BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Menumbuhkan Daya Berpikir Sistematis Logis dan Meningkat
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Lemahduwur, Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen, di kelas IV dengan jumlah siswa 27 siswa yang terdiri dari 13 siswa perempuan, dan 14 siswa laki-laki. Dengan alamat di Jl.
Desa Lemahduwur Desa Lemahduwur Kec.Kuwarasan Kab. Kebumen.
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah. Siswa ada yang melamun, ada yang bermain sendiri, dan ada juga yang mengobrol dengan teman yang duduk di sebelahnya. Sehingga mengakibatkan siswa belum mampu menumbuhkan daya berpikir istematis logis, dan hasil belajar siswa belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu ≥ 67.
4.2 Pelaksanaan Tindakan
4.2.1 Kondisi awal
dalam
Kondisi awal guru dalam mengajar menggunakan metode ceramah,
mengajar guru kelas IV belum melibatkan siswa, sehingga siswa dalam belajar hanya satu
arah, guru dalam mengajar belum memanfaatkan media LCD proyektor.Kondisi awal siswa dalam mengikuti pembelajaran belum berani bertanya kepada
guru, pada saat guru memberikan pertanyaan hanya beberapa siswa saja yang dapat
menjawab pertanyaan dari guru. Siswa dalam menumbuhkan daya berpikir sistematis
logis tidak terlihat hal itu dapat diamati pada saat siswa dalam mengerjakan masalah
atau soal yang diberi oleh guru masih kesulitan.kondisi awal yang peneliti temukan setelah peneliti melakukan observasi, Masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum mencapai KKM ≥ 67,
dikarenakan siswa belum mampu menumbuhkandaya berpikir sistematis logis sehingga
belum dapat menyelesaikan masalah, atau soal. Ketuntasan keseluruhan kelas yang
dicapai mencapai 40 % dengan rata-rata 68. Hal ini belum mencapai KKM ≥ 67 . Hasil
belajar matematika yang di peroleh oleh siswa dapat di amati pada table berikut :Tabel 4.1 Tabel Kondisi Awal Hasil Belajar Matematika4.3 Hasil Penelitian
4.3.1 Pelaksanaan siklus I
Mempersiapkan media, dan alat
Pada siklus I perencanaan yang di rencanakan oleh peneliti adalah : 1. Membuat skenario pelaksanaan yang tertuang dalam RPP lengkap.
≥4 atau dalam kriteria baik.
Learning (PBL) dengan indikator keberhasilan setiap item
2. Nilai sistematis logis pada siswa dengan indikator keberhasilan setiap item ≥4 atau dalam kriteria baik.
Hasil belajar dengan persentase 80% dari nilai belajar siswa ≥67.
Perencanaan Penulis menetapkan indikatoor ketercapaian hasill penelitian sebagai berikut: 1.
a.
Pelaksanakan siklus I dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
16 siswa dengan persentase 60%, dan yang belum mencapai ≥ 67 berjumlah 11 siswa dengan persentase 40%.
Dapat dilihat di table 4.1 hasil belajar siswa yang mencapai ≥ 67 berjumlah
Hasil Belajar Frekuensi Persentase Indikator
≥ 67 16 40 % 80% siswa mendapat nilai ≥ 67. < 67 11 60 %3. Nilai Kemampuan guru dalam menerapkan model Problem Based
2. Membuat lembar obsevasi 3.
b.
Pelaksanaan Pelaksanaan siklus 1 dilaksanakan 1 kali pertemuan sesuai dengan perencanaan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL). kompetensi Dasar : 5.2 Penjumlahan bilangan bulat.
Dalam pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning , dalam pembelajarannya guru menggunakan permasalahan
kepada siswa, masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan pengalaman siswa, selain itu juga menggunakan alat pembelajaran nyata berupa manik-manik supaya memudahkan siswa dalam mebenukan informasi baru dan memudahkan siswa dalam mengerjakan masalah dalam bentuk penjumlahan bilangan bulat.
