MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING. docx
MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
Tugas Manajemen Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Slameto
Disusun oleh:
WIWIK INDRIAWATI
NPM : 16.61.1822
PROGRAM MAGISTER SAINS (M.Si)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PARIWISATA INDONESIA
SEMARANG
Pebruari 2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Layanan Bimbingan Konseling di sekolah pada dasarnya untuk
membantu siswa mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang
baik, menguasai kemampuan dan keterampilan serta menyiapkan diri
untuk melanjutkan pendidikan
pada tingkat yang lebih tinggi, dalam
pelaksanaannya Bimbingan Konseling tidak lepas dari peran serta Kepala
Sekolah, koordinasi antara guru pembimbing dengan guru bidang studi,
orang tua siswa, dan juga masyarakat.
Pelayanan Konseling di SMK merupakan usaha membantu siswa
dalam pengembangan kreatifitas dan pengembangan karir, baik siswa
secara individual maupun kelompok sesuai dengan kebutuhan, potensi,
bakat, minat serta peluang yang dimiliki. Seringkali seorang siswa dalam
mengambil keputusan dalam menghadapi
tantangan maupun hambatan
dalam masalah akademi dan non akademi, berbeda antara satu dengan
yang lainnya, hal ini
dipengaruhi oleh pola asuh orang tua maupun
lingkungan sekolah.
Bimbingan Konseling sebagai
wadah untuk
pendisiplinan perilaku , memerlukan adanya perencanaan, pelaksanaan
layanan khusus ,
evaluasi perilaku terhadap program yang sudah
dilakukan.
Untuk layanan Konseling di SMK peran serta kepala sekolah dan
seluruh personel yang terlibat, sangat berpengaruh terhadap program dan
pelaksanaan
Bimbingan Konseling yang telah disusun agar dapat
2
tercapai, sehingga siswa setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah
dapat merasakan manfaatnya dalam pengembangan kecerdasan, minat,
bakat dan potensi yang dimiliki siswa pada kehidupannya di masyarakat.
Pelayanan manajemen konseling yang kompeten dapat membantu
program managemen Bimbingan Konseling yang ada di sekolah, untuk
menekan pelanggaran serta menghindari perilaku yang menyimpang dan
mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh siswa.
1.2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan di atas, maka permasalahan yang
dibahas dalam makalah ini adalah “Bagaimana merencanakan dan cara
pelaksanaan manajemen Bimbingan Konseling di SMK”.
1.3
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah,
untuk mengetahui sejauhmana perencanaan , pelaksanaan serta evaluasi
manajemen Bimbingan Konseling di SMK.
1.4
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai kajian
ilmiah maupun penerapan langkah nyata dalam hal manajemen pelayanan
Bimbingan Konseling di sekolah-sekolah lain.
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk :
1.
Bagi Penulis, memberikan informasi dan menambah wawasan akan
pentingnya penerapan manajemen bimbingan konseling sekolah di
2.
SMK.
Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan
khususnya mengenai manajemen bimbingan konseling sekolah di
SMK.
3
3.
Bagi
Akademi,
hasil
penelitian
ini
dapat
memperkaya
khasanah kepustakaan pendidikan dan dapat dijadikan referensi
untuk
penelitian selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Deskripsi Sekolah
Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu sekolah yang
berbasis Ketrampilan kejuruan dimana peserta didiknya kelak bisa mandiri
dengan menguasai berbagai keahlian dan ketrampilan yang kelak bisa
dijadikan sarana untuk membuka usaha atau bekerja sesuai dengan bidang
ketrampilannya. Dengan kurikulum 2013 dan penerapan jam
masuk
sekolah secara full day atau 5 hari sekolah.
4
2.2
Pengertian Manajemen Bimbingan dan Konseling
Manajemen dibutuhkan dalam suatu organisasi maupun bagi seorang
individu, hal tersebut berkaitan dengan pencapaian suatu tujuan, dengan
kemampuan manajemen yang baik maka tujuan akan lebih mudah dicapai.
Sebaliknya, tanpa manajemen, suatu organisasi atau individu akan lebih
sulit dalam mencapai tujuan. Manajemen diperlukan dalam pelayanan
bimbingan dan konseling untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan
sebelumnya, serta untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pada akhir
pelayanan bimbingan di sekolah. Manajemen disusun dengan penyesuaian
antara konsep perencanaan, program dengan kondisi riil atau kenyataan
yang dihadapi sekolah. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu
organisasi yang ada di dalam sekolah yang memerlukan adanya manajemen
agar dapat mencapai tujuannya.
Manajemen bimbingan dan konseling berarti proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan aktivitas-aktivitas layanan
BK dan penggunaan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Tohirin , 2014}. Permendiknas Nomor 111 Tahun 2014 tentang
bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar dan menengah menjelaskan
mekanisme pengelolaan bimbingan dan konseling serta mencakup tahapan
analisis kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan, dan
tindak lanjut pengembangan program. Manajemen Bimbingan dan
Konseling merupakan upaya menggerakkan individu atau kelompok untuk
bekerjasama dalam mendayagunakan sumber daya manusia di dalam suatu
5
sistem secara optimal semua komponen atau sumberdaya dan sistem
informasi berupa himpunan data bimbingan untuk
menyelenggarakan
pelayanan bimbingan konseling dalam mencapai tujuan.
Semua kegiatan BK di sekolah bertujuan untuk membimbing dan
mengarahkan minat, bakat siswa guna menunjang kegiatan belajar siswa
dalam bidang akademik maupun non akademik.
Pelaksanaan progam BK yang terorganisir sangat baik, dimulai
dengan perencanaan yang matang hingga diadakannya evaluasi terhadap
kegiatan
BK tersebut. Manajemen bimbingan dan konseling adalah
kegiatan yang diawali dari perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling,
pengorganisasian aktivitas dan semua unsur pendukung bimbingan dan
konseling, menggerakkan sumber daya manusia untuk melaksanakan
kegiatan bimbingan dan konseling, memotivasi sumber daya manusia agar
kegiatan bimbingan dan konseling mencapai tujuan serta mengevaluasi
kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengetahui apakah semua kegiatan
layanan
sudah
dilaksanakan
dan
mengetahui
bagaimana
hasilnya
(Sugiyo,2011). Manajemen bimbingan dan konseling adalah aktivitasaktivitas yang memfasilitasi dan melengkapi fungsi-fungsi keseharian staf
konseling meliputi aktivitas administratif, seperti pelaporan dan perekaman,
perencanaan dan control anggaran, manajemen fasilitas, dan pengaturan
sumber daya (Gibson, 2011).
2.3
Manajemen Layanan Khusus BK SMK
6
2.3.1 Perencanaan program layanan khusus BK SMK
Perencanaan merupakan proses awal sebelum masuk
dalam proses pelaksanaan program yang disusun secara
sistematis, terorganisir, dan terkoordinasi dalam
jangka
waktu tertentu, yaitu harian, mingguan, bulanan, dan satu
tahunan. Langkah
pelaksanaan
awal yang dilakukan sebelum
proses
layanan personil BK harus mempersiapkan
format biodata siswa dan pendataan kebutuhan layanan
konseling kepada siswa atau yang biasa disebut dengan
istilah studi kelayakan.
Perencanaan program
layanan
BK
yang
dilaksanakan secara optimal
juga melibatkan
semua
pihak yang terkait, seperti kepala sekolah, guru BK, guru
bidang studi, karyawan sekolah, orang tua siswa, komite
sekolah, dan
tokoh masyarakat,
merupakan
proses
untuk membuat suatu keputusan mengenai tujuan yang
ingin dicapai, program dan jenis layanan
diberikan kepada siswa,
yang akan
serta siapa saja yang terlibat
dalam pelaksanaan programnya nanti, hal ini dilakukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien.
2.3.2 Pengorganisasian program layanan khusus BK SMK
Perorganisasian program layanan khusus BK SMK, bertujuan agar
pencapaian hasil dapat berkontribusi bagi tujuan pendidikan di sekolah.
Untuk program perencanaan BK yang efektif dan efisien, ada beberapa
7
hal yang harus dilakukan yaitu ; analisis kebutuhan siswa, penentuan
tujuan BK, analisis situasi sekolah, penentuan jenis kegiatan yang akan
dilaksanakan, penetapan metode pelaksanaan kegiatan, penetapan personel
kegiatan, persiapan fasilitas dan biaya kegiatan, dan perkiraan tentang
hambatan dan antisipasi terhadap kegagalan yang terjadi.
Program merupakan susunan atau
perencanaan seperangkat
kegiatan yang dirancang dan saling berkaitan serta mengikat antara satu
dengan yang lain untuk mencapai tujuan tertentu”.
Menurut Tennille Jeffries-Simmons. 2017.rganisasian adalah
kegiatan
mengalokasikan seluruh pekerjaan
dilaksanakan
antar
kelompok
kerja
dan
yang harus
menetapkan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing setiap
komponen kerja dan menyediakan lingkungan kerja yang
sesuai
dan
tepat”.
