MODEL COMPLETE SENTENCE DALAM PENGAJARAN

Model Complete Sentence Dalam Pengajaran Menulis Teks Bahasa Indonesia

MODEL COMPLETE SENTENCE DALAM PENGAJARAN MENULIS
TEKS BAHASA INDONESIA
Wisnu Nugroho Aji
Abstrak: Kualitas Proses dan kualitas hasil pembelajaran selalu berjalan beriringan dan saling berbanding
lurus. Proses pembelajaran yang berkualitas akan menghasilkan hasil pembelajaran yang berkualitas pula. Indikator
proses pembelajaran yang berkualitas adalah dengan munculnya penggunaan model pembelajaran yang tepat
untuk menunjang hasil pembelajaran. Model Complete Sentence adalah salah satunya. Penggunaan Model
Complete Sentece terbukti secara empiris dapat menunjang kualitas hasil pembelajaran berbahasa, khususnya
keterampilan menulis teks.
Kata Kunci: Complete Sentence, Model Pembelajaran, Menulis, Teks Bahasa Indonesia
PENDAHULUAN

They have to able to express their thoughts in

Keterampilan berbahasa memunyai empat
komponen, yaitu 1) keterampilan menyimak, 2)
keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan
4) keterampilan menulis (Tarigan, 2008:1). Dari empat
keterampilan berbahasa, yang dianggap paling sukar

ialah menulis.
Menulis merupakan kemampuan yang paling
akhir dikuasai setelah peserta didik mampu menyimak,
berbicara, dan membaca. Hal ter sebut tidak
mengherankan karena dalam menulis, peserta didik
diharuskan untuk menguasai pelbagai unsur
kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri
sehingga tulisan yang dihasilkan dapat runtut dan padu,
kohesif, dan koheren. Oleh karena itu, pembelajaran
menulis ini harus diajarkan, dibina dan dikembangkan
secara intensif di semua jenjang pendidikan. Saat ini,
pembelajaran menulis yang diadakan di sekolahsekolah belum maksimal.
Harmenita

dan

Tiarina

(2013:30)


mengungkapkan bahwa “Writing is one of the
language skills, besides listening, speaking and
reading that must be mastered by English learners.

writing to develop their ideas, and make readers
interest when their writing read. Throughwriting,
they can also transfer information and knowledge
to others. In other words,writing can be said as a
mean of communication between the writer and
the reader” Pendapat tersebut jika di terjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia kurang lebih artinya:
Menulis adalah salah satu bahasa, di samping
mendengar, berbicara dan membaca bahwa harus
dikuasai oleh peserta didik. Mereka harus mampu
untuk mengungkapkan pikiran mereka dalam menulis
untuk mengembangkan ide-ide mereka, dan membuat
pembaca tertarik ketika membaca tulisan mereka.
Melalui tulisan, mereka juga dapat mentransfer
informasi dan pengetahuan kepada orang lain. Dengan
kata lain, menulis bisa dikatakan sebagai sarana

komunikasi antara penulis dan pembaca.
Menurut Negari, (2011:299) “writing requires
composing, which implies the ability either to tell
or retell pieces of information in the form of
narratives or description, or to transform
information into new texts, as in expository or

* Prodi PBSI, FKIP, UNWIDHA Klaten
78

Magistra No. 97 Th. XXVIII September 2016
ISSN 0215-9511

Model Complete Sentence Dalam Pengajaran Menulis Teks Bahasa Indonesia

argumentative writing”. Pendapat tersebut jika di
terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kurang lebih

sistematis berdasarkan approach tertentu. Jadi, model


artinya: menulis, yang berarti kemampuan baik untuk

juga dapat dimaknai sebagai cara-cara yang berbeda

memberitahu atau menceritakan kembali potonganpotongan informasi dalam bentuk narasi atau deskripsi,

untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di
bawah kondisi yang berbeda (Andayani, 2014 : 11).

atau untuk mengubah informasi ke dalam teks-teks

Complete Sentence merupakan salah satu

baru, seperti di ekspositori atau argumentatif menulis
(Negari, 2011:299).
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa kendala utama seorang penulis
adalah penciptaan ide dan gagasan serta
penuangannya ke dalam bentuk tulisan. Penciptaan
ide dan gagagsan merupakan suatu proses penemuan

yang panjang. Dibutuhkan daya imajinatif dan
kreativitas yang masiv.
Untuk menumbuhkan daya cipta tersebut, maka
perlu digunakanlah model pembelajaran yang inovatif,
model pembelajaran yang mampu menstimulus daya
kreativitas peserta didik. Berdasarkan studi
pendahuluan yang telah dilakukan penulis, maka
penggunaan Model Pembelajaran Complete Sentence
dapat menjadi inovasi untuk meninggkatan daya
imajinasi dan kreativitas peserta didik.
Berdasarkan penelitian Lestari (2015),
diperoleh hasil bahwa model pembelajaran Complete
Sentence dapat meningkatkan keterampilan menulis
siswa sampai dengan 86%. Temuan tersebuat
membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran
Complte Sentence merupakan model pembelajaran
yang cocok untuk mata pelajaran bahasa Indonesia
khususnya pembelajaran menulis teks.
MODEL PEMBELAJARAN COMPLETE
SENTENCE


