UPAYA SMK BIDANG STUDI BISNIS MANAJEMEN DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN SOFTSKILL DUNIA INDUSTRI | Kusumastuti | Jupe-Jurnal Pendidikan Ekonomi 2564 5785 1 SM

Jupe UNS, Vol. 1, No. 3, Hal 1 s/d 13
Reni Kusumastuti---Upaya SMK Bidang Studi Bisnis ManajemenDalam Memenuhi
Kebutuhan Softskill Dunia Industri.
Juli, 2013 | hal 1
UPAYA SMK BIDANG STUDI BISNIS MANAJEMEN
DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN SOFTSKILL DUNIA INDUSTRI
Reni Kusumastuti, Ngadiman dan Sohidin
Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
kusuma1061@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui kualifikasi softskills lulusan SMK
Bisnis Manajemen yang dibutuhkan oleh industri (2) untuk mengetahui harapan pihak
pengguna lulusan SMK terhadap softskills tenaga kerja lulusan SMK Bisnis Manajemen (3)
untuk mengetahui tanggapan pihak pengguna lulusan SMK terhadap softskills tenaga kerja
lulusan SMK Bisnis Manajemen (4) untuk mengetahui upaya SMK Bisnis Manajemen dalam
memenuhi kebutuhan softskillsduniaindustri. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode deskriptif kualitatif. Sampel penelitian diambil dengan teknik purposive sampling dan
snowball sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara
dan dokumentasi.Teknik validitas yang digunakan adalah triangulasi metode dan sumber.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif. Hasil penelitian ini

menyimpulkan bahwa terdapat 8 kualifikasi softskill yang memang dibutuhkan oleh industri
(DU/DI), yaitu 1) tanggap terhadap kebutuhan lingkungan, 2) kemampuan kerja sama yang
baik, 3) kemampuan berkomunikasi yang baik dengan orang lain, 4) tingkat kreativitas, 5)
semangat kerja, 6) kejujuran, 7) disiplin, serta 8) tanggung jawab yang tinggi. Upaya yang
dilakukanuntuk memenuhi tuntutan industri adalah melakukan sinkronisasi kurikulum dan
melaksanakan pendidikan berkarakter di sekolah
Kata kunci:softskill, lulusan SMK, industri
ABSTRACT
The aims of this research are (1) to know about soft skills qualifications of SMK
business management alumnus needed by industry, (2) to know about users’ expectations of
employers’ soft skills from SMK business management alumnus, (3) to know about users’
response of alumnus SMK towards soft skills of SMK business management alumnus, (4) to
know response from SMK business management towards soft skill demand needed by
industry.Research method used in this research is descriptive qualitative. Informants in this
research are the head of SMK, vice of SMK’s head in curriculum, head of BKK SMK, also
factory HRD. The sampling technique used is purposive sampling and snowball sampling.
Data collecting technique used are observation, interview and documentation. Validity
techniques used in this research are triangulation of method and source. Technique of
analyzing data used is interactive analysis.The results of this research conclude that there are
8 qualifications of soft skill needed by industry (DU/DI), 1) quick response to environment

need, 2) good ability in team work, 3) good communication skill to other people, 4) creativity
level, 5) spirit of work, 6) honesty, 7) discipline, and 8) good responsibility. The efforts are
by synchronizing curriculum with industry (DU/DI) and applying characters education in the
school
Key words: soft skill, SMK alumnus, industry.

Hal 2 | Jupe UNS, Vol. 1, No. 3, Hal 1 s/d 13
PENDAHULUAN
Perkembangan
perusahaan

yang

lingkungan

begitu

cepat

sulit


belajar

disekolah.

lembaga

pendidikan

Sekolah

sebagai

formal

memiliki

dibendung efeknya bagi perusahaan. Oleh

peranan penting dalam penyiapan lulusan


karena itu, perusahaan harus mampu

sebagai tenaga kerja yang siap pakai sesuai

secara

melakukan

dengan bidang dan jenjang pendidikannya.

berbagai

Di samping itu sekolah juga berperan

perubahan tersebur. System, orang dan

dalam mempersiapkan peserta didik untuk

budaya


mampu

berkesinambungan

respon

optimal

menjadi

terhadap

tiga

factor

yang

beradaptasi


dengan

menentukan competitive advantage seperti

lingkungannya. Harapan tersebut ternyata

yang

belum

akan

dibangun

perusahaan.

dapat

terpenuhi


Rekruitmen yang berhasil mendatangkan

mestinya,

orang berkualitas akan menjadi tidak

kepribadian yang dimiliki para lulusan

berguna

ternyata masih lemah dalam menghadapi

bila

perusahaan

system
tidak


yang

dapat

ada

di

menunjang

ketrampilan

dan

tantangan kehidupan yang ada.

peningkatan kinerja yang diharapkan dari
orang tersebut.

