MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA SESUAI DE (3)

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA
SESUAI DENGAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH :
RANY TIRANYTA
171011500245

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAMULANG
2018

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sarana dan Prasarana sekolah merupakan salah satu faktor penunjang dalam
pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Tentunya hal tersebut
dapat dicapai apabila ketersedian sarana dan prasarana yang memadai disertai dengan
pengelolaan secara optimal.


Untuk mengoptimalkan penyedian, pendayagunaan,

perawatan dan pengendalian sarana dan prasarana pendidikan , pemerintah memberikan
hak otonomi penuh terhadap setiap tingkat satuan pendidikan. Sekolah dituntut untuk
memiliki kemandirian dalam mengatur dan mengurus kebutuhan sekolah berdasarkan
aspirasi dan partisipasi warga sekolah dengan mengacu pada peraturan dan perundang
undangan pendidikan nasional yang berlaku.
Untuk mewujudkan dan mengatur hal tersebut pemerintah melalui PP No. 19
Tahun 2005 tentang Standar nasional Pendidikan, pasal 1 ayat (8) mengemukakan
standar sarana dan prasarana adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan
kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat olah raga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berekreasi dan
berkreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. pada Bab VII
Pasal 42 dengan tegas disebutkan bahwa; (1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki
sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan
sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Pemahaman tentang sarana dan prasarana bagi sekolah akan membantu
memperluas wawasan tentang bagaimana ia dapat berperan dalam merencanakan,

menggunakan dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang ada sehingga dapat
dimanfaatkan dengan optimal guna mencapai tujuan pendidikan. Agar sarana
pendidikan dapat difungsikan dengan baik, maka diperlukan manajemen sarana dan
prasarana pendidikan, dengan adanya manajemen sarana dan prasarana pendidikan,
maka sekolah akan mampu mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara lebih
terkonsep dan terarah.

1

A.

Ruang Lingkup Kajian
Penulisan Makalah Manajemen Sarana dan Prasarana sesuai dengan Standar

Pendidikan Nasional ini penulis memiliki ruang lingkup yang dibatasi pada Prinsipprinsip Dasar Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
B. Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan dapat diketahui dari pembahasan makalah ini
adalah
1. Pembaca dapat mengetahui definisi dari manajemen pengelolaan sarana dan
prasarana pendidikan.

2. Pembaca dapat mengetahui ruang lingkup pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan.
3. Pembaca dapat mengetahui tujuan, fungsi, dan apa saja manfaat dari pengelolaan
sarana dan prasarana pendidikan.
4. Pembaca dapat mengetahui Standar Nasional Pendidikan tentang sarana dan
prasarana
5. Pembaca dapat mengetahui Implikasi Standar Nasional Pendidikan terhadap
Manajemen sarana dan prasarana .

2

II PEMBAHASAN
A. Hakikat Manajemen Sarana dan Prasarana
1. Definisi Manajemen Sarana dan Prasarana
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan, bahan, dan perabot yang
secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses
belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat- alat media
pengajaran . Adapun yang di maksud dengan prasarana pendidikan adalah semua
perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses
pendidikan di Sekolah. fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses

pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah untuk pengajaran
Biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olahraga. Dengan begitu
Depdiknas (2008:37)

1

Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan dapat

didefinisikan sebagai segenap proses pengadaan dan pendayagunaan kompoen –
komponen yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang proses pendidikan
untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
2. Ruang Lingkup
A. Prinsip-prinsip Dasar Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana dan Prasarana pendidikan, khususnya lahan, bangunan dan perlengkapan
sekolah seyogyanya menggambarkan program pendidikan atau kurikulum sekolah itu.
Bangunan dan perlengkapan sekolah tersebut diadakan dengan berlandaskan pada
kurikulum atau program pendidikan yang berlaku, sehingga dengan adanya kesesuaian
itu memungkinkan fasilitas yang ada benar-benar menunjang jalannya proses
pendidikan. Agar program pendidikan bisa tercapai dengan baik ada beberapa prinsip
yang harus diperhatikan dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan di sekolah.

Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah:
1. Prinsip pencapaian tujuan, yaitu bahwa sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
harus selalu dalam kondisi siap pakai bilamana akan di dayagunakan oleh personel
sekolah dalam rangka pencapaian tujuan proses belajar mengajar.
1

Barnawi-Arifin, Muhammad, Manajemen Sarana dan Prasarana sekolah (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media,2014), h.48.

