PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TYPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMAN 11 GARUT.

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1. Latar Belakang Penelitian ...1

1.2. Rumusan Masalah ...8

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ...8

1.4. Kegunaan Penelitian ...9

BAB II LANDASAN TEORI ...10

2.1 Model Pembelajaran ...10

2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran ...10

2.1.2 Fungsi Model Pembelajaran ...11

2.1.3 Pembelajaran Konvensional ...11

2.2 Model Pembelajaran Cooperative Learning Type Two Stay Two Stray ...14

2.2.1 Pengertian Model Cooperative Learning ...14

2.2.2 Macam-Macam Model Cooperative Learning ...17

2.2.3 Tujuan Model Cooperative Learning ...19

2.2.4 Pengertian Model Cooperative Learning Type Two Stay Two Stray ...20

2.2.5 Keunggulan dan Resiko Model Cooperative Learning Type Two Stay Two Stray ...21

2.2.6 Langkah-Langkah Penerapan Model Cooperative Learning Type Two Stay Two Stray ...22

2.3 Prestasi Belajar ...24

2.3.1 Definisi Belajar ...24

2.3.2 Tujuan Belajar ...25

2.3.3 Teori Belajar ...26

2.3.4 Prestasi Belajar ...32

2.3.5 Cara Pengukuran Prestasi Belajar ...32

2.3.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ...33

2.4 Karakteristik Pembelajaran Akuntansi ...36

2.4.1 Pengertian Akuntansi ...36

2.4.2 Siklus Akuntansi ...37

2.4.3 Ruang Lingkup Akuntansi di SMA ...38

2.4.4 Jurnal Khusus ...38


(2)

2.5 Aplikasi Model Cooperative Learning Type Two Stay Two Stray

Terhadap Mata Pelajaran Akuntansi ...41

2.6 Kerangka Pemikiran ...42

2.7 Hipotesis Penelitian ...47

BAB III METODE PENELITIAN ...48

3.1. Desain Penelitian ...48

3.2. Operasionalisasi Variabel ...49

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ...50

3.4. Teknik Pengumpulan Data ...51

3.5. Prosedur Penelitian ...51

3.6. Teknik Analisis Data dan Pengujian Instrumen ...56

3.6.1. Teknik Pengujian Instrumen ...56

3.6.1.1. Validitas Butir Soal ...56

3.6.1.2. Reliabilitas Tes ...56

3.6.1.3. Indeks Kesukaran ...57

3.6.1.4. Daya Pembeda ...57

3.6.2. Uji Normalitas ...60

3.6.3. Uji Homogenitas ...61

3.6.4. Uji Gain ...62

3.6.5. Pengujian Hipotesis ...62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...64

4.1 Profil SMA Negeri 11 Garut ...64

4.1.1 Identitas Sekolah ...64

4.1.2 Sejarah Singkat SMA Negeri 11 Garut ...64

4.1.3 Visi, Misi dan Tujuan ...68

4.1.4 Logo Sekolah...70

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ...72

4.2.1 Analisis Data Instrumen Penelitian ...72

4.2.1.1 Uji Validitas...73

4.2.1.2 Uji Reliabilitas ...73

4.2.1.3 Indeks Kesukaran ...74

4.2.1.4 Daya Pembeda ...75

4.3 Hasil Penelitian ...76

4.4 Pengolahan Data Hasil Penelitian ...81

4.4.1 Uji Normalitas Data Pretest ...81

4.4.2 Uji Normalitas Data Posttest ...83

4.4.3 Uji Homogenitas ...85

4.4.4 Uji Gain ...85

4.4.5 Pengujian Hipotesis ...87

4.4.5.1 Pengujian Hipotesis Eksperimen Ke-1 ...87

4.4.5.2 Pengujian Hipotesis Eksperimen Ke-2 ...88


(3)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...93

5.1 Kesimpulan ...93

5.2 Saran ...93

DAFTAR PUSTAKA ...95 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian... 3

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 48

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel ... 50

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 73

Tabel 4.2 Hasil Uji Indeks Kesukaran Instrumen Penelitian ... 74

Tabel 4.3 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Penelitian ... 75

Tabel 4.4 Klasifikasi Nilai Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen, Eksperimen Ke-1 ... 76

Tabel 4.5 Klasifikasi Nilai Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen, Eksperimen Ke-2 ... 77

Tabel 4.6 Klasifikasi Nilai Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen, Eksperimen Ke-1 ... 79

Tabel 4.7 Klasifikasi Nilai Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen, Eksperimen Ke-2 ... 80

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen ... 81

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol ... 82

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen ... 83

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol ... 84

Tabel 4.12 Uji Normalitas Pretest dan Posttest ... 84

Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas Tes Awal ... 85


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Teori Tiga Komponen Utama Proses Belajar Mengajar ... 5

Gambar 2.1 Struktur Two Stay Two Stray... 23

Gambar 2.2 Skematik Siklus Akuntansi ... 37

Gambar 2.3 Skematik Kerangka Berfikir ... 46

Gambar 4.1 Logo Sekolah ... 70

Gambar 4.2 Klasifikasi nilai Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen, Eksperimen Ke-1 ... 77

Gambar 4.3 Klasifikasi nilai Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen, Eksperimen Ke-2 ... 78

Gambar 4.4 Klasifikasi nilai Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen, Eksperimen Ke-1 ... 79

Gambar 4.5 Klasifikasi nilai Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen, Eksperimen Ke-2 ... 80


(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan adalah hal yang sangat penting, suatu bangsa akan maju apabila

pendidikannya berkualitas sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia

yang berkualitas pula. Salah satu aspek yang membantu dalam menghasilkan

sumber daya yang berkualitas adalah dengan adanya proses pendidikan yang

terencana. Proses tersebut tidak semata-mata berusaha mencapai prestasi belajar,

akan tetapi bagaimana memperoleh prestasi dari proses belajar yang dialami oleh

peserta didik.