Langkah awal guru membentuk kelompok, di bentuk kerja kelompok supaya pembelajaran berinteraktif, kelompok kecil yang terbentuk menjadi 5 kelompok, dan setiap kelompok terdiri dari 5-6 anak.
a) Pertemuan pertama Siklus I
Pelaksanaan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada 11 April 2015 dengan kompetensi Dasar : 5.2 Penjumlahan bilangan bulat. Alokasi yang digunakan yaitu 3 jam pelajaran (3 x 35 menit). Dalam proses pembelajaran penelitian membuat skenario pembelajaran yaitu mengucapkan salam, menanya kan kabar siswa, mengajak berdo’a siswa, menanyakan kehadiran siswa, setelah mengecek kehadiran siswa. mengingat kembali materi jenis bilangan bulat yang telah siswa ketahui untuk diarahkan siswa dalam mempelajari penjumlahan bilangan bulat dengan memberi kan pertanyaan “ Anak-anak pertemuan sebelumnya kita telah mengenal bilangan bulat, coba sebutkan jenis bilangan bulat ? anak- anak antusias menjawab, Bilangan positif, dan negatif pak ?”, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dan menyampaikan proses pembelajaran yang akan dilakukan, menjelaskan kepada siswa cara menjumlahkan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan, selanjutnya menjelaskan cara siswa dalam bentuk kelompok dengan kerja kelompok, masing-masing kelompok 5-6 siswa, membagikan LKS yang berisi soal penjumlahan bilangan bulat dan manik-manik yang di bungkus dalam amplom kepada setiap kelompok untuk menemukan 2 cara menjumlahkan bilangan bulat dengan menggunakan manik- manik dan menggunakan garis bilangan, serta menemukan hasil penjumlahannya, sebelum memulai mengerjakan guru menjelaskan secara singkat petunjuk penyelesaian masalah, menugaskan siswa kerja kelompok untuk menyelesaikan soal penjumlahan bilangan bulat sesuai petunjuk di LKS, saat kerja kelompok guru memdampingi siswa dengan berkeliling ke setiap kelompok untuk melihat aktivitas siswa dan memberi pengarahan kepada siswa yang mengalami kesulitan”, memerintah kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. selanjutnya guru mengajak siswa menyimpulkan bersama dari materi yang telah dipelajari, melakukan evaluasi dengan memberikan lembar evaluasi.
c.
Analisis Hasil Aktivitas siswa Siklus 1 Dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh dua observer hasil keseluruhan kegiatan pembelajaran, mengenai kemmampuan sistematis logis pada siswa menunjukan belum tercapainya indikator keberhasilan hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2 Hasil Penelitian Sistematis Logis pada Siswa
Pertemuan Materi Total Nilai Kriteria
skor Sistematis LogisSiklus I 1. dua 862,5 3,54 Cukup Penjumlahan Pertemuan I bilangan bulat positif.
2. Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negative. 3. dua Penjumlahan bilangan bulat negatif. Dari tabel 4.2 dapat diamati munculnya kemampuan sistematis logis pada siswa dengan perolehan skor 862,5 dengan nilai kemampuan sistematis logis 3,54 dan sudah termasuk dalam kriteria cukup. Meski sudah muncul kemampuan sistematis logis pada siswa, namun dari hasil observasi yang didapat menunjukan belum tercapainya kemampuan sistematis logis pada indikator.
d.
Analisis Hasil Belajar siklus 1 Hasil beajar siswa setelah melakukan tindakan siklus 1 mengalami peningkatan dibandingkan denganhasil belajar pada pra siklus. Hasil belajar ini telah dilampirkan di lampiran 15.
Hasil belajar matematika siklus 1 pada siswa kelas IV SD N Lemahduwur dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel 4.3 Hasil Tindakan Siklus I Mata Pelajaran Matematika Pada SiswaHasil Belajar Frekuensi Persentase Indikator 20 74% 80% siswa ≥ 67
< 67 7 26% mendapat nilai ≥ 68.