3

2. Prinsip efisiensi, yaitu bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
hars dilakukan melalui perencanaan yang seksama, sehingga dapat diadakan sarana dan
prasarana pendidikan yang baik dengan harga yang murah. Dan pemakaiannya pun
harus dengan hati-hati sehingga mengurangi pemborosan.
3. Prinsip Administratif, yaitu bahwa manajemen sarana dan prasarana ndidikan di
sekola harus selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi dan petunjuk
teknis yang diberlakukan oleh yang berwenang.
4. Prinsip kejelasan tanggung jawab, yaitu bahwa manajemen sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah harus di delegasikan kepada personel sekolah yang mampu

bertanggungjawab. Apabila melibatkan banyak personel sekolah dalam manajemennya
maka perlu adanya deskripsi tugas dan tanggung jawab yang jelas untuk setiap personel
sekolah.
5. Prinsip Kekohesifan, yaitu bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah itu harus direalisasikan dalam bentuk proses kerja yang sangat kompak.
3. Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana
Tujuan manajemen sarana dan prasarana dibagi menjadi dua, yaitu secara umum
dan khusus. 2Secara Umum, tujuan menejemen sarana dan prasarana pendidikan adalah
memberikan layana secara profesional demi terselenggaranya proses pendidikan secara
efektif dan efisien. Sedangkan secara Khusus adalah sebagai berikut;
a) Mengupayakan pengadaan melalui sistem perencanaan dan pengadaan secara
seksama. Dengan perkataan ini, melalui menejemen sarana dan prasarana pendidikan di
harapkan semua perlengkapan yang di dapatkan oleh sekolah adalah sarana dan
prasarana yang berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana
efisien.
b) Mengupayakan pemakaian secara tepan dan efisien

2

Afid Burhanuddin. . Modul Manajemen sarana dan Prasarana pendidikan (Tanggerang Selatan : Imam

Fitri Rahmadi, 2018) h.2

4

c) Mengupayakan Pemeliharaan sehingga selalu dalam kondisi pakai dalam setiap di
perlukan oleh semua personel sekolah.
Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah/
sekolah yang bersih, yang rapi, indah, sehingga menciptakan kondisi yang
menyenangan baik bagi guru maupun untuk muriddan masyarakat yang berada di
sekolah. Di samping itu juga di harapkan tersedianya alat-alat fasilitas belajar yang
memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan serta dapat di
manfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, bail
oleh guru sebagai pengajar maupun murud-murid sebagai pelajar.
4. Fungsi Manajemen Sarana dan Prasarana
A. Perencanaan/Analisis Kebutuhan
Perencanaan merupakan kegiatan analisis kebutuhan terhadap segala kebutuhan
dan perlengkapan yang dibutuhkan sekolah untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
dan penunjang lainnya. Kegiatan ini di laksanakan terus menerus selama kegiatan
sekolah berlangsung. Perencanaan dapat di lakukan oleh kepala sekolah, guru kelas,
guru bidang studi dan di bantu oleh staf sarana dan prasarana.

Prosedur perencanaan yaitu;
1. Mengadakan analisa materi dan alat/media yang dibutuhkan
2. Seleksi terhadap alat yang masih dapat di manfaatkan
3. Mencari dan menetapkan dana
4. Menunjuk seseorang yang akan di serahkan untuk mangadakan alat dengan
pertimbangan keahlian dan kejujuran.
B.

Pengadaan

Pengadaan adalah proses kegiatan mengadakan sarana dan prasarana yang dapat
dilakukan dengan cara membeli, menyumbang,hibah,dan lain-lain. Pengadaan sarana
dan prasarana dapat berbentuk pengadaan buku, alat, perabot dan bangunan.
5

C.

Penginvetarisasian

Penginvetarisasian adalah kegiatan yang meliputi dua hal, yaitu


3

berhubungan dengan

pencatatan dan pembuatan kode barang dan berhubungan dengan laporan.
Penggunaan sarana dan prasarana adalah manfaat segala jenis barang yang
sesuai dengan kebutuhan secara efektif dan efisien. Dalam pemanfaatan sarana harus
mempertimbangkan hal sebagai berikut:
1. Tujuan yang akan di capai
2. Kesesuaian antara media yang akan di gunakan dengan materi yang akan di
bahas
3. Tersedia sarana dan prasarana penunjang
4. Karakteristik siswa
D.

