Proposal Penelitian Dosen Pemula An. Dew

Kode/Nama Rumpun Ilmu : 792 / Pendidikan Luar Sekolah
Bidan Fokus
:
Ilmu Pendidikan

USULAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA

PEMENUHAN KEBUTUHAN BELAJAR MASYARAKAT MELALUI
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (STUDI KASUS PADA “HUMA BACA ITAH”
DESA SAMBA BAKUMPAI KECAMATAN KATINGAN TENGAH
KABUPATEN KATINGAN

TIM PENGUSUL :
DEWI RATNA JUWITA, S.Pd, M.Pd (NIDN 11108601)
MANTILI, S.Pd.,M.Pd (NIDN 1115068801)
HOLLA FRANCISKA, S.Pd, M.Pd (NIDN 1114058501)

UNIVERSITAS PGRI PALANGKA RAYA
JUNI - 2017


DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………….

ii

IDENTITAS DAN URAIAN UMUM………………………………………………. iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………… iv
RINGKASAN………………………………………………………………………..

v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang………………………………………………………………. 1
B. Perumusan masalah…………………………………………………………. 2
C. Tujuan penelitian…………………………………………………………… .2
D. Luaran yang ditargetkan…………………………………………………….. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan non formal……………………………………………………..


6

B. Kebutuhan belajar masyarakat………………………………………….…

8

C. Huma Baca Itah sebagai bengkel pendidikan luar sekolah ……………….

10

BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan penelitian………………………………………….……………. 12
B. Subjek penelitian…………………………………………………………… 12
C. Lokasi penelitian……………………………………………………………. 13
D. Instrumen penelitian………………………………………………….…….. 13
E. Sumber data………………………………………………………………… 13
F. Teknik pengumpulan data…………………………………………………

14


G. Prosedur pengolahan data…………………………………………………

14

H. Uji keabsahan data…………………………………………………………

16

BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
A. Anggaran biaya…………………………………………………………….

18

B. Jadwal penelitian…………………………………………………………..

18

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN


RINGKASAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana (1) Respon
masyarakat terhadap adanya “Huma Baca Itah, (2). Upaya pemenuhan kebutuhan
belajar masyarakat melalui “Huma Baca Itah” (3) Dampak dari adanya “Huma Baca
Itah” bagi masyarakat Desa Samba Bakumpai (4) Apa saja kendala yang dihadapai
dalam “Huma Baca Itah”
Jenis penelitian ini adalah bersipat kualitatif bermaksud memahami fenomena
tentang upaya pemenuhan kebutuhan belajar masyarakat melalui keberadaan “Huma
Baca Itah” di Desa Samba Bakumpai Kecamatan Katingan Tengah Kabupaten
Katingan, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif karena permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini tidak berkenaan
dengan angka-angka, tetapi mendeskripsikan, menguraikan dan menganalisis.

Kata kunci : Pendidikan Luar Sekolah

BAB. I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Dengan
pendidikan, manusia dapat meningkatkan dan menggali potensi yang ada dalam dirinya.

Pendidikan juga dapat membantu manusia memiliki wawasan intelektual, kecerdasan
berpikir dan pengetahuan, sehingga pendidikan sangat berguna bagi manusia dalam
melangsungkan kehidupanya. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun
2003 pasal 1 ayat (1) dengan tegas menjelaskan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan susunan belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Dalam UU No. 20 tahun 2003 Pasal 13 ayat 1 dinyatakan bahwa jalur pendidikan
terdiri dari pendidikan formal, non-formal dan informal. Pendidikan nonformal adalah
salah satu bentuk layanan pendidikan yang bertujuan sebagai pengganti, penambah, dan
pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
Kabupaten Katingan adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah.
yang beribukota di Kasongan, memiliki luas wilayah 17.800 KM dan berpenduduk
sebanyak 146.439 jiwa (hasil sensus penduduk 2015) dengan Semboyan“Penyang Hinje
Simpei”yang berasal dari bahasa Ngaju yang berarti Rukun Dan Damai Untuk
Kesejahteraan Bersama. Kabupaten ini terdiri dari 13 Kecamatn, 154 Desa dan 7
Kelurahan. Secara administrasi pemerintahan, Desa Samba Bakumpai berada di
Kecamatan Katingan Tengah, tepatnya di Tumbang Samba sebagai kota Kecamatan
Katingan Tengah Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah. Desa samba


bakumpai memiliki Luas wilayah 79.63 Km² dengan terdiri dari 9 RT dengan jumlah
penduduk berjumlah 1.790 jiwa, terdiri dari laki-laki 898 jiwa dan perempuan 892 jiwa.
Data penduduk menurut pendidikan adalah Tidak Tamat Sekolah Dasar 57 jiwa, Tamat
SD/sederajat 154 jiwa, tamat SLTP/ sederajat berjumlah 617 jiwa,Tamat SLTA/sederajat
berjumlah 873 jiwa, Tamat diploma/sarjana 66 jiwa. Jadi jumlah penduduk menurut
pendidikan adalah 1767 jiwa.

Dari jumlah dan sebaran penduduk tersebut masih terdapat angka putus sekolah
dan angka yang tidak melanjutkan ke perguruan, banyak terjadi pernikahan di usia sekolah
dan juga kenakalan remaja. Angka putus sekolah dan Kenakalan remaja di Desa Samba
Bakumpai menyebabkan kondisi keamanan lingkungan terganggu, setiap menjelang
malam selalu saja terdapat anak-anak usia remaja yang mengalami mabuk-mabukan atau
di kenal dengan “TAKATEK’. Hal ini membuat keprihatinan bagi masyarakat.
Memperhatikan berbagai fenomena sosial yang terjadi, letak geografis dan jumlah
penduduk, maka kebutuhan akan lembaga yang bersipat pemberdayaan masyarakat sangat
dibutuhkan masyarakat desa Samba Bakumpai dan masyarakat desa Tumbang Samba
khususnya. Atas dasar keprihatinan dan kepedulian yang tinggi, Salah satu upaya
meminimalisir hal tersebut di atas, berdirilah sebuah Lembaga Pendidikan Non Formal
yaitu “Huma Baca Itah” merupakan taman baca dan pusat informasi bagi masyarakat desa

yang dapat di akses oleh semua komponen masyarakat desa baik, anak-anak, remaja
maupun kelompok ibu-ibu.
Huma Baca Itah merupakan sebuah sarana literasi yang didirikan dan
dikembangkan sebagai salah satu bagian dari pendidikan luar sekolah, dan ini merupakan
dukungan dan kepedulian terhadap pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Dengan
merangkul dan mengajak teman, kenalan, rekan sejawat dan beberapa mahasiswa
mengumpulkan buku untuk di donasikan ke Huma Baca Itah. Buku-buku tersebut dapat
menjadi bahan bacaan bagi masyarakat khususnya anak-anak usia sekolah di sekitar desa
tersebut. Kehadiran Huma Baca Itah pada awalnya hanya dilitrik sebelah mata, karena
masyarakat pada umumnya sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas masing, masing. Anakanak anak sibuk dengan bermain, sebagian besar masyarakat remaja lebih asyik dengan
hanphone dan beberapa dari mereka mengisi waktunya dengan mabuk-mabukan. Berbagai

strategi perlu dikembangkan untuk menarik perhatian masyarakat terhadap keberadaan
Huma Baca Itah.
Sebagai salah satu program pendidikan non formal/pendidikan luar sekolah dan
Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa serta usaha melestarikan program
Pendidikan luar sekolah melalui salah satu program pemberdayaan masyarakat dengan
Pengembangan gerakan literasi serta pengembangan Budaya Baca pada masyarakat akan
peningkatkan pengetahuan dan wawasan yang lebih baik dan berarah pada progress atas
kehidupan serta berkepribadian baik pribadi, kelompok maupun dalam bermasyarakat

