Pengaruh Rasio Likuiditas Rasio Profitab
Pengaruh Rasio Likuiditas,Rasio Profitabilitas dan Rasio Pasar terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia
By : Noviarma Siska Restu Agusti Yessi Muthia Basri
Facility of Economi RiauUniversity, Pekanbaru, Indonesia Email : noviarmasiskayahoo.co.id
ABSTRACT
The liquidity ratio is used to measure the company's ability to meet obligations to parties outside the company or within the company that have matured. If the company is able to meet its obligations, the company said in a liquid state. Current Ratio (CR) is a ratio to measure a company's ability to pay short-term obligations or debt immediately due at the time billed as a whole .The ratio is the ratio of profitability to assess the ability of the company to make a profit. The results of these measurements can be used as an evaluation of the performance of management, whether they are working effectively or not. Return on Assets is a measure of a company's ability to generate profits with all the assets owned by the company (Kasmir 2008). Return on equity is a financial analysis tool for measuring profitability. This ratio measures the company's ability to generate profits based on certain capital. Return on equity is a profitability measure from the point of view of shareholders
Market ratio is a ratio that is often used in special and capital markets that describes
a situation or state of the company's achievements capital market (Harahap, 2004). Price Earning Ratio (PER) is a way of measuring how much investors assess corporate profits generated. Darmadji and Fakhrudin (2006) Price Earning Ratio (PER) describe the market appreciation of the company's ability to generate profits. Price Book Value (PBV) is a ratio used to measure the market performance of the stock market price of the book value (Ang, 1997). According Ratnasari (2003) Value Price Book Value (PBV) which indicates greater market price of such shares higher as well.
Keyword : Stock Returns
PENDAHULUAN
masa depan sudah bisa dipastikan pada
Latar Belakang Masalah
saat ini. Investasi pada obyek investasi
Pasar modal merupakan sarana dan
berisiko salah satunya adalah investasi
dalam bentuk pembelian saham.
mendapatkan dana dan sebagai sarana bagi
Untuk memprediksi return saham
investor untuk berinvestasi. Kegiatan
banyak faktor yang dapat digunakan
investasi yang dilakukan investor pada
sebagai parameter, dari berbagai macam
umumnya dibagi menjadi dua, yaitu
faktor tersebut antara lain adalah informasi
investasi pada obyek yang mempunyai
keuangan perusahaan dan informasi pasar
risiko dan obyek yang bebas risiko.
atau saham. Informasi keuangan dan
Investasi pada obyek yang mempunyai
informasi pasar yang dapat digunakan
risiko, yakni investasi pada obyek yang
untuk
memprediksi
return saham
tingkat return aktualnya di masa depan
diantaranya; Rasio Likuiditas, Rasio
masih mengandung unsur ketidak pastian,
Profitabilitas dan Rasio Pasar.
sedangkan investasi pada obyek yang
Investasi yang aman memerlukan
bebas risiko merupakan investasi pada
analisis yang cermat, teliti dan didukung
obyek yang mempunyai tingkat return di
oleh data yang akurat sehingga dapat oleh data yang akurat sehingga dapat
(PER) menggambarkan apresiasi pasar
berinvestasi di pasar modal.
terhadap kemampuan perusahaan dalam
Analisis fundamental berkeyakinan
menghasilkan laba. Price Book Value
bahwa harga saham dipengaruhi oleh
(PBV) merupakan rasio pasar yang
kinerja keuangan perusahaan. Bila kinerja
digunakan untuk mengukur kinerja harga
keuangan perusahaan meningkat maka
pasar saham terhadap nilai bukunya (Ang,
harga saham akan meningkat dan secara
1997). Menurut Ratnasari (2003) Nilai
otomatis akan meningkatkan return saham
Price Book Value (PBV) yang semakin
yang merupakan tujuan investor dalam
besar menunjukkan harga pasar dari saham
melakukan investasi.
tersebut semakin tinggi pula.
Dalam penelitian ini terdapat 3
Beberapa penelitian sebelumnya
(tiga) kategori rasio keuangan yang
yang menghubungkan antara faktor
digunakan yaitu: (1) rasio likuiditas, (2)
fundamental dengan return saham antara
rasio profitabilitas (3) rasio pasar.
lain: Taufik Hidayat (2009) meneliti
Rasio likuiditas berfungsi untuk
perusahaan di Bursa Efek Indonesia dari
mengukur kemampuan perusahaan dalam
tahun 2004 sampai dengan tahun 2007
memenuhi kewajiban kepada pihak luar
sebanyak 124 perusahaan. Variabel
perusahaan maupun didalam perusahaan
independen penelitian ini adalah Rasio
yang sudah jatuh tempo. Bila perusahaan
Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio
Aktivitas, Rasio Profitabilitas, Rasio Pasar
dikatakan perusahaan dalam keadaan
dan variabel dependen Return Saham.
likuid. Current Ratio (CR) merupakan
Hasil penelitian Rasio Profitabilitas dan
rasio untuk mengukur kemampuan
Rasio Pasar berpegaruh secara signifikan
perusahaan dalam membayar kewajiban
terhadap return saham. Sedangkan Rasio
jangka pendek atau utang yang segera
Likuiditas, Rasio Solvabilitas dan Rasio
jatuh tempo pada saat ditagih secara
Aktivitas tidak berpengaruh secara
keseluruhan (Kasmir, 2008).
signifikan terhadap return saham.
Rasio profitabilitas merupakan
Fitri Febriani (2009) meneliti
perusahaan industri barang konsumsi di
perusahaan dalam mencari keuntungan.
Bursa Efek Indonesia dari tahun 2004
Hasil pengukuran ini dapat digunakan
sampai dengan 2007 sebanyak 11
sebagai evaluasi kinerja manajemen,
perusahaan.