Pemeliharaan
Pemeliharaan merupaka kegiatan merawat, memelihara dan menyimpan sesuatu

barang sesuai dengan bentuk jenisnya agar tetap awet. Depaetemen pendidikan dan

kebudayaan telah panduan menejemen sekolah perawatan preventif di sekolah dengan
cara membuat tim pelaksana, daftar sarana dan prasaran.Cara-cara untuk melaksanakan
program perawatan preventif di sekolah antara lain memberi arahan kepada Tim
pelaksana mengupayakan pemantawan bulanan ke lokasi sarana dan prasarana,
menyebarluaskan informasi tentang program perawatan preventif kepada seluruh warga
sekolah terutama guru dan peserta didik.
E. Penghapusan
Penghapusan barang adalah 4kegiatan meniadakan milik lembaga dari daftar
invetaris berdasarkan tata cara yang berlaku. Penghapusan bertujuan untuk mencegah
kerugian, pemborosan , membebaskan lembaga dari tanggung jawab pemeliharaan dan
pengamanan serta meringankan beban inventarisasi
F. Pertanggung jawaban
Penggunaan barang-barang sekolah harus di pertanggung jawabkan dengan cara
membuat laporan penggunaan barang-barang tersebut yang di ajukan pada pimpinan.

3

Afid Burhanuddin. Modul Manajemen sarana dan Prasarana pendidikan (Tanggerang Selatan : Imam
Fitri Rahmadi, 2018) h.7
4

Afid Burhanuddin. . Modul Manajemen sarana dan Prasarana pendidikan (Tanggerang Selatan : Imam
Fitri Rahmadi, 2018) h.9

6

5. Manfaat Manajemen Sarana dan Prasarana.
Manajemen sarana dan prasarana memiliki beberapa manfaat antara lain;
a)

Menyiapkan data dan informasi dalam rangka menentuhkan dan menyusun

rencana kebutuhan barang.
b)

Memberikan data dan informasi untuk di jadikan bahan atau pedoman dalam

pengarahan pengadaan barang.
c)

Memberikan data dan informasi untuk di jadikan bahan atau pedoman dalam

penyaluran barang.
d)

Memberikan data dan informasi dalam menentukan keadaan barang( tua,rusak,

atau lebih
e)

sebagai dasar di tambah atau di kuranginya barang.

B. Standar Nasional Pendidikan Tentang Manajemen Sarana dan Prasarana
1. Standar nasional Pendidikan tentang sarana dan prasarana
Standar nasional Pendidikan tentang sarana dan prasarana bahwa 5setiap satuan
pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan,
media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta
perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang
meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik,
ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang
unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat
beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

5

http://bsnp-indonesia.org/standar-sarana-dan-prasarana/ (Diakses pada 26 juni 2018 pukul
16.06)

7

2. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional
Berikut ini, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang
berkaitan dengan Standar Sarana dan Prasarana.


Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 24 Tahun
2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah

(SD/MI),

Sekolah

Menengah

Pertama/Madrasah

Tsanawiyah

(SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).
1. Sekolah Dasar (SD)/ Mi


1. Satu SD/MI memiliki minimum 6 rombongan belajar dan maksimum 24



rombongan belajar.



2. Satu SD/MI dengan enam rombongan belajar melayani maksimum 2000 jiwa.



Untuk pelayanan penduduk lebih dari 2000 jiwa dilakukan penambahan



rombongan belajar di sekolah yang telah ada, dan bila rombongan belajar lebih



dari 24 dilakukan pembangunan SD/MI baru.



3. Satu desa/kelurahan dilayani oleh minimum satu SD/MI.



4. Satu kelompok permukiman permanen dan terpencil dengan banyak
penduduk



lebih dari 1000 jiwa dilayani oleh satu SD/MI dalam jarak tempuh bagi peserta



didik yang berjalan kaki maksimum 3 km melalui lintasan yang tidak



membahayakan.

Sebuah SD/MI sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3. laboratorium IPA,
4. ruang pimpinan,
5. ruang guru,
6. tempat beribadah,
7. ruang UKS,
8. jamban,
9. gudang,
10. ruang sirkulasi,

8

11. tempat bermain/berolahraga.

