) dan bentuk biasa (futsukei).
Bentuk sopan digunakan dalam percakapan sehari-hari terhadap orang yang kita jumpai
untuk pertama kalinya, dengan atasan, atau dengan orang yang sebaya tapi tidak begitu
akrab. Sedangkan bentuk biasa digunakan terhadap teman akrab, teman kerja dan keluarga
di dalam percakapan sehari-hari.
Penggunaan bentuk biasa yang salah dapat dianggap kasar dan tidak sopan dan
berakibat renggangnya hubungan. Maka dari itu, hati-hati bahwa kita harus

3

memperhatikan kapan dapat memakai bentuk biasa, kita sebaiknya perlu memahami
hubungan satu sama lain dilihat dari usia, hubungan atasan dan bawahan. Jadi bila kita
tidak mengetahui dengan baik situasinya lebih baik memakai bentuk sopan. Inilah yang

saya maksud dengan belajar bahasa asing juga harus mempelajari budayanya juga. Begitu
pula sebaliknya, bila belajar budaya asing, otomatis kita juga akan dihadapkan dengan
bahasa asingnya pula karena keduanya merupakan satu kesatuan. Sehingga seiring dengan
masuknya pengaruh budaya asing, bahasa asing pun membawa pengaruh yang besar. Hal
ini terbukti dengan makin banyaknya masyarakat Indonesia yang berminat mempelajari
bahasa asing seperti, bahasa Mandarin, bahasa Jepang dan bahasa Korea. Peminat bahasa
Jepang sendiri berdasarkan survey yang dilakukan setiap lima tahun oleh The Japan
Foundation yang berpusat di Tokyo, data terbaru tahun 2006 lalu menyebutkan jumlah
pembelajar bahasa Jepang di Indonesia adalah sebanyak 272,719 orang meningkat lebih
dari 3 kali lipat dari pada data tahun 2003 sebanyak 75,604 orang yang tersebar dalam
1,084 (data tahun 2003 sebanyak 510 lembaga) pendidikan dengan jumlah tenaga pengajar
sebanyak 2,651 orang (data tahun 2003 sebanyak 1,182 orang).
III. BAHASA INDONESIA DI NEGARA ASING DAN BAHASA ASING DI NEGARA
INDONESIA
A. Bahasa Indonesia di Negara Asing
Bahasa Indonesia digunakan oleh orang Indonesia tentu merupakan kelumrahan.
Tapi bagaimana jika bahasa Indonesia dipakai oleh warga negara asing di negaranya
sendiri? Perlu kita ketahui bahwa saat ini bahasa Indonesia tidak hanya digunakan oleh
bangsa Indonesia saja, tetapi juga telah dipelajari dan digunakan oleh bangsa lain.
Perkembangan bahasa Indonesia sudah cukup baik jika kita lihat dari data yang telah

diperoleh berdasarkan (http://kain.depdiknas.org/news.php?id=22) bahwa bahasa
Indonesia telah diajarkan di 73 negara. Terbanyak terdapat di Jepang, Australia,
Amerika, dan Jerman. Lembaga tersebut umumnya tempat kursus, universitas, sekolah,
dan sekolah Indonesia di luar negeri. Bahkan, tahun lalu di Cagayan de Oro Pilipina,
Herminio B. Coloma, Jr. Sekretaris Kepresidenan Pilipina untuk Bidang Komunikasi
membuka Forum Media Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippines/East Asia Growth Area
(BIMP-EAGA) dengan bahasa Indonesia, hal ini dianggap sebagai sebuah peluang bagi
Bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa resmi kedua di ASEAN. Penggunaan bahasa
Indonesia ini dianggap efektif karena setidaknya dapat dimengerti oleh empat negara
anggota ASEAN. Di lain pihak, Vietnam dengan terang-terangan mendeklarasikan

