PENGARUH KINERJA MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU TERHADAP MUTU LAYANAN PEMBELAJARAN: Studi Deskriptif Analitik pada SMAN Berstandar Nasional/SSN di Kabupaten Indramayu.

(1)

DAFTAR ISI

Hal :

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Kegunaan Hasil Penelitian ... 11

E. Asumsi Dasar ... 12

F. Kerangka Pikir Penelitian ... 13

G. Hipotesis ... 16

H. Metode Penelitian ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Mutu Layanan Pembelajaran ... 21

B. Kinerja Manajemen Kepala Sekolah ... 30

C. Kinerja Guru ... 45

D. Hubungan Kinerja Manajemen Kepala Sekolah dan Kinerja Guru terhadap Mutu Layanan Pembelajaran ... 48

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 50

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 52

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 53

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 56

D. Pengembangan Alat Pengumpul Data ... 59

E. Teknik Pengumpulan Data ... 65

F. Instrumen Penelitian ... 66

G. Transformasi Data Ordinal ke Data Interval ... 69

H. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 70

I. Pengujian Persyaratan Analisis ... 73

J. Prosedur Penelitian ... 75

K. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 94

B. Hasil Penelitian ... 96

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 111


(2)

A. Kesimpulan ... 115

B. Implikasi ... 119

C. Rekomendasi ... 122

DAFTAR PUSTAKA ... 127

LAMPIRAN-LAMPIRAN : 3.1. Angket Uji Coba ... 131

3.2. Tabulasi Data Hasil Uji Coba ... 140

3.3. Data Hasil Uji Validitas ... 144

3.4 .Data Hasil Uji Reliabilitas ... 162

3.5. Angket Penelitian ... 164

3.6. Data Tabulasi Responden ... 172

3.7. Data Hasil Uji Normalitas ... 182

3.8. Data Hasil Uji Linieritas ... 189

4.1. Data Hasil Uji Regresi dan Korelasi ... 192

4.2. SK Pengangkatan Pembimbing Tesis ... 197

4.3. Surat Izin Penelitian ... 200 RIWAYAT HIDUP


(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Dengan pendidikan, sumber daya manusia akan memahami dan memiliki berbagai pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai manusia yang terdidik. Proses pendidikan berlangsung mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah. Melalui program pendidikan yang diselenggarakan di sekolah inilah para siswa akan dibekali dengan berbagai keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan jenjang dan bidangnya, sebagai bentuk investasi di masa mendatang.

Dalam rencana strategis pendidikan nasional (2006:69), disebutkan bahwa rencana pembangunan jangka panjang Pendidikan Nasional 2005–2025, digunakanlah empat tema strategis pembangunan pendidikan, yaitu (1) periode 2005–2010 : peningkatan kapasitas dan modernisasi, (2) periode 2010–2015 : penguatan pelayanan, (3) periode 2015 – 2020 : daya saing regional, dan (4) periode 2020-2025 : daya saing internasional.

Tema strategis pada periode tahun 2010-2015 ditekankan pada pembangunan penguatan pelayanan. Setelah rasio kebutuhan dan kesediaan sarana prasarana pendidikan nasional menjadi optimal, fokus selanjutnya adalah bagaimana meningkatkan mutu pendidikan agar relevan dan berdaya saing. Sasaran dan program-program kerja yang terkait harus mampu menjawab tuntutan mutu dari kapasitas pendidikan yang semakin besar dan desentralisasi fiskal serta otonomi


(4)

daerah yang semakin dewasa. Dengan demikian semua komponen pendidikan terutama ditingkat operasional dituntut untuk lebih partisipatif, akomodatif dan kreatif terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan.

Sekolah sebagai ujung tombak pelayanan pendidikan di tingkat operasional sangat strategis dalam menjalankan dan mencapai tujuan untuk peningkatan mutu pendidikan. Dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan diperlukan manajemen sekolah yang handal dan profesional yang terlihat pada tingginya kualitas layanan pembelajaran dan kualitas manajerial sekolah yang dibuktikan oleh mutu lulusan institusi (out put) dalam memenuhi kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan.

Peningkatan mutu pendidikan berarti upaya untuk meningkatkan pelayanan pendidikan dalam bentuk proses belajar mengajar di kelas dan pelayanan teknis operasional pendidikan yang membawa iklim perubahan di masyarakat, diperlukan manajerial dan kepemimpinan kepala sekolah yang memiliki visi, misi serta wawasan strategik dalam mengelola pendidikan.

Sekolah yang bermutu dan berkualitas akan melahirkan lulusan yang memiliki kompetensi, kepribadian dan ahlaq yang baik. Untuk menjadikan sekolah yang bermutu memerlukan berbagai kriteria dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh sekolah tersebut. Kriteria sekolah yang sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagaimana diamanatkan dalam UUSPN Tahun 2003 pasal 35 maupun dalam PP Nomor 19 Tahun 2005, yaitu ada delapan aspek atau standar nasional pendidikan, yaitu: (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan,


(5)

(5) standar pengelolaan, (6) standar sarana prasarana, (7) standar penilaian, dan (8) standar pembiayaan.

Keberhasilan dan kesuksesan penyelenggaraan pendidikan di tingkat sekolah ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai manajer menempati posisi yang telah ditentukan di dalam organisasi sekolah. Kepala sekolah mempunyai posisi puncak yang memegang kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi. Peran kepala sekolah sebagai pemimpin dan manajer perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan atau leadership, keterampilan teknis manajerial, motivasi dan disiplin kerja. Kedua peran ini bersatu dan melekat pada kepala sekolah. Sebagaimana disampaikan oleh (Sergiovani dan Starratt ,1993: 190) :

Sometimes leadership and management talent reside in the same person; at other times those talents are found in the different people. Leadership alone will not get the job done; there must be someone to administer schedules, complete reports, manage budgets and resources..

Guru sebagai ujung tombak pendidikan harus memiliki kompetensi, profesionalisme dan kemampuan paedagogik sehingga dapat memberikan layanan kepada peserta didik memperoleh dan mencapai kompetensi tertentu. Guru harus mempunyai kinerja yang tinggi, karena guru bertugas untuk membentuk watak, kepribadian dan pengetahuan para peserta didiknya menjadi lebih baik. Kinerja guru merupakan salah satu penentu keberhasilan proses belajar dalam mencapai tujuan pendidikan, dan kinerja guru juga pada akhirnya yang menentukan mutu lulusan. Karena itu kinerja guru yang baik atau berkinerja tinggi sangat diperlukan oleh institusi pendidikan manapun.


(6)

Guru merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran dan karena guru pulalah sebagai tenaga fungsional yang memiliki kewenangan operasional dalam mengorganisasikan pesan pengajaran bagi siswanya dan juga sebagai seorang profesional yang memiliki kewenangan untuk menjalankan profesi keguruannya.

Guru sebagai pemegang kunci kesuksesan proses belajar mengajar di kelas selain memiliki berbagai kompetensi yang dipersyaratkan juga harus memiliki kinerja yang tinggi terhadap tugasnya. Hanya dengan melalui kinerjanya guru dapat membawa peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang memenuhi standar kompetensi lulusan setiap mata pelajaran yang diampunya.

Untuk mencapai kinerja yang baik, diperlukan adanya usaha yang optimal dari pihak kepala sekolah sebagai seorang manajer maupun dari guru yang bersangkutan dalam upaya melaksanakan tanggung jawab profesinya. Namun yang menjadi hambatan pada saat sekarang, banyak diantara lembaga atau sekolah yang cenderung mengalami penurunan disiplin kerja dan kinerja pegawainya. Hal ini disebabkan oleh kurang berperannya pegawai dan pimpinannya untuk mampu meningkatkan motivasi, komitmen, disiplin kerja dan tanggung jawab terhadap bidang tugasnya. Disinilah diperlukan dorongan yang nyata untuk mampu meningkatkan fungsi manajemen kepala sekolah dan kinerja guru agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Pembelajaran sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan siswa yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar pembelajar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara aktif, efektif, kreatif, dan inovatif.


(7)

Pembelajaran merupakan sesuatu yang kompleks, artinya segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran harus merupakan sesuatu yang sangat berarti baik ucapan, pikiran maupun tindakan.

Dengan demikian mutu pembelajaran harus didukung oleh kreatifitas dan kinerja guru dalam merancang proses pembelajaran yang baik, serta didukung dengan ketersediaan media pembelajaran yang memadai, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara aktif, kreatif dan menyenangkan bagi siswa.

Sekolah berstandar nasional (SSN) adalah sekolah yang telah atau sedang memenuhi delapan standar nasional yang dipersyaratkan oleh BNSP. Pengkategorian pendidikan dasar dan menengah di Indonesia menurut UU 20/2003 dan PP Nomor 19 Tahun 2005 pasal 11 dan 16, yaitu :

1. Sekolah formal standar (dalam pembinaan disebut juga sekolah potensial/rintisan)

2. Sekolah formal mandiri (dalam pembinaan disebut juga Sekolah Standar Nasional (SSN)

3. Sekolah bertaraf internasional (SBI)

Di Kabupaten Indramayu sendiri terdapat sekitar 18 SMA Negeri, yang berstatus sekolah formal standar / potensial ada 3 sekolah, sekolah berstandar nasional (SSN) ada 13 sekolah dan sekolah berstandar internasional ada 2 sekolah, Sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1.1. di bawah ini.


(8)

Tabel. 1.1

Kategori sekolah tingkat SMA Negeri di Kabupaten Indramayu

Wilayah dan Sekolah Kategori Ket

Standar SSN/SKM RSBI/SBI Wilayah Indramayu Timur

1. SMAN 1 Sindang √

2. SMAN 1 Indramayu √

3. SMAN 2 Indramayu

4. SMAN 1 Krangkeng √

5. SMAN 1 Sliyeg √

6. SMAN 1 Jatibarang √

7. SMAN 1 Sukagumiwang √

8. SMAN 1Tukdana √

9. SMAN 1 Lohbener √

10. SMAN 1 Juntinyuat √

11. SMAN 1 Kedokan √

Wilayah Indramayu Barat

12. SMAN 1 Kandanghaur √

13. SMAN 1 Losarang √

14. SMAN 1 Anjatan √

15. SMAN 1 Haurgeulis √

16. SMAN 1 Terisi √

17. SMAN 1 Kroya √

18. SMAN 1 Gantar √

Jumlah 3 13 2

Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Indramayu, tahun 2010

Kualitas belajar siswa sebagai subsistem dari kualitas pendidikan secara umum merupakan suatu permasalahan yang cukup kompleks, mengingat mutu belajar siswa merupakan muara dari seluruh komponen yang tergabung dalam sistem pembelajaran di sekolah. Mutu layanan pembelajaran ditentukan oleh sejumlah faktor yang mempengaruhinya. Namun yang menjadi faktor dominan yang dapat mempengaruhi mutu layanan pembelajaran adalah kinerja kepemimpinan dan manajemen kepala sekolah, kinerja guru dan motivasi kerja.


