ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY W DENGAN GANG
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY “W” DENGAN GANGGUAN PERSEPSI
SENSORI HALUSINASI DI RSJ GRHASIA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik
Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II
Disusun oleh:
Indah Laily Fadlilah
P07120111018
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2013
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY “W” DENGAN GANGGUAN PERSEPSI
SENSORI HALUSINASI DI RSJ GRHASIA
telah disahkan pada,
Hari, tanggal
: Sabtu, 21 September 2013
Waktu
: 14.00 WIB
Tempat
: Bangsal Srikandi RSJ GRHASIA
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan
Pembimbing Pendidikan
PENGKAJIAN
Ruangan Rawat
: Bangsal Srikandi RSJ Grhasia
Tanggal Dirawat
: 7 September 2013
I. IdentitasPasien
Inisial
: Ny. W
Tanggal Pengkajian
: 16 September 2013
Umur
: 57 tahun
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Pendidikan
: SLTP
Agama
: Islam
Status
: Nikah
No CM
: 0061729
Alamat
: Jogahan, Canden, Jetis, Bantul
Sumber data
: Klien, observasi, studi dokumen
II. AlasanMasuk
Sejak 6 bulan klien mengalami perubahan perilaku, klien sering marah –
marah dan mudah tersinggung. 2 bulan sebelum masuk rumah sakit klien
mengeluh sulit tidur, klien sering bicara sendiri dan tertawa sendiri. Klien
dibawa ke RSJ Grhasia karena sering bicara sendiri, akhir – akhir ini klien
sering mengamuk melempari orang – orang dan sulit tidur.
III. Faktor Predisposisi
Klien baru pertama kali dirawat di RSJ Grhasia, namun klien mengikuti
rawat jalan di poliklinik jiwa RSJ Grhasia. Saat melakukan rawat jalan klien
tidak rutin untuk minum obat. Klien hanya minum obat jika ada yang
mengingatkannya.
IV. Faktor Presipitasi
. Klien mengatakan dirumah dikatakan tidak waras oleh suaminya. Klien
mengatakan anak dari kakaknya mengalami gangguan seperti klien yaitu suka
mendengar suara – suara.
V. Fisik
1.
2.
Tanda – tanda Vital
TD
: 110 / 70 mmHg
Nadi
: 89 x/menit
Respirasi
: 20 x/menit
Keluhan Fisik
Klien mengatakan dari semalam batuk dan tenggorokannya sakit, klien
mengeluh kedinginan, namun klien tidak memiliki alergi dingin. Klien
mengalami batuk berdahak dan dahaknya dapat keluar. Klien tidak
mengalami masalah lain dengan fisiknya, klien mengatakan berat
badannya selama dirawat di RSJ Grhasia tambah 1 kilogram.
VI.Psikososial
1. Genogram
: laki-laki
: laki-laki meninggal
: perempuan
: perempuan meninggal
: klien
: tinggal serumah
: Perempuan gangguan jiwa
2. Konsep Diri
a.
Gambaran diri
Klien
menganggap
tidak
ada
masalah
dalam
dirinya.
Klien
menganggap dirinya baik-baik saja. Klien tidak memiliki masalah
dengan bagian tubuhnya dan sudah bersyukur dengan apa yang
sudah didapatkan dan diberikan oleh Allah SWT.
b.
Identitas diri
Sebelum dirawat, klien mengatakan dirumah membantu pekerjaan
suaminya
disawah
dan
membereskan
rumah.
Klien
selalu
membersihkan peralatan rumah.
c.
Peran diri
Klien sudah menikah dan memiliki satu orang anak, klien sudah
memiliki satu cucu dan akan menambah satu cucu lagi.
d.
Ideal diri
Klien mengatakan ingin pulang dan ingin bekerja seperti sebelum
dirawat.
e.
Harga diri
klien mengatakan tidak minder dan merasa senang dengan dirinya
yang sekarang. Klien mengatakan tubuhnya sudah bagus.
3. Hubungan sosial
Klien dapat bersosialisasi dengan pasien – pasien yang ada dibangsal
tempat klien dirawat. Klien juga memiliki satu teman dekat yang ada
dibangsal. Dirumah klien dapat bersosialisasi dengan baik, namun
beberapa bulan terakhir klien tidak bisa bersosialisasi dengan baik
kepada tetangga dan orang – orang yang ada disekitarnya. Klien dulu
mengikuti beberapa kelompok masyarakat yang ada didesanya, namun
sudah lama klien tidak mengikutinya.
4. Spiritual
a.
Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan beragama islam, klien memakai jilbab dan selalu
berusaha untuk menutupi auratnya. Klien yakin dengan Allah SWT
dan selalu berusaha beribadah dengan baik.
b.
Kegiatan ibadah
Klien mengatakan setiap hari beribadah dengan tepat waktu, klien
mengatakan selalu berdzikir kepada Allah SWT.
VII. Status Mental
1. Penampilan
Penampilan klien terlihat cukup rapih, klien berjilbab, klien menggunakan
baju seragam yang diberikan oleh rumah sakit. Klien tidak terbalik
memakai baju dan berpenampilan baik.
2. Pembicaraan
Klien dapat diajak diskusi dengan orang lain, klien kooperatif saat ditanya
dan dapat berbicara dengan baik. Klien berbicara dengan biasa tidak
gagap dan tidak dengan nada tinggi. Klien dapat berpindah dari kalimat
satu dengan kalimat selanjutnya dan berkaitan. Klien kurang bisa focus
dengan pembicraan karena klien dengar suara – suara.
3. Aktivitas motorik
Klien terkadang terlihat gelisah karena klien selalu merasa akan di jemput
oleh keluarganya. Klien terlihat kurang bisa tenang kalau sudah
mendengar suara – suara yang selalu dia dengarkan.
4. Alam perasaan
Klien sering merasa khawatir karena merasa akan dijempu oleh
keluarganya tetapi keluarganya tidak kunjung datang untuk menjemput
klien.
5. Afek
Afek klien tumpul, klien hanya bereaksi bila ada stimulus emosi.
6. pertemuan selama wawancara
Klien kooperatif ketika diajak berpertemuan dengan perawat, saat
berpertemuan klien dapat mempertahankan kontak mata dengan
pewawancara.
7. Persepsi
Klien mengalami halusinasi pendengara
Halusinasi pendengaran :
Klien terlihat sering tertawa sendiri dan berbicara sendiri. Klien
mengatakan mendengar suara yang mengajaknya untuk bercerita. Saat
berpertemuan klien juga terlihat berbicara sendiri, setelah ditanya klien
mendengar apa, klien mengatakan kalau klien diberitahu keluarganya
sudah menjemputnya namun sudah satu bulan kok tidak sampai –
sampai. Klien mengatakan sering mendengar suara – suara tersebut. Dan
suara tersebut dapat muncul kapan saja, saat klien sendiri maupun saat
klien sedang berbincang dengan orang lain.
8. Proses pikir
Proses pikir klien sirkumtansial, yaitu pembicaraan yang berbelit-belit tapi
sampai pada tujuan pembicaraan. Ketika menjawab pertanyaan, klien
kadang harus dituntun dulu agar sampai ketujuan pembicaraan.
9. Isi pikir
Gangguan isi pikir klien adalah Waham curiga, yaitu pikiran kalau
suaminya itu jahat kepada dirinya dan akan melukainya. Klien
mengatakan yang harusnya dirawat itu suaminya bukan dia, karena
suaminya jahat terhadap diri klien.
10. Tingkat kesadaran
Klien dapat menyebutkan keberadaanya sekarang yaitu di RSJ Grhasia.
Klien juga dapat mengenal siapa saja orang yang ada di sekitarnya. Klien
tidak terlihat bingung dengan keberadaannya sekarang. Klien dapat
menilai waktu dan suasana yang ada dibangsal tempat klien dirawat.
11. Memori
Klien mengalami gangguan daya ingat jangka panjang (sulit mengingat
kejadian lebih dari satu bulan). Klien dapat mengingat jangka pendek
yaitu klien dapat menceritakan apa yang sudah dilakukan beberapa hari
yang lalu.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien memiliki konsentrasi yang cukup baik, namun klien suka teralihkan
dengan suara – suara yang didengarkan oleh klien. Klien dapat berhitung
dengan baik saat disuruh untuk menghitung klien mampu berhitung
dengan baik dan dapat berkonsentrasi.
13. Kemampuan penilaian
Ganguan kemampuan pemilaian klien ringan. Klien dapat mengambil
keputusan yang sederhana dengan bantuan. Saat klien diberikan
kesempatan untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu
sebelum mandi klien memilih mandi dulu sebelum makan.
14. Daya tilik diri
Daya tilik diri klien cenderung mengingkari. Klien mengatakan bahwa
dirinya baik-baik saja, padahal klien sebenarnya sakit.
VIII. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Klien mengatakan makan apa yang disediakan oleh rumah sakit. Klien
selalu menghabiskan makanan yang diberikan oleh rumah sakit. Klien
tidak meilih – milih makanan. Semua makanan yang ada klien makan.
Selesai makan klien selalu mencuci alat makannya dan mengembalikan
ketempat yang sudah disiapkan.
2. BAB/BAK
Klien mengatakan tidak ada masalah dalam hal BAB dan BAK. Klien BAB
dan BAK di WC.
