IbM UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PENGRAJIN TIKAR DI DESA GONDANGREJO KARANGANYAR
IbM UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PENGRAJIN TIKAR
DI DESA GONDANGREJO KARANGANYAR
oleh:
Fadjar Harimurti
Universitas Slamet Riyadi Surakarta
Email: [email protected]
Dewi Saptantinah PA*, Aris Eddy Sarwono* & Petrus Darmawan**
ABSTRACT
The service was done in Ngaglik and Pancuran villages, Gondangrejo, Karanganyar,
Central Java. These areas have the potential to produce mats with semi traditional method. Most of
the villagers are the mats’ weavers and worker of the weavers. The village has a potential in
developing the craft of mats. The main problem from the craftsmen are the management, the
production process is less than optimal, no efficiency in production process and the management of
the marketing. In this service, many activities are held such as training in management and
creativity, displaying of the technology’s application, and marketing technique for the product. The
result of this service with Ibm are the optimal production process and the handling of the
marketing.
Keywords: Mats, productivity, craftsmen, production
*Lecturer of Accounting Program, Faculty of Economics UNISRI
** Lecturer of Engineering Faculty USB
dan memberikan pelayanan ekonomi secara
PENDAHULUAN
Usaha Kecil,dan Menengah (UKM)
luas kepada masyarakat, dan dapat berperan
telah menjadi tulang punggung perekonomian
dalam proses pemerataan dan peningkatan
Indonesia.
pendapatan
Sejarah
membuktikan,
ketika
masyarakat,
mendorong
terjadi krisis moneter di tahun 1998 banyak
pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam
usaha besar yang tumbang karena dihantam
mewujudkan stabilitas nasional. Berdasarkan
krisis tersebut, namun UMKM tetap eksis dan
data BPS (2003), populasi usaha kecil dan
menopang
menengah (UKM) jumlahnya mencapai 42,5
Indonesia.
kelanjutan
Tercatat,
di
juta unit atau 99,9 persen dari keseluruhan
Indonesia tetap bertahan dari goncangan
pelaku bisnis di tanah air. UKM memberikan
krisis. Hal yang sama juga terjadi di tahun
kontribusi
2008-2009.
dan
penyerapan tenaga kerja, yaitu sebesar 99,6
pertumbuhan
persen. Sementara itu, kontribusi UKM
ekonomi, UKM lagi-lagi menjadi juru selamat
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
ekonomi Indonesia.
sebesar 56,7 persen. Angka tersebut terus
Ketika
mengakibatkan
96%
perekonomian
krisis
perlambatan
UMKM
datang
yang
signifikan
terhadap
Usaha Kecil, dan Menengah juga
meningkat seiring dengan pertumbuhan UKM
berperan dalam memperluas lapangan kerja
dari tahun ke tahun. Usaha Kecil Menengah
108
ADIWIDYA, Volume I Nomor 1 - November 2017
(UKM) memiliki peran yang strategis dalam
pembangunan
ekonomi
nasional.
1. Bahan Baku
Bahan baku berupa
benang tenun
arus
utamanya diperoleh dari sisa bahan
globalisasi dan tingginya persaingan membuat
(benang) pembuatan karpet yang ada di
UKM harus mampu menghadapi tantangan
Surabaya. Pertimbangan penggunaan sisa
global.
bahan benang dari produk karpet karena
Pemberdayaan
UKM
di
tengah
Kedua UKM yang bekerja sama untuk
harga nya lebih murah. Untuk bahan baku
Bagi
benang sisa, harga per Kg Rp. 6000-
Masyarakat (IbM) adalah UKM Joko Sutrisno
7500, sedangkan kalau benang dibeli
yang beralamatkan di Desa Ngaglik RT 5/8
yang bukan benag sisa harganya sebesar
Selokaton, Gondangrejo, Karanganyar Jawa
Rp.30.000-40.000 per kg. Masalah yang
Tengah dan UKM Agus Kristanso yang
berkaitan dengan pengadaan bahan baku
beralamatkan
benang adalah dalam pemilihan benang
melaksanakan
program
di
Iptek
Pancuran
RT1/9,
Gondangrejo, Karanganyar. Desa tersebut
tidak
bisa
memilih
warna
yang
terletak di perbatasan dengan Kabupaten
diinginkan, karena warna dari sisa bahan
Sukoharjo Sragen dan Kabupaten Boyolali
tergantung pada berapa banyak sisa
memiliki potensi sejak puluhan tahun dalam
bahan dari distributor. Dengan kata lain
menghasilkan tikar dan olahannya dikerjakan
produksi yang dihasilkan tidak memiliki
secara tradisional.