(9)

Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, meskipun mungkin telah banyak dilakukan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menujukkan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan tetapi sebagian lainnya (di daerah-daerah) masih memprihatinkan, demikian disampaikan oleh Rivai dan Murni (2009:139).

Menurut Rivai dan Murni (2009:140) terdapat tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan di Indonesia tidak mengalami peningkatan secara merata, yaitu :

a) Kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan

education function atau input-output analysis yang tidak dilaksanakan secara konsekuen.

b) Penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara birokratik-sentralistik sehingga menempatkan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan sangat tergantung pada keputusan birokrasi yang mempunyai jalur sangat panjang dan kadang-kadang tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat.

c) Peran serta warga sekolah khususnya kepala sekolah, guru dan peran serta masyarakat khususnya orang tua murid dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim.

Tim Teknis PBBN bekerja sama dengan Bank Dunia (tahun 1999) sebagai mana dikutip oleh Rohiat (2009:32) mengemukakan bahwa Bank Dunia mencatat tiga hal yang menyebabkan manajemen sekolah secara umum tidak efektif. Ketiga faktor tersebut adalah (1) Kepala sekolah (khususnya kepala sekolah negeri) memiliki otonomi sangat terbatas dalam mengelola sekolahnya atau dalam memutuskan pengalokasian sumber daya, (2) dari sisi kepala sekolah sendiri,


(10)

diidentifikasikan kurang memiliki keterampilan untuk mengelola sekolah dengan baik, dan (3) kecilnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan sekolah.

Fenomena yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak sekolah yang termasuk kategori SSN, masih jauh dari ketercapaian dari apa yang menjadi indikator sebagai sekolah berstandar nasional, hal ini tercermin dari masih rendahnya komitmen, motivasi kerja, kinerja pegawai dan fasilitas sarana prasarana yang kurang dan tidak memadai, tentunya hal ini sangat berpengaruh terhadap mutu layanan proses belajar mengajar. Untuk itu perlu dilakukan penelitian yang berkaitan dengan permasalahan di atas, sehingga dapat memperoleh gambaran yang lebih mendalam, terutama berkaitan dengan kinerja manajemen kepala sekolah , kinerja guru sekolah dan mutu layanan pembelajaran dengan kondisi tersebut.

Dari hasil observasi awal di lokasi penelitian , peneliti mendapatkan informasi yang mengindikasikan bahwa kinerja manajemen kepala sekolah dan kinerja guru pada tingkat SMA berstandar nasional masih belum optimal. Peran kepala sekolah sebagai manajer perlu pembenahan dari kondisi yang ada, hal ini didasari banyaknya berbagai bantuan dari pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui berbagai bentuk seperti Block Grant, BOMM, BOS dan bentuk lainnya belum dapat menggerakkan mutu pendidikan secara signifikan. Keterampilan-keterampilan teknis manajerial untuk memanajemen sekolah perlu mendapat perhatian lebih optimal lagi, (Rohiat 2009:35)

Dalam dugaan peneliti, hal ini disebabkan antara lain oleh faktor-faktor kepemimpinan atau leadership, keterampilan teknis manajerial, dan kinerja yang


(11)

belum maksimal. Faktor-faktor tersebut akan berimbas pada tingkat kinerja guru, yang pada akhirnya akan bermuara pada proses layanan pembelajaran. Dengan kinerja manajerial kepala sekolah yang tinggi akan memberikan pengaruh terhadap kinerja guru, dan pada akhirnya akan meningkatkan mutu layanan pembelajaran.

Mengacu pada latar belakang tersebut di atas, penulis melakukan penelitian ini tentang Pengaruh Kinerja Manajemen Kepala Sekolah dan Kinerja Guru Terhadap Mutu Layanan Pembelajaran ( Studi Deskriptif Analitik pada SMAN Berstandar Nasional di Kabupaten Indramayu ). Penelitian ini menjadi penting, didasarkan pada pertimbangan bahwa SMA Negeri berstandar nasional (SSN) di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, masih belum menunjukkan optimalisasinya kinerja pegawai dan mutu layanan pembelajaran. Dengan penelitian ini diharapkan akan dapat mengungkap secara deskripsif analitis hal-hal yang berkaitan dengan kinerja manajemen kepala sekolah, kinerja guru dan mutu layanan pembelajaran, pada SMA Negeri berstandar nasional terutama di wilayah kabupaten Indramayu. Dengan demikian hasil penelitian ini juga dapat memberikan beberapa rekomendasi berkaitan hasil temuan penelitian.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Bertolak dari latar belakang penelitian, maka pada penelitian ini rumusan masalahnya yaitu “ Bagaimanakah pengaruh kinerja manajemen kepala sekolah dan kinerja guru terhadap mutu layanan pembelajaran ?. Dari rumusan masalah tersebut dirumuskan masalah penelitian yang lebih spesifik sebagai berikut :


(12)

1. Seberapa besar pengaruh kinerja manajemen kepala sekolah terhadap mutu layanan pembelajaran ?.

2. Seberapa besar pengaruh kinerja guru terhadap mutu layanan pembelajaran ?. 3. Seberapa besar pengaruh kinerja manajemen kepala sekolah dan kinerja guru

secara bersama-sama terhadap mutu layanan pembelajaran ?.

4. Adakah korelasi antara kinerja manajemen kepala sekolah dengan kinerja guru ?.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini untuk mengungkap dan menganalisis pengaruh kinerja manjemen kepala sekolah dan kinerja guru terhadap mutu layanan pembelajaran di SMAN berstandar nasional (SSN) di lingkungan Dinas Pendidikan kabupaten Indramayu.

2. Tujuan Khusus

Sedangkan secara khusus penelitian ini adalah untuk mengungkap dan menganalisis serta memaknai pengaruh kinerja manajemen kepala sekolah dan kinerja guru terhadap mutu layanan pembelajaran di SMAN berstandar nasional (SSN) di lingkungan Dinas Pendidikan kabupaten Indramayu. Adapun yang menjadi tujuan penelitiannya adalah untuk :

a) Mengetahui seberapa besar pengaruh kinerja manajemen kepala sekolah terhadap mutu layanan pembelajaran.

b) Mengetahui seberapa besar pengaruh kinerja guru terhadap mutu layanan pembelajaran.


(13)

kinerja guru secara bersama-sama terhadap mutu layanan pembelajaran.

d) Mengetahui hubungan korelasi antara kinerja manajemen kepala sekolah dengan kinerja guru.

D. Kegunaan Hasil Penelitian

Bila tujuan penelitian dapat tercapai, maka hasil penelitian akan memiliki manfaat teoritis dan manfaat praktis.

2. Manfaat Teoritis

a. Bahan masukan bagi penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.

b. Pengembangan khasanah ilmu yang berhubungan dengan kajian administrasi pendidikan, terutama pada aspek kinerja manajemen kepala sekolah, kinerja guru dan mutu layanan pembelajaran di sekolah.

3. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, berguna sebagai masukan dan evaluasi bagi penyempurnaan dan perbaikan kinerjanya terhadap upaya peningkatan mutu layanan pembelajaran di kelas, terutama di wilayah Kabupaten Indramayu.

b. Bagi sekolah , berguna sebagai masukan dan evaluasi bagi penyempurnaan dan perbaikan kinerja manajemen kepala sekolah dan kinerja guru sebagai upaya meningkatkan mutu layanan pembelajaran.

c. Bagi pemerintah kabupaten Indramayu, khususnya yang terkait dengan pengelolan pendidikan, sebagai masukan dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan kinerja manajemen kepala sekolah dan kinerja guru dalam upaya meningkatkan mutu layanan pembelajaran.


(14)

d. Bagi peneliti sendiri akan sangat membantu menambah wawasan tentang pengaruh kinerja manajemen kepala sekolah, kinerja guru dan mutu layanan pembelajaran.

E. Asumsi Dasar

Asumsi-asumsi merupakan sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya dapat diterima oleh peneliti. Asumsi-asumsi ini diperlukan untuk memperkuat permasalahan, membantu peneliti dalam menjelaskan penetapan objek penelitian, wilayah pengambilan data dan instrumen pengumpulan data.

Asumsi-asumsi dirumuskan sebagai landasan bagi hipotesis penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. “Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Mangkunegara,A.A.P. (2000 : 67). Kinerja manajerial kepala sekolah sangat menentukan keberhasilan proses peningkatan mutu pembelajaran di sekolah, mengingat kepala sekolah merupakan pemegang otoritas tertinggi di sekolah yang dapat membawa sekolah mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi yang diembannya secara lebih efektif dan efisien.

2. “Kinerja guru merupakan prestasi atau pencapaian hasil kerja seorang guru berdasarkan standar dan ukuran penilaian yang ditetapkan”, Riduwan (2009:92). Standar dan alat ukur tersebut merupakan indikator untuk menentukan apakah seorang guru berkinerja tinggi atau rendah. Berdasarkan


(15)

sifat dan jenis pekerjaannya, standar tersebut juga berfungsi pula sebagai alat ukur pertanggungjawaban. Kinerja guru merupakan salah satu penentu keberhasilan mutu layanan pembelajaran di kelas dalam mencapai tujuan pendidikan, dan kinerja guru juga pada akhirnya yang menentukan mutu lulusan. Karena itu semakin baik kinerja guru, semakin baik mutu layanan pembelajaran di kelas.

3. Semakin baik kinerja manajemen kepala sekolah dan kinerja guru yang tinggi sangat berpengaruh terhadap peningkatan mutu (quality) layanan pembelajaran di sekolah. Peningkatan mutu pembelajaran di sekolah akan berdampak terhadap peningkatan mutu sekolah yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara nasional.

