METODE KALKULASI PARTISIPASI NASIONAL DALAM PEMBANGUNAN PLTN

  Aula Timur ITB - Bandung, 3 Desember 2015

METODE KALKULASI PARTISIPASI NASIONAL DALAM

PEMBANGUNAN PLTN

  1

  2 Mochamad Nasrullah , Arief Tris Yuliyanto

1 Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir –BATAN, Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta 12710 ABSTRAK.

  

METODE KALKULASI PARTISIPASI NASIONAL DALAM PEMBANGUNAN

PLTN. Ketahanan suatu negara khususnya dalam pengembangan industri memerlukan

partisipasi nasional dalam industri tersebut. Penelitian ini bertujuan menghitung partisipasi

nasional dalam pembangunan PLTN yang menggunakan perhitungan Newjec dan

perhitungan biaya material dan labor cost serta perhitungan yang menggunakan

pengalaman partisipasi nasional dari negara lain. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada

penggunaan data kuantitas dan harga material dan labor cost yang diambil dari data

EMWG. Metode perhitungan menggunakan spread sheet dari Newjec dan EMWG serta

pengalaman dari perhitungan partisipasi nasional negara lain dari berbagai jenis PLTN.

Hasil penelitian menunjukkan perhitungan partisipasi nasional yang dihitung Newjec

menunjukkan hasil 25,91%, dengan cara perhitungan yang berbeda berdasarkan data dari

EMWG, hasilnya sama sebesar 25,91%. Hasil perhitungan partisipasi nasional

menunjukkan penggunaan proporsi partisipasi nasional dan jenis PLTN yang berbeda,

maka hasil partisipasi nasional juga berbeda. Penggunaan data partisipasi nasional dari

PLTN PWR 1100 MWe Brazil hasil perhitungannya sebesar 38%, jika dibandingkan PWR

1139 MWe yang juga menggunakan data yang sama, hasilnya relatif sama sebesar 36,7%

selisih sebesar 1,3%, artinya hasil perhitungan ini menunjukkan validitas cukup baik.

PLTN ABWR 1144 MWe dan PHWR 638 MWe, menunjukkan porsi partisipasi nasional

lebih kecil dibandingkan PWR 1139 MWe dan PWR 1100 MWe Brazil yaitu sebesar

32,7% dan 29,3%. Perhitungan partisipasi nasional baik Newjec, EMWG serta pengalaman

dari negara lain dari berbagai jenis PLTN bisa digunakan untuk menghitung partisipasi

nasional PLTN namun harus sesuai jenis PLTN yang akan dibangun.

  Katakunci:Partisipasi Nasional, PLTN, Newjec, EMWG ABSTRACT.

  

CALCULATION METHOD OF NATIONAL PARTICIPATION AT CONSTRUCTION

NPP. The resilience of a country, especially in the industrial development requires national

participation in the industry. This study aims to calculate the national participation in the

construction of nuclear power plants that use Newjec calculations and cost calculations as

well as material and labor cost calculations using national participation experiences of

other countries. The scope is limited research on the use of data quantity and price of

materials and labor cost are taken from EMWG. Using a spread sheet calculation method

of Newjec and EMWG as well as the experience of other countries calculating national

participation of various types of nuclear power plants. The results showed that the

calculation of national participation is calculated Newjec shows the results of 25.91%, in a

  Aula Timur ITB - Bandung, 3 Desember 2015 manner different calculations based on data from EMWG, the result is the same at 25.91%.

  The calculation result shows the use of national participation and national participation proportion of different types of nuclear power plants, the results of national participation is also different. The use of national enrollment data from 1100 MWe PWR NPP Brazil calculation result by 38%, when compared to 1139 MWe PWR are also using the same data, the results were relatively unchanged at 36.7% margin of 1.3%, meaning that the result of this calculation indicates the validity pretty good. 1144 MWe ABWR nuclear power plants and 638 MWe PHWR, shows the portion is smaller than the national participation PWR 1139 MWe and 1100 MWe PWR Brazil that is equal to 32.7% and 29.3%. Calculation of national participation Newjec, EMWG as well as the experience of other countries of various types of nuclear power plants could be used to calculate the national participation NPP but should fit the type of nuclear power plants to be built. Keyword: National Participation, NPP, Newjec, EMWG

1. PENDAHULUAN

  [1] .

