EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS : Kuasi Eksperimen Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Geografi di SMAN 10 Bandung.
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
(Kuasi Eksperimen Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Geografi di SMAN 10 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pendidikan dalam Bidang Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
oleh:
Adhitya Wibisono 1100837
DEPARTEMEN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
(2)
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS
(Kuasi Eksperimen Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Geografi di SMAN 10 Bandung)
Oleh: Adhitya Wibisono
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
©Adhitya Wibisono 2015 Universitas Pendidkan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
/
(4)
(5)
-Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS
Adhitya Wibisono 1100837
Abstrak
Penelitian ini berjudul “Efektifitas Penerapan Model Brain Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Menegah Atas”. dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan di lapangan mengenai kesenjangan hasil belajar siswa SMA yang memperlihatkan kurangnya kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran. Model brain based learning merupakan suatu model khusus untuk menilai potensi yang sesungguhnya dari otak dalam proses pembelajaran sehingga berdampak adanya peningkatan dalam hasil belajar siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahuiperbedaanhasilbelajarmatapelajarangeografiantarasiswa yang diberi model brain
based learningdengansiswa yang diberi model konvensional yang dilihatdariranah
kognitif,afektif dan psikomotor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Quasi
Experiment dengantipeNon-Equivalen Control Group Design. Sampel dalam penelitian ini
yaitu siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 10 Kota Bandung yang diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Pengumpulan data yang dilakukan yaitu menggunakan tes prestasi belajar dengan soal pilihan ganda dan format observasi. Metode penelitian ini dengan cara membagi siswa kedalam kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan/treatment setiap kelas terlebih dahulu diberikan pretes lalu pemberian perlakuan/treatment dan pada tahap akhir diberikan postes untuk mengetahui perbedaan masing-masing kelas.Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa terdapatperbedaanhasilbelajargeografiantarasiswa yang diberi model brain based learningdengansiswa yang diberi model konvensionalpadamatapelajarangeografikelas XI.
Dari analisis data yaitu rekapitulasi peningkatan skor hasil belajar kognitif dengan gain <g> sebesar 0,62 dengan kategori sedang. Untuk hasil belajar ranah afektif siswa didapatkan dengan rata nilai pada kategori rendah dan hasil belajar ranah psikomotor dengan rata-rata nilai pada kategori sedang.
(6)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
EFFECTIVENESS OFAPPLICATIONMODEL BRAIN BASED
LEARNINGAGAINSTTHE RESULT OF THE HIGH SCHOOL STUDENT LEARNING
Adhitya Wibisono 1100837
Abstract
The research titled “Effectiveness Of Application Model Brain Based Learning Against The
Result Of The High School Student Learning”. Motivated by the existence of problems in the field of the high school student learning outcomes disparitieswhich shows a lack of ability of the students in understanding the subject matter. Model brain based learning is a special model for assessingthe true potential of the brain in the learning processthat impacting the increase in student learning outcomes. This research aims to determine differences in learning outcomes of subjects geographyAmong the students were given a model of brain based learning with the students who were given conventional models that seen from the cognitive, affective and psychomotor. The method used in this study is Quasi Experiment with type Non-equivalent Control Group Design. The sample in this research is XI IPS class in SMAN 10 Bandung was taken using cluster random sampling technique. The data collection performed was used achievement test with multiple choice questions and observations format. This research method by dividing the students into the control class and experimental classbefore being given treatment of each class in advance given the pretestthen giving treatment / treatment and at the final stage given postest to know the differences of each class. Based on the results of the study showed that there are differences in geography learning outcomes among students who were given a model of brain-based learning with the students who were given conventional model on the subjects of geography XI class. From the data analysis that increased scores recapitulation cognitive learning outcomes with gain<g> at 0.62 with the medium category. For affective student learning outcomes obtained with an average value at low category and psychomotor learning outcomes with an average value at medium category.
(7)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
(8)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Abstrak... i
Abstract... ii
Kata Pengantar... iii
Ucapan Terima Kasih... iv
Daftar Isi... vi
Daftar Tabel... viii
Daftar Gambar... ix
BAB I Pendahuluan... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah... 4
C. Batasan Masalah... 4
D. Rumusan Masalah... 5
E. Tujuan Penelitian... 6
F. Manfaat Hasil Penelitian... 6
G. Definisi Operasional...7
BAB II Kajian Pustaka...8
A. Model Brain Based Learning...8
B. Bagian Dari Otak...14
1. Otak Besar... 14
2. Otak Tengah... 15
3. Otak Kecil... 15
4. Sumsum Sambung... 15
5. Jembatan Varol... 16
C. Hasil Belajar...16
D. Domain Hasil Belajar... 17
1. Domain Kognitif... 17
2. Domain Afektif... 18
3. Domain Psikomotor... 19
E. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar... 20
1. Faktor Internal... 20
2. Faktor Eksternal... 21
F. Mata Pelajaran Geografi... 22
1. Hakikat Geografi... 22
2. Pembelajaran Geografi...23
G. Penelitian Terdahulu... 24
(9)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 25
1. Lokasi Penelitian... 25
2. Waktu Penelitian... 25
3. Sejarah Singkat Berdirinya Sekolah... 25
B. Desain Penelitian... 27
C. Populasi dan Sampel... 27
1. Unit Analisis... 27
2. Populasi... 27
3. Populasi Target... 28
4. Populasi Terjangkau...28
5. Teknik Pengambilan Sampel... 28
6. Sampel...29
D. Sumber Data Variabel Penelitian... 29
1. Sumber Data...29
2. Variabel Penelitian... 29
E. Instrumen Penelitian... 30
1. Teknik Pengumpulan Data... 30
2. Instrumen Pengumpulan Data... 30
F. Prosedur Penelitian... 34
G. Analisis Data... 36
1. Uji Normalitas... 36
2. Uji Homogenitas... 37
3. Uji Hipotesis... 37
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan... 38
A. Hasil Uji Coba Instrumen... 38
1. Validitas... 39
