MANAJEMEN DAN EVALUASI KINERJA KARYAWAN

NAMA
NIM

: BAMBANG HIDAYAH
: 1663201277

MANAJEMEN DAN EVALUASI KINERJA KARYAWAN
Prof. Dr. H. M. Ma’ruf Abdullah, SH. MM.
Manajemen kinerja (khususnya evaluasi kinerja) dimulai di Cina tahun 2000 Sebelum
Masehi. Hal itu dilakukan dalam rangka merekrut karyawan (pegawai) administrasi kerajaan
yang akan melaksanakan tugasnya sebagai abdi negara yang memenuhi pengetahuan,
keterampilan, dan sifat personalitas tertentu. Para calon pegawai kerajaan harus lebih dahulu
dievaluasi melalui ujian pelayanan publik yang meliputi kemampuan berhitung, menulis, serta
membaca huruf Cina dan kesenian.
Evaluasi kinerja (performance appraisal) merupakan sistem formal yang digunakan
untuk mengevaluasi kinerja pegawai secara priodik yang ditentukan oleh organisasi. Dalam
rumusan yang lain, evaluasi kinerja mengacu pada suatu sistem formal danterstruktur yang
digunakan untuk mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan
pekerjaan, perilaku dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran. Dan dalam rumusaan yang
lebih singkat, evaluasi kinerja dilakukan untuk memberikan penilaian terhadap hasil kerja
atau prestasi kerja yang diperoleh organisasi, tim dan individu.

Tujuan Evaluasi Kinerja :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pengembangan
Pemberian Reward
Motivasi
Perencanaan SDM
Kompensasi
Komunikasi

Evaluasi kinerja (penilaian kinerja) dilihat dari perspektif pengembangan perusahaan atau
pengembangan SDM pada umumnya mempunyai kegunaan, diantaranya:


Memperkuat posisi tawar antara perusahaan dengan

karyawan.




Memperbaiki kinerja karyawan dan kinerja perusahaan.
Menyesuaikan pembayaran kompensasi kepada
karyawan



Sebagai dasar pembuatan keputusan dalam penempatan
karyawan



Sebagai dasar untuk menetapkan pelatihan dan
pengembangan.




Sebagai dasar untuk menyusun perencanaan dan
pengembangan karier karyawan.



Sebagai dasar untuk melakukan evaluasi proses staffing.



Sebagai dasar defisiensi (meninjau ulang) prosedur
penempatan karyawan.
Berdasarkan pengalaman para praktisi dan analisis para pakar manajemen sumberdaya

manusia, banyak penyelia dan atasan langsung yang kurang berhasil dalam melaksanakan
tugas penilaian kinerja. Hal tersebut disebabkan karena mereka terpengaruh oleh beberapa
faktor sehingga menyebabkan mereka menjadi tidak objektif dalam melihat persoalan dan
melakukan penilaian. Beberapa faktor tersebut antara lain :
1. Hallo Efect
2. Kecenderungan terpusat

3. Bias terlalu lunak dan keras
Metode Penilaian di bagi menjadi :
1. Metode penilaian berorientasi masa lalu. Merupakan bentuk penilaian prestasi kerja di
masa yang lalu untuk meminimumkan berbagai masalah yang dijumpai dalam
pendekatan itu. Metode yang berorientasi masa lalu ini mempunyai kelebihan dalam
hal perlakuan terhadap prestasi kerja yang telah terjadi, dan sampai derajat tertentu
dapat diukur. Dan kelemahannya adalah bahwa prestasi kerja di masa lalu tidak dapat
dirubah. Namun dengan adanya feedback karyawan mempunyai kesempatan untuk
memperbaiki dalam arti tidakterulang lagi pada tahun berikutnya.
Metode (teknik) yang berorientasi masa lalu tersebut antara lain adalah:


Rating scale, Kelebihan metode ini adalah biayanya tidak mahal baik
dalam



penyusunan

instrumennya


maupun

dalam

pembuatan

administrasinya.
Cheklist, metode (teknik) penilaian yang berorientasi kemasa lalu. Model
checklist ini dimaksudkan untuk mengurangi beban penilai. Penilai tinggal
memilih kalimat-kalimat atau katakata yang mengambarkan prestasi kerja



dan karakteristik karyawan.
Metode peristiwa kritis, Metode ini memang sangat

berguna dalam

pengembangan dan pembinaan karyawan sepanjang dilakukan dengan

objektif, karena bisa dijadikan feedback untuk perbaikan cara kerja
karyawan. Namun di sisi lain bisa berdampak kurang baik apabila
pembuatan catatantersebut tidak dilakukan secara objektif dan rutin.
Misalnyabaru dibuat menjelang akhir tahun ketika akan tiba saatnya
memberikan penilaian. Disitu bisa jadi ada halhal yang diada-ada, dan


bersikap subjektif.
Point allocation method, Penilai diberikan sejumlah nilai total untuk
dialokasikan diantara para karyawan dalam kelompok. Karyawan yang
lebih baik diberi nilai lebih besar dari pada karyawan yang prestasinya
jelek. Kebaikan metode ini adalah penilai dapat mengevaluasi perbedaan
relatif diantara para karyawan yang dinilai