Organisasi
merujuk
pada
proses
pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan
dialokasikan di antara para anggota, sehingga tujuan
organisasi dapat tecapai secara efektif.
Sedangkan dalam Petunjuk Teknis Pengelolaan BK
dijelaskan bahwa pengorganisasian adalah bentuk kegiatan
yang mengatur cara kerja, prosedur kerja dan pola atau
mekanisme kerja kegiatan BK.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat dijelaskan
bahwa pengorganisasian adalah untuk mendeskripsikan
tentang pemilihan anggota dan menentukan kedudukan
atau posisi jabatan, serta pembagian tugas dan wewenang
8
dari masing-masing anggota dalam pelaksanaan program
layanan BK.
Pengorganisasian
sangat
penting
untuk
dilakukan
karena dalam pengorganisasian sudah dijelaskan tentang
posisi atau kedudukan serta tugas dan wewenang dari
masing-masing
anggota
pelaksana
program.
Setiap
anggota yang terlibat dalam proses pelaksanaan program
layanan khusus BK, hendaknya selalu berkoordinasi dan
bekerja
sama
dengan
baik
agar
tujuan
yang
telah
ditetapkan dapat tercapai dengan baik juga.
2.3.3 Pelaksanaan program layanan khusus BK SMK
Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan
rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai
tujuan secara efektif dan efisien, Mulyasa (2009). Dari
seluruh rangkaian proses pelaksanaan merupakan fungsi
pengelolaan yang paling utama. Fungsi perencanaan dan
pengorganisasian
berhubungan
dengan
aspek-aspek
abstrak proses pengelolaan, sedangkan fungsi pelaksanaan
lebih
menekankan
pada
kegiatan
yang
berhubungan
langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Proses
pelaksanaan program BK merupakan realisasi dari program
BK yang sudah direncanakan dan disusun sebelumnya untuk
dilaksanakan secara efektif dan efisien agar program yang
dijalankan berjalan dengan lancar.
9
Evaluasi
dilakukan
untuk
mengetahui
sejauhmana
keberhasilan dari program BK, dan juga sebagai perbaikan
sistem manajemen BK yang masih kurang, sehingga mutu
atau kualitas dari BK itu sendiri dapat ditingkatkan.
2.4
Struktur Program Bimbingan dan Konseling
Struktur pengembangan program BK yang berbasis tugas-tugas
dalam merumuskan program, struktur dan isi/materi program bersifat
fleksibel yang disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan siswa
berdasarkan hasil penilaian kebutuhan di masing-masing sekolah.
2.4.1 Rasionel/Landasan
Rumuskan
dasar pemikiran tentang urgensi bimbingan dan
konseling dalam keseluruhan program sekolah,
rumusan ini dapat
menyangkut konsep dasar yang digunakan, kaitan bimbingan dan
konseling
dengan
pembelajaran/implementasi
kurikulum,
dampak
perkembangan Iptek dan sosial budaya terhadap gaya hidup masyarakat
(termasuk para siswa), dan hal-hal lain yang dianggap relevan.
Oleh karenanya, layanan Bimbingan dan Konseling sangat penting
dalam berupaya membantu peserta didik/konseli agar dapat mencapai
kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan
tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial,
belajar, karier secara utuh dan optimal.
2.4.2 Visi dan Misi
Rumusan visi, misi sekolah sejalan secara implisit/eksplisit dalam
rasionel. Dimana visi
sekolah SMK yaitu “Pendidikan Berkualitas,
Kredibel, Kompeten dan Berkarakter.”. Sedangkan misi sekolah SMK
menyelenggarakan
pendidikan berwawasan keunggulan global yang
10
mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional. Menyelenggarakan
pendidikan yang dapat diterima semua kalangan masyarakat.
2.4.3 Deskripsi Kebutuhan Siswa
Rumusan
tugas-tugas perkembangan/kompetensi,
bidang
pengembangan kompetensi dapat merujuk pada kurikulum yang ada,
penilaian kebutuhan siswa dan lingkungannya diharapkan dapat lebih
membimbing
ke dalam perilaku-perilaku baik
yang diharapkan dari
siswa.
Rumusan tujuan yang akan dicapai dalam bentuk perilaku yang harus
dikuasai siswa setelah memperoleh layanan bimbingan dan konseling.
Sangat baik apabila tujuan dapat dirumuskan ke dalam tahapan tujuan:
a.
Penyadaran
b.
Akomodasi
c.
Tindakan
2.4.4 Komponen Program
a.
Komponen Dasar
b.
Komponen Responsif
c.
Komponen Perencanaan Individual
d.
Komponen Dukungan Sistem (manajemen)
2.4.5 Rencana Operasi (Action Plan)
Atas dasar komponen program diatas lakukan :
a.
Identifikasikan dan rumuskan berbagai kegiatan yang harus/perlu
dilakukan.
b.
Kegiatan
ini
diturunkan
dari
perilaku/tugas
perkembangan/kompetensi yang harus dikuasai siswa.
Pertimbangkan porsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan
setiap kegiatan di atas. Apakah kegiatan itu dilakukan dalam waktu
c.
tertentu atau terus menerus.
Tuangkan kegiatan dimaksud ke dalam rancangan jadwal kegiatan
d.
untuk selama satu tahun. Rancangan ini bisa dalam bentuk matrik.
Hal-hal lain yang dianggap perlu dicantumkan silakan disepakati,
sepanjang tidak mengganggu makna dari rencana operasional ini.
2.4.6 Pengembangan Tema/Topik.
11
Tema ini merupakan rincian lanjut dari kegiatan yang sudah
diidentifikasikan yang terkait dengan tugas-tugas perkembangan
2.4.7 Pengembangan Satuan Layanan.
Dikembangkan secara bertahap sesuai dengan tema/topik. Fakta
mengenai implementasi pelaksanaan manajemen bimbingan konseling
yaitu sebagai berikut :
2.5
PERENCANAAN
Bimbingan dan konseling dapat dikatakan sebagai “soko guru” yang
ketiga dalam sistem pendidikan di sekolah selain pembelajaran
(instruksional) dan administrasi sekolah. .Sebagi sub-sistem pendidikan di
sekolah, bimbingan dan konseling dalam gerak dan pelaksanaannya tidak
pernah lepas dari perencanaan yang seksama dan bersistem.
Hal ini bertujuan agar hasil dalam konteks kontribusinya bagi
pencapaian tujuan pendidikan di sekolah dapat terlihat. Untuk tercapainya
program perencanaan BK yang efektif dan efisien, maka ada beberapa hal
yang harus dilakukan yaitu ; analisis kebutuhan siswa, penentuan tujuan
BK, analisis situasi sekolah, penentuan jenis kegiatan yang akan
dilaksanakan, penetapan metode pelaksanaan kegiatan, penetapan personel
kegiatan, persiapan fasilitas dan biaya kegiatan , dan perkiraan tentang
hambatan kegiatan dan antisipasinya. Program merupakan seperangkat
kegiatan yang dirancang dan dilakukan secara kait mengkait untuk
mencapai tujuan tertentu”.
Dari definisi tersebut dapat diuraikan bahwa suatu program
mengandung unsur-unsur :
12
a.
Adanya seperangkat kegiatan, artinya kegiatan-kegiatan yang akan
b.
dilakukan merupakan suatu kegiatan yang utuh.
Dirancang, artinya hal-hal yang akan dilakukan dirancang sedemikian
rupa agar tidak terjadi pelapisan atau akumulasi kegiatan, apalagi
berbagai benturan akibat kegiatan yang dilakukan berulang-ulang
yang pada gilirannya berdampak pada penurunan efektivitas dan
c.
efesiansi.
Dilakukan secara kait-mengkait, yaitu bahwa dalam melakukan
kegiatan
yang
sudah
dirancang
kegiatan
itu
tidak
berdiri
sendirimelinkan ada keterkaitan antar satu dengan yang lain.
Kegiatan itu tidak hanya terjadi antar kegiatan saja tetapi juga pada
tahap kesinambungan kegiatan satu dengan tahap kegiatan
d.
selanjutnya.
Adanya tujuan tertentu, yaitu sebagai arah dan kendali agar semua
aktivitas yang terangkum dalam program selalu terfokus pada satu
titik tujuan.
Dalam pelaksanaannya, pelayanan bimbingan dan konseling
melibatkan seluruh personil sekolah, maka dari itu diperlukan program
yang sistematis agar pelaksanaannya tidak tumpang tindih dan benturan
dengan kegiatan pada bidang-bidang lain.
Adapun program yang sistematis selalu
mengacu pada prinsip-
prinsip sebagai berikut :
a.
Dirancang untuk melayani kebutuhan siswa.
b.
Merupakankan bagian yang tak terpisahkan
dari keseluruhan
program pendidikan di sekolah.
13
c.
Dirumuskan secara
jelas dan
eksplisit (operasional) serta
menunjanng pencapaian keseluruhan tujuan program bimbingan
d.
e.
dan konseling.
Pelaksanaan program perlu melibatkan seluruh staf sekolah.