Masalah yang sedang terjadi dalam dunia pendidikan saat ini ialah

mengenai kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan tidak terlepas dari proses serta

komponen-komponen pembelajaran itu sendiri. Salah satu komponen yang sangat

berpengaruh dalam proses pendidikan ialah komponen guru, sebab guru

merupakan aspek yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan

objek belajar. Seberapapun bagusnya suatu kurikulum serta lengkapnya sarana

dan prasarana tidak akan berarti tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam

menyampaikan materi serta mengimplementasikannya. Salah satu kemampuan

yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah bagaimana memilih sekaligus

menerapkan suatu model yang relevan dengan mata pelajaran sehingga dapat


(7)

kompetensi yang akan dicapai yang nantinya berimbas pada peningkatan prestasi

siswa.

Menurut hasil wawancara dengan beberapa siswa di SMAN 11 Garut pada

tangga 3 September 2012, mereka mengemukakan bahwa mata pelajaran

akuntansi merupakan mata pelajaran yang cukup sulit. Mata pelajaran ini bukan

hanya hapalan tetapi memerlukan pemahaman mendalam dari siswa agar dapat

memahaminya. Selain itu mata pelajaran akuntansi juga merupakan salah satu

mata pelajaran vocational, yaitu mata pelajaran yang menuntut teori dan praktek

dilakukan secara seimbang.

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA N) 11 Garut merupakan salah satu

Rintisan Sekolah Berstandar International (RSBI) yang memiliki berbagai prestasi

baik dibidang akademik, olahraga, kesenian dan ekstrakulikuler. Salah satu

prestasi dalam bidang akademik yaitu dalam mata pelajaran akuntansi. Siswa

SMA N 11 Garut sering mengikuti dan pernah menjadi juara baik dalam Lomba

Cepat Tepat (LCT) akuntansi ataupun olimpiade akuntansi yaitu menjadi juara 1

pada perlombaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) mata pelajaran ekonomi

akuntansi pada tahun 2012. Akan tetapi dibalik prestasi yang telah dicapai

tersebut, terdapat masalah yang dihadapi yaitu terdapat fenomena masih adanya

siswa yang memiliki prestasi belajar yang rendah pada mata pelajaran akuntansi.

Dengan kata lain, masih terdapat siswa SMA N 11 Garut memperoleh nilai mata

pelajaran akuntansi di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berikut adalah


(8)

Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian

Kelas XII IPS 1 Dan XII IPS 2 SMA N 11 Garut Nilai

XII IPS 1 XII IPS 2

Frekuensi Presentase

(%) Frekuensi

Presentase (%) Memenuhi KKM

(≥ 75) 15 46,87 18 56,25

Belum Memenuhi KKM

(< 75) 17 53,13 14 43,75

Total 32 100 32 100

(Sumber : Diolah dari daftar nilai siswa kelas XII IPS 1 dan XII IPS 2 SMA N 11 Garut)

Dari data tersebut dapat terlihat bahwa prestasi belajar siswa kelas XII IPS

pada mata pelajaran akuntansi di SMA N 11 Garut masih rendah. Prestasi tersebut

dikatakan rendah karena nilai yang diperoleh beberapa siswa masih di bawah

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan. Kurikulum yang berlaku

saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menganut sistem mastery

learning atau ketuntasan belajar, yang merupakan pencapaian taraf penguasaan

minimal yang ditetapkan bagi setiap kompetensi atau unit bahan ajar secara

perorangan. Jadi setiap siswa dikatakan sudah lulus atau mampu memahami

pelajaran ketika nilainya melebihi KKM yang telah ditetapkan.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan pada mata pelajaran

akuntansi di SMA N 11 Garut ini ialah sebesar 75. Sedangkan hasil dari nilai

ulangan harian siswa di dua kelas tersebut menunjukkan hasil yang kurang baik.

Nilai ulangan harian kelas XII IPS 1 menunjukkan hanya 46,87% siswa yang

telah melewati batas KKM, sisanya sebesar 53,13 % masih berada di bawah

KKM. Begitu pula dengan kelas XII IPS 2, hanya 56,25% siswa yang memiliki


(9)

Rendahnnya prestasi belajar siswa dapat dikarenakan kurangnya

ketertarikan siswa pada mata pelajaran akuntansi yang disebabkan proses

pembelajaran hanya satu arah dari awal sampai akhir jam pelajaran. Hal tersebut

sejalan dengan yang dikemukakan oleh Aunurrahman (2009) faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar diantaranya:

a. Faktor Internal : karakteristik siswa, sikap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menggali hasil belajar, rasa percaya diri, dan kebiasaan belajar.

b. Faktor Eksternal : Faktor guru, lingkungan sosial (termasuk teman sebaya), kurikulum sekolah, sarana dan prasarana.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka faktor yang akan dikembangkan

adalah faktor guru. Guru adalah faktor penting yang berperan aktif dalam upaya

peningkatan prestasi belajar siswa, oleh karena itu seorang guru harus memiliki

kemampuan dalam menyampaikan materi secara menarik supaya siswa tertarik

untuk belajar. “ Guru harus mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang

tidak hanya menyampaikan informasi, melainkan juga mendorong para siswa

untuk belajar secara bebas dalam batas-batas yang ditentukan sebagai anggota kelompok”, Aunurrahman (2009:189). Penyampaian materi hanya satu arah menyebabkan kedudukan siswa hanya sebagai penerima materi (pasif). Sesuai

pendapat Lie (2008:3)

Paradigma yang lama adalah guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif. Banyak guru dan dosen yang menganggap paradigma lama ini sebagai satu-satunya alternatif. Mereka mengajar dengan metode ceramah dan mengharapkan siswa Duduk, Diam, Dengar, Catat, dan Hafal (3DCH).

