PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SEKOLAH DASAR : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV Materi Hubungan Antara Makhluk hidup dan Lingkungannya di SDN Pabuaran II Kecamatan Pabuaran Kabupaten Subang Tahun Aja

(1)

1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SEKOLAH DASAR

Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV Materi Hubungan Antara Makhluk hidup dan Lingkungannya di SDN Pabuaran II Kecamatan Pabuaran

Kabupaten Subang Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

DIAH SRI AGUSTINI 0810559

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS PURWAKARTA 2012


(2)

2

LEMBAR PENGESAHAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SEKOLAH DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV Materi Hubungan Antara Makhluk hidup dan Lingkungannya di SDN Pabuaran II Kecamatan Pabuaran

Kabupaten Subang Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

DIAH SRI AGUSTINI NIM. 0810559

Disetujui dan Disahkan untuk Mengikuti Ujian Sidang Skripsi : Pembimbing I

Dra. Hj. Yuyu Hendawati, M. Pd. NIP. 19560601 198511 2 001

Pembimbing II

Dr. H. Burhanuddin T.R., M.Pd. NIP. 19550627 198303 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi S1 PGSD UPI Kampus Purwakarta

Dra. Puji Rahayu, M.Pd. NIP. 19600601 198611 2 001


(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

PERNYATAAN ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

UCAPAN TERIMA KASIH v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GRAFIK ix

DAFTAR GAMBAR x

BAB IPENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian... Error! Bookmark not defined. E. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined. BAB IIKAJIAN TEORITIK ... Error! Bookmark not defined. A. Hasil Belajar. ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Belajar. ... Error! Bookmark not defined. 2. Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined. B. Pembelajaran Contectual Teaching and LearningError! Bookmark

not defined.

1. Pengertian Pembelajaran Contectual Teaching and Learning ... Error! Bookmark not defined. 2. Komponen Model Pembelajaran Kontekstual .. Error! Bookmark

not defined.

3. Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual dalam Pembelajaran IPA ... Error! Bookmark not defined. 4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kontekstual ... Error!

Bookmark not defined.

C. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Pembelajaran IPA di Sekolah DasarError! Bookmark

not defined.


(4)

2. Tujuan dan Ruang Lingkup IPA di Sekolah Dasar ... Error! Bookmark not defined.

3. Bahan Kajian ... Error! Bookmark not defined. BAB IIIMETODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. A. Jenis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. C. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Tahap Perencanaan... Error! Bookmark not defined. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... Error! Bookmark not defined. 3. Tahapan Observasi ... Error! Bookmark not defined. 4. Tahap Refleksi ... Error! Bookmark not defined. E. Lokasi dan Subyek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2. Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Tes hasil belajar... Error! Bookmark not defined. 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... Error! Bookmark not defined. 3. Obeservasi ... Error! Bookmark not defined. G. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 1. Observasi ... Error! Bookmark not defined. 2. Tes ... Error! Bookmark not defined. H. Teknik Pengolahan Datas ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not

defined.

A. Deskripsi Data Awal Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan... Error! Bookmark not defined. B. Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN-LAMPIRAN


(5)

Diah Sri Agustini,2013

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SEKOLAH DASAR

Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV Materi Hubungan Antara Makhluk hidup dan Lingkungannya di SDN Pabuaran II Kecamatan Pabuaran

Kabupaten Subang Tahun Ajaran 2012/2013) Oleh

DIAH SRI AGUSTINI NIM : 0810559

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti bahwa hasil belajar siswa kelas IV SDN Pabuaran II pada pembelajaran IPA sangat rendah. Hal ini disebabkan karena guru masih menggunakan metode konvensional dan ketidak tersediaanya media pembelajaran yang menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang di atas, munculah beberapa permasalahan, yaitu Bagaiamana hasil belajar siswa Kelas IV SDN Pabuaran II Subang pada pembelajaran IPA materi Hubungan antara Makhluk Hidup dan Lingkungan sebelum menerapkan pendekatan kontekstual dapat terpenuhi KKM Bagaimanakah Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA materi Hubungan antara Makhluk hidup dan Lingkungannya dengan menerapkan pendekatan kontekstual?, Bagaimana hasil belajar siswa Kelas IV SDN Pabuaran II Subang pada pembelajaran IPA pada materi Hubungan antara Makhluk Hidup dan Lingkungannya setelah menerapkan pendekatan kontekstual dapat terpenuhi KKM ?.

Metode penelitian yang digunakan adalah Pelitian Tindakan Kelas Model Spiral Kemmis dan Mc.Taggart yang merupakan suatu cara untuk memperbaiki kinerja guru dengan meningkatkan rasionalitas dan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan guru. Dalam pelaksanaannya terdiri dari pra siklus, siklus satu, dan siklus dua. Instrument yang dipakai yaitu lembar evaluasi, Lembar Kerja Siswa, data observasi siswa, dan data observasi guru.

Penelitian tindakan kelas yang dilaksanaan di kelas IV SDN Pabuaran II dikatakan berhasil. Terlihat adanya peningkatan disetiap siklus. siklus pertama dengan rata-rata 60,4 atau sekitar 36,00% dari 50 siswa yang dijadikan sempel. Pada siklus kedua mengalami peningkatan dengan rata-rata 69,6 atau sekitar 44,00%, dan pada siklus ketiga mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan rata-rata 80,8 atau sekitar 90,00%. Aktivitas siswa pada siklus I nilai cukup 3 atau (19%), nilai baik 13 atau (81%). Sedangkan pada siklus II nilai sangat baik 15 atau (94%) dan nilai baik 1 atau (6%).

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dan dapat dijadikan pendekatan yang dapat membantu guru dalam memeprbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal.


(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Kurikulum 2006, proses pembelajaran merupakan interaksi yang dilakukan antara pendidik dan peserta didik dalam situasi pembelajaran untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Interaksi pembelajaran tersebut menghendaki adanya pertimbangan yang kuat atas karakteristik dan perbedaan peserta didik sebagai individu. Seorang guru sudah barang tentu dituntut kemampuannya untuk menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, sesuai dengan perkembangan peserta didik serta, karakteristik materi yang diajarkan. (Departemen Pendidikan Nasional, 2006 : 23).

