GANGGUAN BAHASA DAN PSIKOSOSIAL PADA ANA

GANGGUAN BAHASA DAN PSIKOSOSIAL PADA ANAK USIA DINI
DI LIHAT DARI LINGKUNGAN SOSIALNYA
Aristia Dewi
Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Universitas Negeri Padang
aristyadewi91@gmail.com
Abstrak
Terkait dengan perkembangan psikososial, anak-anak praoperasional akan mengalami situasi
krisis dalam dirinya, yakni krisis antara timbulnya inisiatif berhadapan dengan rasa bersalah.
Lalu Mendengar, melihat, dan meniru orang dewasa disekitar mereka merupakan cara anak
usia dini untuk mengembangkan kemampuan bahasanya. Perkembangan bahasa juga
dinyatakan akan berkembang sesuai atau sejalan dengan perkembangan biologisnya. Gangguan
bahasa pada anak usia dini terjadi melalui beberapa factor, yaitu: Lingkungan sosial dan
emosional anak, Sistem masukan / input, Sistem pusat bicara dan bahasa dan Sistem produksi.
Perkembangan psikososial adalah perkembangan yang berkaitan dengan aspek-aspek
psikologis seperti emosi, motivasi, dan perkembangan pribadi, serta perubahan dalam
bagaimana individu berhubungan dengan orang lain. Diantara factor-faktor yang
mempengaruhi gangguan bahasa dan psikososial pada anak, lingkungan social dan emosial
anak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap gangguan bahasa anak, dibandingkan
pengaruh yang lainnya. lingkungan social dan emosional anak yang lebih sering menyebabkan
gangguan bahasa dan kesulitan bicara pada anak.
Kata kunci: gangguan bahasa, anak usia dini, lingkungan social


1. Pendahuluan

baik pada aspek jasmani maupun

Anak usia dini merupakan individu

rohaninya

dalam

seumur

proses

pertumbuhan

dan

yang


hidup,

berlangsung
bertahap,

dan

perkembangan yang pesat. Dalam

berkesinambungan

perkembangan kecerdasan anak usia

H.E. 2014)

dini pada rentang usia ini merupakan

Aspek-aspek perkembangan yang


suaru

perlu

yang

dibanding

sangat

usia-usia

karena

berharga
selanjutnya

perkembangan

dikembangkan


meliputi perkembangan fisik,
perkembangan

Usia

perkembangan

merupakan

fase

dan

ditingkatkan pada anak usia dini.

kecerdasannya sangat luar biasa.
tersebut

(Mulyasa,


kognitif,
bahasa,

dan

kehidupan yang unik, dan berada

perkembangan sosial-emosional

pada masa proses perubahan berupa

(Yelon dan Weinstein 1977)

pertumbuhan,

perkembangan,

pematangan dan penyempurnaan,
2.


Gangguan Bahasa Pada Anak Usia Dini

1

Pengertian

bahasa

menurut

anak. Keterlambatan bicara adalah

(Depdiknas, 2005:3) Bahasa pada

keluhan

hakekatnya adalah ucapan pikiran

dicemaskan dan dikeluhkan orang


dan perasaan manusia secara teratur

tua

yang menggunakan bunyi sebagai

diperhatikan perkembangan bahasa

alatnya.

besar

anak balita (bayi sampai dengan

Bahasa Indonesia (Hasan Alwi,

lima tahun) kemungkinan akan

2002:88)


ditemukan

Menurut
bahasa

kamus
berarti

sistem

utama

kepada

yang
dokter.

sering
Kalau


bermacam-macam

lambang bunyi yang arbitrer yang

kelainan. Kelainan yang dimaksud

digunakan

bukanlah

oleh

masyarakat

anggota

untuk

suatu


kelainan

dalam

cara

bekerjasama,

pengucapan (tekanan kata atau

berinteraksi, dan mengidentifikasi

intonasi kalimat) tetapi kelainan

diri dalam bentuk percakapan atau

yang menyangkut kesulitan, atau

perkataan yang baik. Harun Rasyid


bahkan

Mansyur & Suratno (2009: 126)

berbicara itu sendiri.

mengemukakan bahasa merupakan
struktur dan makna yang bebas dari

3.

kelambatan

dalam

Gangguan Psikososial Anak Usia Dini

Menurut

Ericson

tahap

penggunanya, sebagai tanda yang

psikososial yang menandai masa

Menyimpulkan suatu tujuan.

awal anak-anak adalah prakarsa

Berdasarkan dari ketiga pengertian

(initiative) dan rasa bersalah (guilt).

