Masalah Sosial MASALAH SOSIAL (2) MASALAH SOSIAL (2)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Saat ini topik tentang seksualitas pasti menarik untuk di bicarakan ,
khusunya kalangan remaja dan dewasa . Hal ini mungkin karena kata seks
sudah melekat kedalam diri masing-masing manusia dalam usia-usia tersebut ,
kita sebagai manusia tentu tidak bisa menghindar dari seksualitas karena tanpa
adanya seks maka keberlangsungan hidup manusia tidak akan terjadi
Usia remaja biasanya adalah usia dimana keingintahuan tentang seks itu
sangat tinggi , hal ini sebenarnya harus dapat dimaklumkan karena usia remaja
sedang saatnya perubahan untuk perubahan ke masa dewasa dan sudah pasti
potensi seksual ini naik , maka dari itu harus ada penyuluhan dari orang tua
atau yang lebih tua untuk memberitahu agar tidak terjadi pencarian informasi
yang keliru dan membuat kesan negative bagi para pencari informasi itu , dan
keingintahuan ini sangat mempengaruhi kejiwaan mereka ke masa
mendatangnya maka hal ini harus ditangani sejak awal dimana mereka sedang
gencar-gencarnya ingin tahu apa itu seks .
Hal ini menjadikan orang yang lebih tua yang tentunya wajib memberika
pembelajaran tentang hal seksual dan yang menjadi sepantasnya dipelajari
bukan yang seharusnya orang yang lebih dewasa pelajari , karena usia remaja

belum mengerti apa akibat yang akan mereka tanggung , ,ereka mungkin
belum memiliki rasa malu yang tinggi karena memang belum mengerti apa
yang telah dilakukan oleh mereka.

1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakan tersebut, masalah-masalah yang akan dibahas adalah
sebagai berikut:
1

1.
2.
3.
4.
5.

Apa yang dimaksud dengan penyimpangan seksual?
Apa saja faktor-faktor penyebab penyimpangan seksual?
Apa saja macam-macam perilaku penyimpangan seksual?
Apa dampak dari perilaku penyimpangan seksual?
Bagaimana cara penanggulangan penyimpangan seksual?


1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatam makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui pengertian dari penyimpangan seksual.
2. Mengetahui faktor-faktor penyebab perilaku penyimpangan seksual.
3. Mengetahui macam-macam perilaku penyimpangan seksual
4. Mengetahui dampak dari perilaku penyimpangan seksual.
5. Mengetahui cara penanggulangan perilaku penyimpangan seksual

BAB II
TINJAUAN KONSEPTUAL
2.1 Pengertian Penyimpangan Seksual
Berikut beberapa pengertian mengenai penyimpangan seksual:

2



Istilah penyimpangan seksual (sexual deviation) sering disebut juga
dengan abnormalitas seksual (sexual abnormality), ketidak wajaran




seksual (sexual perversion), dan kejahatan seksual (sexual harassment).
Penyimpangan seksual (deviasi seksual) bisa didefinisikan sebagai
dorongan dan kepuasan seksual yang ditunjukan kepada obyek seksual



secara tidak wajar.
Penyimpangan seksual kadang disertai dengan ketidakwajaran seksual,
yaitu perilaku atau fantasi seksual yang diarahkan pada pencapaian
orgasme lewat relasi diluar hubungan kelamin heteroseksual, dengan
jenis kelamin yang sama, atau dengan partner yang belum dewasa, dan
bertentangan dengan norma-norma tingkah laku seksual dalam



masyarakat yang bisa diterima secara umum. (Junaedi, 2010)
Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang

untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya.
Biasanya, cara yang digunakan oleh orang tersebut adalah menggunakan



obyek seks yang tidak wajar. (Abdullah, 2008)
Yang dimaksud penyimpangan seksual adalah pemenuhan nafsu biologis
dengan cara dan bentuk yang menyimpang dari syariat, fitrah dan akal
sehat. (Farhan, 2002)

2.2 Faktor-faktor Penyebab Penyimpangan Seksual
A. Penyebab penyimpangan seksual Menurut Waskito (1993:29) disebabkan
oleh :
1. Faktor Internal
 Kelainan fisik sejak lahir
 Kelainan pengaruh obat
 Problem emosional
 Gen/bawaan
2. Faktor Eksternal
a) Longgarnya terhadap agama