Menurut Nasution, (2003:3) mengatakan bahwa :

…Pada jenjang Pendidikan Dasar, peserta didik sedang mengalami tahapan penting pada aspek psikologis. Berdasarkan hasil penelitian Piaget, diketahui bahwa usia-usia pada jenjang Pendidikan Dasar, peserta didik berada dalam proses perkembangan yang dapat dibagi menjadi empat tahap, yaitu tahap Sensor motor mulai usia 0-2 tahun, tahap praoperasional pada usia 2-7 tahun, tahap operasional konkret pada usia 7-11 tahun dan tahap operasional formal pada usia 7-11-15.

Teori perkembangan yang dikemukakan tersebut, siswa di Sekolah Dasar berada pada tahap praoperasional dan tahap opersional konkret. Perkembangan siswa pada jenjang pendidikan dasar di kelas rendah mempunyai dampak yang sangat besar di dalam pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam modern. Dalam hal ini terdapat tiga gagasan yang diyakini oleh para pakar pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam dapat menolong siswa tumbuh dalam pemikiran ilmiahnya Iskandar,


(7)

(1996:28-29). yaitu:

…(1) siswa sekolah pada semua tahap perkembanan kogntif perlu untuk berbagi pengalaman dengan teman-temannya, belajar/mempelajari pandangan orang lain; (2) murid-murid perlu melakuan eksplorasi sifat-sifat fisik berbagai obyek; (3) di samping mengotak-atik obyek dan mengeksplorasi sifat-sifatnya, murid-murid harus melakukan operasi mental dengan benda-benda itu, yaitu, mereka perlu mengubah obyek atau kejadian, mengorganisasikan hasilnya, dan memikirkan operasi-operasi ini sesuai dengan tahap perkembanan kognitifnya.

Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa ciri umum anak usia sekolah dasar adalah bahwa mereka baru berada pada tahap awal memiliki kemampuan analisis dan sintesis sederhana dan mereka masih sangat kesulitan berpikir tentang suatu hal yang abstrak.

Iskandar (1996-1997: 29) mengatakan bahwa, "salah satu tugas sebagai guru Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar adalah menyediakan benda-benda sebanyak-banyaknya yang dapat diotak-atik oleh para siswa." Yang dimaksud benda di atas tentu tidak selalu berarti alai-alai laboratorium seperti tabung reaksi, mikroskop, dan lain sebagainya, tetapi dapat juga berarti benda-benda sederhana atau makhluk hidup yang dapat diambil dari lingkungan sekolah maupun rumah. Hal-hal seperti itulah yang secara langsung berhubungan dengan pertimbangan bagaimana proses pembelajaran dilakukan dan karenanya pemilihan metode pembelajaran menjadi suatu hal yang sangat menentukan keberhasilan dari proses pembelajaran.

Kondisi objektif pembelajaran IPA di Kelas IV SDN Pabuaran II Subang masih belum optimal. Hasil belajar siswa masih rendah, ini terlihat dari hasil ulangan umum tahun ajaran 2012/2013 siswa yang belum mencapai KKM. Dalam


(8)

pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran IPA. Ini diduga berdampak pada kurangnya motivasi belajar siswa yang mengakibatkan hasil belajar siswa masih rendah.

Menurut Hamidi (2001:27), Salah satu pendekatan yang dapat diandalkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah contextual teaching and learning. Dengan memanfaatkan pendekatan kontekstual, secara langsung siswa dihadapkan pada peristiwa-peristiwa kongkret yang direncanakan oleh guru dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan kerja siswa dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil. (Nasution (2002:7).

Dalam pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Guru lebih banyak terfokus pada strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas penelitian ini difokuskan pada penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran IPA sebagai upaya


(9)

meningkatkan hasil belajar IPA siswa khususnya tentang hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya. Oleh karena itu penelitian ini mengambil judul: "Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui Penerapan Pendekataan Kontekstual dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Pabuaran II Kecamatan Pabuaran Subang pada Materi Hubungan antara Makhluk Hidup dan Lingkungannya)."

B. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan dalam rumusan masalah, secara umum sebagai berikut:Apakah pendekatan kontekstual dapat emningkatkan hasil belajar IPA di Sekolah Dasar ?. Adapun secara khususnya dalam rumusan masalah yang dikaji pada penelitian ini yaitu :

1. Bagaiamana hasil belajar siswa Kelas IV SDN Pabuaran II Subang pada pembelajaran IPA materi Hubungan antara Makhluk Hidup dan Lingkungan sebelum menerapkan pendekatan kontekstual?

2. Bagaimanakah Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA materi Hubungan antara Makhluk hidup dan Lingkungannya dengan menerapkan pendekatan kontekstual?

3. Bagaimana hasil belajar siswa Kelas IV SDN Pabuaran II Subang pada pembelajaran IPA pada materi Hubungan antara Makhluk Hidup dan Lingkungannya setelah menerapkan pendekatan kontekstual ?


(10)

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran penerapan pendekatan kontekstual pada pelaksanaan proses pembelajaran IPA sebagai upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya materi Hubungan antara Makhluk Hidup dan Lingkungannya.

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Hasil belajar siswa Kelas IV SDN Pabuaran II Subang pada pembelajaran IPA materi Hubungan antara Makhluk Hidup dan Lingkungannya sebelum menerapkan pendekatan kontekstual.

2. Aktivitas belajar siswa Kelas IV SDN Pabuaran II Subang dalam proses pembelajaran IPA materi Hubungan antara Makhluk Hidup dan Lingkungannya dengan menerapkan pendekatan kontekstual.

3. Peningkatan hasil belajar siswa Kelas IV SDN Pabuaran II Subang pada pembelajaran IPA pada materi Hubungan antara Makhluk Hidup dan Lingkungannya setelah menerapkan pendekatan kontekstual.