4

Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kedua mereka setelah Bahasa Vietnam, dan
disetarakan dengan bahasa resmi lain seperti Jepang, Inggris, dan Prancis (berita
Antara:2011).
1. Bahasa Indonesia di negara Jepang
Seperti yang telah saya bahas diatas bahwa bahasa Indonesia kini juga
dipelajari oleh negara-negara asing, salah satunya yakni negara yang terkenal
dengan sebutan negeri Sakura dan negeri matahari terbit, Jepang. Di Jepang, bahasa

Indonesia telah dimasukkan sebagai jurusan di beberapa Universitas, diantaranya
yaitu.
Jurusan Bahasa Indonesia Kyoto Sangyo University
Jurusan Bahasa Indonesia Tokyo University for Foriegn Studies
Jurusan Bahasa Indonesia Nanzan University
Jurusan Bahasa Indonesia Tenri University
Jurusan Bahasa Indonesia Kyoto University for Foriegn Studies
f. Jurusan bahasa Indonesia Kanda University
a.
b.
c.
d.
e.

Bahkan untuk meningkatkan kualitas penggunaan bahasa Indonesia perguruan
tinggi di Jepang, khususnya di sekitar Tokyo menggelar kegiatan lomba pidato
bahasa Indonesia antar Universitas, sekaligus memperluas penggunaan bahasa
Indonesia di kalangan anak muda Jepang. Melalui lomba pidato bahasa Indonesia,
perjuangan untuk mengeratkan hubungan yang sesungguhnya, hingga ke tingkat
pribadi di masyarakat Jepang bisa terwujud. Indonesia dan Jepang sama-sama

berharap bahwa kegiatan tersebut merupakan pilihan yang tepat. Hal itu juga diakui
oleh para mahasiswa dan juga para dosen yang mengajar di jurusan bahasa
Indonesia. Rektor Kanda University Masato Akazawa mengungkapkan hal itu saat
membuka lomba pidato bahasa Indonesia di Universitas Nanzan, Nagoya, Oktober
lalu."Lomba pidato ini menjadi media yang tepat untuk mempererat pelajaran bahasa
dengan negara asal bahasa tersebut. Selain bisa menjalin hubungan yang lebih mesra
antara kedua negara," kata Akazawa.
Para mahasiswa yang belajar bahasa Indoensia sendiri memperlihatkan
keinginan yang kuat untuk mengenal lebih dalam lagi Indonesia serta menyarankan
perlunya peningkatan program pertukaran yang lebih sering lagi di bidang
kebudayaan dan pemuda kedua negara. "Cara yang mudah dan cepat adalah dengan
membawa kelebihan kebudayaan masing-masing negara ke Jepang atau Indonesia,"
kata Yusa Nakada yang membawakan pidato "Bagaimana Mendekatkan Hubungan

5

Jepang dan Indonesia". Sedangkan Hiroaki Kato berpendapat hubungan kebudayaan,
khususnya melalui film, musik bisa diperkenalkan sebanyak-banyaknya.  "Buatlah
orang Jepang itu mengalami ’demam’ (rindu) akan Indonesia," kata Kato yang
pernah mengikuti program petukaran mahasiwa di Universitas Gadjah Mada (UGM)

Yogyakarta. Namun demikian baik Indonesia dan Jepang sama-sama menyadari
adanya kekhawatiran mengenai generasi muda Jepang yang mudah terjebak dengan
gambaran negatif mengenai Indonesia ketimbang sisi positifnya."Jadi acara lomba
pidato bisa menjadi kegiatan pembelajaran yang efektif dalam mengukur animo
mahasiswa untuk mengenal Indonesia lebih jauh lagi," kata Ketua Jurusan Bahasa
Indonesia dari Kanda University, Profesor Nobuhiko Kosuge. (Kompas. Online,
Sabtu, 15 November 2008)
Sungguh sangat mencengangkan saat saya mengetahui hal ini. Saya tahu
tentang adanya jurusan bahasa Indonesia di beberapa universitas Jepang karena
Sensei (dosen dari Jepang) prodi saya memang lulusan jurusan bahasa Indonesia di
salah satu Universitas di Jepang. Tapi saya tidak menyangka bahwa antusiasme
mempelajari bahasa Indonesia di negeri Sakura ini begitu tinggi. Sebagai warga
negara Indonesia yang baik , kita seharusnya bangga terhadap bahasa nasional kita.
Masyarakat negara Jepang saja bisa mencintai bahasa Indonesia, bukankah kita yang
notabene adalah masyarakat yang berbahasa Indonesia seharusnya lebih mencintai
dan melestarikan bahasa Indonesia?
2. Bahasa Indonesia di Korea
Mengutip dari pengalaman seseorang yang pernah tinggal di Korea, ia
bertemu seorang pemuda Korea yang sedang asyik membaca buku tentang cara
mudah berbahasa Indonesia. Dari orang inilah ia tahu ternyata di kalangan orang

