ADOPSI DAN INOVASI PENDIDIKAN

ADOPSI DAN INOVASI
PENDIDIKAN
PERTEMUAN 9
Dr. RATNAWATI SUSANTO,
M.M.,M.Pd.
PGSD - FKIP

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

MAHASISWA MAMPU MELAKUKAN
ADOPSI DAN INOVASI PENDIDIKAN

I.

PENGERTIAN INOVASI, DISCOVERY, INVENTION,
DIFUSI, DAN DISEMINASI

A. PENGERTIAN INOVASI
Adalah suatu Ide, Barang, Kejadian, atau Metode yang
diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau
sekelompok orang,

baik berupa hasil Invensi atau
Discovery yang diadakan untuk mencapai tujuan tertentu.

1. ASAL KATA
Asal kata Inovasi berasal dari bahasa latin “innovation” yang artinya
Pembaharuan atau Perubahan.
Inovasi merupakan suatu perubahan baru untuk menuju ke arah perbaikan
yang berbeda dengan sebelumnya dan dilakukan secara sengaja,
terencana (bukan suatu kebetulan).

Inovasi Pendidikan menurut Ibrahim (1988) :
Berfungsi untuk memecahkan masalah atau Inovasi pada bidang
pendidikan.
Kesimpulannya :
Inovasi Pendidikan adalah suatu gagasan atau ide, metode, barang
yang dirasa oleh seseorang atau masyarakat (kelompok orang)
sebagai hal yang baru, baik itu berupa hasil penemuan baru (inverse)
atau baru ditemukan orang (discovery) yang dipakai dalam mencapai
tujuan pendidikan dan memecahkan permasalahan pendidikan.


2. TUJUAN INOVASI PENDIDIKAN
Menurut Santoso (1974), Tujuan Utama Inovasi :
Meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang, dan sarana termasuk
struktur dan prosedur organisasi.
Tujuan Inovasi Pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi,
kualitas, dan efektivitas : sarana serta jumlah peserta didik sebanyakbanyaknya dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut
kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan pembangunan)
dengan menggunakan sumber, tenaga, uang, alat, dan waktu dalam
jumlah yang sekecil-kecilnya.

Tujuan Inovasi Pendidikan :
a.Pemerataan Layanan Pendidikan.
b.Pengkondisian Kegiatan Belajar yang Kondusif.
c.Efisiensi Pendidikan.
d.Efektifitas dan Efisien Sistem Pengelolaan.
e.Kelancaran Sistem Informasi.
f.Pemeliharaan Unsur Kebudayaan Nasional.

Arah Tujuan Inovasi Pendidikan :
a.Mengejar Ketertinggalan karena Perkembangan Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi (IPTEK).
b.Penyelenggaraan Pendidikan Formal dan Luar Sekolah bagi
Masyarakat.

3.

FAKTOR – FAKTOR DALAM INOVASI PENDIDIKAN
GURU
SISWA
FASILITAS
PROGRAM
KURIKULUM
LINGKUP SOSIAL
MASYARAKAT

4.
a.
b.
c.


PERMASALAHAN YANG MEMERLUKAN INOVASI
Pertumbuhan Penduduk menyebabkan tingginya kebutuhan akan
pemenuhan Sarana Pendidikan yang memadai.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Konsep Pendidikan Seumur
Hidup.
Perkembangan Teknologi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam demi
Kesejahteraan Umat Manusia.

5.
a.
b.
c.

TANTANGAN DALAM INOVASI
Keterbatasan Sumber dan Pola Pemanfaatan.
Lemahnya Sistem dan Kurikulum Pendidikan.
Pengelolaan Pendidikan yang belum mengantisipasi Tuntutan
Keadaan Masa Mendatang.

6.

a.




UPAYA INOVASI PENDIDIKAN
Sistem Pamong
Pendidikan yang dilaksanakan oleh orang tua, masyarakat, dan
guru.
Prinsip belajar dapat berlangsung di berbagai tempat.
Merupakan upaya untuk pemerataan pendidikan.

b.



Program Magang
Membekali Pengetahuan Praktis.
Keterhubungan Teori dan Praktek secara nyata.


c.


Program Penerimaan Bakat
Penghargaan prestasi bagi para siswa dan ekonomi lemah.

d.


Proyek Pendidikan Guru
Pembekalan guru dalam profesi.

