Pengaruh Rasio Likuiditas Rasio Profitab

Pengaruh Rasio Likuiditas,Rasio Profitabilitas dan Rasio Pasar terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia

By : Noviarma Siska Restu Agusti Yessi Muthia Basri

  Facility of Economi RiauUniversity, Pekanbaru, Indonesia Email : noviarmasiskayahoo.co.id

ABSTRACT

  The liquidity ratio is used to measure the company's ability to meet obligations to parties outside the company or within the company that have matured. If the company is able to meet its obligations, the company said in a liquid state. Current Ratio (CR) is a ratio to measure a company's ability to pay short-term obligations or debt immediately due at the time billed as a whole .The ratio is the ratio of profitability to assess the ability of the company to make a profit. The results of these measurements can be used as an evaluation of the performance of management, whether they are working effectively or not. Return on Assets is a measure of a company's ability to generate profits with all the assets owned by the company (Kasmir 2008). Return on equity is a financial analysis tool for measuring profitability. This ratio measures the company's ability to generate profits based on certain capital. Return on equity is a profitability measure from the point of view of shareholders

  Market ratio is a ratio that is often used in special and capital markets that describes

  a situation or state of the company's achievements capital market (Harahap, 2004). Price Earning Ratio (PER) is a way of measuring how much investors assess corporate profits generated. Darmadji and Fakhrudin (2006) Price Earning Ratio (PER) describe the market appreciation of the company's ability to generate profits. Price Book Value (PBV) is a ratio used to measure the market performance of the stock market price of the book value (Ang, 1997). According Ratnasari (2003) Value Price Book Value (PBV) which indicates greater market price of such shares higher as well.

  Keyword : Stock Returns

  PENDAHULUAN

  masa depan sudah bisa dipastikan pada

  Latar Belakang Masalah

  saat ini. Investasi pada obyek investasi

  Pasar modal merupakan sarana dan

  berisiko salah satunya adalah investasi

  dalam bentuk pembelian saham.

  mendapatkan dana dan sebagai sarana bagi

  Untuk memprediksi return saham

  investor untuk berinvestasi. Kegiatan

  banyak faktor yang dapat digunakan

  investasi yang dilakukan investor pada

  sebagai parameter, dari berbagai macam

  umumnya dibagi menjadi dua, yaitu

  faktor tersebut antara lain adalah informasi

  investasi pada obyek yang mempunyai

  keuangan perusahaan dan informasi pasar

  risiko dan obyek yang bebas risiko.

  atau saham. Informasi keuangan dan

  Investasi pada obyek yang mempunyai

  informasi pasar yang dapat digunakan

  risiko, yakni investasi pada obyek yang

  untuk

  memprediksi

  return saham

  tingkat return aktualnya di masa depan

  diantaranya; Rasio Likuiditas, Rasio

  masih mengandung unsur ketidak pastian,

  Profitabilitas dan Rasio Pasar.

  sedangkan investasi pada obyek yang

  Investasi yang aman memerlukan

  bebas risiko merupakan investasi pada

  analisis yang cermat, teliti dan didukung

  obyek yang mempunyai tingkat return di

  oleh data yang akurat sehingga dapat oleh data yang akurat sehingga dapat

  (PER) menggambarkan apresiasi pasar

  berinvestasi di pasar modal.

  terhadap kemampuan perusahaan dalam

  Analisis fundamental berkeyakinan

  menghasilkan laba. Price Book Value

  bahwa harga saham dipengaruhi oleh

  (PBV) merupakan rasio pasar yang

  kinerja keuangan perusahaan. Bila kinerja

  digunakan untuk mengukur kinerja harga

  keuangan perusahaan meningkat maka

  pasar saham terhadap nilai bukunya (Ang,

  harga saham akan meningkat dan secara

  1997). Menurut Ratnasari (2003) Nilai

  otomatis akan meningkatkan return saham

  Price Book Value (PBV) yang semakin

  yang merupakan tujuan investor dalam

  besar menunjukkan harga pasar dari saham

  melakukan investasi.

  tersebut semakin tinggi pula.

  Dalam penelitian ini terdapat 3

  Beberapa penelitian sebelumnya

  (tiga) kategori rasio keuangan yang

  yang menghubungkan antara faktor

  digunakan yaitu: (1) rasio likuiditas, (2)

  fundamental dengan return saham antara

  rasio profitabilitas (3) rasio pasar.

  lain: Taufik Hidayat (2009) meneliti

  Rasio likuiditas berfungsi untuk

  perusahaan di Bursa Efek Indonesia dari

  mengukur kemampuan perusahaan dalam

  tahun 2004 sampai dengan tahun 2007

  memenuhi kewajiban kepada pihak luar

  sebanyak 124 perusahaan. Variabel

  perusahaan maupun didalam perusahaan

  independen penelitian ini adalah Rasio

  yang sudah jatuh tempo. Bila perusahaan

  Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio

  Aktivitas, Rasio Profitabilitas, Rasio Pasar

  dikatakan perusahaan dalam keadaan

  dan variabel dependen Return Saham.

  likuid. Current Ratio (CR) merupakan

  Hasil penelitian Rasio Profitabilitas dan

  rasio untuk mengukur kemampuan

  Rasio Pasar berpegaruh secara signifikan

  perusahaan dalam membayar kewajiban

  terhadap return saham. Sedangkan Rasio

  jangka pendek atau utang yang segera

  Likuiditas, Rasio Solvabilitas dan Rasio

  jatuh tempo pada saat ditagih secara

  Aktivitas tidak berpengaruh secara

  keseluruhan (Kasmir, 2008).

  signifikan terhadap return saham.

  Rasio profitabilitas merupakan

  Fitri Febriani (2009) meneliti

  perusahaan industri barang konsumsi di

  perusahaan dalam mencari keuntungan.

  Bursa Efek Indonesia dari tahun 2004

  Hasil pengukuran ini dapat digunakan

  sampai dengan 2007 sebanyak 11

  sebagai evaluasi kinerja manajemen,

  perusahaan.

  Variabel independen

  apakah mereka telah bekerja secara efektif

  penelitian ini adalah CR, DER, TATO,

  atau tidak. Return on Assets merupakan

  ROA dan variabel dependen return saham.

  ukuran kemampuan perusahaan dalam

  Hasil penelitian menunjukan bahwa CR,

  menghasilkan laba dengan semua aktiva

  DER, TATO dan ROA baik secara

  yang dimiliki oleh perusahaan (Kasmir

  simultan maupun parsial berpengaruh

  2008). Return on equity merupakan alat

  signifikan terhadap return saham.

  analisis keuangan dalam mengukur

  Munte (2009) meneliti perusahaan

  profitabilitas. Rasio ini dapat mengukur

  manufaktur di BEI dari tahun 2003 sampai

  dengan tahun 2007 sebanyak 32

  menghasilkan laba berdasarkan modal

  perusahaan. Variabel independen CR,

  tertentu. Return on equity merupakan

  ROE, CFOD, PBV, SIZE dan variabel

  ukuran profitabilitas dari sudut pandang

  dependen return saham. Hasil penelitian

  pemegang saham (Darsono, 2005).