Personil bimbingan dan konseling perlu dididentifikasi dan tugas-
f.
tugas serta tanggung jawabnya harus dirumuskan.
Segala sumber daya perlu ditemukan untuk mencapai tujuan
g.
program.
Dua hal yang esensial dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan
dan konseling yaitu data pribadi siswa untuk pemahaman diri dan
bahan informasi untuk perencanaan pendidikan dan pengambilan
h.
keputusan.
Penerapan
i.
pemecahan masalah pengelolaan.
Dukungan dan keterlibatan masyarakat sekitar demi kelancaran
rancangan sistem dalam pengembangan program dan
penyelenggaraan program dan tercapainya tujuan.
2. Pelaksanaan dan Pengarahan
Setiap sekolah sebagai satuan pendidikan perlu merancang program
bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari program sekolah
secara keseluruhan. Program yang akan dijadikan acuan pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut. Terdapat dua jenis
program yang perlu dirancang dan diprogramkan, yakni :
a. Program tahunan.
Program tahunan ini dijabarkan menurut alokasi waktu pada setiap
semester, program bulanan, bahkan program mingguan.Oleh karena itu,
perlu dibuat dalam satu matriks atau schedule.Dalam program itu
dicantumkan substansi kegiatan, jenis layanan menurut alokasi waktu.
14
Kegiatan layanan bimbingan dan konseling sebagai program sekolah,
antara lain :
1)
Pemberian layanan informasi melalui ceramah yang mengundang
2)
nara sumber dari luar sekolah.
Program pemberian layanan orientasi bagi siswa baru pada awal
3)
tahun.
Mengadakan tes bakat dan minat untuk bahan pertimbangan
4)
penjurusan.
Mengadakan kunjungan ketempat industri yang bermanfat bagi
5)
6)
b.
bimbingan karir.
Membentuk kelompok-kelompok group counseling.
Memberikan pelatihan keterampilan belajar akademik.
Program kegiatan layanan bagi setiap Guru Pembimbing sesuai
dengan pembagian tugas layanan di sekolah.
Setiap guru pembimbing perlu membuat program berupa
satuan layanan (satlan) badan satuan kegiatan pendukung (satkung)
setiap kali akan melakukan pelayanan kepada siswa berdasarkan
jadwal yang telah ditetapkan. Penyusunan program pada masingmasing bidang pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya
disesuaikan dengan karakteristik satuan pendidikan atau jenis dan
jenjang sekolah, agar pelaksanaan program kegiatan layanan
bimbingan dan konseling sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
maka diperlukan pengarahan agar terjadi suatu taat kerja yang
diwarnai oleh koordinasi dan komonikasi yang efektif diantara staf
bimbingan dan konseling. Pengarahan ini juga dilakukan untuk
memotivasi
staf
dalam
melakukan
tugas-tugasnya
sehingga
memungkinkan kelancaran dan efektivitas pelaksanaan program
15
yang
telah
direncanakan.
Pelaksanaan kegiatan Pelayanan Bimbingan Konseling di dalam jam
pembelajaran sekolah dapat dibentuk :
1) Kegiatan tatap muka secara klasikal dan.
2) Kegiatan non tatap muka.
Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran,
penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan / kegiatan
lain yang dapat dilakukan di dalam kelas. Volume kegiatan tatap
muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas per minggu dan
dilaksanakan secara terjadwal. Sedangkan kegiatan non tatap muka
dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan konsultasi,
kegiatan referensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah,
pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus.
Kegiatan pelayanan Bimbingan Konseling
diluar
jam
pembelajaran sekolah / madrasah dapat berbentuk kegiatan tatap
muka maupun non tatap muka dengan peserta didik, untuk
menyelenggarakan
layanan
orientasi,
konseling
perorangan,
bimbingan kolompok, konseling kelompok, dan mediasi, serta
kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas. Setiap
kegiatan pelayanan Bimbingan Konseling dicatat dalam laporan
pelaksanaan program.
Ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:
1. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar
informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi
kegiatan akademik maupun umum.
16
2.
Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik,
3.
silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain.
Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan
dorongan
untuk
mendinamisasikan
potensi
siswa,
menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas)
sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar4.
mengajar.
Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan
kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-
5.
citakan.
Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-
6.
mengajar.
Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan
7.
dalam pendidikan dan pengetahuan.
Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan
8.
9.
dalam proses belajar-mengajar.
Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi
anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku
sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak
didiknya berhasil atau tidak.
2.4
Evaluasi program layanan khusus BK SMK
Evaluasi program BK dengan cara mengumpulkan
data secara sistematis, menarik kesimpulan atas dasar
data
yang
diperoleh
secara
objektif,
mengadakan
penafsiran dan merencanakan langkah-langkah perbaikan,
pengembangan dan pengarahan,
maka dari itu, evaluasi
17
dilakukan untuk mengetahui dampak
pelaksanaan program
bimbingan dan konseling merupakan upadengan menilai efisiensi dan
efektivitas pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah pada khususnya.
Ada beberapa kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang dievaluasi
diantaranya: Konseling individual dan kelompok, Konsultasi dengan siswa,
orang tua, dan guru baik individual maupun kelompok, Pengukuran minat,
kemampuan, perilaku, dan kemajuan belajar siswa, Koordinasi layanan
bimbingan dan konseling terhadap siswa di sekolah.
Dengan demikian evaluasi bimbingan dan konseling merupakan
komponen sistem bimbingan dan konseling yang sangat penting karena
mengacu pada hasil dan dapat diambil simpulan apakah kegiatan yang
telah direncanakan dapat mencapai sasaran yang diharapkan secara efektif
dan efisien atau tidak, kegiatan itu dilanjutkan atau sebaliknya direvisi dan
sebagainya.
Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling. Tujuan bimbingan dan konseling secara umum untuk
mengetahui kemajuan subyek dalam memanfaatkan layanan dan tingkat
efisiensi serta efektifitas program dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan
tujuan secara khusus yaitu mengamati secara berkala pelaksanaan program
dan mengetahui seberapa besar kontribusinya terhadap pembelajaran di
sekolah.
Rencana
evaluasi perkembangan siswa atas dasar tujuan yang
ingin dicapai. Sehingga perlu dirumuskan evaluasi program yang berfokus
18
kepada keterlaksanaan program, sebagai bentuk akuntabilitas layanan
bimbingan dan konseling.
Rencana anggaran untuk mendukung
implementasi program secara cermat dan rasional/realistic, harus dituangan
dalam point perencanaan dan di evaluasi efektifitas biaya dari program
bimbingan konseling yang dilakukan dengan hasil yang diperoleh.
Evaluasi
merupakan
Pelaksanaan
Program
Bimbingan
program untuk menilai effisiensi dan
dan
Konseling,
efektifitas
yang
menuntut pengenalan serta pelayanan yang cermat, pengukuran yang
jelas, keterlibatan dari berbagai pihak, umpan balik dan tindak lanjut
hasilnya, yang terencana dan berkesinambuangan.
2.5
Supervisi Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Untuk mengendalikan personil pelaksana bimbingan dan konseling,
memantau kendala yang muncul dalam pelaksanaan tugasnya, mencari
jalan keluar terhadap hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan
program agar tercapainya pelaksanaan yang lancar kearah pencapaian
tujuan bimbingan dan konseling di sekolah. Supervisi Kegiatan Bimbingan
dan Konseling untuk mengendalikan personil pelaksana bimbingan
konseling, memantau kemungkinan kendala yang muncul dan dihadapi
personil dalam pelaksanaan tugasnya, mencapai jalan keluar terhadap
hambatan dan permasalahan.
Kegiatan program bimbingan konseling sekolah yang tepat, dimana
sekolah harus meluangkan sebagian besar waktunya untuk melayani dan
menghubungi langsung siswa. Tugas guru konselor sekolah difokuskan
19
pada keseluruhan penyampaian total program melalui program kurikulum
konseling sekolah, perencanaan siswa individual dan layanan responsif.
Sejumlah kecil waktu mereka dikhususkan untuk layanan tidak langsung
yang disebut dukungan sistem..
BAB III
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
Berdasarkan
analisa
yang
dilakukan
Managemen
terhadap
perencanaan
sistem
informasi
Konseling
di
SMK
bermanfaat
kesiswaan
untuk mengetahui tingkat kehadiran siswadan
bagi
Guru
Bimbingan
di
bagian
pelanggaran serta tindak lanjut dari pelanggaran yang
dilakukan sebagai salah satu pertimbangan untuk kenaikan
kelas maupun kelulusan siswa.
20
Manajemen bimbingan dan konseling adalah segala upaya atau cara
yang digunakan untuk mendayagunakan secara optimal semua komponen
atau sumber daya (tenaga, dana, sarana-prasarana) dan sistem informasi
berupa himpunan data bimbingan dan konseling untuk menyelenggarakan
pelayanan bimbingan dan konseling dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 diterbitkan untuk
menjadi acuan baru pelaksanaan tata kelola bimbingan dan konseling
mulai dari planning, organizing, staffing, leading dan controlling.