2. Realibilitas... 41
3. Daya Pembeda Soal... 42
4. Tingkat Kesukaran... 44
B. Gambaran Hasil Penelitian... 45
1. Tes Hasil Belajar Siswa... 45
2. Uji Normalitas... 47
3. Uji Homogenitas... 48
4. Uji Hipotesis... 49
5. Indeks Gain... 50
6. Analisis Hasil Belajar Afektif dan Psikomotor... 51
C. Pembahasan Hasil Penelitian... 59
BAB V Kesimpulan dan Saran... 67
A. Kesimpulan... 67
B. Saran... 68
(10)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lampiran... 73
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Alur proses (sintak) Pendekatan Brain Based Learning... 13
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian... 27
Tabel 3.2 Populasi Penelitian... 28
Tabel 3.3 Sampel Penelitian...29
Tabel 3.4 Kriteria Koefisien Daya Pembeda... 33
Tabel 3.5 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal... 34
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas... 39
Tabel 4.2 Uji Realibilitas Dengan SPSS 19.0... 41
Tabel 4.3 Kriteria Daya Pembeda... 43
Tabel 4.4 Hasil Uji Tingkat Kesukaran... 44
Tabel 4.5 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal... 45
Tabel 4.6 Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen... 47
Tabel 4.7 Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen... 48
Tabel 4.8 Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen... 49
Tabel 4.9 Uji Homogenitas Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen... 49
Tabel 4.10 Analisis Data Gain Pretest dan Postest... 51
Tabel 4.11 Persentase Ranah Afektif Kelas Kontol Pada Setiap Pertemuan... 54
Tabel 4.12 Persentase Ranah Afektif Kelas Eksperimen Pada Setiap Pertemuan... 56
Tabel 4.13 Persentase Ranah Psikomotor Kelas Kontrol Pada Setiap Pertemuan...57
(11)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Grafik 4.1 Daya Pembeda Soal... 43
Grafik 4.2 Nilai Pretes Kelas Kontrol... 45
Grafik 4.3 Nilai Pretes Kelas Eksperimen... 46
Grafik 4.4 Nilai Postest Kelas Kontrol... 46
Grafik 4.5 Nilai Postest Kelas Eksperimen... 47
Grafik 4.6 N-Gain Kelas Kontrol...50
Grafik 4.7 N-Gain Kelas Eksperimen... 51
Grafik 4.8 Persentase Ranah Afektif Kelas Kontrol Pertemuan Ke-1... 52
Grafik 4.9 Persentase Ranah Afektif Kelas Kontrol Pertemuan Ke-2... 53
Grafik 4.10 Persentase Ranah Afektif Kelas Kontrol Pertemuan Ke-3... 53
Grafik 4.11 Persentase Ranah Afektif Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-1... 54
Grafik 4.12 Persentase Ranah Afektif Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-2... 55
Grafik 4.13 Persentase Ranah Afektif Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-3... 55
Grafik 4.14 Persentase Ranah Psikomotor Kelas Kontrol Pertemuan Ke-1...56
Grafik 4.15 Persentase Ranah Psikomotor Kelas Kontrol Pertemuan Ke-2... 57
Grafik 4.16 Persentase Ranah Psikomotor Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-1... 58
(12)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Namun, kualitas pendidikan di Indonesia sampai saat ini masih belum optimal. Pendidikan merupakan kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan, dan karakteristik pribadi siswa. Kegiatan pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan tujuan tertentu yang disebut tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan tersebut tentunya mengarah pada keberhasilan dalam dunia pendidikan.
Keberhasilan dalam dunia pendidikan tidaklah lepas dari proses belajar mengajar dan keandalan model yang digunakan. Keberhasilan belajar siswa pada umumnya dan siswa SMA khususnya masih diukur dari seberapa jauh siswa menguasai konsep yang diajarkan. Akan lebih baik jika kefektifan model pembelajaran tidak hanya ditinjau dari penguasaan konsep saja, tetapi perlu dianalisis apakah konsep yang diajarkan dapat lekat dalam ingatan siswa atau cepat terlupakan. Konsep yang dipahami secara baik oleh siswa dapat lekat dan disimpan dalam ingatan yang kemudian akan dipergunakan pada saat diperlukan.
Upaya meningkatkan pendidikan menjadi tugas dan tanggung jawab guru, karena gurulah yang langsung membina para siswa di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar. Namun upaya meningkatkan kualitas pendidikan bukanlah hal yang mudah, karena itu diperlukan guru yang professional guna meningkatkan mutu pendidikan dan tujuan pendidikan nasional dapat terwujud.
Seorang guru yang baik harus mampu menyusun suatu strategi pembelajaran yang mampu membawa peran serta siswa secara aktif belajar dikarenakan kesadaran dan ketertarikan siswa yang cukup tinggi, bukan semata-mata untuk memenuhi kewajiban. Guru dituntut dapat menyajikan
(13)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kegiatan belajar mengajar yang mampu membangkitkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar merupakan motor penggerak yang menjadikan siswa secara aktif melibatkan diri untuk belajar. Usaha guru untuk membangkitkan motivasi belajar pada siswa diarahkan pada unsur internal (siswa) dan unsur eksternal (diluar siswa). Contoh dari unsur eksternal tersebut adalah suasana kelas yang efektif untuk belajar. Untuk mewujudkan tujuan ini sangat diperlukan peran guru secara aktif sebab guru sebagai pengelola proses pembelajaran bertindak selaku fasilitator hendaknya berusaha menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif, mengembangkan bahan pengajaran dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak dan menguasai tujuan pendidikan yang harus mereka capai, oleh karena itu guru dituntut mampu mengelola proses pembelajaran yang dapat memberikan rangsangan kepada siswa sebagai subyek utama belajar.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki fungsi yang fundamental dalam menimbulkan serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka Ilmu Pengetahuan Sosial perlu diajarkan dengan cara yang tepat dan dapat melibatkan siswa secara aktif yaitu melalui proses dan sikap ilmiah.
Mutu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial perlu ditingkatkan secara berkelanjutan untuk mengimbangi perkembangan ilmu dan teknologi. Untuk meningkatkan mutu pembelajaran tersebut, tentu banyak tantangan yang dihadapi. Sementara ini masih banyak orang beranggapan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan pelajaran yang sulit karena dituntut adanya kemampuan menghafal yang tinggi terhadap materi pelajaran, serta kurang menarik minat di kalangan siswa.
Permasalahan yang dihadapi siswa di SMA adalah “hasil belajar
ilmu pengetahuan sosial khususnya geografi secara nasional belum
mencapai angka minimal daya serap 68% yang telah ditentukan” (Kamdi,
(14)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
guru lebih banyak berceramah, sehingga siswa menjadi cepat bosan dan menyebabkan hasil belajarnya rendah. Hal itu ditambah dengan pendapat siswa bahwa pelajaran geografi dianggap sulit, sehingga tidak menarik untuk belajar, berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa.