F. Hipotesis

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan rumusan masalah didukung dengan kajian teoritis dilengkapi dengan asumsi-asumsi dasar, maka hipotesisnya adalah sebagai berikut :

1. Kinerja manajemen kepala sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap mutu layanan pembelajaran.

2. Kinerja guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap mutu layanan pembelajaran.

3. Kinerja manajemen kepala sekolah dan kinerja guru secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap mutu layanan pembelajaran 4. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kinerja manajemen kepala


(16)

G. Kerangka Pikir Penelitian

Kualitas pembelajaran tidak dapat dilepaskan dari komponen sistem pendukungnya seperti siswa, kurikulum sarana dan prasarana, ketenagaan, pembiayaan, organisasi, administrasi, visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah. Kualitas proses dan hasil pendidikan hanya dapat dicapai jika mendapat dukungan penuh dari pemerintah dan peran serta masyarakat. Diantara sekian banyak komponen sistem pendidikan, kepala sekolah dan guru merupakan aspek utama yang memberikan andil cukup besar dalam menentukan kualitas pendidikan, khususnya kualitas layanan pembelajaran. Hal ini didasarkan bahwa yang langsung berinteraksi dalam proses pembelajaran secara langsung dengan siswa adalah guru, sehingga guru yang memiliki kompetensi yang baik, sikap dan tindakan yang akan menunjukkan kinerja yang tinggi dalam memberikan pelayanan terhadap siswa secara optimal.

Kinerja Manajemen kepala sekolah merupakan bentuk prestasi kerja yang dicapai seorang kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dalam mengelola sumber daya sekolah yang dimiliki sehingga sekolah dapat mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Tugas dan fungsi kepala sekolah dalam mengelola sekolah didasarkan kepada bidang gharapan manajemen sekolah yang meliputi komponen berikut :

a) Manajemen kurikulum b) Manajemen kesiswaan c) Manajemen personil/anggota d) Manajemen sarana dan prasarana e) Manajemen keuangan


(17)

g) Manajemen layanan khusus

Kinerja guru adalah merupakan prestasi yang dapat diraih oleh seorang guru atau seseorang berdasarkan kriteria dan alat ukur yang ditetapkan. Berdasarkan UUGD 14/2005 pasal 8, wujud kinerja guru direalisasikan dalam bentuk kompetensi ; (1) pedagogik, (2) kepribadian, (3) professional, dan (4) sosial. Kinerja guru merupakan salah satu penentu keberhasilan proses belajar dalam mencapai tujuan pendidikan, dan kinerja guru juga pada akhirnya yang menentukan mutu lulusan. Guru yang berkinerja baik akan menentukan tercapainya mutu layanan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Mutu layanan pembelajaran merupakan tingkat (ukuran) baik buruknya suatu proses layanan pembelajaran yang secara sistematis disusun agar proses pembelajaran berjalan efektif dan efisien mencapai tujuan pembelajaran. Secara operasional dalam penelitian ini, mutu layanan pembelajaran yang dijadikan variabel menurut Ziethalm et al. yang dikutip oleh Ellitan dan Anatan (2007:48) yaitu sebagai berikut : (1) Tangibles, (2) Reliability, (3) Responsiveness, (4)

Courtesy, (5) Empathy, (6) Competence, (7) Credibility, (8) Security, (9)

Communication, dan (10) Access.

Berdasarkan konsep tentang berbagai variabel penelitian tersebut di atas maka diduga bahwa kinerja manajemen kepala sekolah dan kinerja guru berpengaruh terhadap mutu layanan pembelajaran. Dengan demikian semakin baik kinerja manajemen kepala sekolah dan kinerja guru semakin baik mutu layanan pembelajaran.


(18)

Gambar 1.1. Kerangka Penelitian

H. Metode Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan rumusan masalah didukung dengan kajian teoritis dilengkapi dengan kerangka berpikir , serta hubungan antara variabel defenden dan variabel indefenden, maka Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dan statistik inferensial,

INPUT 1. Visi, misi, tujuan, sasaran 2. Kurikulum,

3. Ketenagaan, 4. Peserta didik, 5. Sarana dan prasarana, 6. Pembiayaan,

7. Organisasi, 8. Administrasi,

9. Peran serta masyarakat

Tantangan akibat globalisasi dan kemajuan

IPTEK

KEBIJAKAN PEMERINTAH MENANGANI PENDIDIKAN

KINERJA GURU (X2)

1. Kompetensi pedagogik, 2. Kompetensi kepribadian 3. Kompetensi professional, 4. Kompetensi sosial

MUTU LAYANAN PEMBELAJARAN (Y) 1.Tangibles 2. Reliability 3. Responsiveness 4. Courtesy 5. Empathy 6. Competence 7. Credibility 8. Security 9. Communication 10. Access Umpan balik TUNTUTAN MASYARAKAT

Tentang pengembangan diri dan peluang tamatan

KINERJA MANAJEMEN

KEPALA SEKOLAH(X1)

1. Manajemen kurikulum

2. Manajemen kesiswaan 3. Manajemen

personil/anggota 4. Manajemen sarana

dan prasarana 5. Manajemen keuangan 6. Manajemen

hubungan sekolah dan masyarakat

7. Manajemen layanan khusus


(19)

sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:7), yaitu, “metode penelitian kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan, sedangkan statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi berdasarkan data suatu sampel”

Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi penggunaan metode kuantitatif pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1) Analisis bersifat kuantitatif, statistik, dan objektif.

2) Hasil penelitian berupa inferensi, generalisasi/deduktif, dan prediksi 3) Berpijak pada konsep positivistik.

4) Kenyataan berdimensi tunggal, fragmental terbatas.

5) Peneliti objek lepas, peneliti dari luar dengan instrumen standar yang objektif. 6) Setting penelitian buatan lepas tempat dan waktu penelitian.

Instrumen penelitian dirancang sesuai dengan sub-sub variabel dan indikator untuk setiap variabel, alat pengumpul data yang diperlukan adalah angket (quesioner) tertutup, yaitu responden diberikan sejumlah pertanyaan yang menggambarkan hal-hal yang diungkapkan dari ketiga variabel disertai dengan alternatif jawaban, selanjutnya responden diminta untuk merespon setiap item sesuai dengan keadaan dirinya dan keadaan yang diketahui serta dirasakan dengan cara membubuhkan tanda silang pada alternatif jawaban yang tersedia. Pengembangan angket mengacu kepada teori yang mendasarinya kemudian disusun kisi-kisi atas rancangan instrumen yang selanjutnya dijabarkan kedalam item pertanyaan.


(20)

yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat daftar pertanyan tertulis kepada responden yang menjadi anggota sampel penelitian, menggunakan skala Likert , yang dibuat dalam tiga bagian yaitu ; angket bagian pertama dibuat untuk mengumpulkan data tentang kinerja manajemen kepala sekolah. Angket bagian kedua dibuat untuk mengumpulkan data tentang kinerja kerja guru, sedangkan angket yang ketiga dibuat untuk mengumpulkan data tentang mutu layanan pembelajaran. Kuesioner terdiri dari sejumlah butir pertanyaan atau pernyataan yang dilengkapi dengan 5 (lima) alternatif respon/jawaban. Pengukuran dilakukan dengan meminta responden untuk memilih salah satu jawaban yang disediakan. Setiap jawaban mendapat bobot skor antara 1 sampai 5.

Sebelum dilakukan penelitian sesungguhnya terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kualitas instrumen yang meliputi sekurang-kurangnya validitas dan realibilitas instrumen.

Selain itu uji coba juga penting untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan responden untuk menjawab seluruh pertanyaan dalam instrumen dan untuk mengetahui apakah masih ada hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk melaksanakan penelitian yang sebenarnya di lapangan. Uji coba instrumen akan dilakukan kepada 10 orang guru dan 10 orang siswa dari SMA N I Kroya yang tidak termasuk ke dalam sampel dan populasi penelitian. Responden untuk uji coba instrumen ditetapkan dengan pertimbangan bahwa responden tersebut memiliki karakteristik yang relatif sama dengan subjek penelitian yang sesungguhnya, yang membedakannya diantaranya adalah responden adalah bukan berasal dari sekolahnya yang termasuk populasi dan sampel penelitian ini.


(21)

1. Validasi dan Reliabilitas Instrumen

Hasil uji coba penelitian yang akan dilakukan, hasilnya harus diukur validitas dan reliabilitas instrumennya. Hasil penelitian yang valid manakala terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid’

Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Dengan taraf signifikan 0,05

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas dan reliabilitas instrumen menggunakan bantuan komputer, yaitu menggunakan olah data SPSS 15.

3. Teknik Analisis Data

Mengacu pada cara apa data diperlukan, baik sacara langsung dan tak langsung, maka teknik analisis data yang digunakan adalah :

a) Statistik inferensial/statistik induktif/statistik probabilitas

b) Sehubungan hipotesis adalah hipotesis asosiatif, maka statistik parametrik yang digunakan adalah korelasi pearson produk moment (PPM) dan korelasi ganda, dilanjutkan dengan regresi sederhana dan regresi ganda menggunakan olah data SPSS 15.


(22)

4. Menguji Hipotesis Penelitian

Data yang sudah dikumpulkan dari seluruh responden, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis melalui beberapa tahapan seperti : merubah data mentah/data ordinal menjadi data baku/data interval, uji normalitas dan uji linieritas.

Serangkaian pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus pearson product moment (PPM) dan dilanjutkan dengan perhitungan korelasi bivariat untuk mengetahui hubungan antar variabel dan juga kontribusi masing-masing variabel. Selanjutnya dilakukan analisis regresi sederhana dan regresi ganda untuk menguji hipotesis . Semua pada taraf nyata 0.05, dengan menggunakan komputer melalui program olah data SPSS versi 15.


(23)

BAB III

METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, karena hasil pengumpulan data berbentuk angka atau diangkakan, sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:14), yaitu : “Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan”.

Dengan bertitik tolak pada tujuan penelitian, penelitian ini dirancang untuk menguji hipotesis dan mendeskripsikan kata dan data atau kecenderungan yang saling mempengaruhi atas sejumlah variabel, serta melakukan analisis dan prediksi tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai keadaan yang akan datang.

Jenis penelitian ini adalah survei sedangkan metodenya adalah deskriptif analitis. Metode survei adalah suatu metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan angket (questioner) sebagai alat pengumpul data. Dalam penelitian ini data dan informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan angket (questioner). ‘Setelah data dikumpulkan kemudian hasilnya akan dipaparkan secara deskriptif dan pada akhir penelitian akan dianalisis untuk menguji hipotesis yang diajukan pada awal penelitian ini,’ demikian menurut Effendi (2003) yang dikutip oleh Riduwan (2009:275).

Metode penelitian survey adalah usaha pengamatan untuk mendapatkan suatu keterangan-keterangan yang jelas terhadap suatu masalah tertentu dalam suatu penelitian. Penelitian dilakukan secara meluas dan berusaha mencari hasil


(24)

yang segera dapat dipergunakan untuk suatu tindakan yang sifatnya deskriptif yaitu melukiskan hal-hal yang mengandung fakta-fakta, klasifikasi dan pengukuran yang akan diukur adalah fakta yang fungsinya merumuskan dan melukiskan apa yang terjadi .

