PENGARUH SOSIOLOGI ISLAM SEBAGAI ILMU PE

PENGARUH SOSIOLOGI ISLAM SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
TERHADAP PATOLOGI SOSIAL
Ginna Asy-syifa Fauziah
Pengembangan Masyarakat Islam 4 / A
ginnafauziah97@gmail.com
ABSTRAK
Masyarakat yang religius sering kali dipandang sebagai orang yang sangat berpangaruh
dan sering dipuji dengan puji-pujian yang sangat membuat dirinya merasa agul. Namun jika
masyarakat yang religius itu tidak memiliki Ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang baik pada
dirinya maka hanya akan menjadi penyakit dalam dirinya atau disebutkan Paatologi Sosial.
Karena Ilmu Pengetahuan dan tekhnologi merupakan kunci sebuah keberhasilan peradaban di
dunia. Jika patologi menyerang pada diri manusia maka hancurlah peradaban yang menuju
kejayaan di dunia. Sosiologi merupakan salah satu Ilmu pengetahuan yang erat kaitannya dengan
masyarakat. Salah satu upaya untuk meminimalisir lahirnya patologi sosial pada diri masyarakat
yakni melahirkan ilmu yang bernama sosiologi Islam yang di dalamnya disuguhkan dengan
ilmu-ilmu agama yang mungkin dapat mencegah lahirnya patologi-patologi sosial. Maka dari itu
pegaruh sosiologi islam sangat berpengaruh pada patologi sosial.

PEMBAHASAN
“Problem terpenting yang dihadapi umat Islam saat ini adalah ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan modern tidak bebas nilai (netral) sebab dipengaruhi oleh pandangan-pandangan

keagamaan, kebudayaan, dan filsafat yang mencerminkan kesadaran serta pengalaman manusia

Barat. Oleh sebab itu, umat Islam perlu mengislamkan ilmu pegetahuan masa kini.”
Kutipan tersebut yang saya suka dari buku karangan Dr. H. Agus Ahmad Safei, M.Ag ini.
Jika dalam buku Sejarah Peradaban Islam yang saya pernah baca bahwasanya “jika sikap
religius unggul dalam pribadi masyarakat tetapi tidak dibarengi oleh Ilmu Pengetahuan dan
Tekhnologi maka tidak akan akan berkembang peradaban Islam sebelum masyarakat itu

mempelajari Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi.” Jika kita kaji kedua kutipan tersebut bahwa
Ilmu Pengetahuan sangat penting bagi masyarakat untuk memajukan segala bidang. Salah
satunya bidang sosiologi yang kali ini akan sedikit saya kaji sesuai pemahaman saya.
Pada pembahasan pertama di bagian satu saya sedikit mengutip pernyataan penulis
bahwasanya “Sosiologi sama sekali bukanlah ilmu yang menawarkan jalan keluar dari segala
belitan persoalan sosiol. Tugas sosiologi, dalam perspektif ini, hanya menawarkan persoalan
terhadap realitas bernama masyarakat. Sosiologi tipe ini hanya bisa menjawab apa itu
kapitalisme, kapan ia lahir, dan bagaimana ia berkembang. Sosiologi pula tidak menjawab
kapitalisme itu baik atau jahat, harus dilestarikan atau dikubur. Sosiologi pula dapat
menganalisis perihal kelaparan, tetapi menunjukkan jalan keluar untuk mengatasi kelaparan

bukanlah jalan sosiologi.” Saya kira persoalan-persoalan atau penyakit-penyakit sosial (petologi

sosial) itu dapat di selesaikan oleh sosiologi. Namun, dari pernyataan tersebut saya baru
mengetahui bahwa tugas menyelesaikan persoalan-persoalan atau penyakit-penyakit masyarakat
(patologi sosial) seperti itu bukanlah tugas sosiologi.
Jika diamati, Nampak sekali pengaruh sosiologi terhadap patologi sosial, terutama
struktur fungsional yang cenderung status quo. Apakah ini membuktikan bahwa patologi sosial
sulit melepaskan diri dari pengaruh sosiologi. Belum ada studi yang memadai tentang hal
tersebut secara intensif. Namun, memperhatikan cara patologi sosial memposisikan
penyelewengan yang terjadi dalam masyarakat menjadi sulit patologi sosial terhindar dari
pengaruh sosiologi.
Pada zaman modern sekarang ini, banyak manusia yang megalami keberhasilan atau
kemajuan dari segala aspek kehidupan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi, akan tetapi keberhasilan itu tidak jarang melewati persaingan tidak sehat dan tidak
wajar. Tidak heranlah bagi kita, bahwa masyarakat modern yang sangat kompetitif dan
individualistis itu banyak menimbulkan konflik yang akan mengakibatkan terjadinya maslaahmasalah sosial atau problem sosial. Maka, masyarakat yang megandung banyak unsur-unsur
ketegangan dan eksplosi ini menjadi peresmian yang subur bagi tumbuhnya patologi-patologi
sosial. Adapun patologi sosial yang sering terjadi di dalam kehidupan sosial yakni kemiskinan,
kejahatan, pelacuran, alkoholisme, kecanduan, perjudian, dan tingkah laku lainnya yang
menyimpang.