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk membantu masyarakat mendapatkan
pembelajaran, informasi dan pengetahuan salah satunya dengan kehadiran lembagalembaga pendidikan nonformal seperti rumah singgah, rumah belajar, pondok baca,
perpustakaan desa dan lain-lain. Hasil penelitian Lasa HS dalam jurnalnya Tentang
“Minat Baca Masyarakat” dijelaskan bahwa Perpustakaaan sebagai institusi informasi dan
ilmu pengetahuan memiliki tugas dan peluang besar untuk berperan serta aktif dalam
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan koleksi bahan pustakayang dikelola dan
difasilitasi yang tersedia, perpustakaan dapat mendorog masyarakat untuk meningkatkan
akses informasi dalam rangka peningkatan kecerdasan religi, intelektual, kognisi, afeksi,
dan kinetik mereka. (Lasa, Hs, 2012).
Selanjutnya Hasil penelitian Juniawan Hidayanto dalam Journal of Nonformal
Education and Community Empowerment, tahun 2012. Penelitian tentang “Upaya
Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Melalui Taman Bacaan Masyarakat Area Publik
Di Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang” hasil penelitian menjelaskan bahwa
Perlu peningkatan Sikap Kedisiplinan dari pengelolaan dan pendampingan sangat
dibutuhkan dalam proses dan berlangsungnya kegiatan TBM Area Publik Citra Agung
dan juga keberadaan akan TBM ini dirasa bermanfaat dan menjadi suatu layanan publik.
Saran yang diajukan peneliti yaitu Perlu adanya pendampingan terhadap pelaksanaan yang
pendampingan tersebut dilakukan oleh instansi terkait.
Dari beberapa jurnal tersebut, terlihat bahwa keberadaan lembaga pendidikan
nonformal (salah satunya perustakaan) mampu membuat masyarakat belajar dan

menambah ilmu dan pengetahuannya yang dalam jangka panjang berdampak pada adanya
perubahan pola pikir yang lebih maju menjadi insan yang terbuka, mandiri, dan kreatif.

Dan untuk berjalannya kegiatan lembaga ini perlu didukung oleh pihak maupun instansi
lain.
Huma baca itah merupakan lembaga belajar masyarakat, dengan berbagai strategi
yang nantinya akan coba

dkemas dan kembangkan dan mampu menarik perhatian

masyarakat meningkat, maka Kehadiran Huma Baca Itah ini harapakan dapat membantu
berbagai masalah dan kerbatasan akses pendidikan oleh masyarakat Desa Samba
Bakumpai dan sekitarnya. Kehadiran Huma Baca Itah ini merupakan pancingan “mata
kail” untuk menggali potensi masyarakat lainnya yang dapat dikembangkan melalui
berbagai program yang akan ditawarkan untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan masyarakat. Sasaran dari kehadiran Huma Baca Itah bukan hanya sebagai
tempat membaca anak-anak tetapi juga sebagai wadah atau panggung kreativitas bagi ibuibu atau masyarakat yang memilki keinginan untuk memperoleh berbagai keterampilan
berwirausaha, selain itu sasaran juga anak muda yang putus sekolah, disiapkan kursus
komputer untuk mereka. Semua program yang dtawarkan dapat di akses secara gratis oleh
masyarakat.

Gerakan literasi dan program pemberdayaan yang di tawarkan Huma Baca Itah
merupakan salah satu program pendidikan nonformal dan dalam rangka ikut
mencerdaskan kehidupan bangsa serta usaha melestarikan program pendidikan nonformal
melalui salah satu program pemberdayaan masyarakat dengan pengembangan gerakan
literasi serta pengembangan budaya baca pada masyarakat akan peningkatkan
pengetahuan dan wawasan yang lebih baik dan berarah pada progres atas kehidupan serta
berkepribadian, baik pribadi, kelompok maupun dalam bermasyarakat. Oleh karena itu
relevan untuk diteliti Bagaimana Eksistensi

“Huma Baca Itah” Sebagai Lembaga

Pendidikan Luar Sekolah Dalam Memenuhi Kebutuhan Belajar Masyarakat Desa Samba
Bakumpai.
B. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana :
1. Respon masyarakat terhadap adanya “Huma Baca Itah” ?
2. Upaya pemenuhan kebutuhan belajar masyarakat melalui “Huma Baca Itah” ?
3. Dampak dari adanya “Huma Baca Itah” bagi masyarakat Desa Samba Bakumpai?
4. Apa saja kendala yang dihadapai dalam “Huma Baca Itah” ?
C. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana :
1. Respon masyarakat terhadap adanya “Huma Baca Itah” ?
2. Upaya pemenuhan kebutuhan belajar masyarakat melalui “Huma Baca Itah” ?
3. Dampak dari adanya “Huma Baca Itah” bagi masyarakat Desa Samba Bakumpai?
4. Apa saja kendala yang dihadapai dalam “Huma Baca Itah” ?

D. Luaran Yang Ditargetkan
1. Dalam aspek akademik, penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya ilmu
pengetahuan di bidang ilmu pendidikan khususnya dalam pengembangan
pendidikan nonformal.
2. Dari sisi akademis diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan khasanah baru
dalam pengembangan ilmu pendidikan, selain itu diharapkan penulis juga
bermanfaat secara praktis bagi penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan
nonformal dalam mendukung keberlangsungan pendidikan formal.
3. Dipublikasikan di jurnal ilmiah yang ber ISSN dan Jurnal Ilmiah Nasional
terakreditasi.
Tabel 1. Rencana target Capaian Tahunan
No
Kategori

1.

2.
3.
4.

5.

Indikator Capaian

Jenis Luaran

Artikel ilmiah di
muat di Jurnal

Artikel ilmiah di
muat di Prosiding
Invite Speaker daLam temu ilmiah
Visiting lecturer
Hak Kekayaan
Intelektual (HKI)

sub Kategori

Wajib

Internasional
bereputasi
Nasional
Terakreditasi
Nasional tidak submited
terakreditasi
Internasional
Nasional
Internasional
Nasional
Internasional
Paten
Paten
sederhana
Hak Cipta
Merek Dagang

Tambahan TS
draf

Tidak
ada

TS+1 TS+2
Sub Tidak
mited
ada

6.
7.
8.

