GANGGUAN BAHASA DAN PSIKOSOSIAL PADA ANA
GANGGUAN BAHASA DAN PSIKOSOSIAL PADA ANAK USIA DINI
DI LIHAT DARI LINGKUNGAN SOSIALNYA
Aristia Dewi
Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Universitas Negeri Padang
aristyadewi91@gmail.com
Abstrak
Terkait dengan perkembangan psikososial, anak-anak praoperasional akan mengalami situasi
krisis dalam dirinya, yakni krisis antara timbulnya inisiatif berhadapan dengan rasa bersalah.
Lalu Mendengar, melihat, dan meniru orang dewasa disekitar mereka merupakan cara anak
usia dini untuk mengembangkan kemampuan bahasanya. Perkembangan bahasa juga
dinyatakan akan berkembang sesuai atau sejalan dengan perkembangan biologisnya. Gangguan
bahasa pada anak usia dini terjadi melalui beberapa factor, yaitu: Lingkungan sosial dan
emosional anak, Sistem masukan / input, Sistem pusat bicara dan bahasa dan Sistem produksi.
Perkembangan psikososial adalah perkembangan yang berkaitan dengan aspek-aspek
psikologis seperti emosi, motivasi, dan perkembangan pribadi, serta perubahan dalam
bagaimana individu berhubungan dengan orang lain. Diantara factor-faktor yang
mempengaruhi gangguan bahasa dan psikososial pada anak, lingkungan social dan emosial
anak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap gangguan bahasa anak, dibandingkan
pengaruh yang lainnya. lingkungan social dan emosional anak yang lebih sering menyebabkan
gangguan bahasa dan kesulitan bicara pada anak.
Kata kunci: gangguan bahasa, anak usia dini, lingkungan social
1. Pendahuluan
baik pada aspek jasmani maupun
Anak usia dini merupakan individu
rohaninya
dalam
seumur
proses
pertumbuhan
dan
yang
hidup,
berlangsung
bertahap,
dan
perkembangan yang pesat. Dalam
berkesinambungan
perkembangan kecerdasan anak usia
H.E. 2014)
dini pada rentang usia ini merupakan
Aspek-aspek perkembangan yang
suaru
perlu
yang
dibanding
sangat
usia-usia
karena
berharga
selanjutnya
perkembangan
dikembangkan
meliputi perkembangan fisik,
perkembangan
Usia
perkembangan
merupakan
fase
dan
ditingkatkan pada anak usia dini.
kecerdasannya sangat luar biasa.
tersebut
(Mulyasa,
kognitif,
bahasa,
dan
kehidupan yang unik, dan berada
perkembangan sosial-emosional
pada masa proses perubahan berupa
(Yelon dan Weinstein 1977)
pertumbuhan,
perkembangan,
pematangan dan penyempurnaan,
2.
Gangguan Bahasa Pada Anak Usia Dini
1
Pengertian
bahasa
menurut
anak. Keterlambatan bicara adalah
(Depdiknas, 2005:3) Bahasa pada
keluhan
hakekatnya adalah ucapan pikiran
dicemaskan dan dikeluhkan orang
dan perasaan manusia secara teratur
tua
yang menggunakan bunyi sebagai
diperhatikan perkembangan bahasa
alatnya.
besar
anak balita (bayi sampai dengan
Bahasa Indonesia (Hasan Alwi,
lima tahun) kemungkinan akan
2002:88)
ditemukan
Menurut
bahasa
kamus
berarti
sistem
utama
kepada
yang
dokter.
sering
Kalau
bermacam-macam
lambang bunyi yang arbitrer yang
kelainan. Kelainan yang dimaksud
digunakan
bukanlah
oleh
masyarakat
anggota
untuk
suatu
kelainan
dalam
cara
bekerjasama,
pengucapan (tekanan kata atau
berinteraksi, dan mengidentifikasi
intonasi kalimat) tetapi kelainan
diri dalam bentuk percakapan atau
yang menyangkut kesulitan, atau
perkataan yang baik. Harun Rasyid
bahkan
Mansyur & Suratno (2009: 126)
berbicara itu sendiri.
mengemukakan bahasa merupakan
struktur dan makna yang bebas dari
3.
kelambatan
dalam
Gangguan Psikososial Anak Usia Dini
Menurut
Ericson
tahap
penggunanya, sebagai tanda yang
psikososial yang menandai masa
Menyimpulkan suatu tujuan.
awal anak-anak adalah prakarsa
Berdasarkan dari ketiga pengertian
(initiative) dan rasa bersalah (guilt).
bahasa
dapat
Pada masa ini anak-anak yakin
disimpulkan bahwa bahasa adalah
bahwa mereka adalah diri mereka
sistem yang teratur berupa lambang
sendiri; yang selama masa awal
bunyi
anak-anak,
di
yang
atas
maka
digunakan
mengekspresikan
perasaan
untuk
dan
pikiran.
harus
menemukan menjadi apa mereka
kelak. Mereka mengidentifikasikan
Gangguan
bahasa
mereka
merupakan
bicara
salah
dan
satu
penyebab gangguan perkembangan
yang paling sering ditemukan pada
diri secara intensif dengan orang tua
mereka, yang hampir sepanjang
waktu tampak sangat kuat dan
cantik dimata mereka, walaupun
seringkali tidak masuk akal, tidak
2
menyenangkan dan bahkan kadang-
perhatian orang tua yang berlebihan
kadang berbahaya. Selama masa
pada saat anak mulai belajar bicara,
awal
anak-anak
tekanan emosi pada usia yang
keterampilan-
sangat muda sekali, dan dapat juga
anak-anak,
menggunakan
keterampilan perseptual, motorik,
sebagai
kognitif dan bahasa mereka untuk
konflik dan rasa takut.