tingkat


sebagaiana

Setiap perusahaan menuntut tenaga
kerja yang profesional, yaitu tenaga kerja

Perkembangan ilmu pengetahuan

yang

memiliki

mental

yang

kuat,

dan teknologi serta tuntutan globalisasi


pengetahuan dan ketrampilan yang cukup

secara bersama-sama telah mengakibatkan

untuk terjun dalam dunia kerja. Keadaan

persaingan yang semakin ketat dalam

seperti ini merupakan tantangan dan

penyediaan sumber daya manusia yang ada

tuntutan bagi dunia pendidikan, khususnya

dituntut

meningkatkan

dalam menyiapkan peserta didiknya agar


pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai-

siap berkompetisi dalam memasuki dunia

nilai atau kompetensinya, sehingga setiap

kerja.

orang harus mampu menjadi pembelajar

dilakukan oleh dunia pendidikan agar

sepanjang

tingkat

sumber daya manusia yang memiliki

kompetensi yang tinggi, seseorang akan

kemampuan professional dapat tercipta

memiliki fleksibilitas yang tinggi pula

setelah siswa lulus dari bangku sekolah.

dalam menyikapi perubahan yang ada di

Prasyarat

sekitarnya, termasuk dalam pergaulan,

akselerasi suatu pembangunan apapun

dalam pekerjaan, maupun globalisasi.

adalah peningkatan kualitas sumber daya

untuk

hayat.

terus

Dengan

Berbagai

utama

macam

dalam

usaha

harus

kepentingan

Penyediaan sumber daya manusia

manusia.kualitas sumber daya manusia

yang unggul dapat dimulai sejak seseorang

menyangkut dua aspek, yaitu aspek fisik

Reni Kusumastuti---Upaya SMK Bidang Studi Bisnis ManajemenDalam Memenuhi
Kebutuhan Softskill Dunia Industri |hal 3
(kualitas fisik) dan aspek non fisik

yang dipersiapkan sebagai tenaga kerja

(kualitas non fisik) yang menyangkut

terampil tingkat menengah. Secara rinci

kemampuan

dan

misi penyelenggaraan Sekolah Menengah

Upaya

Kejuruan (SMK) adalah (1) menyiapkan

peningkatan kualitas sumber daya manusia

siswa untuk memasuki lapangan kerja

ini dapat diarahkan pada kedua aspek

serta mengembangkan sikap profesional,

tersebut.

(2)

bekerja,

berpikir,

ketrampilan-ketrampilan

Pendidikan

lain.

merupakan

suatu

menyiapkan

siswa

agar

mampu

memilih karir, mampu berkompetensi, (3)

proses transformasi anak didik agar dapat

menyiapkan

mencapai hal-hal tertentu sebagai akibat

menengah

dari proses pendidikan yang diikutinya.

tenaga kerja saat ini dan masa mendatang

Suatu sistem pendidikan bukan hanya

serta (4) menyiapkan tamatan agar menjadi

terdiri dari lembaga pendidikan (sekolah,

warga

perguruan tinggi), tetapi juga meliputi

berkembang, beradaptasi serta kreatif.

perpustakaan,

(Depdikbud, 1999)

museum,

penerbit,

dan

berbagai agen yang melakukan transmisi
pengetahuan

dan

ketrampilan.

tenaga
untuk

negara

terampil
mengisi

yang

tingkat

kebutuhan

produktif,

siap

Upaya dalam peningkatan kualitas

Secara

sumber daya manusia menjadi suatu

keseluruhan berbagai sasaran pendidikan

tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan,

dilaksanakan

lembaga

khususnya adalah pendidikan pada tingkat

pendidikan dapat diklasifikasikan sebagai

menengah kejuruan. Hal ini dikarenakan

pengetahuan

perubahan

oleh

berbagai

(sasaran

pengembangan

kognitif),

ketrampilan

kemampuan

(sasaran

pembentukan

sikap

Sasaran-sasaran

ekonomi

kemajuan

dan

industri dan kemajuan informasi menuntut

dan

tamatan

pendidikan

kejuruan

sesuai

afektif).

dengan

persyaratan

keahlian,

artinya

hendaknya

mereka

ditempatkan

pada

motorik)
(sasaran

ini

sosial

dapat

diterjemahkan dalam berbagai sasaran

kedudukan sesuai kompetensinya. Untuk

yang dapat diukur secara rinci dan spesifik

mencapai persyaratan keahlian tersebut

tentang apa yang diharapkan dari hasil

maka banyak hal yang harus diperbaiki

belajar mengajar (proses pendidikan),

dalam

demikian juga dengan sasaran motorik dan

Menengah

afektif.

pengembangan kurikulum dan peningkatan
Sekolah

Menengah

penyelenggaraan
Kejuruan

Sekolah
terutama

Kejuruan

sarana prsarana yang dapat menunjang

merupakan subsistem pendidikan formal

kompetensi siswa. Untuk meningkatkan

Hal 2 | Jupe UNS, Vol. 1, No. 3, Hal 1 s/d 13
kualitas atau kemampuan-kemampuan non

adanya

fisik maka upaya pendidikan dan pelatihan

penbelajaran ini diarahkan pada kebutuhan

merupakan hal yang sangat diperlukan.

