HAMIL TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE OLEH IBU HAMIL DI PUSKESMAS BENU- BENUA KOTA KENDARI TAHUN 2017 Fitriani¹ Ruslan Majid² Rasma³ Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo 123 Fitriani180911gmail.com¹ rus.majidyahoo.com² rasmanu

JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.8/ NOVEMBER 2017; ISSN 2502-731X
HAMIL TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE OLEH IBU HAMIL DI PUSKESMAS BENUBENUA KOTA KENDARI TAHUN 2017

Fitriani¹ Ruslan Majid² Rasma³
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo 123
Fitriani180911@gmail.com¹ rus.majid@yahoo.com² rasmanurdin81@gmail.com³
ABSTRAK
Antenatal care (ANC) adalah merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan tenaga kesehatan profesional
(dokter spesialis, kebidanan, dokter umum, bidan, dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilan sesuai
dengan standar pelayanan antenatal yang diterapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku ibu hamil terhadap pemanfaatan antenatal care di puskesmas
Benu-Benua Kota Kendari tahun 2017 ditinjau dari aspek pengetahuan, ekonomi, dukungan keluarga. Jenis
penelitian ini adalah kualitatif dengan metode pendekatan eksploratif. Dalam penelitian ini, sebanyak 1 informan
kunci yaitu bidan dipuskesmas dan informan biasa sebanyak 6 orang yaitu ibu yang sedang mengandung. Hasil
penelitian yang di peroleh menunjukkan, dalam pemanfaatan pemeriksaan kehamilan yang di lakukan oleh ibu
hamil di puskesmas Benu-Benua kota Kendari, pengetahuan ibu hamil masih di pengaruhi oleh tingkat
pendidikan yang dimiliki oleh ibu hamil dan kurangnya sosialisasi oleh pihak puskesmas dalam memberikan
penyuluhan baik secara langsung maupun tidak langsung seperti penyebarab leaflet, dan papan reklame tentang
penting pemeriksaan kehamilan. Ekonomi juga mempengaruhi pemanfaatan antenatal dan dukungan keluarga

oleh ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan di pelayanan kesehatan.
Kata kunci: pemeriksaan kehamilan, pemanfaatan, ibu hamil

THE OVERVIEW OF PREGNANT WOMEN’S BEHAVIOR TOWARDS THE UTILIZATION OF ANTENATAL CARE
(ANC) AT LOCAL GOVERNMENT CLINIC OF BENU-BENUA KENDARI MUNICIPALITY IN 2017

ABSTRACT
Antenatal care (ANC) is a health service provided by health professionals (obstetrician, general practitioners,
midwives, and nurses) to pregnant women during pregnancy in accordance with antenatal care service standards
applied in Standards for Midwifery Services. This study aimed to determine the overview of pregnant women's
behavior towards the utilization of antenatal care at Local government clinic of Benu-Benua, Kendari
Municipality in 2017 in terms of the knowledge, economy, and family support. The type of this study was
qualitative by explorative approach method. In this study, the key informant as many as 1 person that is a
midwife at Local government clinic and the ordinary informants as many as 6 people that is pregnant women.
The results showed that in the utilization of pregnancy examination by pregnant women at Local government
clinic of Benu-Benua, Kendari Municipality, the knowledge of pregnant women was still influenced by education
level owned by pregnant women and lack of socialization by local government clinic in giving counseling either
directly and indirectly such as the spread of leaflets and billboards about the importance of pregnancy
examination. The economy also affects the utilization of antenatal care and family support by pregnant women
to conduct examinations at health services.

Keywords: utilization, antenatal care (ANC), pregnant women

PENDAHULUAN

Antenatal care (ANC) adalah merupakan
pelayanan kesehatan yang diberikan tenaga
1

JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.8/ NOVEMBER 2017; ISSN 2502-731X
kesehatan profesional (dokter spesialis, kebidanan,
dokter umum, bidan, dan perawat) kepada ibu hamil
selama masa kehamilan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yang diterapkan dalam Standar
Pelayanan Kebidanan (SPK).Kunjungan pelayanan
antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4
(empat)kali selama kehamilan, dengan ketentuan
waktu yakni: 1 kali pada trimester1, 1 kali pada
trimester 2 dan 2 kali pada trimester3.¹