Lingkungan
melakukan sesuatu.
suatu
respon
mempengaruhi
Perkembangan
adalah
psikososial
perkembangan
berkaitan
dengan
proses
belajar
yang
keluarga profesional akan belajar
aspek-aspek
kata-kata tiga kali lebih banyak
dalam
dan perkembangan pribadi, serta
anak
perubahan
keluarga
bagaimana
seminggu
yang
dibandingkan
dibesarkan
dengan
dalam
kemampuan
individu berhubungan dengan orang
verbal
lain. Terkait dengan perkembangan
anak-anak
Stanton-Chapman. 2004)
Studi lain juga melaporkan
mengalami
ibu dengan tingkat pendidikan
situasi krisis dalam dirinya, yakni
rendah merupakan faktor risiko
krisis
keterlambatan
psikososial
ini,
praoperasional
akan
antara
timbulnya
inisiatif
berhadapan dengan rasa bersalah
4.
verbal
bahasa anak. Anak di lingkungan
psikologis seperti emosi, motivasi,
dalam
terhadap
lebih
anaknya.
Chouhury
rendah.(Tina
bahasa
dan
L.
pada
beberapa
Gangguan Bahasa Pada Anak Usia Dini
peneliti lainnya mengungkapkan
dilihat dari lingkungan sosialnya
bahwa jumlah anak dalam keluarga
Interaksi
antar
merupakan
dasar
komunikasi
dan
personal
dari
semua
perkembangan
bahasa. Lingkungan yang tidak
mendukung
akan
menyebabkan
gangguan bicara dan bahasa pada
anak,
termasuk
lingkungan
keluarga. Misalnya, gagap dapat
mempengaruhi
perkembangan
bahasa seorang anak, berhubugan
dengan
intensitas
komunikasi
antara orang tua dan anak. (Adams,
C. D., Hillman, N., & Gaydos,
1994)
Menurut Gore Eckenrode,
McLoyd, McLoyd Wilson, masalah
disebabkan oleh kekhawatiran dan
3
kemiskinan
penyebab
dapat
menjadi
meningkatnya
risiko
termasuk gangguan perkembangan
anak
tersebut
adalah
specific
berbagai masalah dalam rumah
language impairment (SLI). Hal ini
tangga.
Kemiskinan
secara
telah dilaporkan oleh Spitz dan
signifikan
mempertinggi
risiko
Tallal Flax, mereka menjelaskan
kesehatan
secara umum tentang pencapaian
seperti asma, malnutrisi, gangguan
yang buruk dalam berbahasa pada
kesehatan mental kurang perhatian
anak
dan ketidak-teraturan perawatan
memiliki
dari
intelegensi nonverbal yang normal.
terpaparnya
masalah
orang
tua,
perkembangan
defisit
dalam
kognisi
dan
pencapaian keberhasilan. (Duncan,
G., Klebanov, P., & Brooks-Gunn,
J. 1994).
Beberapa penelitian yang
meskipun
sebagian
besar
menyatakan
bahwa
Gunn, Liaw
berisiko
menjelaskan
pendengaran
dan
Rice,
Spitz O’Brien dan Siegel Tomblin,
anak-anak
McLoyd
tersebut
(Halpern, R. 2000).
menurut Resnick,
dilaporkan Attar Guerra, BrooksBrooks-Gunn dan
anak
dari
literatur
meskipun
NICU
mengalami
lebih
kesulitan
bahwa
kognisi seperti retardasi mental dan
keluarga yang bermasalah, terpapar
gangguan belajar, mereka tidak
lebih besar faktor-faktor risiko
memiliki risiko yang meningkat
daripada
tidak
untuk masalah spesifik bahasa,
tingkat
khususnya saat angka penilaian
keluarga
berada
yang
dibawah
kemiskinan, dan konsekuensi dari
disesuaikan
faktor-faktor risiko ini dapat lebih
prematuritasnya.
Beberapa penelitian yang
berat pada anak dalam keluarga ini.
(Fazio, B. B., Naremore, R. C., &
karena
dilakukan Beitchman, Hood Inglis,
Spitz, Tallal Ross, Tomblin telah
Connell, P. J. 1996)
Anak
yang
terpapar
memperlihatkan bahwa gangguan
berbagai faktor risiko, memiliki
bahasa
risiko
kecenderungan
mengalami
perkembangan
meningkat.
gangguan
yang
Salah
semakin
satu
yang
keluarga
umumnya
berkisar
memiliki
dalam
antara
suatu
40%
hingga 70%. Hampir separuh dari
4
keluarga
yang
mengalami
anak-anaknya
lain
bahasa,
mendiskusikan beberapa variabel-
dari
anggota
variabel lingkungan yang tampak
memiliki
problem
lebih dapat diprediksi. Seperti yang
bahasa. Dengan demikian orang
dilaporkan Hoff-Ginsberg, Neils
tua
Aram,
minimal
gangguan
Peneliti-peneliti
satu
keluarganya
yang
berpengaruh
pada
Pine,
Tallal,
keturunan
ini
mungkin
Tomblin
bertanggung
jawab
terhadap
permintaan cara persalinan ternyata
faktor-faktor
genetik.
Mungkin
termasuk faktor risiko gangguan
berapa banyak
perkembangan bicara pada anak.
transmisi intergenerasi gangguan-
Sedangkan menurut Paul, Rice,
gangguan
bahasa
Tomblin
disebabkan
oleh
dukungan
lingkungan
tidak diketahui
tersebut
hal
dan
Tomblin
terhadap
rendah termasuk salah satu faktor
lingkungan
yang
penting
menyangkut hasil perkembangan
seorang anak. Beberapa anak yang
datang dari keluarga yang tidak
stabil dan kurangnya perhatian,
perawatan,
faktor
menunjukkan pendidikan ibu yang
risiko
merupakan
Hardy
kurangnya
bahasa.
