STUDI PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN DIKABUPATEN KERINCI
STUDI PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN DIKABUPATEN KERINCI
(Studi Kasus :PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN DI KABUPATEN KERINCI)
1
2
3 1 Armasdi , Zaidir , Yutiar M. Yost 2 Program Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Bung Hatta, Jurusan Teknik Sipil, FT- 3 Universitas Andalas, Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Bung Hatta
Abstrak
Jalan mempunyai peran yang sangat strategis dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, dan sehingga harus dikelola dan difungsikan secara optimal. Untuk menjaga kondisi jalan agar dapat melayani transportasi secara optimal maka perlu dilakukan usaha-usaha pemeliharaan secara berkesinambungan. Pada dasarnya jalan akan mengalami penurunan fungsi strukturnya sesuai dengan bertambahnya umur dan akan menyebabkan kerusakan pada jalan. Umumnya kerusakan jalan yang timbul tidak disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi merupakan gabungan penyebab yang saling terkait satu sama lain. Kerusakan jalan saat ini menjadi suatu yang kontroversial dimana satu pihak mengatakan kerusakan dini pada perkerasan jalan disebabkan karena jalan didesain dengan tingkat kualitas dibawah standar dan di pihak lain menyatakan kerusakan dini perkerasan jalan disebabkan terdapatnya kendaraan dengan muatan berlebih yang biasanya terjadi pada kendaraan berat seperti muatan truk yang cenderung berlebihan. Berdasarkan fenomena tersebut, maka penelitian ini ditujukan untuk menjawab beberapa hal, diantaranya pertama untuk menentukan bobot kriteria prioritas pemeliharaan jalan di Kabupaten Kerinci dan kedua untuk menentuan prioritas pemeliharaan jalan di Kabupaten Kerinci. Pendekatan analisis yang dilakukan adalah dengan menggunakan proses pengambilan keputusan kriteria majemuk dengan menggunakan metoda Analitical Hierarchy Process (AHP). Penggunaan AHP tentunya melibatkan para ahli/pakar sebagai narasumber yang dituju untuk mendapatkan informasi terkait dengan substansi penelitian. Hasil analisis AHP memperlihatkan bahwa kondisi jalan merupakan kriteria utama dalam prioritas pemeliharaan dengan kontribusi 51.5%. Kriteria kedua adalah dampak ekonomi jalan terhadap kota dengan kontribusi 39.7% dan volume lalu lintas dengan kontribusi 8.8%. Kemudian hasil pengolahan data disimpulkan bahwa prioritas utama untuk pemeliharaan kerusakan jalan adalah Jalan B dengan bobot total penilaian sebesar 0.441. Hal ini berarti bahwa berdasarkan kombinasi penilaian perbandingan berpasangan semua alternative jalan yang memerlukan perawatan, 44.1% dari total penilaian menetapkan bahwa jalan B sebagai prioritas pertama untuk pemeliharaan kerusakan jalan dan prioritas kedua dalam pemeliharaan kerusakan jalan adalah jalan D, dengan bobot sebesar 29.3%.
Kata Kunci : Perawatan Jalan, Analytical Hierarchi Process, Prioritas Pengembangan
agar dapat melayani transportasi darat secara optimalmaka pemerintah perlu
1. PENDAHULUAN
Jalan mempunyai peran yang melakukan usaha-usaha sangat strategis dalam bidang ekonomi, pemeliharaanjaringan jalan secara sosial, budaya, dan sehingga harus berkesinambungan.Pada dasarnya jalan dikelola dan difungsikan secara akan mengalami penurunan fungsi optimal.Untuk menjaga kondisi jalan strukturalnyasesuaidenganbertambahnya umur dan akan menyebabkan kerusakan pada jalan.
Umumnya kerusakan jalan yang timbul tidak disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi merupakan gabungan penyebab yang saling terkait satu sama lain. Kerusakan pada perkerasan konstruksi jalan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, meliputi :
1. Kelebihan tonase
2. Air hujan atau sistem drainase jalan yang tidak baik.
3. Sifat material konstruksi perkerasan atau sistem pengolahan bahan yang tidak baik.
4. Curah hujan yang tinggi.
5. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil.
