ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI HUKUM PERIKATA

ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI
HUKUM PERIKATAN dan HUKUM DAGANG
Oleh :

Joshua Rexy Respati
Mary Kristi Galih Pratiwi
Apriyanto
Gustiawan

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Program Studi Manajemen
Tahun ajaran 2017/2018
Pontianak

Bab 3. Hukum perikatan
Pengertian
Perikatan adalah hubungan hukum yang terjadi di antara 2 orang (pihak) atau
lebih, yakni pihak yang satu berhak atas prestasi dan pihak lainnya wajib memenuhi
prestasi, begitu juga sebaliknya.
Menurut para ahli, Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya Asas-Asas Hukum Perjanjian,
oleh Wirjono diterjemahkan menjadi hukum perjanjian bukan hukum perikatan.

R. Subekti tidak menggunakan istilah hukum perikatan, tetapi menggunakan istilah
perikatan sesuai dengan judul buku III KUHPerdata tentang perikatan. Dalam bukunya
Pokok-Pokok Hukum Perdata, R. Subekti menulis perkataan perikatan (verbintenis)
mempunyai arti yang lebih luas dari perkataan perjanjian, sebab di dalam buku III
KUHPerdata memuat tentang perikatan yang timbul dari persetujuan/perjanjian,
perbuatan yang melanggar hukum, pengurusan kepentingan orang lain yang tidak
berdasarkan persetujuan.
Dasar hukum perikatan
Dasar hukum perikatan berdasarkan KUH Perdata terdapat tiga sumber adalah
sebagai berikut :
1. Perikatan yang timbul dari persetujuan (perjanjian)
2. Perikatan yang timbul dari undang-undang.
3. Perikatan terjadi bukan perjanjian, melainkan karena perbuatan melanggar
hukum dan perwakilan sukarela.
Asas – Asas dalam Hukum Perjanjian
Asas-asas dalam hukum perjanjian diatur dalam Buku III KUH Perdata, yakni
menganut asas kebebasan berkontrak dan asas konsensualisme.
Wansprestasi
Wansprestasi timbul apabila salah satu pihak (debitur) tidak melakukan apa yang
diperjanjikan, misalnya ia alpa (lalai) atau ingkar janji.


Akibat-Akibat Wansprestasi
1. Membayar kerugian yang diderita oleh kreditur (ganti rugi).
2. Pembatalan perjanjian atau Pemecahan perjanjian
3. Peralihan resiko
Jenis-Jenis Resiko
1. Resiko dalam perjanjian sepihak
2. Resiko dalam perjanjian timbal balik
Membayar Biaya Perkara
Yang dimaksud dengan membayar biaya perkara adalah para pihak yang
dikalahkan dalam berperkara diwajibkan untuk membayar biaya perkara, jika dalam
berperkara sampai diajukan ke pengadilan (diperkarakan di depan hakim).
Dalam hal ini, ada 3 kategori, yakni :
1. Mengajukan tuntutan adanya keadaan memaksa
2. Mengajukan bahwa si berpiutang (kreditor) sendiri juga telah lalai
3. Pelepasan Hak
Hapusnya Perikatan
Perikatan biasa dihapus jika memenuhi kriteria-kriteria sesuai dengan pasal 1381 KUH
Perdata. Ada 10 cara penghapusan atau perikatan :
1. Pembayaran

2. Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpangan atau penitipan
3. Pembaharuan utang
4. Perjumpaan utang atau kompensasi
5. Percampuran utang
6. Pembebasan utang
7. Musnahnya barang yang terutang
8. Batal/pembatalan
9. Berlakunya suatu syarat batal
10. Lewat waktu
Memorandum of Understanding

Pada hakikatnya memorandum of understanding suatu perjanjian pendahuluan
yang nantinya akan diikuti ddan dijabarkan dalam perjanjian lain yang mengaturnya
secara lebih detail. Oleh karena itu, dalam memorandum of understanding hanya
berisikan hal – hal pokok saja. Dengan demikian, memorandum of understanding harus
memenuhi syarat – syarat sahnya suatu perjanjian, yakni dalam pasal 1320 KUH
Perdata.
Ciri-ciri Memorandum of Understanding adalah :
a.
b.

c.
d.
e.
f.