tertentu, bahasa Indonesia sangat digemari di Korea Selatan. Orang itu sendiri baru
belajar bahasa Indonesia selama 7 bulan, tapi bahasa Indonesianya sudah cukup
lancar. Selain pemuda tersebut, ia juga bertemu seorang supir taksi paruhbaya yang
fasih berbahasa Indonesia. Di dalam taksinya juga banyak kaset-kaset band
Indonesia seperti Ungu, Peterpan, Iwan Fals dsb. Sopir taksi ini mengaku bahwa ia
belajar bahasa Indonesia dari teman-temannya yang bekerja sebagai TKI di Korea.
Di sebuah kota kecil yang bernama Dasan terdapat komunitas orang-orang Korea
yang bisa berbicara bahasa Indonesia. Bahkan, orang-orang komunitas tersebut
mengubah nama mereka menjadi nama Indonesia seperti, Doni, Hendra, Lisa, Sandy,
Adit dll.

6

Di kota lain, di Busan tiap tahun diadakan pertemuan akbar orang-orang Korea
dari seluruh kota di Korea Selatan yang bisa berbahasa Indonesia. Mereka saling
bertukar pengalaman dan pikiran tentang bahasa Indonesia yang sedang mereka
pelajari. Melihat potensi perkembangan bahasa Indonesia di Korea Selatan, pihak
KBRI menyelenggarakan lomba pidato bahasa Indonesia bagi orang-orang korea di
Seoul. Lomba yang diagendakan tiap tahun ini, meski baru diikuti oleh 30 warga
Korea Selatan dari kota Seoul saja, namun antusiasme para peserta sangat tinggi.

Para penonton dan juri dibuat terkesan oleh penampilan para pemenang. Karena
tidak hanya tutur bahasa Indonesia mereka yang sangat lancar tetapi juga pemakaian
bahasa baku yang mereka gunakan, terlebih saat Park Su Jin gadis cantik asal
Seokjeong Girl High School ini berpantun di akhir pidatonya. Ia juga mengatakan
pentingnya melestarikan batik sebagai aset bangsa Indonesia jangan sampai direbut
oleh bangsa lain.
Apa yang dikatakan Park Su Jin memang benar. Tidak hanya budaya Indonesia
saja yang perlu dilestarikan tetapi bahasa Indonesia pun juga harus dijaga. Dengan
semakin bertambahnya peminat bahasa Indonesia di Korea Selatan sudah seharusnya
menjadi cambukan bagi kita, bangsa Indonesia, untuk lebih menghargai lagi bahasa
nasional kita ini.
3. Bahasa Indonesia di China
Menurut REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR - Bahasa Indonesia sebentar lagi
akan masuk ke kurikulum pendidikan di Negeri Tirai Bambu China. Menteri
Pendidikan Nasional, Mohammad Nuh, baru-baru ini menandatangani nota
kerjasama bilateral dengan Menteri Pendidikan China terkait perguruan tinggi
bidang bahasa. Kerjasama ini dijembatani oleh East Asia Summit (EAS). Kerja sama
bahasa ini salah satu bentuk promosi bahasa Indonesia di negara berpenduduk
terbesar di dunia tersebut. Karena EAS sendiri, kata Menteri Nuh, merupakan
gabungan dari negara-negara yang memberi kontribusi sebanyak 47 persen dari

perekonomian dunia. Negara yang tergabung dalam EAS adalah anggota negara
ASEAN ditambah Korea Selatan, Jepang, China, Selandia Baru, Australia, dan
India. Selain itu, segera bergabung Amerika dan Rusia. Didasari oleh fakta bahwa
negara-negara EAS adalah negara dengan sumber daya alam yang besar namun