6. Akibat sistem pelaksanaan yang kurangbaik.
7. Sifat tanah dasarnya yang memang kurang baik.
8. Proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang kurang baik.
Kerusakan jalansaatinimenjadi suatuyang kontroversialdimanasatupihakmengataka nkerusakandinipadaperkerasanjalan disebabkan karenajalan didesaindengan tingkatkualitasdibawahstandardandi pihaklainmenyatakan kerusakan dini perkerasanjalan disebabkan terdapatnya kendaraandengan muatan berlebih (overloading) yang biasanyaterjadipada kendaraanberat seperti muatan tru k yangcenderungberlebihan. (JurnalTheAsiaFoundation2008Biaya
TransportasiBarang Angkutan, Regulasi,danPungutanJalandiIndonesial ”hal41danhal43 ) menunjukkanbahwa
rata- rata52%trukmengalamikelebihanmuatan sekitar 45%diatasbatasmuatanyangdiizinkan.Rat a-rataberatbebanadalahsekitar4 ton di atas beratyangdiizinkan.Kebanyakan trukmerupakanjenisbak terbuka danmengalamimodifikasi,banyakpemilik truk melakukanmodifikasiterhadap truk merekaagarbisamemuatbarangmelebihib atasbebanmuatyang ditentukan.Fokus dari penelitian ini adalah untuk menyusun prioritas pemeliharaan jalan di Kabupaten Kerinci, sesuai dengan tingkat kepentingan setiap ruas jalan tersebut bagi wilayah pelayanannya dengan mempertimbangkan adanya keterbatasan dana serta kerusakan yang terjadi.
2. PERMASALAHAN
Salah satu cara mendorong pembangunan ekonomi secara nasional tentunya dengan mendorong terlaksananya pembangunan yang ada didaerah.Berdasarkan latar belakang diatas terdapat permasalahan pemeliharaan jalan di Kabupaten Kerinci sebagai berikut: a. Keterbatasananggaran pemeliharaan jalan mengakibatkan tidak semua ruas jalan mampu ditangani pada waktu bersamaan sehingga perlu ditentukan urutan prioritas jalan yang akan dilakukan pemeliharaan.
b. Dalam penentuan prioritas pemeliharaan jalan diperlukan sejumlah kriteria penilaian kondisi jalan. Kriteria inilah yang nantinya digunakan untuk menyusun prioritas pemeliharaan jalan.
c. Ketidaktepatan dalam pengalokasian dana pemeliharaan jalan akan berpengaruh pada sasaran yang yang ingin dicapai dalam pemeliharaan jalan seperti peningkatan akses jalan, dampak perekonomian, sosial dan sebagainya.
3.
administrasi pemerintahan (status jalan),
PERTANYAAN PENELITIAN Berdasarkan permasalahan yang ada dan kelas jalan.
didalam penelitian ini, selanjutnya dapat
A. Klasifikasi jalan berdasarkan fungsi dirumuskan dua hal yang harus dijawab mengacu pada UUNo.38 tahun 2004 secara mendalam, yaitu : dan PP No.34 tahun 2006, adalah
1. Kriteria apa saja yang menjadi sebagai berikut:Sistem jaringan jalan
prioritas dalam pelaksanaan primer, Sistemjaringan jalan pemeliharaan jalan di Kabupaten sekunder Kerinci?
B. Klasifikasi Jalan MenurutStatus
2. Prioritas apa saja yang harus Jalan
dipertimbangkan dalam pelaksanaan Pengelompokan jalan dimaksudkan pemeliharaan jalan di Kabupaten untuk mewujudkan kepastian jalan Kerinci? berdasarkan wewenang Pembinaan
Jalan.Menurut PP No.26 tahun1985 4. tentang jalan, pengelompokan
TUJUAN PENELITIAN
Dengan memahami pentingnya berdasarkan wewenang tersebut peranan jalan, maka tujuan dari adalah sebagai berikut:Jalan Khusus, penelitian ini adalah : Jalan Desa, Jalan Kota, Jalan
a. Menentukan bobot kriteria prioritas Kabupaten, Jalan Provinsi, Jalan pemeliharaan jalan di Kabupaten Nasional.