  PLTN pada prinsipnya memiliki banyak kesamaan secara teknologi dengan PLT konvensional seperti PLTU minyak dan batu bara, namun komponen-komponen yang berada di primary subsystem memiliki kekhususan yang hanya dimiliki oleh teknologi nuklir seperti teknologi pembuatan komponen-komponen reaktor, pabrikasi bahan bakar, pembuatan alat kontrol reaktor dan system kontrol secara komputer.

  Partisipasi nasional dalam pembangunan PLTN adalah penggunaan material dan sumber daya manusia dalam negeri. Partisipasi ini dapat melibatkan berbagai industri Indonesia yang telah berpengalaman dalam pembangunan PLT konvensional. kontribusi industri Indonesia ini dapat dilakukan pada primary subsystem,

  secondary subsystem, balance dan protection subsystem maupun construction/civil subsystem

  dalam menyediakan komponen yang diperlukan dalam pembangunan PLTN.

  Peluang Indonesia memiliki kesiapan dalam membangun PLTN dapat diperoleh dengan mengklasifikasikan seberapa besar konstribusi industri Indonesia dalam mendukung pembangunan PLTN. Berbagai Komponen dalam pembangunan PLTN sangat dibutuhkan sehingga diperlukan pemodelan agar dapat mempermudah dalam pengklasifikasiannya. Kendala yang dihadapi industri Indonesia dalam memproduksi komponen PLTN: (1) Ketidakpastian harga bahan dasar. (2) Belum didapatkannya gambar teknik - meski hanya sederhana komponen- komponennya.(3) Kondisi dan persyaratan komponen yang belum terlalu detil disebutkan dalam dokumen PLTN.

  Bagian Kebutuhan energi listrik di Jawa- Madura-Bali akan semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan rasio elektrifikasi. Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) mengasumsikan bahwa selama periode tahun 2005 s.d 2025 Gross Domestic Regional Product (GDRP) tumbuh 6,2% per tahun, jumlah penduduk tumbuh 0,9% per tahun, dan rasio elektrifikasi pada tahun 2025 mencapai 93%. Pertumbuhan permintaan energi listrik untuk periode 2005 – 2025 diperkirakan akan tumbuh rata-rata 7,2% per tahun. Mengingat kebutuhan (demand) listrik dipastikan akan terus meningkat, sementara penyediaan (supply) energi dari sumber sumber konvensional (fossil) di masa mendatang semakin terbatas, maka tenaga nuklir merupakan salah satu opsi untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia

  [2] . Selanjutnya akan

  dibandingkan dengan perhitungan EMWG yaitu total biaya material yang dibutuhkan dalam pembangunan PLTN berupa harga dan kuantitas komoditi material

  [3]

  , serta akan dihitung partisipasi nasional dengan cara pengalaman dari operasional berbagai jenis PLTN seperti PWR, PHWR

  [4]

  dan APWR

  [3] .

  Dengan adanya kontribusi industri Indonesia akan memudahkan menjawab kesiapan Indonesia melalui kontribusinya dalam mendukung membangun PLTN. Untuk memperoleh berapa banyak konstribusi industri Indonesia diperlukan klasifikasi industri yang dapat memproduksi komponen di PLTN. Hasil dari penelitian ini dapat

  Metodologi yang digunakan dalam perhitungan partisipasi nasional adalah menggunakan spread sheet perhitungan yang digunakan Newjec dalam menghitung partisipasi nasional pembangunan PLTN Aula Timur ITB - Bandung, 3 Desember 2015

  diperoleh kesiapan industri Indonesia dalam kontribusinya di pembangunan PLTN serta penghematan devisa dari komponen-komponen PLTN yang diproduksi industri Indonesia dan dengan adanya penelitian ini diharapkan industri- industri Indonesia yang dapat terlibat dalam pembangunan PLTN sudah dapat diidentifikasikan secara bertahap sehingga dapat dijadikan salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan pembangunan PLTN 1.1.