D. Manfaat Penelitian

Pada dasarnya dari hasil penelitian ini didapat manfaat berupa informasi barn mengenai kemajuan prestasi belajar siswa dan bertambahnya wawasan guru dalam mengelola pembelajaran ke arah yang lebih balk dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Secara lebih rinci manfaat yang didapat adalah:


(11)

a. Secara teoritis, hasil penelitian ini menambah wawasan pengetahuan dalam pendidikan IPA. Khususnya pengetahuan tentang proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

b. Secara praktis, hasil penelitian menambah pengalaman di bidang penelitian, khususnya bagaimana langkah-langkah proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

2. Bagi guru kelas

a. Dapat menambah wawasan, pengetahuan serta, keterampilan secara, langsung dari pengalaman sendiri dalam mengembangkan proses pembelajaran yang bermakna.

b. Menemukan pola pembelajaran pendiclikan IPA di sekolah dasar yang efektif melalui penggunaan pendekatan kontekstual.

c. Meningkatkan kemampuan aktivitas guru di sekolah dasar. 3. Bagi siswa

a. Menumbuhkan keaktivan siswa ke arah perolehan pembelajaran bermakna, kreatif dan analis.

c. Lebih memahami konsep Hubungan antara. Makhluk Hidup dan Lingkungannya dengan pengalaman langsung.

E. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam istilah asingnya Classroom Action Research. Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas menurut Arikunto (2008 : 16) yang


(12)

terdiri dari 3 siklus, dimana setiap siklus terdiri dari 4 tahap diantaranya: tahap pertama perencanaan (planning), tahap kedua pelaksanaan (acting), tahap ketiga pengamatan (observing), dan tahap keempat refleksi (reflecting).

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Pabuaran II di kelas VI dalam upaya memperbaiki hasil belajar siswa pada pokok bahasan perubahan sifat benda. Untuk mengolah data hasil penelitian, maka diperlukan beberapa instrumen atau alat untuk memperoleh data yang diperlukan peneliti, seperti lembar observasi, dan tes hasil belajar. Dari beberapa instrumen tersebut maka diperoleh data yang kemudian akan diolah menjadi data baik kualitatif maupun kuantitatif.

F. Sistematika Penulisan

Laporan ini diawali dengan bab pendahuluan dan diakhiri dengan bab kesimpulan dan saran. Secara lengkapnya adalah sebagai berikut:

Laporan ini diawali dengan bab pendahuluan dan diakhiri dengan bab kesimpulan dan saran. Secara lengkapnya adalah sebagai berikut:

BAB I merupakan bab Pendahuluan yang berisi: a) latar belakang masalah, b) rumusan masalah, c) tujuan penelitian, d) manfaat penelitian, e) metode penelitian, f) sistematika penulisan.

BAB II merupakan bab Kajian pustaka/kerangka pemikiran yang berisikan teori-teori yang disesuaikan dengan variabel-variabel judul.

BAB III Merupakan bab Metode Penelitian yang berisikan: a) jenis penelitian, b) definisi operasional, c) desain penelitian, d) prosedur penelitian, e)


(13)

lokasi dan subjek penelitian, f) instrumen penelitian, g) teknik pengumpulan data, h) teknik pengolahan data.

BAB IV merupakan bab Hasil penelitian dan pembahasan yang berisikan: a) deskripsi awal penelitian, b) pelaksanaan dan hasil penelitian, c) pembahasan hasil penelitian.

BAB V merupakan bab Kesimpulan dan saran yang berisikan: a) kesimpulan, b) saran.


(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dalam literatur bahasa Inggris, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) disebut dengan Classroom Action Research yaitu suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

Hardjodipuro S dalam Muslihuddin (2009:6), mengatakan katakan bahwa yang dimaksud dengan istilah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa atau kepala sekolah) dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran sebagai berikut:

…(a) penelitian tindakan adalah suatu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang dilakukan melalui reffeksi diri, (b) penelitian tindakan dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti,seperti guru,siswa atau kepala sekolah, (c) penelitian tindakan dilakukan dalam situasi social termasuk situasi pendidikan, (d) Tujuan penelitian tindakan adalah memperbaiki dasar pemikiran dan kepantasan dari praktik-praktik tersebut,serta situasi lembaga tempat praktik tersebut dilaksanakan.

Menurut Suharsimi,dkk (Mulyasa 2000:10) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dibentuk dari 3 kata, yang memiliki pengertian sebagai berikut:

1. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data


(15)

atau imformasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas,adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama,menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Menurut Muslihuddin (2009:7) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah dalam rangka guru bersedia untuk mengintropeksi, bercermin, merefleksi atau mengevaluasi dirinya sendiri sehingga kemampuannya sebagai seorang guru/pengajar diharapkan cukup professional untuk selanjutnya, diharapkan dari peningkatan kemampuan diri tersebut dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas anak didiknya, baik dalam aspek penalaran, keterampilan, pengetahuan hubungan sosial maupun aspek-aspek lain yang bermanfaat bagi anak didik untuk menjadi dewasa.

Penelitian tindakan adalah pengkajian terhadap permasalahan dengan ruang lingkup yang tidak terlalu luas yang berkiatan dengan suatu perilaku seseorang atau sekelompok orang tertentu di suatu lokasi tertentu, disertai dengan penelaahan yang teliti terhadap suatu perlakuan tertentu dengan mengkaji sampai sejauh mana dampak perlakuan itu terhadap perilaku yang sedang diteliti itu. Pengkajian itu dilakukan dalam rangka mengubah, memperbaiki dan atau meningkatkan mutu perilaku itu, atau ,menghilangkann aspek-aspek negatif dari perilaku yang sedang diteliti itu. Penelitian tindakan merupakan pengkajian


(16)

terhadap permasdalahan praktis yang bersifat situasional dan kontekstual, yang ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi atau memperbaiki sesuatu, dan pada umumnya dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti dengan subyek yang diteliti, melalui prosedur penilaian diri (Muslihuddin, 2009:8).