Rahasia
dagang
Disain produk
Industri
Teknologi Tepat Guna
Model Purwarupa/Disain/Karya
Seni/ Rekayasa Sosial
Buku Ajar (ISBN)

9. Tingkat Kesiapan Teknologi

draf

TidakTidak ada
draf
ada

1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Non Formal
Pendidikan Nonformal menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan “…Pendidikan Nonformal adalah jalur
pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang…” Terkait penjelasan tersebut, dalam mendalami dan memahami pengertian
pendidikan non formal yang dikenal juga dengan istilah Pendidikan Luar Sekolah (PLS),
Soelaiman Joesoef (1992; 50) menjelaskan pengertian Pendidikan Luar Sekolah, yaitu:
“…Setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah diluar sekolah
dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai
dengan usia dan kebutuhan hidupnya dengan tujuan mengembangkan tingkat
keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta
yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan, bahkan lingkungan
masyarakat dan negarannya…”.
Pendidikan luar sekolah memiliki ciri-ciri yang menjadi kekhasannya. Berkaitan
dengan ciri-ciri pendidikan luar sekolah, beberapa ahli pendidikan memberikan batasanbatasan. Menurut Oong Komar (2006; 175) bahwa Pendidikan Luar Sekolah mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut yakni : “(1) Aktifitas pendidikan yang diorganisasikan di luar
sekolah, (2) berorientasi pada kebutuhan warga belajar; (3) diberikan secara terorganisir
di luar pendidikan formal; (4) berbentuk pendidikan dan pelatihan’. Pendidikan Luar
Sekolah merupakan suatu kegiatan pendidikan atau pembelajaran yang dalam
pelaksanaannya tidak terikat oleh ruang dan waktu. Dapat dilakukan kapan saja, di mana
saja, oleh dan untuk siapa saja. Jadi, Pendidikan Luar Sekolah merupakan usaha

membelajarkan masyarakat, kapan saja dan memanfaatkan nilai yang baik dan lebih
bermanfaat bagi kehidupan pribadi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional bagian Pendidikan Non Formal pasal 26 ayat 1 disebutkan bahwa :
“(1) Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan
layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah dan atau pelengkap
pendidikan formal dalam rang mendukung pendidikan sepanjang hayat; (2) Pendidikan
nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada
penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan
kepribadian profesional”. Dalikah (1997; 33) mengatakan bahwa tujuan Pendidikan Luar
Sekolah : ”Mengembangkan tingkat keterampilan, sikap-sikap yang memungkinkan
baginya menjadi peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, bahkan
masyarakat dan negara…”
Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan luar
sekolah bertujuan untuk melayani dan memenuhi kebutuhan belajar masyarakat dalam
upaya memberikan bekal pengetahuan, keterampilan praktis yang sesuai dengan
kebutuhan sosial dan ekonomi masyarakat, untuk mengembangkan diri dan dapat
menafkahi hidupnya dengan baik. Dengan mengutamakan adanya peningkatan tingkah
laku dan keterampilan dari warga belajarnya dibandingkan perubahan dari unsur
pengetahuan, pendidikan luar sekolah optimis jika masyarakat atau warga belajar dalam
kegiatan pendidikan luar sekolah dapat menjawab semua kebutuhannya sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan hidup dan keluarganya baik dari sisi sosial, ekonomi maupun
kesehatan masyarakat.
Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, guna memperoleh
pengetahuan dan keterampilan. Agar ia dapat meningkatkan taraf hidupnya baik melalui
sistem persekolahan atau sistem diluar persekolahan, Soelaiman Joesoef (1992;58)
menjelaskan bahwa :“Sasaran pendidikan luar sekolah dapat dibagi menjadi dua sasaran
pokok yakni “1).Pendidikan luar sekolah untuk pemuda dan 2). Pendidikan luar sekolah
untuk orang dewasa”. Selanjutnya berdasarkan lingkungan sosial budaya sasaran
pendidikan luar sekolah dapat berupa “1). Masyarakat pedesaa, 2). Masyarakat perkotaan,
3). Masyarakat terpencil”. Selanjutnya, Vembriarto dalam (M.Djauzi Moedzakir,2010;23)
mengklasifikasikan peserta didik pendidikan luar sekolah berdasarkan beberapa katagori

yakni : “Jumlah, usia, profesi, dan tempat tinggal. Berdasarkan jumlah dapat dibedakan
menjadi individu, kelompok, dan masyarakat. Berdasarkan usia dapat dibedakan menjadi
usia dini, pemuda dan orang dewasa dan orang lanjut. Berdasarkan profesi dapat dibedakan
menjadi petani, pedagang, pegawai, perawat, pendidik, dan sebagainya. Berdasarkan
tempat tinggal dapat dibedakan menjadi masyarakat perkotaan, pedesaan, sub urban dan
daerah terpencil”.
Dari pendapat di atas terlihat bahwa sasaran atau peserta didik pendidikan luar
sekolah memiliki cakupan yang sangat luas, dimana tidak mengenal jumlah, batas usia,
profesi dan waktu serta tempat pelaksanaan, serta tidak membeda-bedakan dalam
pelayanannya. Dan bagi orang-orang dewasa khususnya, Pendidikan luar sekolah ini
timbul oleh karena orang dewasa tertarik terhadap profesi kerja, tertarik terhadap suatu
keahlian, tertarik terhadap hal-hal dan pengetahuan baru yang dapat dimanfaatkan untuk
menjawab kebutuhan dan memecahkan masalahnya, yang dapat diperoleh melalui
berbagai cara seperti kursus-kursus pendek, in service training, penyuluhan, kelompok
belajar dan lain sebagainya. Sasaran pendidikan luar sekolah pada masyarakat pedesaan
biasanya diarahkan pada program-program mata pencaharian, program pendayagunaan
sumber-sumber alam, dan program pemberdayaan lainnya.
B. Kebutuhan Belajar Masyarakat
Belajar adalah suatu aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan,
meningkatkan keterampilan, memperbaiki

perilaku, sikap dan

mengkokohkan

kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pegetahuan, menurut
pemahaman sains konvensional, konteks manusia dengan alam diistilahkan dengan
pengalaman (exsperience) pengalaman yang terjadi berulang-ulang melahirkan
pengetahuan (knogledge) atau body of knowladge ( Ma’aruf Kahri, 2012 :16)
Definisi ini merupakan definisi umum

dalam pembelajaran sains secara

konvensional dan beranggapan bahwa pengetahuan yang didapatkan berdasarkan
eksplorasi melalui alam guna memperoleh pengetahuan. Setelah lahir teori kognitivisme,
definisi pengetahuan atau menjadi tahu semacam ini mengalami perubahan. Oleh karena
itu didalam pengalamannya manusia selalu menghadapi sejumlah fenomena atau faktafakta alami tertentu, maka pengetahuan pada hakikatnya juga terbangun dari sekumpulan
fakta-fakta.

Belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, tidak harus dalam kondisi formal
di kelas, tetapi dapat secara informal, non formal dan seperti dinyatakan di atas, bahwa
belajar dapat dari alam atau dari peristiwa social sehari-hari. Oleh karena itu sesuai
dengan kenyataan faktual yang dialami dalam proses pendewasaan diri serta proses untuk
memperoleh perluasan dan kemantapan kompentensi yang dimilikinya, pada hakikatnya
belajar berujuan untuk memperoleh hikmah (Lesson learned). Istilah Lesson learned
sendiri asal muncul dari lembaga antariksa AS (NASA) yang kemudian dikembangkan
oleh lembaga antariksa di Eropa dan Jepang. Himah pembelajaran didefinisikan sebagai
pengetahuan atau pemahaman yang diporeleh melalui pengalaman (UNEP, 2007:4)
kemudian dalam sumber yang sama komunitas evaluasi UNEP (United Nations
Environment Programme) mendefinisikan hikmah pembelajaran sebagai simpulan umum
yang berpangkal dari evaluasi terhadap pengalaman-pengalamanan dalam proyek
proogram atau kebijakan yang diabstraksikan dari suatu kondisi spesifik menuju kondisi
yang lebih luas.
Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi
tertutup atau sebaliknya, dimana kebanyakan interaksi adalah antara individu-individu
yang terdapat dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" berakar dari bahasa Arab,
musyarakah. Arti yang lebih luasnya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubunganhubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah kelompok atau komunitas yang
interdependen atau individu yang saling bergantung antara yang satu dengan lainnya. Pada
umumnya sebutan masyarakat dipakai untuk mengacu sekelompok individu yang hidup
bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Dalam memenuhi kebutuhannya secara sadar atau tidak masyarakat melalui proses
yang disebut belajar. Belajar yang dimaksud bisa terjadi dan dilakukan secara sengaja dan
tetencana dan bisa terjadi secara tidak sengaja artinya terjadi seiring dengan proses hidup.
Memahami kebutuhan belajar masyarakat dan masyarakat sebagai pembelajar tentunya
tidak terlepas dari konsep pembelajaran orang dewasa. Dalam aktivitasnya pendidikan
luar sekolah menerapkan prinsif-prinsif andragogi atau pembelajaran orang dewasa
karena orientasi pembelajarannya adalah sesuai kebutuhan warga belajar. Jadi kegiatan
pembelajaran dirancang sesuai dengan hasil pemetaan kebutuhan belajar masyarakat.
Sistem belajar masyarakat merupakan sejarah berkembangnya pendidikan luar
sekolah, dan pendidikan luar sekolah terus berkembang di masyarakat karena diperlukan

keberadaannya. Pendidikan luar sekolah memiliki peluang yang cukup luas untuk
membelajarkan masyarakat, yang sasarannya dapat didasarkan pada segi usia, lingkungan
sosial budaya, jenis kelamin, mata pencaharian, taraf pendidikan, maupun pada kelompokkelompok khusus. Kajian empiris selama ini, memberikan gambaran bahwa program
pendidikan luar sekolah terus berupaya dan beradaptasi dengan tuntutan serta
perkembangan masyarakat, hal tersebut terlihat dari strategi yang dikembangkan
Direktorat Pendidikan Luar Sekolah (Dirjen PLSP), yaitu strategi pemberdayaan
(Empowering) dengan konsep Community Based Education (CBE). Melalui konsep
pendidikan berbasis masyarakat, program-program pendidikan luar sekolah diharapkan
dapat menyesuaikan dan memanfaatkan perkembangan teknologi serta disesuaikan
dengan kondisi lingkungan sosial budaya masyarakat. Kelembagaan pendidikan luar
sekolah dikelola oleh, dari, dan untuk masyarakat serta merupakan milik masyarakat,
diwujudkan dalam Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. Strategi ini ditempuh untuk
meningkatkan peran serta masyarakat (partisipasi) dalam pembangunan masyarakat.
Dalam mendukung upaya pemberdayaan masyarakat, melalui akses pendidikan
nonformal maka hadirlah sebuah pusat kegiatan belajar masyarakat yaitu HUMA BACA
ITAH di Desa Samba Bakumpai yang diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
masyarakat.
C. Huma Baca Itah Sebagai Bengkel Pendidikan Luar Sekolah
Pendidikan berbasis masyarakat adalah pendidikan yang sebagian besar
keputusan-keputusannya dibuat oleh masyarakat Dengan mengacu pada makna
pendidikan berbasis masyarakat, kegiatan pendidikan luar sekolah harus didasarkan pada
kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Karena itu

program pendidikan luar sekolah

harus berdasarkan pada kebutuhan nyata dan potensi yang ada pada masyarakat. Menurut
Sihombing, (2001:185) ada lima acuan untuk mengembangkan dan melaksanakan konsep
pendidikan berbasis masyarakat, yaitu: Pertama, teknologi yang digunakan hendaknya
sesuai dengan kondisi dan situasi nyata yang ada di masyarakat. Kedua, adalah
kelembagaan, artinya harus ada wadah yang statusnya jelas dimiliki, dipinjam atau
dikelola, dikembangkan oleh masyarakat, dalam hal ini ditumbuhkan partisipasi
masyarakat. Ketiga, adalah sosial, artinya program belajar harus bernilai sosial atau harus
bermakna bagi kehidupan peserta didik atau warga belajar. Oleh karena itu, program harus
digali berdasarkan potensi lingkungan dan berorientasi pasar bukan berorientasi akademik