  menunjukan bahwa ROE berpengaruh

  Rasio pasar merupakan rasio yang

  terhadap return saham sedangkan CR,

  sering dan khusus dipergunakan di pasar

  CFOD, PBV dan SIZE tidak berpengaruh.

  modal yang menggambarkan situasi atau keadaan prestasi perusahaan dipasar modal

  Perumusan Masalah

  (Harahap, 2004). Price Earning Ratio

  Berdasarkan uraian latar belakang

  (PER) merupakan cara mengukur seberapa

  yang telah dikemukakan diatas, peneliti

  besar investor menilai laba yang dihasilkan

  tertarik untuk meneliti perusahaan yang

  perusahaan. Darmadji dan Fakhrudin

  tergabung dalam indeks LQ 45 di Bursa

  (2006) menyatakan Price Earning Ratio

  Efek Indonesia (BEI) selama periode

  2010-2012, untuk mengetahui apakah

  perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah

  current ratio (CR), return on assets

  besar pengguna dalam pengambilan

  (ROA), retun on equity (ROE), price

  keputusan ekonomi (SAK, 2007).

  earning ratio (PER) dan price book value

  Laporan keuangan menggambarkan

  (PBV) berpengaruh terhadap Return

  pos-pos keuangan perusahaan yang

  Saham?.

  diperoleh dalam suatu periode. Dalam prakteknya dikenal beberapa macam

  Tujuan Penelitian

  laporan keuangan seperti: neraca, laporan

  Sesuai dengan permasalahan tersebut

  laba rugi, laporan perubahan modal,

  diatas, penelitian ini bertujuan untuk:

  laporan catatan atas laporan keuangan dan

  1. Menguji pengaruh Rasio Likuiditas

  laporan kas. Masing-masing laporan

  (CR) terhadap Return Saham pada

  memiliki komponen keuangan tersendiri,

  perusahaan yang tergabung dalam

  tujuan dan maksud tersendiri.

  Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.

  Penilaian kinerja sangat penting

  2. Menguji pengaruh Profitabilitas (ROA

  bagi perusahaan yang telah terdaftar di

  dan ROE) terhadap Return Saham pada

  bursa efek Indonesia (BEI) sehingga

  perusahaan yang tergabung dalam

  dituntut untuk meningkatkan kinerjanya.

  Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.

  Pendekatan yang sering digunakan dalam

  3. Menguji pengaruh Rasio Pasar (PER

  menilai kondisi keuangan dan prestasi

  dan PBV) terhadap Return Saham pada

  perusahaan adalah dengan mengevaluasi

  perusahaan yang tergabung dalam

  laporan keuangan perusahaan berupa

  Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.

  Neraca dan Laba Rugi, karena perusahaan setiap tahunnya menerbitkan laporan

  Manfaat Penelitian

  keuangan yang disusun berdasarkan

  Penelitian ini diharapkan dapat

  standar penyusunan laporan keuangan

  memberikan sumbangan sebagai berikut:

  yang diterapkan secara luas oleh setiap

  1. Dapat memberikan bukti empiris

  perusahaan.

  kepada para investor atau pemegang

  Informasi

  laporan keuangan

  saham yang ingin melakukan investasi

  perusahaan sangat dibutuhkan oleh

  pada suatu perusahaan bagaimana

  investor untuk menilai kinerja keuangan

  pengaruh CR, ROA, ROE, PER dan

  perusahaan, sebagaimana yang diterangkan

  PBV terhadap Return Saham.

  dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007)

  2. Memberikan informasi kepada investor

  bahwa:

  bila ingin melakukan investasi di Bursa

  “Penanaman

  modal berisiko

  Efek Indonesia (BEI) sebaiknya

  dengan

  penasihat mereka

  memperhatikan kinerja perusahaan

  berkepentingan dengan resiko yang

  yang dapat mempengaruhi Return

  melekat serta hasil pengembangan

  Saham perusahaan tersebut.

  dari investasi yang mereka

  3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat

  lakukan. Mereka membutuhkan

  untuk membantu

  tambahan bagi para peneliti yang ingin

  menentukan

  apakah harus

  melakukan penelitian di bidang yang

  membeli, menahan atau menjual

  sama.

  investasi

  tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi

  Landasan Teori dan Hipotesis

  yang memungkinkan mereka untuk

  2.1. Laporan Keuangan

  menilai kemampuan perusahaan membayar deviden”

  Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dari

  Analisis Laporan Keuangan

  transaksi keuangan selama tahun buku

  Menganalisi laporan keuangan,

  berarti melakukan suatu proses untuk

  mempunyai tujuan sebagai alat informasi

  membedah laporan keuangan ke dalam

  yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,

  unsur-unsurnya, menelaah masing-masing

  serta perubahan posisi keuangan suatu

  unsure tersebut dengan tujuan untuk unsure tersebut dengan tujuan untuk

  Rasio aktivitas merupakan rasio yang

  yang baik dan tepat atas laporan keuangan

  digunakan untuk mengukur efektifitas

  tersebut (Prastowo, 2002).

  perusahaan dalam menggunakan aktiva

  Analisis laporan keuangan perlu

  yang dimiliki.

  4. Rasio profitabilitas (profit margin on

  menggunakan metode dan teknik analisis

  sales, basic earning power, return on

  yang tepat sehinga hasil yang diharapkan

  total assets, return on total equity, gros

  benar dan akurat. Kesalahan dalam

  profit margin, operating income ratio,

  memasukkan angka atau rumus akan

  operating ratio, net profit margin,

  berakibat pada tidak akuratnya hasil yang

  earning power to total investment, net

  hendak dicapai (Kasmir, 2008).

  earning power ratio, rate of return for owners).

  2.3. Penggolongan Rasio

  Rasio profitabilitas merupakan rasio

  Menurut Kasmir (2008), dalam

  untuk menilai kemampuan perusahaan

  menganalisis data keuangan dapat

  dalam mencari keuntungan. Hasil

  pengukuran ini dapat digunakan sebagai

  dikelompokan kedalam enam macam

  evaluasi kinerja manajemen, apakah

  kategori yang bertujuan melihat prospek

  mereka telah bekerja secara efektif atau

  dan risiko perusahaan pada masa yang

  tidak.

  akan datang, yaitu:

  5. Rasio

  pertumbuhan (pertumbuhan

  1. Rasio likuiditas (current ratio, quick

  penjualan, pertumbuhan laba bersih,

  ratio)

  pertumbuhan pendapatan per saham,

  Rasio likuiditas berfungsi untuk

  pertumbuhan dividen per saham).

  mengukur kemampuan perusahaan

  Rasio pertumbuhan merupakan rasio

  dalam memenuhi kewajiban kepada

  yang menggambarkan kemampuan

  pihak luar perusahaan maupun didalam

  perusahaan dalam mempertahankan

  perusahaan yang sudah jatuh tempo.

  posisi

  ekonominya di tengah

  Bila perusahaan mampu memenuhi

  pertumbuhan perekonomian dan sektor

  kewajibannya, dikatakan perusahaan

  usahanya.

  dalam keadaan likuid. Bila perusahaan

  6. Rasio penilaian (rasio harga saham

  tidak mampu memenuhi kewajiban

  terhadap pendapatan dan rasio nilai

  tersebut, dikatakan perusahaan dalam

  pasar saham terhadap nilai buku).

  keadaan illikuid.