Dalam sebuah proses pembelajaran tentu terdapat kesulitan atau kesukaran pada siswa. Secara garis besar Muhibbin Syah (2008:57) membagi faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar menjadi tiga faktor 3 yaitu :
1. Faktor internal siswa (faktor dari dalam) yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa, seperti motivasi belajar dan kemandirian belajar siswa.
2. Faktor eksternal siswa (faktor dari luar) yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa, seperti lingkungan belajar di dalam kelas atau suasana belajar di dalam kelas.
3. Faktor model belajar (approach to learning) yaitu jenis upaya belajar siswa yang merupakan strategi dalam model yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Selain ketiga faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar tersebut, pembelajaran dengan model mengajar ceramah merupakan model yang mendominasi dan menjadi umum dalam pendidikan formal di Indonesia. Model ceramah merupakan model yang yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Model ceramah merupakan model pengajaran satu arah yang tidak optimal untuk mengembangkan kemampuan, baik bagi guru maupun siswa. Disamping itu faktor retensi atau lekatnya konsep dalam ingatan juga belum mendapat perhatian khusus padahal dapat dijadikan indikator bermutunya hasil belajar atau pembelajaran.
Proses pembelajaran melalui interaksi guru-siswa, siswa-siswa, dan siswa-guru, secara tidak langsung menyangkut berbagai komponen lain yang saling terkait menjadi suatu sistem yang utuh. Pendidikan dapat mengalami perubahan ke arah yang lebih baik bahkan sempurna sehingga sangat diharapkan adanya pembaharuan-pembaharuan. Salah satu upaya
(15)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembaharuan dalam bidang pendidikan adalah pembaharuan model atau meningkatkan relevansi model mengajar. Model mengajar dikatakan relevan jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan pada umumnya.
Salah satu model pembelajaran untuk mengantisipasi kelemahan model ceramah adalah model Brain Based Learning, yaitu suatu proses belajar mengajar dimana siswa aktif untuk membangun pengetahuannya yang dilandasi oleh struktur kognitif yang telah dimilikinya serta didasarkan pada cara otak bekerja sehingga diharapkan pembelajaran dapat diserap oleh otak lebih optimal. Implikasi model Brain Based
Learning yaitu Persiapan, Akuisisi, Elaborasi, Formasi Memori, dan
Integrasi Fungsional. Inti dari Model Brain Based Learning adalah siswa berperan aktif membangun pengetahuan yang dimilikinya, guru berperan fasilitator dan mediator pembelajaran. Perlakuan yang diterapkan dalam Model Brain Based Learning bertujuan supaya siswa dapat memperoleh prestasi belajar yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa.
Pada kegiatan belajar mengajar siswa diarahkan pada pemahaman konsep materi Geografi sehingga dimungkinkan keaktifan berpikir siswa dalam akan berkembang dalam proses pembelajarannya. Hal ini akan mempengaruhi capaian prestasi belajar dan pengetahuan siswa.
Melihat dari kemanfaatan dari model pembelajaran tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian tersebut dengan judul Efektfitas
Penerapan Model Brain Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka terdapat beberapa masalah. Masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut
1. Pada umumnya siswa beranggapan bahwa mata pelajaran Geografi sangat membosankan.
(16)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Siswa merasakan kesulitan dalam mempelajari mata pelajaran Geografi dikarenakan model ceramah yang membuat siswa lebih sulit dalam memahami materi
3. Model pembelajaran Brain Based Learning belum pernah digunakan dalam pembelajaran Geografi di SMAN 10 Bandung.
C. Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, maka peneliti hanya akan membatasi masalah pada :
1. Efektifitas model pembelajaran terhadap hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS di SMAN 10 Bandung.
2. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Brain Based Leaning untuk kelas eksperimen dan model konvensional untuk kelas kontrol. 3. Hasil belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran geografi di SMAN
10 Bandung.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang hendak dibahas dalam skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Rumusan Masalah Umum
“Apakah terdapat perbedaan hasil belajar mata pelajaran geografi
antara siswa yang diberi model Brain Based Learning dengan siswa yang
diberi model Konvensional”
2. Rumusan Masalah Khusus
a. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar mata pelajaran geografi antara siswa yang diberi model Brain Based Learning dengan siswa yang diberi model konvensional dalam domain kognitif aspek C4 (analisis)? b. Bagaimana hasil belajar mata pelajaran geografi antara siswa yang
diberi model Brain Based Learning dengan siswa yang diberi model konvensional dalam domain afektif aspek A1 (menerima)?
(17)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Bagaimana hasil belajar mata pelajaran geografi antara siswa yang diberi model Brain Based Learning dengan siswa yang diberi model konvensional dalam domain psikomotor aspek P2 (kesiapan)?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan seluruh permasalah yang dirumuskan dalam perumusan masalah, maka secara spesifik tujuan yang akan dicapai dibagi kedalam tujuan umum dan khusus.
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar mata pelajaran geografi antara siswa yang diberi model Brain
Based Learning dengan siswa yang diberi model konvensional.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui perbedaan hasil belajar mata pelajaran geografi antara siswa yang diberi model Brain Based Learning dengan siswa yang diberi model konvensional pada domain kognitif aspek C4 (analisis) b. Mengetahui bagaimana hasil belajar mata pelajaran geografi antara
siswa yang diberi model Brain Based Learning dengan siswa yang diberi model konvensional dalam domain afektif aspek A1 (menerima)? c. Mengetahui Bagaimana hasil belajar mata pelajaran geografi antara siswa yang diberi model Brain Based Learning dengan siswa yang diberi model konvensional dalam domain psikomotor aspek P2 (kesiapan)?
F. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat teoritis:
Hasil penelitian ini dapat memperkaya konsep dan teori yang menopang perkembangan ilmu mengenai penyelenggaraan program dalam lingkup keilmuan teknologi pendidikan yang terkait dalam domain implementasi.
(18)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Manfaat praktis: a. Bagi siswa
1) Siswa dapat mempelajari geografi dengan cara yang lebih menyenangkan.
2) Siswa tidak lagi beranggapan bahwa geografi adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan.
b. Bagi guru
1) Guru dapatmenambahreferensi model pembelajaranterutamapenerapan model Brain Based Learningdisamping model konvensional.