Berdasarkan pengertian para ahli di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa metode survey deskriptif cocok untuk digunakan dalam penelitian ini, karena sesuai dengan maksud dari penelitian ini, yaitu untuk memperoleh gambaran pengaruh disiplin kerja kepala sekolah dan kinerja guru terhadap mutu layanan pembelajaran di SMAN berstandar nasional (SSN) di lingkungan Dinas pendidikan kabupaten Indramayu.

B.Teknik Sampling

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004:90).

Nasir (1988:327) dalam Akdon (2008:96) mengatakan ‘populasi adalah berkenaan dengan data, bukan orang atau bendanya’. Kemudian “populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap” (Nawawi, 1985:141). Sedangkan Akdon (2008:96) sendiri mengemukakan “ populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang mempunyai kaitan dengan masalah penelitian”. Hal senada disampaikan oleh Riduwan (2009:55) yaitu “populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu


(25)

wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Ada dua jenis populasi, yaitu populasi terbatas dan populasi tidak terbatas atau tak terhingga”.

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah Simple Random Sampling, yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak tanpa memperhatikan strata atau tingkatan dalam anggota populasi tersebut. Hal ini dilakukan mengingat anggota populasinya homogen.

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh guru PNS SMA Negeri berstandar nasional (SSN) sekabupaten Indramayu yang tersebar dalam dua wilayah yaitu Indramayu bagian timur yang terdiri dari dua SMA Negeri dan Indramayu bagian barat yang terdiri dari dua SMA Negeri tahun pelajaran 2009- 2010. Adapun jumlah populasi masing-masing sekolah dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini:

Tabel. 3.1

Jumlah Populasi Guru PNS dan Siswa SMA Negeri berstandar SSN

Wilayah dan Sekolah Populasi Guru Populasi Siswa

Wilayah Indramayu Timur

1. SMAN 2 Indramayu 41 820

2. SMAN 1 Krangkeng 39 812

Wilayah Indramayu Barat

1. SMAN 1 Kandanghaur 40 987

2. SMAN 1 Haurgeulis 36 609

Jumlah

Sumber : Data sekolah per April tahun 2010

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut :


(26)

berstandar SSN.

2. Menetapkan jumlah sampel guru PNS dan siswa masing-masing sekolah baik wilayah Indramayu timur maupun wilayah Indramayu barat, Mengingat populasi sudah diketahui jumlahnya maka penentuan sampel berdasarkan teknik random sampling dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane yang dikutip oleh Rahmat (1998:82) dalam Riduwan (2009:65) ; Akdon (2008:107) yaitu sebagai berikut:

n

= . Keterangan :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d2 = Presisi (ditetapkan 10% )

Berdasarkan rumus Taro Yamane tersebut diperoleh jumlah sampel (n) sebagai berikut :

a. Sampel Guru :

n

=

.

= . ,

=

,

=

,

=

60,93 (61)

Sehingga diperoleh jumlah sampel guru (n) sejumlah 82 responden. b. Sampel Siswa :

n

=

.

= . ,

=

,

=

,

=

96,995 (97)

Sehingga diperoleh jumlah sampel siswa (n) sejumlah 97 responden.

Adapun jumlah sampel dari masing-masing sekolah selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.2. di bawah ini :


(27)

Tabel 3.2

Jumlah Sampel Penelitian Guru PNS dan Siswa Jenjang SMA Negeri (SSN)

Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2010

C.Definisi Opersional Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian

Sesuai dengan judul proposal penelitian “ Pengaruh Kinerja manajemen Kepala Sekolah dan Kinerja Guru terhadap Mutu Layanan Pembelajaran (di SMA Berstandar SSN di Lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu) ”, maka operasional variabelnya adalah sebagai berikut :

a) Variabel indefenden (variabel bebas) :

X1 : Kinerja manajemen kepala sekolah

X2 : Kinerja guru

b) Variabel defenden (variabel terikat)

Y : Mutu layanan pembelajaran

Hubungan antar variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini dapat dijelaskan Gambar 1.1.berikut:

Wilayah dan Sekolah Guru Siswa

Populasi Sampel Populasi Sampel

Wilayah Indramayu Timur

3. SMAN 2 Indramayu 41 156 x 61 16,03 1641 820 820

3228 x 97 24,64 25

4. SMAN 1 Krangkeng 39 156 x 61 15,25 1539 812 812

3228 x 97 24,40 24

Wilayah Indramayu Barat

3. SMAN 1 Kandanghaur 40 156 x 61 15,64 1640 987 987

3228 x 97 29,66 30

4. SMAN 1 Haurgeulis 36 156 x 61 14,08 1436 609 609

3322 x 97 18,30 18


(28)

Gambar 3.1.Hubungan antar variabel penelitian

2. Definisi Operasional

Berdasarkan variabel penelitian di atas, maka definisi operasionalnya adalah sebagai berikut :

a. Kinerja Manajemen Kepala sekolah (X1)

Pengukuran variabel kinerja manajemen kepala sekolah berkenaan dengan bidang garapan manajemen kepala sekolah, yaitu : (1) Manajemen kurikulum, (2) Manajemen kesiswaan, (3) Manajemen personil/anggota, (4) Manajemen sarana dan prasarana, (5) Manajemen keuangan, (6) Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat, (7) Manajemen layanan khusus (Rohiat ,2009:21)

b. Kinerja Guru (X2)

Pengukuran variabel kinerja guru berdasarkan bentuk kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu ; (1) pedagogik, (2) kepribadian, (3) professional, dan (4) sosial (UUGD 14/2005 pasal 8)

rx1x2

X1 = Kinerja manajemen Kepala

Sekolah

X2 = Kinerja guru

Y = Mutu layanan pembelajaran

ryx2 ryx1

ryx1x2 X1

X2


(29)

c. Mutu Layanan Pembelajaran (Y)

Tolok ukur mutu layanan pembelajaran dapat diukur oleh sepuluh dimensi yaitu sebagai berikut : (1) Tangibles, (2) Reliability, (3) Responsiveness, (4)

Courtesy, (5) Empathy, (6) Competence, (7) Credibility, (8) Security, (9)

Communication, dan (10) Access, Ziethalm et al.(Ellitan dan Anatan ,2007:48)

D. Pengembangan Alat Pengumpul Data

Untuk memperoleh data tentang kinerja manajemen kepala sekolah, kinerja guru dan mutu layanan pembelajaran, maka disusun instrumen penelitian melalui beberapa tahap yaitu mulai : (1) mengkaji semua teori yang berkaitan dengan variabel-variabel yang akan diteliti, (2) menyusun indikator dari setiap variabel-variabel, (3) menyusun kisi-kisi, (4) menyusun butir-butir pernyataan dan menetapkan skala pengukuran, (5) melakukan uji coba instrumen, (6) menganalisis butir soal dengan menguji validitas dan reliabilitasnya.

Instrumen penelitian ini terdiri dari tiga bentuk kuesioner, yang terdiri dari : (1) kinerja manajemen kepala sekolah, (2) kinerja guru, dan (3) mutu layanan pembelajaran.

1. Instrumen Kinerja Manajemen Kepala Sekolah

Instrumen ini terdiri dari 46 butir penyataan, masing-masing butir diukur menggunakan skala Likert dengan kisaran 1 – 5 tingkatan. Untuk analisis secara kuantitatif, maka alternatif jawaban tersebut dapat diberi skor dari nilai 1 sampai 5. Adapun kisi-kisi instrumen kinerja manajemen kepala sekolah disajikan pada tabel. 3.3.


(30)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Kinerja Manajemen Kepala Sekolah

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR No Item ∑ Item

Kinerja Manajemen Kepala Sekolah (X1)

1). Manajemen Kurikulum

1) Memfasilitasi sekolah dalam mengembangkan kurikulum 2) Memberdayakan tenaga

kependidikan sekolah dalam menyediakan dokumen-dokumen kurikulum

3) Membimbing guru dalam mengembangkan dan

memperbaiki proses pembelajaran 4) Membimbing guru dalam evaluasi

dan tindak lanjut hasil pembelajaran

5) Menggunakan ICT dalam proses pembelajaran 1,2 3,4 5,6 7,8 9 1 2 2 2 1 2). Manajemen kesiswaan

1) Mengelola pengembangan bakat, minat, kreativitas dan

kemampuan siswa 2) Mengelola bimbingan dan

konseling siswa

3) Memberdayakan peran OSIS 4) Mengupayakan kesiapan belajar

siswa 10,11 12 13,14,15 16 2 1 3 1 3). Manajemen personil

1) Memperoleh dan memilih personil sekolah yang cakap

2) Membantu personil sekolah menyesuaikan diri pada tugas-tugas barunya

3) Menggunakan personil sekolah dengan lebih efektif

4) Meningkatkan kinerja personil 5) Menciptakan kesempatan

perkembangan karier dan profesionalisme personil sekolah secara berkesinambungan 17,18 19,20, 21,22,23 24,25 26,27 2 2 3 2 2 4). Manajemen sarana prasarana

1) Merencanakan kebutuhan sarana prasarana sekolah

2) Menyediakan dan

mendayagunakan sarana prasarana sekolah

28

29

1


(31)

3) Mengelola dan memelihara sarana prasarana sekolah

4) Mengelola administrasi/ inventaris sarana prasarana sekolah

5) Memonitor dan mengevaluasi sarana prasarana sekolah

30,31 32 33 2 1 1 5). Manajemen keuangan

1) Membuat perencanaan keuangan sekolah

2) Mengelola penggunaan keuangan secara tepat dan efisien

3) Mengelola pengadministrasian dan pelaporan keuangan sekolah

34,35 36,37 38,39 2 2 2 6). Manajemen Hubungan sekolah dan masyarakat

1) Menjaga dan mengembangkan nilai-nilai dan tradisi sesuai dengan kemajuan dan tuntutan masyarakat

2) Menjaga dan mengembangkan komunikasi yang efisien serta saling pengertian antara sekolah, personil sekolah, dan masyarakat.

40,41,42 43 3 1 7). Manajemen Layanan khusus

1) Merencanakan dan mengelola fasilitas penunjang layanan pembelajaran ; pusat sumber belajar, UKS, bimbingan konseling, kantin sekolah.

