MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING. docx

MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING

Tugas Manajemen Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Slameto

Disusun oleh:
WIWIK INDRIAWATI
NPM : 16.61.1822

PROGRAM MAGISTER SAINS (M.Si)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PARIWISATA INDONESIA
SEMARANG
Pebruari 2018
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Layanan Bimbingan Konseling di sekolah pada dasarnya untuk
membantu siswa mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang
baik, menguasai kemampuan dan keterampilan serta menyiapkan diri
untuk melanjutkan pendidikan

pada tingkat yang lebih tinggi, dalam

pelaksanaannya Bimbingan Konseling tidak lepas dari peran serta Kepala
Sekolah, koordinasi antara guru pembimbing dengan guru bidang studi,
orang tua siswa, dan juga masyarakat.
Pelayanan Konseling di SMK merupakan usaha membantu siswa
dalam pengembangan kreatifitas dan pengembangan karir, baik siswa
secara individual maupun kelompok sesuai dengan kebutuhan, potensi,
bakat, minat serta peluang yang dimiliki. Seringkali seorang siswa dalam
mengambil keputusan dalam menghadapi

tantangan maupun hambatan

dalam masalah akademi dan non akademi, berbeda antara satu dengan
yang lainnya, hal ini


dipengaruhi oleh pola asuh orang tua maupun

lingkungan sekolah.

Bimbingan Konseling sebagai

wadah untuk

pendisiplinan perilaku , memerlukan adanya perencanaan, pelaksanaan
layanan khusus ,

evaluasi perilaku terhadap program yang sudah

dilakukan.
Untuk layanan Konseling di SMK peran serta kepala sekolah dan
seluruh personel yang terlibat, sangat berpengaruh terhadap program dan
pelaksanaan

Bimbingan Konseling yang telah disusun agar dapat


2

tercapai, sehingga siswa setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah
dapat merasakan manfaatnya dalam pengembangan kecerdasan, minat,
bakat dan potensi yang dimiliki siswa pada kehidupannya di masyarakat.
Pelayanan manajemen konseling yang kompeten dapat membantu
program managemen Bimbingan Konseling yang ada di sekolah, untuk
menekan pelanggaran serta menghindari perilaku yang menyimpang dan
mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh siswa.
1.2

Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan di atas, maka permasalahan yang
dibahas dalam makalah ini adalah “Bagaimana merencanakan dan cara
pelaksanaan manajemen Bimbingan Konseling di SMK”.

1.3

Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah,
untuk mengetahui sejauhmana perencanaan , pelaksanaan serta evaluasi
manajemen Bimbingan Konseling di SMK.

1.4

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai kajian
ilmiah maupun penerapan langkah nyata dalam hal manajemen pelayanan
Bimbingan Konseling di sekolah-sekolah lain.
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk :
1.
Bagi Penulis, memberikan informasi dan menambah wawasan akan
pentingnya penerapan manajemen bimbingan konseling sekolah di
2.

SMK.
Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan
khususnya mengenai manajemen bimbingan konseling sekolah di

SMK.

3

3.

Bagi

Akademi,

hasil

penelitian

ini

dapat

memperkaya


khasanah kepustakaan pendidikan dan dapat dijadikan referensi
untuk
penelitian selanjutnya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Deskripsi Sekolah
Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu sekolah yang
berbasis Ketrampilan kejuruan dimana peserta didiknya kelak bisa mandiri
dengan menguasai berbagai keahlian dan ketrampilan yang kelak bisa
dijadikan sarana untuk membuka usaha atau bekerja sesuai dengan bidang
ketrampilannya. Dengan kurikulum 2013 dan penerapan jam

masuk

sekolah secara full day atau 5 hari sekolah.

4


2.2

Pengertian Manajemen Bimbingan dan Konseling
Manajemen dibutuhkan dalam suatu organisasi maupun bagi seorang
individu, hal tersebut berkaitan dengan pencapaian suatu tujuan, dengan
kemampuan manajemen yang baik maka tujuan akan lebih mudah dicapai.
Sebaliknya, tanpa manajemen, suatu organisasi atau individu akan lebih
sulit dalam mencapai tujuan. Manajemen diperlukan dalam pelayanan
bimbingan dan konseling untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan
sebelumnya, serta untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pada akhir
pelayanan bimbingan di sekolah. Manajemen disusun dengan penyesuaian
antara konsep perencanaan, program dengan kondisi riil atau kenyataan
yang dihadapi sekolah. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu
organisasi yang ada di dalam sekolah yang memerlukan adanya manajemen
agar dapat mencapai tujuannya.
Manajemen bimbingan dan konseling berarti proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan aktivitas-aktivitas layanan
BK dan penggunaan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Tohirin , 2014}. Permendiknas Nomor 111 Tahun 2014 tentang

bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar dan menengah menjelaskan
mekanisme pengelolaan bimbingan dan konseling serta mencakup tahapan
analisis kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan, dan
tindak lanjut pengembangan program. Manajemen Bimbingan dan
Konseling merupakan upaya menggerakkan individu atau kelompok untuk
bekerjasama dalam mendayagunakan sumber daya manusia di dalam suatu

