KAJIAN PERBANDINGAN TARIF SEWA ALAT BERAT BERDASARKAN PERDA KABUPATEN KERINCI NO. 23 TAHUN 2011 TENTANG BIAYA SEWA ALAT BERAT DENGAN SEWA PIHAK SWASTA ARTIKEL

  

KAJIAN PERBANDINGAN TARIF SEWA ALAT BERAT BERDASARKAN

PERDA KABUPATEN KERINCI NO. 23 TAHUN 2011 TENTANG BIAYA

SEWA ALAT BERAT DENGAN SEWA PIHAK SWASTA

ARTIKEL

H A D R I

  1010018312073

  

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS BUNG HATTA

2016

  

KAJIAN PERBANDINGAN TARIF SEWA ALAT BERAT

BERDASARKAN PERDA KABUPATEN KERINCI NO. 23 TAHUN

2011 TENTANG BIAYA SEWA ALAT BERAT DENGAN SEWA

PIHAK SWASTA

  1

  

2

  3 Hadri , Alizar Hasan , Indra Yurmansyah

  1 Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta,

  2 Fakultas Teknik Universitas Andalas,

  3 Politeknik Negeri Padang

ABSTRACT

  The problems that arise from the current rate implications are also unfavorable for the government because contractors are more likely to hire the tools provided by the private sector, the reality tool rental rates imposed by the private sector is much higher than the rental rates of government. The result of the calculation calculations PAD Kerinci derived from the rental of heavy equipment in the year 2012 until 2014 seen a sharp decline an average of 35.23% annually although in 2015 there was a slight rise, but not quite as sharp as the reception in 2012. The results of the identification An initial look that the basic rate applied by the private sector accompanied by providing skilled operator and machine conditions in a state of sufficient so that the possibility of working hours lost or unproductive can be suppressed properly and effectively. Starting from this problem, the study is intended to determine the factors that influence the differences between the heavy equipment rental rates Kabupaten Kerinci Regulation No. 23, 2011 with the rental rate of the private sector and at the same time determine the feasibility of heavy equipment rental rates of by Kerinci District Regulation No. 23 of 2011 which is based on the working capacity of the tool. Based on calculations and analysis using a variety of approaches, the obtained results that the heavy equipment rental rates are specified in Kerinci District Regulation No. 23 in 2011 was not in accordance with the working capacity of the tool and is relatively lower than the rental rates that the other party (private). This difference is caused by several dimensions of the condition and performance of the tool when used with and the recency of the condition of the tool is based on the residual value when the tool is used.

  Keywords: Heavy Equipment, Regional Original Revenue

  syaratkan, terutama dalam pembangunan dan

1. PENDAHULUAN pemeliharaan jalan. Setiap tahun Dinas

  Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci Pemakaian alat berat dalam pekerjaan- mengalokasikan dana yang tidak sedikit pekerjaan teknik sipil, pertambangan, dan untuk kegiatan pembangunan, pemeliharaan pemindahan tanah berskala besar, hampir tak maupun peningkatan kondisi jalan di dapat dielakkan. Bahkan alat-alat tersebut Kabupaten Kerinci. Pada Tahun Anggaran merupakan faktor yang sangat menentukan 2012 Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten keberhasilan penyelesaian pekerjaan tepat Kerinci mengalokasikan dana sebesar Rp. 75 jalan dan jembatan (Dinas Pekerjaan Umum, 2012). Pembangunan dan pemeliharaan jalan di Kabupaten Kerinci adalah proyek yang didanai oleh Pemerintah, sehingga semua bersamaan dalam tahun anggaran yang sama, dan seringkali suatu proyek mengalami keterlambatan dalam penyelesaiannya dan hasilnya juga kurang begitu memuaskan. Keterlambatan terjadi disebabkan karena kurang nya peralatan yang memadai untuk pelaksanaan proyek. Terbatasnya alat berat yang tersedia di Kabupaten Kerinci, membuat kontraktor yang tidak mempunyai alat berat harus menyewa pada Kontraktor besar yang memiliki alat berat. Hal ini secara tidak langsung membuat ketergantungan Pemerintah Kabupaten Kerinci pada ketersediaan alat berat yang dimiliki Kontraktor besar. Ketergantungan tersebut menyebabkan harga sewa yang meningkat karena perlatan yang dimiliki kontraktor tersebut juga tidak mencukupi kebutuhan akan alat berat. Pemerintah Kabupaten Kerinci, dengan anggaran yang terbatas berupaya untuk meningkatkan mutu hasil pekerjaan jalan di Kabupaten Kerinci dengan mengadakan pengadaan alat berat.