  Rasio penilaian adalah rasio yang

  2. Rasio solvabilitas (debt ratio, times

  memberikan

  ukuran kemampuan

  interest earned, fixed charge coverage,

  manajemen menciptakan nilai pasar

  cash flow coverage, total debt to equity

  usahanya di atas biaya investasi.

  ratio, long term debt to equity, tangible assets debt coverage).

  Dalam penelitian ini penulis akan

  Rasio solvabilitas atau leverage ratio

  membatasi

  pengkajian dengan

  digunakan untuk mengukur sejauh

  menggunakan rasio likuiditas yaitu current

  mana aktiva perusahaan dibiayai

  ratio, rasio profitabilitas yaitu return on

  dengan utang, baik jangka pendek

  Asset dan return on equity serta rasio pasar

  maupun jangka panjang yang bertujuan

  yaitu price earning ratio dan price book

  untuk mengetahui beberapa hal

  value.

  berkaitan dengan penggunaan modal sendiri dan modal pinjaman apakah sesuai dengan tujuan perusahaan atau

  a. Rasio Likuiditas

  tidak.

  Rasio likuiditas merupakan rasio

  3. Rasio aktivitas (inventory turn over,

  yang

  menggambarkan kemampuan

  average collection period, fixed assets

  perusahaan dalam memenuhi kewajiban

  turn over, total assets turn over,

  jangka pendek. Fungsi lain rasio likuiditas

  receivable turn over, average day’s

  adalah untuk menunjukan atau mengukur

  inventory, working turn over).

  kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik

  perusahaan. Adapun jenis-jenis rasio

  maupun dalam perusahaan (Kasmir, 2008).

  profitabilitas diantaranya sebagai berikut:

  Current Ratio merupakan rasio

  1. Return on Assets

  untuk mengukur kemampuan perusahaan

  Return on Assets merupakan

  dalam membayar kewajiban jangka pendek

  ukuran kemampuan perusahaan dalam

  atau utang yang segera jatuh tempo pada

  menghasilkan laba dengan semua aktiva

  saat ditagih secara keseluruhan.

  yang dimiliki oleh perusahaan (Kasmir

  Dalam prakteknya sering kali

  2008). ROA dapat memperlihatkan

  dipakai bahwa rasio lancar dengan standar

  200 (2:1) yang terkadang sudah

  perusahaan dalam melakukan kegiatan

  dianggap sebgai ukuran yang cukup baik

  usahanya. Rasio ini memperlihatkan

  atau memuaskan bagi suatu perusahaan.

  kemampuan dari modal yang ditanamkan

  Artinya dengan hasil rasio seperti itu,

  perusahaan sudah merasa berada di titik

  menghasilkan keuntungan bagi semua

  aman dalam jangka pendek.

  investor. Rasio ini mengukur tingkat

  Rumus untuk mencari rasio ini

  pengembalian investasi yang telah

  (Bringham dan Houstob, 2001):

  menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya. Nilai ROA yang semakin

  Utang Lancar

  Current ratio =

  X 100

  tinggi menunjukkan suatu perusahaan semakin efisien dalam memanfaatkan

  Aktiva Lancar

  aktivanya untuk memperoleh laba,

  b. Rasio Profitabilitas

  sehingga nilai perusahaan meningkat

  Profitabilitas merupakan rasio untuk

  Return on asset yang negatif

  menilai kemampuan perusahan dalam

  disebabkan oleh laba perusahaan dalam

  keadaan rugi, hal ini memperlihatkan

  bahwa kemampuan dari modal yang

  ditanamkan secara keseluruhan belum

  menjalankan usahanya.

  dapat menghasilkan laba (Fauzan. A,

  profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi

  Rumus:

  Laba Bersih

  pihak luar perusahaan, yaitu (Kasmir,

  Return on Assets =

  dihasilkan perusahaan dalam satu periode tertentu;

  2. Return on Equity (ROE)

  2. Untuk menilai posisi laba perusahaan

  Hasil pengembalian ekuitas atau

  tahun sebelumnya dengan tahun

  Return on Equity merupakan rasio untuk

  sekarang;

  mengukur laba bersih sesudah pajak

  3. Untuk menilai perkembangan laba

  dengan modal sendiri. Rasio ini

  dari waktu tertentu, baik penurunan

  menunjukan efisiensi penggunaan modal

  atau kenaikan dan dapat mencari

  sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin

  penyebab perubahan tersebut;

  baik (Kasmir, 2008).

  4. Untuk mengukur produktivitas seluruh

  Return on equity merupakan alat

  dana yang digunakan perusahaan yang

  analisis keuangan dalam mengukur

  berasal dari pinjaman maupun modal

  profitabilitas. Rasio ini dapat mengukur

  menghasilkan laba berdasarkan modal

  profitabilitas tergantung pada kebijakan

  tertentu. Return on equity merupakan

  manajemen, apakah menggunakan seluruh

  ukuran profitabilitas dari sudut pandang

  jenis atau sebagian. Semakin lengkap rasio

  pemegang saham (Darsono, 2005).

  yang digunakan maka semakin baik penilaian atas kondisi profitabilitas yang digunakan maka semakin baik penilaian atas kondisi profitabilitas

  Rumus:

  Laba Bersih

  terhadap nilai bukunya (Ang; Widodo

  Return on Equity =

  X 100 2007). Menurut Ratnasari (2003) Nilai

  Modal Sendiri

  Price Book Value (PBV) yang semakin besar menunjukkan harga pasar dari saham

  Menurut Santoso (2001) Return on

  tersebut semakin tinggi pula. Jika harga

  equity dipengaruhi oleh besar kecilnya

  pasar dari suatu saham semakin tinggi,

  hutang perusahaan. Jika proporsi hutang

  maka capital gain (actual return) juga

  semakin besar maka rasio ini akan semakin

  akan semakin tinggi. Perusahaan yang

  besar pula. Besar atau kecilnya Return on

  kinerjanya baik biasanya nilai rasio PBV-

  equity bergantung pada kinerja perusahaan

  nya diatas satu, hal ini menunjukkan

  itu sendiri. Kinerja perusahaan yang baik

  bahwa nilai pasar saham lebih tinggi dari

  akan memberikan tingkat Return on equity

  nilai bukunya.

  yang baik pula. Jika jumlah laba bersih

  Nilai pasar adalah harga saham

  yang terjadi di pasar bursa pada saat

  sementara jumlah total modal sendiri

  tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar,

  rendah maka tingkat Return on equity akan

  yaitu oleh permintaan dan penawaran

  tinggi.

  saham yang bersangkutan di pasar bursa. Nilai buku (book value) per lembar saham

  c. Rasio Pasar

  menunjukkan aktiva bersih (net assets)

  Rasio pasar merupakan rasio yang

  yang dimiliki oleh pemegang saham

  sering dan khusus dipergunakan di pasar

  dengan memiliki satu lembar saham,

  modal yang menggambarkan situasi atau

  karena aktiva bersih adalah sama dengan

  keadaan prestasi perusahaan dipasar modal

  total equitas pemegang saham. Sehingga

  (Harahap, 2004).

