Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Motivasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Think Pair Share Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Penelitian Siklus 1

  Pelaksanaan siklus 1 dengan Kompetensi Dasar 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman penggunaannya dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

  Perencanaan

  Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah mengidentifikasi masalah pembelajaran. Berdasarkan hasil identifikasi masalah dilakukan analisis masalah pembelajaran yang terdapat pada siswa kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali. Dari hasil analisis masalah siswa kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali memiliki permasalahan belajar tentang motivasi belajar siswa. Dalam inti pembelajaran nampak guru menggunakan metode ceramah pada saat membahas / menyampaikan materi tentang koperasi. Siswa tidak terlibat aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa hanya mendengar penjelasan materi dari guru yang sifatnya hafalan. Tidak ada aktivitas bertanya yang dilakukan siswa kepada guru. Siswa hanya menempati tempat duduk masing-masing selama proses pembelajaran berlangsung. Akibatnya siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran yang berdampak pada ketuntasan belajar siswa. Keadaan seperti ini membuat beberapa siswa terlihat bosan dan kurang termotivasi untuk mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Motivasi dan semangat belajar siswa menjadi rendah, siswa kurang aktif dalam menyampaikan gagasannya, siswa juga kurang antusias dalam proses belajar mengajar karena pemahaman siswa terhadap materi masih rendah.

  Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, dilakukan perbaikan dengan menggunakan model pembelajaran TPS. Langkah pertama diawali dengan diskusi yang dilakukan pada tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat mengenai KD 2.3 mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman penggunaannya dengan indikator mendiskusikan masalah kesenjangan komunikasi, kemudian menentukan tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator yang akan dicapai, media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran tentang perkembangan teknologi, buku paket

  IPS BSE kelas 4, perangkat instrumen penilaian yang meliputi angket motivasi belajar IPS (lampiran 8), kemudian lembar observasi pelaksanaan model pembelajaran TPS untuk mengetahui sesuai pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru serta respon siswa selama proses pembelajaran.

  Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

  Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 terdiri dari dua pertemuan. Pelaksanaan tindakan berlangsung selama 70 menit (2 jam pelajaran) dengan rincian sebagai berikut:

  Pertemuan pertama Pertemuan pertama dilakukan pada hari rabu tanggal 13 Mei 2015.

  Pertemuan pertama terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru meliputi beberapa kegiatan sesuai dengan RPP yang telah disusun/dirancang. Kegiatan pertama pada awal pembelajaran guru mengucap salam, mengkondisikan kelas agar siap menerima pelajaran, berdoa, mengabsen kehadiran siswa, melakukan apersepsi dengan memberi pertanyaan “siapa yang di rumah mempunyai kentongan?”, siswa menyimak tujuan pembelajaran, dan memotivasi siswa supaya semangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan.

  Pada kegiatan inti diawali dengan siswa menyimak penjelasan dari guru tentang teknologi komunikasi. Setelah siswa memahami materi yang disampaikan kesenjangan teknologi komunikasi. Siswa berpikir secara individu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Selanjutnya siswa dibentuk kelompok secara berpasangan untuk mendiskusikan topik yang diberikan oleh guru yaitu masalah kesenjangan teknologi komunikasi. Kelompok berpasangan dilakukan bersama teman sebangkunya. Pada pertemuan pertama ini siswa bersama teman diskusinya mengumpulkan bahan tentang topik yang diberikan oleh guru. Pada kegiatan penutup guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahui. Siswa menerima refleksi dari guru berupa pertanyaan-pertanyaan seputar teknologi komunikasi.

  Pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan pertama ini dilakukan pengamatan oleh observer. Saat melakukan pengamatan dari awal sampai akhir pembelajaran observer mengisi lembar observasi tindakan guru serta respon siswa dalam pembelajaran. Dari hasil pengamatan dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan pada kegiatan pembelajaran pertemuan pertama.