  Pengadaan alat berat tersebut kegiatannya pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci pada Tahun Anggaran 2010, yang terdiri atas Bulldozer, excavator, Motor

  Greder dan Dump Truck. Tahun 2011

  pengadaan 2 unit vibro roller, Tahun 2012 pengadaan 1 unit Tandem Roller dan 1 unit Asphal Finisher. Kebijakan pengadaan alat berat ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan peralatan dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan di Kabupaten Kerinci, agar pekerjaan tersebut dapat selesai sesuai dengan mutu, waktu dan kwalitas yang telah ditetapkan. Kebijakan pengadaan atau pembelian alat berat tersebut berimplikasi pada diperolehnya pendapatan asli daerah (PAD) bagi Pemerintah Kabupaten Kerinci yaitu dari retribusi sewa alat berat. Penetapan tarif sewa alat berat dalam hal ini tentunya melalui tahap usulan rancangan peraturan daerah (RANPERDA) tentang penetapan sewa alat berat yang Peraturan Daerah (PERDA). Permasalahan yang muncul dari tarif yang ada saat ini memberikan implikasi yang juga tidak menguntungkan bagi pemerintah karena kontraktor lebih cenderung menyewa alat yang disediakan oleh pihak swasta, kenyataannya tarif sewa alat yang diberlakukan oleh pihak swasta jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tarif sewa pemerintah. Hasil kalkulasi perhitungan PAD Kabupaten Kerinci yang berasal dari sewa alat berat pada tahun 2012 s.d 2014 terlihat adanya penurunan yang cukup tajam rata-rata 35.23% setiap tahun meskipun di tahun 2015 terjadi sedikit kenaikan, namun tidak terlalu tajam seperti penerimaan pada tahun 2012. Hasil identifkasi awal yang dilakukan terlihat bahwa tarif dasar yang diberlakukan oleh swasta diiringi dengan menyediakan operator terampil dan kondisi alat berat dalam keadaan memadai sehingga kemungkinan jam kerja hilang atau tidak produktif bisa ditekan dengan baik dan efektif. Dari uraian di atas penulis merasa perlu melakukan kajian terhadap penetapan tarif sewa alat berat seperti yang telah ditetapkan didalam Peraturan Daerah No. 23 tahun 2011, pembahasan yang akan dilakukan lebih dititik beratkan pada upaya untuk meingidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan tarif dan sekaligus menjadi masukan bagi pemerintah untuk mengoptimalkan alat berat yang ada saat ini.

  2. Pertanyaan penelitian

  1. Apakah tarif sewa alat berat yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci No. 23 tahun 2011 sesuai dengan kapasitas kerja alat dan

  Analisis Operasional Alat Berat

  • Waktu
  • Material
  • Faktor Efisiensi

  Biaya pengoperasian alat akan timbul ketika alat berat dipakai. Biaya pengoperasian alat berat meliputi biaya bahan bakar, pelumas, perawatan dan perbaikan, serta operator yang menggerakkan alat juga termasuk dalam biaya pengoperasian alat.

  Biaya Operasianal Alat Berat

  cost ).

  Biaya alat berat dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu biaya pasti alat per jam kerja dan biaya pengoperasian alat. Pihak yang memiliki alat berat harus menanggung biaya kepemilikan alat berat (ownership cost). Pada saat suatu alat berat dioperasikan maka akan ada biaya pengoperasian (operation

  Biaya Operasional Alat Berat

  Sebagaimana telah dinyatakan sebelumnya, bahwa produksi kerja alat berat dipengaruhi tiga faktor utama yaitu : waktu siklus, jenis material, dan factor efisiensi atau faktor koreksi. Dari ketiga faktor tersebut, jenis material adalah faktor yang paling menentukan.Karena pada hakekatnya waktu siklus dan faktor efisiensi kerjapun sangat tergantung pada jenis material yang diolah. (Darmansyah Nabar, 1998)

  Analisis Produksi Kerja Alat Berat

  (Menurut Darmansyah Nabar, 1998) Dalam pengoperasian alat berat ada 3 aspek penting yang perlu dipertimbangkan yaitu :

  Penggunaan alat-alat berat yangg kurang tepat dengan kondisi dan situasi lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya produksi, tidak tercapainya jadwal/target yang telah ditentukan, atau kerugian biaya operasional yang tidak semestinya.Yang dimaksud dengan Alat berat adalah peralatan sumber daya yang melipat gandakan jasa manusia untuk mencapai usahanya sekaligus menunjukkan spesifikasi jenis usaha manusia. (Kepmen PU no. 585/KPTS/1988).Tujuan dari penggunaan alat-alat berat tersebut adalah untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih singkatAlat Berat merupakan sarana dan prasarana untuk membantu meningkatkan pembangunan kegiatan proyek dan untuk mengatasi bencana-bencana yang disebakan oleh alam. Alat berat mempunyai beberapa jenis dan berdasarkan fungsi masing-masing alat-alat berat serta cara mengoperasikan alat-alat tersebut berbeda-beda. (Pedoman Penggunaan Perlatan Departemen PU, 1988).

  sebanding dengan tarif sewa yang di tetapkan oleh pihak lain.