Isinya ringkas, hanya 1 halaman saja
Berisikan hal pokok-pokok saja
Bersifat pendahuluan ddan yang akan diikuti oleh perjanjian lain yang lebih rinci
Mempunyai jangka waktu (1bulan, 6bulan, atau setahun)
Dibuat dalam bentuk perjanjian bawah tangan
Tidak ada kewajiban yang bersifat memaksa kepada para pihak untuk
melakukan suatu perjanjian yang lebih detail.

BAB 4. HUKUM DAGANG
Hubungan hukum dagang dengan hukum perdata dapat dikatakan saling
berkaitan satu dengan yang lainnya sehingga tidak terdapat perbedaan secara prinsipil
antara keduanya. Hal ini dapat dibuktikan di dalam pasal 1 dan pasal 15 KUH Dagang.
Sebelum tahun 1938, hukum dagang hanya mengikat pada para pedagang saja
yang melakukan usaha dagang. Kemudian, sejak tahun 1938 pengertian perbuatan
dagang menjadi lebih luas dan dirubah menjadi perbuatan perusahaan yang

mengandung arti menjadi lebih luas sehingga berlaku bagi setiap pengusaha
(perusahaan).
Ada beberapa pendapat yang dapat diambil kesimpulan bahwa seseorang baru
dapat dikatakan menajalankan perusahaan jika telah memenuhi unsur-unsur,seperti
berikut :
a) Terang-terangan
b) Teratur bertindak ke luar, dan
c) Bertujuan untuk memperoleh keuntungan materi.
Pengusaha adalah setiap orang yang menjalankan perusahaan. Menurut undangundang, ada 2 macam kewajiban yang harus dilakukan (dipenuhi) oleh pengusaha yaitu
:
A. Membuat pembukuan (sesuai dengan pasal 6 KUH Dagang & undang-undang
Nomor 8 Tahun 1997 tentang dokumen perusahaan), dan

B. Mendaftarkan perusahaannya (sesuia undang-undang Nomor 3 tahun 1982
tentang wajib daftar perusahaan).
Bentuk – Bentuk Badan Usaha
1. Bentuk-bentuk perusahaan jika dilihat dari jumlah pemiliknya terdiri dari
perusahaan perseorangan dan perusahaan persekutuan.
2. Bentuk-bentuk perusahaan jika dilihat dari status hukumnya terdiri dari
perusahaan berbadan hukum dan perusahaan bukan berbadan hukum.

Sementara itu, di dalam masyarakat dikenal 2 macam perusahaan, yakni
perusahaan swasta dan perusahaan negara.
Perusahaan Persekutuan Bukan Badan Hukum
1. Persekutuan Perdata (maatschap), suatu perjanjian antara 2 orang atau lebih
untuk berusaha bersama-sama mencari keuntungan yang akan dicapai dengan
jalan kedua orang menyetorkan kekayaan untuk usaha bersama.
2. Persekutuan Firma ( Vennootshaf Onder Eene Firma), diatur dalam pasal 15,16
sampai 35 KUH Dagang. Tiap-tiap perseroan (maatschap) yang didirikan untuk
menjalankan suatu perusahaan di bawah nama bersama, yakni angotaangotanya langsung dan sendiri-sendiri bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap orang-orang ketiga.
3. Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennootschap), adalah suatu
persekutuan untuk menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk antara satu
orang atau beberapa orang persekutuan yang secara tanggung-menanggung
bertanggung jawab untuk seluruhnya pada suatu pihak dan atau lebih sebagai
pelepas uang pada pihak lain yang merupakan sekutu komanditer yang
bertanggung jawab sebatas sampai pada sejumlah uang yang dimasukkanya.
Perusahaan Persekutuan Berbadan Hukum
Perusahaan persekutuan berbadan hukum adalah perusahaan yang didirikan
dandimiliki oleh pengusaha swasta, dapat berbentuk perseroan terbatas, koperasi, dan
yayasan.