Muslihuddin (2010:9) mengemukakan bahwa Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), guru harus bertindak sebagai pengajar sekaligus peneliti. Focus penelitian berupa kegiatan pembelajaran, guru adalah orang yang paling akrab dengan kelasnya dan biasanya interaksi yang terjadi antara guru-siswa berlangsung secara unik. Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan kreatif dan inovatif yang bersifat pengembangan mempersyaratkan guru untuk mampu melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelasnya. Guru pun mempunyai hak otonomi untuk menilai sendiri kinerjanya. Metode paling utama adalah merefleksikan diri dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian yang sudah baku dan bukan tradisional. Dari berbagai pengalaman penelitian, penemuan penelitian tradisional terkadang sangat sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran di sekolah. Karena itu arahan atau petunjuk untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan sumber dananya sangat diperlukan oleh para guru.

Upaya-upaya yang harus dilakukan untuk melakukan upaya perubahan-perubahan berdasarkan permasalahan yang ditemui di dalam kelas adalah tugas dan tanggung jawab guru. Manfaat penelitian kelas ini yaitu membantu guru


(17)

menghasilkan pengetahuan yang sahih dan relevan bagi kelas mereka untuk memperbaiki pelajaran dalam jangka pendek.

Seperti diisyaratkan dari namanya, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memfokuskan perhatiannya pada pengkajian proses pembelajaran di dalam kelas. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas atau memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan secara rutin. Ini berarti, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dipandang sebagai wahana pelaksanaan inovasi pembelajaran. Dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran. Guru perlu selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan pendekatan, metode, atau gaya pembelajarannya agar ia mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik kelasnya.

Karakteristik siswa yang dihadapi guru biasanya berubah dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu, jika guru melakukan penelitian tindakan kelas dari kelasnya sendiri, dan berangkat dari permasalahan yang aktual terdapat di dalam kelasnya sendiri, dan kemudian menghasilkan pemecahan terhadap permasalahan tersebut, maka guru dapat dikatakan telah terlibat dalam inovasi pembelajaran. Dengan cara seperti ini, inovasi pembelajaran benar-benar berangkat dari realitas permasalahan yang dihadapi oleh guru ketika mereka mengajar di kelas, inovasi pembelajaran seperti ini akan jauh lebih efektif dari pada yang dilakukan melalui penataran, Alasannya ialah karena inovasi yang dilakukan lewat penataran tidak jarang berangkat dari teori yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan guru secara individual untuk menyelesaikan masalah pembelajaran di kelasnya.


(18)

B. Definisi Operasional

Di dalam naskah skripsi ini terdapat dua istilah yang patut diterjemahkan. Ini dilakukan untuk memenuhi rambu-rambu penelitian serta menghindari dari kesalahpahaman terhadap variable yang dijadikan judul. Kedua variable dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Penerapan Contectual Teaching and Learning

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

2. Hasil pembelajaran IPA

Hasil belajar merupakan hal yang bisa dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa merupakan hasil meningkatnya belajar siswa pada pembelajaran sebelumnya. Sedangkan dari sisi guru merupakan peningkatan kinerja mengajar sebagai motivasi untuk ke depannya.

Pembelajaran IPA merupakan suatu ilmu pada umumnya atau suatu usaha

untuk mengorganisasikan dan mensistematikan “common sense”. Suatu

pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan sehari-hari dan dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode yang biasa dilakukan dalam penelitian ilmiah (observasi, eksperimen, survei, study kasus, dan lain-lain).

Dari dua pengertian variable di atas, skripsi berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui Penerapan Pendekataan Kontekstual dalam Pembelajaran


(19)

IPA di Sekolah Dasar” ini mempunyai makna bahwa pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan memiliki perubahan pada tingkah laku siswa misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu dan tidak mengerti menjadi tidak mengarti.

C. Desain Penelitian

Penelitian tindakan kelas digunakan berbentuk spiral sebagaimana dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (Kasbolah, 1998/1999: 4) dan dilaksanakan melalui 4 tahap yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati, dan melakukan refleksi seperti tampak pada gambar 3.1 hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali untuk merevisi rencana jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil memperbaiki praktik atau belum memecahkan masalah yang menjadi kerisauan guru. Adapun alur tindakan penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :


(20)

SIKLUS I

SIKLUS II

SIKLUS III

( Kasbolah, 1998/1999: 114 )

Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Mekanisme tahap-tahap kegiatan penelitian dalam setiap siklus dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Perencanaan Tindakan

Rencana tindakan dalam penelitian tindakan kelas disusun berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan. Secara operasional dapat dinyatakan bahwa rencana perlu disusun untuk menguji secara

Penyusunan

Rencana Tindakan Pelaksanaan

Tindakan Refeksi I

Observasi Pelaksanaan Tindakan

Penyusunan Rencana Tindakan

Pelaksanaan Tindakan Refeksi II

Observasi Pelaksanaan Tindakan

Penyusunan Rencana Tindakan

Refeksi III Pelaksanaan

Tindakan

Observasi Pelaksanaan Tindakan


(21)

empirik dari ketetapan secara hipotesis tindakan yang diajukan. Ini berarti, suatu tindakan harus dilakukan agar terjadi perubahan kearah yang diharapkan. perubahan atau dampak atas tindakan yang dilaksanakan, baik yang dinyatakan secara kualitatif maupun kuantitatif, hendaknya dapat diobservasi dan atau diukur, hal ini sangat penting untuk diupayakan agar peneliti dapat mengetahui tingkat efektifitas tindakan yang telah dilaksanakan.

Langkah-langkah atau yang akan dilakukan perlu direncanakan secara rinci sehingga benar-benar dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan tindakan, meskipun kemungkinan perubahan yang bersifat penyesuaian tetap harus diberi tempat. Disamping mengidentifikasi aspek-aspek dan hasil proses pembelajaran yang akan berubah sebagai dampak pelaksanaan tindakan, pada kegiatan perencanaan tindakan hendaknya diidentifikasi faktor pendukung maupun faktor penghambat pelaksanaan tindakan.