5

sistem secara optimal semua komponen atau sumberdaya dan sistem
informasi berupa himpunan data bimbingan untuk

menyelenggarakan

pelayanan bimbingan konseling dalam mencapai tujuan.
Semua kegiatan BK di sekolah bertujuan untuk membimbing dan
mengarahkan minat, bakat siswa guna menunjang kegiatan belajar siswa
dalam bidang akademik maupun non akademik.
Pelaksanaan progam BK yang terorganisir sangat baik, dimulai
dengan perencanaan yang matang hingga diadakannya evaluasi terhadap

kegiatan

BK tersebut. Manajemen bimbingan dan konseling adalah

kegiatan yang diawali dari perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling,
pengorganisasian aktivitas dan semua unsur pendukung bimbingan dan
konseling, menggerakkan sumber daya manusia untuk melaksanakan
kegiatan bimbingan dan konseling, memotivasi sumber daya manusia agar
kegiatan bimbingan dan konseling mencapai tujuan serta mengevaluasi
kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengetahui apakah semua kegiatan
layanan

sudah

dilaksanakan

dan

mengetahui


bagaimana

hasilnya

(Sugiyo,2011). Manajemen bimbingan dan konseling adalah aktivitasaktivitas yang memfasilitasi dan melengkapi fungsi-fungsi keseharian staf
konseling meliputi aktivitas administratif, seperti pelaporan dan perekaman,
perencanaan dan control anggaran, manajemen fasilitas, dan pengaturan
sumber daya (Gibson, 2011).

2.3

Manajemen Layanan Khusus BK SMK

6

2.3.1 Perencanaan program layanan khusus BK SMK
Perencanaan merupakan proses awal sebelum masuk
dalam proses pelaksanaan program yang disusun secara
sistematis, terorganisir, dan terkoordinasi dalam


jangka

waktu tertentu, yaitu harian, mingguan, bulanan, dan satu
tahunan. Langkah
pelaksanaan

awal yang dilakukan sebelum

proses

layanan personil BK harus mempersiapkan

format biodata siswa dan pendataan kebutuhan layanan
konseling kepada siswa atau yang biasa disebut dengan
istilah studi kelayakan.
Perencanaan program

layanan

BK

yang

dilaksanakan secara optimal

juga melibatkan

semua

pihak yang terkait, seperti kepala sekolah, guru BK, guru
bidang studi, karyawan sekolah, orang tua siswa, komite
sekolah, dan

tokoh masyarakat,

merupakan

proses

untuk membuat suatu keputusan mengenai tujuan yang
ingin dicapai, program dan jenis layanan
diberikan kepada siswa,

yang akan

serta siapa saja yang terlibat

dalam pelaksanaan programnya nanti, hal ini dilakukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien.
2.3.2 Pengorganisasian program layanan khusus BK SMK
Perorganisasian program layanan khusus BK SMK, bertujuan agar
pencapaian hasil dapat berkontribusi bagi tujuan pendidikan di sekolah.
Untuk program perencanaan BK yang efektif dan efisien, ada beberapa
7

hal yang harus dilakukan yaitu ; analisis kebutuhan siswa, penentuan
tujuan BK, analisis situasi sekolah, penentuan jenis kegiatan yang akan
dilaksanakan, penetapan metode pelaksanaan kegiatan, penetapan personel
kegiatan, persiapan fasilitas dan biaya kegiatan, dan perkiraan tentang
hambatan dan antisipasi terhadap kegagalan yang terjadi.
Program merupakan susunan atau
perencanaan seperangkat
kegiatan yang dirancang dan saling berkaitan serta mengikat antara satu
dengan yang lain untuk mencapai tujuan tertentu”.
Menurut Tennille Jeffries-Simmons. 2017.rganisasian adalah
kegiatan

mengalokasikan seluruh pekerjaan

dilaksanakan

antar

kelompok

kerja

dan

yang harus
menetapkan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing setiap
komponen kerja dan menyediakan lingkungan kerja yang
sesuai

dan

tepat”.

