ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN CUSHING SY

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
CUSHING SYNDROME
A. Definisi
Cushing

syndrome

adalah

kumpulan

gejala

yang

disebabkan

oleh

hiperadrenokortisisme akibat neoplasma korteks adrenal atau adenohipofisis, atau
asupan glukokortikoid yang berlebihan. Bila terdapat sekresi sekunder hormon

adrenokortikoid yang berlebihan akibat adenoma hipofisis dikenal sebagai
Cushing Disease (Dorland, 2002).
Cushing’s Sindrom adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek
metabolik gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang
menetap. Kadar yang tinggi ini dapat terjadi secara spontan atau karena pemberian
dosis

farmakologik

senyawa-senyawa

glukokortikoid.

(Sylvia

A. Price;

Patofisiolgi, Hal. 1088).
Cushing’s Sindrom adalah penyakit akibat aktivitas korteks adrenal yang
meningkat dalam pemberian kortikosteroid atau ACTH ( Suzzanne C. Smeltzer

dan Brenda G. Bare. 2001 : 1327-1328 ).
Cushing’s Sindrom adalah causa primer yang tidak terletak di hipofisis akan
tetapi di supraren sebagai suatu adenoma / karsinoma ( Harvey Cushing, 1932 ).
Syndrom cushing adalah syndrom yang diakibatkan oleh aktivitas adrenolkortikal
yang berlebihan ( Baughman dkk. 2001 : 486 ).

B. Etiologi
1.

Primary chusing syndrome
Terlampau banyaknya produksi cortison yang diakibatkan oleh
adrenal adenoma atau carsinoma.

2. Secondary chusing syndrome
Terlampau banyaknya produksi cortisol yang diakibatkan oleh
adrenal hyperplasia karena banyak sekali ACTH. Terlalu banyak produksi
ACTH dapat diakibatkan oleh :
a. Pituitary mengeluarkan terlalu banyak ACTH karena gangguan
pituitary atau hypothalamus.
b. Peningkatan produksi ACTH yang berasal dari cetopic non-pituitary

(produksi hormon diluar pituitary), seperti pada bronchogenic
carsinoma, bronchial adenoma, pancreatic carsinoma.
3. Iatrogenic chusing syndrome
Kadar cortisol yang sangat tinggi sebagai akibat dari terapi
glucocorticoids yang berlangsung lama.

C. Fatofisiologi
Faktor- faktor patofisiologi yang dikaitkan dengan cortisol yang
berlebihan adalah akibat pengaruh yang berlebihan dari glucocorticoids.
Yang berikut adalah rincian patofisiologi dari corticosteroid yang berlebihan :
1. Perubahan metabolisme protein
Katabolisme protein yang berlebihan mengaktifkan kurangnya
massa otot- otot dengan tanda- tanda :
 Atrophy otot- otot terutama pada ekstremitas yang mengakibatkan
lengan dan kaki kelihatan kurus; sulit berdiri dari posisi duduk; sulit
naik tangga; keletihan dan kecapean.
 Mengurangnya

protein


matriks

dari

tulang-

tulang

yang

mengakibatkan osteoporosis, fraktura compression pada tulang
belakang, fraktura pathological, nyeri tulang- tulang dan punggung.

 Hilangnya collagen support dari yang mengakibatkan kulit menjadi
tipis, cepat timbul memar, ecchymosis, dan striae kemerah- merahan
pada abdomen.
 Luka sulit sembuh.
2. Perubahan metabolisme lemak
Perubahan metabolisme lemak mengakibatkan obesitas dan
distribusi jaringan- jaringan lemak tidak normal. Banyak lemak pada muka

mengakibatkan “moon face” daerah intracapular mengakibatkan “buffalo
hump”; pada messenterium“truncal obesity” atau berat badan meningkat.
3. Perubahan metabolisme karbohidrat
Ada peningkatan hepatic gluconeogenesis dan ketidakmampuan
memaki insulin yang mengakibatkan postprandial hyperglycemia dan
diabetes mellitus. Pasien yang sudah ada DM, gangguan metabolisme
karbohidrat akan memperberat tanda- tanda DM.
4. Perubahan pada respon imun dan respon terhadap inflamasi
 Mengurangnya lymphocyte terutama T- lymphocytes.
 Meningkatnya neutrophils.
 Terganggunya kegiatan antibody.
5. Gangguan metabolisme air dan mineral.
Cortisol itu sendiri mempunyai mineralocorticoid activity, maka
kelebihan

corticol

mengakibatkan

tanda-tanda


dan

gejala-gejala

peningkatan kegiatan mineralocorticoid. Sekalipun aldosterone adalah
normal. Termasuk tanda-tanda dan gejalanya :
a.