7

belum terkelola dengan baik, maka banyak kerja sama yang bisa diupayakan untuk
mengoptimalkan sumber daya tersebut.
Wah, tidak disangka kini bahasa Indonesia telah banyak digunakan di negaranegara asing. Lalu, bagaimana perkembangan bahasa asing sendiri di Indonesia?
B. Bahasa Asing di Negara Indonesia
1. Bahasa Mandarin
Di Indonesia sendiri, kini jumlah peminat untuk mempelajari bahasa
Mandarin semakin meningkat. Penguasaan bahasa Mandarin menjadi salah satu
sarana memperkaya kemampuan intelektual terutama menyikapi perkembangan
pesat ekonomi Tiongkok dan globalisasi. Kini terdapat sekitar 3.000 mahasiswa
Indonesia yang sedang menuntut ilmu di China di mana 90% di antaranya
mempelajari bahasa Mandarin. Dari segi kuantitas, Indonesia berada di urutan
kelima negara yang memiliki siswa terbanyak di China. Empat negara di atasnya
adalah Korea Selatan, Jepang, Vietnam, dan AS.
Era globalisasi telah membuat masyarakat semakin sadar pentingnya
mempelajari bahasa asing, termasuk bahasa Mandarin. Kemampuan bahasa asing
dijadikan sebagai suatu persiapan demi meningkatkan kompetensi saat memasuki
dunia kerja. Kesadaran itu membuat banyak orang Indonesia tertarik kuliah di
China. Apalagi, bahasa Mandarin sekarang telah menjadi bahasa internasional kedua
setelah Bahasa Inggris.
Kesadaran akan pentingnya bahasa Mandarin ini pulalah yang mendorong
beberapa institusi pendidikan mulai memasukkan bahasa ini dalam kurikulumnya.
Tak hanya pendidikan, tetapi terutama ekonomi dan industri juga mendapat pelajaran
bahasa Mandarin, melihat perkembangan ekonomi China kini sangat berpengaruh
terhadap perekonomian dunia.
2. Bahasa Korea
Seperti yang telah saya singgung pada PENDAHULUAN bahwa saat ini
sedang maraknya budaya K-POP atau demam Korea di negeri kita. K-Pop

8

memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap perkembangan bahasa Korea itu
sendiri. Paling tidak, masyarakat Indonesia jadi mengenal bahasa Korea, sekalipun
tidak banyak mengerti kaidah dan penggunaannya. Bahasa Korea kini telah menjadi
bagian bahasa yang diperhitungkan di Indonesia, hampir sama seperti bahasa asing
lainnya.
Selain faktor transformasi budaya Korea ke Indonesia melalui musik K-Pop,
faktor lain juga memiliki pengaruh besar. Di antaranya ialah hubungan bisnis antara
Indonesia dan Korea Selatan. Yang mana, perusahaan Korsel telah banyak membuka
lini bisnis dan hubungan dagang di Indonesia. Kondisi ini ikut menuntut para
karyawan atau relasi untuk belajar bahasa Korea untuk menunjang pekerjaannya.
Pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) ke Korea Selatan juga setiap tahun
semakin meningkat. Tentu orang-orang terkait di dalamnya, baik para calon TKI
maupun penyedia jasanya akan berusaha belajar bahasa Korea agar bisa
berkomunikasi dengan baik dengan majikan dan penduduk setempat, mulai dari
pemberangkatan ketika di airport, imigrasi, berbelanja, hingga di tempat pekerjaan
masing-masing.
3. Bahasa Jepang
Budaya Jepang sudah sejak lama masuk ke Indonesia. Budaya Jepang yang
sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia terutama di kalangan anak-anak
adalah film-film Anime-nya dan Manga (buku komik). Diantara Anime yang sangat
dikenal sampai sekarang yaitu: Doraemon, Dragon Balls, Shin-Chan dll. Disamping
film Anime-nya, lagu OST-nya pun banyak disukai sehingga memicu para penikmat
musik ini berupaya bisa menyanyikan lagu tersebut dengan mencari lirik lagunya.
Melalui lirik lagu ini masyarakat mulai sedikit mengetahui bahasa Jepang dan tidak
sedikit orang menjadi tertarik belajar bahasa Jepang karena kegemarannya pada film
Anime mapun Manga tersebut.
Selain itu masyarakat Indonesia juga mulai gemar memakan makanan khas
Jepang seperti Sushi, Sashimi, Tempura dll. Restoran Jepang kini sudah banyak di
Indonesia. Tidak hanya restoran, perusahaan-perusahaan milik Jepang dan produk –
produknya juga banyak kita temukan di Indonesia seperti Pocary Sweat, Toshiba,