bahasa

dapat

Pada masa ini anak-anak yakin

disimpulkan bahwa bahasa adalah

bahwa mereka adalah diri mereka

sistem yang teratur berupa lambang

sendiri; yang selama masa awal

bunyi

anak-anak,

di

yang

atas

maka

digunakan

mengekspresikan

perasaan

untuk
dan

pikiran.

harus

menemukan menjadi apa mereka
kelak. Mereka mengidentifikasikan

Gangguan
bahasa

mereka

merupakan

bicara
salah

dan
satu

penyebab gangguan perkembangan
yang paling sering ditemukan pada

diri secara intensif dengan orang tua
mereka, yang hampir sepanjang
waktu tampak sangat kuat dan
cantik dimata mereka, walaupun
seringkali tidak masuk akal, tidak

2

menyenangkan dan bahkan kadang-

perhatian orang tua yang berlebihan

kadang berbahaya. Selama masa

pada saat anak mulai belajar bicara,

awal

anak-anak

tekanan emosi pada usia yang

keterampilan-

sangat muda sekali, dan dapat juga

anak-anak,

menggunakan

keterampilan perseptual, motorik,

sebagai

kognitif dan bahasa mereka untuk

konflik dan rasa takut.
Lingkungan

melakukan sesuatu.

suatu

respon

mempengaruhi
Perkembangan
adalah

psikososial

perkembangan

berkaitan

dengan

proses

belajar

yang

keluarga profesional akan belajar

aspek-aspek

kata-kata tiga kali lebih banyak
dalam

dan perkembangan pribadi, serta

anak

perubahan

keluarga

bagaimana

seminggu
yang

dibandingkan

dibesarkan

dengan

dalam

kemampuan

individu berhubungan dengan orang

verbal

lain. Terkait dengan perkembangan
anak-anak

Stanton-Chapman. 2004)
Studi lain juga melaporkan

mengalami

ibu dengan tingkat pendidikan

situasi krisis dalam dirinya, yakni

rendah merupakan faktor risiko

krisis

keterlambatan

psikososial

ini,

praoperasional

akan

antara

timbulnya

inisiatif

berhadapan dengan rasa bersalah
4.

verbal

bahasa anak. Anak di lingkungan

psikologis seperti emosi, motivasi,
dalam

terhadap

lebih

anaknya.
Chouhury

rendah.(Tina

bahasa
dan

L.

pada
beberapa

Gangguan Bahasa Pada Anak Usia Dini

peneliti lainnya mengungkapkan

dilihat dari lingkungan sosialnya

bahwa jumlah anak dalam keluarga

Interaksi

antar

merupakan

dasar

komunikasi

dan

personal
dari

semua

perkembangan

bahasa. Lingkungan yang tidak
mendukung

akan

menyebabkan

gangguan bicara dan bahasa pada
anak,

termasuk

lingkungan

keluarga. Misalnya, gagap dapat

mempengaruhi

perkembangan

bahasa seorang anak, berhubugan
dengan

intensitas

komunikasi

antara orang tua dan anak. (Adams,
C. D., Hillman, N., & Gaydos,
1994)
Menurut Gore Eckenrode,
McLoyd, McLoyd Wilson, masalah

disebabkan oleh kekhawatiran dan
3

kemiskinan
penyebab

dapat

menjadi

meningkatnya

risiko

termasuk gangguan perkembangan
anak

tersebut

adalah

specific

berbagai masalah dalam rumah

language impairment (SLI). Hal ini

tangga.

Kemiskinan

secara

telah dilaporkan oleh Spitz dan

signifikan

mempertinggi

risiko

Tallal Flax, mereka menjelaskan

kesehatan

secara umum tentang pencapaian

seperti asma, malnutrisi, gangguan

yang buruk dalam berbahasa pada

kesehatan mental kurang perhatian

anak

dan ketidak-teraturan perawatan

memiliki

dari

intelegensi nonverbal yang normal.

terpaparnya

masalah

orang

tua,

perkembangan

defisit

dalam

kognisi

dan

pencapaian keberhasilan. (Duncan,
G., Klebanov, P., & Brooks-Gunn,
J. 1994).
Beberapa penelitian yang

