TINDAKAN BONE GRAFTING PADA PENYAKIT PER

TINDAKAN BONE GRAFTING PADA PENYAKIT PERIODONTAL MENURUT
PERSPEKTIK ISLAM

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu di Semester VI

Mata Kuliah

: Bioteknologi

Dosen Pengampu

: Ina Rosdiana. S,Si. M,Si

Di Susun Oleh :
Siti Masithoh Nurul Maulidah
Kelas/Semester

(14111620094)
: Biologi A/VI


KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2014

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmanirrahiim,
Puji syukur kehadirat Allah SWT., karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
bertemakan “Bone Grafting Menurut Perspektif Islam” sebagai tugas
Individu
Penulisan

makalah

ini

disusun


untuh

memenuhi

salah

satu

persyaratan untuk menyelesaikan tugas individu dalam mata kuliah
Bioteknologi dengan dosen pengampu Ibu Ina Rosdiana. S,Si.M,Si.
Pemakalah menyadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah
masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan serta kesalahan
yang tidak disengaja, baik dari segi isi, dan penyajian bahasa. Hal ini
disebabkan terbatasnya kemampuan serta waktu yang di miliki. Oleh
karena itu atas segala kekurangan yang telah diperbuat mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Pemakalah

menerima tegur dan kritik yang bersifat membangun


dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini. Besar harapan
penyusun mudah-mudahan makalah yang disusun ini dapat bermanfaat
umumnya bagi para pembaca dan khususnya bagi kami mahasiswa
biologi.

Cirebon, 20 Februari 2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bone Grafting jarang sekali diketahui oleh masyarakat di Indonesia. Bone Grafting
tergolong kedalam Transplantasi, karena Bone Grafting sendiri merupakan proses
transplantasi yang dilakukan untuk memperbaiki tulang yang rusak akibat penyakit,
kecelakaan ataupun akibat kelainan perkembangan atau pertumbuhan tulang. Transplantasi
sendiri sering kita kenal dengan proses pemindahan suatu organ atau jaringan yang satu
ketempat lainnya yang ingin ditransplan. Seringkali kita mendengar tentang pencangkokan
sum-sum tulang belakang. Sebetulnya jika di fahami lagi, maka ini sangat berbeda dengan
pencangkokan sum-sum tulang belakang. Karena yang digunakan ialah berupa suatu jaringan
dari tulang itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari Bone Grafting dan tindakannya terhadap penyakit periodontal ?
2. Apakah fungsi dari Bone Grafting ?
3. Apa sajakah jenis-jenis dari Bone Grafting?
4. Bagaimana pandangan Islam mengenai tindakan Bone Grafting?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari Bone Grafting?
2. Mengetahui fungsi dari Bone Grafting?
3. Mengetahui jenis-jenis dari Bone Grafting?
4. Mengetahui pandangan Islam mengenai tindakan Bone Grafting?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Bone Grafting
Bone Grafting merupakan suatu tindakan pemindahan suatu jaringan yang diambil
dari satu tempat dan ditransplantasikan ke tempat yang lain. Bone grafting dapat dilakukan
untuk memperbaiki kecacatan yang diakibatkan oleh adanya penyakit, kecelakaan ataupun
kelainan pada pertumbuhan dan perkembangan tulang. Bone Grafting biasanya digunakan
sebagai salah satu pilihan untuk memperbaiki kerusakan tulang periodontal. Dalam hal