industry. Seperti kita ketahui bahwa

Upaya inilah yang dimaksud dengan

lulusan SMK dipersiapkan untuk dapat

pengembangan sumber daya manusia.

bekerja

Oleh karena itu, peranan sekolah sebagai

kompetensinya

lembaga pendidikan yaitu mempersiapkan

Pembelajaran produktif harus benar-benar

siswa

mampu

dikuasai oleh siswa agar mereka dapat

berkompetisi di dunia kerja dalam hal

bersaing secara sehat untuk mendapatkan

meningkatkan

pekerjaan.

agar

unggul

dan

wawasan,

pengetahuan,

pembinaan mental dan ketrampilan siswa.

pembelajaran

langsung

Akan

produktif,

sesuai

dengan

masing-masing.

tetapi

selama

ini

pembelajaran produktif belum memuaskan

Dalam pendidikan, berbagai upaya

atau masih belum sesuai dengan harapan.

tentu telah dilakukan pemerintah melalui

Hal tersebut disebabkan oleh berbagai

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan

faktor yang sangat komplek, salah satu

untuk

diantaranya adalah kurikulum.

meningkatkan

kualitas

Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK). Langkah

Sekolah

Menengah

Kejuruan

tersebut

diambil

untuk

menghasilkan

(SMK) merupakan salah satu institusi

lulusan

yang

siap

mendukung

pendidikan yang secara khusus bertujuan

pembangunan nasional terutama untuk

mempersiapkan peserta didik agar siap

mengantisipasi

ilmu

bekerja, baik secara mandiri maupun

pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang

mengisi lowongan pekerjaan yang ada.

sangat

dengan

Sebagaimana dinyatakan dalam Penjelasan

yang

atas UU No. 20 Tahun 2003 Tentang

perkembangan

Sistem Pendidikan Nasional Pasal 15

teknologi dan kondisi yang sebenarnya

bahwa, “pendidikan kejuruan merupakan

terjadi. Unit produksi digunakan sebagai

pendidikan

menengah

tempat para siswa untuk melatih praktek

mempersiapkan

peserta

menerapkan teori yang telah didapatkan di

bekerja dalam bidang tertentu”, maka

dalam

SMK dituntut untuk mampu menghasilkan

perkembangan

pesat.

Salah

pengembangan

unit

disesuaikan

satunya
produksi

dengan

sekolah,

sebelum

mereka

menerapkan ilmunya di dunia kerja.

didik

yang
untuk

lulusan dengan kompetensi standar yang

Pembelajaran yang diterima oleh

diharapkan oleh dunia kerja. Tenaga kerja

siswa SMK berbeda dengan pembelajaran

yang dibutuhkan adalah sumber daya

siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA).

manusia yang memiliki kompetensi sesuai

Salah satu hal yang membedakan adalah

dengan bidang pekerjaannya, memiliki

Reni Kusumastuti---Upaya SMK Bidang Studi Bisnis ManajemenDalam Memenuhi
Kebutuhan Softskill Dunia Industri |hal 3
daya adaptasi dan daya saing tinggi. Atas

dibutuhkan oleh stakeholder, sehingga

dasar itulah penyelenggaraan pendidikan

ketika lulus siswa SMK akan kesulitan

di SMK senantiasa disesuaikan dengan

dalam memperoleh pekerjaan yang sesuai

kondisi dan kebutuhan dunia kerja.

dengan bidangnya. Hal ini terjadi karena

Tidak teridentifikasinya kebutuhan

kurangnya informasi yang diperoleh siswa

dunia kerja oleh SMK akan sangat

SMK

tentang

berpengaruh terhadap daya serap lulusan

sesungguhnya.

SMK di dunia kerja, karena dunia kerja

Sekolah

dunia

kerja

Menengah

yang

Kejuruan

hanya akan mempekerjakan seseorang

bidang keahlian Bisnis Manajemen terdiri

yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja

dari tiga program keahlian, yaitu program

itu

keahlian

sendiri.

Dengan

diharapkan

dapat

kebutuhan

dunia

demikian,

SMK

mengidentifikasi
kerja

serta

akuntansi,

program

keahlian

administrasi perkantoran dan program
keahlian

pemasaran.

Ketiga

program

mengaplikasikan kebutuhan tersebut pada

keahlian tersebut cukup diminati oleh

materi yang diberikan kepada peserta

industri sebagai pengguna tenaga kerja

didiknya.