3. Mandi
klien mengatakan mandi 2 kali sehari pagi dan sore. Klien mandi dengan
tertib dan selalu menggosok gigi dan 2 hari sekali keramas. Klien
mengatakan mandi sesuai dengan jadwal yang ada di rumah sakit. Kuku
tangan dan kuku kaki klien tidak kotor namun sedikit panjang. Klien tidak
memiliki masalah dengan bau badan karena saat pengkajian tidak ada
bau yang mencolok pada badan klien.
4. Berpakaian
Cara berpakaian klien baik, cukup rapi dan baju klien terlihat bersih. Klien
selalu menggunakan baju seragam yang diberikan oleh rumah sakit dan
setiap pagi selalu ganti baju.
5. Istirahat dan tidur
Di RSJ klien tidur siang karena klien terpengaruh obat yang diberikan
oleh dokter. Klien tidur malam jam 20.30 WIB karena jadwal yang
ditentukan jam 21.00 WIB semua pasien harus sudah tidur. Klien
mengatakan tidak ada masalah dengan pola tidurnya.
6. Penggunaan obat
Selama di RSJ Grhasia klien mendapat terapi obat. Klien mnegatakan
meminumnya setiap hari dan tidak ada efek seperti pusing, mual, muntah
setelah meminum obat tersebut. Efek samping yang didapat klien
hanyalah mengantuk.
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan pernah melakukan rawat jalan di poliklinik RSJ
Grhasia, namun obat yang diberikan tidak diminum dengan teratur. Klien
hanya tinggal serumah dengan suaminya dan suaminya kadang lupa
untuk mengingatkan klien minum obat.
8. Kegiatan di luar rumah
Klien mengatakan dirumah kegiatannya selalu membantu pekerjaan
suaminya disawah dan mengerjakan tugas – tugas ibu rumah tangga..
9. Kegiatan selama di RSJ Grhasia
Klien mengikuti semua kegiatan yang ada di RSJ Grhasia, seperti
rehabilitasi, terapi aktivitas kelompok dan kegiatan yang terjadwal, klien
selalu mengikutinya dengan aktif.
IX. Mekanisme Koping
Klien mengatakan tidak ada orang yang dekat dengan klien. klien
mengatakan suami klien jarang berpertemuan dengan klien. klien lebih
sering ngomonng sendiri dari pada harus mengungkapkan masalahnya
dengan orang lain.
VIII. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Klien tidak memiliki masalah dengan lingkungan tempat klien tinggal. Klien
dapat bersosialisasi dengan semua pasien yang ada dibangsal. Semua
pasien yang ada saling memberikan dukungan satu sama lain.
IX. Pengetahuan
Pengetahuan klien kurang mengenai pengendalian perilaku kekerasan dan
manfaat minum obat. Ketika ditanya tentang apa itu halusinasi, klien dapat
menjelaskan sedikit, yaitu mendengar apa yang tidak nyata.
X.
Aspek Medik
Diagnosa medik : F.20.3 ( Skizofrenia tak terinci )
Axis I
: F. 20. 3 ( Skizofrenia tak terinci )
Axis II
: cenderung skizoid
Axis III
: belum ada dx
Axis IV
: tidak ada keluhan / tidak jelas
Axis V
: GAF 41 – 50
Klien mendapatkan terapi obat sebagai berikut :
a. THP (Triheksilpenidine) 2mg 1 – 0 – 1 : obat untuk mengurangi efek
samping.
b. CPZ (Chlorpromazin) 25mg 1 – 0 – 1 : anti psikotik (untuk membuat
pikiran menjadi tenang dengan memblokade dopamin pada reseptor
pasca neuron diotak).
c. Respiradon 2 mg 1 – 0 – 1 ( menghilangkan Waham )
d. Amoxicilin 500 mg 1 – 1 – 1 : anti biotik
Analisis Data
Data
Masalah
DS :
-
Klien mengatakan mendengar suara yang
mengajaknya untuk bercerita.
-
Saat
berpertemuan
klien
juga
terlihat
berbicara sendiri, setelah ditanya klien
mendengar apa, klien mengatakan kalau
klien
diberitahu
keluarganya
sudah
menjemputnya namun sudah satu bulan kok
tidak sampai – sampai.
-
Klien mengatakan sering mendengar suara
– suara tersebut. Dan suara tersebut dapat
muncul kapan saja, saat klien sendiri
maupun saat
klien
sedang berbincang
Gangguan sensori
persepsi : halusinasi
pendengaran dan
penglihatan.
dengan orang lain.
DO:
-
Klien terlihat sering tertawa sendiri
-
Klien terlihat sering melihat ke arah tertentu,
pandangan
kadang
kosong
seperti
memikirkan sesuatu (melamun).
-
klien sering bicara sendiri
DS :
-
klien sering marah – marah dan mudah
tersinggung.
-
klien sering mengamuk melempari orang –
orang
Resiko Perilaku
kekerasan
DO :
Klien tampak gelisah dan tidak bisa tidur
DS :
-
Klien mengatakan hanya minum obat kalau
merasa sakit dan jika sudah tidak merasa
Managemen regimen
terapi inefektif
sakit klien tidak menghabiskan obat yang
diberikan oleh dokter
DO :
-
Saat melakukan rawat jalan klien tidak rutin
untuk minum obat.
XI. Daftar MasalahKeperawatan
1. Gangguan sensori persepsi : halusinasi
2. Resiko perilaku kekerasan
3. Management regiment terapi inefektif
RisikoPerilakuKekerasan
( Akibat )
Gangguan sensori persepsi:
halusinasi pendengaran
koping individu tidak efektif, managemen regiment terapi inefektif
( Core Problem )
( Penyebab )
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
INISIAL KLIEN
: Ny. W
NO. RM
: 0061729
Hari, tanggal
: 16 September 2013
Ruangan
: Bangsal Srikandi
Diagnosis
Tujuan
Senin, 16 Sept Senin, 16 Sept 2013
2013
12.30 WIB
12.30 WIB
TUM
Gangguan
mengontrol
:
Rencana Tindakan Keperawatan
Kriteria
Tindakan Keperawatan
Senin, 16 Sept 2013
Senin, 16 Sept 2013
12.30 WIB
klien
12.30 WIB
dapat setelah 1 x pertemuan a. Bina
halusinasi klien
menunjukkan
persepsi sensori : yang dialaminya
tanda-tanda
percaya
halusinasi
kepada perawat :
- ekspresi bersahabat
hubungan
percaya
saling a. Bina hubungan saling
dengan
menggunakan
prinsip
komunikasi terapeutik.
hubungan
saling mengungkapkan
halusinasinya
dapat masalah yang diahadapi
lihat,
mengenal
halusinasinya.
dalam
melakukan
tindakan
keperawatan
b.Observasi tingkah laku b. Observasi tingkah laku
klien
dan
percaya adalah dasar
selanjutnya.
Klien dapat membina - bersedia
percaya
Senin, 16 Sept 2013
12.30 WIB
- ada kontak mata
TUK 1 :
Rasional
terkait
raba,
dengan
(*dengar,
penghidu,
raba atau kecap).
dapat digunakan untuk
mengidentifikasi
halusinasi yang dialami
klien.
c. Diskusikan dengan klien c. Diskusi
tentang
(apa
isi
apa
halusinasi
yang
dengan
membantu
klien
klien
mengenal halusinasinya
b. Setelah 1x
didengar/dilihat),
waktu
pertemuan, klien dapat
terjadinya,
menyebutkan :
situasi
- isi
menyebabkan halusinasi
- waktu
dan respon pasien saat
- frekuensi
halusinasi muncul.
frekuensi,
yang
dan memberi pengertian
pada
klien
halusinasi
yang dialami.
- situasi pencetus
- respon atau perasaan
saat terjadi halusinasi.
TUK 2 :
a. Setelah
1x a. Identifikasi bersama klien a. Identifikasi koping klien
Klien dapat mengontrol
pertemuan
klien
halusinasinya.
menyebutkan
tindakan
yang
biasanya
dilakukan
cara atau tindakan yang
dapat
dilakukan
apakah
jika
terjadi
mengetahui
selama
ini
halusinasi (tidur, marah,
koping yang digunakan
menyibukkan
efektif dan tepat atau
diri,
dll).
untuk
Beri pujian jika cara yang
mengendalikan
digunakan adaptif. Jika
halusinasinya.
maladaptif,
diskusikan
kerugian cara tersebut.
b. Diskusikan
untuk
cara
baru
mengontrol
tidak.
halusinasi :
-
Menghardik.
Katakan
pada diri sendiri bahwa
b. Setelah
pertemuan
1x
ini tidak nyata (saya b. Diskusi
klien
dapat
tidak mau dengar!)
memberikan
dapat menyebutkan -
Bercakap-cakap
pemahaman pada klien
cara
dengan orang lain.
yang
Melakukan
mengontrol
baru
mengontrol
-
halusinasi
aktivitas
yang terjadwal
:menghardik,
-
bercakap-cakap
Menggunakan
baik
halusinasinya :
obat -
secara teratur.
Menghardik,
dengan
aktivitas
halusinasi.
menggunakan
secara teratur.
upaya
mengendalikan
dengan orang lain,
yang
terjadwal,
untuk
obat
diri
menolak
Bercakap-cakap
menimbulkan distraksi.