  nilai buku perlembar saham adalah total equitas dibagi dengan jumlah saham yang

  Rasio pasar terdiri dari:

  beredar. Nilai buku (BV) secara matematis

  1. Price Earning Ratio (PER)

  dirumuskan sebagai berikut (Ang:

  Price Earning Ratio (PER)

  Widodo. 2007) :

  merupakan cara mengukur seberapa besar

  Rumus:

  Modal Sendiri

  investor menilai laba yang dihasilkan perusahaan. Darmadji dan Fakhrudin

  Nilai Buku (BV) =

  (2006) menyatakan Price Earning Ratio

  Jumlah Saham Beredar

  (PER) menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam

  Price Book Value (PBV) sebagai

  menghasilkan laba.

  pengukur kinerja harga pasar saham

  Price Earning Ratio (PER)

  terhadap nilai bukunya dapat

  merupakan perbandingan antara harga

  dirumuskan sebagai berikut :

  pasar suatu saham dengan EPS dari saham

  Harga Pasar Saham

  yang bersangkutan. Secara matematis PER

  PBV =

  dapat diformulasikan sebagai berikut

  Nilai Buku Per Lembar

  (Ang; Widodo 2007):

  Saham

  Rumus:

  2.4. Pengertian Return

  Sebagian besar investor hanya

  P t

  Price Earning Ratio =

  memperhatikan return nominal yaitu

  EPS

  peningkatan kekayaan secara nominal

  Dimana:

  dalam satu periode waktu, padahal yang

  P t = Harga Saham pada

  paling penting adalah peningkatan

  periode t

  kekayaan secara riil (return nominal

  EPS

  = Earning per share

  dikurangi tingkat inflasi pada periode itu) atau peningkatan daya beli (Frensidy,

  2. Price Book Value (PBV)

  Tingkat keuntungan (return)

  merupakan rasio pasar yang digunakan

  merupakan rasio antara pendapatan merupakan rasio antara pendapatan

  Tingkat keuntungan (return)

  jumlah dana yang diinvestasikan. Pada

  adalah perbandingan antara pendapatan

  investasi selama beberapa periode dengan

  keuntungan yang tinggi dengan resiko

  jumlah dana yang diinvestasikan. Tingkat

  kerugian yang sekecil mungkin, sehingga

  keuntungan saham yang diterima oleh

  para investor berusaha menentukan tingkat

  investor dinyatakan dalam rumus (Fauzan.

  keuntungan investasi yang optimal dengan

  A, 2006) :

  menentukan konsep investasi yang

  Return Saham = Capital Gain (loss) +

  memadai. Konsep ini penting karena

  Yield

  tingkat keuntungan yang diharapkan dapat

  berdasarkan selisih antara capital gain dan

  capital loss. Rata-rata return saham

  P t-1

  biasanya dihitung dengan mengurangkan

  Keterangan :

  harga saham periode tertentu dengan harga

  P t = Harga saham sekarang

  saham periode sebelumnya dibagi dengan

  P t-1 = Harga saham periode lalu

  harga saham sebelumnya.

  D t = Deviden yang dibayarkan

  Return saham dapat dibedakan

  sekarang

  menjadi dua jenis yaitu return realisasi dan return ekspektasi (Jogiyanto, 2003).

  2.5. Penelitian Terdahulu

  Return realisasi merupakan return yang

  Penelitian dibidang pasar modal telah

  telah terjadi dan dihitung berdasarkan data

  banyak dilakukan diantaranya tentang

  historis. Return realisasi penting sebagai

  faktor-faktor yang mempengaruhi return

  dasar pengukuran kinerja perusahaan, serta

  saham. Dari berbagai penelitian yang telah

  sebagai dasar penentuan return ekspektasi

  dilakukan tersebut terdapat perbedaan

  dan resiko di masa mendatang. Sedangkan

  tentang variabel-variabel yang dipilih dan

  return ekspektasi merupakan return yang

  menghasilkan kesimpulan yang berbeda.

  diharapkan terjadi di masa mendatang dan

  Diantara penelitian terdahulu yang

  bersifat tidak pasti (belum terjadi).

  memberikan kesimpulan berbeda antara

  Menurut Halim (2003) komponen

  lain:

  return meliputi:

  Tandelilin (2001) menyatakan

  1. Capital Gain (loss) merupakan

  bahwa

  dalam

  melakukan analisis

  keuntungan (kerugian) bagi investor

  perusahaan, investor harus mendasarkan

  yang diperoleh dari kelebihan harga

  kerangka berfikir pada dua komponen

  jual (harga beli) diatas harga beli

  utama dalam analisis fundamental yaitu

  (harga jual) yang keduanya terjadi

  Price Earning Ratio (PER) dan Return on

  dipasar sekunder.

  Equity (ROE) perusahaan. Ang (1997)

  2. Yield merupakan pendapatan atau

  menyatakan rasio likuiditas, profitabilitas,

  aliran kas yang diterima investor

  solvabilitas dan rasio yang berhubungan

  secara periodik, misalnya berupa

  dengan pasar biasanya menjadi pusat

  deviden atau bunga. Yield dinyatakan

  perhatian investor.

  dalam persentase dari modal yang

  Berdasarkan

  uraian diatas,

  ditanamkan.

  perbedaan penelitian yang dilakukan ini dengan penelitian sebelumnya terletak

  Pengukuran return saham diperoleh

  pada variabel yang digunakan serta

  dari perubahan harga saat awal membeli

  periode

  yang

  digunakan dalam

  dikurangi harga saat menjual. Harga suatu

  pengamatan penelitian yaitu dari tahun

  2010 sampai dengan tahun 2012. Sampel

  penawaran dan permintaan terhadap saham

  dalam penelitian ini diambil dari

  tersebut. Kedua kekuatan itu sendiri

  perusahaan yang tergabung dalam Indek

  merupakan pencerminan dari ekpektasi

  LQ 45, karena merupakan saham unggulan

  pemodal terhadap kinerja saham di masa

  dengan nilai pasar dan likuiditas tinggi

  yang akan dating (Ajie,2003).

  yang banyak diperhatikan oleh investor

  2.6. Kerangka Penelitian dan Model

  membeli saham-saham perusahaan dengan

  Penelitian

  current Ratio yang tinggi.