semata. Keempat, kepemilikan program belajar, artinya kelembagaan harus menjadi
milik masyarakat, bukan milik instansi pemerintah. Kelima, organisasi, artinya aparat
pendidikan luar sekolah tidak menangani sendiri programnya, melainkan bermitra dengan
organisasi-organisasi kemasyarakatan. Salah satu wujud kelembagaan Community Based
Education adalah melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat merupakan sentra pembelajaran masyarakat
yang ada di sekitar kehidupan masyarakat. Pelaksanaannya adalah dengan menggali dan
memadukan seluruh potensi yang ada di masyarakat, sehingga menjadi sinergi yang
ampuh untuk membantu/membekali masyarakat dengan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang diperlukannya. Pembelajaran di PKBM diharapkan dapat memanfaatkan
potensi yang ada di lingkungannya, sehingga kegiatan pembelajaran di PKBM itu betulbetul didasarkan pada makna pendidikan berbasis masyarakat, yaitu: dari masyarakat, oleh
masyarakat, dan untuk masyarakat.
Huma Baca Itah, merupakan salah satu tempat yang didirikan sebagai pusat
belajar masyarakat khususnya masyarakat Desa Samba Bakumpai dan sekitarnya. Tujuan
utama dari pendirian Huma Baca Itah adalah sebagai tempat membaca atau perpustakaan
mini desa, tetapi dalam perjalanan kedepannya Huma Baca Itah berusaha
mengembangkan layanan pendidikan lainnya sesuai kebutuhan masyarakat seperti sebagai
pusat penyelenggaraan kegiatan penyuluhan maupun pelatihan-pelatihan kewirausahaan,
peningkatan keterampilan dan lain-lain. Huma Baca Itah merupakan satu-satunya sarana
pendidikan luar sekolah yang ada di Desa Samba Bakumpai Kecamatan Katingan Tengah
Kabupaten Katingan yang memberikan layanan pendidikan luar sekolah bagi masyarakat
secara gratis mulai dari kegiatan perpustakaan mini, kegiatan keterampilan maupun
pelatihan-pelatihan.
Huma Baca Itah berasal dari bahasa dayak yang artinya “Rumah Baca Kita”,
yang berdiri atas prakarsa masyarakat dan dikelola oleh masyarakat dan untuk masyarakat.
Membaca merupakan media perubahan yang sebenarnya merupakan bentuk kebudayaan.
Oleh karena itu untuk mengubah masyarakat yang enggan membaca menjadi masyarakat
baca/reading society diperlukan adanya perubahan budaya (Tilaar, 1999: 389). Membaca
merupakan usaha penyebaran gagasan dan upaya kreatif. Siklus membaca sebenarnya
merupakan siklus mengalirnya ide pengarang ke dalam diri pembaca yang pada gilirannya
akan mengalir ke seluruh penjuru dunia melalui tulisan (buku, artikel, makalah seminar,

hasil penelitian) dan rekaman lain memengaruhi pembentukan kepribadian seseorang.
Sebab membaca itu merupakan proses psikologis dan fisiologis yang menentukan
terbentuknya manusia yang mampu mempengaruhi dunia melalui pikiran-pikiran mereka.

BAB III. METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini bermaksud memahami fenomena tentang upaya pemenuhan
kebutuhan belajar masyarakat melalui keberadaan “Huma Baca Itah” di Desa Samba
Bakumpai Kecamatan Katingan Tengah Kabupaten Katingan, maka pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena permasalahan yang
dibahas

dalam

penelitian

ini

tidak

berkenaan

dengan

angka-angka,

tetapi

mendeskripsikan, menguraikan dan menganalisis. Menurut Bogdan dan Taylor dalam
Moleong (2007; 4) bahwa “Pendekatan kualitatif adalah sebuah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang/perilaku yang
diamati”.
Penelitian ini berupaya mendeskripsikan gambaran mengenai pemenuhan
kebutuhan belajar masyarakat melalui keberadaan “Huma Baca Itah”. Dalam hal ini jenis
penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan penelitian secara
kualitatif. Studi kasus (Case Study) yaitu studi yang dilakukan dengan mempelajari
dengan intensif latar belakang, serta interaksi lingkungan dalam gambaran unit-unit sosial
untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta
karakter-karakter yang khas dari suatu kasus atau studi dari individu yang kemudian dari
sifat-sifat di atas akan dijadikan yang bersifat umum.
Penggunaan jenis penelitian ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto
(2005 ; 131) menjelaskan bahwa : “Penelitian kasus adalah suatu penelitian yang
dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau

gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah
atau subjek yang sangat sempit. Tetapi ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih
mendalam.” Studi kasus diletakan dalam konteks rumpun kualitatif karena studi kasus
tidaklah kaku sifatnya, ia menawarkan keluwesan dan sewaktu-waktu dapat berubah
sesuai dengan perkembangan yang lebih menarik, unik, dan penting dari fakta empiris
yang sedang dicermati.

B. Subjek Penelitian
Tidak ada kriteria yang pasti untuk menentukan subjek yang nantinya menjadi
informan penelitian, namun demikian beberapa kriteria yang dapat dijadikan acuan dalam
memilih informan dalam penelitian ini antara lain : (1). Informan mengalami langsung
situasi atau kejadian yang berkaitan dengan topik penelitian, (2). Informan mampu
menggambarkan kembali fenomena yang telah dialaminya terutama dalam sifat alamiah
dan maknanya, (3). Bersedia untuk terlibat dalam kegiatan penelitian ini, (4). Bersedia
untuk diwawancarai dan direkam aktivitasnya selama wawancara atau selama penelitian
berlangsung. (5). Memberikan persetujuan untuk mempublikasikan hasil penelitian.
Penelitian ini melibatkan masyarakat pengunjung/pemanfaat Huma Baca Itah, pengelola
dan tokoh masyarakat Desa Bakumpai Kecamatan Katingan Tengah Kabupaten Katingan
sebagai subjek penelitian. Informan/partisipan yang menjadi subjek penelitian, ditentukan
dengan menggunakan teknik bola salju (Snowball Technique). Diharapkan para informan
dan partisipan dalam penelitian ini bisa memberikan data secukupnya, meskipun dalam
hal-hal tertentu nantinya memerlukan ketekunan untuk memahaminya secara objektif.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini difokuskan di lembaga pendidikan non formal “HUMA BACA
ITAH” yang berada di RT 07 Desa Samba Bakumpai Kecamatan Katingan Tengah
Kabupaten Katingan.
D. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2009; 305) menyatakan bahwa, “Dalam penelitian kualitatif
yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti sendiri”. Mengingat peneliti

merupakan instrumen utama dalam penelitian, maka kehadiran peneliti dalam penelitian
ini sangat penting dan menjadi utama karena peneliti juga bertugas sebagai perencana,
pengumpul data, menganalisis data, menafsirkan data dan menarik kesimpulan dari semua
data yang diperoleh, disamping catatan lapangan berisi hasil-hasil pengamatan melalui
observasi wawancara maupun dokumentasi yang sangat membantu peneliti.
E. Sumber Data
Sumber Data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data diperoleh. Hal ini
sejalan dengan pendapat Moleong (2007; 241) menjelaskan bahwa : “…Sumber data dan
jenis data yang terdiri atas kata-kata dan tindakan, sumber tertulis, foto, dan data statistik.
Selain itu masih ada sumber data yang tidak dipersoalkan disini seperti yang bersipat non
perbal…” Berdasarkan jenis datan, maka data pada penelitian ini dibedakan menjadi dua
yaitu : 1). Data Primer adalah data diperoleh peneliti secara langsung dengan melakukan
observasi dan wawancara kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan. Dalam penelitian ini sumber primer penelitian adalah pengunjung dan
pengelola Huma Baca Itah, ketua Rt dan kepala desa, 2). Data sekunder yaitu data yang
berfungsi sebagai pelengkap data primer yang diperoleh secara tidak langsung dari objek
penelitian, misalnya melalui media lain seperti dokumen/arsip, laporan-laporan, atau buku
penunjang lain.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematik dengan memperhatikan
penggarisan yang telah ditentukan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari data yang
tidak terpakai karena jauhnya informasi yang diperoleh dengan keperluannya. Adapun
pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dari sumber data (subyek)
ialah : 1) Observasi; 2) Wawancara; 3) Dokumentasi.
G. Prosedur Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian kualitatif secara teoritis merupakan proses
penyusunan data yang memudahkan penafsirannya. Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini berbentuk data deskriptif yaitu data berbentuk uraian yang memaparkan
keadaan objek yang diteliti berdasarkan fakta-fakta aktual atau sesuai kenyataan
sehinggga menuntut penafsiran peneliti secara lebih mendalam terhadap makna yang
terkandung di dalamnya.

