LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN

1. UMUM

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT. Radiant Utama Interinsco Tbk (Perseroan) didirikan berdasarkan akta notaris No. 41 tanggal 22 Agustus 1984 yang dibuat dihadapan Hadi Moentoro, S.H., Notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-574-HT.01.01.TH.85 tanggal

11 Pebruari 1985 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 49 tanggal 18 Juni 1985, Tambahan No. 860. Anggaran dasar Perusahaan telah diubah dengan Akta Pernyataan Tentang Keputusan Pemegang Saham No. 26 tanggal 20 April 2006 dari P. Sutrisno A. Tampubolon, S.H., notaris di Jakarta, mengenai perubahan status Perusahaan dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka sehingga nama Perusahaan menjadi PT. Radiant Utama Interinsco Tbk dan perubahan ketentuan seluruh anggaran dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Peraturan Bapepam No. IX.J.1. Akta ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C-12532 HT.01.04.TH.2006 tanggal 2 Mei 2006 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 63 tanggal

8 Agustus 2006, Tambahan No. 8423. Akta No. 26 di atas kemudian diubah kembali dengan akta No. 19 tanggal 20 Juli 2006 dari notaris yang sama, tentang perubahan anggaran dasar Perusahaan setelah menjadi perseroan terbuka.

Akta ini telah diberitahukan dan diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat No. C-22181 HT.01.04.TH.2006 tanggal 28 Juli 2006 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 83 tanggal 17 Oktober 2006, Tambahan No. 1078.Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris No. 3 tanggal 3 Juni 2008 yang dibuat dihadapan P. Sutrisno A. Tampubolon, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, dalam rangka penyesuaian Anggaran Dasar Perseroan sesuai dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Akta ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-44233.AH.01.02.TH.2008 tanggal 24 Juli 2008 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 99 tanggal 9 Desember 2008 Tambahan No. 26714.

Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantor pusat beralamat di Jalan Kapten Tendean No. 24, Mampang Prapatan, Jakarta. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1984.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi:

a. Jasa teknik instalasi dan rekayasa bidang minyak, gas bumi dan energi.

b. Jasa sertifikasi mutu.

c. Jasa survey bidang minyak, gas bumi dan energi.

d. Perdagangan besar (distributor) peralatan dan bahan baku/ kimia bidang minyak dan gas bumi.

e. Jasa penyewaan peralatan pertambangan minyak dan gas bumi.

f. Jasa perbaikan dan perawatan instalasi pertambangan minyak dan gas bumi.

Jumlah karyawan tetap Perusahaan rata-rata 448 dan 365 karyawan masing-masing untuk tahun 2009 dan 2008.

Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha Radiant Utama. Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2009 adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama

Ahmad Ganis

Komisaris

Riza Jaya

Komisaris Independen

Winarno Zain

Dewan Direksi

Direktur Utama

Sofwan Farisyi

Direktur

Ramzi Siddiq Amier Muhammad Hamid Rustanto Adji Widodo

Komite Audit

Ketua

Winarno Zain

Anggota

Wirawan B. Ilyas Sri Hartono Wirawan B. Ilyas Sri Hartono

Saham

Pada tanggal 30 Juni 2006, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal/Bapepam (sekarang menjadi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan - Bapepam-LK) dengan suratnya No. S-824/BL/2006 untuk melakukan penawaran umum kepada masyarakat atas 170.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 250 per saham.

Pada tanggal 12 Juli 2006 dilakukan pencatatan 600.000.000 saham Perusahaan milik pemegang saham pendiri pada Bursa Efek Jakarta.

Pada tanggal 31 Maret 2009, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 770.000.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya).

Obligasi

Pada tanggal 29 Juni 2007, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam-LK dengan suratnya No. S-3214/BL/2007 untuk melakukan Penawaran Umum Obligasi Radiant Utama Interinsco I tahun 2007 dengan jumlah pokok sebesar Rp 100.000.000.000, tingkat bunga tetap 11,5% per tahun dan berjangka waktu 4 tahun.

c. Anak Perusahaan

Perusahaan memiliki baik langsung maupun tidak langsung lebih dari 50% saham anak perusahaan berikut:

Tahun Anak Perusahaan

Dom isi li

Jenis U saha

Persentase

Operas i Jum lah Aset

Pem ilikan

Komers ial 30 Juni 2009 Rp

PT Supraco Indonesia

1980 331,019,494,405 ("SI")

Jakarta

J asa penyedi aan al at-alat

eksplorasi

PT Radi ant Tunas

2003 1,532,418,180 Interinsc o ("RT I")

Jakarta

J asa pem bangunan, perdagangan,

pertambangan, pengangkutan darat, perbengkelan dan j asa

PT Supraco Lines ("SL") *)

Jakarta

J asa Pelayaran dan

pengangkutan dalam negeri

PT Supraco Deep Water

2008 9,462,514,313 ("SDW ") *)

Jakarta

J asa penyedi a tenaga k erja

dan m anajemen sumber daya m anusia

PT Radi ant Bukit Bari san

2008 12,978,707,393 E&P ("RBB") *)

Jakarta

Pertambangan dan perdagangan

*) Pemilikan ti dak langs ung m elalui SI

2. PENERAPAN PERNYATAAN STÁNDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) REVISI

a. Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan

Pada tahun berjalan, Perusahaan menerapkan PSAK revisi berikut ini yang efektif untuk laporan keuangan dimulai atau setelah 1 Januari 2008:

PSAK 13 (Revised 2007) Properti Investasi

Revisi PSAK 13 tidak berdampak terhadap kebijakan akuntansi Perusahaan. Perubahan mendasar pada standar ini yang mengizinkan penggunaan model nilai wajar (fair value method) atau model biaya (cost model) dalam mengukur properti investasi setelah pengakuan awal, tidak berdampak pada laporan keuangan ini karena kebijakan Perusahaan mengukur properti investasi setelah pengakuan awal dengan menggunakan model biaya. Untuk tujuan penyajian laporan keuangan, pada tahun 2008, tanah dengan nilai tercatat Rp 5.168.300.000 direklasifikasi dari tanah yang tidak digunakan ke properti investasi di neraca.

