Bimbingan konseling Islam dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa di Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo : Studi kasus seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara studi dan karir.

(1)

BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENGATASI DILEMA SEORANG MAHASISWA DI DESA BALONG BIRU KECAMATAN TAMAN

KABUPATEN SIDOARJO

(Studi kasus seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara studi dan karir) Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh : NISHRUL LAILI

NIM B03213018

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Nishrul Laili (B03213018), Bimbingan Konseling Islam dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa di Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo.

(Studi kasus seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara studi dan karier)

Fokus penelitian ini adalah (1) Bagaimana proses pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara study dan karier di Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo?. (2) Bagaimana hasil akhir proses Bimbingan Konseling Islam dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara study dan karier di Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo?

Dalam menjawab permasalahan tersebut, penelitian menggunakan metode kualitatif dengan analisa deskriptif komparatif. Kendala yang dihadapi seorang mahasiswa adalah menentukan pilihan yang paling tepat dan betanggung jawab yang berasal dari dalam diri klien. Dalam penelitian ini proses konseling yang terjadi menggunakan Bimbingan Konseling Islam, dengan pendekatan ini diharapkan klien dapat membuat pilihan yang tepat dan bijaksana untuk masa depannya. Pada dasarnya dilema antara studi dan karir yang dialami oleh salah satu mahasiswa di Desa Balong Biru, Taman, Sidoarjo. Dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam dirinya sendiri dan faktor eksternal yaitu faktor yang timbul dari luar seperti kondisi lingkungan. Hasil analisis menujukkan bahwa klien mengalami dilema antar studi dan karir yang dipengarui oleh faktor internal yaitu keinginan yang timbul dari dirinya sendiri tanpa ada paksan dari siapapun untuk melakukan penyimpangan yang terjadi pada kuliahnya dan faktor eksternalnya berupa tertekan dengan keadaan orang tuanya menginginkan anak-anak lulus studi strata S1. Yang mengakibatkan klien meiliki kebiasaan yang buruk. Karena sulit untuk berkonsentrasi atau fokus ketika dalam perkuliahan atau berkerja, maka dampak yang mempengaruhi merenung, stress.

Pada proses konseling dengan menggunakan bimbingan konseling islam, konselor hanya memberikan motivasi melalui pertanyaan-pertanyaan yang membuat klien menyadari bahwa selama ini yang di hadapi. Setelah dilakukan proses bimbingan konseling islam dengan menggunakan metode Terapi Sholat Istikharah serta mengetahui manfaatnya klien mulai menyadari bahwa perilakunya selama ini sangat merugikan dirinya sendiri. Klien mengatakan bahwa dirinya ingin merubah dan meninggalkan kebiasaan buruknya.

Hasil akhir dari proses Bimbingan Konseling Islam dalam penelitian ini berhasil dengan prosentase 75%, yang mana hasil tersebut dilihat dari adanya gejala perubahan pada sikap dan perilaku klien yang kurang baik mulai menjadi lebih baik.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

BAGIAN INTI BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penulisan ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Konsep ... 8

F. Metode Penilitian ... 11

1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ... 11

2. Sasaran Dan Lokasi Penelitian ... 12

3. Tahap-Tahap Penelitian ... 13

4. Jenis dan Sumber Data ... 16

5. Teknik Pengumpulan Data ... 18

6. Teknik Analisis Data ... 21

7. Teknik Keabsahan Data ... 22

G. Sistematika Pembahasan ... 24

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik ... 26

1. Bimbingan Dan Konseling Islam ... 26

a. Pengertian Bimbingan Dan Konseling Islam ... 26

b. Tujuan BKI ... 27

c. Fungsi BKI ... 28

d. Unsur-Unsur BKI ... 29

e. Prinsip-Prinsip BKI ... 31

f. Langkah-Langkah BKI ……….... 32


(8)

a. Pengertian Terapi Sholat Istikharah ... 34

b. Tujuan Terapi Sholat Istikharah ... 35

c. Manfaat Terapi Sholat Istikharah ... 35

d. Jenis-Jenis Terapi Sholat Istikharah ... 36

e. Dalil-Dalil Terapi Sholat Istikharah ... 38

f. Tata Cara Terapi Sholat Istikharah ... 40

g. Waktu Pelaksanaan Terapi Sholat Istikharah ... 42

h. Cara Mengetahui Petunjuk Yang Diberikan Allah ... 43

3. Dilema ... 43

a. Pengertian Dilema ... 43

b. Macam-Macam Dilema ... 44

c. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Dilema ... 46

4. Pengertian Studi dan Karir ... 46

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 47

BAB III : PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 49

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 49

2. Deskripsi Konselor ... 51

3. Deskripsi Konseli ... 53

4. Deskripsi Masalah ... 56

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 57

1. Deskripsi Proses Bimbingan Konseling Islam Dalam Mengatasi Dilema Seorang Mahasiswa di Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kab. Sidoarjo ... 57

2. Deskripsi Hasil Proses Bimbingan Konseling Islam dalam Mengatasi Dilema Seorang Mahasiswa di Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kab. Sidoarjo ... 70

BAB IV : ANALISIS DATA A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dalam mengatasi Dilema Seorang Mahasiswa di Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kab. Sidoarjo ... 72

B. Analisis Hasil dari Proses Bimbingan Konseling Islam dalam mengatasi Dilema Seorang Mahasiswa di Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kab. Sidoarjo ... 79

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 82


(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia dalam mengarungi hidup di dunia, pasti pernah mengalami susah dan senang, sengsara dan bahagia, pahit dan manisnya hidup. Semua orang pasti berusaha untuk mencapai kebahagiaan dalam hidupnya dan pasti tidak akan memilih untuk sengsara. Harta yang berlimpah, derajat yang tinggi, atau sesuatu yang sangat diidam-idamkan oleh seseorang tiba-tiba akan sirna ketika mengalami dilema. Jika dibiarkan akan dapat membahayakan bagi dirinya sendiri yang berdampak munculnya penyakit jiwa pada orang yang mengalami dilema.

Menurut Kamus Ilmiah Populer, dilema mengandung arti pilihan yang sukar yang dua-duanya tidak menyenangkan.1situasi sulit yang mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua kemungkinan yang sama-sama tidak

menyenangkan atau tidak menguntungkan, situasi yang sulit dan

membingungkan. Hal ini akan terjadi pada setiap manusia, baik itu pengusaha, tentara, siswa atau mahasiswa pasti pernah mengalaminya.

Makna hidup dimiliki oleh seseorang ketika ia memiliki kejujuran dan merasa hidupnya dibutuhkan oleh orang lain serta merasa mampu dan telah mengerjakan sesuatu yang bermakna bagi orang lain. Makna hidup biasanya dihayati oleh para pejuang dalam bidang apapun, karena pusat perhatian pejuang adalah pada bagaimana bisa menyumbangkan sesuatu untuk

1


(10)

2

kepentingan orang lain.2 Seperti halnya seorang mahasiwa, yang merupakan pejuang bagi terciptanya perubahan menuju yang lebih baik lagi untuk negaranya.

Mahasiswa merupakan ‘agent of change’ pada setiap negara. Sebab

dengan semakin banyak masyarakat yang menempuh studi sebagai

mahasiswa, akan menjadikan negara semakin maju dan berkembang. Secara otomatis pereknomian yang ada di negara tersebut akan terjamin, sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.3

Aktivitas dalam kampus dan aktivitas dalam instansi atau perusahaan sangat berbeda. Keadaan di kampus, mahasiswa dituntut untuk selalu aktif dalam kegiatan perkuliahan untuk menjamin mutu pendidikan, agar menghasilkan sarjana yang berkualitas. Keadaan sebaliknya di instansi atau perusahan, seseorang diwajibkan mentaati peraturan yang ada dan melaksanakan kewajibannya sebagai pegawai dengan sebaik-baiknya.

Secara umum pengertian Bimbingan Konseling Islam didefinisikan sebagai upaya proses bantuan yang diberikan secara ikhlas pada induvidu atau kelompok untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta untuk mengembangkan potensi kebahagian pribadi maupun kemaslahatan social.4


(11)

3

Seiring dengan modernitas zaman, pola gerak dan aktivitas perempuan berubah dan turut mempengaruhi ideologi, pemikiran, serta peran yang selama ini dijalaninya. Apabila dahulu perempuan hanya berkutat pada ranah domestik, namun sekarang perempuan banyak menekuni aktivitas di ranah publik dengan berkarir dan mampu mandiri dari segi ekonomi. Maka, peran tersebut seharusnya tidak dibakukan, karena hanyalah bentukan sosial saja.

Dalam era globalisasi pembangunan nasional dalam konteks sumber daya manusia, keterlibatan antara laki-laki dan perempuan merupakan hal yang sangat esensial. Oleh sebab itu, kepedulian holistik yang melihat sumber daya manusia dengan peran kekhalifahannya di bumidengan acuan nilai-nilai agama dan nilai luhur budaya bangsa, perlu disinergikan dalam konteks dimensi domestik dan publik sekaligus. Dimensi publik yang menyangkut aspek perempuan dibidang iptek, ekonomi, ketenagakerjaan, politik dan ketahanan nasional. Dimensi domesticmencakup aspek kesejahteraan keluarga, kesehatan, hubungan keluarga yang simetris dan lain-lain5

wanita yang bekerja untuk mengembangkan karir. Akhir-akhir ini menjadi makin lazim penggunaan istilah atau konsep ‘wanita karir’. Pada umumnya wanita karir adalah wanita yang berpendidikan cukup tinggi dan mempunyai status yang cukup tinggi dalam pekerjaannya, yang cukup berhasil dalam berkarya.

Karir merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia, di mana pun dan kapan pun individu berada. menunjukkan bahwa

5

Maissar Yasir, Wanita karir dalam Perbicangan,Cet.I (Jakarta: Gema Insani Press,1997) hlm: 25


(12)

4

salah satu komponen terpenting dari kehidupan manusia dewasa adalah karir, karir juga sangat menentukan kebahagian hidup manusia sehingga tidak mengherankan jika masalah karir praktis menyita seluruh perhatian, energi, dan waktu orang dewasa. Oleh karena sesuatu yang penting dan diperlukan perhatian maka sewajarnya seseorang akan merasa kebingungan jika dihadapkan dengan pilihan-pilihan karir.6

Karir secara spesifik dapat dikatakan aktivitas berkegiatan secara produktif yang memiliki peran besar dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, terutama kebutuhan ekonomis, sosial, dan psikologis. Secara ekonomis karir dicapai untuk memperoleh penghasilan yang bisa digunakan untuk membeli barang dan jasa guna mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Secara sosial karir dicapai untuk mendapatkan penghargaan di mata masyarakat, artinya seseorang yang memiliki karir tentu akan mendapat status sosial yang lebih terhormat daripada yang tidak memiliki karir dan seseorang yang memiliki karir tertentu secara psikologis akan meningkatkan harga diri dan kompetensi diri, sehingga dapat dikatakan karir dapat menjadi jalan untuk mengaktualisasikan segala potensi yang dimiliki individu.