Tabel 4.2 dapat diamati bahwa hasil belajar pada pelaksanaan siklus I meningkat menjadi 74 % di bandingkan pada kondisi hasil belajar pada pra siklus60 %. Hal tersebut menunjukan hasil belajar matematika kelas IV SD Negeri Lemahduwur mengalami peningkatan.
Ketercapaian hasil belajar dapat dilihat pada gambar diagram lingkaran pada gambar 4.1
Persentase Hasil Blajar Siklus I
26%Tuntas ≥ 67 Belum Tuntas < 67 74%
Gambar 4.1 Persentase Hasil Belajar Matematika Pada Siklus 1Pada gambar 4.1 dapat diamati bahwa siswa yang mencapai ≥ 67 meningkat
menjadi 74%, dan siswa yang mendaat < 67 menurun menjadi 26%. Hal ini menunjukan
bahwa hasil belajar siswa meningkat dibandinkan dengan hasil belajar pada pra siklus.
Namun hasil belajar pada siklus 1 ini belum mencaai indicator ketercapaian ketuntasan
belajar yang telah ditentukan oleh peneiti yaitu 80%.e.
Analisis Hasil Tindakan Guru Pada siklus 1 kegiatan guru dalam pembelajaran menerapkan model
Problem Based Learning, di observasi oleh 2 pengamat. Dalam mengamati
penerapan mode Problem Based Learning pada saat pembelajaran berlangsung, pengamat menggunakan indikator untuk mengukur keberhasilan guru dalam menerapkan model Problem Based Learning.
Hasil pengamatan observer kepada guru dalam menerapkan model Problem Based Learning telah disajikan pada lempira 11.
Berikut adalah tabel hasil pengamatan observer secara keseluruhan dalam mengamati keberhasilan guru dalam menerapkan model Problem Based Learning pada siklus 1 dapat diamati pada table 4.4
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Kemampuan Guru Dalam Pembelajaran Menggunakan Model Problem Based Learning Siklus I Pertemuan Materi Total Nilai Kriteria skor Kemampuan GuruSiklus I 1. `73
4.55 Baik Penjumlahan dua Pertemuan I bilangan bulat positif.
2. Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.
3. Penjumlahan dua bilangan bulat negatif.
Pada tabel 4.4 dapat diamati total skor yang diperoleh 73 dan nilai kemampuan guru 4,55 dengan kriteria baik. Hal ini menunjukan bahwa guru dalam menerapkan model Problem Based Learning sudah baik. Dari hasil obseravasi ada beberapa kegiatan yang belum dilakukan oleh guru yaitu kurang memotivasi siswa terhadap materi yang akan dipelajari, penyampaian materi belum urut, pembuatan kesimpulan diakhir pembelajaran masih kurang belum sesuai dengan tujuan pembelajaran.
f.
Refleksi Dalam refleksi peniliti bersama observer merefleksikan hasil ketercapaian indikator,berikut hasil refleksi siklus I dan refleksi Pra siklus : Hasil refleksi pada siklus I setelah dilaksanakannya tindakan siklus 1 1. Sudah menunjukan adanya Daya Berpiki sistematis logis pada siswa.
2. Pada tindakan guru, guru dalam melaksanakan tindakan sudah menerapkan model Problem Based Learning sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
3. Hasil belajar siswa terjadi peningkatan setelah menerapkan model Problem
Based Learning, namun masih ada siswa 7 yang nilainya belum mencapai KKM.
Hasil refleksi Pra siklus : 1.
Guru dalam pembelajaran masih menggunakan metode ceramah, pembelajaran hanya 1 arah, sehingga kurang menarik perhatian siswa. Dalam pembelajaran guru belum melibatkan siswa.
2. Kemampuan Menumbuhkan Daya Berpikir Sistematis Logis Pada siswa belum muncul, dikarenakan model pembelajaran hanya satu arah.