44,45,46 3

Jumlah Item 46

Catatan : Konsep operasional kinerja manajemen kepala sekolah (X1) dikembangkan dari Rohiat ,

(2009 :21-28)

2. Instrumen Kinerja Guru

Instrumen ini terdiri dari 26 butir pernyataan, masing-masing butir diukur menggunakan skala Likert dengan kisaran 1 – 5 tingkatan. Untuk analisis secara kuantitatif, maka alternatif jawaban tersebut dapat diberi skor dari nilai 1 sampai 5 . Adapun kisi-kisi instrumen kinerja guru penulis sajikan pada tabel 3.4


(32)

Tabel 3.4

Instrumen Kisi-kisi Kinerja Guru VARIAB

EL DIMENSI INDIKATOR

No Item ∑ Item

Kinerja Guru (X2)

1. Pedagogik 1) memahami dengan baik ciri-ciri peserta didik

2) memahami potensi-potensi anak didik dan cara membantunya.

3) memahami teori belajar

4) menguasai berbagai model dan strategi pembelajaran.

5) menguasai cara-cara menerapkan ICT dalam proses pembelajaran . 6) menguasai bahasa Indonesia yang

baik dan benar .

7) menguasai pendekatan pedagogik. 8) menguasai cara merancang proses

belajar mengajar yang komprehensif. 9) menguasai cara menilai kemajuan

belajar peserta didik secara total. 10)menguasai cara membimbing anak. 11)menguasai prinsip dan proses

mengelola proses belajar mengajar. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2. Kepribadian 1) memiliki komitmen dan kemauan tinggi dalam melakukan.

2) memiliki rasa kasih sayang kepada peserta didik.

3) memiliki rasa tanggung jawab 4) berakhlak mulia.

12 13 14 15 1 1 1 1

3. Profesional 1) menguasai substansi teaching subjects (materi/ isi) bidang keahliannya.

2) menguasai learning equipment dan leaming resources yang diperlukan dalam proses belajar mengajar. 3) menguasai cara mengolah learning

resources dari lingkungan hidup. 4) menguasai teknologi informasi. 5) menguasai cara menyusun rencana

pelajaran. 16 17 18 19 20 1 1 1 1 1

4. Sosial 1) memahami berbagai faktor yang berpengaruh dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung proses pembelajaran.

2) mengerti berbagai faktor


(33)

kultural dan ekonomi yang berpengaruh terhadap proses pendidikan peserta didik.

3) memahami pentingnya hubungan antara sekolah dengan orang tua dan tokoh masyarakat.

4) mengerti nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dan dijunjung tinggi oleh masyarakat.

5) memahami pendekatan-pendekatan yang diterapkan di sekolah untuk menarik peran serta masyarakat. 6) menguasai dan memahami

perubahan-perubahan akibat dampak globalisasi 22 23 24 25 26 1 1 1 1 1

Jumlah Item 26

Catatan : Konsep operasional Kinerja Guru (X2) dikembangkan dari pasal 8 UUGD No 14 tahun

2005

3. Instrumen Mutu Layanan Pembelajaran

Instrumen ini terdiri dari 24 butir pernyataan, masing-masing butir diukur menggunakan skala Likert dengan kisaran 1 – 5 tingkatan. Untuk analisis secara kuantitatif, maka alternatif jawaban tersebut dapat diberi skor dari nilai 1 sampai 5 .

Adapun kisi-kisi instrumen mutu layanan pembelajaran penulis sajikan pada tabel 3.5 berikut ini.

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Mutu Layanan Pembelajaran

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR No

Item Item Mutu Layanan Pembelajaran (Y)

1). Tangibles 1) Perlengkapan sarana prasarana sekolah

2) Perlengkapan sarana pembelajaran 1

2

1

1 2). Reliability 1) Kecepatan proses pelayanan siswa

2) Adil dalam pelayanan siswa

3,4 5

2 1 3). Responsiveness 1) Kesadaran memberikan pelayanan

siswa

2) Menguasai tugas

6

7,8 1


(34)

4). Courtesy 1) Ramah dan bersahabat 2) Tanggap keinginan siswa

9 10

1 1 5). Empathy 1) Memberikan perhatian yang tulus

kepada siswa

2) Bersikap perhatian individual kepada siswa yang memerlukan bantuan

11

12 1

1

6). Competence 1) Memiliki kemampuan dan keterampilan

2) Bersikap professional dalam bekerja

13

14 1

1

7). Credibility 1) Jujur dalam setiap tindakan 2) Amanah dalam tugas pelayanan

siswa

15 16

1 1

8). Security 1) Jaminan pelayanan siswa 2) Kepastian hukum

17,18 19,20 2 2 9). Communi- cation

1) Mampu berkomunikasi 2) Memberikan informasi baru

21 22

1 1 10). Access 1) Mudah untuk dihubungi dan

ditemui siswa

2) Pendekatan siswa dengan kepala sekolah dan guru

23

24 1

1

Jumlah Item 24

Catatan : Konsep operasional mutu layanan pembelajaran (Y) dikembangkan dari Ziethalm et al yang dikutip oleh Ellitan dan Anatan (2007:48).

E.Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Studi Dokumentasi dan Teknik Angket.

1. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini dimaksudkan sebagai cara mengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-bagian yang dianggap penting dari berbagai risalah resmi yang terdapat baik dari lokasi penelitian maupun Dinas/Instansi lain yang ada hubungannya dengan lokasi penelitian. Studi dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari


(35)

sekolah dan guru meliputi buku-buku laporan kegiatan sekolah, dan data yang relevan dengan fokus penelitian.

2. Teknik Angket

Angket disebarkan pada responden dalam hal ini guru PNS untuk memperoleh gambaran data langsung dari responden yang dijadikan sampel dalam penelitian. Pemilihan dengan metode angket ini didasarkan atas alasan bahwa : (a) Setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas sejumlah pertanyaan yang diajukan, (b) responden memiliki waktu untuk menjawab, (c) responden memiliki kebebasan memberikan jawaban, dan (d) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak responden dan dalam waktu yang tepat.

Melalui teknik model angket ini akan dapat dikumpulkan data atau informasi berupa jawaban tertulis dari responden atas sejumlah pertanyaan yang diajukan di dalan angket tersebut. Indikator-indikator yang merupakan penjabaran dari variabel-variabel

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian berbentuk kuesioner, yang meliputi (1) kinerja manajemen kepala sekolah, (2) kinerja guru, dan (3) Mutu layanan pembelajaran.

Adapun kuesioner kinerja manajemen kepala sekolah yang digunakan dalam penelitian ini hasil modifikasi dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah. Sedangkan kuesioner kinerja guru merupakan hasil modifikasi dari pasal 8 UUGD No 14 tahun 2005, dan kuesioner mutu layanan pembelajaran merupakan hasil modifikasi dari dari


(36)

Ziethalm et al yang dikutip oleh Ellitan dan Anatan (2007:48).

Dari ketiga kuesioner tersebut dibuat skala penilaian dengan rentang jawaban 1 sampai dengan 5. Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen tersebut terlebih dahulu diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Butir-butir instrumen yang valid dan reliabel akan digunakan untuk alat pengukuran dalam penelitian, sedangkan butir-butir instrumen yang tidak valid (invalid) dipertimbangkan untuk direvisi apabila esensial dan dibuang apabila tidak esensial.

1. Skala Pengukuran

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala ordinal, mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala Likert, maka diperlukan pengaturan pembobotan masing-masing konsep operasional. Pengaturan pembobotan konsep operasional penulis sajikan pada tabel 3.5. berikut ini

Tabel 3.6 Pembobotan Konsep

Penggunaan skala ordinal tidak memungkinkan untuk memperoleh nilai mutlak atau absolut dari objek yang diteliti, tetapi hanya kecenderungan. Angket yang merupakan alat ukur dalam penelitian ini perlu diuji validitas dan realibilitasnya. Dengan menggunakan istrumen yang valid dan reliabel dalam

Kinerja Manajemen Kepala sekolah

Kinerja Guru Mutu Layanan Pembelajaran

5. Selalu 4. Sering

3. Kadang-kadang 2. Jarang

1. Tidak pernah

5. Selalu 4. Sering

3. Kadang-kadang 2. Jarang

1. Tidak pernah

5. Sangat puas 4. Puas 3. Cukup puas 2. Kurang puas 1. Tidak puas


(37)

pengumpulan data, diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid (Saheh), Akdon (2008:143)

2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Hasil penelitian yang valid manakala terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid, Sugiyono (dalam Akdon, 2008:143) . Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2005:137).

a. Pengujian Validitas Instrumen

Akdon (2005:143) mengatakan “untuk menguji validitas konstruksi (Construct validity) dapat digunakan pendapat dari ahli (Judgment experts)”. Untuk pengujian validitas konstruksi dengan menggunkan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan rumus Pearson Product Moment (PPM), yaitu :

!"# " ∑% & ' ∑% ∑&

( "∑%)' ∑% ) . "∑&)' ∑& * )

(Akdon, 2008:144)

Dimana :

!"# = koefisien korelasi ∑+, = jumlah skor item

∑-, = junlah skor total (seluruh item)


(38)

Selanjutnya dihitung dengan uji-t dengan rumus ./,0123 √25

6

√ 57 .

Dimana:

t = nilai ./,0123,

r = koefisien korelasi hasil 8/,0123 , dan n = jumlah responden

(Akdon, 2008:144) Tabel t (distribusi t) untuk taraf signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2), Kaidah keputusan menurut Akdon (2005:144) adalah :

(1) Jika ./,0123 > .09:;< berarti valid dan sebaliknya (2) Jika ./,0123 < .09:;< berarti invalid

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (8/,0123 ) sebagai berikut :

(1) Jika 0,800 ≤ 8/,0123 ≤ 1,000 maka sangat tinggi (2) Jika 0,600 ≤ 8/,0123 ≤ 0,799 maka tinggi

(3) Jika 0,400 ≤ 8/,0123 ≤ 0,599 maka cukup tinggi (4) Jika 0,200 ≤ 8/,0123 ≤ 0,399 maka rendah

(5) Jika 0,000 ≤ 8/,0123 ≤ 0,199 maka sangat rendah

b. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau konsistensi) alat pengumpul data atau instrumen yang digunakan dan pengujian ini hanya dilakukan terhadap butir-butir pernyataan yang valid, yang diperoleh melalui uji validitas. Selanjutnya untuk mengetahui tingkat reliabilitas data, SPSS memberikan fasilitasi untuik mengukur reliabilitas dimaksud.

Dalam menguji reliabilitas instrumen, penulis menggunakan metode


(39)

dengan metode belah dua (Split Half Method), sebagaimana dikemukakan oleh Akdon (2008:164) :

“.... karena kesalahan fatal yang sering kita jumpai adalah penggunan teknik belah dua untuk menghitung reliabilitas angket. Dalam menggunakan teknik belah dua, peneliti harus selalu ingat persyaratannya antara lain bahwa belahan pertama dengan belahan kedua yang dicari kesejajarannya harus seimbang”.