Kondisi
dan
Tomblin,
dan
kurang
gangguan
bahasa
terjadi pada anak.
tunggal
Orang tua
menurut
Goldberg,
yang
Andrews,
Wellen,
Goldberg
McLaughlin dan Miller Moore juga
merupakan faktor risiko yang harus
diperhitungkan.
Menurut
Sameroff
dan
memadainya kebutuhan nutrisi dan
Barocas, tersusunnya model risiko
perawatan
perkembangan
kesehatan,
dapat
dapat
digunakan
membentuk level stress lingkungan
untuk memprediksi dengan lebih
yang
akurat,
merugikan
perkembangan
bahasa.
Risiko
bagi
dengan
mengkombinasi
anak
termasuk
satu atau lebih faktor-faktor risiko
dari
problem-
tersebut adalah efek komulatif dari
problem bahasa juga dikaitkan
dengan faktor sosioekonomi dan
rendahnya status ekonomi.
risiko yang multipel.
Dalam
suatu
penelitian
menunjukkan
dari
beberapa
model
Sameroff
faktor
5
risiko
sosial
diantaranya
dan
keluarga
pada bayi yang lebih dipengaruhi
adalah:
masalah-
oleh status sosioekonomi yang
masalah kesehatan mental ibu,
rendah
kecemasan ibu, sikap otoriter ibu
Amerika. Hooper mengidentifikasi
dalam mengasuh anak, hubungan
satu perangkat dari 10 faktor-faktor
ibu-anak yang buruk, pendidikan
risiko
ibu yang kurang dari menengah
berdasarkan pada model risiko dari
atas, orang tua yang kurang atau
Sameroff
tidak memiliki ketrampilan dalam
kemiskinan, pendidikan ibu kurang
pekerjaan, status etnik minoritas,
dari
tidak ada bapak, beberapa tekanan
ukuran keluarga yang besar, ibu
kehidupan tahun terdahulu, dan
yang tidak menikah, hidup yang
ukuran keluarga yang besar.
Dilaporkan bahwa semua
penuh tekanan, dampak dari ibu
faktor tersebut adalah rangkaian
individu yang berkaitan dengan
nilai IQ anak-anak pada usia 4
pada
populasi
sosial
dan
Afrika
keluarga
berupa
sekolah
status
menengah
atas,
yang depresi, interaksi ibu-anak
yang
buruk,
IQ
ibu,
kualitas
lingkungan rumah, dan kualitas
tahun dan sebagian besar mayoritas
perawatan sehari-hari.
Seluruh faktor risiko sosial
masih berhubungan dengan IQ
dan keluarga dimasukkan ke dalam
pada usia 13 tahun. Selain itu,
studi, saat bayi berusia 6 sampai 12
jumlah faktor risiko sebagaimana
bulan. Peneliti-peneliti menemukan
didefinisikan oleh risiko kumulatif
bahwa 9 dari 10 faktor-faktor
dalam, adalah prediktor kuat IQ
risiko (tekanan hidup merupakan
pada usia 4 tahun dengan 58% dan
pengecualian)
pada umur 13 dengan varians 61%.
Sebuah penelitian yang
keberhasilan kognisi dan bahasa
dilakukan oleh Hooper, Burchinal,
Roberts, Zeisel dan Neebe juga
menyajikan
fakta-fakta
menggunakan
komulatif
model
untuk
yang
risiko
memprediksi
kemampuan kognitif dan bahasa
terkait
dengan
pada bayi. Komulatif indeks risiko
dihubungkan dengan pengukuran
bahasa dengan varians sekitar 12%
sampai
17%
tetapi
pengukuran kognisi.
Evans
dan
menyajikan
fakta-fakta
bukan
English
bahwa
6
anak-anak
dengan
berpenghasilan
faktor-faktor
orang
rendah
risiko
tua
disfungsi kognitif, prilaku, atau
terpapar
sosial akan meningkat.
Sampai saat ini penelitian-
lingkungan
dalam jumlah yang lebih besar
daripada
yang
berpenghasilan
menengah.
Mereka
memperkenalkan
stress
tiga
psikososial
penyebab
(kekerasan,
pertengkaran keluarga, perpisahan
anak dengan keluarga) dan tiga
penyebab stress fisik (kekacauan,
kegaduhan, kualitas rumah yang
rendah) merupakan faktor risiko
yang
memberikan
negatif.
Dalam
pengaruh
penelitiannya
tentang lingkungan yang miskin,
mereka menemukan hanya 20%
anak-anak
yang
hidup
dalam
keluarga dengan penghasilan yang
rendah
tidak
terpapar
satupun
faktor risiko. Sebaliknya, 61%
keluarga
dengan
penghasilan
menengah tidak terpapar faktor
risiko. Temuan ini menyatakan
bahwa mayoritas anak-anak dari
keluarga
berpenghasilan
rendah
terpapar lebih banyak masalah
kemelaratan daripada kelompok
berpenghasilan
menengah
dan
penelitian
terus
mempelajari
tentang perbedaan perkembangan
bahasa anak yang diambil dari
budaya
dan
latar-belakang
sosioekonomi yang berbeda dan
pengaruh
dari
perbedaan-
perbedaan ini terhadap pencapaian
akademik selanjutnya.
Robertson membandingkan
kemampuan fonologi anak TK dari
keluarga
dengan
kemampuan
bahasa tinggi dan rendah dan
menemukan bahwa anak-anak dari
kemampuan bahasa rendah secara
signifikan
lebih
buruk
rangkaian
pengukuran
pada
kognisi,
linguistik, pra-baca. Dua tahun
pemantauan terlihat bahwa anakanak ini tidak mengejar anak-anak
dari keluarga kemampuan bahasa
baik.