3. Hasil belajar siswa masih rendah.
Hasil refleksi dari Pra siklus dengan siklus I menunjukan adanya perbedaan dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.5 Tabel Perbandingan Daya Berpikir Sistematis Logis, Hasil Belajar dan Metode yang Digunakan Pada Kondisi Awal dan Siklus IKondisi Awal Siklus I Hasil Sistematis Logis Hasil Belajar Metode Sistematis Logis Metode Belajar
Kemampuan Problem Belum muncul Ceramah sistematis logis Based
≥ 67, 60 % ≥ 67 ; 74 %
Sistematis Logis (cukup) Learning
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diamati dari hasil refleksi kemampuan sistematis logis siswa sudah muncul namun belum mencapai indikator, serta kemampuan guru dalam menerapkan model Problem Based Learning sudah mencapai indikator , hasil belajar siswa sudah meningkat namun belum mencapai indikator, ynag telah ditentukan. Hal pokok yang perlu diperhatikan untuk diperbaiki pada siklus II.
a.
Beberapa siswa dalam kerja kelompok masih belum mampu dalam menumbuhkan daya berpikir sistematis logis. Dikarenakan pada saat pembelajaran berlangsung ada beberapa siswa yang masih bingung dengan arahan guru pada saat pembentukan kelompok. b.
Dalam kerja kelompok ada beberapa siswa yang masih bingung dalam mengerjakan soal c.
Ketuntasan hasil belajar siswa belum mencapai indikator.
d.
Kemampuan guru dalam pembelajaran belum maksimal.
4.3.2 Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan siklus II merupakan tindak lanjut dari hasil refleksi siklus 1, dari hasil refleksi pada hasil belajar siswa belum mencapai indikator, pada kemampuan daya berpikir sistematis logis pada siswa belum mencapai indikator, dan pada pelaksanaan model Problem Based Learning guru dalam melaksanakannya secara umum sudah tercapai namun dalam pelaksanaanya ada beberapa indikator masih kurang, Siklus II terdiri dari 1 kali tindakan, tindakan tersebut terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
a.
Perencanaan Setelah diperoleh hasil refleksi pada siklus I, maka dilakukan perbaikan pada siklus II. Sebelum melaksanakan siklus II peneliti menyiapkan media, alat pembelajaran, melakukan pelatihan-pelatihan indikator pada model Problem Based Learning, dan perbaikan RPP.
b.
Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang menerapkan model Problem Based Learning pada pembelajaran, dengan Kompetensi Dasar 5.3 Mengurangkan bilangan bulat.
c.
Pelaksanaan Siklus II pertemuan 1. Pelaksanaan siklus II dilakukan pada Tanggal 22 April 2015 Alokasi waktu yang digunakan 3 jam pertemuan 3 x 35 menit. Dalam pelaksanaannya kegiatan guru mengucapkan salam, menanyakan kabar siswa, mengajak berdo’a siswa, kembali materi penjumlahan bilangan bulat yang telah siswa ketahui untuk diarahkan siswa dalam mempelajari penjgurangan bilangan bulat dengan memberikan pertanyaan “ Anak-anak pertemuan sebelumnya kita telah mempelajari penjumlahan bilangan bulat, coba sebutkan pertemuan minggu lalu kita telah mempelajari penjumlahan bilangan bulat apa saja ? anak-anak antusias menjawab, penjumlahan Bilangan bulat positif dengan positif pak, positif dengan negatif pak, nega tif dengan negatif pak ?”, memotivasi siswa mengenai materi yang akan dipelajari, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dan menyampaikan proses pembelajaran yang akan dilakukan, menjelaskan kepada siswa cara mengurangkan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan, selanjutnya menjelaskan cara mengurangkan bilangan bulat menggunakan manik- manik, mengorganisasikan siswa dalam bentuk kelompok dengan kerja kelompok, masing-masing kelompok 5-6 siswa, membagikan LKS yang berisi soal pengurangan bilangan bulat dan manik-manik yang di bungkus dalam amplom kepada setiap kelompok untuk menemukan 2 cara mengurangkan bilangan bulat dengan menggunakan manik-manik dan menggunakan garis bilangan, serta menemukan hasil pengurangan, sebelum memulai mengerjakan guru menjelaskan secara singkat petunjuk penyelesaian masalah, menugaskan siswa kerja kelompok untuk menyelesaikan soal penjumlahan bilangan bulat sesuai petunjuk di LKS, saat kerja kelompok guru memdampingi siswa dengan berkeliling ke setiap kelompok untuk melihat aktivitas siswa dan memberi pengarahan kepada siswa yang mengalami kesulitan”, memerintah kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, selanjutnya guru mengajak siswa menyimpulkan bersama dari materi yang telah dipelajari, melakukan evaluasi dengan memberikan lembar evaluasi.