Disamping itu dalam menganalisis reliabilitas instrumen dengan metode

Cronbach Alpha hanya satu kali pengukuran saja.

Untuk mengetahui suatu instrumen itu reliabel atau tidak, yaitu dengan membandingkan 8 dengan 809:;< , jika :

1) 8 > 809:;< maka reliabel dan sebaliknya 2) 8 < 809:;< maka tidak reliabel.

G. Transformasi Data Ordinal (Data Mentah) ke Data Interval (Data Baku) Dalam penggunaan analisis statistik parametrik berlaku bahwa skala pengukuran sekurang-kurangnya data dalam bentuk interval atau data baku, sedangkan data yang diperoleh melalui penyebaran angket penelitian dalam bentuk data mentah atau data ordinal. Agar hasil analisis ini sesuai dengan prosedur pengujian statistik parametrik, maka skala ordinal tersebut harus ditransformasikan ke bentuk skala interval dengan menggunakan rumus berikut.

T, = 50 + 10 >?5>@@@

A (Akdon, 2008:178)

Dimana :

Ti = skor baku atau data interval Xi = skor mentah atau data ordinal s = standar deviasi


(40)

Adapun langkah-langkah mengubah skor mentah menjadi skor baku adalah :

1. Menentukan skor terbesar dan skor terkecil dari skor mentah. 2. Menentukan rentangan (R) dengan rumus R = Xterbesar - Xterkecil 3. Menentukan banyaknya kelas (BK), dengan rumus Sturgess, yaitu :

BK = 1 + 3,3 log n, dengan n banyak data 4. Menentukan panjang kelas (i), yaitu I = B

CD

5. Membuat tabel distribusi frekuensi

6. Menentukan rata-rata atau mean (+@) dengan rumus : E+ = ∑FG2 H

7. Menentukan stadar deviasi (s)

8. Mengubah skor mentah menjadi skor baku dengan menggunakan rumus :

T, = 50 + 10>?5>@@@A , (Akdon, 2008:176-178)

H. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Dalam pengolahan data ini menggunakan program Statistical Pacakage for Social Science (SPSS) versi 15. Adapun prosedur pengolahan datanya adalah sebagai berikut :

1. Menyeleksi data, yaitu dengan cara memeriksa jawaban setiap responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

2. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah

ditentukan, selanjutnya menentukan skornya.

3. Melakukan analisis secara deskriptif untuk mengetahui kecenderungan data dengan cara menentukan rata-rata atau mean, median, standar deviasi dan varians dari masing-masing variabel.


(41)

4. Menentukan hubungan antara variabel bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen) dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment

(PPM), yaitu : 8IJ = 2 ∑G,K, 5 ∑G, . ∑K,

(L2∑GH5 ∑GM N 2∑KH 5 ∑KH

Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan berpedoman pada Tabel 3.7 : Tabel 3.7 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien (r) Tingkat Hubungan

0,800 – 1,000 Sangat kuat 0,600 – 0,799 Kuat 0,400 – 0,599 Cukup Kuat 0,200 – 0,399 Rendah 0,000 – 0,199 Sangat Rendah Sumber : Akdon (2008:188)

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan koefisien determinan dengan rumus : KP = r2 x 100%, dimana KP adalah nilai koefisien determinan dan r2 adalah nilai koefisien korelasi.

Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mengetahui makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi

Pearson Product Moment (PPM) tersebut diuji dengan Uji Signifikansi dengan rumus :

./,0123 = 7√25√ 57

, dimana r = nilai koefisien korelasi, dan n = jumlah


(42)

Kaidah Pengujian :

a) Jika ./,0123≥ .09:;<, maka tolak Ho artinya hubungan X terhadap Y signifikan

b) Jika ./,0123≤ .09:;<, maka terima Ho artinya hubungan X terhadap Y tidak signifikan

(Akdon, 2008:190)

5. Untuk mengetahui hubungan X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap variabel Y digunakan rumus korelasi ganda, yaitu :

OGMG K = (7PMQ 7P Q5 757PMQPMP. 7P Q . 7PMP

6. Uji Regresi, digunakan untuk mencari pengaruh antar variabel. Dalam uji ini digunakan regresi sederhana dan regresi ganda dengan rumus :

a.Persamaan regresi sederhana : Ŷ = a + bX, (Akdon, 2008:197)

Dengan b = 2∑GK5∑G.∑K

2∑G 5 ∑K , dan a =

∑K5:.∑G 2

Dimana :

Ŷ = subjek variabel terikat yang diproyeksikan

X = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksi

a = nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = nilai arah sebagai penentu remalan(prediksi) yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau penurunan (-) variabel Y.

b.Regresi ganda (dengan dua variabel bebas) dirumuskan : Ŷ = a + b1X1 + b2X2 atau MLP = a + b1(KMKS) + b2(KG) (Akdon, 2008:205)

Keterangan :

MLP : Mutu Layanan Pembelajaran

a : konstanta


(43)

KMKS : Kinerja Manajemen Kepala Sekolah KG : Kinerja Guru

I. Pengujian Persyaratan Analisis

Pengujian persyaratan analisis dilakukan apabila peneliti menggunakan analisis parametrik. Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan adalah dalam bentuk uji normalitas dan uji linieritas, namun sebelumnya peneliti harus mengubah atau menaikkan dari data ordinal/data mentah menjadi data

interval/data baku, (Akdon, 2008:165).

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul berdistribusi normal atau tidak. Dengan uji normalitas akan diketahui sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Apabila pengujian normal, maka hasil perhitungan statistiknya dapat digeneralisasikan pada populasinya.

Adapun langkah-langkah uji normalitas sebagai berikut : a. Mencari skor terbesar dan terkecil

b. Mencari nilai Rentangan (R)

c. Mencari Banyaknya Kelas (BK), BK = 1 + Log n d. Mencari nilai panjang kelas (i), dengan rumus : I = B

CD

e. Membuat tabulasi dengan tabel penolong

f. Mencari rata-rata (Mean), dengan rumus : +@ = ∑FGH

2

g. Mencari simpangan baku (standardeviasi), dengan rumus :

s = (2.∑FGM5 ∑FGM

2. 25

h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara : (1) Menentukan batas kelas

(2) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus :

(3) Mencari luas 0 – Z dari tabel kurve normal dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas.


(44)

(4) Mencari luas tiap kelas interval

(5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n)

i. Mencari chi-kuadrat hitung (+/,0123), dengan rumus : + = ∑ FR5F;

F; S

,T

j. Membandingkan +/,0123 dengan +09:;<

Pedoman yang digunakan untuk menentukan data berdistribusi normal atau tidak normal adalah dengan membandingkan +/,0123 dengan +09:;< pada taraf signifikansi α = 0,05. Kaidah keputusan yang berlaku adalah sebagai berikut :

(1) Jika +/,0123≥ +09:;<, maka artinya distribusi data tidak normal (2) Jika +/,0123≤ +09:;<, maka artinya distribusi data normal (Akdon:2008:167-171)

2. Uji Linieritas Regresi

Variabel yang akan diuji linieritasnya adalah variabel X1, X2, atas Y. Penghitungan uji linieritas regresi dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS versi 15. Pedoman yang digunakan untuk menentukan data berdistribusi linier atau tidak linier adalah dengan membandingkan

U/,0123dengan U09:;< pada taraf signifikansi α = 0,05. Kaidah keputusan yang berlaku adalah sebagai berikut :

c) Jika U/,0123≤U09:;<, maka artinya distribusi data berpola linier d) Jika U/,0123≥U09:;<, maka artinya distribusi data tidak linier

(Akdon,2008:176)

J. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian digunakan dengan dua macam kesiapan yaitu persiapan administratif dan persiapan teknis.


(45)

1. Persiapan administratif

Persiapan administratif diperlukan yaitu persiapan surat izin penelitian dari Direktur Program Pascasarjana UPI dan surat izin penelitian dari Dinas Pendidikan kabupaten Indramayu kepada sekolah-sekolah yang menjadi populasi dan sampel penelitian ini untuk memudahkan pengumpulan data dan juga aspek legalitas penelitian.

2. Persiapan teknis

Persiapan teknis yang dilakukan peneliti ialah mencakup menyusun desain penelitian, menyusun instrumen penelitian, melakukan uji coba instrumen, melakukan revisi instrumen, pengumpulan data penelitian, dan pengolahan data penelitian.

K. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian 1. Pengujian Validitas Instrumen

a. Variabel Kinerja Manajemen Kepala Sekolah

Uji coba dari 46 butir instrumen kinerja manajemen kepala sekolah pada guru SMA Negeri 1 Haurgeulis terhadap 10 orang responden dimaksudkan untuk menguji keabsahan dan kehandalan butir-butir instrumen yang digunakan dalam penelitian.

Perhitungan Pearson Correlation (rhitung) 46 butir instrumen kinerja manajemen kepala sekolah dengan rumus Pearson Product Moment (PPM), yaitu

!"# " ∑%& 5 ∑% ∑&


(46)

7√25

√ 57

,

r = koefisien korelasi hasil 8/,0123 , dan n = jumlah responden, dapat

penulis sajikan pada tabel 3.8

Tabel 3.8

Hasil perhitungan ./,0123 "Kinerja manajemen kepala sekolah (X1)” Butir Soal rhitung thitung Hitungan Validitas

Butir 1 0,813 3,955 Contoh perhitungan Butir no 1

Diketahui : α = 0,05, dk = 10-2 = 8

rhitung = 0,813

ttabel (8;0,05) = 2,306 dengan uji dua pihak

Ditanyakan : thitung

Penyelesaian :

./,0123 √ 5

X,YMZ

[ 5 ,

./,0123 ,,

./,0123 3,955

Butir 2 0,908 6,130

Butir 3 0,899 5,810

Butir 4 0,845 4,476

Butir 5 0,700 2,774

Butir 6 0,567 1,945

Butir 7 0,788 3,6161

Butir 8 0,628 2,282

Butir 9 0,660 2,485

Butir 10 0,351 1,060

Butir 11 0,616 2,211

Butir 12 0,722 2,954

Butir 13 0,644 2,382

Butir 14 0,744 3,153

Butir 15 -0,146 -0,416

Butir 16 0,870 4,991

Butir 17 0,359 1,089

Butir 18 0,343 1,034

Butir 19 0,448 1,417

Butir 20 0,480 1,548

Butir 21 0,369 1,123

Butir 22 0,648 2,404

Butir 23 0,271 0,797

Butir 24 0,665 2,521

Butir 25 0,887 5,426

Butir 26 0,802 3,799

Butir 27 0,908 6,130

Butir 28 0,887 5,426

Butir 29 0,839 4,366

Butir 30 0,779 3,512


(47)