Oleh karena itu dala penelitian ini penulis untuk menggali informasi secara umum dan khusus tentang pembinaan dalam istilah bentuk Bimbingan Konseling Islam dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa.


(13)

5

Klien adalah salah satu mahasiswa S-1 semester VI jurusan Bimbingan konseling di Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Saat ini masih tercatat sebagai mahasiswa, tetapi sedang mengambil cuti selama 1 tahun. Ia juga sebagai pegawai swasta di salah satu perusahaan BANK ternama di Sidoarjo PT. Mega Finance yang sekarang ini menjabat sebagai admintrasi, bisa dikatakan sebagai anak emas pimpinan.

Posisi sekarang ini, klien dihadapkan pada persoalan yang cukup membuatnya bimbang dan tertekan, memilih antara studi dan karier. Keinginannya untuk terus mengembangkan karir yang sesuai kompetensinya dengan tekanan untuk aktif kembali sebagai mahasiswa untuk membanggakan orang tuanya yang berharap menyelesaikan studi strata satu S-1. Hal ini sedikit banyak berdampak pada psikisnya yang saling bertentangan antara keduanya. Apakah memilih untuk berkarier dengan jabatannya yang sedang melambung dan meninggalkan tanggungjawabnya sebagai mahasiswa, atau mungkin ada hal lain yang membuatnya gelisah sehingga menjadi bingung dan bimbang.

Pada dasarnya permasalahan klien terletak ketika masa cuti yang akan berakhir pertengahan tahun 2011 ini. Sebelum berkarier di perusahaan kaleng , klien bekerja di perusahaan lain yang habis masa kontraknya dan tidak diperpanjang lagi. Pada waktu interview dalam ujian masuk sebagai pegawai perusahaan kaleng ini, klien ditanya oleh tim penguji statusnya dan bagaimana bila diterima menjadi pegawai perusahaan ini, apakah memilih untuk memprioritaskan antara aktif sebagai pegawai atau kuliah. Ia memilih untuk


(14)

6

aktif sebagai pegawai, namun bila sudah habis masa trainingnya, ia akan aktif kembali sebagai mahasiswa. Posisinya kini yang menjadi anak emas pimpinan yang memiliki tanggung jawab yang tinggi di perusahaannya, mengharuskan untuk aktif sebagai pagawai yang bersinggungan dengan harapan orang tuanya agar semua anak-anaknya menyelesaikan studi strata satu S-1 termasuk klien.

Kekhawatiran atas melanjutkan studi dan menekuni kariernya mengharuskan ia untuk mengambil sebuah pilihan yang merupakan pilihannya sendiri yang berasal dari dalam dirinya dan dirasa efektif bagi diri klien nantinya.

Dengan adanya kejadian diatas, maka sangat perlu peran Bimbingan Konseling Islam dalam membantu permasalahan diri mahasiswa tersebut untuk mengambil keputusan secara bijak dan tepat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara studi dan karir di Desa Baalung Biru Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo? 2. Bagaimana hasil akhir proses pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam

dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara studi dan karir di Desa Balung Biru Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo?


(15)

7

C. Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui proses pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara studi dan karir di Desa Balung Biru Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo. 2. Untuk mengetahui hasil akhir proses pelaksanaan Bimbingan Konseling

Islam dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara studi dan karir di Desa Balung Biru Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun praktis adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan pengetahuan dan wawasan bagi peneliti lain dalam bidang Konseling Islam, dengan treatment yang dapat digunakan dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara studi dan karir.

b. Sebagai sumber informasi dan referensi tentang dilema seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara studi dan karier dengan menggunakan pendekatan konseling.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi konselor, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu teknik pendekatan yang efektif untuk diterapkan dalam


(16)

8

mengatasi dilema seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara studi dan karir.

b. Bagi klien, secara praktis dapat mengintropeksi kelebihan dan kekurangan diri untuk kedepannya, sehingga dapat mengatasi problem dilema yang dialami.

E. Definisi Konsep

1. Bimbingan Konseling Islam

Bimbingan Konseling Islam adalah Suatu aktivitas pemberian nasehat dengan atau berupa anjuran-anjuran dan saran-saran dalam bentuk pembicaraan yangkomunikatifantara konselor dan konseli atau klien.7

Bimbingan dan Konseling Islam merupakan sebuah metode terapi islam yang digunakan untuk membantu mengoptimalkan potensi yang dimiliki individu, sehingga individu dapat menghadapi permasalahan-permasalahan dalam hidupnya secara mandiri, dan dapat menjadi insan yang selalu optimis dalam menjalani kehidupan.

Proses pemberian bantuan kepada klien yang mengalami dilemma dalam mengambil keputusan. BKI memiliki tujuan dalam memberikan bantuan kepada klien dalam mengembangkan potensi dirinya dalam

mengatasi problem yang ada pada diri klien sesuai syari’ah islam. Dalam

Bimbingan Konseling Islam terdapat beberapa teknik yang mendukung dalam proses konseling, pada penelitian ini memfokuskan pada problem


(17)

9

2. Terapi Sholat Istikharah

Terapi Sholat Istikharah adalah Shalat Sunah dua Raka’at yang dikerjakan oleh seorang muslim untuk meminta petunjuk kepada Alloh Swt yang sedang bingung diantara beberapa pilihan dan merasa ragu–ragu untuk memiilih atau memohon kepada Allah manakah yang terbaik dari urusan yang mesti dipilih salah satunya.

Tujuan dari terapi ini adalah memintak jawaban ya atau tidak atas satuan perkara atau memintak dipilihkan begitu saja oleh Allah Swt, oleh karena itu kita hanya perlu memejamkan mata, mengosongkan hati dan pikiran senantiasa Allah akan menurunkan Jawaban yang baik bagi klien.8 3. Dilema

Dilema menurut ilmiah popular, Dilema merupakan sesuatu yang mengharuskan orang menentukan pilihan lebih dari satu yang sama-sama tidak menguntungkan atau mungkin suatu hal yang membinggungkan sehingga sulit sekali untuk menentukan pilihan atau tujuan yang akhirnya akan dipilih menjadi suatu tujuan yang benar yakin terhadap pilihannya.9

Dimana dilema pada penelitian ini seorang mahasiswa yang ingin memilih studi dan Karir, Karena kebingungan terhadap memilih salah satu yang diinginkannya itu sama-sama penting bagi diri klien, Tetapi orang tua klien tersebut menyuruh dia kuliah tanpa bekerja, Maka dia pun lebih memilih untuk kuliah dulu karena di semester VII ini, dia pingin fokus dengan kuliahnya tanpa gangguan dengan pekerjaannya yang lain.

8

Karisma, Rahasia-Rahasia Sholat, (Bandung: Dar At-Turats Al-‘Arabi, Kairo-Mesir Cetakan II, 1984) hal. 198.

9


(18)

10

4. Studi dan Karir

Pengertian Studi adalah merupakan pendidikan, pelajaran, penyelidikan dan tempat belajar.10

Pengertian Karir adalah merupakan pekerjaan, profesi.11

Dalam kenyataannya ada orang dalam bekerja tidak sesuai dengan bakat, potensi, dan pendidikannya dengan pekerjaannya yang permanen. Salah jalur karir, ini dapat menyebabkan ke tidak nyamanan dalam bekerja, bahkan dapat menimbulkan tidak serius bekerja dan akhirnya dipecat perusahaan atau lembaga. Untuk perlu kita pahami kecocokan bakat, potensi, latar belakang pendidikan dengan posisi pekerjaan yang akan kita masuki.

Dengan ini seorang peneliti memberi saran kepada seorang mahasiswa untuk studi itu sangat penting didahuluhkan dari pada karir, karena bekal dari karir yaitu studi yang bisa menentukan dimana dia berkarir yang sukses dan tidak baik.

Dengan demikian yang dimaksud dari judul “Bimbingan Konseling

Islam dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa di Desa Balung Biru Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo” adalah upaya penulis untuk

memberikan solusi dalam permasalahan yang dialami klien. Penelitian ini menggunakan Bimbingan Konseling Islam untuk mengambil sebuah perioritas yang efektif bagi diri klien.


(19)

11

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong dalam bukunya

“Metode Penelitian Kualitatif” adalah sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan ini melihat keseluruhan latar belakang subyek penelitian secara utuh (holistic).

Penelitian kualiatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang difahami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.12Dan untuk mencari jawaban atas semua persoalan pokok di atas dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu pendekatan deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberi gambaran sistematis, tekstual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan ciri-ciri orang tertentu, kelompok-kelompok atau keadaan-keadaan. Keterangan untuk penelitian seperti ini dapat dikumpulkan dengan bantuan wawancara, kuesioner dan pengamatan langsung. Penelitian seperti ini

12

Lexy. J. Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif(Bandung: PT Rosda Karya, 2009), hal. 6.


(20)

12

akan memberikan informasi tentang sifat atau gejala pada keadaan tertentu. Dalam penelitian ini tidak terdapat perlakuan atau pengendalian data. Penelitian deskriptif hanya menggambarkan apa yang ada, bukan menguji hepotesa. Sehingga penelitian ini bersifat non hipotesis. Penelitian ini bergantung pada pengamatan peneliti.13

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus merupakan kegiatan pengumpulan informasi yang sangat bersifat pribadi data atau informasi yang dikumpulkan dalam studi kasus bersifat menyeluruh dan terpadu. Dikatakan menyeluruh karena data atau informasi yang dikumpulkan itu meliputi seluruh aspek kepribadian individu. Oleh karena inti studi kasus ini dapat diartikan sebagai suatu teknik mempelajari seorang individu secara mendalam dalam rangka membantu individu atau klien tersebut, memecahkan masalah yang sedang dihadapinya.14

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat tiga subyek yang penulis teliti yaitu: a. Klien

Dikatakan sebagai klien karena orang tersebut sedang mengalami masalah dan memerlukan bantuan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Klien kami adalah seorang mahasiswa yang sedang mengalami masalah dilematis dalam kehidupannya, antara menempuh


(21)

13

b. Konselor

Konselor adalah orang yang mempunyai kemampuan atau ketrampilan di bidang pemecahan masalah. Adapun yang menjadi konselor dalam pemecaham masalah klien ini, tidak lain adalah peneliti sendiri.

c. Informan

Informan adalah orang yang mengatahui biodata klien sedikit atau banyak tentang diri klien, baik itu dari keluarga, tetangga, teman dekat atau masyarakat.