  92 Engineering and Home Office

  21 Structures and improvements 482

  22 Reactor plant equipment 727

  23 Turbine plant equipment 537

  24 Electric plant equipment 195

  25 Miscellaneous plant equipment 112

  26 Heat rejection system 118

   Total Direct Costs 2,171  

  91 Construction Services 545

  Services

   Tujuan Penelitian

  511

  93 Field Supervision and Field

  Office Services

  267

  Total Indirect Costs 1,323  

   Total Overnight Costs  3,494  

  Pada Tabel 1. Parnas akan dihitung dengan asumsi yang digunakan dalam capaian tingkat partisipasi sektor industri PLTN yang dikalikan dengan standar pembobotan yang ditetapkan pada industri PLTN. Selanjutnya untuk menghitung partispasi nasional dengan menggunakan EMWG, maka diperlukan data komoditi dan harganya saat pembangunan PLTN tersebut, kemudian menentukan gaji atau upah tenaga kerja (labor

  cost) serta menentukan factory equipment. Secara

  rinci tarif instalasi dan harga komoditi pembangunan PLTN dalam jam dapat dilihat pada Tabel 2.

  Akun Komponen Nilai (10^6) US$

  Tabel 1. Breakdown Structure Biaya Investasi Pembangunan PLTN

  Sebelum dilakukan perhitungan tingkat partisipasi nasional, maka perlu ditentukan terlebih dahulu komponen utama yang diperlukan untuk membangun PLTN. Data komponen ini selanjutnya akan menjadi masukan untuk menghitung tingkat partisipasi nasional PLTN di Indonesia. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.

  menggunakan spread sheet dari Newjec dan EMWG serta pengalaman dari perhitungan partisipasi nasional berbagai jenis PLTN seperti PWR 1139 MWe, ABWR 1144 MWE dan PHWR 638 MWe.

  Menghitung partispasi nasional yang menggunakan pengalaman negara lain dengan berbagai jenis PLTN

  c.

  equipment.

  Menghitung partispasi nasional dengan menggunakan EMWG, yaitu menghitung biaya material dengan menentukan komoditi dan harganya saat pembangunan PLTN tersebut. Kemudian menentukan gaji atau upah tenaga kerja (labor cost) serta menentukan factory

  Penelitian ini bertujuan untuk menghitung partisipasi nasional dalam pembangunan PLTN di Indonesia yang menggunakan perhitungan Newjec dan perhitungan total biaya material yang dibutuhkan dalam pembangunan PLTN berupa harga dan kuantitas komoditi material, serta dengan cara menggunakan pengalaman perhitungan partisipasi nasional yang digunakan dalam berbagai jenis PLTN seperti PWR, PHWR dan APWR.

1.2. Ruang Lingkup

  Penelitian yang dikaji dibatasi ruang lingkupnya seperti penggunaan data kuantitas dan harga material berasal dari data EMWG-GIF

  (Economic Modeling Working Group Generation

  IV International Forum). Metode perhitungan

  3. DATA DAN ASUMSI

2. METODOLOGI

  breakdown structure dalam biaya investasi

  Menghitung partispasi nasional dengan menggunakan spread sheet dari Newjec, dengan cara mengidentifikasi dan merinci

  Metode yang digunakan dalam perhitungan partisipasi nasional adalah dengan berbagai cara, antara lain: a.