  4. Tinjauan Literatur Alat Berat

  23 Tahun 2011 yang berdasarkan pada Kapasitas kerja alat

  alat berat yang ditetapakan oleh Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci No

  2. Untuk mengetahui kelayakan tarif sewa

  mempengaruhi perbedaan tarif sewa alat berat antara Perda Kabupaten Kerinci No. 23 tahun 2011 dengan tarif sewa dari pihak lain

  1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang

  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

  3. Tujuan Penelitian

  2. Faktor apa saja yang menyebabkan terdapatnya perbedaan besar tarif sewa dan swasta.

  Analisis Korelasi Pearson Korelasi Sederhana merupakan suatu Teknik Statistik yang dipergunakan untuk mengukur kekuatan hubungan 2 Variabel dan juga untuk dapat mengetahui bentuk hubungan sifatnya kuantitatif. Kekuatan hubungan antara 2 variabel yang dimaksud disini adalah apakah hubungan tersebut ERAT, LEMAH, ataupun TIDAK ERAT sedangkan bentuk hubungannya adalah apakah bentuk korelasinya Linear Positif ataupun Linear Negatif. Kekuatan Hubungan antara 2 Variabel biasanya disebut dengan Koefisien Korelasi dan dilambangkan dengan symbol “r”. Nilai Koefisian r akan selalu berada di antara -1 sampai +1.

  Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian. Adapun data yang akan dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) data, yaitu data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini teknik atau metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menyiapkan kuisioner dengan tujuan memperoleh data primer yang disusun berdasarkan parameter-parameter analisis yang dibutuhkan. Kuisioner tersebut diberikan kepada orang-orang yang terlibat langsung dalam proses pemakaian dan penyewaan Alat berat. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah secara kualitatif dan kuantitatif, yaitu pendekatan campuran yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisis data hasil penelitian secara langsung dan mengalisis kembali data tersebut menggunakan perhitungan statistik. akan ditambah dengan wawancara bebas dan observasi lapangan. Dan Jenis data kualitatif yang digunakan nantinya akan diangkakan dalam bentuk rangking yaitu dengan menggunakan skala likert. Adapun skala yang digunakan yaitu 1 s/d 5 dimana :

  1. Sangat Tidak Pengaruh

  2. Tidak Pengaruh

  3. Ragu-ragu

  4. Pengaruh

  5. Sangat Pengaruh

5. Metodologi Penelitian Data Penelitian

  Kriteria Pemilihan Responden

  Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini, peneliti penggunakan teknik Purposive Sampling atau pemilihan secara sengaja dengan pertimbangan responden adalah orang yang terkait atau terlibat langsung sehingga dianggap mempunyai kemampuan dan mengerti dengan permasalahan terkait dengan Penetapan dan penyewaan Alat berat. Responden yang dituju didalam penelitian ini adalah :

  • Dinas Pekerjaan Umum melalui UPTD Work Shop sebagai pengelola langsung Alat Berat
  • Petugas Bendahara Penerimaan yang merupakan petugas dalam melaksanakan Pemungutan sewa Alat Berat
  • Kontraktor/Penyewa yang merupakan pengguna jasa / pemakai Alat berat.

  Validasi Kuesioner

  Validasi kuesioner ini dilakukan setelah informasi ataupun jawaban dari responden pada kuesioner pendahuluan yang disajikan secara terbuka (kuesioner tahap pertama). Pihak-pihak yang ditetapkan layak dan kompeten untuk keperluan validasi jawaban responden pada kuesioner pertama ini adalah Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Proses awal untuk menemukenali faktor Kerinci, Kepala UPTD Work Shop Dinas penyebab perbedaan tarif sewa dimulai Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci, dengan menggali pendapat pengguna melalui Bendahara Penerimaan Dinas Pekerjaan instrument kuesioner, penyusunan kuesioner Marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten pertama adalah kuesioner terbuka yang Kerinci, PPTK Perencanaan Bidang Bina diberikan kepada 25 orang pengguna.

  Marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Selengkapnya tahapan pengolahan data ini Kerinci. Setelah melalui proses validasi, dapat digambarkan sebagai berikut: selanjutnya akan disusun pertanyaan tertutup dengan menggunakan pilihan jawaban 1 sampai 5 seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.