-
Dengan
aktivitas
terjadwal, klien tidak
akan
mengalami
banyak
waktu
luang
sendiri
yang
sering
mencetuskan
halusinasi.
c. Bantu klien memilih cara
c. Setelah
2
pertemuan
x
klien
dapat memilih dan
yang
yang
dianjurkan
sudah
dan
latih
untuk mencobanya.
d. Setelah
melakukan
3
pertemuan
x
klien
mencegah
putus
obat
cara
yang
dipilih dan dilatih. Pantau
mengontrol
halusinasinya.
pelaksanaan yang telah d. Kesempatan
pemantauan
cara
berhasil beri pujian.
bentuk
dipilih
dan
dan keyakinan dalam
dipilih dan dilatih, jika
tealh
kondisi
kekambuhan.
dapat melaksanakan
yang
obat
rasa percaya diri klien
d. Beri kesempatan untuk
halusinasi.
minum
c. Bantuan meningkatkan
memperagakan cara
mengatasi
Teratur
untuk
tindakan
halusinasinya.
mengontrol
adalah
evaluasi
keberhasilan
mengendalikan
dan
klien
dari
untuk
halusinasinya
TUK 3:
a. Setelah 1 x interakisi a. Buat
kontrak
Klien dapat dukungan
keluarga menyatakan
keluarga
dari keluarga
setuju untuk mengikuti
pertemuan
.
dengan a. Kontrak waktu
untuk
(waktu,
yang
jelas membuat keluarga
mempersiapkan
waktu
pertemuan
dengan
tempat dan topik).
untuk hadir.
perawat.
b. setelah 2 x pertemuan b. Diskusi dengan keluarga b. Diskusi
keluarga
: pengertian halusinasi,
halusinansi
menyebutkan kembali
tanda
meningkatkan
pengertian,
tanda
terjadinya, cara merawat
pengetahuan
dan
cara
pasien, obat halusinasi
pemahaman
tentang
klien
beri
penyakit
yang
dialami
klien
dan
gejala
dapat
tentang
dan
perawatan
halusinasi.
gejala,
proses
informasi
waktu
kontrol ke rumah sakit.
cara
merawatnya.
c. Setelah 2 x pertemuan c. Latih
keluarga
membantu
keluarga
untuk c. Latihan
dapat
membantu
klien
klien
mengontrol
halusinasi
mengontrol halusinasi.
Senin, 16 Sept 2013
2013
12.30 WIB
12.30 WIBSetelah 1 x 12.30 WIB
12.30 WIB
TUM
Resiko
Perilaku melakukan
tidak pertemuan
perilaku menunjukkan
Senin, 16 Sept 2013
klien a. Bina
tanda-
dan
kemandirian keluarga.
Indah
Senin, 16 Sept Senin, 16 Sept 2013
Klien
ketrampilan
pada klien langsung.
Indah
:
meningkatkan
hubungan
percaya
Senin, 16 Sept 2013
12.30 WIB
saling
a. Bina hubungan saling
dengan
percaya adalah dasar
Kekerasan
kekerasa
tanda percaya kepada
menggunakan
TUK 1 :
perawat :
komunikasi terapeutik.
Klien dapat membina
- ada kontak mata
hubungan
- ekspresi bersahabat
saling
percaya
prinsip
dalam melakukan
tindakan keperawatan
selanjutnya.
-bersedia
mengungkapkan
masalah
yang
dihadapi
TUK 2 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Beri kesempatan untuk
mengidenifikasikan
penyebab
kekerasan
klien
dapat
perilaku menyebutkan penyebab
a. Dengan memberi
mengungkapkan
kesempatan
perasaannya
mengungkapkan
perilaku marahnya
perasaannya dapat
mengetahui masalah
yang dialami oleh klien
b. Bantu
klien
untuk
b. Dengan
mengungkapkan
mengungkapkan
penyebab
penyebab perasaan
perasaan
jengkel atau kesal.
jengkel maka perawat
bisa menentukan
tindakan selanjutnya
TUK 3 : Klien dapat
Setelah 1x pertemuan a. Anjurkan
mengidentifikasikan
klien
dapat
klien
mengungkapkan
tanda dan gejala prilaku menyebutkan tanda dan
yang
kekerasan
rasakan saat ini.
gejala marahnya
dialami
b. Bantu
peran
dan
a. Agar dapat
apa
meringankan beban
di
pikiran yang dialami
oleh klien.
klien
bermain
sesuai
dengan
prilaku kekerasan yang
b. Agar dapat dipantau
tindakan yang
dilakukan oleh klien.
biasa dilakukan
c. Simpulkan
bersama
klien tanda dan gejala
jengkel atau kesal.
TUK 4 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Anjurkan klien untuk
mengidentifikasikan
klien
biasa dilakukan.
tanda dan gejala
jengkelnya.
a. Dengan memberikan
mengungkapkan
kesempatan untuk
perilaku
perilaku kekerasan yang
mengungkapkannya
kekerasan yang biasa
biasa dilakukan (verbal,
perawat dapat
dilakukan ketika marah
pada orang lain, pada
menentukan tindakan
lingkungan dan pada diri
selanjutnya
prilaku kekerasan yang menyebutkan
dapat
c. Agar klien mengetahui
sendiri).
b. Bantu
peran
klien
bermain
b. Agar dapat diketahui
sesuai
dengan
bahwa tindakan yang
prilaku kekerasan yang
dilakukan salah.
biasa dilakukan
c. Bicarakan
dengan
klien,apakah
dengan
c. Agar dapat
dipertimbangkan
cara yang klien lakukan
perbuatan yang
masalahnya selesai
dilakukannya adalah
sikap yang
menyimpang atau
TUK 5 : Klien dapat
mengidentifikasikan
akibat prilaku
kekerasan.
atau
salah.
a. Agar dapat diketahui
kerugian dari cara yang
bahwa tindakan yang
dilakukan klien.
dilakukan telah
Setelah 1x pertemuan a. Bicarakan
klien
dapat
menyebutkan akibat dari
akibat
perilaku marahnya
merugikan dirinya
sendiri
b. Bersama
klien
menyimpulkan
akibat
b. Agar klien termotivasi
untuk mempelajari cara
dari cara yang dilakukan
yang dapatmencegah
klien.
prilaku kekerasan.
c. Tanyakan kepada klien
”apakah
ia
ingin
c. Agar klien termotivasi
untuk mempelajari cara
mempelajari cara baru
yang dapatmencegah
yang sehat”.
prilaku kekerasan
TUK 6 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Diskusikan kegiatan fisik
mendemonstrasikan
cara
fisik
mencegah
klien
dapat
untuk mendemonstrasikan
prilaku kegiatan
kekerasan
mencegah
fisik
2
yang
biasa
dilakukan
klien.
dilakukan dapat
memotivasi kegiatan
perilaku
yang baik dilakuakan
b. Beri pujian atas kegiatan
fisik
yang
biasa
dilakukan oleh klien.
TUK 7 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Diskusikan cara bicara
cara
sosial
mencegah
kekerasan
klien
kegiatan yang biasa
untuk
marahnya
mendemonstrasikan
a. Dengan mendiskusikan
dapat
b. Agar dapat
meningkatkan harga
diri klien.
a. Dengan mendiskusikan
yang baik dengan klien
cara bicara yang biasa
untuk mendemonstrasikan
dan beri contoh cara
dilakukan dapat
prilaku cara bicara yang baik.
bicara yang baik dan
memotivasi cara bicara
mita
yang baik dilakukan.
klien
mengikuti
contoh cara bicara yang
baik.
b. Minta klien mengulang
sendiri.
b. Agar dapat diketahui
bahwa tindakan yang
dilakkan benar atau
salah.
c. Beri
pujian
keberhasilan klien.
atas
c. Agar dapat
meningkatkan HD Klien
TUK 8 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Diskusikan dengan klien
mendemonstrasikan
cara
spritual
mencegah
klien
dapat
untuk menyebutkan
prilaku ibadah
kekerasan
yang
kegiatan
kegiatan
ibadah
yang
pernah dilakukan.
kegiatan ibadah yang
dan
mendemonstrasikan
kogiatan ibadah
kegiatan ibadah, klien
dapat mengingat
pernah
dilakukan
a. Dengan mendiskusikan
biasa dilakukan.
b. Minta
klien
b. Dengan memberikan
mendemonstrasikan
kesempatan untuk
kegiatan
mendemontrasikannya
ibadah
yang
akan dilakukan.
dapat menerapkan
kegiatan ibadah yang
dilaksanakan
c. Beri
pujian
atas
keberhasilan Klien.
TUK 9 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Diskusikan dengan klien
mendemonstrasikan
klien
dapat
kepatuhan minum obat menyebutkan jenis obat
manfaat minum obat
harga diri klien
a. Agar klien mau
tentang jenis obat yang
mematuhi peraturan
diminumnya (5 benar).
minum obat.
untuk mencegah prilaku yang diminumnya dan b. Diskusikan dengan klien
kekerasan
c. Dapat meningkatkan
b. Dengan mendiskusikan
tentang manfaat minum
manfaat minum obat
obat.
dapat merangsang
keinginan klien untuk
patuh minum obat.
TUK 10 : Klien dapat
mengikuti
TAK
stimulasi
Setelah 1x pertemuan a. Anjurkan klien untuk ikut
: klien
dapat
mau
TAK.
klien TAK dapat
persepsi mengikuti TAK
pencegahan
membantu klien
prilaku
berpertemuan dengan
kekerasan.
teman-temannya
b. Diskusikan dengan klien
tentang kegiatan selama
TUK
11
mendapatkan
dukungan
:
TAK.
Klien Setelah 1x pertemuan a. Identifikasi kemampuan
klien
dapat
keluarga menyebutkan
perawatan keluarga
sesuai
dengan
keluarga dalam merawat
merawat klien
perasaan klien
a. Agar dapat diketehui
klien
pencegahan
dalam
mengevaluasi
seberapa jauh tentang
yang telah dilakukan ke
prilaku keluarga
b. Agar dapat
keluarga dalam merawat
dalam melakukan cara keuntungan peran serta
kekersan
a. Dengan menganjurkan
terhadap klien.
klien.
b. Jelaskan
peran
keuntungan
serta
keluarga
dalam merawat klien.
Indah
Indah
b. Agar dapat
menumbuhkan peran
serta keluarga.
Senin, 16 Sept Senin, 16 Sept 2013
Senin, 16 Sept 2013
Senin, 16 Sept 2013
Senin, 16 Sept 2013
2013
12.30 WIB
12.30 WIB
12.30 WIB
12.30 WIB
12.30 WIB
TUM:
Management
menujukkan
keluarga
regiment
terapi kemampuan
inefektif
dan
akan Setelah 1x pertemuan, Lakukan Home visite
keluarga
merawat cara
mengetahui a. BHSP dengan keluarga
merawat
klien b. Identifikasi
melaksanakan dengan kriteria:
program terapi.
Validasi data klien dan
- Keluarga
dalam
dapat
suasana yang cukup tentang
keluarga
dapat
yang minum obat motivasi
mendukung keluarga untuk mengawasi
TUK:
menjelaskan
cara
1. Keluarga
merawat
klien c. Beritahukan
program terapi
klien taat terapi obat
keadaan
mengetahui
cara
dengan baik (misal:
merawat
klien
memantau langsung d. Jelaskan cara merawat
dengan baik.
klien minum obat)
pengetahuan keluarga
klien saat ini
klien
di
kondisi
rumah
agar
semakin
membaik dari keadaan
semula.
2. Keluarga
klien Setelah 2x Pertemuan, 1. Identifikasi
peran
dan
melaksanakan dan keluarga melaksanakan
struktur masing-masing Pengetahuan tentang
memantau program dan mematuhi program
angggota keluarga.
terapi untuk klien
terapi dengan kriteria:
2. Ajarkan
peran keluarga menjadi
padakeluarga salah satu dukungan
- Keluarga
dapat
klien tentang keahlian tersendiri bagi klien
mengatur pemberian
membagi
obat sesuai program
berasarkan
- Klien
dapat
mendemonstrasikan
penggunaan
obat
dengan benar
prograam
terapi klien.
3. Berikan pengertian dan
penjelasan
dlam
memperbaiki
- Klien dan keluarga
memahami
waktu
akibat
berhenti minum obat
meningkatkan
dan
peran
anggota keluarga sebagi
care
giver
demi
kesembuhan klien.
4. Anjurkan klien meminta
sendiri
obat
pada
keluarga (jika waktunya
Indah
minum obat).
5. Berikan penjelasan pada
keluarga akibat berhenti
minum
obat
tanpa
konsultasi.
6. Diskusikan dengan klien
tentang akibat berhenti
minum
obat
tanpa
konsultasi.
7. Berikan penjelasan pada
klien
dan
tentang
keluarga
manfaat
dan
efek samping obat.
8. Fasilitasi
pertemuan
klien/ keluarga dengan
dokter
Indah
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama : Ny. W
DIAGNOSA
Gangguan Persepsi
Ruangan : Bangsal Srikandi RSJ Grhasia
RM. No : 0061729
IMPLEMENTASI TINDAKAN
EVALUASI
KEPERAWATAN
Senin, 16 September 2013
Senin, 16 September 2013
10.15 WIB
10.15 WIB
Membina hubungan saling percaya
S : klien menyatakan bersedia diajak berdiskusi
-
Menyapa klien sambil bersalaman
kembali
-
Memperkenalkan diri
O : ada kontak mata, ekspresi wajah klien
-
Menjelaskan tujuan
bersahabat, klien bersedia berjabat tangan, duduk
-
Menyampaikan kontrak waktu, topik,
berdampingan, akan tetapi klien belum bisa
tempat
mengutarakan masalah yang dihadapi karena klien
Sensori : Halusinasi
merasa baik-baik saja.
pendengaran, RPK,
A : klien percaya pada perawat
Indah P : lanjutkan intervensi tentang mengenal
Halusinasi dan RPK
Indah
Senin, 16 September 2013
Senin, 16 September 2013
10.25 WIB
10.25 WIB
a. Membantu klien mengenal halusinasinya.
S : Klien mengatakan tahu apa itu halusinasi dan
Diskusi dengan klien isi, waktu, frekuensi mengerti. Klien mengatakan saat bebincang –
dan situasi yang mencetuskan halusinasi.
bincang dengan perawat, klien mendengar suara –
suara yang mengatakan kalau klien akan dijemput.
Gangguan sensori persepsi
O : klien masih sering terlihat berbicara sendiri dan
: halusinasi pendengaran
Indah
pandangan mata klien terlihat sering kosong.
A : Klien mengenal isi, waktu muncul dan frekuensi
halusinasi
P : lanjutkan intervensi : melatih cara mengontrol
halusinasi.
Indah
Resiko Perilaku Kekerasan
Selasa, 17 September 2013
Selasa, 17 September 2013
08.00 WIB
08.00 WIB
Melakukan TAK sesi 2 tentang mengontrol
S : klien mengatakan mengerti dan merasa senang
perilaku kekerasan dengan aktivitas fisik bisa mengetahui cara baru untuk mengungkapkan
( memukul bantal dan nafas dalam )
emosi.
O : klien kooperatif dalam melakukan TAK, klien
mengikuti dari awal sampai akhir
A : klien mampu mengontrol PK dengan aktivitas
fisik
Indah P : lanjutkan intervensi selanjutnya: mengontrol
halusinasi dengan aktivitas verbal
Indah
Rabu, 18 September 2013
Rabu, 18 September 2013
13.00 WIB
13.00 WIB
Memberikan cara baru untuk mengontrol S : Klien mengatakan paham dengan cara – cara
halusinasi :
baru yang sudah diberikan. Klien mengatakan akan
- Menghardik. Katakan pada diri sendiri mencoba yang bercakap – cakap dengan orang
bahwa ini tidak nyata (saya tidak mau lain.
Gangguan Persepsi
dengar!)
O : klien kooperatif, klien dapat menyebutkan 3 dari
Sensori : Halusinasi
- Bercakap-cakap dengan orang lain.
4 cara baru mengontrol halusinasi.
Pendengaran
- Melakukan aktivitas yang terjadwal
A : klien memilih 2 cara baru mengontrol halusinasi
- Menggunakan obat secara teratur.
yaitu bercakap – cakap dan aktivitas fisik
P
:
lanjutkan
intervensi
selanjutnya
tentang
dukungan dari keluarga.
Indah
Indah
Rabu, 18 September 2013
Rabu, 16 September 2013
08.00 WIB
08.00 WIB
Melakukan TAK perilaku kekerasan SESI 3
S : klien mengatakan merasa senang karena sudah
Tentang
mengontrol
perilaku
kekerasan tambah
dengan verbal / social
ilmu
dan
tahu
bagaimana
cara
mengendalikan emosi dengan tekhnik verbal.
O : klien mengikuti dengan antusias dari awal
Resiko perilaku Kekerasan
sampai akhir, klien kooperatif.
A : klien mengontrol perilaku kekerasan dengan
Indah verbal / sosial
P : lanjutkan intervensi selanjutnya tentang minum
obat yang teratur
Indah
Resiko Perilaku Kekerasan
Kamis, 19 september 2013
Kamis, 19 September 2013
08.00 WIB
08.00 WIB
Melakukan TAK sesi 4 tentang mengontrol
S : klien mengatakan agamanya islam, beribadah
Perilaku kekerasan dengan spiritual
yang sering dilakukan solat 5 waktu dan berdzikir.
O : klien kooperatif dan mengikuti TAK dari awal
sampai akhir.
Indah A : klien mencoba bacaan solat yang dilakukan
P : lanjutkan Intervensi selanjutnya tentang obat
yang teratur
Indah
Jum’at, 20 september 2013
Jum’at, 20 September 2013
08.00 WIB
08.00 WIB
Melakukan TAK sesi 5 tentang minum obat
S : klien mengatakan mengerti dan paham kalau
minum
obat
itu
perlu
walaupun
ada
efek
sampingnya. Klien mengatakan kalau dirinya suka
mengantuk kalau habis minum obat.
Resiko Perilaku kekerasan
Indah O : Klien kooperatif dan mengikuti TAK dari awal
sampai akhir.