Selain itu, Lie (2008:7) juga mengemukakan bahwa:

Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Dalam


(10)

interaksi ini, siswa akan membentuk komunitas yang memungkinkan mereka untuk mencintai proses belajar.

Selain itu, Kemp (Wena, 2009: 189) juga mengemukakan „Perlu adanya kegiatan belajar mengajar sebagai pendorong peserta didik untuk aktif

berpartisipasi, dengan aktifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran diharapkan

prestasi pembelajaran dan retensi siswa dapat meningkat dan kegiatan pembelajaran lebih bermakna‟. Oleh karena itu diperlukan penerapan sebuah model pembelajaran. Hal ini diperkuat dengan dengan pendapat Loree (Kurjono,

2010:56) yang menggambarkan proses belajar mengajar sebagai berikut:

Gambar 1.1

Teori Tiga Komponen Utama Proses Belajar Mengajar

“Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas” (Wuryanto, 2010). Dengan kata lain, model pembelajaran adalah suatu

perencanaan atau pola yang dapat digunakan untuk mendesain rencana mengajar

secara tatap muka di dalam kelas dan untuk menentukan perangkat pembelajaran.

Hal ini sejalan dengan pendapat Joyce (Wuryanto, 2010) “Earch model guides us Instrumental Input

(Guru, Metode, Teknik, Media, Bahan Sumber, Sarana)

Raw Input (Siswa) (Kapasitas IQ, bakat khusus, motivasi, minat, kematangan kesiapan, sikap kebiasaan) PROSES BELAJAR MENGAJAR Expected Output (Hasil belajar yang

diharapkan)

Environment Input (Sosial, fisik, kultural)


(11)

as we design instruction to help students achieve various objectis” . Artinya, setiap model mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu

peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Dengan penerapan model yang tepat,

maka siswa akan lebih tertarik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dikelas.

Ketepatan seorang guru dalam memilih model pembelajaran akan berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, untuk menciptakan interaksi

pribadi antar siswa, dan interaksi antar guru dan siswa, maka suasana kelas perlu

direncanakan sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk

berinteraksi satu sama lainnya. Guru perlu menciptakan suasana belajar yang

memungkinkan siswa bekerjasama secara gotong royong. Salah satu metode

pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas kerja sama antar siswa serta

prestasi belajar siswa adalah metode cooperative learning. “ Cooperative Learning mengubah ruang kelas dari kumpulan individu menjadi suatu jejaring

kelompok”, Sharon(2012:viii). Metode cooperative learning dapat menyediakan lingkungan belajar yang kondusif untuk terjadinya interaksi belajar mengajar yang

lebih efektif, sehingga siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya.

Selanjutnya Stahl (Isjoni, 2011:12) menyatakan „cooperative learning dapat

meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap tolong-menolong dalam perilaku sosial‟.

Peneliti akan mencoba untuk menerapkan salah satu model Cooperative

Learning Type Two Stay Two Stray pada mata pelajaran akuntansi. Teknik two stay two stray adalah salah satu teknik dalam metode diskusi yang berbasis cooperative learning. Teknik two stay two stray dikembangkan oleh Spencer


(12)

Kagan pada tahun 1992. Menurut Lie (2008:61) “teknik ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik”. Teknik

two stay two stray ini membentuk kelompok-kelompok kecil dan terdapat ciri

khas dalam pembentukan kelompoknya yaitu anggota-anggota kelompoknya

bersifat heterogen (kemacamragaman). Walaupun menurut Gordon (Lie ,2002:41)

Pada dasarnya manusia senang berkumpul dengan sepadan dan membuat jarak dengan yang berbeda. Namun pengelompokan dengan orang lain yang sepadan dan serupa ini bisa menghilangkan kesempatan anggota kelompoknya untuk memperluas wawasan dan memperkaya diri, karena dalam kelompok homogen tidak terdapat banyak perbedaan yang bisa mengasah proses berpikir, berorganisasi, berargumentasi dan berkembang.

Selain dituntut memahami materi untuk diri sendiri, siswa juga dituntut

untuk dapat menjelaskan materi kepada temannya, oleh karena itu pemahaman

siswa tersebut akan lebih mendalam. Sehingga model Cooperative Learning Type

Two Stay Two Stray cocok untuk diterapkan pada mata pelajaran akuntansi yang

dianggap sebagai pelajaran yang cukup sulit oleh siswa. Materi yang akan dibahas

ialah materi jurnal khusus dan ayat jurnal penyesuaian. Materi jurnal khusus

merupakan materi dasar yang tidak terlalu sulit, agar siswa dapat memahami

materi-materi lain maka siswa perlu memahami materi ini terlebih dahulu supaya

pemahaman pada materi selanjutnya tidak terlalu mengalami kendala. Sedangkan

ayat jurnal penyesuaian merupakan materi yang dianggap paling sulit oleh siswa

(berdasarkan wawancara dengan siswa 3 September 2012), sehingga untuk

memahami materi ini, diperlukan konsentrasi yang tinggi serta pemahaman yang


(13)