Burt, Holm, and Dodd juga
menemukan
prestasi
hubungan
antara
buruk
dengan
yang
kemampuan bahasa yang rendah
dengan menilai prestasi anak-anak
pada
fonologi.
beberapa
Suatu
tugas-tugas
usaha
untuk
7
menjelaskan
keterkaitan
antara
kelemahan dan kegagalan sekolah.
Hart
and
Risley
mempelajari
perbedaan
antara
kualitas bahasa ditujukan pada
anak-anak dengan latar belakang
kemampuan bahasa yang berbeda
pada 21/2 tahun pertama kehidupan
mereka.
Mereka
identitasnya
sebagai laki-laki.
Anak laki-laki berambut pendek
dan anak perempua berambut
panjang, anak laki-laki pakai
celana anak perempuan pakai
rok, namun dengan paksaan
orang
tua
dia
harus
memanjangkan rambutnya.
melaporkan
latar
Setelah di Tanya ke
belakang kemampuan bahasa yang
orang tuanya, ternyata papanya
rendah berada dalam kelemahan
memanjangkan rambut anaknya
karena orang tua mereka atau
karena ingin anak perempuan,
pengasuh sangat jarang mengajak
jadi rambutnya di panjangkan,
berbicara;
mereka
padahal anak tersebut tidak
miskin perbendaharaan kata dan
ingin rambutnya dipanjangkan,
kemampuan komunikasi dibanding
itulah salah satu factor yang
kelompok
kemampuan
membuat anak tersebut tidak
bahasa yang lebih tinggi.
5. Analisis gangguan bahasa dan
percaya diri dan akibat dari
psikososial pada anak dilihat
malu/malas melakukan kegiatan
dari factor lingkungan
a. Perkembangan Psikososial
apapun,
bahwa
anak-anak
dari
akibatnya
dengan
Dalam kegiatan senam
ia
menunjukkan
ketidak
tidak
percaya
dan
dirinya,
lebih
suka
memperhatikan saja.
b. Perkembangan Bahasa
minattannya, begitupun dalam
Dalam kegiatan apapun
kegiatan yang lainnya, dia lebih
di sekolah anak tersebut sangat
suka memperhatikan anak yang
jarang
lainnya dari pada ikut bermain.
suara, apabila sudah di Tanya
Dalam
gender,
ia
perkembangan
telah
memahami
sekali
berulang-ulang
tersebut
mau
mengeluarkan
baru
anak
mengeluarkan
suara.
8
Dari hasil percakapan
anak tersebut sendiri dia merasa
dengan wali murid, pendidik
malu
mendapatkan informasi bahwa
panjangnya.
anak tersebut tidak seperti itu di
rumah, ketika di rumah anak
tersebut berbicara selayaknya
6. Kesimpulan
a. Bagi Guru
Adanya
setiap
hasil
observasi
yang dilakukan selama
ini di
sekolah, pendidik mendapatkan
factor yang mungkin menjadi
penghambat
anak
tersebut
rambut
Taman
Kanak-
bukti
bahwa
Kanak
anak seusianya.
Dari
dengan
gangguan
psikososial
dan bahasa anak itu harus kita
observasi dari mana awalnya,
tidak bisa hanya diterka-terka
gangguan pada anak apabila
tidak dilakukan observasi.
berbicara, yaitu Karena kurang
percaya diri dengan kondisi
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
rambutnya yang panjang, dia
Bagi
peneliti
merasa berbeda dengan teman
selanjutnya hendaknya dapat
laki-laki lainnya, sehingga dia
memberikan penanganan yang
malas
semua
lebih bagus dan mendapatkan
ketika
cara/tekhnik yang lebih bagus
melakukan
kegiatan.
ini
terlihat
ditanya anak tersebut apakah
untuk
ingin memotong rambutnya?
bahsa dan psikososial pada
dengan
anak usia dini.
semangat
menjawab
anak tersebut “iya, tapi tidak
boleh
sama
keinginan
papa”,
jadi
memanjangkan
mengatasi
gangguan
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, H.E.(2014). Manajemen
PAUD.
Bandung:
Remaja
rambut itu bukan dari diri anak
tersebut,
tapi
paksaan
papanya,
sehingga
Rosdakarya,
William.
dari Crain
membuat
Perkembangan:
anak tersebut tidak percaya diri
Aplikasi.
di sekolah, sebenarnya dari diri
Pelajar.
(2007).
Konsep
Yogyakarta:
Teori
dan
Pustaka
9
Tina L. Stanton-Chapman, Derek A.
Chapman, Ann P. Kaiser, Terry B.
Mudzakir,
Raja
Grafindo
Persada:Jakarta.
Hancock. (2004). Cumulative Risk
and
Low-Income
Children’s
Language Development. Topics in
Early
Childhood
Special
Education, Vol. 24
Adams, C. D., Hillman, N., & Gaydos,
G. R. 1994. Behavioral difficulties
in toddlers: Impact of sociocultural
and biological risk factors. Journal
of Clinical Child Psychology.
Duncan, G., Klebanov, P., & BrooksGunn, J. (1994). Economic deprivation
and
early
childhood
development. Child Development,
65, 296–318.
Fazio, B. B., Naremore, R. C., &
Connell, P. J. (1996). Tracking
children from poverty at-risk for
specific language impairment: A 3year longitudinal study. Journal of
Speech and Hearing Research
Halpern, R. (2000). Early childhood
intervention for low-income children and families. In J. P. Shonkoff
& S. J. Meisels (Eds.), Handbook
of early childhood intervention.
Cambridge, England: Cambridge
University Press.