PSAK 16 (Revised 2007) Aset Tetap

PSAK 16 revisi dapat menggunakan model revaluasi (revaluation model) atau model biaya (cost model) dalam mengukur aset tetap setelah pengakuan awal dan mengharuskan antara lain pendekatan komponen (component approach) dalam menyusutkan aset serta mereview nilai residu dan umur manfaat setiap aset tetap. Pada penerapan awal, manajemen memilih untuk menggunakan model biaya. Namun manajemen menentukan bahwa tidak praktis mengestimasi dampak pendekatan komponen dan perubahan nilai residu aset baik secara retroaktif maupun prospektif dari tanggal manapun yang lebih awal. Karenanya penerapan standar ini tidak berdampak terhadap nilai tercatat aset tetap sebelumnya.

PSAK 30 (Revisi 2007), Sewa

Penerapan PSAK 30 revisi berdampak terhadap perubahan kebijakan akuntansi sewa. Perubahan mendasar dari standar ini, dimana klasifikasi dari sewa pembiayaan (finance lease) dan sewa operasi (operating lease) tergantung dari pengalihan secara substantial seluruh risiko dan manfaat, tidak berdampak terhadap laporan keuangan periode sebelumnya. Manajemen menetapkan tidak terdapat sewa operasi yang signifikan pada awal penerapan yang diklasifikasi sebagai sewa pembiayaan menurut standar revisi.

b. Standar ini telah diterbitkan tetapi belum diterapkan

PSAK 50 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan

Pada bulan Desember 2006, DSAK mengeluarkan PSAK 50 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan, menggantikan ketentuan penyajian dan pengungkapan yang diatur dalam PSAK 50 (1998), Akuntansi Investasi Efek Tertentu, dan PSAK 55 (Revisi 1999), Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai.

Tujuan standar revisi ini adalah untuk menetapkan prinsip-prinsip penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan sebagai kewajiban atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan kewajiban keuangan. Standar ini berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan, dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. Prinsip-prinsip dalam standar ini melengkapi prinsip untuk pengakuan dan pengukuran aset keuangan dan kewajiban keuangan dalam PSAK 55 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.

Standar ini diterapkan secara prospektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010.

PSAK 55 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

Pada bulan Desember 2006, DSAK mengeluarkan PSAK 55 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.

Standar ini menetapkan prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan kontrak pembelian atau penjualan item non keuangan. Standar ini juga menetapkan pedoman untuk penghentian pengakuan; jika aset dan kewajiban keuangan dinilai pada nilai wajar, bagaimana menentukan nilai wajar dan mengevaluasi penurunan nilai; serta akuntansi lindung nilai.

Standar ini menggantikan ketentuan pengakuan dan pengukuran yang diatur dalam standar akuntansi tertentu yang telah diterbitkan sebelumnya.

Entitas harus menerapkan standar ini secara prospektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010. Penerapan standar lebih dini diperkenankan. Dalam ketentuan transisi, entitas dapat melakukan penyesuaian perlakuan akuntansi instrumen keuangan yang ada pada akhir periode laporan keuangan sebelum tanggal efektif dengan ketentuan yang ada dalam standar ini dan dampak penyesuaian tersebut diakui dalam laba rugi atau ekuitas periode berjalan.

Manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar-standar ini terhadap laporan keuangan.

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktik akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp). Laporan keuangan konsolidasi tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing- masing akun tersebut.

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

b. Prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi mencakup laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (Catatan 1c). Pengendalian ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan keuangan dan operasi anak perusahaan tersebut sehingga memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Pengendalian juga dianggap ada apabila Perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan lebih dari 50% hak suara.

Hak minoritas terdiri dari jumlah kepemilikan pada tanggal terjadinya penggabungan usaha (Catatan 3c) dan bagian minoritas dari perubahan ekuitas sejak tanggal dimulainya penggabungan usaha. Kerugian yang menjadi bagian minoritas melebihi hak minoritas dialokasikan kepada bagian induk perusahaan.

Hasil dari anak perusahaan yang diakuisisi atau dijual selama tahun berjalan dari tanggal efektif akuisisi atau sampai dengan tanggal efektif penjualan termasuk dalam laporan laba rugi konsolidasi.

Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan.

Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasi

c. Prinsip Konsolidasi

Akuisisi anak perusahaan dicatat dengan menggunakan metode pembelian (purchase method). Biaya penggabungan usaha adalah keseluruhan nilai wajar (pada tanggal pertukaran) dari aset yang diperoleh, kewajiban yang terjadi atau yang diasumsikan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan sebagai penggantian atas pengendalian dari perolehan ditambah biaya-biaya lain yang secara langsung dapat diatribusikan pada penggabungan usaha tersebut.