  PLTN. Selanjutnya menghitung tingkat parnas dengan melihat asumsi yang digunakan dalam capaian tingkat partisipasi sektor industri PLTN yang dikalikan dengan standar pembobotan yang ditetapkan pada industri PLTN. Rumusnya Aula Timur ITB - Bandung, 3 Desember 2015

Tabel 2. Tarif Instalasi Bulk Commodity (Jam)

  adalah

  NPR = Ai x Bi / B

  Dimana : NPR =

  National Participation Rate

  Ai = Capaian Participation Rate Bi /B = Standar Pembobotan b.

  [2]

  Commodity Unit Kuantitas US$

  Structural Commodities Formwork – substructure SM 6.9 31.2 Formwork – superstructure SM 12.1 31.2 Decking SM 1.7 132.6 Reinforcing steel – substructure MT 29.0 1278.5 Reinforcing steel – superstructure MT 36.3 1278.5 Embedded metal KG 0.2 13.1 Concrete – substructure CM 2.6 208.9 Concrete – superstructure CM 5.2 208.9 Structural steel MT 58.1 4446.7 Miscellaneous steel MT 108.9 10269.5 Piping Commodities 2 in. and under screwed pipe LM 11.4 180.8 2 in. and under CS welded pipe LM 17.0 250.4 2 in. and under CM welded pipe LM 26.4 369.0 2 in. and under SS welded pipe LM 34.0 369.0 4 in. CS sch 40 (0.237 in.) spooled pipe LM 18.7 514.1 4 in. CM sch 40 (0.237 in.) spooled pipe LM 45.0 1295.3 4 in. SS sch 40 (0.237 in.) spooled pipe LM 37.4 1549.9 12 in. CS sch 80 (0.688 in.) spooled pipe LM 44.0 2344.7 12 in. CM sch 80 (0.688 in.) spooled pipe LM 95.2 5980.3 12 in. SS sch 80 (0.688 in.) spooled pipe LM 88.0 9305.3 20 in. CS sch 120 (1.50 in.) spooled pipe LM 139.8 6448.4 Electrical Commodities 2 in. dia. rigid steel exposed conduit LM 4.1 43.8 4 in. dia. non-metallic duct bank conduit LM 1.2 21.1 24 in. x 3 in. aluminum cable tray LM 9.5 94.5 600 volt power and control cable LM 0.4 12.5 600 volt instrumentation cable LM 0.4 6.5 5-15 kV power cable LM 1.8 32.8 600 volt connections EA 0.9 3.6 5-15 kV connections EA 20.8 168.4 Instrumentation

Control panel LM 315.0 32.8

Field-mounted instrument EA 12.8 3.6

Instrument tube LM 3.2 168.4

  Keterangan: Diasumsikan (5 x 8 = 40 jam kerja dalam seminggu).

  SM = square meter, LM = linear meter, CM =

  cubic meter, KG = kilogram, MT = metric ton, EA

  = each Data yang dibutuhkan selanjutnya adalah gaji atau upah tenaga kerja labor cost pembangunan

  PLTN. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.

  Data lain yang digunakan dalam perhitungan partisipasi nasional adalah menggunakan pengalaman negara lain dalam mengoperasikannya. Dalam perhitungan parnasnya mempunyai perbedaan proporsi pada Factory

  Equipment Cost, Site Labor Cost dan Site Material Cost tergantung dari jenis PLTNnya

  Pada Tabel 4 menunjukkan proporsi biaya investasi PLTN PWR pada Factory Equipment

  Cost, Site Labor Cost dan Site Material Cost.