Jika diatas telah dijelaskan bahwa sosiologi berpengaruh pada patologi sosial, maka saya

dapat menyebutkan bahwa sosiologi islam juga sangat berpengaruh pada patologi sosial. Karena
sosiologi islam yang saya ketahui dari buku “Sosiologi Islam : Transformasi Sosial Bebasis
Tauhid” karangan Dr. H. Agus Ahmad Safei, M.Ag yang mengemukakan bahwa sosiologi
dipandang manusia ahli tentang manusia. Tegasnya, sosiologi adalah pendapat manusia tentang
manusia. Tampaknya, ada satu hal yang terabaikan, yakni pandangan Yang Menciptakan
manusia tentang manusia. Ringkasannya, pandangan Tuhan tentang manusia. Kitab suci alQur’an, sebagai kalam Tuhan, memuat begitu banyak informasi tentang manusia sebagai
makhluk sosial. Terdapat banyak konsep besar yang dimuat di dalam Al-Qur’an tentang
manusia. Dengan demikian, secara sederhana dapat dikatakan bahwa Al-Qur’an sebenarnya
adalah kitab Sosiologi.
Al-Qur’an sebagai kitab petunjuk sekaligus sebagai kitab pengetahuan, secara logis
ditunjukkan langsung kepada manusia. Al-Quran memang kitab suci tentang manusia karena
semuanya berkaitan dengan manusia dan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Bukti bahwa Al-Quran
kitab sosiologi adalah kitab sosiologi, di dalamnya berkenaan dengan interaksi sosial. Al-Quran
yang mengklaim dirinya sebagai pedoman hidup manusia secara keseluruhan.
Dalam pengaruhnya terhadap patologi sosial, sosiologi islam yang menyebutkan bahwa
Al-Quran merupakan kitab sosiologi yang sebenarnya yang merupakan suatu dasar yang kuku
dan tak berubah bagi semua prinsip-prinsip etik dan moral yang perlu bagi kehidupan ini.
Menurut Muhammad Asad, al-Quran memberikan suatu jawaban komprehensip untuk persoalan
tingkah laku yang baik bagi manusia sebagai makhluk sosial dalam rangka menciptakan suatu
kehidupan yang berimbang di dunia ini dengan tujuan terakhir kebahagiaan di akhirat. Al-quran

sendiri mengajarkan bahwa kehidupan yang baik di sini dan kini merupakan persyaratan bagi
kebahagiaan yang baik disini dan kini merupakan persyaratan bagi kehidupan yang akan datang.
Bagi seorang muslim, al-Quran merupakan manifestasi terakhir dari rahmat Allah kepada
manusia, disamping sebagai prinsip kebijaksanaan yang terakhir pula.
Seterusnya Al-Quran memperlakukan kehidupan manusia sebagai suatu keseluruhan
yang organic, semua bagian-bagiannya haruslah dibimbing oleh petunjuk dan perintah-perintah
etik dan moral yang bersumber dari wahyu terakhir itu, emmang Al-Quran mengajarkan konsep
kesatuan kehidupan yang padu dan logis.

Langkah yang dapat dilakukan oleh para pelaku dakwah atas persoalan yang terjadi di
tengah masyarakat, terutama bagi masyarakat yang terkena sosiopatik adalah dengan cara amar
ma’ruf, agar dapat mendekati dan menyentuk sisi kemanusiaan dan karenanya merupakan satu
kebutuhan pokok manusia. Sebab pada dasarnya setiap manusia, tidak mau apabila dirinya
diposisikan pada tempat yang dipersalahkan dari dipermasalahan. Oleh sebab itu, strategi amar
ma’ruf tidak dapat ditawar-tawar lagi dan merupakan kemestian dalam menciptakan masyarakat
yang baik, masyarakat yang damai, masyarakat yang dilingkupi oleh individu dan komunitas
yang sejahtera.
Dengan demikian, pengaruh sosiologi Islam terhadap patologi-patologi sosial sangatlah
berpengaruh, karena dapat meminimalisir munculnya patologi-patologi sosial dengan cara
dakwah amar ma’ruf nahi mungkar yang di dalamnya menyebarkan isi kandungan kitab

sosiologi yang paling utama yaitu Al-Quran.

KESIMPULAN
Sosiologi dipandang manusia ahli tentang manusia. Tegasnya, sosiologi adalah pendapat
manusia tentang manusia. Tampaknya, ada satu hal yang terabaikan, yakni pandangan Yang
Menciptakan manusia tentang manusia. Ringkasannya, pandangan Tuhan tentang manusia.
Kitab suci al-Qur’an, sebagai kalam Tuhan, memuat begitu banyak informasi tentang manusia
sebagai makhluk sosial. Terdapat banyak konsep besar yang dimuat di dalam Al-Qur’an tentang
manusia. Dengan demikian, secara sederhana dapat dikatakan bahwa Al-Qur’an sebenarnya
adalah kitab Sosiologi. Al-Qur’an sebagai kitab petunjuk. Dalam pengaruhnya terhadap patologi
sosial, sosiologi islam yang menyebutkan bahwa Al-Quran merupakan kitab sosiologi yang
sebenarnya yang merupakan suatu dasar yang kuku dan tak berubah.

REFERENSI
Dr. H. Agus Ahmad Safei, M.Ag. 2017. Sosiologi Islam. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Drs. Wiryo Setiana, M.Si. 2015. Patologi Sosial. Bandung: Mimbar Pustaka.
Dr. H. Agus Ahmad Safei. 2016. Sosiologi Dakwah. Yogyakarta: Deepublish.