  Pertemuan Kedua

  Pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat 15 Mei 2015. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua ini guru masih melanjutkan pembelajaran dari pertemuan pertama dengan materi yang sama yaitu teknologi komunikasi. pada awal pembelajaran guru mengucap salam, kemudian mengkondisikan kelas agar siap menerima pelajaran, selanjutnya berdoa, guru mengabsen kehadiran siswa, melakukan apersepsi dengan memberi pertanyaan “siapa yang mempunyai HP? Apa kegunaan dari HP?”. Guru mengulas kembali materi pada pertemuan pertama tentang teknologi komunikasi. Siswa kembali berdiskusi dengan teman sebangkunya tentang masalah kesenjangan teknologi komunikasi. Kemudian masing-masing kelompok melaksanakan kegiatan sesuai lembar kerja siswa yang diberikan oleh guru. Guru memantau dan memberi pengarahan jalannya diskusi. Selanjutnya tiap kelompok menuliskan jawabannya di lembar yang telah disediakan guru. Setelah semuanya selesai, tiap kelompok mensharingkan hasil penarikan kesimpulan. Siswa bertanya tentang materi teknologi komunikasi yang belum dipahami. Di akhir pembelajaran, observer membagikan angket motivasi belajar IPS untuk diisi secara individu dan jujur.

  Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan kedua dilakukan pengamatan oleh observer dengan cara mengisi lembar observasi tindakan guru serta respon siswa dalam pembelajaran. Dari hasil pengamatan dapat dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan pada kegiatan pembelajaran pertemuan kedua. Kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran TPS ini akan dilanjutkan ke sikulus 2 sebagai pemantapan keberhasilan siklus 1.

  Refleksi

  Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi. Kegiatan refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil observasi maupun catatan yang dilakukan observer.

  Evaluasi berisi tentang bagaimana pembelajaran IPS melalui model pembelajaran TPS dalam upaya untuk meningkatkna motivasi belajar siswa. Hasil observasi tindakan pembelajaran IPS dengan model pembelajaran TPS secara rinci disajikan pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tindakan Model Pembelajaran TPS Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Tidakan

  

No T TT Jumlah T TT Jumlah

Kegiatan f % f % f % f % f % f %

  Kegiatan

  1 4 26,67 2 13,33

  

6

  40 5 33,33 1 6,67

  6

  40 Awal Kegiatan

  2 5 33,33 1 6,67

  

6

  40

  6

  40

  6

  40 Inti TPS Kegiatan

  3

  3

  20

  

3

  20

  3

  20

  3

  20 Akhir Jumlah

  12

  80

  3

  20 15 100 14 93,33 1 6,67 15 100

  Sumber : Data Primer

  Keterangan : T = Terlaksana TT = Tidak Terlaksana f = frekuensi

  Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan pembelajaran melalui model TPS pada siklus 1 yang meliputi pengamatan kegiatan siswa pada awal pembelajaran, kegiatan inti yang menggunakan model pembelajaran TPS dan kegiatan akhir.

  Pada pertemuan pertama kegiatan awal pembelajaran siswa menunjukkan kesiapan untuk belajar dengan merapikan tempat duduk, salah satu teman memimpin untuk berdoa, dan menyimak apersepsi. Pada kegiatan awal, siswa belum menyimak motivasi dan tujuan pembelajaran, hal ini dikarenakan guru belum menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan inti pembelajaran terdiri atas 6 kegiatan kegiatan, 3 diantaranya merupakan kegiatan dari model pembelajaran TPS yang menjadi fokus dari pengamatan yaitu terdiri dari think (berpikir), pair (berpasangan), dan share (berbagi). Hampir seluruh kegiatan inti pada pertemuan pertama dilakukan dengan baik oleh siswa, namun beberapa siswa ada yang tidak melakukan diskusi dengan baik.

  Pada pertemuan kedua, sekitar 95% kegiatan sudah dilakukan dengan baik oleh siswa. Di samping itu catatan observer tentang kegiatan pembelajaran siklus 1 muncul kelebihan dan pelaksanaan diantaranya menimbulkan keaktifan siswa,

  Aktivitas kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran TPS yang dilakukan oleh guru secara rinci akan disajikan pada tabel 4.2 yaitu distribusi tindakan model pembelajaran TPS Guru kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali semester 2 tahun ajaran 2014/2015 Siklus 1, berikut ini:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tindakan Model Pembelajaran TPS Guru Kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Tidakan

  

No T TT Jumlah T TT Jumlah

Kegiatan f % f % f % f % f % f %

  Kegiatan

  1 4 26,67 2 13,33

  

6

  40 5 33,33 1 6,67

  6

  40 Awal Kegiatan

  2 5 33,33 1 6,67

  

6

  40

  6

  40

  6

  40 Inti TPS Kegiatan

  3

  3

  20

  

3

  20

  3

  20

  3

  20 Akhir Jumlah

  12

  80

  3

  20 15 100 14 93,33 1 6,67 15 100 Sumber: Data Primer Keterangan : T = Terlaksana TT = Tidak Terlaksana f = frekuensi

  Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan hasil bagaimana guru melakukan tindakan melalui model pembelajaran TPS pertemuan pertama pada siswa. Pada pertemuan pertama ini nampak semua kegiatan sudah dilakukan dengan baik, guru mengkondisikan kelas sebelum pelajaran dimulai, menunjuk salah seorang siswa untuk memimpin berdoa, melakukan apersepsi. Pada pertemuan pertama guru memiliki beberapa kekurangan yaitu guru belum memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti, guru belum membimbing masing-masing kelompok dalam melakukan diskusi. Pemantauan guru pada siswa tidak menyeluruh dan merata, sehingga ada beberapa siswa yang nampak diam dan tidak ikut memecahkan masalah yang diberikan. Sedangkan kelebihan dari guru yaitu guru mampu menumbuhkan rasa ketertarikan pada materi, keinginan siswa untuk mendapat nilai yang bagus, dan antusias siswa dalam berdiskusi kelompok.

  Pada saat pertemuan kedua, guru sudah mulai baik dalam melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran TPS. Kelebihan pada pertemuan kedua ini guru telah melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, guru mampu menumbuhkan motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran IPS dengan baik.

  Hasil Motivasi Belajar IPS Siklus 1

  Hasil skor motivasi belajar IPS melalui model pembelajaran TPS yang diperoleh dari lembar angket yang terdiri dari 16 butir pernyataan motivasi belajar. Angket motivasi belajar siswa terdiri dari 4 aspek, diantaranya aspek minat, aspek kesesuaian, aspek harapan, dan aspek kepuasan.

  Hasil yang diperoleh dari penelitian motivasi belajar IPS melalui model pembelajaran TPS siswa kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali disajikan pada

tabel 4.3 halaman berikut :Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran

  

TPS Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Pada Siklus 1

Motivasi Siswa No Skor Motivasi Kriteria Frekuensi Persentase (%)

  1 12-16 Tinggi 19 63,3 2 7-11 Sedang 8 26,7 3 ≤6 Rendah

  3

  10 Jumlah 30 100 Sumber: Data Primer

  Berdasarkan tabel 4.3, nampak bahwa hasil instrumen penilaian pada siklus 1 diketahui jumlah siswa dengan kriteria tinggi sebanyak 63,3% (19 siswa), siswa dengan kriteria sedang sebanyak 26,7% (8 siswa), dan siswa dengan kriteria rendah sebanyak 10% (3 siswa).

  16

  14 S

  12 IP r ja a

  10 el b si

  8 a v ti siklus 1

  6 o m r

  4 sko

  2

  2

  4

  6

  8 jumlah siswa

Gambar 4.1 Grafik Garis Skor Motivasi Belajar IPS Siklus 1

  Dari gambar 4.1 grafik garis diatas yang memiliki skor motivasi belajar terendah dengan skor 5 sebanyak 1 siswa, skor 6 sebanyak 2 siswa, skor 8 sebanyak 1 siswa, skor 9 sebanyak 2 siswa, skor 10 sebanyak 2 siswa, skor 11 sebanyak 3 siswa, skor 12 sebanyak 2 siawa, skor 13 sebanyak 5 siswa, skor 14 sebanyak 6 siswa, dan skor 15 sebanyak 6 siswa.

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus 2

  Pelaksanaan siklus 2 dengan KD 2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

  Perencanaan

  Perencanaan dan pelaksanaan PTK pada siklus 2, mendasarkan pada hasil refleksi pada siklus 1, yakni mengacu kelemahan dan kelebihan pada siklus 1. Persiapan yang dilakukan pada siklus 2 hampir sama seperti yang dilakukan pada siklus 1, perbedaannya terletak pada materi yang diberikan. Pada siklus 2 menggunakan materi dengan kompetensi dasar 2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya.

  Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

  Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini dengan menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. RPP yang dibuat dibagi dalam 2 pertemuan. Selanjutnya secara bersama juga dilaksanakan observasi pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran TPS oleh guru dan siswa.