3. Tahap-Tahap Penelitian

Peneliti menggunakan 3 tahapan dalam penelitian, yaitu: a. Tahap pra lapangan

Tahap ini digunakan untuk menyusun rancangan penelitian, adapun yang diperlukan dalam mempersiapkannya adalah sebagai berikut: 1) Menyusun rancangan penelitian

Peneliti menyusun rancangan penelitian yang diteliti berisi: latar belakang masalah, kajian kepustakaan, pemilihan lapangan, penentuan jadwal penelitian, pemilihan alat penelitian, rancangan pengumpulan data, rancangan prosedura analisis data, rancangan perlengkapan (yang diperlukan dalam penelitian), rancangan pengecekan kebenaran data.


(22)

14

2) Memilih lapangan penelitian

Peneliti menentukan lapangan yang hendak diteliti dengan memilih lapangan penelitian mengarah pada teori substansif yang dirumuskan dalam bentuk hipotesis kerja walaupun masih tentatis sifatnya. Cara terbaik yang perlu ditempuh dalam penentuan lapangan penelitian adalah dengan jalan mempertimbangkan teori substansif, pergi dan jajaki lapangan untuk melihat apakah terdapat kesesuaian dengan kenyataan yang berada di lapangan.

3) Mengurus perizinan

Peneliti mengurus perizinan sebagai bentuk birokrasi dalam penelitian, setelah memilih lapangan penelitian.

4) Menjajaki dan menilai keadaan lapangan

Peneliti berusaha mengenal segala unsur lingkungan sosial, fisik, dan keadaan alam serta menyiapkan perlengkapan yang diperlukan di lapangan, kemudian peneliti mulai mengumpulkan data yang ada di lapangan.

5) Memilih dan memanfaatkan informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situsi dan kondisi latar penelitian. Sebaiknya informan dipilih dengan kebaikannya dan dengan kesukarelaannya ia dapat memberikan pandangan dari segi orang dalam tentang


(23)

15

6) Menyiapkan perlengkapan penelitian

Peneliti menyiapkan pedoman wawancara, alat tulis, map, buku, perlengkapan fisik, izin penelitian, dan semua yang bertujuan untuk mendapatkan deskripsi data di lapangan.

7) Persoalan etika penelitian

Etika penelitian pada dasarnya menyangkut hubungan peneliti dengan orang atau subyek penelitian baik secara perseorangan maupun kelompok. Oleh karena itu, peneliti

hendaknya menyesuaikan diri serta “membaca” baju adat, kebiasaan, dan kebudayaannya, kemudian “untuk sementara”

peneliti menerima seluruh nilai dan norma sosial yang ada di dalam masyarakat latar penelitiannya.15

b. Tahap pekerjaan lapangan

1) Memahami latar penelitian dan persiapan diri

Untuk memasuki lapangan, peneliti perlu memahami latar penelitian, penampilan fisik yang disesuaikan dengan keadaan, kebiasaan, kepercayaan, dan sebagainya, faktor waktu penelitian yang cukup sehingga strategi pengumpulan datanya menjadi efektif. 2) Mamasuki lapangan

Peneliti menciptakan rapport (hubungan antara peneliti dan subyek yang sudah melebur sehingga seolah-olah tidak ada lagi dinding pemisah diantara keduanya), sehingga peneliti dalam

15

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1988), h. 85-92


(24)

16

berperanserta akan terwujud seutuhnya ketika membaur secara fisik dengan kelompok komunitas yang akan diteliti.

3) Berperanserta sambil mengumpulkan data

Catatan lapangan peneliti dibuat sewaktu mengadakan pengamatan, wawancara, atau menyaksikan suatu kejadian tertentu. Tidak boleh melupakan bentuk data lainnya seperti dokumen, laporan, gambar, foto, dan alat perekam yang sekiranya dibutuhkan dalam pengumpulan data.

c. Tahap analisis data

Peneliti menganalisis data yang dilakukan dalam suatu proses yang berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif. Kemudian menghasilkan tema dan hipotesis yang sesuai dengan kenyataan.

4. Jenis dan Sumber Data a. Jenis data

Karena penelitian ini adalah penelitian yang sifatnya deskriptif kualitatif terhadap suatu penelitian, maka jenis data yang digunakan adalah data yang bersifat non statistik dimana data yang diperoleh dalam bentuk kata verbal, tidak dalam bentuk angka.


(25)

17

Jenis data dalam penelitian ini adalah:

1) Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau sumber pertama di lapangan.16Dalam hal ini diperoleh dari deskripsi tentang latar belakang dan masalah konseli, pelaksanaan proses konseling, serta hasil akhir pelaksanaan konseling.

2) Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber data kedua, yang diperoleh dari riwayat pendidikan konseli, gambaran lokasi penelitian, keadaan lingkungan konseli, pelaku keseharian konseli, dan wawancara untuk mengetahui lebih jelas permasalahannya.

b. Sumber data

Untuk mendapatkan keterangan (data) tersebut, peneliti menggunakan wawancara dalam pengumpulan datanya. Adapun sumber data dalam suatu penelitian terdiri dari dua sumber yaitu: 1) Sumber data primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpulan data yaitu klien.

2) Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, selain diberikan kepada pengumpul data. Data sekunder juga diberikan kepada informan seperti keluarga, tetangga dan teman dekat.

16

Burham Bungin, Metode Penelitian Sosial, (Surabaya: Airlangga University Press, 2001), h. 128


(26)

18

5. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi merupakan teknik untuk mencari data dengan cara pengamatan langsung pada klien tanpa sepengetahuannya. Observasi dilakukan untuk memperoleh data yang langsung dapat diambil peneliti mengenai lokasi penelitian dan masalah yang dihadapi klien seperti: mahasiswa yang mengalami dilema dalam menentukan pilihan, sehingga membuat bimbang dengan pilihannya. Data yang peneliti peroleh adalah kondisi, perilaku dan aktivitas klien yang ada di lokasi penelitian.

Metode observasi ini dilakukan melalui kunjungan lapangan pada situasi tertentu, agar peneliti dapat melakukan observasi langsung untuk mendapatkan data-data yang diperlukan. Pengamatan tersebuta akan didapat deskripsi yang jelas mengenai keadaan klien yang sebenarnya, sekaligus mengamati secara langsung proses konseling di tempat penelitian

b. Wawancara (interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak (face to face) yaitu antara konselor dan klien. Konselor menentukan pertanyaan kepada klien berisi tentang


(27)

19

permasalahan yang dialami dialami oleh klien sehingga peneliti dapat memperoleh data secara langsung kepada klien.17

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah interview atau wawancara terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci.18 Data yang diperoleh melalui metode ini berupa deskripsi tentang kondisi klien, latar belakang keluarga, dan profesi klien.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan untuk menelusuri data secara sistematis. Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda. Bisa tertulis seperti buku, majalah, transkrip, latihan, agenda, dan sebagainya. Dengan mempelajari data yang terdapat dalam dokumen-dokumen tersebut, diharapkan dapat dijadikan bahan untuk memahami kondisi klien secara utuh.

Data yang diperoleh melalui metode ini adalah data berupa gambaran umum tentang lokasi penelitian yang meliputi dokumentasi tempat tinggal konseli, tentang identitas konselor, konseli, dan masalah.

17

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rusda Karya, 2005), h.248

18

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,(Jakarta: PT. M Elton putra, 1992), h. 132


(28)

20

Untuk memperjelas gambaran yang jelas mengenai jenis data dan teknik pengumpulan data dalam penelitian kasus ini dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 1.1

Teknik Pengumpulan Data

No Jenis Data Sumber Data TPD

1 Gambaran umum lokasi penelitian O D

2

Kondisi tentang klien, latar belakang keluarga, dan profesi klien

O + I O+I

3 Kondisi klien sebelum konseling O + I O+I

4 Pelaksanaan konseling Konselor I

5 Kondisi klien sesudah konseling O + I O+I

6 Follow up konseling Konselor I

Keterangan:

TPD : Teknik Pengumpulan Data

D : Dokumentasi

O : Observasi


(29)

21

6. Teknik Analisis Data

Proses analisis data adalah proses memilih dari beberapa sumber maupun permasalahan yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan.19 Analisis data diperlukan agar dapat mengembangkan kategori dan sebagai perbandingan yang kontras untuk menemukan sesuatu yang mendasar dan memberikan deskripsi apa adanya. Setelah data terkumpul, maka akan dilakukan analisis data dengan reduksi, display data dan verifikasi data yang dimaksudkan dengan menginventarisir data yang relevan dan sederhana, mengabstraksikan data yang telah terkumpul dalam bentuk tulisan hasil catatan di lapangan. Selanjutnya displey data atau penyajian data merupakan bagian dari analisis data yang dilakukan sekaligus dengan analisis yang memerlukan sikap, daya cipta pandangan luas dan terakhir langkah untuk menarik kesimpulan.

Dengan demikian, data tentang pelaksanaan Bimbingan Konseling

Islam dalam mengatasi seorang mahasiswa Universitas PGRI

ADIBUANA (UNIPA) Surabaya yang melalui proses identifikasi masalah, diagnosis, prognosis, langkah terapi, follow up dan keadaan klien setelah bimbingan yang disajikan dalam bentuk deskriptif komparatif, yaitu membandingkan pelaksanaan di lapangan dengan teori Bimbingan Konseling Islam yang disajikan, sedangkan untuk menganalisis hasil pelaksanaan dengan membandingkan keadaan klien sebelum mendapat bimbingan dan setelah mendapatkan Bimbingan Konseling Islam.

19

Sedarmayanti dan Syaifudin,Metode Penelitian,(Bandung: CV. Mandar Maju, 2002), hal. 166


(30)

22

7. Teknik Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Adapun teknik pemeriksaan seabsahan data sebagai berikut:

a. Perpanjangan keikutsertaan

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian.

Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan

peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Oleh karena itu peneliti akan banyak mempelajari budaya, menguji informan serta membangun kepercayaan.

b. Ketekunan pengamatan

Keajegkan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitannya dengan proses analisis yang konstan atau tentatif, mencari suatu usaha, membatasi berbagai pengaruh, mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat diperhitungkan.