d.
Analisis Hasil Aktivitas Siswa II Dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh dua observer hasil keseluruhan kegiatan pembelajaran, mengenai daya berpikir sistematis logis pada siswa menunjukan tercapainya indikator keberhasilan hal ini dapat dilihat pada
tabel 4.6 berikut ini :Tabel 4.6 Hasil Penelitian Daya Berpikir Sistematis Logis Pada Siklus II Pertemuan Materi Total Nilai Kriteria skor Sistematis LogisSiklus II 1. dua 1027
4.19 Baik Pengurangan Pertemuan I bilangan bulat positif.
2. Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. 3. dua Pengurangan bilangan bulat negatif
Tabel 4.6 dapat diamati meningkatnya daya berpikir sistematis logis pada siswa dengan perolehan skor 1037 dengan nilai daya berpikir sistematis logis4,19 dan sudah termasuk dalam kriteria baik. Dari hasil observasi yang didapat menunjukan tercapainya daya berpikir sistematis logis pada indikator dengan nilai 4,19 . Dapat disimpulkan bahwa kemampuan menumbuhkan daya berpikir sistematis logis pada siswa sudah berhasil karena sudah tercapainya indikator.
e.
Analisis Hasil Belajar siklus II Hasil beajar siswa setelah melakukan tindakan siklus 1I mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus I. Hasil belajar ini telah dilampirkan di lempira 16.
Hasil belajar matematika siklus 1I pada siswa kelas IV SD N Lemahduwur dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel 4.7 Hasil Tindakan Siklus 1I Mata Pelajaran Matematika Pada Siswa
Hasil Belajar Frekuensi Prosentase Indikator
22 81% 80% siswa ≥ 67< 67 5 19% mendapat nilai ≥ 68.
Tabel 4.7 dapat diamati bahwa hasil belajar pada pelaksanaan siklus II meningkat menjadi 81% di bandingkan pada kondisi hasil belajar pada siklus I74 %. Hal tersebut menunjukan hasil belajar matematika kelas IV SD Negeri Lemahduwur mengalami peningkatan.
Ketercapaian hasil belajar dapat dilihat pada gambar diagram lingkaran pada gambar 4.7
Persentase Hasil Blajar Siklus II 19 %
Tuntas ≥ 67 Belum Tuntas < 67 81%
Gambar 4.2 Persentase Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV SD Negeri
Lemahduwur Siklus 1I
Pada gambar 4.7 dapat diamati bahwa siswa yang mencapai ≥ 67 meningkat
menjadi 81%, dan siswa yang mendapat < 67 menurun menjadi 19 %. Hal ini
menunjukan bahwa hasil belajar siswa meningkat dibandinkan dengan hasil belajar pada
siklus I. Dari data persentase hasil belajar matematika siklus II dapat disimpulkan bahwa
ketuntasan hasil belajar siswa sudah tuntas, karena sudah mencapai indikator yaitu 80%
(22 siswa).f.
Analisis Hasil Tindakan Guru Pada siklus II kegiatan guru dalam pembelajaran menerapkan model
Problem Based Learning , di observasi oleh 2 pengamat. Dalam mengamati
penerapan model Problem Based Learning pada saat pembelajaran berlangsung, pengamat menggunakan indikator untuk mengukur keberhasilan guru dalam menerapkan model Problem Based Learning.
