KEEFEKTIFAN MEDIA KOMIK DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI DRAMA.

(1)

KEEFEKTIFAN MEDIA KOMIK

DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI DRAMA

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar magister pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

oleh

CICIH WIARSIH NIM 1007370

KONSENTRASI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Cicih Wiarsih, 2013

Keefektifan Media Komik Dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Mengapresiasi Drama

LEMBAR PENGESAHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Prof. Dr. H. Rahman, M.Pd. NIP 195704011984121001

Pembimbing II,

Dr. Hj. Isah Cahyani, M.Pd. NIP 196407071989012001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Dasar

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia,

Dr. Ernawulan Syaodih, M.Pd. NIP 19651001198802001


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Keefektifan Media Komik dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kemampuan

Mengapresiasi Drama” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2012 Yang membuat pernyataan,


(4)

Cicih Wiarsih, 2013

Keefektifan Media Komik Dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Mengapresiasi Drama

KEEFEKTIFAN MEDIA KOMIK

DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI DRAMA

ABSTRAK

Cicih Wiarsih (1007370)

Tingkat perhatian guru dan siswa terhadap pembelajaran drama dan kemampuan berpikir kreatif siswa di kelas V SD Laboratorium Percontohan UPI berada dalam tataran rendah. Hal ini dikarenakan guru kurang variatif dalam menggunakan media pembelajaran. Selain itu, drama yang berbentuk dialog sulit untuk dipahami serta banyak siswa merasa kesulitan menuangkan ide dan gagasannya ke dalam bentuk naskah drama. Maka, salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan mengapresiasi drama dan kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu dengan menggunakan media komik.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian kuasi eksperimen (nonequivalent control group design) terhadap siswa kelas V SD Laboratorium Percontohan UPI terdiri dari 44 siswa yang terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun teknik pengumpulan data yaitu melalui angket, tes portofolio, performansi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara kuantitatif dan analisis deskriptif sebagai penjelasan.

Hasil analisis dan pembahasan data penelitian, menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran apresiasi drama menggunakan media komik berjalan dengan baik. Terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam mengapresiasi drama, baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Selanjutnya, kemampuan siswa dalam mengapresiasi drama di kelas eksperimen yang menggunakan media komik lebih tinggi dibandingkan kemampuan siswa di kelas kontrol yang menggunkan media teks drama. Hal ini berdasarkan hasil penghitungan uji normalitas, homogenitas, uji t pretes dan postes, gain, dan N-gain. Pada kemampuan menulis naskah drama siswa pada kelas eksperimen memperoleh rata-rata gain sebesar 36,86 sedangkan pada kelas kontrol 18,41. Dan pada kelampuan performansi siswa pada kelas eksperimen memperoleh rata-rata gain sebesar 2,32 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 0,82.

Berdasarkan pada hasil penelitian, media komik efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan mengapresiasi drama. Dengan demikian, sangat disarankan kepada praktisi pendidikan, guru, dan orang tua untuk menggunakan media komik dalam pembelajaran guna meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang dipelajari sekaligus memberikan efek menyenangkan dan menarik dalam pembelajaran. Selain digunakan dalam pembelajaran bahasa, media komik juga dapat digunakan dalam pembelajaran lain.

Kata kunci : media komik, kemampuan berpikir kreatif, dan kemampuan mengapresiasi drama


(5)

DAFTAR ISI

Tabel ... Hal.

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C.Tujuan Penelitian ... 7

D.Manfaat Penelitian ... 8

E. Struktur Organisasi Tesis ... 9

BAB II MEDIA KOMIK, KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI DRAMA A.Media Komik ... 11

1. Pengertian Media ... 11

2. Komik ... 16

a. Hakikat Komik ... 17

b. Struktur Komik ... 19

c. Fungsi Komik ... 21

d. Macam-macam Komik ... 25 e. Kelebihan dan Kelemahan Media Komik sebagai Media


(6)

Cicih Wiarsih, 2013

Keefektifan Media Komik Dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Mengapresiasi Drama

B. Kemampuan Berpikir Kreatif ... 30

1. Pengertian Berpikir Kreatif ... 30

2. Ciri-ciri Berpikir Kreatif ... 37

3. Indikator Berpikir Kreatif ... 38

4. Tahap-tahap Berpikir Kreatif ... 40

C.Kemampuan Mengapresiasi Sastra Drama ... 41

1. Apresiasi Sastra ... 41

a. Pengertian Apresiasi Sastra ... 42

b. Jenis-jenis Pendekatan Apresiasi Sastra ... 43

c. Tahap-tahap Apresiasi Sastra ... 47

d. Manfaat Apresiasi Sastra ... 48

e. Teori Tes Pembelajaran Apresiasi Sastra ... 49

f. Tingkatan Tes Kesastraan ... 59

2. Kemampuan Mengapresiasi Drama ... 69

a. Pengertian Drama ... 71

b. Jenis-jenis Drama ... 74

c. Istilah dalam Drama ... 77

d. Unsur-unsur Instrinsik Drama ... 79

e. Menulis Naskah Drama ... 83

f. Memahami dan Memperagakan Drama ... 86

3. Langkah-langkah Apresiasi Drama dengan Menggunakan Media Komik ... 88

D.Hubungan antara Media Komik, Berpikir Kreatif, dan Apresiasi Drama ... 93

E. Hipotesis Penelitian ... 95

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 97

B. Desain Penelitian ... 98

C. Definisi operasional ... 100


(7)

E. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 101

F. Prosedur Penelitian ... 102

1. Tahap perencanaan Penelitian ... 102

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 103

3. Tahap Pengoalahan Data Penelitian ... 103

G. Instrumen Penelitian ... 104

H. Validitas dan Reliabilitas ... 111

I. Pengolahan dan Analisis Data Hasil Penelitian ... 115

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 117

1. Analisis Efektivitas Media Komik dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kemampuan Mengapresiasi Drama ... 118

2. Analisis Kemampuan Mengapresiasi Drama ... 121

a. Analisis Tes Kemampuan Menulis Naskah Drama ... 121

b. Analisis Tes Performansi Drama ... 159

3. Analisis Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif ... 170

B. Pembahasan ... 182

1. Pembahasan Penyebaran Angket Efektivitas Media Komik ... 182

2. Pembahasan Tes Kemampuan Menulis Naskah Drama ... 182

3. Pembahasan Tes Performansi Drama ... 186

4. Pembahasan Observasi Kemampuan Berpikir Kreatif ... 187

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 191

B. Saran ... 192

DAFTAR PUSTAKA ... 194


(8)

Cicih Wiarsih, 2013

Keefektifan Media Komik Dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Mengapresiasi Drama

DAFTAR TABEL

Tabel ... Hal.

3.1 Kisi-kisi Instrumen ... 106

3.2 Pedoman Angket Efektifitas Media Komik ... 107

3.3 Pedoman Penilaian Berpikir Kreatif ... 108

3.4 Pedoman Tes Performansi Apresiasi Drama ... 108

3.5 Deskriptor Kriteria Skor Tes Performansi Setiap Item ... 109

3.6 Pedoman Penilaian dan Deskripsi Kriteria Tes Menulis Naskah Drama . 109 3.7 Nilai dan Kategori Kemampuan Menulis Naskah Drama ... 111

3.8 Kategori Harga Koefisien Korelasi ... 113

3.9 Kriteria Peningkatan N-Gain ... 115

4.1 Hasil Analisis Angket Pretes Keefektifan Media Komik dalam Pembelajaran Drama ... 119

4.2 Hasil Analisis Angket Postes Keefektifan Media Komik dalam Pembelajaran Drama ... 120

4.3 Hasil Pretes Kemampuan Menulis Naskah Drama Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 122

4.4 Uji Normalitas Skor Pretes Kemampuan Menulis Naskah Drama ... 123

4.5 Uji Homogenitas Pretes Kemampuan Menulis Naskah Drama ... 126

4.6 T-Test Sample Independent Pretes Kemampuan Menulis Naskah Drama 127 4.7 Skor Postes Kemampuan Menulis Naskah Drama Kelas Ekspeimen dan Kelas Kontrol ... 128

4.8 Uji Normalitas Skor Postes Kemampuan Menulis Naskah Drama ... 129

4.9 Uji Homogenitas Postes Kemampuan Menulis Naskah Drama ... 132

4.10 Uji Mann-Whitney Hasil Postes Kemampuan Menulis Naskah Drama .... 133

4.11 Hasil Penilaian Skor Total Kelas Eksperimen ... 134

4.12 Hasil Penilaian Skor Total Kelas Kontrol ... 135

4.13 Uji Normalitas Distribusi Gain Kemampuan Menulis Naskah Drama Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 136


(9)

4.14 Uji Homogenitas Gain Kemampuan Menulis Naskah Drama

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 137

4.15 Uji Mann-Whitney Gain Kemampuan Menulis Naskah Drama ... 137

4.16 N-Gain dan Klasifikasi Kemampuan Menulis Naskah Drama pada Setiap Aspek Indikator ... 138

4.17 Hasil Pretes Kemampuan Performansi Drama pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 160

4.18 Uji Normalitas Skor Pretes Kemampuan Performansi Drama ... 161

4.19 Hasil Uji Mann-Whitney Pretes Kemampuan Performansi Drama Siswa 162 4.20 Hasil Postes Kemampuan Performansi Drama pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 163