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri atau unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal


(31)

23

c. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksahan keabsahan data yang memanfaatkan sasuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. membedakan

empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang

memanfaatkan penggunaansumber, metode, penyidikdanteori.

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan

mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Perbandingan tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat, atau pemikiran. Yang lebih penting adalah bisa mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya perbedaan-perbedaannya.

Pada triangulasi dengan metode, menurut Patton terdapat dua strategi yaitu:

1) Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data.

2) Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

Teknik triangulasi jenis ketiga, dengan penyidik ialah memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali dengan kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi kemencengan dalam pengumpulan data.


(32)

24

Sedangkan triangulasi yang terakhir, dengan teori adalah memeriksa derajat kepercayaan suatu informasi, disamping juga membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan.

G. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan skripsi ini, maka penulis akan menyajikan pembahasan kedalam beberapa bab yang sistematika pembahasan adalah sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan yang merupakan pola dasar dari skripsi meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Konsep, Metode Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.

Bab II. Kerangka teori dalam bab ini menjelaskan tentang bagian pertama kajian kepustakaan tentang Bimbingan Konseling Islam yang meliputi: Pengertian Bimbingan Konseling Islam, Tujuan dan Fungsi Bumbingan Konseling Islam, Unsur-unsur Bimbingan Konseling Islam, Langkah-langkah Bimbingan Konseling Islam, Pengertian Terapi Sholat Istikharah, Tujuan Terapi Sholat Istikharah, Manfaat Terapi Sholat Istikharah, Jenis-Jenis Terapi Sholat Istikharah, Dalil-Dalil Terapi Sholat Istikharah, Tata Cara Terapi Sholat Istikharah, Waktu pelaksanaan Terapi Sholat Istikharah, Cara Mngetahui Petunjuk Yang Diberikan Allah, Pengertian Dilema, Macam-Macam Dilema, Faktor yang Mempengarui Dilema, Pengertian Studi dan


(33)

25

Bab III. Penyajian Data bab ini menjelaskan tentang deskripsi umum obyek penelitian: konselor, klien, dan masalah. Kemudian menjelaskan tentang deskripsi hasil penelitian: proses pelaksanaan bimbingan konseling dan hasil akhir pelaksanaan bimbingan konseling.

Bab IV. Analisa Data bab ini menjelaskan tentang pembahasan yang terdiri dari hasil interview (penelitian kualitatif) dengan klien tentang masalah yang dialami, yang berisikan proses pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dan hasil akhir pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam.

Bab V. Penutup bab ini berisikan tentang kesimpulan, saran dan penutup atas penelitian yang telah dilakukan.


(34)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Bimbingan Konseling Islam

a. Pengertian Bimbingan Konseling Islam

Bimbingan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.20

Bimbingan Konseling Islam adalah usaha memberikan bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang yang sedang mengalami kesulitan lahir batin dalam menjalankan tugas-tugas hidupnya dengan

menggunakan pendekatan agama, yakni dengan membangkitkan

kekuatan getaran batin (iman) di dalam dirinya untuk mendorongnya mengatasi masalah yang dihadapinya.21

Bimbingan Konseling Islam adalah suatu aktifitas pemberian nasehat dengan atau berupa anjuran-anjuran dan saran-saran dalam bentuk pembicaraan yang komunikatif antara konselor dan konseli atau klien.22


(35)

27

Bimbingan Konseling Islam adalah salah satu dari berbagai tugas manusia dalam membina dan membentuk manusia ideal, berharga dan bermanfaat bagi manusia, baik dalam urusan agama, dunia, pemenuhan kebutuhan, pemecahan masalah.23

Sedangkan menurut “Mara Suzana” :

Bimbingan Konseling Islam adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangkaian memberi bantuan orang lain yang menghadapi kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya, agar klien mampu mengatasi sendiri dan timbul kesadaran dan penyerahan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga timbul pada diri pribadi suatu cahaya harapan kebahagiaan hidup sekarang dan masa depan.24

Jadi, dari kelima pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Bimbingan Konseling Islam adalah bantuan yang bersifat mental spiritual, sehingga dengan melalui kekuatan iman dan takwanya kepada Tuhan seseorang mampu mengatasi sendiri problema yang sedang dihadapinya.

b. Tujuan Bimbingan Konseling Islam

Dalam kelangsungan perkembangan dan kehidupan manusia berbagai pelayanan diciptakan dan diselenggarakan. Masing-masing pelayanan ini berguna dan bermanfaat untuk memperlancar dan memberikan dampak positif konseling Islam ini membantu individu

untuk bisa menghadapi masalah sekaligus bisa membantu

mengembangkan segi-segi positif yang dimiliki oleh individu.

23

Musfir bin Said Az-Zahrani,Konseling Terapi,(Jakarta: Gema Insani, 2005), h. 16

24

http://marabpisurya.blogspot.com/2010/06/proposal-penelitian.html, diakses 11 april 2011


(36)

28

Dengan demikian, secara singkat tujuan Bimbingan Konseling Islam dapatlah dirumuskan sebagai berikut:25

1) Tujuan umum

Membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia

seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. 2) Tujuan khusus

a) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah

b) Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya c) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan

kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.

Jadi, secara garis besar atau secara umum, tujuan bimbingan konseling Islam itu dapat dirumuskan sebagai “membantu individu

mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat”.

c. Fungsi Bimbingan Konseling Islam

Dengan memperhatikan tujuan umum dan khusus bimbingan konseling Islam tersebut di atas, dapatlah dirumuskan fungsi dari bimbingan konseling Islam itu sebagai berikut :


(37)

29

1) Fungsi pencegahan (preventif)

Yakni membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya masalah bagi dirinya.

2) Fungsi kuratif atau korektif

Yakni membantu individu memecahkan masalah yang sedang dihadapi atau dialaminya.

3) Fungsi pemeliharaan (preservatif)

Yakni membantu individu menjaga agar situasi dan kondisi yang semula tidak baik (mengandung masalah) menjadi baik (terpecahkan) dan kebaikan itu bertahan lama.

4) Fungsi pengembangan (developmental)

Yakni membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab munculnya masalah baginya.26Dengan arti memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri individu.27

d. Unsur-Unsur Bimbingan Konseling Islam

1) Konselor

Konselor atau pembimbing merupakan seseorang yang mempunyai wewenang untuk memberikan bimbingan kepada orang lain yang

26

Aunur Rahim Fakih,Bimbingan dan Konseling dalam Islam, h. 37

27

Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbinan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 215


(38)

30

sedang menghadapi kesulitan atau masalah yang tidak bisa diatasi tanpa bantuan orang lain. Persyaratan menjadi konselor antara lain : a) Kemampuan professional

b) Sifat kepribadian yang baik

c) Kemampuan kemasyarakatan (ukhuwah Islamiyah) d) Ketakwaan kepada Allah.28

2) Klien

Individu yang diberi bantuan oleh seorang konselor atas permintaan sendiri atau atas permintaan orang lain dinamakan klien.29 Disamping itu klien adalah orang yang perlu memperoleh perhatian sehubungan dengan masalah yang dihadapinya dan membutuhkan bantuan dari pihak lain untuk memecahkannya, namun demikian keberhasilan dalam mengatasi masalahnya itu sebenarnya sangat ditentukan oleh pribadi klien itu sendiri.30

3) Masalah

Dalam kamus psikologis, dikatakan bahwa masalah atau problem adalah situasi yang tidak pasti, meragukan dan sukar dipahami, masalah atau pernyataan yang memerlukan pemecahan.31

28

Thohari Musnamar,Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam,(Jakarta : UII Press, 1992), h. 42


(39)

31

Sedang menurut WS. Winkel dalam bukunya “Bimbingan dan konseling di sekolah menengah”, masalah adalah sesuatu yang

menghambat, merintangi, mempersulit dalam mencapai usaha untuk mencapai tujuan.32

Masalah adalah sesuatu yang menghambat, merintangi atau mempersulit usaha untuk mencapai tujuan, hal ini perlu ditangani atau dipecahkan oleh konselor bersama klien, karena masalah bisa timbul oleh berbagai faktor atau bidang kehidupan antara lain :

a) Bidang pernikahan dan keluarga b) Bidang pendidikan

c) Bidang sosial

d) Bidang pekerjaan (jabatan) e) Bidang keagamaan

e. Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling Islam

Setelah unsur-unsur Bimbingan Konseling Islam dijabarkan diatas oleh peneliti, maka peneliti akan menyebutkan prinsip-prinsip Bimbingan Konseling Islam diantaranya adalah:

1) Membantu individu agar dapat membantu dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi,33 atau membantu individu

32

WS. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, (Jakarta : Gramedia, 1989), h. 12

33

Achmad Juntika Nurihsan,Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Belakang, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2006), h. 9


(40)

32

untuk mengetahui, mengenal dan memahami keadaan dirinya sesuai dengan hakikatnya (mengingatkan kembali akan fitrahnya).

2) Membantu individu menerima keadaan dirinya sebagaimana adanya, baik dan buruknya, kekuatan dan kelemahannya, sebagai sesuatu yang telah ditakdirkan oleh Allah, namun manusia hendaknya menyadari bahwa diperlukan ikhtiar sehingga dirinya mampu

bertawakkalkepada Allah SWT.

3) Membantu individu memahami keadaan (situasi dan kondisi) yang dihadapinya.

4) Membantu individu menemukan alternatif pemecahan masalah.

5) Membantu individu mengembangkan kemampuannya

mengantisipasi masa depan, sehingga mampu memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan keadaan sekarang dan memperkirakan akibat yang akan terjadi, sehingga membantu mengingat individu untuk lebih berhati-hati dalam melakukan perbuatan dan bertindak.34

f. Langkah-langkah Bimbingan Konseling Islam

Adapun langkah-langkah dalam bimbingan konseling Islam, diantaranya adalah:

1) Identifikasi Kasus


(41)

33

kasus yang perlu mendapat bimbingan dan memilih kasus mana yang akan mendapatkan bantuan terlebih dahulu.

2) Diagnosa

Langkah diagnosa yaitu langkah untuk menetapkan masalah yang dihadapi kasus beserta latar belakangnya. Dalam langkah ini kegiatan yang dilakukan ialah mengumpulkan data dengan mengadakan studi kasus dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data, kemudian ditetapkan masalah yang dihadapi serta latar belakangnya. 3) Prognosa

Langkah prognosa ini untuk menetapkan jenis bantuan atau terapi apa yang akan dilaksanakan untuk membimbing kasus ditetapkan berdasarkan kesimpulan dalam langkah diagnosa.