  Instrumen Pengolahan Data

  Instrumen pengolahan data merupakan suatu proses pengolahan yang diperoleh melalui survey. Instrumen pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah : a. Statistik deskriptif

  b. Statistik inferensial

  Lokasi Penelitian

  Penelitian ini dilakukan terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci No 23 Tahun 2011 Tentang Tarif Sewa Alat Berat.

  Pelaksanaan kegiatan proyek fisik Dinas Pekerjaan Umumyang terdapat di Kabupaten Kerinci, Penelitian ini dilakukan untuk mendapat taris sewa alat berat yang tepat.

  Tahapan Dan Metode Analisis

  Tahapan pembahasan dan analisis yang dilakukan didalam penelitian ini meliputi:

  • Perhitungan Nilai Buku Alat Pada Saat Tahun 2015

  Gambar 1

  • Perhitungan Produktifitas Alat Berat Kerangka Kerja Analisis
  • Perhitungan Tarif Dasar Sewat Alat Berat

  Penentuan Kelayakan Tarif Sewa Alat

  6. Analisa Dan Pembahasan

  Dari hasil perhitungan tarif yang telah

  Excavator/Backhoe

  diperoleh selanjutnya dapat ditentukan Dari hasil perhitungan diatas terlihat tingkat kelayakan secara finansial untuk bahwa excavator yang ada saat ini setiap peralatan. Parameter kelayakan tarif dengan gambaran kondisi lapangan sewa diukur dari dua indicator secara berdasarkan nilai Fad an Fb adalah

  3

  ekonomi, yaitu : sebesar 61.75 m /jam atau 432.2541

  Net Present Value (NPV) m /hari.

  • 3
  • Discounted Payback Periods

  Bulldozer Identifikasi Faktor Penyebab Perbedaan

  Untuk perhitungan kapasitas Bulldozer

  Perlakuan Tarif Sewa

  berikut : q = 3,38 m

  3

  , kecepatan maju max 3,7 km/jam (3,7 km/jam karena menggunakan mesin TOROFLOW maka kecepatan maju minimumnya 0,75 x 3,7 mundur max 8,2 km/jam (8,2 km/ jam karena menggunakan mesin TOROFLOW maka kecepatan mundur minimumnya 0,85 x 8,2 = 6,97 km/jam (116,2 m/min), waktu ganti persneling 0,50 menit, sehingga diperoleh: Jika diberikan nilai effesiensi kerja baik dengan koefisien 0,75, maka selanjutnya kapasitas kerja bulldozer (Q) adalah sebesar: Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kapasitas kerja bulldozer adalah sebanyak 107, 8 m

  3 /jam.

  Motor Grader

  Motor Grader merupakan alat perata yang memiliki berbagai kegunaan dan biasanya digunakan untuk meratakan tanah dan membentuk permukaan tanah. Grader juga dapat dimanfaatkan untuk mencampurkan dan menebarkan tanah dan campuran aspal. Pada umumnya Motor Grader digunakan pada suatu proyek dan perawatan jalan. Dengan asumsi panjang lokasi yang akan diratakan adalah sebesar 360 feet (d) dengan kecepatan rata-rata motor grader adalah 6 mph (6 x 88 fpm) dengan efisiensi sebesar E = 0,80 maka akan diperoleh kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan pekerjaan adalah sebesar :

  Backhoe Loader

  Dari rata-rata waktu siklus yang diperoleh selanjutnya diperkirakan peralatan ini akan mampu menghasilkan setiap jamnya sebagai ukuran tingkat produktitas peralatan adalah sebesar : Produksi/jam = x 3,5 x 0,9 x 0,83 =

  307,6 m

  3 /jam Tandem Roller

  Selanjutnya dengan menggunakan data spesifikasi dan kondisi lapangan yang ada saat ini maka produktifitas peralatan ini dapat dihitung dengan parameter sebagai berikut: Dari hasil perhitungan ini diperoleh produktifitas peralatan ini setiap jamnya adalah sebesar 29.88 m

  3 /jam Perhitungan Tarif Dasar Sewat Alat Berat

  Selanjutnya akan disajikan perhitungan tariff dasar sewa masing-masing alat dengan rincian sebagai berikut:

  1. Excavator/Backhoe

  Perhitungan biaya sewa alat untuk excavator ini adalah sebagai berikut:

  • Nilai Sisa Alat Nilai Sisa Alat dihitung formulasi Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan umum yaitu 10% dari nilai investasi asset yaitu sebesar Rp 159.000.000.
  • Faktor Angsuran Modal sebesar 0.15
  • Biaya Pengembalian Modal Biaya ini diperoleh sebesar
  • Biaya Asuransi dan Lainnya