Kerinci.
C. Klasifikasi Menurut Kelas Jalan
b. Penentuan prioritas pemeliharaan Klasifikasi menurut kelas jalan jalan di Kabupaten Kerinci berkaitan dengan kemampuan jalan untuk menerima beban lalu lintas, dinyatakan dalam Muatan Sumbu
5. TINJAUAN LITERATUR
5.1 Terberat MST) dalam satuan ton. Klasifikasi Jalan
Berdasarkan Undang–Undang RI BerdasarkanUU RI No.22 Tahun No.22 Tahun 2009 yang dimaksud 2009 pada pasal 19 ayat 2, jalan dengan jalan adalah seluruh bagian jalan, dapat diklasifikasikan menurut termasuk bangunan pelengkapnya yang kelasnya sebagaiberikut:Jalan Kelas diperuntukan bagi lalu lintas umum, I, Jalan Kelas II, Jalan Kelas III, yang berada dibawah permukaan tanah, Jalan Kelas Khusus. diatas pemukaaan tanah, dibawah permukaan air, serta diatas pemukaan
5.2 dan Penyebab Jenis-Jenis
air, kecuali jalan rel dan jalan kabel. Kerusakan PerkerasanAspal Jalan mempunyai peranan untuk Berdasarkan manual mendorong pembangunan semua satuan pemeliharaan jalan no. 03/MN/B/1983 wilayah pengembangan, dalam usaha dan Modul B.1.1. Prasarana mencapai tingkat perkembangan antar Transportasi, Campuran Beraspal daerah. Panas, yang dikeluarkan oleh
MenurutUndang Undang Nomor 38 Departemen Kimpraswil Badan tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Penelitian dan Pengembangan pada Republik Indonesia Nomor 34 Tahun tahun 2003, maka terdapat beberapa 2006 Tentang Jalan, jalan umum dapat kelompok kerusakan yang terjadi pada diklasifikasikan dalam sistem jaringan perkerasan aspal, yaitu cacat permukaan jalan, fungsi jalan, berdasarkan (disintegration), retak (cracking).
Umumnya kerusakan jalan yang timbul tidak disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi merupakan gabungan penyebab yang saling kait mengait.Menurut (Bina Marga 1997), kerusakan pada perkerasan konstruksi jalan dapat disebabkan oleh
b. Mengurangi tingkat kerusakan jalan.
Pekerjaan pemeliharaan bukanlah pekerjaan yang mudah jika dibandingkan dengan pembangunan jalan baru. Terlebih lagi pada saat kondisi terbatasnya anggaran serta adanya beberapa kendala teknis, antara lain, beban kendaraan yang cenderung makin
Tabel 1 Perbedaan Kegiatan Pemeliharaan dan Pembangunan Jalan
suatu jalan, maka kegiatan penyelenggaraan jalan sekarang telah berubah penekanannya, yaitu dari pekerjaan pembangunan jalan baru menuju ke pekerjaan pemeliharaan jalan.
5.4 Perbedaan Antara Pemeliharaan dan Pembangunan Jalan
Kegiatan mempertahankan kondisi jalan dilakukan untuk menjaga agar jalan dapat digunakan sepanjang tahun guna melayani kebutuhan sosial ekonomi masyarakat setempat.
c. Memperkecil biaya operasi kendaraan (BOK).
a. Mempertahankan kondisi agar jalan tetap berfungsi.
a. Lalu lintas diperhitungkan berdasarkan peningkatan beban yang tidak sesuai dengan disain (kelebihan tonase).