2) Sebagaimasukandalamusahapeningkatankualitasdankinerja guru.
G. Definisi Opersional
Berikut penjelasan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Efektifitas adalah suatu komunikasi yang melalui proses tertentu, secara terukur yaitu tercapainya sasaran atau tujuan yang ditentukan sebelumnya.
2. Model Brain Based Learning adalah sebuah konsep untuk menciptakan pembelajaran dengan berorientasi pada upaya pemberdayaan potensi otak siswa. Adapun tahap-tahap pembelajaran dengan menggunakan Brain Based Learning yang diungkapkan Jensen dalam bukunya yaitu tahap pra-pemaparan, tahap persiapan, tahap inisiasi dan akuisisi, tahap elaborasi, tahap inkubasi dan memasukkan memori, tahap verifikasi dan pengecekan keyakinan, dan yang terakhir adalah tahap perayaan dan integrasi.
3. Hasil Belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar dalam domain kognitif, afektif dan psikomotor.
(19)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana penelitian tersebut akan dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 10 Kota Bandung yang beralamat di Jalan Cikutra No.77 Bandung.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu selama 3 minggu terhitung sejak tanggal 13 Agustus 2015 pada saat awal pengambilan data sampai tanggal 28 Agustus 2015 untuk pengambilan data akhir.
3. Sejarah Singkat Berdirinya Sekolah
SMA Negeri 10 Bandung yang berlokasi di Bandung Timur Jalan Cikutra Nomor 77 Telepon 022-7273109 mempunyai nuansa yang berlainan dibanding sekolah negeri lainnya. Sekeliling sekolah penuh dengan perumahan penduduk, di bagian depan sepanjang jalan Cikutra penuh dengan pedagang kaki lima yang menjual bahan makanan. Pada tahun 1967, SMA Negeri 10 Bandung berlokasi di Sekolah Dasar Sentrum yang sekarang menjadi Sekolah Dasar Cicadas Timur merupakan usulan pemecahan SMA Negeri 3 Bandung. Saat ini pula SMA Negeri 10 tidak bergantung kepada SMA Negeri 3, tetapi masing-masing berdiri sendiri baik secara organisatoris maupun secara administratif dan teknik kependidikannya. Yang mengesahkan SMA Negeri 10 Bandung adalah Drs. Waskito atas nama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan : Kepala Direktorat Pendidikan Keguruan dan Kursus-kursus. Kepala Sekolah pada waktu itu adalah Drs. A. S. Setiadi.
Setelah lahirnya kurikulum 1994 SMA berubah menjadi SMU Negeri 10 Bandung. SMA Negeri 10 adalah salah satu sekolah yang dibangun dengan sarana yang cukup lengkap dan prestasi para siswanya
(20)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
cukup mempunyai nama dan diperhitungkan oleh sekolah-sekolah lain dalam setiap kompetisi.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen menggunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar geografi kelas XI yang diajarkan dengan menggunakan model
Brain Based Learning dan model konvensional di SMAN 10 Bandung,
sehingga subjek penelitian dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen yaitu kelompok siswa yang diberikan perlakuan dengan model Brain Based
Learning, dan kelompok kontrol adalah kelompok siswa yang diberikan
perlakuan dengan menggunakan model konvensional.
Peneliti menggunakan model Quasi Experimental Design dengan tipe Non-Equivalen Control Group Design. Dalam desain penelitian ini dibedakan dengan adanya pretest sebelum perlakuan diberikan, hal tersebut dapat digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap pencapaian skor (gain score) (Sugiyono. 2010:79). Makarancangan penelitiaannya dapat ditampilkan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Kelompok Pretest Perlakuan Postest
Eksperimen O1 X O2
(21)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Populasi adalah keseluruhan subjek atau objek psikologis yang dibatasi oleh kreteria tertentu untuk dikenai generalisasi penelitian. Populasi adalah sekelompok subjek atau objek (manusia, binatang, peristiwa atau benda) yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti sebagai sasaran penelitian sehingga menghasilkan suatu kesimpulan hasil penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 10 Bandung.
Tabel 3.2 Populasi Penelitian
2. Teknik Pengambilan Sampel
Sampling adalah sebuah prosedur atau cara untuk memilih bagian unit yang ada dalam suatu populasi. Dalam penelitian ini tidak dilakukannya penugasan secara acak, sehingga penelitian ini mengambil kelas yang sudah ada untuk dijadikan sebagai sampel penelitian (Cluster
Random Sampling) 3. Sampel
No. Kelas Jumlah Siswa
1. X 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 432
2. XI IPA 1,2,3,4,5 192
3. XI IPS 1,2,3,4,5 189
4 XII IPA 1,2,3,4,5 202
5 XII IPS 1,2,3,4,5 197
6 XI BAHASA 18
7 XII BAHASA 26
(22)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sampel adalah bagian dari jumlah subyek/objek dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut, yang menjadi pusat atau fokus pengamatan dalam penelitian. Berdasarkan metode kuasi eksperimen yang ciri utamanya adalah tanpa penugasan random dan menggunakan kelompok yang sudah ada (intact Group), maka peneliti menggunakan kelompok yang sudah ada sebagai sampel, jadi peneliti mengambil sampel dari anggota populasi dalam bentuk kelas. Alasannya apabila pengambilan sampel secara individu dikhawatirkan situasi kelompok sampel menjadi tidak alami. Berdasarkan pendapat tersebut, maka peneliti memilih dua kelas yang yang dijadikan kelas kontrol dan eksperimen yaitu kelas XI IPS 1 dan XI IPS 5.
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
D. Sumber Data Variabel Penelitian 1) Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh, Responden yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Dalam hal ini, sumber data tersebut dapat diperoleh dari kepala sekolah, guru, siswa.Dokumentasi adalah barang-barang tertulis. Dalam hal ini berupa dokumen-dokumen dan arsip-arsip lain yang diperlukan.
2) Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:102) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
Kelas Jumlah Siswa
XI IPS 1 Kontrol 33 Siswa
(23)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ditarik kesimpulannya. Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
a. Variabel bebas (variable independen)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Jadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah efektifitas penerapan (brain based learning).
b. Variabel terikat (variable dependen)
Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa.
E. Instrumen Penelitian
Pengembangan instrumen penelitian ditempuh melalui beberapa cara yaitu (a) menyusun indikator variabel penelitian (b) menyusun kisi-kisi instrumen (c) melakukan uji coba instrumen dan melakukan uji validitas dan reabilitas.