B. PENGERTIAN DISCOVERY
1. PENGERTIAN DISCOVERY
Discovery adalah penemuan unsur-unsur kebudayaan yang baru, baik berupa
suatu alat baru maupun ide baru atau penemuan sesuatu yang sebenarnya
benda atau hal yang di temukan sudah ada, tetapi belum di ketahui orang.
Discovery akan menjadi Invention kalau masyarakat sudah mengakui,
menerima, serta menerapkan penemuan baru itu.
Contoh :

- Penemuan obat khasiat Buah Kina sebagai Obat Penyembuh Penyakit
Malaria.

2.
a.
b.
c.

FAKTOR DISCOVERY
Kesadaran akan kekurangan kebudayaan.
Kualitas ahli kebudayaan.
Dorongan aktivitas penciptaan dalam masyarakat.

C. PENGERTIAN INVENTION
1. PENGERTIAN INVENTION
Invention adalah suatu penemuan sesuatu yang benar-benar baru.
Artinya, hasil kreasi manusia.
Contoh :
- Penemuan Pesawat Radio, Kapal Laut, dan Pesawat Terbang.


2.
a.
b.
c.

FAKTOR PENDORONG PENGEMBANGAN PENEMUAN BARU
Kesadaran para anggota masyarakat akan kekurangan dalam unsur
kebudayaannya.
Mutu dari keahlian kebudayaan.
Sistem perangsang bagi aktivitas mencipta atau menemukan dalam
masyarakat.

D. PENGERTIAN DIFUSI
1. PENGERTIAN DIFUSI
Difusi adalah proses komunikasi atau saling tukar informasi
tentang suatu bentuk Inovasi antara warga masyarakat
dengan sasaran sebagai penerima Inovasi dengan
menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu
pula.
Ditekankan dalam arti terjadinya saling tukar informasi

(hubungan timbal balik) antar beberapa individu,
baik secara memusat (Convergent),
maupun secara
memencar (Divergent) yang berlangsung secara spontan.

2.

4 ELEMEN POKOK DIFUSI INOVASI
Menurut Rogers :
a. Inovasi.
Adalah suatu ide, barang, kejadian, atau metode yang
diamati sebagai suatu yang baru bagi seseorang atau
sekelompok orang, baik berupa hasil Invensi atau
Discovery yang diadakan untuk mencapai tujuan
tertentu.

Jika anggota sistem sosial (warga masyarakat) yang menjadi
sasaran Inovasi dapat memperoleh informasi yang dapat
menjawab berbagai pertanyaan tersebut dengan jelas, maka akan
hilanglah ketidak tentuan terhadap Inovasi.

Mereka telah memperoleh pengertian yang mantap apa Inovasi
itu.
Mereka akan menerima dan juga menerapkan Inovasi.
Cepat lambatnya proses penerimaan Inovasi dipengaruhi juga
oleh atribut dan karakteristik Inovasi.

KEPEKAAN INOVASI
•Kepekaan seseorang terhadap Inovasi.
Tidak semua orang dalam suatu sistem sosial menerima Inovasi
dalam waktu yang sama.
Mereka menerima Inovasi dari urutan waktu, artinya ada yang
dahulu dan ada yang kemudian.
Orang yang menerima Inovasi lebih dahulu secara relatif
lebih peka terhadap Inovasi daripada yang menerima Inovasi
lebih akhir.
•Kepekaan inovasi ditandai dengan lebih dahulunya seseorang
menerima inovasi dari yang lain dalam suatu sistem sosial
(masyarakat).



-

Berdasarkan kepekaan
terhadap
Inovasi,
dapat
dikategorikan menjadi 5 kategori penerima inovasi, yaitu :
Inovator;
Pemula;
Mayoritas Awal;
Mayoritas; dan
Terlambat (Tertinggal).

KECEPATAN PENERIMAAN INOVASI
Kecepatan Penerimaan Inovasi ialah kecepatan relatif
diterimanya Inovasi oleh warga masyarakat.
Kecepatan Inovasi biasanya diukur berdasarkan lamanya waktu
yang diperlukan untuk mencapai prosentase tertentu dari jumlah
waktu masyarakat yang telah menerima Inovasi.
Oleh karena itu pengukuran Kecepatan Inovasi cenderung diukur
dengan berdasarkan tinjauan penerimaan Inovasi oleh
keseluruhan warga masyarakat bukan penerimaan Inovasi secara
individual.

b.