Ini penting dilakukan supaya peneliti mengetahui apakah hal-hal yang diperlukan telah tersedia, apakah kendala yang ada dapat diatasi, sehingga proses pelaksanaan tindakan tersebut dapat berjalan lancar.

2. Pelaksanaan Tindakan

Jenis tindakan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas hendaknya selalu didasarkan atas pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh optimal, berupa peningkatan kinerja dan hasil program. Selain itu, tindakan dilaksanakan sejalan dengan laju perkembangan pelaksanaan kurikulum dan kegiatan pembelajaran di kelas. Artinya, segala aktivitas penelitian tindakan kelas


(22)

tidak boleh mengganggu kegiatan pembelajaran, dalam arti menghambat atau mengalihkan fokus kegiatan pencapaina tujuan pembelajaran yang sebenarnya.

Guru yang menjalani fungsi ganda sebagai pengajar dan peneliti, harus dapat bekerja sama sebaik-baiknya dalam rangka mencapai tujuan penelitian tanpa mengorbankan tujuan kegiatan pembelajaran. Untuk menjamin keberlangsungan mutu kegiatan pembelajaran, bila perlu tim peneliti dapat memodifikasi tindakan walaupun implementasi tindakan sedang dalam proses.

Ini sesuai dengan sifat luwes dari rancangan penelitian tindakan kelas. Hanya saja dalam situasi yang tidak mendesak, perubahan bentuk tindakan hendaknya dapat ditunda sampai suatu putaran (siklus) terselesaikan. Untuk inilah diperlukan adanya perencanaan yang matang dan seksama.

3. Observasi

Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas dapat disejajarkan kedudukannya dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal. Istilah observasi lebih sering digunakan dalam penelitian tindakan kelas karena data atau informasi yang dikumpulkan adalah data tentang proses berupa perubahan kinerja pembelajaran, walaupun data tentang hasil kegiatan pembelajaran juga diperlukan. Observasi dipandang sebagai teknik yang paling tepat untuk mengumpulkan data tentang proses kegiatan. Lagi pula penelitian tindakan kelas lebih cenderung mengikuti paradigma penelitian kualitatif (disebut fenomenologis), sehingga jenis datanya pun cenderung didominasi data kualitatif.


(23)

4. Refleksi

Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan menganalisis-sintesis interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Setiap informasi yang didapatkan hendaknya dikaji dan dipahami bersama (peneliti dan praktisi). Informasi yang terkumpul perlu diurai, dicari kaitan antara yang satu dan yang lain, dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya, dikaitkan dengan teori tertentu dan atau hasil penelitian yang relevan. Melalui proses refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam.

Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan (intervensi) yang dilakukan. Refleksi juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas. Dengan kegiatan refleksi ini, para subyek yang terlibat dalam penelitian tindakan punya banyak kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kritis mereka. Harapannya, dimasa yang akan datang mereka akan dapat menjadi peneliti atau pelaksana penelitian tindakan kelas yang andal disamping praktisi yang efektif.

D. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini disusun dalam empat tahapan, yaitu : a) Tahap perencanaan tindakan, b) Tahap tindakan pelaksanaan, c) Tahap pengamatan atau observasi, d) Tahap refleksi yang masing-masing dilakukan melalui tiga siklus


(24)

1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan tindakan, 1. Diawali dengan penyusunan perencanaan pada pokok bahasan Hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan, 2. Pembuatan alat peraga, 3. Pembuatan lembar kerja siswa (LKS), dan 4. Penyusunan alat evaluasi. Alat evaluasi ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam siklus pertama.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan, kegiatannya berupa: 1. Diawali dengan membaca doa dan dilanjutkan dengan mengabsen siswa untuk mengetahui siswa yang tidak hadir, 2. Guru menjelaskan pengertian dan pengertian Hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan, 3. Tanya jawab tentang Hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan, 4. Siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS), 5. Melakukan evaluasi.

3. Tahapan Observasi

Pada tahap ini, dilakukan proses terhadap pelaksanaan tindakan, yang didalamnya meliputi : 1. Penjelasan terhadap pertanyaan yang diajukan oleh siswa, 2. Perhatian khusus kepada siswa yang kurang memperhatikan pada saat proses pembelajaran berlangsung dan yang belum bisa mempergunakan alat peraga dengan baik, 3. Memperhatikan siswa pada saat mendemonstrasikan alat peraga.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi, dilakukan mencari cara alternatife sebagai bahan evaluasi untuk tindakan berikutnya: karena ini berdasarkan 1. Hasil observasi dan


(25)

evaluasi terhadap siswa, yang kurang teliti dalam mengerjakan tugas (LKS), 2. Siswa yang kurang memahami dalam memperagakan alat peraga, 3. Siswa yang kurang cermat dalam menggunakan alat peraga.

Jika siklus yang pertama belum berhasil, dilanjutkan dengan siklus selanjutnya dan pelaksanaannya sebagaimana siklus yang pertama.

E. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi atau tempat Penelitian ini dilakukan di SDN Pabuaran II Kecamatan Pabuaran Kabupaten Subang. Adapun jumlah kelas yang dijadikan proses belajar mengajar ada 6 kelas dengan siswa sebanyak 86 orang yang terdiri dari 40 orang laki-laki dan 46 orang perempuan. Penelitian difokuskan pada kelas IV sebanyak 18 orang yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Tenaga pengajar yang ada di SDN Pabuaran II ada 12 orang yang terdiri dari 7 orang PNS dan 5 orang GTT. Dengan pembagian tugas satu orang kepala sekolah, 9 orang sebagai tenaga pendidik, 1 orang pustakawan dan 1 orang penjaga.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas IV SDN Pabuaran II Tahun Pelajaran 2012-2013 sebanyak 18 orang siswa, yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 9 orang perempuan, dan semua siswanya beragama Islam.