Untuk

lulusan SMK. Bidang keahlian bisnis

kebutuhan

dunia

mengidentifikasi
diperlukan

manajemen menghasilkan siswa dengan

komunikasi yang lebih jauh antara pihak

kompetensi yang cukup dibutuhkan oleh

SMK dengan dunia kerja.

industri. Lulusan bidang keahlian bisnis

Kompetensi

kerja,

kerja

sangat

dibutuhkan dan penting artinya dalam

manajemen memilki keahlian dasar yang
cukup bila digunakan untuk bekerja.

memperoleh pekerjaan, karena siswa SMK

Dalam mempersiapkan siswa SMK

dituntut untuk mempunyai skill yang

Bisnis Manajemen sebagai tenaga kerja

diperlukan dalam suatu pekerjaan baik

tingkat menengah, kerap ditemui adanya

berupa hardskill maupun softskill. Saat ini

masalah. Direktorat Pendidikan Sekolah

stakeholder lebih cenderung melihat calon

Menengah Kejuruan (Dit. PSMK), (2008)

pekerja dari softskill, tentunya dengan

mkengatakan bahwa permasalah yang

tidak mengesampingkan hardskill yang

dihadapi

merupakan kemampuan yang sifatnya

terdapatnya

keterampilan. Perlu diperhatikan, bahwa

lulusan SMK Bisnis Manajemen dengan

saat ini masih sedikit siswa SMK yang

kebutuhan riil pihak DU/DI, di mana

mempunyai kesiapan kerja dan belum

lulusan SMK masih lemah dalam aspek

mengetahui

softskill.Kesenjangan ini salah satunya

apa

yang

sebenarnya

diantaranya

adalah

kesenjangan

masih

kompetensi

Hal 2 | Jupe UNS, Vol. 1, No. 3, Hal 1 s/d 13
dapat diindikasikan dengan rendahnya

rendahnya daya serap lulusan SMK oleh

daya serap tenaga kerja lulusan SMK

DU/DI. Kemudian menurut Mariah dan

Bisnis

Sugandi (2010), disamping pengetahuan

Manajemen

oleh

DU/DI

(SAKERNAS, 2009). Kondisi tersebut

dan

cenderung

membutuhkan

banyak

mengakibatkan

pengangguran

terjadinya

DU/DI

juga
softskill

kemampuan

SMK.

sebagai kualifikasi seorang calon tenaga

Permasalahan lain yang mungkin dihadapi

kerja. Namun kenyataan yang terjadi

oleh lulusan SMK Bisnis Manajemen

adalah

adalah kurang mampu mengembangkan

mendapatkan

hardskill,

diri dan karirnya ditempat kerja. Mariah

softskill-nya

kurang

dan Sugandi (2010) dalam penelitiannya

Sehingga softskill yang dimiliki lulusan

menyatakan

SMK masih lemah.

bahwa

lulusan

ketrampilan

kualifikasi

calon

tenaga kerja yang dibutuhkan dunia kerja
di

samping

lebih

banyak
sementara

diperhatikan.

Berdasarkan fenomena yang ada,
sebagaimana dideskripsikan dalam latar

ketrampilan juga serangkaian kemampuan

belakang, maka judul penelitian ini adalah

non-teknis yang tidak terlihat wujudnya

sebagai berikut “Upaya SMK Bidang Studi

(intangible) namun sangat diperlukan yang

Bisnis

sebagai

keilmuan

SMK

dan

disebut

syarat

lulusan

softskills.

Softskills

Manajemen

Dalam

Memenuhi

Kebutuhan Softskill Dunia Industri”.

didefinisi sebagai perilaku personal dan
interpersonal yang mengembagkan dan
memaksimalkan kinerja humanis. Selama

METODE PENELITIAN
Penelitian

tentang

upaya

smk

ini peserta didik di SMK lebih banyak

bidang studi bisnis manajemen dalam

mendapatkan hardskills dan lupa terhadap

memenuhi

softskills-nya, sehingga kelemahan lulusan

industri

SMK dalam mengisi peluang kerja pada

penelitian deskriptif kualitatif. Teknik

umumnya adalah masalah personal skills

pengambilan

(dari http://www.dikti.go.id/index.php)

adalah teknik purposive sampling dan

Berdasarkan

pemaparan

diatas

snowball

kebutuhan
ini

softskill

menggunakan

sampel

yang

dunia
metode

digunakan

sampling.Dengan

kerangka

dapat disimpulkan bahwa menurut Dit.

teknik purposive sampling ini, peneliti

PSMK

kompetensi

hanya mengamati kondisi lokasi penelitian

lulusan SMK dengan kebutuhan pihak

yang relevan dengan permasalahan yang

DU/DI. Kesenjangan tersebut dikarenakan

dikaji. Teknik snowball sampling ini

masih lemahnya softskill yang dimiliki

digunakan

oleh lulusan SMK, sehingga mengkibatkan

mengungkap kedalaman data yang digali

ada

kesenjangan

karena

dipandang

mampu

Reni Kusumastuti---Upaya SMK Bidang Studi Bisnis ManajemenDalam Memenuhi
Kebutuhan Softskill Dunia Industri |hal 3
dari

informan

kunci.

Data

yang

dikumpulkan didasarkan atas kebutuhan

digunakan

model

analisis

interaktif

(interactive model of analysis)

dan keperluan penelitian dengan memilih
informan yang dianggap mengetahui dan

PEMBAHASAN

dapat dipercaya menjadi sumber data yang

Hasil

penelitian

oleh

yang

peneliti

telah

mantap dan mengetahui masalah yang

dilakukan

menunjukkan

diteliti secara mendalam.

bahwa sebenarnya lulusan SMK itu sudah

Teknik pengumpulan data yang

memiliki keahlian yang kompeten dalam

digunakan adalah observasi, wawancara

bidang atau jurusan yang mereka pilih.

dan dokumentasi. Teknik validitas yang

Sekolah

digunakan dalam penelitian ini adalah

memang mempersiapkan siswanya untuk

triangulasi

dapat

metode

dan

sumber.