Organisasi

merujuk

pada

proses

pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan
dialokasikan di antara para anggota, sehingga tujuan
organisasi dapat tecapai secara efektif.
Sedangkan dalam Petunjuk Teknis Pengelolaan BK
dijelaskan bahwa pengorganisasian adalah bentuk kegiatan
yang mengatur cara kerja, prosedur kerja dan pola atau
mekanisme kerja kegiatan BK.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat dijelaskan
bahwa pengorganisasian adalah untuk mendeskripsikan
tentang pemilihan anggota dan menentukan kedudukan
atau posisi jabatan, serta pembagian tugas dan wewenang

8

dari masing-masing anggota dalam pelaksanaan program
layanan BK.
Pengorganisasian

sangat

penting

untuk

dilakukan

karena dalam pengorganisasian sudah dijelaskan tentang
posisi atau kedudukan serta tugas dan wewenang dari
masing-masing

anggota

pelaksana

program.

Setiap

anggota yang terlibat dalam proses pelaksanaan program
layanan khusus BK, hendaknya selalu berkoordinasi dan
bekerja

sama

dengan

baik

agar

tujuan

yang

telah

ditetapkan dapat tercapai dengan baik juga.
2.3.3 Pelaksanaan program layanan khusus BK SMK
Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan
rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai
tujuan secara efektif dan efisien, Mulyasa (2009). Dari
seluruh rangkaian proses pelaksanaan merupakan fungsi
pengelolaan yang paling utama. Fungsi perencanaan dan
pengorganisasian

berhubungan

dengan

aspek-aspek

abstrak proses pengelolaan, sedangkan fungsi pelaksanaan
lebih

menekankan

pada

kegiatan

yang

berhubungan

langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Proses
pelaksanaan program BK merupakan realisasi dari program
BK yang sudah direncanakan dan disusun sebelumnya untuk
dilaksanakan secara efektif dan efisien agar program yang
dijalankan berjalan dengan lancar.

9

Evaluasi

dilakukan

untuk

mengetahui

sejauhmana

keberhasilan dari program BK, dan juga sebagai perbaikan
sistem manajemen BK yang masih kurang, sehingga mutu
atau kualitas dari BK itu sendiri dapat ditingkatkan.
2.4

Struktur Program Bimbingan dan Konseling
Struktur pengembangan program BK yang berbasis tugas-tugas
dalam merumuskan program, struktur dan isi/materi program bersifat
fleksibel yang disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan siswa
berdasarkan hasil penilaian kebutuhan di masing-masing sekolah.
2.4.1 Rasionel/Landasan
Rumuskan
dasar pemikiran tentang urgensi bimbingan dan
konseling dalam keseluruhan program sekolah,

rumusan ini dapat

menyangkut konsep dasar yang digunakan, kaitan bimbingan dan
konseling

dengan

pembelajaran/implementasi

kurikulum,

dampak

perkembangan Iptek dan sosial budaya terhadap gaya hidup masyarakat
(termasuk para siswa), dan hal-hal lain yang dianggap relevan.
Oleh karenanya, layanan Bimbingan dan Konseling sangat penting
dalam berupaya membantu peserta didik/konseli agar dapat mencapai
kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan
tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial,
belajar, karier secara utuh dan optimal.
2.4.2 Visi dan Misi
Rumusan visi, misi sekolah sejalan secara implisit/eksplisit dalam
rasionel. Dimana visi

sekolah SMK yaitu “Pendidikan Berkualitas,

Kredibel, Kompeten dan Berkarakter.”. Sedangkan misi sekolah SMK
menyelenggarakan

pendidikan berwawasan keunggulan global yang

10

mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional. Menyelenggarakan
pendidikan yang dapat diterima semua kalangan masyarakat.
2.4.3 Deskripsi Kebutuhan Siswa
Rumusan
tugas-tugas perkembangan/kompetensi,

bidang

pengembangan kompetensi dapat merujuk pada kurikulum yang ada,
penilaian kebutuhan siswa dan lingkungannya diharapkan dapat lebih
membimbing

ke dalam perilaku-perilaku baik

yang diharapkan dari

siswa.
Rumusan tujuan yang akan dicapai dalam bentuk perilaku yang harus
dikuasai siswa setelah memperoleh layanan bimbingan dan konseling.
Sangat baik apabila tujuan dapat dirumuskan ke dalam tahapan tujuan:
a.
Penyadaran
b.
Akomodasi
c.
Tindakan
2.4.4 Komponen Program
a.
Komponen Dasar
b.
Komponen Responsif
c.
Komponen Perencanaan Individual
d.
Komponen Dukungan Sistem (manajemen)
2.4.5 Rencana Operasi (Action Plan)
Atas dasar komponen program diatas lakukan :
a.
Identifikasikan dan rumuskan berbagai kegiatan yang harus/perlu
dilakukan.
b.