4.21 Uji Normalitas Skor Postes Kemampuan Performansi Drama ... 164

4.22 Hasil Uji Mann-Whitney Kemampuan Performansi Drama ... 165

4.23 Hasil Penilaian Skor Total Kelas Eksperimen ... 166

4.24 Hasil Penilaian Skor Total Kelas Eksperimen ... 167

4.25 Uji Normalitas Distribusi Gain Kemampuan Performansi Drama Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 168

4.26 Hasil Uji Mann-Whitney Gain Kemampuan Performansi Drama ... 169

4.27 N-Gain dan Klasifikasi Kemampuan Performansi Drama pada Setiap Indikator ... 170

4.28 Hasil Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 171

4.29 Uji Normalitas Skor Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 172

4.30 Uji Mann-Whitney Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 173

4.31 Hasil postes Kemampuan Berpikir Kreatif pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 174

4.32 Uji Normalitas Skor Postes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 175

4.33 Hasil Uji Mann-Whitney Kemampuan Berpikir Kreatif ... 176

4.34 Hasil Penilaian Skor Total Kelas Eksperimen ... 177

4.35 Hasil Penilaian Skor Total Kelas Kontrol ... 178 4.36 Uji Normalitas Gain Kemampuan Berpikir Kretaif Kelas Eksperimen dan


(10)

Cicih Wiarsih, 2013

Keefektifan Media Komik Dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Mengapresiasi Drama

Kelas Kontrol ... 179 4.37 Uji Mann-Whitney Gain Kemampuan Berpikir Kreatif ... 180 4.38 N-Gain dan Klasifikasi Kemampuan Berpikir Kreatif pada Setiap


(11)

DAFTAR GRAFIK

Grafik ... Hal.

4.1 Normal Probability Plot Pretes Kemampuan Menulis Naskah Drama

Kelas Eksperimen ... 124 4.2 Normal Probability Plot Pretes Kemampuan Menulis Naskah Drama

Kelas Kontrol ... 125 4.3 Normal Probability Plot Postestes Kemampuan Menulis Naskah Drama

Kelas Eksperimen ... 130 4.4 Normal Probability Plot Postes Kemampuan Menulis Naskah Drama


(12)

Cicih Wiarsih, 2013

Keefektifan Media Komik Dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Mengapresiasi Drama

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran ... Hal.

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 198

Lampiran 2 Hasil Angket Pretes Efektivitas Media Komik ... 203

Lampiran 3 Hasil AngketPostes Efektivitas Media Komik ... 205

Lampiran 4 Perolehan Nilai Pretes Kemampuan Menulis Naskah Drama Kelas Eksperimen ... 207

Lampiran 5 Perolehan Nilai Postes Kemampuan Menulis Naskah Drama Kelas Eksperimen ... 208

Lampiran 6 Perolehan Nilai Pretes Kemampuan Menulis Naskah Drama Kelas Kontrol ... 209

Lampiran 7 Perolehan Nilai Postes Kemampuan Menulis Naskah Drama Kelas Kontrol ... 210

Lampiran 8 Skor Tes Performansi Kelas Eksperimen ... 211

Lampiran 9 Foto Kegiatan Penelitian ... 212

Lampiran 10 Naskah Drama ... 214

Lampiran 10 Surat-surat ... 230


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah Penelitian

Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya pengalaman anak sehingga menjadikan anak lebih tanggap terhadap lingkungan di sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran sastra pada hakikatnya adalah menanamkan, menumbuhkan, dan mengembangkan kepekaan-kepekaan terhadap masalah-masalah manusiawi, pengenalan, dan rasa hormat terhadap tata nilai baik dalam konteks individual maupun sosial. Pembelajaran sastra secara khusus bertujuan untuk mengembangkan kepekaan anak terhadap nilai kognitif, nilai sosial, maupun gabungan keseluruhannya.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang secara teknis tertuang dalam Permendiknas Nomor 22 dan 23 Tahun 2006 tentang standar isi dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, bahwa Standar Kompetensi (SK) Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki dua kemampuan utama, yaitu kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra. Kemampuan berbahasa mencakup kemampuan mendengarkan atau menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Sedangkan kemampuan bersastra meliputi kemampuan apresiasi (penghayatan) dan kemampuan ekspresi (menampilkan) sebuah karya sastra.

Dalam kegiatan di kelas, sastra sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam pembelajaran bahasa. Namun dalam praktek pembelajarannya, sastra sering


(14)

Cicih Wiarsih, 2013

Keefektifan Media Komik Dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Mengapresiasi Drama

dianggap sebagai pembelajaran yang tidak perlu perencanaan yang matang dan terkesan seadanya. Pembelajaran sastra sering dianggap sebagai bagian dari kegiatan membaca teks secara nyaring tanpa persiapan dan penilaian yang terencana.

Semakin terpinggirkannya sastra dalam pembelajaran pun tersirat dalam nama mata pelajaran yang sebelumnya bernama pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sekarang sudah lebih ringkas lagi menjadi Pendidikan Bahasa Indonesia. Bagi guru yang memang memahami esensi dari pembelajaran bahasa yang juga mencakup sastra nama tersebut tidak terlalu berpengaruh, sedangkan bagi guru yang tidak memahami hal tersebut maka pelajaran sastra adalah sesuatu yang dianggapnya tidaklah penting dan tidak ada kewajiban bagi dirinya untuk menyampaikan pembelajaran sastra.

Pembelajaran sastra di sekolah perlu dikembangkan dengan rencana-rencana yang terorganisasi. Siswa perlu mendapat pengetahuan tentang teori-teori sastra, dan setelah itu siswa diberi kesempatan untuk mengapresiasi sastra yang telah dipelajarinya.

Salah satu kegiatan apresiasi dalam pembelajaran apresiasi sastra Bahasa Indonesia di sekolah dasar adalah apresiasi drama. Kegiatan drama merupakan tempat bagi pengembangan kreativitas anak agar anak mampu bersosialisasi dengan lingkungannya.

Dalam masa perkembangannya, anak-anak membutuhan bimbingan dalam menemukan arah hidup yang lebih baik, diantaranya adalah pembelajaran etika, tentang baik dan buruk, dan budi pekerti. Salah satu media yang dapat digunakan


(15)

anak untuk menemukan arah hidup tersebut yaitu melalui apresiasi drama. Hal ini sejalan dengan pendapat Taylor (Milawati, 2011: 2) yang menyatakan di tingkat-tingkat selanjutnya kegiatan drama di sekolah dipergunakan untuk mempersiapkan anak menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan sosial dalam kehidupannya.

Drama anak harus diciptakan dengan suasana yang menyenangkan karena eksistensi drama adalah menampilkan cerminan kejadian dalam kehidupan. Oleh sebab itu, drama anak-anak juga harus dapat dipakai mewadahi kehidupan anak melalui cerita-cerita yang dipentaskannya. Tetapi pada kenyataannya sangat disayangkan, pembelajaran drama di sekolah-sekolah merupakan pembelajaran sastra yang paling kurang diminati oleh banyak anak. Menurut Rusyana (Waluyo, 2002: 154) bahwa minat anak dalam membaca karya sastra yang terbanyak adalah prosa, kemudian puisi selanjutnya drama. Perbandingannya adalah 6: 3: 1. Hal ini disebabkan menghayati naskah drama yang berwujud dialog itu cukup sulit dan harus tekun. Penghayatan naskah drama lebih sulit daripada penghayatan naskah prosa dan puisi.

Menurut Yulianti (Susilo, 2009: 4) faktor lain yang mempengaruhi rendahnya minat anak untuk mempelajari drama yaitu metode mengajar yang digunakan oleh guru masih sangat monoton sehingga anak merasa bosan dan tidak tertarik untuk mengikuti pembelajaran drama.

Materi drama yang diberikan kepada anak masih menggunakan buku-buku pendamping yang seadanya dan kurang memperhatikan tingkat kesesuaian usia


(16)

Cicih Wiarsih, 2013

Keefektifan Media Komik Dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Mengapresiasi Drama

dan kurang variasi dalam penyediaan bahan ajar sehingga anak menjadi sulit memahami drama dan akhirnya anak jenuh terhadap pembelajaran tersebut.

Pembelajaran drama sebagai bentuk apresiasi sastra siswa kelas V SD, saat ini tidak dapat dilaksanakan secara optimal dan kurang memiliki bobot yang berimbang serta pembelajaran sastra kurang digunakan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa siswa. Faktor utama kendalanya adalah guru kurang memiliki wawasan dalam mengajarkan bahasa dan sastra Indonesia secara terpadu.