3

Agama adalah satu-satunya pengawas kita yang tidak dapat
kita bohongi , karena agama adalah salah satu bentuk hukum yang
melekat didalam diri kita dan terkadang hanya itu kita takut untuk
melanggarnya , namun disisi lain banyak sudah dari manusia yang
beribaratkan otaknya telah termakan dunia mereka tidak percaya
agama, mereka tidak peduli tuhan , mereka menganggap tuhan
buatan manusia. Karena factor itu remaja dan manusia sekarang
tumbuh menjadi liar merkea termakan budaya luar, tidak takut
resiko, dan senang dengan pergaulan bebas mungkin jika anak
kalangan remaja tidak masuk kedalam lingkungan tersebut
mereka tidak akan mendapatkan teman. Hal ini membuat mereka
kehilangan akal sehat dan menyebabkan ketipisan iman mereka
bertambah .

b) Kurang efektifnya pembinaan dari lingkungan sekitar
Pembinaan terhadap anggota keluarga sebenarnya faktor
yang paling berpengaruh, pembinaan anak sejak dini adalah hal

yang paling penting dilakukan dan itu harusnya bukan pembinaan
secara instan karena instan tidak mengubah apapun, harusnya
pembinaan harus dilakukan secara ruitn dan itu akan jauh lebih
membentuk kepribadian, dan harus ada kemauan juga dari orang
yang bersangkutan. Jika anak telah tumbuh dewasa dan berbuat
tidak selayaknya manusia normal yang berpendidikan sebenarnya
bukan salah dari orang itu juga, tetapi lebih ke pengalaman masa
lalu orang itu, dimana dia dibentuk, oleh siapa dan seperti apa
model pebentukanya .
c) Gaya pola hidup yang materialistis , hedonis , sekularistis
Sekarang kita sering melihat di tayangan televisi ada siswi
yang melahirkan di sekolah, ada mahasiswa yang tertangkap
4

warga karena melakukan seks bebas, dan mungkin pernah kita
melihat secara langsung ada siswa sekolah yang seenaknya
membeli kondom di apotek atau sebagainya. Pola hidup itu terkait
bagaimana gaya hidup mereka yang tak bisa lepas dari budaya
hidup materialistis dan hedonis, gaya hidup seperti itu benarbenar merusak moral mereka. Masuknya budaya bebas sangat
berpengaruh ke dalam kehidupan di budaya kita, namun budaya

kita belum sepenuhnya dapat menerima dan terjadilah konflik
disana, dan merusak generasi masa depan bangsanya.

d) Lingkungan sosial
Terjadi perubahan sosial dapat menyebabkan pergeseran
nilai-nilai

pada

remaja.

Perkenalan

remaja

dengan

seks

sesungguhnya bukan sepenuhnya kesalahan mereka. Perkenalan

tersebut akibat dari lingkungan yang mendorong mereka tidak
hanya mengenal seks tetapi sekaligus mempraktekkan hubungan
seks diluar nikah. Para remaja mungkin bisa memalingkan muka
atau mematikan TV, VCD yang menayangkan film dengan adegan
kissing atau berkumpul di tepi pantai. Adegan-adegan itu mereka
saksikan hampir setipa hari pada saatnya mereka seharusnya
belajar dan beribadah.
e) Lingkungan sekolah
Masalah seksual pada remaja mungkin terjadi karena
kegagalannya sekolah formal untuk mensosialisasikan nilai-nilai
moral dan nilai-nilai agama yang akan membentuk disiplin para
remaja. Pada saat ini lembaga-lembaga pendidikan agaknya lebih
banyak memusatkan muatan pengajaran pada masalah IPTEK dan
kurang memaksimalkan masalah-masalah moralitas.

5

B. Menurut Sarwono (1990:149) penyebab remaja melakukan penyimpangan
perilaku seksual antara lain:
a) Meningkatkan libido seksual

Kematangan organ kelamin mengakibatkan munculnya dorongandorongan seksual yang menyebabkan menegangnya alat kelamin,
sehingga untuk melepaskan ketegangan itu remaja melakukan
hubungan seksual. Dalam tubuh remaja diproduksi zat hormon
kelamin yang mempunyai pengaruh pada alat-alat kelamin sehingga
timbul dorongan seksual pada remaja. Perubahan-perubahan hormonal
yang terjadi membutuhkan penyaluran dalam bentuk tingkah laku
seksual tertentu.
b) Penundaan usia perkawinan
Taraf pendidikan yang semakin tinggi di masyarakat, maka
semakin tertunda kebutuhan untuk melaksanakan perkawinan
misalnya belum menyelesaikan studi karena tuntunan orang tua,
belum mendapatkan pekerjaan yang jelas, hal ini dapat berakibat
buruk jika seseorang yang sudah waktunya menikah belum menikah.
Di lain pihak terdapat norma sosial yang semakin lama semakin
menuntut persyaratan yang semakin tinggo untuk perkawinan,
misalnya pendidikan, pekerjaan dan batas usia minimum dalam
menikah.
c) Tabu-larangan
Di kalangan masyarakat terutama orang tua, seks masih
dibicarakan