Komunikasi dengan saluran tertentu.
Komunikasi dalam Difusi Inovasi ini diartikan sebagai
proses pertukaran informasi antara anggota sistem sosial,
sehingga terjadi saling pengertian antara satu dengan yang lain.
Difusi adalah salah satu tipe komunikasi yang menggunakan hal
yang baru sebagai bahan informasi.



Difusi Inovasi Pendidikan adalah proses komunikasi untuk
menyebarluaskan gagasan, ide, karya, dan sebagainya
sebagai produk Inovasi Pendidikan,
maka aspek
komuniksai menjadi sangat penting dalam menyebarluaskan
gagasan, ide, ataupun produk di bidang pendidikan tersebut.

Dalam konteks Difusi Inovasi Pendidikan, saluran komunikasi
yang
digunakan
merupakan
alur
suatu
proses
penyebarluasan gagasan pendidikan tersebut.




-

Inti dari pengertian Difusi ialah terjadi komunikasi
(pertukaran informasi) tentang sesuatu hal yang baru
(Inovasi).
Kegiatan komunikasi dalam proses difusi mencakup hal-hal
sebagai berikut:
Suatu Inovasi.
Individu atau kelompok yang telah mengetahui dan
berpengalaman dengan Inovasi.
Individu atau kelompok yang lain yang belum mengenal
Inovasi.
Saluran komunikasi yang menggabungkan antara kedua
pihak tersebut.

c. Waktu.
Waktu adalah elemen yang penting dalam proses Difusi, karena
waktu merupakan aspek utama dalam proses komunikasi.
Peranan dimensi waktu dalam proses Difusi :
- Proses keputusan Inovasi.
- Kepekaaan seseorang terhadap Inovasi.
- Kecepatan penerimaan Inovasi.
- Proses keputusan Inovasi ialah proses sejak seseorang
mengetahui inovasi pertama kali sampai ia memutuskan untuk
menerima atau menolak Inovasi.







Langkah (tahap) dalam proses keputusan Inovasi, yaitu :
Pengetahuan tentang Inovasi;
Bujukan atau imbauan;
Penetapan atau keputusan;
Penerapan (Implementation); dan
Konfirmasi (Confirmation).

d.


Warga Masyarakat (anggota sistem sosial)
Adalah hubungan (interaksi) antar individu atau orang dengan
bekerja sama untuk memecahkan masalah guna mencapai tujuan
tertentu.
Anggota sistem sosial dapat terdiri dari individu, kelompok informal,
organisasi, dan sub sistem yang lain.
• Proses Difusi Inovasi terjadi dalam sistem sosial.
Proses Difusi melibatkan hubungan antar individu dalam sistem
sosial,
maka jelaslah bahwa individu akan terpengaruh
oleh sistem sosial dalam menghadapi suatu Inovasi.
• Berbeda sistem sosial akan berbeda pula proses Difusi Inovasi,
walaupun fasilitas dan perlengkapannya sama.

E. PENGERTIAN DISEMINASI
Diseminasi (Bahasa Inggris : Dissemination) adalah suatu kegiatan yang
ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka memperoleh
informasi, timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan
informasi tersebut.
Diseminasi adalah proses penyebaran Inovasi yang direncanakan, diarahkan,
dan dikelola, sedangkan Difusi terjadi secara spontan.

II.

PEMBENTUKAN INOVASI DAN
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI

A. PROSES KEPUTUSAN INOVASI
Proses Keputusan Inovasi ialah proses yang dilalui individu
mulai dari pertama tahu adanya Inovasi,
kemudian
dilanjutkan dengan keuputusan setuju terhadap Inovasi,
penetapan keputusan menerima atau menolak Inovasi,
Implementasi Inovasi, dan Konfrmasi terhadap keputusan
Inovasi yang telah diambilnya.

Proses Keputusan Inovasi bukan kegiatan yang dapat berlangsung
seketika, tetapi merupakan searangkaian kegiatan yang berlangsung
dalam jangka waktu tertentu, sehingga individu atau organisasi dapat
menilai gagasan yang baru itu sebagai bahan pertimbangan untuk
selanjutnya akan menolak atau menerima Inovasi dan menerapkannya.
Ciri pokok Keputusan Inovasi dan merupakan perbedaannya dengan tipe
keputusan yang lain adalah dimulai dengan adanya ketidak tentuan
tentang sesuatu.