4) Terapi

Langkah terapi yaitu langkah pelaksanaan bantuan atau bimbingan. Langkah ini merupakan pelaksanaan yang ditetapkan dalam prognosa.

5) Langkah Evaluasi dan Follow-Up

Langkah ini dimaksudkan untuk menilai atau mengetahui sampai sejauh manakah langkah terapi yang telah dilakukan telah mencapai hasilnya. Dalam langkah follow-up atau tindak lanjut, dilihat perkembangan selanjutnya dalam jangka waktu yang lebih jauh.35

35

I Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV. Ilmu, 1975), h. 104-106


(42)

34

2. Terapi Sholat Istikharah

a. Pengertian Tarapi Sholat Istikharah

Perkataan istikharah sendiri, berakar dari kata "khair" (baik) atau "khiyarah" wazan (timbangan). Istikharah dalam ilmu sharf adalah "istaf 'ala", yang memiliki maksud lit thalab (permohonan). Di sini, "istikharah" berarti "thalab al-khiyarah min Allah", yaitu usaha untuk mendapatkan sesuatu yang terbaik dengan cara memohon petunjuk kepada Allah lewat shalat. Tidak salah bila istikharah itu cenderung bersifat spiritual, yakni usaha yang sepenuhnya bersifat rohaniah.36

TerapiShalat Istikharah adalah Shalat Sunah dua Raka’at yang dikerjakan oleh seorang muslim untuk meminta petunjuk kepada Alloh Swt yang sedang bingung diantara beberapa pilihan dan merasa ragu–ragu untuk memiilih atau saat akan memutuskan sesuatu hal tersebut. Sedangkan untuk ukuran atau perihal masalah yang dimaksudkan di atas tidak dibatasi ukurannya karena bisa masalah didalam pekerjaan, masalah perjodohan maupun masalah lain–lain.37shalat istikharah umumnya dilaksanakan pada sepertiga malam, namun pada dasarnya shalat istikharah dapat dilaksanakan pada waktu kapanpun jika pelaksanaan shalat istikharah sudah dihadapkan dengan urusan yang sudah mendesak.


(43)

35

b. Tujuan Terapi Sholat Istikharah

Tujuan dari terapi ini adalah memohon kepada Allah agar urusan anda diridhoi oleh Allah Swt dan Allah bisa mempermudah jalan untuk urusan anda tersebut dan jika ternyata perkara atau urusan anda tersebut tidak baik untuk anda, maka Alloh akan datangkan penghalang dan pencegah untuk anda sehingga anda tidak bisa melaksanakan urusan tersebut.

c. Manfaat Terapi Sholat Istikharah

Di samping untuk lebih mendekatkan diri lagi kepada Allah SWT sebagai rasa taqarrub kepada-Nya, shalat sunnat Istikharah juga bermanfaat untuk membebaskan diri rasa keragu-raguan dan kebingungan dalam menentukan sebuah pilihan yang paling baik dan paling bagus, baik menurut pandangan hukum maupun agama, agar tidak kecewa atau menyesal di kemudian hari.38

Shalat Istikharah diatas seperti sabda Nabi Muhammad Saw

yang berbunyi, ” Jika Salah seorang diantara kalian berniat dalam

suatu urusan maka lakukanlah Shalat Sunah dua Raka’at yang

bukan Shalat Wajib, kemudian bedoalah meminta kepada Allah (HR.AL-Bukhari)

38

Sallamah Muhammad Abu Al- Kamal, Meraih Spiritual Rasulullah, (Bandung: PT.Mizan Pustaka cet II, 2008) Hal: 54


(44)

36

d. Jenis - Jenis Terapi Sholat Istikharah

Sholat istikharah yang dilakukan memiliki berbagai macam jenis. Tidak semua umat islam tahu jenis-jenis dari shalat istikharah tersebut. Berikut ini adalah jenis shalat istikharah yang harus diketahui oleh umat islam:

1) Istikharah Dengan Nasehat Orang Sholeh

Istikharah yang pertama adalah dengan meminta nasehat kepada orang-orang yang shaleh. Misalnya saja ketika kita membutuhkan untuk meraih apa yang terbaik untuk diri kita, kita bisa meminta nasehat kepada orang-orang yang beriman yang mampu memberikan nasehat. Orang soleh yang dimaksud di sini adalah ulama yang mampu ikhlas dalam beristiqomah. Namun yang harus di ingat di sini adalah nasehat tersebut harus dilakukan setelah umat muslim melakukan sholat istikharah.

Dalam sholat istikharah tersebut umat muslim akan meminta yang terbaik kepada Allah SWT. Nasehat ulama yang mampu melakukan istiqomah merupakan hal lazim yang bisa dilakukan oleh para santri, jamaah ataupun umat agar apa yang di cita-citakan, hajat, masalah bisa mendapatkan solusi yang baik.


(45)

37

Muh. Salim Imron. Dia mendapatkan nasehat terbaik setelah melakukan sholat istikharah dan melalui doa yang dia panjatkan.

2) Istikharah Dengan Al-quran

Setelah melakukan shalat istikharah, melakukan doa dan meminta nasehat dari ulama yang soleh belum mampu membuat hati menjadi tenang dan tentram, maka kita diperbolehkan

istikharah dengan menggunakan Al-Quran. Al-Quran

diharapkan bisa menghilangkan keragu-raguan dengan

memohon kepada Allah untuk diberikan yang terbaik.

Hal tersebut sesuai dengan sabda dari Rasulullah SAW

yang berbunyi “termasuk kebahagaiaan bagi keturunan Nabi

Adam Alaihi Salam adalah jika dia beristikharah dengan memohon yang terbaik kepada Allah SWT dan mengarahkan keridhaan-Nya pada apa yang telah Allah putuskan.

Dan yang ada diantara kemalangan manusia keturunan Nabi Adam AS adalah dia tidak mau melakukan istikharah dan mengharap keridhaan-Nya pada apa yang telah Allah putuskan. Metode dari shalat istikharah menggunakan Al-Quran dibagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut ini:

a) Orang yang meminta petunjuk sedang dalam kondisi berdoa dan memiliki makna bahwa orang yang sedang meminta


(46)

38

petunjuk Allah Swt dan yakin bahwa keraguannya akan hilang melalui berkah yang ada di dalam Al-Quran.

b) Paham degan konteks serta makna dalam Al-Quran termasuk kekhusyuan yang berhubungan dengan sholat istikharah. Yang perlu di ingat di sini adalah Al-Quran tidak semata-mata hanya untuk membahas soal istikharah saja. Namun Al-Quran diturunkan untuk memberikan ilmu pengetahuan, hikmah yang bisa menuntun umat muslim menuju penghambaan kepada Allah Swt yang baik dan benar.39

e. Dalil Terapi Sholat Istikharah

Sholat Istikharah ini telah diperjelaskan melalui hadis dari pada Jabir bin ‘Abdillah radhiallahu’anh, dia berkata: Rasulullah

shallallahu‘alaihi wasallampernah mengajarkan Istikharah kepada

kami dalam segala urusan, sebagaimana baginda mengajar kami surah dari al-Qur’an.. Baginda bersabda:

Artinya:

Jika salah seorang di antara kalian berkeinginan keras melakukan sesuatu, hendaklah dia mengerjakan solat dua rakaat yang bukan solat fardu kemudian membaca doa:


(47)

39

ُر ِﺪْﻘَﺗ َﻚ ﱠﻧِﺈَﻓ

ي ِﺮ ْﻣ

َل ﺎَﻗ ْوَأ

:

ِﻞ ِﺟ ﺎَﻋ

َل ﺎَﻗ ْوَأ

:

.

Artinya::

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon petunjuk kepada-Mu dengan ilmu-Mu, memohon ketetapan dengan kekuasaan-Mu, dan

aku memohon kurniaan-Mu yang sangat agung kerana

sesungguhnya Engkau berkuasa sedang aku tidak berkuasa sama sekali, Engkau mengetahui sedangkan aku tidak, dan Engkau yang mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahawa urusan ini (lalu menyebutkan secara langsung urusan yang dimaksudkan) lebih baik bagi diriku dalam agama, kehidupan dan akhir urusanku - atau mengucapkan: baik dalam waktu yang dekat mahupun yang akan datang - maka tetapkanlah ia bagiku dan mudahkanlah ia untukku. Kemudian, berikan berkah kepadaku dalam menjalankannya. Jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk bagiku dalam agama, kehidupan dan akhir urusanku - atau


(48)

40

mengucapkan: baik dalam waktu yang dekat mahupun yang akan datang - maka jauhkanlah urusan itu dariku dan jauhkanlah aku darinya, serta tetapkanlah yang baik itu bagiku di mana pun kebaikan itu berada. Kemudian, jadikanlah aku orang yang redha dengan ketetapan tersebut.

َل ﺎَﻗ

:

Artinya:

Baginda bersabda: Hendaklah dia menyebutkan apa yang dihajatkannya.

f. Tata Cara Terapi Sholat Istikharah

1) Niat.

“Aku Niat Shalat Sunnah Istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala“.

2) surah yang dianjurkan ulama :

a) Rakaat pertama, bacalah Al-Kafirun (1 kali). b) Rakaat ke-dua, dibacakan Al-Ikhlas (1 kali). c) Rakaat pertama, bacalah ayat Al-Kursi (7 kali). d) Rakaat ke-dua, dibacakan Al-Ikhlas (11 kali).

3) Dalam sujud akhir, baca tasbih berikut sebanyak 40 kali:


(49)

41

4) Sebelum bangkit dari sujud, mohonlah kepada Allah SWT. dipertunjukkan jalan yang betul dalam membuat keputusan dan pilihan.

5) Selesai memberi salam, bacalah selawat untuk dihadiahkan kepada Rasulullah SAW, para sahabat Baginda, para wali Allah dan seluruh umat Islam.

6) Membaca doa sholat sunat Istikharah:

“Ya Allah hamba memohon agar Tuhan memilihkan mana yang baik menurut Engkau Ya Allah. Dan hamba memohon Tuhan memberikan kepastian dengan ketentuan-Mu dan hamba memohon kemurahan Tuhan yang Besar lagi Agung karena sesungguhnya Tuhan yang Berkuasasedang hamba tidak tahu dan Tuhanlah yang amat mengetahui segala sesuatu yang masih tersembunyi. Ya Allah, jika Tuhan mengetahui, bahwa persoalan ini baik bagi hamba, dan baik pula akibatnya bagi hamba, maka berilah perkara ini kepada hamba, dan mudahkanlah ia bagi hamba, kemudian berikanlah keberkahan bagi hamba, dan penghidupan hamba, dan jika tidak baik akibatnya bagi hamba, maka jauhkanlah ini dari hamba dan jauhkanlah hamba dari padanya. Dan berilah hamba orang yang rela atas anugrah-Mu.”

