PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM BIOK (1)

PENGENALAN BAHAN DAN ALAT PRAKTIKUM
Rizki Nugraha Saputra, 230110140094
Perikanan B, Kelompok 16
ABSTRAK
Laboratorium merupakan tempat dimana dilakukannya berbagai penelitian dan juga
praktikum. Di dalam laboratorium ini terdapat berbagai macam bahan dan alat yang
dibutuhkan guna mendukung kegiatan di dalam laboratorium. Bahan dan alat memegang
peranan penting dalam praktikum di laboratorium. Penggunaan alat dan bahan dengan baik
dan benar sangat diperlukan agar praktikum berjalan dengan lancar dan menghindari
penyalahgunaan fungsi setiap alat akibat ketidaktahuan seorang praktikan. Untuk itu,
pemahaman fungsi, prinsip serta cara kerja bahan dan alat harus mutlak dikuasai oleh
praktikan sebelum melakukan praktikum di laboratorium biokimia. Adapun bahan dan alat
yang akan dibahas yaitu spektrofotometer, inkubator, hot plate, lemari pendingin, beaker
glass (piala gelas), labu erlenmeyer, corong, pipet tetes, labu ukur, batang pengaduk, gelas
ukur, tabung reaksi dan cawan petri. Diharapkan dengan praktikum ini praktikan mampu
mengenal, memahami serta dapat menggunakan bahan dan alat laboratorium dengan baik dan
benar.
Kata kunci : laboratorium, praktikum, alat, bahan, fungsi, prinsip, cara
ABSTRACT
The laboratory is the place where he did a variety of studies and also lab work. Inside the lab
there are various materials and tools required in order to support the activities of inside the

lab .The materials and instrument plays a big role in lab work in the laboratory. Tool use and
materials well and correctly is needed so that lab work run smoothly and avoid abuse the
function of every instrument due to ignorance a praktikan . For that, understanding the
function of, the principle and the workings of the materials and absolute instrument must be
controlled by praktikan prior to lab work in the laboratory biochemistry. As for the materials
and instruments which will be discussed namely the spectrophotometer, an incubator, hot
plate, refrigerated cupboard, a beaker glass (cup glassware), squash erlenmeyer, a funnel,
pipet drops, squash measuring instrument, stems stirrer, a measuring glass, test tube and a
petri dish. It is expected that this lab work praktikan able to get to know, understand and can
use the materials and instrument laboratory.
Keyword : laboratory, lab work, instrument, material, function, principle, means
PENDAHULUAN
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja
serta fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan
bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat
melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton 1998). Ada beberapa faktor yang sangat
penting dalam mengetahui alat-alat yang ada di laboratorium, yaitu masalah alat-alat yang
digunakan dan adanya ketelitian praktikan dalam melakukan pengukuran dan perhitungan
(Ibnu 1976).


Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja atau
pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun
sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium yang aman, bebas dari
rasa khawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman,
produktif, dan efisien (Khasani 1990). Sebelum melakukan praktikum, hal yang paling utama
yang harus dipahami oleh praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat,
fungsi, dan cara penggunaan alat-alat yang akan kita gunakan, agar praktikum yang akan
dilakukan berjalan dengan baik (Setiawati 2002). Setiap alat dirancang atau dibuat dengan
bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai fungsi yang sangat spesifik. Oleh
karena itu, di lakukan praktikum pengenalan bahan dan peralatan praktikum agar praktikan
dapat mengetahui macam-macam alat, fungsi, prinsip, serta cara kerja alat-alat tersebut agar
praktikum berjalan dengan baik.
METODOLOGI
Praktikum Pengenalan Bahan dan Peralatan praktikum dilakukan pada tanggal
20 Oktober 2015 Pukul 08.00 WIB - selesai, bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan Air
(FHA) Gedung 4 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.
Praktikum kali ini membahas beberapa bahan dan alat praktikum yaitu
spektrofotometer, inkubator, hot plate, lemari pendingin, beaker glass (piala gelas), labu
erlenmeyer, corong, pipet tetes, labu ukur, batang pengaduk, gelas ukur, tabung reaksi dan
cawan petri.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Spektrofotometer
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan
cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau
kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan
dilewatkan. Menurut Cairns (2009), spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan
atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Tiap media akan menyerap
cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawaan atau warna terbentuk.
Secara garis besar spektrofotometer terdiri dari 4 bagian penting yaitu :
a. Sumber Cahaya
Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran radiasi yang
stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah tampak,

ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut
terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa, daerah
panjang

gelombang (l) adalah 350 – 2200 nanometer (nm).

b. Monokromator

Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya polikromatis menjadi
beberapa komponen panjang gelombang tertentu
(monokromatis) yang bebeda (terdispersi).
c. Cuvet
Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat contoh atau
cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat dari kuarsa, plexiglass, kaca, plastik
dengan bentuk tabung empat persegi panjang 1x1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di
daerah UV dipakai cuvet kuarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat
dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai untuk
pengukuran di daerah sinar tampak (visible).
d. Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai
panjang gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya
akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital.