Menengah

bekerja

Kejuruan

setelah

(SMK)

mereka

Trianggulasi sumber digunakan dengan

menyelesaikan studinya, Sehingga mereka

teknik wawancara dengan narasumber

dibekali dengan keahlian-keahlian yang

yang berbeda. Kemudian kesamaan data

sesuai dengan kompetensinya. Kompetensi

dari narasumber dibandingkan satu dengan

yang dimiliki oleh lulusan SMK ini

yang lain dan dapat digunakan untuk

sebenarnya

menarik

harapan

kesimpulan.Sedangkan

sudah

DU/DI

dapat

untuk

memenuhi

tenaga

kerja

trianggulasi metode dalam penelitian ini

setingkat lulusan SMK, namun untuk

digunakan untuk mengumpulkan data yang

masalah softskill masih perlu ditingkatkan

sejenis tetapi teknik pengumpulan data

lagi agar dapat memenuhi harapan DU/DI.

yang digunakan berbeda.
Dalam

Ada

menggunakan

observasi

dan

softskill

yang

data,

dibutuhkan oleh DU/DI. Softskill tersebut

wawancara,

diantaranya adalah 1) Kemampuan untuk

mengumpulkan

peneliti

beberapa

dokumentasi.

ini

tanggap terhadap kebutuhan lingkungan.

dilakukan untuk mendapat informasi yang

Tanggap disini dapat diartikan mengetahu

jelas sesuai dengan tujuan penelitian.

apa yang dibutuhkan lingkungan dan

Teknianalisis

penelitian

segera melakukan tindakan yang memang

kualitatif dilakukan bersamaan dengan

dibutuhkan oleh lingkungan. Sehingga

proses pengumpulan data sampai diperoleh

tanpa menunggu perintah, ketika kita

suatu kesimpulan, sehingga analisis data

mengetahui apa yang dibutuhkan oleh

tersebut dapat mencapai tujuan yang

lingkungan kerja, kita dapat memenuhi

diinginkan.

kebutuhan tersebut. Lingkungan kerja

data

Dalam

dalam

Hal

penelitian

ini

Hal 2 | Jupe UNS, Vol. 1, No. 3, Hal 1 s/d 13
yang dimaksud adalah lingkungan sekitar

belum

dimana kita bekerja bukan saja terhadap

masalah baru yang dihadapi. 5) Tanggung

individunya (atasan, rekan kerja) tetapi

jawab yang tinggi. Tanggung jawab adalah

juga terhadap benda mati. 2) Kemampuan

kesadaran manusia akan tingkah laku atau

kerja sama yang baik. Kerja sama adalah

perbuatan yang disengaja maupun yang

keterlibatan mental dan emosional orang di

tidak di sengaja. Tanggung jawab juga

dalam situasi kelompok yang mendorong

berarti

mereka untuk memberikan kontribusi dan

kesadaran

tanggung jawab dalam mencapai tujuan

jawab ini lebih ditekankan pada tanggung

kelompok.Dasar utama dalam kerja sama

jawab terhadap pekerjaannya. 6) Disiplin.

ini adalah keahlian, di mana masing-

Menurut Suradinata (1996: 150), disiplin

masing orang yang memiliki keahlian

pada dasarnya mencakup pelajaran, patuh,

berbeda, bekerja bersama menjadi satu

taat,

kelompok/tim

menyeleseaikan

ketentuan/peraturan/norma yang berlaku.

sebuah pekerjaan. Kerja sama tersebut

Sedangkan disiplin yang dimaksud di sini

adakalanya harus dilakukan dengan orang

adalah disiplin waktu dan bekerja. Disiplin

yang sama sekali belum dikenal, dan

waktu adalah dapat melakukan sesuatu

begitu berjumpa langsung harus bekerja

secara tepat waktu, tidak ditunda-tunda

bersama dalam sebuah kolempok. Oleh

kecuali

karena itu selain keahlian juga dibutuhkan

ditunda.Dalam

kemampuan penyesuaian diri dalam setiap

disiplin kerja, disiplin merupakan unsur

lingkungan atau bersama segala mitra yang

pengikat, unsur integrasi dan merupakan

dijumpai. 3) Kemampuan berkomunikasi

unsur yang dapat menggairahkan kerja

yang baik. Kemampuan komunikasi yang

bahkan

dimaksud disini adalah kecakapan atau

Semangat kerja yang baik. Siswanto

kesanggupan penyampaian pesan, gagasan,

(2000:35), mendefinisikan semangat kerja

atau pikiran kepada orang lain dengan

sebagai keadaan psikologis seseorang.