Hasil pengamatan observer kepada guru dalam menerapkan model Problem Based Learning telah disajikan pada lampiran 13.
Berikut adalah tabel hasil pengamatan observer secara keseluruhan dalam mengamati keberhasilan guru dalam menerapkan model Problem Based Learning pada siklus II dapat diamati pada table 4.8 berikut ini :
Tabel 4.8 Hasil Penilaian Kemampuan Guru Dalam Pembelajaran Menggunakan Model Problem Based Learning Siklus I Pertemuan Materi Total Nilai Kriteria skor Kemampuan GuruSiklus II 1. 77,75 4,85 Baik Pengurangan dua Pertemuan I bilangan bulat positif.
2. Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.
3. Pengurangan dua bilangan bulat negatif.
Pada tabel 4.8 dapat diamati total skor yang diperoleh 77,75 dan nilai kemampuan guru 4,85 dengan kriteria baik. Hal ini menunjukan bahwa guru dalam menerapkan model Problem Based Learning sudah mengalami peningkatan dari hasil siklus I. Kegiatan yang belum dilakukan yaitu dalam memberi contoh mengenai penerapan materi terhadap kehidupan sehari-hari masih kurang.
g.
Refleksi Hasil refleksi pada tindakan siklus II menunjukan adanya peningkatan pada kemampuan guru dalam menerapkan model, guru dalam mengajar sudah menyiapkan media dan alat, guru sudah memberikan motivasi, guru sudah membuat kesimpulan pembelajara. Meningkatnya daya berpikir sistematis logis pada siswa, siswa dalam membentuk kelompok sudah tidak merasa kebingungan dan sudah urut sesuai dengan arahan guru, siswa dalam kerja kelompok sudah mampu mengerjakan soal dengan caranya secara urut meski ada beberapa siswa yang bertanya. Hasil belajar siswa meningkat, Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini :
Tabel 4.9 Tabel Perbandingan Daya Berpikir Sistematis Logis, Hasil Belajar dan Metode yang Digunakan Pada Kondisi Awal dan Siklus IKondisi Awal Siklus I Hasil Sistematis Logis Hasil Belajar Metode Sistematis Logis Metode Belajar
Kemampuan Problem Belum muncul Ceramah sistematis logis Based
≥ 67, 60 % ≥ 67 ; 74 %
Sistematis Logis (cukup) Learning
Pada tabel 4.9 diketahui pembelajaran yang diterapkannya model Problem Basd Learning mengalami peningkatan menjadi 4,85 dibandingkan pada siklus I 4,55. meningkatnya nilai sistematis logis mencapai 4,19 dibandingkan dengan nilai yang diperoleh pada siklus I yaitu 3,34. peningkatan hasil belajar matematika pada siswa menunjukan lebih baik. Hal ini ditunjukan dengan Nilai hasil belajar matematika siswa meningkat 81% (22 siswa) tuntas dibandingkan dengan nilai yang diperoleh pada siklus I 74%.
4.4 Hasil Analisis Data
Data yang diperoleh dalam siklus ini meliputi daya berpikir sistematis logis, hasil belajar siswa, dan penerapan model Problem Based Learning oleh guru dalam pembelajaran.
4.4.1 Perolehan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Lemahduwur .
Setelah dianalisi oleh guru berikut adalah hasil perolehan hasil belajar matematika pada siswa kelas iV SD Negeri Lemahduwur :
Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II. N o Ketuntasa n Pra Siklus Siklus I Siklus II Frekuens i Prosentas e Frekuens
i
Prosentas e Frekuens i Prosentas e1 ≥67 16 60% 20 74% 22 81% 2 <67 11 40% 7 26% 5 19%
Jumlah 27 100% 27 100% 27 100%
Dari tabel 4.10 dapat dilihat adanya ketuntasan belajar yang mencapai KKM pada kondisi awal yang mencapai KKM 16 siswa 60%, pada siklus I hasil belajar yang mencapai KKM meningkat menjadi 20 siswa dengan persentasi 74%, dan pada hasil belajar siklus II yang mencapai KKM meningkat menjadi 22 siswa dengan persentasi 81%. Dapat disimpulkan dari hasil belajar pada siklus II persentasi mencapai 81% hasil belajar siswa sudah mencapai indikator 80% siswa mendapat nilai ≥ 67.