Kegiatan pemeliharaan jalan dilaksanakan dengan tujuan agar jalan dapat memberikan pelayanan sesuai dengan yang direncanakan. Secara umum dapat dijelaskan 3 (tiga) tujuan utama dari pemeliharaan jalan (World Bank, 1988 dalam seri Panduan Pemeliharaan Jalan Kabupaten),
Sesuai dengan karakteristiknya jalan akan selalu cenderung mengalami penurunan kondisi yang diindikasikan dengan terjadinya kerusakan pada perkerasan jalan. Maka untuk memperlambat kecepatan penurunan kondisi dan mempertahankan kondisi pada tingkat yang layak, jaringan jalan tersebut perlu dikelola pemeliharaannya dengan baik agar jalan tersebut tetap dapat berfungsi sepanjang waktu (Puslitbang Prasarana Transportasi, 2005).
f. Sifat tanah dasarnya yang memang kurang baik dan proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang kurang baik.
d. Iklim Indonesia dimana suhu udara dan curah hujan umumnya tinggi e. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil, akibat sistem pelaksanaan yang kurang baik
c. Sifat material konstruksi perkerasan atau sistem pengolahan bahan yang tidak baik.
b. Airyang dapat berasal dari air hujan atau sistem drainase jalan yang tidak baik.
5.3 Karakteristik Jalan
besar, kondisi cuaca serta gangguan lalu lintas pada saat pelaksanaan pemeliharaan.
Penyusunan dan penetapan prioritas, yaitu menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif pentingnya dengan melakukan perbandingan secara berpasangan terhadap elemen-elemen tersebut.Konsistensi logis yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan kriteria yang logis.
5.5 Prinsip Dasar AHP (Analytical Hierarchi Process)
(AHP) atau Proses Hirarki Analitik pada awalnya dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika dari University of Pittsburg Amerika Serikat awal tahun 1970-an.
Metode AHP merupakan suatu perangkat untuk menentukan pilihan dari berbagai alternatif yang sulit. Metode ini bekerja berdasarkan kombinasi input berbagai pertimbangan dari para pada informasi tentang elemen-elemen pendukung keputusan tersebut, yaitu untuk menentukan suatu set pengukuran prioritas dalam rangka evaluasi terhadap berbagai alternatif yang akan diambil dalam suatu produk keputusan.
Dalam menyelesaikan persoalan dengan menggunakan metode AHP, terdapat beberapa prinsip dasar dari metode AHP yang harus dipahami yaitu sebagai berikut:
a. Decomposition(prinsip menyusun hirarki).
b. Synthesis of
Priority (penyusunan dan penetapan prioritas).
Metode Analytical Hierarchi
Prinsip Decomposition menggambarkan dan menguraikan permasalahan secara hirarkis, yaitu memecah persoalan menjadi elemen-- elemen yang terpisah. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, elemen-elemen tersebut dipecahkan lagi sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan.
Process
6. METODOLOGI PENELITIAN
6.1 Tahapan Penelitian
Langkah pertama penelitian adalahmelakukanstudi pendahuluan permasalahan, tinjauan pustaka, identifikasimasalah, tujuan penelitian serta identifikasidatayangdigunakan.Selanjutn yadilakukanpengumpulan databaikdiperolehdaridataprimermaupun dari datasekunder.Dataprimerdalampenelitian ini diperolehmelalui kuisioner atauwawancarakepadapihak- pihak(stakeholders)yangberkompeten dalam pemeliharaanjalan.Sedangkan datasekunder dalampenelitianinidiperolehdaridatapena nganan jalan. Selanjutnyaakandilakukan penentuanurutan prioritas penangananjalankotadenganmetodeAnal
ytical HierarchyProcess (AHP)yangdiawali
denganpenyusunanhirarkiyaitudengan penentuan kriteria.Selanjutnyadilakukananalisis pembobotan dalampenentuanskalaprioritasjalandenga nmetodeAHP.Hasil skalaprioritaspenangananjalanKotayangd iperolehdari metodeAHPakan dibandingkandenganhasilskala prioritas.
c. Logical Consistency (Prinsip Konsistensi Logika). Adapun langkah-langkah penelitian ini,
4. Pustakaatauliteraturreferensiseba diperlihatkan pada Diagram Alur gaiacuanlandasanteori Penelitian dibawah ini: diperolehdari beberapatextbookyangberkaitand enganmetodeAnalytical
Hierarchy Process (AHP)
6.3 Kesimpulan Analisis
Tabel dibawah ini akan memberikan gambaran ringkas tentang proses analisis dan pengolahan data pada masing- masing tujuan yang telah ditetapkan, sajian table dibawah ini merupakan bentuk lain yang dapat dijadikan acuan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan.