A : klien minum obat secara teratur
P Lanjutkan Intervensi selanjutnya tentang penkes
dengan keluarga klien
Indah
PADA NY “W” DENGAN GANGGUAN PERSEPSI
SENSORI HALUSINASI DI RSJ GRHASIA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik
Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II
Disusun oleh:
Indah Laily Fadlilah
P07120111018
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2013
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY “W” DENGAN GANGGUAN PERSEPSI
SENSORI HALUSINASI DI RSJ GRHASIA
telah disahkan pada,
Hari, tanggal
: Sabtu, 21 September 2013
Waktu
: 14.00 WIB
Tempat
: Bangsal Srikandi RSJ GRHASIA
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan
Pembimbing Pendidikan
PENGKAJIAN
Ruangan Rawat
: Bangsal Srikandi RSJ Grhasia
Tanggal Dirawat
: 7 September 2013
I. IdentitasPasien
Inisial
: Ny. W
Tanggal Pengkajian
: 16 September 2013
Umur
: 57 tahun
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Pendidikan
: SLTP
Agama
: Islam
Status
: Nikah
No CM
: 0061729
Alamat
: Jogahan, Canden, Jetis, Bantul
Sumber data
: Klien, observasi, studi dokumen
II. AlasanMasuk
Sejak 6 bulan klien mengalami perubahan perilaku, klien sering marah –
marah dan mudah tersinggung. 2 bulan sebelum masuk rumah sakit klien
mengeluh sulit tidur, klien sering bicara sendiri dan tertawa sendiri. Klien
dibawa ke RSJ Grhasia karena sering bicara sendiri, akhir – akhir ini klien
sering mengamuk melempari orang – orang dan sulit tidur.
III. Faktor Predisposisi
Klien baru pertama kali dirawat di RSJ Grhasia, namun klien mengikuti
rawat jalan di poliklinik jiwa RSJ Grhasia. Saat melakukan rawat jalan klien
tidak rutin untuk minum obat. Klien hanya minum obat jika ada yang
mengingatkannya.
IV. Faktor Presipitasi
. Klien mengatakan dirumah dikatakan tidak waras oleh suaminya. Klien
mengatakan anak dari kakaknya mengalami gangguan seperti klien yaitu suka
mendengar suara – suara.
V. Fisik
1.
2.
Tanda – tanda Vital
TD
: 110 / 70 mmHg
Nadi
: 89 x/menit
Respirasi
: 20 x/menit
Keluhan Fisik
Klien mengatakan dari semalam batuk dan tenggorokannya sakit, klien
mengeluh kedinginan, namun klien tidak memiliki alergi dingin. Klien
mengalami batuk berdahak dan dahaknya dapat keluar. Klien tidak
mengalami masalah lain dengan fisiknya, klien mengatakan berat
badannya selama dirawat di RSJ Grhasia tambah 1 kilogram.
VI.Psikososial
1. Genogram
: laki-laki
: laki-laki meninggal
: perempuan
: perempuan meninggal
: klien
: tinggal serumah
: Perempuan gangguan jiwa
2. Konsep Diri
a.
Gambaran diri
Klien
menganggap
tidak
ada
masalah
dalam
dirinya.
Klien
menganggap dirinya baik-baik saja. Klien tidak memiliki masalah
dengan bagian tubuhnya dan sudah bersyukur dengan apa yang
sudah didapatkan dan diberikan oleh Allah SWT.
b.
Identitas diri
Sebelum dirawat, klien mengatakan dirumah membantu pekerjaan
suaminya
disawah
dan
membereskan
rumah.
Klien
selalu
membersihkan peralatan rumah.
c.
Peran diri
Klien sudah menikah dan memiliki satu orang anak, klien sudah
memiliki satu cucu dan akan menambah satu cucu lagi.
d.
Ideal diri
Klien mengatakan ingin pulang dan ingin bekerja seperti sebelum
dirawat.
e.
Harga diri
klien mengatakan tidak minder dan merasa senang dengan dirinya
yang sekarang. Klien mengatakan tubuhnya sudah bagus.
3. Hubungan sosial
Klien dapat bersosialisasi dengan pasien – pasien yang ada dibangsal
tempat klien dirawat. Klien juga memiliki satu teman dekat yang ada
dibangsal. Dirumah klien dapat bersosialisasi dengan baik, namun
beberapa bulan terakhir klien tidak bisa bersosialisasi dengan baik
kepada tetangga dan orang – orang yang ada disekitarnya. Klien dulu
mengikuti beberapa kelompok masyarakat yang ada didesanya, namun
sudah lama klien tidak mengikutinya.
4. Spiritual
a.
Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan beragama islam, klien memakai jilbab dan selalu
berusaha untuk menutupi auratnya. Klien yakin dengan Allah SWT
dan selalu berusaha beribadah dengan baik.
b.
Kegiatan ibadah
Klien mengatakan setiap hari beribadah dengan tepat waktu, klien
mengatakan selalu berdzikir kepada Allah SWT.
VII. Status Mental
1. Penampilan
Penampilan klien terlihat cukup rapih, klien berjilbab, klien menggunakan
baju seragam yang diberikan oleh rumah sakit. Klien tidak terbalik
memakai baju dan berpenampilan baik.
2. Pembicaraan
Klien dapat diajak diskusi dengan orang lain, klien kooperatif saat ditanya
dan dapat berbicara dengan baik. Klien berbicara dengan biasa tidak
gagap dan tidak dengan nada tinggi. Klien dapat berpindah dari kalimat
satu dengan kalimat selanjutnya dan berkaitan. Klien kurang bisa focus
dengan pembicraan karena klien dengar suara – suara.
3. Aktivitas motorik
Klien terkadang terlihat gelisah karena klien selalu merasa akan di jemput
oleh keluarganya. Klien terlihat kurang bisa tenang kalau sudah
mendengar suara – suara yang selalu dia dengarkan.
4. Alam perasaan
Klien sering merasa khawatir karena merasa akan dijempu oleh
keluarganya tetapi keluarganya tidak kunjung datang untuk menjemput
klien.
5. Afek
Afek klien tumpul, klien hanya bereaksi bila ada stimulus emosi.
6. pertemuan selama wawancara
Klien kooperatif ketika diajak berpertemuan dengan perawat, saat
berpertemuan klien dapat mempertahankan kontak mata dengan
pewawancara.
7. Persepsi
Klien mengalami halusinasi pendengara
Halusinasi pendengaran :
Klien terlihat sering tertawa sendiri dan berbicara sendiri. Klien
mengatakan mendengar suara yang mengajaknya untuk bercerita. Saat
berpertemuan klien juga terlihat berbicara sendiri, setelah ditanya klien
mendengar apa, klien mengatakan kalau klien diberitahu keluarganya
sudah menjemputnya namun sudah satu bulan kok tidak sampai –
sampai. Klien mengatakan sering mendengar suara – suara tersebut. Dan
suara tersebut dapat muncul kapan saja, saat klien sendiri maupun saat
klien sedang berbincang dengan orang lain.
8. Proses pikir
Proses pikir klien sirkumtansial, yaitu pembicaraan yang berbelit-belit tapi
sampai pada tujuan pembicaraan. Ketika menjawab pertanyaan, klien
kadang harus dituntun dulu agar sampai ketujuan pembicaraan.
9. Isi pikir
Gangguan isi pikir klien adalah Waham curiga, yaitu pikiran kalau
suaminya itu jahat kepada dirinya dan akan melukainya. Klien
mengatakan yang harusnya dirawat itu suaminya bukan dia, karena
suaminya jahat terhadap diri klien.
10. Tingkat kesadaran
Klien dapat menyebutkan keberadaanya sekarang yaitu di RSJ Grhasia.
Klien juga dapat mengenal siapa saja orang yang ada di sekitarnya. Klien
tidak terlihat bingung dengan keberadaannya sekarang. Klien dapat
menilai waktu dan suasana yang ada dibangsal tempat klien dirawat.
11. Memori
Klien mengalami gangguan daya ingat jangka panjang (sulit mengingat
kejadian lebih dari satu bulan). Klien dapat mengingat jangka pendek
yaitu klien dapat menceritakan apa yang sudah dilakukan beberapa hari
yang lalu.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien memiliki konsentrasi yang cukup baik, namun klien suka teralihkan
dengan suara – suara yang didengarkan oleh klien. Klien dapat berhitung
dengan baik saat disuruh untuk menghitung klien mampu berhitung
dengan baik dan dapat berkonsentrasi.
13. Kemampuan penilaian
Ganguan kemampuan pemilaian klien ringan. Klien dapat mengambil
keputusan yang sederhana dengan bantuan. Saat klien diberikan
kesempatan untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu
sebelum mandi klien memilih mandi dulu sebelum makan.
14. Daya tilik diri
Daya tilik diri klien cenderung mengingkari. Klien mengatakan bahwa
dirinya baik-baik saja, padahal klien sebenarnya sakit.
VIII. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Klien mengatakan makan apa yang disediakan oleh rumah sakit. Klien
selalu menghabiskan makanan yang diberikan oleh rumah sakit. Klien
tidak meilih – milih makanan. Semua makanan yang ada klien makan.
Selesai makan klien selalu mencuci alat makannya dan mengembalikan
ketempat yang sudah disiapkan.
2. BAB/BAK
Klien mengatakan tidak ada masalah dalam hal BAB dan BAK. Klien BAB
dan BAK di WC.