Menurut World Health Organisation (WHO)
99%kematian ibu terjadi di negara-negara
berkembang karena masalah persaliananIndonesia
adalah salah satu Negara dengan AKI dan AKB
tertinggi di Asia, nomor tiga dan empat di Asean.
Angka kematian ibu tahun 2007 yaitu sebesar
228/100. 000 kelahiran tahun 2012 sebesar 359/100.
000 dan tahun 2015 sebesar 305/100. 000 kelahiran
hidup. Angka kematian bayi di tahun 200 sebesar
734/1. 000 kelahiran hidup, tahun 2012 sebesar 32/1.
000 kelahiran hidup dan pada tahun 2015 sebesar
22,23/1. 000 kelahiran hidup. AKI dan AKB di
Indonesia belum mencapai target MDGs yang
seharusnya dicapai pada tahun 2015 yaitu 102/100.
000 kelahiran hidup untuk angka kematian ibu dan
23/1. 000 kelahiran hidup untuk angka kematian bayi.²
Tujuanpembangunan Milinium Development
Goal (MDGs) di Indonesia salah satunya yaitu
meningkatkan kesehatan ibu dan penurunan angka
kematian bayi dan balita. Upaya untuk meningkatkan

kesehatan ibu dan anak indonesia telah lama
dilakukanpemerintah sejak berdirinya balai keseatan
ibu dan Anak (BKIA) pada tahun 1950 yan g memberi
pelayanan berupa perawatan kehamilan, persalinan,
perawatan bayi dan anak, pendidikan kesehatan dan
pelayanan keluarga berencana, namun sampai saat ini
masih keluarga berencana, namun sampai saat ini
masih ada berbagai masalah yang sering terjadi pada
ibu dan bayi antara lain, masih banyak ibu hamil yang
mengalami kekurangan energi kronis (KEK) bayi lahir
dengan berat badan rendah (BBLR) dan kematian ib
dan bayi masih tinggi.³
kesehatan ibu hamil dapat dilakukan dengan
melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah
jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan
antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan
dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah
kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan
cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan

standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang
dianjurkan di tiap trisemester dibandingkan jumlah
sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun
waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan
akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan

tingkat kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan
kehamilannya ke tenaga kesehatan.⁴
Profil puskesmas pada tahun 2015 AKB pada
tahun 2015 adalah 3 per 1000 Kelahiran Hidup yang
berarti dalam setiap 1000 kelahiran hidup di Sulawesi
Tenggara terdapat rata-rata 3 kematian bayi Sulawesi
Tenggara cenderung naik turun. Peningkatan yang
signifikan pada tahun 2011 dengan cakupan 63,8%,
atau naik sebesar 49,7% dari tahun sebelumnya,
namun angka tersebut terus menurun pada tiga tahun
berikutnya hingga mencapai 32,9% pada tahun 2014,
dan di tahun 2015 kembali naik menjadi 54,15%.⁵
Berdasarkan laporan Puskesmas Benu-benua
kota Kendari persentase cakupan pelayanan K1 di

Puskesmas Benu-Benua tahun 2012dan 2013 tercatat
100 %sedangkan pada tahun 2014 mengalami
penurunan yaitu 93 % dan cakupan pelayanan K4
mengalami penurunan dari 100% di tahun 2012
menjadi 93% di tahun 2013 begitupun ditahun 2014
mengalami penurunan menjadi mulai mengalami
peningatan 95%.⁶
METODE
Jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif
dengan metode pendekatan eksploratif yaitu
penelitian yang dilaksanakan untuk menggali data dan
informasi tentang topik atau isu-isu baru yang
ditujukan untuk kepentingan pendalaman atau
penelitian lanjutan. Yang bertujuan untuk mengetahui
gambaran perilaku ibu hamil terhadap pemanfaatan
pelayanan antenatal care di Puskesmas Benu-Benua
Kota Kendari Tahun 2017. Penelitian ini di lakukan
pada bulan agustus 2017. Pengumpulan data/
informasi yaitu melalui wawancara mendalam,
pengamatan atau oberservasi terlibat, pemeriksaan

dokumen dan arsip yang terdapat pada tempat
penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian adalah data kualitatif, melalui tiga alur
yaituy redukdsi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.⁷
HASIL
Pengetahuan
Pengetahuan yang dimaksud yaitu semua
yang ada dalam diri seseorang dalam hal ini ibu hamil
yang didapat dari penginderaan, seperti penglihatan,
pendengaran, seperti penggambaran mengenai arti
dari antenatal care, berapa kali melakukan
pemeriksaan kehamilan, pengetahuan ibu hamil
tentang harus memeriksakan kehamilan, dan apakah
penting memeriksakan kehamilan. Pengetahuan
sangat berpengaruh dengan antenatal care, dengan
adanya pengetahuan masyarakat yang baik maka
pemanfaatan antenatal care juga dapat di
manfaatakan dengan baik.⁸
2


JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.8/ NOVEMBER 2017; ISSN 2502-731X
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh
informasi bahwa, (1) pengethuan berdasarkan
antenatal care di peroleh dari mendengar dan melihat
orang lain, mereka megatakan bahwa barupertama
kali mendengar antenatal care, hal ini di akrenakan
kurangnya informasi tenatng penitngnya melakukan
pemeriksaan ehamilan (Antenatal Care). Tetapi
berbeda dengan satu informan yang mengatakan
bahwa tahu antenatal care yaitu pemeriksaan
kehamilan, informasi ini di dapat dari tetangganya. (2)
kunjungan pemeriksaan kehamilan dilakukan pada
saat ada pemeriksaan kehamilan di posyandudan
pada saat ada masalah dikandungannya. (3)
pemeriksaan kehamilan seharusnya dilakukan di
psukesmas. (4) pemeriksaan kehamilan sangat
penting untuk dilakukan oleh ibu hamil untuk

mengetahui apakah ada masalah-masalah yang terjadi
dalam kandungan.
Dukungan keluarga
Dukungan keluarga adalah perhatian atau
dukungan yang di berikan suami, orang tua, mertua,
saudara untuk ibu hamil terhadap pemanfaatan
Antenatal Care. ⁴
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh
informasi bahwa, (1) Ajuran unutk memeriksakan
kehamilan berasaldari dukungan suami, keluarga dan
kemauan sendiri, (2) pemeriksaan kehamilan bisa
ditemani dengan suami dan keluarga tetapi ada juga
informan yang melakukan pemeriksaan kehamilan
tanpa ditemani oleh keluarganya. (3) pemeriksaan
kehamilan selalu diingatkan oleh keluarganya.⁹
Ekonomi
Ekonomi adalah pendapatan yang diperoleh
dari hasil pekerjaan ibu hamil dan keluarganya yang
dapat mempengaruhi pemanfaatan Antenatal Care.
(1) Pada saat pemeriksaankehamilan dipetugas

kesehatan dikenakan biaya,informan memiliki
pendapat yang sama bahwa padasaat melakukan
pemeriksaan kehamilan dikenakanbiaya pada saat
pendaftaran sebesar Rp. 10.000. (2) Ada dua informan
yang mengatakan bahwa jika ada biaya yang
dikeluarkan masih memberatkan karena biaya yang
harus dikeluarkan pada saat melakukan pemeriksaan
kehamilan setiap kali melakukan pemeriksaan, tapi
ketiga informan lainnya menganggap bahwa dengan
adanya biaya yang dikeluarkan pada saat melakukan
pemeriksaan tidak memberatkan karena untuk
kepentingan pribadi ibuhamil. (3) Ada dua informan
yang mengatakan bahwa pemeriksaan kehamilan
seharusnya tidak ada biaya yang harus dikeluarkan,
sedangkan ketiga informan lainnya menganggap
bahwa wajar saja jika ada biaya yang harus
dikeluarkan pada saat melakukan pemeriksaan
kehamilan.

DISKUSI

Pengetahuan
Pengetahuan yang dimaksud yaitu semua
yang ada dalam diri seseorang dalam hal ini ibu hamil
yang didapat dari penginderaan, seperti penglihatan,
pendengaran, seperti penggambaran mengenai arti
dari antenatal care, berapa kali melakukan
pemeriksaan kehamilan, pengetahuan ibu hamil
tentang harus memeriksakan kehamilan, dan apakah
penting memeriksakan kehamilan. Pengetahuan
sangat berpengaruh dengan antenatal care, dengan
adanya pengetahuan masyarakat yang baik maka
pemanfaatan antenatal care juga dapat di
manfaatakan dengan baik.¹⁰
Berdasarkan hasil wawancara mendalam,
informasi yang diberikan oleh ibu hamil tentang
pengetahuan berdasarkan antenatal care diperoleh
dari mendengar dan melihat orang lain, mereka
mengatakan bahwa baaru antenatal care). Tetapi
bebrbeda dengan dua informan yang mengatakan
pertama kali mendengar antenatal care, hal ini
dikarenakan kurangnya informasi tentang pentingnya
melakukan pemeriksaan kehamilan (bahwa tahu
antenatal care yaitu pemeriksaan kehamilan,
informasi ini di dapat dari tetangganya dan waktu
kuliah.
Pemahaman ibu hamil di puskesmas BenuBenua Kota kendari dianggap sudah cukup bagus
tentang arti dari antenatal care. Hal ini tidak sejalan
sejalan dengan penelitian Ulul Lailatul Mardiyah
(2014), oleh ibu hamil di wilayah kerja puskesmas
Tempurejo Kiabupaten Jember.
Mereka masih
memiliki pengetahuan sedang tentang arti antenatal
care, hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan
masyarakat Tempurejo mayoritas tamatan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Dasar (SD).
Menurut Saifuddin (2001) dalam Harniati
(2014), pemeriksaan kehamilan atau antenatal care
adalah kegiatan yang diberikan untuk ibu sebelum
melahirkan
atau
dalam
masa
kehamilan.
Pemeliharaan kehamilan merupakan suatu upaya
yang dilakukan dalam pemeliharaan terhadap
kesehatan ibu dan kandungannya. Pemeriksan
kehamilan sebaiknya dilakukan paling sedikit empat
kali selama kehamilan yaitu: satu kali pada trimester
pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali
pada trimester ketiga. Pemeriksaan kehamilan ini
diperlukan karena walaupun pada umumnya
kehamilan berkembang dengan normal dan
menghasilkan kelahiran bayi yang sehat cukup bulan
melalui jalan lahir, namun kadang-kadang tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya
bahwa kehamilan akan menjadi masalah.
Ibu hamil memiliki pemahaman dan
pengetahuan yang berbeda-beda tentang berapa kali
3

JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.8/ NOVEMBER 2017; ISSN 2502-731X
harus
melakukan
pemeriksaan
kehamilan.
Hasilwawancara dengan informan memberikan
informasi bahwa selama hamil pemeriksaan kehmilan
pada saat ada masalah dikandungannya,Hampir sama
mengatakan jika buka jadwal posyandu tidak ada
masalah tidak dirasakan mereka tidak memeriksakan
kandungannya karena berpatokan dengan pelayanan
posyandu yang biasa dilakukan di puskesmas benubenua tersebut. Hal ini kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang jumlah kunjungan pemeriksaan
antenatal care dengan standar pelayananantenatal
care atau pelayanan kebidanan yang ditetapkan.
Hal ini sejalan dengan penelitian Vika Sakinah
dan Arulita Ika Fibriana (2015), dengan penelitian
upaya peningkatan pengetahuan, sikap dan
kunjungan antenatal care (Anc) ibu hamil melalui
pemberdayaan kader Anc, jumlah kunjungan
pemeriksaan kehamilan dipengaruhi dengan tingkat
pengetahuan masyarakat, penelitian dilakukan
dengan cara nelakukan pemberdayaan kader
antantenal care, dengan hasil yang di peroleh yaitu
sebelum melakukan pemberdayaan kader jumlah
yang melakukan pemeriksaan kehamilan dengan
sesuai standar sangat rendah, setalah melakukan
intervensi menunjukan bahwa ibu hamil melakukan
kunjungan ANC berdasarkan standar.
Kunjungan pelayanan antenatal sebaiknya
dilakukan paling sedikit 4 (empat) kali pada trimester
2 dan 2 kali pada trismester 3. Prinsip pelaksaanaan
Antenatal Care adalah pembelajaran orang dewasa
sehingga akan meningkatkan pengetahuan dan juga
pemecahan
masalah
perubahan
adaptasi.
Pengetahuan ibu hamil tentang dimana harus
memeriksakan kehamilan memiliki pendapat yang
sama yaitu pemeriksaan kehamilan seharusnya
dilakukan di puskesmas. Pemeriksaan kehamilan yang
baik adalah pemeriksaan yang dilakukan sacara rutin
di petugas kesehatan dengan aturan-aturan yang
telah ada unutk menurunkan AKB dan AKI.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang di
lakukan oleh Harniati (2014) tentang mereka
mengatakan bahwa memeriksakan kehamilan sudah
cukup dilakukan kalau dirumah saja dikarenakan
mereka masih mempercayai yang namanya
kebiasaan-kebiasaan tentangga mereka dulu yang
memeriksakan kehamilannya pada dukun saja tetapi
anak mereka dapat lahir dengan selamat,
pemeriksaan kehamilan oleh dukun masih dianggap
baik, karena sudah faktor kebiasaan masyarakat bajo.
Pendapat keenam informan tersebut yaitu
pemeriksaan kehamilan sangat penting bagi ibu hamil
untuk mengetahui apakah ada masalah yang terjadi
didalam kandungannya. Pemeriksaan kehamilan
sangat penting bagi ibu hamil karena dalam
pemeriksaan
kehamilan
tersebut
dilakukan