9

Shinzui dll. Karena banyaknya perusahaan milik Jepang di Indonesia, otomatis para
pebisnis agar dapat berbisnis dengan lancar, otomatis mereka pun mempelajari
bahasa Jepang. Saya pernah membaca berita yang intinya mengatakan bahwa ada
beberapa Investor Jepang yang menarik investasinya di perusahaan Indonesia hanya
gara-gara kurangnya penguasaan bahasa Jepang para pekerjanya. Ternyata begitu
berpengaruhya bahasa Jepang ini dalam dunia kerja.
IV.

BELAJAR BAHASA ASING UNTUK KEMAJUAN BANGSA
Saling mengenal budaya dari berbagai negara sungguh sangat menarik dan
menyenangkan. Dan juga saling mempelajari bahasa nagara lain, sangat menyenangkan
bila bisa berkomunikasi dengan orang asing dan kemudian bisa saling bertukar informasi,
mendapatkan pengetahuan baru tentang kehidupan di luar negara kita, saling mengenal
budaya satu sama lain. Apalagi seiring dengan perkembangan globalisasi saat ini,
penguasaan bahasa asing seperti sudah menjadi keharusan agar bisa mengikuti
perkembangan ipteks.
Masing-masing negara saling mempunyai ketertarikan terhadap budaya negara
lain dan terkadang ketertarikan terhadap budaya negara lain itu melebihi ketertarikan
terhadap budaya negaranya sendiri. Hal inilah yang patut diantisipasi dan disikapi dengan
bijaksana. Bagaimanapun, ketertarikan atau kecintaan terhadap budaya asing jangan
sampai melebihi kecintaan terhadap budaya negara kita sendiri. Penguasaan bahasa asing
serta pengetahuan budaya asing harus dapat kita manfaatkan sebaik-baiknya dan lebih
bagus bila dapat dimanfaatkan demi kemajuan bangsa kita.
Seperti di era globalisasi ini, penguasaan bahasa asing sangat diperlukan terutama
dalam dunia kerja mengingat banyaknya perusahaan milik asing yang berdiri di Indonesia.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga menjalin kerjasama dengan negara-negara asing di
bidang Ketenagakerjaan (TKI/TKW). Sehingga para pekerja ini otomatis harus menguasai
bahasa asing dimana dan dengan negara asing mana menjalin kerjasama. Selain itu,
pembelajaran bahasa asing dapat mempererat hubungan antara negara Indonesia dengan
negara-negara Asing tersebut sehingga kerjasama yang terjalin antar negara pun dapat
berjalan dengan baik. Salah satunya yaitu dengan pertukaran pelajar antar negara. Dengan
pertukaran pelajar inilah, pelajar asing bisa belajar budaya Indonesia termasuk
mempelajari bahasa Indonesia. Dengan kata lain, memperkenalkan budaya bangsa