tersebut periodontal merupakan suatu jaringan yang mengelilingi gigi yang fungsinya sebagai
penyangga gigi dan terdiri atas gingiva, sementum, ligamen periodontal dan tulang alveolar.
Keseluruhan komponen yang terdapat didalam nya tersebut harus tetap sehat, hal tersebut
disebabkan keseluruhan komponen tersebut merupakan penopang tulang pada gigi. Adanya
kerusakan pada tulang alveolar dapat diatasi dengan tindakan Bone Grafting yang bahan
dasarnya menggunakan Guided Tissue Regeneration (GTR). Bone Grafting dilakukan untuk
mengurangi kerusakan atau pendalaman pada poket periodontal dan dapat mengisi tulang
didaerah defek dan dapar membantu regenerasi tulang baru.
Awal mula terjadinya Periodontal diakibatkan timbulnya plak bakterial yang
membentuk mahkota gigi, plak tersebut dapat meluas pada tempat yang disinggahinya dan
dapat menerobos Sulkus gingiva yang kemudian akan merusak Gingiva yang berasa
disekitarnya. Jika teliti kembali plak dapat menghasilkan sejumlah zat yang secara langsung
ataupun tidak langsung dapat membantu perkembangan penyakit periodontal tersebut. Adanya
peradangan pada Gingiva dan berkembang pada bagian tepi permukaan gigi terjadi akibat
adanya koloni mikroorganisme yang terus berkembang. Penyakit periodontal terbagi atas dua
macam, yaitu Gingivitis dan Periodontis. Penyakit periodontal yang sering dijumpai ialah
adanya proses inflamasi yang terjadi pada jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa
terjadinya kerusakan pada tulang, hal tersebut dikenal sebagai Gingivitis. Apabila hal tersebut
tidak segera ditanggulangi, maka penyakit tersebut akan mempengaruhi tulang alveolar,
ligamen periodontal (Sementum) karena meluas dan berkembangnya kerusakan tersebut, hal

tersebut dikenal sebagai Periodontitis. Gingivitis dapat terjadi pada anak-anak dan dapat
bersifat akut, karena kerusakan terjadi hingga ke papila, sedangkan pada orang dewasa
penyakit tersebut bersifat kronis dan progresif, karena diketahui adanya reaksi jaringan gingiva
pada anak-anak terhadap gingivitis lebih cepat dan begitupun dapat terlihat reaksinya

bagaimana pada orang dewasa. Berikut karakteristik masing-masing jaringan yang mengalami
penyakit periodontal.
1. Gingiva
a. Warnanya lebih merah yang diakibatkan adanya penipisan lapisan epitel serta
memiliki kandungan zat tanduk yang sedikit dan kemungkinan adanya
vaskularisasi yang terjadi pada pembuluh darah dengan jumlah banyak.
b. Kurangnya stippling yang diakibatkan papila pada jaringan ikar dari lamina
propia lebih pendek dan teksturnya lebih datar.
c. Konsistensinya lunak, hal tersebut diakibatkan adanya volume jaringan ikat
dari lamina propia yang kurang padat dan sulkusnya cenderung dalam.
d. Pada tepiannya memiliki tekstur yang menggumpal dan membulat terlihat
tekstur tersebut dihubungkan dengan adanya hiperami dan edema yang terjadi
akibat adanya proses erupsi gigi.
2. Sementum
a. Tekstur lebih tipis dan memiliki tingkat kepadatan yang kurang

b. Kemungkinan dapat menyebabkan hiperplasia sementum pada bagian apikal
dan atacchment.
3. Ligamen Periodontal
a. Ukuran ruang ligamen periodontal lebih lebar
b. Memiliki serat yang kurang padat dan jumlah seratnya diperkirakan kurang
pada setiap daerahnya
c. Terdapatnya pertambahan cairan pada jaringan yaitu aliran darah dan cairan
getah bening.
4. Tulang Alveolar
a. Memiliki lamina duea yang lebih tipis serta trabekula yang lebih sedikit.
b. Terlihat ruang sum-sum yang lebih besar dan memiliki derajat klasifikasi
yang lebih rendah
c. Adanya kemungkinan bertambahnya aliran darah dan cairan getah bening.
B. Fungsi Bone Grafting
Bone Grafting memiliki dua fungsi utama yaitu graft terhadap tulang resipien yang
dapat memacu terjadinya pembentukan tulang (Osteogenesis) dan dapat memberi
dukungan secara mekanis pada kerangka resipien. Kedua fungsi diatas dapat dilakukan
melalui beberapa cara, diantaranya yaitu : 1) membelah diri dengan cara sel pada
permukaan graft dan tulang yang masih hidup dipindahkan, kemudian membelah diri dan
nantinya akan membentuk tulang baru. 2) Osteoinduksi, merupakan proses penarikan sel

pluripotensial dari resipiennya yang terdapat pada sekitar graft dan tulang. Hal tersebut