Lebih jelasnya perhatikan diagram perbandingan berikut ini :
Gambar 4.3 0% 20%
40% 60% 80% 100%
Pras Siklus Siklus I Siklus II Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Lemahduwur Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II.
Tuntas Belum Tuntas
Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II.
Berdasarkan diagram gambar 4.3 dari ketuntasan hasil belajar siswa pada kondisi awal sebelum menerapkan model Problem Based Learning terdapat 16 siswa dengan rata-rata nilai 68 ketuntasan mencapai (60%) yang nilainya sudah tuntas mencapai indikator. Sedangkan yang belum tuntas sebanyak 11 siswa dengan ketuntasan mencapai (40%).. Pada siklus I dalam pembelajarannya setelah guru menerapkan model Problem Based Learning menjadi 20 siswa denganrata- rata nilai 72 ketuntasan mencapai (74%) yang nilainya tuntas mencapai indikator. Sedangkan yang belum tuntas sebanyak 7 siswa dengan ketuntasan mencapai (26%). Sedangkan pada siklus II siswa hasil belajar siswa meningkat menjadi 22 siswa dengan rata-rata nilai 73 ketuntasan mencapai (81%). Hal ini menunjukan bahwa hasil belajar siswa sudah mencapai indikator ketuntasan belajar.
4.4.2 Hasil Aktivitas Siswa
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh dua observer, maka didapat data hasil pengamatan oleh pengamat, data hasil pengamatan dapat diamati pada tabel berikut ini :
Tabel 4.11 Perbandingan Nilai Daya Berpikir Sistematis Logis Pembelajaran Matematika Pada Siswa Aktivitas Mengajar Jumlah Skor Nilai Sistematis Kriteria logisSiklus I pertemuan I 862,5 3,54 Baik Siklus II pertemuan I 1027 4,19 Baik
Tabel 4.11 dapat dilihat hasil dari pengamatan oleh pengamat didapat perolehan skor secara keseluruhan pada jumlah siklus I mendapat skor 862,5dengan nilai rata-rata yang didapat 3,54 dengan kriteria baik.. Pada siklus II jumlah skor yang diperoleh 1027 dengan nilai rata-rata 4,19. Hal ini menunjukan adanya peningkatan pada daya berpikir sistematis logis pada siswa, pada siklus II menunjukan rata-rata yang sudah mencapai indikator dengan kriteria baik.
4.4.3 Hasil Penilaian Tindakan Guru
Dalam pelaksanaan tindakan guru dalam pembelajaran, didapat data hasil pengamatan mengenai guru dalam penerapan model Problem Based Learning, data tersebut dapat diamati pada tabel berikut ini :
Tabel 4.12 Perbandingan Hasil Tindakan Guru dalam Menerapkan Model ProblemBased Learning Pada pembelajaran Matematika Pada SiSwa Aktivitas Mengajar Jumlah Skor Nilai Tindakan Kriteria Siklus I pertemuan I 73 4,55 Baik Siklus II pertemuan I 77,75 4,85 Baik
Dari tabel 4.12 diketahui hasil pengamatan mengenai kemampuan guru dalam menerapkan model Problem Based Leaning. Dari tabel tersebut menunjukan perolehan skor pada siklus I diperoleh dengan jumlah skor 73 dengan nilai rata-rata yang diperoleh 4,55 dengan kriteria baik. Pada siklus II diperoleh dengan jumlah skor 77,75 dengan rata-rata yang diperoleh 4,85. Dari hasil perolehan skor tersebut dapat disimpulkan pada siklus I guru dalam menerapkan model Problem Based Learning sudah mencapai indikator, namun dalam pelaksanaannya masih ada beberapa indikator yang masih kurang dan diperbaiki pada siklus II. Pada siklus II diperoleh jumlah skor 77,75 dengan rata-rata yang diperoleh 4,85. Hal ini menunjukan bahwa dalam siklus II guru dalam melaksanakan tindakan sudah berhasil karena sudah mencapai indikator.