Selain itu, guru dalam mengajar lebih fokus pada teoretis tentang pengertian drama dan unsur-unsur penyusun drama. Hal ini membuat anak kurang memiliki pengetahuan yang lengkap mengenai pembelajaran drama. Siswa kurang dilatih untuk mengembangkan ide atau gagasannya, baik dalam bentuk tulisan maupun apresiasi, sehingga kemampuan anak dalam menulis teks drama dan kemampuan mengapresiasi drama menjadi lemah sehingga menyebabkan rendahnya tingkat kemampuan anak untuk berpikir secara kreatif. Pembelajaran drama yang diberikan pada anak sekolah dasar hendaknya mampu memperkenalkan, membimbing, mengembangkan, dan mengapresiasi drama, sehingga membuat mereka dapat menyenangi, menggemari, dan menjadikan drama sebagai salah satu bagian yang menyenangkan dalam kehidupan (Waluyo, 2002: 155). Hal ini, merupakan permasalahan pembelajaran yang harus segera diatasi dan solusinya antara lain melalui pembelajaran apresiasi sastra menggunakan media komik untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dan berpikir kreatif siswa serta hal yang tidak kalah penting adalah


(17)

pembinaan karakter siswa agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya bangsa.

Dalam mengajarkan atau menyajikan suatu materi (pokok bahasan) tertentu harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat memilih media pembelajaran yang sekiranya dapat membantu anak memahami dan berpikir kreatif walaupun secara sederhana, sehingga dapat mempermudah siswa dalam mempelajari dan mengapresiasi drama yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pertimbangan-pertimbangan tersebut, misalnya tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, lingkungan belajar dan sarana atau fasilitas yang tersedia, sehingga memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan mengapresiasi drama adalah media grafis berupa komik.

Untuk melaksanakan pembelajaran apresiasi drama maka diterapkanlah model pembelajaran menggunakan media komik. Komik dipilih dengan mempertimbangkan bahwa penguasaan kemampuan mengapresiasi drama dapat dilakukan melalui kegiatan latihan-latihan, mempraktekkan secara langsung, membangun interaksi antar siswa dengan guru dan antar sesama siswa, dan pertunjukan/pentas.

Melalui media komik, diharapkan kelak siswa memiliki keterampilan motorik/gerak seperti menghafalkan kata-kata, merangkai gambar menjadi cerita, mempergunakan alat (property), terampil membangun interaksi dalam


(18)

Cicih Wiarsih, 2013

Keefektifan Media Komik Dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Mengapresiasi Drama

percakapan, terampil menggunakan anggota tubuh atau memperagakan sebagai bagian dari komunikasi berbahasa.

Dalam penggunaan media komik sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif, maka pengajaran harus difokuskan pada sasaran-sasaran pembelajaran, dalam hal ini guru memiliki tanggung jawab penting untuk memeragakan (modeling), menjelaskan (explaining), atau mengajukan pertanyaan (questioning).

Penggunaan media komik bukan tanpa suatu alasan. Komik merupakan media baca yang menarik karena berisikan tulisan dan gambar, terutama yang berwarna. Anak-anak usia sekolah lebih tertarik untuk membaca komik dari pada membaca text book. Penggunaan media komik dengan metode penyampaian informasi secara diskusi dirasakan lebih efektif dan komunikatif. Pembaca lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan dan lebih termotivasi untuk bertanya mengenai hal yang kurang diketahui. Penyampaian informasi dengan metode satu arah menjadikan anak-anak usia sekolah cenderung malu untuk menanyakan hal yang belum dipahami.

Melalui uraian tersebut, maka peneliti berusaha untuk menyajikan pembelajaran sastra bagi siswa kelas V Sekolah Dasar agar mereka menyenangi dan dapat berinteraksi dengan sastra dengan baik. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menguji efektivitas media komik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan mengapresiasi sastra khususnya apresiasi drama.


(19)

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Keefektifan Media Komik dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kemampuan Mengapresiasi Drama

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan kondisi yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Efektivitas Media Komik dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kemampuan Mengapresiasi Drama?” Dari rumusan masalah tersebut diajukan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan media komik efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD? 2. Apakah penggunaan media komik efektif untuk meningkatkan kemampuan

apresiasi drama siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD? 3. Apakah terdapat hubungan antara kemampuan berpikir kreatif dan

kemampuan mengapresiasi drama siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD?

C.Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut.

1. mengetahui efektivitas penggunaan media komik dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD.


(20)

Cicih Wiarsih, 2013

Keefektifan Media Komik Dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Mengapresiasi Drama

2. mengetahui efektivitas penggunaan media komik dapat meningkatkan kemampuan apresiasi drama siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD.

3. mengetahui pengaruh antara kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan mengapresiasi drama siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD?

D.Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini secara umum adalah media komik efektif digunakan dalam pembelajaran apresiasi drama dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Adapun secara khusus, manfaat penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi manfaat teoretis dan manfaat praktis, yaitu:

1. Manfaat secara teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang pengembangan teori pembelajaran sastra, khususnya drama melalui media komik sebagai media pembelajaran di tingkat sekolah dasar.

2. Manfaat secara praktis a. Bagi Siswa

Dengan menggunakan media komik dalam pembelajaran apresiasi sastra, khususnya drama, siswa diharapkan dapat merasakan kondisi belajar yang berkesan dan menyenangkan. Dengan demikian, siswa mampu mengapresiasi karya sastra khususnya drama dan mampu berpikir secara kreatif.


(21)

b. Bagi Guru

Dengan dilaksanakannya pembelajaran apresiasi sastra drama menggunaan media komik, diharapkan media pembelajaran ini menjadi bahan masukan serta membuka wawasan bagi guru mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya di kelas V. Dengan demikian guru dapat berinovasi dengan berbagai media pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah dan siswa itu sendiri, dengan tujuan utama bahwa kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan secara optimal.

c. Bagi Sekolah (Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah)

Sebagai bahan masukan untuk lebih memperhatikan peran guru sebagai pengajar di sekolah, sehingga akan lebih meningkatkan upaya untuk memotivasi guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik secara profesional.

d. Bagi Dinas Terkait

Bagi dinas pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan mutu pembelajaran dan profesionalisme guru.

e. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini juga diharapan akan bermanfaat untuk bahan kajian penelitian selanjutnya, terutama dalam kajian media komik sebagai bahan pembelajaran bahasa dan sastra di Sekolah Dasar.

E.Struktur Organisasi Tesis

Dalam penulisan tesis ini peneliti membagi ke dalam lima bab, diantaranya:


(22)

Cicih Wiarsih, 2013

Keefektifan Media Komik Dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Mengapresiasi Drama

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab I tersusun atas latar belakang masalah, identifikasi dan pertanyaan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian dan definisi oprasional dan yang terakhir adalah struktur organisasi tesis.

BAB II KAJIAN TEORETIS

Bagian bab II ini berisikan tentang konsep dasar atau teori-teori para ahli yang dijadikan sebagai landasan peneliti dalam melakukan penelitian lapangan. BAB III METODE PENELITIAN

Bab III merupakan uraian berkenaan dengan langkah-langkah atau metode yang digunakan peneliti dalam mencari, mengumpulkan data, juga menganalisis data. Terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrument yang digunakan serta teknik pengolahan data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bagian ini merupakan gambaran berkenaan dengan bagaimana peneliti menganalisis data lapangan yang kemudian dilanjutkan dengan pembahasan berdasarkan data dan sumber referensi yang mendukung penelitian pada kajian teoretis.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bagian ini merupakan bagian akhir dari sebuah tulisan, dimana peneliti memaknai penelitian yang dilakukan dan saran atas hasil penelitian dan penelitian selanjutnya.


(23)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuasi eksperimen dipilih karena penelitian ini bukan dalam kondisi laboratorium tapi dalam kegiatan sehari-hari sehingga tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang dapat mempengaruhi variabel bebas dan terikat secara ketat. McMillan dan Schumacher (2001: 402) menegaskan bahwa penelitian quasi eksperimen adalah “a type of experiment with research

participants are not randomly assigned to the experimental and control group.”

Individu tidak secara acak mempunyai peluang yang sama baik dalam kelompok eksperimen maupun dalam kelompok kontrolnya.

Pendekatan penelitian kuantitatif menampilkan hasil statistik yang disajikan dengan angka (McMillan and Schumacher, 2001: 22). Pendekatan penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis (Sugiyono, 2007:14). Dalam hal ini hipotesis yang akan diuji adalah peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan


(24)

Cicih Wiarsih, 2013

Keefektifan Media Komik Dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Mengapresiasi Drama

kemampuan mengapresiasi drama sebagai dampak penggunaan media komik di kelas V SD Laboratorium Percontohan UPI.

B. Desain Penelitian

Jenis desain dalam penelitian ini berbentuk desain Nonequivalent (Pretest

and Posttest) Control Group Design. Menurut Creswell (2010 : 132), Nonequivalent (Pretest and Posttest) Control Group Design adalah :

In this design, a popular approach to quasi experiments, the experimental group A and the control group B are selected without random assignment. Both group take a pretest and posttest, and only the experimental group received the treatment.