Kegiatan

ini

diturunkan

dari

perilaku/tugas

perkembangan/kompetensi yang harus dikuasai siswa.
Pertimbangkan porsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan
setiap kegiatan di atas. Apakah kegiatan itu dilakukan dalam waktu

c.

tertentu atau terus menerus.
Tuangkan kegiatan dimaksud ke dalam rancangan jadwal kegiatan

d.

untuk selama satu tahun. Rancangan ini bisa dalam bentuk matrik.
Hal-hal lain yang dianggap perlu dicantumkan silakan disepakati,

sepanjang tidak mengganggu makna dari rencana operasional ini.
2.4.6 Pengembangan Tema/Topik.

11

Tema ini merupakan rincian lanjut dari kegiatan yang sudah
diidentifikasikan yang terkait dengan tugas-tugas perkembangan
2.4.7 Pengembangan Satuan Layanan.
Dikembangkan secara bertahap sesuai dengan tema/topik. Fakta
mengenai implementasi pelaksanaan manajemen bimbingan konseling
yaitu sebagai berikut :

2.5

PERENCANAAN
Bimbingan dan konseling dapat dikatakan sebagai “soko guru” yang
ketiga dalam sistem pendidikan di sekolah selain pembelajaran
(instruksional) dan administrasi sekolah. .Sebagi sub-sistem pendidikan di
sekolah, bimbingan dan konseling dalam gerak dan pelaksanaannya tidak
pernah lepas dari perencanaan yang seksama dan bersistem.
Hal ini bertujuan agar hasil dalam konteks kontribusinya bagi
pencapaian tujuan pendidikan di sekolah dapat terlihat. Untuk tercapainya
program perencanaan BK yang efektif dan efisien, maka ada beberapa hal
yang harus dilakukan yaitu ; analisis kebutuhan siswa, penentuan tujuan
BK, analisis situasi sekolah, penentuan jenis kegiatan yang akan
dilaksanakan, penetapan metode pelaksanaan kegiatan, penetapan personel
kegiatan, persiapan fasilitas dan biaya kegiatan , dan perkiraan tentang
hambatan kegiatan dan antisipasinya. Program merupakan seperangkat
kegiatan yang dirancang dan dilakukan secara kait mengkait untuk
mencapai tujuan tertentu”.
Dari definisi tersebut dapat diuraikan bahwa suatu program
mengandung unsur-unsur :

12

a.

Adanya seperangkat kegiatan, artinya kegiatan-kegiatan yang akan

b.

dilakukan merupakan suatu kegiatan yang utuh.
Dirancang, artinya hal-hal yang akan dilakukan dirancang sedemikian
rupa agar tidak terjadi pelapisan atau akumulasi kegiatan, apalagi
berbagai benturan akibat kegiatan yang dilakukan berulang-ulang
yang pada gilirannya berdampak pada penurunan efektivitas dan

c.

efesiansi.
Dilakukan secara kait-mengkait, yaitu bahwa dalam melakukan
kegiatan

yang

sudah

dirancang

kegiatan

itu

tidak

berdiri

sendirimelinkan ada keterkaitan antar satu dengan yang lain.
Kegiatan itu tidak hanya terjadi antar kegiatan saja tetapi juga pada
tahap kesinambungan kegiatan satu dengan tahap kegiatan
d.

selanjutnya.
Adanya tujuan tertentu, yaitu sebagai arah dan kendali agar semua
aktivitas yang terangkum dalam program selalu terfokus pada satu
titik tujuan.
Dalam pelaksanaannya, pelayanan bimbingan dan konseling

melibatkan seluruh personil sekolah, maka dari itu diperlukan program
yang sistematis agar pelaksanaannya tidak tumpang tindih dan benturan
dengan kegiatan pada bidang-bidang lain.
Adapun program yang sistematis selalu

mengacu pada prinsip-

prinsip sebagai berikut :
a.
Dirancang untuk melayani kebutuhan siswa.
b.
Merupakankan bagian yang tak terpisahkan

dari keseluruhan

program pendidikan di sekolah.

13

c.