Variabel independen
apakah mereka telah bekerja secara efektif
penelitian ini adalah CR, DER, TATO,
atau tidak. Return on Assets merupakan
ROA dan variabel dependen return saham.
ukuran kemampuan perusahaan dalam
Hasil penelitian menunjukan bahwa CR,
menghasilkan laba dengan semua aktiva
DER, TATO dan ROA baik secara
yang dimiliki oleh perusahaan (Kasmir
simultan maupun parsial berpengaruh
2008). Return on equity merupakan alat
signifikan terhadap return saham.
analisis keuangan dalam mengukur
Munte (2009) meneliti perusahaan
profitabilitas. Rasio ini dapat mengukur
manufaktur di BEI dari tahun 2003 sampai
dengan tahun 2007 sebanyak 32
menghasilkan laba berdasarkan modal
perusahaan. Variabel independen CR,
tertentu. Return on equity merupakan
ROE, CFOD, PBV, SIZE dan variabel
ukuran profitabilitas dari sudut pandang
dependen return saham. Hasil penelitian
pemegang saham (Darsono, 2005).
menunjukan bahwa ROE berpengaruh
Rasio pasar merupakan rasio yang
terhadap return saham sedangkan CR,
sering dan khusus dipergunakan di pasar
CFOD, PBV dan SIZE tidak berpengaruh.
modal yang menggambarkan situasi atau keadaan prestasi perusahaan dipasar modal
Perumusan Masalah
(Harahap, 2004). Price Earning Ratio
Berdasarkan uraian latar belakang
(PER) merupakan cara mengukur seberapa
yang telah dikemukakan diatas, peneliti
besar investor menilai laba yang dihasilkan
tertarik untuk meneliti perusahaan yang
perusahaan. Darmadji dan Fakhrudin
tergabung dalam indeks LQ 45 di Bursa
(2006) menyatakan Price Earning Ratio
Efek Indonesia (BEI) selama periode
2010-2012, untuk mengetahui apakah
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
current ratio (CR), return on assets
besar pengguna dalam pengambilan
(ROA), retun on equity (ROE), price
keputusan ekonomi (SAK, 2007).
earning ratio (PER) dan price book value
Laporan keuangan menggambarkan
(PBV) berpengaruh terhadap Return
pos-pos keuangan perusahaan yang
Saham?.
diperoleh dalam suatu periode. Dalam prakteknya dikenal beberapa macam
Tujuan Penelitian
laporan keuangan seperti: neraca, laporan
Sesuai dengan permasalahan tersebut
laba rugi, laporan perubahan modal,
diatas, penelitian ini bertujuan untuk:
laporan catatan atas laporan keuangan dan
1. Menguji pengaruh Rasio Likuiditas
laporan kas. Masing-masing laporan
(CR) terhadap Return Saham pada
memiliki komponen keuangan tersendiri,
perusahaan yang tergabung dalam
tujuan dan maksud tersendiri.
Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.
Penilaian kinerja sangat penting
2. Menguji pengaruh Profitabilitas (ROA
bagi perusahaan yang telah terdaftar di
dan ROE) terhadap Return Saham pada
bursa efek Indonesia (BEI) sehingga
perusahaan yang tergabung dalam
dituntut untuk meningkatkan kinerjanya.
Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.
Pendekatan yang sering digunakan dalam
3. Menguji pengaruh Rasio Pasar (PER
menilai kondisi keuangan dan prestasi
dan PBV) terhadap Return Saham pada
perusahaan adalah dengan mengevaluasi
perusahaan yang tergabung dalam
laporan keuangan perusahaan berupa
Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.
Neraca dan Laba Rugi, karena perusahaan setiap tahunnya menerbitkan laporan
Manfaat Penelitian
keuangan yang disusun berdasarkan
Penelitian ini diharapkan dapat
standar penyusunan laporan keuangan
memberikan sumbangan sebagai berikut:
yang diterapkan secara luas oleh setiap
1. Dapat memberikan bukti empiris
perusahaan.
kepada para investor atau pemegang
Informasi
laporan keuangan
saham yang ingin melakukan investasi
perusahaan sangat dibutuhkan oleh
pada suatu perusahaan bagaimana
investor untuk menilai kinerja keuangan
pengaruh CR, ROA, ROE, PER dan
perusahaan, sebagaimana yang diterangkan
PBV terhadap Return Saham.
dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007)
2. Memberikan informasi kepada investor
bahwa:
bila ingin melakukan investasi di Bursa
“Penanaman
modal berisiko
Efek Indonesia (BEI) sebaiknya
dengan
penasihat mereka
memperhatikan kinerja perusahaan
berkepentingan dengan resiko yang
yang dapat mempengaruhi Return
melekat serta hasil pengembangan
Saham perusahaan tersebut.
dari investasi yang mereka
3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat
lakukan. Mereka membutuhkan
untuk membantu
tambahan bagi para peneliti yang ingin
menentukan
apakah harus
melakukan penelitian di bidang yang
membeli, menahan atau menjual
sama.
investasi
tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi
Landasan Teori dan Hipotesis
yang memungkinkan mereka untuk
2.1. Laporan Keuangan
menilai kemampuan perusahaan membayar deviden”
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dari
Analisis Laporan Keuangan
transaksi keuangan selama tahun buku
Menganalisi laporan keuangan,
berarti melakukan suatu proses untuk
mempunyai tujuan sebagai alat informasi
membedah laporan keuangan ke dalam
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,
unsur-unsurnya, menelaah masing-masing
serta perubahan posisi keuangan suatu
unsure tersebut dengan tujuan untuk unsure tersebut dengan tujuan untuk
Rasio aktivitas merupakan rasio yang
yang baik dan tepat atas laporan keuangan
digunakan untuk mengukur efektifitas
tersebut (Prastowo, 2002).
perusahaan dalam menggunakan aktiva
Analisis laporan keuangan perlu
yang dimiliki.
4. Rasio profitabilitas (profit margin on
menggunakan metode dan teknik analisis
sales, basic earning power, return on
yang tepat sehinga hasil yang diharapkan
total assets, return on total equity, gros
benar dan akurat. Kesalahan dalam
profit margin, operating income ratio,
memasukkan angka atau rumus akan
operating ratio, net profit margin,
berakibat pada tidak akuratnya hasil yang
earning power to total investment, net
hendak dicapai (Kasmir, 2008).
earning power ratio, rate of return for owners).
2.3. Penggolongan Rasio
Rasio profitabilitas merupakan rasio
Menurut Kasmir (2008), dalam
untuk menilai kemampuan perusahaan
menganalisis data keuangan dapat
dalam mencari keuntungan. Hasil
pengukuran ini dapat digunakan sebagai
dikelompokan kedalam enam macam
evaluasi kinerja manajemen, apakah
kategori yang bertujuan melihat prospek
mereka telah bekerja secara efektif atau
dan risiko perusahaan pada masa yang
tidak.
akan datang, yaitu:
5. Rasio
pertumbuhan (pertumbuhan
1. Rasio likuiditas (current ratio, quick
penjualan, pertumbuhan laba bersih,
ratio)
pertumbuhan pendapatan per saham,
Rasio likuiditas berfungsi untuk
pertumbuhan dividen per saham).
mengukur kemampuan perusahaan
Rasio pertumbuhan merupakan rasio
dalam memenuhi kewajiban kepada
yang menggambarkan kemampuan
pihak luar perusahaan maupun didalam
perusahaan dalam mempertahankan
perusahaan yang sudah jatuh tempo.
posisi
ekonominya di tengah
Bila perusahaan mampu memenuhi
pertumbuhan perekonomian dan sektor
kewajibannya, dikatakan perusahaan
usahanya.
dalam keadaan likuid. Bila perusahaan
6. Rasio penilaian (rasio harga saham
tidak mampu memenuhi kewajiban
terhadap pendapatan dan rasio nilai
tersebut, dikatakan perusahaan dalam
pasar saham terhadap nilai buku).
keadaan illikuid.
