PEMBIAKAN KLONING DALAM PERSPEKTIF HUKUM

PEMBIAKAN KLONING DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

KELOMPOK 3
1. RESSA FERDINAND SAID
2. SAMSUL ARIF
3. TAUFIKURROCHMAN
4. YULIA HARTANTI
A2/TEKNIK SIPIL/SEMESTER 2/UNSERA 2014-2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang
Islam yaitu tunduk/patuh merupakan jalan hidup yang harus diikuti oleh seluruh umat
islam untuk merealisasikan seluruh kehendak tuhan dimuka bumi ini. Maka dari itu,
segala aktivitas umat islam harus di dasarkan pada prinsip syariat islam yaitu dengan
Al-Quran dan Hadist. Kedua asas tersubut diyakini akan tetap mampu menjawab
segala tentang dunia hingga akhir zaman. Perkembangan dan tekhnologi merupakan
salah satu bukti Al-Quran dan Hadist sebagai sumber utama hukum islam, saat ini
problematika kehidupan yang dihadapi umat islam perlu diinterpretasi ulang agar

tetap mampu memberikan respon yang baik. Misalnya kloning yang merupakan salah
satu wacana ilmu pengetahuan mutakir yang sulit dirujuk secara langsung kepada AlQuran dan Hadist, konsekuensinya, para fuqaha diharuskan mencari referensi
alternatif untuk menjawab persoalan tersebut. Dengan mengunankan berbagai
referensi yang cukup variatif, mereka memberikan jawaban yang berbeda satu sama
lain, bahkan tidak jarang penuh dengan nuansa spekulatif. Penerapan tekhnologi ini
memang pada mulanya hanya menyentuh ranah pengetahuan ilmiah berkala karena ia
dihasilkan melalui proses (scienceexploration). Tetapi secara langsung atau tidak
langsung, kloning dapat saja memporak-porandakan sendi-sendi ajaran agama dan
etika universal. Pada tataran ini kloning tidak saja berada pada ranah ilmi
pengetahuan, tetapi lebih jauh dari itu ia telah melakukan loncatan yang cukup jauh
terhadap disiplin ilmu lain seperti etika, social, ekonomi, gender, dan juga ilmu
agama.

1.2

Rumusan Masalah
Mampukah fikih menjawab tantangan kemajuan rekayasa genetika?
Pesatnya perkembangan teknologi rekayasa genetika haruslah terkejar oleh produkproduk fikih yang ada selama ini. Seperti halnya masalah fikih-fikih terdahulu
sebagaimana diberikan oleh para ulama seperti soal bayi tabung dan imsemnasi
buatan, maka masalah rekayasa genetika, sampai pada soal revitalisasi DNA,

pembiakan sel lewat transplantasi, bahkan menyelewengkan “penciptaan ” lewat
pencangkokan jaringan sel yang pada saat ini mulai banyak berkembang haruslah
dicari solusinya.

1.3

Tujuan
Tujuan membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah mengenai
pendidikan agama islam. Serta dengan dibuatnya makalah ini kita semua dapat

mengetahui, memahami, dan mempelajari bagaimana hukum kloning dalam
pandangan islam dengan memperhatikan pandangan sains dan etika kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
2.1

Pengertian Kloning
Klon berasal dari kata “kloon” (yunani) yang artinya tunas. Kloning adalah tindakan
menggandakan atau mendapatkan keturunan jasad hidup tanpa fertilisasi, berasal dari
induk yang sama, mempunyai susunan jumlah dan gen yang sama dan kemungkinan

besar mempunyai fenotip yang sama.
Kloning manusia adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama
dengan induknya yang berupa manusia.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada beberapa jenis kloning yang dikenal, antara lain:

1. Kloning DNA rekombinan
Kloning ini merupakan pemindahan sebagian rantai DNA yang diinginkan dari
suatu organisme pada satu element replikasi genetik, contohnya penyisipan DNA
dalam plasmid bakteri untuk mengklon satu gen.

2. Kloning Reproduktif
Merupakan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan hewan yang sama,
contohnya Dolly dengan suatu proses yang disebut SCNT (Somatic Cell Nuclear
Transfer).

3. Kloning Terapeutik
Merupakan suatu kloning untuk memproduksi embrio manusia sebagai bahan
penelitian. Tujuan utama dari proses ini bukan untuk menciptakan manusia baru,
tetapi untuk mendapatkan sel batang yang dapat digunakan untuk mempelajari
perkembangan manusia dan penyembuhan penyakit.