dapat terjadi karena adanya graft dan tulang yang memiliki kandungan mediator
osteoinduksi yang berupa BMP (Bone Morphogenic Protein) yang tergolong kedalam
metrik tulang sehingga aktifitasnya tidak terpengaruh dengan ada atau tidaknya sel tulang
yang hidup ataupun rusak. BMP merupakan glikoprotein yang aktif pada demineralized
bone matriks. 3) Osteokonduksi, merupakan proses resorpsi graft yang nantinya akan
tergantikan oleh tulang baru dari resipien yang diambilnya secara bertahap. Adanya
kontribusi graft yang terjadi dengan dimulainya proses osteokonduksi dengan membuat
kerangka sebagai matriks utama dari tulang pada jaringan resipien, yang nantinya akan
dilanjutkan dengan adanya proses stimulasi pembentukan tulang sebagai proses
osteokonduksi. Grafts sendiri merupakan bahan yang dapat digunakan dalam memperbaiki
kerusakan jaringan. Kerusakan tulang sendiri dapat didefinisikan sebagai timbulnya clah
pada tulang yang membutuhkan pengisian tulang baru, hal tersebut hanya berlaku pada
pengisian tulang yang terjadi akibat penyakit periodontal, dengan pemasangan implan
pada ruang yang mengalami kerusakan
Akhir-akhir ini diketahui bahwa Bone Grafting dapat dilakukan dengan berbahan
dasar karang laut yang bersifat mudah larut dan dengan sementara dapat tetap
mempertahankan sifat penyembuhan pada tulang, menurut penelitian baru dari Swansea
University England. Cangkok tulang yang terbuat dari senyawa kalsium merupakan

temuan alternatif yang memiliki daya tarik tersendiri dalam ruang lingkup autografts.
Autografts sendiri merupakan potongan-potongan tulang yang apat diambul dari bagian
lainnya dari tubuh dan kemudian ditanamkan kembali pada daerah tulang yang rusak,
namun perlu diketahui pula bahwa proses autografts tersebut dapat menyebabkan nyeri
pada jangka panjang dan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada daerah tulang yang
rusak. Cangkok tulang yang berbahan dasar kalsium tulang tersebut memiliki kesamaan
pada tulang manusia, dikarenakan struktur tulang yang berpori sehingga dapat
menyediakan perancah bagi pertumbuhan sel-sel pada tulang baru. Penyembuha pada
tulang tersebut memiliki jangka waktu hingga mencapai lima tahun. Adanya kemungkinan
pemakaian karang laut sebagai media autografts ialah karena adanya bahan pembangun
struktur tulang baru berupa Koral Hidroksiapatit (CHA) yang terbuat dari kalsium
karbonat yang terdapat pada karang laut. CHA tersebut menurut riset berhasil digunakan
sebagai bahan dasar dalam membuat cangkok tulang sejak tahun 1970. Namun cangkok
tulang yang berbahan dasar CHA tersebut memiliki keterbatasan pada perancahnya, karena
diketahui CHA tersebut tidak dapat larut secara sempurna dalam tubuh manusia.
C. Jenis-jenis Bone Grafting

Pada paragraf sebelumnya telah dijelaskan sekilas bagaimana proses Bone Grafting yang
menggunakan berbagai macam bahan dasar, diantaranya dengan menggunakan koral. Seperti
yang diketahui pula bahwa jaringan grafts termasuk tulang, hal tersebut dikarenakan