Gambar 1. Spektrofotometer
(sumber : www.indotrading.com)

Fungsi alat spektrofotometer dalam laboratorium adalah mengukur transmitans atau
absorbans suatu contoh yang dinyatakan dalam fungsi panjang gelombang. Prinsip kerja

spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu
medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian di serap dalam
medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan
dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel.
Studi spektrofotometri dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual yang lebih
mendalam dari absorbsi energi. Hukum Beer menyatakan absorbansi cahaya berbanding
lurus dengan dengan konsentrasi dan ketebalan bahan/medium (Miller J.N 2000). Cara kerja

spektofotometer dimulai dengan dihasilkannya cahaya monokromatik dari sumber sinar.
Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet (tempat sampel/sel). Banyaknya cahaya yang
diteruskan maupun yang diserap oleh larutan akan dibaca oleh detektor yang kemudian
menyampaikan ke layar pembaca (Hadi 2009).
Inkubator
Inkubator adalah alat dengan suhu atau kelembaban tertentu yang digunakan untuk
menginkubasi atau memeram mikroba. Di dalam laboratorium, inkubator digunakan untuk
menumbuhkan bakteri pada suhu tertentu, menumbuhkan ragi dan jamur, menyimpan biakan
murni mikroorganisme pada suhu rendah. Adapun ciri dari inkubator adalah memiliki sekat
untuk menumbuhkembangkan mikroba, dalam inkubator terdapat sekat kaca pada pintunya
yang berfungsi untuk mempermudah melihat mikroba yang sedang diinkubasi tanpa
membuka dan menutup bagian dalam dari inkubator sehingga suhunya tetap terjaga. Fungsi

dari inkubator adalah

untuk menginkubasi atau mengembangbiakkan,pertumbuhan

mikrobakteri.

Gambar 2. Inkubator
(sumber : http://alatlaboratorium.co.id)

Prinsip kerjanya yaitu mengubah energi listrik menjadi energi panas. Kawat nikelin
akan menghambat aliran elektron yang mengalir sehingga mengakibatkan peningkatan suhu
kawat. Cara kerja inkubator adalah hubungkan kabel power ke stop kontak, putar tombol
power ke arah kiri (lampu power hijau menyala), atur suhu dalam inkubator dengan menekan
tombol set, sambil menekan tombol set, putarlah tombol di sebeklah kanan atas tombol set
hingga mnencapai suhu yang di inginkan, setelah suhu yang diinginkan selesai diatur,
lepaskan tombol set, inkubator akan menyesuaikan settingan suhu secara otomatis setelah
beberapa menit.
Hot Plate

Hot Plate adalah suatu alat yang digunakan untuk menghomogenkan suatu larutan

secara lebih melalui proses pemanasan. Fungsi dari hot plate yaitu digunakan untuk
menghomogenkan suatu campuran dari dua atau lebih larutan zat, sehingga dapat dapat
tercampur dan bersifat homogen. Cara menghomogenkannya adalah dengan menggunakan
piringan yang disimpan diatas pemanas dan diatur pada suhu tinggi, kemudian di aduk
menggunakan pengaduk yang terbuat dari bahan magnetik.

Gambar 3. Hot Plate
(sumber : http://www.laboratory-equipment.com)

Prinsip kerja hot plate adalah mengubah energi listrik menjadi energi panas. Cara kerja
hot Plate yaitu dihubungkan alat dengan listrik, diatur tempat yang tahan panas pada bagian hot plate,
diatur suhu dengan memutar alat pengatur suhu dan untuk mengaduk dengan mengatur putaran stir
yang didalam wadahnya, dimasukkan magnetik stirrer, diatur suhu dan stir diposisikan dalam kondisi
off dan alat dimatikan setelah penggunaan selesai.