Berdasarkan pendapat Cresswell, Nonequivalent (Pretest dan Posttest)

Control Group Design merupakan pendekatan yang paling populer dalam kuasi

eksperimen, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dipilih bukan dengan cara random. Kedua kelompok diberi pretest dan posttest dan hanya kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan, tetapi melaksanakan pembelajaran seperti biasa yaitu menerima materi dari guru secara konvensional.

Sependapat dengan Cresswell, McMillan and Schumacher (2001: 456) mengemukakan bahwa:

The most commonly used quasi-experimental design in educational research is the nonequivalent control groups design. In this design, research participants are not randomly assigned to experimental and control groups, and both groups take a pretest and posttest. Except for random assignment, the steps involved in this design are the same as for the pretest-posttest experimental control group design.

Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa desain quasi eksperimen yang paling banyak digunakan dalam penelitian pendidikan adalah nonequivalent


(25)

control group design. Dalam desain ini, partisipan penelitian baik pada kelompok

eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Diluar dari pemilihan partisipan atau responden, langkah-langkah dalam desain ini sama dengan pretest-posttest experimental control group design.

Pada penelitian ini ada dua kelompok subjek penelitian yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk kelompok eksperimen pembelajaran apresiasi drama menggunakan media komik, sedangkan pada kelompok kontrol pembelajaran drama menggunakan media pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran langsung dan metode ceramah yang masih berpusat pada guru

(teacher center). Kedua kelompok diberikan pretes dan postes, dengan

menggunakan instrumen tes yang sama. Di bawah ini desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini:

Treatment group R O1 X1 O2 Control group R O3 X2 O4

(Sugiyono, 2010: 112) Keterangan:

R = subjek eksperimen O1 = pretes kelas eksperimen

X1 = perlakuan di kelas eksperimen yang menggunakan media pembelajaran komik

O2 = postes kelas eksperimen O3 = pretes kelas kontrol

X2 = perlakuan di kelas eksperimen yang menggunakan media pembelajaran teks drama


(26)

Cicih Wiarsih, 2013

Keefektifan Media Komik Dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Mengapresiasi Drama

C. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa istilah yang diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Media komik adalah media berupa gambar berseri yang digunakan untuk memunculkan dan mengembangkan ide kreatif siswa dalam mengapresiasi drama.

2. Kemampuan berpikir kreatif didefinisikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh pribadi kreatif yang berupa kemampuan atau kesanggupan seseorang untuk mencipta gagasan baru secara lancar, luwes, orisinil dan terperinci

3. Kemampuan mengapresiasi drama adalah kemampuan menulis dan memerankan drama yang terpusat pada sejumlah pengetahuan teoretis dan kemampuan praktis dalam penguasaan drama. Adapun pada pembelajaran dikelas, guru menggunakan media komik dalam pembelajarannya.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang terdapat dalam penelitian ini adalah: 1. media komik sebagai variabel independent/ bebas (x)

2. kemampuan berpikir kreatif sebagai variabel dependent/terikat (y1) 3. kemampuan mengapresiasi drama sebagai variabel dependent/terikat (y2)

Secara visual, hubungan antara variabel-variabel yang terkandung dalam penelitian di atas dapat dilukiskan sebagai berikut.


(27)

Keterangan :

X : media komik

Y1 : kemampuan berpikir kreatif Y2 : kemampuan mengapresiasi drama

E. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Alasannya, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa di sekolah tersebut pembelajaran drama sudah berjalan dengan baik tetapi perlu adanya inovasi dalam cara penyampaian pembelajaran karena selama ini di sekolah tersebut masih menggunakan model pembelajaran konvensional terutama dalam pembelajaran drama masih mengandalkan media teks buku/teks drama saja. Berdasarkan alasan tersebut maka peneliti berkeinginan untuk menggunakan media pembelajaran menggunakan komik dalam melihat efektivitasnya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan mengapresiasi drama.

Subjek penelitian yang diambil adalah siswa kelas V SD Laboratorium Percontohan UPI yaitu kelas VA sebagai kelas eksperimen dan kelas VB sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 44 orang. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang didasarkan atas tujuan tertentu. Purposive sampling digunakan karena untuk menyeragamkan karakteristik yang terdapat di dalam pengambilan sampel (Riduwan, 2008: 61). Adapun pemilihan subjek siswa kelas V ini didasarkan pada pertimbangan bahwa pembelajaran drama terdapat dalam KTSP SD kelas V semester 2. Selain itu, Santrock (2001:363) menyatakan bahwa “anak pada usia 11 tahun, sudah memahami dan menggunakan tatabahasa yang kompleks


(28)

Cicih Wiarsih, 2013

Keefektifan Media Komik Dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Mengapresiasi Drama

sehingga mampu menghasilkan narasi yang saling melengkapi dan masuk akal.” Serta siswa SD Kelas V rata-rata berusia 11 tahun.

F. Prosedur Penelitian

1. Tahap Perencanaan Penelitian

Menurut Suyanto (1997: 16) dalam tahap perencanaan peneliti telah merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap sebagai solusi. Pada tahap perencanaan ini terdapat beberapa kegiatan, yaitu:

a. melakukan observasi sekolah, untuk menentukan variabel penelitian dan sekolah sebagai sampel penelitian

b. memohon izin kepala sekolah yang akan dijadikan subjek penelitian agar diperbolehkan untuk mengambil data penelitian terutama di kelas V

c. melakukan studi kepustakaan mengenai media komik, berpikir kreatif dan apresiasi drama

d. menganalisis SK, KD, indikator, dan indikator pembelajaran apresiasi drama di SD yang selanjutnya dari hasil analisis tersebut dijabarkan melalui penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

e. menganalisis buku sumber mengenai materi apresiasi drama f. membuat instrumen penelitian

g. Melakukan validasi instrumen penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini merupakan tahap pengumpulan data. Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan antara lain :


(29)

a. memberikan pretest pada dua kelas yang dijadikan subjek penelitian untuk mendapatkan data awal kemampuan berpikir kreatif, dan kemampuan mengapresiasi drama (menulis naskah drama dan memperagakan drama) siswa sebelum mengikuti pembelajaran

b. melakukan persiapan pelaksanan bersama guru, pada kelas eksperimen guru diberikan pelatihan cara menggunakan media komik. Pada kelas eksperimen digunakan pembelajaran apresiasi drama menggunakan media komik. Sedangkan, pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran dengan cara belajar yang biasa lakukan guru tanpa ada perlakuan berbeda

c. melakukan posttest, untuk menilai kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan mengapreasiasi drama, serta pemberian angket.

3. Tahap Pengolahan Data Penelitian

Tahap ini merupakan tahap pengolahan dan analisis data penelitian. Data hasil penelitian yang diperoleh berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil tes siswa, diolah dan dianalisis. Hasil temuan dalam penelitian dipaparkan dalam pembahasan, dan ditarik kesimpulan dari hasil temuan tersebut.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah segala peralatan yang digunakan untuk memperoleh, mengolah, dan menginterpretasikan informasi setiap responden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama. Instrumen penelitian dirancang dengan satu tujuan penelitian dan tidak akan digunakan pada penelitian lain. Maka untuk mendapatkan data yang relevan dan sesuai dengan variabel penelitian harus


(30)

Cicih Wiarsih, 2013

Keefektifan Media Komik Dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Mengapresiasi Drama

ada instrumen yang baik dan tepat. Instrumen penelitian sangat diperlukan karena digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian. Jadi, instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam atau sosial yang diamati. (Sugiyono, 2010: 148).

Selain pendapat Sugiyono di atas, Arikunto (1996:91) juga menjelaskan, bahwa, “instrumen tes adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya akan lebih baik, dalam arti cepat, lengkap, sistematis sehingga akan lebih mudah untuk diolah”.

Dalam penelitian yang berjudul “ Keefektifan Media Komik dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kemampuan Mengapresiasi Drama” ini, ada tiga instrumen atau alat bantu yang digunakan, yaitu:

1. Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media komik. Tes ini dibuat dalam bentuk tes aplikasi dengan jumlah pilihan (option) sebanyak dua.

2. Tes portofolio berupa menulis naskah drama dan tes performansi. Tes ini diberikan untuk mengetahui kemampuan siswa mengapresiasi drama. Pada tahap awal sebelum dilakukan tes performansi siswa diminta untuk membuat naskah drama dan naskah yang dihasilkan merupakan pedoman pelaksanaan tes performansi.