Yin, Robert K. (2005). Studi Kasus,
Desain dan Metode, Penerjemah
10
DI LIHAT DARI LINGKUNGAN SOSIALNYA
Aristia Dewi
Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Universitas Negeri Padang
aristyadewi91@gmail.com
Abstrak
Terkait dengan perkembangan psikososial, anak-anak praoperasional akan mengalami situasi
krisis dalam dirinya, yakni krisis antara timbulnya inisiatif berhadapan dengan rasa bersalah.
Lalu Mendengar, melihat, dan meniru orang dewasa disekitar mereka merupakan cara anak
usia dini untuk mengembangkan kemampuan bahasanya. Perkembangan bahasa juga
dinyatakan akan berkembang sesuai atau sejalan dengan perkembangan biologisnya. Gangguan
bahasa pada anak usia dini terjadi melalui beberapa factor, yaitu: Lingkungan sosial dan
emosional anak, Sistem masukan / input, Sistem pusat bicara dan bahasa dan Sistem produksi.
Perkembangan psikososial adalah perkembangan yang berkaitan dengan aspek-aspek
psikologis seperti emosi, motivasi, dan perkembangan pribadi, serta perubahan dalam
bagaimana individu berhubungan dengan orang lain. Diantara factor-faktor yang
mempengaruhi gangguan bahasa dan psikososial pada anak, lingkungan social dan emosial
anak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap gangguan bahasa anak, dibandingkan
pengaruh yang lainnya. lingkungan social dan emosional anak yang lebih sering menyebabkan
gangguan bahasa dan kesulitan bicara pada anak.
Kata kunci: gangguan bahasa, anak usia dini, lingkungan social
1. Pendahuluan
baik pada aspek jasmani maupun
Anak usia dini merupakan individu
rohaninya
dalam
seumur
proses
pertumbuhan
dan
yang
hidup,
berlangsung
bertahap,
dan
perkembangan yang pesat. Dalam
berkesinambungan
perkembangan kecerdasan anak usia
H.E. 2014)
dini pada rentang usia ini merupakan
Aspek-aspek perkembangan yang
suaru
perlu
yang
dibanding
sangat
usia-usia
karena
berharga
selanjutnya
perkembangan
dikembangkan
meliputi perkembangan fisik,
perkembangan
Usia
perkembangan
merupakan
fase
dan
ditingkatkan pada anak usia dini.
kecerdasannya sangat luar biasa.
tersebut
(Mulyasa,
kognitif,
bahasa,
dan
kehidupan yang unik, dan berada
perkembangan sosial-emosional
pada masa proses perubahan berupa
(Yelon dan Weinstein 1977)
pertumbuhan,
perkembangan,
pematangan dan penyempurnaan,
2.
Gangguan Bahasa Pada Anak Usia Dini
1
Pengertian
bahasa
menurut
anak. Keterlambatan bicara adalah
(Depdiknas, 2005:3) Bahasa pada
keluhan
hakekatnya adalah ucapan pikiran
dicemaskan dan dikeluhkan orang
dan perasaan manusia secara teratur
tua
yang menggunakan bunyi sebagai
diperhatikan perkembangan bahasa
alatnya.
besar
anak balita (bayi sampai dengan
Bahasa Indonesia (Hasan Alwi,
lima tahun) kemungkinan akan
2002:88)
ditemukan
Menurut
bahasa
kamus
berarti
sistem
utama
kepada
yang
dokter.
sering
Kalau
bermacam-macam
lambang bunyi yang arbitrer yang
kelainan. Kelainan yang dimaksud
digunakan
bukanlah
oleh
masyarakat
anggota
untuk
suatu
kelainan
dalam
cara
bekerjasama,
pengucapan (tekanan kata atau
berinteraksi, dan mengidentifikasi
intonasi kalimat) tetapi kelainan
diri dalam bentuk percakapan atau
yang menyangkut kesulitan, atau
perkataan yang baik. Harun Rasyid
bahkan
Mansyur & Suratno (2009: 126)
berbicara itu sendiri.
mengemukakan bahasa merupakan
struktur dan makna yang bebas dari
3.
kelambatan
dalam
Gangguan Psikososial Anak Usia Dini
Menurut
Ericson
tahap
penggunanya, sebagai tanda yang
psikososial yang menandai masa
Menyimpulkan suatu tujuan.
awal anak-anak adalah prakarsa
Berdasarkan dari ketiga pengertian
(initiative) dan rasa bersalah (guilt).
bahasa
dapat
Pada masa ini anak-anak yakin
disimpulkan bahwa bahasa adalah
bahwa mereka adalah diri mereka
sistem yang teratur berupa lambang
sendiri; yang selama masa awal
bunyi
anak-anak,
di
yang
atas
maka
digunakan
mengekspresikan
perasaan
untuk
dan
pikiran.
harus
menemukan menjadi apa mereka
kelak. Mereka mengidentifikasikan
Gangguan
bahasa
mereka
merupakan
bicara
salah
dan
satu
penyebab gangguan perkembangan
yang paling sering ditemukan pada
diri secara intensif dengan orang tua
mereka, yang hampir sepanjang
waktu tampak sangat kuat dan
cantik dimata mereka, walaupun
seringkali tidak masuk akal, tidak
2
menyenangkan dan bahkan kadang-
perhatian orang tua yang berlebihan
kadang berbahaya. Selama masa
pada saat anak mulai belajar bicara,
awal
anak-anak
tekanan emosi pada usia yang
keterampilan-
sangat muda sekali, dan dapat juga
anak-anak,
menggunakan
keterampilan perseptual, motorik,
sebagai
kognitif dan bahasa mereka untuk
konflik dan rasa takut.