(26)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam kegiatan penelitian tindakan kelas ini diawali dengan menyiapkan beberapa instrumen seperti tes, setelah itu melakukan observasi (pengamatan), setelah itu teknik pengumpulan data. Dilanjutkan dengan teknik pengolahan data dalam teknik pengolahan data penelitian juga harus dilampirkan dokumen, data-data atau foto-foto yang berkaitan dengan penelitian tersebut, agar mempermudah peneliti dalam melakukan pengamatan.

1. Tes hasil belajar

Tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan pemahaman siswa. Lembar instrument tes berupa soal-soal tes yang terdiri atas butir-butir soal. Tes ini merupakan tes hasil belajar yang digunakan untuk memperoleh data mengenai hasil belajar siswa secara individu, tes secara individu dilaksanakan saat akhir pembelajaran. Pembjuatan soal sesuai dengan materi yang dipelajari dalam setiap siklusnya.

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kerja siswa digunakan sebagai alat untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan Contectual Teaching and Learning dalam pembelajaran IPA dengan Penggunaan metode ini diharapkan dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran.

3. Obeservasi

Observasi merupakan upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mengenali, mereka dan mendokumentasikan segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan yang meliputi aktivitas


(27)

siswa,cara guru mengajar,media yang digunakan, sumber-sumber pembelajaran metode yang digunakan dan lain sebagainya, dengan menggunakan Check List (√) Observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan.

Bentuk dan alat observasi dapat berupa pedoman observasi belajar mengajar, soal tes, format penilaian kepuasan (angket), umpan balik siswa, perekam elektronik dan sejenisnya.

Ada empat metode observasi yang dapat diterapkan, yaitu:

1. Observasi terbuka dimulai dengan pemikiran netral, kosong, dan tidak diadakan pengarahan sebelumnya sehingga pengamat harus berimprovisasi untuk merekam hal-hal penting dlam proses pembelajaran.

2. Observasi terfokus adalah observasi yang dilakukan secara spesifik, diarahkan kepada aspek tertentu dalam tindakan guru atau aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

3. Observasi terstruktur adlah observasi yang ditandai dengan perekaman data yang sederhana, tetapi dengan format lebih rinci.

Observasi sistematis adalah bentuk observasi yang diarahkan pada pengkatagorian bentuk dan jenis data pengamatan yang disusun secara rinci.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif adalah menggunakan observasi dan tes.


(28)

1. Observasi

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, yakni pengamatan secara langsung dalam proses pembelajaran IPA pada pokok bahasan Hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam observasi sebagai berikut :

a) Pada langkah pertama, dilakukan observasi pendahuluan guna mengidentifikasi permasalahan.

b) Langkah kedua, pelaksanaan analisis dan refleksi terhadap siklus satu sampai tiga.

c) Langkah ketiga, menganalisis dan membahas perubahan konsepsi siswa dengan cara membandingkan hasil evaluasi awal dengan evaluasi kedua dan ketiga. Hasil evaluasi untuk melihat kemajuan siswa dalam proses pembelajaran Hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan dengan penerapan Contectual Teaching and Learning.

d) Langkah keempat, mengimpentarisasi hasil evaluasi untuik melihat kemajuan siswa dalam proses pembelajaran Hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan dengan penerapan Contectual Teaching and Learning.

2. Tes

Teknik pengumpulan data dalam penelitian dapat dikumpulkan dengan berbagai teknik seperti: tes dan observasi. Adapun cara penggunaannya sebagai penjelasan berikut:

Data yang ditempuh dalam penelitian ini adalah hasil evaluasi belajar siswa berupa tes. Dari hasil tes tersebut yaitu berbentuk nilai yang diperoleh siswa


(29)

kelas IV sebagai subjek penelitiannya. Adapun bentuk tesnya itu melalui tes formatif yang dilakukan di setiap akhir pelajaran, dan ini dilakukan selama tiga kali yaitu pada saat siklus berlangsung.

Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk tes objektif, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa terhadap penguasaan pokok bahasan Hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan. Hasil dari tes awal menggambarkan kemampuan siswa dalam pembelajaran IPA sebelum penerapan Contectual Teaching and Learning. Sedangkan tes akhir adalah menggambarkan hasil belajar siswa selama proses penelitian dan sekaligus melihat hasil belajar siswa setelah penerapan Contectual Teaching and Learning. Alat tes ini diurutkan sesuai dengan pokok materi yang dipelajari.

Kriteria penilaian untuk setiap butir soal, dilakukan berdasarkan rambu-rambu yang telah disusun terlebih dahulu, yaitu dengan memberikan skor dua untuk setiap jawaban yang benar dan skor nol untuk jawaban yang salah. Tes hasil belajar dilakukan sesuai rencana semula yaitu melalui beberapa tahap, tahap yang pertama yaitu yaitu siklus pertama dengan tes pertama, siklus kedua dengan tes kedua, dan siklus ketiga dengan tes yang ketiga. Pada setiap tes terdiri dari ranah kognitif, afektif dan psikomotor, atau dengan variasi tes : a) mudah, b) sedang, c) sukar.

H. Teknik Pengolahan Datas 1. Kategori data


(30)

Learning. Data berupa hasil pelajaran IPA pada pokok bahasan Hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan dianalisis dengan teknik perhitungan persentase. Ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam menguasai materi bahan ajar. Rumus yang digunakan untuk mencari persentase, yaitu : P = f x 100

n

P = Persentase

f = Jumlah frekuensi yang dijadikan sampel

n = Jumlah responden yang dijadikan sampel penelitian, dan 100 = Bilangan Konstanta. Aqib (2010:41)

Dengan teknik perhitungan persentase diatas, dapat diketahui kriteria pemahaman yang diperoleh siswa dalam penguasaan bahan ajar IPA khususnya dalam pokok bahasan Hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan.

2. Validasi data

Ada tiga bentuk validasi dalam PTK yaitu :

a. Member Check dilakukan untuk meninjau kembali kebenaran dan keshahihan data penelitian dengan mengkompirmasikan pada sumber data

b. Triangulasi data dilakukan untuk memeriksa kebenaran data dengan membandingkan kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan data yang diperoleh guru

c. Audit Trial dilakukan dengan cara mendiskusikan kebenaran data dengan cara pengumpulan data dengan guru lain.