2.2

Lahir dan Berkembangnya Klonning Gen

Sekitar satu abad lalu, Gregor Mendel merumuskan aturan-aturan menerangkan
pewarisan sifat-sifat biologis. Sifat-sifat organisme yang dapat diwariskan di atur oleh
suatu faktor yang disebut gen, yaitu suatu partikel yang berada di dalam suatu sel,
tepatnya di dalam kromosom. Gen menjadi dasar dalam perkembangan penelitian
genetika meliputi pemetaan gen, menganalisis posisi gen pada kromosom. Hasil
penelitian lebih berkembang baik diketahuinya DNA sebagai material genetik beserta
strukturnya, kode-kode genetik, serta proses transkripsi dan translasi dapat dijabarkan.
Suatu penelitian rekomendasi atau rekayasa genetika yang inti prosesnya adalah
kloning gen, yaitu suatu prosedur untuk memperoleh replika yang dapat sama dari sel
atau organisme tunggal.
Belakangan ini di media masa memberitakan tentang kloning manusia. Tetapi karena
belum ditemukan rujukan dari kitab-kitab hukum terdahulu, para ahli hukum sekarang
masih memperdebatkan masalah ini dan belum ditemukan kesepakatan final dalam
kasus yang menyeluruh.
Adanya beberapa strategi intervensi genetika yang pertama bersifat terapeutik yang

mempunyai tujuan dan maksud menyembuhkan atau mengurangi gejala-gejala. Hal
ini merupakan terapi gen, yaitu dimasukannya sebuah gen kedalam tubuh manusia
untuk mengurangi suatu kelainan genetik. Jelas hal ini merupakan praktik kedokteran
yaitu menyembuhkan orang sakit. Strategi intervensi kedua adalah eugenika/terlahir
dengan baik dengan tujuan memperbaiki organisme dengan cara tertentu.

Ada 3 cara untuk melakukan eugenika (Shannon, T.A. 1987) , yaitu :
1. Eugenia positif. Cara ini menghasilkan perbaikan melalui cara pembiakan selektif,
misalnya menghasilkan individu-individu yang sangat intelegen dengan memakai
sperma orang yang genius.
2. Eugenika negatif. Cara ini mencegah gan yang buruk atau kurang bermutu masuk
kedalam kumpulan gen. Hal ini dapat dilakukan dengan skrining orang tua dan
memberitahu mereka tentang segala gen yang buruk yang mungkin dibawanya.
Hal ini juga dapat dilakukan dengan amniosentesis
3. Euthenika (euthenics). Cara ini adalah dengan mengubah lingkungannya sehingga
individu dengan kekurangan genetik dapat berkembang secara relatif normal (kaca
mata, insulin, mesin dialisis, dsb.)
2.3

Proses Kloning Gen

Proses kloning gen secara sederhana :

1. Mempersiapkan sel stem.
2. Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetic kemudian dipisahkan
dari sel.
3. Mempersiapkan sel telur.
4. Inti sel stem diimplantasikan ke sel telur.
5. Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dam pertumbuhan. Setelah membelah
menjadi embrio.
6. Blastosis mulai memisahkan diri dari dan siap diimplantasikan ke rahim.
7. Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama dengan
sel stem donor.
Molekul DNA dan bakteriofog mempunyai sifat-sifat dasar yang ditentukan sebagai
sarana kloning. Namun sifat ini tidak berguna tanpa adanya teknik-teknik eksperimen
untuk manipulasi molekul DNA di dalam laboratorium. Ketrampilan dasar untuk
melakukan kloing secara sederhana adalah :
• Preperasi sampel DNA murni
• Pemotongan DNA murni
• Analisis ukuran fragmen DNA
• Penggolongan molekul DNA

• Memasukan molekul DNA ke dalam sel tuan rumah
• Identifikasi sel yang mengandung molekul DNA rekombinasi

2.4

Kloning Ditinjau Dari Hukum Agama
Prestasi ilmu pengetahuan yang sampai pada penemuan proses kloning,sesungguhnya
telah menyingkapkan sebuah hukum alam yang ditetapkan ALLAH SWT pada sel-sel
tubuh manusia dan hewan, karena proses kloning telah menyikap fakta bahwa pada
sel tubuh manusia dan hewan terdapat potensi menghasilkan keturunan, jika intisel
tubuh tersebut ditanamkan pada sel telur perempuan yang telah dihilangkan inti
selnya. Jadi sifat inti sel tubuh itu tak ubahnya seperti sel sperma laki-laki yang dapat
membuahi sel telur perempuan. Pada hakikatnya islam sangat menghargai iptek. Oleh

sebab itu islam terhadap kloning tersebut tentunya sangat ditunggu-tunggu oleh
masyarakat internasional. Didalam islam berbeda antara hukum kloning binatang dan
manusia.
Pada hukum kloning pada manusia. Menurut buku fatawa mu’ashiroh karangan Yusuf
Qurdhowy bahwa tidak diperbolehkanya kloning terhadap manusia. Atas beberapa
pertimbangan diantaranya :


Pertama :
Dengan kloning akan meniadakan keanekaragamann(varietas).
ALLAH SWT telah menciptakan alam ini dengan keanekaragaman. Hal tersebut
tertuang dalam Al-Qur’an surat fathir ayat 26 dan 27. Sedangkan dengan kloning akan
meniadakan keanekaragaman tersebut. Karena dengan kloning secara tidak langsung
menciptakan duplikat dari satu orang. Dan dengan ini akan dapat merusak kehidupan
manusia dan tatanan sosial dalam masyarakat, efeknya sebagian telah kita ketahui dan
sebagian lainnya kita ketahui di kemudian hari.

