Modul Komunikasi Efektif dalam Yankes Ha (1)

KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PELAYANAN KESEHATAN HAJI

MODUL PELATIHAN TIM KESEHATAN HAJI INDONESIA

KATA PENGANTAR

Peran para petugas kesehatan haji Indonesia (TKHI) menghendaki untuk selalu berinteraksi dengan jamaah haji dalam menjalankan tugasnya. Berbagai aspek dan keterampilan perlu dimiliki para tenaga TKHI agar pelayanan kesehatan jamaah haji dapat berjalan secara memuaskan. Aspek-aspek dan keterampilan ini terkait hard skill (keterampilan medis dan administratif) dan softskill (membangun interaksi yang efektif). Komunikasi merupakan salah satu softskill penting yang perlu dimiliki petugas TKHI disamping aspek-aspek lain terkait tugasnya melayani jamaah haji bidang kesehatan.

Namun demikian calon petugas TKHI belum menerapkan, bahkan belum mengenali komunikasi yang efektif. Pemahaman yang benar serta penerapan yang efektif terkait Komunikasi yang Efektif sangat diperlukan dalam menunjang pelayanan yang terbaik bagi jamaah haji. Fasilitator mata ajar ini harus dapat memberikan pemahaman yang benar serta memandu proses pembelajaran agar para petugas TKHI dapat menerapkan mata ajar ini secara efektif dalam tugas mereka melayani jamaah haji.

Kami sadar bahwa panduan fasilitator ini jauh dari sempurna, oleh karenanya saran dan masukan yang membangun sangat kami perlukan demi penyempurnaan makalah ini.

DESKRIPSI SINGKAT

Komunikasi yang Efektif merupakan keterampilan dan kemampuan inter disipliner yang mutlak dikuasai oleh para tenaga kesehatan haji Indonesia (TKHI) dalam mewujudkan misi pelayanannya pada jamaah haji. Aplikasi modul Komunikasi yang Efektif ini dapat secara Iebih khusus akan peserta terapkan kepada diri sendiri dan juga selama melayani jamaah haji. Disisi Iainnya, jamaah haji sangat beragam baik usia, karakter, perilaku, kebutuhan dan kepentingannya selama menjalankan ibadah haji.

Modul ini memandu fasilitator untuk melakukan fasilitasi latihan, simulasi, dan praktek, mulai dari persiapan diri sampai pada penerapan pada orang lain, dalam hal ini jamaah haji selama menjadi petugas TKHI. Secara singkat, modul ini terbagi menjadi 4 tahapan, mulai dari bersikap positif, memberikan informasi dengan baik, menjadi pendengar yang baik, sampai pada menanggapi dan memberikan umpan balik secara efektif.

Tentunya sebagai fasilitator perlu juga mempelajari beragam teknik komunikasi selama melakukan fasilitasi, peserta dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan latihan/ simulasi dan tatap muka di kelas ditunjang modul serta bahan bacaan yang cukup.

Selamat berlatih dan selamat mencoba.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menerapkan komunikasi efektif dalam pelayanan kesehatan jamaah haji di kloter

Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah sesi ini selesai, peserta dapat:

1. menunjukkan sikap positif pada jemaah haji

2. memberikan informasi secara benar pada jamaah haji

3. mempraktikkan pendengar yang baik terhadap jamaah haji

4. memberikan umpan balik secara efektif pada jamaah haji

5. menerapkan komunikasi efektif dalam pelayanan kesehatan jamaah haji di kloter

POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN POKOK BAHASAN 1 SIKAP POSITIF DALAM BERKOMUNIKASI

1.1 Mengenal Diri Sendiri

1.2 Mengenal Jamaah Haji (pramanifest jamaah haji)

1.3 Mengenal Pekerjaan Sebagai TKHI

POKOK BAHASAN 2 INFORMASI YANG BAIK DAN BENAR

2.1 Aspek-aspek dalam memberikan informasi

2.2 Komunikasi verbal yang efektif

2.3 Komunikasi non verbal yang efektif

POKOK BAHASAN 3 PENDENGAR YANG BAIK

3.1 Sepuluh kaidah mendengar efektif

3.2 Teknik mendengar efektif

POKOK BAHASAN 4 UMPAN BALIK YANG EFEKTIF

4.1 Teknik memberikan umpan balik secara efektif

4.2 Teknik menerima umpan balik secara efektif

POKOK BAHASAN 5 KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DI KLOTER

BAHAN BELAJAR

1. Hardjana AM. komunkasi Intrapersonal dan Interpersonal. Jakarta: Kanisius. 2001.

2. Liliwen A. Komunikasi antar Pribadi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 1991.

3. Jones H, Mann R. Setting The Scene, Workplace Communication Skills. Australia: Addison Wesley Lungman Australia PTY Ltd. 1997.

4. Soehoet AMH, Drs. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: yayasan Kampus Tercinta-IISIP. 2002.

5. Soehoet AMH, Drs. Teori Komunikasi 1. Jakarta: Yayasan Kampus Tercinta-IISIP. 2002.

6. Wursanto Ig, Drs. Etika Komunikasi Kantor. Jogjakarta: Kanisius. 1994.

7. Laporan manifest kesehatan jamaah haji …..

8. Luft, J.; Ingham, H. (1955). "The Johari window, a graphic model of interpersonal awareness". Proceedings of the western training laboratory in group development (Los Angeles: UCLA).

9. Handy, Charles (2000). 21 Ideas for Managers. San Francisco: Jossey-Bass.

10. http://tigagenerasi.com/family/elder/10-tips-berkomunikasi-dengan- orang-tua-lansia/

11. http://dasarilmukomunikasi.wordpress.com/2012/08/03/jenis-macam- macam-umpan-balik-feedback-4/

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Modul ini ditulis sebagai bahan acuan fasilitator disertai arahan referensi kepada fasilitator pelatihan TKHI yang berisi panduan latihan dilengkapi beberapa informasi penting dalam memampukan peserta diklat dan pembaca melakukan serangkaian kegiatan komunikasi efektif dalam melayani jamaah haji.

Para fasilitator dan widyaiswara yang melakukan fasilitasi modul ini disarankan agar mempersiapkan diri dengan sebaiknya. Persiapan fasilitator meliputi persiapan bahan ajar dan alat peraga yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, persiapan tata ruang kelas yang mendukung kegiatan pembelajaran dan kemampuan fasilitator menguasai esensi pelajaran yang tertuang daiam makalah dan strategi penyajian yang komunikatif. Dalam tahap aplikasi/praktek presentasi keiompok, fasilitator disarankan agar mampu menyediakan berbagai ragam kasus dan bahan pelatihan kelompok yang aktual maupun rekayasa yang dikumpulkan dan berbagai media dan sumber Iainnya yang disesuaikan dengan tuntutan dan fokus dan instansi dan organisasi bekerja para peserta. Setiap latihan yang tersedia difasilitasi untuk dikerjakan para peserta dengan penuh komitmen dan diukur keberhasilan mengerjakan semua latihan dengan membandingkan kepada kunci jawaban yang tersedia.