penggunaanya yang telah meluas hingga saat ini, karena grafts sendiri merupakan salah satu
jaringan yang sama dan dapat digunakan sebagai pengganti bahan utama perbaikan kerusakan
pada jaringan. Grafts sendiri dapat digunakan dengan berbagai macam bahan dengan
penamaannya tersendiri, diantaranya ialah
1. Autograft
Autograft merupakan bahan yang digunakan yang berasal dari tubuh sendiri yang
konsepnya hanya dipindahkan dari satu tempat ketempat yang lainnya, atau dari satu
jaringan kejaringan yang lainnya. Autograft sendiri paling sering digunakan dalam medis,
hal tersebut dikarenakan bahan yang digunakan biasanya berasal dari jaringan tubuh kita
sendiri, namun dalam hal ini autograft memiliki beberapa kekurangan, diantaranya ialah
jumlah bahan yang sangat terbatas, proses pengambilan bahan materisal dari resipien yang
dapat menyebabkan infeksi, dapat meningkatkan resiko kehilangan darah , dapat
menambah waktu anesti, dapat menyebabkan morbiditas serta dapat menyebabkan
kemungkinan timbulnya resorbasi akar pada sel pendonor atau sel asal. Autograft dapat
terbagi atas dua macam, yaitu autograft tulang bebas dan autograft berdekatan. Pada
autograft tulang bebas biasanya terdiri atas tulang cortical, coancellous ataupun kombinasi
antara keduanya, selain itu autograft tulang bebas juga bisa didapatkan di luar rongga
mulut ataupun didalam mulut itu sendiri. Sedangkan autograft berdekatan (Contigius) atau
sering disebut dengan bone swaging. Saat ini sudang jarang sekali digunakan dalam
menangani pengeliminasian cacat tulang, karena pada teknik ini memiliki syarat tersendiri,

yaitu adanya daerah edentulus sehingga defek pada tulang dapat menyatu hingga kedasar
permukaan akar dan tidak menimbulkan adanya fraktur pada tulang bagian dasar, maka
dalam prosesnya memerlukan ketelitian yang sangat mendalam.
2. Allograft
Merupakan graft aleogenik suatu jaringan yang ditransplantasikan dari seseorang untuk
didonorkan pada yang lainnya, baik yang tergolong dalam satu spesies yang sama ataupun
dala jenis spesies yang berbeda. Allograft memiliki kemampuan dalam menginduksi
regenerasi tulang, namun bahan ini juga dapat mengakibatkan kerugian pada respons
jaringan dan timbulnya respond penolakan hospes, kecuali jika diproses secara khusus.
Graft dalam allograft sendiri dapat diambil dari tulang cadaver yang telah disterilkan guna
mencegah adanya penularan penyakit. Dalam proses allograft sendiri memiliki keuntungan

sendiri jika dibandingkan dengan autograft, yaitu pasien sendiri tidak mengalamai luka
akibat pembedahan tammbahan guna pengambilan dari donor pada tubuhnya sendiri dan
perbaikan tulangnnya sendiri memiliki proses yang sa,a. Bahan allograft yang dapat
diketahui dan biasa digunakan salah satunya ialah Demineralized Freeze-dried bone
allograft (DFDBA). Bahan tersebut terbuat oleh adanya dekalsifikasi dalam asam
hidrokoloid yang kemudian dikeringkan.
3. Xenograft
Xenograft merupakan bahan graft yang dapat diambil dari spesies yang berbeda dan
biasanya berasal dari kerbau atau babi, yang nantinya akan dipergunakan untuk manusia.
Graft hidroksilapatit yang berasal dari tulang kerbau terbentuk melalui proses kimia yang
disebut dengan Bio-Oss atau dapat disebut dengan pemanasan tinggi, melalui proses
tersebut tulang hidroksilapatit alami yang memiliki struktur mikroporositas

dan

makroporositas serupa dengan tulang manusia, serta partikel-partikelnya terlihat diresorbsi
dan tulangnya dideposisi. Beberapa graft tulang banyak terbentul oleh satu campuran atau
lebih tipe materialnya, walaupun begitu campuran tersebut biasanya dibangun dari bahan
material dasar. Bahan material dasar tersebut memiliki keanekaragaman, diantaranya
ialah: 1) graft tulang yang memiliki allograft yang dapat digunakan tersendiri atau dalam
kombinasi material lainnya. 2) graft tulang dengan dasar faktor merupakan faktor
pertumbuhan alami dan faktor-faktor yang berada dalam matriks ekstra seluler tulang. 3)
graft tulang dengan dasar sel dengan cara menggunakan sel-sel agar dapat menghasilkan
jaringan baru tersendiri yang disemaikan kedalam support matrix. 4) tulang dengan dasar
keramik, biaanya meliputi kalsium fosfat, kalsium sulfat, dan bioglas yang digunakan
tersendiri dalam bentuk kombinasi.
4. Graft keramik
Merupakan subtitusi graft tulang yang dapat digunakan tersendiri ataupun dikombinasikan
dengan bahan material lainnya. Hal tersebut meliputi kalsium sulfat, glass bioaktif dan
kalsium fosfat. Walaupun demikian diketahui bahwa graft bebrahan keramik mudah rapuh
dan rentan terhadap fraktur fleksural, keramik sendiri tergolong kedalam bahan yang
tergolong

logis

untuk

biokompatibilitas unggul.
5. Keramik Kalsium Fosfat.