Kedua :
Kloning manusia akan menghilang nasab (garis keturunan).
Bagaimana dengan hubungan orang-orang mengkloning dan hasil kloningan tersebut,
apakah dihukumi sebagai duplikatnya atau bapaknya ataupun kembarannya, dan ini
adalah permasalahan yang kompleks. Kita akan kesulitan dalam menentukan nasab
hasil kloningan tersebut. Dan tidak menutup kemungkinan kloning dapat digunakan
untuk kejahatan, Siapa yang bisa menjamin jikalau diperbolehkan kloning tidak akan
ada satu negara yang mencetak ribuan orang yang digunakan sebagai prajurit militer
yang berfungsi menumpas negara lain.


Ketiga :
Dengan kloning akan mengilangkan Sunnatullah (nikah).
ALLAH SWT telah menciptakan manusia, tanaman, binatang dengan berpasangpasangan. Surat Addariyat 46.. Anak-anak produk kloning tersebut dihasilkan melalui
cara yang tidak alami. Padahal justru cara alami itulah yang telah ditetapkan ALLAH
SWT untuk manusia dan dijadikan-Nya sebagai sunnatullah untuk menghasilkan
anak-anak dan keturunannya.

ALLAH SWT berfirman: ” dan Bawasannya dialah yang menciptakan berpasangpasangan laki-laki dan perempuan, dari air mani apabila dipancarkan.” (QS. An
Najm : 45-46).

Keempat :
Memproduksi anak melalui proses kloning akan mencegah pelaksanaan banyak
hukum-hukum syara’. Seperti hukum tentang perkawinan, nasab, nafkah, hak, dan
kewajiban antar bapak dan anak, waris, perawatan anak, hubungan kemahraman,
hubungan ’ashabah dan lain-lain. Disamping itu kloning akan mencampur adukkan
dan menghilangkan nasab serta menyalahi fitra yang telah diciptakan ALLAH SWT
untuk manusia dalam masalah kelahiran anak. Kloning manusia sesungguhnya
merupakan perbuatan keji yang akan dapat menjungkir balikkan struktur kehidupan
masyarakat.


Berdasarkan dalil-dalil itulah proses kloning manusia diharamkan menurut hukum
islam dan tidak boleh dilaksanakan.
ALLAH SWT berfirman mengenai perkataan iblis terkutuk, yang mengatakan :
”...dan akan aku (iblis) suruh mereka (mengubah ciptaan ALLAH), lalu benar-benar
mereka mengubahnya.” (QS.An Nisaa’ : 119)

BAB III
PENTUP

Kloning adalah suatu metode atau cara perbanyakan makhluk hidup secara aseksual
atau suatu teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama persis dengan
induknya. Dalam perkembangan biologi molekuler, sekarang dimungkinkan klonasi
pada tingkat yang lebih kecil daripada sel, yaitu tingkat gen. Kloning manusia hanya
membutuhkan pengambilan sel somatis (sel tubuh), bukan sel reproduktif seperti sel
telur atau sel sperma dari seseorang.
Salah satu kegiatan yang bertentangan langsung dengan intisari mayoritas ajaran
Agama adalah kloning. Dari sudut pandang agama kloning akan menimbulkan banyak
masalah diantaranya masalah hak waris dan pernikahan, masalah kejiwaan,
menghancurkan seleksi terhadap orang-orang yang akan dikloning, serta masalah
garis keturunan.

Namun klonasi terhadap manusia dengan tujuan untuk dijadikan cadangan
transplantasi organ tubuh manusia dapat dibenarkan sepanjang tidak bertentangan
dengan tujuan ajaran agama.

Daftar Pusaka

http://gudangmakalah.blogdetik.com/2009/03/14/kloning-dalam-pandangan-islam/
www.oocities.org/yaziz_hasan/Kloning

http://emmaylove.mywapblog.com/kloning-manusia-kegagalan-agama-dalamke.xhtml

http://bobbyartanto.blogspot.com/2011/12/pengertian-kloning-lengkap-dengan.html

Buku Biologi kelas XII penerbit Erlangga.