Dirumuskan secara

jelas dan

eksplisit (operasional) serta

menunjanng pencapaian keseluruhan tujuan program bimbingan
d.
e.

dan konseling.
Pelaksanaan program perlu melibatkan seluruh staf sekolah.
Personil bimbingan dan konseling perlu dididentifikasi dan tugas-

f.

tugas serta tanggung jawabnya harus dirumuskan.
Segala sumber daya perlu ditemukan untuk mencapai tujuan

g.

program.
Dua hal yang esensial dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan
dan konseling yaitu data pribadi siswa untuk pemahaman diri dan
bahan informasi untuk perencanaan pendidikan dan pengambilan

h.

keputusan.
Penerapan

i.

pemecahan masalah pengelolaan.
Dukungan dan keterlibatan masyarakat sekitar demi kelancaran

rancangan sistem dalam pengembangan program dan

penyelenggaraan program dan tercapainya tujuan.
2. Pelaksanaan dan Pengarahan
Setiap sekolah sebagai satuan pendidikan perlu merancang program
bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari program sekolah
secara keseluruhan. Program yang akan dijadikan acuan pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut. Terdapat dua jenis
program yang perlu dirancang dan diprogramkan, yakni :
a. Program tahunan.
Program tahunan ini dijabarkan menurut alokasi waktu pada setiap
semester, program bulanan, bahkan program mingguan.Oleh karena itu,
perlu dibuat dalam satu matriks atau schedule.Dalam program itu
dicantumkan substansi kegiatan, jenis layanan menurut alokasi waktu.

14

Kegiatan layanan bimbingan dan konseling sebagai program sekolah,
antara lain :
1)
Pemberian layanan informasi melalui ceramah yang mengundang
2)

nara sumber dari luar sekolah.
Program pemberian layanan orientasi bagi siswa baru pada awal

3)

tahun.
Mengadakan tes bakat dan minat untuk bahan pertimbangan

4)

penjurusan.
Mengadakan kunjungan ketempat industri yang bermanfat bagi

5)
6)
b.

bimbingan karir.
Membentuk kelompok-kelompok group counseling.
Memberikan pelatihan keterampilan belajar akademik.
Program kegiatan layanan bagi setiap Guru Pembimbing sesuai
dengan pembagian tugas layanan di sekolah.
Setiap guru pembimbing perlu membuat program berupa
satuan layanan (satlan) badan satuan kegiatan pendukung (satkung)
setiap kali akan melakukan pelayanan kepada siswa berdasarkan
jadwal yang telah ditetapkan. Penyusunan program pada masingmasing bidang pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya
disesuaikan dengan karakteristik satuan pendidikan atau jenis dan
jenjang sekolah, agar pelaksanaan program kegiatan layanan
bimbingan dan konseling sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
maka diperlukan pengarahan agar terjadi suatu taat kerja yang
diwarnai oleh koordinasi dan komonikasi yang efektif diantara staf
bimbingan dan konseling. Pengarahan ini juga dilakukan untuk
memotivasi

staf

dalam

melakukan

tugas-tugasnya

sehingga

memungkinkan kelancaran dan efektivitas pelaksanaan program

15

yang

telah

direncanakan.

Pelaksanaan kegiatan Pelayanan Bimbingan Konseling di dalam jam
pembelajaran sekolah dapat dibentuk :
1) Kegiatan tatap muka secara klasikal dan.
2) Kegiatan non tatap muka.
Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran,
penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan / kegiatan
lain yang dapat dilakukan di dalam kelas. Volume kegiatan tatap
muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas per minggu dan
dilaksanakan secara terjadwal. Sedangkan kegiatan non tatap muka
dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan konsultasi,
kegiatan referensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah,
pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus.
Kegiatan pelayanan Bimbingan Konseling

diluar

jam

pembelajaran sekolah / madrasah dapat berbentuk kegiatan tatap
muka maupun non tatap muka dengan peserta didik, untuk
menyelenggarakan

layanan

orientasi,

konseling

perorangan,

bimbingan kolompok, konseling kelompok, dan mediasi, serta
kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas. Setiap
kegiatan pelayanan Bimbingan Konseling dicatat dalam laporan
pelaksanaan program.
Ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:
1. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar
informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi
kegiatan akademik maupun umum.

16

2.

Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik,

3.

silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain.
Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan
dorongan

untuk

mendinamisasikan

potensi

siswa,

menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas)
sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar4.

mengajar.
Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan
kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-

5.

citakan.
Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-

6.

mengajar.
Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan

7.

dalam pendidikan dan pengetahuan.
Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan

8.
9.

dalam proses belajar-mengajar.
Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi
anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku
sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak
didiknya berhasil atau tidak.