Perseroan terbatas, merupakan kumpulan orang yang diberi hak dan diakui oleh
hukum untuk mencapai tujuan tertentu. Istilah perseroan terbatas terdiri dari dua kata,
yakni perseroan dan terbatas. Perseroan merujuk kepada modal PT yang terdiri dari
sero-sero atau saham-saham, sedangkan terbatas merujuk kepada tanggung jawab
pemegang saham yang luasnya hanya terbatas pada nilai nominal semua saham yang
dimiliki. Dalam pada itu, pendirian perorangan terbatas berdasarkan pasal 7 Ayat 1
UUPT bahwa PT harus didirikan oleh dua orang atau lebih, baik secara perseorangan
maupun badan hukum. Pendiri PT harus dengan akta notaris yang dibuat dengan
Bahasa Indonesia, berdasarkan akta inilah dibuat akta pendirian perseroan yang
memuat anggaran dasar dan keterangan lainnya. Dengan Demikian, umtuk
mendapatkan status sebagai badan hukum bagi perseroan yang bersangkutan, para

pendiri bersama-sama atau kuasa mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri
Kehakiman dan HAM dengan melampirkan data-data pendirian PT.
Modal Dasar Perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham. Saham yang
dimaksud dapat dikeluarkan atas nama atau tunjuk. Oleh karena itu, modal dari
perseroan terbatas terdiri dari modal dasar (authorized capital); modal yang
ditempatkan (issued capital); modal yang disetor (paid captal). Karena, modal yang
disetorkan berupa uang tunai atau bentuk lainnya secara riil dari pada pendiri ke dalam
Kas perseroan maka dapat menggambarkan kekuatan finansial riil dari suatu

perusahaan.
Organ Perseroan
Didalam Pasal 1 butir 2 UUPT secara tegas menyebutkan bahwa organ dari
perseroan terdiri dari rapat umum pemegang saham (RUPS), direksi, dan komisaris.
Koperasi
Koperasi adalah perserikatan yang memenuhi keperluan para anggotanya dengan
cara menjual barang keperluan para anggotanya dengan cara menjual barang
keperluan sehari-hari dengan harga murah (tidak bermaksud mencari untung).
Pembentukan koperasi diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian. Pasal 1 butir 1 Koperasi adalah badan hukum yang beranggotakan
orang sorang atau badan hukum koperasi yang melandaskan usahanya berdasarkan
pribsip-pribsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan
asas kekeluargaan.
Jadi, koperasi bertujuan untuk memajukan kesejahteraan para anggotanya pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudka masyarakat yang maju, adil, dan
makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Seperti halnya organisasi-organisasi lainya, organisasi koperasi juga mempunyai
perangkap kerja. Berdasarkan Pasal 21 UUK 1992 memiliki perangkat kopersi, yakni
rapat anggota, pengurus, dan pengawas.

Yayasan
Yayasan adalah badan hukum yang tidak mempunyai anggota yang dikelola oleh
pengurus dan didirikan untuk tujuan social. Disebutkan juga dalam Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2001, yayasan merupakan suatu”badan hukum”dan untuk dapat
menjadi badan hukum wajib memenuhi kriteria dan persyaratan tertentu, yakni
1. Yayasan terdiri atas kekayaan yang terpisahkan;
2. Kekayaan yayasan diperuntukkan untuk mencapai tujuan yayasan;

3. Yayasan mempunyai tujuan tertentu di bidang social, keagaman, dan
kemanusian;
4. Yayasan tidak mempunyai anggota.
Dengan kata lain, pada dasarnya pembentukan yayasan dapat didirikan oleh satu orang
atau lebih serta satu badan hukum atau lebih.
Badan Usaha Milik Negara
Badan usaha milik negara adalah persekutuan yang berbadan hukum yang didirikan
dan dimiliki negara. Dalam pada itu, perusahaan negara adalah semua perusahaan
dalam bentuk apapun yang modal seluruhnya merupakan kekayaan negara Republik
Indonesia, kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan undang-undang.
Perusahaan Jawatan (perjan) atau Deparment Agency
Perusahaan jawatan (perjan) atau deparment agency adalahBUMN yang seluruh

modalnya termasuk dalm anggaran belanja negara yang menjadi hak dari departemen
yang bersangkutan. Sementara itu, perusahaan jawatan (perjan) bertujuan untuk
pengabdian dan melayani kepentingan masyarakat yang ditujuan untuk kesejahteraan
umum (public service) dengan tidak mengabaikan ayarat efesien , efektivitas, dan
ekonomis, serta pelayanan yang memuaskan.