Penulis tertarik untuk melakukan penelitian di SMA N 11 Garut karena

sekolah ini merupakan salah satu sekolah favorit di Kabupaten Garut . Oleh

karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian pada mata pelajaran akuntansi dengan judul “Pengaruh penerapan model Cooperative Learning Type Two Stay Two Stray Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akuntansi di

SMAN 11 Garut”.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu ialah terletak pada

waktu, objek serta materi yang digunakan. Penelitian terdahulu dilaksanakan oleh

Arini Dinata tahun 2011 di SMK N 3 Bandung pada mata diklat akuntansi

perusahaan dagang. Sedangkan penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2012 di

SMA N 11 Garut pada mata pelajaran akuntansi materi jurnal khusus dan ayat

jurnal penyesuaian.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Apakah Terdapat Perbedaan Prestasi Belajar Antara Kelas Yang Menerapkan Model Cooperative Learning

Type Two Stay Two Stray Dengan Kelas Kontrol Dalam Mata Pelajaran Akuntansi

di SMAN 11 Garut”.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar antara

kelas yang menerapkan model Cooperative Learning Type Two Stay Two Stray


(14)

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini adalah kontribusi terhadap proses

belajar-mengajar dengan penerapan model cooperative learning type two stay two

stray dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi,

selain itu siswa juga belajar bekerjasama, bersosialisasi serta saling membantu

sebagai upaya memahami materi yang diajarkan.

1.4.2. Manfaat Praktis a) Bagi Guru

Dapat dijadikan inovasi dalam proses belajar, sehingga dengan adanya

penelitian ini diharapkan model cooperative learing type two stay two stray dapat

dijadikan salah satu alternatif bagi guru dalam pengembangan kegiatan belajar

mengajar sehingga dapat memaksimalkan aktivitas kegiatan pembelajaran yang

pada akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

b)Bagi siswa

Penerapan model baru dapat membuat siswa lebih bersemangat dan

antusias dalam proses belajar, karena siswa terlibat langsung secara aktif dalam

kegiatan belajar mengajar, selain itu dapat menumbuhkan karakter bekerjasama

dalam diri siswa.

c) Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat membantu, baik sebagai referensi, tolak


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Menurut Mc Millan (Muhadi, 2011:11) „Desain penelitian adalah rencana

dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris

dalam menjawab pertanyaan penelitian‟. Sedangkan “pengertian metode

penelitian ialah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu” (Sugiyono, 2009:2). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu). Adapun desain

penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Group Design. Desain ini

hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.

Desain penelitian tersebut dapat digambarkan seperti tabel berikut ini :

Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelas

Tes Awal

(pretest)

Model

Tes Akhir

(posttest)

Eksperimen T1E1 X1 T2E1

Kontrol T1E2 - T1E2

Keterangan :

T1E1 : Tes awal (pretest) pada kelas eksperimen


(16)

T2E1 : Tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen

T2E2 : Tes akhir (posttest) pada kelas kontrol

X1 : Penerapan model cooperative learning type two stay two stray

- : Kelas kontrol

Di dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol. Sebelum diberikan treatment,kedua kelompok tersebut

diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal. Hasil pretest dikatakan baik

apabila hasil antara kedua kelompok tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

Selanjutnya kelompok eksperimen belajar dengan menggunakan model

cooperative learning type two stay two stray sedangkan kelompok kontrol belajar

dengan metode yang digunakan seperti biasanya. Kemudian setelah treatment

selesai diterapkan, kelompok eksperimen dan kontrol diberi posttest untuk melihat

hasil dari penggunaan model TSTS pada kelompok eksperimen, serta melihat

perbedaan hasil belajar apakah terdapat peningkatan dibandingkan hasil pretest

serta membandingkan apakah terdapat perbedaan nilai posttest antara kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen.

3.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel adalah “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut ,

kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2009:60).

Penelitian ini melibatkan satu variabel yang diberi perlakuan (treatment)


(17)

dan sesudah treatment pada kelas eksperimen dan dibandingkan pula antara objek

yang diberikan treatment dengan objek yang tidak diberikan treatment (kelas

kontrol). Berikut operasionalisasi variabel penelitian :

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Skala

Prestasi belajar siswa pada kelas yang menerapkan model Cooperative Learning

Type Two Stay Two Stray (TSTS) (X1)

Nilai rata-rata pretest dan

posttest setelah treatment Interval

Prestasi belajar siswa pada kelas kontrol (X2)

Nilai rata-rata pretest dan

posttest Interval

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Suharsimi Arikunto (2010:172) menyatakan bahwa “populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen

yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian

populasi”. Sedangkan Sugiyono (2009:117) berpendapat bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya “. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPS yang terdapat di Sekolah Menengah Atas (SMA) N 11 Garut.

Sedangkan “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Arikunto, 2010:174). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel


(18)

sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Dikarenakan SMA N 11 Garut hanya memiliki dua kelas IPS pada kelas XII, maka kedua kelas

XII IPS tersebut dijadikan sebagai sampel. Kelas XII IPS 1 menjadi kelas

eksperimen sedangkan XII IPS 2 menjadi kelas kontrol. Hal ini dikarenakan kelas

IPS 1 memiliki nilai yang lebih rendah daripada kelas IPS 2.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini dikumpulkan melalui teknik tes. “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok” (Arikunto, 2010:193).