Langkah – langkah Kegiatan Belajar

Sesi 1 Pengkondisian (10 menit)

Langkah 1 Sapa peserta dengan ramah dan ucapkan salam. Berkenalan dengan peserta dan lakukan energizer

Langkah 2 Jelaskan para peserta topik –topik yang akan dibicarakan dalam sesi dan mengapa topik – topik tersebut penting untuk dibahas. Jelaskan tujuan sesi dengan menayangkan slide tentang tujuan pembelajaran

Langkah 3 Tanya peserta “apakah sudah Siap untuk mengikuti pembelajaran Bila

ya, mulai dengan pokok bahasan sikap positif dalam berkomunikasi .”

Sesi 2: Pembahasan Sub pokok bahasan mengenal diri sendiri

Langkah 1 : Pengantar

Katakan “ Dalam sesi ini fasilitator akan membahas bersama dengan peserta mengenai dasar-dasar dan alasan mengenai sikap positif dalam

berkomunikasi, dimulai dengan mengenal diri sendiri, kemudian peserta berkomentar mengenai hal itu.

Langkah 2. Seluruh peserta diajak melakukan simulasi pengenalan diri dipandu fasilitator. Peserta difasilitasi untuk mengerjakan dengan jujur namun tidak terpaksa saat mulai mengenali dirinya baik oleh dirinya ataupun dari orang lain. Fasilitator juga memandu peserta untuk menemukan siapa dirinya menggunakan berbagai perangkat, semisal jendela Johari sehingga proses simulasi dapat dikerjakan sempurna oleh masing- masing peserta.

Langkah 3 Fasilitator memberikan pertanyaan apakah setiap peserta sudah menyelesaikan simulasi dan mendapatkan hasilnya, kemudian setiap peserta menyampaikan komentar (brainstorming). Kemudian fasilitator merangkum dan menyimpulkan hasil brainstorming sehingga diperoleh pemahaman awal pada semua peserta sama.

Langkah 4 Jelaskan dasar ilmu dan aplikasinya dalam proses simulasi. Tambahkan beberapa hal penting terkait tentang pengenalan diri dan manfaatnya. Beri kesempatan peserta untuk bertanya dan mereivew tentang materi ajar

Jawablah secara singkat dan jelas. Bila fasilitator belum mendapatkan jawaban, jangan memaksakan diri untuk menjawab. Katakan bahwa fasilitator akan mencari informasi lebih lanjut tentang hal tersebut dan menyampaikan pada peserta. Langkah 5 : Buat rangkuman sesi

Sesi 3: Pembahasan Sub pokok bahasan mengenal orang lain

Langkah 1: Pengantar

Katakan “ Dalam sesi ini fasilitator akan membahas bersama dengan peserta mengenai dasar-dasar dan alasan mengenai mengenal orang

lain, dalam hal ini adalah jemaah haji, kemudian peserta berkomentar mengenai hal itu.

Langkah 2. Seluruh peserta diajak berpasangan, kemudian melakukan simulasi mengenal orang lain dipandu fasilitator. Peserta difasilitasi untuk mengerjakan dengan jujur namun tidak terpaksa saat mulai mengenali teman pasangannya. Fasilitator juga memandu peserta untuk menemukan siapa sebenarnya teman pasangannya itu dengan menggunakan lembar penugasan sehingga proses simulasi dapat dikerjakan sempurna oleh masing-masing peserta.

Langkah 3: Fasilitator memberikan pertanyaan apakah setiap peserta sudah menyelesaikan simulasi dan mendapatkan hasilnya, kemudian setiap peserta menyampaikan komentar (brainstorming). Kemudian fasilitator merangkum dan menyimpulkan hasil brainstorming sehingga diperoleh pemahaman awal pada semua peserta sama.

Langkah 4: Pasangan-pasangan peserta tadi kemudian diberi tugas studi kasus mengenali jamaah haji, dengan membuka lampiran mengenai data manifest jamaah haji dari fasilitator. Kemudian peserta ditugaskan menguraikan apa, siapa, bagaimana, dan mengapa dari data manifest itu, serta bagaimana langkah-langkah komunikasi yang seharusnya mereka lakukan terhadap jamaah haji tersebut.

Langkah 5: Fasilitator memberikan pertanyaan apakah setiap peserta sudah menyelesaikan simulasi dan mendapatkan hasilnya, kemudian setiap peserta menyampaikan komentar (brainstorming). Kemudian fasilitator merangkum dan menyimpulkan hasil brainstorming sehingga diperoleh pemahaman awal pada semua peserta sama.

Langkah 6: Jelaskan dasar ilmu dan aplikasinya dalam proses simulasi. Tambahkan beberapa hal penting terkait tentang pengenalan diri dan manfaatnya. Beri kesempatan peserta untuk bertanya dan mereview tentang materi ajar. Jawablah secara singkat dan jelas. Bila fasilitator belum mendapatkan jawaban, jangan memaksakan diri untuk menjawab. Katakan bahwa fasilitator akan mencari informasi lebih lanjut tentang hal tersebut dan menyampaikan pada peserta.

Langkah 7 : Buat rangkuman sesi

Sesi 4: Pembahasan Sub pokok bahasan mengenal pekerjaan sebagai TKHI

Langkah 1 : Pengantar Katakan “ Dalam sesi ini fasilitator akan membahas bersama dengan peserta mengenai dasar-dasar dan alasan mengenal pekerjaan sebagai TKHI, kemudian peserta berkomentar mengenai hal itu.

Langkah 2. Seluruh peserta diajak melakukan simulasi pengenalan pekerjaan sebagai TKHI menggunakan lembar penugasan, dipandu oleh fasilitator. Peserta difasilitasi untuk mengerjakan dengan jujur namun tidak terpaksa saat mulai mengisi kotak isian.

Langkah 3 Fasilitator memberikan pertanyaan apakah setiap peserta sudah menyelesaikan simulasi dan mendapatkan hasilnya, kemudian setiap peserta menyampaikan komentar (brainstorming). Kemudian fasilitator merangkum dan menyimpulkan hasil brainstorming sehingga diperoleh pemahaman awal pada semua peserta sama.