corak yang sama (tidak ada inovasi corak
warna dalam produknya). Sedangkan
IDENTIFIKASI
DAN
PERUMUSAN
untuk bahan baku tali rafia mudah
didapatkan di wilayah
MASALAH
Surakarta dan
membuat
sekitarnya. Permasalahan lain dalam
barang-barang konsumsi sederhana untuk
Bahan Baku terletak pada kestabilan
kebutuhan
persediaan bahan baku dalam rangka
UKM
berpenghasilan
pada
umumnya
kelompok
rendah.
masyarakat
Sebagian
dari
untuk
kesinambungan
proses
pengusaha kecil dan pekerjanya di Indonesia
produksinya, karena selama ini hanya
adalah kelompok masyarakat berpendidikan
tergantung pada satu pemasok saja untuk
rendah
bahan baku benangnya.
dan
kebanyakan
dari
mereka
menggunakan mesin serta alat produksi
2. Produksi
sederhana atau implikasi dari mereka sendiri.
Proses produksi yang dilakukan belum
UKM sebenarnya tidak terlalu tergantung
optimal
pada fasilitas-fasilitas dari pemerintah. Hal ini
produksi
menimbulkan beberapa permasalahan antara
permintaan konsumen, untuk UKM I
lain:
(Joko Sutrisno) menghasilkan tikar 100-
ADIWIDYA, Volume I Nomor 1 - November 2017
karena
belum
selama
mampu
ini
proses
memenuhi
109
120
tikar
(@
ukuran
2x3/minggu,
pesanan
dari
para
pembeli
baik
Pengelolaannya untuk tempat produksi
perseorangan dan pembeli yang membeli
belum maksimal penataanya, alat- alat
untuk dijual lagi.
produksi yang digunakan belum mampu
Dengan dilakukannya kegiatan IbM,
secara maksimal menghasilkan produk,
diharapkan dapat memberikan manfaat yang
sehingga berdampak pada keberlanjutan
dapat diambil dari kegiatan IbM ini adalah :
produk
UKM
a. Diterapkannya transfer ilmu pengetahuan
tersebut. Sedangkan untuk UKM 2 (Agus
dan teknologi dari Perguruan Tinggi ke
Kristanto)
UKM Tikar.
yang dihasilkan
dalam
dari
satu
minggu
menghasilkan 175-200 tikar per minggu.
b. Adanya
Penataan ruangan produksi juga belum
karena
dapat
model
dilakukan
secara
maksimal
diversifikasi
diterapkan
hasil
produksi,
ipteks
mengenai
termasuk tempat penyimpanan bahan
pewarnaan terhadap bahan baku (benang)
baku dan produk jadi yang dihasilkan.
yang akan digunakan.
3. Manajemen
c. Diperolehnya
perbaikan
proses
Dengan kategori UKM untuk pemenuhan
administrasi dan menejemen pada UKM
produk regional, maka kedua UKM Tikar
Mitra sehingga pemilik usaha akan
melakukan perencanaan produksinya atas
mengetahui pengeluaran dan pendapatan
dasar pesanan. Kedua UKM menerapkan
dari usaha tikar.
sistem
pembukuan,
administrasi
keuangan secara tradisional. Pencatatan
dalam
pembukuan
sederhana
bahkan
masih
sangat
terkadang
tidak
dilakukan pencatatan.
d. Dirasakannya peningkatan kualitas kerja
SDM
e. Bertambahnya order pesanan
diterapkannya
model
karena
pemasaran
melalui
4. Fasilitas
web blog.