Bentuk soal tes dalam penelitian ini berbentuk uraian, pemilihan soal

dengan bentuk uraian ini bertujuan untuk mengungkap kemampuan pemecahan

masalah akuntansi dan mengetahui seberapa jauh siswa dapat memahami

langkah-langkah penyelesaian masalah akuntansi secara baik. Instrumen tes ini digunakan

pada saat pretest dan posttest dengan karakteristik setiap soal pada

masing-masing tes adalah identik, perbedaan hanya terletak pada nominalnya saja baik

untuk soal pretest maupun soal posttest.

3.5 Prosedur Penelitian

Seperti yang dikatakan Sukardi (Muhadi, 2011:26) pada umumnya,

penelitian eksperimental dilakukan dengan menempuh langkah-langkah sebagai


(19)

1) Melakukan kajian secara induktif yang berkaitan erat dengan permasalahan

yang hendak dipecahkan.

2) Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.

3) Melakukan studi litelatur dan beberapa sumber yang relevan,

memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan

merumuskan definisi operasional dan definisi istilah.

4) Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:

a) Mengidentifikasikan variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi

memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen;

b) Menentukan cara mengontrol;

c) Memilih rancangan penelitian yang tepat;

d) Menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta

memilih sejumlah subjek penelitian;

e) Membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen;

f) Membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi

pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk

mengambil data yang diperlukan;

g) Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data dan menentukan hipotesis.

5) Melaksanakan eksperimen.

6) Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.

7) Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang


(20)

8) Menganalisis data dan melakukan tes signifikasi dengan teknik statistika yang

relevan untuk menentukan tahap signifikasi hasilnya.

9) Menginterpretasikan hasil, perumusan kesimpulan, pembahasan dan

pembuatan laporan.

Prosedur penelitian yang dilaksanakan pada penelitian ini, mencakup

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Tahap ini dimulai dari melakukan indentifikasi terhadap permasalahan

yang sedang terjadi. Kemudian disusun sebuah instrumen penelitian yang

diujicobakan kepada siswa diluar sampel penelitian untuk mengetahui

validitas, reliabilitas, daya pembeda serta tingkat kesukaran soal. Uji coba

instrumen penelitian ini dilaksanakan di kelas XII IPS 1 SMA N 1 Garut .

2. Tahap Penelitian

a. Pelaksanaan Pretest

Pelaksanaan Pretest dilaksanakan baik pada kelas eksperimen maupun

pada kelas kontrol pada setiap pokok bahasan (jurnal khusus dan ayat

jurnal penyesuaian). Pretest dilaksanakan sebelum pembahasan

materi.

b. Pelaksanaan Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian, kelas eksperimen belajar dengan

menggunakan treatment model cooperative learning type two stay two


(21)

tahapan pelaksanaan penerapan model cooperative learning type two

stay two stray:

 Tahap Awal

 Guru menjelaskan mengenai pokok bahasan yang akan dipelajari. Pada eksperimen ke-1 guru menjelaskan mengenai

jurnal khusus dengan menjelaskan satu contoh soal pada setiap

jurnal khusus dan pada eksperimen ke-2 guru memberikan

pola-pola jurnal dalam menyusun ayat jurnal penyesuaian.

 Guru mengkondisikan siswa untuk berkumpul sesuai anggota kelompok yang telah ditentukan.

 Tahap Pelaksanaan

 Guru memberikan soal latihan pada tiap-tiap kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompoknya

masing-masing.

 Siswa bekerjasama dalam kelompok beranggotakan empat orang.

 Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain.  Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan

hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.

 Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.


(22)

 Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.

 Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka.

 Guru mengawasi jalannya proses pembelajaran.  Tahap Akhir

 Guru menjelaskan hal-hal yang belum dipahami oleh siswa.  Mengingatkan siswa untuk mempelajari materi yang akan

dibahas pada pertemuan selanjutnya.

c. Pelaksanaan Postest

Postest dilaksanakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setiap

materi pembelajaran telah selesai diberikan.

3. Tahap Laporan

Tahap pelaporan terdiri dari :

a. Pengolahan data Pretest dan Postest

b. Analisis hasil Pretest dan Postest

c. Pembuatan laporan

Penelitian dilaksanakan sebanyak dua kali. Pelaksanaan eksperimen pertama

membahas mengenai jurnal khusus dan pelaksanaan eksperimen kedua


(23)

3.6 Teknik Analisis Data dan Pengujian Instrumen 3.6.1 Teknik Pengujian Instrumen

Instrumen yang sudah diuji coba, selanjutnya dianalisis. Dalam pengujian

instrumen pemberian skor dilaksanakan seperti pemberian skor pada umumnya.

Hal ini dilakukan agar mempermudah proses pengujian instrument penelitian.

Analisis terhadap item soal uji coba meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda,

dan tingkat kesukaran. Berikut merupakan analisis item soal uji coba tersebut:

3.6.1.1Validitas Butir Soal

Validitas ialah suatu alat evaluasi disebut valid (absah atau sahih) apabila

alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh karena

itu, keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam

melaksanakan fungsinya. Dengan demikian suatu alat evaluasi disebut valid jika

ia dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi itu.

Cara menentukan tingkat validitas soal ialah dengan menghitung koefisien

korelasi antara alat evaluasi yang akan diketahui validitasnya dengan alat ukur

lain yang telah dilaksanakan dan diasumsikan telah memiliki validitas yang

tinggi. Koefisien validitas butir soal essay akan dihitung dengan menggunakan

software Anates versi 4.0 .

3.6.1.2Reliabilitas tes

Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan

mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan

hasil yang tetap. Caranya dengan membandingkan nilai hitung dengan nilai tabel.