Prosedur pengolahan data kualitatif dilakukan berdasarkan model analisis
interaktif sebagaimana dikembangkan oleh Miles & Huberman (1992; 20) Analisis data
pada model ini terdiri dari empat langkah yang saling berinteraksi yaitu pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan (verifikasi)

Pengumpulan
Data

Penyajian
Data

Reduksi
Data

Gambar 1. Siklus Prosedur Pengolahan Data : Kesimpulan-kesimpulan:
Penarikan/Verifikasi
Model Interaktif. ( Sumber : Miles dan Huberman.
1992 : 20)

1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan teknik wawancara penilaian
diri sendiri dan dokumentsi. Data-data di lapangan itu dicatat dalam deskriptif
tentang apa yang dilihat dan apa yang didengar, serta apa yang di alami apa adanya
dari lapangan tanpa adanya komentar atau tafsiran dari peneliti tentang fenomena
yang di jumpai. Dari cacatan di lapangan peneliti membuat catatan refleksi,
cacatan refleksi merupakan cacatan dari peneliti sendiri yang berisi komentar,
kesan pendapat dan penafsiran terhadap fenomena yang ditemukan.
2. Reduksi Data
Data yang banyak dan komplek yang didapat di lapangan perlu dianalisis
melalui reduksi data. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data
kasar yang muncul dari catatan lapangan. Reduksi data dalam penelitian ini
berlangsung secara terus menerus selama penelitian berlangsung. Reduksi data
dilakukan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang
tidak diperlukan, dan mengorganisasikan data yang diperlukan disesuai fokus
permasalahan penelitian.
3. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi maka data tersebut akan langsung disajikan sebagai
sekumpulan informasi tersusun dalam bentuk uraian singkat yang sistematis
sehingga menjadi lebih sederhana dan dapat dipahami maknanya dan memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Pengajian data merupakan tahapan
untuk memahami

apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan

selanjutnya, untuk dianalisis dan diambil tindakan berdasarkan pemahaman yang
telah didapatkan.
4. Penarikan Kesimpulan atau verifikasi
Penarikan kesimpulan dilakukan setelah data disajikan secara sistematis.
Kesimpulan yang dibuat peneliti bersifat sementara, sebelum pengumpulan data
berakhir. Peneliti melakukan verifikasi kesimpulan yang diperoleh selama
penelitian berlangsung. Kegiatan tersebut, dilakukan untuk menguji kebenaran dan
kesesuaian makna yang muncuk berulang-ulang. Verifikasi atau penarikan
kesimpulan berusaha mencari makna dari komponen-komponen yang disajikan
dengan mencatat pola-pola, keteraturan, penjelasan, konfigurasi, hubungan sebab
akibat dan proposi dalam penelitian melakukan verifikasi dan penarikan
kesimpulan, penulis melakukan kegiatan peninjauan kembali terhadap pengajian
data dan pencatatan lapangan melalui konsultasi dengan pembimbing dan diskusi
teman sejawat.

H. Uji keabsahan Data
Moleong (2007:326) menjelaskan bahwa :“Setiap penelitian memerlukan uji
keabsahan data atau uji validitas dan pemeriksaan terhadap keabsahan data yang mutlak
dilakukan sehingga penelitian tersebut benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dari
segala sisi”. Dalam menguji keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini menggunakan
kriteria sebagai berikut :
1. Kepercayaan ( Kredibilitas )
Kredibilitas data dilakukan untuk membuktikan bahwa apa yang telah peneliti
amati adalah sesuai dengan apa yang sesungguhnya dan sebenarnya terjadi di
lapangan. Standar yang digunakan adalah: 1). Memperpanjang proses
pengumpulan data di lapangan, 2). Melakukan observasi secara terus menerus dan
sungguh-sungguh, 3). Melakukan Triangulasi metode, sumber data, dan

triangulasi waktu pengumpulan data, 4). Melibatkan teman sejawat untuk
melakukan diskusi dalam rangka memperoleh masukan kritikan dan saran dari
awal sampai akhir penelitian, 5). Melacak kesesuaian data kelengkapan hasil
analisis data, 6). Mengecek proses pengumpulan data.
2. Keteralihan ( Transferabilitas)
Keteralihan merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif.
Dimana data yang diperoleh dapat diterapkan pada tempat lain yang memiliki
karakteristik tidak jauh berbeda dengan tempat penelitian berlangsung.
Keteralihan dilaksanakan dengan cara meminta bantuan orang lain atau juga orang
yang diteliti guna membaca hasil penelitian, sehingga mendapat tanggapan dan
diperoleh masukan tentang hasil penelitian sehingga dapat dimengerti dan
dipahami oleh pembaca terutama mengenai fokus penelitiannya.
3. Ketergantungan ( Dependabilitas )
Dalam penelitian kualitatif, dependabilitas disebut reliabilitas. Suatau
penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat merepleksi/ audit proses
dan data penelitian tersebut, atau dilakukan penelitian kembali oleh orang lain
dengan hasil yang sama, maka data tersebut terpercaya/reliabilitas. Agar temuan
penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan Peneliti secara ilmiah, maka harus
melibatkan teman sejawat dan dosen pembimbing dalam mereview seluruh hasil
penelitian yang yang telah diperolehnya agar dapat dimengerti secara jelas tentang
prosedur yang telah dilakukan peneliti.
4. Kepastian (Confirmabilitas)
Pengujian confirmabilitas dalam pengujian kualitatif sering disebut dengan
uji objektivitas penelitian. Penelitian dikatakan objektif bila hasil penelitian telah
disepakati banyak orang. Dengan demikian apabila data tersebut telah diakui dan
dipercaya oleh banyak orang , dengan melakukan pengamatan secara berulangulang dengan hasil yang sama/tetap, maka data tersebut objektif. Kepastian
(Confirmabilitas) dimaksudkan guna meneliti atau memeriksa hubungan antara
data hasil penelitian dan informasi dengan interpretasi dalam organisasi
pelaporan..Hal ini dilakukana agar data penelitian dengan data yang terhimpun
menjadi pasti, absah dan dapat dipertanggungjawabkan.