Bagi kedua UKM hanya beberapa jenis
fasilitas saja yang belum memenuhi
syarat untuk suatu produksi yang layak,
Mengacu pada permasalahan yang ada
diantaranya yaitu: ruang administrasi,
pada usaha kerajinan tikar maka diperlukan
ruang produksi, dan tempat penyimpanan
metode pendekatan guna mendukung dan
bahan baku serta barang jadi tidak
mempermudah dalam melakukan realisasi
ditempatkan dengan baik.
program IbM yaitu dengan metode yang
5. Pemasaran
dilakukan beberapa tahap, diantaranya:
Model penjualan dan pemasaran barang
jadi
110
METODE PELAKSANAAN
lebih
mendasarkan
atas
1. Ruang Produksi
dasar
ADIWIDYA, Volume I Nomor 1 - November 2017
a. Melakukan pelatihan dengan para
a. Mendesain lay out penataan untuk
UKM
ruang produksi
berkaitan
dengan
memperagakan
pengembangan
SDM,
masalah
tempat untuk penyimpanan bahan
kepemimpinan
dan
semangat
baku benang,
kerja.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan
pengabdian
kepada
b. Mendesain
dan
tali
rafia
serta
produk jadi (tikar).
2. Proses Produksi
a. Merancang
tambahan
mesin
masyarakat ini diharapkan dapat dijadikan
ATBM yang akan diterapkan
b. Menjelaskan penataan warna pada
langkah awal untuk peningkatan produktivitas
bahan baku benang yang akan
UKM
digunakan.
Gondangrejo Karanganyar. Adapun hasil
c. Memperagakan
penataan
proses
warna
yanga
para
motif
yang
akan
berikut:
dilakukan pada proses pewarnaan.
3. Manajemen dan Administrasi
a. Memberikan pelatihan mengenai
akuntansi sederhana untuk UKM,
kewirausahaan serta model-model
dalam pemasaran produk.
b. Memperagakan bentuk pelatihan
untuk akuntansi sederhana bagi
telah
pengrajin
dicapai
tikar
di
diantaranya
desa
sebagai
1. Produksi dan Proses Produksi
a. Melakukan
penataan
ruang
produksi sehingga proses produksi
berjalan efektif.
b. Menambah mesin atbm untuk
meningkatkan kapasitas produksi
tikar sebanyak 3 mesin.
c. Menerapkan
pengelolaan
manajemen persediaan bahan baku
UKM
dengan
4. Pemasaran
a. Mengkoordinasi UKM dan para
plasma
dan
melakukan
perencanaan kegiatan pertemuan
dalam rangka pem- berdayaan
menambah
rak
untuk
pengaturan pemakaina bahan baku
benang.
d. Penambahan meja untuk finishing
produk tikar.
e. Menerapkan proses pengembangan
UKM dan plasma.
pendampingan
motif
dalam kegiatan pembuatan web
bahan
blog
meningkatkan inovasi pewarnaan
b. Pelatihan
dan
dan
cara
melakukan
perdagangan secara on line untuk
memperluas pasar.
untuk
bahan
pemilihan
baku
warna
untuk
tikar.
2. Manajemen, Administrasi dan SDM
5. Sumber Daya Manusia
ADIWIDYA, Volume I Nomor 1 - November 2017
111
a. Menerapkan
proses
pengembangan
motif
untuk
pemilihan warna bahan.
b. kewirausahaan dan model-model
dalam pemasaran produk terutama
untuk memperluas pasar.
c. Melakukan temu usaha untuk para
usaha sejenis dari para UKM tikar.
3. Pemasaran
a. Memberikan
pengetahuan
penyuluhan
yang
untuk
berkaitan
dengan masalah pemasaran.
b. Memberikan
pelatihan
model
pemasaran secara on-line untuk
memperluas pasar.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen Dikti, 2015, Pendoman Penyusunan
Hibah Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat, Kementrian Pendidikan Nasional
Jafar Hafsah. 2004. Upaya Pengembangan
Usaha Kecil Dan Menengah (UKM).
Infokop Nomor 25 Tahun XX.
Kenneth
N.
Wexley.
1991.
Devel
oping and Training Human Resources in
Organizations.
Kuncoro, M.
2002.
Analisis Spasial
dan Regional: Studi Aglomerasi dan Kluster
Industri Indonesia. Yogyakarta: UPP-AMP
YKPN.