  2.6.1. Kerangka Pemikiran

  Pengaruh Return on Aset Terhadap

  Penilaian kinerja sangatlah penting

  Return Saham

  bagi perusahaan yang telah terdaftar di

  ROA diperoleh dengan cara

  bursa efek Indonesia (BEI) sehingga

  membandingkan EAT (Earning After Tax)

  dituntut untuk meningkatkan kinerjanya.

  dengan total Asset. Return On Assets

  Pendekatan yang sering digunakan dalam

  (ROA), digunakan untuk mengukur

  menilai kondisi keuangan dan prestasi

  efektifitas

  perusahaan didalam

  perusahaan adalah dengan mengevaluasi

  menghasilkan keuntungan (return) bagi

  laporan keuangan perusahaan berupa

  perusahaan dengan memanfaatkan aktiva

  Neraca dan Laba Rugi, karena perusahaan

  yang dimilikinya. Menurut Sulistiyo

  setiap tahunnya menerbitkan laporan

  (2004) perusahaan yang memiliki nilai

  keuangan yang disusun berdasarkan

  ROA semakin tinggi menunjukkan kinerja

  standar penyusunan laporan keuangan

  perusahaan yang semakin baik. Nilai ROA

  yang diterapkan secara luas oleh setiap

  yang semakin tinggi berarti perusahaan

  perusahaan.

  semakin efisien dalam memanfaatkan

  Analisis Fundamental menyatakan

  aktivanya untuk memperoleh laba,

  bahwa setiap investasi saham mempunyai

  sehingga nilai perusahaan meningkat

  landasan yang kuat yang disebut nilai

  (Brigham, 2001). Kinerja perusahaan yang

  intrinsik yang dapat ditentukan melalui

  semakin baik dan nilai perusahaan yang

  suatu analisis yang sangat hati-hati

  meningkat akan memberikan harapan

  terhadap kondisi perusahaan pada saat

  naiknya harga saham perusahaan tersebut

  sekarang dan prospeknya di masa

  yang pada akhirnya akan berdampak

  mendatang. Nilai intrinsik merupakan

  kepada kenaikan return saham.

  suatu fungsi dari faktor-faktor perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan

  Pengaruh Return on Equity Terhadap

  suatu keuntungan (return) yang diharapkan

  Return Saham

  dengan suatu risiko yang melekat pada

  Return On Equity (ROE) digunakan

  saham tersebut.

  untuk mengukur tingkat kembalian

  Rasio pasar merupakan rasio yang

  perusahaan atau efektivitas perusahaan di

  sering dan khusus dipergunakan di pasar

  dalam menghasilkan keuntungan dengan

  modal yang menggambarkan situasi atau

  memanfaatkan ekuitas (shareholder’s

  keadaan prestasi perusahaan dipasar modal

  equity) yang dimiliki oleh perusahaan

  (Harahap, 2004).

  (Brigham, 2001). Semakin tinggi nilai ROE menunjukkan semakin efisien

  Pengaruh Current Ratio Terhadap

  perusahaan menggunakan modal sendiri

  Return Saham

  untuk menghasilkan laba bagi perusahaan.

  Current Ratio merupakan rasio yang

  Perusahaan yang semakin efisien dalam

  menggambarkan kemampuan perusahaan

  menggunakan modal sendiri dalam

  dalam memenuhi kewajiban jangka

  menghasilkan laba akan memberikan

  pendek. Fungsi lain rasio likuiditas adalah

  harapan naiknya return sahamnya

  untuk menunjukan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

  Pengaruh Price Earning Ratio (PER)

  kewajibannya yang jatuh tempo, baik

  Terhadap Return Saham

  kewajiban kepada pihak luar perusahaan

  Price

  Earning Ratio (PER)

  maupun dalam perusahaan (Kasmir, 2008).

  merupakan salah satu dari rasio pasar yang

  Current Ratio merupakan rasio

  digunakan untuk memprediksi return

  untuk mengukur kemampuan perusahaan

  saham. Menurut Darmadji dan Fakhruddin

  dalam membayar kewajiban jangka pendek

  menyatakan

  bahwa PER

  atau utang yang segera jatuh tempo pada

  menggambarkan apresiasi pasar terhadap

  saat ditagih secara keseluruhan. Dengan

  kemampuan

  perusahaan dalam

  posisi ini investor lebih menyukai untuk

  menghasilkan laba.

  Semakin tinggi PER menunjukan

  Dari rumusan masalah dan tujuan

  harga saham dinilai semakin tinggi oleh

  penelitian, maka hipotesis penelitian yang

  investor terhadap pendapatan per lembar

  diajukan adalah sebagai berikut:

  sahamnya, sehingga PER yang semakin tinggi juga menunjukan tingginya harga

  3.1. Lokasi Penelitian

  aham tersebut terhadap pendapatannya.

  Penelitian ini dilakukan pada

  Jika harga saham semakin tinggi maka

  perusahaan yang tergabung dalam indeks

  selisih harga saham periode sekarang

  LQ 45 di Bursa Efek Indonesia dari tahun

  dengan periode sebelumnya semakin

  2010 sampai dengan tahun 2012 yang

  besar, sehingga capital gain-nya juga

  diperoleh melalui website resmi Bursa

  semakin meningkat. Hal ini yang

  Efek Indonesia ( www.idx.co.id ).

  membawa dampak pada harga pasar saham dan return saham yang akan menimbulkan

  3.2. Populasi dan Sampel

  minat bagi investor untuk melakukan

  1. Penentuan Populasi

  investasi yaitu dengan membeli saham.

  Populasi adalah suatu kelompok dari elemen penelitian, di mana elemen

  Pengaruh Price Book Value (PBV)

  adalah unit terkecil yang merupakan

  Terhadap Return Saham

  sumber dari data yang diperlukan.

  Price to Book Value (PBV)

  Populasi ini terbatas pada perusahaan

  merupakan rasio pasar yang digunakan

  yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  untuk mengukur kinerja harga pasar saham

  2. Penentuan Unit Pemilihan Sampel

  terhadap nilai bukunya (Ang; Widodo

  Unit

  pemilihan

  sampel adalah

  2007). Perusahaan yang berkinerja baik,

  kelompok elemen. Dari populasi

  biasanya rasio PBV-nya diatas 1, Ini

  penelitian,

  elemen yang akan

  menunjukan bahwa nilai pasar saham lebih

  dikelompokan menjadi satu atau

  besar dari nilai bukunya. Semakin besar

  beberapa kelompok tergantung kepada

  rasio PBV semakin tinggi nilai perusahaan

  desain sampel yang digunakan peneliti.

  tersebut. Karena PBV yang semakin besar

  Sampel dalam penelitian ini diambil

  menunjukan harga pasar saham dari saham

  dari perusahaan yang tergabung dalam

  tersebut semakin meningkat. Jika harga

  Indek LQ 45, karena merupakan saham

  pasar saham semakin meningkat maka

  unggulan dengan nilai pasar dan

  capital gain dari saham tersebut juga

  likuiditas

  tinggi

  yang banyak

  meningkat. Hal ini disebabkan actual

  diperhatikan oleh investor.

  return dari capital gain merupakan selisih

  3. Penentuan Kerangka Pemilihan Sampel

  antara harga saham periode saat ini dengan

  Kerangka pemilihan sampel adalah

  harga saham periode sebelumnya. Investor

  daftar elemen dari setiap unit pemilihan

  bersedia membayar harga saham yang

  sampel. Perusahaan yang diteliti

  lebih tinggi bila jaminan keamanan atas

  merupakan perusahaan yang tergabung

  asset bersih perusahaan semakin tinggi,

  dalam indek LQ 45, kerangka pemilihan

  dengan demikian PBV perpengaruh

  sampel bisa diperoleh dari Bursa Efek

  terhadap return saham.

  Indonesia.