Langkah 4 Jelaskan dasar ilmu dan aplikasinya dalam proses simulasi. Tambahkan beberapa hal penting terkait tentang tugas pokok dan fungsi TKHI. Beri kesempatan peserta untuk bertanya dan mereview tentang materi ajar. Jawablah secara singkat dan jelas. Bila fasilitator belum mendapatkan jawaban, jangan memaksakan diri untuk menjawab. Katakan bahwa Langkah 4 Jelaskan dasar ilmu dan aplikasinya dalam proses simulasi. Tambahkan beberapa hal penting terkait tentang tugas pokok dan fungsi TKHI. Beri kesempatan peserta untuk bertanya dan mereview tentang materi ajar. Jawablah secara singkat dan jelas. Bila fasilitator belum mendapatkan jawaban, jangan memaksakan diri untuk menjawab. Katakan bahwa

Langkah 5 : Buat rangkuman sesi, kemudian menyampaikan berbagai poin-poin penting dan kesimpulan tentang pokok bahasan sikap positif dalam berkomunikasi.

Sesi 5: Pengkondisian (10 menit)

Langkah 1 Konfirmasi pada peserta dengan ramah mengenai pemahaman materi sebelumnya. Ambil perhatian peserta dan lakukan energizer.

Langkah 2 Jelaskan para peserta topik –topik yang akan dibicarakan dalam sesi berikutnya dan mengapa topik –topik tersebut penting untuk dibahas. Jelaskan tujuan sesi dengan menayangkan slide tentang tujuan pembelajaran

Langkah 3 Tanya peserta “apakah sudah Siap untuk mengikuti pembelajaran Bila ya, mulai dengan pokok bahasan Informasi yang Baik dan Benar .”

Sesi 6: Pembahasan Sub pokok bahasan aspek-aspek dalam memberikan informasi

Langkah 1 : Pengantar

Katakan “ Dalam sesi ini fasilitator akan membahas bersama dengan peserta mengenai dasar-dasar dan aspek-aspek dalam memberikan

informasi, dimulai dengan mengenal apa itu informasi sampai menguraikan aspek-aspek penting saat memberikan informasi, kemudian peserta berkomentar mengenai hal itu.

Langkah 2. Seluruh peserta diajak melakukan simulasi memberikan informasi. Salah satu peserta difasilitasi untuk mencermati informasi yang harus disampaikan pada teman-temannya. Kemudian menyampaikannya pada teman-temannya di kelas untuk dicatat atau digambarkan.

Langkah 3 Fasilitator memberikan pertanyaan apakah setiap peserta sudah menyelesaikan simulasi dan mendapatkan hasilnya, kemudian setiap peserta menyampaikan komentar (brainstorming). Kemudian fasilitator merangkum dan menyimpulkan hasil brainstorming sehingga diperoleh pemahaman awal pada semua peserta sama.

Langkah 4 Jelaskan dasar ilmu dan aplikasinya dalam proses simulasi. Tambahkan beberapa hal penting terkait tentang aspek-aspek penting dalam memberikan informasi. Beri kesempatan peserta untuk bertanya dan mereview tentang materi ajar. Jawablah secara singkat dan jelas. Bila fasilitator belum mendapatkan jawaban, jangan memaksakan diri untuk menjawab. Katakan bahwa fasilitator akan mencari informasi lebih lanjut tentang hal tersebut dan menyampaikan pada peserta.

Langkah 5 : Buat rangkuman sesi

Sesi 7: Pembahasan sub pokok pembahasan komunikasi verbal yang efektif

Langkah 1 : Pengantar Beri pertanyaan pada peserta mengenai apa yang dimaksud dengan komunikasi verbal. Setiap jawaban ditulis dalam kertas flip chart dan didiskusikan untuk kemudian disimpulkan bersama atas bimbingan fasilitator.

Langkah 2: Jelaskan secara singkat atau diskusikan bersama peserta tentang hal-hal terkait berkomunikasi verbal yang efektif dengan menayangkan slide presentasi.

Langkah 3 : Beri kesempatan peserta bertanya. Jawablah secara singkat dan jelas. Bila fasilitator belum mendapatkan jawaban, jangan memaksakan diri untuk menjawab, katakan bahwa fasilitator akan mencari informasi lebih lanjut tentang hal tersebut dan menyampaikan pada peserta

Langkah 4 : Peserta dibagi menjadi berpasangan untuk kemudian masing-masing pasangan diberi informasi untuk diperagakan secara bergantian. Sementara teman pasangannya memperhatikan dan mencatat informasi apa disampaikan kepadanya. Fasilitator ikut membimbing selama proses simulasi. Masing-masing pasangan akhirnya mempresentasikan hasil simulasi. Fasilitator akan mendampingi dan mengarahkan diskusi bersama dan akhirnya disimpulkan dan disepakati bersama.

Langkah 5 : Lakukan rangkuman sesi

Sesi 8 : Pembahasan sub pokok pembahasan komunikasi non verbal yang efektif

Langkah 1 : Pengantar Beri pertanyaan pada peserta mengenai apa yang dimaksud dengan komunikasi non verbal. Setiap jawaban ditulis dalam kertas flip chart dan didiskusikan untuk kemudian disimpulkan bersama atas bimbingan fasilitator.

Langkah 2: Jelaskan secara singkat mengenai hal-hal yang meningkatkan efektivitas komunikasi non verbal dengan menayangkan slide presentasi.

Langkah 3 : Beri kesempatan peserta bertanya. Jawablah secara singkat dan jelas. Bila fasilitator belum mendapatkan jawaban, jangan memaksakan diri untuk menjawab, katakan bahwa fasilitator akan mencari informasi lebih lanjut tentang hal tersebut dan menyampaikan pada peserta.

Langkah 4 : Kelas diajak fasilitator untuk berdiskusi bersama mengenai teknik-teknik yang meningkatkan efektivitas dalam berkomunikasi non verbal. Peserta ditugaskan untuk menunjukkan dan memberikan contoh penerapan teknik-teknik dalam berkomunikasi non verbal. Fasilitator ikut membimbing selama proses diskusi. Fasilitator akan mendampingi dan mengarahkan diskusi bersama dan akhirnya disimpulkan dan disepakati bersama.

Langkah 5 : Lakukan rangkuman sesi

Sesi 9 : Pengkondisian (10 menit)

Langkah 1 Konfirmasi pada peserta dengan ramah mengenai pemahaman materi sebelumnya. Ambil perhatian peserta dan lakukan energizer.

Langkah 2 Jelaskan para peserta topik –topik yang akan dibicarakan dalam sesi berikutnya dan mengapa topik –topik tersebut penting untuk dibahas. Jelaskan tujuan sesi dengan menayangkan slide tentang tujuan pembelajaran

Langkah 3 Tanya peserta “apakah sudah Siap untuk mengikuti pembelajaran Bila ya, mulai dengan pokok bahasan Pendengar yang Baik .”

Sesi 10 : Pembahasan sub pokok pembahasan sepuluh kaidah mendengar efektif

Langkah 1 : Pengantar Beri pertanyaan pada peserta bagaimana mendengarkan orang lain dengan efektif. Setiap jawaban ditulis dalam kertas flip chart dan didiskusikan untuk kemudian disimpulkan bersama atas bimbingan fasilitator. Langkah 2: Jelaskan secara singkat atau diskusikan bersama peserta tentang hal-hal terkait sepuluh kaidah mendengar efektif dengan menayangkan slide presentasi.