Retensi sodium dan air yang bisa mengakibatkan berat badan
meningkat dan edema.

b. Hypertensi sebagai akibat dari peningkatan volume cairan dan
peningkatan sensitivity dari arteriole terhadap catecholamines.
c.

Meningkatnya

ekskresi


kalium

dan

chloride

melalui

urine

(hypokelamia dan hypochloremia) yang bisa mengakibatkan metabolic
alkalosis.

d. Meningkatnya resorpsi kalsium dari tulang-tulang dan renal calculi
dari hyperculuria.
6. Perubahan pada emotional stability.
a. Cepat marah, cemas.
b. Depression ringan, konsentrasi dan ingatan menurun yang bisa
berkembang ke depression berat dan psychosis.
7. Perubahan hematological.

Erythrocyte (RBC), hemoglobin, hematokrit bisa meningkat.
8. Kegiatan androgen meningkat.
a. Hirtusism (banyak bulu tubuh pada muka dan seluruh tubuh)
b. Rambut kepala rontok.
c. Acne (jerawat).
d. Menstrual cycle terganggu dari oligumenorrhea sampai ke amernorrhea.
e. Perubahan libido

D. Manifestasi Klinik
1.

Rambut kepala menjadi tipis

2.

Jerawat, pipi kemerahan

3.

Moon face


4.

Buffalo hump

5.

Bulu halus banyak pada muka dan seluruh tubuh atau Hirtusisme

6.

Striae kemerah-merahan pada abdomen

7.

Lengan dan kaki kurus dengan atrophy otot-otot

8.

Kulit cepat memar, ecchymosis, penyembuhan luka sulit


9.

Berat badan bertambah atau obesitas

10.

Diabetes melitus

11.

Hipertensi

E. Pemeriksaan Diagnostik
1.

Peningkatan kemih 17-hydroxycorticoids dan 17-ketogenic steroid.

2.


Kadar kortisol yang berlebihan plasma.

3.

Plasma ACTH meningkat.

4.

Penekanan deksametason tes, mungkin dengan pengukuran ekskresi
kortisol urin, untuk memeriksa:
 Unsuppressed tingkat kortisol dalam menyebabkan sindrom Cushing
oleh tumor adrenal.
 Ditekan tingkat kortisol pada penyakit Cushing disebabkan oleh
tumor hipofisis.

5.

CT scan dan ultrasonografi menemukan tumor.

6.

Pemeriksaan elektro kardiografi : untuk menunjukkan adanya hifertensi

7.

Pemeriksaan darah lengkap eosinofil menurun

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan

Yang diperikasa

Hasil

laboratorium
17 - hidroksikortikoid (17-OHCS)

Naik

(plasma, urin).
Hormone / Metabolik
17 - ketosteroid (17-KS)

Naik

(plasma, urin)
Eosinofil

Turun

Neutrofil
Darah

Naik
Naik

Sel darah

Glukosa
Urin

Positif

Pemeriksaan Penunjang
Bila data laboratorium masih meragukan, perlu dilakukan pemeriksaan
penunjang untuk menegakkan diagnosis Sindrom Cushing.
Pemeriksaan Penunjang
a. Foto rontgen tulang

Hasil
-

Osteoporosis terutama pelvis, cranium,
costa, vertebra

b.

- Pielografi

-

Pembesaran adrenal (karsinoma)

c. Arteriografi

-

Lokalisasi tumor adrenal

d.

-

Tumor

-

Hiperplasi

-

Tumor

- Laminografi

Scanning

e. Ultrasonografi

f.

Foto rontgen kranium

-

Hiperplasi

-

Tumor Hipofisis

F. an Penatalaksanaan
1. Terapi
Pengobatan sindrom cushing tergantung ACTH tidak seragam,
bergantung pada apakah sumber ACTH adalah hipofisis atau ektopik.
Beberapa pendekatan terapi digunakan pada kasus dengan hipersekresi
ACTH hipofisis. Jika dijumpai tumor hipofisis sebaiknya diusahakreseksi
tumor transfenoidal. Tetapi jika terdapat bukti hiperfungsi hipofisis namun
tumor tidak dapat ditemukan maka sebagai gantinya dapat dilakukan
radiasi kobalt pada kelenjar hipofise.
Kelebihan kortisol juga dapat ditanggulangi dengan adrenalektomi
total dan diikuti pemberian kortisol dosis fisiologik atau dengan kimia
yang mampu mrnghambat atau merusak sel-sel korteks adrenal yang
mensekresi kortisol. Pengobatan sindrom ACTH ektopik adalah dengan
reseksi neoplasma yang mensekresi ACTH atau adrenalektomi atau
supresi kimia fungsi adrenal seperti dianjurkan pada penderita sindrom
cushing jenis tergantung ACTH hipofisis. (Silvia A.Price; Patofisiologi,
Hal. 1093).
2. Tindakan Medis
a. Operasi pengangkatan tumor melalui hipokisektomi transfenoidalis,
biasanya penyebabnya adalah tumor hipofisis.
b. Radiasi kelenjar hipofisis, untuk mengendalikan gejala.
c. Adrenalektomi biasanya untuk pas dengan hipertrofi adrenal primer.
d. Jika dilakukan adrenolektomi bilateral (keduanya diangkat) tetapi
pergantian dengan hormon – hormon kortex adrenal seumur hidup.
e. Preparat penyekat enzim adrenal (metyrapon, aminoglutethimide,
mitotone, ketokonazol) untuk mengurangi hiperadrenalisme jika
penyebabnya adalah tumor yang tidak dapat dihilangkan secara tuntas.