1. Pengumpulan Data
a. Tes
Tes adalah teknik pengumpulan data yang sifatnya mengevaluasi hasil proses (pre-test dan post-test). Instrumennya dapat berupa soal-soal ujian atau soal-soal test. Pada penelitian ini model tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil belajar geografi setelah mendapat perlakuan dengan model pembelajaran dengan pendekatan Brain Based Learning untuk kelas eksperimendan pendekatan konvensional untuk kelas kontrol.
b. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data secara sistematis melalui pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang diteliti. Metode ini digunakan dalam melakukan penilaian afektif dan
(24)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penilaian psikomotor, metode ini juga digunakan dalam penelitian bertujuan untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan keadaan sekolah, keadaan sarana pendidikan dan letak geografis sekolah.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen adalah alat yang digunakan dalam pengambilan data. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan oleh peneliti antara lain: 1) Pedoman observasi
Pedoman observasi yaitu alat bantu yang digunakan peneliti ketika mengumpulkan data melalui pengamatan dan pencacatan secara sistematis terhadap fenomena yang diselidiki.
2) Pedoman tes
Pedoman tes tertulis alat bantu yang berupa soal-soal tes tertulis yang digunakan untuk memperoleh nilai sebagai alat ukur dalam penelitian. Sebelum pedoman tes yang berupa soal-soal tes tertulis ini digunakan, terlebih dahulu peneliti mengujicobakannya untuk memastikan validitas dan reliabilitas soal tes. Berdasarkan hasil uji coba soal tes tulis tersebut kemudian peneliti dapat menentukan validitas dan reliabilitas soal, sehingga diharapkan soal yang digunakan benar-benar dapat mengukur hasil belajar peserta didik.
1) Validitas
Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas tes perlu ditentukan untuk mengetahui kualitas tes dalam kaitannya dengan mengukur kemampuan yang seharusnya diukur. Validitas yang digunakan yaitu menggunakan validitas konten yaitu dengan menggunakan pendapat ahli dalam pengukuran/bidang masing-masing. Maka validitas dalam penelitian ini menggunakan pendapat dari guru mata pelajaran geografi yaitu Drs. Akmal Zainuddin, M.M
(25)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Realibilitas
Reliabilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan atau kekonsistenan suatu soal tes.Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Oleh karena itu reliabilitas tes berhubungan dengan ketetapan hasil tes. Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas dikenal dengan rumus Spearman-Brown (Split Half) berikut ini: (Arifin Zainal, 2011:267)
� =
2 � 1 + �
Keterangan:
ri = nilai reliabilitas seluruh soal
rb =korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua.
Interpretasi terhadap nilai 11 adalah sebagai berikut:
≤ 0,20 : reliabilitas sangat rendah
0,20 < ≤ 0,40 : reliabilitas rendah 0,40 < ≤ 0,60 : reliabilitas sedang 0,60 < ≤ 0,80 : reliabilitas tinggi
0,80 < ≤ 1,00 : reliabilitas sangat tinggi 3) Daya Pembeda
Daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan siswa yang tidak bisa menjawab soal tersebut (siswa yang menjawab salah). Rumus yang digunakan yaitu (Arifin Zainal, 2011:273) :
DP = (WL-WH) N
(26)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
DP = daya pembeda
WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah WH = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas
Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut dapat digunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel (Zainal Arifin, 2012:274) sebagai berikut
T a b e l
3 . 4
Kriteria Koefisien Daya Pembeda 4) Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar, juga soal yang baik akan menghasilkan skor yang berdistribusi normal. Untuk menghitung indeks kesukaran menggunakan rumus indeks kesukaran Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan perumusan(Zainal Arifin, 2012:276) :
B P
JS
Keterangan :
Index of discrimination
Item evaluation
0,40 and up Very good items
0,30 – 0,39 Reasonably good, but possibly subject to improvement
0,20 – 0,29 Marginal items, usually needing and being subject to improvement
Below – 0,19 Poor items, to be rejected or improved by revision
(27)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu P : Tingkat Kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Nilai Pyang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel berikut.
Tabel 3.5 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal 5) Hipotesis Penelitian
H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar geografi antara siswa
yang diberi model Brain Based Learning dengan siswa yang diberi model konvensional pada mata pelajaran geografi kelas XI.
H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar geografi antara siswa yang
diberi model Brain Based Learning dengan siswa yang diberi model konvensional pada mata pelajaran geografi kelas XI.
Nilai P Kriteria
0,00 Terlalu Sukar
0,00 <P 0,30 Sukar
0,31 P 0,70 Sedang
0,71 P< 1,00 Mudah
(28)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Prosedur Penelitian
Untuk memperoleh hasil dari penelitian, peneliti menggunakan prosedur atau sistem tahapan-tahapan, sehingga penelitian akan lebih terarah dan terfokus. Adapun prosedur dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Persiapan Penelitian
Dalam tahapan ini peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Penulis mengajukan judul penelitian kepada dosen pembimbing
akademik, dewan skripsi, dan ketua departemen prodi. b. Penulis berkonsultasi dengan dosen pembimbing.
c. Meminta surat izin penelitian dari instansi terkait, yang dalam hal ini adalah Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
d. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada pihak sekolah, yang dalam hal ini adalah SMA Negeri 10 Bandung.
e. Berkonsultasi dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran geografi dalam rangka observasi untuk mengetahui aktivitas dan kondisi dari tempat atau obyek penelitian, kemudian memohon izin untuk melaksanakan pembelajaran geografi dengan pendekatan berbasis otak (brain based learning) dan pembelajaran konvensional sebagai wujud dari penelitian eksperimen.
2. Mengadakan Studi Pendahuluan
Dalam tahap ini penulis melakukan kegiatan antara lain bertanya kepada orang tentang penelitian yang nanti akan digunakan sebagai bahan atau informasi awal penelitian yang akhirnya disesuaikan dengan judul penelitian. Penulis juga mengadakan studi landasan teori sebagai langkah awal membuat hipotesis. Membaca hasil penelitian yang dulu pernah dilakukan oleh peneliti lain yang temanya sama.
3. Pelaksanaan Penelitian
Dalam tahapan ini peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menyiapkan perangkat mengajar dalam kegiatan belajar mengajar:
(29)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2) Absensi peserta didik.
3) Jurnal Pembelajaran.