  Sedangkan Proporsi Biaya Investasi PLTN ABWR

  Factory Equipment Cost, Site Labor Cost dan Site Material Cost ditunjukkan pada Tabel 5 Aula Timur ITB - Bandung, 3 Desember 2015 Tabel 3. Labor Cost

  Keterangan Wage

  Cost Labor Cost Material

  equipment

  0.13 Turbine plant

  20.76 4.87

  equipment

  6.16 Reactor plant

  0.68 8.85

  Cost Structures and improvements

  Model PHWR 638 MWe Equip ment

  0.39 Electric plant

  55.93 26.92 17.15 Description

  FOAKE - - - Total

  Owner’s cost - - - Contingency - - -

  Total Indirect Costs 16.92 3.43 5.73

  4.52 0 0.53

  Field Supervision and Field Office Services

  8.68 0

  14.44 3.14

  equipment

  Heat rejection system 2.77 0.81 0.23 Total Direct Costs 39.01 23.49 11.42

  Engineering and Home Office Services

  39.62 20.99

  FOAKE - - - Total

  Owner’s cost - - - Contingency - - -

  Total Indirect Costs 0 0

  0 0

  Field Supervision and Field Office Services

  0 0

  0 0

  1.88 2.43

  8.49 Construction Services

  Total Direct Costs 39.62 20.99

  0 0

  system

  0.21 Heat rejection

  1.87 1.70

  plant equipment

  1.59 Miscellaneous

  Construction Services 3.72 3.43 5.2 Engineering and Home Office Services

  1.27 0.7 0.11

  Rate Concrete Formwoek , Rebar, Embede, Concrete

  1 Electrician

  19 Millwright

  2

  5 Laborer 31 9

  34

  46 Iron Worker 45 9

  34

  48

  2

  11 Operating Engineer 43 2

  7 Carpenter 40 16

  49

  Unit $/h Boiler Maker

  Install ation Elect rical Instal lation

  Installa tion Instru ment.

  Mechanical Equipment Installation Piping

  Earthwork Clearing, Excavation , Backfill

  Structural Str. Steel Misc. Iron & Architectural

  43

  6 15 5 6 1

  Miscellaneous plant equipment

  Labo r Cost Materia l Cost Structures and improvements

  2.31 3.14 1.51

  Electric plant equipment

  14.58 4.12 0.94

  Turbine plant equipment

  17.04 4.9 1.61

  Reactor plant equipment

  1.04 9.83 7.02

  48 Tabel 4. Proporsi Biaya Investasi PLTN PWR Tabel 5. Proporsi Biaya Investasi PLTN ABWR Description Model PWR 1139 MWe Equip ment Cost

  Pipe fitter

  48

  47

  39 44 36 46

  Total

  Others 38 2

  34 2 1 2

  14 Teamster

  49 17 39

  8.49 Aula Timur ITB - Bandung, 3 Desember 2015 Tabel 6. Proporsi Biaya Investasi PLTN PHWR

  4. HASIL DAN PEMBAHASAN

  0.0

  60.0

  40.0

  0.00 FOAKE - - - - Total -

  0.00 Contingency - - - -

  0.00 Owner’s cost - - - -

  0.00 Total Indirect Costs - - - -

  0.0

  0.0

  25.91%

  0.00 Field Supervision and Field Office Services 0.064

  0.0

  0.0

  0.0

  8.00 Engineering and Home Office Services 0.080

  10.0

  20.0

  10.0

  40.0 Partisipasi nasional

  Description

  0.00 Total Direct Costs - - - -

  1.50 1.30 0.40

  FOAKE - - - Total

  Owner’s cost - - - Contingency - - -

  Total Indirect Costs 14.20 5.60 5.10

  4.30 0.60 0.60

  Field Supervision and Field Office Services

  6.40 0

  Construction Services 3.50 5.00 4.50 Engineering and Home Office Services

  Heat rejection system 2.20 1.00 0.20 Total Direct Costs 37.30 15.40 7.10

  Miscellaneous plant equipment

  Model ABWR 1144 MWe Equip ment

  2.50 1.30 0.60

  Electric plant equipment

  12.50 1.70 0.50

  Turbine plant equipment

  17.00 2.50 0.90

  Reactor plant equipment

  1.60 7.60 4.50

  Cost Labor Cost Materia l Cost Structures and improvements

  0.00 Construction Services 0.200

  0.0

  Hasil perhitungan porsi nasional dapat dilakukan menjadi tiga cara, (1) dikerjakan dengan menggunakan perhitungan Newjec, (2) perhitungan dengan memperhitungkan kuantitas dan harga baik untuk equipment, material maupun