Menurut Roger :
Proses Keputusan Inovasi terdiri dari 5 tahap, yaitu :
1.TAHAP PENGETAHUAN
Tahap pada saat seorang menyadari adanya suatu Inovasi dan ingin tahu
bagaimana Fungsi Inovasi tersebut.
Pengertian menyadari dalam hal ini bukan memahami, akan tetapi
membuka diri untuk mengetahui Inovasi.
Pada tahap ini,
Proses Kegiatan Mental yang utama
Bidang Kognitif.

2. TAHAP BUJUKAN (PERSUATION)
Pada Tahap Bujukan (Persuasi) dari Proses Keputusan
Inovasi,
seseorang membentuk sikap menyenangi
atau tidak menyenangi terhadap Inovasi.
Jika pada Tahap Pengetahuan, Proses Kegiatan Mental
yang utama Bidang Kognitif,
maka pada Tahap
Persuasi yang berperan utama Bidang Perasaan atau
Afeksi.
Seseorang tidak dapat menyenangi Inovasi sebelum ia
tahu lebih dulu tentang Inovasi.

Dalam Tahap Bujukan atau Persuasi ini, lebih banyak keaktifan
mental yang memegang peran.
Seseorang akan berusaha mengetahui lebih banyak tentang Inovasi
dan menafsirkan informasi yang diterimanya.
Pada tahap ini, berlangsung seleksi informasi disesuaikan dengan
kondisi dan sifat pribadinya, disinilah peranan Karakteristik Inovasi
dalam mempengaruhi proses keputusan Inovasi.

Dalam Tahap Persuasi ini, juga sangat penting peran kemampuan
untuk mengantisipasi kemungkinan penerapan Inovasi di masa
mendatang.
Perlu ada kemampuan untuk memproyeksikan penerapan Inovasi
dalam pemikiran berdasarkan kondisi dan situsai yang ada.
Dalam Tahap Bujukan atau Persuasi ini, lebih banyak keaktifan
mental yang memegang peran.
Seseorang akan berusaha mengetahui lebih banyak tentang Inovasi
dan menafsirkan informasi yang diterimanya.

Pada tahap ini, berlangsung seleksi informasi disesuaikan dengan
kondisi dan sifat pribadinya, disinilah peranan Karakteristik Inovasi
dalam mempengaruhi proses keputusan Inovasi.
Dalam Tahap Persuasi ini, juga sangat penting peran kemampuan
untuk mengantisipasi kemungkinan penerapan Inovasi di masa
mendatang.
Perlu ada kemampuan untuk memproyeksikan penerapan Inovasi
dalam pemikiran berdasarkan kondisi dan situsai yang ada.
Untuk mempermudah proses mental itu, perlu adanya gambaran
yang jelas tentang bagaimana pelaksanaan Inovasi dan konsekuensi
Inovasi.

Hasil dari Tahap Bujukan atau Persuasi, yang utama adalah adanya
penentuan menyenangi atau tidak menyenangi Inovasi.
Diharapkan hasil Tahap Persuasi akan mengarahkan proses
Keputusan Inovasi atau dengan kata lain ada kecenderungan
kesesuaian antara menyenangi Inovasi dan menerapkan Inovasi.

3. TAHAP KEPUTUSAN (DECISION)
Tahap Keputusan dari Proses Inovasi, berlangsung jika seseorang
melakukan kegiatan yang mengarah untuk menetapkan menerima
atau menolak Inovasi.
Menerima Inovasi berarti sepenuhnya akan menerapkan Inovasi.
Menolak Inovasi berarti tidak akan menerapkan Inovasi.

Ada dua macam Penolakan Inovasi, yaitu :
a.Penolakan Aktif
Penolakan
Inovasi
setelah
Inovasi
setelah
melalui
mempertimbangkan untuk menerima Inovasi atau mungkin sudah
mencoba lebih dahulu, tetapi keputusan terakhir menolak Inovasi.
b.Penolakan Pasif
Penolakan Inovasi dengan tanpa pertimbangan sama sekali.

4. TAHAP IMPLEMENTASI (IMPLEMENTATION)
Tahap Implementasi dari Proses Keputusan Inovasi terjadi apabila
seseorang menerapkan Inovasi.
Dalam Tahap Implementasi ini berlangsung keaktifan baik mental
maupun perbuatan.
Keputusan penerima gagasan atau ide baru dibuktikan dalam praktik.