  Beban biaya asuransi dan biaya lainnya ditetapkan sebagai bentuk beban biaya untuk peruntukan risiko tidak produktifnya alat dikarena

  • Nilai Sisa Alat Nilai Sisa sebesar Rp 160.000.000.
  • Biaya Bahan Bakar, Biaya Pelumas dan Biaya Perawatan Hasil perhitungan menyebutkan bahwa untuk satu jam pemakaian/sewa excavator ini akan dibebankan biaya sebesar Rp 267.224,22 perjam yang terdiri dari Rp 84.682,99 untuk biaya pasti perjam dan Rp 182.224,22 biaya operasi perjam.
  • Faktor Angsuran Modal Sama halnya dengan alat lainnya, faktor angsuran modal adalah sebesar
  • Biaya Pengembalian Modal Biaya pengembalian modal sebesar Rp
  • Biaya Asuransi dan Lainnya Beban biaya asuransi dan biaya lainnya adalah sebesar Rp Biaya untuk satu jam pemakaian/sewa motor grader ini akan dibebankan biaya sebesar Rp 266.389,33 perjam yang terdiri dari Rp 83.642,47 untuk biaya pasti perjam dan Rp 182.746,86 biaya operasi perjam. Jika kemudian diasumsikan bahwa biaya bahan bakar ditanggung sepenuhnya oleh pengguna maka biaya minimal sewa yang akan dibayarkan oleh pengguna adalah sebesar Rp 194.614,33/jam.

  Perhitungan biaya sewa alat untuk bulldozer ini adalah sebagai berikut:

  3. Motor Grader

2. Bulldozer

  • Nilai Sisa Alat Nilai sisa sebesar Rp 179.800.000.
  • Faktor Angsuran Modal Besarnya faktor angsuran modal diperoleh sebesar 0.15.
  • Biaya Pengembalian Modal sebesar Rp

  4. Backhoe Loader

  • Biaya Asuransi dan Lainnya Beban biaya sebesar Rp Biaya satu jam pemakaian/sewa bulldozer ini akan dibebankan biaya sebesar Rp 280.404,30 perjam yang terdiri dari Rp 95.761,01 untuk biaya pasti perjam dan Rp 184.643,29 biaya operasi perjam. Jika kemudian diasumsikan bahwa biaya bahan bakar ditanggung sepenuhnya oleh pengguna maka biaya minimal sewa yang akan dibayarkan oleh pengguna adalah sebesar Rp 210.804,30/jam.
  • Nilai Sisa Alat Nilai Sisa Backhoe Loader ini adalah sebesar Rp 139.500.000.
  • Faktor Angsuran Modal sebesar 0.15

  Hasil perhitungan biaya sewa alat ini adalah sebesar Rp 168.303,83 perjam yang terdiri dari Rp 74.297,34 untuk biaya pasti perjam dan Rp 94.006,49 biaya operasi perjam. Jika kemudian

  • Nilai Sisa Alat Nilai Sisa Alat sebesar Rp Rp 85.000.000
  • Faktor Angsuran Modal sebesar 0.15

  akan diperoleh masa pengembalian pada tahun ke 12 dengan nilai buku asset pada saat itu adalah sebesar Rp 49.398.765,39. Dengan asumsi umur ekonomis asset ini 15 tahun maka akan diperoleh NPV sebesar Rp

  Tabel 1

  Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pihak swasta yang memiliki dan menyewakan alat berat selama ini dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan hasil perhitungan tariff dasar yang diperoleh relative lebih murah dibandingkan dengan pihak swasta. Tabel berikut akan memuat informasi perbandingan tariff dan nilai parameter kelayakan tariff yang diusulkan.

  Perbandingan Tarif Sewa Alat Dengan Pihak Swasta

  Perhitungan kelayakan tariff dasar yang diberlakukan untuk tandem roller sebesar Rp 113.820,56/jam akan diperoleh masa pengembalian pada tahun ke 10 dengan nilai buku asset pada saat itu adalah sebesar Rp 49.668.089,21. Dengan asumsi umur ekonomis asset ini 15 tahun maka akan diperoleh NPV sebesar Rp 263.658.114,25

  4. Tandem Roller

  Perhitungan kelayakan tariff dasar yang diberlakukan untuk backhoe loader sebesar Rp 146.553,83 /jam akan diperoleh masa pengembalian pada tahun ke 14 dengan nilai buku asset pada saat itu adalah sebesar Rp 4.005.901,77. Dengan asumsi umur ekonomis asset ini 15 tahun maka akan diperoleh NPV sebesar Rp 49.468.790,19

  3. Backhoe Loader

  Rp 210.804,30/jam

  diasumsikan bahwa biaya bahan bakar ditanggung sepenuhnya oleh pengguna maka biaya minimal sewa yang akan dibayarkan oleh pengguna adalah sebesar