Langkah 3 : Beri kesempatan peserta bertanya. Jawablah secara singkat dan jelas. Bila fasilitator belum mendapatkan jawaban, jangan memaksakan diri untuk menjawab, katakan bahwa fasilitator akan mencari informasi lebih lanjut tentang hal tersebut dan menyampaikan pada peserta

Langkah 4 : Peserta dibagi menjadi berpasangan untuk kemudian masing-masing pasangan ditugaskan untuk bercerita pengalaman yang sedih atau mengeluh mengenai sesuatu secara bergantian. Sementara teman pasangannya mendengar, memperhatikan dan mencatat informasi apa disampaikan kepadanya. Fasilitator ikut membimbing selama proses simulasi. Masing-masing pasangan akhirnya mempresentasikan hasil simulasi. Fasilitator akan mendampingi dan mengarahkan diskusi bersama dan akhirnya disimpulkan dan disepakati bersama.

Langkah 5 : Lakukan rangkuman sesi

Sesi 11 : Pembahasan sub pokok bahasan teknik mendengar efektif

Langkah 1 : Pengantar Beri pertanyaan pada peserta mengenai teknik-teknik atau cara-cara apa saja yang bisa digunakan ketika mendengarkan orang lain. Semua jawaban peserta ditulis dan ditempel di flip chart. Dirangkum dan disimpulkan bersama fasilitator

Langkah 2: Jelaskan secara singkat mengenai teknik HURRIER model dengan menayangkan slide presentasi.

Langkah 3 : Beri kesempatan peserta bertanya. Jawablah secara singkat dan jelas. Bila fasilitator belum mendapatkan jawaban, jangan memaksakan diri untuk menjawab, katakan bahwa fasilitator akan mencari informasi lebih lanjut tentang hal tersebut dan menyampaikan pada peserta.

Langkah 4: Lakukan rangkuman sesi

Sesi 12 : Pengkondisian (10 menit)

Langkah 1 Konfirmasi pada peserta dengan ramah mengenai pemahaman materi sebelumnya. Ambil perhatian peserta dan lakukan energizer.

Langkah 2 Jelaskan para peserta topik –topik yang akan dibicarakan dalam sesi berikutnya dan mengapa topik –topik tersebut penting untuk dibahas. Jelaskan tujuan sesi dengan menayangkan slide tentang tujuan pembelajaran

Langkah 3 Tanya peserta “apakah sudah Siap untuk mengikuti pembelajaran Bila ya, mulai dengan pokok bahasan Umpan Balik yang Efektif .”

Sesi 13: Pembahasan sub pokok pembahasan memberi umpan balik yang efektif

Langkah 1 : Pengantar Beri pertanyaan pada peserta bagaimana memberikan umpan balik yang efektif. Setiap jawaban ditulis dalam kertas flip chart dan didiskusikan untuk kemudian disimpulkan bersama atas bimbingan fasilitator.

Langkah 2: Jelaskan secara singkat atau diskusikan bersama peserta tentang hal-hal terkait memberikan umpan balik yang efektif dengan menayangkan slide presentasi.

Langkah 3 : Beri kesempatan peserta bertanya. Jawablah secara singkat dan jelas. Bila fasilitator belum mendapatkan jawaban, jangan memaksakan diri untuk menjawab, katakan bahwa fasilitator akan mencari informasi lebih lanjut tentang hal tersebut dan menyampaikan pada peserta

Langkah 4 : Peserta dibagi menjadi berpasangan untuk kemudian masing-masing pasangan ditugaskan untuk saling bercerita pengalaman sendiri atau cerita yang sudah disiapkan secara bergantian. Masing-masing orang mengutarakan 2 cerita yang berbeda. Sementara teman pasangannya Langkah 4 : Peserta dibagi menjadi berpasangan untuk kemudian masing-masing pasangan ditugaskan untuk saling bercerita pengalaman sendiri atau cerita yang sudah disiapkan secara bergantian. Masing-masing orang mengutarakan 2 cerita yang berbeda. Sementara teman pasangannya

Langkah 5 : Lakukan rangkuman sesi

Sesi 14: Pembahasan sub pokok pembahasan menerima umpan balik yang efektif

Langkah 1 : Pengantar Beri pertanyaan pada peserta bagaimana menerima umpan balik yang efektif. Setiap jawaban ditulis dalam kertas flip chart dan didiskusikan untuk kemudian disimpulkan bersama atas bimbingan fasilitator.

Langkah 2: Jelaskan secara singkat atau diskusikan bersama peserta tentang hal-hal terkait menerima umpan balik yang efektif dengan menayangkan slide presentasi.

Langkah 3 : Beri kesempatan peserta bertanya. Jawablah secara singkat dan jelas. Bila fasilitator belum mendapatkan jawaban, jangan memaksakan diri untuk menjawab, katakan bahwa fasilitator akan mencari informasi lebih lanjut tentang hal tersebut dan menyampaikan pada peserta

Langkah 4 : Pasangan pada simulasi sebelumnya diminta untuk menganalisa dan mendiskusikan hasil simulasi sebelumnya dikaitkan dengan topik menerima umpan balik secara efektif. Fasilitator ikut membimbing selama proses diskusi. Masing-masing pasangan akhirnya mempresentasikan hasil diskusi. Fasilitator akan mendampingi dan mengarahkan diskusi bersama dan akhirnya disimpulkan dan disepakati bersama.

Langkah 5 (tambahan bila perlu): Beberapa peserta yang pernah bertugas sebagai TKHI diminta untuk menceritakan pengalamannya selama menjadi petugas TKHI terutama Langkah 5 (tambahan bila perlu): Beberapa peserta yang pernah bertugas sebagai TKHI diminta untuk menceritakan pengalamannya selama menjadi petugas TKHI terutama

Langkah 6 : Lakukan rangkuman sesi

Sesi 15 : Pengkondisian (10 menit)

Langkah 1 Konfirmasi pada peserta dengan ramah mengenai pemahaman materi sebelumnya. Ambil perhatian peserta atau lakukan energizer.

Langkah 2 Jelaskan para peserta kegiatan praktek dalam sesi berikutnya. Jelaskan tujuan sesi dengan menayangkan slide tentang tujuan pembelajaran

Langkah 3 Tanya peserta “apakah sudah Siap untuk mengikuti pembelajaran. Bila

ya, mulai dengan praktek “KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DI KLOTER ”.