4) Buku paket geografi kelas XI 5) Daftar nilai.
b. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar
Kegiatan belajar mengajar ini dilaksanakan pada kelas XI yang menjadi sampel penelitian, yaitu sebagian jumlah siswa sebagai kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan berbasis otak (brain
based learning) dan sebagian jumlah siswa lagi sebagai kelas kontrol
yang menggunakan pembelajaran konvensional. Kegiatan belajar mengajar ini dilaksanakan sampai pokok bahasan yang diberikan selesai disampaikan ke peserta didik.
c. Melaksanakan tes
Dilaksanakannya tes bertujuan untuk memperoleh data tentang hasil belajar peserta didik dari penggunaan dua pendekatan yang berbeda, yaitu pendekatan berbasis otak (brain based
learning)dan pembelajaran konvensional. Materi tes ini meliputi
pokok bahasan yang telah disampaikan ke peserta didik selama eksperimen.
d. Pengumpulan Data
Dalam tahap ini, penulis melakukan pengumpulan data di lapangan dengan menggunakan model yang telah disebutkan. Sehingga data terkumpul dan kemudian dianalisa sesuai dengan petunjuk yang berlaku.
e. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan mengolah atau menghitung data dengan statistik deskriptif.
(30)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam mengakhiri suatu penelitian harus diadakan proses analisa data yang ditulis dan dibukukan untuk dijadikan sebuah laporan. Penulisan laporan ini sangat penting artinya karena merupakan pembuktian awal bagi kualitas penelitian untuk menilai ketepatannya dalam menyelesaikan masalah secara nyata.
G. Analisis Data 1. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu cara untuk memeriksa keabsahan atau normalitas sampel. Pengujian normalitas data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan program pengolah data SPSS 19.0 dengan uji normalitas one sample
Kolmogorov Smirnov. “Kriteria pengujiannya adalah jika nilai sig
(signifikansi) atau nilai probabilitas < 0.05, maka distribusi adalah tidak normal, sedangkan jika nilai sig (signifikansi) atau nilai probabilitas > 0.05 maka distribusi adalah normal” diungkapkan oleh Santoso dalam Riduwan (2009 : 168). Apabila data diujikan berdistribusi normal, maka data diolah dengan menggunakan uji t, namun jika ternyata distribusi data tidak normal, maka dilanjutkan dengan penggunaan statistik non parametrik.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas data digunakan untuk menguji homogen atau tidaknya data sampel yang diambil dari populasi yang sama. Untuk menganalisis homogenitas data, digunakan uji Levene’s test dalam SPSS 19.0, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Merumuskan hipotesis pengujian homogenitas data sebagai berikut: Ho: data sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians yang
sama atau homogen.
H1: data sampel berasal dari populasi yang mempunyaivarians tidak
(31)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b) Menghitung uji homogenitas data dengan menggunakan rumus
Levene’s test dalam SPSS 19.0.
c) Melihat nilai signifikansi pada uji Levene’s test, dengan menggunakan taraf signifikansi 5 % (α= 0,05), kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: Jika nilai signifikansi >0,05, maka H0diterima.
Jika nilai signifikansi < 0,05, maka H0ditolak. 3. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data kuantitatif, yaitu data yang dapat diwujudkan dengan angka yang diperoleh dari lapangan. Adapun data kuantitatif ini dianalisis oleh peneliti dengan menggunakan statistik. Rumus yang digunakan adalah rumus
t-test(Sugiyono, 2010:156) sebagai berikut: − � = � 1− � 2
��1 2
�1− 1
+ ��2
2
�2− 1
Dengan
��1 2
= �1
2 �1 − �
1 2
Keterangan:
1
X
= Rata-rata pada distribusi sampel 12
X
= Rata-rata pada distribusi sampel 22 1
SD
= Nilai varian pada distribusi sampel 12 2
SD
= Nilai varian pada distribusi sampel 2N1 = Jumlah individu pada sampel 1 N2 = Jumlah individu pada sampel 2
Hasil perhitungan t-test tersebut selanjutnya disebut sebagai thitung
yang akan dibandingkan dengan ttabel pada taraf signifikasi 5% . Jika
diperoleh nilai thitung> ttabel maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
(32)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jika diperoleh thitung< ttabel maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
(33)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian akhir skripsi ini, peneliti akan menguraikan beberapa kesimpulan dan saran serta hambatan dalam penelitian ini yang didasarkan pada temuan hasil penelitian dan uraian pada bab sebelumnya mengenai masalah yang diteliti.
A. Kesimpulan
1. Kesimpulan Umum
Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan siswa yang menggunakan model Brain Based Learning dengan siswa yang menggunakan model konvensional pada mata pelajaran geografi di SMAN 10 Bandung.
2. Kesimpulan Khusus
a. Besar rekapitulasi peningkatan skor rata-rata gain ternormalisasi hasil belajar ranah kognitif untuk kelas eksperimen dengan kategori sedang. Sama halnya dengan besar rekapitulasi peningkatan skor rata-rata gain hasil belajar kognitif untuk kelas kontrol dengan kategori sedang, walaupun kedua kelas berada pada kategori yang sama, namun kedua kelas tersebut memiliki n-gain yang berbeda dan lebih unggul kelas eksperimen dibanding kelas kontrol.
b. Nilai signifikansi untuk postest yang menggunakan uji-t dalam penelitian ini menunjukan bahwa nilai –t lebih besar dibanding t-tabel dengan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar geografi antara siswa yang diberi model Brain Based Learning dengan siswa yang diberi model konvensional pada mata pelajaran geografi kelas XI. c. Hasil belajar ranah afektif yaitu A1/serius terhadap pembelajaran untuk kategori 1 siswa yang hanya mendengarkan dan memperhatikan saja dengan nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu pada kategori rendah
(34)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sekali. Kategori 2 yaitu siswa yang mendengarkan, memperhatikan dan mencatat tetapi tidak bertanya mengenai materi pelajaran dengan nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu pada kategori sedang. Kategori 3 yaitu siswa yang mendengarkan, memperhatikan, mencatat dan bertanya mengenai materi pelajaran dengan nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu pada kategori rendah.
d. Hasil belajar ranah psikomotor yaitu P2/melakukan penyelidikan untuk kategori 1 siswa yang siswa yang melakukan penyelidikan tetapi tidak sesuai prosedur dengan nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu pada kategori rendah sekali. Kategori 2 yaitu siswa yang melakukan penyelidikan dengan benar tetapi terdapat tahapan yang tidak sesuai dengan prosedur dengan nilai rata-rata eksperimen yaitu pada kategori sedang. Kategori 3 yaitu siswa melakukan penyelidikan sesuai dengan prosedur dengan nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu pada kategori sedang.