Lingkungan
melakukan sesuatu.
suatu
respon
mempengaruhi
Perkembangan
adalah
psikososial
perkembangan
berkaitan
dengan
proses
belajar
yang
keluarga profesional akan belajar
aspek-aspek
kata-kata tiga kali lebih banyak
dalam
dan perkembangan pribadi, serta
anak
perubahan
keluarga
bagaimana
seminggu
yang
dibandingkan
dibesarkan
dengan
dalam
kemampuan
individu berhubungan dengan orang
verbal
lain. Terkait dengan perkembangan
anak-anak
Stanton-Chapman. 2004)
Studi lain juga melaporkan
mengalami
ibu dengan tingkat pendidikan
situasi krisis dalam dirinya, yakni
rendah merupakan faktor risiko
krisis
keterlambatan
psikososial
ini,
praoperasional
akan
antara
timbulnya
inisiatif
berhadapan dengan rasa bersalah
4.
verbal
bahasa anak. Anak di lingkungan
psikologis seperti emosi, motivasi,
dalam
terhadap
lebih
anaknya.
Chouhury
rendah.(Tina
bahasa
dan
L.
pada
beberapa
Gangguan Bahasa Pada Anak Usia Dini
peneliti lainnya mengungkapkan
dilihat dari lingkungan sosialnya
bahwa jumlah anak dalam keluarga
Interaksi
antar
merupakan
dasar
komunikasi
dan
personal
dari
semua
perkembangan
bahasa. Lingkungan yang tidak
mendukung
akan
menyebabkan
gangguan bicara dan bahasa pada
anak,
termasuk
lingkungan
keluarga. Misalnya, gagap dapat
mempengaruhi
perkembangan
bahasa seorang anak, berhubugan
dengan
intensitas
komunikasi
antara orang tua dan anak. (Adams,
C. D., Hillman, N., & Gaydos,
1994)
Menurut Gore Eckenrode,
McLoyd, McLoyd Wilson, masalah
disebabkan oleh kekhawatiran dan
3
kemiskinan
penyebab
dapat
menjadi
meningkatnya
risiko
termasuk gangguan perkembangan
anak
tersebut
adalah
specific
berbagai masalah dalam rumah
language impairment (SLI). Hal ini
tangga.
Kemiskinan
secara
telah dilaporkan oleh Spitz dan
signifikan
mempertinggi
risiko
Tallal Flax, mereka menjelaskan
kesehatan
secara umum tentang pencapaian
seperti asma, malnutrisi, gangguan
yang buruk dalam berbahasa pada
kesehatan mental kurang perhatian
anak
dan ketidak-teraturan perawatan
memiliki
dari
intelegensi nonverbal yang normal.
terpaparnya
masalah
orang
tua,
perkembangan
defisit
dalam
kognisi
dan
pencapaian keberhasilan. (Duncan,
G., Klebanov, P., & Brooks-Gunn,
J. 1994).
Beberapa penelitian yang
meskipun
sebagian
besar
menyatakan
bahwa
Gunn, Liaw
berisiko
menjelaskan
pendengaran
dan
Rice,
Spitz O’Brien dan Siegel Tomblin,
anak-anak
McLoyd
tersebut
(Halpern, R. 2000).
menurut Resnick,
dilaporkan Attar Guerra, BrooksBrooks-Gunn dan
anak
dari
literatur
meskipun
NICU
mengalami
lebih
kesulitan
bahwa
kognisi seperti retardasi mental dan
keluarga yang bermasalah, terpapar
gangguan belajar, mereka tidak
lebih besar faktor-faktor risiko
memiliki risiko yang meningkat
daripada
tidak
untuk masalah spesifik bahasa,
tingkat
khususnya saat angka penilaian
keluarga
berada
yang
dibawah
kemiskinan, dan konsekuensi dari
disesuaikan
faktor-faktor risiko ini dapat lebih
prematuritasnya.
Beberapa penelitian yang
berat pada anak dalam keluarga ini.
(Fazio, B. B., Naremore, R. C., &
karena
dilakukan Beitchman, Hood Inglis,
Spitz, Tallal Ross, Tomblin telah
Connell, P. J. 1996)
Anak
yang
terpapar
memperlihatkan bahwa gangguan
berbagai faktor risiko, memiliki
bahasa
risiko
kecenderungan
mengalami
perkembangan
meningkat.
gangguan
yang
Salah
semakin
satu
yang
keluarga
umumnya
berkisar
memiliki
dalam
antara
suatu
40%
hingga 70%. Hampir separuh dari
4
keluarga
yang
mengalami
anak-anaknya
lain
bahasa,
mendiskusikan beberapa variabel-
dari
anggota
variabel lingkungan yang tampak
memiliki
problem
lebih dapat diprediksi. Seperti yang
bahasa. Dengan demikian orang
dilaporkan Hoff-Ginsberg, Neils
tua
Aram,
minimal
gangguan
Peneliti-peneliti
satu
keluarganya
yang
berpengaruh
pada
Pine,
Tallal,
keturunan
ini
mungkin
Tomblin
bertanggung
jawab
terhadap
permintaan cara persalinan ternyata
faktor-faktor
genetik.
Mungkin
termasuk faktor risiko gangguan
berapa banyak
perkembangan bicara pada anak.
transmisi intergenerasi gangguan-
Sedangkan menurut Paul, Rice,
gangguan
bahasa
Tomblin
disebabkan
oleh
dukungan
lingkungan
tidak diketahui
tersebut
hal
dan
Tomblin
terhadap
rendah termasuk salah satu faktor
lingkungan
yang
penting
menyangkut hasil perkembangan
seorang anak. Beberapa anak yang
datang dari keluarga yang tidak
stabil dan kurangnya perhatian,
perawatan,
faktor
menunjukkan pendidikan ibu yang
risiko
merupakan
Hardy
kurangnya
bahasa.