f. Therapi penggantian temporer dengan hidrokortison selama beberapa
bulan sampai kelenjar adrenal mulai memperlihatkan respon yang
normal.

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pada pengkajian meliputi:
1. Identitas klien
2.

Keluhan Utama
Adanya memar pada kulit, pasien. Mengeluh lemah, terjadi
kenaikan berat badan.

3. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan ada memar pada kulit.
4. Riwayat penyakit dahulu
Kaji apakah pasien pernah mengkonsumsi obat-obatan kartekosteroid
dalam jangka waktu yang lama.
CONTOHNYA Aminoglutetimid 20 mg/hari

Nifedipin 10 mg

4xsehari
5. Riwayat penyakit keluarga
Kaji apakah keluarga pernah menderita penyakit cushing sindrom.

6. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Pernapasan

 Inspeksi : Pernapasan cuping hidung kadang terlihat, tidak terlihat
retraksi intercouste hidung, pergerakan dada simetris
 Palpasi

: Vocal premilis teraba rate, tidak terdapat nyeri tekan

 Perkusi : Suara sonor
 Auskultasi : Terdengar bunyi nafas normal, tidak terdengar bunyi
nafas tambahan ronchi wheezing
b. Sistem Kardiovaskuler
 Inspeksi

: Ictus cordis tidak tampak

 Palpasi

: Ictus cordis teraba pada ICS 4-5 mid klavikula

 Perkusi

: Pekak

 Auskultasi

: S1 S2 Terdengar tunggal

c. Sistem Pencernaan
 Mulut

: Mukosa bibir kering

 Tenggorokan : Tidak dapat pembesaran kelenjar tiroid
 Limfe

: Tidak ada pembesaran vena jugularis

 Abdoment

:

 I : Simetris tidak ada benjolan
 P : Tidak terdapat nyeri tekan
 P : Suara redup
 A : Tidak terdapat bising usus
d. Sistem Eliminasi
Tidak ada gangguan eliminasi
e. Sistem Persyarafan
Composmentis (456)
f. Sistem Integument / ekstrimitas
Kulit:Adanya perubahan-perubahan warna kulit,berminyak,jerawat
g. Sistem Muskulus keletal
 Tulang

: Terjadi osteoporosis

 Otot

: Terjadi kelemahan

Data Subjektif
1. Perubahan pada body proportion, berat badan, distribusi bulu-bulu tubuh,
rambut kepala rontok atau menipis, pigmentasi kulit, memar, ecchymosis, luka
sulit sembuh.
2. Nyeri tulang-tulang terutama nyeri punggung.
3. Riwayat infeksi : kulit, saluran pernafasan.
4. Neurological data : tingkah laku, konsentrasi, ingatan.
5. 24 jam intake makanan dan cairan.
6. Peningkatan rasa haus, nafsu makan.
7. Perubahan output urine
8. Sexuality data :
 Wanita : perubahan menstruasi,ciri-ciri seksualitas sekunder,libido
 Laki-laki : perubahan -perubahan libido,ciri-ciri seksualitas sekunder
9. Pengetahuan : perubahan penyakitnya,diagnostik test pengobatan
Data Objektif
1. Adanya moon face,buffale hump,truncal obesity,lengan dan kaki kurus,
hyperpigmentasi, striade, ecchymosis, luka yang belum sembuh
2. Neurological:ketepatan emosi dengan situasi,konsentrasi,ingatan
3. Cardivasculer : blood pressure ,weight, pulse, adanya edema, distensi jugular
vein.
4. Nutritition:intake makanan dan cairan
5. Musculoskeletal :muscle mass,strenght,kemampuan berdiri dari posisi duduk

Analisa Data
Data Pendukung
DS :
- Kelemahan secara
menyeluruh
DO :

Etiologi
- Tumor adrenokortikal,
hyperplasia adrenal, dan
tumor ekstra pituitary
- sekresi kortisol