Sesi 16 : Praktek kegiatan komunikasi efektif dalam pelayanan kesehatan jamaah haji di kloter

Langkah 1 : Pengantar Kat akan “ Dalam sesi ini peserta akan mempraktekkan apa yang sudah dipelajari sebelumnya dalam bentuk kegiatan simulasi petugas TKHI di kloter, kemudian peserta berkomentar mengenai hal itu.

Langkah 2 : Seluruh peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. Kemudian masing- masing kelompok diajak melakukan untuk mencermati matriks kegiatan yagn ada pada pokok bahasan 5. Fasilitator menjelaskan bagaimana mengisi kotak-kotak dalam matriks dengan kegiatan komunikatif dengan menggunakan salah satu contoh (dalam matriks ada contoh yang dilingkari). Kemudian masing-masing kelompok diajak untuk mengisi sisa kotak yang kosong dengan kegiatan komunikatif yang masuk akal disesuaikan dengan kegiatan petugas TKHI yang tercantum. Peserta Langkah 2 : Seluruh peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. Kemudian masing- masing kelompok diajak melakukan untuk mencermati matriks kegiatan yagn ada pada pokok bahasan 5. Fasilitator menjelaskan bagaimana mengisi kotak-kotak dalam matriks dengan kegiatan komunikatif dengan menggunakan salah satu contoh (dalam matriks ada contoh yang dilingkari). Kemudian masing-masing kelompok diajak untuk mengisi sisa kotak yang kosong dengan kegiatan komunikatif yang masuk akal disesuaikan dengan kegiatan petugas TKHI yang tercantum. Peserta

Langkah 3 : Fasilitator memberikan pertanyaan apakah setiap kelompok sudah menyelesaikan tugas pertama, kemudian pilih salah satu kelompok untuk menyajikan hasil pengisian matriks, sementara peserta yang lain menyampaikan komentar (brainstorming) dan menyempurnakan hasil pengisian matriksnya. Setelah itu, fasilitator merangkum dan menyimpulkan hasil brainstorming sehingga diperoleh pemahaman awal pada semua peserta sama.

Langkah 4 : Fasilitator lalu menugaskan setiap kelompok untuk melakukan role play secara bergantian antar anggota kelompok, memperagakan kegiatan komunikatif pada seluruh kotak yang sudah diisi sebelumnya.

Langkah 5 : Fasilitator memberikan pertanyaan apakah setiap peserta sudah menyelesaikan role play dan mendapatkan hasilnya, kemudian perwakilan kelompok menyampaikan pemaparan disertai komentar dari kelompok yang lain. Fasilitator merangkum dan menyimpulkan hasil pemaparan sehingga diperoleh pemahaman awal pada semua peserta sama.

Beri kesempatan peserta untuk bertanya dan mereview tentang materi ajar. Jawablah secara singkat dan jelas. Bila fasilitator belum mendapatkan jawaban, jangan memaksakan diri untuk menjawab. Katakan bahwa fasilitator akan mencari informasi lebih lanjut tentang hal tersebut dan menyampaikan pada peserta.

Langkah 6 : Buat rangkuman sesi

URAIAN MATERI

Komunikasi secara umum dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan media dan cara penyampaian pesan yang dipahami oleh kedua pihak, serta saling memiliki kesamaan

arti lewat transmisi pesan secara timbal balik.

POKOK BAHASAN SIKAP POSITIF DALAM BERKOMUNIKASI PENGANTAR

Kemampuan berkomunikasi secara efektif penting dikuasai karena peranannya yang sangat vital dalam hubungan antar manusia. Dalam pergaulan

sehari-hari sering diketemukan bahwa kemampuan berkomunikasi dapat memperlancar atau sebaliknya dapat pula menghambat hubungan interpersonal tersebut. Demikian pula dalam menjalankan tugas sebagai TKHI, kemampuan petugas dalam berkomunikasi akan sangat menunjang keberhasilan tugasnya mengelola jamaah haji.

Walaupun kita menghabiskan sebagian besar waktu sejak bangun di pagi hari untuk berkomunikasi hingga kita merasa bahwa berkomunikasi sama mudahnya seperti kita menghela napas, namun ternyata tidak semua komunikasi yang kita kerjakan membuahkan hasil yang kita inginkan. Komunikasi dianggap sebagai hal yang otomatis terjadi begitu saja, sehingga kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya dengan efektif. Misalnya, Walaupun kita menghabiskan sebagian besar waktu sejak bangun di pagi hari untuk berkomunikasi hingga kita merasa bahwa berkomunikasi sama mudahnya seperti kita menghela napas, namun ternyata tidak semua komunikasi yang kita kerjakan membuahkan hasil yang kita inginkan. Komunikasi dianggap sebagai hal yang otomatis terjadi begitu saja, sehingga kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya dengan efektif. Misalnya,

Seseorang sering mengkomunikasikan perasaan mereka dengan isyarat non-verbal. Kita cenderung menyampaikan isyarat tentang perasaan kita dengan hal-hal yang kita lakukan bukan dengan kata-kata. Ini disebut sebagai komunikasi nonverbal. Kita akan lebih efektif berkomunikasi jika memahami komunikasi nonverbal yang sering diungkapkan melalui bahasa simbol seperti tanda petunjuk, tanda larangan, suara bel atau lonceng, dan simbol status. Atau yang disampaikan melalui bahasa tubuh seperti ekspresi wajah, gerak- gerik, dan berbagai isyarat lainnya. Demikian pula sebaliknya, sikap, perangai, dan hal-hal non verbal lainnya dari diri kita terkadang mempengaruhi orang lain dalam memahami isi pesan yang kita sampaikan.

Menjaga sikap positif dari diri kita selama melakukan komunikasi dengan orang lain tentunya harus kita lakukan seoptimal mungkin agar terjadi komunikasi yang baik dan efektif antara kita dengan orang lain. Beberapa hal dalam membangun sikap positif kita dengan orang lain akan dibahas pada pokok bahasan ini, mulai dari dalam diri (inner sight) berupa pengenalan diri, sampai pada pengenalan apa yang kita kerjakan sehingga kita siap dengan sikap dan pikiran positif menghadapi orang lain.

Berbagai pendekatan dan keilmuan dapat dipergunakan untuk mempersiapkan kita dalam berkomunikasi secara efektif pada orang lain. Namun pada pokok bahasan ini akan dipergunakan pendekatan dari Dr. Patricia Paton yang mengemukakan 3 paradigma agar interaksi dengan orang lain bisa berjalan secara efektif. Paradigma yang akan kita kupas bersama dalam pokok bahasan ini adalah:

1. Bagaimana kita memandang diri sendiri

2. Bagaimana kita memandang orang lain

3. Bagaimana kita memandang tugas/ pekerjaan

Selamat berlatih.

1.1 MENGENAL DIRI SENDIRI

Dr. Patricia Paton mengemukakan bahwa sebelum kita dapat menghargai orang lain, dalam hal ini adalah pelanggan, kita perlu memberikan perhatian dan penghargaan pada diri sendiri (pada kemampuan kita, pada pengetahuan kita, pada keterampilan kita, dan pada penampilan kita).