  Perhitungan kelayakan tariff dasar yang diberlakukan untuk bulldozer sebesar

  2. Bulldozer

  Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa dengan perlakukan tariff sewa sebesar Rp 195.442,22/jam akan diperoleh masa pengembalian pada tahun ke 9 dengan nilai buku asset pada saat itu adalah sebesar Rp 14.247.882,26. Dengan asumsi umur ekonomis asset ini 15 tahun maka akan diperoleh NPV sebesar Rp 528.768.272,12

  1. Excavator/Backhoe

  Dari hasil perhitungan tarif yang telah diperoleh selanjutnya dapat ditentukan tingkat kelayakan secara finansial untuk setiap peralatan, yaitu:

  Perhitungan Kelayakan Tarif Sewa Alat

  Besarnya biaya tarif sewa alat ini adalah sebesar Rp 146.445,56 perjam yang terdiri dari Rp 45.270,78 untuk biaya pasti perjam dan Rp 101.174,78 biaya operasi perjam. Jika kemudian diasumsikan bahwa biaya bahan bakar ditanggung sepenuhnya oleh pengguna maka biaya minimal sewa yang akan dibayarkan oleh pengguna adalah sebesar Rp 113.820,56/jam.

  5. Tandem Roller

  Perbedaan dan Selisih Tarif Sewa Alat Menurut Pihak Swasta dan PU Kab. Kerinci

  Distribusi ini menyimpulkan bahwa pernyataan “semakin tinggi kemampuan operator akan berdampak pada samakin tinggi produktifitas kerja dan ini menjadi

  Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016

  Sementara hasil perhitungan kelayakan tariff ketika memilih sewa alat yang disediakan sewa alat berdasarkan hasil perhitungan baik oleh swasta ataupun pemerintah” sebelumnya disajikan secara sederhana pada merupakan hal yang sangat menentukan tabel dibawah ini. pengguna pada saat menjatuhkan pilihan sewa alat berat.

  Tabel 2

  Hasil Perhitungan Parameter Kelayakan

  3. Pilihan jawaban responden untuk Tarif Sewa Alat pernyataan jaminan pelayanan yang diberikan oleh penyedia alat merupakan hal yang juga membedakan pelaksanaan tarif yang diberikan baik oleh swasta ataupun pemerintah adalah 32% responden ragu-ragu dalam menilai

  Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016

  antara pengaruh dan tidak pengaruh, kemudian 48% menyatakan berpengaruh

  Faktor Penyebab Perbedaan Perlakuan

  dan sisanya 20% menyatakan sangat

  Tarif Sewa

  berpengaruh. Jika dilihat dari sebaran Data hasil penjajakan opini yang dilakukan jawaban responden maka dapat kepada para pengguna jasa alat berat di disimpulkan bahwa kriteria ketiga ini Kabupaten Kerinci diperoleh informasi juga menjadi hal yang menyebabkan sebagai berikut: responden memilih penyedia jasa yang

  1. Responden yang menyatakan ragu-ragu mampu memberikan kebutuhan ini. untuk pernyataan bahwa perbedaan tarif salah satunya dipicu oleh karena adanya

  4. Responden menyatakan bahwa “kondisi variansi kemampuan operator yang dan performansi alat pada saat digunakan disediakan oleh pihak swasta ataupun adalah hal utama yang tidak menjadi pemerintah sebesar 32%, menyatakan beban bagi pengguna ketika diberlakukan berpengaruh sebanyak 48% dan sisanya tarif lebih besar dari tarif yang ditetapkan menyatakan sangat berpengaruh oleh para pengguna lainnya” berpengaruh sebanyak 20%. Dari distribusi jawaban sebanyak 84%, kemudian menyatakan responden dapat disimpulkan bahwa sangat berpengaruh dan ragu-ragu variansi kemampuan operator yang sebesar 8%. Sebaran pilihan jawaban disediakan oleh pihak swasta ataupun pada point 4 dan 5 jelas memberikan pemerintah berpengaruh pada perbedaan indikasi bahwa pengguna akan tarif sewa alat. memperhatikan alat berat dari kemampuan dan performansi saat alat

  2. Responden yang menyatakan bahwa tersebut akan digunakan dan ketika itu pernyataan semakin tinggi kemampuan tarif besar tidak menjadi hambatan bagi operator akan berdampak pada samakin mereka. tinggi produktifitas kerja berpengaruh sebanyak 32% dan sisanya menyatakan

  5. Pernyataan kelima yang disajikan pada sangat berpengaruh sebanyak 68%. bahwa lebih dari separuh responden menyatakan sangat berpengaruh (68%) bahwa keberlanjutan fungsi alat sesuai yang diinginkan melalui perawatan rutin utama yang menjadi pertimbangan pengguna pada saat memilih penyedia jasa sewa alat berat, sisanya 32% menyatakan berpengaruh.