1.5 Pembahasan
4.5.1 Daya Berpikir Sistematis Logis Pada Siswa Kelas IV SD Negeri
LemahduwurBerdasarkan hasil Observasi aktivitas siswa dengan menerapkan model
ProblemBased Learning pada siklus 1 sudah muncul itu ditunjukan dengan rata-
rata yang di peroleh 3,54 sedangkan pada siklus 2 sudah berhasil dengan rata- rata keseluruhan yang diperoleh 4,19 ini menunjukan bahwa adanya peningkatan ketercapaian indikator tindakan siswa yang sudah berhasil karena sudah mencapai rata-rata di atas patokan yang ditentukan oleh peneliti yaitu dengan rata-rata ≥ 4.
4.5.2 Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV SD Negeri
LemahduwurBerdasarkan hasil analisis data penilaian hasil belajar matematika pada siswa kelas IV SD Negeri Lemahduwur maka diperoleh hasil belajar siswa, data analisis hasil belajar dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini :
Tabel 4.13 Hasil Belajar Pembelajaran Matematika Pada Siswa N Ketuntasa Pra Siklus Siklus I Siklus II o n Frekuens Prosentas Frekuens Prosentas Frekuens Prosentas i e i e i e1 16 60% 20 74% 22 81% ≥67 2 <67 11 40% 7 26% 5 19% Jumlah
27 100% 27 100% 27 100%
Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat pada kondisi awal 16 siswa (60%) yang nilainya tuntas (sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal), Sedangkan yang belum tuntas (belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal) sebanyak 11 siswa (40%).. Pada siklus 1 20 siswa (74%) yang nilainya tuntas (sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal), Sedangkan yang belum tuntas (belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal) sebanyak 7 siswa (25,92%). Sedangkan pada siklus 2 siswa dengan ketuntasan belajar dengan KKM 67 dari seluruh siswa yang berjumlah 27 siswa sudah mencapai ketuntasan belajar dengan mendapat nilai di atas 67 dengan persentase 81%.. Hal ini menunjukan bahwa penelitian telah berhasil dibuktikan dengan nilai yang di peroleh seluruh siswa di atas KKM ≥ 67.
4.5.3 Kemampuan guru dalam menerapkan model Problem Based Learning
Berdasarkan hasil Observasi tindakan guru dengan menerapkan model
ProblemBased Learning pada siklus I sudah berhasil tapi msih ada beberapa
tindakan guru yang masih perlu diperbaiki pada tindakan di siklus berikutnya, dengan rata-rata yang di dapat 4,55 sedangkan pada siklus II sudah berhasil dengan rata-rata yang diperoleh 4,85 ini menunjukan bahwa adanya peningkatan ketercapaian indikator tindakan guru yang sudah berhasil dan hasil belajar siswa semakin baik karena sudah mencapai rata-rata di atas patokan yang ditentukan oleh peneliti yaitu dengan rata-rata ≥ 67.
Berdasarkan hasil analisis data data yang di peroleh menunjukan dengan menggunakan model Problem Based Learning dan kelebihan yang terdapat pada model tersebut di antaranya (a) Realistik dengan kehidupan, (b) Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa, (c) Memupuk sikap inkuiri siswa, (d) memupuk kemauan problem solving Trianto dalam (Andriastutik 2013 : 16). Dapat menumbuhkan daya berpikir sistematis logis dan meningkatkan hasil belajar matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.