Kondisi
dan
Tomblin,
dan
kurang
gangguan
bahasa
terjadi pada anak.
tunggal
Orang tua
menurut
Goldberg,
yang
Andrews,
Wellen,
Goldberg
McLaughlin dan Miller Moore juga
merupakan faktor risiko yang harus
diperhitungkan.
Menurut
Sameroff
dan
memadainya kebutuhan nutrisi dan
Barocas, tersusunnya model risiko
perawatan
perkembangan
kesehatan,
dapat
dapat
digunakan
membentuk level stress lingkungan
untuk memprediksi dengan lebih
yang
akurat,
merugikan
perkembangan
bahasa.
Risiko
bagi
dengan
mengkombinasi
anak
termasuk
satu atau lebih faktor-faktor risiko
dari
problem-
tersebut adalah efek komulatif dari
problem bahasa juga dikaitkan
dengan faktor sosioekonomi dan
rendahnya status ekonomi.
risiko yang multipel.
Dalam
suatu
penelitian
menunjukkan
dari
beberapa
model
Sameroff
faktor
5
risiko
sosial
diantaranya
dan
keluarga
pada bayi yang lebih dipengaruhi
adalah:
masalah-
oleh status sosioekonomi yang
masalah kesehatan mental ibu,
rendah
kecemasan ibu, sikap otoriter ibu
Amerika. Hooper mengidentifikasi
dalam mengasuh anak, hubungan
satu perangkat dari 10 faktor-faktor
ibu-anak yang buruk, pendidikan
risiko
ibu yang kurang dari menengah
berdasarkan pada model risiko dari
atas, orang tua yang kurang atau
Sameroff
tidak memiliki ketrampilan dalam
kemiskinan, pendidikan ibu kurang
pekerjaan, status etnik minoritas,
dari
tidak ada bapak, beberapa tekanan
ukuran keluarga yang besar, ibu
kehidupan tahun terdahulu, dan
yang tidak menikah, hidup yang
ukuran keluarga yang besar.
Dilaporkan bahwa semua
penuh tekanan, dampak dari ibu
faktor tersebut adalah rangkaian
individu yang berkaitan dengan
nilai IQ anak-anak pada usia 4
pada
populasi
sosial
dan
Afrika
keluarga
berupa
sekolah
status
menengah
atas,
yang depresi, interaksi ibu-anak
yang
buruk,
IQ
ibu,
kualitas
lingkungan rumah, dan kualitas
tahun dan sebagian besar mayoritas
perawatan sehari-hari.
Seluruh faktor risiko sosial
masih berhubungan dengan IQ
dan keluarga dimasukkan ke dalam
pada usia 13 tahun. Selain itu,
studi, saat bayi berusia 6 sampai 12
jumlah faktor risiko sebagaimana
bulan. Peneliti-peneliti menemukan
didefinisikan oleh risiko kumulatif
bahwa 9 dari 10 faktor-faktor
dalam, adalah prediktor kuat IQ
risiko (tekanan hidup merupakan
pada usia 4 tahun dengan 58% dan
pengecualian)
pada umur 13 dengan varians 61%.
Sebuah penelitian yang
keberhasilan kognisi dan bahasa
dilakukan oleh Hooper, Burchinal,
Roberts, Zeisel dan Neebe juga
menyajikan
fakta-fakta
menggunakan
komulatif
model
untuk
yang
risiko
memprediksi
kemampuan kognitif dan bahasa
terkait
dengan
pada bayi. Komulatif indeks risiko
dihubungkan dengan pengukuran
bahasa dengan varians sekitar 12%
sampai
17%
tetapi
pengukuran kognisi.
Evans
dan
menyajikan
fakta-fakta
bukan
English
bahwa
6
anak-anak
dengan
berpenghasilan
faktor-faktor
orang
rendah
risiko
tua
disfungsi kognitif, prilaku, atau
terpapar
sosial akan meningkat.
Sampai saat ini penelitian-
lingkungan
dalam jumlah yang lebih besar
daripada
yang
berpenghasilan
menengah.
Mereka
memperkenalkan
stress
tiga
psikososial
penyebab
(kekerasan,
pertengkaran keluarga, perpisahan
anak dengan keluarga) dan tiga
penyebab stress fisik (kekacauan,
kegaduhan, kualitas rumah yang
rendah) merupakan faktor risiko
yang
memberikan
negatif.
Dalam
pengaruh
penelitiannya
tentang lingkungan yang miskin,
mereka menemukan hanya 20%
anak-anak
yang
hidup
dalam
keluarga dengan penghasilan yang
rendah
tidak
terpapar
satupun
faktor risiko. Sebaliknya, 61%
keluarga
dengan
penghasilan
menengah tidak terpapar faktor
risiko. Temuan ini menyatakan
bahwa mayoritas anak-anak dari
keluarga
berpenghasilan
rendah
terpapar lebih banyak masalah
kemelaratan daripada kelompok
berpenghasilan
menengah
dan
penelitian
terus
mempelajari
tentang perbedaan perkembangan
bahasa anak yang diambil dari
budaya
dan
latar-belakang
sosioekonomi yang berbeda dan
pengaruh
dari
perbedaan-
perbedaan ini terhadap pencapaian
akademik selanjutnya.
Robertson membandingkan
kemampuan fonologi anak TK dari
keluarga
dengan
kemampuan
bahasa tinggi dan rendah dan
menemukan bahwa anak-anak dari
kemampuan bahasa rendah secara
signifikan
lebih
buruk
rangkaian
pengukuran
pada
kognisi,
linguistik, pra-baca. Dua tahun
pemantauan terlihat bahwa anakanak ini tidak mengejar anak-anak
dari keluarga kemampuan bahasa
baik.