  Pertemuan Pertama

  Pertemuan pertama dilakukan pada hari Senin tanggal 18 Mei 2015 dengan alokasi waktu 2X35 menit. Pertemuan pertama terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

  Seperti yang telah dirancang dalam RPP, kegiatan awal pada pertemuan pertama yaitu guru mengucap salam, mengkondisikan kelas, berdoa, selanjutnya mengabsen kehadiran siswa. Untuk mengawali pembelajaran guru melakukan apersepsi dengan memperlihatkan salah satu gambar tentang masalah pencemaran air dan menanyakan pendapat siswa tentang masalah tersebut. Setelah itu guru memberikan motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pelajaran yang akan dilaksanakan. Kemudian siswa menyimak tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

  Kegiatan inti diawali dengan siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang masalah sosial di lingkungan setempat. Siswa begitu tertarik dengan materi masalah sosial di lingkungan setempat. Setelah itu siswa mendapat tugas dari guru tentang upaya mengatasi masalah sosial kemiskinan. Siswa berpikir tentang upaya mengatasi masalah sosial kemiskinan secara individu dengan waktu yang telah ditentukan. Nampak siswa membaca kembali materi masalah sosial kemiskinan sebelum mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Setelah semua siswa menyelesaikan tugas tentang upaya mengatasi masalah sosial kemiskinan, siswa dibentuk kelompok berpsangan. Guru menentukan bahwa pasangan setiap siswa adalah teman sebangkunya. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak pindah mendekati siswa lain yang pintar dan meninggalkan teman sebangkunya. Kemudian, siswa mulai bekerja dengan pasangannya untuk mendiskusikan memiliki kesempatan untuk mendiskusikan berbagai kemungkinan jawaban secara bersama.

  Pada akhir pembelajaran siswa menerima refleksi dari guru, dan mendengarkan penjelasan guru tentang langkah yang akan dilakukan pada pertemuan kedua.

  Pertemuan Kedua

  Pertemuan kedua dilakukan pada hari Rabu tanggal 20 Mei 2015 dengan alokasi yang sama pada pertemuan pertama yaitu 2X35 menit. Pertemuan kedua terdiri kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua yaitu melanjutkan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama.

  Pada kegiatan awal guru mengkondisikan kelas dengan menyuruh siswa merapikan tempat duduk, kemudian dilanjutkan berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas. Setelah itu guru mengabsen kehadiran siswa dan melakukan apersepsi dengan memberi pertanyaan “Apa penyebab anak putus sekolah?”. Kemudian siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

  Pada kegiatan inti, guru mengulas kembali materi dari pertemuan pertama. Kemudian siswa kembali dikelompokkan dengan teman sebangkunya untuk melanjutkan diskusi dari pertemuan pertama tentang upaya mengatasi masalah sosial kemiskinan. Siswa sangat antusias dalam mengerjakan tugas kelompoknya. Tiap kelompok berusaha mengerjakan dengan sebaik mungkin, supaya mendapatkan skor yang tinggi di antara kelompok yang lain. Setelah tiap kelompok menyelesaikan tugasnya, tiap kelompok mensharingkan hasil diskusinya di depan kelas. Pada saat mensharingkan di depan kelas, kelompok yang lain memperhatikan dan menyimak hasil dari diskusi kelompok lain. Setelah mensharingksn di depan kelas, guru dan siswa melakukan diskusi untuk penarikan kesimpulan. Nampak siswa menyimak dan menulis kesimpulan dari materi masalah sosial kemiskinan. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahui tentang masalah sosial di lingkungan setempat. Guru dan Kegiatan selanjutnya observer membagikan angket motivasi belajar untuk diisi secara individu. Setelah itu siswa dan guru menutup pembelajaran dengan berdoa.

  Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan kedua dilakukan pengamatan oleh observer dengan cara mengisi lembar observasi tindakan guru serta respon siswa dalam pembelajaran (lampiran 5). Dari hasil pengamatan dapat dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan pada kegiatan pembelajaran pertemuan kedua.

  Refleksi

  Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi. Kegiatan refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil observasi maupun catatan yang dilakukan observer.

  Evaluasi berisi tentang bagaimana pembelajaran IPS melalui model pembelajaran TPS dalam upaya untuk meningkatkna motivasi belajar siswa. Hasil analisis secara rinci disajikan pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tindakan Model Pembelajaran TPS Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Tidakan

  

No T TT Jumlah T TT Jumlah

Kegiatan f % f % f % f % f % f %

  Kegiatan

  1

  6

  40

  

6

  40

  6

  40

  6

  40 Awal Kegiatan

  2

  6

  40

  

6

  40

  6

  40

  6

  40 Inti TPS Kegiatan

  3

  3

  20

  

3

  20

  3

  20

  3

  20 Akhir Jumlah 15 100 15 100 15 100 15 100 Sumber : Data Primer Keterangan : T = Terlaksana TT = Tidak Terlaksana f = frekuensi Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan pembelajaran melalui model pembelajaran TPS pada siklus 2 yang meliputi pengamatan kegiatan siswa pada awal pembelajaran, kegiatan inti yang menggunakan model pembelajaran TPS, dan kegiatan akhir.