monitoring secara menyeluruh baik mengenai kondisi
ibu maupun kondisi janin yang sedang
dikandungannya.
Denganpemeriksaan kehamilan
dapat diketahui perkambangan kehamilan, konsidi
janin, dan bahkan penyakit atau kealinan pada
kandungan yang diharap dapat dilakukan penanganan
secara dini.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ni Ketut Aryastami dan Ingan Ukur
Tariqan dengan penelitian tentang perilaku ibu hamil
dalam memeriksakan kehamilabn trismester pertama
di puskesmas pasanggarahan jakarta selatan, sekitar
72,3 persen ibu hamil memeriksakan kehamilannya
pada trimester pertama dan dengan kunjungan tepat
waktu dan teratur yaitu selama empat kali selama
kehamilan sekitar 61,4 persen. Meskipun dengan hal
tersebut masih ada juga ibu hamil yang tidak terlalu
mementingkan pemeriksaan kehamilan secara dini,
ibu baru berkunjung ke puskesmas untuk
memeriksakan kehamilan apabila sudah tua dan
mendekati masa persalinan.
Gambaran pengetahuan terhadap perilaku ibu hamil
dalam pemanfaatan antenatal care, pengetahuan
tentang kesehatan kehamilan yang di peroleh dari
responden antara lain pentingnya melakukan
pemeriksaan kehamilan. Lebih dari seperuh ibu hamil
memiliki pendidikan setingkat SAM, kecuali satu orang
berpendidikan D-3. Jawaban dari informan sangat
bervariasi, meskipun tingkat informan yang cukup
homogen. Berikut penuturan informan dengan
pendidikan SMA yang kadang terlambat melakukan
kunjungan K1 :
“... pertama kali ke puskesmas ketika usia
hamil sudah 4 bulan. Waktu itu saya datang pas telat
2 minggu dinyatakan positif, tapi saya tidak pernah
periksa lagi, sampai usia hamil saya 4 bulan baru
datang ke puskesmas.
Informan yang melakukan kunjungan tepat
waktu dan sejak awal (trimester 1) di puskesmas
melakukan kunjungan lebih teratur dan setiap bulan.
Hanya ada satu dari lima informan yang melakukan
antenatal tepat waktu di awal kehamilan, tetapi
melakukan kunjungan keduanya setelah melampaui
trimester 2.
Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah perhatian atau
dukungan yang diberikan suami, orang tua, mertua,
saudara untuk ibu hamil terhadap pemanfaatn
Antenatal Care. Seperti penggambaran mengenai
siapa yang mengajurkan melakukan pemeriksaan
kehamialn, siapa yang menemani saat melakukan
pemeriksaan kehamilan, apakah selalu diingatkan
untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Keluarga
dan Suami memiliki peranan penting dalam memilih
penolong selam kehamilan, persalinan, dan nifas. Hal
4

JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.8/ NOVEMBER 2017; ISSN 2502-731X
ini terutama terjadi pada perempuan yang realtif
muad usianya sehingga kemampuan mengambil
keputusan secara mandiri masih rendah. Mereka
berpendapat bahawa pilihan orang yang lebih tua
adalah yang terbaik karena orang tua lebih
berpengalamn daripada mereka.¹¹
Pendapat ibu hamil tentang siapa yang
mengajarkan untuk periksa kehamilan dapat dilihat
dari hasil wawancara memberikan informasi dari
keenam infoman memilih pendapat yang sama
hampir sama bahwa ajuran unutk memeriksakan
kehamilan berasal dari dukungan suami dan keluarga.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ni Nyoman Mestri Agustini dkk,
dengan penelitian tentang hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu dan dukungan keluarga dengan
cakupan pelayanan antenatal di wilayah kerja
puskesmas buleleng, hasil dari penelitian tersebut
menjelaskan bahwa ditemukan terdapat hubungan
yang signifikan antara dukungan keluarga dengan
cakupan pelayanan antenatal, dimana p < 0,05 (p =
0,030). Dimana ibu dengan tingkat dukungan keluarga
tinggi memiliki kemungkinan cakupan pelayanan
antenatal lengkap tinggi memiliki kemungkinan
cakupan pelayanan antenatal lengkap 6,363 kali lebih
besar dari pada ibu dengan tingkat dukungan keluarga
rendah (OR = 6,363; CI 95% 1,195 hingga 33,884).
Keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari suami istri atau suami dan
anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan
anakn ya yang bersepakat untuk saling mengatur diri
sehingga memungkinkan berbagai tugas yang
terdapat dalam keluarga diselenggarakan secara
efektif dan efesien. Secara teoritis terdapat berbagai
fungsi keluarga, antara lain fungsi keagamaan,
budaya, cinta kasih, melindungi, reprosuksi, sosialisasi
dan pendidikan, ekonomi dan pembinaan lingkungan.
Dengan terlaksananya fungsu-fungsu tersebut, maka
terwujudlah keluarga yang sejahtera dengan anggota
yang saling memberikan dukungan.¹²
Pendapat ibu hamil mengenai siapa yang
menemani pada saat melakukan pemeriksaan
kehamilan, hampir memiliki jawaban yang hampir
sama, pemeriksaan kehamilan biasa ditemani dengan
suami dan keluarga tetapi ada juga informan yang
melakukan pemeriksaan kehamilan tanpa ditemani
oleh keluarga.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan olehg Ulul Lailatul Mardiyah (2014), Faktor
yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan
Antenatal oleh ibu hamiol di wilayah kerja Puskesmas
tempurejo Kabupaten Jember Tahun 2013. Hasil dari
penelitian menjelaskan bahwa dukungan keluarga
yang dimaksud adsalah saran, motivasi, dan
tindakan/partisipasi anggota keluarga terhadap ibu

hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan ke
fasilitas pelayanan kesehatan.
Hasil penelitian
menujukkan ada hubungan antara dukungan keluarga
dengan pemanfaatan antenatal (p value=0,021 <
α=0,05), dimana mayoritas respponden memiliki
dukungan keluarga baik (49,4%) dan terdstribusi pada
pemanfaatan pelayana antenatal lengkap (25,3%).
Dukungan keluarga disebabakan bayi yang
dikandung responden merupakan kehamilan pertama
yang sangant dinantikan oleh keluarga, selain itu juga
disebabkan keluarag telah mendapatakan informasi
tentang pelyanan antenatal, dan mengetahui bahwa
jika ibu hamil memanfaatkan pelayanan antenatal
dapat menjaga kesehatan dan keselamatan kehamilan
sehingga nanti dapat melahirkann dengan selamat.
Pendapat ibu hamil tentang apakah diingatkan untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan yaitu keenam
informan
berpendapat
bahwa
pemeriksaan
kehamilan selalu diingatkan oleh keluarganya.
Penlitian ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ulul Lailatul Mardiyah (2014).
Gambaran dukungan keluarga terhadap
perilaku ibu hamil dalam pemanfaatan antenatal care,
dukungan keluarga, khusunya suami memiliki peran
yang sangat penting secara psikologis maupun
mental. Semua informan mengatakan dukungan
terkuat diberikan oleh suami. suami menjadi lebih
perhatian sekarang, karena istirinya hamil. Bentuk
dukungan yang diberikan misalnya: membelikan susu,
mengantar periksa hamil,mengingatkan agar tidak
terlambat makan. Meskipun demikian, kebanyakan
ibu melakukan pemeriksaan kehamilan atas inisiatif
sendiri, baru kemudian mendapat dukungan
(misalnya; diantar) oleh suami.
Ekonomi
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap
kesehatan, keluarga dengan tingkat ekonomi yang
rendah tidak mampu unutk menyediakan dana bagi
pemeriksaan kehamilannya, masalah yang timbul
pada keluarga dengan tingkat ekonomi yang rendah,
yaitu ibu hamil akan kekerungan energi dan kalori
(KEK).¹³
Pekerjaan seseorang sangat mempengaruhi
sumber ekonomi dan sumber dana yang dimiliki,
sumber dana harus tersedia unutk mendapatkan
pelayanan
kesehatan,
bersumber
daripendapatan/income, harta yang dimiliki individu
atau keluarga, asuransi kesehatan serta pembiayaan
kesehatan oleh group atau pemerintah. Dengan
masyarakat yang memiliki pekerjaan yang
berpenghasilan perhari dengan dibawa standar maka
unutk melakukan pemeriksaan kesehatan sangat
minim dilakukan, mengingat kebutuhan unutk makan
sehari-hari sangat banyak.
5

JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.8/ NOVEMBER 2017; ISSN 2502-731X
Ekonomi adalah pendapatan yang diperoleh
dari hasil pekerjaan ibu hamil dan keluarganya yang
dapat mempengaruhi pemanfaatan Antenatal Care.
Seperti penggambaran mengenai apakah pada saat
pemeriksaan kehamilan di petugas dikenakan biaya,
jika dikenakan biaya apakah memberatkan bagi ibu
hamil dan keularga, apakah pada saat pemeriksaan
kehamilan harus ada biaya, jika ada biaya apakah
memberatkan.¹⁴
Informan HA bekerja sebagai ibu rumah
tangga dan suami sebagai Kuli bangunan dengan
pendapat selama satu bulan Rp. 1. 000. 000, dengan
tanggungan satu istri dan tiga anak. Sedangkan
informan RD bekerja sebagai ibu rumah tangga dan
suami sebagai penjual ayam potong dengan
pendapatan selama satu bulan Rp. 1. 500. 000 dengan
tanggungan satu istri dan dua anak. Sedangkan
informan IS bekerja sebagai ibu rumah tangga dan
suamidengan pendapatan selama satu bulan Rp. 350.
000, dengan satu istri dansatu anak. Sedangkan
informan AS bekerja sebagai ibu rumah tangga dan
suami sebagai Wiraswasta dengan pendapatan
selama satu bulan Rp.
1. 000. 000, dengan
tanggungan satu istri dan satu anak. Sedangkan
informan RH bekerja sebagai ibu rumah tangga dan
suami sebagai honorer dengan pendapatan selama
satu bulan Rp. 1. 000. 000, dengan tanggungan satu
istri dantiga anak. Sedangkan informan SA bekerja
sebagai rumah tangga dan suami sebagai wiraswasta
dengan pendapatan selama satu bulan Rp. 1. 000.
000.
Berdasarkan hasil wawancara dari keenam
ibu hamil mereka memiliki pendapat yang sama
bahwa pada saat pemeriksaan kehamilan dikenakan
biaya yaitu sebesar Rp. 60. 000Pendapat keenam
informan berbeda-beda, pendapat informan HA dan
RD hampir sama bahwa pada saat memeriksa
kehamilan dikenakan biaya yang dirasa memberatkan.
Sedangkan pendapat informan IS, AS, RH, dan SA juga
hampir memiliki pendapat yang sama dengan makna
yang berbeda bahwa biaya pada saat melakukan
pemeriksaan sama sekali tidak memberatkan karena
demi kepentingan dan kebaikan tersendiri bagi ibu
hamil.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan dengan Nadiyah (2014), dengan penelitian
faktor risiko stunting pada anak usia 0-23 bulan di
provinsi Bali, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Faktor ekonomi menjadi faktor terjadinya stunting
pada anak usia 0-23 bulan, hal ini disebabkan karean
pendapatanyang diperoleh oleh masyarakat Jawa
Barat dan Nusa Tenggara Timur memiliki pendapat
dibawah rata-rata sehingga untuk melakukan
pemeriksaan sangat sulit karena tidak adanya biaya
untuk digunakan pada saat pemriksaan tersebut.

Pendapat ibu hamil pada saat pemeriksaan kehamilan
harus ada biaya, memiliki dua pendapat yang
berbeda, pendapat informan RD dan IS yaitu
seharusnya pada saat pemeriksaan kehamilan tidak
ada pembayaran, sedangkan pendapat infroman IS,
AS, RH, dan SA mengatakan bahwa dengan adanya
pembayaran tersebut wajar-wajar saja karena demi
kepentingan dan kebaikan ibu hamil sendiri.¹⁵
Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Tris Eryando (2009), tentang alsan
pemriksaan kehamilan dan penolong persalinan,
dalam penelitian faktor biaya mrupakan alasan utama
yang dikemukakan subjek yang memilh tenaga non
medis kesehatan (dukun) dalam pemeriksaan
kehamilan dan penolong persalinan.
Mereka
menganggap biaya yang dikeluarkan untuk
pemeriksaan kehamilan di bidan cukup besar, berkisar
RP. 20. 000-Rp. 30. 000.
Gambaran ekonomi ibu hamil terhadap
perilaku ibu hamil terhadap pemanfaatan antenatal
care, faktor biaya merupakan salah satu alasan yang
banyak dikemukakan oleh informan. Bahwa
puskesmas membayar untuk periksa kehamilan
maupun persalinan. dua informan mengatakan
merasa berata dengan biaya yang di lakukan di
puskesmas benu-benua, ada juga berapa yang
mengatakan wajar-wajar saja kalau ada biaya biaya
,karena untuk kebaikan kita juga. Beberapa informan
yang mengatakan akan bersalin di puskesmas benubenua kota kendari. Alasan utama mereka puskesmas
sudah bidangnya.
SIMPULAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan tentang gambaran perilaku ibu terhadap
pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh ibu hamil
di puskesmas benu-benua kota kendari tahun 2017.
Maka dapat disimpulkan sebagai beirkut:
1. Pengetahuan ibu hamil tidak mempengaruhi
pemanfaatan antenatal caredi mana ibu hamil
selalu melakukan pemeriksaan antenatal care di
puskesmas benu-benua kota kendari
2. Dukungan keluarga tidak mempengaruhi ibu
hamil dalam pemanfaatan antenatal care
dimana keluarga selalu memberikan dorongan
dan motivasi kepada ibu hamil untuk selalu
melakukan pemeriksaan antenatal care.
3. Ekonomi mempengaruhi pemanfaatan antenatal
care pada ibu hamil di puskesmas benu-benua
kota kendari tahun 2017.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut:
6

JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.8/ NOVEMBER 2017; ISSN 2502-731X
1.