digunakan

dalam

implan

gigi,

karena

sifatnya

yang

Kalsium fosfat merupakan salah satu turunan mineral yang mengandung ion kalsium

(Ca2+) bersamaan dengan orthophospates (PO43), metaphospates atau pyrophosphates
(P2O74-) dan kadang-kadang ion hydrogen atau hydroxide. 70% dari tulang terbuat
dari hydroxyapatite ( Ca10(PO4)6(OH)2 ), mineral fosfat kalsium. Email gigi juga
sebagian besar terdiri atas kalsium fosfat. Formula sintesis yang bersifat
Biocompatible pada keramik fosfat bukan berbentuk biosorbable, oleh karena ittu
penggunaanya tepat jika dijadikan sebagai graft dengan kealamian mineralnya dengan
mineral pada email gigi ataupun tulang alveolar yang terdapat didalamnya.
Dalam dunia medis dan kedokteran gigi sering dikenal istilah Hydroxyapatite (HA)
sering digunakan untuk menyatakan setiap bahan kalsium fosfat. HA merupakan
mineral dengan strukturnya yang mirip dengan tulang dan gigi. HA juga tergolong
kedalam kalsium fosfat yang sangat dikenal dan paling banyak dikaji dalam dunia
kedokteran.
6. Bioactive glass dan glass ceramic
Bahan bioactive glaas ini dikembangkan pertama kali pada akhir tahun 1960 oleh
Larri Hench dan koleganya di Universitas Florida yang selanjutnya dikembangkan
kembali oleh timnya. Bioactive glass merupakan suati material oxide logam sintesis
yang dapat bereaksi dalam cairan tubuh guna mempertinggi dan memperbesar diri
pada defek tulang. Bioactive glass sangat membantu karena tidak hanya membantu
regenerasi normal, melainkan pada akhirnya akan diserap dalam proses tersebut.
Bioglass merupakan suatu material yang padat dan terdiri dari CaO (Kalsium oksida)
NaO (Sodium oksida), PO (Fosfat Pentoksida), dan SiO (Silicon dioksida). Tingkat
biokopatibilitas atau kualitas pada bioactive glass memiliki kemampuan yang
biokompatibel atau dapat beriringan dengan kehidupan lainnya dan tidak memiliki
efek toksis dan tidak melukai terhadap fungsi biologis dari penggunaannya sebagai
implan gigi.
7. Kalsium Sulfat Keramik
Kalsium sulfat merupakan salah satu bahan yang dinilai sangat aman, karena dapat
diserap dan mudah dimanipulasi dan biasanya kalsium sulfat ini dapat digunakan
sebagai graft atau bahan Agglutinant yang merupakan hasil implan dari tulang lain.
Selain itu harganya dinilai murah. Kalsium sulfat biasanya dapat digunakan dalam