  Structures and improvements 0.250

  0.00 Turbine plant equipment - - - -

  0.0

  0.0

  0.0

  17.50 Reactor plant equipment 0.030

  20.0

  30.0

  20.0

  % Ai x Bi/B

  10.0

  Material Cost (Ai)

  Cost (Ai) Site Labor Cost (Ai) Site

  Tabel 7. Hasil Perhitungan Partisipasi Nasional Dengan Menggunakan Newjec Description Bi/B Factory Equipment

  sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3, maka secara rinci hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 8.

  cost) serta menentukan factory equipment,

  Jika menggunakan data EMWG, perhitungan partispasi nasional menggunakan biaya material dengan menentukan komoditi dan harganya saat pembangunan PLTN tersebut. Kemudian menentukan gaji atau upah tenaga kerja (labor

  menggunakan pengalaman negara lain. Beberapa cara perhitungan untuk menghitung porsi lokal, ini tergantung juga dari jenis PLTN tersebut. Pada perhitungan porsi lokal ini ada tiga jenis PLTN, yaitu dari (1) Model PWR 1139 MWe, (2) % Model ABWR 1144 MWe dan (3) Model PHWR 638 Mwe. Pada Tabel 7 menunjukkan hasil perhitungan partisipasi nasional dengan menggunakan Newjec. Hasil ini memperlihatkan standar rasio (Bi/B) telah ditentukan untuk tiap- tiap komponen. Kemudian hasil (Bi/B) dikalikan dengan porsi dari (Ai) yaitu factory equipment, site labor dan site material. Selanjutnya hasil perkalian (Bi/B) x (Ai) akan menghasilkan porsi lokal atau partisipasi nasional. Hasil perhitungan menunjukkan partisipasi nasional sebesar 25,91%.

  labor cost, serta (3) perhitungan dengan

  0.00 Low Pressure Heater 0.002

  0.0

  0.0

  0.0

  0.0

  0.00 Heat rejection system 0.011

  0.0

  0.0

  0.0

  0.30 Miscellaneous plant equipment 0.023

  0.0

  5.0

  0.01 Electric plant equipment 0.060

  0.0

  10.0

  0.0

  0.0

  0.08 Tanks 0.001

  0.0

  5.0

  0.0

  0.02 Piping and Valves 0.016

  51.50 21.00 12.20 Aula Timur ITB - Bandung, 3 Desember 2015 Tabel 8. Hasil Perhitungan Partisipasi Nasional Dengan Menggunakan Data EMWG

  Factory Site Site Total % Total

  Description Total Lokal

  Equipment Labor Material Costs Costs Cost Cost Cost Structures and improvements 36 344 246 627 97.85% 613 Reactor plant equipment 597 172 57 825 0.00% 0 Turbine plant equipment 511 144 33 688 0.56% 4 Electric plant equipment 81 110 53 244 4.3% 11 Miscellaneous plant equipment 44 24 4 73 0.0% 0 Heat rejection system 97 28 8 133 0.0% 0 Total Direct Costs 1367 823 400 2590 628 Construction Services 130 120 182 433 64.8% 280 Engineering and Home Office Services 304 - - 304 0.0% 0 Field Supervision and Field Office Services 158 - 19 177 0.0% 0 Total Direct Costs 593 120 201 914 280 Owner’s cost 0 0 0 0 0 0 Contingency 0 0 0 0 0 0

  FOAKE 0 Total 1,960 943 601 3505 908 Partisipasi nasional 908/3505 =

  25,91%

  Berdasarkan pengalaman Brazil yang Model PWR 1139 MWe, (2) % Model ABWR menggunakan data porsi lokalnya, yang 1144 MWe dan (3) Model PHWR 638 MWe selanjutnya digunakan dalam perhitungan didapatkan hasil sebagai berikut: partisipasi nasionalnya, dengan menggunakan (1)