(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian tentang penerapan contextual teaching and learning dalam pembelajaran IPA

di SD (penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada kelas IV SDN Pabuaran II Kecamatan Pabuaran Kabupaten Subang Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/1013 pada pokok bahasan Hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan ini berkesimprulan bahawa:

1. Sebelum penerapan contextual teaching and learning dalam pembelajaran IPA di SDN Pabuaran II, khususnya pada pokok bahasan hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan, hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran dinilai kurang baik. Hal ini bisa dilihat dari kemampuan cara berfikir siswa yang kurang terfokus pada materi pembelajaran yang telah diajarkan dan nilai yang didapatkan siswa masih dibawah 70 atau di bawah nilai batas lulus.

2. Selama penerapan contextual teaching and learning dalam pembelajaran IPA di SDN Pabuaran II, khususnya pada pokok bahasan hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan, aktifitas belajar siswa dilihat sangat baik, karena siswa bisa secara langsung terlibat selama proses pembelajaran, siswa bisa menemukan hal-hal baru dan kegiatan belajar yang begitu nyata, dengan melakukan percobaan atau penelitian secara langsung pada pembelajaran yang berlangsung.


(32)

3. Setelah penerapan contextual teaching and learning dalam pembelajaran IPA di SDN Pabuaran II, khususnya pada pokok bahasan hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan, hasil belajar siswa dilihat ada peningkatan dengan predikat sangat baik. Nilai yang didapatkan siswa mengalami peningkatan, beberapa siswa mencapai nilai KKM pada siklus pertama dengan rata-rata 60,4 atau sekitar 36,00% dari 50 siswa yang dijadikan sempel. Pada siklus kedua mengalami peningkatan dengan rata-rata 69,20 atau sekitar 46,00%, dan pada siklus ketiga mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan rata-rata 80,80 atau sekitar 90,00%.

Dengan demikian dapat disimpilkan secara umum. Bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan belajar siswa pada pembelajaran IPA di SD.

B. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas di kelas IV SDN Pabuaran II pada pokok bahasan hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan. Maka untuk para guru harus mampu melaksanakan pembelajaran dengan metode atau pendekatan yang baru, dan mampu mengaplikasikannya kedalam proses pembelajaran yang lebih nyata lagi. Dan guru juga harus mampu melakukan perbaikan pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung, melibatkan siswa sepenuhnya untuk aktif secara emosional dalam mengikuti proses pembelajaran dengan penerapan contextual teaching and learning dalam pembelajaran IPA di SD.


(33)

Untuk meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran di Sekolah Dasar kiranya kepala sekolah dan pengawas TK/SD dapat mensosialisasikan berbagai metode atau pendekatan belajar mengajar dengan penerapan contextual teaching and learning. adapun cara mensosialisasikannya adalah menjadikan masalah tersebut sebagai topik pembehasan dalam setiap forum KKG dan sebagainya. Dengan adanya upaya tersebut diharapkan guru termotifasi untuk menerapkan contextual teaching and learning selama proses pembelajaran.

Diperlukan juga adanya penelitian- penelitian lanjutan yang mengkaji dan menelaah lebih mendalam mengenai penerapan contextual teaching and learning demi penyempurnaan penelitian ini, dan diharapkan juga bisa dijadikan sebagai motivasi bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian yang sama.


(34)

DAFTAR PUSTAKA

Amin. 1987. Mengajar IPA dengan Menggunakan Metode Discovery dan. Inquiry Bagian I. Jakarta: Depdikbud.

Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Aqib. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD,SLBdan. TK.Bandung: Yrama Wdya

Darmodjo, dkk 1992. Pendidikan IPA 2. Jakarta. Depdikbud.

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004, Standar Kompetensi, Mata Pelajaran Kelas. V Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta. Depdiknas

---. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembejaran. Jakarta: PT. Rineka. Cipta. Djamarah, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Rineka Cipta.

Hamidi. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press.

Hamalik. 2008. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosda.

Imron. 1996. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya

Iskandar. 1996. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Depdikbud. Kasbolah. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang:Depdikbud. Moleong, L.J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Mulyasa. 2000. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Muslihuddin. 2009. Kiat Sukses Melakukan Tindakan Kelas, panduan Praktis untuk Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung. Rizqi Press.


(35)

Ritiauw. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Balai Pustaka

Sutardi & Sudirjo. 2007. Pembaharuan Dalam PBM di SD. Bandung: UPI Press. Sugandi. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.

Usman. 2003. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara,

Winatapura, dkk. 2007. Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar IPA. Jakarta: Depdikbud Universitas Terbuka.


(1)

Learning. Data berupa hasil pelajaran IPA pada pokok bahasan Hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan dianalisis dengan teknik perhitungan persentase. Ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam menguasai materi bahan ajar. Rumus yang digunakan untuk mencari persentase, yaitu : P = f x 100

n

P = Persentase

f = Jumlah frekuensi yang dijadikan sampel

n = Jumlah responden yang dijadikan sampel penelitian, dan 100 = Bilangan Konstanta. Aqib (2010:41)

Dengan teknik perhitungan persentase diatas, dapat diketahui kriteria pemahaman yang diperoleh siswa dalam penguasaan bahan ajar IPA khususnya dalam pokok bahasan Hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan.