7) Ulangilah doa tersebut sebanyak 3 kali. Dalam berdoa sebaik-baiknya sebutkan permintaan yang ingin diberikan petunjuk oleh Allah SWT. misalnya:“Ya Allah! Jika Dikau mengetahui urusan ini..….. (sebutkan perkaranya).”

8) Serahkanlah sepenuh keyakinan kepada Allah SWT. sambil bermohon kepada-Nya agar diberikan petunjuk, sama ada didatangkan melalui mimpi, gerak hati atau dengan dipermudahkan urusan yang mana baik. Tidurlah dalam keadaan berwuduk dan berpakaian bersih.


(50)

42

9) Lakukan sholat Istikharah 3 atau 7 hari berturut-turut, mengikut kepentingannya. Insyah-Allah akan diberi kecenderungan atau digerakkan hati untuk membuat sesuatu keputusan atau pilihan yang betul.40

g. Waktu Pelaksana Terapi Sholat Istikharah

Shalat Istikharah sendiri bisa dilakukan kapan saja baik siang maupun malam tetapi Waktu Mengerjakan Shalat Istikharah yg paling utama adalah saat sepertiga malam atau bisa dikatakan di pertengahan malam setelah Shalat Isya karena dimalam hari anda bisa mengerjakan Shalat Sunah Istikharah dengan khusyu.

h. Cara Mengetahui Petunjuk Yang diBerikan Allah

1) Allah memberikan petunjuk melalui mimpi 2) Petunjuk melalui firasat

3) Petunjuk melalui ketetapan Hati

4) Petunjuk dengan menjauhkan orang tersebut, dari yang tidak baik untuk dirinya dan mendekatkan dengan apa yang baik untuknya.

5) Semoga dengan Anda rajin melaksanakan Shalat Istikharah maka kebingungan Anda dalam memilih akan segera diberikan petunjuk kemantapan oleh Alloh SWT.


(51)

43

perlu di ingat pula, tidak semua hamba Alloh melakukan sholat istikhoroh langsung diberikan petunjuk, Ada pula yang harus sampai 1-3 hari bahkan 1-7 hari. Untuk itu sebaiknya lakukanlah shalat istikharah selama 7 hari berturut-turut.41

3. Dilema

a. Pengertian Dilema

Dilema merupakan sesuatu yang mengaharuskan orang menentukan pilihan lebih dari satu yang sama-sama tidak menguntungkan atau mungkin suatu hal yang membingungkan sehingga sulit sekali untuk menentukan pilihan atau tujuan yang akhirnya akan dipilih menjadi suatu tujuan yang benar yakin dengan pilihannya.42

Dan dilema menurut kamus ilmiah popular, dilema arti pilihan yang sukar yang dua-duanya tidak menyenangkan. Situasi yang sulit mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua

kemungkinan sama-sama tidak menyenangkan atau tidak

menguntungkan situasi yang sulit dan membingungkan.43

b. Macam–Macam Dilema

1) Dilema konstruktif sederhana

2) Dilema konstrukutif pelik

41

Abdul Wachid.Shalat Khusyu’ di Tempat Kerja,(Yogyakarta: Stain Purwokerto Press Cet I, 2006)

42

Nurcholish Madjid dkk.Satu Islam Sebuah Dilem.(Bandung: Mizan) Hal: 26

43


(52)

44

3) Dilema distruktif sederhana

4) Dilema distruktif pelik

a) Dilema Konstruktif Sederhana (simple constructive Dilemma)

Contoh:

Jika mahasiswa absen ketika harus belajar di kelas, itu berarti bahwa ia lalai, Dan jika ia masuk kelas, tetapi tertidur, itupun berarti bahwa ia lalai. Mahasiswa itu absen Atau tertidur.

Konklusinya: Mahasiswa itu lalai ( yang mana pun yang dipilih, konklusinya tetap sama).

b) Dilema Konstruktif Pelik (Complex Constructive Dilemma)

Contoh :

Jika belajar Bahasa Inggris di perguruan tinggi, akan waktu yang terlampau lama, dan jika belajar di kursus-kursus Bahasa, mutunya kurang baik. Belajar Bahasa Inggris hanya mungkin di perguruan atau di kursus-kursus Bahasa.

Konklusinya: Belajar Bahasa Inggris yang


(53)

45

c) Dilema Destruktif Sederhana (Simple Destructive Dilemma)

Contoh :

Jika ia benar-benar pintar, ia akan berhasil meraih peringkat pertama, dan jika ia benar-benar pintar, ia akan memperoleh hadiah kejuaraan yang dijanjikan. Ia tidak berhasil meraih peringkat pertama atau ia tidak memperoleh hadiah kejuaraan yang dijanjikan. Konklusi: Ia tidak pintar

d) Dilema Destruktif Pelik (Complex Destructive Dilemma)

Contoh :

Jika ia pergi ke Bandung dengan menggunakan pesawat terbang, maka ia tiba dua jam sebelum acara, dan jika ia menggunakan bis umum, maka ia akan terlambat satu jam. Ia tidak tiba dua jam sebelum acara, atau ia tidak terlambat satu jam. Konklusi: jadi, ia tidak pergi dengan menumpang pesawat terbang atau bis umum.44

44


(54)

46

c. Faktor yang mempengaruhui Dilema

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi, antara lain: 1) Tidak ada biaya.

2) Keinginan yang sangat di cita-citakan. 3) Takut putus di tengah-tengah sekolah.

4) Takut tidak bisa meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi.45

4. Pengertian Studi dan Karir

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan pengertian studi adalah penelitian ilmiah, kajian.46 Dan sedangkan karir menurut Gibson dkk merupakan urutan pengalaman dan kegiatan yang berkaitan dengan pekerjan dan yang menciptakan sikap dan prilaku tertentu pada diri seseorang.47 Jadi studi dan karier adalah suatu penelitian ataupun kajian yang didalamnya berisi pengalaman dan kegiatan yang berkaitan dengan suatu pekerjaan yang menciptakan sikap tertentu pada seseorang.

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

a. Afinta Fajar Yuniarti NIM: B03399220 (BPI) KONSELING ISLAM DALAM MENGATASI DILEMA SINGLE PARENT SEBAGAI WANITA KARIR DI NGAGEL TIRTO KELURAHAN NGAGEL REJO KECAMATAN WONOKROMO KOTAMADYA SURABAYA . 2006


(55)

47

Dalam skripsi ini penulis mendeskripsikan masalah-masalah yang dialami subyek penelitian, baik dalam lingkup keluarga maupun lingkungan luar misalnya lingkungan kerja. Dari permasalahan tersebut dapat diketahui awal mula munculnya dilema yang berdampak pada kemunduran tidak hanya dari segi fisik subyek penelitian akan tetapi juga mengganggu kondisi psikisnya.

Metode terapi yang digunakan dalam penerapan Konseling Islam adalah terapi realitas untuk mengatasi dilema single parent sebagai wanita karier. Sedangkan yang akan saya jadikan penelitian adalah dilema dalam menentukan atau memilih antara karier dan studi.

Persamaan : skripsi diatas membahas masalah dilema memlih

Perbedaan : dalam penelitian tersebut membahas dilema single parent sebagai wanita karier, tetapi dalam penelitian ini membahas dilema mahasiswa memilih antara studi dan karier.

b. Miftahul Husna NIM: B03206008 (BKI) BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENGATASI DILEMA SEORANG IBU UNTUK MEMPERTAHANKAN KELUARGA DI DESA JETIS KEC. JETIS KAB. MIJIKERTO. 2010

Dalam skripsi ini penulis mendeskripsikan tentang dilema yang dialami oleh seorang ibu untuk mempertahankan keutuhan keluarga. Subyek penelitian merasa bingung dengan pilihannya antara suami dan ketiga anak perempuan karena mereka berdua sama-sama penting dalam hidupnya. Dari permasalahan tersebut dapat diketahui awal mula munculnya dilema yang


(56)

48

berdampak pada keadaan psikisnya, sehingga mengganggu kondisi psikis subyek penelitian.

Terapi yang digunakan dalam bimbingan konseling islam menggunakan pendekatan eksistensial humanistik. Masalah yang dihadapi adalah bingung dengan pilihannya antara suami dan ketiga anak perempuan karena mereka berdua sama-sama penting dalam hidupnya. Sedangkan yang akan saya jadikan penelitian adalah dilema dalam memilih antara studi atau karier seorang mahasiswa Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.

Persamaan : penelitian tersebut menjelaskan tentang dilema memilih Perbedaan : penelitian tersebut menjelaskan dilema seorang ibu memilih antara suami dan anak, sedangkan dalam penelitian ini dilema yang dialami oleh mahasiswa sehingga bimbang memilih antara studi dan karier.


(57)

BAB III PENYAJIAN DATA

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Balong Biru lebih tepatnya di RT 13 RW 04 Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo. Keadaan geografis subjek penelitian ini memiliki lahan seluas 124,625 Ha dan memiliki curah hujan 2000 mm/tahun serta tinggi dari permukaan laut 6 meter. Daerah ini memiliki batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah utara : Desa Jemundo

b. Sebelah selatan : Desa Babadan

c. Sebelah barat : Desa Sambi roto

d. Sebelah timur : Desa Sadang

Adapun ORBITASI (jarak dari pusat pemerintahan Desa) sebagai berikut:

a. Jarak dari pusat pemerintahan Kecamatan : 4 km

b. Jarak dari pusat pemerintahan Kotif : 30km

c. Jarak dari Ibu Kota Dati I : 24km

d. Jarak dari Ibu Kota Dati II : 9 km

e. Jarak dari Ibu Negara : 100km

Keadaan demografi penelitian suatu daerah sangat mempengaruhi pola kehidupan penduduknya. Adapun jumlah penduduk Desa Balong Biru


(58)

✂ ✄

Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo yaitu 14.436 orang yang terdiri atas 12 RW dengan perincian sebagai berikut :

a. Laki-laki : 6.918 orang b. Perempuan : 7.518 orang

Keadaan ekonomi suatu masyarakat ditentukan oleh keterampilan atau kemampuan yang dimiliki oleh individu pada suatu masyarakat itu sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat Desa Balung Biru bekerja sesuai dengan kemampuan atau ketrampilan yang dimiliki masing-masing. Berikut ini tabel mata pencaharian masyarakat Desa Balong Biru.