Ternyata hal ini sesuai juga dengan ungkapan "Ajining diri soko lathi, ajining raga soko busono" dalam Bahasa Jawa (lokal/ nasional) tersebut memiliki arti bahwa berharganya diri kita, berasal dari ucapan (lidah) kita, sedangkan berharganya badan (raga) kita dari cara berpakaian kita. Ungkapan tersebut mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang kita pakai, penampilan kita, tutur kata kita, serta ucapan-ucapan kita akan menimbulkan reaksi timbal balik penghargaan/ sikap hormat orang lain kepada kita.

Baiklah, tanpa banyak berpanjang kata, mari kita mulai mengenali siapa diri kita menggunakan simulasi berikut ini:

Coba tuliskan 5 hal yang baik dan 5 hal yang buruk tentang diri anda pada kolom di bawah ini:

Nama : ………………………………………………….

NO. HAL-HAL YANG BAIK DARI HAL-HAL BURUK DARI ANDA

ANDA

Coba berikan lembar di bawah ini pada masing-masing teman anda (2 orang atau lebih), minta tuliskan 5 hal yang baik dan 5 hal yang buruk tentang diri anda seperti pada kolom di bawah ini:

NO. HAL-HAL YANG BAIK DARI HAL-HAL BURUK DARI ANDA

Kemudian kumpulkan hasil yang anda buat dengan yang teman-teman anda buat dan tuangkan pada tabel berikut ini:

HASIL Anda sendiri

JUMLAH JUMLAH (2a)

Menurut teman

Menurut teman

YANG KESAN TAMBAHAN

anda (2b)

anda (2c)

SAMA Hal yang baik

tentang

anda

Hal yang buruk

Khusus untuk jumlah yang sama, coba kenali dan tandai hal yang anda tulis, dan ternyata sama dengan yang teman anda tuliskan. Jumlahkan dan tuliskan pada kolom ”jumlah yang sama”. Sedangkan ”jumlah tambahan” adalah jumlah semua hal yang ditulis teman anda dikurangi jumlah yang sama. Misalkan anda menuliskan 10 hal tentang diri anda, ternyata teman anda juga menuliskan 4 hal yang sama dengan yang anda tuliskan, maka jumlah yang sama adalah 4. Artinya teman anda mengetahui 4 hal tentang diri anda. Sedangkan jumlah tambahan adalah 20 – 4 = 16, itu adalah hal-hal tambahan tentang diri anda yang dikenali teman-teman anda.

Bagaimana? Sudah terisi penuhkah tabel tersebut? Bagus. Untuk melanjutkan simulasi ini sebelumnya ada beberapa hal yang perlu diketahui mengenai pendekatan Johari Window yang dipergunakan pada simulasi ini.

Johari Window adalah teknik yang ditemukan oleh dua psikolog Amerika, Joseph Luft (1916 – 2014) dan Harrington Ingham (1914 – 1995), berguna membantu orang dalam memahami hubungan dirinya dengan orang lain. Charles Handy menyebut konsep ini sebagai ”Johari house” dengan 4 ruang (Jo diambil dari Joseph, sedangkan Hari diambil dari Harrington). Ruang pertama disebut open (arena/ terbuka) adalah bagian diri dimana baik diri sendiri ataupun orang lain mengetahuinya. Ruang kedua disebut blind spot (buta) adalah bagian diri yang dikenali orang lain walaupun diri sendiri tidak menghiraukannya. Sedangkan ruang ketiga disebut hidden (facade/ tertutup) diisi beberapa hal dari diri yang kita sembunyikan dari orang Johari Window adalah teknik yang ditemukan oleh dua psikolog Amerika, Joseph Luft (1916 – 2014) dan Harrington Ingham (1914 – 1995), berguna membantu orang dalam memahami hubungan dirinya dengan orang lain. Charles Handy menyebut konsep ini sebagai ”Johari house” dengan 4 ruang (Jo diambil dari Joseph, sedangkan Hari diambil dari Harrington). Ruang pertama disebut open (arena/ terbuka) adalah bagian diri dimana baik diri sendiri ataupun orang lain mengetahuinya. Ruang kedua disebut blind spot (buta) adalah bagian diri yang dikenali orang lain walaupun diri sendiri tidak menghiraukannya. Sedangkan ruang ketiga disebut hidden (facade/ tertutup) diisi beberapa hal dari diri yang kita sembunyikan dari orang

Penerapan Johari Window pada komunikasi menempatkan seseorang agar perlu memperluas daerah terbuka pada dirinya, sehingga baik diri sendiri atau orang lain memahami semua hal dari dirinya baik positif atau negatif. Orang lain akan lebih mengenal kita dan tidak segan atau salah tingkah menghadapi kita, mereka akan dengan mudah memahami siapa diri kita dan tidak canggung berkomunikasi dengan kita. Sebaliknya kita pun lebih mengenal lebih banyak tentang diri kita dari orang lain, terutama hal-hal yang tidak kita hiraukan selama ini. Kita lebih cermat mengelola diri kita agar tidak menyinggung orang lain atau menghambat komunikasi kita dengan orang lain.

Beberapa teknik dapat dilakukan dalam rangka memperluas daerah terbuka kita, atau dengan kata lain membuka diri pada orang lain. Salah satunya adalah dengan mengenali tanggapan (feed back) orang lain, baik yang berupa kata-kata, sindiran, cara bertutur, ataupun perilaku non verbal lainnya (isyarat, raut muka, perilaku tertentu) terhadap kita. Dari sini kita dapat menilai adanya hal-hal yang perlu diperbaiki dari diri kita. Kemudian kita perlu melakukan pembuktian (self discovery) dengan cara menanyakan pada orang lain, ataupun melakukan hal-hal lain untuk memperjelas dugaan kita atas Beberapa teknik dapat dilakukan dalam rangka memperluas daerah terbuka kita, atau dengan kata lain membuka diri pada orang lain. Salah satunya adalah dengan mengenali tanggapan (feed back) orang lain, baik yang berupa kata-kata, sindiran, cara bertutur, ataupun perilaku non verbal lainnya (isyarat, raut muka, perilaku tertentu) terhadap kita. Dari sini kita dapat menilai adanya hal-hal yang perlu diperbaiki dari diri kita. Kemudian kita perlu melakukan pembuktian (self discovery) dengan cara menanyakan pada orang lain, ataupun melakukan hal-hal lain untuk memperjelas dugaan kita atas

Hal lain yang dapat kita lakukan adalah curhat (curahan hati/ self disclosure), yaitu kita menyampaikan isi hati kita pada orang yang kita percaya. Tentunya kita curhat mengenai beberapa hal yang patut kita kemukakan pada orang lain, dan kita perlu memilih secara cermat pada siapa kita melakukan curhat itu, agar tidak disalahgunakan orang lain ataupun merugikan kita sendiri kelak di kemudian hari. Secara singkat, beberapa teknik membuka diri dapat dilihat pada bagan berikut ini.