2. Validasi data

Ada tiga bentuk validasi dalam PTK yaitu :

a. Member Check dilakukan untuk meninjau kembali kebenaran dan keshahihan

data penelitian dengan mengkompirmasikan pada sumber data

b. Triangulasi data dilakukan untuk memeriksa kebenaran data dengan

membandingkan kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan data yang diperoleh guru

c. Audit Trial dilakukan dengan cara mendiskusikan kebenaran data dengan cara pengumpulan data dengan guru lain.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian tentang penerapan contextual teaching and learning dalam pembelajaran IPA

di SD (penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada kelas IV SDN Pabuaran II Kecamatan Pabuaran Kabupaten Subang Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/1013 pada pokok bahasan Hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan ini berkesimprulan bahawa:

1. Sebelum penerapan contextual teaching and learning dalam pembelajaran IPA

di SDN Pabuaran II, khususnya pada pokok bahasan hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan, hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran dinilai kurang baik. Hal ini bisa dilihat dari kemampuan cara berfikir siswa yang kurang terfokus pada materi pembelajaran yang telah diajarkan dan nilai yang didapatkan siswa masih dibawah 70 atau di bawah nilai batas lulus.

2. Selama penerapan contextual teaching and learning dalam pembelajaran IPA di SDN Pabuaran II, khususnya pada pokok bahasan hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan, aktifitas belajar siswa dilihat sangat baik, karena siswa bisa secara langsung terlibat selama proses pembelajaran, siswa bisa menemukan hal-hal baru dan kegiatan belajar yang begitu nyata, dengan melakukan percobaan atau penelitian secara langsung pada pembelajaran yang berlangsung.


(3)

3. Setelah penerapan contextual teaching and learning dalam pembelajaran IPA di SDN Pabuaran II, khususnya pada pokok bahasan hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan, hasil belajar siswa dilihat ada peningkatan dengan predikat sangat baik. Nilai yang didapatkan siswa mengalami peningkatan, beberapa siswa mencapai nilai KKM pada siklus pertama dengan rata-rata 60,4 atau sekitar 36,00% dari 50 siswa yang dijadikan sempel. Pada siklus kedua mengalami peningkatan dengan rata-rata 69,20 atau sekitar 46,00%, dan pada siklus ketiga mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan rata-rata 80,80 atau sekitar 90,00%.

Dengan demikian dapat disimpilkan secara umum. Bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan belajar siswa pada pembelajaran IPA di SD.

B. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas di kelas IV SDN Pabuaran II pada pokok bahasan hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan. Maka untuk para guru harus mampu melaksanakan pembelajaran dengan metode atau pendekatan yang baru, dan mampu mengaplikasikannya kedalam proses pembelajaran yang lebih nyata lagi. Dan guru juga harus mampu melakukan perbaikan pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung, melibatkan siswa sepenuhnya untuk aktif secara emosional dalam mengikuti proses pembelajaran dengan penerapan contextual teaching and learning dalam pembelajaran IPA di SD.


(4)

Untuk meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran di Sekolah Dasar kiranya kepala sekolah dan pengawas TK/SD dapat mensosialisasikan berbagai metode atau pendekatan belajar mengajar dengan penerapan contextual teaching and learning. adapun cara mensosialisasikannya adalah menjadikan masalah tersebut sebagai topik pembehasan dalam setiap forum KKG dan sebagainya. Dengan adanya upaya tersebut diharapkan guru termotifasi untuk menerapkan contextual teaching and learning selama proses pembelajaran.

Diperlukan juga adanya penelitian- penelitian lanjutan yang mengkaji dan menelaah lebih mendalam mengenai penerapan contextual teaching and learning demi penyempurnaan penelitian ini, dan diharapkan juga bisa dijadikan sebagai motivasi bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian yang sama.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Amin. 1987. Mengajar IPA dengan Menggunakan Metode Discovery dan. Inquiry Bagian I. Jakarta: Depdikbud.

Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Aqib. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD,SLBdan. TK.Bandung: Yrama Wdya

Darmodjo, dkk 1992. Pendidikan IPA 2. Jakarta. Depdikbud.

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004, Standar Kompetensi, Mata Pelajaran Kelas. V Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta. Depdiknas

---. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembejaran. Jakarta: PT. Rineka. Cipta. Djamarah, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Rineka Cipta.

Hamidi. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press.

Hamalik. 2008. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosda.

Imron. 1996. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya

Iskandar. 1996. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Depdikbud. Kasbolah. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang:Depdikbud. Moleong, L.J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Mulyasa. 2000. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Muslihuddin. 2009. Kiat Sukses Melakukan Tindakan Kelas, panduan Praktis untuk Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung. Rizqi Press.


(6)

Ritiauw. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Balai Pustaka

Sutardi & Sudirjo. 2007. Pembaharuan Dalam PBM di SD. Bandung: UPI Press. Sugandi. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.

Usman. 2003. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara,

Winatapura, dkk. 2007. Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar IPA. Jakarta: Depdikbud Universitas Terbuka.


Dokumen yang terkait

Penerapan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV pada konsep struktur tumbuhan dan fungsinya : penelitian tindakan kelas di MI Miftahul Huda Tebet Jakarta Selatan

0 5 126

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui pendekatan kontekstual pada pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IV di SDN Neglasari 02

1 13 149

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukamanah Kabupaten Sukabumi Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 3 31

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PENYESUAIAN MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Babakan Loa Kecamatan Padalarang Kabupaten Ba

0 0 31

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR : Penelitian Tindakan Kelas Materi Makhluk Hidup (Tumbuhan) pada Siswa Kelas III SDN Kutanagara II Kecamatan Ciampel K

0 1 26

PENERAPAN PENDEKATAN KONTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG MATERI PENYESUAIAN DIRI MAKHLUK HIDUP TERHADAP LINGKUNGANNYA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SDN MANDE 3.

0 0 34

PENERAPAN PENDEKATAN KONTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG MATERI PENYESUAIAN DIRI MAKHLUK HIDUP TERHADAP LINGKUNGANNYA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SDN MANDE 3.

0 0 34

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL :Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Mekarmulya Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur.

0 1 26

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW :Penelitian Tindakan Kelas Tentang Pokok Bahasan Penyesuaian Makhluk Hidup dengan Lingkungannya pada Siswa Kelas V SDN Margasari II.

0 0 35

PENGGUNAAN MEDIA AMINI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM DI KELAS IV SDN GARDUSAYANG (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN Gardusayang Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang).

0 4 45