secara

sembunyi-sembunyi

dan

sebagian

lagi

menganggap seks sebagai sesuatu yang tabu dan tidak patut
dibicarakan secara terbuka. Orang tua menganggap bahwa remaja
akan mengetahui seks setelah mereka menikah dan melarang
membicarakan seks dengan siapapun.
d) Kurangnya informasi tentang seks
6

Dengan adanya teknologi yang canggih melalui media massa
yang tidak terbendung akan mengakibatkan pengaruh buruk bagi

remaja seperti buku-buku cabul, blue film, melihat praktek seksual
dan lain-lain. Remaja dalam melihat teknologi yang canggih itu, ingin
tahu dan mencoba atau meniru apa yang dilihat dan didengarnya. Hal
ini dikarenakan belum mengetahui masalah seksual dari orang tuanya
yang mempunyai pandangan bahwa seks itu tabu, sehingga mereka
mencari informasi seks secara sembunyi-sembunyi dan belum jelas
kebenarannya.
e) Pergualan bebas
Adanya kecenderungan pergaulan yang semakin bebas antara pria
dan wanita dalam masyarakat dengan tidak mematuhi aturan dan
norma yang berlaku. Dengan mudah kita dapat melihat perilaku
penyimpangan seksual. Hal ini sebagai akibat berkembangannya
peran dan pendidikan wanita yang semakin sejajar dengan pria.
2.3 Macam-macam Penyimpangan Seksual
Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang
untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya. Biasanya,
cara yang digunakan oleh orang tersebut adalah menggunakan obyek seks
yang tidak wajar. Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat psikologis atau
kejiwaan, seperti pengalaman sewaktu kecil, dari lingkungan pergaulan, dan
faktor genetik. Berikut ini macam-macam bentuk penyimpangan seksual:
1. Homoseksual
Homoseksual merupakan kelainan seksual berupa disorientasi
pasangan seksualnya. Homoseksual mengacu pada kelainan interaksi
seksual dan/atau romantis antasa pribadi yang berjenis kelamin sama.
Disebut gay bila penderitanya laki-laki dan lesbian untuk penderita
perempuan.
7

2. Sadomasokisme
Sadisme seksual termasuk kelainan seksual. Dalam hal ini kepuasan
seksual diperoleh bila mereka melakukan hubungan seksual dengan
terlebih dahulu menyakiti atau menyiksa pasangannya. Sedangkan
masokisme seksual merupakan kebalikan dari sadisme seksual. Seseorang
dengan sengaja membiarkan dirinya disakiti atau disiksa untuk
memperoleh kepuasan seksual.
3. Ekshibisionisme
Penderita ekshibisionisme akan memperoleh kepuasan seksualnya
dengan memperlihatkan alat kelamin mereka kepada orang lain yang
sesuai dengan kehendaknya. Bila korban terkejut, jijik dan menjerit
ketakutan, ia akan semakin terangsang. Kondisi begini sering diderita pria,
dengan memperlihatkan penisnya yang dilanjutkan dengan masturbasi
hingga ejakulasi.
4. Voyeurisme
Istilah voyeurisme (disebut juga scoptophilia) berasal dari bahasa
Prancis yakni vayeur yang artinya mengintip. Penderita kelainan ini akan
memperoleh kepuasan seksual dengan cara mengintip atau melihat orang
lain yang sedang telanjang, mandi atau bahkan berhubungan seksual.
Setelah melakukan kegiatan mengintipnya, penderita tidak melakukan
tindakan lebih lanjut terhadap korban yang diintip. Dia hanya mengintip
atau

melihat,

tidak

lebih.

Ejakuasinya

dilakukan

dengan

cara

bermasturbasi setelah atau selama mengintip atau melihat korbannya.
Dengan kata lain, kegiatan mengintip atau melihat tadi merupakan
rangsangan seksual bagi penderita untuk memperoleh kepuasan seksual.
Yang jelas, para penderita perilaku seksual menyimpang sering
membutuhkan bimbingan atau konseling kejiwaan, disamping dukungan
orang-orang terdekatnya agar dapat membantu mengatasi keadaan mereka.