Rasio penilaian adalah rasio yang
2. Rasio solvabilitas (debt ratio, times
memberikan
ukuran kemampuan
interest earned, fixed charge coverage,
manajemen menciptakan nilai pasar
cash flow coverage, total debt to equity
usahanya di atas biaya investasi.
ratio, long term debt to equity, tangible assets debt coverage).
Dalam penelitian ini penulis akan
Rasio solvabilitas atau leverage ratio
membatasi
pengkajian dengan
digunakan untuk mengukur sejauh
menggunakan rasio likuiditas yaitu current
mana aktiva perusahaan dibiayai
ratio, rasio profitabilitas yaitu return on
dengan utang, baik jangka pendek
Asset dan return on equity serta rasio pasar
maupun jangka panjang yang bertujuan
yaitu price earning ratio dan price book
untuk mengetahui beberapa hal
value.
berkaitan dengan penggunaan modal sendiri dan modal pinjaman apakah sesuai dengan tujuan perusahaan atau
a. Rasio Likuiditas
tidak.
Rasio likuiditas merupakan rasio
3. Rasio aktivitas (inventory turn over,
yang
menggambarkan kemampuan
average collection period, fixed assets
perusahaan dalam memenuhi kewajiban
turn over, total assets turn over,
jangka pendek. Fungsi lain rasio likuiditas
receivable turn over, average day’s
adalah untuk menunjukan atau mengukur
inventory, working turn over).
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik
perusahaan. Adapun jenis-jenis rasio
maupun dalam perusahaan (Kasmir, 2008).
profitabilitas diantaranya sebagai berikut:
Current Ratio merupakan rasio
1. Return on Assets
untuk mengukur kemampuan perusahaan
Return on Assets merupakan
dalam membayar kewajiban jangka pendek
ukuran kemampuan perusahaan dalam
atau utang yang segera jatuh tempo pada
menghasilkan laba dengan semua aktiva
saat ditagih secara keseluruhan.
yang dimiliki oleh perusahaan (Kasmir
Dalam prakteknya sering kali
2008). ROA dapat memperlihatkan
dipakai bahwa rasio lancar dengan standar
200 (2:1) yang terkadang sudah
perusahaan dalam melakukan kegiatan
dianggap sebgai ukuran yang cukup baik
usahanya. Rasio ini memperlihatkan
atau memuaskan bagi suatu perusahaan.
kemampuan dari modal yang ditanamkan
Artinya dengan hasil rasio seperti itu,
perusahaan sudah merasa berada di titik
menghasilkan keuntungan bagi semua
aman dalam jangka pendek.
investor. Rasio ini mengukur tingkat
Rumus untuk mencari rasio ini
pengembalian investasi yang telah
(Bringham dan Houstob, 2001):
menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya. Nilai ROA yang semakin
Utang Lancar
Current ratio =
X 100
tinggi menunjukkan suatu perusahaan semakin efisien dalam memanfaatkan
Aktiva Lancar
aktivanya untuk memperoleh laba,
b. Rasio Profitabilitas
sehingga nilai perusahaan meningkat
Profitabilitas merupakan rasio untuk
Return on asset yang negatif
menilai kemampuan perusahan dalam
disebabkan oleh laba perusahaan dalam
keadaan rugi, hal ini memperlihatkan
bahwa kemampuan dari modal yang
ditanamkan secara keseluruhan belum
menjalankan usahanya.
dapat menghasilkan laba (Fauzan. A,
profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi
Rumus:
Laba Bersih
pihak luar perusahaan, yaitu (Kasmir,
Return on Assets =
dihasilkan perusahaan dalam satu periode tertentu;
2. Return on Equity (ROE)
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan
Hasil pengembalian ekuitas atau
tahun sebelumnya dengan tahun
Return on Equity merupakan rasio untuk
sekarang;
mengukur laba bersih sesudah pajak
3. Untuk menilai perkembangan laba
dengan modal sendiri. Rasio ini
dari waktu tertentu, baik penurunan
menunjukan efisiensi penggunaan modal
atau kenaikan dan dapat mencari
sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin
penyebab perubahan tersebut;
baik (Kasmir, 2008).
4. Untuk mengukur produktivitas seluruh
Return on equity merupakan alat
dana yang digunakan perusahaan yang
analisis keuangan dalam mengukur
berasal dari pinjaman maupun modal
profitabilitas. Rasio ini dapat mengukur
menghasilkan laba berdasarkan modal
profitabilitas tergantung pada kebijakan
tertentu. Return on equity merupakan
manajemen, apakah menggunakan seluruh
ukuran profitabilitas dari sudut pandang
jenis atau sebagian. Semakin lengkap rasio
pemegang saham (Darsono, 2005).
yang digunakan maka semakin baik penilaian atas kondisi profitabilitas yang digunakan maka semakin baik penilaian atas kondisi profitabilitas
Rumus:
Laba Bersih
terhadap nilai bukunya (Ang; Widodo
Return on Equity =
X 100 2007). Menurut Ratnasari (2003) Nilai
Modal Sendiri
Price Book Value (PBV) yang semakin besar menunjukkan harga pasar dari saham
Menurut Santoso (2001) Return on
tersebut semakin tinggi pula. Jika harga
equity dipengaruhi oleh besar kecilnya
pasar dari suatu saham semakin tinggi,
hutang perusahaan. Jika proporsi hutang
maka capital gain (actual return) juga
semakin besar maka rasio ini akan semakin
akan semakin tinggi. Perusahaan yang
besar pula. Besar atau kecilnya Return on
kinerjanya baik biasanya nilai rasio PBV-
equity bergantung pada kinerja perusahaan
nya diatas satu, hal ini menunjukkan
itu sendiri. Kinerja perusahaan yang baik
bahwa nilai pasar saham lebih tinggi dari
akan memberikan tingkat Return on equity
nilai bukunya.
yang baik pula. Jika jumlah laba bersih
Nilai pasar adalah harga saham
yang terjadi di pasar bursa pada saat
sementara jumlah total modal sendiri
tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar,
rendah maka tingkat Return on equity akan
yaitu oleh permintaan dan penawaran
tinggi.
saham yang bersangkutan di pasar bursa. Nilai buku (book value) per lembar saham
c. Rasio Pasar
menunjukkan aktiva bersih (net assets)
Rasio pasar merupakan rasio yang
yang dimiliki oleh pemegang saham
sering dan khusus dipergunakan di pasar
dengan memiliki satu lembar saham,
modal yang menggambarkan situasi atau
karena aktiva bersih adalah sama dengan
keadaan prestasi perusahaan dipasar modal
total equitas pemegang saham. Sehingga
(Harahap, 2004).