5. TAHAP KONFIRMASI (CONFIRMATION)
Dalam tahap ini seseorang mencari penguatan terhadap keputusan yang
telah diambilnya, dan ia dapat menarik kembali keputusannya jika
memang diperoleh informasi yang bertentangan dengan informasi
semula.
Tahap ini sebenarnya berlangsung secara berkelanjutan sejak terjadi
keputusan menerima atau menolak Inovasi yang berlangsung tak
terbatas.
Selama dalam konfirmasi, seseorang berusaha menghindari terjadinya
Disonansi, paling tidak berusaha menguranginya.

Terjadinya perubahan tingkah laku seseorang antara lain disebabkan
karena terjadinya ketidakseimbangan internal.
Orang itu merasa dalam dirinya ada sesuatu yang tidak sesuai atau
tidak selaras yang disebut Disonansi, sehingga orang itu merasa
tidak enak.
Jika seseorang merasa dalam dirinya terjadi Disonansi, maka ia akan
berusaha akan menghilangkannya atau paling tidak menguranginya
dengan cara pengetahuannya, sikap, atau perbuatannya.
Dalam hubungannya dengan Difusi Inovasi,
usaha mengurangi
Disonansi terjadi.

B. TIPE KEPUTUSAN INOVASI
Inovasi dapat diterima atau ditolak oleh seseorang (individu) sebagai anggota
sistem sosial, atau oleh keseluruhan anggota sistem sosial, yang
menentukan untuk menerima Inovasi berdasarkan keputusan bersama
atau berdasarkan paksaan (kekuasaan).

Dengan dasar kenyataan tersebut maka dapat dibedakan adanya beberapa
Tipe Keputusan Inovasi :
1.KEPUTUSAN INOVASI OPSIONAL
Yaitu pemilihan menerima atau menolak Inovasi, berdasarkan keputusan
yang ditentukan oleh individu (seseorang) secara mandiri tanpa
tergantung atau terpengaruh dorongan anggota sistem sosial yang lain.
Meskipun dalam hal ini individu mengambil keputusan itu berdasarkan
norma sistem sosial atau hasil komunikasi interpersonal dengan anggota
sistem sosial yang lain.
Jadi hakikat pengertian keputusan inovasi opsional ialah individu yang
berperan sebagai pengambil keputusan untuk menerima atau menolak
suatu inovasi.

2. KEPUTUSAN INOVASI KOLEKTIF
Yaitu pemilihan untuk menerima atau menolak Inovasi, berdasarkan
keputusan yang dibuat secara bersama-sama,
berdasarkan
kesepakatan antara anggota sistem sosial.
Semua anggota sistem sosial harus mentaati keputusan bersama yang
telah dibuatnya.

3. KEPUTUSAN INOVASI OTORITAS
Yaitu pemilihan untuk menerima atau menolak Inovasi, berdasarkan
keputusan yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang yang
mempunyai kedudukan, status, wewenang, atau kemampuan yang
lebih tinggi daripada anggota yang lain dalam suatu sistem sosial.
Para anggota sama sekali tidak mempunyai pengaruh atau peranan dalam
membuat keputusan Inovasi.
Para anggota sistem sosial tersebut hanya melaksanakan apa yang telah
diputuskan oleh unit pengambil keputusan.

4. KEPUTUSAN INOVASI KONTINGENSI (CONTINGENT)
Yaitu pemilihan menerima atau menolak suatu Inovasi, baru dapat
dilakukan hanya setelah ada keputusan Inovasi yang mendahuluinya.
Misalnya :
Di sebuah perguruan tinggi, seorang dosen tidak mungkin untuk
memutuskan secara opsional untuk memakai komputer sebelum
didahului keputusan oleh pimpinan fakultasnya untuk melengkapi
peralatan fakultas dengan komputer.
Jadi ciri pokok dari Keputusan Inovasi Kontingensi ialah digunakannya
dua atau lebih keputusan Inovasi secara bergantian untuk menangani
suatu Difusi Inovasi.

III.

SIFAT INOVASI DAN KECEPATAN ADOPSI

1, Keuntungan relatif : tingkatan di mana suatu ide baru dianggap emmbawa
sesuatu yang lebih baik dari ide – ide sebelumnya.
2. Kompatibilitas : keterhubungan inovasi dengan situasi klien berhubungan
positif dengan kecepatan adopsinya.
3. Kompleksitas: kerumitan inovasi adalah tingkat di mana suatu inovasi
dianggap relatif sulit untuk dimengerti dan digunakan.
4. Trialabalitas: dapat dicobanya suatu inovasi adalah tingkat di mana suatu
inovasi dapat dicoba dengan skala kecil.
5. Observabalitas: dapat diamati, adalah tingkat di mana hasil hasil suatu
inovasi dapat dilihat oleh orang lain.