3. Pedoman observasi digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif. Observasi ini dilakukan pada tahap penulisan naskah drama, dari hasil tes menulis naskah drama dan tahap performansi drama. Data yang dihasilkan


(31)

berupa analisis indikator berpikir kreatif dalam naskah drama, pada proses menulis naskah drama dan kegiatan performansi drama. Pedoman observasi dianalisis melalui teks naskah drama yang dibuat oleh siswa dan video kegiatan performansi drama. Ada beberapa langkah yang dilakukan dalam rangka menganalisis naskah drama dan video performansi, yaitu: (1) naskah drama; naskah dianalisis berdasarkan kriteria yang akan dianalisis, hasil analisis dikelompokkan pada setiap aspek yang dibutuhkan dalam penelitian yang akhirnya adalah merupakan data penelitian untuk penilaian kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan menulis drama, (2) video performansi; mentransfer video, adalah untuk tujuan setiap rekaman video yang diperoleh dapat diputar kembali menggunakan komputer dan rekaman video dipindahkan dalam bentuk digital; mentranskrip video, adalah menuliskan semua percakapan yang terekam dalam video; dan koding, yaitu pengalihkodean audio visual yang dihasilkan dalam rekaman kedalam bentuk tulisan yang disebut dengan istilah videograph dan hasilnya berupa grafictext. Selain itu peneliti melampirkan RPP yang menjelaskan pembelajaran drama menggunakan media komik, adapun langkah-langkah dalam penyusunan instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut:

Untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan maka peneliti terlebih dahulu meyusun kisi-kisi intrumen penelitian seperti tertera pada tabel di bawah ini.


(32)

Cicih Wiarsih, 2013

Keefektifan Media Komik Dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Mengapresiasi Drama

Tabel 3.1

KISI-KISI INSTRUMEN

No. Variabel

Penelitian Aspek Indikator

1 Media Komik Minat Siswa Pengetahuan siswa tentang komik

Ketertarikan siswa dalam mempelajari drama menggunakan media komik Penggunaan

visualisasi

Lebih memahami materi

Penerapan materi menjadi lebih jelas Penggunaan bahasa Bahasa yang digunakan dapat

dipahami

Bahasa yang digunakan sulit dipahami Penggunaan

gambar

Gambar yang disajikan mewakili materi

Gambar yang disajikan jelas

Komposisi warna Warna yang digunakan sesuai

Warna yang digunakan cocok

2 Berpikir Kreatif Kelancaran

(fluency)

Rasa ingin tahu yang tinggi dalam mempelajari bahan pelajaran Mampu bekerja sendiri dalam memecahkan masalah

Fleksibilitas (flexibility)

Memiliki gagasan dan pendapat dalam menyelesaikan masalah

originalitas (originality)

Memiliki daya imajinasi serta menyukai hal-hal yang baru Merinci (elaborate) Keberanian mengambil resiko

Percaya diri

3 Mengapresiasi

Drama a. Menulis Naskah Drama Struktur drama (plot, karakter, tema)

Mampu menulis naskah drama yang memiliki struktur drama

Tekstur Drama (dialog, kramagung)

Mampu menulis naskah drama yang memiliki tekstur drama

Kesesuaian dengan cerita komik

Mampu menuliskan naskah drama sesuai dengan cerita dalam komik Naskah drama

disajikan dalam satu babak

Mampu menuliskan drama yang disajikan dalam satu babak Kesesuaian

penggunaan bahasa

Mampu menulis naskah drama menggunakan kaidah ejaan yang disempurnakan dengan tepat, memiliki keajegan penulisan , dan kesesuaian bahasa dengan karakter tokoh

b. Memerankan

drama (Performansi)

Lafal Memerankan tokoh drama dengan

intonasi yang tepat dan jelas

Intonasi Memerankan tokoh drama dengan lafal

yang tepat dan jelas

Ekspresi Memerankan tokoh drama dengan


(33)

Tabel 3.2

Pedoman Angket Efektivitas Media Komik No Parameter

Yang Diukur Isi Pertanyaan

Respon Ya Tidak

1 Minat siswa Saya suka komik

Setiap ada waktu, saya membaca komik

Penggunaan bahasa

Bahasa yang digunakan dalam komik dapat dipahami

Penggunaan gambar

Gambar yang disajikan dalam komik menarik

Gambar yang disajikan jelas Komposisi

warna

Warna yang digunakan sesuai dan cocok

Penggunaan visualisasi

Dengan menggunakan komik, pembelajaran menjadi lebih menarik dan jelas

Saya suka bermain drama berdasarkan cerita dari komik

(Nurgiyantoro, 2010: 346 dengan penyesuaian oleh peneliti)

Tabel 3.3

Pedoman penilaian berpikir kreatif No Parameter

yang diuji

Indikator penilaian Skor

1 Kelancaran (fluency)

a. Rasa ingin tahu yang tinggi dalam mempelajari bahan pelajaran

b. Mampu bekerja sendiri dalam memecahkan masalah

20

2 Fleksibilitas (flexibility)

Memiliki gagasan dan pendapat dalam menyelesaikan masalah

30

3 Originalitas (originality)

Memiliki daya imajinasi serta menyukai hal-hal yang baru

30

4 Merinci (elaborate)

a. Keberanian mengambil resiko b.Percaya diri

20


(34)

Cicih Wiarsih, 2013

Keefektifan Media Komik Dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Mengapresiasi Drama

Tabel 3.4

Pedoman Tes Performansi Apresiasi Drama

No Nama Siswa

Aspek yang Dinilai

Pelafalan Intonasi Ekspresi

1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 S-1

2 S-2

3 S-3

4 S-4

5 S-5

Dst. Dst.

Tabel 3.5

Deskriptor Kriteria Skor Tes Performansi Setiap Item No. Aspek

Penilaian

Deskripsi Kriteria Rentang

Skor

1. Pelafalan siwa tidak mampu memerankan tokoh drama dengan lafal yang tepat dan jelas

1-10 siswa mampu memerankan tokoh drama dngan

lafal yang tepat namun tidak jelas atau sebaliknya

11-20

siswa mampu memerankan tokoh drama dengan lafal yang tepat dan jelas

21-30

2 Intonasi siswa tidak mampu memerankan tokoh drama dengan intonasi yang benar dan tepat

1-10

siswa mampu memerankan tokoh drama dengan intonasi yang benar namun kurang tepat atau sebaliknya

11-20

siswa mampu memerankan tokoh drama dengan intonasi yang benar dan tepat

21-30 3 Ekspresi siswa tidak mampu memerankan tokoh drama

dengan ekspresi yang tepat dan penuh penjiwaan

1-10

siswa mampu memerankan tokoh drama dengan ekspresi yang tepat namun kurang menjiwai atau sebaliknya

11-20

siswa mampu memerankan tokoh drama dengan ekspresi yang tepat dan penuh penjiwaan

21-30 (Harsiati, 2003: 5 dengan penyesuaian skor oleh peneliti)


(35)

Tabel 3.6

Pedoman Penilaian dan Deskripsi Kriteria Tes Menulis Naskah Drama

No Aspek

Penilaian

Deskripsi Kriteria Rentang

Skor

1. Plot a. Konflik tergambar sangat tajam dan jelas 12-15

b. Konflik tergambar dengan tajam dan jelas 8-11

c. Konflik tergambar cukup tajam 4-7

d. Konflik tergambar kurang tajam 1-3

2 Karakter Tokoh

a. Karakter tokoh tergambar sangat jelas 12-15

b. Karakter tokoh tergambar dengan jelas 8-11

c. Karakter tokoh tergambar cukup jelas 4-7

d. Karakter tokoh tergambar kurang jelas 1-3

3 Tema a. Tema sangat sesuai dengan cerita dalam komik dan memiliki nilai dramatik

12-15 b. Tema sesuai dengan cerita dalam komik dan memiliki

nilai dramatik

8-11 c. Tema cukup sesuai dengan cerita dalam komik dan

cukup memiliki nilai dramatik

4-7 d. Tema kurang sesuai dengan cerita dalam komik dan

kurang memiliki nilai dramatik

1-3 4 Dialog a. Dialog sangat melukiskan perwatakan, konflik dan

klimaks

12-15 b. Dialog melukiskan perwatakan, konflik dan klimaks 8-11 c. Dialog cukup melukiskan perwatakan, konflik dan

klimaks

4-7 d. Dialog kurang melukiskan perwatakan, konflik dan

klimaks

1-3

5 Kramagung a. Petunjuk laku pementasan sangat jelas 8-10

b. Petunjuk laku pementasan jelas 5-7

c. Petunjuk laku pementasan cukup jelas 3-4

d. Petunjuk laku pementasan kurang jelas 1-2

6 Kesesuaian cerita dengan media komik

a. Sangat sesuai dengan cerita dalam komik 8-10

b. Sesuai dengan cerita dalam komik 5-7

c. Cukup sesuai dengan cerita dalam komik 3-4

d. Kurang sesuai dengan cerita dalam komik 1-2

7 Naskah

disajikan dalam satu babak

a. Naskah drama disajikan dalam satu babak 8-10 b. Naskah drama disajikan lebih dari satu babak 5-7 c. Naskah drama disajikan kurang dari satu babak 3-4

d. Tidak berbentuk naskah drama 1-2

8 Kesesuaian penggunaan bahasa

a. Menggunakan kaidah ejaan yang disempurnakan dengan tepat, memiliki keajegan penulisan, dan kesesuaian bahasa dengan karakter tokoh

8-10

b. Menggunakan kaidah ejaan yang disempurnakan dengan tepat, memiliki keajegan penulisan, dan tidak ada kesesuaian bahasa dengan karakter tokoh

5-7

c. Menggunakan kaidah ejaan yang disempurnakan dengan tepat, tidak memiliki keajegan penulisan, dan tidak ada kesesuaian bahasa dengan karakter tokoh

3-4

d. Tidak menggunakan kaidah ejaan yang disempurnakan dengan tepat, tidak memiliki keajegan penulisan, dan tidak ada kesesuaian bahasa dengan karakter tokoh

1-2


(36)

Cicih Wiarsih, 2013

Keefektifan Media Komik Dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Mengapresiasi Drama

Tabel 3.7

Nilai dan Kategori Kemampuan Menulis Naskah Drama

No. Nilai Kategori

1 85-100 Sangat Baik

2 75-84 Baik

3 64-74 Cukup

4 ˂ 64 Kurang

H. Validitas dan Reliabilitas

Dasar penyusunan instrumen penelitian adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk dikembangkan menjadi indikator-indikator penelitian yang dapat dipahami dan sesuai dengan teori-teori pendukung sehingga diperoleh instrumen yang valid/sahih.