nilai buku perlembar saham adalah total equitas dibagi dengan jumlah saham yang
Rasio pasar terdiri dari:
beredar. Nilai buku (BV) secara matematis
1. Price Earning Ratio (PER)
dirumuskan sebagai berikut (Ang:
Price Earning Ratio (PER)
Widodo. 2007) :
merupakan cara mengukur seberapa besar
Rumus:
Modal Sendiri
investor menilai laba yang dihasilkan perusahaan. Darmadji dan Fakhrudin
Nilai Buku (BV) =
(2006) menyatakan Price Earning Ratio
Jumlah Saham Beredar
(PER) menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam
Price Book Value (PBV) sebagai
menghasilkan laba.
pengukur kinerja harga pasar saham
Price Earning Ratio (PER)
terhadap nilai bukunya dapat
merupakan perbandingan antara harga
dirumuskan sebagai berikut :
pasar suatu saham dengan EPS dari saham
Harga Pasar Saham
yang bersangkutan. Secara matematis PER
PBV =
dapat diformulasikan sebagai berikut
Nilai Buku Per Lembar
(Ang; Widodo 2007):
Saham
Rumus:
2.4. Pengertian Return
Sebagian besar investor hanya
P t
Price Earning Ratio =
memperhatikan return nominal yaitu
EPS
peningkatan kekayaan secara nominal
Dimana:
dalam satu periode waktu, padahal yang
P t = Harga Saham pada
paling penting adalah peningkatan
periode t
kekayaan secara riil (return nominal
EPS
= Earning per share
dikurangi tingkat inflasi pada periode itu) atau peningkatan daya beli (Frensidy,
2. Price Book Value (PBV)
Tingkat keuntungan (return)
merupakan rasio pasar yang digunakan
merupakan rasio antara pendapatan merupakan rasio antara pendapatan
Tingkat keuntungan (return)
jumlah dana yang diinvestasikan. Pada
adalah perbandingan antara pendapatan
investasi selama beberapa periode dengan
keuntungan yang tinggi dengan resiko
jumlah dana yang diinvestasikan. Tingkat
kerugian yang sekecil mungkin, sehingga
keuntungan saham yang diterima oleh
para investor berusaha menentukan tingkat
investor dinyatakan dalam rumus (Fauzan.
keuntungan investasi yang optimal dengan
A, 2006) :
menentukan konsep investasi yang
Return Saham = Capital Gain (loss) +
memadai. Konsep ini penting karena
Yield
tingkat keuntungan yang diharapkan dapat
berdasarkan selisih antara capital gain dan
capital loss. Rata-rata return saham
P t-1
biasanya dihitung dengan mengurangkan
Keterangan :
harga saham periode tertentu dengan harga
P t = Harga saham sekarang
saham periode sebelumnya dibagi dengan
P t-1 = Harga saham periode lalu
harga saham sebelumnya.
D t = Deviden yang dibayarkan
Return saham dapat dibedakan
sekarang
menjadi dua jenis yaitu return realisasi dan return ekspektasi (Jogiyanto, 2003).
2.5. Penelitian Terdahulu
Return realisasi merupakan return yang
Penelitian dibidang pasar modal telah
telah terjadi dan dihitung berdasarkan data
banyak dilakukan diantaranya tentang
historis. Return realisasi penting sebagai
faktor-faktor yang mempengaruhi return
dasar pengukuran kinerja perusahaan, serta
saham. Dari berbagai penelitian yang telah
sebagai dasar penentuan return ekspektasi
dilakukan tersebut terdapat perbedaan
dan resiko di masa mendatang. Sedangkan
tentang variabel-variabel yang dipilih dan
return ekspektasi merupakan return yang
menghasilkan kesimpulan yang berbeda.
diharapkan terjadi di masa mendatang dan
Diantara penelitian terdahulu yang
bersifat tidak pasti (belum terjadi).
memberikan kesimpulan berbeda antara
Menurut Halim (2003) komponen
lain:
return meliputi:
Tandelilin (2001) menyatakan
1. Capital Gain (loss) merupakan
bahwa
dalam
melakukan analisis
keuntungan (kerugian) bagi investor
perusahaan, investor harus mendasarkan
yang diperoleh dari kelebihan harga
kerangka berfikir pada dua komponen
jual (harga beli) diatas harga beli
utama dalam analisis fundamental yaitu
(harga jual) yang keduanya terjadi
Price Earning Ratio (PER) dan Return on
dipasar sekunder.
Equity (ROE) perusahaan. Ang (1997)
2. Yield merupakan pendapatan atau
menyatakan rasio likuiditas, profitabilitas,
aliran kas yang diterima investor
solvabilitas dan rasio yang berhubungan
secara periodik, misalnya berupa
dengan pasar biasanya menjadi pusat
deviden atau bunga. Yield dinyatakan
perhatian investor.
dalam persentase dari modal yang
Berdasarkan
uraian diatas,
ditanamkan.
perbedaan penelitian yang dilakukan ini dengan penelitian sebelumnya terletak
Pengukuran return saham diperoleh
pada variabel yang digunakan serta
dari perubahan harga saat awal membeli
periode
yang
digunakan dalam
dikurangi harga saat menjual. Harga suatu
pengamatan penelitian yaitu dari tahun
2010 sampai dengan tahun 2012. Sampel
penawaran dan permintaan terhadap saham
dalam penelitian ini diambil dari
tersebut. Kedua kekuatan itu sendiri
perusahaan yang tergabung dalam Indek
merupakan pencerminan dari ekpektasi
LQ 45, karena merupakan saham unggulan
pemodal terhadap kinerja saham di masa
dengan nilai pasar dan likuiditas tinggi
yang akan dating (Ajie,2003).
yang banyak diperhatikan oleh investor
2.6. Kerangka Penelitian dan Model
membeli saham-saham perusahaan dengan
Penelitian
current Ratio yang tinggi.