112
ADIWIDYA, Volume I Nomor 1 - November 2017
DI DESA GONDANGREJO KARANGANYAR
oleh:
Fadjar Harimurti
Universitas Slamet Riyadi Surakarta
Email: [email protected]
Dewi Saptantinah PA*, Aris Eddy Sarwono* & Petrus Darmawan**
ABSTRACT
The service was done in Ngaglik and Pancuran villages, Gondangrejo, Karanganyar,
Central Java. These areas have the potential to produce mats with semi traditional method. Most of
the villagers are the mats’ weavers and worker of the weavers. The village has a potential in
developing the craft of mats. The main problem from the craftsmen are the management, the
production process is less than optimal, no efficiency in production process and the management of
the marketing. In this service, many activities are held such as training in management and
creativity, displaying of the technology’s application, and marketing technique for the product. The
result of this service with Ibm are the optimal production process and the handling of the
marketing.
Keywords: Mats, productivity, craftsmen, production
*Lecturer of Accounting Program, Faculty of Economics UNISRI
** Lecturer of Engineering Faculty USB
dan memberikan pelayanan ekonomi secara
PENDAHULUAN
Usaha Kecil,dan Menengah (UKM)
luas kepada masyarakat, dan dapat berperan
telah menjadi tulang punggung perekonomian
dalam proses pemerataan dan peningkatan
Indonesia.
pendapatan
Sejarah
membuktikan,
ketika
masyarakat,
mendorong
terjadi krisis moneter di tahun 1998 banyak
pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam
usaha besar yang tumbang karena dihantam
mewujudkan stabilitas nasional. Berdasarkan
krisis tersebut, namun UMKM tetap eksis dan
data BPS (2003), populasi usaha kecil dan
menopang
menengah (UKM) jumlahnya mencapai 42,5
Indonesia.
kelanjutan
Tercatat,
di
juta unit atau 99,9 persen dari keseluruhan
Indonesia tetap bertahan dari goncangan
pelaku bisnis di tanah air. UKM memberikan
krisis. Hal yang sama juga terjadi di tahun
kontribusi
2008-2009.
dan
penyerapan tenaga kerja, yaitu sebesar 99,6
pertumbuhan
persen. Sementara itu, kontribusi UKM
ekonomi, UKM lagi-lagi menjadi juru selamat
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
ekonomi Indonesia.
sebesar 56,7 persen. Angka tersebut terus
Ketika
mengakibatkan
96%
perekonomian
krisis
perlambatan
UMKM
datang
yang
signifikan
terhadap
Usaha Kecil, dan Menengah juga
meningkat seiring dengan pertumbuhan UKM
berperan dalam memperluas lapangan kerja
dari tahun ke tahun. Usaha Kecil Menengah
108
ADIWIDYA, Volume I Nomor 1 - November 2017
(UKM) memiliki peran yang strategis dalam
pembangunan
ekonomi
nasional.
1. Bahan Baku
Bahan baku berupa
benang tenun
arus
utamanya diperoleh dari sisa bahan
globalisasi dan tingginya persaingan membuat
(benang) pembuatan karpet yang ada di
UKM harus mampu menghadapi tantangan
Surabaya. Pertimbangan penggunaan sisa
global.
bahan benang dari produk karpet karena
Pemberdayaan
UKM
di
tengah
Kedua UKM yang bekerja sama untuk
harga nya lebih murah. Untuk bahan baku
Bagi
benang sisa, harga per Kg Rp. 6000-
Masyarakat (IbM) adalah UKM Joko Sutrisno
7500, sedangkan kalau benang dibeli
yang beralamatkan di Desa Ngaglik RT 5/8
yang bukan benag sisa harganya sebesar
Selokaton, Gondangrejo, Karanganyar Jawa
Rp.30.000-40.000 per kg. Masalah yang
Tengah dan UKM Agus Kristanso yang
berkaitan dengan pengadaan bahan baku
beralamatkan
benang adalah dalam pemilihan benang
melaksanakan
program
di
Iptek
Pancuran
RT1/9,
Gondangrejo, Karanganyar. Desa tersebut
tidak
bisa
memilih
warna
yang
terletak di perbatasan dengan Kabupaten
diinginkan, karena warna dari sisa bahan
Sukoharjo Sragen dan Kabupaten Boyolali
tergantung pada berapa banyak sisa
memiliki potensi sejak puluhan tahun dalam
bahan dari distributor. Dengan kata lain
menghasilkan tikar dan olahannya dikerjakan
produksi yang dihasilkan tidak memiliki
secara tradisional.