Kisi-kisi instrumen penelitian ini kemudian dinilai oleh expert judgment untuk mendapatkan persetujuan ahli mengenai penilaian sebuah penelitian, sedangkan hasil angket dan observasi digunakan untuk mengukur efektivitas media komik dan kemampuan berpikir kreatif.

Langkah yang akan dilakukan untuk memenuhi prinsip kesahihan intrument

prestes dan posttest yang akan digunakan untuk mengumpulkan data adalah

sebagai berikut : a. Uji Validitas

Menurut Azwar (Milawati, 2011: 68) validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran


(37)

(tes) dalam melakukan fungsi ukurnya). Uji Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kelayakan interpretasi yang dibuat berdasarkan skor hasil tes yang terkait dengan penggunaan dan bukan terhadap instrumen itu sendiri (Nurgiyantoro, 2010:152). Maka validitas merupakan dukungan bukti dan teori terhadap penafsiran hasil tes sesuai dengan tujuan penggunaan tes. Valid tidaknya suatu instrumen dapat dilihat dari koefisien korelasi. Besarnya koefisien korelasi -1 ≤ r ≤ +-1. Koefisisen korelasi -1 (ada atau tidak ada tanda negative di depan angka) menunjukan terjadinya hubungan antar variabel (Susetyo, 2010:115).

Langkah yang dilakukan dalam melakukan uji validitas instrumen yaitu : 1) Mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan rumus Pearson Product

Moment, yaitu :

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Catatan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y n = jumlah siswa

X = item soal yang dicari

Y = skor tes yang diperoleh sampel

2) Perhitungan koefisien korelasi kemudian dihitungkan pada butir item, dan hasilnya dikonsultasikan ke dalam tabel Harga Produk Moment dengan taraf signifikansi 95% untuk penelitian sosial. Harga koefisian korelasi (rxy) memiliki kriteria sebagai berikut :


(38)

Cicih Wiarsih, 2013

Keefektifan Media Komik Dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Mengapresiasi Drama

Tabel 3.8

Kategori Harga Koefisien Korelasi

Batasan Kategori

0,75 ˂rxy ≤ 10,0 Sangat Baik

0,50 ˂rxy ≤ 0,75 Baik

0,25 ˂rxy ≤ 0,50 Cukup

0,00 ˂rxy ≤ 0,25 Kurang

3) Hasil yang didapat dengan rumus Pearson Product Moment lalu didistribusikan kedalam rumus uji t, yaitu :

√ √

Catatan :

n = jumlah responden r = koefisien korelasi

4) Hasil thitung kemudian dikonsultasikan dengan harga ttabel dengan taraf kepercayaan 95% pada derajat kebebasan dk = n-2. Jika thitung > ttabel maka item tersebut dinyatakan valid.

b. Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan atau keajegan alat ukur dalam mengukur apa yang diukur, artinya kapanpun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil yang sama. Jika sebuah tes diujicobakan lebih dari satu kali kepada subjek yang sama dalam waktu yang berbeda dapat menghasilkan data yang kurang lebih sama (Nurgiyantoro, 2010: 165). Alat ukur instrumen dikatakan baik bila reliabilitasnya tinggi. Untuk mengetahui apakah suatu tes memiliki reliabilitas tinggi, sedang atau rendah dapat dilihat dari koefisien reliabilitasnya (Susetyo, 2010:115).


(39)

Adapun uji reliabilitas dengan metode Alpha terhadap hasil penelitian dapat dilakukan dengan cara :

1) Menghitung jumlah total variabel dari setiap item dengan rumus:

∑ ∑ Catatan :

Si = varian skor tiap butir item ∑Xi2 = jumlah kuadrat item Xi n = jumlah responden

2) Mencari jumlah varians setiap butir item dengan menggunakan rumus:

3) Mencari harga varians total dengan rumus

∑ ∑

Catatan :

St = variasi total

∑Xt2 = jumlah kuadrat item X total n = jumlah responden

4) Mengkonsultasikan harga rhitung kedalam rtabel dengan derajat kepercayaan 95% pada derajat kebebasan dk = n-2

5) Menentukan keputusan dengan membandingan r11 terhadap rtabel. Jika r 11>rtabel, maka data reliabel, dan sebaliknya jika r11<rtabel maka data tidak reliabel.


(40)

Cicih Wiarsih, 2013

Keefektifan Media Komik Dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Mengapresiasi Drama

I. Pengolahan dan Analisis Data Hasil Penelitian

Hasil data Skor Gain dianalisis secara statistic dengan menggunakan

Software Statistical Package for Social Science (SPSS) for windows versi 17.0

dengan tahapan sebagai berikut : 1. Uji Gain Ternormalisasi

Uji gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar antara sebelum dan sesudah pembelajaran dengan G-factor (N-Gain) (Hake & Mettzler, 2002: 126), berikut kriteria N-Gain dapat dilihat pada table 3.9.

Tabel 3. 9

Kriteria Peningkatan N-Gain

Gain ternormalisasi (G) Kriteria peningkatan

G < 0.3 Rendah

0,3 < G < 0,7 Sedang

G > 0,7 Tinggi

2. Uji Normalisasi

Uji normalisasi digunakan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat ditentukan uji hipotesis yang akan digunakan uji parametric. Uji normalisasi yang digunakan adalah uji statistik

Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk, dengan batuan SPSS versi 17.0 for windows . uji ini

dilakukan untuk niai tes awal, tes akhir, dan N-Gain, baik kelas kontrol maupun kelas eksperiemen.


(41)

3. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas dilakukan dengan uji Levene melalu bantuan SPSS versi 17.0

for windows dengan batas signifikansi 95%. Kriteriannya:

a. Jika probabilitas atau signifikansi > 0,05 maka varian kelompok sama. b. Jika probabilitas atau signifikansi < 0,05 maka varian kelompok berbeda. 4. Uji T

Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis. Pengujian uji T dilakukan berdasarkan hipotesis statistik berikut:

Ho: Tidak Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan mengapresiasi drama siswa di kelas eksperimen dan di kelas kontrol.

H1: Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan mengapresiasi drama siswa di kelas eksperimen dan di kelas kontrol.


(42)

Cicih Wiarsih, 2013

Keefektifan Media Komik Dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Mengapresiasi Drama

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini dikemukakan tentang simpulan dan saran yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun simpulan dan saran tersebut adalah sebagai berikut.

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dapat disimpulkan bahwa:

1. Dari hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa media komik efektif digunakan dalam peningkatan kemampuan berpikir kreatif untuk 22 orang siswa. Hasil observasi kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen yang menggunakan media komik diperoleh nilai rata-rata kemampuan berpikir kreatif sebesar 24,55 sedangkan pada kelas kontrol yang menggunakan media teks drama sebesar 16,14.

2. Berdasarkan perolehan data hasil penelitian, diperoleh simpulan bahwa media komik efektif digunakan dalam peningkatan kemampuan apresiasi drama untuk 22 orang siswa. Siswa di kelas eksperimen mengalami peningkatan kemampuan menulis naskah drama lebih tinggi dibandingkan dengan siswa di kelas kontrol. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil penelitian tentang kemampuan mengapresiasi drama pada aspek menulis naskah drama mendapatkan gain sebesar 36,86 sedangkan pada kelas kontrol yang menggunakan media teks drama mendapatkan gain sebesar 18,41. Begitu pula


(43)

dengan kemampuan performansi drama, siswa di kelas eksperimen yang menggunakan media komik mengalami peningkatan lebih signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan media teks drama. Hal ini terbukti dari perolehan gain di kelas eksperimen mendapatkan rata-rata gain sebesar 2,32 sedangkan di kelas kontrol sebesar 0,82.

3. Terdapat hubungan antara kemampuan berpikir kreatif dengan kemampuan mengapresiasi drama siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan korelasi antara kemampuan berpikir kreatif dengan kemampuan mengapresiasi drama berada di bawah taraf signifikansi α 0,05 yaitu sig (2-tailed) 0,01 yang berarti antara kemampuan berpikir kreatif dengan kemampuan mengapresiasi drama saling berkorelasi atau berhubungan dan signifikan.