  Pada pertemuan pertama kegiatan awal pembelajaran siswa menunjukkan kesiapan untuk belajar dengan merapikan tempat duduk, kemudian salah satu teman memimpin untuk berdoa dan dilanjutkan mengecek kehadiran siswa yang dilakukan oleh guru. Sebelum pelajaran dimulai, siswa nampak menyimak apersepsi, motivasi dan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dalam kegiatan inti pembelajaran terdiri atas 6 kegiatan kegiatan, 3 diantaranya merupakan kegiatan dari model pembelajaran TPS yang menjadi fokus dari pengamatan yaitu terdiri dari think (berpikir), pair (berpasangan), dan share (berbagi). Seluruh kegiatan inti pada pertemuan pertama dilakukan dengan baik oleh siswa. Dalam kegiatan penutup nampak semua kegiatan telah dilakukan dengan baik oleh siswa.

  Pada saat pertemuan kedua, 100% kegiatan pembelajaran sudah dilakukan dengan baik oleh siswa. Dalam kegiatan inti terdiri dari 6 kegiatan, 3 diantaranya merupakan kegiatan model pembelajaran TPS yang menjadi focus dari pengamatan yaitu terdiri dari think (berpikir), pair (berpasangan), dan share (berbagi). Di samping itu catatan observer tentang kegiatan pembelajaran siklus 2 ini motivasi belajar siswa sudah terlihat lebih tinggi dibanding pada kegiatan pembelajaran siklus 1.

  Aktifitas kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran TPS yang dilakukan oleh guru, secara rinci akan disajikan pada tabel 4.5 yaitu distribusi tindakan model pembelajaran TPS Guru kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 siklus 2, berikut ini:

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tindakan Model Pembelajaran TPS Guru Kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Tidakan

  

No T TT Jumlah T TT Jumlah

Kegiatan f % f % f % f % f % f %

  Kegiatan

  1

  6

  40

  

6

  40

  6

  40

  6

  40 Awal Kegiatan

  2

  6

  40

  

6

  40

  6

  40

  6

  40 Inti TPS Kegiatan

  3

  3

  20

  

3

  20

  3

  20

  3

  20 Akhir Jumlah 15 100 15 100 15 100 15 100 Sumber: Data Primer Keterangan : T = Terlaksana TT = Tidak Terlaksana f = frekuensi

  Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan hasil bagaimana guru melakukan tindakan melalui model pembelajaran TPS pertemuan pertama pada siswa. Pada pertemuan pertama ini nampak semua kegiatan sudah dilakukan dengan baik, guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP. Guru mengkondisikan kelas sebelum pelajaran dimulai, menunjuk salah seorang siswa untuk memimpin berdoa, melakukan apersepsi, memberikan motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

  Pada saat pertemuan kedua, guru sudah baik dalam melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran TPS, dibandingkan pada pertemuan pertama. Guru melaksanakan pembelajaran secara optimal. Kelebihan pada pertemuan kedua ini guru telah memberikan pemantauan dan bimbingan kepada setiap kelompok. Keseluruhan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua sudah dilaksanakan semua dengan baik.

  Hasil Motivasi Belajar IPS Siklus 2

  Hasil skor motivasi belajar IPS melalui model pembelajaran TPS yang diperoleh dari lembar angket yang terdiri dari 16 butir pernyataan motivasi belajar. Angket motivasi belajar siswa terdiri dari 4 aspek , diantaranya aspek minat, aspek kesesuaian, aspek harapan, dan aspek kepuasan.