Gambar 1 : Diagram Alir Proses Penelitian
6.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi ketersediaansaranapendukungdal am melakukanpenelitian
2. Melakukan survei untuk 7.
PEMBAHASAN
memperoleh data primer dalam
7.1 Penetapan Alternatif Ruas Jalan
penelitian mengenai persepsi
untuk Prioritas Pemeliharaan
penilaian pemeliharaan jaringan Wilayah administrative Kabupaten jalan dilakukan dengan Kerinci terdiri dari 11 kecamatan dengan mengajukan pertanyaan- total panjang jalan 1.171.799 KM pertanyaan dalam bentuk suatu dengan status administrasi jalan kuesioner kepada sejumlah merupakan jalan Kabupaten. Total ruas responden. jalan di Kabupaten Kerinci adalah 3.482
3. Pengumpulan data sekunder yang ruas dengan ruas jalan terbanyak berada meliputi data inventaris jalan di kecamatan Gunung Tujua yaitu Kabupaten, data alokasi dana sebanyak 344 ruas dengan total panjang pemeliharaan jalan dan data jalan 121.200 KM. biaya pemeliharaan jalan
7.3 Penyusunan Hirarki AHP
Pemilihan prioritas pemeliharaan jalan memerlukan suatu metode
Tabel 3
pendukung, yaitu analisa keputusan yang
Rekapitulasi Ruas Jalan di Kabupaten
merupakan suatu metode yang
Kerinci
digunakan oleh pengambil keputusan untuk mengevaluasi semua alternatif yang ada.Umumnya alternatif-alternatif tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri, yang membuat pengambil keputusan sukar untuk menentukan pilihannya. Berdasarkan alasan tersebut, maka salah satu cabang analisa keputusan yang sesuai dengan masalah ini adalah Multi-
Criteria Decision Making (Raharjo et.al.,
2000) dengan salah satu metode yang digunakan adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). Selanjutnya, berdasarkan tabel diatas dapat di tentukan tindakan atau respon terhadap risiko.Penentuan respon ini dibagi menjadi tiga, yaitu diterima dengan monitor dan review, mitigasi, atau dihindari.
7.2 Penetapan Responden
Penilaian kriteria dan prioritas pemeliharaan jalan dilakukan oleh team ahli.Team ahli terdiri dari akademisi ataupun praktisi yang menguasai dan memahami tentang pemeliharaan kerusakan jalan.Responden terdiri dari 3 orang ahli dengan kualifikasi sebagai berikut Ahli Transportasi, Kabid Bina Marga dan Kasi Jalan Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum. Ketiga ahli ini akan memberikan penilaian sesuai dengan pembobotan pada metode AHP untuk membandingkan tingkat kepentingan antara satu criteria dengan criteria lain ataupun satu ruas jalan dengan ruas jalan lainnya. Penilaian ini
Gambar
2 Hirarki Pemeliharaan
disebut dengan penilaian perbandingan
Kerusakan Jalan berpasangan.
7.4 Bobot Kriteria Pemeliharaan Jalan
7.6 Prioritas Pemeliharaan Kerusakan Jalan Berdasarkan Kriteria
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan AHP dapat terlihat bahwa prioritas utama untuk pemeliharaan kerusakan jalan adalah Jalan B dengan bobot total penilaian sebesar 0.441. Hal ini berarti bahwa berdasarkan kombinasi penilaian perbandingan berpasangan semua alternative jalan yang memerlukan perawatan, 44.1% dari total penilaian menetapkan bahwa jalan B sebagai prioritas pertama untuk pemeliharaan kerusakan jalan. Prioritas kedua dalam pemeliharaan kerusakan jalan adalah jalan D, dengan bobot sebesar 0.293 (29.3% dari total penilaian).