Butir 32 0,731 3,028

Butir 33 0,566 1,941

Butir 34 0,728 3,005

Butir 35 0,925 6,877

Butir 36 0,781 3,536

Butir 37 0,681 2,623

Butir 38 0,574 1,984

Butir 39 0,887 5,426

Butir 40 0,893 5,621

Butir 41 0,263 0,770

Butir 42 0,887 5,426

Butir 43 0,140 0,400

Butir 44 0,712 2,868

Butir 45 -0,295 -0,875

Butir 46 0,632 2,306

Nilai ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05, dk = 10-2 = 8 adalah 2,306 sehingga hasil validitas instrumen kinerja manajemen kepala sekolah dari hasil uji coba angket yang disebar kepada 10 responden sebanyak 46 butir pernyataan diperoleh 30 butir valid, yaitu nomor : 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 12, 13, 14, 16, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 39, 40, 42, 44 dan 46. Sedangkan yang invalid sebanyak 16 butir yaitu nomor : 6, 8, 10, 11, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 33, 38, 41, 43, dan 45. Hasil penghitungan validitas instrumen kinerja manajemen kepala sekolah penulis sajikan pada tabel 3.9

Tabel 3.9

Validitas Instrumen “Kinerja Manajemen Kepala Sekolah(X1)” Butir Soal rhitung thitung ttabel Keputusan Hitungan Validitas

Butir 1 0,813 3,955 2,306 Valid 1. Kaidah keputusan :

(3) Jika ./,0123 > .09:;< berarti valid dan sebaliknya

(4) Jika ./,0123 < .09:;< berarti invalid

2. Contoh perhitungan Butir 2 0,908 6,130 2,306 Valid

Butir 3 0,899 5,810 2,306 Valid Butir 4 0,845 4,476 2,306 Valid Butir 5 0,700 2,774 2,306 Valid Butir 6 0,567 1,945 2,306 Invalid


(48)

Butir 7 0,788 3,6161 2,306 Valid Butir no 1

Diketahui : α = 0,05, dk = 10-2 = 8

rhitung = 0,813

ttabel (10;0,05) = 2,306, dengan uji dua

pihak

Ditanyakan : thitung

Penyelesaian :

./,0123 √ 5

X.MZY

[ 5 ,

./,0123 ,,

./,0123 3,955

\]8^_] ./,0123 > .09:;< berarti butir no 1 “Valid

Hasil Perhitungan selengkapnya penulis sajikan pada Lampiran 3.3. Butir 8 0,628 2,282 2,306 Invalid

Butir 9 0,660 2,485 2,306 Valid Butir 10 0,351 1,060 2,306 Invalid Butir 11 0,616 2,211 2,306 Invalid Butir 12 0,722 2,954 2,306 Valid Butir 13 0,644 2,382 2,306 Valid Butir 14 0,744 3,153 2,306 Valid Butir 15 -0,146 -0,416 2,306 Invalid Butir 16 0,870 4,991 2,306 Valid Butir 17 0,359 1,089 2,306 Invalid Butir 18 0,343 1,034 2,306 Invalid Butir 19 0,448 1,417 2,306 Invalid Butir 20 0,480 1,548 2,306 Invalid Butir 21 0,369 1,123 2,306 Invalid Butir 22 0,648 2,404 2,306 Valid Butir 23 0,271 0,797 2,306 Invalid Butir 24 0,665 2,521 2,306 Valid Butir 25 0,887 5,426 2,306 Valid Butir 26 0,802 3,799 2,306 Valid Butir 27 0,908 6,130 2,306 Valid Butir 28 0,887 5,426 2,306 Valid Butir 29 0,839 4,366 2,306 Valid Butir 30 0,779 3,512 2,306 Valid Butir 31 0,725 2,977 2,306 Valid Butir 32 0,731 3,028 2,306 Valid Butir 33 0,566 1,941 2,306 Invalid Butir 34 0,728 3,005 2,306 Valid Butir 35 0,925 6,877 2,306 Valid Butir 36 0,781 3,536 2,306 Valid Butir 37 0,681 2,623 2,306 Valid Butir 38 0,574 1,984 2,306 Invalid Butir 39 0,887 5,426 2,306 Valid Butir 40 0,893 5,621 2,306 Valid Butir 41 0,263 0,770 2,306 Invalid Butir 42 0,887 5,426 2,306 valid Butir 43 0,140 0,400 2,306 Invalid Butir 44 0,712 2,868 2,306 Valid Butir 45 -0,295 -0,875 2,306 Invalid Butir 46 0,632 2,306 2,306 Valid


(49)

Dari ke 11 pernyataan tidak seluruhnya di drop atau dibuang, tetapi ada yang dipertimbangkan untuk direvisi dan dijadikan instrumen penelitian , yaitu nomor 8, dan 18, karena kedua pernyataan tersebut dianggap penting atau esensial. Adapun revisi dari ketiga pernyataan tersebut, penulis sajikan pada tabel 3. 10 berikut ini :

Tabel 3.10

Revisi Penyataan Instrumen

Nomor Item

Pernyataan

Semula Hasil Revisi

8

Kepala sekolah anda mendorong penggunaan ICT dalam kegiatan pembelajaran di sekolah

Kepala sekolah anda mampu merangsang guru untuk menggunakan ICT dalam pembelajaran agar lebih produktif dan efektif

18

Kepala sekolah anda dapat mengangkat para pembantu kepala sekolah atau wakil kepala sekolah sesuai dengan kepatutan dan kelayakan yang dimilikinya

Kepala sekolah anda mampu memilih dan menempatkan personil sekolah sesuai dengan kelayakan dan kemampuan yang dimilikinya.

b. Variabel Kinerja Guru

Uji coba dari 26 butir instrumen kinerja manajemen kepala sekolah pada guru SMA Negeri 1 Haurgeulis terhadap 10 orang responden dimaksudkan untuk menguji keabsahan dan kehandalan butir-butir instrumen yang digunakan dalam penelitian.Perhitungan Pearson Correlation (rhitung) 26 butir instrumen kinerja manajemen kepala sekolah dengan rumus Pearson Product Moment (PPM), yaitu

!"# " ∑% & 5 ∑% ∑&

(L"∑%)5 ∑% )N. "∑&)5 ∑&* ), kemudian dilanjutkan dengan rumus

./,0123 = 7√25√ 57

, r = koefisien korelasi hasil

8/,0123 , dan n = jumlah responden,


(50)

Tabel 3.11

Hasil perhitungan ./,0123 "Kinerja guru (X2)” Butir Soal rhitung thitung Hitungan Validitas

Butir 1 0,942 7,913 Contoh perhitungan Butir no 1

Diketahui : α = 0,05, dk = 10-2 = 8

rhitung = 0,942

ttabel (10;0,05) = 2,306, dengan uji dua pihak

Ditanyakan : thitung

Penyelesaian :

./,0123 √ 5

X,ab

[ 5 ,cd

./,0123 ,, e

./,0123 7,913

Butir 2 0,970 11,346

Butir 3 0,994 25,411

Butir 4 0,994 25,411

Butir 5 0,983 15,278

Butir 6 0,970 11,346

Butir 7 0,994 25,411

Butir 8 0,753 3,240

Butir 9 0,931 7,191

Butir 10 0,970 11,346

Butir 11 0,994 25,411

Butir 12 0,851 4,577

Butir 13 0,994 25,411

Butir 14 0,983 15,278

Butir 15 0,146 0,418

Butir 16 0,994 25,411

Butir 17 -0,443 -1,399

Butir 18 0,814 3,962

Butir 19 0,839 4,355

Butir 20 0,994 25,411

Butir 21 -0,443 -1,399

Butir 22 0,753 3,240

Butir 23 0,967 10,773

Butir 24 0,970 11,346

Butir 25 0,983 15,278

Butir 26 0,842 2,306

Nilai ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05, dk = 10-2 = 8 adalah 2,306, sehingga hasil validitas instrumen kinerja guru dari hasil uji coba angket yang disebar kepada 10 responden sebanyak 26 butir pernyataan diperoleh 23 butir valid, yaitu nomor : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 18, 19, 20, 22. 23, 24, 25, dan 26. Sedangkan yang invalid sebanyak 3 butir yaitu nomor : 15, 17,


(51)

dan 21. Hasil penghitungan validitas instrumen guru penulis sajikan pada tabel 3.12 berikut ini.

Tabel 3.12

Validitas Instrumen “Kinerja Guru (X2)”

Butir Soal rhitung thitung ttabel Keputusan Hitungan Validitas

Butir 1 0,942 7,913 2,306 Valid 1. Kaidah keputusan :

a) Jika ./,0123 > .09:;< berarti valid dan sebaliknya

b) Jika ./,0123 < .09:;< berarti invalid

2. Contoh perhitungan Butir no 1

Diketahui : α = 0,05, dk = 10-2 = 8

rhitung = 0,942

ttabel (10;0,05) = 2,306, dengan uji dua

pihak

Ditanyakan : thitung

Penyelesaian :

./,0123 √ 5

X,ab

[ 5 ,cd

./,0123 ,, e

./,0123 7,913

\]8^_] ./,0123 >.09:;< berarti butir

no 1 “Valid

Hasil Perhitungan selengkapnya penulis sajikan pada Lampiran 3.3. Butir 2 0,970 11,346 2,306 Valid

Butir 3 0,994 25,411 2,306 Valid Butir 4 0,994 25,411 2,306 Valid Butir 5 0,983 15,278 2,306 Valid Butir 6 0,970 11,346 2,306 Valid Butir 7 0,994 25,411 2,306 Valid Butir 8 0,753 3,240 2,306 Valid Butir 9 0,931 7,191 2,306 Valid Butir 10 0,970 11,346 2,306 Valid Butir 11 0,994 25,411 2,306 Valid Butir 12 0,851 4,577 2,306 Valid Butir 13 0,994 25,411 2,306 Valid Butir 14 0,983 15,278 2,306 Valid Butir 15 0,146 0,418 2,306 Invalid Butir 16 0,994 25,411 2,306 Valid Butir 17 -0,443 -1,399 2,306 Invalid Butir 18 0,814 3,962 2,306 Valid Butir 19 0,839 4,355 2,306 Valid Butir 20 0,994 25,411 2,306 Valid Butir 21 -0,443 -1,399 2,306 Invalid Butir 22 0,753 3,240 2,306 Valid Butir 23 0,967 10,773 2,306 Valid Butir 24 0,970 11,346 2,306 Valid Butir 25 0,983 15,278 2,306 Valid Butir 26 0,842 2,306 2,306 Valid

Dari ketiga pernyatan yang invalid seluruhnya dibuang. Dengan demikian nomor 15, 17 dan 21 tidak digunakan lagi didalam penelitian.


