Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengendalian Manajemen (Preliminary StudypadaGerejaProtestan Maluku) T2 912011024 BAB V
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
5.1
Kesimpulan
1.
Seperti
organisasi
non-profit
lainnya,
sistem
pengendalian manajemen yang dilakukan di GPM
lebih banyak menekankan pada penggunaan
action controls dan people controls. Masalah yang
dihadapi adalah tidak adanya indikator yang jelas
terkait pencapaian visi dan misi GPM sehingga
sulit untuk menilai apakah sistem pengendalian
manajemen
yang
ada
dapat
dipakai
untuk
mencapai tujuan organisasi atau tidak.
2.
Secara
umum
GPM
mempunyai
sistem
pengendalian manajemen yang belum lengkap.
Dalam
pelaksanaannya
manajemen
yang
sistem
sudah
pengendalian
dirancang
masih
mengalami berbagai kendala terutama bersumber
dari
karakeristik
khusus
organisasi
gereja
dimana banyak unsur subjektifitas dan sulitnya
dilakukan penegakan aturan dan kebijakan yang
sudah dibuat.
5.2
Implikasi
5.2.1 Implikasi Teoritis
Secara
umum
bentuk
dan
masalah
dalam
implementasi sistem pengendalian manajemen yang
terjadi
di
GPM
manajemen
sesuai
untuk
teori
sistem
organisasi
pengendalian
non-profit
yang
dikembangkan oleh Merchant dan Van der Stede
(2007). Salah satu yang sangat dominan ialah pada
culture
controls,
dimana
kinerja
dan
daya
juang
pegawai/pelayan organik didorong oleh panggilan iman
dan hal ini sangat kuat mempengaruhi motivasi mereka
untuk bekerja.
5.2.1 Implikasi terapan
1.
Walaupun mungkin tidak bisa sempurna ada
baiknya
GPM
membuat
indikator
empiris
pencapaian visi dan misi. Hal ini penting supaya
sistem pengendalian manajemen dapat disusun
dengan baik dan kriteria pencapaiannya menjadi
jelas.
2.
Kode etik merupakan salah satu pilar penting
dalam
sistem
pengendalian
manajemen
organisasi non-profit. Oleh karena itu GPM perlu
segera memutuskan kode etik untuk pegawai
atau pelayan organik. Selain itu perlu juga
disusun strategi monitoring pelaksanaan kode
etik
serta
rewards
dan
punishment
terkait
pelaksanaan kode etik.
5.2.3 Implikasi Penelitian Lanjutan
Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu sebagai
berikut.
1.
Dalam penelitian ini RENSTRA GPM baru dalam
proses implementasi, sehingga belum terlihat
apakah RENSTRA dapat menjawab tercapainya
visi dan misi GPM. Diharapkan dalam agenda
penelitian
mendatang
peneliti
dapat
melihat
aspek ini dengan baik sehingga menghasilkan
sumbangan pemikiran yang baik untuk sistem
pengendalian
manajemen
dalam
organisasi
gereja.
2.
Partisipan
dalam
penelitian
ini
hanya
pada
pegawai/pelayan organik yang dalam hal ini
adalah pendeta. Ini sangat berpengaruh terhadap
informasi sistem pengendalian manajemen yang
selama
ini
dijalankan
dengan
melibatkan
peranan semua unsur (presbiter dan jemaat).
Diharapkan
agenda
penelitian
berikut
dapat
melibatkan pegawai non organik gereja yaitu
unsur pegawai tata laksana pada ketiga aras
(sinode, klasis, dan jemaat) dan unsur jemaat.
3.
Agenda
banyak
penelitian
berikut
melihat
diharapkan
pada
lebih
bentuk
people/culturecontrols. Sebab bentuk ini dinilai
sangat kuat di GPM, namun belum secara
mendalam ditelusuri oleh peneliti.
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
5.1
Kesimpulan
1.
Seperti
organisasi
non-profit
lainnya,
sistem
pengendalian manajemen yang dilakukan di GPM
lebih banyak menekankan pada penggunaan
action controls dan people controls. Masalah yang
dihadapi adalah tidak adanya indikator yang jelas
terkait pencapaian visi dan misi GPM sehingga
sulit untuk menilai apakah sistem pengendalian
manajemen
yang
ada
dapat
dipakai
untuk
mencapai tujuan organisasi atau tidak.
2.
Secara
umum
GPM
mempunyai
sistem
pengendalian manajemen yang belum lengkap.
Dalam
pelaksanaannya
manajemen
yang
sistem
sudah
pengendalian
dirancang
masih
mengalami berbagai kendala terutama bersumber
dari
karakeristik
khusus
organisasi
gereja
dimana banyak unsur subjektifitas dan sulitnya
dilakukan penegakan aturan dan kebijakan yang
sudah dibuat.
5.2
Implikasi
5.2.1 Implikasi Teoritis
Secara
umum
bentuk
dan
masalah
dalam
implementasi sistem pengendalian manajemen yang
terjadi
di
GPM
manajemen
sesuai
untuk
teori
sistem
organisasi
pengendalian
non-profit
yang
dikembangkan oleh Merchant dan Van der Stede
(2007). Salah satu yang sangat dominan ialah pada
culture
controls,
dimana
kinerja
dan
daya
juang
pegawai/pelayan organik didorong oleh panggilan iman
dan hal ini sangat kuat mempengaruhi motivasi mereka
untuk bekerja.
5.2.1 Implikasi terapan
1.
Walaupun mungkin tidak bisa sempurna ada
baiknya
GPM
membuat
indikator
empiris
pencapaian visi dan misi. Hal ini penting supaya
sistem pengendalian manajemen dapat disusun
dengan baik dan kriteria pencapaiannya menjadi
jelas.
2.
Kode etik merupakan salah satu pilar penting
dalam
sistem
pengendalian
manajemen
organisasi non-profit. Oleh karena itu GPM perlu
segera memutuskan kode etik untuk pegawai
atau pelayan organik. Selain itu perlu juga
disusun strategi monitoring pelaksanaan kode
etik
serta
rewards
dan
punishment
terkait
pelaksanaan kode etik.
5.2.3 Implikasi Penelitian Lanjutan
Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu sebagai
berikut.
1.
Dalam penelitian ini RENSTRA GPM baru dalam
proses implementasi, sehingga belum terlihat
apakah RENSTRA dapat menjawab tercapainya
visi dan misi GPM. Diharapkan dalam agenda
penelitian
mendatang
peneliti
dapat
melihat
aspek ini dengan baik sehingga menghasilkan
sumbangan pemikiran yang baik untuk sistem
pengendalian
manajemen
dalam
organisasi
gereja.
2.
Partisipan
dalam
penelitian
ini
hanya
pada
pegawai/pelayan organik yang dalam hal ini
adalah pendeta. Ini sangat berpengaruh terhadap
informasi sistem pengendalian manajemen yang
selama
ini
dijalankan
dengan
melibatkan
peranan semua unsur (presbiter dan jemaat).
Diharapkan
agenda
penelitian
berikut
dapat
melibatkan pegawai non organik gereja yaitu
unsur pegawai tata laksana pada ketiga aras
(sinode, klasis, dan jemaat) dan unsur jemaat.
3.
Agenda
banyak
penelitian
berikut
melihat
diharapkan
pada
lebih
bentuk
people/culturecontrols. Sebab bentuk ini dinilai
sangat kuat di GPM, namun belum secara
mendalam ditelusuri oleh peneliti.