Proses pengorganisasian pada manajemen
layanan
khusus Bimbingan Konseling di SMK berupa kegiatan yang
meliputi sosialisasi
program
kepada siswa, pemberian
materi dan layanan, serta evaluasi hasil program yang
dilaksanakan
baik
kelompok.
Penanganan
terkait
dengan
yang
siswa
masalah
bersifat
maupun
yang bermasalah, baik yang
akademik,
pelanggaran. Sekolah harus mengevalusai
program konseling
individu
yang tidak tepat,
pribadi
maupun
kembali beberapa
jika memungkinkan, sehingga
konselor sekolah dapat fokus pada pelayanan akan kebutuhan konseling
dan penanggulangan terhadap tindakan atau pelanggaran siswa
1.2
Saran
Dengan melihat kesimpulan diatas saran yang dapat
diberikan sebagai berikut :
a. Sistem informasi bimbingan konseling di SMK
masih
dapat dikembangkan menjadi batasan masalah siswa
21
selain
dengan
berhubungan
managemen
dengan
data
akademi
kehadiran,
nilai
yang
mata
pelajaran dan pelanggaran yang telah dilakukan oleh
b.
siswa.
Sebagai
pelaksana
utama
program
Bimbingan
Konseling, diharapkan Guru
BK dapat meningkatkan
kerjasama
hubungan baik dengan
dan menjalin
semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan program
Bimbingan dan Konseling, sehingga
program yang
telah disusun dapat terlaksana dengan optimal, karena
pelaksanaan program Bimbingan Konseling
bukan
hanya tanggung jawab dari personil BK dan kepala
sekolah saja, melainkan semua komponen yang ada di
sekolah.
DAFTAR RUJUKAN
Asian Journal of Counselling The Hongkong Professional Counselling
Association (online). (http//library. The University of Hongkong.ac.id)
diakses 27-1-2018.
Badrujaman,aip. 2009. Diktat teori dan praktek
dan konseling. JakartaYuen.
evaluasi program bimbingan
22
Budi.2008.
Organisasi
dan
Manajemen
Surabaya. Unesa University Press.
Bimbingan
Konseling.
Dahlan,Djawad.(2005).Pendidikan dan Konseling di Era Global dalam
perspektif Prof.Dr. M. Djawad Dahlan.Bandung:RIZQI.
Jim.(2008). The South Carolina Comprehensive Developmental Guidanceand
Counseling
Program
Model .
South
Carolina
Department
ofEducationColumbia, South Carolina.
Tennille Jeffries-Simmons. 2017. Program Supervisor, School Counseling.
Washington State Comprehensive School Counseling and Guidance
Program Model. Danise Ackelson, Program Supervisor, School Counseling
Danise.Ackelson@k12.wa.us | 360-725-4967.
Yuksel-Sahin, Fulya. 2009.
The Evaluation Of Counseling And
Guidanceservices Based On Teacher Views And Their Prediction Based
On Some Variables.
Mantax. (2009). School Counseling: Current International Perspectives. Asian
Journal of
Counselling The Hong Kong Professional
CounsellingAssociation (online).(http//library. The University of Hong
Kong.ac.id)diakses 27- 11- 2014.
Nurihsan, Juntika. 1998. Bimbingan Komprehensip: Model Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Menengah Umum. Disertasi. Bandung.
Prayitno & Erman Amti. 2004. Dasar - Dasar Bimbingan dan Konseling.
Jakarta.PT Rineka Cipta.Rex.
Sugiyo.2011. Manjemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Semarang. Widya
Karya.
Suherman, Uman. 2000. Manajemen Layanan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: Tidak diterbitkan.
Edris Zamroni dan Susilo Rahardjo.2017. Manajemen Bimbingan Dan
Konseling Berbasis Permendikbub Nomor 111 Tahun 2014. Jurnal Konseling
GUSJIGANG Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187. Program Studi
Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus.
Sukardi, Dewa Ketut. 2003. Manajemen Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Bandung: ALFABETA.
23
Tohirin. 2014. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Intregasi). Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Ukas, Maman. 2006. Manajemen: Konsep, Prinsip, dan Aplikasi. Bandung:
Agnini.
Uman Suherman AS dan Dadang Sudrajat. 2000. Manajemen Layanan
BK di Sekolah. Bandung: Publikasi Jurusan PPB FIP IKIP. International
Journal of Instruction (online). (http// www.e-iji.net) diakses 27- 11- 2014
Lampiran 1
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
SMK JAWA TENGAH
Nama Sekolah
Kelas/Semester
Tahun Pelajaran
A
Pokok bahasan
.
B
Tugas
.
perkembangan
:
:
:
:
SMK
11/2
2017/2018
Cara mengembangkan kemampuan diri
:
Mengekspresikan aneka ragam pekerjaan
dan aktivitas dalam kaitannya dengan
24
kemampuan diri
Karier
C
.
D
.
E
.
F
.
Bidang Bimbingan
:
Jenis Layanan
:
Fungsi Layanan
:
Sub kompetensi
:
G
.
H
.
I
.
J
.
K
.
Sasaran layanan
:
Layanan tentang system Informasi
Bimbingan Konseling
Membantu siswa dalam pengembangan
kreatifitas dan pengembangan karir.
Menyadari keragaman nilai dan aktivitas
yang menutut ketrampilan dan
kemampuan tertentu
Siswa kelas XI Elektro
Alokasi waktu
:
1 X 45 menit
Pihak
yang
diikutsertakan
Tujuan layanan
:
Guru BK dan Wali Kelas
:
Tahap pelaksanaan
:
L
.
M
.
N
.
O
.
P
.
Q
.
R
.
Materi
:
1.
Siswa dapat mengetahui cara
mengembangkan kemamapuan diri
1.
Pembukaan dan mengabsen siswa
2.
Kegiatan inti
3.
Penutup
Terlampir
Biaya
:
Dibebankan RAPBS
Tempat
pelaksanaan
Strategi layanan
:
Ruang kelasdan Aula
S.
Diskusi, tanya jawab, ceramah
Media
LCD, Komputer
Sumber materi
Absensi, data pelanggaran Siswa
Rencana penilaian
1. Proses Siswa aktif dalam bertanya
dan aktif mendengarkan
2. Hasil Siswa dapat mengetahui cara
mengembangkan kemampuan yang
ada dalam dirinya.
Konseling individu atau kelompok siswa
yang masih bingung dalam
mengembangkan kemampuan diri.
Tindak lanjut
Mengetahui,
Kepala Sekolah
SMK JAWA TENGAH
(.................................)
Semarang , 1 Pebruari 2018
Guru Pembimbing
......................................
25
Lampiran 2
PERENCANAAN SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Perkembangan Pribadi Dan Kreatifitas
Aspek
: Manajemen diri dan Perilaku Tanggungjawab
Kompetensi : Pentingnya pengembangan dan perubahan perilaku
Topik/Tema : Pertanyaan Perilaku dan Kreatifitas
Kelas
: XI
Waktu : 2 sesi kelas
Bahan
26
Lembar kerja “Pertanyaan Perilaku dan Kreatifitas”.
Evaluasi
Siswa akan mengidentifikasi perilaku dirinya dan mengkaitkannya dengan
kreatifitas di dalam pekerjaannya
Prosedur
1.
Konselor mengarahkan diskusi kelas tentang
perilaku dan
meminta contoh dari kelas. Contoh ini ditulis dan didaftar dalam
lembar pertanyaan (chart)
2.
Kesimpulan hasil
“Pertanyaan pengembangan dan perubahan
perilaku” dalam bentuk lembar kerja, jika siswa sudah selesai
mengisi lembar kerja, diskusikan jawaban mereka dan perintahkan
mereka untuk mengidentifikasi dua cara perbaikan perilaku yang
dijawab “tidak”. Pilih tiga perilaku baik dari dirinya di kaitkan
dengan
pekerjaan
atau
tugas-tugas
akademik.
Tulis
di
bagianbelakang lembar kerja.
Lampiran 3
PERTANYAAN TENTANG PERILAKU
Jawab Ya atau Tidak atas pertanyaan berikut ini :
N
o
1.
Pertanyaan
Dapatkah kamu berkonsentrasi di dalam belajar ?
Ya
----
2.
Apakah kamu sering mengeluh tentang masalah
----
3.
Mata Pelajaran tertentu ?
Dalam keseharianmu kamu selalu berperilaku
----
4.
jujur ?
Apakah kamu selalu mengerjakan tugas tepat waktu
----
Tidak
-----------------
27
5.
?
Dapatkah kamu bekerja bersama orang lain di
----
6.
dalam suatu kelompok ?
Menurutmu layakkah kamu menjadi seorang
----
7.
pemimpin di dalam kelompokmu ?
Dapatkah kamu mengendalikan diri, apabila ada
----
8.
orang yang menyalahkan hasil pekerjaanmu ?
Apakah kamu suka informasi tentang
----
perkembangan tehnologi saat ini ?
----
9.
1
0.
.
Apakah kamu suka belajar ?
Apakah kamu selalu bersikap baik terhadap teman
maupun gurumu ?