corak yang sama (tidak ada inovasi corak
warna dalam produknya). Sedangkan
IDENTIFIKASI
DAN
PERUMUSAN
untuk bahan baku tali rafia mudah
didapatkan di wilayah
MASALAH
Surakarta dan
membuat
sekitarnya. Permasalahan lain dalam
barang-barang konsumsi sederhana untuk
Bahan Baku terletak pada kestabilan
kebutuhan
persediaan bahan baku dalam rangka
UKM
berpenghasilan
pada
umumnya
kelompok
rendah.
masyarakat
Sebagian
dari
untuk
kesinambungan
proses
pengusaha kecil dan pekerjanya di Indonesia
produksinya, karena selama ini hanya
adalah kelompok masyarakat berpendidikan
tergantung pada satu pemasok saja untuk
rendah
bahan baku benangnya.
dan
kebanyakan
dari
mereka
menggunakan mesin serta alat produksi
2. Produksi
sederhana atau implikasi dari mereka sendiri.
Proses produksi yang dilakukan belum
UKM sebenarnya tidak terlalu tergantung
optimal
pada fasilitas-fasilitas dari pemerintah. Hal ini
produksi
menimbulkan beberapa permasalahan antara
permintaan konsumen, untuk UKM I
lain:
(Joko Sutrisno) menghasilkan tikar 100-
ADIWIDYA, Volume I Nomor 1 - November 2017
karena
belum
selama
mampu
ini
proses
memenuhi
109
120
tikar
(@
ukuran
2x3/minggu,
pesanan
dari
para
pembeli
baik
Pengelolaannya untuk tempat produksi
perseorangan dan pembeli yang membeli
belum maksimal penataanya, alat- alat
untuk dijual lagi.
produksi yang digunakan belum mampu
Dengan dilakukannya kegiatan IbM,
secara maksimal menghasilkan produk,
diharapkan dapat memberikan manfaat yang
sehingga berdampak pada keberlanjutan
dapat diambil dari kegiatan IbM ini adalah :
produk
UKM
a. Diterapkannya transfer ilmu pengetahuan
tersebut. Sedangkan untuk UKM 2 (Agus
dan teknologi dari Perguruan Tinggi ke
Kristanto)
UKM Tikar.
yang dihasilkan
dalam
dari
satu
minggu
menghasilkan 175-200 tikar per minggu.
b. Adanya
Penataan ruangan produksi juga belum
karena
dapat
model
dilakukan
secara
maksimal
diversifikasi
diterapkan
hasil
produksi,
ipteks
mengenai
termasuk tempat penyimpanan bahan
pewarnaan terhadap bahan baku (benang)
baku dan produk jadi yang dihasilkan.
yang akan digunakan.
3. Manajemen
c. Diperolehnya
perbaikan
proses
Dengan kategori UKM untuk pemenuhan
administrasi dan menejemen pada UKM
produk regional, maka kedua UKM Tikar
Mitra sehingga pemilik usaha akan
melakukan perencanaan produksinya atas
mengetahui pengeluaran dan pendapatan
dasar pesanan. Kedua UKM menerapkan
dari usaha tikar.
sistem
pembukuan,
administrasi
keuangan secara tradisional. Pencatatan
dalam
pembukuan
sederhana
bahkan
masih
sangat
terkadang
tidak
dilakukan pencatatan.
d. Dirasakannya peningkatan kualitas kerja
SDM
e. Bertambahnya order pesanan
diterapkannya
model
karena
pemasaran
melalui
4. Fasilitas
web blog.