2.6.1. Kerangka Pemikiran
Pengaruh Return on Aset Terhadap
Penilaian kinerja sangatlah penting
Return Saham
bagi perusahaan yang telah terdaftar di
ROA diperoleh dengan cara
bursa efek Indonesia (BEI) sehingga
membandingkan EAT (Earning After Tax)
dituntut untuk meningkatkan kinerjanya.
dengan total Asset. Return On Assets
Pendekatan yang sering digunakan dalam
(ROA), digunakan untuk mengukur
menilai kondisi keuangan dan prestasi
efektifitas
perusahaan didalam
perusahaan adalah dengan mengevaluasi
menghasilkan keuntungan (return) bagi
laporan keuangan perusahaan berupa
perusahaan dengan memanfaatkan aktiva
Neraca dan Laba Rugi, karena perusahaan
yang dimilikinya. Menurut Sulistiyo
setiap tahunnya menerbitkan laporan
(2004) perusahaan yang memiliki nilai
keuangan yang disusun berdasarkan
ROA semakin tinggi menunjukkan kinerja
standar penyusunan laporan keuangan
perusahaan yang semakin baik. Nilai ROA
yang diterapkan secara luas oleh setiap
yang semakin tinggi berarti perusahaan
perusahaan.
semakin efisien dalam memanfaatkan
Analisis Fundamental menyatakan
aktivanya untuk memperoleh laba,
bahwa setiap investasi saham mempunyai
sehingga nilai perusahaan meningkat
landasan yang kuat yang disebut nilai
(Brigham, 2001). Kinerja perusahaan yang
intrinsik yang dapat ditentukan melalui
semakin baik dan nilai perusahaan yang
suatu analisis yang sangat hati-hati
meningkat akan memberikan harapan
terhadap kondisi perusahaan pada saat
naiknya harga saham perusahaan tersebut
sekarang dan prospeknya di masa
yang pada akhirnya akan berdampak
mendatang. Nilai intrinsik merupakan
kepada kenaikan return saham.
suatu fungsi dari faktor-faktor perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan
Pengaruh Return on Equity Terhadap
suatu keuntungan (return) yang diharapkan
Return Saham
dengan suatu risiko yang melekat pada
Return On Equity (ROE) digunakan
saham tersebut.
untuk mengukur tingkat kembalian
Rasio pasar merupakan rasio yang
perusahaan atau efektivitas perusahaan di
sering dan khusus dipergunakan di pasar
dalam menghasilkan keuntungan dengan
modal yang menggambarkan situasi atau
memanfaatkan ekuitas (shareholder’s
keadaan prestasi perusahaan dipasar modal
equity) yang dimiliki oleh perusahaan
(Harahap, 2004).
(Brigham, 2001). Semakin tinggi nilai ROE menunjukkan semakin efisien
Pengaruh Current Ratio Terhadap
perusahaan menggunakan modal sendiri
Return Saham
untuk menghasilkan laba bagi perusahaan.
Current Ratio merupakan rasio yang
Perusahaan yang semakin efisien dalam
menggambarkan kemampuan perusahaan
menggunakan modal sendiri dalam
dalam memenuhi kewajiban jangka
menghasilkan laba akan memberikan
pendek. Fungsi lain rasio likuiditas adalah
harapan naiknya return sahamnya
untuk menunjukan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
Pengaruh Price Earning Ratio (PER)
kewajibannya yang jatuh tempo, baik
Terhadap Return Saham
kewajiban kepada pihak luar perusahaan
Price
Earning Ratio (PER)
maupun dalam perusahaan (Kasmir, 2008).
merupakan salah satu dari rasio pasar yang
Current Ratio merupakan rasio
digunakan untuk memprediksi return
untuk mengukur kemampuan perusahaan
saham. Menurut Darmadji dan Fakhruddin
dalam membayar kewajiban jangka pendek
menyatakan
bahwa PER
atau utang yang segera jatuh tempo pada
menggambarkan apresiasi pasar terhadap
saat ditagih secara keseluruhan. Dengan
kemampuan
perusahaan dalam
posisi ini investor lebih menyukai untuk
menghasilkan laba.
Semakin tinggi PER menunjukan
Dari rumusan masalah dan tujuan
harga saham dinilai semakin tinggi oleh
penelitian, maka hipotesis penelitian yang
investor terhadap pendapatan per lembar
diajukan adalah sebagai berikut:
sahamnya, sehingga PER yang semakin tinggi juga menunjukan tingginya harga
3.1. Lokasi Penelitian
aham tersebut terhadap pendapatannya.
Penelitian ini dilakukan pada
Jika harga saham semakin tinggi maka
perusahaan yang tergabung dalam indeks
selisih harga saham periode sekarang
LQ 45 di Bursa Efek Indonesia dari tahun
dengan periode sebelumnya semakin
2010 sampai dengan tahun 2012 yang
besar, sehingga capital gain-nya juga
diperoleh melalui website resmi Bursa
semakin meningkat. Hal ini yang
Efek Indonesia ( www.idx.co.id ).
membawa dampak pada harga pasar saham dan return saham yang akan menimbulkan
3.2. Populasi dan Sampel
minat bagi investor untuk melakukan
1. Penentuan Populasi
investasi yaitu dengan membeli saham.
Populasi adalah suatu kelompok dari elemen penelitian, di mana elemen
Pengaruh Price Book Value (PBV)
adalah unit terkecil yang merupakan
Terhadap Return Saham
sumber dari data yang diperlukan.
Price to Book Value (PBV)
Populasi ini terbatas pada perusahaan
merupakan rasio pasar yang digunakan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
untuk mengukur kinerja harga pasar saham
2. Penentuan Unit Pemilihan Sampel
terhadap nilai bukunya (Ang; Widodo
Unit
pemilihan
sampel adalah
2007). Perusahaan yang berkinerja baik,
kelompok elemen. Dari populasi
biasanya rasio PBV-nya diatas 1, Ini
penelitian,
elemen yang akan
menunjukan bahwa nilai pasar saham lebih
dikelompokan menjadi satu atau
besar dari nilai bukunya. Semakin besar
beberapa kelompok tergantung kepada
rasio PBV semakin tinggi nilai perusahaan
desain sampel yang digunakan peneliti.
tersebut. Karena PBV yang semakin besar
Sampel dalam penelitian ini diambil
menunjukan harga pasar saham dari saham
dari perusahaan yang tergabung dalam
tersebut semakin meningkat. Jika harga
Indek LQ 45, karena merupakan saham
pasar saham semakin meningkat maka
unggulan dengan nilai pasar dan
capital gain dari saham tersebut juga
likuiditas
tinggi
yang banyak
meningkat. Hal ini disebabkan actual
diperhatikan oleh investor.
return dari capital gain merupakan selisih
3. Penentuan Kerangka Pemilihan Sampel
antara harga saham periode saat ini dengan
Kerangka pemilihan sampel adalah
harga saham periode sebelumnya. Investor
daftar elemen dari setiap unit pemilihan
bersedia membayar harga saham yang
sampel. Perusahaan yang diteliti
lebih tinggi bila jaminan keamanan atas
merupakan perusahaan yang tergabung
asset bersih perusahaan semakin tinggi,
dalam indek LQ 45, kerangka pemilihan
dengan demikian PBV perpengaruh
sampel bisa diperoleh dari Bursa Efek
terhadap return saham.
Indonesia.