Dari bagan di atas, maka kita menemukan kata kunci membuka diri adalah dengan berani bertanya (ask) dan mengemukakan (tell) pada orang lain. Namun bagaimana sikap kita bila hal-hal yang orang lain kemukakan tentang kita ternyata tidak benar? Tidak perlu marah, kecewa, dan dendam. Itu menunjukkan bahwa mereka tidak mengenal siapa diri kita yang sebenarnya. Kita perlu membuktikan melalui pikiran, perkataan, sikap, dan perilaku kita bahwa apa yang mereka kemukakan adalah salah.

Bagaimana? Sudah pahamkah mengenai Johari Window? Sekarang mari kita kembali pada tabel terakhir yang sudah kita isi, tentunya cermati isi dari kolom ”jumlah yang sama” dan ”jumlah tambahan”. Kemudian isi tabel berikut ini.

Perihal Mengenal diri Tidak mengenal diri Diri

Diketahui

Daerah Terbuka

Daerah Buta

orang lain

Jumlah yang sama: … Jumlah tambahan dari teman: …..

Tidak

Daerah Tertutup

Daerah Gelap

diketahui

Jumlah yang anda tulis Hasil lain dari

orang lain

dikurangi jumlah yang psikotest/ uji potensi sama: ….

diri lain: …..

Nah, sekarang coba bandingkan berapa banyak nilai dari masing-masing ruang. Kecuali ruang keempat/ daerah gelap, karena diisi berdasarkan hasil uji potensi diri yang sudah anda lakukan sebelumnya. Tentunya kita bandingkan antara jumlah di daerah terbuka dengan gabungan jumlah daerah yang lain. Kita menemukan betapa kecilnya pengetahuan akan diri kita sendiri, baik potensi yang positif ataupun hal-hal yang negatif dari diri kita.

Beberapa hal yang perlu kita renungkan mengenai diri kita diantaranya adalah: - Terkadang walaupun sudah lama kita menjalani hidup ini, namun

masih ada bahkan banyak hal mengenai diri kita yang tidak kita ketahui.

- Apalagi orang lain, mereka terhalang berbagai alasan untuk mengenal kita jauh lebih baik. - Beberapa hal membutuhkan orang lain untuk mengungkap siapa sebenarnya diri kita. Hal ini membutuhkan kesadaran diri kita akan kebutuhan berinteraksi dengan orang lain.

- Demikian sebaliknya orang lain membutuhkan keterbukaan kita mengenai siapa diri kita yang sebenarnya, dan tentunya hal-hal yang patut saja.

- Berbagai potensi diri tentunya perlu dicari dan dikembangkan demi membangun citra positif kita. - Hambatan dalam membuka daerah terbuka kita seluas-luasnya pada orang lain membuat kita tidak percaya diri dalam berinteraksi atau bahkan berprasangka negatif pada orang lain.

- Demikian pula orang lain akan menjadi canggung, dan serba salah ketika berinteraksi dengan kita karena tidak mengenal kita sepatutnya.

Bagaimana? Sudah terbayang apa yang perlu kita lakukan untuk memperbaiki kualitas diri kita? Silakan rencanakan perubahan diri dan tentukan jangka waktu yang dibutuhkan, karena perubahan butuh waktu.

Simulasi ini dapat dikembangkan dengan menambah jumlah isian, ataupun diganti dengan metode lain dengan titik tangkap pada perubahan diri demi memperbaiki interaksi dengan orang lain. Selamat mencoba.

1.2 MENGENAL JAMAAH HAJI

Setelah kita mengenal diri sendiri, maka untuk meningkatkan efektifitas komunikasi kita pada orang lain, terutama dalam hal ini adalah jamaah haji, maka sangat perlu kita mengenal apa, siapa dan bagaimana jamaah haji yang akan kita layani.

Tentunya tidak sembarang kita mengenal orang lain, namun ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan selama mengenali orang lain. Lakukan hubungan yang emosional secara positif dengan orang lain (jamaah haji) dan dengan apapun yang kita kerjakan. Kita perlu menghargai keberadaan mereka. Hubungan emosional yang positif dapat dikatakan sebagai hubungan emosional yang hangat, akrab dan menyenangkan. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk membangun hubungan emosional yang positif, diantaranya dengan memperkenalkan diri (menunjukkan bahwa kita terbuka pada orang lain), tersenyum (tentunya berasal dari hati kita yang senang bergaul dengan orang yang baru), mengobrol ringan atau sesuai dengan minat lawan bicara kita (menunjukkan bahwa kita sependapat dan tidak asing bagi mereka), dan lain sebagainya.

Saat mengenal orang lain, kita jangan lupa memperhatikan beberapa tanda dan gejala yang sifatnya non verbal dari lawan bicara kita, diantaranya:

1. Tutur Kata

Tutur kata dapat mewakili karakter seseorang. Dengan memperhatikan tutur kata seseorang saat dia berbicara, maka Tutur kata dapat mewakili karakter seseorang. Dengan memperhatikan tutur kata seseorang saat dia berbicara, maka

2. Bahasa Tubuh

Bahasa tubuh ini diartikan sebagai gerak-gerik tubuh atau bagian tubuh baik disengaja ataupun bukan yang terjadi pada saat seseorang terdiam atau saat berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa tubuh erat kaitannya dengan kondisi seseorang dan juga dapat menunjukkan suasana hati seseorang. Kita dapat dengan mudah mengenali apakah seseorang itu sedang bahagia, kecewa, atau susah, hanya dengan memperhatikan bahasa tubuhnya.

3. Perbuatan

Perbuatan adalah buah dari tutur kata dan bahasa tubuh. Walaupun perbuatan dapat dengan mudah kita kenali, namun terkadang tidak menunjukkan secara sebenarnya bagaimana karakter dan suasana hati seseorang. Pada kasus tertentu terdapat keterpaksaan untuk berbuat sesuatu (contoh: agar terlihat baik di depan orang lain) sehingga tidak menunjukkan karakter yang sebenarnya dari seseorang.

4. Kebiasaan

Kebiasaan dapat dijadikan sebagai patokan utama menentukan kerakter seseorang karena sebagian besar kebiasaan terbentuk dari aktivitas alam bawah sadar seseorang. Hal ini terkait dengan karakter dan kepribadian seseorang yang lazimnya tersembunyi.