B. Saran 1. Bagi Guru
a. Pengaturan waktu dalam pembelajaran yang perlu diperhatikan, ketika melakukan penelitian kendala ini sering terjadi saat berlangsungnya pembelajaran, terkadang untuk setiap tahapan terasa kekurangan waktu dan kelebihan waktu.
b. Interaksi antara siswa dan guru diperhatikan, dengan karakteristik model brain based learning ini, diharapkan guru harus lebih peka terhadap kebutuhan siswa, dengan adanya senam otak, visualisasi berupa video, mind maping, kuis, teka teki, analogi materi dengan kejadian yang ada serta reward membantu siswa lebih memudahkan memahami materi dalam proses pembelajaran.
c. Penggunaan musik ketika proses pembelajaran perlu diperhatikan, terkadang ada beberapa siswa yang tidak menyukai musik ketika proses pembelajaran berlangsung.
(35)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Apabila menggunakan model ini dalam pembelajaran, perlu diperhatikan pengelolaan waktu yang baik sehingga tidak terjadi kendala seperti kekurangan waktu atau kelebihan waktu.
b. Pembelajaran ini banyak dipengaruhi oleh banyak faktor. Usahakan peneliti memenuhi faktor-faktor tersebut karena akan berpengaruh terhadap hasil penelitian.
c. Saat menggunakan musik alangkah lebih baik untuk melakukan kesepakatan dengan siswa apakah dalam proses pembelajaran perlu menggunakan musik atau tidak menggunakan musik, karena penggunaan musik merupakan opsional sehingga bisa menggunakan dan bisa tidak menggunakanApabila menggunakan musik perlu diperhatikan waktu dan tahapan yang tepat.
d. Pergunakan musik sesuai dengan kebutuhan, dan gunakan musik yang berbeda pada setiap pertemuan sehingga siswa tidak merasa bosan dan terganggu dengan musik tersebut.
Beberapa kendala yang ditemukan saat penelitian yaitu perlu diperhatikan faktor-faktor lain yang menentukan keberhasilan suatu penerapan model pembelajaran ini. Faktor tersebut antara lain faktor lingkungan, visual, lingkungan psikologis, nutrisi siswa dan disfungsi otak.
(36)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Sumber Tercetak:
Ali, Muhammad, (1992). Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung, Angkasa.
Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and
Assesing;A revision of Bloom’s Taxonomy of Education Objectives. New York:
Addison Wesley Lonman Inc.
Arifin, Zainal (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arifin, Zainal (2011). Penelitian Pendidikan Model dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka cipta
Bloom, Benjamin S., etc. (1956). Taxonomy of Educational Objectives : The Classification
of Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain.New York : Longmans,
Green and Co.
Dennison, P. E., and Dennison, G.E. (2002). BrainGym. Jakarta: PT. Grasindo.
Harmanto, Gatot. (2008).Geografi Bilingual untuk SMA/MA kelas X Semester 1 dan 2. Bandung: Yrama Widya
Jensen, Eric (2008). Brain Based Learning-Pembelajaran Berbasis Kemampuan Otak (edisi
revisi). Yogyakarta: Pustaka Belajar
Kamdi, Waras. (2009). Project-Based Learning: Pendekatan Pembelajaran Inovatif.
Malakah Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar Guru SMP dan SMAKota Tarakan.
Malang : Universitas Malang
Masykur, Moch dan Abdul Halim Fathani. (2008). Mathematical Intelligence :
CaraCerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar. Jogjakarta.
Ar-Ruzz Media
Muhibbin Syah, (2008). Psikologi Pendidikan, Bandung:PT Remaja Rosdakarya. Mulyati. (2005). Psikologi Belajar. Yogyakarta: CV Andi Offset
(37)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Noback, C.R. (1995) Otak : Anatomi gros, Aliran darah dan Selaput Otak dalam Anatomi
Susunan Saraf Manusia. Edisi 2. Jakarta. EGC
Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rahmat, J. (2005).Belajar Cerdas: Belajar Berbasis Otak. Bandung: Mizan Leraning Center (MLC)
Rusman (2010). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Riduwan (2009). Model dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta Sanjaya. Wina (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan.Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Sugiyono (2010). Model Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta
Sumaatmadja, Nursid. (1981). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung : Alumni.
Yusuf. (2002). Psikologi Perkembagan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sumber online:
Arifuddin. (2009). Hubungan antara Motivasi dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Geografi di Kelas XI IPS S MA Negeri 2 Singaraja. Diakses tanggal 29
Maret 2015 tersedia: http://lambitu.wordpress.com/2009/10/28/hubungan-antara- motivasi-dengan-prestasi-belajar-siswa-pada-mata-pelajaran-geografi-di-kelas-xi-ips-sma-negeri-2-singaraja/.pdf
Mulyana, Aina. (2012). Pengertian Hasil Belajar dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya. Diakses tanggal 18 Maret 2015.
Tersedia: http://ainamulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian-hasil-belajar-dan-faktor.html
(1)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jika diperoleh thitung< ttabel maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
(2)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian akhir skripsi ini, peneliti akan menguraikan beberapa kesimpulan dan saran serta hambatan dalam penelitian ini yang didasarkan pada temuan hasil penelitian dan uraian pada bab sebelumnya mengenai masalah yang diteliti.
A. Kesimpulan
1. Kesimpulan Umum
Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan siswa yang menggunakan model Brain Based Learning dengan siswa yang menggunakan model konvensional pada mata pelajaran geografi di SMAN 10 Bandung.