tujuan orang lain tersebut memahami apa

Semangat kerja dianggap sebagai keadaan

yang dimaksudkan dengan baik, secara

psikologis yang baik bila semangat kerja

langsung lisan atau tidak langsung. 4)

tersebut menimbulkan kesenangan yang

Kreativitas. Kreativitas yang dimaksud

mendorong

adalah

dengan

dalam

kemampuan

seseorang

untuk

dikenal

ataupun

berbuat

sebagai

akan

jika

giat

perwujudan

kewajiban.

kesetiaan,

dapat

memecahkan

Tanggung

hormat

kepada

benar-benar

harus

hubungannya

dengan

pula

sebaliknya.

seseorang
dan

untuk

konsekuen

7)

bekerja
dalam

menciptakan atau menghasilkan sesuatu

mencapai tujuan yang ditetapkan oleh

yang baru dan asli, yang sebelumnya

perusahaan. 8) Kejujuran.Jujur adalah apa

Reni Kusumastuti---Upaya SMK Bidang Studi Bisnis ManajemenDalam Memenuhi
Kebutuhan Softskill Dunia Industri |hal 3
adanya dan tanpa ada kapalsuan dalam

DU/DI mereka lebih terampil karena pada

suatu tindakan jujur ialah murni dan fakta

dasarnya di sekolah mereka lebih banyak

yang benar -benar terjadi. Apabila dalam

praktek

bekerja kita selalu bertindak jujur, maka

didukung dengan program OJT yang

kita akan dapat mendapatkan kepercayaan

dilaksanakan

dari orang lain dalam hal pekerjaan.

melaksanakan studi. Pelaksanaan program

Dengan demikian akan mempermudah kita

ini sedikit lebih lama daripada program

untuk mencapai kesuksesan.

magang

daripada

yang

teorinya,

selama

apalagi

mereka

dilaksanakan

oleh

Beberapa softskill tersebut sangat

mahasiswa yaitu 2 bulan selama 3 tahun,

dibutuhkan oleh calon tenaga kerja lulusan

sementara mahasiswa D3 maupun S1

SMK dalam bekerja agar mereka dapat

hanya 1 bulan selama 3 atau 4 tahun.

terserap dengan baik oleh DU/DI dan

Program ini membawa dampak

dapat bersaing dalam dunia kerja. Namun

positif bagi siswa SMK, karena dari

saat ini masih ada beberapa softskill yang

program ini mereka sudah dilatih untuk

belum

SMK.

terjun langsung dalam dunia pekerjaan.

Beberapa diantaranya adalah kemampuan

Dengan demikian mereka akan lebih

untuk

kebutuhan

terlatih untuk mengaplikasikan ilmu yang

lingkungan, kemampuan berkomunikasi

mereka terima di sekolah dalam dunia

yang baik serta kemampuan kerjasama

kerja. Hal inilah yang membuat lulusan

yang baik.

SMK

dimiliki

oleh

tanggap

lulusan

terhadap

menjadi

lebih

terampil

dalam

Kinerja yang ditunjukkan oleh para

bekerja. Namun untuk kriteria softskill

lulusan SMK terbukti cukup baik. Mereka

yang dibutuhkan oleh DU/DI, lulusan

bisa mengikuti instruksi yang diberikan

SMK masih kurang. Softskill yang dimiliki

dengan

bisa

oleh lulusan SMK masih lemah sehingga

mengerjakan tugas yang diberikan dengan

belum bisa untuk memenuhi kebutuhan

penuh

hasil

DU/DI. Perlu ada peningkatan softskill

penelitian, pihak DU/DI mengaku tidak

agar mereka dapat terserap oleh DU/DI

menemukan masalah dalam pekerjaan

dengan baik.

baik

sehingga

tanggung

jawab.

mereka

Dari

yang ditimbulkan oleh lulusan SMK ini.

Pihak DU/DI tentunya mempunyai

Dalam segi ketrampilan yang dimiliki,

harapan terhadap para lulusan SMK agar

para lulusan SMK ini cenderung memiliki

kinerja mereka lebih baik lagi. Mereka

ketrampilan yang lebih baik daripada

berharap lulusan SMK akan memiliki

lulusan D3 maupun S1. Menurut pihak

kemampuan softskill yang baik setelah

Hal 2 | Jupe UNS, Vol. 1, No. 3, Hal 1 s/d 13
menyelesaikan studinya, sehingga mereka

DU/DI.

dapat diterima dengan baik oleh DU/DI.

bertujuan untuk mengetahui keinginan

Dari

DU/DI

ataupun harapan DU/DI terhadap siswa

berharap kemandirian dan tanggung jawab

SMK. Setelah melaksanakan sinkronisasi

yang dimiliki oleh lulusan SMK harus

kurikulum

ditingkatkan lagi. Selain dua hal tersebut

menyesuaikan

tingkat kreativitas juga harus lebih baik

diterapkan

lagi,

hanya

memenuhi kebutuhan DU/DI tersebut.

menuruti perintah namun dapat berinovasi

Namun pihak sekolah kurang maksimal

dalam pekerjaan yang mereka laksanakan.

dalam

Pihak DU/DI cenderung lebih memilih

Sinkronisasi yang dilaksanakan dengan

lulusan dengan pengetahuan yang standar

pihak DU/DI kurang maksimal dengan

tapi memiliki kemampuan softskill yang

tidak terpenuhinya kebutuhan DU/DI oleh

tinggi

pihak

hasil

penelitian

sehingga

mereka

daripada

pengetahuan

pihak

tinggi

tidak

lulusan

dengan

namun

memiliki

Sinkronisasi

ini,

di

kurikulum

pihak

kurikulum
sekolah

melaksanakan

SMK.

pembelajaran

sekolah

Dalam
berkarakter

ini

dapat

yang

akan

agar

dapat

program

ini.

melaksanakan
pun

kurang

softskill yang rendah, karena dengan

maksimal. Guru kurang dapat menerapkan

softskill yang tinggi mereka akan dapat

pembelajaran

mengaplikasikan ilmu mereka dengan

pembelajaran secara maksimal.

baik.

Selain

berkarakter

dalam

denganmelaksanakan

Berdasarkan harapan-harapan yang

sinkronisasi kurikulum sekolah juga selalu

telah disampaikan oleh DU/DI mengenai

berusaha untuk meningkatkan fasilitas

kemampuan softskill yang harus dimiliki

belajar yang dapat digunakan siswanya.

oleh lulusan SMK, ternyata pihak SMK

Peningkatan kualitas ini tidak hanya dalam

sendiri memberikan respon yang positif.

sarana dan prasarana saja tetapi juga dalam

Pihak

untuk

hal kualitas SDM atau tenaga pengajarnya.

memenuhi harapan pihak DU/DI tersebut.

Sekolah selalu berusaha meningkatkan

Banyak

dilakukan

kualitas tenaga pengajar agar mereka dapat

sekolah dalam memenuhi harapan-harapan

memberikan pelayanan yang maksimal

DU/DI tersebut. Beberapa diantaranya

kepada

adalah dengan melaksanakan sinkronisasi

diadakan untuk guru agar mereka semakin

kurikulum serta menerapkan pendidikan

terampil dalam memberikan ilmu kepada

karakter dalam setiap mata pelajaran yang

siswanya.

SMK

upaya

selalu

yang

berusaha

telah

siswanya.

Berbagai

pelatihan

diberikan di SMK. Sinkronisasi kurikulum

Dalam lingkungan kerja selain

dilaksanakan antara pihak sekolah dengan

dibutuhkan softskill yang baik juga perlu

Reni Kusumastuti---Upaya SMK Bidang Studi Bisnis ManajemenDalam Memenuhi
Kebutuhan Softskill Dunia Industri |hal 3
diimbangi dengan hardskill yang baik

baik dari pengetahuan yang diberikan di

pula. Kombinasi keduanya dibutuhkan

sekolah, baik itu secara teori maupun

oleh seorang tenaga kerja agar mereka

praktek, tetapi softskill-nya masih lemah.

dapat meraih kesuksesan dalam dunia

Dengan

kerja. Kemampuan hardskill lulusan SMK

dimiliki oleh siswa SMK, mereka sudah

bisa dikatakan sudah baik. Mereka sudah

bisa bersaing dan bisa diserap dengan baik

dibekali pengetahuan yang sesuai dengan

oleh

bidang jurusan mereka masing-masing,

berpendapat bahwa hardskill yang dimiliki

sehingga mereka cukup kompeten dalam

oleh lulusan SMK ini sudah baik, bahkan

bidangnya.

kemampuan

sudah cukup sebagai bekal mereka untuk

hardskill yang umumnya dimiliki oleh

menjadi tenaga terampil tingkat menengah.

lulusan SMK adalah: 1) Lulusan SMK

Hanya saja softskill-nya

jurusan akuntansi mempunyai kemampuan

kurang dan perlu ditingkatkan lagi.

Beberapa

mengenai

pembukuan,

mampu

bekal

hardskill

DU/DI.

Pihak

Pendekatan

yang

DU/DI

sudah

pun

yang masih

hardskill

dianggap

menerapkan siklus akuntansi dalam sebuah

sudah tidak efektif, percuma saja jika

transaksi.

jurusan

hardskill baik tapi softskill-nya buruk.

mampu

Perusahaan (DU/DI) akan lebih memilih

2)

administrasi

Lulusan

perkantoran

mengoperasikan
dengan

SMK

baik,

mesin-mesin
serta

kantor

mempunyai

calon

karyawan

kepribadian

dan

yang
karakter

memiliki
lebih

baik

kemampuan mengenai surat menyurat

walaupun tidak ditunjang hardskill yang

dalam perusahaan. 3) Lulusan SMK

mumpuni. Alasannya jelas, karena melatih

jurusan

mempunyai

keterampilan teknis jauh lebih mudah

ketrampilan dalam memasarkan suatu

daripada pembentukan karakter seseorang.