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. Anggaran Biaya
Anggaran Biaya yang diusulkan dalam penelitian untuk pencapaian luaran wajib
dan luaran tambahan sebesar Rp. 19.564.000,- (Sembilan Belas Juta Lima Ratus Enam
Puluh Empat Ribu Rupiah) yang dirinciannya di sajikan pada lampiran dan ringkasannya
ditampilkan pada tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Rekapitulasi Usulan Biaya
No.
1.
2.
3.
4.

Jenis Pengeluaran
Biaya yang diajukan
Honorarium
Rp.
4.560.000,Belanja Barang Habis Pakai
Rp.
7.504.000,Perjalanan
Rp.
5.700.000,Sewa
Rp.
1.800.000,J U M L A H
Rp
19.564.000,(Terbilang ; // Sembilan Belas Juta Lima Ratus Enam Puluh Empat Ribu Rupiah).
B. Jadwal Penelitian
Dalam penelitian ini, jadwal penelitian untuk satu tahun dirinci dalam 4 bulan. Ini
didasarkan pada perkiraan waktu antara pengumuman penelitian yang didanai dengan
pelaporan akhir. Kekurangan atau kelebihan waktu akan diprakondisikan dengan
rangkaian kegiatan selama proses penelitian sebagaimana terinci pada tabel berikut :
Tabel 3. Jadwal Kegiatan
No

Jadwal kegiatan

bulan
1

2

3

4

1

2

3

4

Persiapan penelitian
Pengurusan surat ijin
Observasi perdana
Perampungan instrumen
Pelaksanaan penelitian
Pengambilan data
Analisis dan pembahasan
Review hasil
Pelaporan penelitian
Penyusunan laporan
Seminar hasil
Pengunggahan laporan
Publikasi penelitian
Penerbitan artikel
Penerbitan ringkasan kebijakan
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT Rineka
Cipta : Jakarta.
Dalikah, 1997. Diktat Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. FKIP UNPAR : Palangka
Raya
Joesef, Solaeiman, 1997. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Bumi Aksara : Jakarta
Juniawan Hidayanto dalam Journal of Nonformal Education and Community
Empowerment, tahun 2012.
Lasa HS, 2012. Jurnal tentang “Minat Baca Masyarakat”
Komar, Oong, 2006. Filsafat Pendiikan Non Formal. CV Pustaka Setya : Bandung
Ma’aruful Kahri, 2012 .Belajar Dan Pembelajaran Berbasis Pendidikan Jasmani Dan
Olahraga. Nusa Media Bandung : P3AI Unlam Banjarmasin
Milles dan Hubberman, 1992. Analisis Data Kualitatif. Rineka Cifta : Jakarta
Moedzakir, M. Djauzi, 2010. Metode Pembelajaran Untuk Program-Program Pendidikan
Luar Sekolah. Universitas Negeri Malang (UM Press) : Malang.

Moleong Lexi J, 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya : Bandung
Sihombing (2001). Pendidikan Luar Sekolah Managemen Strategi. Jakarta: PT Mahkota
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R & D, Alfabeta : Bandung
Tilaar, 1999. Manajemen Pendidikan Nasional. PT Remaja Rosdakarya

Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Republik
Indonesia

LAMPIRAN- LAMPIRAN
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran

1. Honorarium
Honor per Tahun (Rp)
Honor

Honor/Jam (Rp)

Waktu (jam/minggu)

Minggu
Tahun ke-1

Ketua

20,000.00

7 jam/minggu

12 minggu

1,680,000.00

Anggota 1

17,500.00

6 jam/minggu

12 minggu

1,440,000.00

Anggota 2

17,500.00

6 jam/minggu

12 minggu

1,440,000.00

Tahun
ke-2

Tahun
ke-3

4,560,000.00

Sub Total
2. Pembelian Bahan Habis Pakai

Material

Justifikasi
Pemakaian

Kuantitas

Harga Satuan
(Rp)

Harga Peralatan Penunjang (Rp)

Tahun ke-1
Flashdisk

Peyimpan Data

1 buah

200,000.00

200,000.00

CD -R

Peyimpan Data

10 buah

5,000.00

50,000.00

Stapler

Pelengkap
Aministrasi

2 buah

50,000.00

100,000.00

Isi Stapler

Pelengkap
Aministrasi

3 buah

5,000.00

15,000.00

Perforator

Pelengkap
Aministrasi

1 buah

100,000.00

100,000.00

Tahun
ke-2

Tahun ke3

Paper Clip

Pelengkap
Aministrasi

10 buah

10,000.00

100,000.00

Kertas HVS

Administrasi

4 rim

40,000.00

160,000.00

Kertas Buffalo

Administrasi

2 rim

50,000.00

100,000.00

Tinta Warna

Administrasi

4 buah

28,000.00

112,000.00

Tinta Hitam

Administrasi

4 buah

28,000.00

112,000.00

Pencatatan
Agenda

3 buah

40,000.00

120,000.00

Notebook

Catatan Lapangan

10 buah

20,000.00

200,000.00

Ballpoint

Administrasi

10 buah

5,000.00

50,000.00

Correction tape

Administrasi

5 buah

5,000.00

25,000.00

Spidol

Administrasi

10 buah

10,000.00

100,000.00

Lem

Administrasi

4 buah

10,000.00

40,000.00

Map Diamond

Penyimpanan
Dokumen

2 buah

80,000.00

160,000.00

Map Plastik
Biasa

Penyimpanan
Pedoman
Wawncara

10 buah

Souvenir

Cinderamata
Untuk Informan

15 buah

50,000.00

750,000.00

Plakban

Administrasi

4 buah

25,000.00

100,000.00

Isolasi Bening
Foto
Copy/Penjilidan
Laporan

Administrasi

3 buah

20,000.00

60,000.00

Pelaporan dan
berkas penelitian

15 buah

100,000.00

1,500,000.00

Pelaporan hasil
penelitian

1 kali

500,000.00

500,000.00

Publikasi Luaran

10 buah

80,000.00

800,000.00

Penunjang
Penelitian
Lapangan

4 bulan

Buku Agenda

Seminar Hasil

Cetak Ringkasan
Kebijakan
Konsumsi
selama
penelitian

5,000.00

50,000.00

2,000,000.00

7,504,000.00

Sub Total
3. Perjalanan

Material

Justifikasi
Pemakaian

Kuantitas

Harga Satuan
(Rp)

Biaya per Tahun (Rp)
Tahun ke-1

Perjalanan ke
lokasi Unit
analisis program

Observasi Perdana

4 kali

150,000.00

600,000.00

30 kali

150,000.00

4,500,000.00

Tahun
ke-2

Tahun ke3

Transportasi ke
tempat informan

Pengambilan Data
(Observasi,
Wawancara,
Dokumentasi

Perjalanan ke
lokasi Unit
analisis program

Perampungan data

4 kali

150,000.00

600,000.00
5,700,000.00

Sub Total
4. Sewa

Material

Justifikasi
Pemakaian

Kuantitas

Biaya per Tahun (Rp)