Hak pemegang saham minoritas dinyatakan sebesar bagian minoritas dari biaya perolehan historis aset bersih.

d. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.Pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008, Perusahaan memakai kurs sebagai berikut:

2009 2008 Mata Uang

Rp Rp 1 USD

10,225 1 SGD

7,054 1 EURO

Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah:

1) Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries);

2) perusahaan asosiasi;

3) perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan);

4) karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan

5) perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimilki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) dan (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan- perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.

Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga, persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan.

f. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

g. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

h. Investasi

Investasi efek ekuitas yang nilai wajarnya tersedia dan efek hutang

Investasi dalam efek yang tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui langsung dalam ekuitas sampai pada saat efek tersebut dijual atau telah terjadi penurunan nilai. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas dibebankan dalam laba rugi tahun berjalan.

Investasi dalam efek hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo dinyatakan sebesar biaya perolehannya yang disesuaikan dengan amortisasi premi dan/atau diskonto yang belum diamortisasi. Kerugian atas penurunan nilai efek diakui dalam laba rugi tahun berjalan

Efek yang tersedia untuk dijual yang dimiliki sementara dan efek hutang yang dimiliki hingga jatuh tempo yang jatuh temponya kurang dari satu tahun disajikan sebagai investasi sementara. Untuk menghitung laba atau rugi yang direalisasi, biaya perolehan efek ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang.

Investasi lainnya

Investasi dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

i. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu

Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan penelaahan terhadap keadaan masing- masing akun piutang pada akhir tahun.

j. Persediaan

Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode masuk pertama, keluar pertama (FIFO).

k. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

l. Properti Investasi

Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya.

Properti investasi berupa tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

m. Aset Bangun Kelola Serah

Aset tetap berupa bangunan dalam rangka bangun, kelola dan serah (B.O.T) dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan diamortisasi berdasarkan umur ekonomis dari aset tetap yang bersangkutan dengan batas maksimum sesuai jangka waktu perjanjian bangun, kelola dan serah, yaitu antara 3 - 5 tahun menggunakan metode garis lurus.

n. Aset Tetap - Pemilikan Langsung

Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Tahun

Bangunan

20 Peralatan proyek

2-8 Peralatan dan perlengkapan kantor

2-8 Kendaraan 4-6

Kapal 10-15

Aset sewa pembiayaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset yang dimiliki sendiri.

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.

o. Penurunan Nilai Aset

Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai.

p. Sewa

Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Sebagai Lessee

Aset pada sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan Perusahaan yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Kewajiban kepada lessor disajikan di dalam neraca sebagai kewajiban sewa pembiayaan.

Pembayaran sewa harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pengurangan dari kewajiban sewa sehingga mencapai suatu tingkat bunga yang konstan (tetap) atas saldo kewajiban. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya.

Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontinjen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.

Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai kewajiban. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.

q. Biaya Emisi Saham dan Obligasi

Biaya emisi saham disajikan sebagai bagian tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.

Biaya emisi obligasi langsung dikurangi dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi neto obligasi tersebut. Selisih antara hasil emisi neto dengan nilai nominal merupakan diskonto atau premium yang diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut dengan metode garis lurus.

r. Imbalan Pasca Kerja

Perusahaan menghitung imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang- Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.

Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.

Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.

s. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

Selisih antara harga pengalihan yang timbul dari pengalihan aset, hutang, saham atau bentuk instrumen kepemilikan lainnya dengan nilai buku transaksi dalam rangka restrukturisasi antara entitas sepengendali diakui sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dan disajikan sebagai unsur ekuitas.

t. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan dari kontrak atas penyediaan jasa diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian berdasarkan kontrak.

Pendapatan sewa diakui dengan dasar akrual secara proporsional selama periode dari perjanjian sewa.

Beban diakui pada saat terjadinya.

u. Laba Bersih Per Saham Dasar

Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

v. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.

Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.

Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

Aset dan kewajiban yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.

4. KAS DAN SETARA KAS

672,812,484 Bank Rupiah Bank Mega

6,631,417,787 Bank Mandiri

2,836,406,677 CIMB Niaga (d/h Bank Niaga)

7,913,797,197 Bank Rakyat Indonesia

- Bank Negara Indonesia

1,849,008,807 Bank Bukopin

1,182,421,847 Citibank , N.A., Jakarta

4,742,787,145 Standard Chartered Bank, Jakarta

- Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 100.000.000)

1,675,182,661 Dollar Amerika Serikat Citibank N.A., Jakarta

6,337,742,342 DVB Group Merchant Bank Asia, SIN

19,093,315,892 Bank Mandiri

1,578,381,449 CIMB Niaga (d/h Bank Niaga)

364,423,662 Bank Mega

- Lain-lain ( masing-masing

36,579,708 Dollar Singapura - CIMB Niaga (d/h Bank Niaga)

dibawah Rp 100.000.000 )

238,447,120 Deposito berjangka

CIMB Niaga Syariah

- CIMB Niaga

8,500,000,000 - Jumlah

55,152,724,776 Tingkat bunga deposito berjangka per tahun Rupiah

6.38% - 9.89%

5% - 7,25%

5. INVESTASI SEMENTARA

Perincian dari investasi sementara tersebut adalah sebagai berikut:

Rp Investasi melalui manajer investasi

Rp

10,572,528,534 Deposito berjangka

- Surat berharga yang tersedia

35,960,000 Surat berharga yang dimiliki hingga jatuh tempo - bersih

untuk dijual

Investasi Melalui Manajer Investasi

Rp Biaya perolehan

Rp

PT Insight Investment 2,000,000,000 2,000,000,000 GMT Dana Obligasi Plus

1,250,000,000 8,250,000,000 Jumlah

10,250,000,000 Laba yang belum direalisasi

322,528,534 Nilai W ajar

Perusahaan menunjuk PT Insight Investment (Insight) dan PT GMT Aset Manajemen (GMT) sebagai pengelola dana Perusahaan yang diinvestasikan dalam bentuk reksadana. Perjanjian tersebut akan berhenti apabila salah satu pihak memberitahukan secara tertulis kepada pihak yang lain.

Surat Berharga yang Tersedia Untuk Dijual

Rp Biaya perolehan

Rp

52,700,000 Jumlah

PT Jasa Marga Tbk

52,700,000 Laba (rugi) yang belum direalisasi

(16,740,000) Nilai W ajar

Surat Berharga yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo – Bersih

Rp Surat berharga komersial Nilai nominal

Rp

Rupiah PT Atria Axes Management

10,192,743,058 PT Insight Investment

964,126,244 Jumlah

11,156,869,300 Premi yang belum diamortisasi

(61,412,230) Bersih

11,095,457,070 Tingkat bunga per tahun

Rupiah

15,00% - 15,50%

Jatuh tempo surat berharga adalah antara 9 Januari 2008 sampai dengan 30 April 2008.

6. PIUTANG USAHA

a. Berdasarkan pelanggan: Pihak yang mempunyai hubungan

istimewa Global Santa Fe ( d/h PT Santa Fe Supraco Indonesia)

2,634,642,178 Jumlah

2,634,642,178 Pihak ketiga

Petrochina International (Bermuda) Ltd. 26,578,173,508 17,086,270,389 PT Chevron Pacific Indonesia

26,197,819,343 27,478,354,935 Total E&P Indonesie

25,122,998,534 21,131,848,786 Santos (Madura Offshore) Pty. Ltd.

23,708,117,510 20,160,391,709 Mobil Cepu, Ltd

8,950,476,610 36,643,793 Vico Indonesia

8,086,765,886 7,247,244,784 Ceria Utama Abadi

7,248,146,053 - BP Indonesia

4,797,416,339 57,211,758,904 Global Process Syatem

3,904,882,251 Telkomsel Grapari

2,100,714,444 3,156,509,887 Premier Oil

1,262,950,282 3,740,662,224 Infomedia

1,585,763,387 26,438,701,351 Dowell Anadrill Schlumberger

4,782,715,483 6,424,989,212 Schlumberger Geophysics Nusantara

4,022,354,930 5,026,855,793 BUT Triton

3,505,851,866 - EMP Kangean, Ltd.

3,397,829,659 5,873,711,503 Buminata Aji Perkasa

3,009,334,702 2,000,001,000 Lain-lain (masing-masing

dibawah Rp.1.000.000.000) 39,756,080,697 35,173,429,733 Jumlah

242,092,256,253 Penyisihan piutang ragu-ragu

(4,178,525,204) (4,148,890,753) Bersih

190,644,742,907 237,943,365,500 Jumlah piutang usaha bersih

Rp b. Berdasarkan umur (hari) :

Rp

Belum jatuh tempo 141,576,721,309 150,232,050,041 Sudah jatuh tempo 1 s/d 30 hari

26,336,086,986 68,181,119,048 31 s/d 60 hari

9,029,557,597 15,083,025,354 61 s/d 90 hari

8,482,305,417 4,361,054,990 91 s/d 120 hari

1,291,710,876 916,097,046 > 120 hari

8,106,885,926 5,953,551,954 Jumlah

194,823,268,111 244,726,898,431 Penyisihan piutang ragu-ragu

(4,178,525,204) (4,148,890,753) Bersih

Rp Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu:

Rp

Saldo awal 4,178,525,204 4,112,690,753 Penambahan

36,200,000 Saldo akhir

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang usaha kepada pihak ketiga adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut, sedangkan terhadap piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak diadakan penyisihan piutang ragu-ragu karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih.

Piutang usaha sebesar 100% dan 80% dari hutang pokok obligasi masing-masing pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008 dijadikan jaminan hutang obligasi (Catatan 23).

Piutang usaha kepada Santos (Madura Offshore) Pty. Ltd. sebesar Rp. 23,708,117,510 dan Rp. 20,160,391,709 masing-masing pada tahun 2009 dan 2008 dijadikan jaminan atas hutang usaha kepada Global Process Systems, LLC (Catatan 17 dan 37b).

Rp Film

Rp

1,419,311,748 Suku cadang

552,513,468 Isotope IR 192

317,666,171 Barang persediaan - OCTG (Oil Country Tubular Goods)

60,684,655 Bahan kimia

Manajemen berkeyakinan bahwa tidak perlu dilakukan penyisihan penurunan nilai persediaan, karena semua persediaan dapat dipakai dalam usaha normal Perusahaan.