Lemari Pendingin
Lemari pendingin merupakan alat yang digunakan untuk mendinginkan bahan-bahan
praktikum yang memerlukan suhu di bawah 0 0 C. Lemari pendingin berfungsi sebagai tempat
penyimpanan enzim agar enzim tidak mengalami denaturasi, dan juga bisa digunakan sebagai
alat penyimpanan makanan sehingga mencegah terjadinya proses pembusukan, contohnya

untuk enzim-enzim, untuk menyimpan media hidup bakteri, dan bahan-bahan kimia lainnya
agar tahan lama.

Gambar 4. Lemari Pendingin
(sumber : http://sanyo-biomedical.co.uk)

.Prinsip kerja lemari pendingin yaitu mendinginkan (cooling) dan mencairkan es di
evaporator. Untuk menggunakan lemari pendingin, langkah pertama yaitu menghubungkan
kabel pada sumber daya listrik. Atur suhu dingin yang akan digunakan, sesuai dengan sampel
yang akan didinginkan.
Beaker Glass (Piala Glass)
Beaker atau kadangkala disebut sebagai gelas beaker adalah sebuah wadah
penampung yang digunakan untuk mengaduk, mencampur, dan memanaskan cairan yang
biasanya digunakan dalam laboratorium. Beaker dapat terbuat dari kaca (umumnya kaca
borosilikat ataupun dari plastik. Beaker yang digunakan untuk menampung zat kimia yang
korosif seperti asam atau zat-zat lainnya yang sangat reaktif biasanya terbuat dari PTFE
ataupun bahan-bahan yang reaktivitasnya rendah.

Gambar 5. Beaker Glass
(sumber : dokumentasi praktikum)


Beaker secara umum berbentuk silinder dengan dasar yang bidang dan tersedia dalam
berbagai ukuran, mulai dari 1 mL sampai beberapa liter. Beaker dapat ditutup dengan kaca
pengamat untuk mencegah kontaminasi dan penyusutan zat. Beaker seringkali dibubuhi
dengan ukuran yang terdapat pada sisi beaker yang mengindikasikan volume tertampung.
Sebagai contoh, beaker dengan volume 250 mL ditandai dengan garis-garis yang
mengindikasikan volume zat tertampung sebesar 50, 100, 150, 200, dan 250 mL. Keakuratan
ukuran ini sangat bervariasi. beaker glass berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan dan
membuat larutan. Prinsip kerja beaker glass yaitu dengan menuangkan larutan ataupun zat
kimia secara langsung. Prosedur kerja dari beaker glass adalah menuangkan larutan atau zat
yang kita kehendaki secara langsung.
Labu Erlenmeyer
Labu erlenmeyer digunakan untuk mengukur, mencampur dan menyimpan cairan.
Bentuknya membuat alat ini sangat stabil. Kebanyakan Labu Erlenmeyer terbuat dari kaca

borosilikat hingga dipanaskan dengan api atau autoclaved. Ukuran yang paling umum dari
Labu Erlenmeyer adalah 250 ml dan 500 ml. Labu erlenmeyer juga terdapat dalam ukuran
50, 125, 250, 500, 1000 ml. Labu erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan
atau cairan yang digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi
media, menampung aquades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dan lain-lain.


Gambar 6. Labu Erlenmeyer
(sumber : dokumentasi praktikum)

Prinsip kerja labu erlenmeyer yaitu dengan menuangkan larutan atau zat kimia secara
langsung atau dengan menggunakan corong dengan cara hati-hati. Cara kerja labu erlenmeyer
yaitu disiapkan labu erlenmeyer yang sudah dibersihkan sebelumnya, kemudian isi dengan
larutan dengan jumlah besar dan skala yang sesuai dengan yang tertera pada bagian badan
labu erlenmeyer.
Corong
Corong digunakan untuk memasukan atau memindah larutan dari satu tempat ke
tempat lain dan digunakan pula untuk proses penyaringan setelah diberi kertas saing pada
bagian atas. Tersedia berbagai ukuran corong gelas diantaranya adalah kecil, sedang dan
besar. Corong gelas berfungsi untuk membantu memindahkan larutan dari wadah yang satu
ke wadah yang lain terutama yang bermulut kecil. Corong gelas kecil digunakan untuk
memindahkan larutan kurang dari 100 ml, sedangkan corong sedang untuk 100 - 500 ml dan
yang besar untuk larutan larutan yang lebih dari 500ml.