merupakan cara melaksanakan Model pembelajaran

model
pembelajaran
yang
berusaha
mempertimbangkan kemampuan siswa untuk
memprediksi fragmen-fragmen teks yang ditugaskan
kepada mereka. Complete Sentence memiliki
serangkaian proses pembelajaran yang diawali dengan
penyampaian materi ajar oleh guru, analisis terhadap
modul yang telah dipersiapkan, pembagian kelompok
yang tidak boleh lebih dari tiga orang dengan
kemampuan yang heterogen, pemberian lembar kerja
yang berisi paragraf yang belum lengkap, lalu
pemberian kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi
dan diakhiri dengan pengambilan kesimpulan. Dengan
demikian, komponen penting dalam pembelajaran ini
adalah modul, pembentukan kelompok secara

heterogen yang maksimal 3 orang, diskusi, dan
pengambilan kesimpulan (Huda, 2014 : 313).
Model Complete Sentence merupakan
rangkaian proses pembelajaran yang diawali dengan
menyampaikan materi ajar oleh guru, atau dnegan
penganalisaan terhadap modul yang telah dipersiapkan,
pembagian kelompok yang tidak lebih dari tiga orang
dengan kemampuan yang heterogen, pemberian
lembar kerja yang berisi paragraf yang belum lengkap,
lalu diberikan kesempatan kepada siswa untuk
berdiskusi dan diakhiri dengan pengambilan
kesimpulan (Andayani, 2014 : 212).

Dalam dunia pengajaran, model adalah rencana
penyajian bahan yang menyeluruh dengan urutan yang

Magistra No. 97 Th. XXVIII September 2016
ISSN 0215-9511

79


Model Complete Sentence Dalam Pengajaran Menulis Teks Bahasa Indonesia

PENGEMBANGAN
MODEL
PEMBELAJARAN COMPLETE SENTENCE
DALAM PENGAJARAN MENULIS
Model banyak dikembangkan dalam
pembelajaran. Ini disebabkan dalam sebuah inovasi
pembelajaran, model dapat memudahkan pengampu
pembelajaran untuk memahami suatu gejala atau
kegiatan pembelajarannya. Namun model memiliki
beberapa keterbatasan yang antara lain tampak pada
fenomena terlalu banyak memberi tekanan kepada
simbol sehingga sering tidak dapat menggambarkan
suatu gejala dengan akurat, model juga terlalu
mementingkan bentuk dan keajegan, simplikasi, dan
menggambarkan gejala hanya sebagai peta jalan
pembelajaran, sehingga ada kecenderungan gambaran
yang diperoleh tidak tepat atau tidak akurat baik yang

berkenaan dengan konsep-konsep, maupun hubungan
antarkonsep yang digambarkannnya (Bell, 2005:87).
Dengan demikian dalam inovasi model pembelajaran
bahasa Indonesia, juga perlu diperhatikan
keterbatasannya.

dengan kemampuan yang heterogen, pemberian
lembar kerja yang berisi paragraf yang belum lengkap,
lalu diberikan kesempatan kepada siswa untuk
berdiskusi dan diakhiri dengan pengambilan
kesimpulan (Andayani, 2014 : 212).
Adapun langkah-langkah dalam model
pembelajaran Complete Sentence yakni; (a) Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai; (b)
Guru menyampaikan materi secukupnya atau siswa
diberi kegiatan membacakan buku atau modul dengan
waktu secukupnya; (c) Guru membentuk kelompok 2
atau 3 orang secara heterogen; (d) Guru membagikan
lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum
lengkap; (e) Siswa berdiskusi untuk melengkapi

kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia; (f) Siswa
berdiskusi secara kelompok; (g) Setelah jawaban
didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap
peserta membaca sampai mengerti; (h) Siswa
membuat simpulan bersama dengan guru.
Berikut adalah pengembangan model Comolete
Sentence dalam pengajaran menulis teks bahasa

Hourton (2007) membagi tiga komponen
penggembangan model, tiga komponen tersebut adalah
model teoretik, konseptual, dan prosedural. Dilihat dari

Indonesia.

komponen pengembangannya, model complete
sentence termasuk ke dalam model prosedural. Hal

Pada tahap awal ini seorang guru dituntut untuk
menyampaikan capaian kompetensi pembelajaran
menulis secara praktis dan tepat guna. Dalam


tersebut dikarenakan model pembelajaran complete
sentence bersifat deskriptif, berupa langkah-langkah
yang harus diikuti untuk mencapai sebuah hasil.
Langkah-langkah inilah yang menjadi panduan bagi

Guru menyampaikan kompetensi yang ingin
dicapai

kepraktisan tersebut guru harus mampu menyiratkan
manfaat dan tujuan penulisan teks yang akan dibahas.