2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) / MTS
1. Satu SMP/MTs memiliki minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 24
rombongan belajar.
2. Satu SMP/MTs dengan tiga rombongan belajar melayani maksimum 2000 jiwa.
Untuk pelayanan penduduk lebih dari 2000 jiwa dilakukan penambahan rombongan
belajar di sekolah yang telah ada, dan bila rombongan belajar lebih dari 24 dilakukan
pembangunan SMP/MTs baru.
3. Satu kecamatan dilayani oleh minimum satu SMP/MTs yang dapat menampung
semua lulusan SD/MI di kecamatan tersebut.
4. Satu kelompok permukiman permanen dan terpencil dengan banyak penduduk lebih
dari 1000 jiwa dilayani oleh satu SMP/MTs dalam jarak tempuh bagi peserta didik yang
berjalan kaki maksimum 6 km melalui lintasan yang tidak membahayakan.
Sebuah SMP/MTs sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3. ruang laboratorium IPA,
4. ruang pimpinan,
5. ruang guru,
6. ruang tata usaha,
7. tempat beribadah,
8. ruang konseling,
9. ruang UKS,
10. ruang organisasi kesiswaan,
11. jamban,
12. gudang,
13. ruang sirkulasi,
14. tempat bermain/berolahraga.
3. Sekolah Menengah Atas (SMA/MA)
1. Satu SMA/MA memiliki minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 27
rombongan belajar.

9

3. Sekolah Menengah atas (SMA/MA)
Satu SMA/MA dengan tiga rombongan belajar melayani maksimum 6000 jiwa. Untuk
pelayanan penduduk lebih dari 6000 jiwa dapat dilakukan penambahan rombongan
belajar di sekolah yang telah ada atau pembangunan SMA/MA baru .
Sebuah SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3. ruang laboratorium biologi,
4. ruang laboratorium fisika,
5. ruang laboratorium kimia,
6. ruang laboratorium komputer,
7. ruang laboratorium bahasa,
8. ruang pimpinan,
9. ruang guru,
10. ruang tata usaha,
11. tempat beribadah,
12. ruang konseling,
13. ruang UKS,
14. ruang organisasi kesiswaan,
15. jamban,
16. gudang,
17. ruang sirkulasi,
18. tempat bermain/berolahraga.


Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 40 Tahun
2008 tentang Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Madrasah aliyah kejuruan (MAK) adalah satuan pendidikan keagamaan tingkat
menengah atas yang menyelenggarakan program kejuruan.
2.. Media pendidikan adalah peralatan yang digunakan untuk membantu komunikasi
dalam pembelajaran.

10

3. Sumber belajar lainnya adalah sumber informasi dalam bentuk selain buku meliputi
jurnal, majalah, surat kabar, poster, situs (website), dan compact disk. 12. Bahan habis
pakai adalah barang yang digunakan dan habis dalam waktu relatif singkat. 13.
Perlengkapan lain adalah alat mesin kantor dan peralatan tambahan yang digunakan
untuk mendukung fungsi SMK/MAK.
4. Teknologi informasi dan komunikasi adalah satuan perangkat keras dan lunak yang
berkaitan dengan akses dan pengelolaan informasi dan komunikasi.
5. Lahan adalah bidang permukaan tanah yang di atasnya terdapat prasarana
SMK/MAK meliputi bangunan, lahan praktik, lahan untuk prasarana penunjang, dan
lahan pertamanan.
6. Bangunan adalah gedung yang digunakan untuk menjalankan fungsi SMK/MAK.
7. Ruang kelas adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktik yang tidak
memerlukan peralatan khusus.
8. Ruang praktik, meliputi bengkel, studio, demplot, kandang, bangsal, dan ruang
sejenis, adalah tempat pelaksanaan kegiatan praktik, perawatan dan perbaikan peralatan.
9. Lahan praktik adalah sebidang lahan untuk melaksanakan kegiatan praktik.
10. Area kerja adalah tempat melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam
ruang yang hanya dibatasi dengan garis lantai.
11. Bangunan praktik adalah bangunan bukan gedung untuk mendukung pelaksanaan
praktik di lahan.
12. Ruang laboratorium adalah ruang untuk pembelajaran secara praktik yang
memerlukan peralatan khusus.
13. Tempat berolahraga adalah ruang terbuka atau tertutup yang dilengkapi dengan
sarana untuk melakukan pendidikan jasmani dan olah raga.
14. Tempat bermain adalah ruang terbuka atau tertutup untuk peserta didik dapat
melakukan kegiatan bebas, termasuk kegiatan kesenian.
15. Program keahlian adalah program studi yang ditawarkan di SMK/MAK.
16. Rombongan belajar adalah kelompok peserta didik yang terdaftar pada satu satuan
kelas.
 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 33 Tahun
2008 tentang Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah Luar Biasa.