5. Penyelesaian terhadap masalah

Ketika seseorang menyelesaikan masalah, maka dia dipaksa untuk mengambil sebuah keputusan. Pada saat inilah, terlihat dengan jelas karakter seseorang, baik dari tutur kata, bahasa tubuh, ataupun perbuatannya.

mereka ingin tersenyum kembali pada anda yang secara langsung akan membangun hubungan positif antara anda berdua.

3. Kontak mata. Kontak mata yang kuat mengkomunikasikan kepada orang lain bahwa anda tidak hanya tertarik pada mereka dan apa yang mereka katakan, tetapi juga menunjukkan bahwa anda dapat dipercaya, tulus untuk bertemu dengan mereka secara langsung. Akibatnya, orang secara alami akan lebih memperhatikan anda dan memperhatikan apa yang anda katakan.

4. Menjadi pendengar yang baik. Dengarkan setiap kata yang mereka katakan dan beresponlah serelevan mungkin. Anda dapat bertanya setiap kali anda tidak mengerti pada hal-hal yang mereka katakan. Namun bila anda tetap tidak mengerti, berpura pura saja mengerti. Berusaha menerima alur berpikir mereka meskipun tidak sesuai dengan alur berpikir dan nalar anda. Tidak memotong pembicaraan, tidak mencela, tidak cenderung memberi nasehat, tidak menyalahkan, tidak membanding2kan dengan orang lain, dsb.

5. Panggilan sopan yang menyenangkan. Nama adalah salah satu kata yang memiliki nilai emosional yang sangat kuat bagi seseorang. Cara memanggil, intonasi dalam memanggil, sangat menentukan respon dari lawan bicara kita, khususnya lansia.

6. Menggunakan bahasa yang sederhana, pengucapan yang jelas, dan intonasi yang ramah. Bahasa yang anda gunakan, dan cara bicara yang jelas dan ramah membuat orang yang lebih tua dari anda merasa dihargai, dan ingin menghargai anda pula. Hal ini dapat menumbuhkan minat mereka untuk ingin mendengar lebih lanjut.

7. Menemukan dan mengangkat kelebihan mereka serta memuji usaha mereka: Mengatakan dengan jujur dan memberitahu mereka mengapa anda menyukai atau mengagumi mereka, membuat mereka merasa lebih berharga, lebih berguna, serta dapat meningkatkan motivasi mereka untuk lebih berkarya dan beraktivitas. Jika menyatakan secara langsung dirasakan kurang tepat, cobalah dengan pernyataan tidak langsung (dapat dengan menggunakan komunikasi non-verbal)

8. Menanyakan keinginan mereka. Ajukan pertanyaan terbuka yang akan membuat mereka berbicara tentang apa yang sedang mereka pikirkan. Tangkap cerita mereka, karena cerita itu biasanya penting untuk mendorong mereka dalam menumpahkan kegelisahan mereka.

……………………………………………………………………………………………………. Alasan ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………….

Bagaimana? Sudah terbayang apa yang akan anda lakukan jika menjadi TKHI? Sebagai tambahan, ada beberapa hal yang dapat dicatat sebagai renungan, antara lain: - Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengenali lawan bicara kita,

tentunya diawali dengan pikiran positif dari kita. - Sebagian besar komunikasi menggunakan aktivitas non verbal, coba kita mengenal lawan bicara tanpa harus berbicara/ berbincang terlebih dahulu.

- Bangun suasana yang simpatik dengan menyapa, senyum, dan menciptakan suasana saling percaya dan hangat. - Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengenali lawan bicara kita, tentunya diawali dengan pikiran positif dari kita - Sebagian besar komunikasi menggunakan aktivitas non verbal, coba kita mengenal lawan bicara tanpa harus berbicara/ berbincang terlebih dahulu

- Bangun suasana yang simpatik dengan menyapa, senyum, dan menciptakan suasana saling percaya dan hangat

1.3 MENGENAL PEKERJAAN SEBAGAI TKHI

Selain menghargai diri sendiri, dan orang lain, kita harus bisa menghargai pekerjaan yang kita lakukan. Jadi, kita perlu memilih pekerjaan yang kita anggap penting dan khusus sehingga kita melakukan pekerjaan tersebut dengan sepenuh hati dan penuh perhatian. Tentunya hal ini akan berimbas pada cara komunikasi kita terhadap jamaah haji dan petugas haji lainnya.

Baiklah, untuk mempersingkat bahasan, coba kita renungkan dan tuliskan hasil pada kotak berikut ini.

KESIMPULAN

Setelah mempelajari pokok bahasan ini, maka anda diharapkan memiliki sikap yang positif dalam berkomunikasi sebagai petugas TKHI dengan acuan sebagai berikut: - Bersikap Netral - Mampu mengendalikan diri maupun situasi - Kreatif berfikir dan berencana - Mampu menangani dan mengelola perubahan - Optimis - Mampu mengkomunikasikan sifat-sifat positif secara efektif

POKOK BAHASAN INFORMASI YANG BAIK DAN BENAR PENGANTAR

Kemampuan berkomunikasi secara efektif penting dikuasai karena peranannya yang sangat vital dalam hubungan antar manusia. Selain kesiapan diri, terutama menjaga sikap kita pada orang lain, kemampuan memberikan informasi dengan baik dan benar juga perlu dikuasai oleh para petugas TKHI.

Secara umum, yang dimaksud dengan informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi), atau kumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Namun ada pula yang mengartikan informasi sebagai kumpulan data dan fakta yang telah diolah dan dianalisis, kemudian disajikan menjadi sesuatu yang memiliki nilai, arti, atau pemahaman tertentu bagi orang lain. Oleh karena pentingnya informasi ini bagi orang lain, maka dalam menyampaikannya membutuhkan keterampilan khusus agar tidak menimbulkan mispersepsi (salah anggapan) dan miskomunikasi (salah paham).

Beberapa hal terkait keterampilan ini akan dibahas secara singkat dan jelas pada pokok bahasan ini. Tentunya pada pokok bahasan ini juga disertai simulasi dan latihan agar anda dapat mempraktekkan secara langsung keterampilan dalam memberikan informasi secara baik dan benar. Apabila ada hal-hal yang kurang jelas pada modul ini dapat didiskusikan langsung dengan fasilitator, malakukan latihan/ simulasi yang tercantum dalam modul, membaca referensi yang tertulis dalam daftar bahan belajar, atau mengunduh referensi lain yang terkait pokok bahasan ini. Secara rinci, pokok bahasan yang akan kita pelajari terdiri dari:

1. Aspek-aspek dalam memberikan informasi

2. Komunikasi verbal yang efektif

3. Komunikasi non verbal yang efektif

Selamat belajar.

2.1 ASPEK-ASPEK DALAM MEMBERIKAN INFORMASI

Sebelum kita membahas mengenai cara-cara memberikan informasi dengan baik dan benar, maka sebelumnya alangkah baiknya kita memahami dulu pengertian dan beberapa aspek tentang informasi.