Gambar 7. Corong
(sumber : dokumentasi praktikum)


Prinsip kerja pada alat ini yaitu larutan langsung dituangkan ke dalam mulut corong,
dimana sebelumnya ujung corong telah dimasukkan ke dalam mulut tabung. Prosedur kerja
dari corong gelas yaitu langsung menuangkan larutan yang akan disaring ke dalam corong,
biasanya ditambah dengan kertas saring .
Pipet Tites
Pipet tetes adalah jenis pipet yang berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca
dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutup karet. Berguna untuk
mengambil cairan dalam skala tetesan kecil. Terkadang saat melakukan percobaan reaksi
kimia di laboratorium, bahan yang kita perlukan jumlahnya tidaklah terlalu besar sehingga
tidak bisa diukur dengan alat ukur yang berskala. Untuk keperluan itu dipergunakan pipet
tetes.

Gambar 8. Pipet Tetes
(sumber : dokumentasi praktikum)

Pipet tetes terdiri dari berbagai ukuran. Semakin besar ukuran pipet tetes, maka
semakin besar pila jumlah cairan yang diteteskan. Prinsip kerja alat ini yaitu dengan menekan
bagian karet dari pipet tetes ini, kemudian bagian ujungnya dimasukkan ke dalam larutan dan
melepaskan karet tersebut. Cara kerja pipet tetes yaitu ditekan bagian karet untuk
mengeluarkan udara terlebih dahulu sebelum dimasukkan kedalam cairan agar tidak ada zat
asing yang dapat mengkontaminasi larutan yang akan diambil, dimasukkan pipet tetes
kedalam larutan, kemudian ditekan bagian karet agar cairan dapat masuk kedalam pipet tetes
dan setelah ditekan kemudian angkat pipet tetes yang sudah terisi oleh larutan.
Labu Ukur
Labu ukur digunakan untuk menyiapkan larutan dalam kimia analitik yang
konsentrasi dan jumlahnya diketahui dengan pasti dengan keakuratan yang sangat tinggi.
Terbuat dari gelas dengan badan tabung yang rata dan leher yang panjang dengan penutup. Di
bagian leher terdapat lingkaran graduasi, volume, toleransi, suhu kalibrasi dan kelas gelas.

Fungsi labu ukur adalah untuk mendapatkan larutan zat tertentu yang nantinya hanya
digunakan dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai sampel dengan penggunaan pipet.

Gambar 9. Labu Ukur
(sumber : dokumentasi praktikum)

Prinsip pada labu ukur adalah mengetahui jumlah zat tertentu yang akan diukur
dengan memperhatikan garis-garis nilai yang terdapat pada labu tersebut. Prosedur kerja yang
dilakukan yaitu sebelum digunakan, labu ukur terlebih dahulu dicuci menggunakan sabun
agar zat-zat yang tidak dibutuhkan dapat terlarut dan akhirnya terbuang. Labu ukur harus
dalam keadaan kering. Kemudian memasukan larutan atau zat yang akan diukur kedalam
labu kemudian lihat nilai yang tertera namun mata harus lurus agar mencegah meniskus.
Batang Pengaduk
Batang pengaduk adalah alat laboratorium yang terbuat dari kaca dengan ukuran 15
cm, 20 cm, 30 cm. Batang pengaduk digunakan untuk mengaduk larutan agar tetap homogen
atau agar zat padat cepat larut. Prinsip kerja batang pengaduk adalah digunakan untuk
mengaduk suatu larutan dengan cara sederhana.

Gambar 10. Batang Pengaduk
(sumber : dokumentasi praktikum)

Cara kerja batang pengaduk yaitu dimasukkan sebagian batang pengaduk kedalam
larutan, dan kemudian dihomogenkan larutan tersebut menggunakan batang pengaduk secara
merata.

Gelas Ukur
Gelas ukur merupakan alat gelas yang terbuat dari gelas (polipropilen) ataupun
plastik. Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi dalam jumlah besar. Pada saat mengukur volume larutan, sebaiknya
volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung larutan.

Gambar 11. Gelas Ukur
(sumber : dokumentasi praktikum)

Prinsip kerja alat ini yaitu dengan menuangkan larutan atau zat kimia secara dengan
berhati-hati. Cara kerja Gelas ukur yaitu siapkan gelas ukur yang telah dibersihkan, tuangkan
larutan atau zat yang akan digunakan sesuai volume yang telah ditentukan dengan melihat
skala volume yang terlihat pada bagian badan gelas ukur.
Tabung Reaksi
Tabung reaksi adalah tabung yang terbuat dari sejenis kaca yang dapat menahan
perubahan temperatur dan tahan terhadap reaksi kimia. Tabung reaksi disebut juga test tube
atau culture tube. Tabung reaksi ada yang dilengkapi dengan tutup ada juga yang tanpa tutup.
Tabung reaksi terdiri dari berbagai ukuran tergantung kebutuhan. Tersedia berbagai ukuran
tabung reaksi. Besarnya ukuran tabung reaksi ditentukan berdasarkan ukuran diameter.