(24)

Jika rh > rt, maka data tersebut reliabel

Jika rh ≤ rt, maka data tersebut tidak reliabel

3.6.1.3Indeks Kesukaran

Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang

disebut indeks kesukaran (Difficulty Index). Bilangan tersebut adalah bilangan real

pada interval (kontinum) 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran

mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan

indeks kesukaran 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah.

Klasifikasi indeks kesukaran yang sering digunakan adalah:

0,00DP0,30 = Sukar 70

, 0 30

,

0  DP = Sedang

00 , 1 70

,

0 DP = Mudah

(Sumber, Arikunto, 2009:210) 3.6.1.4Daya Pembeda

Daya pembeda sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk

membedakan antara testi (siswa) yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

berkemampuan rendah. Derajat daya pembeda (DP) suatu butir soal dinyatakan

dengan Indeks Diskriminasi yang bernilai dari -1,00 sampai dengan 1,00.

Adapun klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang banyak digunakan

adalah:

0,00 – 0,20 = jelek 0,20 – 0,40 = cukup 0,40 – 0,70 = baik 0,70 – 1,00 = baik sekali


(25)

Dalam melakukan pengukuran validitas, raliabilitas, daya pembeda, dan

tingkat kesukaran soal essay, peneliti menggunakan alat bantu yaitu software

anates versi 4.0, perangkat ini dikembangkan oleh Drs.Karnato,M.Pd dan Yudi

Wibisono, ST.

Langkah-langkah dalam menggunakan software anates ini adalah sebagai berikut:

1. Aktifkan program anates untuk uraian, klik start, klik program, klik

anates.exe.

2. Maka akan muncul program anates.

3. Pada tab file klik „Buat File Baru‟, maka akan muncul kotak dialog yang meminta pengguna program untuk memasukkan data jumlah subjek dan


(26)

4. Klik OK, kemudian akan terbuka halaman yaitu halaman edit data mentah.

Isikan data-data yang diperlukan yaitu nama subjek/siswa, skor ideal

setiap butir soal, dan skor yang diperoleh siswa pada setiap butir soal.

5. Simpan file

6. Kembali ke menu utama, klik penyekoran data

7. Kembali ke menu utama

8. Pilih hasil pengolahan data yang diinginkan, maka akan muncul hasil


(27)

3.6.2 Uji normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diuji

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan Uji Chi Kuadrat. Perhitungan yang akan digunakan dalam

menghitung uji normalitas data pretest dan posttest adalah dengan menggunakan

chi kuadrat sebagai berikut:

a. Menentukan skor terbesar dan terkecil

b. Menentukan rentangan (R)

R= Skor terbesar-Skor terkecil

c. Menentuan banyaknya kelas

BK= 1 + 3,3 log n

d. Menentukan panjang interval

�= ��

e. Membuat tabulasi dengan menggunakan tabel penolong

No Kelas Interval f Nilai Tengah (X) �� .� .�2 1 ...

2 ...

3 ...

Jumlah

f. Menentukan rata-rata / mean

�Σ .��


(28)

= �.Σ f. xi

2(Σ f. x i)2 �. (� −1) h. Membuat daftar frekuensi

Kriteria pengujian :

Jika χ2 hitung < χ2tabel maka data berdistribusi normal

Jika χ 2 hitung≥χ2tabel maka data tidak berdistribusi normal

3.6.3 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk memeriksa kesamaan kedua kelompok

eksperimen. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah

varians-varians dalam sampel tersebut homogen atau tidak. Dari kedua kelompok akan

dinyatakan homogen jika variannya relatif sama. Uji homogenitas hanya

dilakukan saat pretest, hal ini dimaksudkan hanya untuk mengetahui apakah dua

kelompok sampel yang diambil tersebut mempunyai populasi yang sama.

Berikut adalah langkah-langkah serta perhitungan dalam pengujian homogenitas :

a. Mencari nilai F dengan rumus :

F=� � �

� � � �

b. Menentukan derajat kebebasan

dk1 = n1-1 ; dk2 = n2-1

c. Menentukan nilai F tabel pada taraf signifikansi 5% dari responden

d. Penentuan keputusan.

Kriteria pengujian homogenitas adalah sebagai berikut :


(29)

Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak (varians tidak homogen)

3.6.4 Uji Gain

Uji gain dipergunakan untuk menentukan seberapa besar kenaikan yang

terjadi dari posttest ke pretest. Rumus untuk uji gain ini adalah sebagai berikut :

Gain = Skor Posttest – Skor Pretest

3.6.5 Pengujian Hipotesis

Untuk membuktikan signifikansi perbedaan rata-rata antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol, perlu diuji secara statistik dengan uji-t. Perhitungan

ini digunakan untuk membandingkan hasil sebelum dan sesudah treatment atau

membandingkan kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

= � − �1 2 1 �1+

1 �2 Dimana :

= �1−1 1

2 + (

2−1) 22 �1+�2−2

(Sumber, Sudjana 2004:162) Keterangan :

�1

= Nilai rerata kelas eksperimen �2

= Nilai rerata kelas kontrol s = Simpangan baku

1


(30)

1

2 = Varians kelas kontrol

�1 = Jumlah siswa kelas eksperimen �2 = Jumlah siswa kelas kontrol Kriteria pengujian hipotesis :

Jika : thitung < ttabel maka Ho diterima, artinya disimpulkan tidak terdapat

perbedaan prestasi belajar antara kelas yang menerapkan model Cooperative

Learning Type Two Stay Two Stray dengan kelas kontrol dalam mata pelajaran

akuntansi di SMAN 11 Garut.