11

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah.
2. Prasarana adalah fasilitas dasar yang diperlukan untuk menjalankan fungsi SDLB,
SMPLB dan/atau SMALB.
3. Media pendidikan adalah peralatan yang digunakan untuk membantu komunikasi
dalam pembelajaran.
4. Buku teks pelajaran adalah buku pelajaran yang menjadi pegangan peserta didik dan
guru untuk setiap mata pelajaran.
5. Sumber belajar lainnya adalah sumber informasi dalam bentuk selain buku meliputi
jurnal, majalah, surat kabar, poster, situs (website), dan compact disk.
6. Teknologi informasi dan komunikasi adalah satuan perangkat keras dan lunak yang
berkaitan dengan akses dan pengelolaan informasi dan komunikasi.
7. Lahan adalah bidang permukaan tanah yang di atasnya terdapat prasarana SDLB,
SMPLB dan/atau SMALB meliputi bangunan, lahan praktik, lahan untuk prasarana
penunjang, dan lahan pertamanan.
8. Bangunan adalah gedung yang digunakan untuk menjalankan fungsi SDLB, SMPLB
dan/atau SMALB.
9. Ruang kelas adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktik yang tidak
memerlukan peralatan khusus.
10. Ruang pembelajaran khusus adalah ruang terbuka atau tertutup untuk melaksanakan
kegiatan terapi atau intervensi sesuai dengan jenis ketunaan.
11. Ruang Orientasi dan Mobilitas (OM) adalah ruang untuk latihan keterampilan gerak,
pembentukan postur tubuh, gaya jalan dan olahraga bagi peserta didik tunanetra.
12. Ruang Bina Wicara adalah ruang untuk latihan wicara perseorangan bagi peserta
didik tunarungu.
13. Ruang Bina Persepsi Bunyi dan Irama adalah ruang untuk latihan mengembangkan
kemampuan memanfaatkan sisa pendengaran dan/atau perasaan vibrasi untuk
menghayati bunyi dan rangsang getar di sekitarnya, serta mengembangkan kemampuan
berbahasa khususnya bahasa irama bagi peserta didik tunarungu.
14. Ruang Bina Diri adalah ruang untuk kegiatan pembelajaran Bina Diri bagi peserta
didik tunagrahita.
12

15. Ruang Bina Diri dan Bina Gerak adalah ruang untuk latihan koordinasi, layanan
perbaikan disfungsi organ tubuh, terapi wicara dan terapi okupasional bagi peserta didik
tunadaksa.
16. Ruang Bina Pribadi dan Sosial adalah ruang untuk konsultasi, bimbingan dan
penanganan bagi peserta didik tunalaras. .
17. Ruang konseling/asesmen adalah ruang untuk peserta didik mendapatkan layanan
konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan
karir, serta sebagai ruang untuk kegiatan dalam menggali data kemampuan awal peserta
didik sebagai dasar layanan pendidikan selanjutnya.
18. Tempat bermain adalah ruang terbuka atau tertutup untuk peserta didik dapat
melakukan kegiatan bebas.
19. Ketunaan adalah jenis kelainan fisik, emosional dan/atau mental yang berhubungan
dengan kesulitan dalam mengikuti proses belajar. Lima jenis ketunaan yang diatur
dalam standar ini adalah tunanetra (A), tunarungu (B), tunagrahita (C), tunadaksa (D)
dan tunalaras (E).
C. Implikasi Standar Nasional Pendidikan terhadap Manajemen Sarana dan
Prasarana
Penyusunan standar sarana dan prasarana diharapkan mampu mendukung dan
meningkatkan pendidikan di setiap jenjang pendidikan. Namun penerapannya di
sekolah-sekolah secara keseluruhan belum merata dan tidak mudah, padahal standar
nasional pendidikan merupakan syarat bagi setiap sekolah untuk mampu memenuhi
sebagai penunjang proses belajar mengajar. Setiap sarana dan prasarana yang disiapkan
merupakan kebutuhan utama dari sebuah sekolah baik dasar dan menengah dengan
kreteria minimum.
Pada dasarnya dengan standar nasional pendidikan diharapkan mampu
memeratakan segala kegiatan belajar mengajar serta sebagai pendukung dalam
pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri. Namun selalu ada
implikasi dari setiap penerapan sebuah kebijakan, yaitu permasalahan

lahan dan

bangunan sekolah yang tidak sesuai dengan standar pendidikan nasional, perlengkapan
setiap ruangan kelas yang kurang memadai, kondisi lingkungan sekolah, kompetensi