10

Indonesia kepada negara asing,demikian pula sebaliknya. Pelajar Indonesia mempelajari
bahasa asing di negara asing sekaligus mempelajari kebudayaannya yang mungkin
kebudayaan tersebut dapat kita jadikan pedoman untuk lebih meningkatkan kualitas
budaya negara kita sendiri agar menjadi lebih baik.
Seperti misalnya budaya (pola hidup dalam bermasyarakat) Jepang yang terkenal
akan disiplinnya, ketertibannya, kebersihannya, pengutamaan orang lanjut usia, wanita dan
anak-anak, serta yang paling penting yaitu tetap menjaga tradisi/kebudayaan mereka
meskipun diterpa arus globalisasi. Budaya seperti inilah yang patut kita jadikan panutan
agar budaya Indonesia lebih baik. Budaya Indonesia pun tak kalah menariknya dimata
negara Jepang. Keanekaragaman serta keunikan budaya Indonesia telah menarik minat
masyarakat dunia termasuk Jepang untuk mengenalnya , bahkan mempelajarinya lebih
dalam lagi. Seperti, mengenal alat-alat musik tradisional, tari tradisional, wayang, atau
seni batik yang sejak 2 Oktober 2009 lalu telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan
budaya Indonesia.
Jadi, tidak ada salahnya mempelajari bahasa asing maupun budayanya asal kita
bisa memanfaatkan pengetahuan tersebut dengan tujuan yang baik, yang diantaranya dapat
digunakan untuk memajukan bangsa Indonesia serta jangan sampai melupakan budaya
sendiri. Sebagai generasi penerus bangsa kita wajib menjaga kelestarian budaya kita dari
pengaruh/dampak buruk globalisasi agar tidak punah atau direbut dan diakui oleh negara
lain.
V. PENUTUP
Simpulan yang dapat diambil dari uraian diatas adalah.
A. Jika mempelajari suatu budaya asing tak lepas dari penggunaan bahasa asingnya pula.
Karena bahasa merupakan bagian dari budaya yang saling terkait satu sama lain. Maka
mempelajari suatu bahasa asing pun otomatis harus mengerti dan memahami budaya
asing tersebut.
B. Bahasa Indonesia kini sudah banyak dipelajari dan digunakan oleh berbagai negara di
dunia. Bahkan, beberapa negara lain memilki jurusan bahasa Indonesia di universitasuniversitasnya.

11

C. Di era globalisasi ini bahasa asing banyak diminati oleh masyarakat Indonesia, seperti
bahasa korea misalnya karena dampak dari sedang populernya K-POP di Indonesia.
D. Mempelajari budaya dan bahasa asing ternyata dapat bermanfaat bagi kemajuan bangsa,
bahkan penguasaan bahasa asing di Indonesia dirasa perlu agar dapat tetap mengikuti
perkembangan IPTEKS.
E. Tidak masalah mempelajari bahasa asing maupun menyukai budayanya, asal kita bisa
memanfaatkan dan menyikapinya dengan bijaksana dengan tetap menjaga kelestarian
budaya bangsa.
VI. DAFTAR PUSTAKA
3A Corporation (Tokyo, Japan). 2008. Minna no Nihongo I. Surabaya : International Mutual
Activity Foundation (IMAF) Press.
Akmal, Nur. 2012. Bahasa Indonesia di Mata Kita dan Dunia. http://www.analisadaily.com
diakses tanggal 20 Mei 2012
Prabowo,

Hendro.

2011.

Wajah

Bahasa

Indonesia

di

Negeri

Kimchi.

http://www.selasarsolo.com diakses tanggal 20 Mei 2012
Samosir, Gustie. 2011. Bahasa Indonesia di China. http://hanyainfo.blogspot.com diakses
tanggal 20 Mei 2012
Suryadi,

Dedi.

2010.

Jurusan

Bahasa

Indonesia

http://japan05.multiply.com diakses tanggal 20 Mei 2012

di

Universitas

Jepang.

12