regenerasi tulang yang biasanya memungkinkan terjadinya mekanisme osteogenesis
atau pembentukan tulang. Salah satu keunggulan dari kalsium sulfat memiliki sifat
yang biokompatibilitasnya secara in vitro dan memiliki tingkat toleransi terhadap
jaringan gingival.
D. Pandangan Islam mengenai Bone Grafting
Bone Grafting atau pencangkokan tulang yang saat ini sudah ditemukan oleh para
ilmuwan dunia serta telah berkembang dengan begitu pesatnya. Menurut pandangan Islam
sendiri pencangkokan tulang hukumnya mubah (Boleh) asalkan dengan ketantuan bahwa dapat
dipastikan dengan adanya proses pencangkokan tulang tersebut memiliki manfaat yang lebih
besar dari pada mudharat yang timbul. Syarat lain dengan adanya pencangkokan tulang
tersebut dapat dilakukan karena organ tubuh yang dicangkokan dapat kembali seperti bentuk
dan fungsi awalnya ataupun dengan adanya tindakan pencangkokan tersebut bertujuan untuk
menutupi cacat yang dapat membuat seseorang tersebut terganggu secara psikologis ataupun
fisiologisnya. Alasan lain mengapa pencangkokan tulang ini dapat dikatakan mubah (boleh)
karena pada dasarnya proses cangkok tulang ini tidak menimbulkan kemungkinan kematian
pada pendonor atau yang didonorkan. Serta adanya keikhlasan dari seorang pendonor dan
tidak adanya tujuan untuk membunuh dirinya sendiri, seperti pada ayat berikut yang begitu
jelas menggambarkan bahwa bagaimana Islam melarang adanya perbuatan yang ditujukan
untuk membunuh diri nya sendiri
“dan janganlah kalian membunuh diri-diri kalian” (QS. An Nissa:29)
Selain itu dalam melakukan pencangkokan tulang dibutuhkan pendonor yang sehat, hal
tersebut diharapkan agar pendonor dan yang didonorkan tidak ada yang dirugikan satu sama
lain yang bisa saja dapat menimbulkan kematian jika keadaan pendonor atau jaringan yang
ingin dicangkokan tersebut dalam keadaan rusak atau tidak sehat. Hal tersebut dapat di
jelaskan melalui hadits berikut
Hadits Rasulullah:
Artinya:”Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membayakan diri orang
lain.” (HR. Ibnu Majah).
Hadits tersebut menganjurkan untuk tidak membuat mudharat bagi dirinya sendiri ataupun
orang lain orang lain apalagi menyebabkan meninggalnya orang lain. Sekalipun tujuan dari
pencangkokan tulang adalah baik karena untuk menolong sesama. Adanya bahan graft yang
akan didonorkan oleh resipien sebaiknya menggunakan bahan dari tulang dirinya sendiri
ataupun hewan yang dihukumi halal dagingnya bagi umat muslim. Hal tersebut sangat
diperjelas pada surat Al-Baqarah ayat 168 yang kurang lebih terjemahannya sebagai berikut :
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi”

Dari ayat diatas maka jelaslah dalam menggunakan Graft bone ini sebagai bahan dasar dalam
pencangkokan tulang tidak dapat digunakan sembarangan, dan harus berasal dari unsur yang
baik dan tentunya dihalalkan oleh syari’at Islam.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan mengenai Bone Grafting atau dikenal sebagai pencangkokan
tulang, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Dalam pandangan Islam Bone Grafting dihukumi mubah dengan ketentuan bahwa
Bone Grafting sendiri tidak membahayakan bagi dirinya sendiri ataupun orang lain,
serta dalam penggunaan graftnya harus jelas asal usulnya, seperti pada pengambilan
bahan graft yang diambil dari orang yang sedang sakit, maka dikhawatirkan akan ada
yang dirugikan dari pengambilan graft tersebut, serta pengambilan graft dari jaringan
yang terdapat pada hewan hanya dibolehkan dari hewan yang dihalalkan oleh Islam
2. Penggunaan Bone Grafting dimaksudkan untuk memperbaiki kerusakan pada tulang
periodontal dan bukan semata dilakukan secara Cuma-Cuma, karena adanya
kerusakan pada struktur jaringan tubuh, maka sangat dibutuhkan adanya tindakan

Bone Grafting agar tidak semakin memperparah kerusakan susunan tulang penopang
gigi.
3. Penggunaan graft sebagai bahan utama dalam proses Bone Grafting dapat didapatkan
oleh jaringan apapun yang mengandung kalsium, contohnya pada penemuan
terbarunya yaitu penggunaan graft yang menggunakan bahan dasar karang laut dapat
dijadikan alternatif bahan graft asalkan susunan kalsium yang dibutuhkan sama.

Daftar Pustaka

Web Rumah Sakit Universitas Airlangga. 2013. Penemuan Cangkok Tulang Berbasis
Karang Laut. Jawa Timur. PDF
IOSC. 2009. Cangkok Tulang. http://www.iosc.com.sg/id/id_bone_grafting. diakses
Pada tanggal 11 Maret 2013. Pada pukul 21:47.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124