  Tabel 9. Proporsi Biaya Investasi PLTN PWR, PHWR dan ABWR Description Investment Investment % Total TOTAL Total Total TOTAL Costs Costs Costs PWR ABWR PHWR` PWR

  Kasus Brazil 1139 1144 638 Brazil 1100

  Structures and improvements 625 42.3 88.7% 554 425 487

  37.5 Reactor plant equipment 823 48.5 2.9% 24 21 26

  1.4 Turbine plant equipment 686 40.9 3.1% 22 16 20

  1.3 Electric plant equipment 243 45 40.3% 98 62

  83

  18.1

  • Miscellaneous plant equipment 73 - - - - -

  Heat rejection system 133 - - - - - - Total Direct Costs 2583 176.7 - 698 524 616

  58.3 Construction Services 432 31.4 95.5% 412 434 384

  30.0 Engineering and Home Office 303 42.6 - - - - 0.0

  Services Field Supervision and Field 176 31.9 96.2% 170 185 24

  30.7 Office Services

  Contingency allowance - 27 - - - -

  0.0 Total Indirect Costs

  911 132.9 - 582 619 408

  60.7 Total 3494 309.6 - 1280 1143 1024 119.0

  Partisipasi Nasional - -

  • Hasil perhitungan menunjukkan dengan menunjukkan relatif sama sebesar 36,7% selisih menggunakan proporsi partisipasi nasional dan sebesar 1,3%, hasil ini menunjukkan validitas jenis PLTN yang berbeda, maka hasilnya juga perhitungannya cukup baik. Untuk jenis PLTN berbeda. Tabel 9 menunjukkan porsi partisipasi seperti ABWR 1144 MWe dan PHWR 638 MWe, nasional dari Brazil yang menggunakan PLTN menunjukkan porsi partisipasi nasional yang lebih jenis PWR sebesar 38% dibandingkan jika kecil dibandingkan PWR 1139 MWe dan PWR menggunakan PWR 1139 yang juga menggunakan 1100 MWe Brazil yaitu sebesar 32,7% dan 29,3%. porsi partisipasi nasional dari Brazil, hasilnya Dengan demikian perhitungan partisipasi nasional

  36.7% 32.7% 29,3% 38.0% Aula Timur ITB - Bandung, 3 Desember 2015

  ini bisa digunakan untuk menghitung partisipasi nasional PLTN namun harus menggunakan jenis PLTN sesuai yang akan dibangun

  Unit 5&6

  2. NEWJEC, Laporan Feasibility Study Report (FSR) dan Prelimintary Site Data Report ke BATAN, tahun 1993,

  DEPARTEMEN ESDM, “Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional, Jakarta, 25 April 2005”.

  Perhitungan partisipasi nasional yang dhitung oleh Newjec menunjukkan hasil 25,91%, dengan cara yang berbeda partisipasi nasional dalam pembangunan PLTN di Indonesia dihitung berdasarkan data dari data EMWG dengan menggunakan perhitungan total biaya material yang dibutuhkan dalam pembangunan PLTN berupa harga dan kuantitas komoditi material, gaji atau upah tenaga kerja (labor cost) serta menentukan factory equipment hasilnya sama yaitu 25,91%. Hasil perhitungan menunjukkan dengan menggunakan proporsi partisipasi nasional dan jenis PLTN yang berbeda, maka hasilnya juga berbeda. Porsi partisipasi nasional dari Brazil yang menggunakan PLTN jenis PWR sebesar 38% dibandingkan jika menggunakan PWR 1139 yang juga menggunakan porsi partisipasi nasional dari Brazil, hasilnya menunjukkan relatif sama sebesar 36,7% selisih sebesar 1,3%, hasil ini menunjukkan validitas perhitungannya cukup baik. Untuk jenis PLTN seperti ABWR 1144 MWe dan PHWR 638 MWe, menunjukkan porsi partisipasi nasional yang lebih kecil dibandingkan PWR 1139 MWe dan PWR 1100 MWe Brazil yaitu sebesar 32,7% dan 29,3%. Dengan demikian perhitungan partisipasi nasional ini bisa digunakan untuk menghitung partisipasi nasional PLTN namun harus menggunakan jenis PLTN sesuai yang akan dibangun