Masalah
Intoleransi Aktivitas

- kemampuan berdiri dari
posisi duduk
- aktivitas dibantu keluarga
dan perawat
- tirah baring /imobilisasi
DS :
- Klien mengatakan ada
memar dan lukanya sulit
sembuh
DO :
- Terdapat memar dan ada
luka yang belum sembuh
- Kelembapan kulit
- Perubahan pigmentasi
- Perubahan turgor
DS :
- penolakan terhadap
berbagai perubahan actual
- perasaan negative
mengenai bagian tubuh
(perasaan tidak berdaya)
- keputusasaan atau tidak ada
kekuatan
DO :
- adanya moon face, buffalo

- kadar kortisol dalam
darah
- produksi protein
- pembentukan energy
- Intoleransi aktivitas
- Tumor adrenokortikal,
hyperplasia adrenal, dan

Kerusakan integritas
kulit

tumor ekstra pituitary
- sekresi kortisol
- kadar kortisol dalam
darah
- produksi protein
- protein kulit hilang
- kerusakan integritas
kulit
- Pemakaian obat

Gangguan citra tubuh

glukokortikoid dalam
jangka panjang
- kadar kortisol dalam
darah
- distribusi jaringan
adipose
- Moon face, buffalo
hump
- Gangguan citra tubuh

hump, obesitas
- perubahan struktur dan atau
fungsi actual
DS :

- Tumor adrenokortikal,
hyperplasia adrenal, dan

Kelebihan volume
cairan

- Perubahan haluaran urine
DO :
- Haluaran urine dan adanya
glukosuria

tumor ekstra pituitary
- sekresi kortisol
- kadar kortisol dalam
darah
- Retensi natrium
- Penumpukan cairan
- Gangguan

DS :
- melaporkan nyeri baik
secara verbal maupun
nonverbal
DO :
- posisi untuk mengurangi
nyeri
- tingkah laku ekspresif

keseimbangan cairan
- Pemakaian obat

Nyeri

glukokortikoid dalam
jangka panjang
- kadar kortisol dalam
darah
- sekresi lambung
- ulkus
- nyeri

(gelisah, meringis, dan
mengeluh)
- perubahan dalam nafsu
makan
DS :
- Keterbatasan kemampuan
untuk melakukan

- Tumor adrenokortikal,
hyperplasia adrenal, dan
tumor ekstra pituitary

ketramppilan motorik halus - sekresi kortisol
DO:
- Keterbatasan ROM

- kadar kortisol dalam
darah
- produksi protein
- protein jaringan hilang
- atropi otot
- resti cedera

Resiko Cedera

B. Diagnosa
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan perubahan
metabolisme protein.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema.
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik
4. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan natrium
5. Nyeri berhubungan dengan meningkatnya sekresi lambung
6. Resiko cedera berhubungan dengan atropi otot

C. Intervensi
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan perubahan
metabolisme protein.
a. Kaji tanda-tanda intoleransi
b. Bantu untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan kemampuan fisik,
psikologis dan social
c. Bantu aktivitas klien yang berarti
d. Pastikan lingkungan aman bagi keberlangsungan gerakan-gerakan
yang melibatkan sejumlah besar otot-otot tubuh
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema.
a. Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskular.
b. Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit dan membran mukosa.
c. Inspeksi area tergantung edema.
d. Berikan perawatan kulit. Berikan salep atau krim.
e. Anjurkan menggunakan pakaian katun longgar.
f.

Kolaborasi dalam pemberian matras busa.

3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik
a. Bina hubungan saling percaya

b. Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang kondisi dan pengobatan
c. Diskusikan arti perubahan pada pasien.
d. Anjurkan orang terdekat memperlakukan pasien secara normal dan
bukan sebagai orang cacat.
e. Rujuk ke perawatan kesehatan. Contoh: kelompok pendukung.
4. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan natrium
a. Ukur masukan dan haluaran, catat keseimbangan positif. Timbang
berat badan tiap hari.
b. Awasi tekanan darah.
c. Kaji derajat perifer/edema dependen
d. Awasi albumin serum dan elektrolit (khususnya kalium dan natrium)
e. Batasi natrium dan cairan sesuai indikasi.
5.

Nyeri berhubungan dengan meningkatnya sekresi lambung
a. Catat keluhan nyeri, lokasi, lamanya, intensitas (skala 0-10)
b. Kaji ulang faktor yang meningkatkan dan menurunkan nyeri
c. Berikan makan sedikit tapi sering sesuai indikasi untuk pasien
d. Berikan obat sesuai indikasi. Mis, antasida.

6. Resiko cedera berhubungan dengan atropi otot
a. Kaji tanda-tanda ringan infeksi
b. Ciptakan lingkungan yang protektif
c. Bantu klien ambulasi
d. Berikan diet tinggi protein, kalsium, dan vitamin D

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124