8. UANG MUKA

Rp Uang muka pembelian

Rp

10,513,762,819 Uang muka operasional proyek

9. PAJAK DIBAYAR DIMUKA

Rp Pajak penghasilan - Pasal 22

Rp

- Pajak penghasilan - Pasal 23

13,646,262,971 Pajak penghasilan - Pasal 24

- Pajak penghasilan - Pasal 25

31,720,521 Pajak penghasilan - Pasal 28A

7,091,852,417 Pajak Fiscal

- Pajak pertambahan nilai - bersih

19,790,051,271 Jumlah

10. PIUTANG DAN HUTANG KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

Rp Piutang

Rp

PT Radiant Utama (RU) 4,936,360,716 4,761,229,100 PT Radiant Nusa Investama (RNI)

3,001,507,081 3,360,763,047 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1.000.000.000)

1,947,098,636 1,782,547,317 Jumlah

9,884,966,433 9,904,539,464 Hutang

Global Santa Fe ( d/h PT Santa Fe 4,243,375,000 3,828,375,000 Supraco Indonesia)

Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 600.000.000)

Piutang Perusahaan kepada RU terutama merupakan pemberian pinjaman. Berdasarkan perjanjian No. 027/CL- RUI/06 tanggal 1 Juni 2006, jangka waktu pinjaman adalah 5 (lima) tahun dan dikenakan bunga 12% per tahun dengan jaminan Corporate Guarantee dari PT Radiant Nusa Investama.

Piutang Perusahaan kepada RNI dan pihak yang mempunyai hubungan istimewa lainnya terutama timbul dari biaya yang dibayarkan terlebih dahulu oleh Perusahaan. Piutang tersebut tidak dikenakan bunga dan tanpa jadwal pengembalian yang pasti.

Berdasarkan penelaahan terhadap kondisi keuangan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih sehingga tidak diadakan penyisihan piutang ragu-ragu.

11. INVESTASI SAHAM

Merupakan investasi SI pada Global Santa Fe (PT Santa Fe Supraco Indonesia), berkedudukan di Jakarta dengan persentase kepemilikan sebesar 5% atau senilai Rp 465.215.000 yang dicatat dengan metode biaya.

12. PROPERTI INVESTASI

Merupakan dua bidang tanah yang terletak di Bekasi, Jawa Barat, masing-masing seluas 8.650 m 2 dan 6.975 m 2 dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan (HGB) yang akan jatuh tempo pada tahun 2026.

Nilai wajar properti investasi pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp 5.468.750.000 berdasarkan laporan penilaian dari PT Zodiac Perintis Penilai, penilai independen yang tidak berhubungan dengan Perusahaan. Penilaian dilakukan berdasarkan pendekatan perbandingan data pasar.

Seluruh tanah digunakan sebagai jaminan atas hutang bank jangka pendek (Catatan 16)

13. ASET BANGUN KELOLA SERAH

Penambahan 30 Juni 2009

Rp Rp Biaya perolehan: Bangunan

2,627,222,416 886,492,431 3,513,714,847 Bangunan dalam penyelesaian

1,212,101,240 - 1,212,101,240 Jumlah biaya perolehan

2,627,222,416 3,839,323,656 886,492,431 4,725,816,087 Akumulasi amortisasi

(273,886,377) (2,505,779,216) (2,589,549,369) (126,826,912) (2,716,376,281) Jumlah tercatat

Berdasarkan Perjanjian Pengalihan Hak Penggunaan Tempat pada tanggal 1 April 2005 antara Perusahaan dengan PT Citra Tubindo Tbk (CT), telah disepakati pengalihan hak penggunaan tempat milik PT Citra Tubindo Tbk 2 kepada Perusahaan, seluas 636,36 m

yang terletak di Jl. Hang Kesturi KM 4, Kabil Industri Estate Batam, untuk periode 3 tahun.

Pada tanggal 2 Desember 2007, Perusahaan mengadakan perjanjian yang sama dengan CT untuk area yang

berbeda seluas 861 m 2 di lokasi yang sama. Perjanjian ini berlaku sampai dengan 5 tahun sejak diselesaikannya bangunan.

Beban amortisasi dialokasikan sebagai beban langsung sebesar Rp. 126,826,912 dan Rp 273.886.377 masing-masing pada tahun 2009 dan 2008.

14. ASET TETAP

1 Ja nuari

Rp Rp B iaya perolehan:

P emilikan langsung Tanah

113,410,283 Peralatan proyek

48,762 ,852,133 5,553,544,555 1 9,242,300 3,949,723,189 58,246,877,577 Peralatan dan perlengkapan

- kantor

7,966 ,150,245 910,757,917 6 8,057,786 32,525,000 8,841,375,376 Kendaraan

129,477 ,677,597 1,597,618,181 30 4,664,568 - 130,770,631,211 Kapal

19,500,000,000 Aset dalam penyelesaian

- Bangunan

- Peralatan Proyek

3,983 ,923,189 794,035,630 (4,777,958,819) - A set sewa pembiayaan

- Kendaraan

16,696 ,526,208 264,435,775 16,960,961,983 Jumlah

234,092 ,170,000 9,257,249,967 39 1,964,654 (795,710,630) 242,161,744,684 A kumulasi penyusutan:

P emilikan langsung Bangunan

790 ,117,361 111,143,538 901,260,899 Prasarana

113 ,410,283 113,410,283 Peralatan proyek

30,298,102,672 Peralatan dan perlengkapan

1,305 ,555,556 783,333,335 2,088,888,891 A set sewa pembiayaan

- Kendaraan

2,363 ,375,857 2,087,065,776 4,450,441,633 Jumlah

57,270 ,341,745 18,724,183,726 35 8,521,960 - 75,636,003,518 Jumlah Tercatat

Penambaha n

Pengurangan

Reklasifikasi 2008

Rp Rp B iaya perolehan: P emilikan langsung Tanah

- - 1,326,345,500 Bangunan

- - 113,410,283 Peralatan proyek

- 44,476,598,168 Peralatan dan perlengkapan kantor

- 19,500,000,000 Bangunan dlm Penyelesaian

- 566,872,832 Pemilikan leasing Kendaraan

4,328,792,77 5 - 125,388,413,333 A kumulasi penyusutan:

P emilikan langsung Kapal

- - 113,410,283 Peralatan proyek

206,216,00 0 - 24,261,090,300 Peralatan dan perlengkapan kantor

23,116,66 7 - 4,066,264,242 Kendaraan

3,978,797,03 1 - 17,578,010,872 A ktiva sewa guna usaha Kendaraan

4,208,129,69 7 - 47,844,715,891 Jumlah Tercatat

Perincian keuntungan atas penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:

Rp Jumlah tercatat aktiva tetap yang

Rp

- dijual dan dihapuskan

120,663,077 Harga jual

(118,363,646) (1,578,887,689) Keuntungan atas penjualan dan penghapusan

aktiva tetap tahun berjalan - bersih

Beban penyusutan dialokasi sebagai berikut:

Rp Pemilikan langsung:

Rp

Beban langsung (Catatan 30 ) 14,441,542,898 5,165,727,273 Beban usaha (Catatan 31 )

2,195,575,054 1,236,797,766 Aktiva sewa guna usaha: Beban langsung (Catatan 30 )

2,015,010,774 706,593,750 Beban usaha (Catatan 31 )

Tanah sebesar Rp 5.168.300.000 pada tahun 2008 telah direklasifikasi ke properti investasi (Catatan 12).

Perusahaan dan anak perusahaan memiliki tujuh bidang tanah terletak di Bontang Selatan, Kalimantan Timur dengan hak legal berupa HGB yang akan jatuh tempo pada tahun 2024, di Cilegon, Jawa Barat dengan hak legal berupa HGB yang akan jatuh tempo tahun 2035, di Balikpapan, Kalimantan Timur dengan hak legal berupa HGB yang akan jatuh tempo pada tahun 2022 dan 2032, di Kalianget, Jawa Timur dengan hak legal berupa HGB yang akan jatuh tempo pada tahun 2013 dan di Balikpapan Permai, Kalimantan Timur dengan hak legal berupa HGB yang akan jatuh tempo tahun 2028 dan di Pekanbaru, Riau dengan hak legal berupa HGB yang akan jatuh tempo pada tahun 2026. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.

Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kerugian atas risiko kebakaran, bencana alam dan risiko lainnya yang mungkin dialami Perusahaan.

15. REKENING BANK YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA

Merupakan saldo bank milik Perusahaan yang penarikannya dibatasi dan hanya digunakan dalam rangka pembayaran hutang bank jangka pendek dan jangka panjang dengan perincian sebagai berikut:

Rp Bank Negara Indonesia

Rp

- Bank Mandiri

4,500,000,000 Bank Riau

- Bank Bukopin

16. HUTANG BANK JANGKA PENDEK

Rp Rupiah

Rp

Bank Negara Indonesia

28,332,972,978 Bank CIMB Niaga

5,219,941,035 Standard Chartered Bank

1,626,933,454 - Citibank Coorporate

Tingkat bunga per tahun selama tahun berjalan Rupiah

11,50% - 15,25%

11,5 % - 12,25%

Bank Negara Indonesia (BNI)

Merupakan fasilitas kredit modal kerja (KMK) yang diperoleh SI pada tanggal 26 Maret 2007 dengan maksimum pinjaman sebesar Rp 30.000.000.000 dan fasilitas penerbitan bank garansi dengan batas maksimum Rp 10.000.000.000 untuk jaminan tender dan pelaksanaan jasa-jasa pendukung operasi perminyakan dan gas bumi. Pinjaman ini berjangka waktu 12 bulan dan dijamin dengan 4 bidang tanah dan bangunan atas nama SI,

19 unit kendaraan bermotor atas nama SI, hak atas tagihan SI dari proyek yang dibiayai dan proyek lain yang tidak sedang dijaminkan ke kreditur lain, serta jaminan perusahaan (company guarantee) dari PT Radiant Utama Interinsco Tbk (pemegang saham), 1 unit acom barge dan 1 crawler crane, 2 unit hopper barge, serta 2 unit tug boat yang seluruhnya atas nama SI.

Berdasarkan addendum perjanjian pada tanggal 9 November 2007, jumlah maksimum pinjaman fasilitas KMK diturunkan menjadi Rp 21.000.000.000 dan jumlah maksimum pemberian garansi dinaikkan menjadi Rp 18.900.000.000. Sehubungan dengan fasilitas pinjaman di atas, maka SI disyaratkan membuka rekening escrow yang hanya digunakan sebagai rekening penerima dana pinjaman dan pembayaran pinjaman (Catatan 15).