Jika : thitung > ttabel maka Ho ditolak, artinya disimpulkan terdapat perbedaan

prestasi belajar antara kelas yang menerapkan model Cooperative Learning Type

Two Stay Two Stray dengan kelas kontrol dalam mata pelajaran akuntansi di


(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian yang dilaksanakan di SMA N 11 Garut pada kelas

XII IPS 1 sebagai kelas eksperimen dan XII IPS 2 sebagai kelas kontrol, kemudian

dilakukan pengolahan data dan pengujian hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelas yang menerapkan model

Cooperative Learning Type Two Stay Two Stray dengan kelas kontrol dalam mata

pelajaran akuntansi di SMA N 11 Garut.

Oleh karena itu, model Cooperative Learning Type Two Stay Two Stray

merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan prestasi

belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin

disampaikan oleh peneliti, diantaranya sebagai berikut:

1. Guru dapat menerapkan model Cooperative Learning Type Two Stay Two

Stray sebagai salah satu alternatif variasi dalam proses pembelajaran mata


(32)

2. Agar penerapan model pembelajaran kooperatif dapat dilaksanakan dengan

baik dan benar, maka sebaiknya pihak sekolah memberikan pembekalan berupa

pelatihan model pembelajaran kepada para guru.

3. Bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi gambaran untuk meneliti model

Cooperative Learning lainnya, yang variatif, efektif serta cocok dengan materi


(33)

Neneng Mida Nurhayati, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Kelompok Buku:

Arikunto,Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

______________. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Baharudin. (2009). Pendidikan dan psikologi perkembangan. Jogjakarta:ar-ruz media

Baharuddin dan Esa Nur. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media

Dalyono. (2009).Psikologi Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta

Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Djamarah, Syaiful Bahri . (2002).Psikologi belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta . (2005).Guru dan Anak Didik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Gintings, A. (2010). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora

Hamalik, Oemar. (2003). Psikologi belajar & mengajar. Bandung: Sinar baru algesindo

Harahap, Sofyan syafri.(2007). teori akuntansi. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Isjoni. (2011). Cooperative learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta

Kurjono. (2010). Proses Belajar Mengajar Dengan Aspek-Aspeknya. Tidak diterbitkan

Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: PT. Gramedia


(34)

Neneng Mida Nurhayati, 2013

Moeslihat,Rahmat. (2005). Akuntansi untuk SMA Kelas XI. Bogor: Regina

. (2007). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi. Bandung: Program Studi Pendidikan Akuntansi. FPEB. UPI

Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma baru pembelajaran.Jakarta:Prenada media

Sadeli, Lili M. (2009).dasar-dasar akuntansi. Jakarta:Bumi aksara

Sardiman, A.M.(2007).Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sharon, Sholomon. (2012). The Handbook of Cooperative Learning. Yogyakarta : Familia

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Sudjana. (2004). Statistika Untuk Ekonomi dan Niaga II. Bandung : PT. Tarsito

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sugiyono. (2002). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

________. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R & D. Bandung : Alfabeta

Syah, Muhibbin. (2010).Psikologi pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Trianto. 2011. Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif: konsep, landasan,

dan implementasinya pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

Jakarta: Prenada media group


(35)

Neneng Mida Nurhayati, 2013

Wena, Made. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara

Kelompok Skripsi dan Jurnal:

Deliyani, Nena. (2008). Efektivitas Metode Cooperative Learning Two Stay Two Stray

Dalam Pembelajaran Dokkai: Penelitian Eksperimen Terhadap Mahasiswa Tingkat 1 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun Akademik 2007/2008.

Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI. Tidak diterbitkan

Dinata, Arini. (2011). Pengaruh Model Cooperative Learning Two Stay Two Stray

(TSTS) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Diklat Akutansi Perusahaan Dagang (Suatu Penelitian Quasi Eksperiman di Kelas X Akuntansi SMKN 3 Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Akuntansi FPEB UPI. Tidak diterbitkan

Efriliana, Wiwin. (2009). Penerapan metode two stay two stray (TSTS) untuk

meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran siklus akuntansi siswa kelas X akuntansi SMK PGRI 6 Malang. Skripsi Universitas Negeri Malang. Tidak

Diterbitkan

Kelompok Website:

Wuryanto, Agus. (2010). Prinsip Pendekatan Metode Tenik Strategi dan Model

Pembelajaran [online]. Tersedia:

http://aguswuryanto.wordpress.com/2010/07/20/prinsip-pendekatan-metode-teknik-strategi-dan-model-pembelajaran/ [13 April 2012]

M. Kholik. (2011). Metode Pembelajaran Konvensional [online]. Tersedia: http://muhammadkholik.wordpress.com/2011/11/08/metode-pembelajaran-konvensional/. [20 Oktober 2012]


(1)

63

Neneng Mida Nurhayati, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Type Two Stay Two Stray Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akuntansi di SMAN 11 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1

2 = Varians kelas kontrol

�1 = Jumlah siswa kelas eksperimen

�2 = Jumlah siswa kelas kontrol

Kriteria pengujian hipotesis :

Jika : thitung < ttabel maka Ho diterima, artinya disimpulkan tidak terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelas yang menerapkan model Cooperative

Learning Type Two Stay Two Stray dengan kelas kontrol dalam mata pelajaran

akuntansi di SMAN 11 Garut.