Burt, Holm, and Dodd juga
menemukan
prestasi
hubungan
antara
buruk
dengan
yang
kemampuan bahasa yang rendah
dengan menilai prestasi anak-anak
pada
fonologi.
beberapa
Suatu
tugas-tugas
usaha
untuk
7
menjelaskan
keterkaitan
antara
kelemahan dan kegagalan sekolah.
Hart
and
Risley
mempelajari
perbedaan
antara
kualitas bahasa ditujukan pada
anak-anak dengan latar belakang
kemampuan bahasa yang berbeda
pada 21/2 tahun pertama kehidupan
mereka.
Mereka
identitasnya
sebagai laki-laki.
Anak laki-laki berambut pendek
dan anak perempua berambut
panjang, anak laki-laki pakai
celana anak perempuan pakai
rok, namun dengan paksaan
orang
tua
dia
harus
memanjangkan rambutnya.
melaporkan
latar
Setelah di Tanya ke
belakang kemampuan bahasa yang
orang tuanya, ternyata papanya
rendah berada dalam kelemahan
memanjangkan rambut anaknya
karena orang tua mereka atau
karena ingin anak perempuan,
pengasuh sangat jarang mengajak
jadi rambutnya di panjangkan,
berbicara;
mereka
padahal anak tersebut tidak
miskin perbendaharaan kata dan
ingin rambutnya dipanjangkan,
kemampuan komunikasi dibanding
itulah salah satu factor yang
kelompok
kemampuan
membuat anak tersebut tidak
bahasa yang lebih tinggi.
5. Analisis gangguan bahasa dan
percaya diri dan akibat dari
psikososial pada anak dilihat
malu/malas melakukan kegiatan
dari factor lingkungan
a. Perkembangan Psikososial
apapun,
bahwa
anak-anak
dari
akibatnya
dengan
Dalam kegiatan senam
ia
menunjukkan
ketidak
tidak
percaya
dan
dirinya,
lebih
suka
memperhatikan saja.
b. Perkembangan Bahasa
minattannya, begitupun dalam
Dalam kegiatan apapun
kegiatan yang lainnya, dia lebih
di sekolah anak tersebut sangat
suka memperhatikan anak yang
jarang
lainnya dari pada ikut bermain.
suara, apabila sudah di Tanya
Dalam
gender,
ia
perkembangan
telah
memahami
sekali
berulang-ulang
tersebut
mau
mengeluarkan
baru
anak
mengeluarkan
suara.
8
Dari hasil percakapan
anak tersebut sendiri dia merasa
dengan wali murid, pendidik
malu
mendapatkan informasi bahwa
panjangnya.
anak tersebut tidak seperti itu di
rumah, ketika di rumah anak
tersebut berbicara selayaknya
6. Kesimpulan
a. Bagi Guru
Adanya
setiap
hasil
observasi
yang dilakukan selama
ini di
sekolah, pendidik mendapatkan
factor yang mungkin menjadi
penghambat
anak
tersebut
rambut
Taman
Kanak-
bukti
bahwa
Kanak
anak seusianya.
Dari
dengan
gangguan
psikososial
dan bahasa anak itu harus kita
observasi dari mana awalnya,
tidak bisa hanya diterka-terka
gangguan pada anak apabila
tidak dilakukan observasi.
berbicara, yaitu Karena kurang
percaya diri dengan kondisi
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
rambutnya yang panjang, dia
Bagi
peneliti
merasa berbeda dengan teman
selanjutnya hendaknya dapat
laki-laki lainnya, sehingga dia
memberikan penanganan yang
malas
semua
lebih bagus dan mendapatkan
ketika
cara/tekhnik yang lebih bagus
melakukan
kegiatan.
ini
terlihat
ditanya anak tersebut apakah
untuk
ingin memotong rambutnya?
bahsa dan psikososial pada
dengan
anak usia dini.
semangat
menjawab
anak tersebut “iya, tapi tidak
boleh
sama
keinginan
papa”,
jadi
memanjangkan
mengatasi
gangguan
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, H.E.(2014). Manajemen
PAUD.
Bandung:
Remaja
rambut itu bukan dari diri anak
tersebut,
tapi
paksaan
papanya,
sehingga
Rosdakarya,
William.
dari Crain
membuat
Perkembangan:
anak tersebut tidak percaya diri
Aplikasi.
di sekolah, sebenarnya dari diri
Pelajar.
(2007).
Konsep
Yogyakarta:
Teori
dan
Pustaka
9
Tina L. Stanton-Chapman, Derek A.
Chapman, Ann P. Kaiser, Terry B.
Mudzakir,
Raja
Grafindo
Persada:Jakarta.
Hancock. (2004). Cumulative Risk
and
Low-Income
Children’s
Language Development. Topics in
Early
Childhood
Special
Education, Vol. 24
Adams, C. D., Hillman, N., & Gaydos,
G. R. 1994. Behavioral difficulties
in toddlers: Impact of sociocultural
and biological risk factors. Journal
of Clinical Child Psychology.
Duncan, G., Klebanov, P., & BrooksGunn, J. (1994). Economic deprivation
and
early
childhood
development. Child Development,
65, 296–318.
Fazio, B. B., Naremore, R. C., &
Connell, P. J. (1996). Tracking
children from poverty at-risk for
specific language impairment: A 3year longitudinal study. Journal of
Speech and Hearing Research
Halpern, R. (2000). Early childhood
intervention for low-income children and families. In J. P. Shonkoff
& S. J. Meisels (Eds.), Handbook
of early childhood intervention.
Cambridge, England: Cambridge
University Press.
Yin, Robert K. (2005). Studi Kasus,
Desain dan Metode, Penerjemah
10