BEBERAPA ASPEK RESERVASI DALAM PERJANJIA

PERSPEKTIFlblune l'I No.l T.thun2001Eiisi Ok ober

BEBERAPA ASPEK RESERVASI DALAM PERJANJIAN INTf, RNASIONAL
OIeh :
Achmad B. Brkry
setiap negara mempunyat hak untuk mengajukan rerervasl kelembagc
internasional, penolakan atau penerimaan mempunyai aktbal hukun dan
konseku'ensitertentu, hol demrkian disesuaikdn tlengan maksud dan tu1r.tandart
sualu perJaniian inlefnas ionql.

Pendahuluo
n
Konsepsi Hukum Internasional
mengenai negara, disebutkan dalam
konvensi Montevidio tahun 1933
tentang "Hak-hak dan kewajiban
n€gara(Strake, 1958:80)menetapkan
adanya empat syarat yang harus
dimitiki oleh suatu negara sebagai
suatu badan (subyek) Hukum
Internasional.Keempatsyaratitu ialah

pendudukyang tetap, wilayah tertentu
pemerintah dan kemampuan untuk
memasuki pergaulan Internasional
( hubunganInternasional).
Dalam perkembangan
kehidupan
negara-negara dewasa ini untuk
mewujudkan citacita nasionalnyatak
pelak lagi harusmengadakanhubungan
dengannegaralain. Salah satu bentuk
hubungan (transaksi) Internasional
yang konkrit dan relevan bagi
kepentingan nasional suatu negara
ialah perjanjianInternasionalbaik yang
bersifat bilateral maupunyang bersifat
multilateral.
Praktek perjanjian Internasional
juga, suatunegaratidak
bagaimanapun
diberi hak mutlak untuk mewuiudkan

gqhcrapa Aspe* Res.ttasi
Perj a nj i a n I n rern qs,onql

Dqlam

kepentingan nasionalnya secara
ini
sebagai
menyeluruh. Hal
yang
penarapan
rloktrin
konsekwensi
tumbuh dan berkembang dalam
hubungan &ntara negara-negarayang
kemudiandilembagakandalam hukum
lnternasional
khusus.Ketidakmutlakan
juga
tersebut

diakui oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa

sebagarmana

disebutkandi dalam Piagamnya.Pasal
l (2) yangberbunyi:
...... hubungan
persahabatan antara bangsapenghargaan
bangsaberdasarkan
pe
atas azas-azas rsamaan hakhak dan hak banqsa-banesa
untuk menentukannasib sendiri
(garis bawah ,Jari saya),
dan.....,
Oleh sebab itu, sesuai dengan
kedaulatanyang dimiliki oleh negara
dan berdasarkanhak untul.menentukan
nasib sendiri tersebut, suatu negara
diberi kebebasan(keleluasaan)untuk

mewujudkan cita-cita nasionalnya
dalam rangka ikut serta sebagaipihak
dalam perjanjianInternasronal.Bentuk
Achmod B. Bttty

I'LRSI'LKIII

l'olunc I I No J l'ahun ]A)l

l:di

()ktober

kebebasan itu dapat berupa tidak
adanya keharusanuntuk meratifikasi,
negara dapat menarik diri dari
perjanjian,reservasidan lain-lain.
Dalam makalah ini penulis
hanya akan membahas bentuk
kebebasannegara dalam perjnj ian

Internasionalyang disebut reservasi.
Istilah reservasiyang penulisgunakan
dalam makalah ini
merupakan
terjemahan
neqorsasl
untuK
negotiation,
ratifikasi
untuk
ratification,dan lain-lain istilah yang
sejenisdenganitu. Beberapapenulis
menggunakan istilah "pencadangan"
(Boedi
Harsono,
1 9 8 2 :35)
(syarat)
"Persyaratan"
atau
"pembatasan'"(Mochtar,. 1976125I 2 7 1 u n t u k me n u n j u kka np e n g e r tian

yangdikandungoleh istilahreservation
tersebut, sedangkandalam beberapa
lJndang-Llndang di
negara kita
digunakanistilah"persyaratan".
Berbicara mengenai reservas
i.
tidak dapat dilepaskan dengan isi
(materi) satu perjanjian Internasional
khususnya perjanjian multilateral
(multilateral trcaty'), oleh karena
j u s tr u
l e m b a g a ' -re ssrva si " i n i
(memang) ditujukan kepada isi
perjanjianmultilateralitu sendiri,sama
sekali tindak mengenaihal-hal lain
yang berhubungandengan perjanjian
seperti
misalnya:
cara-cara

mengadakan perjanjian
sebagainya.