  4. Penentuan Desain Sampel

  2.6.2 Model Penelitian

  Desain sampel adalah metode untuk

  Penelitian ini terdiri dari 6 variabel

  memilih sampel dari populasi yang ada.

  yaitu return saham sebagai variabel

  Ada

  beberapa

  alternatif cara

  dependen, current ratio (CR), return on

  pengambilan sampel. Secara umum

  assets (ROA), retun on equity (ROE) price

  desain sampel terdiri dari dua macam,

  earning ratio (PER) dan price book value

  yaitu desain probabilitas dan desain

  (PBV) sebagai varibel independen.

  nonprobabilitas.

  Pertimbangan

  Hubungan antara variabel dependen

  menggunakan desain sampel meliputi

  dengan variabel

  independen

  yang

  biaya, akurasi, waktu, penerimaan hasil,

  digunakan dalam penelitian ini dapat

  dan kemampuan generalisasi. Untuk

  digambarkan sebagai berikut:

  penelitian ini menggunakan desain sampel nonprobabilitas. Metode yang penelitian ini menggunakan desain sampel nonprobabilitas. Metode yang

  18 LPKR

  Lippo Karawaci Tbk

  merupakan salah satu jenis purposive

  PP London Sumatera

  sampling, dimana peneliti memilih

  19 LSIP

  Tbk

  sampel berdasarkan penilaian terhadap

  Perusahaan Gas

  beberapa karateristik anggota sampel

  20 PGAS

  Negara Tbk

  yang disesuaikan dengan maksud

  Tambang Batubara

  penelitian.

  21 PTBA

  Bukit Asam Tbk

  5. Pemilihan Sampel

  22 SMGR

  Semen Gresik Tbk

  Dalam langkah ini peneliti menentukan

  23 TINS

  Timah Tbk

  elemen yang akan menjadi sampel dari

  Telekomunikasi

  penelitian yang dilakukan.

  24 TLKM

  Indonesia Tbk

  Bakrie Sumatra

  Plantations Tbk

  berdasarkan kriteria sebagai berikut:

   United Tractors Tbk

  26 UNTR

  Perusahaan tersebut konsisten masuk

  Unilever Indonesia

  dalam Indeks LQ 45 selama periode

   Sumber : Bursa Efek Indonesia

  keuangan yang lengkap selama

3.3. Jenis dan Sumber Data

  periode 2010 – 2012.

  Data yang digunakan adalah data

  laporan keuangan yang lengkap dari tahun

  sekunder berupa laporan keuangan tahunan

  2010 - 2012 adalah sebagai berikut :

  yang diterbitkan oleh perusahaan yang di ambil dari Bursa Efek Indonesia dan telah

  NO KODE

  PERUSAHAAN

  diaudit oleh akuntan publik yang diperoleh

  Astra Agro Lestari

  dari www.idx.co.id , data harga saham dan

  diperoleh dari

  2 ADRO

  Adaro Energy Tbk

  www.duniainvestasi.com ,

  dan

  Aneka Tambang

  www.britama.com .

  3 ANTM

  (Persero) Tbk

  Astra International

  3.3.1. Variabel Penelitian dan Definisi

  4 ASII

  Tbk

  Operasional Variabel

  Berlian Laju Tanker

  Variabel

  dependen dalam

  5 BLTA

  Tbk

  penelitian ini adalah return saham,

  Bakrie Brothers

  sedangkan variable independennya adalah

  6 BNBR

  Tbk

  current ratio (CR), return on assets

  7 BUMI

  Bumi Resources Tbk

  (ROA), retun on equity (ROE) price

  Bakrieland

  earning ratio (PER) dan price book value

  8 ELTY

  Development Tbk

  (PBV). Untuk menganalisa hubungan

  Energi Mega Persada

  antara variabel independen dan variable

  9 ENRG

  Tbk

  dependen digunakan model persamaan

  10 GGRM

  Gudang Garam Tbk

  regresi berganda.

  International Nickel

  Berikut ini pembahasan definisi

  11 INCO

  Indonesia Tbk

  operasional yang menjelaskan variable-

  Indofood Sukses

  variabel yang digunakan dalam penelitian

  12 INDF

  Makmur Tbk

  ini.

  13 INDY

  Indika Energy Tbk

  3.3.1.1. Variabel Independen

  Indocement Tunggal

  Variabel independen pada penelitian ini adalah:

  14 INTP

  Prakasa Tbk

  a. Current Ratio merupakan rasio untuk

  Indo Tambangraya

  mengukur kemampuan perusahaan

  15 ITMG

  Megah Tbk

  dalam membayar kewajiban jangka

  16 JSMR

  Jasa Marga Tbk

  pendek atau utang yang segera jatuh

  17 KLBF

  Kalbe Farma Tbk

  tempo pada saat ditagih secara tempo pada saat ditagih secara

  dapat diformulasikan sebagai berikut

  dengan cara membandingkan aktiva

  (Ang; Widodo 2007):

  lancar dengan hutang lancer untuk mengukur kemampuan perusahaan

  Rumus:

  P t

  dalam membayar kewajiban jangka

  Price Earning Ratio =

  pendek atau utang yang segera jatuh

  EPS

  tempo pada saat ditagih secara

  Dimana:

  keseluruhan.

  P t = Harga Saham pada

  Rumus :

  periode t

  Aktiva Lancar

  EPS

  = Earning per share

  Current ratio =

  X 100

  Utang

  e. Price Book Value (PBV) merupakan

  Lancar

  rasio pasar yang digunakan untuk

  b. Return on Assets merupakan ukuran

  mengukur kinerja harga pasar saham

  terhadap nilai bukunya. Menurut

  menghasilkan laba dengan semua

  Ratnasari (2003) Nilai Price Book

  aktiva yang dimiliki oleh perusahaan

  Value (PBV) yang semakin besar

  menunjukkan harga pasar dari saham

  memperlihatkan gambaran seberapa

  tersebut semakin tinggi pula. Jika

  efisien suatu perusahaan dalam

  harga pasar dari suatu saham semakin

  melakukan kegiatan usahanya. Rasio

  tinggi, maka capital gain (actual

  ini mengukur tingkat pengembalian

  return) juga akan semakin tinggi.

  investasi yang telah

  dilakukan

  Perusahaan yang kinerjanya baik

  perusahaan dengan menggunakan

  biasanya nilai rasio PBV-nya diatas

  seluruh aktiva yang dimilikinya. ROA

  satu, hal ini menunjukkan bahwa nilai

  diperoleh dengan cara membandingkan

  pasar saham lebih tinggi dari nilai

  EAT (Earning After Tax) dengan total

  bukunya.

  Asset. Semakin besar ROA akan

  Nilai pasar adalah harga saham

  menunjukan kinerja yang semakin

  yang terjadi di pasar bursa pada saat

  baik, semakin tinggi ROA semakin

  tertentu yang ditentukan oleh pelaku

  pasar, yaitu oleh permintaan dan

  perusahaan) artinya semakin tinggi

  penawaran saham yang bersangkutan

  nilai perusahaan.