2.4

Evaluasi program layanan khusus BK SMK
Evaluasi program BK dengan cara mengumpulkan
data secara sistematis, menarik kesimpulan atas dasar
data

yang

diperoleh

secara

objektif,

mengadakan

penafsiran dan merencanakan langkah-langkah perbaikan,
pengembangan dan pengarahan,

maka dari itu, evaluasi

17

dilakukan untuk mengetahui dampak

pelaksanaan program

bimbingan dan konseling merupakan upadengan menilai efisiensi dan
efektivitas pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah pada khususnya.
Ada beberapa kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang dievaluasi
diantaranya: Konseling individual dan kelompok, Konsultasi dengan siswa,
orang tua, dan guru baik individual maupun kelompok, Pengukuran minat,
kemampuan, perilaku, dan kemajuan belajar siswa, Koordinasi layanan
bimbingan dan konseling terhadap siswa di sekolah.
Dengan demikian evaluasi bimbingan dan konseling merupakan
komponen sistem bimbingan dan konseling yang sangat penting karena
mengacu pada hasil dan dapat diambil simpulan apakah kegiatan yang
telah direncanakan dapat mencapai sasaran yang diharapkan secara efektif
dan efisien atau tidak, kegiatan itu dilanjutkan atau sebaliknya direvisi dan
sebagainya.
Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling. Tujuan bimbingan dan konseling secara umum untuk
mengetahui kemajuan subyek dalam memanfaatkan layanan dan tingkat
efisiensi serta efektifitas program dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan
tujuan secara khusus yaitu mengamati secara berkala pelaksanaan program
dan mengetahui seberapa besar kontribusinya terhadap pembelajaran di
sekolah.
Rencana

evaluasi perkembangan siswa atas dasar tujuan yang

ingin dicapai. Sehingga perlu dirumuskan evaluasi program yang berfokus

18

kepada keterlaksanaan program, sebagai bentuk akuntabilitas layanan
bimbingan dan konseling.

Rencana anggaran untuk mendukung

implementasi program secara cermat dan rasional/realistic, harus dituangan
dalam point perencanaan dan di evaluasi efektifitas biaya dari program
bimbingan konseling yang dilakukan dengan hasil yang diperoleh.
Evaluasi
merupakan

Pelaksanaan

Program

Bimbingan

program untuk menilai effisiensi dan

dan

Konseling,

efektifitas

yang

menuntut pengenalan serta pelayanan yang cermat, pengukuran yang
jelas, keterlibatan dari berbagai pihak, umpan balik dan tindak lanjut
hasilnya, yang terencana dan berkesinambuangan.
2.5

Supervisi Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Untuk mengendalikan personil pelaksana bimbingan dan konseling,
memantau kendala yang muncul dalam pelaksanaan tugasnya, mencari
jalan keluar terhadap hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan
program agar tercapainya pelaksanaan yang lancar kearah pencapaian
tujuan bimbingan dan konseling di sekolah. Supervisi Kegiatan Bimbingan
dan Konseling untuk mengendalikan personil pelaksana bimbingan
konseling, memantau kemungkinan kendala yang muncul dan dihadapi
personil dalam pelaksanaan tugasnya, mencapai jalan keluar terhadap
hambatan dan permasalahan.
Kegiatan program bimbingan konseling sekolah yang tepat, dimana
sekolah harus meluangkan sebagian besar waktunya untuk melayani dan
menghubungi langsung siswa. Tugas guru konselor sekolah difokuskan

19

pada keseluruhan penyampaian total program melalui program kurikulum
konseling sekolah, perencanaan siswa individual dan layanan responsif.
Sejumlah kecil waktu mereka dikhususkan untuk layanan tidak langsung
yang disebut dukungan sistem..

BAB III
PENUTUP
1.1

Kesimpulan
Berdasarkan

analisa

yang

dilakukan

Managemen

terhadap

perencanaan

sistem

informasi

Konseling

di

SMK

bermanfaat

kesiswaan

untuk mengetahui tingkat kehadiran siswadan

bagi

Guru

Bimbingan
di

bagian

pelanggaran serta tindak lanjut dari pelanggaran yang
dilakukan sebagai salah satu pertimbangan untuk kenaikan
kelas maupun kelulusan siswa.