  6. Pernyataan terakhir yang disajikan pada kuesioner ini memperlihatkan distribusi pilihan responden bahwa 32% responden ragu-ragu untuk memilih, 48% responden menyatakan keterkinian kondisi alat berdasarkan nilai sisa alat saat dipakai dalam bentuk sewa adalah hal yang diperhitungkan untuk mengukur seberapa relevankan tarif yang akan dibayar dengan manfaat yang didapatkan didalam penyelesaian pekerjaan secara akurat dan bermutuberpengaruh dan sisanya 20% menyatakan sangat berpengaruh. Distribusi jawaban ini memberikan kesimpulan sementara bahwa responden setuju menjawab kriteria keenam ini adalah kriteria yang juga menentukan dalam memilih jasa sewa alat berat karena ada pertimbangan tarif besar tidak lah kendala sepanjang alat yang dipakai mampu memberikan jaminan penyelesaian pekerjaan tepat mutu

  Hasil lengkap disajikan pada tabel dibawah ini

  Tabel 3

  Rekapitulasi Jawaban Responden Responden Perny_1 Perny_2 Perny_3 Perny_4 Perny_5 Perny_6 1 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 2 3.00 5.00 3.00 4.00 5.00 3.00 3 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.00

  5 3.00 5.00 3.00 4.00 5.00 3.00 6 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 7 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 8 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 9 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 10 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00

  11 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 12 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 13 3.00 5.00 3.00 4.00 5.00 3.00 14 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 15 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 16 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00

  17 4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 18 3.00 5.00 3.00 4.00 5.00 3.00 19 3.00 5.00 3.00 4.00 5.00 3.00 20 5.00 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00 21 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 22 3.00 5.00 3.00 3.00 5.00 3.00

  23 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 24 3.00 5.00 3.00 4.00 5.00 3.00 25 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 Selanjutnya, hasil yang diperoleh seperti

  tersaji pada tabel diatas diolah melalui pendekatan statistic guna menentukan hal-hal yang paling signifikan menyebabkan perbedaan tarif yang dilaksanakan oleh pihak swasta dan pemerintah. Secara keseluruhan enam hal yang menjadi penyebab perbedaan tarif memiliki pengaruh yang sangat signifikan didalam penentuan besaran tarif yang bisa diterima oleh penyewa. Pengaruh yang ditimbulkan terlihat dari nilai korelasi masing-masing indicator seperti disajikan pada tabel dibawah ini. Pengaruh ditunjukkan karena nilai r-hitung yang didapat lebih besar dari nilai r-kritis yaitu 0.396. Hasil lengkap adalah sebagai berikut: Terlihat pada tabel diatas, bahwa perbedaan tarif yang ada saat ini disebabkan oleh enam hal utama. Dari hasil analisis yang digunakan terlihat bahwa selama ini yang menentukan perbedaan tarif sewa alat antara sewa alat pemerintah dan swasta sangat bergantung dari dua hal yang paling signifikan, yaitu kondisi dan performansi alat pada saat digunakan dan keterkinian kondisi alat berdasarkan nilai sisa alat saat dipakai. Secara keseluruhan seperti yang telah disampaikan pada bagian atas sebelumnya terlihat bahwa perbedaan perlakukan tarif swasta dengan tarif PU dipengaruhi oleh tiga hal paling dominan dari enam yang mampu didefinisikan, yaitu

  1. Variansi kemampuan operator yang disediakan oleh pihak swasta ataupun pemerintah

  2. Adanya jaminan pelayanan yang diberikan oleh penyedia alat

  3. Keterkinian kondisi alat berdasarkan nilai sisa alat saat alat tersebut dipakai

  Adapun hal-hal yang diperoleh dari hasil penelitian ini terkait dengan tujuan yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

  1. Tarif sewa alat berat yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci No. 23 tahun 2011 tidak sesuai dengan kapasitas kerja alat dan relatif lebih rendah dibandingkan tarif sewa pihak lain (swasta).