Harga Satuan
(Rp)

Tahun ke-1
Sewa Printer

4 bulan

Administrasi

450,000.00

Tahun
ke-2

Tahun ke3

1,800,000.00

Sub Total

1,800,000.00

TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SETIAP TAHUN (Rp)

19,564,000.00

TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SELURUH (Rp)
19,564,000.00

Lampiran
Biodata Ketua dan Anggota

A. Identitas diri Ketua Tim Pengusul
1

Nama Lengkap (dengan gelar)

Dewi Ratna Juwita, S.Pd.,M.Pd

2

Jabatan Fungsional

Asisten Ahli

3

Jabatan Struktural

Sekretaris Unit pelaksana kegiatan lapangan (UP3L)

4

NIP/NIK/Identitas lainnya

6271015110860001

5

NIDN

1111108601

6

Tempat dan Tanggal Lahir

7

Alamat Rumah

8

NomorTelepon/Faks/HP

Tumbang Samba, 11 Oktober 1986
Jl. G. Obos XII Gg cantik No.11 Palangka Raya, Kode
Pos 73113
0852-4908-1113

9

Alamat Kantor

Jalan Hiu Putih – Tjilik Riwut Km. 7 Palangka Raya

10

Nomortelepon/Faks

-

11

Alamat e-mail

dewiratnajuwita17@gmail.com

12

Lulusan yang telah dihasilkan

S1 = 1

13

Mata Kuliah yang diampu

1. Pengantar Pendidikan

S2 = 1

2. Profesi Keguruan
3. Belajar pembelajaran
4. Telaah kurikulum penjas

S3 = 0

B. Riwayat Pendidikan
Uraian
Nama Perguruan
Tinggi
Bidang Ilmu

S1
Universitas Palangka Raya

S2
Universitas Palangka Raya

Manajemen Pendidikan

Magister Pendidikan Luar Sekolah

Tahun MasukLulus
Judul Skripsi/
Tesis/Disertasi

2006-2010

2010-2012

Pengelolaan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP)
Bidang
Studi
Pendidikan
Geografi di SMA Se Kota
Palangka Raya

Nama
Pembimbing
/Promotor

1. Dra. Siti Arimi, M.Pd
2. Sugi Hermanto, S.Pd.,M.Pd

Posyandu
Sebagai
Agansi
Pembaharuan Pendidikan Luar
Sekolah (Studi Kasus Tentang
Makna Posyandu Bagi Ibu-Ibu Di
Desa Samba Bakumpai Kecamatan
Katingan Tengah)
1. Prof. Dr. M. Norsani Darlan
2. Prof. Dr. Ruslikan

S3
-

-

-

C. Pengalaman Penelitian dalam Lima TahunTerakhir
(Bukan penelitian skripsi, tesis, maupun disertasi)
No

Tahun

Judul Penelitian

-

-

--

Pendanaan
Sumber*
--

Jumlah (jutaRp)
--

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun sumber lainnya.
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Lima TahunTerakhir
No

1

2

3

Tahun

2015

2016

2016

Judul Pengabdian kepada
Masyarakat
Kegiatan Penyuluhan Pembuatan
Alat Bantu Pernapasan Sederhana
Untuk Mendapatkan Udara Bersih
Akibat Paparan Asap Pekat Di
Posyandu Mekar Sari Palangka Raya
Kegiatan Pembuatan Bak Lompat
Jauh Sederhana Dalam Rangka
Pengelolaan Lahan Sekolah Sebagai
Sarana Praktek Siswa SMA PGRI 2
Palangka Raya
Pelatihan
Pemanfaatan
Limbah
Koran Menjadi Barang Bernilai
Ekonomis Bagi Anak Jalanan Dalam
Program Pengurangan Pekerja Anak

Pendanaan
Sumber*

Jumlah (jutaRp)

Mandiri

Rp. 1.000.000

Bantuan SMA
PGRI 2 Palangka
Raya
Bantuan Disnaker
Kota Palangka
Raya

Rp. 2.000.000

Rp. 3.000.000

4

5

2017

2017

(PPA-PKH) Di Disnaker Kota
Palangka Raya
Kegiatan Pengabdian Masyarakat
Melalui Pelatihan Pembuatan Prozen
Food dari Ikan Patin di PKBM
Lutfillah Palangka Raya

Mandiri
Rp. 2.500.000

Pelatihan
Pembuatan
“Balado
Kunjui” Menggunakan Bahan Dasar
Ubi Singkong di Huma Baca Itah
Desa Samba Bakumpai Kec.
Katingan Tengah

Mandiri
Rp. 2. 500.000

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat DIKTI
maupun sumber lainnya.

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal Lima TahunTerakhir
No
1

Judul Artikel Ilmiah

Nama Jurnal

Persepsi Guru Terhadap Supervisi Kepala Maretas (ISSN:
Sekolah Dalam Kepemimpinan Pengajaran 2303-0100)
Di SMPN-2 Tumbang Samba Kabupaten
Katingan

Volume/Nomor/Tah
un
Jilid 3 Nomor 3,
April 2016

F. Pemakalah Seminar Nasional (Oral Presentasi) dalam Lima Tahun Terakhir
No

NamaTemu Ilmiah/Seminar

Judul Artikel Ilmiah

1.

--

--

Waktu dan
Tempat
--

G. Karya Buku dalam Lima TahunTerakhir
No

Judul Buku

Tahun

1

-

-

Jumlah
Halaman
-

Penerbit
-

H. Perolehan HKI dalam Sepuluh TahunTerakhir
No

Judul/Tema HKI

Tahun

Jenis

Nomor P/ID

1

-

-

-

-

I.

Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam
Sepuluh Tahun Terakhir
No
1

J.

Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial
lainnya yang Telah Diterapkan
-

Tahun
-

Tempat
Penerapan
-

Respons
Masyarakat
-

Penghargaan dalam Sepuluh TahunTerakhir (dari Pemerintah, Asosiasi, atau
Institusi Lainnya)
No
1

JenisPenghargaan
--

InstitusiPemberiPenghargaan
--

Tahun
--

A. Identitas Diri Anggota 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Nama Lengkap (dengan gelar)
Jenis Kelamin
Jabatan Fungsional
NIDN
Tempat dan Tanggal Lahir
E-mail
Nomor Telepon/HP
Alamat Kantor
Nomor Telepon/Faks
Lulusan yang telah dihasilkan
Mata kuliah yang diampuh

Mantili, S.Pd.,M.Pd
Perempuan
Asisten Ahli
1115068801
Talio, 15 Juni 1989
mantilinaila@gmail.com
082151993677
Jl. Hiu Putih Km 7 Palangka Raya

Sejarah Asia Tenggara
Sejarah Afrika
Sejar