Bagi kedua UKM hanya beberapa jenis
fasilitas saja yang belum memenuhi
syarat untuk suatu produksi yang layak,
Mengacu pada permasalahan yang ada
diantaranya yaitu: ruang administrasi,
pada usaha kerajinan tikar maka diperlukan
ruang produksi, dan tempat penyimpanan
metode pendekatan guna mendukung dan
bahan baku serta barang jadi tidak
mempermudah dalam melakukan realisasi
ditempatkan dengan baik.
program IbM yaitu dengan metode yang
5. Pemasaran
dilakukan beberapa tahap, diantaranya:
Model penjualan dan pemasaran barang
jadi
110
METODE PELAKSANAAN
lebih
mendasarkan
atas
1. Ruang Produksi
dasar
ADIWIDYA, Volume I Nomor 1 - November 2017
a. Melakukan pelatihan dengan para
a. Mendesain lay out penataan untuk
UKM
ruang produksi
berkaitan
dengan
memperagakan
pengembangan
SDM,
masalah
tempat untuk penyimpanan bahan
kepemimpinan
dan
semangat
baku benang,
kerja.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan
pengabdian
kepada
b. Mendesain
dan
tali
rafia
serta
produk jadi (tikar).
2. Proses Produksi
a. Merancang
tambahan
mesin
masyarakat ini diharapkan dapat dijadikan
ATBM yang akan diterapkan
b. Menjelaskan penataan warna pada
langkah awal untuk peningkatan produktivitas
bahan baku benang yang akan
UKM
digunakan.
Gondangrejo Karanganyar. Adapun hasil
c. Memperagakan
penataan
proses
warna
yanga
para
motif
yang
akan
berikut:
dilakukan pada proses pewarnaan.
3. Manajemen dan Administrasi
a. Memberikan pelatihan mengenai
akuntansi sederhana untuk UKM,
kewirausahaan serta model-model
dalam pemasaran produk.
b. Memperagakan bentuk pelatihan
untuk akuntansi sederhana bagi
telah
pengrajin
dicapai
tikar
di
diantaranya
desa
sebagai
1. Produksi dan Proses Produksi
a. Melakukan
penataan
ruang
produksi sehingga proses produksi
berjalan efektif.
b. Menambah mesin atbm untuk
meningkatkan kapasitas produksi
tikar sebanyak 3 mesin.
c. Menerapkan
pengelolaan
manajemen persediaan bahan baku
UKM
dengan
4. Pemasaran
a. Mengkoordinasi UKM dan para
plasma
dan
melakukan
perencanaan kegiatan pertemuan
dalam rangka pem- berdayaan
menambah
rak
untuk
pengaturan pemakaina bahan baku
benang.
d. Penambahan meja untuk finishing
produk tikar.
e. Menerapkan proses pengembangan
UKM dan plasma.
pendampingan
motif
dalam kegiatan pembuatan web
bahan
blog
meningkatkan inovasi pewarnaan
b. Pelatihan
dan
dan
cara
melakukan
perdagangan secara on line untuk
memperluas pasar.
untuk
bahan
pemilihan
baku
warna
untuk
tikar.
2. Manajemen, Administrasi dan SDM
5. Sumber Daya Manusia
ADIWIDYA, Volume I Nomor 1 - November 2017
111
a. Menerapkan
proses
pengembangan
motif
untuk
pemilihan warna bahan.
b. kewirausahaan dan model-model
dalam pemasaran produk terutama
untuk memperluas pasar.
c. Melakukan temu usaha untuk para
usaha sejenis dari para UKM tikar.
3. Pemasaran
a. Memberikan
pengetahuan
penyuluhan
yang
untuk
berkaitan
dengan masalah pemasaran.
b. Memberikan
pelatihan
model
pemasaran secara on-line untuk
memperluas pasar.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen Dikti, 2015, Pendoman Penyusunan
Hibah Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat, Kementrian Pendidikan Nasional
Jafar Hafsah. 2004. Upaya Pengembangan
Usaha Kecil Dan Menengah (UKM).
Infokop Nomor 25 Tahun XX.
Kenneth
N.
Wexley.
1991.
Devel
oping and Training Human Resources in
Organizations.
Kuncoro, M.
2002.
Analisis Spasial
dan Regional: Studi Aglomerasi dan Kluster
Industri Indonesia. Yogyakarta: UPP-AMP
YKPN.
112
ADIWIDYA, Volume I Nomor 1 - November 2017