----
---------------------
-----
28
Tugas Manajemen Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Slameto
Disusun oleh:
WIWIK INDRIAWATI
NPM : 16.61.1822
PROGRAM MAGISTER SAINS (M.Si)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PARIWISATA INDONESIA
SEMARANG
Pebruari 2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Layanan Bimbingan Konseling di sekolah pada dasarnya untuk
membantu siswa mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang
baik, menguasai kemampuan dan keterampilan serta menyiapkan diri
untuk melanjutkan pendidikan
pada tingkat yang lebih tinggi, dalam
pelaksanaannya Bimbingan Konseling tidak lepas dari peran serta Kepala
Sekolah, koordinasi antara guru pembimbing dengan guru bidang studi,
orang tua siswa, dan juga masyarakat.
Pelayanan Konseling di SMK merupakan usaha membantu siswa
dalam pengembangan kreatifitas dan pengembangan karir, baik siswa
secara individual maupun kelompok sesuai dengan kebutuhan, potensi,
bakat, minat serta peluang yang dimiliki. Seringkali seorang siswa dalam
mengambil keputusan dalam menghadapi
tantangan maupun hambatan
dalam masalah akademi dan non akademi, berbeda antara satu dengan
yang lainnya, hal ini
dipengaruhi oleh pola asuh orang tua maupun
lingkungan sekolah.
Bimbingan Konseling sebagai
wadah untuk
pendisiplinan perilaku , memerlukan adanya perencanaan, pelaksanaan
layanan khusus ,
evaluasi perilaku terhadap program yang sudah
dilakukan.
Untuk layanan Konseling di SMK peran serta kepala sekolah dan
seluruh personel yang terlibat, sangat berpengaruh terhadap program dan
pelaksanaan
Bimbingan Konseling yang telah disusun agar dapat
2
tercapai, sehingga siswa setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah
dapat merasakan manfaatnya dalam pengembangan kecerdasan, minat,
bakat dan potensi yang dimiliki siswa pada kehidupannya di masyarakat.
Pelayanan manajemen konseling yang kompeten dapat membantu
program managemen Bimbingan Konseling yang ada di sekolah, untuk
menekan pelanggaran serta menghindari perilaku yang menyimpang dan
mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh siswa.
1.2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan di atas, maka permasalahan yang
dibahas dalam makalah ini adalah “Bagaimana merencanakan dan cara
pelaksanaan manajemen Bimbingan Konseling di SMK”.
1.3
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah,
untuk mengetahui sejauhmana perencanaan , pelaksanaan serta evaluasi
manajemen Bimbingan Konseling di SMK.
1.4
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai kajian
ilmiah maupun penerapan langkah nyata dalam hal manajemen pelayanan
Bimbingan Konseling di sekolah-sekolah lain.
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk :
1.
Bagi Penulis, memberikan informasi dan menambah wawasan akan
pentingnya penerapan manajemen bimbingan konseling sekolah di
2.
SMK.
Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan
khususnya mengenai manajemen bimbingan konseling sekolah di
SMK.
3
3.
Bagi
Akademi,
hasil
penelitian
ini
dapat
memperkaya
khasanah kepustakaan pendidikan dan dapat dijadikan referensi
untuk
penelitian selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Deskripsi Sekolah
Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu sekolah yang
berbasis Ketrampilan kejuruan dimana peserta didiknya kelak bisa mandiri
dengan menguasai berbagai keahlian dan ketrampilan yang kelak bisa
dijadikan sarana untuk membuka usaha atau bekerja sesuai dengan bidang
ketrampilannya. Dengan kurikulum 2013 dan penerapan jam
masuk
sekolah secara full day atau 5 hari sekolah.
4
2.2
Pengertian Manajemen Bimbingan dan Konseling
Manajemen dibutuhkan dalam suatu organisasi maupun bagi seorang
individu, hal tersebut berkaitan dengan pencapaian suatu tujuan, dengan
kemampuan manajemen yang baik maka tujuan akan lebih mudah dicapai.
Sebaliknya, tanpa manajemen, suatu organisasi atau individu akan lebih
sulit dalam mencapai tujuan. Manajemen diperlukan dalam pelayanan
bimbingan dan konseling untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan
sebelumnya, serta untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pada akhir
pelayanan bimbingan di sekolah. Manajemen disusun dengan penyesuaian
antara konsep perencanaan, program dengan kondisi riil atau kenyataan
yang dihadapi sekolah. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu
organisasi yang ada di dalam sekolah yang memerlukan adanya manajemen
agar dapat mencapai tujuannya.
Manajemen bimbingan dan konseling berarti proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan aktivitas-aktivitas layanan
BK dan penggunaan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Tohirin , 2014}. Permendiknas Nomor 111 Tahun 2014 tentang
bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar dan menengah menjelaskan
mekanisme pengelolaan bimbingan dan konseling serta mencakup tahapan
analisis kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan, dan
tindak lanjut pengembangan program. Manajemen Bimbingan dan
Konseling merupakan upaya menggerakkan individu atau kelompok untuk
bekerjasama dalam mendayagunakan sumber daya manusia di dalam suatu
5
sistem secara optimal semua komponen atau sumberdaya dan sistem
informasi berupa himpunan data bimbingan untuk
menyelenggarakan
pelayanan bimbingan konseling dalam mencapai tujuan.
Semua kegiatan BK di sekolah bertujuan untuk membimbing dan
mengarahkan minat, bakat siswa guna menunjang kegiatan belajar siswa
dalam bidang akademik maupun non akademik.
Pelaksanaan progam BK yang terorganisir sangat baik, dimulai
dengan perencanaan yang matang hingga diadakannya evaluasi terhadap
kegiatan
BK tersebut. Manajemen bimbingan dan konseling adalah
kegiatan yang diawali dari perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling,
pengorganisasian aktivitas dan semua unsur pendukung bimbingan dan
konseling, menggerakkan sumber daya manusia untuk melaksanakan
kegiatan bimbingan dan konseling, memotivasi sumber daya manusia agar
kegiatan bimbingan dan konseling mencapai tujuan serta mengevaluasi
kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengetahui apakah semua kegiatan
layanan
sudah
dilaksanakan
dan
mengetahui
bagaimana
hasilnya
(Sugiyo,2011). Manajemen bimbingan dan konseling adalah aktivitasaktivitas yang memfasilitasi dan melengkapi fungsi-fungsi keseharian staf
konseling meliputi aktivitas administratif, seperti pelaporan dan perekaman,
perencanaan dan control anggaran, manajemen fasilitas, dan pengaturan
sumber daya (Gibson, 2011).
2.3
Manajemen Layanan Khusus BK SMK
6
2.3.1 Perencanaan program layanan khusus BK SMK
Perencanaan merupakan proses awal sebelum masuk
dalam proses pelaksanaan program yang disusun secara
sistematis, terorganisir, dan terkoordinasi dalam
jangka
waktu tertentu, yaitu harian, mingguan, bulanan, dan satu
tahunan. Langkah
pelaksanaan
awal yang dilakukan sebelum
proses
layanan personil BK harus mempersiapkan
format biodata siswa dan pendataan kebutuhan layanan
konseling kepada siswa atau yang biasa disebut dengan
istilah studi kelayakan.
Perencanaan program
layanan
BK
yang
dilaksanakan secara optimal
juga melibatkan
semua
pihak yang terkait, seperti kepala sekolah, guru BK, guru
bidang studi, karyawan sekolah, orang tua siswa, komite
sekolah, dan
tokoh masyarakat,
merupakan
proses
untuk membuat suatu keputusan mengenai tujuan yang
ingin dicapai, program dan jenis layanan
diberikan kepada siswa,
yang akan
serta siapa saja yang terlibat
dalam pelaksanaan programnya nanti, hal ini dilakukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien.
2.3.2 Pengorganisasian program layanan khusus BK SMK
Perorganisasian program layanan khusus BK SMK, bertujuan agar
pencapaian hasil dapat berkontribusi bagi tujuan pendidikan di sekolah.
Untuk program perencanaan BK yang efektif dan efisien, ada beberapa
7
hal yang harus dilakukan yaitu ; analisis kebutuhan siswa, penentuan
tujuan BK, analisis situasi sekolah, penentuan jenis kegiatan yang akan
dilaksanakan, penetapan metode pelaksanaan kegiatan, penetapan personel
kegiatan, persiapan fasilitas dan biaya kegiatan, dan perkiraan tentang
hambatan dan antisipasi terhadap kegagalan yang terjadi.
Program merupakan susunan atau
perencanaan seperangkat
kegiatan yang dirancang dan saling berkaitan serta mengikat antara satu
dengan yang lain untuk mencapai tujuan tertentu”.
Menurut Tennille Jeffries-Simmons. 2017.rganisasian adalah
kegiatan
mengalokasikan seluruh pekerjaan
dilaksanakan
antar
kelompok
kerja
dan
yang harus
menetapkan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing setiap
komponen kerja dan menyediakan lingkungan kerja yang
sesuai
dan
tepat”.