4. Penentuan Desain Sampel
2.6.2 Model Penelitian
Desain sampel adalah metode untuk
Penelitian ini terdiri dari 6 variabel
memilih sampel dari populasi yang ada.
yaitu return saham sebagai variabel
Ada
beberapa
alternatif cara
dependen, current ratio (CR), return on
pengambilan sampel. Secara umum
assets (ROA), retun on equity (ROE) price
desain sampel terdiri dari dua macam,
earning ratio (PER) dan price book value
yaitu desain probabilitas dan desain
(PBV) sebagai varibel independen.
nonprobabilitas.
Pertimbangan
Hubungan antara variabel dependen
menggunakan desain sampel meliputi
dengan variabel
independen
yang
biaya, akurasi, waktu, penerimaan hasil,
digunakan dalam penelitian ini dapat
dan kemampuan generalisasi. Untuk
digambarkan sebagai berikut:
penelitian ini menggunakan desain sampel nonprobabilitas. Metode yang penelitian ini menggunakan desain sampel nonprobabilitas. Metode yang
18 LPKR
Lippo Karawaci Tbk
merupakan salah satu jenis purposive
PP London Sumatera
sampling, dimana peneliti memilih
19 LSIP
Tbk
sampel berdasarkan penilaian terhadap
Perusahaan Gas
beberapa karateristik anggota sampel
20 PGAS
Negara Tbk
yang disesuaikan dengan maksud
Tambang Batubara
penelitian.
21 PTBA
Bukit Asam Tbk
5. Pemilihan Sampel
22 SMGR
Semen Gresik Tbk
Dalam langkah ini peneliti menentukan
23 TINS
Timah Tbk
elemen yang akan menjadi sampel dari
Telekomunikasi
penelitian yang dilakukan.
24 TLKM
Indonesia Tbk
Bakrie Sumatra
Plantations Tbk
berdasarkan kriteria sebagai berikut:
United Tractors Tbk
26 UNTR
Perusahaan tersebut konsisten masuk
Unilever Indonesia
dalam Indeks LQ 45 selama periode
Sumber : Bursa Efek Indonesia
keuangan yang lengkap selama
3.3. Jenis dan Sumber Data
periode 2010 – 2012.
Data yang digunakan adalah data
laporan keuangan yang lengkap dari tahun
sekunder berupa laporan keuangan tahunan
2010 - 2012 adalah sebagai berikut :
yang diterbitkan oleh perusahaan yang di ambil dari Bursa Efek Indonesia dan telah
NO KODE
PERUSAHAAN
diaudit oleh akuntan publik yang diperoleh
Astra Agro Lestari
dari www.idx.co.id , data harga saham dan
diperoleh dari
2 ADRO
Adaro Energy Tbk
www.duniainvestasi.com ,
dan
Aneka Tambang
www.britama.com .
3 ANTM
(Persero) Tbk
Astra International
3.3.1. Variabel Penelitian dan Definisi
4 ASII
Tbk
Operasional Variabel
Berlian Laju Tanker
Variabel
dependen dalam
5 BLTA
Tbk
penelitian ini adalah return saham,
Bakrie Brothers
sedangkan variable independennya adalah
6 BNBR
Tbk
current ratio (CR), return on assets
7 BUMI
Bumi Resources Tbk
(ROA), retun on equity (ROE) price
Bakrieland
earning ratio (PER) dan price book value
8 ELTY
Development Tbk
(PBV). Untuk menganalisa hubungan
Energi Mega Persada
antara variabel independen dan variable
9 ENRG
Tbk
dependen digunakan model persamaan
10 GGRM
Gudang Garam Tbk
regresi berganda.
International Nickel
Berikut ini pembahasan definisi
11 INCO
Indonesia Tbk
operasional yang menjelaskan variable-
Indofood Sukses
variabel yang digunakan dalam penelitian
12 INDF
Makmur Tbk
ini.
13 INDY
Indika Energy Tbk
3.3.1.1. Variabel Independen
Indocement Tunggal
Variabel independen pada penelitian ini adalah:
14 INTP
Prakasa Tbk
a. Current Ratio merupakan rasio untuk
Indo Tambangraya
mengukur kemampuan perusahaan
15 ITMG
Megah Tbk
dalam membayar kewajiban jangka
16 JSMR
Jasa Marga Tbk
pendek atau utang yang segera jatuh
17 KLBF
Kalbe Farma Tbk
tempo pada saat ditagih secara tempo pada saat ditagih secara
dapat diformulasikan sebagai berikut
dengan cara membandingkan aktiva
(Ang; Widodo 2007):
lancar dengan hutang lancer untuk mengukur kemampuan perusahaan
Rumus:
P t
dalam membayar kewajiban jangka
Price Earning Ratio =
pendek atau utang yang segera jatuh
EPS
tempo pada saat ditagih secara
Dimana:
keseluruhan.
P t = Harga Saham pada
Rumus :
periode t
Aktiva Lancar
EPS
= Earning per share
Current ratio =
X 100
Utang
e. Price Book Value (PBV) merupakan
Lancar
rasio pasar yang digunakan untuk
b. Return on Assets merupakan ukuran
mengukur kinerja harga pasar saham
terhadap nilai bukunya. Menurut
menghasilkan laba dengan semua
Ratnasari (2003) Nilai Price Book
aktiva yang dimiliki oleh perusahaan
Value (PBV) yang semakin besar
menunjukkan harga pasar dari saham
memperlihatkan gambaran seberapa
tersebut semakin tinggi pula. Jika
efisien suatu perusahaan dalam
harga pasar dari suatu saham semakin
melakukan kegiatan usahanya. Rasio
tinggi, maka capital gain (actual
ini mengukur tingkat pengembalian
return) juga akan semakin tinggi.
investasi yang telah
dilakukan
Perusahaan yang kinerjanya baik
perusahaan dengan menggunakan
biasanya nilai rasio PBV-nya diatas
seluruh aktiva yang dimilikinya. ROA
satu, hal ini menunjukkan bahwa nilai
diperoleh dengan cara membandingkan
pasar saham lebih tinggi dari nilai
EAT (Earning After Tax) dengan total
bukunya.
Asset. Semakin besar ROA akan
Nilai pasar adalah harga saham
menunjukan kinerja yang semakin
yang terjadi di pasar bursa pada saat
baik, semakin tinggi ROA semakin
tertentu yang ditentukan oleh pelaku
pasar, yaitu oleh permintaan dan
perusahaan) artinya semakin tinggi
penawaran saham yang bersangkutan
nilai perusahaan.