8

5. Fetishisme
Fatishi berarti sesuatu yang dipuja. Jadi pada penderita fetishisme,
aktivitas seksualnya disalurkan melalui bermasturbasi dengan BH (breast
holder), celana dalam, kaos kaki, atau benda lain yang dapat meningkatkan
hasrat atau dorongan seksual. Sehingga, orang tersebut mengalami
ejakulasi dan mendapatkan kepuasan. Namun, ada juga penderita yang
meminta pasangannya untuk mengenakan benda-benda favoritnya,
kemudian melakukan hubungan seksual yang sebenarnya dengan
pasangannya tersebut.
6. Pedophilia / Pedophil / Pedofilia / Pedofil
Adalah orang dewasa yang yang suka melakukan hubungan seks /
kontak fisik yang merangsang dengan anak di bawah umur.
7. Bestially
Bestially adalah manusia yang suka melakukan hubungan seks dengan
binatang seperti kambing, kerbau, sapi, kuda, ayam, bebek, anjing, kucing,
dan lain sebagainya.

8. Incest
Adalah hubungan seks dengan sesama anggota keluarga sendiri non
suami istri seperti antara ayah dan anak perempuan dan ibu dengna anak
laki-lakinya.
9. Necrophilia/Necrofil
Necrophilia adalah orang yang suka melakukan hubungan seks dengan
orang yang sudah menjadi mayat / orang mati.
10. Zoophilia

9

Zoofilia adalah orang yang senang dan terangsang melihat hewan
melakukan hubungan seks dengan hewan.
11. Sodomi
Sodomi adalah pria yang suka berhubungan seks melalui dubur
pasangan seks baik pasangan sesama jenis (homo) maupun dengan
pasangan perempuan.
12. Frotteurisme/Frotteuris
Merupakan suatu bentuk kelainan sexual di mana seseorang laki-laki
mendapatkan kepuasan seks dengan jalan menggesek-gesek atau
menggosok-gosok alat kelaminnya ke tubuh perempuan di tempat publik
atau umum seperti di kereta, pesawat, bis, dll.

13. Gerontopilia
Gerontopilia adalah suatu perilaku penyimpangan seksual dimana sang
pelaku jatuh cinta dan mencari kepuasan seksual kepada orang yang sudah
berusia lanjut (nenek-nenek atau kakek-kakek). Gerontopilia termasuk dalam
salah satu diagnosis gangguan seksual, dari sekian banyak gangguan seksual
seperti voyurisme, exhibisionisme, sadisme, masochisme, pedopilia, brestilia,
homoseksual, fetisisme, frotteurisme, dan lain sebagainya. Keluhan awalnya
adalah merasa impoten bila menghadapi istri/suami sebagai pasangan
hidupnya, karena merasa tidak tertarik lagi. Semakin ia didesak oleh
pasangannya maka ia semakin tidak berkutik, bahkan menjadi cemas. Gairah
seksualnya kepada pasangan yang sebenarnya justru bisa bangkit lagi jika ia
telah bertemu dengan idamannya (kakek/nenek).
14. Transvetisme
Seseorang yang secara anatomis laki-laki, tetapi secara psikologis merasa
dan menganggap dirinya seorang perempuan. Ia akan berperilaku dan
berpakaian seperti perempuan Untuk mendapatkan kegairahan seksual.
10

Seorang transvestit memakai pakaian wanita (cross-dressing) sebagai
pernyataan identifikasi dirinya wanita (fiminine identification). Bangkitnya
rangsangan seksual dan orgasme menandakan kemenangan atas identifikasi
feminim itu. Ada transvestite yang melakukannya dikamar tidurnya tanpa
kehadiran orang lain, memandang dirinya pada kaca. Pada waktu crossdressed, terjadi ereksi penis. Orgasme dapat menjadi spontan atau dengan
melakukan masturbasi. Transvestite lain terdorong untuk berjalan mondarmandir di jalan, berpakaian wanita lengkap dengan wig, make up dan
perhiasan. Ia dapat begitu teliti dan mahir sehingga penampilannya tampak
sekali mirip dengan wanita. Namun bila tanpa cross-dressing akan terlihat
jelas kelaki-lakiannya. Dalam masyarakat kita dikenal dengan istilah banci
atau waria.