20

Manajemen bimbingan dan konseling adalah segala upaya atau cara
yang digunakan untuk mendayagunakan secara optimal semua komponen
atau sumber daya (tenaga, dana, sarana-prasarana) dan sistem informasi
berupa himpunan data bimbingan dan konseling untuk menyelenggarakan
pelayanan bimbingan dan konseling dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 diterbitkan untuk
menjadi acuan baru pelaksanaan tata kelola bimbingan dan konseling
mulai dari planning, organizing, staffing, leading dan controlling.
Proses pengorganisasian pada manajemen

layanan

khusus Bimbingan Konseling di SMK berupa kegiatan yang
meliputi sosialisasi

program

kepada siswa, pemberian

materi dan layanan, serta evaluasi hasil program yang
dilaksanakan

baik

kelompok.
Penanganan
terkait

dengan

yang
siswa

masalah

bersifat

maupun

yang bermasalah, baik yang
akademik,

pelanggaran. Sekolah harus mengevalusai
program konseling

individu

yang tidak tepat,

pribadi

maupun

kembali beberapa

jika memungkinkan, sehingga

konselor sekolah dapat fokus pada pelayanan akan kebutuhan konseling
dan penanggulangan terhadap tindakan atau pelanggaran siswa
1.2

Saran
Dengan melihat kesimpulan diatas saran yang dapat
diberikan sebagai berikut :
a. Sistem informasi bimbingan konseling di SMK

masih

dapat dikembangkan menjadi batasan masalah siswa
21

selain

dengan

berhubungan

managemen

dengan

data

akademi

kehadiran,

nilai

yang
mata

pelajaran dan pelanggaran yang telah dilakukan oleh
b.

siswa.
Sebagai

pelaksana

utama

program

Bimbingan

Konseling, diharapkan Guru

BK dapat meningkatkan

kerjasama

hubungan baik dengan

dan menjalin

semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan program
Bimbingan dan Konseling, sehingga

program yang

telah disusun dapat terlaksana dengan optimal, karena
pelaksanaan program Bimbingan Konseling

bukan

hanya tanggung jawab dari personil BK dan kepala
sekolah saja, melainkan semua komponen yang ada di
sekolah.

DAFTAR RUJUKAN

Asian Journal of Counselling The Hongkong Professional Counselling
Association (online). (http//library. The University of Hongkong.ac.id)
diakses 27-1-2018.
Badrujaman,aip. 2009. Diktat teori dan praktek
dan konseling. JakartaYuen.

evaluasi program bimbingan

22

Budi.2008.
Organisasi
dan
Manajemen
Surabaya. Unesa University Press.

Bimbingan

Konseling.

Dahlan,Djawad.(2005).Pendidikan dan Konseling di Era Global dalam
perspektif Prof.Dr. M. Djawad Dahlan.Bandung:RIZQI.
Jim.(2008). The South Carolina Comprehensive Developmental Guidanceand
Counseling
Program
Model .
South
Carolina
Department
ofEducationColumbia, South Carolina.
Tennille Jeffries-Simmons. 2017. Program Supervisor, School Counseling.
Washington State Comprehensive School Counseling and Guidance
Program Model. Danise Ackelson, Program Supervisor, School Counseling
Danise.Ackelson@k12.wa.us | 360-725-4967.
Yuksel-Sahin, Fulya. 2009.
The Evaluation Of Counseling And
Guidanceservices Based On Teacher Views And Their Prediction Based
On Some Variables.
Mantax. (2009). School Counseling: Current International Perspectives. Asian
Journal of
Counselling The Hong Kong Professional
CounsellingAssociation (online).(http//library. The University of Hong
Kong.ac.id)diakses 27- 11- 2014.
Nurihsan, Juntika. 1998. Bimbingan Komprehensip: Model Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Menengah Umum. Disertasi. Bandung.
Prayitno & Erman Amti. 2004. Dasar - Dasar Bimbingan dan Konseling.
Jakarta.PT Rineka Cipta.Rex.
Sugiyo.2011. Manjemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Semarang. Widya
Karya.
Suherman, Uman. 2000. Manajemen Layanan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: Tidak diterbitkan.
Edris Zamroni dan Susilo Rahardjo.2017. Manajemen Bimbingan Dan
Konseling Berbasis Permendikbub Nomor 111 Tahun 2014. Jurnal Konseling
GUSJIGANG Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187. Program Studi
Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus.

Sukardi, Dewa Ketut. 2003. Manajemen Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Bandung: ALFABETA.

23

Tohirin. 2014. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Intregasi). Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Ukas, Maman. 2006. Manajemen: Konsep, Prinsip, dan Aplikasi. Bandung:
Agnini.
Uman Suherman AS dan Dadang Sudrajat. 2000. Manajemen Layanan
BK di Sekolah. Bandung: Publikasi Jurusan PPB FIP IKIP. International
Journal of Instruction (online). (http// www.e-iji.net) diakses 27- 11- 2014

Lampiran 1
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
SMK JAWA TENGAH
Nama Sekolah
Kelas/Semester
Tahun Pelajaran
A
Pokok bahasan
.
B
Tugas
.
perkembangan

:
:
:
:

SMK
11/2
2017/2018
Cara mengembangkan kemampuan diri

:

Mengekspresikan aneka ragam pekerjaan
dan aktivitas dalam kaitannya dengan
24

kemampuan diri
Karier

C
.
D
.
E
.
F
.