Organisasi
merujuk
pada
proses
pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan
dialokasikan di antara para anggota, sehingga tujuan
organisasi dapat tecapai secara efektif.
Sedangkan dalam Petunjuk Teknis Pengelolaan BK
dijelaskan bahwa pengorganisasian adalah bentuk kegiatan
yang mengatur cara kerja, prosedur kerja dan pola atau
mekanisme kerja kegiatan BK.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat dijelaskan
bahwa pengorganisasian adalah untuk mendeskripsikan
tentang pemilihan anggota dan menentukan kedudukan
atau posisi jabatan, serta pembagian tugas dan wewenang
8
dari masing-masing anggota dalam pelaksanaan program
layanan BK.
Pengorganisasian
sangat
penting
untuk
dilakukan
karena dalam pengorganisasian sudah dijelaskan tentang
posisi atau kedudukan serta tugas dan wewenang dari
masing-masing
anggota
pelaksana
program.
Setiap
anggota yang terlibat dalam proses pelaksanaan program
layanan khusus BK, hendaknya selalu berkoordinasi dan
bekerja
sama
dengan
baik
agar
tujuan
yang
telah
ditetapkan dapat tercapai dengan baik juga.
2.3.3 Pelaksanaan program layanan khusus BK SMK
Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan
rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai
tujuan secara efektif dan efisien, Mulyasa (2009). Dari
seluruh rangkaian proses pelaksanaan merupakan fungsi
pengelolaan yang paling utama. Fungsi perencanaan dan
pengorganisasian
berhubungan
dengan
aspek-aspek
abstrak proses pengelolaan, sedangkan fungsi pelaksanaan
lebih
menekankan
pada
kegiatan
yang
berhubungan
langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Proses
pelaksanaan program BK merupakan realisasi dari program
BK yang sudah direncanakan dan disusun sebelumnya untuk
dilaksanakan secara efektif dan efisien agar program yang
dijalankan berjalan dengan lancar.
9
Evaluasi
dilakukan
untuk
mengetahui
sejauhmana
keberhasilan dari program BK, dan juga sebagai perbaikan
sistem manajemen BK yang masih kurang, sehingga mutu
atau kualitas dari BK itu sendiri dapat ditingkatkan.
2.4
Struktur Program Bimbingan dan Konseling
Struktur pengembangan program BK yang berbasis tugas-tugas
dalam merumuskan program, struktur dan isi/materi program bersifat
fleksibel yang disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan siswa
berdasarkan hasil penilaian kebutuhan di masing-masing sekolah.
2.4.1 Rasionel/Landasan
Rumuskan
dasar pemikiran tentang urgensi bimbingan dan
konseling dalam keseluruhan program sekolah,
rumusan ini dapat
menyangkut konsep dasar yang digunakan, kaitan bimbingan dan
konseling
dengan
pembelajaran/implementasi
kurikulum,
dampak
perkembangan Iptek dan sosial budaya terhadap gaya hidup masyarakat
(termasuk para siswa), dan hal-hal lain yang dianggap relevan.
Oleh karenanya, layanan Bimbingan dan Konseling sangat penting
dalam berupaya membantu peserta didik/konseli agar dapat mencapai
kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan
tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial,
belajar, karier secara utuh dan optimal.
2.4.2 Visi dan Misi
Rumusan visi, misi sekolah sejalan secara implisit/eksplisit dalam
rasionel. Dimana visi
sekolah SMK yaitu “Pendidikan Berkualitas,
Kredibel, Kompeten dan Berkarakter.”. Sedangkan misi sekolah SMK
menyelenggarakan
pendidikan berwawasan keunggulan global yang
10
mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional. Menyelenggarakan
pendidikan yang dapat diterima semua kalangan masyarakat.
2.4.3 Deskripsi Kebutuhan Siswa
Rumusan
tugas-tugas perkembangan/kompetensi,
bidang
pengembangan kompetensi dapat merujuk pada kurikulum yang ada,
penilaian kebutuhan siswa dan lingkungannya diharapkan dapat lebih
membimbing
ke dalam perilaku-perilaku baik
yang diharapkan dari
siswa.
Rumusan tujuan yang akan dicapai dalam bentuk perilaku yang harus
dikuasai siswa setelah memperoleh layanan bimbingan dan konseling.
Sangat baik apabila tujuan dapat dirumuskan ke dalam tahapan tujuan:
a.
Penyadaran
b.
Akomodasi
c.
Tindakan
2.4.4 Komponen Program
a.
Komponen Dasar
b.
Komponen Responsif
c.
Komponen Perencanaan Individual
d.
Komponen Dukungan Sistem (manajemen)
2.4.5 Rencana Operasi (Action Plan)
Atas dasar komponen program diatas lakukan :
a.
Identifikasikan dan rumuskan berbagai kegiatan yang harus/perlu
dilakukan.
b.
Kegiatan
ini
diturunkan
dari
perilaku/tugas
perkembangan/kompetensi yang harus dikuasai siswa.
Pertimbangkan porsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan
setiap kegiatan di atas. Apakah kegiatan itu dilakukan dalam waktu
c.
tertentu atau terus menerus.
Tuangkan kegiatan dimaksud ke dalam rancangan jadwal kegiatan
d.
untuk selama satu tahun. Rancangan ini bisa dalam bentuk matrik.
Hal-hal lain yang dianggap perlu dicantumkan silakan disepakati,
sepanjang tidak mengganggu makna dari rencana operasional ini.
2.4.6 Pengembangan Tema/Topik.
11
Tema ini merupakan rincian lanjut dari kegiatan yang sudah
diidentifikasikan yang terkait dengan tugas-tugas perkembangan
2.4.7 Pengembangan Satuan Layanan.
Dikembangkan secara bertahap sesuai dengan tema/topik. Fakta
mengenai implementasi pelaksanaan manajemen bimbingan konseling
yaitu sebagai berikut :
2.5
PERENCANAAN
Bimbingan dan konseling dapat dikatakan sebagai “soko guru” yang
ketiga dalam sistem pendidikan di sekolah selain pembelajaran
(instruksional) dan administrasi sekolah. .Sebagi sub-sistem pendidikan di
sekolah, bimbingan dan konseling dalam gerak dan pelaksanaannya tidak
pernah lepas dari perencanaan yang seksama dan bersistem.
Hal ini bertujuan agar hasil dalam konteks kontribusinya bagi
pencapaian tujuan pendidikan di sekolah dapat terlihat. Untuk tercapainya
program perencanaan BK yang efektif dan efisien, maka ada beberapa hal
yang harus dilakukan yaitu ; analisis kebutuhan siswa, penentuan tujuan
BK, analisis situasi sekolah, penentuan jenis kegiatan yang akan
dilaksanakan, penetapan metode pelaksanaan kegiatan, penetapan personel
kegiatan, persiapan fasilitas dan biaya kegiatan , dan perkiraan tentang
hambatan kegiatan dan antisipasinya. Program merupakan seperangkat
kegiatan yang dirancang dan dilakukan secara kait mengkait untuk
mencapai tujuan tertentu”.
Dari definisi tersebut dapat diuraikan bahwa suatu program
mengandung unsur-unsur :
12
a.
Adanya seperangkat kegiatan, artinya kegiatan-kegiatan yang akan
b.
dilakukan merupakan suatu kegiatan yang utuh.
Dirancang, artinya hal-hal yang akan dilakukan dirancang sedemikian
rupa agar tidak terjadi pelapisan atau akumulasi kegiatan, apalagi
berbagai benturan akibat kegiatan yang dilakukan berulang-ulang
yang pada gilirannya berdampak pada penurunan efektivitas dan
c.
efesiansi.
Dilakukan secara kait-mengkait, yaitu bahwa dalam melakukan
kegiatan
yang
sudah
dirancang
kegiatan
itu
tidak
berdiri
sendirimelinkan ada keterkaitan antar satu dengan yang lain.
Kegiatan itu tidak hanya terjadi antar kegiatan saja tetapi juga pada
tahap kesinambungan kegiatan satu dengan tahap kegiatan
d.
selanjutnya.
Adanya tujuan tertentu, yaitu sebagai arah dan kendali agar semua
aktivitas yang terangkum dalam program selalu terfokus pada satu
titik tujuan.
Dalam pelaksanaannya, pelayanan bimbingan dan konseling
melibatkan seluruh personil sekolah, maka dari itu diperlukan program
yang sistematis agar pelaksanaannya tidak tumpang tindih dan benturan
dengan kegiatan pada bidang-bidang lain.
Adapun program yang sistematis selalu
mengacu pada prinsip-
prinsip sebagai berikut :
a.
Dirancang untuk melayani kebutuhan siswa.
b.
Merupakankan bagian yang tak terpisahkan
dari keseluruhan
program pendidikan di sekolah.
13
c.
Dirumuskan secara
jelas dan
eksplisit (operasional) serta
menunjanng pencapaian keseluruhan tujuan program bimbingan
d.
e.
dan konseling.
Pelaksanaan program perlu melibatkan seluruh staf sekolah.
Personil bimbingan dan konseling perlu dididentifikasi dan tugas-
f.
tugas serta tanggung jawabnya harus dirumuskan.
Segala sumber daya perlu ditemukan untuk mencapai tujuan
g.
program.
Dua hal yang esensial dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan
dan konseling yaitu data pribadi siswa untuk pemahaman diri dan
bahan informasi untuk perencanaan pendidikan dan pengambilan
h.
keputusan.
Penerapan
i.
pemecahan masalah pengelolaan.
Dukungan dan keterlibatan masyarakat sekitar demi kelancaran
rancangan sistem dalam pengembangan program dan
penyelenggaraan program dan tercapainya tujuan.
2. Pelaksanaan dan Pengarahan
Setiap sekolah sebagai satuan pendidikan perlu merancang program
bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari program sekolah
secara keseluruhan. Program yang akan dijadikan acuan pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut. Terdapat dua jenis
program yang perlu dirancang dan diprogramkan, yakni :
a. Program tahunan.
Program tahunan ini dijabarkan menurut alokasi waktu pada setiap
semester, program bulanan, bahkan program mingguan.Oleh karena itu,
perlu dibuat dalam satu matriks atau schedule.Dalam program itu
dicantumkan substansi kegiatan, jenis layanan menurut alokasi waktu.
14
Kegiatan layanan bimbingan dan konseling sebagai program sekolah,
antara lain :
1)
Pemberian layanan informasi melalui ceramah yang mengundang
2)
nara sumber dari luar sekolah.
Program pemberian layanan orientasi bagi siswa baru pada awal
3)
tahun.
Mengadakan tes bakat dan minat untuk bahan pertimbangan
4)
penjurusan.
Mengadakan kunjungan ketempat industri yang bermanfat bagi
5)
6)
b.
bimbingan karir.
Membentuk kelompok-kelompok group counseling.
Memberikan pelatihan keterampilan belajar akademik.
Program kegiatan layanan bagi setiap Guru Pembimbing sesuai
dengan pembagian tugas layanan di sekolah.
Setiap guru pembimbing perlu membuat program berupa
satuan layanan (satlan) badan satuan kegiatan pendukung (satkung)
setiap kali akan melakukan pelayanan kepada siswa berdasarkan
jadwal yang telah ditetapkan. Penyusunan program pada masingmasing bidang pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya
disesuaikan dengan karakteristik satuan pendidikan atau jenis dan
jenjang sekolah, agar pelaksanaan program kegiatan layanan
bimbingan dan konseling sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
maka diperlukan pengarahan agar terjadi suatu taat kerja yang
diwarnai oleh koordinasi dan komonikasi yang efektif diantara staf
bimbingan dan konseling. Pengarahan ini juga dilakukan untuk
memotivasi
staf
dalam
melakukan
tugas-tugasnya
sehingga
memungkinkan kelancaran dan efektivitas pelaksanaan program
15
yang
telah
direncanakan.
Pelaksanaan kegiatan Pelayanan Bimbingan Konseling di dalam jam
pembelajaran sekolah dapat dibentuk :
1) Kegiatan tatap muka secara klasikal dan.
2) Kegiatan non tatap muka.
Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran,
penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan / kegiatan
lain yang dapat dilakukan di dalam kelas. Volume kegiatan tatap
muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas per minggu dan
dilaksanakan secara terjadwal. Sedangkan kegiatan non tatap muka
dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan konsultasi,
kegiatan referensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah,
pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus.
Kegiatan pelayanan Bimbingan Konseling
diluar
jam
pembelajaran sekolah / madrasah dapat berbentuk kegiatan tatap
muka maupun non tatap muka dengan peserta didik, untuk
menyelenggarakan
layanan
orientasi,
konseling
perorangan,
bimbingan kolompok, konseling kelompok, dan mediasi, serta
kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas. Setiap
kegiatan pelayanan Bimbingan Konseling dicatat dalam laporan
pelaksanaan program.
Ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:
1. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar
informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi
kegiatan akademik maupun umum.
16
2.
Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik,
3.
silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain.
Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan
dorongan
untuk
mendinamisasikan
potensi
siswa,
menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas)
sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar4.
mengajar.
Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan
kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-
5.
citakan.
Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-
6.
mengajar.
Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan
7.
dalam pendidikan dan pengetahuan.
Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan
8.
9.
dalam proses belajar-mengajar.
Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi
anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku
sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak
didiknya berhasil atau tidak.
2.4
Evaluasi program layanan khusus BK SMK
Evaluasi program BK dengan cara mengumpulkan
data secara sistematis, menarik kesimpulan atas dasar
data
yang
diperoleh
secara
objektif,
mengadakan
penafsiran dan merencanakan langkah-langkah perbaikan,
pengembangan dan pengarahan,
maka dari itu, evaluasi
17
dilakukan untuk mengetahui dampak
pelaksanaan program
bimbingan dan konseling merupakan upadengan menilai efisiensi dan
efektivitas pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah pada khususnya.
Ada beberapa kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang dievaluasi
diantaranya: Konseling individual dan kelompok, Konsultasi dengan siswa,
orang tua, dan guru baik individual maupun kelompok, Pengukuran minat,
kemampuan, perilaku, dan kemajuan belajar siswa, Koordinasi layanan
bimbingan dan konseling terhadap siswa di sekolah.
Dengan demikian evaluasi bimbingan dan konseling merupakan
komponen sistem bimbingan dan konseling yang sangat penting karena
mengacu pada hasil dan dapat diambil simpulan apakah kegiatan yang
telah direncanakan dapat mencapai sasaran yang diharapkan secara efektif
dan efisien atau tidak, kegiatan itu dilanjutkan atau sebaliknya direvisi dan
sebagainya.
Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling. Tujuan bimbingan dan konseling secara umum untuk
mengetahui kemajuan subyek dalam memanfaatkan layanan dan tingkat
efisiensi serta efektifitas program dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan
tujuan secara khusus yaitu mengamati secara berkala pelaksanaan program
dan mengetahui seberapa besar kontribusinya terhadap pembelajaran di
sekolah.
Rencana
evaluasi perkembangan siswa atas dasar tujuan yang
ingin dicapai. Sehingga perlu dirumuskan evaluasi program yang berfokus
18
kepada keterlaksanaan program, sebagai bentuk akuntabilitas layanan
bimbingan dan konseling.
Rencana anggaran untuk mendukung
implementasi program secara cermat dan rasional/realistic, harus dituangan
dalam point perencanaan dan di evaluasi efektifitas biaya dari program
bimbingan konseling yang dilakukan dengan hasil yang diperoleh.
Evaluasi
merupakan
Pelaksanaan
Program
Bimbingan
program untuk menilai effisiensi dan
dan
Konseling,
efektifitas
yang
menuntut pengenalan serta pelayanan yang cermat, pengukuran yang
jelas, keterlibatan dari berbagai pihak, umpan balik dan tindak lanjut
hasilnya, yang terencana dan berkesinambuangan.
2.5
Supervisi Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Untuk mengendalikan personil pelaksana bimbingan dan konseling,
memantau kendala yang muncul dalam pelaksanaan tugasnya, mencari
jalan keluar terhadap hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan
program agar tercapainya pelaksanaan yang lancar kearah pencapaian
tujuan bimbingan dan konseling di sekolah. Supervisi Kegiatan Bimbingan
dan Konseling untuk mengendalikan personil pelaksana bimbingan
konseling, memantau kemungkinan kendala yang muncul dan dihadapi
personil dalam pelaksanaan tugasnya, mencapai jalan keluar terhadap
hambatan dan permasalahan.
Kegiatan program bimbingan konseling sekolah yang tepat, dimana
sekolah harus meluangkan sebagian besar waktunya untuk melayani dan
menghubungi langsung siswa. Tugas guru konselor sekolah difokuskan
19
pada keseluruhan penyampaian total program melalui program kurikulum
konseling sekolah, perencanaan siswa individual dan layanan responsif.
Sejumlah kecil waktu mereka dikhususkan untuk layanan tidak langsung
yang disebut dukungan sistem..
BAB III
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
Berdasarkan
analisa
yang
dilakukan
Managemen
terhadap
perencanaan
sistem
informasi
Konseling
di
SMK
bermanfaat
kesiswaan
untuk mengetahui tingkat kehadiran siswadan
bagi
Guru
Bimbingan
di
bagian
pelanggaran serta tindak lanjut dari pelanggaran yang
dilakukan sebagai salah satu pertimbangan untuk kenaikan
kelas maupun kelulusan siswa.
20
Manajemen bimbingan dan konseling adalah segala upaya atau cara
yang digunakan untuk mendayagunakan secara optimal semua komponen
atau sumber daya (tenaga, dana, sarana-prasarana) dan sistem informasi
berupa himpunan data bimbingan dan konseling untuk menyelenggarakan
pelayanan bimbingan dan konseling dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 diterbitkan untuk
menjadi acuan baru pelaksanaan tata kelola bimbingan dan konseling
mulai dari planning, organizing, staffing, leading dan controlling.