Laba Bersih
di pasar bursa. Nilai buku (book value)
Rumus:
per lembar saham menunjukkan aktiva
Return on Assets =
X 100
bersih (net assets) yang dimiliki oleh
Total Aktiva
pemegang saham dengan memiliki satu
c. Return on Equity merupakan rasio
lembar saham, karena aktiva bersih
untuk mengukur laba bersih sesudah
adalah sama dengan total equitas
pajak dengan modal sendiri. Rasio ini
pemegang saham. Sehingga nilai buku
menunjukan efisiensi penggunaan
perlembar saham adalah total equitas
modal sendiri. Semakin besar ROE,
dibagi dengan jumlah saham yang
semakin produktif modal sendiri yang
beredar. Nilai buku (BV) secara
di investasikannya dalam perusahaan,
matematis dirumuskan sebagai berikut
semakin meningkat nilai perusahaan
(Widodo, S. 2007) :
yang ditunjukan oleh total Aktiva
Rumus:
Modal Sendiri
(kekayaan perusahaan).
Rumus:
Laba Bersih
Nilai Buku (BV) =
Return on Equity =
X 100 Jumlah Saham Beredar
Modal Sendiri
d. Price Earning Ratio (PER) merupakan Price Book Value (PBV) sebagai
perbandingan antara harga pasar suatu
pengukur kinerja harga pasar saham
saham dengan EPS dari saham yang
terhadap nilai bukunya dapat
bersangkutan. Secara matematis PER
dirumuskan sebagai berikut :
Analisis Koefisien determinasi Koefisien determinasi
(R 2 ) adalah
Harga Pasar Saham
PBV =
mengukur seberapa jauh kemempuan
Nilai Buku Per Lembar
model dalam menerangkan variasi dari
Saham
variabel dependen. Nilai koefisien
3.3.1.2. Variabel Dependen
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil menunjukkan
Menurut Kuncoro (2003), Variabel
kemampuan variabel-variabel independen
Dependen adalah: variabel yang menjadi
dalam menjelaskan variabel dependen
amat terbatas. Nilai R 2 yang mendekati
memprediksikan atau bisa menunjukan
independen memberikan hampir semua
perubahan variabel yang terjadi dalam
informasi
yang
dibutuhkan untuk
penelitian.
memprediksi variabel dependen (Ghozali,
Variabel dependen pada penilitian
ini adalah return saham. Return saham
Kelemahan
dari koefisien
merupakan pendapatan yang diterima oleh
determinasi ini adalah bias terhadap
pemegang saham sebagai hasil dari
jumlah
variabel
independen yang
investasi yang dilakukan pada perusahaan.
dimasukkan kedalam model. Setiap penambahan satu variabel independen
3.4. Analisa Data
maka koefisien determinasi meningkat
Dalam penelitian ini teknik analisa
pula, tidak melihat apakah variabel ini
data secara statistik menggunakan program
berpengaruh secara signifikan terhadap
SPSS (Statistic Package for Social) yaitu
variabel dependen (Kuncoro, 2003).
regresi berganda untuk melihat pengaruh
Untuk
mengatasi kelemahan
CR, ROA, ROE, PER dan PBV terhadap 2 tersebut digunakan nilai adjusted R pada Return saham pada perusahaan yang
saat mengevaluasi mana model regresi
tergabung dalam Indeks LQ 45 di Bursa 2 yang terbaik. Nilai adjusted R dapat Efek Indonesia selama periode 2010 –
bernilai negatif walaupun koefisien
2012. 2 determinasi selalu positif. Bila adjusted R
bernilai negatif maka nilai dianggap nol
3.4.1. Statistik Deskriptif
(Gujarati; Kuncoro, 2003).
Menurut Imam Ghozali (2005), statistic deskriptif memberikan gambaran
3.4.3. Uji Normalitas Data
atau deskriptif suatu data yang dilihat dari
Uji normalitas data dapat dilakukan
nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
dengan berbagai cara, diantaranya dengan
varian, maksimum, minimum, sum, range,
menggunakan normal probability plot,
kurtosis dan skewness (kemencengan
yaitu membandingkan plot nilai residual
distribusi). Dalam penelitian ini variabel
dari data aktual dengan plot distribusi
yang digambarkan oleh nilai rata-rata
normal.
(mean), standar deviasi, maksimum,
Distribusi normal akan ditunjukkan
minimum adalah: return saham, current
dalam garis diagonal, sedangkan residual
ratio, return on asset, return on equity,
dari data aktual akan diplot sesuai dengan
prace earning ratio dan price book value.
distribusinya. Bila plotting data aktual terletak pada garis diagonal tersebut atau
3.4.2. Koefisien Determinasi (R 2 )
mendekatinya, ini menunjukkan data
Analisis regresi dilakukan untuk
aktual tersebut berdistribusi normal. Bila
mengukur ketepatan fungsi regresi dalam
data tersebut menjauhi garis normal, maka
menaksir nilai aktual. Ketepatan fungsi
distribusi data tersebut dapat dikatakan
regresi dalam menaksir nilai aktual dapat
tidak normal.
diukur dari Goodness of fitnya dan secara statistik dapat diukur dari koefisien
determinasi (R 2 ), nilai statistik F dan nilai
statistik t (Ghozali, 2005).
3.4.4. Uji Asumsi Klasik
model regresi, terjadi ketidaksamaan
Agar tidak terdapat penyimpangan
varians residual dari satu pengamatan ke
dalam menggunakan analisis regresi perlu
pengamatan lain. Model regresi yang baik
dilakukan uji asumsi klasik yang bertujuan
adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
untuk mengetahui hasil estimasi regresi
Pengujian heteroskedastisitas dapat
terbebas dari gejala multikolineritas,
dilakukan dengan mengamati pola pada
autokorelasi dan gejala heterokedastisitas.
dasar pengambilan keputusan sebagai berikut (Santoso, 2010):
grafik
dengan
3.4.5.1. Uji Multikolinearitas
Jika pada grafik ada pola tertentu,
Uji
Multikolinearitas bertujuan
seperti
titik-titik yang ada
untuk melihat apakah model regresi
membentuk suatu pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar lalu
independen. Bila ada, berarti terdapat
menyempit), berarti telah terjadi
multikolinearitas. Model regresi yang baik
heteroskedastisitas.
seharusnya tidak terdapat korelasi di antara
Jika pada grafik tidak terdapat pola
variabel independen (Santoso, 2010).
yang jelas, serta titik-titik menyebar
Pengujian multikolinearitas dapat
di atas dan dibawah angka 0 pada
dilakukan dengan mengamati :
sumbu Y, maka tidak terjadi
Besaran variable inflation factor
3.4.6. Pengujian Hipotesis
multikolinearitas bila nilai tolerance
Untuk menguji hipotesis pertama,
diatas 0.10 dan nilai VIF berada di
kedua, ketiga, keempat dan Kelima di
bawah angka 10 (Ghozali; Fauzan,
lakukan
pengujian
secara parsial.