Membuat perencanaan merupakan titik awal dari segala aktivitas manajemen. Begitu
pula dengan aktivitas manajemen kinerja. Oleh karena itu maka perencanaan dalam
manajemen kinerja mempunyai arti yang sangat penting, karena tanpa ada perencanaan yang
jelas mustahil untuk dapat melakukan suatu kegiatan dalam me-manage pekerjaan. Dari
sinilah kita dapat memahami bahwa perencanaan itu merupakan dasar yang harus ada di
dalam manajemen kinerja. Perencanaan dalam manajmen kinerja merupakan desain kegiatan

yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan me-manage kinerja. Perencanaan manajemen
kinerja memuat substansi antara lain sumberdaya organisasi yang diperlukan seperti: orang
(sumberdaya manusia), pendanaan, peralatan, mesin-mesin, metode (cara mengerjakan)
pekerjaan me-manage kinerja tersebut, dan pekerjaan-pekerjaan manajemen yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan manajemen kinerja tersebut. Dengan demikian pengertian
perencanaan dalam manajemen kinerja itu adalah kegiatan persiapan yang dilakukan dengan
merumuskan dan menetapkan keputusan tentang langkah-langkah penyelesaian masalah atau
pelaksanaan suatu pekerjaan secara terarah pada satu tujuan.
Kinerja yang terpelihara dan berkembang meningkat akan berdampak positif bagi
organisasi atau lembaga bisnis yang bersangkutan. Bagi organisasi publik akan memperbaiki
dan meningkatkan kepercayaan nasabah, juga secara bertahap meningkatkan keuntungan
perusahaan. Dan kalau terus dapat dipelihara dan ditingkatkan akan menghasilkan keuntungan
yang berkelanjutan. Hanya saja perlu diketahui kinerja itu tidak otomatis terbangun seperti
yang kita duga, tetapi harus kita perjuangkan, kita bangun dengan “fondasi yang kokoh” agar
dapat bertahan dari terpaan badai persaingan bisnis yang terus bergulir mengikuti irama
persaingan bisnis yang makin mengglobal. Beberapa pilar utama yang haruskita letakkan
sebagai tonggak penyangga untuk membangun kinerja karyawan antara lain adalah:
kompetensi, pemberdayaan, kompensasi dan pembinaan SDM.

Completed: 100% Checked

25% Plagiarism
75% Unique
100% Checked

Manajemen kinerja (khususnya evaluasi kinerja) dimulai di Cina tahun 2000 Sebelum 
Masehi.­ PlagiarizedPara calon pegawai kerajaan harus lebih dahulu dievaluasi melalui 

ujian pelayanan publik yang meliputi kemampuan berhitung, menulis, serta membaca huruf 
Cina dan kesenian.­ UniqueDalam rumusan yang lain, evaluasi kinerja mengacu pada suatu 
sistem formal danterstruktur yang digunakan untuk mengukur, menilai dan mempengaruhi 
sifat­sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku dan hasil, termasuk tingkat 
ketidakhadiran.­ UniqueEvaluasi kinerja (penilaian kinerja) dilihat dari perspektif 
pengembangan perusahaan atau pengembangan SDM pada umumnya mempunyai 
kegunaan, diantaranya: • Sebagai dasar untuk melakukan evaluasi proses staffing.­ Unique

Start new Search

Completed: 100% Checked
0% Plagiarism
100% Unique

100% Checked

Berdasarkan pengalaman para praktisi dan analisis para pakar manajemen sumberdaya 
manusia, banyak penyelia dan atasan langsung yang kurang berhasil dalam melaksanakan 
tugas penilaian kinerja.­ UniqueMerupakan bentuk penilaian prestasi kerja di masa yang lalu
untuk meminimumkan berbagai masalah yang dijumpai dalam pendekatan itu.­ UniqueDan 
kelemahannya adalah bahwa prestasi kerja di masa lalu tidak dapat dirubah. Namun dengan
adanya feedback karyawan mempunyai kesempatan untuk memperbaiki dalam arti 
tidakterulang lagi pada tahun berikutnya.­ Unique• Cheklist, metode (teknik) penilaian yang 
berorientasi kemasa lalu. Model checklist ini dimaksudkan untuk mengurangi beban penilai.­ 
Unique• Metode peristiwa kritis, Metode ini memang sangat berguna dalam pengembangan 
dan pembinaan karyawan sepanjang dilakukan dengan objektif, karena bisa dijadikan 
feedback untuk perbaikan cara kerja karyawan.­ UniqueDisitu bisa jadi ada halhal yang 
diada­ada, dan bersikap subjektif. • Point allocation method, Penilai diberikan sejumlah nilai 
total untuk dialokasikan diantara para karyawan dalam kelompok.­ UniqueMembuat 
perencanaan merupakan titik awal dari segala aktivitas manajemen.­ UniqueDari sinilah kita 
dapat memahami bahwa perencanaan itu merupakan dasar yang harus ada di dalam 
manajemen kinerja.­ UniquePerencanaan manajemen kinerja memuat substansi antara lain 
sumberdaya organisasi yang diperlukan seperti: orang (sumberdaya manusia), pendanaan, 
peralatan, mesin­mesin, metode (cara mengerjakan) pekerjaan me­manage kinerja tersebut, 

dan pekerjaan­pekerjaan manajemen yang­ UniqueKinerja yang terpelihara dan 
berkembang meningkat akan berdampak positif bagi organisasi atau lembaga bisnis yang 
bersangkutan. Bagi organisasi publik akan memperbaiki dan meningkatkan kepercayaan 
nasabah, juga secara bertahap meningkatkan keuntungan perusahaan.­ UniqueHanya saja 
perlu diketahui kinerja itu tidak otomatis terbangun seperti yang kita duga, tetapi harus kita 
perjuangkan, kita bangun dengan “fondasi yang kokoh” agar dapat bertahan dari terpaan 
badai­ UniqueBeberapa pilar utama yang haruskita letakkan sebagai tonggak penyangga 
untuk membangun kinerja karyawan antara lain adalah: kompetensi, pemberdayaan, 
kompensasi dan pembinaan SDM.­ Unique
Download Report    Start new Search