B.Saran

Berdasarkan temuan dilapangan dan hasil analisis penelitian, peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan guru pada khususnya. Penggunaan media komik dapat mendorong rasa ingin tahu dan dapat meningkatkan pola berpikir secara kreatif.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan penelitian selanjutnya berkaitan dengan pembelajaran apresiasi drama menggunakan media komik. Dengan demikian media komik akan semakin sempurna baik dari segi proses, maupun dari segi pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus benar-benar menguasai dan memahami media komik dengan kebutuhan anak dan tujuan pembelajaran.


(44)

Cicih Wiarsih, 2013

Keefektifan Media Komik Dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Mengapresiasi Drama

Sebagai tindak lanjut dan masukan dari hasil penelitian ini, berikut peneliti kemukakan beberapa saran dengan harapan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.

1. Bagi Guru bahasa Indonesia media komik dapat dijadikan alternatif media pembelajaran dan dapat diterapkan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan terutama kemampuan mengapresiasi drama. Namun demikina, dalam penerapan media komik, guru harus memperhatikan:

a. Keberagaman komik. Pemilihan media komik harus selektif, jangan sampai memilih komik yang bersifat negatif bagi pembelajaran. Alangkah lebih baik jika guru membuat sendiri media komik yang akan digunakan, sehingga sesuai dengan karakter peserta didik.

b. Penggunaan media komik dalam pembelajaran perlu disesuaikan dengan jam pelajaran yang tersedia.

c. Penelitian ini di laksanakan di SD Laboratorium Percontohan UPI yang tentu memiliki motivasi belajar berbeda dengan sekolah lainnya. Oleh sebab itu, jika media komik akan dilakukan dalam penelitian bahasa lainnya, alangkah lebih baik jika dilakukan studi pendahuluan.

2. Bagi pimpinan Sekolah Dasar dan Lembaga Terkait (LPMP, P4TK, PGRI, Ditjen Pendidikan Dasar dan Dinas Pendidikan)

a. Hendaknya pimpinan sekolah lebih memotivasi guru untuk lebih kreatif dalam penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi anak dan fasilitas yang tersedia.


(45)

b. Memperluas kesempatan bagi para guru untuk berinovasi serta menyediakan media pembelajaran yang menunjang.

c. Pembelajaran apresiasi drama menggunakan media komik merupakan sebuah upaya menumbuhkembangkan nilai-nilai karakter. Oleh karena itu, media ini perlu disosialisasikan dengan sebaik-baiknya dengan harapan dimasa mendatang dapat digunakan tidak hanya dalam pembelajaran bahasa Indonesia.


(46)

Cicih Wiarsih, 2013

Keefektifan Media Komik Dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Mengapresiasi Drama

DAFTAR PUSTAKA

Al Adzani Art. (2012). Drama menurut para ahli. [Online]. Tersedia: http://aladzaniart.blogspot.com/2012/04/drama.html. [4 Juni 2012]

Aminuddin. (2010). Apresiasi Drama. Jakarta: Angkasa Arikunto, S. (1996) Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Atmazaki. (1992). Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kualitas Interaksi dengan

Karya Sastra sebagai Determinan Kemampuan Mengapresiasi Karya Sastra. Tesis Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada

Pascasarjana IKIP Bandung: tidak diterbitkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Kurikulum 2006 Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Jakarta: Media makmur Majumandiri

Bonneff, Marcel. (1998). Komik Indonesia. (terj. Rahayu S. Hidayat). Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)

Creswell, J.W. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Deporter, B. & Hernacki, M. (2009). Quantum Learning. (Terj. Alwiyah Abdurrahman). Bandung: Kaifa

Desmasary, Dewi. (2012). Penggunaan Media Komik untuk Meningkatkan

Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunagrahita Ringan Kelas D6 Di SLB B-C Pambudi Dharma II Kota Cimahi. Skripsi Sarjana Pendidikan

Luar Biasa pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan

Evans, J.R. (1991). Creative Thinking. Cincinnati, Ohio: South Western Publishing Co

Fauziah, Y.N. (2011). Analisis Kemampuan Guru Dalam Mengembangkan

Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Kelas V Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam: Studi Komparatif Pada Guru Sekolah Dasar Kelas V Di Beberapa Sekolah Dasar Di Kota Bandung Tahun Ajaran 2010-2011. Tesis Magister Pendidikan Dasar pada SPs UPI


(47)

Fitria, R. (2010). Komik Sebagai Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://rizcafitria.wordpress.com/2010/07/05/komik-sebagai-media-pembelajaran/. [4 Juni 2012]

Gani, Rizanur. (1981). Pengajaran Apresiasi Puisi. Jakarta: P3G Depdikbud Hake & Meltzer, D. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Gains in Phisics : A Possible “Hidden Variable in Diagnostic Pre Test Scores”. Departemen of Phisicsand Astronomy Iowa: State University : Ames Iowa

Hamalik, Oemar. (1989). Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Harsiati, T. (2003). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Harymawan, RMA. (1993). Dramaturgi. Bandung: Remaja Rosdakarya Jabrohim, dkk. (2003). Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Herdian. (2010). Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa. [online]. Tersedia: http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-berfikir-kreatif-siswa/. [6 Juni 2012]

Lambertus. (2010). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematik Siswa SD Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Disertasi Doktor Pendidikan Matematika pada SPs

UPI Bandung: tidak diterbitkan

Luxemburg, dkk. (1984). Pengantar Ilmu Sastra. (Terj. Dick Hartoko). Jakarta: Gramedia

Maharsi, Indiria. (2011). Komik: Dunia Kreatif Tanpa Batas. Yogyakarta: Kata Buku

Mahmudi. (2011). Pembelajaran Menulis Naskah Drama Dengan Model

Konsiderasi Dan Pemeranannya Sebagai Pengekspresian Nilai-Nilai Karakter. Tesis Magister Pendidikan Bahasa Indonesia pada SPs UPI

Bandung: tidak diterbitkan

McCloud, Scott. (2008a). Understanding Comics. Memahami Komik. (Terj. S.Kinanti). Jakarta: KPG ( Kepustakaan Populer Gramedia)


(48)

Cicih Wiarsih, 2013

Keefektifan Media Komik Dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Mengapresiasi Drama

McCloud, Scott. (2008b). Reinventing Comics. Mencipta Ulang Komik. (Terj. Damaring Tyas Wulandari Palar). Jakarta: KPG ( Kepustakaan Populer Gramedia)

McMillan, J. H. & Schumacher, S. (2001). Research in Education. New York: Longman

Milawati, Teti. (2011) Peningkatan Kemampuan Anak Memahami Drama dan

Menulis Teks Drama Melalui Model Pembelajaran Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI). Tesis Magister Pendidikan Dasar pada SPs UPI

Bandung: tidak diterbitkan

Munandar, Utami. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Munandi, Y. (2010). Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta : Gaung Persada Press

Novita. (2011). Apresiasi Sastra (Anak). [Online]. Tersedia: http://vhynjak.blogspot.com/2011/05/apresiasi-sastra-anak.html. [2 Juni 2012]

Nurgiyantoro, Burhan. (2001). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE

Nurgiyantoro, Burhan. (2005). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Olivia, Femi. (2008). Gembira Belajar dengan Mind Mapping. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Poerwadarminto. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Rahim, Abdul Rahman. (2011). Apresiasi Sastra Anak. [Online]. Tersedia:

http://pjjpgsd.dikti.go.id/mod/resource/view.php?id=26&subdir=/Mata%2 0Kuliah%20Awal/Kajian%20Bahasa%20Indonesia%20SD/BAC. Akses [14 Agustus 2012]

Rahmat, Abd., dkk. (1989). Kemampuan Apresiasi Sastra Murid SMA Jawa

Timur. Jakarta: PPPB

Riduwan. (2008). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta


(49)

Rosdiana, Yusi., dkk. (2008). Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka

Rotenberg, Robert. (2005). The Art & Craft of College Teaching: A Guide for

New Professors & Graduate Students. United State: Left Coast Press,Inc

Santoso. (2001). SPSS Versi 10. Jakarta: Gramedia

Santrock, J. W. (2001) Life-Span Development Jilid I (Alih Bahasa: Juda Damanik dan Ahmad Chusairi). Jakarta: Erlangga

Santyasa, W. (2007). Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Makalah pada Workshop Guru SMA Banjar Angkan, Klungkung

Sudjana, N. dan Rivai, A. (2011). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algesido

Sugiyono. (2007). Statistik untuk Penelitian . Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sundusiah, Suci. (2008). Respons Pembaca Anak Terhadap Cerita Klasik yang

Ditansformasikan Ke dalam Komik. Tesis Magister Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia pada SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan

Suryana, Nana. (2009). Kontribusi Pola Komunikasi dan Gaya Perlakuan Orang

Tua Terhadap Perilaku Sosial Anak Usia 4-6 Tahun: Studi Deskriptif Analitik Terhadap Orang Tua Di Dusun Godebag Desa Tanjungkerta Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya. Tesis Magister

Pendidikan Dasar Pada SPs Upi Bandung: Tidak Diterbitkan

Susetyo, B. (2010). Statistika untk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama

Susilo, R. A. (2009). Peningkatan Kemampuan Pemahaman Unsur Intrinsik

Drama dengan Menggunakan Media Audiovisual Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tawangsari Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi. Universitas

Muhammadiyah Surakarta: tidak diterbitkan

Suyanto. (1997). Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Depdikbud

Yusuf LN., Syamsu. (2004). Psikologi Perkembangan Anak Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya


(50)

Cicih Wiarsih, 2013

Keefektifan Media Komik Dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Mengapresiasi Drama

Tarigan, H.G. (1984). Dasar-dasar Psikosastra. Bandung: Angkasa Teeuw, A. (1984). Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya

Waluyo, Herman J. (2002). Drama Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta: Hanindita Graha Widia

Winardi, E.C. (1990). Berpikir Kreatif dalam Managemen. Bandung Tarsito Wiyanto, Asul. (2005). Kesusastraan Sekolah. Jakarta: Grasindo

Wiyanto, Asul. (2002). Terampil Bermain Drama. Jakarta: Grasindo Zaidan, A.R., dkk. (2004). Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka

Zulkarnain, Ali I. (2008). Penerapan Metode Pembelajaran Peta Konsep untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa dalam Pembelajaran IPS SD (Quasi Eksperimen pada Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Palangka). Tesis Magister Pendidikan Dasar pada SPs UPI


(1)

b. Memperluas kesempatan bagi para guru untuk berinovasi serta menyediakan media pembelajaran yang menunjang.

c. Pembelajaran apresiasi drama menggunakan media komik merupakan sebuah upaya menumbuhkembangkan nilai-nilai karakter. Oleh karena itu, media ini perlu disosialisasikan dengan sebaik-baiknya dengan harapan dimasa mendatang dapat digunakan tidak hanya dalam pembelajaran bahasa Indonesia.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Al Adzani Art. (2012). Drama menurut para ahli. [Online]. Tersedia: http://aladzaniart.blogspot.com/2012/04/drama.html. [4 Juni 2012]

Aminuddin. (2010). Apresiasi Drama. Jakarta: Angkasa Arikunto, S. (1996) Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Atmazaki. (1992). Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kualitas Interaksi dengan

Karya Sastra sebagai Determinan Kemampuan Mengapresiasi Karya Sastra. Tesis Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Pascasarjana IKIP Bandung: tidak diterbitkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Kurikulum 2006 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Media makmur Majumandiri

Bonneff, Marcel. (1998). Komik Indonesia. (terj. Rahayu S. Hidayat). Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)

Creswell, J.W. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Deporter, B. & Hernacki, M. (2009). Quantum Learning. (Terj. Alwiyah Abdurrahman). Bandung: Kaifa

Desmasary, Dewi. (2012). Penggunaan Media Komik untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunagrahita Ringan Kelas D6 Di SLB B-C Pambudi Dharma II Kota Cimahi. Skripsi Sarjana Pendidikan Luar Biasa pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan

Evans, J.R. (1991). Creative Thinking. Cincinnati, Ohio: South Western Publishing Co

Fauziah, Y.N. (2011). Analisis Kemampuan Guru Dalam Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Kelas V Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam: Studi Komparatif Pada Guru Sekolah Dasar Kelas V Di Beberapa Sekolah Dasar Di Kota Bandung Tahun Ajaran 2010-2011. Tesis Magister Pendidikan Dasar pada SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan


(3)

Fitria, R. (2010). Komik Sebagai Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://rizcafitria.wordpress.com/2010/07/05/komik-sebagai-media-pembelajaran/. [4 Juni 2012]

Gani, Rizanur. (1981). Pengajaran Apresiasi Puisi. Jakarta: P3G Depdikbud Hake & Meltzer, D. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Gains in Phisics : A Possible “Hidden Variable in

Diagnostic Pre Test Scores”. Departemen of Phisicsand Astronomy Iowa:

State University : Ames Iowa

Hamalik, Oemar. (1989). Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Harsiati, T. (2003). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Harymawan, RMA. (1993). Dramaturgi. Bandung: Remaja Rosdakarya Jabrohim, dkk. (2003). Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Herdian. (2010). Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa. [online]. Tersedia: http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-berfikir-kreatif-siswa/. [6 Juni 2012]

Lambertus. (2010). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SD Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Disertasi Doktor Pendidikan Matematika pada SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan

Luxemburg, dkk. (1984). Pengantar Ilmu Sastra. (Terj. Dick Hartoko). Jakarta: Gramedia

Maharsi, Indiria. (2011). Komik: Dunia Kreatif Tanpa Batas. Yogyakarta: Kata Buku

Mahmudi. (2011). Pembelajaran Menulis Naskah Drama Dengan Model Konsiderasi Dan Pemeranannya Sebagai Pengekspresian Nilai-Nilai Karakter. Tesis Magister Pendidikan Bahasa Indonesia pada SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan

McCloud, Scott. (2008a). Understanding Comics. Memahami Komik. (Terj. S.Kinanti). Jakarta: KPG ( Kepustakaan Populer Gramedia)


(4)

McCloud, Scott. (2008b). Reinventing Comics. Mencipta Ulang Komik. (Terj. Damaring Tyas Wulandari Palar). Jakarta: KPG ( Kepustakaan Populer Gramedia)

McMillan, J. H. & Schumacher, S. (2001). Research in Education. New York: Longman

Milawati, Teti. (2011) Peningkatan Kemampuan Anak Memahami Drama dan Menulis Teks Drama Melalui Model Pembelajaran Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI). Tesis Magister Pendidikan Dasar pada SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan

Munandar, Utami. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Munandi, Y. (2010). Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta : Gaung Persada Press

Novita. (2011). Apresiasi Sastra (Anak). [Online]. Tersedia: http://vhynjak.blogspot.com/2011/05/apresiasi-sastra-anak.html. [2 Juni 2012]

Nurgiyantoro, Burhan. (2001). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE

Nurgiyantoro, Burhan. (2005). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Olivia, Femi. (2008). Gembira Belajar dengan Mind Mapping. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Poerwadarminto. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Rahim, Abdul Rahman. (2011). Apresiasi Sastra Anak. [Online]. Tersedia:

http://pjjpgsd.dikti.go.id/mod/resource/view.php?id=26&subdir=/Mata%2 0Kuliah%20Awal/Kajian%20Bahasa%20Indonesia%20SD/BAC. Akses [14 Agustus 2012]

Rahmat, Abd., dkk. (1989). Kemampuan Apresiasi Sastra Murid SMA Jawa Timur. Jakarta: PPPB

Riduwan. (2008). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta


(5)

Rosdiana, Yusi., dkk. (2008). Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka

Rotenberg, Robert. (2005). The Art & Craft of College Teaching: A Guide for New Professors & Graduate Students. United State: Left Coast Press,Inc Santoso. (2001). SPSS Versi 10. Jakarta: Gramedia

Santrock, J. W. (2001) Life-Span Development Jilid I (Alih Bahasa: Juda Damanik dan Ahmad Chusairi). Jakarta: Erlangga

Santyasa, W. (2007). Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Makalah pada Workshop Guru SMA Banjar Angkan, Klungkung

Sudjana, N. dan Rivai, A. (2011). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algesido

Sugiyono. (2007). Statistik untuk Penelitian . Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sundusiah, Suci. (2008). Respons Pembaca Anak Terhadap Cerita Klasik yang Ditansformasikan Ke dalam Komik. Tesis Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan

Suryana, Nana. (2009). Kontribusi Pola Komunikasi dan Gaya Perlakuan Orang Tua Terhadap Perilaku Sosial Anak Usia 4-6 Tahun: Studi Deskriptif Analitik Terhadap Orang Tua Di Dusun Godebag Desa Tanjungkerta Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya. Tesis Magister Pendidikan Dasar Pada SPs Upi Bandung: Tidak Diterbitkan

Susetyo, B. (2010). Statistika untk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama

Susilo, R. A. (2009). Peningkatan Kemampuan Pemahaman Unsur Intrinsik Drama dengan Menggunakan Media Audiovisual Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tawangsari Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta: tidak diterbitkan

Suyanto. (1997). Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Depdikbud

Yusuf LN., Syamsu. (2004). Psikologi Perkembangan Anak Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya


(6)

Tarigan, H.G. (1984). Dasar-dasar Psikosastra. Bandung: Angkasa Teeuw, A. (1984). Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya

Waluyo, Herman J. (2002). Drama Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta: Hanindita Graha Widia

Winardi, E.C. (1990). Berpikir Kreatif dalam Managemen. Bandung Tarsito Wiyanto, Asul. (2005). Kesusastraan Sekolah. Jakarta: Grasindo

Wiyanto, Asul. (2002). Terampil Bermain Drama. Jakarta: Grasindo Zaidan, A.R., dkk. (2004). Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka

Zulkarnain, Ali I. (2008). Penerapan Metode Pembelajaran Peta Konsep untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa dalam Pembelajaran IPS SD (Quasi Eksperimen pada Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Palangka). Tesis Magister Pendidikan Dasar pada SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan