POTENSI EKONOMI ISLAM DI INDONESIA
POTENSI EKONOMI ISLAM DI INDONESIA
Menurut Muhammad Abdul Mannan dalam bukunya yang berjudul Islamic Economics, Theory
and Practice, menjelaskan bahwa yang dimaksud ilmu ekonomi islam adalah ilmu pengetahuan
yang diilhami oleh nilai-nilai islam. Sedangkan menurut Muhammad Nejatullah ash-Shiddiqi,
ekonomi islam adalah respons atau tanggapan dari para pemikir muslim terhadap berbagai
tantangan ekonomi pada masa tertentu. Dalam hal ini mereka dibantu oleh Al-Qur’an dan sunnah
serta akal (ijtihad dan pengalaman).
Ekonomi islam sendiri merupakan suatu ajaran tentang ekonomi yang menitik beratkan pada
ajaran agama Islam dan berpedoman pada Al-Quran serta hadist. Dalam ekonomi Islam sendiri,
riba sangatlah dilarang dan ditentang. Berbeda dengan ekonomi konvensional yang biasanya
melihat bunga sebagai keuntungan yang pantas mereka dapatkan atas sesuatu yang sudah mereka
“tanam”. Ekonomi Islam atau yang biasa disebut Ekonomi Syariah sendiri menerapkan sistem
bagi hasil dalam pembagian keuntungan. Jadi, dalam sistem ini, semua pihak yang
“menanamkan modal” ikut berperan dalam menentukan keuntungan mereka, dan sebisa mungkin
tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
POTENSI EKONOMI ISLAM
Indonesia memiliki jumlah penduduk yang beragama Islam cukup tinggi. Data BPS menyatakan
bahwa dari 237.641.326 jiwa seluruh penduduk Indonesia, sebanyak 207.176.162 adalah
penganut agama Islam. Ini membuktikan bahwa agama Islam sendiri merupakan agama dengan
penganut paling besar di Indonesia. Dengan fakta ini, maka ekonomi syariah, atau perbankan
syariah, sendiri memiliki potensi yang besar untuk berkembang. Akhir-akhir ini bank syariah
semakin banyak bermunculan. Selain itu, bank konvensional juga membuka cabang sendiri
untuk bank syariah dengan maksud agar lebih menarik minat masyarakat Islam untuk menjadi
nasabah mereka.
Munculnya bank-bank syariah ini menandakan bahwa ekonomi syariah mengalami kemajuan
yang pesat di Indonesia. Minat masyarakat untuk berekonomi sesuai syariah pun meningkat.
Potensi ekonomi Islam di Indonesia pun semakin besar seiring dengan perkembangan zaman.
Banyak nasabah muslim yang mengganti bank mereka dari konvensional menuju bank syariah
agar lebih jelas pembagian hasilnya. Para calon pengusaha yang ingin meminjam uang pun lebih
suka meminjam di bank syariah karena dalam hal ini tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Pihak bank dan pihak peminjam akan saling berdiskusi mengenai seberapa besar yang akan
diterima bank dan seberapa besar yang akan disimpan oleh si peminjam.
Menurut Muhammad Abdul Mannan dalam bukunya yang berjudul Islamic Economics, Theory
and Practice, menjelaskan bahwa yang dimaksud ilmu ekonomi islam adalah ilmu pengetahuan
yang diilhami oleh nilai-nilai islam. Sedangkan menurut Muhammad Nejatullah ash-Shiddiqi,
ekonomi islam adalah respons atau tanggapan dari para pemikir muslim terhadap berbagai
tantangan ekonomi pada masa tertentu. Dalam hal ini mereka dibantu oleh Al-Qur’an dan sunnah
serta akal (ijtihad dan pengalaman).
Ekonomi islam sendiri merupakan suatu ajaran tentang ekonomi yang menitik beratkan pada
ajaran agama Islam dan berpedoman pada Al-Quran serta hadist. Dalam ekonomi Islam sendiri,
riba sangatlah dilarang dan ditentang. Berbeda dengan ekonomi konvensional yang biasanya
melihat bunga sebagai keuntungan yang pantas mereka dapatkan atas sesuatu yang sudah mereka
“tanam”. Ekonomi Islam atau yang biasa disebut Ekonomi Syariah sendiri menerapkan sistem
bagi hasil dalam pembagian keuntungan. Jadi, dalam sistem ini, semua pihak yang
“menanamkan modal” ikut berperan dalam menentukan keuntungan mereka, dan sebisa mungkin
tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
POTENSI EKONOMI ISLAM
Indonesia memiliki jumlah penduduk yang beragama Islam cukup tinggi. Data BPS menyatakan
bahwa dari 237.641.326 jiwa seluruh penduduk Indonesia, sebanyak 207.176.162 adalah
penganut agama Islam. Ini membuktikan bahwa agama Islam sendiri merupakan agama dengan
penganut paling besar di Indonesia. Dengan fakta ini, maka ekonomi syariah, atau perbankan
syariah, sendiri memiliki potensi yang besar untuk berkembang. Akhir-akhir ini bank syariah
semakin banyak bermunculan. Selain itu, bank konvensional juga membuka cabang sendiri
untuk bank syariah dengan maksud agar lebih menarik minat masyarakat Islam untuk menjadi
nasabah mereka.
Munculnya bank-bank syariah ini menandakan bahwa ekonomi syariah mengalami kemajuan
yang pesat di Indonesia. Minat masyarakat untuk berekonomi sesuai syariah pun meningkat.
Potensi ekonomi Islam di Indonesia pun semakin besar seiring dengan perkembangan zaman.
Banyak nasabah muslim yang mengganti bank mereka dari konvensional menuju bank syariah
agar lebih jelas pembagian hasilnya. Para calon pengusaha yang ingin meminjam uang pun lebih
suka meminjam di bank syariah karena dalam hal ini tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Pihak bank dan pihak peminjam akan saling berdiskusi mengenai seberapa besar yang akan
diterima bank dan seberapa besar yang akan disimpan oleh si peminjam.