Berdasarkan Addendum Perjanjian pada tanggal 17 Maret 2008, jumlah maksimum pinjaman fasilitas KMK dinaikkan menjadi Rp 30.000.000.000 dan jumlah maksimum penerbitan garansi diturunkan menjadi Rp 10.000.000.000.

Perjanjian pinjaman BNI, juga mencakup persyaratan tertentu antara lain membatasi hak SI untuk merubah anggaran dasar, bentuk/status hukum, susunan kepemilikan saham, atau susunan pengurus, manambah hutang selain yang sudah ada, melakukan investasi baru, membagikan deviden, melakukan penarikan modal, melakukan Perjanjian pinjaman BNI, juga mencakup persyaratan tertentu antara lain membatasi hak SI untuk merubah anggaran dasar, bentuk/status hukum, susunan kepemilikan saham, atau susunan pengurus, manambah hutang selain yang sudah ada, melakukan investasi baru, membagikan deviden, melakukan penarikan modal, melakukan

Bank CIMB Niaga

Merupakan pinjaman SI berupa Kredit Modal Kerja dan Plafon Pinjaman Garansi Bank yang merupakan kelanjutan perjanjian kredit no. 0741/GMA/JKT/04 tanggal 30 November 2004, dimana bank memberikan plafon maksimum US$ 500.000 dan Rp 9.300.000.000. Dan berdasarkan perjanjian no. 032/CBG/JKT/08 tanggal 26 Maret 2008, Bank setuju memberikan fasilitas pembukaan bank garansi senilai maksimum Rp 13.000.000.000 dengan jaminan piutang SI, mesin atau kendaraan SI dan jaminan SI dari PT. Radiant Utama Interinsco, Tbk.

Standard Chartered Bank

Merupakan fasilitas kredit modal kerja yang diperoleh SI pada tanggal 4 September 2008 dengan maksimum kredit sebesar USD 10.000.000. Perjanjian ini berjangka waktu 12 bulan. Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar suku bunga pinjaman bank ditambah 2,5% untuk fasilitas dalam Rupiah dan SIBOR ditambah 3% untuk fasilitas dalam USD. Bunga dikenakan dimuka pada setiap kali SI menarik pinjaman.

Pada tanggal 9 Februari 2009 SI menggunakan kembali fasilitas bank sebesar Rp 4.049.616.900. Fasilitas ini dijamin dengan piutang SI dari PT Infomedia Nusantara.

Sehubungan dengan fasilitas pinjaman tersebut di atas, SI diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu antara lain untuk memenuhi rasio-rasio keuangan tertentu. Perjanjian tersebut juga mencakup kondisi dan resiko atas pelanggaran perjanjian.

Citibank Coorporate

Merupakan pinjaman jangka pendek SI dari Citibank Coorporate, dengan maksimum sebesar US$ 1.000.000 dan tingkat bunganya sebesar 7,5% p.a.Pinjaman ini sudah digunakan sebesar US$ 700.000 untuk jaminan bank garansi proyek mobil Cepu dan berlaku untuk masa 29 Januari sampai dengan 29 Agustus 2008. Plafon pinjaman ini pada Mei 2008 telah dinaikkan menjadi US$ 3.000.000 dan tambahan fasilitas pinjaman modal kerja sebesar US$ 3.000.000.

Atas pinjaman tersebut, telah dijaminkan piutang atas sejumlah tagihan tertentu atas pekerjaan kepada PT British Petroleum Indonesia, Petrochina Internasional Jabung Ltd. Dan Mobil Cepu Ltd. senilai US$ 3,003,700.08 serta jaminan PT Radiant Utama Interinsco, Tbk selaku pemegang saham mayoritas PT Supraco Indonesai. Tingkat bunga atas pinjaman ini sebesar 7,5% p.a.

17. HUTANG USAHA KEPADA PIHAK KETIGA

Rp Berdasarkan pemasok:

Rp

Global Process Systems, LLC (GPS) 52,424,792,052 50,759,088,324 PT Pratita Prama Nugraha

1,349,244,337 3,333,377,817 PT Varcoindo Bina Jaya

2,718,832,613 1,330,049,759 Vadhana International

5,172,222,783 4,090,199,421 EDR Hydrosearch

2,663,707,695 - Sparrows Offshore Services

1,583,852,807 - PT Bakrie Life

1,750,750,081 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1.000.000.000)

Hutang usaha kepada GPS dijamin dengan piutang usaha kepada Santos (Madura Offshore) Pty. Ltd. (Catatan 6, 37a dan 37b).

Jangka waktu hutang usaha berkisar antara 30 sampai 90 hari.

18. HUTANG PAJAK

Rp Pajak penghasilan

1,197,357,348 Pajak pertambahan nilai - bersih

19. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR

Rp Gaji dan tunjangan

Rp

29,710,543,203 Pesangon pegawai kontrak

20. HUTANG BANK JANGKA PANJANG

Rp BNI Syariah

Rp

- Bank Riau KL

- Bank Negara Indonesia

15,000,000,000 Bank Central Asia

16,049,179,500 Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun

(1,952,575,000) Hutang Bank Jangka Panjang- Bersih

BNI Syariah

Merupakan fasilitas pinjaman cicilan yang diperoleh SI pada tahun 2008 sebesar Rp 49.907.760.000 yang digunakan untuk pembelian 271 unit kendaraan dalam rangka perjanjian kerjasama dengan PT Chevron Pacific Indonesia. Pinjaman ini berjangka waktu 60 bulan dengan pembagian keuntungan dari EBITDA dari proyek tersebut sesuai proyeksi keuangan 1 tahun.