KECEPATAN ADOPSI
a.
b.
c.
d.

Kecepatana adopsi: adalah tingkat kecepatan penerimaan inovasi oelh
anggota sistem sosial. Variabel kecepatan adopsi:
Tipe keputusan inovasi
Sifat saluran komunikasi ayng dipergunakan untuk menyebarkan inovasi
dalam meneybarkan inovasi dalam proses keputusan inovasi.
3Ciri-ciri sistem sosial
Gencarnya usaha agar pembaharu dalam mempromosikan inovasi.

EFEK DIFUSI
adalah pertumbuhan kumulatif tingkat pengaruh sistem sosial terhadap
seseorang untuk menerima atau menolak inovasi, yang bersumber dari
bertambahnya kecepatan penyebaran inovasi dalam sistem sosial.
Contoh: jika hanya 5% saja orang mengetahui tentang inovasi maka akan
ebrbeda jika hal ini diketahui oleh 95% orang.

OVER ADOPSI
ialah suatu pengadopsian suatu inovasi oleh seseorang. Hal ini dapat
disebabkan karena kurangnya pengetahuan aygn cukup mengenai inovasi
tersebut. Biasanya masyarakat seperti ini adalah orang-orang yang ingin
selalu mencoba hal-hal baru, meskipun hal ini tidak baik.

IV.

KATAGORI ADOPTER

1. Innovator: sekelompok orang yang berani dan siap untuk mencoba hal-hal baru.
2. Early adopter: kelompok yang lebih vokal dibanding kelompok innovator.
Kelompok ini lebih menghasilkan lebih banyak opini serta selalu mencari
informasi tentang inovasi. Kelompok ini sangat disegani dan dihoraati oleh
kelompoknya karena kesuksesan mereka dan keinginannya untuk mencoba
inovasi baru.
3. Early majority: merupakan kelompkk yang tidak mau menjadi kelompk
pertama yang mengadopsi suatu inovasi, Mereka akan berkompromi secara
hati-hati sebelum membuat keputusan dalam mengadopsi inovasi, bahkan
dapat dalam waktu yang lama, Orang-orang ini menjalankan tugas penting
dalam melegitimasi suatu inovasi atau menunjukkan kepada komunitas
bahwa sebuah inovasi layak digunakan atau cukup bermanfaat.

IV.

KATAGORI ADOPTER

4. Late majority: kelompok yang berahti0hati mengenai fungsi sebuah inovasi.
Mereka menunggu hingga kebanyakan orang telah emncoba dan
mengadopsi inovasi sebelum mereka mengambil keputusan. Terkadang
tekanan kelompknya bisa memotivasi mereka , Dorongan ekonomi bisa
membuat mereka mengadopsi inovasi.
5. Laggard: kelompok ini merupakan orang yang terakhir melakukan adopsi
inovasi. Mereka bersifat lebih tradisional dan segan untuk mencoba hal
baru. Kelompok ini suka bergaul dengan orang yang memiliki pemikiran
sama dengan mereka. Sekalinya sekelompk laggard emngadopsi inovasi
baru, kebanyakan orang justru sudah jauh mengadopsi inovasi lainnya
dan emnganggap mereka sudah ektinggalan zaman.

V.

DIFUSI DAN AGEN PEMBAHARU

Agen Pembaharu (change agent) adalah orang yang bertugas mempengaruhi
klien agar mau menerima inovasi sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh
pengusaha pembaharuan (change agency).
Pekerjaan ini mencakup berbagai macam pekerjaan seperti guru, konsultan,
penyuluh kesehatan, penyuluh pertanian, dan sebagainya.
Semua Agen Pembaharu bertugas membuat jalinan komunikasi antara
pengusaha pembaharuan (sumber inovasi) dengan sistem klien (sasaran
inovasi).

Tugas utama Agen Pembaharu adalah melancarkan jalannya arus inovasi dari
pengusaha pembaharuan ke klien.
Proses komunikasi ini akan efektif jika inovasi yang disampaikan ke klien
harus dipilih sesuai dengan kebutuhannya atau sesuai dengan masalah yang
dihadapinya.
Agar jalinan komunikasi dalam proses difusi ini efektif, umpan balik dari
sistem klien harus disampaikan kepada pengusaha pembaharuan melalui Agen
Pembaharu.

Rogers, mengemukakan ada tujuh langkah kegiatan Agen Pembaharu dalam
pelaksanaan tugasnya inovasi pada sistem klien, sebagai berikut :
1.
MEMBANGKITKAN KEBUTUHAN UNTUK BERUBAH
Biasanya Agen Pembaharu pada awal tugasnya diminta untuk membantu
kliennya agar mereka sadar akan perlunya perubahan.
Agen Pembaharu mulai dengan mengemukakan berbagai masalah yang ada,
membantu menemukan masalah yang penting dan mendesak,
serta
meyakinkan klien bahwa mereka mampu memecahkan masalah tersebut.
Pada tahap ini Agen Pembaharu menentukan kebutuhan klien dan juga
membantu caranya menemukan masalah atau kebutuhan dengan cara
konsultatif .

2. MEMANTAPKAN HUBUNGAN PERTUKARAN INFORMASI
Sesudah ditentukannya kebutuhan untuk berubah, Agen Pembaharu harus
segera membina hubungan yang lebih akrab dengan klien.
Agen Pembaharu dapat meningkatkan hubungan yang lebih baik kepada klien
dengan cara menumbuhkan kepercayaan klien pada kemampuannya,
saling mempercayai dan juga Agen Pembaharu harus menunjukan empati
pada masalah dan kebutuhan klien.

3. MENDIAGNOSA MASALAH YANG DIHADAPI
Agen Pembaharu bertanggung jawab untuk menganalisa situasi masalah yang
dihadapi klien, agar dapat menentukan berbagai alternatif jika tidak
sesuai kebutuhan klien.
Untuk sampai pada kesimpulan diagnosa, Agen Pembaharu harus meninjau
situasi dengan penuh empati.
Agen Pembaharu melihat masalah dengan kacamata klien,
artinya,
kesimpulan diagnosa harus berdasarkan analisa situasi dan psikologi
klien, bukan berdasarkan pandangan pribadi Agen Pembaharu.

4. MEMBANGKITKAN KEMAUAN KLIEN UNTUK BERUBAH
Setelah Agen Pembaharu menggali berbagai macam cara yang mungkin dapat
dicapai oleh klien untuk mencapai tujuan, maka Agen Pembaharu
bertugas untuk mencari cara memotivasi dan menarik perhatian agar klien
timbul kemauannya untuk berubah atau membuka dirinya untuk
menerima inovasi.
Namun demikian cara yang digunakan harus tetap berorientasi pada klien,
artinya berpusat pada kebutuhan klien jangan terlalu menonjolkan
inovasi.

5. MEWUJUDKAN KEMAUAN DALAM PERBUATAN
Agen Pembaharu berusaha untuk mempengaruhi tingkah laku klien dengan
persetujuan dan berdasarkan kebutuhan klien jadi jangan memaksa.
Dimana komunikasi interpersonal akan lebih efektif kalau dilakukan antar
teman yang dekat dan sangat bermanfaat kalau dimanfaatkan pada tahap
persuasi dan tahap keputusan inovasi.
Oleh kerena itu dalam hal tindakan Agen Pembaharu yang paling tepat
menggunakan pengaruh secara tidak langsung, yaitu dapat menggunakan
pemuka masyarakat agar mengaktifkan kegiatan kelompok lain.

6.

MENJAGA KESTABILAN PENERIMAAN INOVASI DAN
MENCEGAH TIDAK BERKELANJUTANNYA INOVASI
Agen Pembaharu harus menjaga kestabilan penerimaan inovasi dengan cara
penguatan kepada klien yang telah menerapkan inovasi.
Perubahan tingkah laku yang sudah sesuai dengan inovasi dijaga jangan
sampai berubah kembali pada keadaan sebelum adanya inovasi.

7. MENGAKHIRI HUBUNGAN KETERGANTUNGAN
Tujuan akhir tugas Agen Pembaharu adalah dapat menumbuhkan kesadaran
unrtuk berubah dan kemampuan untuk merubah dirinya, sebagai anggota
sistem sosial yang selalu mendapat tantangan kemajuan jaman.
Agen Pembaharu harus berusaha mengubah posisi klien dari ikatan percaya
pada kemampuan agen pembaharu menjadi bebas dan percaya kepada
kemampuan sendiri.

SELESAI