3. Mandi
klien mengatakan mandi 2 kali sehari pagi dan sore. Klien mandi dengan
tertib dan selalu menggosok gigi dan 2 hari sekali keramas. Klien
mengatakan mandi sesuai dengan jadwal yang ada di rumah sakit. Kuku
tangan dan kuku kaki klien tidak kotor namun sedikit panjang. Klien tidak
memiliki masalah dengan bau badan karena saat pengkajian tidak ada
bau yang mencolok pada badan klien.
4. Berpakaian
Cara berpakaian klien baik, cukup rapi dan baju klien terlihat bersih. Klien
selalu menggunakan baju seragam yang diberikan oleh rumah sakit dan
setiap pagi selalu ganti baju.
5. Istirahat dan tidur
Di RSJ klien tidur siang karena klien terpengaruh obat yang diberikan
oleh dokter. Klien tidur malam jam 20.30 WIB karena jadwal yang
ditentukan jam 21.00 WIB semua pasien harus sudah tidur. Klien
mengatakan tidak ada masalah dengan pola tidurnya.
6. Penggunaan obat
Selama di RSJ Grhasia klien mendapat terapi obat. Klien mnegatakan
meminumnya setiap hari dan tidak ada efek seperti pusing, mual, muntah
setelah meminum obat tersebut. Efek samping yang didapat klien
hanyalah mengantuk.
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan pernah melakukan rawat jalan di poliklinik RSJ
Grhasia, namun obat yang diberikan tidak diminum dengan teratur. Klien
hanya tinggal serumah dengan suaminya dan suaminya kadang lupa
untuk mengingatkan klien minum obat.
8. Kegiatan di luar rumah
Klien mengatakan dirumah kegiatannya selalu membantu pekerjaan
suaminya disawah dan mengerjakan tugas – tugas ibu rumah tangga..
9. Kegiatan selama di RSJ Grhasia
Klien mengikuti semua kegiatan yang ada di RSJ Grhasia, seperti
rehabilitasi, terapi aktivitas kelompok dan kegiatan yang terjadwal, klien
selalu mengikutinya dengan aktif.
IX. Mekanisme Koping
Klien mengatakan tidak ada orang yang dekat dengan klien. klien
mengatakan suami klien jarang berpertemuan dengan klien. klien lebih
sering ngomonng sendiri dari pada harus mengungkapkan masalahnya
dengan orang lain.
VIII. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Klien tidak memiliki masalah dengan lingkungan tempat klien tinggal. Klien
dapat bersosialisasi dengan semua pasien yang ada dibangsal. Semua
pasien yang ada saling memberikan dukungan satu sama lain.
IX. Pengetahuan
Pengetahuan klien kurang mengenai pengendalian perilaku kekerasan dan
manfaat minum obat. Ketika ditanya tentang apa itu halusinasi, klien dapat
menjelaskan sedikit, yaitu mendengar apa yang tidak nyata.
X.
Aspek Medik
Diagnosa medik : F.20.3 ( Skizofrenia tak terinci )
Axis I
: F. 20. 3 ( Skizofrenia tak terinci )
Axis II
: cenderung skizoid
Axis III
: belum ada dx
Axis IV
: tidak ada keluhan / tidak jelas
Axis V
: GAF 41 – 50
Klien mendapatkan terapi obat sebagai berikut :
a. THP (Triheksilpenidine) 2mg 1 – 0 – 1 : obat untuk mengurangi efek
samping.
b. CPZ (Chlorpromazin) 25mg 1 – 0 – 1 : anti psikotik (untuk membuat
pikiran menjadi tenang dengan memblokade dopamin pada reseptor
pasca neuron diotak).
c. Respiradon 2 mg 1 – 0 – 1 ( menghilangkan Waham )
d. Amoxicilin 500 mg 1 – 1 – 1 : anti biotik
Analisis Data
Data
Masalah
DS :
-
Klien mengatakan mendengar suara yang
mengajaknya untuk bercerita.
-
Saat
berpertemuan
klien
juga
terlihat
berbicara sendiri, setelah ditanya klien
mendengar apa, klien mengatakan kalau
klien
diberitahu
keluarganya
sudah
menjemputnya namun sudah satu bulan kok
tidak sampai – sampai.
-
Klien mengatakan sering mendengar suara
– suara tersebut. Dan suara tersebut dapat
muncul kapan saja, saat klien sendiri
maupun saat
klien
sedang berbincang
Gangguan sensori
persepsi : halusinasi
pendengaran dan
penglihatan.
dengan orang lain.
DO:
-
Klien terlihat sering tertawa sendiri
-
Klien terlihat sering melihat ke arah tertentu,
pandangan
kadang
kosong
seperti
memikirkan sesuatu (melamun).
-
klien sering bicara sendiri
DS :
-
klien sering marah – marah dan mudah
tersinggung.
-
klien sering mengamuk melempari orang –
orang
Resiko Perilaku
kekerasan
DO :
Klien tampak gelisah dan tidak bisa tidur
DS :
-
Klien mengatakan hanya minum obat kalau
merasa sakit dan jika sudah tidak merasa
Managemen regimen
terapi inefektif
sakit klien tidak menghabiskan obat yang
diberikan oleh dokter
DO :
-
Saat melakukan rawat jalan klien tidak rutin
untuk minum obat.
XI. Daftar MasalahKeperawatan
1. Gangguan sensori persepsi : halusinasi
2. Resiko perilaku kekerasan
3. Management regiment terapi inefektif
RisikoPerilakuKekerasan
( Akibat )
Gangguan sensori persepsi:
halusinasi pendengaran
koping individu tidak efektif, managemen regiment terapi inefektif
( Core Problem )
( Penyebab )
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
INISIAL KLIEN
: Ny. W
NO. RM
: 0061729
Hari, tanggal
: 16 September 2013
Ruangan
: Bangsal Srikandi
Diagnosis
Tujuan
Senin, 16 Sept Senin, 16 Sept 2013
2013
12.30 WIB
12.30 WIB
TUM
Gangguan
mengontrol
:
Rencana Tindakan Keperawatan
Kriteria
Tindakan Keperawatan
Senin, 16 Sept 2013
Senin, 16 Sept 2013
12.30 WIB
klien
12.30 WIB
dapat setelah 1 x pertemuan a. Bina
halusinasi klien
menunjukkan
persepsi sensori : yang dialaminya
tanda-tanda
percaya
halusinasi
kepada perawat :
- ekspresi bersahabat
hubungan
percaya
saling a. Bina hubungan saling
dengan
menggunakan
prinsip
komunikasi terapeutik.
hubungan
saling mengungkapkan
halusinasinya
dapat masalah yang diahadapi
lihat,
mengenal
halusinasinya.
dalam
melakukan
tindakan
keperawatan
b.Observasi tingkah laku b. Observasi tingkah laku
klien
dan
percaya adalah dasar
selanjutnya.
Klien dapat membina - bersedia
percaya
Senin, 16 Sept 2013
12.30 WIB
- ada kontak mata
TUK 1 :
Rasional
terkait
raba,
dengan
(*dengar,
penghidu,
raba atau kecap).
dapat digunakan untuk
mengidentifikasi
halusinasi yang dialami
klien.
c. Diskusikan dengan klien c. Diskusi
tentang
(apa
isi
apa
halusinasi
yang
dengan
membantu
klien
klien
mengenal halusinasinya
b. Setelah 1x
didengar/dilihat),
waktu
pertemuan, klien dapat
terjadinya,
menyebutkan :
situasi
- isi
menyebabkan halusinasi
- waktu
dan respon pasien saat
- frekuensi
halusinasi muncul.
frekuensi,
yang
dan memberi pengertian
pada
klien
halusinasi
yang dialami.
- situasi pencetus
- respon atau perasaan
saat terjadi halusinasi.
TUK 2 :
a. Setelah
1x a. Identifikasi bersama klien a. Identifikasi koping klien
Klien dapat mengontrol
pertemuan
klien
halusinasinya.
menyebutkan
tindakan
yang
biasanya
dilakukan
cara atau tindakan yang
dapat
dilakukan
apakah
jika
terjadi
mengetahui
selama
ini
halusinasi (tidur, marah,
koping yang digunakan
menyibukkan
efektif dan tepat atau
diri,
dll).
untuk
Beri pujian jika cara yang
mengendalikan
digunakan adaptif. Jika
halusinasinya.
maladaptif,
diskusikan
kerugian cara tersebut.
b. Diskusikan
untuk
cara
baru
mengontrol
tidak.
halusinasi :
-
Menghardik.
Katakan
pada diri sendiri bahwa
b. Setelah
pertemuan
1x
ini tidak nyata (saya b. Diskusi
klien
dapat
tidak mau dengar!)
memberikan
dapat menyebutkan -
Bercakap-cakap
pemahaman pada klien
cara
dengan orang lain.
yang
Melakukan
mengontrol
baru
mengontrol
-
halusinasi
aktivitas
yang terjadwal
:menghardik,
-
bercakap-cakap
Menggunakan
baik
halusinasinya :
obat -
secara teratur.
Menghardik,
dengan
aktivitas
halusinasi.
menggunakan
secara teratur.
upaya
mengendalikan
dengan orang lain,
yang
terjadwal,
untuk
obat
diri
menolak
Bercakap-cakap
menimbulkan distraksi.