15. Masturbasi

Bisa disebut juga onani atau rancap. Kata masturbasi berasal dari bahasa
latin yang berarti memuaskan diri sendiri. Kata masturbasi sendiri terdiri atas
dua kata yaitu manus yang berarti tangan dan stuprare yang berarti
mengurangi kehormatan. Masturbasi diartikan sebagai pemenuhan dan
pemuasan kebutuhan seksual dengan merangsang alat kelamin sendiri dengan
tangan atau alat-alat mekanik yang dilakukan pria adalah menggosok-gosok
kemaluannya dengan tangan sendiri sehingga spermanya keluar. Sedangkan
yang dilakukan wanita adalah memasukkan jari tangannya kedalam vagina,
menggosok-gosok klitoris dan sebagainya, baik dilakukan dengan jari tangan
atau alat lainnya seperti pisang, botol kecil atau alat lain yang berbentuk
seperti alat kelamin pria, misalnya dildo atau vibrator sehingga terjadi
orgasme.

16. Troilisme

11

Berasal dari bahasa Perancis trois yang berarti tiga, adalah gejala
melakukan senggama dengan pasangannya dengan mengajak orang lain
sebagai penonton. Penderita gangguan psikoseksual jenis ini biasanya
melakukan hubungan seks dengan tiga orang, dua wanita dan satu pria,
atau dua pria dan satu wanita secara bersama-sama sekaligus melakukan
kegiatan menyimpang sepeti felasio, kunilingus, pederasti atau senggama
yang disertai beberapa kegiatan seksual lain. Misalnya, seorang pria
menyuruh isterinya dan wanita lain saling melakukan kunilingus
sedangkan ia sendiri melakukan sodomi pada isterinya. Hubungan segitiga
yang terdapat pada troilisme mencerminkan keadaan oedipus di masa
kanak-kanak dimana seorang anak ingin ikut serta dalam percintaan antara
ayah dan ibunya. Keinginan atau nafsu itu akan terbawa terus hingga
troilisme tidak menyadari motivasi yang mendorongnya kedalam
perbuatan tersebut. Namun perasaan bersalah dapat timbul dan jika ditekan
akan menimbulkan psikosomatik.
2.4 Dampak Perilaku Penyimpangan Seksual
1. Terjangkit penyakit kelamin
Apabila orang yang mengalami penyimpangan seksual sangatlah
memungkinkan orang tersebut mendidap beberapa penyakit misalnya saja
aids atau penyakit kelamin lainnya.
2. Dikucilkan masyarakat
Orang yang mengalami perilaku yang menyimpang dalam penyaluran
seksualnya biasanya mendaat sanksi sosial, hal ini dikarenakan nilai dan
norma yang di anut oleh si penyimpang dengan masyarakat berbeda oleh
karena itu biasanya masyarakat besikap berbeda terhadap si perilku
penyimpangan seksual.
3. Tekanan mental
Orang yang menyimpang seksualnya akan menderita tekanan mental
karena orang yang berperilaku menyimpang tersebut terus menerus
memikirkan apa yang dia lakukan dan akibat dari apa yang ia lakukan

12

misalnya status orang tersebut di mata masyarakat atau bahkan di mata
keluarga nya sendiri.
4. Fikiran menjadi tidak fokus
Orang yang memiliki perilaku penyimpangan seksual biasanya terus
menerus memikirkan tentang seks dan hanya memikirkan cara penyaluran
hasratnya

sesuai

dengan

keinginannya.

Hal

inilah

yang

dapat

menyebabkan konsentrasi dan fikiran orang tersebu menjadi terpecah dan
tidak fokus dalam mengerjakan sesuatu,tapi biasanya hal seperti ini terjadi
apabila orang tersebut mendapat stimulus dari luar yang dapat
membuatnya bergairah.
5. Menanggung dosa
Bagi si pelaku penyimpangan seksual akibat inilah yang mungkin tak
terlihat sekarang ialah dosa. Dosa yang di tanggung oleh pelaku
penyimpangan seksual akan di tanggungnya di akhirat, hal ini
dikarenakan apa yang ia lakukan melanggar aturan agama dan perilaku ini
akan di laknat Allah
2.5 Penanggulangan Perilaku Penyimpangan Seksual
Kita bisa mencegah atau mengurangi kasus-kasus dari perilaku
penyimpangan seksual. Antara lain dengan cara:
a. Bila kita menghadapi suatu permasalahan, apapun bentuknya apalagi jika
sampai menimbulkan kesan trauma, bicarakan segera dengan orang yang
kita percaya, jangan sampai kita curhat kepada orang yang salah yang bisa
memanfaatkan kita.
b. Cara lainnya adalah hindari media atau informasi yang menyesatkan,
boleh cukup untuk tahu saja, sekedar pengetahuan.
c. Pintar-pintar bawa diri dalam lingkungan apapun, biasanya ajakan-ajakan
berhubungan