Model Complete Sentence merupakan
rangkaian proses pembelajaran yang diawali dengan

Selain hal tersebut yang lebih utama adalah guru harus
sampai pada pemahaman siswa perihal pentingnya
penumbuhan ide dan gagasan dalam proses penulisan
teks melalui model Complete Sentence.

menyampaikan materi ajar oleh guru, atau dnegan
penganalisaan terhadap modul yang telah dipersiapkan,
pembagian kelompok yang tidak lebih dari tiga orang

Metode Complete Sentence ini menekankan
agar siswa lebih aktif dan berkonsentrasi penuh dalam
pembelajaran. Metode ini lebih menekankan peran

para pengajar.

80

Magistra No. 97 Th. XXVIII September 2016
ISSN 0215-9511

Model Complete Sentence Dalam Pengajaran Menulis Teks Bahasa Indonesia

siswa dalam pembelajaran, guru hanya sebagai
fasilitator dalam pembelajaran. Siswa hanya
mendengarkan dan menyimak ketika guru
memberikan penjelasan materi dan memberikan
contoh teks.

Karena siswa sabagai subjek, individu
pembelajar memiliki banyak aspek dan faktor yang

Guru menyampaikan materi secukupnya atau

yang kompleks, unik, dan dinamis.

siswa diberi kegiatan membacakan buku atau

Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf

modul dengan waktu secukupnya

yang kalimatnya belum lengkap

Dalam tahap ini, peran guru sebagai seorang
fasilitator sangat ditonjolkan. Guru memberikan sedikit

mempengaruhinya. Interaksi belajar-mengajar dapat
diperoleh melalui aktifitas kelompok, bukan suatu
interaksi yang mekanistik, otomatis, tetapi interaksi

Complete Sentence pada hakikatnya adalah
melengkapi teks yang rumpang dengan kalimat yang
sesuai (menurut kreativitas peserta didik). Jika
dikaitkan dengan penelitian empiris, penggunaan

arahan dan gambaran serta pemahan teori penulisan
teks secara sekilas, kemudian peserta didik yang
mengembangannya secara aktif dan efektif.
Sukmadinata (2012:59) menyatakan bahwa
pembelajaran dari guru berlangsung efektif bila
menyebabkan siswa belajar secara efektif pula.

(2007 : 538) dalam The Reading Teacher Journal “
bahwa melengkapi kalimat dapat digunakan sebagai

Pembelajaran

member ikan

sebuah variasi untuk mengerjakan tugas dan dapat

pengetahuan, teori-teori dan konsep-konsep, tapi lebih

digunakan untuk memperkuat membaca dan menulis

dari itu.

siswa. Siswa akan dilihat kemampuannya dalam
memilih kosakata untuk melengkapi paragraf yang

tidak

sekedar

Pembelajaran
merupakan
upaya
mengembangkan potensi, kecakapan dan kepribadian

metode Complete Sentence juga ditemukan dalam
penelitian yang dilakukan Montelongo dan Hernandez

kosong tersebut”. Tugas siswa adalah untuk

siswa. pengembangan aspek-aspek tersebut, tidak

melengkapi kalimat dengan kosakata yang sesuai

diberikan atau dikembangkan oleh guru tetapi oleh
siswa sendiri. Siswalah yang berkembang dan

dengan kata-kata.
Berikut contoh lembar kerja dengan

mengembangkan dirinya.

pengembangan model Complete Sentence

Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara
heterogen
Sebagai seorang fasilitator, guru tidak hanya
menyediakan materi dan substansi tetapi juga harus
menciptakan dan menumbuhkan situasi yang
representatif, memberikan dorongan, arahan,
bimbingan, kemudahan agar siswa belajar, dan
berkembang. Merencanakan dan melaksanakan
kegiatan agar siswa belajar secara efektif, bukan
pekerjaan yang mudah. Salah satu upaya untuk
menciptakan pembelajaran yang efektif adalah dengan

Contoh 1. Teks Deskripsi
Nusantara
Nusantara terdiri dari beratus pulau
dan beribu meter laut. _________.
Termasuk bahasa daerah dan
bahasa Nasional. Nusantara juga
memiliki beratus suku bangsa.
_______. Nusantara juga memiliki
keragaman agama. ______.
Walaupun terbentuk oleh
keragaman tersebut, nusantara
tetap hidup dalam kerukuran

membentuk kelompok belajar.

