TASAWUF DALAM HIERARKI ILMU ILMU ISLAM P

TASAWUF DALAM HIERARKI ILMU ILMU ISLAM
Miftah R.Sa’adah siregar
Fakultas sains dan teknologi
Universitas islam negeri sumatera utara, medan
Email: miftariskyatus@gmail.com

Pendahuluan
Artikel ini mengkaji tentang tasawuf dalam hierarki ilmu-ilmu islam. Yang
membahas tentang pembagian pembagian ilmu berdasarkan sudut pandang islam.
Tujuan pembahasan ini adalah agar dapat mengetahui tasawuf dalam pembagian
ilmu-ilmu berdasarkan sudut pandang islam.

Tasawuf dalam hierarki ilmu-ilmu islam
Membahas tentang ilmu itu tidak akan ada habisnya, karena ilmu merupakan
salah satu dari sifat utama Allah SWT dan satu-satunya kata yang dapat digunakan
untuk menerangkan pengetahuan Allah SWT. Dalam membahas ilmu tersebut
tidak terlepas dari yang namanya pendekatan, pengkajian, serta metodologi, ketiga
kata-kata ini saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain.
Klasifikasi ilmu berdasarkan sudut pandang islam,menurut pendapat Ibn
Khaldun mengkategorikan tasawuf sebagai salah satu dari beragam ilmu-ilmu
syariah(ulum al-naqliyyah al-wadhi’iyah). Dalam pembagian ilmu menurut alGhazali (w.1111) berdasarkan cara perolehan ilmu terdiri atas dua: ilmu yang

dihadirkan (‘ilm al-hudhuri/presential)dan ilmu yang dicapai (‘ilm alhushuli/attained), sedangkan tasawuf dikategorikan sebagai ‘ilm al-hudhuri. Ibn alQayyim al-Juziyah (w.1350) membagi ilmu menjadi tiga derajat: ‘ilm jaliyun
(didasari observasi, eksperimen, dan silogisme), ‘ilm khafiyun (ilmu mukrifat), dan
‘ilm laduniyum (didasari ilham dari Allah), dan tasawuf dikelompokkan
kepada‘ilm khafiyun dan‘ilm laduniyum. 1

1

ja’far, gerbang tasawuf ( medan perdana publishing, 2016), hlm.21-22

Syed Muhammad Naquib al-Attas membagi ilmu menjadi dua jenis: ilmu
pemberian Allah (The God given knoeledge) yang disebut ilmu-ilmu agama(The
religious sciences), dan ilmu capaian (the acquired knowledge) yang disebut ilmuilmu rasional, intelektual dan filosofis(the rational, intellectual and philosophical
sciences), sedangkan tasawuf dikategorikan sebagai metafisika Islam yang
merupakan bagian-bagian dari ilmu agama(the religious sciences).
Dapat ditegaskan bahwa para ulama menempatkan tasawuf sebagai bagian
dari ilmu-ilmu agama, meskipun sebagian ahli menyebutkan bahwa tasawuf dalam
bentuk tasawuf falsafi dipengaruhi oleh agama dan aliran filsafat tertentu. Menurut
ibn khaldun, bersumber dari syariat yaitu alquran dan hadis, dan akal tidak
memiliki peran dalam ilmu syariah kecuali untuk menarik kesimpulan dari kaidah
utama untuk cabang permasalahannya. Aspek tujuan para sufi yaitu harus terus

meningkatkan kulitas ibadah dan merubah dan meninggalkan kualitas ibadah yang
rendah dan meningkatkan kekualitas ibadah yang lebih tinggi. 2

KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Para ilmuan berbeda-beda
dalam mengklasifikasi ilmu, ada yang berdasarkan dari segi sejarah, segi
pembidangan atau klasifikasi, ilmu yang berguna dan yang tak berguna, dari segi
syar’iyyah dan aqliyyah, dan ada juga dari segi sumbernya.
Dalam bidang ilmu tasawuf, Ibn Khaldun membagi ilmu menjadi dua jenis
yaitu Ilmu-ilmu hikmah dan filsafat (ulum al-hikmiyah al-falsafiyyah) yang
diperoleh dengan akal manusia dan Ilmu yang diajarkan dan ditransformasikan
(ulum al-naqliyyah al-wadhi’iyah) yang bersumber kepada syariat Islam (AlQur’an dan Hadis).
Dengan demikian dapat juga disimpulkan bahwa Hierarki dan
kedudukannya dalam ilmu-ilmu islam, tasawuf berada pada tingkat pembentukan
akhlak dan karakter manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. ja’far MA, gerbang tasawuf dimensi teoritis dan praktis ajaran kaum
sufi(perdana publishing,2016)


2

ja’far, gerbang tasawuf ( medan perdana publishing, 2016), hlm.23-24