4 Prioritas Utama Pemeliharaan Kerusakan Jalan
Tabel
Berdasarkan hasil analisis berpasangan dari masing-masing alternative jalan terhadap sub criteria dengan menggunakan AHP, makan didapatkan prioritas utama pemeliharaan kerusakan jalan. Hasil analisis AHP untuk prioritas utama pemeliharaan kerusakan jalan dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
7.5 Prioritas Utama Pemeliharaan Kerusakan Jalan
3Bobot Kriteria Pemeliharaan Jalan
Gambar
x log x log x log x log = G log
Penentuan bobot criteria pemeliharaan jalan diolah dengan menggunakan metoda AHP dengan bantuan software Expert Choice
1 n n 3 2 1
2
3
n n G x x x x
3. Ekonomi : E Perhitungan rata-rata geometric untuk perbandingan berpasangan perlu dilakukan dikarenakan jumlah responden terdiri dari 3 orang ahli. Perhitungan nilai rata-rata dilakukan dengan menggunakan rata-rata geometric dengan persamaan sebagai berikut:
2. Volume lalu lintas : V
1. Kondisi jalan : K
11.5.Hasil penilaian terhadap criteria pemeliharaan jalan dan prioritas pemeliharaan jalan dapat dilihat pada lampiran B. Perhitungan bobot untuk masing-masing criteria dilakukan dengan membuat matriks perbandingan berpasangan untuk masing-masing criteria dengan simbol sebagai berikut:
Pada sub bagian ini akan diperlihatkan prioritas pemeliharaan kerusakan jalan berdasarkan masin- masing criteria pemeliharaan kerusakan jalan yaitu kondisi jalan, ekonomi dan volume lalu lintas. pemeliharaan kerusakan jalan dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel
5Prioritas Pemeliharaan Kerusakan Jalan Berdasarkan Tabel
8Rekapitulasi Prioritas Kriteria Kondisi Jalan Pemeliharaan Kerusakan Jalan Tabel
6Prioritas Pemeliharaan Kerusakan Jalan Berdasarkan Kriteria Volume lalu Lintas 8. PENUTUP
8.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Hasil analisis AHP memperlihatkan bahwa kondisi jalan merupakan
Tabel
7Prioritas Pemeliharaan
criteria utama dalam prioritas
Kerusakan Jalan Berdasarkan
pemeliharaan jalan dengan
Kriteria Ekonomi
kontribusi 51.5%. Kriteria kedua adalah dampak ekonomi jalan terhadap kota dengan kontribusi 39.7% dan volume lalu lintas dengan kontribusi 8.8%.
2. Sub criteria kondisi jalan memperlihatkan bahwa jalan yang berlubang memberikan kontribusi penilaian terbesar yaitu 43.8%. Kontribusi berikutnya diberikan oleh jalan dengan legokan/amblas
7.7 Prioritas Rekapitulasi
dengan kontribusi 25.5% dan jalan
Pemeliharaan Kerusakan Jalan
dengan alur bekas roda dengan Hasil analisis dengan kontribusi 12.4%. menggunakan metode AHP, maka
3. Sub criteria volume lalu lintas didapatkan prioritas utama pemeliharaan memperlihatkan bahwa jalanan yang kerusakan jalan adalah jalan
B. dilalui truk sedang/berat
Rekapitulasi hasil analisis prioritas memberikan kontribusi terbesar yaitu sebesar 49%. Kontribusi dengan bobot 0.485. Hal ini berarti berikutnya diberikan oleh truk bahwa dari keseluruhan penilaian ringan dengan kontribusi 27.6% dan criteria volume lalu lintas, 48.5% bus dengan kontribusi 11.2%. penilaian menetapkan jalan B
4. Sub criteria ekonomi sebagai prioritas pertama memperlihatkan bahwa manfaat pemeliharaan kerusakan jalan dilihat jalan secara ekonomis terhadap kota dari criteria dampak jalan terhadap memberikan kontribusi terbesar perkembangan ekonomi kota. dalam penentuan prioritas Sedangkan prioritas kedua adalah pemeliharaan jalan yaitu sebesar jalan D dengan bobot 0.261 dan 85.6% dan biaya pemeliharaan jalan perioritas ketiga jalan C dengan sebesar 14.4%. bobot penilaian 0.135.