meskipun

sebagian

besar

menyatakan

bahwa

Gunn, Liaw

berisiko

menjelaskan

pendengaran

dan

Rice,

Spitz O’Brien dan Siegel Tomblin,

anak-anak

McLoyd

tersebut

(Halpern, R. 2000).
menurut Resnick,

dilaporkan Attar Guerra, BrooksBrooks-Gunn dan

anak

dari

literatur
meskipun

NICU

mengalami

lebih

kesulitan

bahwa

kognisi seperti retardasi mental dan

keluarga yang bermasalah, terpapar

gangguan belajar, mereka tidak

lebih besar faktor-faktor risiko

memiliki risiko yang meningkat

daripada

tidak

untuk masalah spesifik bahasa,

tingkat

khususnya saat angka penilaian

keluarga

berada

yang

dibawah

kemiskinan, dan konsekuensi dari

disesuaikan

faktor-faktor risiko ini dapat lebih

prematuritasnya.
Beberapa penelitian yang

berat pada anak dalam keluarga ini.
(Fazio, B. B., Naremore, R. C., &

karena

dilakukan Beitchman, Hood Inglis,
Spitz, Tallal Ross, Tomblin telah

Connell, P. J. 1996)
Anak
yang

terpapar

memperlihatkan bahwa gangguan

berbagai faktor risiko, memiliki

bahasa

risiko

kecenderungan

mengalami

perkembangan
meningkat.

gangguan

yang

Salah

semakin

satu

yang

keluarga

umumnya
berkisar

memiliki

dalam
antara

suatu
40%

hingga 70%. Hampir separuh dari
4

keluarga

yang

mengalami

anak-anaknya

lain

bahasa,

mendiskusikan beberapa variabel-

dari

anggota

variabel lingkungan yang tampak

memiliki

problem

lebih dapat diprediksi. Seperti yang

bahasa. Dengan demikian orang

dilaporkan Hoff-Ginsberg, Neils

tua

Aram,

minimal

gangguan

Peneliti-peneliti

satu

keluarganya
yang

berpengaruh

pada

Pine,

Tallal,

keturunan

ini

mungkin

Tomblin

bertanggung

jawab

terhadap

permintaan cara persalinan ternyata

faktor-faktor

genetik.

Mungkin

termasuk faktor risiko gangguan

berapa banyak

perkembangan bicara pada anak.

transmisi intergenerasi gangguan-

Sedangkan menurut Paul, Rice,

gangguan

bahasa

Tomblin

disebabkan

oleh

dukungan

lingkungan

tidak diketahui

tersebut

hal

dan

Tomblin

terhadap

rendah termasuk salah satu faktor

lingkungan
yang

penting

menyangkut hasil perkembangan
seorang anak. Beberapa anak yang
datang dari keluarga yang tidak
stabil dan kurangnya perhatian,
perawatan,

faktor

menunjukkan pendidikan ibu yang
risiko

merupakan

Hardy

kurangnya

bahasa.
Kondisi

dan

Tomblin,

dan

kurang

gangguan

bahasa

terjadi pada anak.
tunggal

Orang tua

menurut

Goldberg,

yang

Andrews,

Wellen,

Goldberg

McLaughlin dan Miller Moore juga
merupakan faktor risiko yang harus
diperhitungkan.
Menurut

Sameroff

dan

memadainya kebutuhan nutrisi dan

Barocas, tersusunnya model risiko

perawatan

perkembangan

kesehatan,

dapat

dapat

digunakan

membentuk level stress lingkungan

untuk memprediksi dengan lebih

yang

akurat,

merugikan

perkembangan
bahasa.

Risiko

bagi

dengan

mengkombinasi

anak

termasuk

satu atau lebih faktor-faktor risiko

dari

problem-

tersebut adalah efek komulatif dari

problem bahasa juga dikaitkan
dengan faktor sosioekonomi dan
rendahnya status ekonomi.

risiko yang multipel.
Dalam
suatu
penelitian
menunjukkan

dari
beberapa

model
Sameroff
faktor
5

risiko

sosial

diantaranya

dan

keluarga

pada bayi yang lebih dipengaruhi

adalah:

masalah-

oleh status sosioekonomi yang

masalah kesehatan mental ibu,

rendah

kecemasan ibu, sikap otoriter ibu

Amerika. Hooper mengidentifikasi

dalam mengasuh anak, hubungan

satu perangkat dari 10 faktor-faktor

ibu-anak yang buruk, pendidikan

risiko

ibu yang kurang dari menengah

berdasarkan pada model risiko dari

atas, orang tua yang kurang atau

Sameroff

tidak memiliki ketrampilan dalam

kemiskinan, pendidikan ibu kurang

pekerjaan, status etnik minoritas,

dari

tidak ada bapak, beberapa tekanan

ukuran keluarga yang besar, ibu

kehidupan tahun terdahulu, dan

yang tidak menikah, hidup yang

ukuran keluarga yang besar.
Dilaporkan bahwa semua

penuh tekanan, dampak dari ibu

faktor tersebut adalah rangkaian
individu yang berkaitan dengan
nilai IQ anak-anak pada usia 4