Tabel 2.1

Mata Pencaharian Masyarakat Desa Balong Biru

No Keterangan Prosentase

1. 2. 3.

Petani

Pekerja disektor jasa atau perdagangan Pekerja disektor industri

30 % 50 % 100 %

Jadi dapat dilihat bahwa mayoritas mata pencaharian masyarakat lebih tinggi Kedundungnya yaitu pada pekerja disektor industri.

Dalam pelaksanaan pembangunan, pihak pemerintahan Desa Balung Biru mengutamakan pada sektor pendidikan. Adapun untuk tingkat pendidikan di Desa Balong Biru tergolong pada tingkat yang cukup baik karena mayoritas pendidikan masyarakatnya tamatan Sekolah Menengah Atas (SLTA) bahkan banyak diantara warganya yang sampai kejenjang Perguruan Tinggi. Selain itu pemerintah Desa Balong Biru mempunyai fasilitas gedung Play Group (PG), Taman Kanak-kanak (TK), dan Sekolah Dasar (SD).


(59)

☎ ✆

non Islam. Berikut ini tabel pemeluk agama menurut penghayat masyarakat Desa Balong Biru.

Tabel 2.2

Pemeluk Agama Menurut Penghayat Masyarakat Desa Balong Biru

No Agama Jumlah

1. 2. 3. 4. 5. Islam Kristen Katholik Hindu Budha 12864 Orang 105 Orang 3 Orang 1 Orang 2 Orang

Banyak sekali kegiatan-kegiatan keagamaan yang diadakan di Desa Balung Biru dan warganya pun aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan. Kegiatan-kegiatan yang keagamaan yang diselenggarakan antara

lain pengajian rutin, fatayatan, istighosah, banjari dan khotmil Qur’an. Para

pemuda-pemudinya juga tidak ikut kalah dalam meramaikan kegiatan keagamaan, banyak juga para pemudanya yang aktif dalam kegiatan keagamaan dan aktif dalam organisasi keagamaan seperti organisasi remaja masjid dan IPNU-IPPNU.48

1. Deskripsi Konselor

Konselor adalah orang yang bertugas membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh seseorang (klien). Konselor disini hanya mengarahkan atau membimbing klien ke arah yang lebih baik, bukan untuk mengambil keputusan untuk jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi oleh klien karena yang menentukan atau yang mengambil keputusan adalah klien sendiri. Adapun yang menjadi konselor dalam penelitian ini yaitu:

48


(60)

✝ ✞

a. Identitas Konselor

Nama : Nishrul Laili

Tempat/Tanggal Lahir : Sidoarjo, 16 Juni 1995

Alamat : Jl. Singgomengolo Rt 03 Rw 01 Ganting,

Gedangan kabupaten Sidoarjo

Agama : Islam

b. Riwayat Pendidikan

SD : MI Baitur Rohim Ganting 2008

MTS : MTSManba’ul Hikam Tanggulangin2010

MA :MA Manba’ul Hikam Tanggulangin 2013

Mahasiswa S-1 Jurusan Bimbingan Konseling .Islam Fakultas Dakwah Tahun 2013 - Sekarang.

Pengalaman Orgaisasi : Ikatan Qori’ Qori’ah Mahasiswa (IQMA)

IAIN.Sunan Ampel Surabaya 2014-2015 c. Pengalaman Konselor

Terkait dengan pengalaman konselor. Konselor sudah pernah mengampu mata kuliah Terapi Islam, Problem Kemasyarakatan, Konseling Spiritual dan konseling kebutuan khusus dll, sudah pernah melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata) selama satu bulan yang diadakan oleh kampus bertempat di Desa Gemarang Kecematan Gemarang


(61)

✟ ✠

Lapangan) selama dua bulan. SMA Khadijah Jl. A-Yani Surabaya.50Dan juga pernah melakukan tugas praktik konseling di kampus yang diadakan oleh jurusan. Jadi hal itu bisa di jadikan pedoman di saat melakukan penelitian skripsi ini supaya keahlian konselor bisa berkembang sesuai dengan profesionalisasi konselor.

d. Kepribadian Konselor

Sebelum terlaksanannya proses konseling maka dibutuhkan dua peran dalam preoses konseling yakni konselor dan klien. Bila salah satu dari keduannya tidak ada maka tidak dapat dikatakan proses bimbingan dan konseling. Untuk mengadakan proses konseling, konselor adalah orang yang membantu mengarahkan konseling dalam memecahkan atau menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Konselor sendiri adalah orang yang supel, mudah bergaul, dengan seseorang yang baru dikenal, rajin, dan tidak suka menunda-nunda pekerjaan.51

2. Deskripsi Klien

Konseli adalah orang yang mempunyai masalah dan membutuhkan pertolongan dalam menyelesaikan masalahnya. Yang menjadi konseli dalam pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam disini adalah:

Nama : Sinta auliyah (nama samaran)

Tempat/Tanggal Lahir : Sidoarjo,11 september 1993

Alamat : Balong Biru Taman Sidoarjo

50

PPL di SMA Khadijah Jl. A-Yani Surabaya pada tanggal 1 Sepember sampai dengan 4 November pada tahun 2016

51


(62)

✡ ☛

Agama : Islam

Pendidikan : Tamat SDN SADANG: 2006

Tamat SMPN 2 SUKODONO : 2009 Tamat SMK M 1 TAMAN: 2011

Mahasiswa S-1 Jurusan Akuntansi

Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 2013- sekarang

Pekerjaan : Admin PT. MEGA FINANCE Cab.

Sidoarjo a. Latar belakang keluarga klien

Sinta adalah seorang remaja yang terlahir dari keluarga yang sederhana dan sinta sekarang tinggal dengan orang tuanya dan tiga kakak perempuan. Orang tua sinta bekerja sebagai karyawan swasta dan kakak perempuan klien berprofesi sebagai tenaga pengajar. Sinta setiap hari adalah bekerja sebagai pegawai swasta disebuah Bank di Daerah Sidoarjo. Sinta merupakan anak yang patuh terhadap orang tuanya, dia selalu membantu orang tuanya untuk memenuhi kebutuhan sehari–hari dan dia juga membiayai kuliahnya sendiri.

Sebagai kepala keluarga ayah sinta harus mampu menafkahi anak-anaknya. Gaji yang di peroleh ayah sinta memang lebih kecil dari pada yang di dapatkan kakak-kakaknya dan sinta. Maka dari itu,


(63)

☞☞

b. Latar belakang pendidikan

Dalam hal pendidikan, pendidikan klien tergolong cukup tinggi karena klien telah menamatkan SMK dan dalam proses menamatkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi yaitu perguruan tinggi. Kakaknya juga telah menyelesaikan studi S-1 dan teman-temannya klien pun sebagian besar juga tamatan SMK.

c. Latar belakang ekonomi

Jika dilihat dari segi ekonomi, kondisi keluarga klien termasuk keluarga sederhana. dimana kebutuhannya hanya bisa terpenuhi setiap hari. Dalam memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari, ayah klien bekerja sebagai karyawan swasta, ibu klien bekerja sebagai karyawan swasta juga sebagai ibu rumah tangga, begitu juga dengan kakak perempuan klien selain berprofesi sebagai tenaga pengajar juga sebagai ibu rumah tangga. Sedangkan kakak permpuan lainnya juga mejadi tenaga pengajar tetapi masih belum menikah dan klien sendiri bekerja sambil kuliah dengan biaya sendiri yang telah di dapat dari pekerjaannya selama ini.

d. Latar belakang keagamaan

Tempat tinggal klien berada di lingkungan masyarakat yang mayoritas penduduknya memeluk Agama Islam. Di dalam agama, keluarga klien masih tergolong awam. Akan tetapi karena mayoritas masyarakat disekitarnya aktif dalam menjalankan aktifitas keagamaan, orang tua klien juga ikut serta dalam aktifitas keagamaan seperti ikut


(64)

✌6

pengajian rutin dan jama’ah tahlil yang diadakan di desanya. Sedangkan konseli sendiri juga pernah mengikuti kegiatan keagamaan yang diadakan oleh pemuda-pemudi di desanya seperti diba’an, selain itu konseli dulu juga sempat ikut mendalami ilmu agama di salah satu TPQ di dekat rumahnya meskipun hanya sebentar.

e. Latar belakang sosial budaya

Klien hidup dan bertempat tinggal bersama masyarakat yang cukup baik dan mempunyai rasa gotong royong yang cukup tinggi. Selain itu diantara tetangganya pun hidup saling rukun sehingga hubungan diantaranya terjalin cukup baik dan mempunyai rasa kekeluargaan yang cukup tinggi.52

3. Diskripsi Masalah

Anak yang mengalami permasalahan tertentu tidak boleh dianggap sebagai tidak sehat atau tidak normal. Sebaliknya dia adalah anak yang secara jasmani dan rohani normal dan sehat.

Permasalahan yang sedang dialami itu bukanlah suatu penyakit yang serta merta disambuhkan oleh dokter dan psikiater, hanya saja jika masalah yang sering timbul pada diri seseorang apabila tidak ditangani akan merugikan dirinya sendiri. Oleh karena itu masalah seharusnya dapat dijelaskan kepada orang lain agar dapat terselesaikan dengan baik.


(65)

57

pada dilema untuk memilih antara studi dan kariernya. karena tidak adanya kesesuaian antara studiyang diambil waktu kuliah dengan karier yang sekarang. sehingga membuat Klien mengalami dilema dengan pilihannya itu. Akibat dari masalah yang dialami klien tersebut, klien merasa bimbang dengan masalahnya sekarang ini dan tidak ada yang harus di perbuatnya agar masalah ini bisa dapat segera terselesaikan.53

Masalah ini bermula ketika Klien diterima di perusahaan Bank Mega sebagai anak pimpinan atau adminitrasi. Dengan kariernya yang berkembang membuat klien merasa studi yang diambil tidak sesuai dengan kompetensinya, disisi lain orang tua klien menginginkan semua anak-anaknya dapat menyelesaikan studi S-1.Peristiwa ini membuat klien mengalami dilema yang berkepanjangan sehingga mudah terkejut dalam menghadapi masalah tersebut.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Deskripsi Proses pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa di Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo.