Jika : thitung > ttabel maka Ho ditolak, artinya disimpulkan terdapat perbedaan

prestasi belajar antara kelas yang menerapkan model Cooperative Learning Type

Two Stay Two Stray dengan kelas kontrol dalam mata pelajaran akuntansi di


(2)

93

Neneng Mida Nurhayati, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Type Two Stay Two Stray Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akuntansi di SMAN 11 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian yang dilaksanakan di SMA N 11 Garut pada kelas XII IPS 1 sebagai kelas eksperimen dan XII IPS 2 sebagai kelas kontrol, kemudian dilakukan pengolahan data dan pengujian hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelas yang menerapkan model

Cooperative Learning Type Two Stay Two Stray dengan kelas kontrol dalam mata

pelajaran akuntansi di SMA N 11 Garut.

Oleh karena itu, model Cooperative Learning Type Two Stay Two Stray merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin disampaikan oleh peneliti, diantaranya sebagai berikut:

1. Guru dapat menerapkan model Cooperative Learning Type Two Stay Two

Stray sebagai salah satu alternatif variasi dalam proses pembelajaran mata


(3)

94

Neneng Mida Nurhayati, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Type Two Stay Two Stray Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akuntansi di SMAN 11 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Agar penerapan model pembelajaran kooperatif dapat dilaksanakan dengan

baik dan benar, maka sebaiknya pihak sekolah memberikan pembekalan berupa pelatihan model pembelajaran kepada para guru.

3. Bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi gambaran untuk meneliti model

Cooperative Learning lainnya, yang variatif, efektif serta cocok dengan materi


(4)

Neneng Mida Nurhayati, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Type Two Stay Two Stray Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akuntansi di SMAN 11 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Kelompok Buku:

Arikunto,Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara ______________. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Baharudin. (2009). Pendidikan dan psikologi perkembangan. Jogjakarta:ar-ruz media Baharuddin dan Esa Nur. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta :

Ar-Ruzz Media

Dalyono. (2009).Psikologi Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta

Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Djamarah, Syaiful Bahri . (2002).Psikologi belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta . (2005).Guru dan Anak Didik. Jakarta: PT. Rineka Cipta Gintings, A. (2010). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora Hamalik, Oemar. (2003). Psikologi belajar & mengajar. Bandung: Sinar baru algesindo Harahap, Sofyan syafri.(2007). teori akuntansi. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Isjoni. (2011). Cooperative learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta

Kurjono. (2010). Proses Belajar Mengajar Dengan Aspek-Aspeknya. Tidak diterbitkan Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: PT. Gramedia


(5)

Neneng Mida Nurhayati, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Type Two Stay Two Stray Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akuntansi di SMAN 11 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Moeslihat,Rahmat. (2005). Akuntansi untuk SMA Kelas XI. Bogor: Regina

. (2007). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi. Bandung: Program Studi Pendidikan Akuntansi. FPEB. UPI

Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma baru pembelajaran.Jakarta:Prenada media Sadeli, Lili M. (2009).dasar-dasar akuntansi. Jakarta:Bumi aksara

Sardiman, A.M.(2007).Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sharon, Sholomon. (2012). The Handbook of Cooperative Learning. Yogyakarta : Familia

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Sudjana. (2004). Statistika Untuk Ekonomi dan Niaga II. Bandung : PT. Tarsito

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sugiyono. (2002). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

________. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R & D. Bandung : Alfabeta

Syah, Muhibbin. (2010).Psikologi pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Trianto. 2011. Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif: konsep, landasan,

dan implementasinya pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

Jakarta: Prenada media group


(6)

Neneng Mida Nurhayati, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Type Two Stay Two Stray Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akuntansi di SMAN 11 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Wena, Made. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara

Kelompok Skripsi dan Jurnal:

Deliyani, Nena. (2008). Efektivitas Metode Cooperative Learning Two Stay Two Stray

Dalam Pembelajaran Dokkai: Penelitian Eksperimen Terhadap Mahasiswa Tingkat 1 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun Akademik 2007/2008.

Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI. Tidak diterbitkan

Dinata, Arini. (2011). Pengaruh Model Cooperative Learning Two Stay Two Stray

(TSTS) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Diklat Akutansi Perusahaan Dagang (Suatu Penelitian Quasi Eksperiman di Kelas X Akuntansi SMKN 3 Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Akuntansi FPEB UPI. Tidak diterbitkan

Efriliana, Wiwin. (2009). Penerapan metode two stay two stray (TSTS) untuk

meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran siklus akuntansi siswa kelas X akuntansi SMK PGRI 6 Malang. Skripsi Universitas Negeri Malang. Tidak

Diterbitkan

Kelompok Website:

Wuryanto, Agus. (2010). Prinsip Pendekatan Metode Tenik Strategi dan Model

Pembelajaran [online]. Tersedia:

http://aguswuryanto.wordpress.com/2010/07/20/prinsip-pendekatan-metode-teknik-strategi-dan-model-pembelajaran/ [13 April 2012]

M. Kholik. (2011). Metode Pembelajaran Konvensional [online]. Tersedia:

http://muhammadkholik.wordpress.com/2011/11/08/metode-pembelajaran-konvensional/. [20 Oktober 2012]


Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

The influence of using two stay two stray in learning reading comprehension of recount text: a quasi experimental research at second grade students of SMP Dharma Karya UT Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.

2 16 106

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TYPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMAN 11 GARUT.

1 2 39

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI.

0 0 48

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN TWO STAY TWO STRAY COMPARATIVE STUDY OF LEARNING RESULT USING COOPERATIVE LEARNING MODEL JIGSAW AND TWO STAY TWO STRAY

0 0 14