seksual

dari

para

bertanggungjawab adalah mereka

gay
yang

atau

lesbian

yang

tidak

sering mengiming-imingi

mangsanya barang-barang atau berkaitan dengan duit, diajak jalan dan
lain-lain.

13

d. Bekali diri dengan tehnik beladiri atau tehnik perlindungan diri seperti
menghindari berjalan di tempat sepi malem-malem, siaga terhadap orang
yang tidak dikenal tapi bersikap ramah, karena banyak kasus lelaki yang
sudah dewasa yang diperkosa.
e. Waspada terhadap sentuhan atau bahkan lirikan dari sesama jenis yang
gak normal(misalnya di daerah yang dekat dengan atau bahkan pada alat
vital kamu) Ini sering sekali terjadi di bus atau kendaraan terutama dalam
kodisi fully book, jangan ragu-ragu untuk marah atau bahkan
teriak,biasanya para pelaku ini jadi ciut kalo kita tegas atau berani.
f. Pengertian dan didikan dari orangtua sangat berpengaruh,
memberitahukan mana yang benar dan mana yang salah. Mana yang
seharusnya benar dilakukan oleh seorang perempuan ataupun seorang
laki-laki.

14

BAB III
PENUTUP

4.1 Simpulan
Penyimpangan seksual adalah suatu bentuk pelampiasan seksual manusia untuk
mencapai kenikmatan seksual yang ditempuh dengan cara abnormal dalam
pemenuhannya. Banyak sekali penyebab-penyebab penyimpangan seksual ini baik dari
faktor-faktor internal maupun eksternal . Meskipun ini merupakan kepentingan pribadi
tetapi tetap saja penyimpangan seksual ini dapat menimbulkan masalah-masalah sosial
di dalam masyarakat karena nilai-nilai yang dilakukan sangat tidak sesuai dengan nilainilai yang ada di dalam masyarakat dan akan menimbulkan keresahan dalam
masyarakat . Pencegahan dapat dilakukan melalui diri sendiri dan bantuan dari orangorang terdekat agar orang-orang sekitar kita yang mengalami penyimpangan seksual ini
tidak terjerumus ke jurang yang lebih berbahaya. Dan yang paling penting adalah
perhatian dari masyarakat sekitar dalam bentuk saling mengawasi satu sama lain, saling
peka terhadap masalah yang ada dalam masyarakat agar masalah-masalah tersebut tidak
semakin meluas dan membahayakan.

4.2 Saran
Saran kami sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan apabila teman kalian
mempunyai perilaku menyimpang sebaiknya orang tersebut jangan sampai di
jauhi atau pun di kucilkan. Tetapi sebaiknya kita memberikan motivasi agar
seseorang tersebut kembali lagi ke seperti semula. Selanjutnya apabila ada
yang diajak untuk melakukan perilaku menyimpang, sebaiknya kita
menolaknya secara baik-baik agar orang tersebut tidak merasa marah akibat
penolakan yang dilakukan. Karena biasanya orang-orang seperti itu akan
melakukan banyak cara demi membalas perkataan yang anda yang telah
membuat hati mereka hancur. Dan pemerintah pun tidak boleh menutup mata
akan masalah ini karena sekarang fenomena ini sudah mulai menjalar dan
terangkat ke publik yang keadaanya dapat meresahkan masyarakat karena
ketidaksesuaiannya nilai-nilai penyimpangan seksual ini dengan nilai-nilai
yang ada di dalam masyarakat.

15

DAFTAR PUSTAKA

http://worldhealth.blogspot.com/2012/05/pengertian-seksual-menyimpang.html
http://jeffy-louis.blogspot.com/2011/01/penyimpangan-perilaku-seks-dangangguan.html

16

http://blog.tp.ac.id/faktor-faktor-penyebab-timbulnya-perilaku-menyimpang-padaremaja
http://organisasi.org/jenis-macam-bentuk-kelainan-seksual-penyimpangan-seksmanusia-seksologi

17