Dalam melaksanakan proses konseling, konselor terlebih dahulu menentukan waktu dan tempat. Dalam penentuan waktu dan tempat ini konselor memberikan tawaran kepada klien waktu yang tepat menurut klien, agar proses konseling bisa berjalan dengan nyaman dan tenang. penetapan tempat dan waktu sangat penting dalam melaksanakan proses konseling

53


(66)

58

yang efektif. Disini konselor menyesuaikan waktunya dengan klien, namun konselor juga memberitahukan batasan lamanya penelitian.

a. Waktu

Ketika konselor pertama kali bertemu dengan klien sewaktu jam

kosong kegiatannya. Konselor bermusyawarah dengan klien

membicarakan waktu yang pas untuk pelakukan proses konseling. Dan klien meminta hari libur kegiatannya.

b. Tempat

Tempat pelaksanaan proses konseling dalam penelitian ini dilaksanakan di Rumah. Klien memintak konselor bertemu dengannya setelah sholat magrib. Karena di waktu itu klien tidak ada kegiatan lagi.

Sesudah menentukan waktu dan tempat, peneliti mendeskripsikan langkah-langkah Bimbingan Konseling Islam dalam Mengatasi Dilema Seorang Mahasiswa yang Bimbang memilih antara Studi dan Karier. c. Identifikasi kasus

Langkah ini dimaksudkan untuk mengenal kasus beserta gejala-gejala yang nampak. Dalam langkah ini konselor mengumpulkan data sebanyak mungkin, baik dari klien maupun dari informan seperti keluarga atau tetangga. Dengan mengadakan pendekatan dan melibatkan diri terhadap klien agar tercipta hubungan yang akrab dan terbuka. Untuk


(67)

59

dilema untuk memilih antara studi dan karier, dimana klien mengalami kebingungan dalam menentukan pilihan karena tidak adanya sesuaian antara kompetensi kariernya dengan studi yang ditempuh yaitu jurusan Bimbingan konseling pendidikan, sehingga membuat klien menjadi bimbang dengan pilihannya. Selain itu juga tekanan dari orang tuanya yang mengharapkan semua anak-anaknya dapat menyelesaikan studi S-1 termasuk klien.

Setelah peneliti melakukan observasi di lapangan, peneliti juga menyajikan data dalam bentuk ringkasan dialog antara konselor dengan klien yang diperoleh dari dokumen subjek penelitian dalam hal ini adalah konselor.54

Pada suatu hari Konselor datang kerumah Klien, tiga hari yang lalu Konselor datang kerumahnya Klien, tapi Sinta belum datang orang tuanya bilang kalau Sinta belum pulang kerja, Sinta kerjanya lembur jadi

pulang malam.”iya emang benar saya kerjanya lembur dan pulang

malam,saya juga jarang sholat magrib” Konselor bertanya kepada Klien kenapa kamu jarang sholat dan bertanya kepada Sinta tetang keadaannya dan pingin tahu lebih jauh keadaannya Klien. “KLien menceritakan bahwa saya mahasiswa semester VI jurusan Bimbingan Konseling di PGRI Adi Buana Surabaya.

Pada waktu pertengahan semester IV dahulu, saya cuti kuliah selama 1 tahun. Lelah bekerja sambil kuliah, studi dan karier saya tidak

54


(1)

81

Untuk melihat tingkat keberhasilan dan kegagalan Bimbingan

Konseling Islam tersebut, peneliti mengacu pada teknik penjabaran kualitatif

dengan prosentase sebagai berikut :

1. 75 % - 100 % (dikategorikan berhasil)

2. 60 % - 75 % (cukup berhasil)

3. < 60 % (kurang berhasil)

Berdasarkan hasil presentase dari data diatas dapat diketahui bahwa hasil

dari Terapi Sholat Istikharah dalam menangani Dilema antara Studi dan Karir

yang di hadapi oleh mahasiswa di Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kab.

Sidoarjo dikategorikan berhasil. Penilaian ini dapat dilihat dari perhitungan

presentase yaitu 75% dengan standart uji ≥70 atau 70%sampai dengan 100%

(dikategorikan berhasil).

Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian pemberian Terapi Sholat

Istikharah yang telah dilaksanakan oleh konselor dapat dinyatakan berhasil karena

pada awalnya ada 4 point gejala yang dialami klien sebelem proses Terapi Sholat

Istikharah namun setelah proses konseling 3 dari 4 point gejala telah berkurang

yakni tidak dialami lagi oleh klien dan 1 gejala yang kadang-kadang di rasakan


(2)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, peneliti mendapatkan data-data yang

diperoleh dari penelitian dan peneliti akan menyimpulkan data-data tersebut.

Dalam pembahasan Bimbingan Konseling Islam dalam mengatasi dilema

seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara studi dan karier di Desa

Balong Biru Kecamatan Taman Sidoarjo dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Proses pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dalam mengatasi dilema

seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara studi dan karier di Desa

Balong Biru Kecamatan Taman Sidoarjo melalui langkah-langkah yang ada

dalam proses konseling. Langkah konselor yang pertama adalah identifikasi

masalah, disini konselor mengumpulkan data dari orang tua klien itu sendiri

yang berfungsi untuk mengenal kasus beserta gejala-gejala yang nampak

pada diri klien. Sedangkan langkah kedua mendiagnosa dengan menetapkan

masalah yaitu dilema seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara

studi dan karier. Langkah berikutnya adalah prognosa dengan menetapkan

jenis bantuan yaitu memberikan konseling berupa Bimbingan Konseling

Islam untuk membuat sendiriny, pilihan yang timbul dari kesadaran dalam

penyerahan diri kepada Allah SWT dan meyakinkan bahwa keputusan


(3)

83

mengevaluasi tindakan klien dengan melihat perubahan-perubahan yang ada

pada klien, yang didapat berdasarkan pernyataan klien.

2. Hasil akhir pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dalam mengatasi

dilema seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara studi dan karier di

Desa Balong Biru Kecamatan Taman Sidoarjo dapat dikategorikan cukup

berhasil (75%). Klien merasa lega dengan keputusan yang diambilnya,

dengan memilih mengembangkan karier kemudian berencana melanjutkan

studi mulai dari awal yang sesuai dengan kompetensinya.

B. Saran

Dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kepada peneliti

selanjutnya untuk lebih menyempurnahkan hasil dari penelitian ini.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikemukakan

saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi konselor

Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dalam mengatasi Dilema

seorang mahasiswa Desa Balong, Taman, Kab Sidoarjo (studi khasus

seorang mahasiswa yang bimbang memili study dan karier), hendaknya

dipertahankan dan alangkah baiknya jika konselor lebih banyak menambah

ilmu pengetahuan dengan banyak membaca buku sehingga dalam


(4)

84

2. Bagi klien

Belajar dengan bersungguh-sungguh sangat penting untuk dibiasakan.

Serta mengurangi bergaul denagan teman yang membawah dampak buruk

baginya sangat penting. Sehingga hasilnya bisa fokus terhadap study dan

kariernya.

3. Bagi orang tua

Keluarga adalah pilar yang sangaat menentukan kepribadian dan

perkembangan anak terutama ayah dan ibu, sesibuk apapun pekerjaan

sebaiknya agar orang tua menyempatkan berinteraksi dan komunikasi tetap

dijaga agar anak tidak larut dalam dunianya sendiri.

4. Bagi pembaca

Jadikanlah fonemena dilema seorang mahasiswa yang bimbang memili


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Zainal, Mas’ud Ibnu,Fiqih Madzhab Syafi’I,Bandung: CV Pustaka Setia Cet II, 2007

Abu Al-Kamal Muhammad Sallamah, Meraih Spiritualitas Rasulullah, Bandung: PT Mizan

Pustaka Cet II, 2008

Adeney, Bernard,Etika Sosial Lintas Budaya,Yogyakarta: Kominus, 2007

Adz–Dzaky, Bakron, Hamdan, Konseling &Psikologi Islam,Yogyakarta: Fajar Baru

Pustaka, 2006

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. M. Elton

Putra, 1992

Bungin, Burhan,Metode Penelitian Sosial,Surabaya: Airlangga University Press, 2001

Corey, Geraid, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, Bandung: Refika Aditama,

2007

Dani Gulo dan Kartini Kartono,Kamus Psikologi,Bandung: Pionir Jaya, 1978

Erman Amti dan Prayitno, Dasar– Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta,

1999

Fakih, Rohim, Aunur,Bimbingan dan Konseling dalam islam,

Ghazali Said Imam,Ahkamul Fuqoha,Surabaya: Lajnah Ta’lif Wan Nasyr(LTN) Cet I, 2004

Gregory,Dilema Moral Zaman Ini,Yogyakarta: Kuminus, 2006

Gunarsah, Singgih,Konseling dan Psikologi,Jakarta: PT. BPK. Gunung Mulia, 2007

Hallen,Bimbingan dan Konseling,Jakarta: Quantum Teaching, 2005

http://marabpisurya.blogspot.com/2010/06/proposal-penelitian.html

karisma, Rahasia-Rahasia Sholat,(Bandung: Dar At-Turats Al-‘Arabiy,Kairo-Mesir Cet II,

1984

Madjid dkk, Nurcholish,Satu Isalam Sebuah Dilema,Bandung: Mizan

Maulana, Achmad,Kamus ilmia Populer Lengkap,Yogyakarta: Absolut, 2008

Mubarok, Achmad,Psikologi Qur’an,Jakarta: Pustawa Firdaus, 2001

Musnamar, Thohari, Dasar Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Isalam, Jakarta:

UII Press, 1992

Moh Surya dan I Djumhur,Bimbingan dan Penyuluhan Disekolah,Bandung: CV. Ilmu, 1975


(6)

Nurihsan, Juntika, Achmad, Bimbingan dan Konseling dalam Bebagai Latar Belakang,

Bandung: PT. Refika Aditama, 2006

Said Az–Zahrani bin Musfir,Konseling Terapi,Jakarta: Bema Insani, 2005

Sukardi, Ketut, Dewa,Pengatar Teori Konseling Cet II,Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985

Sutoyo, Anwar,Bimbingan Konseling Islam(Teori dan Praktek),Semarang: CV. Cipta Prima

Nusantara, 2007

Surya, Muchammad,Psikologi Konseling,Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2003

Syaifudin dan Sedarmayanti,Metode Penelitian,Bandung: CV. Mandur Maju, 2002

Tim Prima Pena,Kamus lengkap Bahasa Indonesia,Gita Media Press

Wachid Abdul,Shalat Khusyu’ Di Tempat Kerja, Yogyakarta: Stain Purwokerto Press Cet I,

2006

Walgito, Bimo,Bimbingan Penyuluhan di Sekolah,Yogyakarta: Andi Affset, 1989

Willis, Sofyan S,Konseling Individu Teori dan Praktek, Bandung: Alfa Beta, 2010

Winkel, Ws,Bimbingan dan Koanseling di Institusi Pendidikan,Jakarta: Grasindo, 1991