pada

populasi

sosial

dan

Afrika

keluarga

berupa

sekolah

status

menengah

atas,

yang depresi, interaksi ibu-anak
yang

buruk,

IQ

ibu,

kualitas

lingkungan rumah, dan kualitas

tahun dan sebagian besar mayoritas

perawatan sehari-hari.
Seluruh faktor risiko sosial

masih berhubungan dengan IQ

dan keluarga dimasukkan ke dalam

pada usia 13 tahun. Selain itu,

studi, saat bayi berusia 6 sampai 12

jumlah faktor risiko sebagaimana

bulan. Peneliti-peneliti menemukan

didefinisikan oleh risiko kumulatif

bahwa 9 dari 10 faktor-faktor

dalam, adalah prediktor kuat IQ

risiko (tekanan hidup merupakan

pada usia 4 tahun dengan 58% dan

pengecualian)

pada umur 13 dengan varians 61%.
Sebuah penelitian yang

keberhasilan kognisi dan bahasa

dilakukan oleh Hooper, Burchinal,
Roberts, Zeisel dan Neebe juga
menyajikan

fakta-fakta

menggunakan
komulatif

model

untuk

yang
risiko

memprediksi

kemampuan kognitif dan bahasa

terkait

dengan

pada bayi. Komulatif indeks risiko
dihubungkan dengan pengukuran
bahasa dengan varians sekitar 12%
sampai

17%

tetapi

pengukuran kognisi.
Evans
dan
menyajikan

fakta-fakta

bukan
English
bahwa
6

anak-anak

dengan

berpenghasilan
faktor-faktor

orang

rendah
risiko

tua

disfungsi kognitif, prilaku, atau

terpapar

sosial akan meningkat.
Sampai saat ini penelitian-

lingkungan

dalam jumlah yang lebih besar
daripada

yang

berpenghasilan

menengah.

Mereka

memperkenalkan
stress

tiga

psikososial

penyebab
(kekerasan,

pertengkaran keluarga, perpisahan
anak dengan keluarga) dan tiga
penyebab stress fisik (kekacauan,
kegaduhan, kualitas rumah yang
rendah) merupakan faktor risiko
yang

memberikan

negatif.
Dalam

pengaruh
penelitiannya

tentang lingkungan yang miskin,
mereka menemukan hanya 20%
anak-anak

yang

hidup

dalam

keluarga dengan penghasilan yang
rendah

tidak

terpapar

satupun

faktor risiko. Sebaliknya, 61%
keluarga

dengan

penghasilan

menengah tidak terpapar faktor
risiko. Temuan ini menyatakan
bahwa mayoritas anak-anak dari
keluarga

berpenghasilan

rendah

terpapar lebih banyak masalah
kemelaratan daripada kelompok
berpenghasilan

menengah

dan

penelitian

terus

mempelajari

tentang perbedaan perkembangan
bahasa anak yang diambil dari
budaya

dan

latar-belakang

sosioekonomi yang berbeda dan
pengaruh

dari

perbedaan-

perbedaan ini terhadap pencapaian
akademik selanjutnya.
Robertson membandingkan
kemampuan fonologi anak TK dari
keluarga

dengan

kemampuan

bahasa tinggi dan rendah dan
menemukan bahwa anak-anak dari
kemampuan bahasa rendah secara
signifikan

lebih

buruk

rangkaian

pengukuran

pada
kognisi,

linguistik, pra-baca. Dua tahun
pemantauan terlihat bahwa anakanak ini tidak mengejar anak-anak
dari keluarga kemampuan bahasa
baik.
Burt, Holm, and Dodd juga
menemukan
prestasi

hubungan

antara

buruk

dengan

yang

kemampuan bahasa yang rendah
dengan menilai prestasi anak-anak
pada
fonologi.

beberapa
Suatu

tugas-tugas
usaha

untuk

7

menjelaskan

keterkaitan

antara

kelemahan dan kegagalan sekolah.
Hart
and
Risley
mempelajari

perbedaan

antara

kualitas bahasa ditujukan pada
anak-anak dengan latar belakang
kemampuan bahasa yang berbeda
pada 21/2 tahun pertama kehidupan
mereka.

Mereka

identitasnya

sebagai laki-laki.