2. Kesimpulan Khusus
a. Besar rekapitulasi peningkatan skor rata-rata gain ternormalisasi hasil belajar ranah kognitif untuk kelas eksperimen dengan kategori sedang. Sama halnya dengan besar rekapitulasi peningkatan skor rata-rata gain hasil belajar kognitif untuk kelas kontrol dengan kategori sedang, walaupun kedua kelas berada pada kategori yang sama, namun kedua kelas tersebut memiliki n-gain yang berbeda dan lebih unggul kelas eksperimen dibanding kelas kontrol.
b. Nilai signifikansi untuk postest yang menggunakan uji-t dalam penelitian ini menunjukan bahwa nilai –t lebih besar dibanding t-tabel dengan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar geografi antara siswa yang diberi model Brain Based Learning dengan siswa yang diberi model konvensional pada mata pelajaran geografi kelas XI. c. Hasil belajar ranah afektif yaitu A1/serius terhadap pembelajaran untuk kategori 1 siswa yang hanya mendengarkan dan memperhatikan saja dengan nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu pada kategori rendah
(3)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sekali. Kategori 2 yaitu siswa yang mendengarkan, memperhatikan dan mencatat tetapi tidak bertanya mengenai materi pelajaran dengan nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu pada kategori sedang. Kategori 3 yaitu siswa yang mendengarkan, memperhatikan, mencatat dan bertanya mengenai materi pelajaran dengan nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu pada kategori rendah.
d. Hasil belajar ranah psikomotor yaitu P2/melakukan penyelidikan untuk kategori 1 siswa yang siswa yang melakukan penyelidikan tetapi tidak sesuai prosedur dengan nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu pada kategori rendah sekali. Kategori 2 yaitu siswa yang melakukan penyelidikan dengan benar tetapi terdapat tahapan yang tidak sesuai dengan prosedur dengan nilai rata-rata eksperimen yaitu pada kategori sedang. Kategori 3 yaitu siswa melakukan penyelidikan sesuai dengan prosedur dengan nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu pada kategori sedang.
B. Saran
1. Bagi Guru
a. Pengaturan waktu dalam pembelajaran yang perlu diperhatikan, ketika melakukan penelitian kendala ini sering terjadi saat berlangsungnya pembelajaran, terkadang untuk setiap tahapan terasa kekurangan waktu dan kelebihan waktu.
b. Interaksi antara siswa dan guru diperhatikan, dengan karakteristik model brain based learning ini, diharapkan guru harus lebih peka terhadap kebutuhan siswa, dengan adanya senam otak, visualisasi berupa video, mind maping, kuis, teka teki, analogi materi dengan kejadian yang ada serta reward membantu siswa lebih memudahkan memahami materi dalam proses pembelajaran.
c. Penggunaan musik ketika proses pembelajaran perlu diperhatikan, terkadang ada beberapa siswa yang tidak menyukai musik ketika proses pembelajaran berlangsung.
(4)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Apabila menggunakan model ini dalam pembelajaran, perlu diperhatikan pengelolaan waktu yang baik sehingga tidak terjadi kendala seperti kekurangan waktu atau kelebihan waktu.
b. Pembelajaran ini banyak dipengaruhi oleh banyak faktor. Usahakan peneliti memenuhi faktor-faktor tersebut karena akan berpengaruh terhadap hasil penelitian.
c. Saat menggunakan musik alangkah lebih baik untuk melakukan kesepakatan dengan siswa apakah dalam proses pembelajaran perlu menggunakan musik atau tidak menggunakan musik, karena penggunaan musik merupakan opsional sehingga bisa menggunakan dan bisa tidak menggunakanApabila menggunakan musik perlu diperhatikan waktu dan tahapan yang tepat.
d. Pergunakan musik sesuai dengan kebutuhan, dan gunakan musik yang berbeda pada setiap pertemuan sehingga siswa tidak merasa bosan dan terganggu dengan musik tersebut.
Beberapa kendala yang ditemukan saat penelitian yaitu perlu diperhatikan faktor-faktor lain yang menentukan keberhasilan suatu penerapan model pembelajaran ini. Faktor tersebut antara lain faktor lingkungan, visual, lingkungan psikologis, nutrisi siswa dan disfungsi otak.
(5)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA Sumber Tercetak:
Ali, Muhammad, (1992). Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung, Angkasa.
Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and
Assesing;A revision of Bloom’s Taxonomy of Education Objectives. New York:
Addison Wesley Lonman Inc.
Arifin, Zainal (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arifin, Zainal (2011). Penelitian Pendidikan Model dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka cipta
Bloom, Benjamin S., etc. (1956). Taxonomy of Educational Objectives : The Classification
of Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain.New York : Longmans,
Green and Co.
Dennison, P. E., and Dennison, G.E. (2002). BrainGym. Jakarta: PT. Grasindo.
Harmanto, Gatot. (2008).Geografi Bilingual untuk SMA/MA kelas X Semester 1 dan 2. Bandung: Yrama Widya
Jensen, Eric (2008). Brain Based Learning-Pembelajaran Berbasis Kemampuan Otak (edisi
revisi). Yogyakarta: Pustaka Belajar
Kamdi, Waras. (2009). Project-Based Learning: Pendekatan Pembelajaran Inovatif.
Malakah Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar Guru SMP dan SMAKota Tarakan.
Malang : Universitas Malang
Masykur, Moch dan Abdul Halim Fathani. (2008). Mathematical Intelligence :
CaraCerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar. Jogjakarta.
Ar-Ruzz Media
Muhibbin Syah, (2008). Psikologi Pendidikan, Bandung:PT Remaja Rosdakarya. Mulyati. (2005). Psikologi Belajar. Yogyakarta: CV Andi Offset
(6)
Adhitya Wibisono,2015
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Noback, C.R. (1995) Otak : Anatomi gros, Aliran darah dan Selaput Otak dalam Anatomi
Susunan Saraf Manusia. Edisi 2. Jakarta. EGC
Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rahmat, J. (2005).Belajar Cerdas: Belajar Berbasis Otak. Bandung: Mizan Leraning Center (MLC)
Rusman (2010). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Riduwan (2009). Model dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta Sanjaya. Wina (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan.Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Sugiyono (2010). Model Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta
Sumaatmadja, Nursid. (1981). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung : Alumni.
Yusuf. (2002). Psikologi Perkembagan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sumber online:
Arifuddin. (2009). Hubungan antara Motivasi dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Geografi di Kelas XI IPS S MA Negeri 2 Singaraja. Diakses tanggal 29
Maret 2015 tersedia: http://lambitu.wordpress.com/2009/10/28/hubungan-antara- motivasi-dengan-prestasi-belajar-siswa-pada-mata-pelajaran-geografi-di-kelas-xi-ips-sma-negeri-2-singaraja/.pdf
Mulyana, Aina. (2012). Pengertian Hasil Belajar dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya. Diakses tanggal 18 Maret 2015.
Tersedia: http://ainamulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian-hasil-belajar-dan-faktor.html