13

dalam pengelolaan yang kurang, mengelola, memelihara, perawatan serta masalah
utama yaitu biaya yang tidak mencukupi dan memadai. Sarana dan Prasarana
pendidikan disekolah sering banyak tidak

di kelola dengan pengetahuan yang

cukup,sehingga terjadi ketidaktepatan dalam pengelolaan.
Beberapa kasus disekolah banyak nya sarana yang dibeli , tetapi yang dibeli
bukanlah hal prioritas bagi kelangsungan belajar mengajar. Hal yang sering terjadi juga
di sekolah adalah mampu membeli sarana dan prasarana tetapi tidak mampu merawat.
Karena implikasi dari penerapannya kurang, lalu menimbulkan kendala-kendala dan
permasalahan baru. Untuk memecahkan implikasi tersebut tidaklah mudah karena akan
berkaitan dengan perubahan pada standar pendidikan nasional yang lain.

14

III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Sarana dan Prasarana pendidikan merupakan instrumen penting dalam
pendidikan dan menjadi satu dari delapan Standar Nasional Pendidikan. Begitu
pentingnya sarana dan prasarana pendidikan sehingga setiap lembaga berlomba-lomba
untuk memenuhi standar sarana dan prasarana pendidikan demi meningkatkan kualitas
proses pembelajaran. Sarana dan Prasarana pendidikan juga merupakan salah satu daya
tarik bagi peserta didik. Sarana dan Prasarana sekolah merupakan salah satu faktor
penunjang dalam pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah, hal
tersebut dapat dicapai apabila ketersedian sarana dan prasarana yang memadai disertai
dengan pengelolaan secara optimal.
Manajemen sarana dan prasarana sangatlah penting dalam pencapaian tujuan
pendidikan yang ada pada suatu sekolah. Dengan adanya sarana dan prasarana maka
lebih mudah dalam pengelolaan dan pengaturan sarana dan prasarana sehingga dapat
digunakan secara efektif dan efisien dengan memperhatikan prinsip-prinsip manajemen
sarana dan prasarana. Untuk mencapai tujuan dari manajemen sarana dan prasarana
maka diperlukan rasa tanggung jawab, kerjasama serta kepedulian dari setiap pengguna
fasilitas yang telah disediakan sehingga akan tetap baik dan selalu siap digunakan
secara tepat dan efisien. Dalam manajemen sarana dan prasarana yang memiliki ruang
lingkup yang disesuaikan dengan keadaan masing-masing di suatu tempat serta
kebutuhan masing-masing tingkat satuan pendidikan yang diatur oleh BNSP.
B. Saran
Sesuai Standar Pendidikan Nasional setiap sekolah diharapkan mampu mengelola
atau menggunakan sarana prasarana dalam proses belajar mengajar agar siswa dapat
memahami dan aktif dalam lingkungan sekolahnya. Sekolah juga diharapkan dapat
memenuhi Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan kriteria minimal tentang ruang
belajar, tempat olah raga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,
tempat bermain, tempat berekreasi dan berkreasi, serta sumber belajar lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran termasuk penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi.

15

IV DAFTAR PUSTAKA
Barnawi. Arifin, M. (2016). Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Jogjakarta :
AR-RUZZ MEDIA.
Burhannudin, Afid. (2018). Modul Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Tanggerang Selatan : Imam Fitri Rahmadi.
Ibrahim, Bafadal. (2008). Manajemen Perlengkapan Sekolah : Teori dan Aplikasinya.
Jakarta : Bumi Aksara.
Mulyasa, E. (2014). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : PT REMAJA
ROSDAKARYA.
Soetjipto. Kosasi, Raflis. (2007). Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta.

https://amiamaliahanii.wordpress.com/2012/05/30/pengelolaan-sarana-dan-prasaranapendidikan/
http://bsnp-indonesia.org/standar-sarana-dan-prasarana/
http:bsnp-indonesia.org/peraturan-pemerintah.go.id/
http://vervalsp.data.kemdikbud.go.id/prosespembelajaran/file/Permendiknas

16