Proses pengorganisasian pada manajemen
layanan
khusus Bimbingan Konseling di SMK berupa kegiatan yang
meliputi sosialisasi
program
kepada siswa, pemberian
materi dan layanan, serta evaluasi hasil program yang
dilaksanakan
baik
kelompok.
Penanganan
terkait
dengan
yang
siswa
masalah
bersifat
maupun
yang bermasalah, baik yang
akademik,
pelanggaran. Sekolah harus mengevalusai
program konseling
individu
yang tidak tepat,
pribadi
maupun
kembali beberapa
jika memungkinkan, sehingga
konselor sekolah dapat fokus pada pelayanan akan kebutuhan konseling
dan penanggulangan terhadap tindakan atau pelanggaran siswa
1.2
Saran
Dengan melihat kesimpulan diatas saran yang dapat
diberikan sebagai berikut :
a. Sistem informasi bimbingan konseling di SMK
masih
dapat dikembangkan menjadi batasan masalah siswa
21
selain
dengan
berhubungan
managemen
dengan
data
akademi
kehadiran,
nilai
yang
mata
pelajaran dan pelanggaran yang telah dilakukan oleh
b.
siswa.
Sebagai
pelaksana
utama
program
Bimbingan
Konseling, diharapkan Guru
BK dapat meningkatkan
kerjasama
hubungan baik dengan
dan menjalin
semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan program
Bimbingan dan Konseling, sehingga
program yang
telah disusun dapat terlaksana dengan optimal, karena
pelaksanaan program Bimbingan Konseling
bukan
hanya tanggung jawab dari personil BK dan kepala
sekolah saja, melainkan semua komponen yang ada di
sekolah.
DAFTAR RUJUKAN
Asian Journal of Counselling The Hongkong Professional Counselling
Association (online). (http//library. The University of Hongkong.ac.id)
diakses 27-1-2018.
Badrujaman,aip. 2009. Diktat teori dan praktek
dan konseling. JakartaYuen.
evaluasi program bimbingan
22
Budi.2008.
Organisasi
dan
Manajemen
Surabaya. Unesa University Press.
Bimbingan
Konseling.
Dahlan,Djawad.(2005).Pendidikan dan Konseling di Era Global dalam
perspektif Prof.Dr. M. Djawad Dahlan.Bandung:RIZQI.
Jim.(2008). The South Carolina Comprehensive Developmental Guidanceand
Counseling
Program
Model .
South
Carolina
Department
ofEducationColumbia, South Carolina.
Tennille Jeffries-Simmons. 2017. Program Supervisor, School Counseling.
Washington State Comprehensive School Counseling and Guidance
Program Model. Danise Ackelson, Program Supervisor, School Counseling
Danise.Ackelson@k12.wa.us | 360-725-4967.
Yuksel-Sahin, Fulya. 2009.
The Evaluation Of Counseling And
Guidanceservices Based On Teacher Views And Their Prediction Based
On Some Variables.
Mantax. (2009). School Counseling: Current International Perspectives. Asian
Journal of
Counselling The Hong Kong Professional
CounsellingAssociation (online).(http//library. The University of Hong
Kong.ac.id)diakses 27- 11- 2014.
Nurihsan, Juntika. 1998. Bimbingan Komprehensip: Model Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Menengah Umum. Disertasi. Bandung.
Prayitno & Erman Amti. 2004. Dasar - Dasar Bimbingan dan Konseling.
Jakarta.PT Rineka Cipta.Rex.
Sugiyo.2011. Manjemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Semarang. Widya
Karya.
Suherman, Uman. 2000. Manajemen Layanan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: Tidak diterbitkan.
Edris Zamroni dan Susilo Rahardjo.2017. Manajemen Bimbingan Dan
Konseling Berbasis Permendikbub Nomor 111 Tahun 2014. Jurnal Konseling
GUSJIGANG Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187. Program Studi
Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus.
Sukardi, Dewa Ketut. 2003. Manajemen Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Bandung: ALFABETA.
23
Tohirin. 2014. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Intregasi). Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Ukas, Maman. 2006. Manajemen: Konsep, Prinsip, dan Aplikasi. Bandung:
Agnini.
Uman Suherman AS dan Dadang Sudrajat. 2000. Manajemen Layanan
BK di Sekolah. Bandung: Publikasi Jurusan PPB FIP IKIP. International
Journal of Instruction (online). (http// www.e-iji.net) diakses 27- 11- 2014
Lampiran 1
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
SMK JAWA TENGAH
Nama Sekolah
Kelas/Semester
Tahun Pelajaran
A
Pokok bahasan
.
B
Tugas
.
perkembangan
:
:
:
:
SMK
11/2
2017/2018
Cara mengembangkan kemampuan diri
:
Mengekspresikan aneka ragam pekerjaan
dan aktivitas dalam kaitannya dengan
24
kemampuan diri
Karier
C
.
D
.
E
.
F
.
Bidang Bimbingan
:
Jenis Layanan
:
Fungsi Layanan
:
Sub kompetensi
:
G
.
H
.
I
.
J
.
K
.
Sasaran layanan
:
Layanan tentang system Informasi
Bimbingan Konseling
Membantu siswa dalam pengembangan
kreatifitas dan pengembangan karir.
Menyadari keragaman nilai dan aktivitas
yang menutut ketrampilan dan
kemampuan tertentu
Siswa kelas XI Elektro
Alokasi waktu
:
1 X 45 menit
Pihak
yang
diikutsertakan
Tujuan layanan
:
Guru BK dan Wali Kelas
:
Tahap pelaksanaan
:
L
.
M
.
N
.
O
.
P
.
Q
.
R
.
Materi
:
1.
Siswa dapat mengetahui cara
mengembangkan kemamapuan diri
1.
Pembukaan dan mengabsen siswa
2.
Kegiatan inti
3.
Penutup
Terlampir
Biaya
:
Dibebankan RAPBS
Tempat
pelaksanaan
Strategi layanan
:
Ruang kelasdan Aula
S.
Diskusi, tanya jawab, ceramah
Media
LCD, Komputer
Sumber materi
Absensi, data pelanggaran Siswa
Rencana penilaian
1. Proses Siswa aktif dalam bertanya
dan aktif mendengarkan
2. Hasil Siswa dapat mengetahui cara
mengembangkan kemampuan yang
ada dalam dirinya.
Konseling individu atau kelompok siswa
yang masih bingung dalam
mengembangkan kemampuan diri.
Tindak lanjut
Mengetahui,
Kepala Sekolah
SMK JAWA TENGAH
(.................................)
Semarang , 1 Pebruari 2018
Guru Pembimbing
......................................
25
Lampiran 2
PERENCANAAN SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Perkembangan Pribadi Dan Kreatifitas
Aspek
: Manajemen diri dan Perilaku Tanggungjawab
Kompetensi : Pentingnya pengembangan dan perubahan perilaku
Topik/Tema : Pertanyaan Perilaku dan Kreatifitas
Kelas
: XI
Waktu : 2 sesi kelas
Bahan
26
Lembar kerja “Pertanyaan Perilaku dan Kreatifitas”.
Evaluasi
Siswa akan mengidentifikasi perilaku dirinya dan mengkaitkannya dengan
kreatifitas di dalam pekerjaannya
Prosedur
1.
Konselor mengarahkan diskusi kelas tentang
perilaku dan
meminta contoh dari kelas. Contoh ini ditulis dan didaftar dalam
lembar pertanyaan (chart)
2.
Kesimpulan hasil
“Pertanyaan pengembangan dan perubahan
perilaku” dalam bentuk lembar kerja, jika siswa sudah selesai
mengisi lembar kerja, diskusikan jawaban mereka dan perintahkan
mereka untuk mengidentifikasi dua cara perbaikan perilaku yang
dijawab “tidak”. Pilih tiga perilaku baik dari dirinya di kaitkan
dengan
pekerjaan
atau
tugas-tugas
akademik.
Tulis
di
bagianbelakang lembar kerja.
Lampiran 3
PERTANYAAN TENTANG PERILAKU
Jawab Ya atau Tidak atas pertanyaan berikut ini :
N
o
1.
Pertanyaan
Dapatkah kamu berkonsentrasi di dalam belajar ?
Ya
----
2.
Apakah kamu sering mengeluh tentang masalah
----
3.
Mata Pelajaran tertentu ?
Dalam keseharianmu kamu selalu berperilaku
----
4.
jujur ?
Apakah kamu selalu mengerjakan tugas tepat waktu
----
Tidak
-----------------
27
5.
?
Dapatkah kamu bekerja bersama orang lain di
----
6.
dalam suatu kelompok ?
Menurutmu layakkah kamu menjadi seorang
----
7.
pemimpin di dalam kelompokmu ?
Dapatkah kamu mengendalikan diri, apabila ada
----
8.
orang yang menyalahkan hasil pekerjaanmu ?
Apakah kamu suka informasi tentang
----
perkembangan tehnologi saat ini ?
----
9.
1
0.
.
Apakah kamu suka belajar ?
Apakah kamu selalu bersikap baik terhadap teman
maupun gurumu ?
----
---------------------
-----
28