-
Dengan
aktivitas
terjadwal, klien tidak
akan
mengalami
banyak
waktu
luang
sendiri
yang
sering
mencetuskan
halusinasi.
c. Bantu klien memilih cara
c. Setelah
2
pertemuan
x
klien
dapat memilih dan
yang
yang
dianjurkan
sudah
dan
latih
untuk mencobanya.
d. Setelah
melakukan
3
pertemuan
x
klien
mencegah
putus
obat
cara
yang
dipilih dan dilatih. Pantau
mengontrol
halusinasinya.
pelaksanaan yang telah d. Kesempatan
pemantauan
cara
berhasil beri pujian.
bentuk
dipilih
dan
dan keyakinan dalam
dipilih dan dilatih, jika
tealh
kondisi
kekambuhan.
dapat melaksanakan
yang
obat
rasa percaya diri klien
d. Beri kesempatan untuk
halusinasi.
minum
c. Bantuan meningkatkan
memperagakan cara
mengatasi
Teratur
untuk
tindakan
halusinasinya.
mengontrol
adalah
evaluasi
keberhasilan
mengendalikan
dan
klien
dari
untuk
halusinasinya
TUK 3:
a. Setelah 1 x interakisi a. Buat
kontrak
Klien dapat dukungan
keluarga menyatakan
keluarga
dari keluarga
setuju untuk mengikuti
pertemuan
.
dengan a. Kontrak waktu
untuk
(waktu,
yang
jelas membuat keluarga
mempersiapkan
waktu
pertemuan
dengan
tempat dan topik).
untuk hadir.
perawat.
b. setelah 2 x pertemuan b. Diskusi dengan keluarga b. Diskusi
keluarga
: pengertian halusinasi,
halusinansi
menyebutkan kembali
tanda
meningkatkan
pengertian,
tanda
terjadinya, cara merawat
pengetahuan
dan
cara
pasien, obat halusinasi
pemahaman
tentang
klien
beri
penyakit
yang
dialami
klien
dan
gejala
dapat
tentang
dan
perawatan
halusinasi.
gejala,
proses
informasi
waktu
kontrol ke rumah sakit.
cara
merawatnya.
c. Setelah 2 x pertemuan c. Latih
keluarga
membantu
keluarga
untuk c. Latihan
dapat
membantu
klien
klien
mengontrol
halusinasi
mengontrol halusinasi.
Senin, 16 Sept 2013
2013
12.30 WIB
12.30 WIBSetelah 1 x 12.30 WIB
12.30 WIB
TUM
Resiko
Perilaku melakukan
tidak pertemuan
perilaku menunjukkan
Senin, 16 Sept 2013
klien a. Bina
tanda-
dan
kemandirian keluarga.
Indah
Senin, 16 Sept Senin, 16 Sept 2013
Klien
ketrampilan
pada klien langsung.
Indah
:
meningkatkan
hubungan
percaya
Senin, 16 Sept 2013
12.30 WIB
saling
a. Bina hubungan saling
dengan
percaya adalah dasar
Kekerasan
kekerasa
tanda percaya kepada
menggunakan
TUK 1 :
perawat :
komunikasi terapeutik.
Klien dapat membina
- ada kontak mata
hubungan
- ekspresi bersahabat
saling
percaya
prinsip
dalam melakukan
tindakan keperawatan
selanjutnya.
-bersedia
mengungkapkan
masalah
yang
dihadapi
TUK 2 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Beri kesempatan untuk
mengidenifikasikan
penyebab
kekerasan
klien
dapat
perilaku menyebutkan penyebab
a. Dengan memberi
mengungkapkan
kesempatan
perasaannya
mengungkapkan
perilaku marahnya
perasaannya dapat
mengetahui masalah
yang dialami oleh klien
b. Bantu
klien
untuk
b. Dengan
mengungkapkan
mengungkapkan
penyebab
penyebab perasaan
perasaan
jengkel atau kesal.
jengkel maka perawat
bisa menentukan
tindakan selanjutnya
TUK 3 : Klien dapat
Setelah 1x pertemuan a. Anjurkan
mengidentifikasikan
klien
dapat
klien
mengungkapkan
tanda dan gejala prilaku menyebutkan tanda dan
yang
kekerasan
rasakan saat ini.
gejala marahnya
dialami
b. Bantu
peran
dan
a. Agar dapat
apa
meringankan beban
di
pikiran yang dialami
oleh klien.
klien
bermain
sesuai
dengan
prilaku kekerasan yang
b. Agar dapat dipantau
tindakan yang
dilakukan oleh klien.
biasa dilakukan
c. Simpulkan
bersama
klien tanda dan gejala
jengkel atau kesal.
TUK 4 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Anjurkan klien untuk
mengidentifikasikan
klien
biasa dilakukan.
tanda dan gejala
jengkelnya.
a. Dengan memberikan
mengungkapkan
kesempatan untuk
perilaku
perilaku kekerasan yang
mengungkapkannya
kekerasan yang biasa
biasa dilakukan (verbal,
perawat dapat
dilakukan ketika marah
pada orang lain, pada
menentukan tindakan
lingkungan dan pada diri
selanjutnya
prilaku kekerasan yang menyebutkan
dapat
c. Agar klien mengetahui
sendiri).
b. Bantu
peran
klien
bermain
b. Agar dapat diketahui
sesuai
dengan
bahwa tindakan yang
prilaku kekerasan yang
dilakukan salah.
biasa dilakukan
c. Bicarakan
dengan
klien,apakah
dengan
c. Agar dapat
dipertimbangkan
cara yang klien lakukan
perbuatan yang
masalahnya selesai
dilakukannya adalah
sikap yang
menyimpang atau
TUK 5 : Klien dapat
mengidentifikasikan
akibat prilaku
kekerasan.
atau
salah.
a. Agar dapat diketahui
kerugian dari cara yang
bahwa tindakan yang
dilakukan klien.
dilakukan telah
Setelah 1x pertemuan a. Bicarakan
klien
dapat
menyebutkan akibat dari
akibat
perilaku marahnya
merugikan dirinya
sendiri
b. Bersama
klien
menyimpulkan
akibat
b. Agar klien termotivasi
untuk mempelajari cara
dari cara yang dilakukan
yang dapatmencegah
klien.
prilaku kekerasan.
c. Tanyakan kepada klien
”apakah
ia
ingin
c. Agar klien termotivasi
untuk mempelajari cara
mempelajari cara baru
yang dapatmencegah
yang sehat”.
prilaku kekerasan
TUK 6 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Diskusikan kegiatan fisik
mendemonstrasikan
cara
fisik
mencegah
klien
dapat
untuk mendemonstrasikan
prilaku kegiatan
kekerasan
mencegah
fisik
2
yang
biasa
dilakukan
klien.
dilakukan dapat
memotivasi kegiatan
perilaku
yang baik dilakuakan
b. Beri pujian atas kegiatan
fisik
yang
biasa
dilakukan oleh klien.
TUK 7 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Diskusikan cara bicara
cara
sosial
mencegah
kekerasan
klien
kegiatan yang biasa
untuk
marahnya
mendemonstrasikan
a. Dengan mendiskusikan
dapat
b. Agar dapat
meningkatkan harga
diri klien.
a. Dengan mendiskusikan
yang baik dengan klien
cara bicara yang biasa
untuk mendemonstrasikan
dan beri contoh cara
dilakukan dapat
prilaku cara bicara yang baik.
bicara yang baik dan
memotivasi cara bicara
mita
yang baik dilakukan.
klien
mengikuti
contoh cara bicara yang
baik.
b. Minta klien mengulang
sendiri.
b. Agar dapat diketahui
bahwa tindakan yang
dilakkan benar atau
salah.
c. Beri
pujian
keberhasilan klien.
atas
c. Agar dapat
meningkatkan HD Klien
TUK 8 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Diskusikan dengan klien
mendemonstrasikan
cara
spritual
mencegah
klien
dapat
untuk menyebutkan
prilaku ibadah
kekerasan
yang
kegiatan
kegiatan
ibadah
yang
pernah dilakukan.
kegiatan ibadah yang
dan
mendemonstrasikan
kogiatan ibadah
kegiatan ibadah, klien
dapat mengingat
pernah
dilakukan
a. Dengan mendiskusikan
biasa dilakukan.
b. Minta
klien
b. Dengan memberikan
mendemonstrasikan
kesempatan untuk
kegiatan
mendemontrasikannya
ibadah
yang
akan dilakukan.
dapat menerapkan
kegiatan ibadah yang
dilaksanakan
c. Beri
pujian
atas
keberhasilan Klien.
TUK 9 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Diskusikan dengan klien
mendemonstrasikan
klien
dapat
kepatuhan minum obat menyebutkan jenis obat
manfaat minum obat
harga diri klien
a. Agar klien mau
tentang jenis obat yang
mematuhi peraturan
diminumnya (5 benar).
minum obat.
untuk mencegah prilaku yang diminumnya dan b. Diskusikan dengan klien
kekerasan
c. Dapat meningkatkan
b. Dengan mendiskusikan
tentang manfaat minum
manfaat minum obat
obat.
dapat merangsang
keinginan klien untuk
patuh minum obat.