Beberupq Aspeh Reseryasi l)olam
P.4anj ian I n ternasion a I

dan

lain

Adanya lembaga reservaslini
disebabkankarena suatu negara yang
ikut serta sebagaipihak dalam suatu
perjanjian tidak dapat menyetuj
ui
selur uh mater i ( r si) per janjian
mengingatadadiantaramateri danratau
ketentuan perjanjian (konvensi);itu
yang tidak (kurang) sesuai dengan
kepentingan nasional negara ."-ang

bersangkutan.Jadi apabila seluruh
materi danratauketentuanperj anjian
itu diterima,maka sudahbarangtentu
kepentingan nasional negara peserta
konvensitersebutakandiuraikan.
Dalam keadaan s,3pertiitulah
suatunegaramenyatakandirinya ikut
serta(sebagaipihak) dalamperjanjian
(konvonsidengansatu atau beberapa
reservasi).
Permasalahan
perjanjia n
Suatu
apabila
diadakanhanya oleh dua negarasaja
(perjanjian bilateral) persoalannya
tidaklah demikian sulit, karena
bilamanasalahsatu pihal menyatakan
keberatanatau menolakrr:servasi
vang

diajukan oleh pihak pesertalainnya,
makaperjanjiantersebutmeniadigugur
( Br ier ly,1963:23- 3) .
Berlainan halnra
dengan
perianjian multilateral,dimanaapabila
reservasiyang diajukan oleh suatu
negaratidak diterimaatar ditolak oleh
satu atau beberapa nellara pes€rta
lainnya, maka akan timbul beberapa
persoalanhukum,yaitu :

Arhmad B. Balry

Tohun2Ml Edisi oltober

.masalah-masalsh terscbut, penulis
qi ukan sistematikansebagaiberikut:
Prosedur
l. ,Pengertian dan

' Reservasi
yang
reserlasi
Definisi
: ,' dikemukakan o:eh
Boedi
Harsonoadalahsebagaiberikut :
"Resotyasi
suatu
adalah
pernyataan rcsrri negara yang
sewaktu
diberikan
meratifikasi
menandatangani,
'
atau menyatakan ikut serta
dalam suatu persctujuar. yang
menentukan hal-hal tertentu
scbagai syarat : kesediaannya

menjadi pihak yar,g bersetuju"
(BoediHarsono,I 982:35)
Konvensi' r Vina..tahun
(Tht:
Vienaa( onventtonon
1969
the Law of 7'reatties) dalnm
artikel 2 (d) memberikan
batasan:

l. Bagdimanakah akibat hukum
dari penerimaan atau penolakl'l
terhadap leservasi tersebut, atau
dengan kata lain 'sejauh :rnana
'
dkibat hukum'ieservasi dengan
negarayang menerimarescrvasi
i
maupun diantara negara yang
'
mengajukan reservagi dengan
negarayang menolak,reservasi?
2. Dalam hal apa saja reservasi
ditolak atau tidak diterima oleh
pese a
pihak
konvensi
'
(perjanjian) atau dengan kata
lain apakah ada - pcmbatasanpembatasan tertentu terhadap
boleh tidaknya suatu reservasi
I
diajukan?
hukum
3. Sejauhmana akibat
mengenai status negara yang
mengajukan reservasi sebagai
perjanjian
pihak
peserta
' (mengikatnya
perJanj l an
baginya) apabila reservasi yang
diajukannya itu bert€ntangan
atau tidak sesuaidengantujuan
dan maksud perjanjian?
4. Apakah .ada kriteria t€rtentu
keoocokan
mengenai
(kesesuaian)
dan ketidakcocokan
(ketidaksesuaian)
suatureservasi
dcngan tujuan dan maksud dari
perjanjian dan siapakah yang
menentukanhal itu.
Pembahasandalam makalah ini
penulis
sesuai dengan
batasi
perrqrasalahantersebut dalam bab di
atas. Untuk memudahkan pembahas4n

'8.baary
Pcjanjicn

Atpet Rct.rtati Dolata
Intc osional

"A reservatton means o
statement,
untlaterol
phrased
or
hovever
named, made by a State,
When, signing ratifuing,
acceprtnS, dpprovtnS or
accending io a treoty,
wheroby is purports Io
exclude or to modifu the
legal offecr of certain
Provisions oJrthe lrealY in
lheir applicotion to sthat
Stute".
Jadi menurut konvensi tcrs€but
reservasi dimaksu