Sedangkan untuk hipotesis keenam
Pada tabel collinearity Diagnostic,
dilakukan dengan menguji secara simultan.
condition Index melebihi 15 dan
3.4.7.1. Pengujian Hipotesis H 1 sampai
benar-benar serius problem tersebut
dengan H 5
jika indeks sampai melebihi 30
Pada pengujian hipotesis H 1
(Santoso, 2004).
sampai dengan H 5 , hipotesis yang akan
diuji yaitu:
3.4.5.2. Uji Autokorelasi
H 1 = Terdapat pengaruh yang
Uji Autokorelasi bertujuan untuk
signifikan CR terhadap Return
menguji apakah dalam model regresi linear
Saham
ada korelasi antara kesalahan pengganggu
H 2 = Terdapat pengaruh yang
pada periode t dengan kesalahan
signifikan ROA terhadap Return
pengganggu pada periode ke t-1
Saham
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, berarti
H 3 = Terdapat pengaruh yang
terdapat
autokorelasi. Penyimpangan
signifikan ROE terhadap Return
autokorelasi dalam penelitian ini diuji
Saham
dengan uji Durbin-Watson, dengan
H 4 = Terdapat pengaruh yang
patokan sebagai berikut (Santoso, 2010):
signifikan PER terhadap Return
Jika Angka D-W di bawah -2 berarti
Saham
ada autokorelasi positif
H 5 = Terdapat pengaruh yang
Jika angka D-W di antara -2 sampai
signifikan PBV terhadap Return
+2, berarti tidak ada autokorelasi.
Saham
Jika angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negative
diuji dengan menggunakan uji t (uji parsial) untuk
Hipotesis
3.4.5.3. Uji Heteroskedastisitas
melihat pengaruh CR, ROA, ROE, PER
Uji Heteroskedastisitas bertujuan
dan PBV terhadap return saham.
untuk mengetahui apakah dalam sebuah
Parsial test dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t table Parsial test dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t table
sebesar 602,76 dan terendah PT. Energi
independen, sehingga dapat ditentukan
Mega Persada Tbk yaitu sebesar 63,95.
apakah variabel independen mempunyai
(Lampiran 1)
pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan terhadap return saham.
4.1.2. Return on Asset (ROA)
Nilai t tabel dari variabel independen
Return on Asset merupakan
ditentukan melalui tingkat kepercayaan
perbandingan laba bersih terhadap total
95 dan derajat kebebasan (degree of
aktiva. Untuk tahun 2010 ROA tertinggi
freedom) df=n-k agar dapat ditentukan
PT. Unilever Indonesia Tbk yaitu sebesar
nilai kritisnya. Alpha (α) yang digunakan
52,16 dan terendah PT. Bakrie
Brothers Tbk yaitu sebesar -26,78, untuk
Jika nilai t hitung < t table atau P value >
tahun 2011 ROA tertinggi PT. Unilever α, maka H 1 H 2 H 3 H 4 dan H 5 ditolak dan H 0 Indonesia Tbk yaitu sebesar 53,18 dan
diterima, dengan kata lain variabel
terendah PT. Berlian Laju Tanker Tbk
yaitu sebesar -71,41, untuk tahun 2012
berpengaruh terhadap variabel dependen
ROA tertinggi PT. Unilever Indonesia Tbk (return saham). Sebaliknya jika nilai t hitung yaitu sebesar 40,38 dan terendah PT. >t table atau P value < α, maka H 1, H 2, H 3, H 4, Berlian Laju Tanker Tbk yaitu sebesar -
H 5, diterima dan H 0 ditolak, artinya
64,92. (Lampiran 2)
variabel independent secara parsial mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (return saham).
4.1.3. Return on Equity (ROE)
Return on Equity merupakan
3.4.7.2. Pengujian Hipotesis
perbandingan laba bersih terhadap modal
Pembuktian terhadap hipotesis ini
sendiri. Untuk tahun 2010 ROE tertinggi
dilakukan pengujian dengan rumus
PT. Unilever Indonesia Tbk yaitu sebesar
persamaan:
112,19 dan terendah PT. Bakrie Y=a+β 1 X 1 +β 2 X 2 +β 3 X 3 +β 4 X 4 +β 5 X 5 Brothers Tbk yaitu sebesar -79,56, untuk
+ e.
tahun 2011 ROE tertinggi PT. Unilever
Dimana :
Indonesia Tbk yaitu sebesar 151,45 dan
Y = Return saham perusahaan pada tahun
terendah PT. Berlian Laju Tanker Tbk
t.
yaitu sebesar -292,68, untuk tahun 2012
Β 1,2,3,4,5 = Koefisien Regresi
ROE tertinggi PT. Unilever Indonesia Tbk
X 1 = Current Ratio (CR)
yaitu sebesar 121,94 dan terendah PT.
X 2 = Return on Asset (ROA)
Bumi Resources Tbk yaitu sebesar -
X 3 = Return on Equity (ROE)
127,44. (Lamp. 3)
X 4 = Price EarningvRatio (PER)
X 5 = Price Book Value (PBV)
e = Random error term
4.1.4. Price Earning Ratio (PER)
a = Konstanta
Price Earning Ratio merupakan perbandingan harga saham pada periode t
4.1.1. Current Ratio (CR)
terhadap earning per share. Untuk tahun
2010 PER tertinggi PT. Unilever Indonesia
perbandingan aktiva lancar terhadap
Tbk yaitu sebesar 37,17 dan terendah
hutang lancar. Untuk tahun 2010 CR
PT. Energi Mega Persada Tbk yaitu
tertinggi PT. Tambang Batubara Bukit
sebesar -80,75, untuk tahun 2011 PER
Asam Tbk yaitu sebesar 579,05 dan
tertinggi PT. Unilever Indonesia Tbk yaitu
terendah PT. Indo Tambangraya Megah
sebesar 34,45 dan terendah PT. Bakrie
Tbk yaitu sebesar 18,44, tahun 2011 CR
Brothers Tbk yaitu sebesar -4,92, untuk
tertinggi PT. Aneka Tambang Tbk yaitu
tahun 2012 PER tertinggi PT. International
sebesar 1064,23 dan terendah PT.
Nickel Indonesia Tbk sebesar 63,12 dan
Berlian Laju Tanker Tbk yaitu sebesar
terendah PT. Bakrieland Development
28,26, tahun 2012 CR tinggi PT.
Tbk yaitu sebesar -4,17. (Lampiran 4)
Indocement Tunggal Prakasa Tbk yaitu
4.1.5. Price Book Value (PBV)
penurunan sebesar 72,87 kali dari dana
yang di investasikan. Nilai maksimum
merupakan perbandingan harga pasar terhadap nilai buku per lembar. Untuk
Descriptive Statistics