TUK 10 : Klien dapat
mengikuti
TAK
stimulasi
Setelah 1x pertemuan a. Anjurkan klien untuk ikut
: klien
dapat
mau
TAK.
klien TAK dapat
persepsi mengikuti TAK
pencegahan
membantu klien
prilaku
berpertemuan dengan
kekerasan.
teman-temannya
b. Diskusikan dengan klien
tentang kegiatan selama
TUK
11
mendapatkan
dukungan
:
TAK.
Klien Setelah 1x pertemuan a. Identifikasi kemampuan
klien
dapat
keluarga menyebutkan
perawatan keluarga
sesuai
dengan
keluarga dalam merawat
merawat klien
perasaan klien
a. Agar dapat diketehui
klien
pencegahan
dalam
mengevaluasi
seberapa jauh tentang
yang telah dilakukan ke
prilaku keluarga
b. Agar dapat
keluarga dalam merawat
dalam melakukan cara keuntungan peran serta
kekersan
a. Dengan menganjurkan
terhadap klien.
klien.
b. Jelaskan
peran
keuntungan
serta
keluarga
dalam merawat klien.
Indah
Indah
b. Agar dapat
menumbuhkan peran
serta keluarga.
Senin, 16 Sept Senin, 16 Sept 2013
Senin, 16 Sept 2013
Senin, 16 Sept 2013
Senin, 16 Sept 2013
2013
12.30 WIB
12.30 WIB
12.30 WIB
12.30 WIB
12.30 WIB
TUM:
Management
menujukkan
keluarga
regiment
terapi kemampuan
inefektif
dan
akan Setelah 1x pertemuan, Lakukan Home visite
keluarga
merawat cara
mengetahui a. BHSP dengan keluarga
merawat
klien b. Identifikasi
melaksanakan dengan kriteria:
program terapi.
Validasi data klien dan
- Keluarga
dalam
dapat
suasana yang cukup tentang
keluarga
dapat
yang minum obat motivasi
mendukung keluarga untuk mengawasi
TUK:
menjelaskan
cara
1. Keluarga
merawat
klien c. Beritahukan
program terapi
klien taat terapi obat
keadaan
mengetahui
cara
dengan baik (misal:
merawat
klien
memantau langsung d. Jelaskan cara merawat
dengan baik.
klien minum obat)
pengetahuan keluarga
klien saat ini
klien
di
kondisi
rumah
agar
semakin
membaik dari keadaan
semula.
2. Keluarga
klien Setelah 2x Pertemuan, 1. Identifikasi
peran
dan
melaksanakan dan keluarga melaksanakan
struktur masing-masing Pengetahuan tentang
memantau program dan mematuhi program
angggota keluarga.
terapi untuk klien
terapi dengan kriteria:
2. Ajarkan
peran keluarga menjadi
padakeluarga salah satu dukungan
- Keluarga
dapat
klien tentang keahlian tersendiri bagi klien
mengatur pemberian
membagi
obat sesuai program
berasarkan
- Klien
dapat
mendemonstrasikan
penggunaan
obat
dengan benar
prograam
terapi klien.
3. Berikan pengertian dan
penjelasan
dlam
memperbaiki
- Klien dan keluarga
memahami
waktu
akibat
berhenti minum obat
meningkatkan
dan
peran
anggota keluarga sebagi
care
giver
demi
kesembuhan klien.
4. Anjurkan klien meminta
sendiri
obat
pada
keluarga (jika waktunya
Indah
minum obat).
5. Berikan penjelasan pada
keluarga akibat berhenti
minum
obat
tanpa
konsultasi.
6. Diskusikan dengan klien
tentang akibat berhenti
minum
obat
tanpa
konsultasi.
7. Berikan penjelasan pada
klien
dan
tentang
keluarga
manfaat
dan
efek samping obat.
8. Fasilitasi
pertemuan
klien/ keluarga dengan
dokter
Indah
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama : Ny. W
DIAGNOSA
Gangguan Persepsi
Ruangan : Bangsal Srikandi RSJ Grhasia
RM. No : 0061729
IMPLEMENTASI TINDAKAN
EVALUASI
KEPERAWATAN
Senin, 16 September 2013
Senin, 16 September 2013
10.15 WIB
10.15 WIB
Membina hubungan saling percaya
S : klien menyatakan bersedia diajak berdiskusi
-
Menyapa klien sambil bersalaman
kembali
-
Memperkenalkan diri
O : ada kontak mata, ekspresi wajah klien
-
Menjelaskan tujuan
bersahabat, klien bersedia berjabat tangan, duduk
-
Menyampaikan kontrak waktu, topik,
berdampingan, akan tetapi klien belum bisa
tempat
mengutarakan masalah yang dihadapi karena klien
Sensori : Halusinasi
merasa baik-baik saja.
pendengaran, RPK,
A : klien percaya pada perawat
Indah P : lanjutkan intervensi tentang mengenal
Halusinasi dan RPK
Indah
Senin, 16 September 2013
Senin, 16 September 2013
10.25 WIB
10.25 WIB
a. Membantu klien mengenal halusinasinya.
S : Klien mengatakan tahu apa itu halusinasi dan
Diskusi dengan klien isi, waktu, frekuensi mengerti. Klien mengatakan saat bebincang –
dan situasi yang mencetuskan halusinasi.
bincang dengan perawat, klien mendengar suara –
suara yang mengatakan kalau klien akan dijemput.
Gangguan sensori persepsi
O : klien masih sering terlihat berbicara sendiri dan
: halusinasi pendengaran
Indah
pandangan mata klien terlihat sering kosong.
A : Klien mengenal isi, waktu muncul dan frekuensi
halusinasi
P : lanjutkan intervensi : melatih cara mengontrol
halusinasi.
Indah
Resiko Perilaku Kekerasan
Selasa, 17 September 2013
Selasa, 17 September 2013
08.00 WIB
08.00 WIB
Melakukan TAK sesi 2 tentang mengontrol
S : klien mengatakan mengerti dan merasa senang
perilaku kekerasan dengan aktivitas fisik bisa mengetahui cara baru untuk mengungkapkan
( memukul bantal dan nafas dalam )
emosi.
O : klien kooperatif dalam melakukan TAK, klien
mengikuti dari awal sampai akhir
A : klien mampu mengontrol PK dengan aktivitas
fisik
Indah P : lanjutkan intervensi selanjutnya: mengontrol
halusinasi dengan aktivitas verbal
Indah
Rabu, 18 September 2013
Rabu, 18 September 2013
13.00 WIB
13.00 WIB
Memberikan cara baru untuk mengontrol S : Klien mengatakan paham dengan cara – cara
halusinasi :
baru yang sudah diberikan. Klien mengatakan akan
- Menghardik. Katakan pada diri sendiri mencoba yang bercakap – cakap dengan orang
bahwa ini tidak nyata (saya tidak mau lain.
Gangguan Persepsi
dengar!)
O : klien kooperatif, klien dapat menyebutkan 3 dari
Sensori : Halusinasi
- Bercakap-cakap dengan orang lain.
4 cara baru mengontrol halusinasi.
Pendengaran
- Melakukan aktivitas yang terjadwal
A : klien memilih 2 cara baru mengontrol halusinasi
- Menggunakan obat secara teratur.
yaitu bercakap – cakap dan aktivitas fisik
P
:
lanjutkan
intervensi
selanjutnya
tentang
dukungan dari keluarga.
Indah
Indah
Rabu, 18 September 2013
Rabu, 16 September 2013
08.00 WIB
08.00 WIB
Melakukan TAK perilaku kekerasan SESI 3
S : klien mengatakan merasa senang karena sudah
Tentang
mengontrol
perilaku
kekerasan tambah
dengan verbal / social
ilmu
dan
tahu
bagaimana
cara
mengendalikan emosi dengan tekhnik verbal.
O : klien mengikuti dengan antusias dari awal
Resiko perilaku Kekerasan
sampai akhir, klien kooperatif.
A : klien mengontrol perilaku kekerasan dengan
Indah verbal / sosial
P : lanjutkan intervensi selanjutnya tentang minum
obat yang teratur
Indah
Resiko Perilaku Kekerasan
Kamis, 19 september 2013
Kamis, 19 September 2013
08.00 WIB
08.00 WIB
Melakukan TAK sesi 4 tentang mengontrol
S : klien mengatakan agamanya islam, beribadah
Perilaku kekerasan dengan spiritual
yang sering dilakukan solat 5 waktu dan berdzikir.
O : klien kooperatif dan mengikuti TAK dari awal
sampai akhir.
Indah A : klien mencoba bacaan solat yang dilakukan
P : lanjutkan Intervensi selanjutnya tentang obat
yang teratur
Indah
Jum’at, 20 september 2013
Jum’at, 20 September 2013
08.00 WIB
08.00 WIB
Melakukan TAK sesi 5 tentang minum obat
S : klien mengatakan mengerti dan paham kalau
minum
obat
itu
perlu
walaupun
ada
efek
sampingnya. Klien mengatakan kalau dirinya suka
mengantuk kalau habis minum obat.
Resiko Perilaku kekerasan
Indah O : Klien kooperatif dan mengikuti TAK dari awal
sampai akhir.
A : klien minum obat secara teratur
P Lanjutkan Intervensi selanjutnya tentang penkes
dengan keluarga klien
Indah