Magistra No. 97 Th. XXVIII September 2016
ISSN 0215-9511

81

Model Complete Sentence Dalam Pengajaran Menulis Teks Bahasa Indonesia

1. Siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat
dengan kunci jawaban yang tersedia

3. Siswa membuat simpulan bersama dengan

Metode Complete Sentence melatih siswa

Penilaian kemampuan menulis merupakan

untuk bekerja sama dan menghargai orang lain
dalam berdiskusi. Melatih siswa untuk berinteraksi
secara baik dengan teman sekelasnya, melatih
siswa untuk mengembangkan paragraf.
Memperdalam dan mepertajam pengetahuan siswa
melalui lembar ker ja yang dibagikan.

salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru
adalah mengevaluasi pembelajaran. Kompetensi

Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa. metode

hubungan ini adalah segala pengalaman belajar

ini membuat siswa belajar untuk berkonsentrasi

yang dihayati oleh peserta didik. Makin intensif

penuh dan berinteraksi dengan teman satu
kelompok.

pengalaman yang dihayati oleh peserta didik, makin
tinggilah kualitas proses belajar yang dimaksud.
Intensitas pengalaman belajar dapat dilihat dari
tingginya keterlibatan pelajar dalam hubungan
belajar-mengajar dengan guru dan objek belajar.

2. Siswa berdiskusi secara kelompok
Munculnya diskusi merupakan indikator
proses belajar yang berkualitas. Bila dalam proses
belajar-mengajar sebagian besar waktu pelajar
digunakan untuk mendengarkan dan mencatat
penjelasan guru, dalam ukuran pengertian kualitas
proses belajar, suasana kelas demikian dipandang
sebagai kurang memiliki kualitas yang memadai.
Tingkat pastisipasi aktif peserta didik dalam proses
belajar merupakan salah satu indikator proses
belajar yang berkualitas. Rasa keterlibatan yang
dilandasi oleh motivasi dan minat yang tinggi dari
pihak pelajar dalam mengikuti proses belajar yang
berkualitas (Soedijarto, 1993:27).

guru.

ini sejalan dengan dan tanggung jawab guru dalam
pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran
termasuk di dalamnya melaksanakan penilaian
proses dan hasil belajar. Proses belajar dalam

PENUTUP
Berdasarkan hasil empiris dan pengamatan
yang telah dilakukan terhadap model pembelajaran
Complete Sentence, diketahui bahwa pengembangan
model ini sangat tepat diaplikasikan dalam pengajaran
bahasa khususnya keterampilan menulis. Complete
Sentence merupakan salah satu model pembelajaran
yang berusaha mempertimbangkan kemampuan siswa
untuk memprediksi fragmen-fragmen teks yang
ditugaskan kepada mereka. Dapat dikatakan bahwa
model pembelajaran Complete Sentece dapat
menumbuhkan daya imajinasi dan kreativitas peserta
didik dalam menyusun sebuah teks.

82

Magistra No. 97 Th. XXVIII September 2016
ISSN 0215-9511

Model Complete Sentence Dalam Pengajaran Menulis Teks Bahasa Indonesia

DAFTAR PUSTAKA
Andayani. 2014. Pendekatacn Saintifik &
Metodologi Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Surakarta: Yuma Pustaka
Bell, Roger T.2005. Analisis Model dalam

Negari, Giti Mousapor. 2011. “A Study on Strategy
Instruction and EFL Learners’ Writing Skill”.
International Journal of English Linguistics. Vol.
1 No.2.

Sosiolinguistik: Sajian Tujuan Pendekatan

Lestari, Fitriani Dewi. 2015. Peningkatan

dan Problemnya (alih Bahasa Abd. Syukur
Ibrahim). Surabaya: USANA

Kemampuan Menulis Deskripsi dengan

Harnenita, Reszy Yuli dan Yuli Tiarina. 2013.
“Teaching Writing a Descriptive Text By Using
Environmental Observation Strategy”. Journal
of English Language Teaching. VOL. 1 No. 2
Hourton, Johnson, A.2007.Privilege, power and
difference. New York: McGraw-Hill,Inc
Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran
dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Penerapan Metode Complete Sentence pada
Siswa Kelas VII-G SMP Negeri 1 Bagor,
Nganjuk. DIGILIB: UNS
Soedijarto. 1993. Memantapkan sistem pendidikan
nasional. Jakarta: Gramedia Widiarsa Indonesia.
Sukmadinata, Nana Syaodih dan Erliana Syaodih.
2012. Kurikulum dan Pembelajaran
Kompetensi. Bandung: Refika Aditama
Tarigan, H.G. 2008. Menulis Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Magistra No. 97 Th. XXVIII September 2016
ISSN 0215-9511

83

Model Complete Sentence Dalam Pengajaran Menulis Teks Bahasa Indonesia

84

Magistra No. 97 Th. XXVIII September 2016
ISSN 0215-9511