  Newjec 1994 PWR 25 30 35 60 optimum MHI-WH 1996 AP 600 31 60 - - - GE 1996 ABWR 26,1 31,4 37,5 60 optimum KEPCO 1997 KSNP 1000 25 40 - 60 - UGM 2004 OPR 1000 25 - - - - KHNP 2006 OPR 1000 20 50 - 70 - BATAN 2010 1000 MWe 30 40 - 80 - 5. KESIMPULAN.

  Unit 9&10

  Unit 7&8

  Unit 3&4

  Secara intensif studi tentang potensi industri nasional untuk berpartisipasi dalam pembangunan PLTN dilaksanakan bersamaan dengan dilaksanakannya studi tapak dan studi kelayakan dengan calon tapak Semenanjung Muria, Jepara, Jawa Tengah. Studi dan kajian ini termasuk dalam salah satu lingkup kajian aspek manajemen. Studi dilakukan oleh konsultan pelaksana studi kelayakan, selanjutnya secara berturut-turut dilakukan oleh beberapa vendor PLTN bersama BATAN melakukan survei kemampuan industri nasional untuk memperkirakan tingkat partisipasi industri nasional dalam pembangunan PLTN pertama di Indonesia. Seperti contohnya General

  Studi Tahun Jenis PLTN Tingkat Paartisipasi Nasional (%) Unit 1&2

  Tabel 10. Hasil Studi Partisipasi Nasional terhadap PLTN Tipe BWR dan PWR [7].

  Hasil perhitungan studi sebelumnya ditunjukkan pada Tabel 10.

  Perkiraan Partisipasi Industri Nasional dalam Pembangunan PLTN HTR : 55 – 63 (Nurlaila, dkk.) 58 Studi sebelumnya dilakukan terhadap PLTN tipe Boiling Water Reactor (BWR-GE), dan PWR (MHI-Westinghouse, KHNP) untuk kapasitas daya menengah dan besar (> 600 MWe).

  [6] .

  Electric (GEUSA), Westinghouse bersama Mitsubishi Heavy Industry (MHI), Korea Hydro Nuclear Power (KHNP), dan lain-lain. Metodologi yang digunakan dalam studi adalah melakukan studi teknologi sistem PLTN survei potensi industri nasional, dan kemudian memperkirakan tingkat partisipasi industri nasional dalam pembangunan PLTN tipe yang berbeda

6. DAFTAR PUSTAKA 1.

  Aula Timur ITB - Bandung, 3 Desember 2015 3.

  EMWG-GIF, Cost Estimating Guidelines For Generation IV Nuclear Energy System Revision 4.2. September 26, 2007 4. J.A. LANE, Domestic Participation In A

  Nuclear Power Project, Interregional Seminar on Nuclear Power Planning Kingston, Jamaica June 9-20, 1975 5.

CHANG HYO KIM, CHANG HYUN

  CHUNG, Cost Comparison of PWR and PHWR Nuclear Power Plants in Korea, September 1979 6. SRIYANA, DKK., “Studi Partisipasi Industri

  Nasional”, Seminar Nasional ke-16 Teknologi dan Keselamatan PLTN serta Fasilitas Nuklir, Surabaya, 2010.

  7. Perkiraan SRIYANA,

  NURLAILA,    Partisipasi Industri Nasional Dalam Pembangunan PLTN HTR, Jurnal

  Pengembangan Energi Nuklir Volume 16, Nomor 1, Juni 2014 Pusat   Kajian  Sistem 

   Nuklir, BATAN Energi