Bidang Bimbingan

:

Jenis Layanan

:

Fungsi Layanan

:

Sub kompetensi

:

G
.
H
.
I
.
J
.
K
.

Sasaran layanan

:

Layanan tentang system Informasi
Bimbingan Konseling
Membantu siswa dalam pengembangan
kreatifitas dan pengembangan karir.
Menyadari keragaman nilai dan aktivitas
yang menutut ketrampilan dan
kemampuan tertentu
Siswa kelas XI Elektro

Alokasi waktu

:

1 X 45 menit

Pihak
yang
diikutsertakan
Tujuan layanan

:

Guru BK dan Wali Kelas

:

Tahap pelaksanaan

:

L
.
M
.
N
.
O
.
P
.
Q
.
R
.

Materi

:

1.
Siswa dapat mengetahui cara
mengembangkan kemamapuan diri
1.
Pembukaan dan mengabsen siswa
2.
Kegiatan inti
3.
Penutup
Terlampir

Biaya

:

Dibebankan RAPBS

Tempat
pelaksanaan
Strategi layanan

:

Ruang kelasdan Aula

S.

Diskusi, tanya jawab, ceramah

Media

LCD, Komputer

Sumber materi

Absensi, data pelanggaran Siswa

Rencana penilaian

1. Proses Siswa aktif dalam bertanya
dan aktif mendengarkan
2. Hasil Siswa dapat mengetahui cara
mengembangkan kemampuan yang
ada dalam dirinya.
Konseling individu atau kelompok siswa
yang masih bingung dalam
mengembangkan kemampuan diri.

Tindak lanjut

Mengetahui,
Kepala Sekolah
SMK JAWA TENGAH
(.................................)

Semarang , 1 Pebruari 2018
Guru Pembimbing
......................................

25

Lampiran 2

PERENCANAAN SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Perkembangan Pribadi Dan Kreatifitas
Aspek
: Manajemen diri dan Perilaku Tanggungjawab
Kompetensi : Pentingnya pengembangan dan perubahan perilaku
Topik/Tema : Pertanyaan Perilaku dan Kreatifitas
Kelas
: XI
Waktu : 2 sesi kelas
Bahan

26

Lembar kerja “Pertanyaan Perilaku dan Kreatifitas”.
Evaluasi
Siswa akan mengidentifikasi perilaku dirinya dan mengkaitkannya dengan
kreatifitas di dalam pekerjaannya
Prosedur
1.

Konselor mengarahkan diskusi kelas tentang

perilaku dan

meminta contoh dari kelas. Contoh ini ditulis dan didaftar dalam
lembar pertanyaan (chart)
2.

Kesimpulan hasil

“Pertanyaan pengembangan dan perubahan

perilaku” dalam bentuk lembar kerja, jika siswa sudah selesai
mengisi lembar kerja, diskusikan jawaban mereka dan perintahkan
mereka untuk mengidentifikasi dua cara perbaikan perilaku yang
dijawab “tidak”. Pilih tiga perilaku baik dari dirinya di kaitkan
dengan

pekerjaan

atau

tugas-tugas

akademik.

Tulis

di

bagianbelakang lembar kerja.

Lampiran 3
PERTANYAAN TENTANG PERILAKU
Jawab Ya atau Tidak atas pertanyaan berikut ini :
N
o
1.

Pertanyaan
Dapatkah kamu berkonsentrasi di dalam belajar ?

Ya
----

2.

Apakah kamu sering mengeluh tentang masalah

----

3.

Mata Pelajaran tertentu ?
Dalam keseharianmu kamu selalu berperilaku

----

4.

jujur ?
Apakah kamu selalu mengerjakan tugas tepat waktu

----

Tidak
-----------------

27

5.

?
Dapatkah kamu bekerja bersama orang lain di

----

6.

dalam suatu kelompok ?
Menurutmu layakkah kamu menjadi seorang

----

7.

pemimpin di dalam kelompokmu ?
Dapatkah kamu mengendalikan diri, apabila ada

----

8.

orang yang menyalahkan hasil pekerjaanmu ?
Apakah kamu suka informasi tentang

----

perkembangan tehnologi saat ini ?

----

9.
1
0.
.

Apakah kamu suka belajar ?
Apakah kamu selalu bersikap baik terhadap teman
maupun gurumu ?

----

---------------------

-----

28