(52)

c. Variabel Mutu Layanan Pembelajaran

Uji coba dari 24 butir instrumen mutu layanan pembelajaran pada guru SMA Negeri 1 Haurgeulis terhadap 10 orang responden dimaksudkan untuk menguji keabsahan dan kehandalan butir-butir instrumen yang digunakan dalam penelitian. Perhitungan Pearson Correlation (rhitung) 24 butir instrumen kinerja manajemen kepala sekolah dengan rumus Pearson Product Moment (PPM), yaitu

!"# " ∑% & 5 ∑% ∑&

(L"∑%)5 ∑% )N. "∑&)5 ∑&* ), kemudian dilanjutkan dengan rumus

./,0123 = 7√25√ 57

, r = koefisien korelasi hasil

8/,0123 , dan n = jumlah responden,

dapat penulis sajikan pada tabel 3.13 berikut ini

Tabel 3.13

Hasil perhitungan ./,0123mutu layanan pembelajaran (Y) Butir Soal rhitung thitung Hitungan Validitas

Butir 1 0,914 6,368 Contoh perhitungan Butir no 1

Diketahui : α = 0,05, dk = 10-2 = 8

rhitung = 0,914

ttabel (10;0,05) = 2,306, dengan uji dua pihak

Ditanyakan : thitung

Penyelesaian :

./,0123 [ 5 ,c d,c d

./,0123 ,,d

./,0123 6, 368

Butir 2 0,804 3,824

Butir 3 0,978 13,307

Butir 4 0,844 4,456

Butir 5 0,971 11,520

Butir 6 0,812 3,928

Butir 7 0,757 3,282

Butir 8 0,687 2,672

Butir 9 0,718 2,914

Butir 10 0,856 4,693

Butir 11 0,757 3,282

Butir 12 0,861 4,784

Butir 13 0,978 13,307


(1)

130

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi Pendidikan, Bandung, Dewa Ruchi.

Danim,S. (2007). Visi Baru Manajemen Sekolah, Jakarta ,Bumi Aksara

Depdiknas. (2003). Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003, Jakarta: CV. Tamita Utama.

Depdiknas. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ketiga), Jakarta: Balai Pustaka

Depdiknas. (2006). Rencana Strategis Pendidikan Nasional Konferensi Nasional Revitalisasi Pendidikan, Jakarta

Departement of Education. (2007). Teacher Performance Management, Wellington , NZ,

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran (Edisi Ketiga), Jakarta, Rineka Cipta

Ellitan,D. dan Anatan, L. (2007). Sistem Informasi Manajemen Konsep dan Praktis, Bandung: C.V. Alfabeta.

Evert,A.E. & Ebert,R.J. (1992). Production and Operation Management, 5th Ed., Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall Inc.

Gaffar,M.F (2006), Guru Sebagai Profesi, Makalah, Bandung, UPI

Hasibuan, M.S.P. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara

Komariah, A. dan Triatna,C. (2008). Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif (edisi ketiga), Jakarta: PT Bumi Aksara

LAN. (1992). Penilaian Kinerja Pegawai, Jakarta: LAN RI

Makmun, A.S. (1996). Pengembangan Profesi dan Kinerja Tenaga Kependidikan. Pedoman dan Intisari Perkuliahan. PPS IKIP Bandung


(2)

131

Mangkunegara, A.A.P. (2000;2006), Kualitas Kinerja Pegawai, Jakarta: Galia Indonesia

Mulyasa. (2003). Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung, PT Remaja Rosdakarya

Nawawi, H.(1998). Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT. Gramedia

Nurdin. (2005). Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Ciputat ; Quantum Teaching

Nurdin, D. (2007). Manajemen Pendidikan, dalam Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian 2, Bandung, Tim Pengembang UPI, PT IMTIMA

Pasuraman, A., Zeithaml,V.A, and Berry,L.L. (1994). A Conseptual Model of Service Quality and It’s for Future Research, Journal of Marketing, Vol.49, p: 41-50

Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permen Diknas No 13 tahun 2007, Standar Kepala Sekolah dan Pengawas Prawirosentono. (1999). Kamus Dictionary, Jakarta: PT. Gramedia

Prijodarminto, S. (1994). Manajemen Sumber Daya Manusia Produktifitas, Jakarta: PT. Gramedia

Rahman, et al. (2005). Peran Strategis Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, Bandung , Alqaprint Jatinangor

Rahmah, I.F. (2008). Kontribusi fungsi kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja terhadap kinerja guru, Tesis Magister Pendidikan pada FPS UPI Bandung: tidak diterbitkan

Riduwan. (2003). Dasar-dasar Statistika, Bandung: C.V. Alfabeta

Riduwan. (2009). Metode dan Teknik Menyusun Tesis (edisi Keenam), Bandung: C.V. Alfabeta

Rivai, V. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada


(3)

132

Rivai, V. dan Murni, S. (2009). Education Management Analisis Teori dan Praktik, Jakarta, PT.RajaGrafindo Persada

Rohiat. (2009). Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik, Bandung, PT. Refika Aditama

Sergiovanni, T.J dan Robert J.S. (1993). Supervision and Redefinision, New York, McGraw-Hill, Inc

Sagala, S. (2006). Adminsitrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung, C.V Alfabeta

Sallis, E. (1993). Total Quality Management in Education, London: Kogan Page Ltd

Saydam ,G. (1996). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid I dan II, Jakarta: PT Gunung Agung

Satori, D. (1999). Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah, Bandung: Naskah Akademik.

Schacter,J (2009).”Teacher Performance_Based Accountability : Why, What and How, Santa Monica, CA

Sedarmayanti. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: PT. Refika Aditama

Setiamanah, E. (2008). Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Pegawai, Tesis Magister Pendidikan pada FPS UPI Bandung: tidak diterbitkan

Siagian, S. P. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara

Sudjana. (1992). Metoda Statistika, Bandung, Tarsito

Sugiyono. (2003). Statistika untuk Penelitian, Bandung: CV alfabeta Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Administrasi (edisi ke-12),

Bandung: CV alfabeta

Tenner, A.R & DeToro, I.J. (1992). Total Quality Management, MA: Addison-Wesley Publishing Company


(4)

133

Winardi. (2000). Asas-asas Manajemen, Bandung: Penerbit Mandar Maju

Wintomo. (2008). Pengaruh prilaku kepemimpinan kepala sekolah dan kepuasan kerja terhadap kinerja mengajar guru pada SMAN di Kabupaten Indramayu, Tesis Magister Pendidikan pada FPS UPI Bandung: Wirawan. (2009). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia Teori, Aplikasi dan

Penelitian, Jakarta, Salemba Empat

Zamroni. (2007). Paradigma Pendidikan Masa Depan, Yogyakarta, Bigraf Publishing

INTERNET :

Depdiknas. (2008). Model Penyelenggaraan Sekolah Kategori Mandiri / Sekolah Kategori Nasional,(Online) www.depdiknas.org, , [12 April 2009]

Disdik Kota Semarang. (2008). Manajemen Sekolah (Online), Tersedia : http : www.disdik-kotasmg.org [9 desember 2008]

PPPPTKP Cianjur. (2009). : Laporan dan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (Online), Tersedia : http : www.Vedca.org , [23 April 2010]

Ramiah,B.(2007). Headmasters Reinforcement Behavior and Teacher Performance in Primary School (OnLine), Tersedia : http: //www.iam.moe.gov.my, [23 April 2010]

Toler,B.B. (2006). A Comparative Study of Principal Performance Evaluation in The Commonwealth of Virginia (Online), Tersedia :http

: www.F.C.Virginia.org , [23 April 2010].

JURNAL :

Ahmadnia,H. (2006). “The Relationship Between Teachers’ Performance Rating and the Archievement of their Students”. Journal of Applied H.R.M.Research. 11,(1), 75-78


(5)

134

Principal–Teacher Relationships on Student Academic Archievment : A National Focus”. National Journal for Publishing and Mentoring Doctoral Student Research. 1, (1),1-5

Enueme,C.P and Egwunyenga,E.J. (2008). “Principals Instructional Leadership Roles and Effect on Teachers’ Job Performance : A Case Study of Secondary Schools in Asaba Metropolis, Delta State, Nigeria”. Journal Social Science. 16, (1), 13-17

Esa,A. et al (2005). “Persepsi Pensyarah Tergadap Penerapan Kemahiran Komunikasi Menerusi Kokurikulum di Politeknik”. Jurnal Penyelidikan Pendidikan Malaysia, 7,(1), 1-170

Figlio,D.N and Kenny, L.W. (2006). “Individual Teacher Incentives and Student Performance”. Journal of Public Economic, 1-27

Heneman,H.G and Milanovski,A. (2003). “Alignment of Human Resource3s Practices and Teacher Performance Competency”. Journal of Eeducation, 1-16Luster,J. (2010). “Why State Should Require a Teaching Performance Assessment and a Subject Matter Assessment for Preliminary Teaching Credential”. Research in Higher Educational Journal, 1-16

Leu, E.(2006). “Quality of Education and Teacher Learning: a Review of the Literature”. American Institute for Research. 1-28

Maguad, B.A. (2005). “Monitoring Teachers’ Performance Using Statistical Process Control Charts”. International Journal of Quality and Productivity Management. 5, (1), 1-10

Nhundu,T.J (1999). “Assessing Teacher Performance”.International Journal. 26, (1), 1-19

Office of Commercial Service. (2002).”Teacher Development for Quality Learning The Thailand Educational Reform Project”. Educational Sector Reform, 1-55

Shahzad,K, Bashir,S. and Ramay,M.I (2008). “Impact of HR Practices on Perceived Performance of University Teachers in Pakistan”.Journal of International Review of Business Research Papers. 4,(2), 302-315 Steinke,P. and Fitch,P.(2007). “Assesing Service Learning”. Research &


(6)

135

Wei,J.S and Liu,C.c (2003). “ Structure, Conduct, and Performance of Principal-Agent Models : An Overview”. International Journal of Business and Economics. 2, (3), 177-178

Williams,H.S. (2009). “An Evaluation of Principal Interns Performance on the Interstate School Leaders Licensure Cosortium Standars”. National Forum of Education Administration and Supervision Journal, 26, (4), 1-33

Zhang,A. and Fang, Y.(1991). “Teachers’ Performance and its Attitudinal Antecendents”. International Journal. 1-12