Gambar 12. Tabung Reaksi
(sumber : dokumentasi praktikum)

Dalam penggunaannya, tabung reaksi biasanya dibantu dengan penjepit kayu untuk
memudahkan pemanasan bahan yang direaksikan dan untuk menghindari bahaya yang
ditimbulkan dari suatu reaksi kimia. Fungsi dari tabung reaksi yaitu digunakan sebagai
tempat mereaksikan dua atau lebih zat dalam skala kecil, juga sebagai tempat pengembangbiakanan mikroba, misalnya pada pengujian penentuan jumlah bakteri.
Prinsip kerja tabung reaksi yaitu pada waktu memanaskan media yang ada didalam
tabung reaksi, tabung reaksi harus berada dalam keadaan miring diatas nyala api dan mulut
tabung jangan sekali-kali menghadap pada diri kita atau orang lain. Tabung reaksi yang
disterilkan didalam autoklaf harus ditutup dengan kapas dan aluminium foil. Prosedur kerja
tabung reaksi yaitu sterilisasikan tabung reaksi yang akan digunakan, dan kemudian
dimasukkan bahan yang akan dilarutkan pada tabung reaksi yang telah disterilkan, kemudian
amati reaksi yang terjadi.
Cawan Petri
Cawan petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari kaca atau
plastik yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan petri selalu berpasangan, untuk ukuran
yang kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya. Cawan petri berfungsi
sebagai media untuk membiakkan sel dan biasanya cawan petri digunakan sebagai wadah
untuk mengkultur bakteri, khamir, spora, atau biji-bijian.

Gambar 13. Cawan Petri
(sumber : dokumentasi praktikum)

Prinsip kerja Cawan petri adalah disterilkan bersama dengan kertas saring dibagian
dalamnya. Cawan petri yaitu dibersihkan terlebih dahulu cawan petri sebelum digunakan dan
kemudian dikeringkan, dibungkus dengan kertas putih coklat setelah dikeringkan untuk
kemudian disterilisasi dengan menggunakan oven. Cara kerja cawan petri yaitu dimasukkan
kultur media yang akan digunakan seperti jamur, khamir, ataupun spora kedalam cawan petri,
dan kemudian ditutup bagian atasnya untuk diamati pembiakkan sel yang terjadi.

KESIMPULAN
Di dalam laboratorium terdapat berbagai macam bahan dan alat yang dapat
mendukung kegiatan praktikum, seperti spektrofotometer, inkubator, hot plate, lemari
pendingin, beaker glass (piala gelas), labu erlenmeyer, corong, pipet tetes, labu ukur, batang
pengaduk, gelas ukur, tabung reaksi dan cawan petri. Setiap bahan dan alat tersebut
mempunyai

jenis, fungsi, prinsip dan cara kerja masing-masing, namun tetap saling

berhubungan. Oleh karena itu, praktikan perlu mengetahui dan memahami fungsi, prinsip dan
cara kerja dari masing – masing bahan dan alat tersebut agar praktikum berjalan dengan
lancar dan sempurna serta data hasil praktikum yang diperoleh baik dan akurat. Selain itu,
pemahaman akan fungsi, prinsip dan cara kerja dari masing – masing bahan dan alat tersebut
dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja akibat ketidaktahuan praktikan akan
penggunaan bahan dan alat yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Cairns D. 2009. Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. Jakarta : Kedokteran EGC.
Terjemahan dari : Essentials of Pharmaceutical Chemistry Second Edition.
Day, R.A. Jr and A. L. Underwood. 1998. Analisis Kimia Kualitatif . Edisi Revisi
Terjemahan. R.Soendoro dkk. Jakarta : Erlangga)
Hadi Anim. 2009. Spektrofotometri. Unnes : Tjah Kimai.
Ibnu. 1976. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.
Khasani. 1990. Prosedur alat-alat Kimia.Yogyakarta : Liberty
Miller, J.N and Miller, J.C. 2000. Statistics and Chemometrics for Analytical
Chemistry, 4th ed. Prentice Hall : Harlow.
Setiawati. 2002. Biokimia I. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Walton. 1998. Kamus Istilah Kimia Analitik Indonesia. Pusat Pembinaan