  Hasil yang diperoleh dari penelitian motivasi belajar IPS melalui model pembelajaran TPS siswa kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali disajikan pada

tabel 4.6 halaman berikut :Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran

  

TPS Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Pada Siklus 2

Motivasi Siswa No Skor Motivasi Kriteria Frekuensi Persentase (%)

  1 12-16 Tinggi 26 86,67 2 7-11 Sedang 4 13,33

  3 Rendah ≤6 Jumlah 30 100

  Sumber: Data Primer

  Berdasarkan tabel 4.6, nampak bahwa hasil instrumen penilaian pada siklus 2 diketahui jumlah siswa dengan kriteria motivasi belajar tinggi sebanyak 86,67% (26 siswa), siswa dengan kriteria motivasi belajar sedang sebanyak 13,33% (4 siswa), dan siswa dengan kriteria motivasi belajar rendah sebanyak 0%. Hasil yang diperoleh dari penelitian motivasi belajar IPS melalui model pembelajaran TPS siswa kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali, dapat juga disajikan secara rinci melalui gambar 4.2 yaitu grafik skor motivasi belajar IPS melalui model pembelajaran TPS siswa kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali Siklus 2, berikut ini :

  16

  14 S

  12 IP r ja a

  10 el b si

  8 a v ti siklus 2

  6 o m r

  4 sko

  2

  2

  4

  

6

  8

  10 jumlah siswa

Gambar 4.2 Grafik Garis Skor Motivasi Belajar IPS Siklus 2

  Dari gambar 4.2 di atas, nampak bahwa siswa yang memiliki skor motivasi terendah dengan skor 8 sebanyak 1 siswa, skor 9 sebanyak 1 siswa, skor 10 sebanyak 1 siswa, skor 11 sebanyak 1 siswa, skor 12 sebanyak 5 siswa, skor 13 sebanyak 9 siswa, skor 14 sebanyak 6 siswa, dan skor 15 sebanyak 6 siswa.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

  Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tindakan penelitian terhadap motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran TPS pada mata pelajaran IPS, dengan kompetensi dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya pada siklus 1 dan kompetensi dasar mengenal permasalahan sosial di daerahnya pada siklus 2 bagi siswa kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali semester 2 tahun pelajaran 2014/2015. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Perbandingan Distribusi Frekuensi Tindakan Model Pembelajaran TPS Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2 Tindakan Kegiatan Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2 F % F % F % F % F % F %

  Tindakan TPS Yang Dilakukan

  9

  75 12 100 11 91,67 12 100 6 100 6 100 Tindakan TPS Yang Belum Dilakukan

  3

  25 1 8,33 Jumlah Tindakan 12 100 12 100 12 100 12 100 6 100 6 100

  Sumber : Data Primer

  Berdasarkan tabel 4.7 tentang perbandingan aktivitas tindakan model pembelajaran TPS siswa kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 siklus 1 dan siklus 2, nampak bahwa dari siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan tindakan yang dilakukan oleh siswa baik dalam kegiatan awal, kegiatan penutup, maupun kegiatan akhir.

  Tindakan model pembelajaran TPS guru kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 siklus 1 dan siklus 2 disajikan secara rinci pada tabel 4.8 berikut ini.

  Tabel 4.8 Perbandingan Distribusi Frekuensi Tindakan Model Pembelajaran TPS Guru Kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali Semester 2

  Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2 Tindakan Kegiatan Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2 F % F % F % F % F % F % Tindakan TPS Yang Dilakukan

  9

  75 12 100 11 91,67 12 100 6 100 6 100 Tindakan TPS Yang Belum Dilakukan

  3

  25 1 8,33 Jumlah Tindakan 12 100 12 100 12 100 12 100 6 100 6 100

  Sumber : Data Primer

  Berdasarkan tabel 4.8, nampak bahwa tindakan model pembelajaran TPS guru mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Dalam kegiatan awal siklus 1 sebanyak 12 tindakan, yang telah dilaksanakan guru sebanyak 9 tindakan, kemudian pada siklus 2 mengalami peningkatan sebanyak 12 tindakan. Nampak bahwa kegiatan awal siklus 1 guru belum menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran. Kekurangan tersebut sudah diperbaiki pada siklus 2. Pada kegiatan inti siklus 1 dari 12 tindakan terdapat 1 tindakan yang belum dilakukan guru yaitu guru belum membimbing masing-masing kelompok dalam berdiskusi, sedangkan di siklus 2 semua tindakan sudah dilaksanakan dengan baik dan optimal sesuai dengan langkah model pembelajaran TPS. Dalam kegiatan akhir pada siklus 1 dan 2 guru sudah melaksanakan kegaiatan sesuai rencana yang telah disusun. Tindakan ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Agus supridjono.