Perjanjian pinjaman BNI Syariah dan Bank Riau juga mencakup persyaratan tertentu antara lain membatasi hak SI untuk melakukan penggabungan usaha (merger), melakukan investasi, merubah bentuk/status hukum, anggaran dasar atau susunan pengurus, membagikan dividen, melakukan akuisisi, membayar hutang SI kepada pemegang saham, mengikatkan diri sebagai penjamin dan memberikan pinjaman kepada siapapun juga, termasuk kepada para pemegang saham, kecuali jika pinjaman tersebut diberikan dalam rangka transaksi dagang yang berkaitan langsung dengan usahanya.

Berdasarkan Surat BNI Syariah No. USY/3/404/R tanggal 19 Maret 2009 dan Surat Bank Riau No. 068/KOM/2009 tanggal 23 Maret 2009, SI telah memperoleh persetujuan masing-masing dari BNI Syariah dan Bank Riau sehubungan dengan penyertaan modal SI pada PT Radiant Bukit Barisan E & P (Catatan 1c).

Tingkat imbalan bagi hasil antara Bank dan SI adalah sebagai berikut:

Tingkat imbalan bagi hasil ini dapat berubah sewaktu-waktu sesuai kesepakatan antara bank dan Perusahaan

Bank Pembangunan Daerah Riau (Bank Riau KL)

Merupakan fasilitas pinjaman cicilan yang diperoleh SI pada tahun 2008 sebesar Rp 38.000.000.000 yang digunakan untuk pembelian 223 unit kendaraan. Pinjaman ini berjangka waktu 39 bulan dengan tingkat suku bunga 6% per tahun.

Bank Negara Indonesia

Merupakan fasilitas pinjaman cicilan yang diperoleh SI pada tahun 2008 sebesar Rp 15.000.000.000 yang digunakan untuk pembelian kapal tug boat, hopper barge, crane barge dan crawler crane. Pinjaman ini berjangka waktu 64 bulan dengan tingkat suku bunga 12,75% per tahun.

Bank Central Asia

Merupakan fasilitas pinjaman cicilan yang diperoleh SI pada tahun 2007 sebesar Rp 1.810.300.000 yang digunakan untuk pembelian 2 unit kendaraan bermotor dan akan dilunasi dengan 24 kali angsuran bulanan.

Seluruh pinjaman cicilan ini dijamin oleh aset tetap yang dibiayai.

21. SEWA

Kewajiban Sewa Pembiayaan

Rp a. Berdasarkan jatuh tempo

Rp

Pembayaran yang jatuh tempo pada tahun: 2008

- Jumlah pembayaran minimum

sewa guna usaha 5,169,944,964 9,851,548,454 Bunga

(320,042,091) (512,057,407) Nilai tunai pembayaran minimum

sewa guna usaha 4,849,902,873 9,339,491,047 Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun

(3,017,525,960) (3,386,424,640) Hutang sewa guna usaha jangka

panjang - bersih 1,832,376,913 5,953,066,407 b. Berdasarkan lessor

PT Orix Indonesia Finance

9,339,491,047 Jumlah

Manajemen Perusahaan menetapkan kebijakan untuk membeli peralatan proyek dan kendaraan melalui sewa pembiayaan (finance lease). Jangka waktu sewa antara 2 sampai 3 tahun dengan tingkat suku bunga efektif antara

5% - 16% per tahun. Hutang ini dijamin dengan kendaraan bermotor, peralatan proyek yang dibiayai.

22. HUTANG PEMBELIAN KENDARAAN

Rp PT. Tunas Financindo Sarana

- Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun

- Hutang jangka panjang - bersih

23. HUTANG OBLIGASI

Rp Akun ini terdiri dari :

Rp

Hutang pokok 100,000,000,000 100,000,000,000 Biaya penerbitan obligasi yang belum diamortisasi

(1,042,866,289) (1,564,299,434) Jumlah

Pada tanggal 29 Juni 2007, Perusahaan menerbitkan obligasi Radiant Utama Interinsco I tahun 2007 dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,5% per tahun yang dibayar secara triwulanan. Obligasi tersebut berjangka waktu

4 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 12 Juli 2011.

Dalam rangka penerbitan obligasi ini, PT Bank Mega Tbk bertindak sebagai wali amanat.

Obligasi dijamin dengan piutang Perusahaan yang timbul dari pekerjaan yang dilaksanakan Perusahaan dan/atau anak perusahaan sebesar 110% dari pokok obligasi, yang diberikan secara bertahap yaitu 80% pada tahun pertama, 100% pada tahun kedua, 105% pada tahun ketiga dan 110% pada tahun keempat.

Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali (buy back) sebagian atau seluruh obligasi sebagai pelunasan maupun untuk disimpan dan dapat dijual kembali, dengan ketentuan bahwa hal tersebut hanya dapat dilaksanakan satu tahun setelah tanggal emisi.

Perjanjian tersebut juga mencakup kondisi dan risiko atas pelanggaran perjanjian.

Berdasarkan pemeringkatan yang diterbitkan oleh PT Fitch Ratings Indonesia pada tanggal 12 Juni 09, peringkat obligasi PT. Radiant Utama Interinsco, Tbk adalah BBB (id.n) dan outlook stabil.

24. IMBALAN PASCA KERJA