  Laba Bersih

  di pasar bursa. Nilai buku (book value)

  Rumus:

  per lembar saham menunjukkan aktiva

  Return on Assets =

  X 100

  bersih (net assets) yang dimiliki oleh

  Total Aktiva

  pemegang saham dengan memiliki satu

  c. Return on Equity merupakan rasio

  lembar saham, karena aktiva bersih

  untuk mengukur laba bersih sesudah

  adalah sama dengan total equitas

  pajak dengan modal sendiri. Rasio ini

  pemegang saham. Sehingga nilai buku

  menunjukan efisiensi penggunaan

  perlembar saham adalah total equitas

  modal sendiri. Semakin besar ROE,

  dibagi dengan jumlah saham yang

  semakin produktif modal sendiri yang

  beredar. Nilai buku (BV) secara

  di investasikannya dalam perusahaan,

  matematis dirumuskan sebagai berikut

  semakin meningkat nilai perusahaan

  (Widodo, S. 2007) :

  yang ditunjukan oleh total Aktiva

  Rumus:

  Modal Sendiri

  (kekayaan perusahaan).

  Rumus:

  Laba Bersih

  Nilai Buku (BV) =

  Return on Equity =

  X 100 Jumlah Saham Beredar

  Modal Sendiri

  d. Price Earning Ratio (PER) merupakan Price Book Value (PBV) sebagai

  perbandingan antara harga pasar suatu

  pengukur kinerja harga pasar saham

  saham dengan EPS dari saham yang

  terhadap nilai bukunya dapat

  bersangkutan. Secara matematis PER

  dirumuskan sebagai berikut :

  Analisis Koefisien determinasi Koefisien determinasi

  (R 2 ) adalah

  Harga Pasar Saham

  PBV =

  mengukur seberapa jauh kemempuan

  Nilai Buku Per Lembar

  model dalam menerangkan variasi dari

  Saham

  variabel dependen. Nilai koefisien

  3.3.1.2. Variabel Dependen

  determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil menunjukkan

  Menurut Kuncoro (2003), Variabel

  kemampuan variabel-variabel independen

  Dependen adalah: variabel yang menjadi

  dalam menjelaskan variabel dependen

  amat terbatas. Nilai R 2 yang mendekati

  memprediksikan atau bisa menunjukan

  independen memberikan hampir semua

  perubahan variabel yang terjadi dalam

  informasi

  yang

  dibutuhkan untuk

  penelitian.

  memprediksi variabel dependen (Ghozali,

  Variabel dependen pada penilitian

  ini adalah return saham. Return saham

  Kelemahan

  dari koefisien

  merupakan pendapatan yang diterima oleh

  determinasi ini adalah bias terhadap

  pemegang saham sebagai hasil dari

  jumlah

  variabel

  independen yang

  investasi yang dilakukan pada perusahaan.

  dimasukkan kedalam model. Setiap penambahan satu variabel independen

  3.4. Analisa Data

  maka koefisien determinasi meningkat

  Dalam penelitian ini teknik analisa

  pula, tidak melihat apakah variabel ini

  data secara statistik menggunakan program

  berpengaruh secara signifikan terhadap

  SPSS (Statistic Package for Social) yaitu

  variabel dependen (Kuncoro, 2003).

  regresi berganda untuk melihat pengaruh

  Untuk

  mengatasi kelemahan

  CR, ROA, ROE, PER dan PBV terhadap 2 tersebut digunakan nilai adjusted R pada Return saham pada perusahaan yang

  saat mengevaluasi mana model regresi

  tergabung dalam Indeks LQ 45 di Bursa 2 yang terbaik. Nilai adjusted R dapat Efek Indonesia selama periode 2010 –

  bernilai negatif walaupun koefisien

  2012. 2 determinasi selalu positif. Bila adjusted R

  bernilai negatif maka nilai dianggap nol

  3.4.1. Statistik Deskriptif

  (Gujarati; Kuncoro, 2003).

  Menurut Imam Ghozali (2005), statistic deskriptif memberikan gambaran

  3.4.3. Uji Normalitas Data

  atau deskriptif suatu data yang dilihat dari

  Uji normalitas data dapat dilakukan

  nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

  dengan berbagai cara, diantaranya dengan

  varian, maksimum, minimum, sum, range,

  menggunakan normal probability plot,

  kurtosis dan skewness (kemencengan

  yaitu membandingkan plot nilai residual

  distribusi). Dalam penelitian ini variabel

  dari data aktual dengan plot distribusi

  yang digambarkan oleh nilai rata-rata

  normal.

  (mean), standar deviasi, maksimum,

  Distribusi normal akan ditunjukkan

  minimum adalah: return saham, current

  dalam garis diagonal, sedangkan residual

  ratio, return on asset, return on equity,

  dari data aktual akan diplot sesuai dengan

  prace earning ratio dan price book value.

  distribusinya. Bila plotting data aktual terletak pada garis diagonal tersebut atau

  3.4.2. Koefisien Determinasi (R 2 )

  mendekatinya, ini menunjukkan data

  Analisis regresi dilakukan untuk

  aktual tersebut berdistribusi normal. Bila

  mengukur ketepatan fungsi regresi dalam

  data tersebut menjauhi garis normal, maka

  menaksir nilai aktual. Ketepatan fungsi

  distribusi data tersebut dapat dikatakan

  regresi dalam menaksir nilai aktual dapat

  tidak normal.

  diukur dari Goodness of fitnya dan secara statistik dapat diukur dari koefisien

  determinasi (R 2 ), nilai statistik F dan nilai

  statistik t (Ghozali, 2005).

  3.4.4. Uji Asumsi Klasik

  model regresi, terjadi ketidaksamaan

  Agar tidak terdapat penyimpangan

  varians residual dari satu pengamatan ke

  dalam menggunakan analisis regresi perlu

  pengamatan lain. Model regresi yang baik

  dilakukan uji asumsi klasik yang bertujuan

  adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

  untuk mengetahui hasil estimasi regresi

  Pengujian heteroskedastisitas dapat

  terbebas dari gejala multikolineritas,

  dilakukan dengan mengamati pola pada

  autokorelasi dan gejala heterokedastisitas.

  dasar pengambilan keputusan sebagai berikut (Santoso, 2010):

  grafik

  dengan

  3.4.5.1. Uji Multikolinearitas

   Jika pada grafik ada pola tertentu,

  Uji

  Multikolinearitas bertujuan

  seperti

  titik-titik yang ada

  untuk melihat apakah model regresi

  membentuk suatu pola tertentu yang

  teratur (bergelombang, melebar lalu

  independen. Bila ada, berarti terdapat

  menyempit), berarti telah terjadi

  multikolinearitas. Model regresi yang baik

  heteroskedastisitas.

  seharusnya tidak terdapat korelasi di antara

   Jika pada grafik tidak terdapat pola

  variabel independen (Santoso, 2010).

  yang jelas, serta titik-titik menyebar

  Pengujian multikolinearitas dapat

  di atas dan dibawah angka 0 pada

  dilakukan dengan mengamati :

  sumbu Y, maka tidak terjadi

   Besaran variable inflation factor

  3.4.6. Pengujian Hipotesis

  multikolinearitas bila nilai tolerance

  Untuk menguji hipotesis pertama,

  diatas 0.10 dan nilai VIF berada di

  kedua, ketiga, keempat dan Kelima di

  bawah angka 10 (Ghozali; Fauzan,

  lakukan

  pengujian

  secara parsial.