  Skor motivasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran TPS diperoleh melalui angket motivasi belajar siswa yang terdiri dari aspek indikator : minat, kesesuaian, harapan, dan kepuasan.

  Hasil yang diperoleh dari penelitian motivasi belajar IPS melalui model pembelajaran TPS siswa kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali disajikan secara rinci melalui tabel 4.9 berikut ini.

Tabel 4.9 Perbandingan Jumlah Skor Motivasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran TPS Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2 Motivasi Siswa Skilus 1 Siklus 2 No Skor Kriteria Motivasi Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%)

  1 12-16 Tinggi 19 63,33 26 86,67

  2

  7 Sedang 8 26,67 4 13,33

  • – 11

3 Rendah

  3

  10 ≤6 Jumlah 30 100 30 100

  Sumber : Data Primer

  Berdasarkan tabel perbandingan motivasi belajar IPS pada siklus 1 dan sebanyak 19 siswa atau 63,33%, dan siklus 2 sebanyak 26 siswa atau 86,67%. Disini terdapat kenaikan dari siklus 1 ke siklus 2 yaitu sebanyak 23,34. Sedangkan di kriteria sedang mengalami penurunan yang semula 8 siswa atau 26,67% menjadi 4 siswa atau 13,33%.

  Selanjutnya pada kriteria rendah di siklus 1 terdapat 3 siswa atau 10% dan pada siklus 2 tidak ada siswa yang berada pada kondisi motivasi rendah atau 0%. 80% siswa sudah menduduki kriteria motivasi tinggi, sehingga penelitian yang dilakukan berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa. Berikut disajikan diagram garis perbandingan motivasi belajar IPS siswa antara siklus 1 dan siklus 2.

  14

  10 sko r m ot iv a si b e la ja r

  8

  

6

  4

  2

  16

  12

  Gambar 4.3

Grafik Garis Perbandingan Skor Motivasi Belajar IPS

Siklus 1 dan Siklus 2

  10

  8

  6

  4

  2

  Berdasarkan gambar 4.3 yaitu garis perbandingan jumlah skor motivasi belajar IPS melalui model pembelajaran TPS siswa kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa ada peningkatan jumlah skor motivasi belajar IPS dari siklus 1 ke siklus 2. Peningkatan jumlah skor motivasi belajar IPS terjadi setelah diterapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran TPS.

  IP S jumlah siswa siklus 1 siklus 2

  Frang Lyman dan rekan-rekannya mengemukakan model pembelajaran

  TPS merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam model pembelajaran TPS dapat memberikan waktu lebih banyak kepada siswa untuk berpikir, merespon, dan saling membantu satu sam alainnya, sehingga menghasilkan efek positif terhadap peningkatan respon siswa. Maka melalui pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TPS diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali semester 2 tahun pelajaran 2014/2015.

  Model pembelajaran TPS dapat meningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali semester 2 tahun pelajaran 2014/2015. Nampak bahwa motivasi belajar IPS siswa kelas 4 pada siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan mencapai 80%, sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran TPS dapat mengurangi kesenjangan antara apa yang diharapkan guru terhadap siswa dan realita yang dihasilkan siswa, yaitu motivasi belajar IPS.

Dokumen yang terkait

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Eksperimentasi Problem Based Learning dan Circ terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika bagi Siswa Kelas V SD Negeri 1 Sedayu Kecamatan Sapuran Kabupa

0 0 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Eksperimentasi Problem Based Learning dan Circ terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika bagi Siswa Kelas V SD Negeri 1 Sedayu Kecamatan S

0 0 21

EKSPERIMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DAN CIRC TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SEDAYU KECAMATAN SAPURAN KABUPATEN WONOSOBO SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syara

1 1 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Eksperimentasi Problem Based Learning dan Circ terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika bagi Siswa Kelas V SD Negeri 1 Sedayu Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo Semester II Tah

0 0 138

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Menumbuhkan Daya Berpikir Sistematis Logis dan Meningkatkan Hasil

0 0 18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Menumbuhkan Daya Berpikir Sistematis Logis dan Meningkatkan Hasil

0 0 16

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Menumbuhkan Daya Berpikir Sistematis Logis dan Meningkat

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Menumbuhkan Daya Berpikir Sistematis Logis dan Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV di SD Negeri Lemahduwur

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Menumbuhkan Daya Berpikir Sistematis Logis dan Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV di SD Negeri Lemahduwur

0 0 72

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Motivasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Think Pair Share Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Potronayan Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 15