2.

3.

4.

Bagi puskesmas dapat meningkatkan pelayanan
antenatal care pada ibu hamil dan menambah
progrma-program yang dapat membuat ibu
hamil lebih patuh dalam melakukan kunjungan
antenatal care.
Bagi tenaga kesehatan diharapakn agar lebih
meningkatkan kulaitas dalam melakukan
pelayanan antenatal care dan memotivasi ibu
untuk patuh dalam melakukan kunjungan
antenatal care rutin sesuai jadwal sehingga
antenatal care dapat berjalan dengan baik.
Bagi ibu hamil di harapakan lebih patuh dalam
melakukan kunjungan antenatal sehingga lebih
dini dalam mendeteteksi adanya permasalahan
saat kehamilan.
Perlu adanya pembebasan biaya atau tarif
terhadap pelayanan kebidanan yang lebih murah
sehingga
dapat
menjangkau
pelayanan
pemeriksaan pada tenaga kesehatan tanpa
memikirkan kendala biaya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Achmadi U. F. 2013. Kesehatam Masyarakat
Teori Dan Aplikasi. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
2. World Health Organization (WHO). 2014.
WHO, UNICEF, UNFPA, The World Bank. Trends
in maternal mortality: 1990 to 2013. Geneva:
World Health Organization
3. 2015. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.
4. Ismaniar, Nur Inayah.
Analisis Perilaku
Konsumen terhadap Pemanfaatan Pelayanan
Kesehatan Antenatal Care di Puskesmas Antara
Kota Makassar. Jurnal Vol 1. No 2 Januari 2013.
Universitas Hasanuddin Makassa, diakses 5 Mei
2015
5.
2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2014. Jakarta. Kemenkes, RI
6.
2014. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014
Tentang Persyaratan Puskesmas. Jakarta
7. Dinkes Sultra. 2015. Profil Kesehatan Sulawesi
Tenggara Tahun 2015. Kendari.
8. Puskesmas Benu-Benua 2016. Profil puskesmas
benu-benua tahun 2015. Kendari.
9. Notoatmodjo, Soekijo.
2010. Metodelogi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
10. Tamaka, C dan Madianung A. 2013. Hubungan
Pengetahuan Ibu Hanil Dengan Ketentuan
Pemeriksaan Antenatal Care Di puskesmas Bahu
Kecamatan Malayang Kota Manado. E-Jurnal
Keperawatan (e-KP) Volume 1, Nomor 1
Agustus 2013. Diakses 16 Novermber 2015.
11. Awalla, S dan Kundre R. 2015. Hubungan
Dukungan Suami Saat Antenatal Dan Intranatal

12.

13.

14.

15.

Denagn Bounding Attachment Pada Ibu Post
Partum DI RSU Pancaran Kasih Gmnim Manado.
E-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 nomor
2 Mei 2015. Diakses 11 November 2015.
Agustini, Ni N dan Suryani N. 2013. Hubungan
Antara Tingkat Ibu dan Dukungan Kleuarga
Dengan Cakupan Pelayanan Antenatal Di
Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng I. Buleleng.
Jurnal Magister Kedokteran Keluarga Vol 1,
2013: 67-79. Dinkes 11 Maret 2016.
Dewi, M S. 2014. Hubungan ekonomi terhadap
pemanfaatan Anteatal Care Komunitas Ibu Slum
Area Kelurahan Selapang Jaya Kota Tangerang.
Jurnal Vol. 1 No. 3 Maret 2013. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, diakses 19 November
2015.
Astuti A. P. , Kartasurya M. I. , Sriatmi A. 2014.
Gambaran perilaku ibu hamil terhadap sosial
ekonomi Di Kabupaten Semarang. Universitas
Diponegoro Semarang. Jurnal Manajemen
Kesehatan Indonesia. Vol. 02 No. 03,Desember
2014.
Nadiyah.
2014.
Pemanfaatan pelayanan
antenatala care oleh ibu hamil terhadap
ekonomi keluarga 2009. Tesis Universitas
Indonesia Diakses 4 Desember 2015.

7