  2. Terdapat enam hal utama yang menjadi sewa alat yang dikelola oleh pemerintah ataupun swasta, yaitu:

  a) Variansi kemampuan operator yang disediakan oleh pihak swasta ataupun pemerintah

  b) Kemampuan operator akan berdampak pada samakin tinggi produktifitas kerja

  c) Adanya jaminan pelayanan yang diberikan oleh penyedia alat d) Kondisi dan performansi alat pada saat digunakan e) Keberlanjutan fungsi alat sesuai yang diinginkan melalui perawatan rutin ataupun perawatan insidentil

  f) Keterkinian kondisi alat berdasarkan nilai sisa alat saat alat tersebut dipakai

  Dari enam kriteria ini tiga diantaranya sangat berpengaruh signifikan menentukan perbedaan tarif sewa alat berat, yaitu : a. Keberlanjutan fungsi alat sesuai yang diinginkan melalui perawatan rutin ataupun perawatan insidentil (pernyataan ke-5)

  b. Kemampuan operator akan berdampak pada samakin tinggi produktifitas kerja (pernyataan ke-2) Kondisi dan performansi alat pada saat digunakan (pernyataan ke-4) Variansi kemampuan operator yang disediakan oleh pihak swasta ataupun pemerintah

7. PENUTUP

  Beberapa saran yang disajikan pada akhir penelitian ini adlah sebagai berikut:

  1. Pihak pengelola terutama Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci sebaiknya perlu melakukan peninjauan kembali tarif yang diberlakukan untuk dengan pihak swasta.

  2. Pemerintahan Kabupaten Kerinci seyogyanya perlu melakukan perbaikan untuk meningkatkan kemampuan operator alat berat, memberikan jaminan kepada penyedia jasa untuk memastikan alat selalu dalam keadaan dengan performansi baik serta selalu berupaya untuk menyesuaikan keterkinian alat berat berdasarkan nilai sisa alat saat digunakan oleh pengguna jasa.

  8. REFERENSI Darmansyah Nabar, (1998).

  Alat Beratuntuk Proyek Konstruksi, Rineka Cipta, Jakarta.

  Dj. A. Simarmata (1984), Pendekatan

  Sistem Dalam Analisa Proyek Investasi Dan Pasar Modal, Gramedia,

  Jakarta Djoko Wilopo (2006), Metoda Konstruksi dan Alat-Alat Berat, Universitas

  Indonesia, Jakarta

  I Nyoman Pujawan (1995), Ekonomi Teknik, PT. Guna Widya, Jakarta. Mason, R.D & Douglas A. Lind. (1996).

  Teknik Statistik Untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit Erlangga, Jakarta. Rochmanhadi (1999),

  Kapasitasdan Produksi Alat-Alat Berat,

  BadanPenerbitPekerjaanUmum, Jakarta Sastraatmaja, A.S. (1984), Analisa (Cara

  Modern) Anggaran Biaya Pelaksanaan, Nova, Bandung.

  Soeharto, Iman (1998), Manajemen Proyek, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta. Suratman, (2001). Studi Kelayakan Proyek, J & J Learning, Yogyakarta. Kodoatie (1994), Analisa Ekonomi Teknik, Andi Ofset, Yogyakarta.

  Yutiar M Yost (2007), Pemilihan Pemakaian Alat Berat Berdasarkan Produksi Alat, Padang

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR (PKB) ANGKUTAN UMUM KAITANNYA DENGAN KESELAMTAN PENUMPANG DIKABUPATEN SIJUNJUNG Hendri Payan

1 1 17

KEDUDUKAN ANAK DAN HARTA DALAM PERKAWINAN SIRI DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 Habibullah,

0 0 15

PUTUSAN PENGADILAN NEGERI KLAS IA PADANG TENTANG PENURUNAN KUORUM RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) TENTANG PERUBAHAN KEPEMILIKAN SAHAM DALAM SUATU PERSEROAN TERBATAS (PT)

0 0 11

1 PERBANDINGAN PREDIKAT DALAM KALIMAT BAHASA INDONESIA DAN BAHASA BELANDA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA ARTIKEL

0 2 17

ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA HAK SEWA TOKO DI PASAR KOTA PAYAKUMBUH MELALUI MEDIASI DAN NEGOSIASI DI LUAR PENGADILAN ARTIKEL

1 1 18

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA EKSPRESIF PUISI DAN AKTIVITAS SISWA DENGAN METODE LANGSUNG SISWA KELAS VIII 3 SMP NEGERI 31 PADANG

0 0 15

PERSEPSI STRATEGI KESANTUNAN TINDAK TUTUR MEMERINTAH SISWA SMP NEGERI 13 KERINCI

0 0 15

PENGARUH METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PADANG ARTIKEL

0 0 18

KAJIAN PEMBERIAN KESEMPATAN 50 HARI PEKERJAAN DENGAN DENDA KEPADA KONTRAKTOR STUDI KASUS PROYEK GEDUNG INPRES II PASAR RAYA KOTA PADANG ARTIKEL

0 11 14

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGKONVERSI TEKS CERPEN KE DALAM BENTUK NASKAH DRAMA PADA SISWA KELAS XI IPA MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 SUNGAI PENUH ARTIKEL

0 0 15