produk serta memiliki kemampuan untuk

Dalam dunia kerja hardskill sudah pasti

bernegosiasi dengan rekan kerja.Dengan

dibutuhkan untuk bisa bekerja dengan

bekal yang sudah mereka miliki tersebut

tepat tujuan. Namun adalah softskill yang

mereka dapat bekerja dengan baik sesuai

bisa membuat seseorang bisa betul-betul

dengan bidangnya.

bekerja dan dipertimbangkan untuk naik

pemasaran

Pihak sekolah sudah memberikan

ke tingkatan karir atau jabatan lebih tinggi.

ketrampilan hardskill yang maksimal bagi

Ini

siswanya, namun softskill yang diberikan

kemampuan seseorang dalam menyikapi

masih kurang. Sehingga lulusan SMK

pekerjaannya,

mempunyai ketrampilan hardskill yang

kerjanya, dan para client-nya.Dengan kata

karena

softskill

menentukan

organisasinya,

rekan

Hal 2 | Jupe UNS, Vol. 1, No. 3, Hal 1 s/d 13
lain, hardskill merupakan faktor penting

memenuhi

bagi

maksimal.

manusia

dalam

bekerja,

tetapi

kebutuhan

DU/DI

secara

keberhasilan seseorang dalam bekerja

Pihak pengguna (DU/DI) menaruh

biasanya lebih ditentukan oleh softskill

harapan besar terhadap lulusan SMK agar

yang lebih baik.

mereka mempunyai softskill yang lebih
baik lagi, agar mereka dapat diterima dan
diserap DU/DI dengan maksimal serta

SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan yang telah penulis lakukan
pada

bab

sebelumnya,

maka

mereka akan mampu bersaing dengan yang
lain dalam dunia kerja.

dapat

disimpulkan sebagai berikut

Pihak sekolah memberikan respon
positif terhadap tuntutan DU/DI mengenai

kualifikasi

kualifikasi softskill yang harus dimiliki

softskill yang memang dibutuhkan oleh

oleh lulusan SMK. Sekolah melakukan

DU/DI

beberapa upaya untuk memenuhi tuntutan

Terdapat

beberapa

(industri),

terhadap

yaitu:

tanggap
2)

DU/DI. Upaya tersebut antara lain adalah

kemampuan kerja sama yang baik, 3)

dengan melakukan sinkronisasi kurikulum

kemampuan berkomunikasi yang baik

dengan

dengan orang lain, 4) tingkat kreativitas, 5)

pendidikan berkarakter di sekolah. Namun

semangat kerja, 6) kejujuran, 7) disiplin,

pihak sekolah kurang optimal dalam

serta 8) tanggung jawab yang tinggi.

melaksanakan

Namun kenyataan yang ada di SMK 1,

softskill yang dibutuhan DU/DI kurang

SMK 3 dan SMK 6 softskill tersebut

terpenuhi.

belum

kebutuhan

1)

optimal,

lingkungan,

sehingga

dan

program

melaksanakan

ini

sehingga

perlu

ditingkatkan lagi.
Pihak

DU/DI

UCAPAN TERIMA KASIH
pengguna

(DU/DI)

Terselesaikannya

artikel

hasil

memberikan tanggapan positif terhadap

penelitian ini tidak terlepas dari bantuan,

lulusan SMK. Dalam hal ketrampilan,

bimbingan,

DU/DI menilai bahwa lulusan SMK sudah

arahandandorongandariberbagaipihak.

mempunyai ketrampilan yang cukup baik.

Untukitupenulismengucapkanterimakasihk

Namun dalam hal softskill, pihak DU/DI

epada Pembimbing I dan II yang telah

berharap bahwa lulusan SMK mempunyai

memberikan arahan dan bimbingan serta

softskill yang kuat. Saat ini softskill yang

segala motivasinya, Prodi

dimiliki memang sudah cukup baik,

keonomi dan khususnya BKK Pendidikan

namun perlu ditingkatkan lagi agar dapat

Akuntansi, dan segenap tim redaksi jupe

Pendidikan

Reni Kusumastuti---Upaya SMK Bidang Studi Bisnis ManajemenDalam Memenuhi
Kebutuhan Softskill Dunia Industri |hal 3
FKIP UNS, serta

semuapihak yang

telahmembantukelancaran

penyusunan

artikel hasil penelitian ini yang tidak
mungkin penulis sebutkan satu persatu.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsismi. 1990. Organisasi
Dan
Administrasi
Pendidikan
Teknologi Dan Kejuruan. Jakarta:
CV. Rajawali
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian ( Suatu Pendekatan
Praktek ). Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 1990. Pendidikan
Tenaga Kerja Nasional Kejuruan,
Kewiraswastaan Dan Manajemen.
Bandung: Citra Aditya Bakti
Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung: Alfabeta
Sutopo, HB. 2006. Metodologi Penelitian
Kualitatif
Dasar,
Teori
dan
Terapannya
Dalam
Penelitian.
Surakarta: UNS Press
Usman, husaini. 2000. Metodologi
Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara.
Yamin, Moh. 2009. Manajemen Mutu
Kurikulum Pendidikan. Jogjakarta:
Diva Press
http://www.dikti.go.id/index.php