Anak laki-laki berambut pendek
dan anak perempua berambut
panjang, anak laki-laki pakai
celana anak perempuan pakai
rok, namun dengan paksaan
orang

tua

dia

harus

memanjangkan rambutnya.

melaporkan
latar

Setelah di Tanya ke

belakang kemampuan bahasa yang

orang tuanya, ternyata papanya

rendah berada dalam kelemahan

memanjangkan rambut anaknya

karena orang tua mereka atau

karena ingin anak perempuan,

pengasuh sangat jarang mengajak

jadi rambutnya di panjangkan,

berbicara;

mereka

padahal anak tersebut tidak

miskin perbendaharaan kata dan

ingin rambutnya dipanjangkan,

kemampuan komunikasi dibanding

itulah salah satu factor yang

kelompok

kemampuan

membuat anak tersebut tidak

bahasa yang lebih tinggi.
5. Analisis gangguan bahasa dan

percaya diri dan akibat dari

psikososial pada anak dilihat

malu/malas melakukan kegiatan

dari factor lingkungan
a. Perkembangan Psikososial

apapun,

bahwa

anak-anak

dari

akibatnya

dengan

Dalam kegiatan senam
ia

menunjukkan

ketidak

tidak

percaya
dan

dirinya,
lebih

suka

memperhatikan saja.
b. Perkembangan Bahasa

minattannya, begitupun dalam

Dalam kegiatan apapun

kegiatan yang lainnya, dia lebih

di sekolah anak tersebut sangat

suka memperhatikan anak yang

jarang

lainnya dari pada ikut bermain.

suara, apabila sudah di Tanya

Dalam
gender,

ia

perkembangan

telah

memahami

sekali

berulang-ulang
tersebut

mau

mengeluarkan
baru

anak

mengeluarkan

suara.

8

Dari hasil percakapan

anak tersebut sendiri dia merasa

dengan wali murid, pendidik

malu

mendapatkan informasi bahwa

panjangnya.

anak tersebut tidak seperti itu di
rumah, ketika di rumah anak
tersebut berbicara selayaknya

6. Kesimpulan
a. Bagi Guru
Adanya
setiap

hasil

observasi

yang dilakukan selama

ini di

sekolah, pendidik mendapatkan
factor yang mungkin menjadi
penghambat

anak

tersebut

rambut

Taman

Kanak-

bukti

bahwa

Kanak

anak seusianya.
Dari

dengan

gangguan

psikososial

dan bahasa anak itu harus kita
observasi dari mana awalnya,
tidak bisa hanya diterka-terka
gangguan pada anak apabila
tidak dilakukan observasi.

berbicara, yaitu Karena kurang
percaya diri dengan kondisi

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

rambutnya yang panjang, dia

Bagi

peneliti

merasa berbeda dengan teman

selanjutnya hendaknya dapat

laki-laki lainnya, sehingga dia

memberikan penanganan yang

malas

semua

lebih bagus dan mendapatkan

ketika

cara/tekhnik yang lebih bagus

melakukan

kegiatan.

ini

terlihat

ditanya anak tersebut apakah

untuk

ingin memotong rambutnya?

bahsa dan psikososial pada

dengan

anak usia dini.

semangat

menjawab

anak tersebut “iya, tapi tidak
boleh

sama

keinginan

papa”,

jadi

memanjangkan

mengatasi

gangguan

DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, H.E.(2014). Manajemen
PAUD.

Bandung:

Remaja

rambut itu bukan dari diri anak
tersebut,

tapi

paksaan

papanya,

sehingga

Rosdakarya,
William.
dari Crain

membuat

Perkembangan:

anak tersebut tidak percaya diri

Aplikasi.

di sekolah, sebenarnya dari diri

Pelajar.

(2007).
Konsep

Yogyakarta:

Teori
dan
Pustaka

9

Tina L. Stanton-Chapman, Derek A.
Chapman, Ann P. Kaiser, Terry B.

Mudzakir,

Raja

Grafindo

Persada:Jakarta.

Hancock. (2004). Cumulative Risk
and

Low-Income

Children’s

Language Development. Topics in
Early

Childhood

Special

Education, Vol. 24
Adams, C. D., Hillman, N., & Gaydos,
G. R. 1994. Behavioral difficulties
in toddlers: Impact of sociocultural
and biological risk factors. Journal
of Clinical Child Psychology.
Duncan, G., Klebanov, P., & BrooksGunn, J. (1994). Economic deprivation

and

early

childhood

development. Child Development,
65, 296–318.
Fazio, B. B., Naremore, R. C., &
Connell, P. J. (1996). Tracking
children from poverty at-risk for
specific language impairment: A 3year longitudinal study. Journal of
Speech and Hearing Research
Halpern, R. (2000). Early childhood
intervention for low-income children and families. In J. P. Shonkoff
& S. J. Meisels (Eds.), Handbook
of early childhood intervention.
Cambridge, England: Cambridge
University Press.
Yin, Robert K. (2005). Studi Kasus,
Desain dan Metode, Penerjemah

10

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25