5. Berdasarkan hasil pengolahan data
8. Berdasarkan criteria volume lalu dengan AHP dapat terlihat bahwa lintas jalan D merupakan prioritas prioritas utama untuk pemeliharaan pertama dalam pemeliharaan kerusakan jalan adalah Jalan B kerusakan jalan dengan bobot 0.467. dengan bobot total penilaian sebesar Hal ini berarti bahwa dari 0.441. Hal ini berarti bahwa keseluruhan penilaian volume lalu berdasarkan kombinasi penilaian lintas, 46.7% penilaian menetapkan perbandingan berpasangan semua jalan D sebagai prioritas pertama alternative jalan yang memerlukan pemeliharaan kerusakan jalan. perawatan, 44.1% dari total penilaian menetapkan bahwa jalan B
8.2 Saran
sebagai prioritas pertama untuk
1. Sebaiknya Dinas Pekerjaan pemeliharaan kerusakan jalan. Umum menerapkan hasil kajian Prioritas kedua dalam pemeliharaan ini sehingga dapat mencapai kerusakan jalan adalah jalan D, sasaran perbaikan mutu jalan dengan bobot sebesar 0.293 (29.3% dimasa akan datang dari total penilaian)
2. Penelitian lanjutan yang dapat
6. Berdasarkan criteria kondisi jalan, dilakukan berdasarkan hasil akhir jalan B menempati posisi pertama yang diperoleh adalah dengan sebagai prioritas pemeliharaan mengembangkan lebih lanjut kerusakan jalan dengan bobot 0.442. variabel lain selain dari kriteria Hal ini berarti bahwa dari yang telah dirumuskan dalam keseluruhan penilaian criteria penelitian ini. Hal ini didasari kondisi jalan, jalan 44.2% penilaian dari asumsi bahwa perubahan menetapkan jalan B sebagai paradigma yang dipengaruhi oleh prioritas pertama pemeliharaan teknologi menjadi fokus utama kerusakan jalan dilihat dari criteria perbaikan yang mutlak dilakukan kondisi jalan. Sedangkan prioritas dimasa akan datang. kedua adalah jalan D dengan bobot 0.284 dan perioritas ketiga jalan A 9.
REFERENSI
dengan bobot penilaian 0.137. Amborowati (2004), Analisis Hirarki
7. Berdasarkan criteria ekonomi, jalan Proses “Pendekatan Pengambilan B merupakan prioritas pertama Keputusan Kriteria Majemuk”, dalam pemeliharaan kerusakan jalan Jakarta
Daft, Richard L (1992), Organization Toruan, R.L (2005), Panduan Penerapan
Theory and Design , West Publishing Manajemen Mutu ISO 9001:2000, Company, New York. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Donald S. Barrie (1992), Professional Wiryodiningrat, P. (1997), ISO 9000
Construction Management , 1992. Untuk Kontraktor, PT. Gramedia
Ervianto, W.I (2002), Manajemen Pustaka Utama, Jakarta Proyek Konstruksi, Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Farid, M (2005), Identifikasi Faktor- Faktor Penyebab Permasalahan Pengembangan Kemampuan Kontraktor Kecil dan Menengah dalam Dinamika Otonomi Daerah (Studi kasus Kabupaten Bandung), Tesis Magister, Institut Teknologi Bandung.
Hendricson, (2000), Project Management for contruction. Ilyas.M. (1998), Buletin Pengawasan
No. 13 & 14 Th.1998. www.pu.go.id Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi /LPJK, (2004), Klasifikasi dan Kualifikasi, www.lpjk.or.id Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi /LPJK, (2008), Registrasi usaha jasa pelaksana konstruksi,
www.lpjk.or.id
Oberlender, (2000).Project Management for Engineering and Contruction. Pribadi K.S, Affandi. F, Firmandi.A.
(1998), Jurnal Teknik Sipil Vol.5 No.1 Januari 1998, Institut Teknologi Bandung.
Singarimnbun,M. (1989), Metode Penelitian Survey, LP3S, Jakarta. Soenarno (2003), LPJK Harus Berbenah
Diri. www.lpjk.or.id . Download internet 10 Agustus 2008. Tika, M.P (2005), Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan,
Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Tjokrowinoto,M. (1981), Tahap – Tahap
Penelitian Sosial Dalam Metodologi Penelitian, Lembaga Pendidikan Doktor UGM, Yogyakarta.