  Sedangkan untuk hipotesis keenam

   Pada tabel collinearity Diagnostic,

  dilakukan dengan menguji secara simultan.

  condition Index melebihi 15 dan

  3.4.7.1. Pengujian Hipotesis H 1 sampai

  benar-benar serius problem tersebut

  dengan H 5

  jika indeks sampai melebihi 30

  Pada pengujian hipotesis H 1

  (Santoso, 2004).

  sampai dengan H 5 , hipotesis yang akan

  diuji yaitu:

  3.4.5.2. Uji Autokorelasi

  H 1 = Terdapat pengaruh yang

  Uji Autokorelasi bertujuan untuk

  signifikan CR terhadap Return

  menguji apakah dalam model regresi linear

  Saham

  ada korelasi antara kesalahan pengganggu

  H 2 = Terdapat pengaruh yang

  pada periode t dengan kesalahan

  signifikan ROA terhadap Return

  pengganggu pada periode ke t-1

  Saham

  (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, berarti

  H 3 = Terdapat pengaruh yang

  terdapat

  autokorelasi. Penyimpangan

  signifikan ROE terhadap Return

  autokorelasi dalam penelitian ini diuji

  Saham

  dengan uji Durbin-Watson, dengan

  H 4 = Terdapat pengaruh yang

  patokan sebagai berikut (Santoso, 2010):

  signifikan PER terhadap Return

   Jika Angka D-W di bawah -2 berarti

  Saham

  ada autokorelasi positif

  H 5 = Terdapat pengaruh yang

   Jika angka D-W di antara -2 sampai

  signifikan PBV terhadap Return

  +2, berarti tidak ada autokorelasi.

  Saham

   Jika angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negative

  diuji dengan menggunakan uji t (uji parsial) untuk

  Hipotesis

  3.4.5.3. Uji Heteroskedastisitas

  melihat pengaruh CR, ROA, ROE, PER

  Uji Heteroskedastisitas bertujuan

  dan PBV terhadap return saham.

  untuk mengetahui apakah dalam sebuah

  Parsial test dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t table Parsial test dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t table

  sebesar 602,76 dan terendah PT. Energi

  independen, sehingga dapat ditentukan

  Mega Persada Tbk yaitu sebesar 63,95.

  apakah variabel independen mempunyai

  (Lampiran 1)

  pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan terhadap return saham.

  4.1.2. Return on Asset (ROA)

  Nilai t tabel dari variabel independen

  Return on Asset merupakan

  ditentukan melalui tingkat kepercayaan

  perbandingan laba bersih terhadap total

  95 dan derajat kebebasan (degree of

  aktiva. Untuk tahun 2010 ROA tertinggi

  freedom) df=n-k agar dapat ditentukan

  PT. Unilever Indonesia Tbk yaitu sebesar

  nilai kritisnya. Alpha (α) yang digunakan

  52,16 dan terendah PT. Bakrie

  Brothers Tbk yaitu sebesar -26,78, untuk

  Jika nilai t hitung < t table atau P value >

  tahun 2011 ROA tertinggi PT. Unilever α, maka H 1 H 2 H 3 H 4 dan H 5 ditolak dan H 0 Indonesia Tbk yaitu sebesar 53,18 dan

  diterima, dengan kata lain variabel

  terendah PT. Berlian Laju Tanker Tbk

  yaitu sebesar -71,41, untuk tahun 2012

  berpengaruh terhadap variabel dependen

  ROA tertinggi PT. Unilever Indonesia Tbk (return saham). Sebaliknya jika nilai t hitung yaitu sebesar 40,38 dan terendah PT. >t table atau P value < α, maka H 1, H 2, H 3, H 4, Berlian Laju Tanker Tbk yaitu sebesar -

  H 5, diterima dan H 0 ditolak, artinya

  64,92. (Lampiran 2)

  variabel independent secara parsial mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (return saham).

  4.1.3. Return on Equity (ROE)

  Return on Equity merupakan

  3.4.7.2. Pengujian Hipotesis

  perbandingan laba bersih terhadap modal

  Pembuktian terhadap hipotesis ini

  sendiri. Untuk tahun 2010 ROE tertinggi

  dilakukan pengujian dengan rumus

  PT. Unilever Indonesia Tbk yaitu sebesar

  persamaan:

  112,19 dan terendah PT. Bakrie Y=a+β 1 X 1 +β 2 X 2 +β 3 X 3 +β 4 X 4 +β 5 X 5 Brothers Tbk yaitu sebesar -79,56, untuk

  + e.

  tahun 2011 ROE tertinggi PT. Unilever

  Dimana :

  Indonesia Tbk yaitu sebesar 151,45 dan

  Y = Return saham perusahaan pada tahun

  terendah PT. Berlian Laju Tanker Tbk

  t.

  yaitu sebesar -292,68, untuk tahun 2012

  Β 1,2,3,4,5 = Koefisien Regresi

  ROE tertinggi PT. Unilever Indonesia Tbk

  X 1 = Current Ratio (CR)

  yaitu sebesar 121,94 dan terendah PT.

  X 2 = Return on Asset (ROA)

  Bumi Resources Tbk yaitu sebesar -

  X 3 = Return on Equity (ROE)

  127,44. (Lamp. 3)

  X 4 = Price EarningvRatio (PER)

  X 5 = Price Book Value (PBV)

  e = Random error term

  4.1.4. Price Earning Ratio (PER)

  a = Konstanta

  Price Earning Ratio merupakan perbandingan harga saham pada periode t

  4.1.1. Current Ratio (CR)

  terhadap earning per share. Untuk tahun

  2010 PER tertinggi PT. Unilever Indonesia

  perbandingan aktiva lancar terhadap

  Tbk yaitu sebesar 37,17 dan terendah

  hutang lancar. Untuk tahun 2010 CR

  PT. Energi Mega Persada Tbk yaitu

  tertinggi PT. Tambang Batubara Bukit

  sebesar -80,75, untuk tahun 2011 PER

  Asam Tbk yaitu sebesar 579,05 dan

  tertinggi PT. Unilever Indonesia Tbk yaitu

  terendah PT. Indo Tambangraya Megah

  sebesar 34,45 dan terendah PT. Bakrie

  Tbk yaitu sebesar 18,44, tahun 2011 CR

  Brothers Tbk yaitu sebesar -4,92, untuk

  tertinggi PT. Aneka Tambang Tbk yaitu

  tahun 2012 PER tertinggi PT. International

  sebesar 1064,23 dan terendah PT.

  Nickel Indonesia Tbk sebesar 63,12 dan

  Berlian Laju Tanker Tbk yaitu sebesar

  terendah PT. Bakrieland Development

  28,26, tahun 2012 CR tinggi PT.

  Tbk yaitu sebesar -4,17. (Lampiran 4)

  Indocement Tunggal Prakasa Tbk yaitu

  4.1.5. Price Book Value (PBV)

  penurunan sebesar 72,87 kali dari dana

  yang di investasikan. Nilai maksimum

  merupakan perbandingan harga pasar terhadap nilai buku per lembar. Untuk

  Descriptive Statistics